Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Alat kelamin / sistem reproduksi merupakan bagian yang pening untuk
dikaji pada wanita. Berbagai masalah yang berkaitan dengan sistem
reproduksi wanita dapt terjadi misalnya masalah yang berkaitan dengan
kontrasepsi, kehamilan, gangguan menstruasi maupun menopause.
Sistem reproduksi wanita terdiri dari dua bagian utama aitu alat kelamin
luar dan dalam yang berkembang dan berfungsi sesuai dengan pengaruh
hormon-hormon yang juga mempengaruhi fertilitas, kehamilan, melahirkan,
dan kemampuan mencapai kepuasan sexual. Alat kelamin luar terdiri dari
mons pubis, klitoris, labia mayora, labia minora, dan beberapa struktur yang
berkaitan (kelenjar bartholini, skene’s,dan meatus uretra) alat kelamin dalam
terrdiri dari vagina uteruss, ovarium dan tuba falopii.
Pada tahun-tahun sebelum menstruasi dan saaat hamil, uterus wanita
mengalami perubahan ukuran. Menstruassi pertama kali pada wanita terjadi
memasuli usia remaja dan menopause pada saat wanita berusia 40-55tahun.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa saja anatomi dari system reproduksi wanita?
2. Apa saja alat yang digunakan untuk pengkajian reproduksi wanita ?
3. Bagaimana cara melakukan pengkajian fisik pada sistem reproduksi
wanita ?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui pemeriksaan fisik pada sisem reproduksi wanita
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui letak system reproduksi wanita
2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologis system reproduksi wanita

1
3. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pengkajian fisik sistem
reproduksi wanita

1.4 Manfaat
Bagi Pasien
Unuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan terhadap alat reproduksi wanita
Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang cara pemeriksaan fisik pada
system reproduksi yang baik dan benar. Dan juga dapat menerapkan teknik
dalam pemeriksaan sisem reproduksi wanita.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan teori


Genetalia externa

Genetalia interna

3
Genetalia interna
1. Vagina
Vagina merupakan organ seksual pada wanita yang berbentuk seperti
tabung. Vagina memiliki fungsi dalam berhubungan secara seksual dan sebagai
jalan lahir. Tanda dari kesuburan dimana keluarnya darah dan jaringan mukosa
secara periodik (datang bulan/menstruasi) dari uterus (rahim) melalui vagina juga
merupakan salah satu fungsi dari vagina.
Vagina diambil dari bahasa latin yang berarti sarung atau pembungkus.
Vagina merupakan kanal elastik, flesibel, dan lunak yang dibentuk dari jaringan
otot. Vagina yang menghubungkan rahim dengan dunia luar. Vulva dan labia
membentuk jalan masuk menuju vagina dan serviks dari uterus merujuk masuk
sehingga membentuk ujung lainnya dari vagina. Vagina menerima penis pada saat
berhubungan seksual sehingga sperma bisa sampai rahim dan dapat membuahi sel
telur. Selaput dara merupakan selaput membran tipis pada ujung vagina yang
memperkecil lubang masuk vagina. Selaput ini dapat robek dengan olahraga atau
dengan aktivitas seksual.
Kondisi vagina yang sehat pada wanita usia produktif adalah asam,
dimana ph normalnya diantara 3,8 dan 4,5. Hal ini disebabkan oleh degradasi
glikogen menjadi asam laktat oleh enzim yang dihasilkan bakteri döderlein
bacullus dan hal ini normal dalam vagina. Keasaman dalam vagina juga
menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan. Peningkatan ph dari vagina
dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan.

2. Rahim atau uterus

4
Uterus atau yang juga kita kenal dengan sebutan rahim adalah organ
kompleks yang merupakan bagian dari sistem reproduksi pada wanita. Uterus
manusia terletak di bawah pusat, tepatnya di daerah pinggul. Biasanya panjang
uterus adalah sekitar 7 – 7,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm. Dinding uterus
tebalnya sekitar 1,25 cm dan berat uterus biasanya sekitar 60 gram. Fungsi utama
dari uterus adalah sebagai tempat hidup dan tumbuhnya janin sebelum dilahirkan.
Sebagian besar komponen penyusun uterus adalah otot yang dapat melakukan
relaksasi dan kontraksi seseuai dengan pertumbuhan dan perkembangan janin di
sekitarnya. Berdasarkan strukturnya uterus dibagi menjadi beberapa bagian :
1. Fundus uteri
Fundus uteri adalah bagian atas uterus yang mirip dengan kubah.
Pada bagian ini tuba falloppi masuk ke uterus pada masa kehamilan,
tinggi dari fundus uteri dapat membantu untuk memperikaran usia
kehamilan seseorang.
2. Korpus uteri
Korpus uteri adalah bagian badan uterus yang paling utama dan
terbesar. Korpus uteri akan tampak menyempit di bagian bawahnya dan
berlanjut sebagai serviks.
3. Serviks uteri
Serviks uteri atau yang juga sering kita sebut sebagai serviks saja
merupakan bagian penonjolan ke dalam vagina pada dinding depan
uterus. Serviks uteri terdiri dari dua bagian,yaitu
 Pars vaginalis atau yang biasa juga disebut porsio serviks

5
 Pars supravaginalis , bagian serviks uteri yang terletak di atas vagina

Saluran yang terbentuk pada serviks disebut kanalis serviks,


saluran ini berupa saluran lonjong dengan panjang sekitar 2,5 cm. Pintu
saluran serviks yang berada di dalam uterus disebut ostium uteri
internum, sedangkan pintu yang berada di vagina disebut ostium uteri
eksternum.
Dari dalam ke luar dinding uterus disusun oleh 3 lapisan utama, yaitu
1. Endometrium
Merupakan lapisan selaput lendir yang disusun oleh jaringan
epitel, kelenjar dan banyak pembuluh darah. Epitel penyusunnya adalah
epitel selapis silindris, banyak kelenjar yang memproduksi lendir pada
bagian ini. Dua pertiga bagian ats dari uterus dalam dilapisi oleh epitel
silindris dengan selaput lendir, sedangkan bagian sepertiga bawahnya
dilapisi oleh epitel berlapis gepeng yang menyatu dengan epiter vagina.
Endometrium merupakan lapisan yang memegang peran penting selama
proses menstruasi (haid). Dinding endometrium inilah yang akan luruh
bersamaan dengan sel ovum matang yang tidak dibuahi saat masa
menstruasi.

2. Myometrium
Myometrium merupakan lapisan otot yang disusun oleh
kumpulan otot polos. Bagian dalam lapisan ini kebanyakan disusun oleh
otot yang berbentuk sirkuler (melingkar), sedangkan bagian luarnya
berbentuk longitudinal, dan diantara kedua lapisan tersebut terdapat
lapisan oblik (lapisan paling kuat dan mengandung banyak pembuluh
darah). Myometrium merupakan lapisan dinding yang paling tebal dari
uterus. Fungsinya juga sangat penting pada masa pertumbuhan dan
perkembangan janin.

3. Perimetrium

6
Perimetrium merupakan lapisan terluar dari uterus, lapisan ini
juga sering disebut dengan lapisan serosa. Perimetrium merupakan
membran berlapis ganda yang akan berlanjut ke abdomen dan disebut
peritoneum.

Uterus sebenarnya terapung di dalam rongga pelvis. Untuk


mendukung posisinya tersebut ada beberapa jaringan ikat dan
ligamentum yang menjadi penyokongnya sehingga dapat terfikasasi
dengan baik, berikut adalah beberapa ligamen tersebut :
 Ligamentum kardinale sinistrum et dekstrum, merupakan ligamentum
terpenting yang mencegah uterus agar tidak turun. Ligamentum ini terdiri
dari jaringan tebal yang berjalan dari serviks dan puncak vagina menuju
arah samping dinding perlvis.
 Ligamentum sakro uterinum sinistrum et dekstrum, ligamentum ini
berfungsi untuk menahan uterus agar tidak terlalu banyak bergerak, baik
ke kiri maupun ke kanan.
 Ligamentum rotundum sinistrum et dekstrum, ligamentum yang
mempertahankan uterus dalam posusunya dari sudut fundus uteri kiri ke
kanan. Pada masa kehamilan, seorang wanita biasanya merasa sakit saat
berdiri di derah pangkal paha karena tarikan dari ligamentum rotundum
yang berkontraksi.
 Ligamentum latum sinistrum et dekstrum, sebenarnya ligamentum ini
tidak banyak membantu dalam fiksasi uterus, ia merupakan bagian dari
peritoneum yang meliputi uterus dan tuba falloppi dan berbentuk sebagai
lipatan.
 Ligamentum infundibulo pelvikum, ligamentum yang memfiksasi tuba
fallopi dan ovarium ke dinding pelvis.

