Jelaskan bagian-bagiannya!
1. Mons Veneris
Mons Veneris adalah bagian yang agak menonjol dan menutupi tulang kemaluan
(simfisis pubis). Bagian yang tersusun dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat.
Mons Veneris dikenal dengan gunung venus, ketika dewasa bagian mons veneris akan
tertutup oleh rambut-rambut kemaluan dan membentuk suatu pola seperti segitiga
terbalik.
2. Labia Mayora (BibirBesarKemaluan)
Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan) bagian yang mirip bibir. Labia mayora adalah
bagian lanjutan dari mons veneris dengan bentuk lonjok, menuju kebawah dan bersatu
dengan membentuk perineum. Bagian luar Labia Mayor tersusun dari jaringan lemak,
kelenjar keringat, dan disaat dewasa tertutup oleh rambut kelamuan yang merupakan
rambut dari mons veneris. Sedangkan pada selaput lemak, tidak berambut, tetapi
terdapat banyak ujung-ujung saraf sehingga sensitif saat berhubungan seks.
4. Klitoris
Klitoris merupakan organ yang mempunyai sifat erektil dan sangat sensitive apabila
terkena rangsangan. Rangsangan ini biasa terjadi pada saat melakukan hubungan
seksual. Pada bagian ujung klitoris terdapat banyak pembuluh darah, hal ini
menyebabkan klitoris menjadi bagian yang erektil mirip seperti alat reproduksi pria
atau penis.
5. Vestibulum
Vestibulum adalah rongga kemaluan yang dibatasi oleh labia minora di bagian sisi kiri
dan kanan, dibatasi dengan klitoris di bagian atas, dan dibatasi oleh pertemuan dua
labia minora di bagian belakang bawahnya. Vestibulum, tempat bermuaranya uretra
(saluran kencing), dan bermuara vagina (liang senggama). Setiap dua lubang saluran
kelenjar Bartholini dan skene (kelenjar ini mengeluarkan cairan yang mirip lendir saat
pendahuluan hubungan untuk memudahkan dalam masuknya penis).
6. Himen (Selaput Darah)
Himen adalah selaput membran tipis yang menutupi lubang vagina. Himen dapat
dengan mudah robek sehingga merupakan salah satu penilaian keperawanan.
Normalnya Himen mempunyai satu lubang yang agak besar berbentuk seperti
lingkaran. Himen merupakan tempat dalam keluarnya cairan atau darah disaat
menstruasi. Disaat pertama kali berhubungan seks himen akan robek dan mengeluarkan
darah. Setelah melahirkan hanya tertinggal sisa-sisa himen yang biasa disebut dengan
caruncula hymenalis (caruncula mirtiformis).
2. Uterus (Rahim)
Bentuk uterus menyerupai buah pir, mempunyai berat sekitar 30 gram, letaknya di
panggul kecil antara rektum bagian usus sebelum dubur dan di bagian depannya ada
kandung kemih. Di bagian uterus disangga oleh ligamen kuat mengakibatkannya bebas
di dalam tubuh atau berkembang ketika sedang hamil. Ruangan rahim rahim bentuknya
segi tiga dan bagian besarnya ada di atas. Dari bagian atas rahim (fundus) ada ligamen
ke arah lipatan paha (kanalis inguinalis), menyebabkan kedudukan rahim menjadi ke
arah depan. Lapisan otot rahim tersusun atas dari tiga lapisan yang mempunyai
kemampuan untuk mengembang sehingga mampu memelihara serta mempertahankan
kondisi hamil selama sembilan bulan. Rahim juga adalah jalan lahir yang penting dan
memiliki kemampuan untuk mendorong janin keluar saya proses melahirkan. Segera
setelah persalainan otot rahim bisa menutup pembuluh darah untuk menghindari
terjadinya pendarahan. Setelah proses persalinan terjadi, rahim dalam rentang masa 42
hari bisa mengecil kembali seperti sebelumnya.
