Anda di halaman 1dari 29

1. Gambarkan alat kelamin wanita dan pria !

Jelaskan bagian-bagiannya!

 Alat Reproduksi Wanita Bagian Luar

1. Mons Veneris
Mons Veneris adalah bagian yang agak menonjol dan menutupi tulang kemaluan
(simfisis pubis). Bagian yang tersusun dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat.
Mons Veneris dikenal dengan gunung venus, ketika dewasa bagian mons veneris akan
tertutup oleh rambut-rambut kemaluan dan membentuk suatu pola seperti segitiga
terbalik.
2. Labia Mayora (BibirBesarKemaluan)
Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan) bagian yang mirip bibir. Labia mayora adalah
bagian lanjutan dari mons veneris dengan bentuk lonjok, menuju kebawah dan bersatu
dengan membentuk perineum. Bagian luar Labia Mayor tersusun dari jaringan lemak,
kelenjar keringat, dan disaat dewasa tertutup oleh rambut kelamuan yang merupakan
rambut dari mons veneris. Sedangkan pada selaput lemak, tidak berambut, tetapi
terdapat banyak ujung-ujung saraf sehingga sensitif saat berhubungan seks.

3. Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan)


Labia Minora adalah organ berbentuk lipatan terletak di dalam Labia Mayora. Labia
Minora tidak berambut, tersusun dari jaringan lemak, dan terdapat banyak pembuluh
darah sehingga dapat membesar saat gairah seks bertambah. Bibir kecil kemaluan
mengelilingi Orifisum Vagina (lubang kemaluan). Labia Minora analog dengan kulit
skrotum pada alat reproduksi Pria.

4. Klitoris
Klitoris merupakan organ yang mempunyai sifat erektil dan sangat sensitive apabila
terkena rangsangan. Rangsangan ini biasa terjadi pada saat melakukan hubungan
seksual. Pada bagian ujung klitoris terdapat banyak pembuluh darah, hal ini
menyebabkan klitoris menjadi bagian yang erektil mirip seperti alat reproduksi pria
atau penis.

5. Vestibulum
Vestibulum adalah rongga kemaluan yang dibatasi oleh labia minora di bagian sisi kiri
dan kanan, dibatasi dengan klitoris di bagian atas, dan dibatasi oleh pertemuan dua
labia minora di bagian belakang bawahnya. Vestibulum, tempat bermuaranya uretra
(saluran kencing), dan bermuara vagina (liang senggama). Setiap dua lubang saluran
kelenjar Bartholini dan skene (kelenjar ini mengeluarkan cairan yang mirip lendir saat
pendahuluan hubungan untuk memudahkan dalam masuknya penis).
6. Himen (Selaput Darah)
Himen adalah selaput membran tipis yang menutupi lubang vagina. Himen dapat
dengan mudah robek sehingga merupakan salah satu penilaian keperawanan.
Normalnya Himen mempunyai satu lubang yang agak besar berbentuk seperti
lingkaran. Himen merupakan tempat dalam keluarnya cairan atau darah disaat
menstruasi. Disaat pertama kali berhubungan seks himen akan robek dan mengeluarkan
darah. Setelah melahirkan hanya tertinggal sisa-sisa himen yang biasa disebut dengan
caruncula hymenalis (caruncula mirtiformis).

 Alat Reproduksi Wanita Bagian Dalam


1. Saluran Senggama (Vagina)
Vagina adalah saluran muskolomembranase (otot selaput) yang menjadi penghubung
antara rahim dan lingkungan luar, pada bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan
otot sfingter ani (otot dubur) menyebabkannya bisa dikendalikan dan juga dilatih.
Selaput vagina tidak memiliki lipatan sirkuler yang berkerut yang dinamakan “rugae”.
Pada dinding depan vagina mempunyai ukuran 9 cm dan dindingnya yang bagian
belakang 11 cm. Selaput vagina tidak memiliki kelenjar menyebabkan cairan yang
selalu membasahi berasal dari kelenjari rahim atau lapisan bagian dalam rahim.
Sebagian dari rahim yang menonjol pada vagina dinamakan porsio (leher rahim).
Saluran senggama (vagina)memiliki fungsi penting sebagai jalan lahir bagian lunak,
sebagai organ yang berperan penting dalam proses hubungan suami istri, saluran untuk
mengalirkan lendir dan juga darah menstruasi. Lendir vagina memiliki banyak
kandungan glikogen yang bisa dipecah oleh bakteria, sehingga keasaman cairan vagina
berada pada kisaran 4,5 (bersifat asam).

2. Uterus (Rahim)
Bentuk uterus menyerupai buah pir, mempunyai berat sekitar 30 gram, letaknya di
panggul kecil antara rektum bagian usus sebelum dubur dan di bagian depannya ada
kandung kemih. Di bagian uterus disangga oleh ligamen kuat mengakibatkannya bebas
di dalam tubuh atau berkembang ketika sedang hamil. Ruangan rahim rahim bentuknya
segi tiga dan bagian besarnya ada di atas. Dari bagian atas rahim (fundus) ada ligamen
ke arah lipatan paha (kanalis inguinalis), menyebabkan kedudukan rahim menjadi ke
arah depan. Lapisan otot rahim tersusun atas dari tiga lapisan yang mempunyai
kemampuan untuk mengembang sehingga mampu memelihara serta mempertahankan
kondisi hamil selama sembilan bulan. Rahim juga adalah jalan lahir yang penting dan
memiliki kemampuan untuk mendorong janin keluar saya proses melahirkan. Segera
setelah persalainan otot rahim bisa menutup pembuluh darah untuk menghindari
terjadinya pendarahan. Setelah proses persalinan terjadi, rahim dalam rentang masa 42
hari bisa mengecil kembali seperti sebelumnya.
3. Tuba Fallopi
Tuba fallopi berasal dari ujung ligamentum, berjalan ke arah lateral dan mempunyai
sekitar 12 cm. Tuba fallopi bukan merupakan saluran yang lurus, namun memiliki
bagian yang lebar sehingga membedakannya dengan empat bagian. Pada bagian
ujungnya terbuka dan memiliki fimbriae (rumbai-rumbai), sehingga bisa menangkap
telur (ovum). Saluran telur ini adalah saluran yang merupakan hasil konsepsi hasil dari
proses pembuahan ke area rahim. Tuba fallopi adalah bagian yang paling sensitif
terhadap infeksi dan menjadi penyebab utama terjadinya kemandulan (infertilitas).
Fungsi tuba fallopi sangat penting dalam proses kehamilan, yakni menjadi saluran
spermatozoa dan ovum. Tuba fallopi mempunyai fungsi dalam menjerat ovum, tempat
dimana fertilitas (proses pembuahan) terjadi, menjadi saluran dan tempat pertumbuhan
hasil pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada lapisan dalam rahim.