Fungsi utama dari uterus adalah sebagai tempat pertumbuhan dan


perkembangan dari hasil pembuah sel ovum oleh sel sperma. Hasil
fertilisasi ini akan tumbuh dan berkembang menjadi janin, ukurannya
akan terus bertambah hingga tiba waktunya melahirkan.

7
 Uterus juga berfungsi untuk mengalirkan darah ke organ seksual selama
berhubungan intim.
 Uterus juga dapat mempermudah proses persalinan dengan kontraksi otot
– otot penyusunnya.
 Komponen penyusun dari uterus dapat membantu organ lain seperti
kandung kemih, usus, tulang pelvis untuk menjalankan fungsinya dengan
normal.

3. Tuba fallopi (oviduk)

Tuba fallopi (oviduk) adalah organ yang menghubunkan uterus (rahim)


dengan indung telur (ovarium). Tuba fallopi (oviduk) biasa disebut dengan saluran
telur karena berbentuk mirip saluran. Tubah fallopi (oviduk) berjumlah dua buah
dengan ukuran panjang sekitar 8-20 cm.
Fungsi tuba fallopi (oviduk) adalah sebagai berikut
 Sebagai saluran spermatozoa dan ovum
 Sebagai tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum dapat masuk ke
bagian dalam uterus (rahim)
 Sebagai penangkap ovum
 Dapat menjadi tempat fertilisasi (pembuahan)
Tuba fallopi (oviduk) terdiri dari 4 bagian antara lain sebagai berikut :
 Infundibulum, yaitu bagian yang berbentuk seperti corong yang terletak di
pangkal dan memiliki fimbriae. Fungsi fimbriae adalah untuk menangkap
ovum.
 Pars ampularis, ialah bagian yang sedikit lebar sebagai tempat bertemunya
ovum dengan sperma (fertilisasi/pembuahan).
 Pars ismika, adalah bagian tengah tuba yang sempit.
 Pars interstitialis, ialah bagian tuba yang terletak di dekat uterus.

8
4. Ovarium
Ovarium (indung telur) adalah kelenjar reproduksi wanita yang
berfungsi untuk menghasilkan ovum (sel telur) dan penghasil hormon
seks utama. Bentuk ovarium adalah oval yang berukuran panjang sekitar
2,5-4 cm. Terdapat sepasang ovarium terletak di kanan dan kirim dan
dihubungkan dengan rahim oleh tuba fallopi. Pada umumnya, setiap
ovarium pada wanita telah pubertas yang memiliki 300.000-an, dan
sebagian besar dari sel telur mengalami kegagalan pematangan, rusak
atau mati, sehingga benih sehat yang ada sekitar 300-400-an benih tellur
dan 1 ovum yang dikeluarkan setiap 28 hari oleh ovarium kiri dan kanan
secara bergantian melalui proses menstruasi, sehingga saat benih telur
habis, terjadilah monopause. Ovarium akan menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron yang berperan dalam proses menstruasi.
Ovarium melakukan tiga fungsi utama:
 Menghasilkan gamet betina yang belum matang, atau oosit.
 Mengeluarkan hormon seks perempuan, termasuk estrogen dan progestin.
 Mensekresi inhibin, yang terlibat dalam kontrol umpan balik produksi fsh
hipofisi.

Genetalia externa
1. Mons veneris
Mons veneris adalah bagian yang sedikit menonjol dan bagian yang
menutupi tulang kemaluan (simfisis pubis). Bagian ini disusun oleh jaringan
lemak dengan sedikit jaringan ikat. Mons veneris juga sering dikenal dengan
nama gunung venus, ketika dewasa bagian mons veneris akan ditutupi oleh
rambut – rambut kemaluan dan membentuk pola seperti segitiga terbalik.

2. Labia mayora (bibir besar kemaluan)


Seperti namanya, bagian ini berbentuk seperti bibir. Labia mayora
merupakan bagian lanjutan dari mons veneris yang berbentuk lonjok, menuju ke
bawah dan bersatu membentuk perineum. Bagian luar dari labia mayor disusun
oleh jaringan lemak, kelenjar keringat, dan saat dewasa biasanya ditutupi oleh
rambut – rambut kemaluan yang merupakan rambut dari mons veneris. Sedangkan

9
selaput lemak yang tidak berambut, namun memiliki banyak ujung – ujung saraf
sehingga sensitif saat melakukan hubungan seksual.

3. Labia minora

Labia minora merupakan lipatan jaringan tipis terletak tepat di


sebelah dalam dari labium mayor merupakan dua buah lipatan jaringan
berwarna kemerahan, karena kaya akan pembuluh darah. Fungsi labia
minora untuk mengatur besar kecilnya seks yang akan dikeluarkan,
saluran urine, pembukaan kelenjar bartholin dan juga skene atau
vestibula. Labium minora ini terlihat jika labia mayora dibuka. Labia
minora merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, dan tidak
berambut, yang memanjang ke arah bawah dari bawah klitoris dan
menyatu dengan fourchette. Sementara bagian lateral dan anterior labia
biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minor sama
dengan mukosa vagina merah muda dan basah. Pembuluh darah yang
banyak membuat labia berwarna merah kemerahan dan memungkinkan
labia minor membengkak, bila ada stimulus emosional dan stimulus fisik.
Kelenjar di labia minor juga melumasi vulva. Suplai saraf yang banyak
membuat labia minor menjadi sensitif. Ruangan antara kedua labia minor
disebut vestibulun.
Pertemuan lipatan labia minora kiri dan kanan di bagian atas
disebut - preputium klitoris, dan di bagian bawah disebut frenulum
klitoris. Pada bagian inferior kedua lipatan labia minora memanjang
mendekati - garis tengah dan menyatu dengan fuorchette. Tidak
10
mempunyai folikel rambut.namun merupakan selaput lendir yang
memiliki struktur yang sama dengan kulit, yang permukaannya tetap
lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada
lapisan yang lebih dalam disusun oleh otot polos dengan ujung serabut
saraf.yang mengelilingi lubang vagina dan uretra disisi dalamnya.

4. Vestibulun
Vestibulun adalah suatu daerah yang berbentuk lonjong dengan ukuran
panjang dari depan ke belakang dan dibatasi oleh klitoris, kanan dan kiri oleh
labia minora dan dibelakang oleh perineum (fourchette). Fungsi vestibulun
yaitu sebagai tempat bermuaranya uretra atau saluran kencing dan vagina atau
liang senggama. Vestibulun terdiri dari dua muara uretra, kelenjar parauretra
(vetibulum minus atau skene),vagina, dan kelenjar paravagina (vestibulun
mayus, vulvovagina, atau bartholin). Permukaan vestibulun yang tipis dan
agak berlendir mudah teritasi oleh bahan kimia (deodorant semprot, garam-
garaman,busa sabun), panas, rabas, friksi (celana jins yang ketat). Meatus
uretra juga merupakan bagian dari reproduksi karena letaknya dekat dan
menyatu dengan vulva. Meatus mempunyai muara dengan bentuk bervariasi
dan berwarna merah muda atau kemerahan, dan sering disertai tepi yang agak
berkerut. Meatus menandai bagian terminal atau distaluretra. Biasanya
terletak sekitar 2,5 cm di bawah klitoris. Kelenjar vestibulun minora adalah
struktur tubular pendek yang terletak pada arah posterolateral didalam meatus
uretra. Kelenjar ini memproduksi sejumlah kecil lender yang berfungsi
sebagai pelumas.
Pada vestibulun terdapat dua buah kelenjar skene dan dua buah
kelenjar bartolini, yang mengeluarkan sekret pada waktu koitus. Introitus
vagina juga terletak divestibulun.
Vestibulun ini merupakan muara dari 6 buah lubang/orifisium, yaitu
1 muara vagina
1 muara urethra
2 muara kelenjar bartolini yang terdapat di samping dan agak ke
belakang dari introitus vagina
11
2 muara kelenjar skene di samping dan agak ke dorsal urethra
Bulbus vestibul sinistra et dekstra merupakan pengumpulan vena
terletak di bawah selaput lender vestibulun, dekat ramus osis pubis.
Panjangnya 3-4 cm, lebarnya 1-2 cm dan tebalnya 0,5-1 cm. Bulbus
vestibule mengandung banyak pembuluh darah, sebagian tertutup oleh
muskulus iskio kavernosus dan muskulus konstriktor penis. Pada waktu
persalinan biasanya kedua bulbus tertarik ke atas ke bawah arkus pubis,
akan tetapi bagian bawahnya yang melingkari vagina sering mengalami
cedera dan sekali-kali timbul hematoma vulva atau perdarahan.

5. Himen (selaput darah)


Himen merupakan selaput membran tipis yang menutupi lubang
vagina. Himen ini mudah robek sehingga dapat dijadikan salah satu
aspek untuk menilai keperawanan. Normalnya himen memiliki satu
lubang agak besar yang berbentuk seperti lingkaran. Himen merupakan
tempat keluarnya cairan atau darah saat menstruasi. Saat melakukan
hubungan seks untuk pertama kalinya himen biasanya akan robek dan
mengeluarkan darah. Setelah melahirkan hanya akan tertinggal sisa –
sisa himen yang disebut caruncula hymenalis (caruncula mirtiformis).

6. Klitoris
Klitoris adalah organ bersifat erektil yang sangat sensitif terhadap
rangsangan saat hubungan seksual. Klitoris memiliki banyak pembuluh
darah dan terdapat banyak ujung saraf padanya, oleh karena itu organ ini
sangat sensitif dan bersifat erektil. Klitoris analog dengan penis pada alat
reproduksi pria.
 Kelenjar Mamae

12
Struktur anatomi payudara bagian luar
1. Korpus (badan payudara)

Yang dimaksud korpus adalah bagian melingkar yang mengalami pembesaran


pada payudara atau bisa disebut dengan badan payudara. Sebagian besar badan
payudara terdiri dari kumpulan jaringan lemak yang dilapisi oleh kulit.

2. Areola

Areola merupakan bagian hitam yang mengelilingi puting susu. Ada banyak
kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar susu. Kelenjar sebasea berfungsi
sebagai pelumas pelindung bagi areola dan puting susu. Bagian areola inilah yang
akan mengalami pembesaran selama masa kehamilan dan menyusui.

Di bagian dalam areola, terdapat saluran-saluran melebar yang disebut sinus


laktiferus. Sinus laktiferus ini yang bertugas untuk menyimpan susu dalam
payudara ibu selama masa menyusui sampai akhirnya dikeluarkan untuk bayi. Sel
yang berperan dalam pergerakan areola selama masa menyusui disebut sel
myoepithelial, gunanya untuk mendorong keluarnya air susu.

3. Puting susu (papilla)

Puting susu dan areola adalah area payudara yang paling gelap. Puting terletak
dibagian tengah areola yang sebagian besar terdiri dari serat otot polos, berfungsi
untuk membantu puting agar terbentuk saat distimulasi.

Selama masa pubertas anak perempuan, pigmen yang berada di puting susu dan
areola akan meningkat (sehingga warnanya jadi lebih gelap) dan membuat puting
susu semakin menonjol.

13
Struktur anatomi payudara bagian dalam
1. Jaringan adiposa

Sebagian besar payudara wanita terdiri dari jaringan adiposa atau yang biasa
disebut sebagai jaringan lemak. Jaringan lemak terdapat bukan hanya di payudara,
tapi di beberapa bagian tubuh lainnya.

Pada payudara wanita, jumlah lemak yang akan menentukan perbedaan ukuran
payudara wanita satu dengan lainnya. Jaringan ini juga memberikan konsistensi
yang lembut pada payudara.

2. Lobulus, lobus, dan saluran susu

Lobulus merupakan kelenjar susu, salah satu bagian dalam penyusun korpus atau
badan payudara, yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan alveolus sebagai unit
terkecil produksi susu. Lobulus yang terkumpul kemudian membentuk lobus,
dalam satu payudara wanita umumnya terdapat 12-20 lobus.

Lobus dan lobulus dihubungkan oleh saluran susu yang membawa susu bermuara
ke puting susu (lihat gambar di atas).

3. Pembuluh darah dan kelenjar getah bening

Pembuluh darah dan kelenjar getah bening juga merupakan bagian yang
menyusun payudara. Selain terdiri dari kumpulan lemak, pada payudara juga
terdapat kumpulan pembuluh darah yang berguna untuk menyuplai darah.
Terutama pada ibu hamil dan menyusui, darah membawa oksigen dan nutrisi ke
jaringan payudara kemudian pembuluh darah di payudara bertugas memasok
nutrisi yang dibutuhkan untuk produksi ASI.

Sementara getah bening adalah cairan yang mengalir melalui jaringan yang
disebut sistem limfatik dan membawa sel-sel yang membantu tubuh untuk
melawan infeksi. Saluran getah bening mengarah ke kelenjar getah bening yang
berukuran kecil yang merupakan bagian dari sistem limfatik.

Kelenjar getah bening terletak di beberapa bagian tubuh seperti di ketiak, dada,
rongga perut, dan di atas tulang selangka. Pada kasus kanker payudara, sel yang
menyebabkan kanker bisa masuk melalui pembuluh darah atau saluran getah
bening. Jika kanker telah mencapi titik ini, kemungkinan besar sel kanker telah
menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Hormon sistem reproduksi wanita

14
1. Progesteron
hormon progesteron berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan ovulasi.
Saat wanita mengalami ovulasi, hormon progesteron akan membantu
mempersiapkan lapisan bagian dalam rahim atau endometrium untuk
menerima sel telur yang telah dibuahi oleh sperma. Meski berperan
penting, namun terkadang hormon ini memicu rasa tidak nyaman.
Misalnya, dua minggu sebelum menstruasi, hormon ini mungkin akan
menyebabkan perut terasa kembung, nyeri pada payudara dan munculnya
jerawat serta perubahan emosional.

2. Estrogen
hormon estrogen diproduksi oleh ovarium, kemudian dalam jumlah lebih
sedikit juga diproduksi oleh korteks adrenal dan plasenta pada ibu hamil.
Hormon ini berfungsi membantu perkembangan dan perubahan tubuh saat
pubertas, termasuk perkembangan secara seksual, memastikan jalannya
ovulasi dalam siklus menstruasi bulanan, keluarnya air susu ibu setelah
persalinan serta berpengaruh dalam menentukan suasana hati dan juga
proses penuaan. Penurunan produksi estrogen dapat menimbulkan
berbagai gangguan, seperti menstruasi yang tidak rutin, vagina yang
kering, suasana hati yang tidak menentu, serta osteoporosis pada wanita
lanjut usia.

3. Testosteron
kadar hormon testosteron yang terdapat pada tubuh wanita memang tidak
sebanyak pada pria, namun tetap membawa manfaat kesehatan bagi
wanita. Dengan hormon ini, gairah seks wanita akan tetap terjaga dengan
baik, tulang tetap sehat, mengendalikan nyeri, dan menjaga kemampuan
kognitif. Kadar testosteron dalam tubuh tiap wanita berbeda, dalam kisaran
15-70 ng/dl.

4. Luteinizinghormone (lh)
lh pada wanita bertugas membantu tubuh mengatur siklus menstruasi dan
ovulasi. Karenanya, hormon ini juga memiliki peranan dalam masa
pubertas. Hormon ini diproduksi di kelenjar hipofisis (pituitary) di otak.

15
Umumnya, kadar hormon lh pada wanita akan meningkat saat menstruasi
dan setelah menopause.

5. Folliclestimulatinghormone (fsh)
sama halnya dengan hormon lh, hormon fsh juga di produksi di kelenjar
hipofisis dan berperan penting dalam sistem reproduksi. Hormon ini
membantu mengendalikan siklus menstruasi, dan produksi sel telur pada
ovarium. Kadar hormon fsh yang rendah dapat menandakan seorang
wanita tidak mengalami ovulasi, hipofisis tidak memproduksi hormon
dengan cukup, atau dapat juga menandakan kehamilan. Sebaliknya,
hormon fsh yang tinggi dapat menandakan wanita memasuki masa
menopause, adanya tumor di kelenjar hipofisis, atau mengalami sindrom
turner.