3. Tuba Fallopi
Tuba fallopi berasal dari ujung ligamentum, berjalan ke arah lateral dan mempunyai
sekitar 12 cm. Tuba fallopi bukan merupakan saluran yang lurus, namun memiliki
bagian yang lebar sehingga membedakannya dengan empat bagian. Pada bagian
ujungnya terbuka dan memiliki fimbriae (rumbai-rumbai), sehingga bisa menangkap
telur (ovum). Saluran telur ini adalah saluran yang merupakan hasil konsepsi hasil dari
proses pembuahan ke area rahim. Tuba fallopi adalah bagian yang paling sensitif
terhadap infeksi dan menjadi penyebab utama terjadinya kemandulan (infertilitas).
Fungsi tuba fallopi sangat penting dalam proses kehamilan, yakni menjadi saluran
spermatozoa dan ovum. Tuba fallopi mempunyai fungsi dalam menjerat ovum, tempat
dimana fertilitas (proses pembuahan) terjadi, menjadi saluran dan tempat pertumbuhan
hasil pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada lapisan dalam rahim.
1. Penis
Penis adalah alat kelamin luar pada pria. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma
ke dalam alat kelamin wanita melalui pertemuan keduanya (Kopulasi). Penis
merupakan organ yang tersusun atas otot yang dapat tegang dan dilapisi oleh lapisan
kulit tipis. Proses tegangnya penis disebut Ereksi, hal ini dikarenakan adanya
rangsangan yang membuat pembuluh darah pada penis terisi. Setelah di sunat (khitan)
kulit tipis (preputium) yang melapisi glan penis akan dipotong. Penis Juga memiliki
fungsi untuk ejakulasi, yaitu mengeluarkan sperma melalui uretra (saluran dalam
penis), selama ejakulasi otot-otot pada kandung kemih akan mengkerut, untuk
mencegah sperma masuk ke kandung kemih, oleh karena itu kita tidak bisa kencing
sambil ejakulasi. Penis terdiri atas beberapa bagian yaitu :
Glan Penis, bagian kepala yang apabila telah dikhitan tidak dilapisi kulit
Batang (corpus) Penis
Pangkal Penis
2. Skrotum
Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testisatau buah
zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan perineum Fungsi
skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu
1-8 oC lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat
terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang menarik testis
mendekati dinding tubuh untuk memanas.
3. Testis
Testis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk oval yang terletak di dalam skrotum.
Testis berjumlah sepasang dan berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoa) dan hormon seks testosteron. Testis terletak di dalam skrotum yang
merupakan organ berugae (memiliki lipatan kulit), berfungsu untuk menjaga suhu testis
agar spermatogenesis dapat tetap berlangsung. Jika Suhu rendah (dingin) maka
skrotum akan berkerut dan mendekat ke arah tubuh, sedangkan jika suhu tinggi, maka
skrotum akan mengendur, menjauh dari tubuh. Tempat pembentukan sperma dalam
testis adalah tubulus seminiferus. Kemudian terdapat pintalan-pintalan tubulus
seminiferus yang terdapat di dalam ruang testis yang disebut lobulus testis, satu testis
umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.
4. Epididimis
Epididimis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk saluran berkelok – kelok yang
terletak di dalam skrotum, diluar testis. Epididimis berbentuk seperti huruf C.
Epididimis berfungsi dalam pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sperma.
Sebelum memasuki epididimis, sperma tidak memiliki kemampuan untuk bergerak dan
belum subur, namun setelah epididimis menjalankan fungsinya, sperma sudah subur
dan mampu bergerak walaupun belum sempurna. Setelah dari epididimis sperma akan
masuk ke vas (duktus) deferens, lalu disalurkan menuju vesikula seminalis.
6. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin adalah organ – organ kelamin dalam pria yang berfungsi untuk
menghasilkan cairan tempat berenangnya sperma, dan cairan ini akan menjaga sperma
tetap hidup dengan cara menetralisir asam, karena cairan itu bersifat basa. Dalam
bahasa sehari – hari cairan ini kita kenal dengan air mani, sedangkan dalam bahasa
ilmiah dikenal dengan nama semen. Dalam 1 ml air mani, terdapat sekitar 60 – 100 juta
sel sperma. Normalnya semen memiliki pH 7,2 dengan volume 3-5 ml, dan berwarna
putih susu sampai kekuning – kuningan serta sedikit kental. Berikut adalah organ yang
termasuk ke dalam kelenjar kelamin :
Kekebalan tubuh nonspesifik adalah bagian dari tubuh kita yang telah ada sejak
kita lahir. Ciri-cirinya sistem imun alami : Sistem ini tidak selektif, artinya semua
benda asing yang masuk ke dalam tubuh akan diserang dan dihancurkan tanpa seleksi
Tidak memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi yan terjadi sebelumnya Eksposur
menyebabkan respon maksimal segara, Sistem ini memiliki komponen-komponen
yang mampu menangkal benda masuk ke dalam tubuh, yakni rintangan mekanis dan
rintangan kimiawi.
Kulit Terdiri dari lapisan tanduk yang tidak mudah ditembus oleh benda asing
kecuali jika kulit dalam Keadaan terluka. Asam lemak dan keringat yang
dihasilkan oleh kelenjar di kulit juga akan mencegah benda asing masuk ke
dalam tubuh.
Selaput Lendir : Merupakan hasil sekresi dari sel yang terdapat di sepanjang
saluran pernapasan dan saluran pencernaan.Pada saluran pernapaan,Selaput
lendir berfungi dalam menangkap bakteri / benda asing yang masuk ke dalam
tubuh melalui saluran pernapasan. Contoh : Selaput lendir pada hidung. Selaput
lender pada saluran pencernaan berfungsi sebagai rintangan yang melindungi
sel diluar system pencernaan.
Rambut-rambut halus : Sebagian besar terdapat pada saluran pernapasan.
Contoh : bulu di hidung, rambut-rambut halus berfungsi sebagai penyaring
udara yang masuk melalui hidung.
2) Rintangan Kimiawi
1. Hasil Sekresi Berperan untuk membunuh benda asing dengan menggunakan zat
kimia dan enzim.
2. Bakteri yang terdapat di permukaan tubuh ( bakteri nonpatogen )Berfungsi
untuk menekan pertumbuhan bakteri patogen yang akan masuk ke dalam tubuh.
3. Sel Darah Putih Merupakan system pertahanan tubuh kedua. Apabila benda
asing berhasil melewati system pertahanan pertama dan masuk ke dalam tubuh,
maka sel darah putih akan mencegah benda asing masuk lebih jauh lagi ke
dalam tubuh. Sel darah putih akan menghancurkan setipa benda asing yang
masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis.Mekanisme fagositosis:a)
Mikroba menempel ke fagosit.b) Fagosit membentuk pseudopodium yang
menelan mikrobac) Vesikula fagositik bersatu sengan lisosomd) Mikroba
dibunuh oleh enzim dalam fagolisosome) Sisa-sisa mikroba dikeluarkan lewat
eksotisosis
4. Sel Natural Killer Merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan
membunuh sel-sel kanker serta sel tubuh yang terinfeksi virus sebelum
diaktifkanya system kekebalan adaptif. Sel ini membunuh dengan cara
menyerang membrane sel target dan melepaskan senyawa kimia preforin.
5. Protein Komplemen Merupakan protein darah yang berfungsi membantu
system pertahanan sel darah putih. Protein komplemen membantu system
kekebalan tubuh dengan cara :
1. Antigen
Merupakan zat kimia asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat
merangsang terbentuknya antibody. Antigen memiliki struktur tiga dimensi
sengan dua atau lebih determinant site. Determinant site merupakan bagian dari
antigen yang dapat melekat pada bagian sisi pengikatan pada antibody. Antigen
dapat berupa protein, sel bakteri, atau zat kimia yang dikeluarkan
mikroorganisme.
