Anda di halaman 1dari 11

MENTORING SISTEM REPRODUKSI WANITA

General Learning Objective : After mentoring, students able to explained about anatomy and
physiology reproductive system in female

Scenario
” Married woman with age 26 years old have 28 days of menstual cycles. She planned to
pregnancy then she is consulting to nurse asking about her ovulation”

Learning Objective mentoring Sistem Reproduksi Wanita


1. Anatomi : Eksternal, Internal, Asesoris
2. Phases of the Female Reproductive Cycle
3. Hormonal Regulation of the Female Reproductive Cycle (Fisiologi Haid)
4. Development of the Reproductive Systems
5. Oogenesis

1. Alat reproduksi wanita bagian luar

Fungsi dari alat reproduksi wanita bagian luar bertujuan untuk memudahkan sperma
masuk ke dalam organ reproduksi bagian dalam, serta melindunginya dari organisme
penyebab infeksi.

Organ-organ reproduksi wanita bagian luar, dikelompokkan menjadi satu dalam area
yang disebut sebagai vulva. Berikut ini organ yang termasuk dalam sistem reproduksi
wanita bagian luar, antara lain:

Labia mayora (bibir besar)

Ini merupakan alat reproduksi wanita bagian luar yang terdiri dari dua pasang lipatan
kulit di kedua sisi bukaan vagina, bernama labia mayora dan labia minora.
Bibir kemaluan besar yang berada di bagian luar dan akan ditutupi dengan rambut
kemaluan setelah memasuki masa pubertas.
Labia minora (bibir kecil)
Labia minora terletak di sebelah dalam labia mayor dan mengelilingi pembukaan vagina serta
uretra yaitu saluran yang membawa urine dari kandung kemih, ke luar tubuh.
Ukuran dan bentuk organ ini dapat berbeda pada tiap individu. Permukaannya pun sangat
rapuh dan sensitif, sehingga membuatnya mudah mengalami iritasi dan pembengkakan.
Klitoris
Klitoris merupakan bagian yang erektil (bisa membengkak atau membesar), seperti penis
pada pria. Karena klitoris mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf, sehingga
sangat sensitif saat berhubungan badan.
Bagian klitoris ditutupi oleh preputium. Preputium adalah lipatan kulit, sebagaimana kulup
pada pria. Seperti halnya penis, klitoris juga bisa mengalami ereksi, jika distimulasi.
Kelenjar bartolin
Kelenjar ini terletak di kedua sisi bukaan vagina yang berfungsi menghasilkan lendir kental
untuk melumasi vagina ketika berhubungan seksual.
Baca Juga: Mengenal Alat Reproduksi Wanita dan Fungsinya
Alat reproduksi wanita bagian dalam
Sedangkan alat reproduksi wanita bagian dalam yaitu berkaitan langsung pada produksi sel
telur hingga berkembangnya janin. Berikut ini adalah alat reproduksi wanita bagian dalam, di
antaranya adalah:
Vagina
Vagina merupakan saluran muskulo membranasea atau otot selaput yang menghubungkan
rahim dengan dunia luar. Bagian otot vagina diketahui berasal dari otot levator ani dan otot
sfingter ani (otot dubur) sehingga dapat dikendalikan dan dilatih.
Fungsi vagina sebagai jalan masuk sperma menuju rahim dan jalan keluar darah menstruasi
serta jalur lahir bayi.
Serviks
Serviks merupakan pintu masuk antara vagina dan rahim, yang berupa lorong sempit.
Dinding serviks bersifat fleksibel, sehingga dapat meregang dan membuka jalan lahir saat
persalinan.
Selain itu, serviks juga berfungsi untuk melindungi rahim dari infeksi dan sebagai jalan
masuk sperma saat berhubungan seksual.
Serviks juga menghubungkan rahim dengan vagina. Ia berfungsi melindungi rahim dari
infeksi dan memfasilitasi jalan sperma. Serviks menghasilkan lendir yang teksturnya akan
berubah-ubah.
Pada masa ovulasi lendir menipis untuk memudahkan jalan sperma. Sementara saat terjadi
kehamilan lendir akan mengeras dan menyumbat saluran serviks untuk melindungi janin.
Uterus
Uterus atau rahim adalah suatu ruang kosong yang berbentuk seperti buah pir dan berfungsi
sebagai tempat berkembangnya janin. Rahim atau uterus terletak di antara kandung kemih
dan rektum.
Selain itu, rahim juga berperan dalam terjadinya menstruasi pada wanita. Saat siklus
menstruasi normal, lapisan rahim yang disebut endometrium akan mengental untuk
mempersiapkan kehamilan.
Jika tidak terjadi pembuahan dan tidak terjadi kehamilan, maka lapisan tersebut akan luruh
menjadi darah menstruasi dan akan keluar dari tubuh melalui vagina.
Tuba falopi
Tuba falopi merupakan bagian organ reproduksi yang berbentuk seperti pipa atau tuba.
Bagian tuba ini berfungsi sebagai lalu lintas sel telur saat dilepaskan dari organ kantung telur
pada saat ovulasi untuk menuju ke arah kandungan.
Saluran ini merupakan jalan bagi telur dari ovarium ke rahim, serta tempat terjadinya
pembuahan telur oleh sperma.
Ovarium
Ovarium atau indung telur berjumlah dua buah dan terletak di kedua sisi rahim, yang
berbentuk oval sebesar ibu jari. Fungsinya untuk memproduksi sel telur dan hormon seks
perempuan, yang kemudian akan dilepaskan ke aliran darah.
Dalam siklus menstruasi normal, indung telur melepaskan sel telur setiap 28 hari atau bisa
lebih. Sel telur tersebut jika berhasil melewati proses pembuahan akan berlanjut pada proses
kehamilan. Proses di saat sel telur dilepaskan disebut dengan ovulasi.