Penyakit Sistem Reproduksi Wanita

1. Gonorea

Apa itu gonorea? Gonore adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh organisme
neisseria gonorrheae (juga dikenal sebagai gonococcus bacteriae) yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Gonore adalah salah satu jenis penyakit kelamin
wanita tertua yang diketahui. Diperkirakan lebih dari satu juta wanita saat ini
terinfeksi gonore. Di antara wanita yang terinfeksi, persentase yang signifikan
juga akan terinfeksi klamidia, jenis bakteri lain yang menyebabkan pms lain.

Gejala gonorea
mayoritas wanita yang terinfeksi tidak memiliki gejala, terutama pada tahap awal
infeksi. Ketika wanita mengalami tanda dan gejala, gonore yang mereka
termasuk:

 Merasa terbakar saat buang air kecil


 Sering buang air kecil

 Keputihan berwarna kekuningan


16
 Kemerahan dan pembengkakan pada alat kelamin

 Gatal atau terbakar vagina

Pengobatan gonore
zaman dahulu, pengobatan gonore tidak rumit namun cukup sederhana. Satu
suntikan penicillin menyembuhkan hampir setiap orang yang terinfeksi.
Sayangnya, ada gonore baru yang menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik,
termasuk penisilin, dan karenanya lebih sulit diobati. Untungnya, jenis penyakit
kelamin wanita gonore masih dapat diobati dengan obat suntik atau oral lainnya.

2. Chlamydia

Apa itu chlamydia? Chlamydia atau klamidia (chlamydia trachomatis) adalah


bakteri yang menyebabkan infeksi dan sangat mirip dengan gonorrhea dari cara
penyebarannya dan gejala yang dihasilkannya. Ini biasa terjadi dan memengaruhi
sekitar 4 juta wanita setiap tahun. Seperti halnya kencing nanah, bakteri klamidia
ditemukan di leher rahim dan uretra dan dapat hidup di tenggorokan atau rektum.
Baik laki-laki yang terinfeksi dan perempuan yang terinfeksi sering kekurangan
gejala infeksi klamidia. Dengan demikian, individu-individu ini dapat secara tidak
sadar menyebarkan infeksi ke orang lain. Peregangan lain jenis penyakit kelamin
wanita chlamydia trachomatis, yang dapat dibedakan dalam laboratorium khusus,
menyebabkan pms dikenal sebagai lymphogranuloma venereum.

Gejala chlamydia
mayoritas wanita pengidap klamidia tidak memiliki gejala. Cervicitis (infeksi
serviks uterus) adalah manifestasi paling umum dari infeksi. Sementara sekitar
setengah wanita dengan servisitis klamidia tidak memiliki gejala, yang lain
mungkin mengalami keputihan atau sakit perut. Infeksi uretra sering dikaitkan
dengan infeksi klamidia pada serviks. Wanita dengan infeksi uretra (uretritis)
memiliki gejala khas infeksi saluran kemih, termasuk nyeri saat buang air kecil
dan kebutuhan sering dan mendesak untuk buang air kecil.

17
Pengobatan chlamydia
pengobatan klamidia melibatkan antibiotik. Terapi dosis tunggal yang nyaman
untuk klamidia adalah azitromisin oral (zithromax, zmax). Perawatan alternatif
sering digunakan, karena biaya obat ini mahal. Pengobatan alternatif yang paling
umum adalah doxycycline (vibramycin, oracea, adoxa, atridox, dan lain-lain).
Tidak seperti gonorea, jika ada sedikit, resistensi klamidia terhadap antibiotik saat
ini. Ada banyak antibiotik lain yang juga efektif melawan klamidia. Seperti halnya
jenis penyakit kelamin wanita gonorea, kondom atau pelindung penghalang
lainnya mencegah penyebaran infeksi.

3. Herpes genital

Apa itu herpes genital? Herpes genital juga biasa disebut “herpes,” adalah infeksi
virus oleh virus herpes simpleks (hsv) yang ditularkan melalui kontak intim
dengan lapisan mukosa mulut atau vagina atau kulit kelamin. Virus memasuki
lapisan atau kulit melalui air mata mikroskopis. Begitu masuk, virus berjalan ke
akar saraf dekat sumsum tulang belakang dan menetap di sana secara permanen.

Ketika seorang yang terinfeksi penyakit kelamin wanita herpes, virus tersebut
berjalan menuruni serabut saraf ke tempat infeksi asli. Ketika mencapai kulit,
akan menimbulkan kemerahan dan lecet yang khas. Setelah wabah awal, wabah
berikutnya cenderung sporadis. Mereka mungkin terjadi setiap minggu atau
bahkan tahun.

Dua jenis virus herpes dikaitkan dengan lesi genital: herpes simplex virus-1 (hsv-
1) dan herpes simplex virus-2 (hsv-2). Hsv-1 lebih sering menyebabkan lecet di
daerah mulut sementara hsv-2 lebih sering menyebabkan luka atau lesi genital di
daerah sekitar anus. Pecahnya herpes berkaitan erat dengan fungsi sistem
kekebalan tubuh. Wanita yang telah menekan sistem kekebalan tubuh, karena
stres, infeksi, atau obat-obatan, memiliki wabah yang lebih sering dan tahan lama.

Gejala herpes genital


setelah terkena virus, ada periode inkubasi yang biasanya berlangsung 3 hingga 7

18
hari sebelum lesi berkembang. Selama ini, tidak ada gejala dan virus tidak dapat
ditularkan ke orang lain. Wabah biasanya dimulai dalam dua minggu sejak infeksi
awal dan bermanifestasi sebagai sensasi gatal atau kesemutan diikuti oleh
kemerahan pada kulit. Akhirnya, bentuk-bentuk melepuh. Lepuh dan bisul
berikutnya yang terbentuk ketika lepuh pecah, biasanya sangat menyakitkan untuk
disentuh dan dapat berlangsung dari 7 hari sampai 2 minggu. Infeksi ini pasti
menular dari waktu gatal sampai waktu penyembuhan ulkus lengkap, biasanya
dalam 2 hingga 4 minggu. Namun, seperti disebutkan di atas, individu yang
terinfeksi juga dapat menularkan virus ke pasangan seks mereka tanpa adanya
wabah yang diakui.

Pengobatan herpes genital


meskipun tidak ada obat yang diketahui untuk herpes, ada perawatan untuk
wabah. Ada obat oral, seperti acyclovir (zovirax), famciclovir (famvir), atau
valacyclovir (valtrex) yang mencegah virus berkembang biak dan bahkan
memperpendek masa pecahnya herpes. Meskipun obat topikal (diaplikasikan
langsung pada lesi), umumnya kurang efektif dibandingkan obat lain dan tidak
digunakan secara rutin. Obat yang diminum, atau dalam kasus yang berat secara
intravena, lebih efektif. Penting untuk diingat bahwa masih belum ada obat untuk
herpes kelamin dan bahwa perawatan ini hanya mengurangi keparahan dan durasi
wabah.

4. Human papillomaviruses (hpvs) dan kutil kelamin

Apa itu hpv? Lebih dari 40 jenis penyakit kelamin wanita hpv, yang merupakan
penyebab kutil kelamin (juga dikenal sebagai condylomata acuminata atau kutil
kelamin), dapat menginfeksi saluran genital pria dan wanita. Kutil ini terutama
ditularkan selama kontak seksual. Jenis hpv lain yang berbeda umumnya
menyebabkan kutil umum di tempat lain di tubuh. Infeksi hpv telah lama
diketahui sebagai penyebab kanker serviks dan kanker anogenital lainnya pada
wanita, dan juga telah dikaitkan dengan kanker dubur dan penis pada pria.

19
Infeksi hpv sekarang dianggap sebagai infeksi menular seksual yang paling umum
di as, dan diyakini bahwa pada sebagian besar populasi usia reproduksi telah
terinfeksi hpv yang ditularkan secara seksual di beberapa titik dalam kehidupan.

Infeksi hpv adalah umum dan biasanya tidak mengarah pada perkembangan kutil,
kanker, atau gejala khusus. Bahkan, sebagian besar orang yang terinfeksi hpv
tidak memiliki gejala atau lesi sama sekali. Tes akhir untuk mendeteksi hpv
melibatkan identifikasi materi genetik (dna) dari virus.