Antibodi memiliki struktur seperti huruf Y dengan dua lengan dan satu kaki.
Lengan tersebut dinamakan antigen binding site,yakni tempat melekatnya
antigen. Molekul antibody dapat dikelompokkan menjadi lima kelas yakni :1) Ig M :
berperan sbg reseptor permukaan sel B & disekresi pd tahap awal respons sel plasma2)
Ig G : IgG terbanyak di darah, diproduksi jika tubuh berespons thd antigen yg sama ,
Ig M & IgG berperan jika tjd invasi bakteri & virus serta aktivasi komplemen3) Ig E :
melindungi tubuh dr infeksi parasit & mrp mediator pd reaksi alergi; melepaskan
histamin dari basofil & sel mast4) Ig A : ditemukan pd sekresi sistem perncernaan,
pernapasan, & perkemihan (cth: pd airmata & ASI).5) Ig D : terdapat pada banyak
permukaan sel B; mengenali antigen pd sel B.
Sistem Imun Humoral atau imunitas humoral yaitu imunitas yang dimediasi
oleh molekul di dalam darah, yang disebut antibodi. Antibodi dihasilkan oleh
sel B limfosit. Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda asing yang
berada di di luar sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akan
mengenali benda asing tersebut, kemudian akan memproduksi antibodi.
Antibodi merupakan molekul yang akan menempel di suatu molekul spesifik
(antigen) di permukaan benda asing tersebut. Kemudian antibodi akan
menggumpalkan benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau
berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit. Sel B mengidentifikasi patogen
ketika antibodi pada permukaan melekat pada antigen asing. [50]
Antigen/antibodi kompleks ini diambil oleh sel B dan diprosesi oleh proteolisis
ke peptid. Sel B lalu menampilkan peptid antigenik pada permukaan molekul
MHC kelas II. Kombinasi MHC dan antigen menarik sel T pembantu yang
cocok, yang melepas limfokin dan mengaktivkan sel B. Sel B yang aktif lalu
mulai membagi keturunannya (sel plasma) mengeluarkan jutaan kopi limfa
yang mengenali antigen itu. Antibodi tersebut diedarkan pada plasma darah dan
limfa, melilit pada patogen menunjukan antigen dan menandai mereka untuk
dihancurkan oleh aktivasi komplemen atau untuk penghancuran oleh fagosit.
Antibodi juga dapat menetralisir tantangan secara langsung dengan melilit
toksin bakteri atau dengan mengganggu dengan reseptor yang digunakan virus
dan bakteri untuk menginfeksi sel.
2. Sistem Imun Selular
Imunitas selular adalah respon imun yang dilakukan oleh molekul-molekul
protein yang tersimpan dalam limfa dan plasma darah. Imunitas ini dimediasi oleh sel
T limfosit. Mekanisme ini ditujukan untuk benda asing yang dapat menginfeksi sel
(beberapa bakteri dan virus) sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi. T limfosit
kemudian akan menginduksi 2 hal:(1) fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang
terinfeksi,(2) lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel
dan dapat di dilekati oleh antibodi.Baik sel B dan sel T membawa molekul reseptor
yang mengenali target spesifik. Sel T mengenali target bukan diri sendiri, seperti
patogen, hanya setelah antigen (fragmen kecil patogen) telah diproses dan disampaikan
pada kombinasi dengan reseptor “sendiri” yang disebut molekul major
histocompatibility complex (MHC). Terdapat dua subtipe utama sel T: sel T pembunuh
dan sel T pembantu.