Eksternal
1. Labia Mayora
Labia mayora atau bibir besar adalah bagian yang membungkus dan
melindungi organ reproduksi eksternal lainnya. Labia mayora
mengandung kelenjar keringat dan kelenjar penghasil minyak. Setelah
masa pubertas, labia mayora ditutupi dengan rambut.

2. Labia Manora
Secara harfiah, labia manora diterjemahkan sebagai bibir kecil. Labia
manora terletak tepat di dalam labia mayora dan mengelilingi bukaan ke
vagina dan uretra.

3. Kelenjar Bartholin
Kelenjar ini terletak di samping lubang vagina dan menghasilkan sekresi
cairan (lendir).

4. Klitoris
Kedua labia minora bertemu di klitoris yaitu tonjolan kecil dan sensitif.
Klitoris ditutupi oleh lipatan kulit yang disebut preputium yang mirip
dengan kulup di ujung
Internal
1. Vagina
Vagina adalah saluran yang menghubungkan serviks ke bagian luar
tubuh. Vagina juga dikenal sebagai jalan lahir bayi.

2. Rahim
Rahim adalah organ berongga berbentuk buah pir yang
merupakan tempat bagi janin yang sedang berkembang.
Rahim dibagi menjadi dua bagian yaitu serviks yang merupakan
bagian bawah dan tubuh utama dari rahim yang disebut korpus.

3. Korpus dapat dengan mudah mengembang untuk menopang bayi


yang sedang berkembang.

4. Ovarium
Ovarium adalah kelenjar kecil berbentuk oval yang terletak di
kedua sisi rahim. Ovarium menghasilkan telur dan hormon.

5. Saluran tuba atau tuba falopi


Saluran tuba adalah saluran sempit yang melekat pada bagian atas
rahim dan berfungsi sebagai terowongan bagi ovum untuk
melakukan perjalanan dari ovarium ke rahim.
Pembuahan sel telur oleh sperma juga terjadi di saluran tuba.
Telur yang telah dibuahi kemudian bergerak ke rahim dan
ditanamkan ke dalam lapisan dinding rahim.
2. Fase menstruasi

adalah tahap pertama dari siklus haid setiap bulannya. Fase ini dimulai
ketika sel telur yang dikeluarkan ovarium dari siklus sebelumnya tidak
dibuahi. Hal ini membuat kadar estrogen dan progesteron turun.
Lapisan rahim yang menebal dan sudah dipersiapkan untuk mendukung
kehamilan pun tak lagi dibutuhkan.

Akhirnya lapisan rahim ini luruh dan keluar dalam bentuk darah yang
disebut dengan menstruasi. Selain darah, vagina juga akan
mengeluarkan lendir dan jaringan rahim.

Pada fase ini, Anda juga akan mengalami berbagai gejala yang dapat
dirasakan berbeda oleh tiap orang, seperti:
 Kram perut
 Payudara terasa kencang dan nyeri
 Perut kembung
 Mood atau suasana hati mudah berubah
 Menjadi mudah marah
 Sakit kepala
 Merasa lelah dan lemas
 Sakit pinggang
Dalam satu siklus, menstruasi rata-rata berlangsung selama 3-7 hari. Namun,
sebagian wanita juga bisa mengalami haid lebih dari 7 hari.
Fase folikuler (pra-ovulasi)

Fase folikuler atau pra-ovulasi dimulai di hari pertama haid. Di hari pertama
Anda haid, di saat itu pula hormon perangsang folikel (FSH) mulai meningkat.

Kondisi ini dimulai ketika hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari


dan melepas zat kimia yang disebut dengan hormon pelepas gonadotropin
(GnRH).

Hormon ini mendorong kelenjar hipofisis untuk menghasilkan peningkatan


kadar hormon lutein (LH) dan FSH. FSH bertugas merangsang indung telur
menghasilkan 5-20 kantong kecil yang disebut folikel.

Setiap folikel mengandung sel telur yang belum matang. Dalam prosesnya,
hanya sel telur yang paling sehatlah yang akhirnya akan matang. Sementara
sisa folikel yang lainnya akan diserap kembali ke dalam tubuh.

Folikel yang matang akan memicu lonjakan estrogen untuk menebalkan lapisan
rahim. Lapisan rahim menebal dikondisikan untuk menciptakan lingkungan
kaya nutrisi bagi embrio (bakal janin) untuk tumbuh.

Fase ini berlangsung sekitar 11-27 hari, tergantung pada siklus bulanan Anda.
Namun umumnya wanita mengalami fase folikuler selama 16 hari.
Fase ovulasi

Meningkatkan kadar estrogen selama fase folikel atau pra ovulasi memicu
kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH). Di fase inilah
proses ovulasi dimulai. Ovulasi biasanya terjadi di pertengahan siklus, yaitu
sekitar 2 minggu atau lebih sebelum mulai menstruasi.

Ovulasi adalah proses ketika ovarium melepaskan satu sel telur yang matang.
Telur ini kemudian bergerak ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh
sperma. Masa hidup sel telur biasanya hanya sekitar 24 jam untuk sampai
bertemu sperma.

Fase ovulasi adalah satu-satunya kesempatan terbaik sepanjang siklus


menstruasi untuk Anda berkesempatan hamil. Setelah 24 jam, sel telur yang
tak bertemu sperma akan mati.

Ketika ovulasi, wanita biasanya mengalami keputihan kental dan lengket


berwarna bening seperti putih telur. Suhu basal tubuh juga akan meningkat.

Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang dicapai selama istirahat atau
dalam keadaan tidur. Suhu normal tubuh berada pada kisaran 35,5 sampai 36º
Celsius. Namun saat ovulasi, suhu akan naik menjadi 37 sampai 38º Celsius.

Suhu basal diukur dengan termometer yang ditempatkan di mulut, vagina,


atau anus. Jika berencana hamil, pastikan mengukur suhu tubuh setiap hari di
lokasi dan waktu yang sama selama 5 menit.

Pengukuran suhu basal paling baik dilakukan di pagi hari setelah bangun tidur
dan sebelum mulai beraktivitas apa pun.
Fase luteal

Saat folikel melepaskan telurnya, bentuknya berubah menjadi korpus luteum.


Korpus luteum melepaskan hormon progesteron dan estrogen. Peningkatan
hormon di fase ke-empat menstruasi ini berfungsi menjaga lapisan rahim tebal
dan siap untuk ditanamkan telur yang telah dibuahi.

Jika positif hamil, tubuh akan menghasilkan human chorionic gonadotropin


(hCG). Hormon ini membantu menjaga korpus luteum dan menjaga agar
lapisan rahim tetap tebal seterusnya.
Namun jika Anda tidak hamil, korpus luteum akan menyusut dan diserap oleh
lapisan rahim. Kemudian kadar estrogen dan progesteron akan perlahan
menurun, membuat lapisan rahim akhirnya terlepas dan meluruh.

Apabila positif tidak hamil, di fase ini Anda akan mengalami gejala yang disebut
dengan sindrom pramenstruasi (PMS). Berbagai gejala yang biasanya muncul
yaitu:
 Perut kembung

 Payudara membengkak dan sakit


 Suasana hati mudah berubah
 Sakit kepala
 Berat badan bertambah
 Merasa ingin terus makan
 Sulit tidur
3. Pengaturan Hormon Siklus Reproduksi Wanita ( Fisiologi Haid)
Estrogen

Estrogen bertugas mengatur siklus dan berperan dalam pertumbuhan lapisan rahim.
Jika sel telur tidak dibuahi, kadar estrogen akan menurun tajam dan saat itulah haid
dimulai.

Namun jika sel telur dibuahi, estrogen bekerja sama dengan progesteron untuk
menghentikan ovulasi selama kehamilan.

Progesteron

progesteron memicu lapisan rahim untuk menebal untuk mempersiapkannya


sebelum kehamilan.
Selain itu, progesteron juga mencegah otot rahim berkontraksi yang bisa membuat
sel telur tidak dapat menempel.

Ketika hamil, progesteron akan merangsang tubuh untuk menciptakan pembuluh


darah di lapisan rahim. Tujuannya untuk memberi makan janin yang akan tumbuh
nantinya.

Jika wanita tidak hamil, korpus luteum (massa dari folikel yang matang) yang
menempel akan rusak sehingga menurunkan kadar progesteron di dalam tubuh.
Hormon luteinizing (LH)

Hormon ini membantu merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen.

Dalam fase menstruasi, lonjakan hormon luteinizing menyebabkan ovarium


melepaskan sel telur selama ovulasi.

Jika pembuahan terjadi, hormon luteinizing akan merangsang corpus luteum


menghasilkan progesteron untuk menebalkan dinding rahim.

Hormon perangsang folikel (FSH)

FSH adalah hormon yang membantu pertumbuhan folikel di ovarium dan


melepaskan sel telur. Folikel menghasilkan estrogen dan progesteron dalam ovarium
untuk menjaga siklus haid tetap teratur.

Hormon pelepas gonadotropin (GnRh)

Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) adalah hormon yang mengendalikan dan


merangsang pelepasan LH dan FSH. Hormon ini dikeluarkan dari hipotalamus
dalam otak.

4. Gaada yg jawab

5. Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur pada sistem reproduksi wanita.
Prosestersebut terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap penggandaan, tahap pertumbuhan,
dan tahap pematangan.Bagan proses Oogensis pada Wanita
Tahapan dari oogenesis adalah:
Fase Pembelahan dan Penggandaan

Oogenesis ini dimulai dengan fase mitosis dan meiosis. Jika pada mitosis
yang merupakan proses pembelahan sel dan menghasilkan dua gamet atau
yang identic, pada proses meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan
empat gamet dan masing-masingnya memiliki jumlah kromosom setengah
dari sel induk.
Fase Perkembangan

Pada fase ini, pembelahan sel telur pertama pada oogenesis ini terjadi
perkembangan sitoplasma (bagian sel) yang tidak seimbang. Karenanya, ada
satu oosit yang punya banyak sitoplasma, ada pula yang tidak memilikinya.
Oosit yang memiliki banyak sitoplasma berukuran lebih besar daripada yang
tidak. Oosit yang ukurannya lebih kecil ini disebut dengan badan polar
pertama.
Fase Pematangan

Selanjutnya, oosit sekunder yang ukuranya lebih besar tadi, akan mengalami
pembelahan sel telur kedua yang menghasilkan ootid. Pada badan polar
pertama tadi, ia juga akan membelah ke dalam dua badan polar kedua.
Kemudian, Ootid ini akan berkembang menjadi sel telur apabila bertemu
dengan sel sperma atau yang disebut spermatozoa.
Maka, dapat dikatakan bahwa ovulasi terjadi saat oosit telah mencapai tahap
perkembangan ootid. Yang setelah pembuahan, ootid telah melewati tahap
akhir pematangan dan menjadi sel telur

Oosit sekunder menghasilkan senyawa fertilisin yang mempunyai beberapa fungsi berikut :

1) Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.

2) Menarik sperma secara kemotaksis positif.

3) Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum

Anda mungkin juga menyukai