Pengobatan hpv
bagaimana cara penyakit kelamin wanita hpv diobati? Pengobatan kutil kelamin
eksternal. Tidak ada obat atau pengobatan yang dapat memberantas infeksi hpv,
jadi satu-satunya pengobatan adalah menghilangkan lesi yang disebabkan oleh
virus. Sayangnya, bahkan pengangkatan kutil tidak selalu mencegah penyebaran
virus, dan kutil kelamin sering kambuh. Tidak ada perawatan yang tersedia yang
ideal atau jelas lebih unggul daripada yang lain.

5. Hiv dan aids

Infeksi human immunodeficiency virus (hiv) melemahkan sistem kekebalan tubuh


dan meningkatkan kerentanan tubuh terhadap banyak infeksi yang berbeda, serta
perkembangan kanker tertentu.

Hiv adalah infeksi virus yang terutama ditularkan melalui kontak seksual atau
berbagi jarum suntik, atau dari wanita hamil yang terinfeksi kepada bayinya yang
baru lahir. Tes antibodi negatif tidak mengesampingkan infeksi baru-baru ini.
Kebanyakan orang yang terinfeksi akan memiliki tes antibodi hiv positif dalam 12
minggu setelah terpapar.

Meskipun tidak ada gejala atau tanda spesifik yang mengkonfirmasi infeksi hiv,
banyak orang akan mengembangkan penyakit nonspesifik dua hingga empat
minggu setelah mereka terinfeksi.

20
Gejala hiv/aids
penyakit awal penyakit kelamin wanita ini dapat ditandai dengan demam, muntah,
diare, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan kelenjar getah
bening yang menyakitkan. Rata-rata, orang sakit hingga dua minggu dengan
penyakit awal. Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit awal telah terjadi hingga
10 bulan setelah infeksi. Juga mungkin terinfeksi virus hiv tanpa mengenali
penyakit awal.

Waktu rata-rata dari infeksi untuk pengembangan gejala yang terkait dengan
imunosupresi (penurunan fungsi sistem kekebalan) adalah 10 tahun. Komplikasi
serius termasuk infeksi yang tidak biasa atau kanker, penurunan berat badan,
kerusakan intelektual (demensia), dan kematian. Ketika gejala hiv parah, penyakit
ini disebut sebagai acquired immunodeficiency syndrome (aids).

Pengobatan penyakit kelamin wanita hiv/aids


banyak pilihan pengobatan yang tersedia untuk orang yang terinfeksi hiv,
memungkinkan banyak pasien untuk mengendalikan infeksi mereka dan menunda
perkembangan penyakit mereka menjadi aids

Menghitung Sendiri Masa Subur


Sel telur harus dibuahi dalam waktu 12–24 jam setelah ovulasi. Karena
itulah, penting untuk mendeteksi di hari-hari apakah wanita berada pada
kondisi paling subur. Umumnya, masa subur ini dihitung berdasarkan
catatan dan analisis siklus haid selama setidaknya 8 bulan terakhir.

Perkiraan masa subur dapat dihitung dengan rumus berikut:


 Ketahui siklus terpendek Anda. Misal: 27 hari. Kurangi angka ini
dengan 18. Hasilnya: 9. Angka ini adalah hari pertama saat Anda
berada pada posisi paling subur.

21
 Ketahui siklus terpanjang Anda. Misal: 30 hari. Kurangi angka ini
dengan angka 11. Hasilnya: 19. Angka ini adalah hari terakhir saat
Anda paling subur.
Dengan demikian jika siklus Anda rata-rata adalah 27–30 hari, maka Anda
akan paling subur pada hari ke-9 hingga 19.

Indikator Masa Subur Wanita Setelah Haid


Untuk semakin memperkuat prediksi hari paling subur, Anda
dapat menggunakan beberapa indikator lain, seperti:
 Meningkatnya suhu basal tubuh
Suhu basal tubuh adalah suhu tubuh saat bangun di pagi hari. Suhu normal
adalah 35,5–36.6 derajat C Namun jika suhu tubuh Anda naik sedikit lebih
tinggi dari angka tersebut, ini dapat berarti Anda sedang mengalami
ovulasi.
 Adanya lendir dari mulut rahim
Lendir yang keluar dari mulut rahim dapat memiliki konsistensi encer
hingga Perubahan lendir ini menunjukkan perubahan kadar hormon
estrogen pada tubuh, yang juga menjadi pertanda apakah ovulasi segera
terjadi. Pada masa subur, lendir ini berwarna bening, licin, dan elastis,
seperti putih telur mentah. Cairan inilah yang akan memperlancar dan
melindungi jalannya sperma menuju rahim untuk bertemu sel telur.
 Nyeri ringan hingga berat pada perut atau salah satu bagian
punggung
Beberapa wanita merasakan hal ini di sekitar masa ovulasi. Rasa sakit ini
dapat juga dijadikan salah satu tanda untuk membantu mendeteksi masa
subur.
 Perasaan lebih bergairah
Sebagian wanita merasakan lebih bergairah, lebih bersemangat, dan lebih
mudah bersosialisasi saat mengalami masa subur.

Proses Menstruasi

22
Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa
puber sampai dewasa subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50
tahun. Setelah sel telur habis diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi
mengalami menstruasi (haid), dan disebut masa menopause. Pada masa
menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena
berkurangnya produksi hormon kelamin.
Menstruasi terdiri dari beberapa siklus yang selalu dilalui. Mempelajari
siklus menstruasi sangat dibutuhkan khususnya untuk reporduksi. Karena, dengan
mengetahui dan memahaminya, maka dapat dideteksi kapan sel telur siap untuk
dibuahi. Selain manusia, beberapa hewan khususnya primate besar seperti
monyet, gorilla dan siamang juga mengalami siklus menstruasi.
Umumnya, siklus menstruasi pada wanita terjadi dalam rentang waktu 28
hari, namun tidak menutup kemungkinan, antara satu wanita dengan wanita lain
memiliki rentang waktu siklus yang sama, dimana ada yang lebih pendek yaitu 21

23
hari atau bahkan lebih panjang yaitu 30 hari. Lamanya masa menstruasi cukup
bervariasi antara 5 sampai 7 hari, tergantung hormonal wanita tersebut. Berikut ini
tahapan siklus menstruasi yang terjadi pada wanita setiap 1 periode siklus:
a. Fase Menstruasi
Pada fase siklus menstruasi ini, dinding Rahim meluruh dan
keluar dari tubuh dalam bentuk darah. Peluruhan dinding rahim terjadi
akibat berkurangnya kadar hormone yang berperan dalam aktivitas
seksual tubuh seperti hormone esterogen dan progesterone. Fase untuk
siklus menstruasi ini, terjadi selama antara 1 hingga 7 hari. Namun tidak
menutup kemungkinan lebih lama dari itu untuk beberapa wanita
tertentu. Selain itu, jumlah darah yang keluar pada setiap menstruasi
berbeda dari 10 mL hingga mencapai 80 mL setiap hari selama waktu
siklus menstruasi dengan pola: sedikit di waktu-waktu awal dan semakin
banyak di hari-hari berikutnya hingga semakin berkurang menjelang
akhir fase.

b. Fase Praovulasi

Pada fase ini dalam siklus menstruasi, ovum yang ada didalam
ovarium terbentuk dan mulai mematangkan diri. Pematangan sel telur
atau ovum ini dipicu oleh hormone yang bernama hormone estrogen
dimana semakin meningkat tingkat hormone esterogen, sel telur di dalam
ovarium semakin matang. Siklus menstruasi pada fase ini berlangsung
selama antara hari ke 7 singga hari ke 13.

c. Fase Ovulasi

Didalam fase ovulasi dalam siklus menstruasi, sel telur atau ovum berada
dalam kondisi yang sangat baik dan tepat untuk dibuahi. Dengan
terjadinya pembuahan pada masa ovulasi, maka wanita yang mengalami
siklus menstruasi ini akan cenderung hamil. Namun, hal itu tergantung
pula dengan kondisi sel sperma yang datang. Jika sel sperma tersebut
cukup kuat untuk membuka dinding sel telur yang dirancang sangat kuat,
maka kehamilan dapat terjadi.
24
Pada masa fase ovulasi di dalam siklus menstruasi inilah, wanita disebut
berada pada masa subur. Untuk pasangan suami istri yang sangat
mendambakan kehadiran seorang anak, maka inilah saat yang tepat
meningkatkan frekuensi berhubungan seksual. Agar tingkat keberhasilan
untuk hamil lebih tinggi, maka perlu dideteksi kapan tepatnya waktu
subur sang istri dalam siklus menstruasi nya terjadi. Berikut ini beberapa
ciri-ciri yang dapat menjadi indikasi bahwa sang istri berada pada masa
subur yaitu adanya perubahan lender serviks, terjadi perubahan suhu
basal tubuh serta perubahan periode siklus menstruasi. Untuk lebih
akurat, pasangan dapat memanfaatkan alat pendeteksi masa subur yang
saat ini banyak dijual di pasaran maupun apotek-apotek.

d. Fase Pascaovulasi

Fase ini merupakan fase atau masa di dalam siklus menstruasi dimana
ovum mengalami kemunduran jika fertilisasi atau pembuahan tidak
terjadi. Pada masa ini, hormone progesteron mengalami kenaikan
sehingga menyebabkan dinding endometrium semakin menebal.
Penebalan ini mengindikasikan kesiapan endometrium untuk menerima
embrio untuk berkembang. Jika pembuahan atau fertilisasi tidak terjadi
dalam fase ini, maka siklus menstruasi akan berulang dengan kembali
ke fase menstruasi.

