Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN


GINEKOLOGI(MIOMA UTERI)
PRAKTIK KEPERAWATAN MATERNITAS II
RSUD KOTA BEKASI

Dosen Pembimbing :
Ns. Lina Ayu Marcelina, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Mat.

Disusun oleh :
Rana Rozanna 2010711104

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL


VETERAN JAKARTA FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN
2022
1. Anatomi Fisiologi

Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna,yang terletak didalam


rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis dan genitalia externa,yang terletak
diperium.struktur reproduksi interna dan 9 eksterna berkembang menjadi matur
akibat rangsangan hormon estrogen dan progesteron.

a. Struktur Eksterna

(gambar:https://bocahindonesia.com/anatomi-fungsi-sistem-reproduksi-wanit
a/)

̄ Vulva

Vulva adalah nama yang diberikan untuk struktur genitalia


eksterna.kata ini berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk
lonjong,berukuran panjang,mulai klitoris,kanan kiri dibatasi bibir
kecil sampai ke belakang dibatasi perineum

̄ Mons pubis

Mons pubis adalah gundukan jaringan lemak yang menutupi tulang


kemaluan. Selama masa pubertas, bagian ini mulai ditumbuhi
rambut. Mons pubis mengandung kelenjar sebasea, yakni kelenjar
yang
menghasilkan minyak. Kelenjar ini juga mengeluarkan feromon,
yakni zat kimia untuk menginduksi daya tarik seksual.

̄ Labia mayora

Labia mayora (“bibir besar” atau “bibir luar”) lipatan kulit berdaging
yang membungkus dan melindungi organ reproduksi eksternal
lainnya. Bagian ini merupakan padanan skrotum pada pria. Selama
masa pubertas, bagian ini juga mulai ditumbuhi rambut, serta
mengandung kelenjar penghasil keringat dan minyak.

̄ Labia minora

Labia minora (“bibir kecil” atau “bibir dalam) memiliki ukuran dan
bentuk yang bervariasi. Lebarnya bisa sangat kecil hingga 5 cm.
Labia minora terletak tepat di dalam labia mayora dan mengelilingi
lubang vagina dan uretra (tempat keluarnya urin). Kulit labia minora
sangat halus sehingga mudah mengalami iritasi dan pembengkakan.
Oleh karena disuplai oleh banyak pembuluh darah, labia minora
berwarna merah muda. Bila ada stimulasi seksual, pembuluh darah
di bagian ini akan penuh dengan darah sehingga labia minora
tampak membesar dan semakin sensitif terhadap rangsangan.

̄ Klitoris

Kedua bagian labia minora bertemu pada klitoris, yakni tonjolan


kecil dan sensitif, yang sepadan dengan penis pada pria. Organ ini
sebetulnya merupakan kelenjar, yang terbelah menjadi dua bagian
dan membentang ke arah vagina di kedua sisinya. Kelenjar klitoris
terdiri dari jaringan spons yang mengandung ribuan ujung saraf,
yang sangat sensitif terhadap stimulasi seksual dan dapat mengalami
ereksi. Ketika seorang wanita terangsang, klitoris dapat membesar.
Ini adalah organ utama yang bertanggung jawab untuk proses
orgasme pada wanita.

̄ Kelenjar Bartholin
Kelenjar bartholin terletak di kedua sisi lubang vagina. Saat
dirangsang, kelenjar Bartholin mengeluarkan cairan kental yang
berfungsi sebagai pelumas saat berhubungan intim.

̄ Hymen atau selaput dara

Tak semua wanita memiliki selaput dara. Bila ada, ini merupakan
jaringan tipis halus yang umumnya menutupi sebagian lubang
vagina. Saat wanita melakukan hubungan intim penetratif yang
pertama kali, selaput dara bisa teregang atau robek. Akan tetapi,
teregang atau robeknya selaput dara juga bisa disebabkan oleh hal
lain, seperti misalnya cedera.

̄ Uretra

Ini adalah lubang tempat keluarnya urin. Uretra merupakan bagian


dari sistem saluran kemih dan terletak tepat di atas lubang vagina.

b. Struktur eksternal

(gambar:https://bocahindonesia.com/anatomi-fungsi-sistem-reproduksi-w

anita/) Organ reproduksi internal wanita membentuk jalur, yang terdiri dari:

● Liang vagina, tempat penetrasi penis dan masuknya sperma


● Uterus atau rahim, tempat berkembangnya embrio dan janin
● Tuba falopi, tempat terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma
● Ovarium, tempat produksi hormon dan pematangan sel telur
Pada jalur ini, sperma bergerak dari arah bawah ke atas, sedangkan sel telur
bergerak dari arah atas ke bawah.

