Anda di halaman 1dari 10

Ruptur Serviks dan

Perineum
Ruptur Serviks
• Robekan minor dapat terjadi pada persalinan  tidak perlu
penatalaksanaan.
• Tetapi robekan yang meluas ke arah kranial berbahaya. Robekan
tersebut dapat mencapai dinding vagina di daerah forniks lateralis
perlu diwaspadai sebagai rupturan uteri.
Penyebab Ruptur Uteri
• Iatrogenik  persalinan menggunakan forceps atau karena breech
extraction pada serviks yang tidak membuka sempurna
• Serviks yang rigid  kongenital atau karena luka sebelum operasi
• Kontrasi uterus yang terlalu kuat
Diagnosis
• Perdarahan eksesif setelah melahirkan dan terdapat uterus yang keras
dan berkontraksi  suspek perdarahnan trauma
• Tanda bahaya;
• Awal
• Robekan ke dalam serviks menyebakan p.darah terobek
• Hematoma lig. Latum uteri
• Selulitis pelvis
• Tromboflebitis
Diagnosis
• Tanda bahaya, sudah lama
• Ectropion
• Inkompeten serviks dengan aborsi midtrimester
Tatalaksana
• Inspeksi dengan inspekulo  pemasangan speculum sims  bila bibir
serviks utus (pada daerahh jam 6 dan 12) dijepit dengan cunam
atraumatic atau fenster klem, portio ditarik hati-hati keluar
• Bila diperlukan penjahitan  luka jahit dimulai dari 1 cm proksimal
dari ujung robekan yang paling atas (kranial) dibuat simpul mati,
kemudian jahitan diteruskan secara jelujur interlocking ke bawah
sampai pinggir serviks dan dibuat simpul mati pada ujung jahitan
Ruptur Perineum
• Ruptur Perineum dibagi dalam 3 Tingkat
• Tingkat I: bila periukaan hanya terbatas pada mukosa vagina atau kulit
perineum pada perlukaan tingkat I, bila hanya berupa luka lecet, tidak
diperlukan penjahitan.
• Tingkat II: adanya perlukaan yang lebih dalam dan bisa meluas ke
vagina dengan melukai {asia serta otot-otot diafragma urogenital.
Ruptur Perineum Tingkat II
• Pada perlukaan tingkat II, hendaknya luka dijahit kembali secara cermat.
• Lapisan otot dijahit dengan jahitan simpul (intenwpted swture) dengan
katgut kromik no. O atau 00, dengan mencegah rcrladinya rongga mati
(dead space).
• Adanya rongga mati antara jahitan-jahitan memudahkan tertimbunnya
darah beku dan terjadinya radang terutama oleh kuman-kuman
anaerobe.
• Lapisan kulit dapat dijahit dengan benang katgut kromik atau benang
sintetik yang baik secara simpul (interupted sutwre).
• Jahitan hendaknya jangan terlalu ketat agar di tempat periukaan tidak
timbul edema.

Anda mungkin juga menyukai