Pembentukan Sel Telur (Oogenesis)

25
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam
ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang
disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada
manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus
perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang
bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan
oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer
membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan
miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya
mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian
setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit
melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua

26
sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel
berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer
akan mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan
membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid
dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan
kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya
yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh
tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut
menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami
degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.

2.2 Tahapan Pemeriksaan

Teknik observasi
Inspeksi external
a. Inspeksi Payudara
inspeksi : kontur(lembut, halus), bentuk (turun seperti pepaya atau ga),
kesimetrisan (kanan, kiri, wajar apa enggak), warna kulit (kemerahan
apalagi di lipatanya, pada kanker merah terang) daerah niple (puting
masuk/keluar) dan areola (warna dan kondisi), keluaran(darah, purulen)
b. Inspeksi genetalia wanita
1. Meminta pasien berbaring
2. Atur posisi dengan litotomi
3. Lakukan vulva hygiene
4. Lihat daerah sekitar genetalia
c. Inspeksi kulit genetalia
1. Warna kulit genetalia
2. Lesi
3. Ruam
4. Benjolan
5. Jamur (warna hitam indikasi sifilis sekunder)
d. Inspeksi mons pubis
1. Perhatikan distribusi rambut merata/tidak
2. Warna rambut pubis hitam merata/tidak, coklat kemerahan, putih
3. Telur kutu pada mons pubis
4. Rambut menggumpal (kalau ada berarti ada darah yang menggumpal)
5. Cairan vagina (duh)

27
6. Keputihan (flor albus)
7. Kulit mons pubis seperti kulit lain/tidak. Apakah ada lesi, ruam,
inflamasi/tidak
e. Inspeksi kulit iliaka
1. Perhatikan warna kulit (normal=warna cenderung lebih gelap karena
lipatan dan banyak kelenjar lemak
2. Apakah ada iritasi, benjolan, lesi/idak
f. Inspeksi uretra (cara membuka dari mons pubis turun ke bawah dibuka
hati-hati karena ada erectile wanita)
1. Perhatikan warna
2. Posisi (apakah ada pergeseran uretra yang menonol keluar/dalam berarti
prolaps uretra)
3. Perhatikan ukuran
4. Apakah ada benjolan, lesi, inflamasi, iritasi, cairan yang keluar, jamur
g. Inspeksi klitoris
1. Perhatikan warna, jika kemerahan = iritasi
2. Perhatikan ukuran, apakah ada benjolan lesi, inflamasi, ruam
3. Apakah ada bercak putih (keputihan)/tidak, bercak kuning (indikasi
infeksi vagina)/tidak, bercak merah (darah)/tidak
4. Ada pembengkakan/tidak (ada=ada maskulinisasi (perkembangan
abnormal karakteristik seksual laki-laki pada perempuan
5. Apakah ada sirkumsisi/tidak
h. Vestibulum
1. Apakah ada bercak putih seperti jerawat batu (terindikasi kista
epidermoid)
2. Perhatikan warna, ukuran dan bentuk
3. Apakah ada benjolan, lesi, inflamasi/tidak
i. Inspeksi labia mayora
1. Perhatikan warna (sama dengan warna kulit lain), (normal = merah
muda gelap)
2. Perhatikan ukuran pada wanita menopause labia mayor melebar dan
pada orang melahirkan, labia mayora jauh dari labia minora
3. Kesimetrisan, jika ada pembengkakan (indikasi pembesara kelenjar
bartholin karena radang)
4. Perhatikan bentuk
5. Apakah ada benjolan, lesi, inflamasi, iritasi, kutil/tidak
j. Inspeksi labia minora
1. Perhatikan warna
2. Perhatikan ukuran (jika lebih kecil dari sebelahnya dan tidak kemerahan
dan edema = normal)
3. Perhatikan bentuk

28
4. Apakah ada benjolan, lesi, inflamasi, iritasi, kutil (ada kutil =
terindikasi HPV karena virus gram negative papiloma)
k. Inspeksi inroitus vagina
1. Perhatikan warna (pink kemerahan)
2. Apakah ada cairan (berbau dan berwarna)
Bening : normal
Putih gatal : vaginitis candida
Putih tidak gatal : flour albus, kalau keluar banyak ditanya gatal/tidak
3. Apakah ada benjolan, lesi, inflamasi, iritasi/idak
4. Apakah ada insisi/tidak
l. Inspeksi perineum
1. Perhatikan warna
2. Apkah ada benjolan, lesi, inflamasi, iritasi/tidak
m. Inspeksi rectum
1. Perhatikan warna (normal lebih gelap dari gluteus)
2. Apakah ada benjolan, lesi, inflamasi, iritasi/idak (ada benjolan =
ambeyen)
n. Inspeksi anus
1. Perhatikan apakah ada massa, lesi, benjolan, hemoroid, fisura,
iritasi/tidak

Inspeksi internal
Persiapan :
1. Cuci tangan dan persiapkan alat
2. Jelaskan tujuan pada pasien :
 Apa yang akan dilakukan
 Berapa lama pemeriksaan
 Menjelaskan akan dimasuki alat dan alatnya diberi pelumas
3. Tanya umur psien untuk mengetahui ukuran speculum (ukuran M =
primipara (melahirkan 1, ukuran L = multipara (ibu melahirkan lebih dari
3), ukuran S = sudah menikah tetapi belum pernah melahirkan )
4. Tuang cairan lysol ke dalam kom kecil, siapkan kassa untuk
membersihkan organ genetalia dan letakkan di tempat steril
5. Pakai sarung tangan steril (kunci tangan kanan)
 Tangan kiri buka tutup steril dan tangan kanan ambil kassa
 Bersihkan dulu genital pasien dari jam 12 ke jam 6
Labia mayora kanan atas-bawah
Labia mayora kiri atas-bawah
Labia minora kanan atas-bawah
Labia minora kiri atas-bawah
Klitoris-vagina
 Perhatikan apa warna kassa setelah dibersihkan, lalu inspeksi dahulu
warna, berbau/tidak
6. Buka wadah speculum dengan tangan kiri

29
7. Pegang speculum dengan mantap menggunakan tangan kanan
8. Buka gel dengan tangan kiri dan tuang 2 cm agar tidak terkontaminasi
dengan tutup
9. Oleskan pada speculum. Spekulum dipindah di tangan kiri olesi mulai
dari bawah ke atas
10. Ratakan dengan tangan kanan. Lalu pindah spekulum ketangan kanan
11. Tangan kiri membuka labia mayora
12. Masukkan speculum miring dan suruh pasien untuk nafas panjang 2× lalu
hembuskan (masuk saat ekspirasi)
13. Jika sudah kunci mulut speculum menyesuaikan mulut serviks.
Jika terlalu sempit menggigit mulut serviks.
Jika terlalu lebar menekan dinding rahim.
Apakah tercium bau /tidak
Lihat dinding ruga (warna merah= radang) bentuk, (normal=pink)
14. Bersihkan dan masukkan lidi watten untuk melihat
 Cairan vagina
 Cairan kuning (servitis purullen/ radang serviks)
15. Ambil specimen dengan lidi watten dari eksoserviks bagian samping ke
bagian depan lalu ke endoserviks, cara ambil specimen searah jarum jam
lalu dimasukkan putar terbalik keluar ke kaca preparat lalu masukkan ke
kom yang diberi alcohol lalu direndam selama 20-30 menit

Vagina
1. Warna
2. Perhatikan jonjot jonjot liang vagina aau disebut rugae
3. Adakah benjolan, perdarahan, keluarnya duh/tidak
4. Kelainan vagina-sistokel (vagina menonjol – rectocel (rectum menonjol)-
sistouretocel: atas abwah menonjol

Inspeksi serviks
1. Warna ( normal = pink, kemerahan=radang)
2. Bentuk
3. Ukuran
4. Massa
5. Warna
6. Posisi
7. Ulserasi
8. Lesi berlobus (indikasi ca. Serviks)
9. Pendarahan
10. Apakah ada pergeseran
11. Bercak putih

Longgarkan speculum dan ambil miring.