4. Ovarium (Indung Telur)


Letak indung telur berada di antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahi
oleh ligamentum infundibulo pelvikum. Indung telur adalah sumber hormonal wanita
yang paling utama, sehingga memiliki peran kewanitaan dalam mengatur proses
menstruasi. Indung telur menghasilkan telur (ovum) tiap bulan silih berganti kanan dan
kiri. Ketika ovum (telur) dikeluarkan wanita dinamakan “dalam masa subur“. Pada saat
wanita memasuki masa monopause, produksi telur berhenti.

5. Penyangga Rahim (Parametrium)


Parametrium adalah lipatan peritonium dengan berbagai penebalan yang menjadi
penghubung antara rahim dengan tulang panggul. Lipatan bagian atasnya memiliki
kandungan tuba fallopi dan turut serta menyangga indung telur. Prametrium sangat
sensitif sehingga mengganggu fungsinya. Hampir semua alat reproduksi wanita berada
di rongga panggul. Setiap/masing-masing wanita memiliki bentuk dan ukuran rongga
panggul (pelviks) yang tidak sama satu denngan yang lainnya. Bentuk dan ukuran ini
juga berpengaruh terhadap kemudahan pada saat proses persalinan. Perubahan ukuran
pada panggul ini dipakai dalam mengukur usia kehamilan.

 Alat Reproduksi Pria Bagian Luar dan Dalam

1. Penis
Penis adalah alat kelamin luar pada pria. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma
ke dalam alat kelamin wanita melalui pertemuan keduanya (Kopulasi). Penis
merupakan organ yang tersusun atas otot yang dapat tegang dan dilapisi oleh lapisan
kulit tipis. Proses tegangnya penis disebut Ereksi, hal ini dikarenakan adanya
rangsangan yang membuat pembuluh darah pada penis terisi. Setelah di sunat (khitan)
kulit tipis (preputium) yang melapisi glan penis akan dipotong. Penis Juga memiliki
fungsi untuk ejakulasi, yaitu mengeluarkan sperma melalui uretra (saluran dalam
penis), selama ejakulasi otot-otot pada kandung kemih akan mengkerut, untuk
mencegah sperma masuk ke kandung kemih, oleh karena itu kita tidak bisa kencing
sambil ejakulasi. Penis terdiri atas beberapa bagian yaitu :
 Glan Penis, bagian kepala yang apabila telah dikhitan tidak dilapisi kulit
 Batang (corpus) Penis
 Pangkal Penis

2. Skrotum
Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testisatau buah
zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan perineum Fungsi
skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu
1-8 oC lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat
terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang menarik testis
mendekati dinding tubuh untuk memanas.

3. Testis
Testis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk oval yang terletak di dalam skrotum.
Testis berjumlah sepasang dan berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoa) dan hormon seks testosteron. Testis terletak di dalam skrotum yang
merupakan organ berugae (memiliki lipatan kulit), berfungsu untuk menjaga suhu testis
agar spermatogenesis dapat tetap berlangsung. Jika Suhu rendah (dingin) maka
skrotum akan berkerut dan mendekat ke arah tubuh, sedangkan jika suhu tinggi, maka
skrotum akan mengendur, menjauh dari tubuh. Tempat pembentukan sperma dalam
testis adalah tubulus seminiferus. Kemudian terdapat pintalan-pintalan tubulus
seminiferus yang terdapat di dalam ruang testis yang disebut lobulus testis, satu testis
umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.

4. Epididimis
Epididimis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk saluran berkelok – kelok yang
terletak di dalam skrotum, diluar testis. Epididimis berbentuk seperti huruf C.
Epididimis berfungsi dalam pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sperma.
Sebelum memasuki epididimis, sperma tidak memiliki kemampuan untuk bergerak dan
belum subur, namun setelah epididimis menjalankan fungsinya, sperma sudah subur
dan mampu bergerak walaupun belum sempurna. Setelah dari epididimis sperma akan
masuk ke vas (duktus) deferens, lalu disalurkan menuju vesikula seminalis.

5. Vas (duktus) Deferens


Vas Deferens adalah saluran berbentuk tabung yang berfungsi untuk menyalurkan
sperma ke vesikula seminalis dan sebagai tempat penampungan sperma. Dalam proses
pematangan dan penyimpanan sperma, duktus deferens ini mendorong sperma dengan
gerak peristaltik lambat menuju vesikula seminalis. Sedangkan saat ejakulasi, gerakan
yang dilakukan cepat dan kuat sehingga sperma yang keluar dapat muncrat.

6. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin adalah organ – organ kelamin dalam pria yang berfungsi untuk
menghasilkan cairan tempat berenangnya sperma, dan cairan ini akan menjaga sperma
tetap hidup dengan cara menetralisir asam, karena cairan itu bersifat basa. Dalam
bahasa sehari – hari cairan ini kita kenal dengan air mani, sedangkan dalam bahasa
ilmiah dikenal dengan nama semen. Dalam 1 ml air mani, terdapat sekitar 60 – 100 juta
sel sperma. Normalnya semen memiliki pH 7,2 dengan volume 3-5 ml, dan berwarna
putih susu sampai kekuning – kuningan serta sedikit kental. Berikut adalah organ yang
termasuk ke dalam kelenjar kelamin :

 Vesikula Seminalis (Kantung air mani), yaitu organ berupa saluran


berbentuk tabung berjumlah sepasang di kanan dan kiri tubuh. Vesikula
Seminalis memiliki panjang sekitar 5 – 10 cm. Vesikula Seminalis berfungsi
untuk mensekresikan cairan bersifat basa y (pH 7,3) mukus, vitamin, fruktosa
(sebagai nutrisi bagi sperma), protein, enzim, dan prostaglandin. Cairan dari
vesikula seminalis ini merupakan 60% dari seluruh volume semen. Vesikula
Seminalis akan menyatu dengan vas deferens dan kelenjar prostat untuk
membentuk saluran ejakulasi.
 Kelenjar Prostat, yaitu organ yang berada di bawah kandung kemih yang
berfungsi untuk mensekresikan cairan berwarna putih keabu-abuan yang
bersifat basa. Cairan ini disekresikan ke dalam saluran ejakulasi dan
menyumbangkan sekitar 30% dari seluruh volume semen. Cairan kelenjar
prostat akan bersatu dengan cairan dari vesikula seminalis dan akan menjadi
tempat hidup dan bergeraknya sperma. Cairan yang disekresikan organ ini
terdiri atas fosfolipid, asam sitrat (untuk nutrisi) dan juga antikoagulan.
 Kelenjar Bulbouretra (Cowpery), yaitu kelenjar berjumlah sepasang yang
berfungsi untuk menghasilkan cairan lendir bersifat basa ke dalam saluran
ejakulasi. Kelenjar ini terletak di bawah kelenjar prostat. Cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar Bulbouretra ini keluar sebelum ejakulasi, dan dalam
agama islam disebut mazi yang merupakan najis dan cara mensucikannya sama
seperti mencucui kencing.

7. Uretra (Saluran Ejakulasi)


Uretra adalah saluran yang terletak di dalam penis, berfungsi untuk tempat keluarnya
sperma dan juga sebagai tempat keluarnya urin.

2. Apa saja yang termasuk system imun?


Sistem kekebalan tubuh ( imunitas )

Sistem kekebalan tubuh ( imunitas ) adalah sistem mekanisme pada organisme


yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh
biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus
sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan
mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti
biasa.Imunologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi imunitas. Imunologi
berasal dari ilmu kedokteran dan penelitian awal akibat dari imunitas sampai penyakit.
Sebutan imunitas yang pertama kali diketahui adalah selama wabah Athena tahun 430
SM.
Pembagian Sistem ImunSistem kekebalan tubuh terbagi 2,yaitu:

1. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya


2. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya

 Sistem imun terbagi dua berdasarkan perolehannya atau asalnya, yaitu:


1. Sistem imun Non Spesifik (Sistem imun alami)
2. Sistem imun Spesifik (Sistem imun yang didapat/hasil adaptasi)

 Berdasarkan mekanisme kerjanya, sistem imun terbagi 2, yaitu:


1. Sistem imun humoral (sistem imun jaringan atau diluar sel, yang
berperan adalah Sel B “antibodi”.
2. Sistem imun cellular (sistem imun yang bekerja pada sel yang terinfeksi
antigen, yang berperan adalah sel T (Th, Tc, Ts).

 Sistem imun terbagi dua berdasarkan perolehannya atau asalnya, yaitu:


3. Sistem Imun Non Spesifik (Sistem imun alami)

Kekebalan tubuh nonspesifik adalah bagian dari tubuh kita yang telah ada sejak
kita lahir. Ciri-cirinya sistem imun alami : Sistem ini tidak selektif, artinya semua
benda asing yang masuk ke dalam tubuh akan diserang dan dihancurkan tanpa seleksi
Tidak memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi yan terjadi sebelumnya Eksposur
menyebabkan respon maksimal segara, Sistem ini memiliki komponen-komponen
yang mampu menangkal benda masuk ke dalam tubuh, yakni rintangan mekanis dan
rintangan kimiawi.

1) Rintangan mekanis merupakan system pertahanan tubuh yang pertama dan


umumnya terletak di bagian permukaan tubuh. Terdiri atas :

 Kulit Terdiri dari lapisan tanduk yang tidak mudah ditembus oleh benda asing
kecuali jika kulit dalam Keadaan terluka. Asam lemak dan keringat yang
dihasilkan oleh kelenjar di kulit juga akan mencegah benda asing masuk ke
dalam tubuh.
 Selaput Lendir : Merupakan hasil sekresi dari sel yang terdapat di sepanjang
saluran pernapasan dan saluran pencernaan.Pada saluran pernapaan,Selaput
lendir berfungi dalam menangkap bakteri / benda asing yang masuk ke dalam
tubuh melalui saluran pernapasan. Contoh : Selaput lendir pada hidung. Selaput
lender pada saluran pencernaan berfungsi sebagai rintangan yang melindungi
sel diluar system pencernaan.
 Rambut-rambut halus : Sebagian besar terdapat pada saluran pernapasan.
Contoh : bulu di hidung, rambut-rambut halus berfungsi sebagai penyaring
udara yang masuk melalui hidung.
2) Rintangan Kimiawi

1. Hasil Sekresi Berperan untuk membunuh benda asing dengan menggunakan zat
kimia dan enzim.
2. Bakteri yang terdapat di permukaan tubuh ( bakteri nonpatogen )Berfungsi
untuk menekan pertumbuhan bakteri patogen yang akan masuk ke dalam tubuh.
3. Sel Darah Putih Merupakan system pertahanan tubuh kedua. Apabila benda
asing berhasil melewati system pertahanan pertama dan masuk ke dalam tubuh,
maka sel darah putih akan mencegah benda asing masuk lebih jauh lagi ke
dalam tubuh. Sel darah putih akan menghancurkan setipa benda asing yang
masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis.Mekanisme fagositosis:a)
Mikroba menempel ke fagosit.b) Fagosit membentuk pseudopodium yang
menelan mikrobac) Vesikula fagositik bersatu sengan lisosomd) Mikroba
dibunuh oleh enzim dalam fagolisosome) Sisa-sisa mikroba dikeluarkan lewat
eksotisosis
4. Sel Natural Killer Merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan
membunuh sel-sel kanker serta sel tubuh yang terinfeksi virus sebelum
diaktifkanya system kekebalan adaptif. Sel ini membunuh dengan cara
menyerang membrane sel target dan melepaskan senyawa kimia preforin.
5. Protein Komplemen Merupakan protein darah yang berfungsi membantu
system pertahanan sel darah putih. Protein komplemen membantu system
kekebalan tubuh dengan cara :

a) Menghasilkan opsonin ,kemotoksin, dan kinin. Opsonin untuk


mempermudah terjadinya fagositosis. Kemotoksin berfungsi sebagai
penarik sel darah putih menuju ke infeksi , sedangkan kinin untuk
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
b) Berperan dalam proses penghancuran membrane sel mikroorganisme
yang menyerang tubuh.
c) Menstimulasi sel darah putih agar menjadi lebih aktif.

6. Interferon Sel yang berperan dalam mensekresikan sekumpulan protein saat


tubuh kita terserang virus. Interferon akan bertindak sebagai antivirus dan
bereaksi sengan sel yang belum terinfeksi oleh virus. Interferon juga dapat
merangsang limfosit untuk menghancurkan dan membunuh sel-sel yang
terinfeksi virus.

2. Sistem Imun Spesifik (Sistem imun yang didapat/adaptif)

Kekebalan tubuh spesifik adalah sistem kekebalan yang diaktifkan oleh


kekebalan tubuh nonspesifik. Sistem kekebalan adaptif ini dapat menghancurkan
patogen yang lolos dari sistem kekebalan non-spesifik. Imunitas adaptif berevolusi
pada vertebrata awal dan membuat adanya respon imun yang lebih kuat dan juga
memori imunologikal, yang tiap patogen diingat oleh tanda antigen. Respon imun
adaptif spesifik-antigen dan membutuhkan pengenalan antigen “bukan sendiri”
spesifik selama proses disebut presentasi antigen. Spesifisitas antigen menyebabkan
generasi respon yang disesuaikan pada patogen atau sel yang terinfeksi patogen.
Kemampuan tersebut ditegakan di tubuh oleh “sel memori”. Patogen akan menginfeksi
tubuh lebih dari sekali, sehingga sel memori tersebut digunakan untuk segera
memusnahkannya.
 Berdasarkan mekanisme kerjanya, sistem imun terbagi 2, yaitu:

1. Sistem imun adaptif mencakup :

 Kekebalan humoral yaitu dengan memproduksi antibodi oleh limfosit B (sel


plasma)
 Kekebalan selular yaitu dengan memproduksi limfosit T yg teraktivasi dan sistem
ini harus dapat membedakan sel asing yg harus dirusak dari sel-diri. Antigen
(molekul besar, kompleks, & unik yg memicu respons imun spesifik jika masuk
ke dalam tubuh). Ciri-ciri sistem imun adaptif : Bersifat selektif terhadap benda
asing yang masuk ke dalam tubuh. Sistem reaksi ini tidak memiliki reaksi yang
sama terhadap semua jenis benda asing. Memiliki kemampuan untuk mengingat
infeksi sebelumnya . Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (
antibody ). Perlambatan waktu antara eksposur dan respon maksimal

Komponen yang terlibat dalam kekebalan tubuh spesifik adalah :

1. Antigen

Merupakan zat kimia asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat
merangsang terbentuknya antibody. Antigen memiliki struktur tiga dimensi
sengan dua atau lebih determinant site. Determinant site merupakan bagian dari
antigen yang dapat melekat pada bagian sisi pengikatan pada antibody. Antigen
dapat berupa protein, sel bakteri, atau zat kimia yang dikeluarkan
mikroorganisme.

o Jenis –jenis antigen :


 Heteroantigen : antigen yang berasal dari spesies lain
 Isoantigen : Antigen dari spesies sama tetapi struktur genetiknya
berbeda.
 Autoantigen : Antigen yang berasal dari tubuh itu sendiri.
2. Hapten

Merupakan suatu determinant site yang lepa dari struktur antigen.


Hapten hanya dapat berikatan dengan antibody apabila disuntikkan ke dalam
tubuh.

3. Antibodi ( Imunoglobulin / Ig)

Merupakan zat kimia ( protein plasma ) yang dapat mengidentifikasi


antigen. Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B. Ketika sel limfosit B
mengidentifikasi antigen,dengan cepat sel akan bereplikasi untuk menghasilkan
sejumlah besar sel plasma.Sel plasma lalu akan menghasilkan antibody dan
melepaskanya ke dalam cairan tubuh. Sel limfosit B juga menghasilkan sel
memori B, dengan struktur yang sama dengan sel limfositB,dan dapt hidup
lebih lama daripada sel plasma.

o Antibody Poliklonal A adalah antibodi yang dihasilkan di dalam tubuh


secara alami yang dibentuk merupakan klon dari sel-sel limfosit dan
umum
o Antibodi monoclonal Antibodi yang dibentuk di luar tubuh melalui
fusi sel .Merupakan hasil pengklonan satu sel hibridoma.Berfungsi
untuk mendiagnois penyakit kanker dan hepatisis.

Antibodi memiliki struktur seperti huruf Y dengan dua lengan dan satu kaki.
Lengan tersebut dinamakan antigen binding site,yakni tempat melekatnya
antigen. Molekul antibody dapat dikelompokkan menjadi lima kelas yakni :1) Ig M :
berperan sbg reseptor permukaan sel B & disekresi pd tahap awal respons sel plasma2)
Ig G : IgG terbanyak di darah, diproduksi jika tubuh berespons thd antigen yg sama ,
Ig M & IgG berperan jika tjd invasi bakteri & virus serta aktivasi komplemen3) Ig E :
melindungi tubuh dr infeksi parasit & mrp mediator pd reaksi alergi; melepaskan
histamin dari basofil & sel mast4) Ig A : ditemukan pd sekresi sistem perncernaan,
pernapasan, & perkemihan (cth: pd airmata & ASI).5) Ig D : terdapat pada banyak
permukaan sel B; mengenali antigen pd sel B.

 Sistem Imun Humoral atau imunitas humoral yaitu imunitas yang dimediasi
oleh molekul di dalam darah, yang disebut antibodi. Antibodi dihasilkan oleh
sel B limfosit. Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda asing yang
berada di di luar sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akan
mengenali benda asing tersebut, kemudian akan memproduksi antibodi.
Antibodi merupakan molekul yang akan menempel di suatu molekul spesifik
(antigen) di permukaan benda asing tersebut. Kemudian antibodi akan
menggumpalkan benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau
berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit. Sel B mengidentifikasi patogen
ketika antibodi pada permukaan melekat pada antigen asing. [50]
Antigen/antibodi kompleks ini diambil oleh sel B dan diprosesi oleh proteolisis
ke peptid. Sel B lalu menampilkan peptid antigenik pada permukaan molekul
MHC kelas II. Kombinasi MHC dan antigen menarik sel T pembantu yang
cocok, yang melepas limfokin dan mengaktivkan sel B. Sel B yang aktif lalu
mulai membagi keturunannya (sel plasma) mengeluarkan jutaan kopi limfa
yang mengenali antigen itu. Antibodi tersebut diedarkan pada plasma darah dan
limfa, melilit pada patogen menunjukan antigen dan menandai mereka untuk
dihancurkan oleh aktivasi komplemen atau untuk penghancuran oleh fagosit.
Antibodi juga dapat menetralisir tantangan secara langsung dengan melilit
toksin bakteri atau dengan mengganggu dengan reseptor yang digunakan virus
dan bakteri untuk menginfeksi sel.
2. Sistem Imun Selular
Imunitas selular adalah respon imun yang dilakukan oleh molekul-molekul
protein yang tersimpan dalam limfa dan plasma darah. Imunitas ini dimediasi oleh sel
T limfosit. Mekanisme ini ditujukan untuk benda asing yang dapat menginfeksi sel
(beberapa bakteri dan virus) sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi. T limfosit
kemudian akan menginduksi 2 hal:(1) fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang
terinfeksi,(2) lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel
dan dapat di dilekati oleh antibodi.Baik sel B dan sel T membawa molekul reseptor
yang mengenali target spesifik. Sel T mengenali target bukan diri sendiri, seperti
patogen, hanya setelah antigen (fragmen kecil patogen) telah diproses dan disampaikan
pada kombinasi dengan reseptor “sendiri” yang disebut molekul major
histocompatibility complex (MHC). Terdapat dua subtipe utama sel T: sel T pembunuh
dan sel T pembantu.
Sel T pembunuh adalah sub-grup dari sel T yang membunuh sel yang terinfeksi
dengan virus (dan patogen lainnya), atau merusak dan mematikan patogen.[42] Seperti
sel B, tiap tipe sel T mengenali antigen yang berbeda. Sel T pembunuh diaktivasi ketika
reseptor sel T mereka melekat pada antigen spesifik pada kompleks dengan reseptor
kelas I MHC dari sel lainnya. Pengenalan MHC ini, kompleks antigen dibantu oleh co-
reseptor pada sel T yang disebut CD8. Sel T pembantu mengatur baik respon imun
bawaan dan adaptif dan membantu menentukan tipe respon imun mana yang tubuh
akan buat pada patogen khusus. Sel tersebut tidak memiliki aktivitas sitotoksik dan
tidak membunuh sel yang terinfeksi atau membersihkan patogen secara langsung,
namun mereka mengontrol respon imun dengan mengarahkan sel lain untuk melakukan
tugas tersebut. Sel T pembantu mengekspresikan reseptor sel T yang mengenali antigen
melilit pada molekul MHC kelas II. MHC:antigen kompleks juga dikenali oleh reseptor
sel pembantu CD4 yang merekrut molekul di dalam sel T yang bertanggung jawab
untuk aktivasi sel T.VII. IMUNISASIImunisasi adalah merupakan salah satu usaha
manusia untuk menjadikan individu kebal terhadap suatu penyakit.Imunisasi terbagi
2,yaitu :
 Imunisasi aktif

Diperoleh karena tubuh secara aktif membuat antibody


sendiri.Imunisasi aktif Alami yaitu kekebalan yang Diperoleh seseorang setelah
sembuh dari sakit tertentu.Imunisasi Aktif Buatan: Imunisasi merupakan
pemberian mikroorganisme yang telah mati atau dilemahkan ke dalam tubuh
manusia supaya tubuh membentuk antibodyPrinsip vaksinasi (juga disebut
imunisasi) adalah untuk memperkenalkan antigen dari patogen untuk
menstimulasikan sistem imun dan mengembangkan imunitas spesifik melawan
patogen tanpa menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan organisme
tersebut. Bertujuan untuk merangsang tubuh agar membentuk antibody yang
dapat mengaktifkan system kekebalan tubuh.Dengan penyakit infeksi tetap
menjadi salah satu penyebab kematian pada populasi manusia, vaksinasi
muncul sebagai manipulasi sistem imun manusia yang paling efektif.

 Imunisasi Pasif
Kekebalan yang didapat dari pemindahan antibody dari suatu individu
ke individu lainnya.Imunisasi Pasif Alami yaitu terjadi pada bayi dalam
kandungan, dimana antibody sang ibu akan masuk ke dalam tubuh bayi melalui
plasenta,dan ASI pertama.Imunisasi Pasif Buatan yaitu kekebalan yang
diperoleh dengan memasukkan antibody / serum yang telah kebal penyakit
yang dilakukan melalui suntikan.Tujuanya adalah untuk memberikan
kekebalan tubuh secepatnya karena tubuh penerima tidak memiliki banyak
Waktu untuk membentuk antibody

3. Jelaskan kelainan-kelainan system imun!


Berikan contoh nama penyakitnya!

Kelainan dan penyakit yang menyerang sistem imunitas dapat disebabkan oleh
banyak hal. Misalnya virus, bakteri, jamur. Beberapa kelainan pada sistem imunitas
antara lain sebagai berikut:
1. Autoimunitas
Respon imun terlalu aktif menyebabkan disfungsi imun yang disebut
autoimunitas. Sistem imun gagal untuk memusnahkan dengan tepat antara diri sendiri
dan bukan diri sendiri, dan menyerang bagian dari tubuh. Dibawah keadaan sekitar
yang normal, banyak sel T dan antibodi bereaksi dengan peptid sendiri. Satu fungsi sel
(terletak di thymus dan sumsum tulang) adalah untuk memunculkan limfosit muda
dengan antigen sendiri yang diproduksi pada tubuh dan untuk membunuh sel tersebut
yang dianggap antigen sendiri, mencegah autoimunitas.
Contoh penyakit Autoimunitas adalah:

1) Graves disease (gangguan autoimun yang mengarah ke kelenjar


tiroid hiperaktif)
Penyakit graves timbul sebagai akibat dari produksi antibody
yang merangsang tiroid. Mekanisme respon autoimun yang terjadi pada
penyakit graves, melibatkan reaksi antibody yang disebut dengan long
acting thyroid stimulator bereaksi dengan reseptor thyroid stimulating
hormone yang terdapat pada pemukaan kelenjar tiroid, sehingga
meningkatkan produksi hormon tiroid yang berlebihan.

2) Systemic lupus erythematosus/SLE (gangguan autoimun kronis,


yang mempengaruhi kulit, sendi, ginjal, dan organ lainnya)
Penyakit lupus yang dalam bahasa kedokterannya dikenal
sebagai systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit radang
yang menyerang banyak sistem dalam tubuh, dengan perjalanan
penyakit bisa akut atau kronis, dan disertai adanya antibodi yang
menyerang tubuhnya sendiri. Penyakit ini terutama diderita oleh wanita
muda dengan puncak kejadian pada usia 15- 40 tahun (selama masa
reproduktif) dengan perbandingan wanita dan laki-laki 5:1.

Penyebab dan mekanisme terjadinya SLE masih belum


diketahui dengan jelas, akan tetapi pada beberapa penderita ditemukan
antibody yang spesifik terhadap beberapa komponen tubuhnya sendiri
termasuk terhadap DNA, yang diduga dilepaskan pada saat
penghancuran sel atau jaringan secara normal, terutama sel-sel kulit.
Pada penderita yang secara genetik menunjukkan predisposisi untuk
penyakit SLE, dijumpai gangguan sistem regulasi sel T dan fungsi sel
B yang dapat diinduksi oleh beberapa faktor.

Selain faktor genetik yang abnormal, lingkungan juga berperan


sebagai faktor pemicu bagi seseorang yang sebelumnya sudah memiliki
gen abnormal. Sampai saat ini, jenis pemicunya masih belum jelas,
namun diduga kontak sinar matahari, infeksi virus/bakteri, obat
golongan sulfa, penghentian kehamilan, dan trauma psikis maupun
fisik.

Gejala yang umum dijumpai adalah:


 Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya
gangguan pencernaan.
 Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang
berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan
pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif)
menghilang.
 Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua
pipi, mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun
ruam merah menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh,
menonjol dan kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala
penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang dua atau lebih
gejala saja, harus dicurigai mengidap Lupus.
 Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang
dihancurkan oleh penyakit lupus ini.
 Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan.
 Sistem imun kadang merespons secara berlebihan atau hipereaktif
terhadap suatu benda asing sehingga antigen yang masuk ini disebut
alergen dan bisa menumbulkan gejala seperti bengkak, mata berair,
pilek alergi, bahkan bisa menimbulkan reaksi alergi hebat yang
mengancam jiwa yang disebut anafilaksis. Berbagai macam reaksi
alergi yang ditimbulkan antara lain adalah asma, eksim, pilek alergi,
batuk alergi, alergi makanan, alergi obat dan alergi terhadap toksin.
 Jumlah antibodi bisa diukur secara tak langsung dengan jumlah
CD4 (Sel Cluster of Differentiation 4 (limfosit CD4, Pembatu Sel-
T) adalah jenis sel darah putih yang membantu tubuh melawan
infeksi). Jika jumlahnya kurang maka dicurigai seseorang
mempunyai penyakit immunocompromized dimana daya tahan
tubuhnya sangat rendah, hal ini bisa terjadi pada orang yang terkena
penyakit HIV/AIDS, dan non HIV (pengguna kortikosteroid lama,
individu yang terkena kanker, penyakit kronik seperti gagal ginjal,
gagal jantung, diabetes, dan lain-lain).
3) Multiple sclerosis (gangguan autoimun yang mempengaruhi otak
dan sistem saraf pusat tulang belakang)
Penyakit multiple sclerosis merupakan salah satu contoh reaksi
autoimun dimana sel T dan makrofag dapat merusak sel-sel saraf.
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, akan tetapi secara
epidemiologi diduga bahwa beberapa jenis mikroorganisme pathogen
terlibat dalam proses perjalanan penyakit. Infeksi virus Epstein-Barr
seringkali disebut sebagai penyebab utamanya.

Gejala penyakit ini sangat beragam mulai dari kelelahan yang


kronis sampai kelumpuhan (paralysis). Perkembangan penyakit ini
sangat lambat dan dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Belum
ditemukan obat untuk mengatasi kondisi penderita, akan tetapi
pemberian interferon dan beberapa obat untuk memperbaiki system
imunitas dapat memperlambat keparahan penyakit.

2. Hipersensitivitas
Hipersensitivitas adalah respon imun yang berlebihan yang dapat merusak
jaringan tubuh sendiri. Mereka terbagi menjadi empat kelas (tipe I – IV) berdasarkan
mekanisme yang ikut serta dan lama waktu reaksi hipersensitif. Tipe I hipersensitivitas
sebagai reaksi segera atau anafilaksis sering berhubungan dengan alergi. Gejala dapat
bervariasi dari ketidaknyamanan sampai kematian. Hipersensitivitas tipe I ditengahi
oleh IgE yang dikeluarkan dari mastosit dan basofil. Hipersensitivitas tipe II muncul
ketika antibodi melilit pada antigen sel pasien, menandai mereka untuk penghancuran.
Hal ini juga disebut hipersensitivitas sitotoksik, dan ditengahi oleh antibodi IgG dan
IgM. Kompleks imun (kesatuan antigen, protein komplemen dan antibodi IgG dan
IgM) ada pada berbagai jaringan yang menjalankan reaksi hipersensitivitas tipe III.
Hipersensitivitas tipe IV (juga diketahui sebagai selular) biasanya membutuhkan waktu
antara dua dan tiga hari untuk berkembang. Reaksi tipe IV ikut serta dalam berbagai
autoimun dan penyakit infeksi, tetapi juga dalam ikut serta dalam contact dermatitis.
Reaksi tersebut ditengahi oleh sel T, monosit dan makrofaga.
Contoh penyakit Hipersensitivitas adalah:

1. Alergi
Alergi, kadang disebut hipersensitivitas, disebabkan respon imun
terhadap antigen. Antigen yang memicu alergi disebut allergen. Reaksi
alregi terbagi atas 2 jenus yaitu:reaksi alergi langsung dan reaksi alergi
tertunda. Reaksi alergi langsung disebabkan mekanisme imunitas
humoral. Reaksi ini disebabkan oleh prosuksi antibodi IgE berlebihan
saat seseorang terkena antigen. Antibodi IgE tertempel pada sel
Mast,leukosit yang memiliki senyawa histamin. Sel mAst banyak
terdapat pada paru-paru sehingga saat antibodi IgE menempel pada sel
Mast, Histamin dikeluarkan dan menyebabkan bersin-bersin dan mata
berair. Reaksi alergi tertunda disebabkan oleh perantara sel. Contoh
yang ekstrim adalah saat makrofag tidak dapat menelan antigen atau
menghancurkannya. Akhirnya Limfosit T segera memicu
pembengkakan pada jaringan.

3. Penolakan Transplantasi
System kekebalan mengenali dan menyerang apapun yang secara normal
berbeda dari unsur yang ada di dalam tubuh seseorang, bahkan unsur yang hanya
sedikit berbeda, seperti organ dan jaringan yang dicangkokkan. Penolakan transplantasi
dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu penolakan hiperakut, akut, dan kronis.

4. AIDS
Suatu penyebab infeksi yang menurunkan kekebalan secara fatal adalah HIV
(Human Immunodeficiency Virus). Virus tersebut menyebabkan kasus AIDS dengan
menginfeksi dan secara cepat menghancurkan sel-sel T penolong. AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom menurunnya system kekebalan
tubuh. AIDS termasuk penyakit menular seksual (PMS).
5. Myasthenia Gravis
Myasthenia gravis, yaitu antibodi menyerang otot lurik. Hal ini menyebabkan
degradasi otot, dan berkurangnya kemampuan otot untuk menangkap asetilkolin, zat
yang dilepaskan oleh saraf yang memicu kontraksi otot. Contohnya jika terjadi pada
mata, pandangan atau posisi mata menjadi tidak simetri.
6. Lupus Erythematosus
Lupus erythematosus, yaitu antibodi menyerang sel-sel tubuh yang lain (secara
umum) sebagai sel asing. Penyakit ini sangat sulit dikenali karena gejalanya sangat
umum. Ketika kondisi lingkungan berubah dan kondisi tubuh melemah, maka serangan
antibodi meningkat.
7. Addison’s Disiase
Addison’s disease, yaitu antibodi menyerang kelenjar adrenalin. Pertama kali
ditemukan seorang dokter Inggris bernama Thomas Addison, tahun 1855. Penyakit ini
bisa disebabkan karena infeksi pada kelenjar adrenalin. Namun ditemukan juga sebab
yang lain, yaitu antibodi menyerang sel-sel yang menghasilkan hormon adrenalin.
Akibat yang ditimbulkan di antaranya mudah merasa lelah, kehilangan berat badan,
tekanan, darah rendah, kadar gula darah yang rendah, rasa perasaan tertekan, dan
peningkatan pigmentasi kulit.
8. Multiple Sclerosis
Multiple sclerosis, yaitu antibodi menyerang jaringan saraf di otak dan tulang
belakang. Bagian saraf yang diserang adalah seludang mielin, yang melapisi sel saraf
dan berperan dalam menghantarkan informasi. Kerusakan mielin ini menyebabkan
berbagai gejala, dari mulai gangguan penglihatan, stres, pusing, dan lain-lain.
9. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus, yaitu type I (Insulin-dependent Diabetes Mellitus). Antibodi
menyerang sel-sel beta di dalam pankreas yang memproduksi hormon insulin.
Akibatnya, kadar gula darah tinggi. Gejala yang timbul sangat mirip dengan kasus
diabetes Belum diketahui cara atau obat yang dapat menyembuhkan kelainankelainan
tersebut. Hingga saat ini pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi
kadar gamma globulin dalam darah. Gamma globulin adalah bagian dari darah yang
mengandung antibodi.

4. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian darah!


Darah adalah cairan khusus dalam tubuh yang memiliki empat komponen
utama: plasma, sel darah merah, sel darah putih, serta trombosit. Darah memiliki
banyak fungsi yang berbeda, termasuk di antaranya: mengangkut oksigen dan nutrisi
ke paru-paru dan jaringan, membentuk gumpalan darah untuk mencegah kehilangan
darah yang berlebihan saat tubuh terluka, membawa sel dan antibodi yang melawan
infeksi, membawa darah kotor ke ginjal dan hati untuk disaring atau dibersihkan, serta
mengatur suhu tubuh. Darah yang mengalir melalui pembuluh darah, arteri, serta
kapiler disebut sebagai keseluruhan darah, yaitu campuran sekitar 55 persen plasma
darah dan 45 persen sel-sel darah. Sekitar 7 sampai 8 persen dari total berat badan kita
adalah darah. Seorang pria yang memiliki ukuran tubuh rata-rata, memiliki sekitar 12
liter darah dalam tubuhnya, sedangkan seorang wanita berukuran rata-rata memiliki
sekitar 9 liter darah.
 Bagian-bagian Darah
Darah dalam tubuh kita terdiri atas beberapa bagian, antara lain plasma darah
(cairan darah) dan sel-sel darah.
1. Plasma Darah
Plasma darah adalah bagian darah yang berupa cairan yang tersusun dari beberapa
komponen dan berwarna kekuningan. Plasma darah terdiri atas 90% air, 8% protein
(terdiri atas protein-protein albumin, hormon, globulin, protombin, dan fibrinogen),
0,9% mineral (NaCl, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium,
besi), 0,1% berupa sejumlah bahan organik (glukosa, lemak, asam urat, asam amino,
enzim, antigen). Fribrinogen dalam plasma darah merupakan bahan penting untuk
proses pembekuan darah saat terjadi luka. Selain itu, di dalam plasma darah juga
terdapat serum plasma darah tanpa fibrinogen. Serum berfungsi untuk melawan
kuman-kuman penyakit dalam aliran darah.

2. Sel-sel Darah
Sel-sel darah terdiri dari tiga komponen, yaitu: sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), keping darah (trombosit). Eritrosit berfungsi untuk mengangkut
oksigen. Leukosit berfungsi membunuh kuman penyakit. Trombosit berguna dalam
proses pembekuan darah. Dalam sel-sel darah, prosentase kandungan leukosit
trombosit sebanyak 1%. sedangkan eritrosit sebanyak 99%.
 Sel Darah Merah (Eritrosit)
Eritrosit adalah bagian darah pemberi warna merah pada darah. Eritrosit
mengandung zat warna hemoglobin. Hemoglobin merupakan pigmen protein
terdiri atas haeme dan globin. Fungsi homoglobin diantaranya: mengikat O2
pernapasan, mengikat CO2 hasil pernapasan.
 Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih sebenarnya tidak berwarna tetapi jernih. Disebut sel
darah putih disebabkan untuk membedakannya dari sel darah merah. Bentuk
sel darah putih tidak tetap (amoebid). Sel darah putih mempunyai kemampuan
untuk menembus dinding pembuluh darah. Kemampuan tersebut dinamakan
diapedesis. Umur sel darah putih hanya sekitar 12-13 hari, tidak berwarna, juga
tidak memiliki inti sel. Dalam 1 ml darah terdapat 8000 sel darah putih.
Berdasarkan ada atau tidaknya granula di sitoplasma sel, leukosit dibedakan
menjadi dua tipe.
a. Granulosit
Granulosit merupakan leukosit bergranula. Granulosit berperan dalam
membunuh kuman penyakit, sel asing (termasuk sel kanker), dan memakan
sel mati. Berdasarkan jenis granula serta sifat asam dan basa sitoplasmanya,
granulosit dibedakan lagi menjadi 3 macam sel.
- Eosinofil
Sitoplasma eosinofil mempunyai granula halus bersifat asam. Pada
pewarnaan menggunakan senyawa asam, sitoplasma eosinofil memberikan
warna merah. Sel ini mempunyai peran membunuh kuman penyakit
kemudian memakan sel mati tersebut.
- Basofil
Sitoplasma basofil bergranula kasar bersifat basa. Basofil berfungsi sebagai
pembunuh sel asing di tubuh kita. Basofil ini jumlahnya relatif sedikit.
- Neutrofil
Sitoplasma neutrofil bergranula halus, sifatnya netral. Neutrofil lebih aktif
membunuh kuman penyakit serta memaka sel mati daripada eosinofil
maupun basofil. Neutrofil jumlahnya paling banyak.

b. Agranulosit
Agranulosit merupakan leukosit tidak bergranula, terdiri atas limfosit dan
monosit.
– Limfosit
Merupakan sel dengan inti berbentuk seperti ginjal atau seperti biji kacang
tanah.
- Monosit
Yaitu sel dengan inti berbentuk meyerupai otak. Peran monosit hampir
sama dengan peran granulosit, yaitu membunuh bibit penyakit secara
langung tanpa melalui produksi antibodi, membunuh sel asing (diantaranya
sel kanker), memakan sel mati.

 Keping Darah (Trombosit)


Keping darah berbentuk bulat atau lonjong. Ukuran keping darah lebih
kecil daripada sel darah merah. Jumlahnya kurang lebih 300.000 pada tiap 1 ml
darah. Keping darah hidupnya singkat, hanya hari. Keping darah berfungi pada
proses pembekuan darah. Saat terjadi luka, darah keluar melalui luka tersebut.
Keping darah menyentuh permukaan luka, kemudian pecah, mengeluarkan
trombokinasi. Trombokinase dibantu ion kalsium mengubah protombin (calon
trombin) menjadi trombin. Trombin mengubah firbrinogen menjadi benang-
benang fibrin. Benang-benang fibrin membentuk anyaman, lalu menjaring sel-
sel darah sehingga luka tertutup, tidak mengeluarkan darah.

Anda mungkin juga menyukai