Sel T pembunuh adalah sub-grup dari sel T yang membunuh sel yang terinfeksi
dengan virus (dan patogen lainnya), atau merusak dan mematikan patogen.[42] Seperti
sel B, tiap tipe sel T mengenali antigen yang berbeda. Sel T pembunuh diaktivasi ketika
reseptor sel T mereka melekat pada antigen spesifik pada kompleks dengan reseptor
kelas I MHC dari sel lainnya. Pengenalan MHC ini, kompleks antigen dibantu oleh co-
reseptor pada sel T yang disebut CD8. Sel T pembantu mengatur baik respon imun
bawaan dan adaptif dan membantu menentukan tipe respon imun mana yang tubuh
akan buat pada patogen khusus. Sel tersebut tidak memiliki aktivitas sitotoksik dan
tidak membunuh sel yang terinfeksi atau membersihkan patogen secara langsung,
namun mereka mengontrol respon imun dengan mengarahkan sel lain untuk melakukan
tugas tersebut. Sel T pembantu mengekspresikan reseptor sel T yang mengenali antigen
melilit pada molekul MHC kelas II. MHC:antigen kompleks juga dikenali oleh reseptor
sel pembantu CD4 yang merekrut molekul di dalam sel T yang bertanggung jawab
untuk aktivasi sel T.VII. IMUNISASIImunisasi adalah merupakan salah satu usaha
manusia untuk menjadikan individu kebal terhadap suatu penyakit.Imunisasi terbagi
2,yaitu :
Imunisasi aktif
Imunisasi Pasif
Kekebalan yang didapat dari pemindahan antibody dari suatu individu
ke individu lainnya.Imunisasi Pasif Alami yaitu terjadi pada bayi dalam
kandungan, dimana antibody sang ibu akan masuk ke dalam tubuh bayi melalui
plasenta,dan ASI pertama.Imunisasi Pasif Buatan yaitu kekebalan yang
diperoleh dengan memasukkan antibody / serum yang telah kebal penyakit
yang dilakukan melalui suntikan.Tujuanya adalah untuk memberikan
kekebalan tubuh secepatnya karena tubuh penerima tidak memiliki banyak
Waktu untuk membentuk antibody
Kelainan dan penyakit yang menyerang sistem imunitas dapat disebabkan oleh
banyak hal. Misalnya virus, bakteri, jamur. Beberapa kelainan pada sistem imunitas
antara lain sebagai berikut:
1. Autoimunitas
Respon imun terlalu aktif menyebabkan disfungsi imun yang disebut
autoimunitas. Sistem imun gagal untuk memusnahkan dengan tepat antara diri sendiri
dan bukan diri sendiri, dan menyerang bagian dari tubuh. Dibawah keadaan sekitar
yang normal, banyak sel T dan antibodi bereaksi dengan peptid sendiri. Satu fungsi sel
(terletak di thymus dan sumsum tulang) adalah untuk memunculkan limfosit muda
dengan antigen sendiri yang diproduksi pada tubuh dan untuk membunuh sel tersebut
yang dianggap antigen sendiri, mencegah autoimunitas.
Contoh penyakit Autoimunitas adalah:
2. Hipersensitivitas
Hipersensitivitas adalah respon imun yang berlebihan yang dapat merusak
jaringan tubuh sendiri. Mereka terbagi menjadi empat kelas (tipe I – IV) berdasarkan
mekanisme yang ikut serta dan lama waktu reaksi hipersensitif. Tipe I hipersensitivitas
sebagai reaksi segera atau anafilaksis sering berhubungan dengan alergi. Gejala dapat
bervariasi dari ketidaknyamanan sampai kematian. Hipersensitivitas tipe I ditengahi
oleh IgE yang dikeluarkan dari mastosit dan basofil. Hipersensitivitas tipe II muncul
ketika antibodi melilit pada antigen sel pasien, menandai mereka untuk penghancuran.
Hal ini juga disebut hipersensitivitas sitotoksik, dan ditengahi oleh antibodi IgG dan
IgM. Kompleks imun (kesatuan antigen, protein komplemen dan antibodi IgG dan
IgM) ada pada berbagai jaringan yang menjalankan reaksi hipersensitivitas tipe III.