30
Suruh pasien nafas panjang 1× lalu hembuskan (saat ekspirasi).
Buang speculum di bengkok yang berisi klorin 0,5%

Teknik palpasi
a. Palpasi Payudara
Palpasi : nodus lympa, dari puting di pencet(keluaran nya apa), palpasi
jaringan payudara dari niple sampai seluruh bagian dengan sirkuler atau

zigzag.
b. Mons pubis
1. Dengan 3 jari dari kiri keatas ke kanan setengah lingkaran
2. Rasakan apakah ada nyeri tekan, benjolan/tidak
3. Lakukan kontak mata dengan pasien untuk melihat ekspresi pasien
apakah nyeri atau tidak
c. Kulit iliaka
1. Dengan 2 tangan 3 jari, kanan-kiri dari atas ke bawah
2. Apakah ada benjolan & nyeri tekan/tidak
d. Labia mayora
1. Dengan dua jari ditekan-tekan, dari atas ke bawah
2. Adakah benjolan, lsi /tidak
3. Adakah nyeri tekan dan pembengkakan berarti ada pembengkakan
kelenjar bartholin karena radang
e. Labia minora
1. Tangan kiri membuka labia mayora
2. Tangan kanan bekerja dan ditekan-tekan dari atas ke bawah
3. Adakah lesi, nyeri tekan, inflamasi/ tidak
f. Klitoris
1. Palpasi dengan jari telunjuk, dan hanya sekali tekan , harus tegas. (kalau
tidak tegas akan membuat erektil waita)
2. Adakah bengkak = ada maskulinisasi
3. Adakah nyeri tekan dan benjolan/tidak
g. Uretra
1. Cara membuka dari mons pubis turun ke bawah dibuka hati-hati, beri
tekanan lembut
2. Apakah ada nyeri tekan, massa/tidak

31
BAB III

PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK

3.1 Tabel Prosedur pemeriksaan fisik sistem reproduksi wanita

Tidak
Dilaku
No. Tahapan Prosedur Kerja Dilaku Ket
kan kan
Alat dan bahan a. Handsoen steril
1. b. Bantal
c. Kom 2 berisi hcl dan alcohol
d. Cucing berisi Caran lysol
e. Bak instrument berisi kasa
steril, kaca preparat,
speculum
f. Bengkok 2 untuk desinfektan
dan sampah
g. Speculum
h. Gel
i. Lidi watten
j. Scraper
k. Kaca preparat
l. Kaca steril 10
m. Cairan Lysol, cairan alcohol
dan cairan klorin
n. Penlight
o. Handscoen bersih 1
p. Perlak dan stik laken
a. Memperkenalkan diri dan
2. Persiapan pasien
menanyakan nama klien
b. Menjelaskan maksud dan
tujuan
c. Menjelaskan prosedur dan
lamanya waktu pemeriksaan
d. Meminta persetujuan klien
e. Menyarakan pasien untuk
mengosongkan kandung
kemih

32
a. Tutup pintu dan jendela
3. Persiapan b. Pasang sketsel dan minta
lingkungan pasien posisi litotomi, minta
pasien untuk melepaskan
pakaian dalam dan tutup
dengan selimut
c. Cuci tangan
d. Menggunakan handsoen
bersih jika terdapat lesi cairan
genetalia
a. Inspeksi Payudara
4. Inspeksi inspeksi : kontur(lembut,
external halus), bentuk (turun
seperti pepaya atau ga),
kesimetrisan (kanan, kiri,
wajar apa enggak), warna
kulit (kemerahan apalagi
di lipatanya, pada kanker
merah terang) daerah
niple (puting
masuk/keluar) dan areola
(warna dan kondisi),
keluaran(darah, purulen)

b. Inspeksi genetalia wanita


1. Meminta pasien berbaring
2. Atur posisi dengan
litotomi
3. Lakukan vulva hygiene
4. Lihat daerah sekitar
genetalia
c. Inspeksi kulit genetalia
1. Warna kulit genetalia
2. Lesi
3. Ruam
4. Benjolan
5. Jamur (warna hitam
indikasi sifilis sekunder)

33
d. Inspeksi mons pubis
1. Perhatikan distribusi
rambut merata/tidak
2. Warna rambut pubis hitam
merata/tidak, coklat
kemerahan, putih
3. Telur kutu pada mons
pubis
4. Rambut menggumpal
(kalau ada berarti ada
darah yang menggumpal)
5. Cairan vagina (duh)
6. Keputihan (flor albus)
7. Kulit mons pubis seperti
kulit lain/tidak. Apakah
ada lesi, ruam,
inflamasi/tidak
e. Inspeksi kulit iliaka
1. Perhatikan warna kulit
(normal=warna cenderung
lebih gelap karena lipatan
dan banyak kelenjar lemak
2. Apakah ada iritasi,
benjolan, lesi/idak
f. Inspeksi uretra (cara
membuka dari mons pubis
turun ke bawah dibuk hti-
hati karena ada erectile
wanita)
1. Perhatikan warna
2. Posisi (apakah ada
pergeseran uretra yang
menonol keluar/dalam
berarti prolaps uretra)
3. Perhatikan ukuran
4. Apakah ada benjola, lesi,
inflamasi, iritasi, cairan

34
yang keluar, jamur
g. Inspeksi klitoris
1. Perhatikan warna, jika
kemerahan = iritasi
2. Perhatikan ukuran, apakah
ada benjolan lesi,
inflamasi, ruam
3. Apakah ada bercak putih
(keputihan)/tidak, bercak
kuning (indikasi infeksi
vagina)/tidak, bercak
merah (darah)/tidak
4. Ada pembengkakan/tidak
(ada=ada maskulinisasi
(perkembangan abnprmal
karakteristik seksual laki-
laki pada perempuan
5. Apakah ada
sirkumsisi/tidak
h. Vestibulum
1. Apakah ada bercak putih
seperti jerawat batu
(terindikasi kista
epidermoid)
2. Perhatikan warna, ukuran
dan bentuk
3. Apakah ada benolan lsi,
inflamasi/tidak
i. Inspeksi labia mayora
1. Perhatikan warna (sama
dengan warn kulit lain),
(normal = merah muda
gelap)
2. Perhatikan ukuran pada
wanita menopause labia
mayor melebar dan pada
orang melahirkan, labia
35
mayora jauh dari labia
minora
3. Kesimetrisan, jika ada
pembengkakn (indikasi
pembesara kelenjar
bartholin karena radang)
4. Perhatikan bentuk
5. Apakah ada benjolan,
lesi, inflamasi, iritasi,
kutil/tidak
j. Inspeksi labia minora
1. Perhaikan warna
2. Perhatikan ukuran (jika
lebih keil dari sebelahnya
dan tidak kemerahan dan
edma = normal)
3. Perhatikan bentuk
4. Apakah ada benjolan,
lesi, inflamasi, iritasi,
kutil (ada kutil =
terindikasi hpv karen
virus gram negative
papiloma)
k. Inspeksi inroius vagina
1. Perhatikan warna (pink
kemerahan)
2. Apakah ada cairan
(berbau dan berwarna)
Bening : normal
Putih gatal : vaginitis
candida
Putih tidak gatal : flour
albus, kalau keluar
banyak ditanya
gatal/tidak
3. Apakah ada benjolan,
lesi, inflamasi, iriasi/idak
4. Apakah ada insisi/tidak
36
l. Inspeksi perineum
1. Perhatikan warna
2. Apakah ada benjolan,
lesi, inflamasi,
iritasi/tidak
m. Inspeksi rectum
1. Perhatikan warna (normal
lebih gelap dari gluteus)
2. Apakah ada benjolan, lesi,
inflamasi, iritasi/idak (ada
benjolan = ambeyen)
n. Inspeksi anus
1. Perhatikan apakah ada
massa, lesi, benjolan,
hemoroid, fisura,
iritasi.tidak
Persiapan :
Inspeksi internal
1. Cuci tangan dan persiapkan
alat
2. Jelaskan tujuan pada pasien :
 Apa yang akan dilakukan
 Berapa lama pemeriksaan
 Menjelaskan akan
dimasuki alat dan alatnya
diberi pelums
3. Tanya umur psien untuk
mengetahui ukuran
speculum (ukuran m =
primipara (melahirkan 1,
ukuran l = multipara (ibu
melahirkan lebih dari 3),
ukuran s = sudah menikah
tetapi belum pernah
melahirkan )
4. Tuang Cairan Lysol ke
dalam kom kecil, siapkan
kassa untuk membersihkan