̄ Vagina

Vagina dikenal sebagai jalan lahir. Ini merupakan saluran yang


menghubungkan organ reproduksi internal dan eksternal. Lokasinya berada
di belakang kandung kemih dan di depan saluran cerna. Adanya vagina
memungkinkan cairan tubuh seperti darah menstruasi dan keputihan keluar.
Organ ini juga memungkinkan cairan sperma masuk ke dalam tubuh. Liang
vagina berbentuk tabung dan dindingnya dibangun oleh sel-sel otot elastis
sehingga dapat memendek dan memanjang. Dalam kondisi normal, panjang
liang vagina sekitar 5-7 cm. Dengan stimulasi seksual, liang vagina dapat
memanjang hingga 13 cm pada wanita dewasa. Saat orgasme, otot-otot
dinding vagina berkontraksi secara berirama tanpa disadari. Bagian dalam
vagina dilapisi oleh selaput lendir, yang dihasilkan oleh sel-sel pada dinding
vagina dan kelenjar pada serviks (leher rahim). Sebagian kecil dari cairan
ini dapat keluar dan tampak sebagai keputihan normal yang bening atau
putih susu. Selama usia reproduksi, liang vagina wanita memiliki tekstur
yang berlipat dan berkerut. Sedangkan sebelum pubertas dan setelah
menopause, liang vagina bertekstur halus.

̄ Serviks

Serviks adalah struktur sempit pada bagian bawah rahim. Lokasinya tepat di
atas vagina. Seperti vagina, serviks dilapisi oleh selaput lendir, namun lebih
halus. Serviks memiliki beberapa fungsi:

● Memproduksi lendir serviks, yang berfungsi menghambat


sperma memasuki rahim ketika seorang wanita sedang tidak subur
atau sedang hamil.

● Melindungi dari kuman berbahaya. Lendir serviks juga


menghentikan

bakteri atau kuman berbahaya memasuki rahim dan menjaga vagina


tetap sehat.
● Jalur keluarnya darah menstruasi.

̄ Uterus (rahim)

Rahim merupakan organ yang bentuk dan ukurannya kurang lebih seperti
buah pir. Organ ini berada di bagian tengah rongga panggul, di belakang
kandung kemih, dan di depan rektum. Rahim dipertahankan pada posisinya
oleh beberapa ligamen.

● Fungsi utama rahim


yakni untuk menjaga kelangsungan hidup janin yang sedang
berkembang. Rahim dibagi menjadi dua bagian, yakni serviks dan
korpus. Serviks adalah bagian bawah yang bersambungan dengan
vagina, sedangkan korpus adalah bagian utama rahim tempat janin
berkembang. Bagian korpus ini sangat berotot, dapat meregang
untuk mengakomodasi janin yang sedang bertumbuh. Ketika
waktunya bersalin, dinding otot rahim akan berkontraksi untuk
mendorong bayi keluar melalui serviks dan liang vagina. Selama
usia reproduksi, korpus rahim berukuran dua kali lebih panjang
daripada serviks. Sedangkan setelah menopause, yang terjadi adalah
kebalikannya.Dinding dalam korpus rahim, yang disebut
endometrium, dapat menebal dan menipis sesuai siklus menstruasi.
Bila wanita tidak hamil, dinding endometrium akan meluruh dan
keluar sebagai darah menstruasi.
̄ Tuba Falopi
Tuba falopi adalah tabung sempit yang menempel pada bagian atas rahim
dan berfungsi sebagai jalur bagi ovum (sel telur) untuk bergerak dari
ovarium ke rahim. Panjangnya sekitar 10 hingga 13 cm. Di saluran inilah
terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma. Sel telur yang telah dibuahi
(embrio) kemudian bergerak ke rahim, di mana nantinya akan berimplantasi
ke dalam dinding rahim. Tuba falopi memiliki beberapa bagian, yakni:

1. Infundibulum, yakni lubang berbentuk corong di dekat ovarium

2. Fimbria, yakni tonjolan seperti jari yang mengelilingi bukaan


tuba falopi ke ovarium

3. Silia, yakni struktur seperti rambut di dalam tuba falopi.


Ketika ovarium melepaskan sel telur, cairan dan fimbria mendorongnya
menuju lubang tuba falopi. Saat sudah di dalam, silia akan menggerakkan
sel telur ke arah rahim. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 7 hari dan di
waktu-waktu ini, sperma dapat membuahi sel telur bila wanita melakukan
hubungan intim.

̄ Ovarium

Ini adalah kelenjar kecil seukuran buah kenari dan berbentuk oval, yang
terletak di kedua sisi rahim. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon
reproduksi wanita, yaitu estrogen dan progesteron.Saat lahir, kedua ovarium
mengandung kurang lebih 700.000 sel telur yang belum matang. Saat
mencapai usia pubertas, sel-sel telur ini mulai berkembang dan matang di
dalam folikel sel telur. Sejak saat itu, sekitar sebulan sekali, ovarium
melepaskan satu sel telur yang matang. Proses ini dikenal sebagai ovulasi
dan merupakan bagian dari siklus menstruasi. Proses ini pula yang
memungkinkan terjadinya kehamilan. Hormon-hormon yang diproduksi
ovarium berfungsi mengatur siklus menstruasi.Hormon-hormon ini juga:

●Berperan dalam perkembangan organ seks dan karakteristik


seksual wanita
●Memfasilitasi proses kehamilan, persalinan, dan produksi Air Susu
Ibu (ASI)