Hipersensitivitas tipe IV (juga diketahui sebagai selular) biasanya membutuhkan waktu
antara dua dan tiga hari untuk berkembang. Reaksi tipe IV ikut serta dalam berbagai
autoimun dan penyakit infeksi, tetapi juga dalam ikut serta dalam contact dermatitis.
Reaksi tersebut ditengahi oleh sel T, monosit dan makrofaga.
Contoh penyakit Hipersensitivitas adalah:
1. Alergi
Alergi, kadang disebut hipersensitivitas, disebabkan respon imun
terhadap antigen. Antigen yang memicu alergi disebut allergen. Reaksi
alregi terbagi atas 2 jenus yaitu:reaksi alergi langsung dan reaksi alergi
tertunda. Reaksi alergi langsung disebabkan mekanisme imunitas
humoral. Reaksi ini disebabkan oleh prosuksi antibodi IgE berlebihan
saat seseorang terkena antigen. Antibodi IgE tertempel pada sel
Mast,leukosit yang memiliki senyawa histamin. Sel mAst banyak
terdapat pada paru-paru sehingga saat antibodi IgE menempel pada sel
Mast, Histamin dikeluarkan dan menyebabkan bersin-bersin dan mata
berair. Reaksi alergi tertunda disebabkan oleh perantara sel. Contoh
yang ekstrim adalah saat makrofag tidak dapat menelan antigen atau
menghancurkannya. Akhirnya Limfosit T segera memicu
pembengkakan pada jaringan.
3. Penolakan Transplantasi
System kekebalan mengenali dan menyerang apapun yang secara normal
berbeda dari unsur yang ada di dalam tubuh seseorang, bahkan unsur yang hanya
sedikit berbeda, seperti organ dan jaringan yang dicangkokkan. Penolakan transplantasi
dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu penolakan hiperakut, akut, dan kronis.
4. AIDS
Suatu penyebab infeksi yang menurunkan kekebalan secara fatal adalah HIV
(Human Immunodeficiency Virus). Virus tersebut menyebabkan kasus AIDS dengan
menginfeksi dan secara cepat menghancurkan sel-sel T penolong. AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom menurunnya system kekebalan
tubuh. AIDS termasuk penyakit menular seksual (PMS).
5. Myasthenia Gravis
Myasthenia gravis, yaitu antibodi menyerang otot lurik. Hal ini menyebabkan
degradasi otot, dan berkurangnya kemampuan otot untuk menangkap asetilkolin, zat
yang dilepaskan oleh saraf yang memicu kontraksi otot. Contohnya jika terjadi pada
mata, pandangan atau posisi mata menjadi tidak simetri.
6. Lupus Erythematosus
Lupus erythematosus, yaitu antibodi menyerang sel-sel tubuh yang lain (secara
umum) sebagai sel asing. Penyakit ini sangat sulit dikenali karena gejalanya sangat
umum. Ketika kondisi lingkungan berubah dan kondisi tubuh melemah, maka serangan
antibodi meningkat.
7. Addison’s Disiase
Addison’s disease, yaitu antibodi menyerang kelenjar adrenalin. Pertama kali
ditemukan seorang dokter Inggris bernama Thomas Addison, tahun 1855. Penyakit ini
bisa disebabkan karena infeksi pada kelenjar adrenalin. Namun ditemukan juga sebab
yang lain, yaitu antibodi menyerang sel-sel yang menghasilkan hormon adrenalin.
Akibat yang ditimbulkan di antaranya mudah merasa lelah, kehilangan berat badan,
tekanan, darah rendah, kadar gula darah yang rendah, rasa perasaan tertekan, dan
peningkatan pigmentasi kulit.
8. Multiple Sclerosis
Multiple sclerosis, yaitu antibodi menyerang jaringan saraf di otak dan tulang
belakang. Bagian saraf yang diserang adalah seludang mielin, yang melapisi sel saraf
dan berperan dalam menghantarkan informasi. Kerusakan mielin ini menyebabkan
berbagai gejala, dari mulai gangguan penglihatan, stres, pusing, dan lain-lain.
9. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus, yaitu type I (Insulin-dependent Diabetes Mellitus). Antibodi
menyerang sel-sel beta di dalam pankreas yang memproduksi hormon insulin.
Akibatnya, kadar gula darah tinggi. Gejala yang timbul sangat mirip dengan kasus
diabetes Belum diketahui cara atau obat yang dapat menyembuhkan kelainankelainan
tersebut. Hingga saat ini pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi
kadar gamma globulin dalam darah. Gamma globulin adalah bagian dari darah yang
mengandung antibodi.
2. Sel-sel Darah
Sel-sel darah terdiri dari tiga komponen, yaitu: sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), keping darah (trombosit). Eritrosit berfungsi untuk mengangkut
oksigen. Leukosit berfungsi membunuh kuman penyakit. Trombosit berguna dalam
proses pembekuan darah. Dalam sel-sel darah, prosentase kandungan leukosit
trombosit sebanyak 1%. sedangkan eritrosit sebanyak 99%.
Sel Darah Merah (Eritrosit)
Eritrosit adalah bagian darah pemberi warna merah pada darah. Eritrosit
mengandung zat warna hemoglobin. Hemoglobin merupakan pigmen protein
terdiri atas haeme dan globin. Fungsi homoglobin diantaranya: mengikat O2
pernapasan, mengikat CO2 hasil pernapasan.
Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih sebenarnya tidak berwarna tetapi jernih. Disebut sel
darah putih disebabkan untuk membedakannya dari sel darah merah. Bentuk
sel darah putih tidak tetap (amoebid). Sel darah putih mempunyai kemampuan
untuk menembus dinding pembuluh darah. Kemampuan tersebut dinamakan
diapedesis. Umur sel darah putih hanya sekitar 12-13 hari, tidak berwarna, juga
tidak memiliki inti sel. Dalam 1 ml darah terdapat 8000 sel darah putih.
Berdasarkan ada atau tidaknya granula di sitoplasma sel, leukosit dibedakan
menjadi dua tipe.
a. Granulosit
Granulosit merupakan leukosit bergranula. Granulosit berperan dalam
membunuh kuman penyakit, sel asing (termasuk sel kanker), dan memakan
sel mati. Berdasarkan jenis granula serta sifat asam dan basa sitoplasmanya,
granulosit dibedakan lagi menjadi 3 macam sel.
- Eosinofil
Sitoplasma eosinofil mempunyai granula halus bersifat asam. Pada
pewarnaan menggunakan senyawa asam, sitoplasma eosinofil memberikan
warna merah. Sel ini mempunyai peran membunuh kuman penyakit
kemudian memakan sel mati tersebut.
- Basofil
Sitoplasma basofil bergranula kasar bersifat basa. Basofil berfungsi sebagai
pembunuh sel asing di tubuh kita. Basofil ini jumlahnya relatif sedikit.
- Neutrofil
Sitoplasma neutrofil bergranula halus, sifatnya netral. Neutrofil lebih aktif
membunuh kuman penyakit serta memaka sel mati daripada eosinofil
maupun basofil. Neutrofil jumlahnya paling banyak.
b. Agranulosit
Agranulosit merupakan leukosit tidak bergranula, terdiri atas limfosit dan
monosit.
– Limfosit
Merupakan sel dengan inti berbentuk seperti ginjal atau seperti biji kacang
tanah.
- Monosit
Yaitu sel dengan inti berbentuk meyerupai otak. Peran monosit hampir
sama dengan peran granulosit, yaitu membunuh bibit penyakit secara
langung tanpa melalui produksi antibodi, membunuh sel asing (diantaranya
sel kanker), memakan sel mati.