37
organ genetalia dan letakkan
di tempat steril
5. Pakai sarung tangan steril
(kunci tangan kanan)
 Tangan kiri buka tutup
steril dan tangan kanan
ambil kassa
 Bersihkan dulu genital
pasien dari jam 12 ke jam
6
Labia mayora kanan atas-
bawah
Labia mayora kiri atas-bawah
Labia minora kanan atas-
bawah
Labia minora kiri atas-bawah
Klitoris-vagina
 Perhatikan apa wrna
kassa setelah dibersihkan,
lalu inspeksi dahulu
warna, berbau/tidak
6. Buka wadah speculum
dengan tangan kiri
7. Pegang speculum dengan
mantap menggunakan
tangan kanan
8. Buka gel dengan tangan kiri
dan tuang 2 cm agar idak
terkontaminasi dengan tutup
9. Oleskan pada speculum.
Spekulum dipindah di
tangan kiri olesi mulai dari
bawah ke atas
10. Ratakan dengan tangan
kanan. Lalu pindah
spekulum ketangan kanan
11. Tangan kiri membuka labia

38
mayora
12. Masukkan speculum miring
dan suruh pasien untuk nafas
panjang 2× lalu hembuskan
(masuk saat ekspirasi)
13. Jika sudah kunci mulut
speculum menyesuaikan
mulut serviks.
Jika terlalu sempit menggigit
mulut serviks.
Jika terlalu lebar menekan
dinding rahim.
Apakah tercium bau /tidak
Lihat dinding ruga (warna
merah= radang) bentuk,
(normal=pink)
14. Bersihkan dan masukkan
lidi watten untuk melihat
 Cairan vagina
 Cairan kuning (servitis
purullen/ radang serviks)
15. Ambil specimen dengan lidi
watten dari eksosrviks bagian
samping ke bagian depan
lalu ke endoserviks, cara
ambil specimen searah jarum
jam lalu dimasukkan putar
terbalik keluar ke kaca
preparat lalu masukkan ke
kom yang diberi alcohol lalu
direndam selama 20-30
menit

Vagina

1. Warna

39
2. Perhatikan jonjot jonjot
liang vagina aau disebut
rugae
3. Adakah benjolan,
perdarahan, keluarnya
duh/tidak
4. Kelinan vagina-sistokel
(vagina menonjol – rectocel
(rectum menonjol)-
sistouretocel: atas abwah
menonjol

Inspeksi serviks

1. Warna ( ormal = pink,


kemerhan=radang)
2. Betuk
3. Ukura
4. Massa
5. Warna
6. Posiisi
7. Ulserasi
8. Lesi berlobus (indikasi ca.
Serviks)
9. Pendarahan
10. Apakah ada pergeseran
11. Bercak putih
Longgarkan speculum dan
ambil miring.
Suruh pasien nafas panjang
1× lalu hembuskan (saat
ekspirasi).
Buang speculum di bengkok
yang berisi klorin 0,5%
Palpasi a. Palpasi Payudara
Palpasi : nodus lympa, dari
puting di pencet(keluaran nya
apa), palpasi jaringan
payudara dari niple sampai
40
seluruh bagian dengan

sirkuler atau zigzag.

b. Mons pubis
1. Dengan 3 jari dari kiri
keatas ke kanan setengah
lingkaran
2. Rasakan apakah ada nyeri
tekan, benjolan/tidak
3. Lakukan kontak mata
dengan pasien untuk
melihat ekspresi pasien
apakah nyeri atau tidak
c. Kulit iliaka
1. Dengan 2 tangan 3 jari,
kanan-kiri dari atas ke
bawah
2. Apakah ada benjolan &
nyeri tekan/tidak
d. Labia mayora
1. Dengan dua jari ditekan-
tekan, dari atas ke bawah
2. Adakah benjolan, lsi
/tidak
3. Adakah yeri tkan dan
pembengkakan berari ada
pmbengkakan kelenar
brtholin karena radang
e. Labia minora
1. Tagan kiri membuka lkabi
mayora
2. , tangan kanan bekerja dan
ditekan-tekan dari atas ke
bawah
3. Adakah lesi, nyeri tekan,
inflamasi/ tidak
f.Klitoris
1. Palpasi dengan jari
41
telunjuk, dan hay sekali
tekan , harus tegas. (kalai
tidak egas akan membua
erektil waita)
2. Adakah bengkak = ada
maskulinisasi
3. Adakah nyeri teka
dbenolan/tidak
g. Uretra
1. Cara membuka dari mons
pubis turun ke bawah
dibuka hati-hati, beri
tekanan lembut
2. Apakah ada nyeri tekan,
massa/tidak

Pemeriksaan Menggunakan jari telunjuk dan


bimanual (vagina tengah
toucher)
1. Olesi dengan gel
2. Jari tengah masuk jari
telunjuk menyesuaikan
sampai masuk dimulut
vagina
3. Palpasi dinding vagina, jari
berbalik searah jarum jam
 Nyeri tekan (indikasi
peradangan)
 Benjolan
4. Palpasi serviks, jari telunjuk
ke mulut serviks, jari tengah
memutar setelah itu kedua
jari memutar di dinding
serviks terakhir ditegah

42
serviks
 Nyeri (indikasi servitis
purullen)
Lalu tarik jari yang terlepas
dari serviks, perhatikan
pada jari apakah ada
cairan, darah yng keluar,
kemudian keluarkan 1
jari persatu secara
perlahan minta minta
pasein nafas panjang.

BAB IV
PENUTUP

43
4.1 Simpulan

Dengan melakukan pemeriksaan genetalia klien dapat


mendeteksi adanya tanda/gajala penyakit menular seksal, sehingga dapat
diatasi. Perawat menyelesaikan pemeriksaan dengan mempalpasi nodus
limfe inguinalis. Nodus yang kecil, tidak nyeri tekan dan bergerak secara
horisontal merupakan nodus yang normal. Normalnya nordus tersebut
tidak dapat dipalpasi. Adanya abnormalitas dapat mengindikasikan
infeksi lokal atau sistemik atau penyakit metastatic.

4.2 Saran
1. Perawat harus mengedepankan pemeriksaan fisik untuk mengetahu
lebh dini bila ada gangguan pada organ reproduksi wanita.
2. Perawat harus melakukan pemeriksaan fisik pada organ reproduksi
wanita lebih teliti karena pms (penyakit menular seksual) lebih
sering diderita oleh wanita

Daftar Pustaka

Priharjo,s.kp,m.sc,rn.,robert.(2005).pengkajian fisik keperawatan:edisi 2. Jakarta

44
https://doktersehat.com/7-jenis-penyakit-kelamin-wanita-yang-banyak-diderita/
diakses pada 3 Februari 2019 pukul 08.00 WIB

https://www.alodokter.com/menghitung-masa-subur-wanita-setelah-haid diakses
pada 3 Februari 2019 pukul 08.15 WIB

https://www.alodokter.com/yang-terjadi-selama-siklus-menstruasi diakses pada 5


Februari 2019 pukul 14.15 WIB

https://www.academia.edu/11819861/Makalah_Sistem_Reproduksi diakses pada 5


Februari 2019 pukul 14.30 WIB

45

Anda mungkin juga menyukai