● Menjaga kesehatan tulang, jantung, hati, otak, dan jaringan lainnya

● Mempengaruhi suasana hati, kualitas tidur, dan gairah seksual

2. Pengertian
Mioma uteri merupakan tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel jaringan
otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Dalam kepustakaan ginekologi
mioma uteri terkenal dengan istilah-istilah fibrimioma uteri, leiomyoma uteri atau
uterine fibroid. Mioma ini berbentuk padat karen jaringan ikat dan otot rahimnya
dominan. Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang paling umum dan sering
dialami oleh wanita. Neoplasma ini memperlihatkan gejala klinis berdasarkan besar
dan letak mioma

3. Etiologi

Penyebab dari mioma uteri adalah beberapa hal

1. Teori mayor de snoo rangsangan sel nost atau estrogen

2. Faktor

a. Tak pernah dijumpai sebelum menarche


b. Atropi setelah monopause

c. Cepat membesar saat hamil

d. Sebagian besar masa reproduksi

3. Red degenarsi (Carneous degenations)

a. Ekstrogen merangsang tumbuh kembang mioma

b. Aliran darah tak seimbang

c. Edema sekitar tungkai

d. Tekanan hamil

e. Insiden

Berdasarkan otopsi , Novak menemukan 27 % wanita berumur 25 tahun mempunyai


sarang mioma, pada wanita berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri
belum pernah (dilaporkan) terjadi sebelum menars. Setelah monopause hanya
kira-kira 10 % mioma yang masih tumbuh. Di Indonesia mioma uteri di temukan 2,39
– 11,7 % pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Pertumbuhan mioma
diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju,
akan tetapi beberapa kasus ternyata tumbuh cepat. Setelah monopause banyak mioma
menjadi lisut, hanya 10 % saja yang masih dapat tumbuh lebih lanjut.

4. Patofisiologi
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam miometriumdan
lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesakmenyusun
semacam pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor didalam uterus
mungkin terdapat satu mioma, akan tetapi mioma biasanya banyak.Jika ada satu
mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus initampak bundar
dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan uterus,uterus mioma dapat
menonjol ke depan sehingga menekan dan mendorongkandung kencing ke atas
sehingga sering menimbulkan keluhan miksi
Masalah akan timbul jika terjadi berkurangnya pemberian darahpada mioma
uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkanrasa nyeri dan
mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahanabnormal pada
uterus yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisamengakibatkan
kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhanperawatan diri tidak dapat
terpenuhi. Selain itu dengan perdarahan yang banyakbisa mengakibatkan seseorang
mengalami kekurangan volume cairan.

5. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik tergantung letak mioma, besarnya, perubahan sekunder, dan


komplikasi serta hanya terdapat pada 35-50 penderita manifestasi klinis digolongkan
menjadi :

1. Tanpa gejala karena dijumpai kebetulan, misalnya pada pemeriksaan infertilitas


2. Perdarahan sebagai gangguan menstruasi yang disebabkan oleh :

a. Pengaruh ekstrogen tinggi, hiperplasia endometrium dapat bentuk seperti


menoragia, menometroragia, dan metroragia

b. Permukaan endometrium lebih luas

c. Atropi endometrium diatas submukosa mioma dan menimbulkan perdarahan

d. Kontraksi otot mioma tidak sempurna menutup pembuluh darah

3. Perasaan nyeri terjadi karena gangguan sirkulasi darah, nekrosis dan khususnya
saat terjadi submukosa yang terlahir

4. Gejal penekanan sekitranya

a. Terasa discomport atau nek

b. Terjadi infertilitas

c. Dapat menimbulkan obstipasi

d. Edema karena gangguan aliran cairan limfa

6. Komplikasi
1. Degenerasi Ganas
Mioma uteri yang menjadi Leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32 – 0,6 % dari seluruh
mioma, serta merupakan 50 – 75 % dari seluruh sarkoma uterus. Keganasan
umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histology uterus yang telah diangkat.
Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila
terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
2. Torsi (Putaran Tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut
sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah syndrome abdomen akut.
Jika torsi terjadi perlahan-lahan gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya
dibedakan dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga
peritoneum
3. Nekrosis dan Infeksi
Pada mioma submukosum, yang menjadi polip, ujung tumor kadang-kadang dapat
melalui kanalis servikalis dan dilahirkan di vagina. Dalam hal ini ada ada
kemungkinan gangguan sirkulasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder

7. Penatalaksanaan Medis
Terdapat beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada mioma uteri,
diantaranya:
- Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan terapi
hanya diobservasi tiap 3 – 6 bulan untuk menilai pembesarannya. Mioma akan
lisut setelah menopause
- Radioterapi
- Pemberian GnRH agonis selama 6 minggu
- Miomektomi dengan atau tanpa histerektomi bila uterus melebihi seperti
kehamilan 12 – 14 minggu
- Estrogen untuk pasien setelah menopause dan observasi setiap 6 minggu.

8. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai