Anda di halaman 1dari 24

SISTEM REPRODUKSI

A. Alat Reproduksi Wanita


Alat Reproduksi wanita adalah organ organ yang berperan dalam serangkaian proses yang bertujuan
untuk berkembangbiak atau memperbanyak keturunan. Agar manusia dapat memiliki anak, maka harus
memiliki organ organ reproduksi dengan fungsi dan dalam keadaan normal. Secara garis besar alat
reproduksi wanita terbagi kedalam dua kelompok, yaitu Alat Reproduksi (Genetalia) luar dan Alat
Reproduksi (Genetalia) dalam.
1. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) LUAR

a. Mons Veneris
Mons veneris adalah bagian yang sedikit menonjol dan bagian yang menutupi tulang kemaluan
(simfisis pubis). Bagian ini disusun oleh jaringan lemak dengan sedikit jaringan ikat. Mons
Veneris juga sering dikenal dengan nama gunung venus, ketika dewasa bagian mons veneris
akan ditutupi oleh rambut rambut kemaluan dan membentuk pola seperti segitiga terbalik.

b. Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan)


Seperti namanya, Bagian ini berbentuk seperti bibir. Labia Mayora merupakan bagian lanjutan
dari mons veneris yang berbentuk lonjok, menuju ke bawah dan bersatu membentuk perineum.
Bagian Luar dari Labia Mayor disusun oleh jaringan lemak, kelenjar keringat, dan saat dewasa
biasanya ditutupi oleh rambut rambut kemaluan yang merupakan rambut dari mons veneris.
Sedangkan selaput lemak yang tidak berambut, namun memiliki banyak ujung ujung saraf
sehingga sensitif saat melakukan hubungan seksual.

c. Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan)


Labia Minora merupakan organ berbentuk lipatan yang terdapat di dalam Labia Mayora. Alat
ini tidak memiliki rambut, tersusun atas jaringan lemak, dan memiliki banyak pembuluh darah
sehingga dapat membesar saat gairah seks bertambah. Bibir Kecil Kemaluan ini mengelilingi
Orifisium Vagina (lubang Kemaluan). Labia Minora analog dengan Kulit Skrotum pada Alat
Reproduksi Pria.

d. Klitoris
Klitoris adalah organ bersifat erektil yang sangat sensitif terhadap rangsangan saat hubungan
seksual. Klitoris memiliki banyak pembuluh darah dan terdapat banyak ujung saraf padanya,
oleh karena itu Organ ini sangat sensitif dan bersifat erektil. Klitoris Analog dengan Penis pada
Alat Reproduksi Pria.

e. Vestibulum
Vestibulum adalah rongga pada kemaluan yang dibatasi oleh labia minora pada sisi kiri dan
kanan, dibatasi oleh klitoris pada bagian atas, dan dibatasi oleh pertemuan dua labia minora
pada bagian belakang (bawah) nya.
Vestibulum merupakan tempat bermuaranya :
Uretra (saluran kencing)
Muara Vagina (liang Senggama)
Masing Masing Dua Lubang Saluran Kelenjar Bartholini dan Skene (Kelenjar ini
mengeluarkan cairan seperti lendir saat pendahuluan hubungan untuk memudahkan masuknya
penis)

f. Himen (Selaput Dara)


Himen merupakan selaput membran tipis yang menutupi lubang vagina. Himen ini mudah
robek sehingga dapat dijadikan salah satu aspek untuk menilai keperawanan. Normalnya
Himen memiliki satu lubang agak besar yang berbentuk seperti lingkaran. Himen merupakan
tempat keluarnya cairan atau darah saat menstruasi. Saat Melakukan hubungan seks untuk
pertama kalinya himen biasanya akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan
hanya akan tertinggal sisa sisa himen yang disebut caruncula Hymenalis (caruncula
mirtiformis).
2. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) DALAM

a. Vagina
Vagina adalah muskulo membranasea (Otot-Selaput) yang menghubungkan rahim dengan
dunia luar. Vagina memiliki panjang sekitar 8 10 cm, terletak antara kandung kemih dan
rektum, memiliki dinding yang berlipat lipat, lapisan terluarnya merupakan selaput lendir,
lapisan tengahnya tersusun atas otot-otot, dan lapisan paling dalam berupa jaringan ikat yang
berserat. Vagina berfungsi sebagai jalan lahir, sebagai sarana dalam hubungan seksual dan
sebagai saluran untuk mengalirkan darah dan lendir saat menstruasi.
Otot pada vagina merupakan otot yang berasal dari sphingter ani dan levator ani (Otot
anus/dubur), sehingga otot ini dapat dikendalikan dan dilatih. Vagina tidak mempunyai
kelenjar yang dapat menghasilkan cairan, tetapi cairan yang selalu membasahinya berasal dari
kelenjar yang terdapat pada rahim.

b. Uterus (Rahim)
Uterus adalah organ berongga yang berbentuk seperti buah pir dengan berat sekitar 30 gram,
dan tersusun atas lapisan lapisan otot. Ruang pada rahim (Uterus) ini berbentuk segitiga
dengan bagian atas yang lebih lebar. Fungsinya adalah sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya janin. Otot pada uterus bersifat elastis sehingga dapat menyesuaikan dan
menjaga janin ketika proses kehamilan selama 9 bulan. Pada bagian uterus terdapat
Endometrium ( dinding rahim) yang terdiri dari sel sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan
endometrium ini akan menebal pada saat ovulasi dan akan meluruh pada saat menstruasi.
Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga oleh ligamentum dan jaringan ikat.
Uterus memiliki beberapa bagian :
Korpus Uteri, yaitu bagian yang berbentuk seperti segitiga pada bagian atas
Serviks uteri, yaitu bagian yang berbentuk seperti silinder
Fundus Uteri, yaitu bagian korpus yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi
Pada saat persalinan, rahim merupakan jalan lahir yang penting karena ototnya mampu
mendorong janin untuk keluar, serta otot uterus dapat menutupi pembuluh darah untuk
mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Setelah proses persalinan, rahim akan
kembali ke bentuk semula dalam waktu sekitar 6 minggu.

c. Tuba Fallopi (Oviduk)


Tuba Fallopi (Oviduk) adalah organ yang menghubungkan Uterus (Rahim) dengan Indung
Telur (Ovarium). Tuba Fallopi (Oviduk) juga sering disebut saluran telur karena bentuknya
seperti saluran. Organ ini berjumlah dua buah dengan panjang 8 20 cm. Tuba Fallopi
berfungsi untuk :
Sebagai saluran spermatozoa dan ovum
Penangkap ovum
Bisa menjadi tempat pembuahan (fertilisasi)
Sebagai tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu masuk ke bagian dalam
Uterus (Rahim).

Tuba Fallopi (Oviduk) terdiri atas 4 bagian :


1. Infundibulum, yaitu bagian berbentuk seperti corong yang terletak di pangkal dan
memiliki Fimbriae. Fimbriae berfungsi untuk menangkap ovum
2. Pars ampularis, yaitu bagian agak lebar yang merupakan tempat bertemunya ovum dengan
sperma (Pembuahan/fertilisasi)
3. Pars Ismika, yaitu bagian tengah tuba yang sempit
4. Pars Interstitialis, yaitu bagian tuba yang letaknya dekat dengan uterus.

d. Ovarium (Indung Telur)


Ovarium adalah kelenjar reproduksi utama pada wanita yang berfungsi untuk menghasilkan
ovum (Sel telur) dan penghasil hormon seks utama. Ovarium berbentuk oval, dengan panjang
2,5 4 cm. Terdapat sepasang Ovarium yang terletak di kanan dan kiri, dan dihubungkan
dengan rahim oleh tuba fallopi. Umumnya setiap Ovarium pada wanita yang telah pubertas
memiliki 300.000-an, dan sebagian besar sel telus ini mengalami kegagalan pematangan, rusak
atau mati, sehingga benih sehat yang ada sekitar 300 - 400-an benih telur dan 1 ovum
dikeluarkan setiap 28 hari oleh ovarium kiri dan kanan secara bergantian melalui proses
menstruasi, sehingga saat benih telur habis, terjadilah menopause . Ovarium juga menghasilkan
hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam proses Menstruasi.
B. Alat Reproduksi Laki-laki
Alat Reproduksi Pria adalah Organ Organ pada pria yang berperan dalam sistem reproduksi dengan
tujuan berkembangbiak atau memperbanyak keturunan. Agar mampu menjalankan prosesnya dengan
baik, maka keadaan fungsi dan struktur alat kelamin ini harus dalam keadaan normal. Secara Garis
besar, Alat Kelamin Pria dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu :
1. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) LUAR
a. Penis (zakar)
Penis adalah alat kelamin luar pada pria. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam
alat kelamin wanita melalui pertemuan keduanya (Kopulasi). Penis merupakan organ yang
tersusun atas otot yang dapat tegang dan dilapisi oleh lapisan kulit tipis. Proses tegangnya
penis disebut Ereksi, hal ini dikarenakan adanya rangsangan yang membuat pembuluh darah
pada penis terisi. Setelah di sunat (khitan) kulit tipis (preputium) yang melapisi glan penis akan
dipotong. Penis Juga memiliki fungsi untuk ejakulasi, yaitu mengeluarkan sperma melalui
uretra (saluran dalam penis), selama ejakulasi otot-otot pada kandung kemih akan mengkerut,
untuk mencegah sperma masuk ke kandung kemih, oleh karena itu kita tidak bisa kencing
sambil ejakulasi. Penis terdiri atas beberapa bagian yaitu :
Glan Penis, bagian kepala yang apabila telah dikhitan tidak dilapisi kulit
Batang (corpus) Penis
Pangkal Penis

b. Skrotum
Skrotum adalah kantong kulit yang melindungi testis dan berfungsi sebagai tempat
bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skrotum mengandung otot
polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum
dapat mengubah ukurannya. Jika suhu udara dingin, maka skrotum akan mengerut dan
menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat. Sebaliknya
pada cuaca panas, maka skrotum akan membesar dan kendur. Akibatnya luas permukaan
skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.
2. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) PRIA DALAM

a. Testis
Testis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk oval yang terletak di dalam skrotum. Testis
berjumlah sepasang dan berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan
hormon seks testosteron. Testis terletak di dalam skrotum yang merupakan organ berugae
(memiliki lipatan kulit), berfungsu untuk menjaga suhu testis agar spermatogenesis dapat tetap
berlangsung. Jika Suhu rendah (dingin) maka skrotum akan berkerut dan mendekat ke arah
tubuh, sedangkan jika suhu tinggi, maka skrotum akan mengendur, menjauh dari tubuh.
Tempat pembentukan sperma dalam testis adalah tubulus seminiferus. Kemudian terdapat
pintalan-pintalan tubulus seminiferus yang terdapat di dalam ruang testis yang disebut lobulus
testis, satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.

b. Epididimis
Epididimis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk saluran berkelok kelok yang terletak
di dalam skrotum, diluar testis. Epididimis berbentuk seperti huruf C. Epididimis berfungsi
dalam pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sperma. Sebelum memasuki epididimis,
sperma tidak memiliki kemampuan untuk bergerak dan belum subur, namun setelah epididimis
menjalankan fungsinya, sperma sudah subur dan mampu bergerak walaupun belum sempurna.
Setelah dari epididimis sperma akan masuk ke vas (duktus) deferens, lalu disalurkan menuju
vesikula seminalis.

c. Vas (duktus) Deferens


Vas Deferens adalah saluran berbentuk tabung yang berfungsi untuk menyalurkan sperma ke
vesikula seminalis dan sebagai tempat penampungan sperma. Dalam proses pematangan dan
penyimpanan sperma, duktus deferens ini mendorong sperma dengan gerak peristaltik lambat
menuju vesikula seminalis. Sedangkan saat ejakulasi, gerakan yang dilakukan cepat dan kuat
sehingga sperma yang keluar dapat muncrat.

d. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin adalah organ organ kelamin dalam pria yang berfungsi untuk menghasilkan
cairan tempat berenangnya sperma, dan cairan ini akan menjaga sperma tetap hidup dengan
cara menetralisir asam, karena cairan itu bersifat basa. Dalam bahasa sehari hari cairan ini
kita kenal dengan air mani, sedangkan dalam bahasa ilmiah dikenal dengan nama semen.
Dalam 1 ml air mani, terdapat sekitar 60 100 juta sel sperma. Normalnya semen memiliki pH
7,2 dengan volume 3-5 ml, dan berwarna putih susu sampai kekuning kuningan serta sedikit
kental. Berikut adalah organ yang termasuk ke dalam kelenjar kelamin :
Vesikula Seminalis (Kantung air mani), yaitu organ berupa saluran berbentuk tabung
berjumlah sepasang di kanan dan kiri tubuh. Vesikula Seminalis memiliki panjang sekitar
5 10 cm. Vesikula Seminalis berfungsi untuk mensekresikan cairan bersifat basa y (pH
7,3) mukus, vitamin, fruktosa (sebagai nutrisi bagi sperma), protein, enzim, dan
prostaglandin. Cairan dari vesikula seminalis ini merupakan 60% dari seluruh volume
semen. Vesikula Seminalis akan menyatu dengan vas deferens dan kelenjar prostat untuk
membentuk saluran ejakulasi.
Kelenjar Prostat, yaitu organ yang berada di bawah kandung kemih yang berfungsi untuk
mensekresikan cairan berwarna putih keabu-abuan yang bersifat basa. Cairan ini
disekresikan ke dalam saluran ejakulasi dan menyumbangkan sekitar 30% dari seluruh
volume semen. Cairan kelenjar prostat akan bersatu dengan cairan dari vesikula seminalis
dan akan menjadi tempat hidup dan bergeraknya sperma. Cairan yang disekresikan organ
ini terdiri atas fosfolipid, asam sitrat (untuk nutrisi) dan juga antikoagulan.
Kelenjar Bulbouretra (Cowpery), yaitu kelenjar berjumlah sepasang yang berfungsi
untuk menghasilkan cairan lendir bersifat basa ke dalam saluran ejakulasi. Kelenjar ini
terletak di bawah kelenjar prostat. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar Bulbouretra ini
keluar sebelum ejakulasi, dan dalam agama islam disebut mazi yang merupakan najis dan
cara mensucikannya sama seperti mencucui kencing.

e. Uretra (Saluran Ejakulasi)


Uretra adalah saluran yang terletak di dalam penis, berfungsi untuk tempat keluarnya sperma
dan juga sebagai tempat keluarnya urin.
C. Proses Spermatogenesis
Proses pembentukan dan pemasakan sperma disebut spermatogenis. Pada pembahasan sebelumnya
dikatakan bahwa sperma dihasilkan oleh testis. Spermatogenis terjadi di tubulus seminiferus testis.
Dalam tubulus tersebut terdapat sel sperma, yang disebut spermatogonium. Spermatogonium kemudian
membelah secara mitosis menghasilkan spermatogonium yang haploid (Lihat gambar di bawah).

Spermatogonium ini kemudian membesar membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer


seterusnya akan membelah secara meiosis I untuk menghasilkan dua spermatosit sekunder yang
haploid. Kemudian setiap spermatosit sekunder akan membelah secara meiosis II untuk menghasilkan
dua spermatid yang hapolid. Sel-sel spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa atau sperma.
D. Proses Oogenesis
Proses pembentukan ovum disebut oogenesis dan terjadi di ovarium. Pembentukan ovum diawali
dengan pembelahan mitosis lapisan luar ovarium untuk membentuk oogonium yang diploid. Setiap
oogonium dilapisi oleh sel folikel. Keseluruhan struktur ini disebut folikel primer. Ketika folikel
tumbuh, oosit primer membelah secara meiosis I menghasilkan satu oosit sekunder dan badan kutub.
Oosit sekunder kemudian berkembang menjadi ovum haploid yang siap untuk dibuahi oleh sperma.

E. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio


Fertilisasi adalah proses pembuahan. Ovum matang dilepas ovarium dan ditangkap rumbai-rumbai pada
corong tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum dibuahi sperma. Ovum yang sudah dibuahi
membentuk zigot, kemudian zigot bergerak menuju rahim. Jika ovum tidak dibuahi sperma, jaringan
dalam dinding rahim yang telah menebal dan banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh sehingga
terjadi menstruasi. Bersamaan dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh
menebal dan banyak pembuluh darah sehingga pada saat zigot datang dan menempel tidak terjadi
gangguan. Pematangan ovum dan penebalan dinding rahim dipengaruhi hormon esterogen dan
progesterone. Di rahim embrio berkembang selama 9 bulan untuk menjadi bayi.

F. Siklus Menstruasi
Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam
rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan
untuk menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh,
kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu
antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi. Siklus
menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan
sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan
produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan progesteron
menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium,
sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang
keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini hormon pembebas gonadotropin
yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari
folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk
mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali
(poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk
mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada
vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH.
LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder
dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus
menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut
dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan masih
mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron
mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada
endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi
pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi
korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan
esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
G. Hormon Yang Berperan Dalam Sistem Reproduksi
1. Hormon Pada Wanita
Hormon wanita terutama dibentuk di ovarium (hormon pria dibentuk di testis). Baik pria maupun
wanita, pada dasarnya memiliki jenis hormon yang relatif sama. Hanya kadarnya yang berbeda.
Hormon seksual wanita antara lain progesteron dan estrogen. Hormon seksual pria antara lain
androstenidion dan testosteron (androgen). Pada wanita, hormon seksual kewanitaannya lebih
banyak ketimbang pria. Begitu pula sebaliknya.
ESTROGEN
Estrogen merupakan bentukan dari androstenidion (hormon seksual pria yang utama) yang
dihasilkan ovarium. Selain androstenidion, ovarium juga mengeluarkan testosteron dan
dehidroepiandrosteron, tapi dalam jumlah yang sedikit. Fungsi hormon estrogen yaitu :
Mempertahankan fungsi otak.
Mencegah gejala menopause (seperti hot flushes) dan gangguan mood.
Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel jaringan
(kulit, saluran kemih, vagina, dan
pembuluh darah).
Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk tubuh wanita yang feminin.
Produksi sel pigmen kulit.
Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan
struktur normal kulit agar tetap lentur,
menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan kencang serta mampu menahan air.

HORMON PROGESTERON
Hormon ini merupakan bentukan dari pregnenolon yang dihasilkan oleh kelenjar dan berasal
dari kolesterol darah. Fungsi hormon progesterone antara lain,
Mengatur siklus haid.
Mengembangkan jaringan payudara.
Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan.
Melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker endometrium.

TESTOSTERON dan DEHIDROEPIANDROSTERON


Hormon ini yang juga diproduksi oleh ovarium tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit.
Hormon ini dibutuhkan oleh wanita karena berhubungan dengan daya tahan tubuh dan libido
(gairah seksual).
2. Hormon Pada Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing
Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
TESTOTERON
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon
ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama
pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk
mensekresi testoteron.
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel
sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan
terjadi.
ESTROGEN
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia
untuk pematangan sperma.
HORMON PERTUMBUHAN
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

H. Sistem Reproduksi Tumbuhan


Reproduksi Vegetatif
1. Reproduksi Vegetatif Alami
Reproduksi jenis ini tidak melibatkan campuran tangan manusia. Reproduksi vegetative alami
meliputi pembentukan tunas, batang tebu, batang singkong , daun cocor bebek, laos.
a. Akar Tinggal
Akar tinggal atau rizoma atau rimpang merupakan batang yang tumbuh horizontal menyerupai
akar didalam tanah. Dari bagian ini, tumbuh tunas yang menjadi individu baru, misalnya pada
bungga tasbih, lengkuas, dan jahe.
b. Umbi Batang
Umbi batang atau tuber merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam batang dan
terletak didalam tanah. Jika umbi ini ditanam, dapat tumbuh tunas menjadi tanaman baru.
Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tuber adalah kentang dan singkong.
c. Reproduksi dengan Daun
Tepi-tepi daun pasti tumbuh, misalnya cocor bebek. Bersifat meristematis. Akibatnya, dari
tepi-tepi daun tersebut dapat tumbuh tunas dan akar yang akan terpisah dari induyknya untuk
membentuk tumbuhan baru. Peproduksi seperti ini dinamakan juga reproduksi melalui tunas
advintif.

2. Reproduksi Vegetatif Buatan


Reproduksi jenis ini sengaja dilakukan manusia untuk memperoleh tanaman baru yang bersifatnya
sama dengan induknya. Tumbuhan baru tersebut diambil dari tanaman induk yang telah tumbuh
besar, sehingga tumbuhan baru itu akan cepat mengahasilkan dengan sifat yang sama dengan
induknya. Berikut ini akan dijelaskan contoh-contoh perkembangan vegetative buatan.
a. Mencangkok
Mencangkok dilakukan pada tanaman dikotil dengan cara membuang sebagian kulit dan
kabium secara melingkar pada cabang. Kemudian daerah lukanya dibalut oleh tanah atau media
lain dan diikat serta dibiarkan sampai tumbuh akar.
b. Merunduk
Cara ini dilakukan dengan merundukan cabang tanaman kebawah sehingga menyentuh
permukaan tanah. Batang tersebut ditimbun dengan tanah terutama pada bagian yang memiliki
ruas. Pada ruas tersebut akan tumbuh akara dan tunas.
c. Menempel dan menyambung
Menempel (Okulasi) dan menyambung bertujuan mengambungkan sifat dua tanaman sejenis
atau semarga. Prinsip opulasi adalah emnumbuhkan bagian tanaman pada tanaman lain.
Biasanya, bagian yang ditemnpelkan adalah mata tunas. Prinsip dalam menyambung adalah
memindahkan ujung ranting atau pun ujung cabang suatu tanaman pada bagian ujung ranting
tanaman lain. Kemudian, sambungan tersebut diikat.
d. Menyetek
Merupakan cara paling umum dilalakukan karena mudah di kerjakan.Kita hanya memotong
cabang sekitar 20 cm dan membenamkanya dalam tanah sedalam 5-10 cm.Arah mata tunas
sebaiknya menghadap ke atas.
e. Kultur jaringan
Kemajuan ilmu hormon tumbuhan mendorong para ahli pertanian mengembangkan pola
produksi vegetative melalui teknik kultur jaringan. Jaringan tersebut diambil dari daun, batang ,
akar, ataupun bagian tumbuhan lainya. Melalui teknik ini dapat menghasilkan tumbuhan yang
sangat banyak dalam waktu singkat.

3. Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan dan Tumbuhan Tingkat Rendah


a. Membelah diri dan fragmentasi
Contoh: organisme yang membelah diri, protozoa, alga biru (bakteri). Sedangkan fragmentasi
yaitu dengan cara memotong-motong tubuhnya, contoh: algae (ganggang) dan planaria (cacing
pipih). Tunas, contoh: Hydra dan ragi (Saccharomyces).
b. Spora
Perkembangbiakan dengan spora antara lain: jamur, alga, lumut dan paku. Pada jamur, spora
dibentuk di dalam kotak spora (sporangium). Pada ganggang (alga), sporanya dilengkapi
dengan alat gerak berupa bulu cambuk atau bulu getar sehingga dapat bergerak, spora ini
disebut zoospora. Pada paku, biasanya spora terletak di daun-daun sebelah bawah, tampak
sebagai bintik-bintik hitam yang dinamakan sorus. Sorus tersebut dilindungi indisium.

Keuntungan memperbanyak secara vegetatif:


1. diperoleh sifat keturunan baru sama dengan induknya
2. lebih cepat memperoleh hasil (berbuah)
Kerugian memperbanyak secara vegetatif:
1. tanamannya tidak sekokoh bila ditanam dari biji.
2. jumlah turunan baru yang diperoleh dalam waktu tertentu terbatas tanaman induk akan menderita
bila terlalu banyak bagian tanaman yang di-stek atau dicangkok.

Reproduksi Generatif
Proses reproduksi seksual memerlukan gamet jantan dan betina. Proses perkawinan tumbuhan berbiji
diawali oleh proses penyerbukan dan dilanjutkan dengan proses pembuahan.
1. Penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae)
Adalah menempelnya serbuk sari ke mikrofil (liang bakal biji). Dan terjadi pembuahan tunggal.
Alat reproduksi gymnospermae berupa strobilus jantan dan strobilus betina. Proses penyerbukan
pada gymnospermae umumnya dibantu oleh angin. Contoh tumbuhan berbiji terbuka ini antara lain
: Melinjo, pinus, damar, pakis haji dan cycas.
2. Penyerbukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)
Adalah menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan ganda.
Alat perkembangbiakan angiospermae adalah bunga. Bunga meliputi berdasarkan perhiasan bunga
dan alat kelamin bunga.
a. Perhiasan bunga meliputi kelopak dan mahkota bunga.
b. Alat kelamin bunga (alat perkembangbiakan)
Bagian sebelah dalam dari lingkaran perhiasan bunga adalah alat kelamin bunga. Bagian alat
kelamin bunga terdiri dari benang sari sebagai alat pembiakan jantan dan putik sebagai alat
pembiakan betina. Benang sari berada pada lingkaran sebelah luar dari putik.

I. Reproduksi pada Invertebrata


Perkembangbiakan aseksual
Perkembangbiakan secara aseksual pada hewan invertebrata terjadi dengan cara:
a. Membelah Diri
Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi pada protozoa (hewan bersel satu),
misalnya Amoeba, Paramaecium, dan Euglena. Proses pembelahan diawali dengan proses
pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian
yang masing-masing menyelubungi masing-masing nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian
tengah sitoplasma menyempit dan diikuti pemisahan yang membentuk dua individu. Pada saat
keadaan lingkungan kurang menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri dengan
membentuk kista yang berdinding sangat kuat. Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah
diri berulang-ulang menghasilkan banyak individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika
kondisi lingkungan membaik, dinding kista akan pecah dan individu-individu baru akan keluar,
tumbuh dan berkembang menjadi Amoeba dewasa.
b. Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian potongan
tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang melakukan reproduksi secara
fragmentasi adalah cacing Planaria. Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat
tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing potongan
akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria.
c. Pembentukan Tunas
Tunas adalah cara perkembangbiakan di mana individu baru merupakan bagian tubuh dari
induk yang terlepas kemudian tumbuh. contoh Hewan yang berkembang biak dengan
membentuk tunas ialah Hydra sp. Individu baru Hydra terbentuk dari bagian tubuh Hydra
dewasa. Setelah cukup besar, tunas akan melepaskan diri dari tubuh induknya. Hewan lain
yang melakukan reproduksi dengan tunas misalnya ubur-ubur, hewan karang, dan anemon laut.
d. Sporulasi
Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang menghasilkan
spora. Hewan yang melakukan reproduksi dengan sporulasi adalah Plasmodium sp. Plamodium
adalah protozoa bersel satu yang dikenal sebagai penyebab penyakit malaria. Dalam siklus
hidupnya, plasmodium mengalami dua fase, yaitu fase generatif dan fase vegetatif. Fase
generatif berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase vegetatif
berlangsung di dalam tubuh penderita penyakit malaria.
Perkembangbiakan seksual
Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat terbentuk
individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh
menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.
b. Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.
Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya
Paramecium.
Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya
peleburan mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan
ovum di dalam rahim.
J. Hewan Invertebrta
1. Platyhelminthes
Organ reproduksi jantan (testis) dan organ betina (Ovarium) pada Platyhelminthes terdapat
dalam satu individu sehingga disebut hewan hemafrodit. Alat reproduksi terdapat pada bagian
ventral tubuh. Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes yang hidup
bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme.
Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya.
Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang
lembap. Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air,
sapi, babi, atau manusia. Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada
reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh
(internal). Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain. Reproduksi aseksual
tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes. Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan
reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh
tersebut menjadi individu baru.
2. Nemathelminthes
Nemathelminthes umumnya bereproduksi secara seksual karena sistem reproduksinya bersifat
gonokoris, yaitu alat kelamin jantan dan betinanya terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi
dilakukan secara internal. Hasil fertilisasi dapat mencapai lebih dari 100.000 telur per hari. Saat
berada di lingkungan yang tidak menguntungkan, maka telur dapat membentuk kista untuk
perlindungan dirinya.
3. Annelida
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet, memiliki
klitelum sebagai alat kopulasi. Klitelum = struktur reproduksi yang mengsekresi cairan &
membentuk kokon tempat deposit telur. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi,
yang kemudian beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan individu
(hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris) melalui larva trochophore
berenang bebas.
4. Arthropoda
Secara normal udang adalah diossious, hanya dalam keadaan luar biasa mereka adalah
hemaprodit. Alat reproduksi jantan adalah testis terletak di bawah pericardial sinus. Dua vasa
differensia yang terbuka melalui coxopodite pada kaki jalan ke 5. Alat reproduksi betina adalah
ovarium yang berupa testis baik bentuk maupun letaknya. Sebuah oviduct terbuka pada coxopodite
pada kaki jalan ketiga. Kopulasi udang biasanya terjadi pada bulan September, Oktober, Nopember
pada tahun pertama. Mereka hidup bersama setelah umur mereka lebih satu bulan. Kopulasi kedua
terjadi pada musim hujan kedua.
5. Moluscca
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada
individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur
berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.
6. Echinodermata
Secara umum filum Echinodermata, menglami seks secara terpisah dengan beberapa
perkecualian. Gonad yang relative besar terletak di sebelah luar dengan pembuluh sederhana,
jumlah ovum banyak sekali dan pembuahan terjadi dalam air, larva mikroskopis, bersilia dan
transparan serta biasanya hidup bebas dengan berenag-renang dalam air, bermetamorfosis yang
kompleks. Beberapa spesies vivipar, beberapa berkembang biak dengan aseksual yaitu dengan
pembelahan sel, memiliki daya regenerasi yang besar sekali bila terdapat bagian yang rusak atau
terlepas.
Contohnya pada bintang laut, seks bintang laut terpisah yakni ada yang jantan atau betina. Alat
reproduksi strukturnya bercabang-cabang pada masing-masing lengan terdapat dua cabang yang
berada di bagian dasar pertemuan lengan. Pada hewan betina alat seksnya dapat melepaskan 2,5
juta telur dalam tiap 2 jam, sehingga tiap musim bertelur dapat melepaskan telur sebanyak kurang
lebih 200 juta. Hewan jantan pun dapat menghasilkan sperma lebih banyak dari jumlah sel telur
telur betina. Fertilisasi atau pembuahan terjadi dalam air, kemudian akan tumbuh menjadi larva
bipinria.
7. Porifera
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual
terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule
dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar. Secara seksual
dengan cara peleburan sel sperma dengan sel ovum, pembuahan ini terjadi di luar tubuh porifera.
8. Coelenterata
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan
dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk
polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga
membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan
sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata
bentuk polip.Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.

K. Hewan Vertebrata
1. Pisces
Pada fase permulaan tidak dapat dibedakan jantan atau betinanya, tapi fase berikutnya akan
tumbuh menjadi jantan atau betina. Dengan demikian cyslostomata adalah diocious pada hewan
dewasa. Pada hewan yang dewasa terdapat gonad yang memanjang terletak dalam rongga
abdominalis. Tidak memiliki saluran genetialis, sel telur atau sperma ditumpahkan melalui
sepasang porus genitalis ke dalam sinus urogenitalis kemudian keluar. Contoh pada kelas
chondrichthyes (kelas ikan bertlang rawan) :
Seks terpisah, alat kelamin jantan terdiri atas sepasang testis, terdapat beberapa vasa efferensia
yang menuju vasa deferensia. Saluran itu terbentang sebelah bawah ginjal dan berakhir pada papil
urogenitalis. Pada perkawinan sperma tertuang pada kloaka hewan betina dengan bantuan claspers.
Alat kelamin betina terdiri atas sebuah ovarium yang menggantung sebelah dorsal denga satu
membrane. Dua buah ovianterior mempunyai saluran besar di mana sel-sel telur masak
kedalamnya. Pada bagian anterior masing-masing saluran melebar sebagai glandulae shell. Pada
jenis yang ovovivipar pada bagian posterior itu mengalami perluasan menjadi uterus yang akan
berisi hewan yang masih muda sekali. Saluran oviduct akan terbuka secara terpisah ke dalam
kloaka.
2. Amphibi
System reproduksi pada amphibi terjadi atas :
Sistema genitalis masculinus
Berupa sepasang testis berbentuk oval berwarna keputih-putihan, terletak di sebelah anterior
dari ren, diikat oleh alat penggantungnya yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan
peritoneum. Di sebelah cranial testis melekatlah corpus adiposum suatu zat lemak yang
berwarna kekuning-kuningan, sedang di sebelah median dataran testis terdapat saluran-saluran
halus yang disebut vasa efferentia yang bermuara pada saluran kencing, kemudian menuju ke
kloaka. Akhir dari ureter mengalami pembesaran dan disebut vesicular seminalis, yakni sebagai
tempat penampungan spermatozoa sementara.
Sistema genitalis feminus
Sistema genitalis feminus yang terdiri atas sepasang ovarium dilkatkan denga bagian dorsal
coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium, yang terjadi dari lipatan peritoneum.
Pada hewan yang telah dewasa kadang-kadang ovum yang berwarna hitam dan putih berbentuk
bintik-bintik. Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum yang berwarna kekuning-kuningan.
Pada breeding season ovum yang telah masak menembus dinding ovarium untuk masuk
kedalam oviduct, yaitu suatu saluran yang berkelok-kelok dengan ujung terbuka sehingga tidak
berhubungan dengan ovarium. Pada sebelah posterior saluran ini melebar dengan dinding yang
tipis, kadang-kadang ada yang menyebut sebagai uterus. Selanjutnya ovum menuju ke kloaka
pada suatu papillae. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, tapi walaupun demikian breeding season
katak jantan menempel di punggung katak betina untuk memudahka terjadinya fertlilisasi.
3. Reptilia
Sistem reproduksi atau genitalis dapat dibedakan menjadi sistema genitalis feminalis dan
sistema genitalis masculinalis.
Sistema genitalis feminus terdiri atas sepasang ovarium yang berbentuk ovoid, pada datarannya
terdapat benjolan retroperitoneal. Oviduct yang merupakan saluran berdinding tipis, mulai cranial
sebagai corong ostium abdominalis. Oviduct memiliki kelenjar dindingnya yang member kulit
keras pada ovum yang sudah dibuahi. Oviduct bermuara di cloaka yang dinding dorsal agak ke
muka dari pada muara ureter.
Sistema genitalis musculinus terdiri atas sepasang testis, yang berbentuk oval kecil berwarna
keputih-putihan. Di dekatnya terdapat saluran epididimis, kemudian dilanjutkan oleh saluran vasa
deferensia. Pada bagian caudanya bersatu dahulu dengan ureter baru masuk kloaka. Di samping itu
semua terdapat alat kopulasi yang di sebut hemi penis, yang terjadi atas dua organon yang terjadi
karena tonjolan dinding kloaka. Pada waktu istirahat melipat masuk dengan dinding otot di
sebelahnya. Pada waktu hemipenis ditonjolkan keluar sedang otot daging ke sebelah dalam. Semua
bagian alat-alat genetalis itu digantung oleh penggantung yang masing-masing ialah mesovarium
untuk ovarium, ligament untuk oviduct, mesochium untuk testis.
4. Aves
Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat di sebelah
anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil dari pada yang
kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa deferensia sejajar dengan ureter yang berasal
dari ren. Pada sebagian besar aves memiliki vesicular seminlais yang merupakan gelembung kecil
bersifat kelenjar sebagai tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil
yang terletak pada kloaka. Di dalam kloaka pada beberapa spesies memiliki penis sebagai alat
untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina. Pada hewan betina terdapat sepasang ovary,
hanya yang dextrum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovary menjulur
oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corng. Lubang
oviduct itu disebut ostium abdominalis. Dinding oviduct selanjutnya tersusun atas musculus dan
epithelium yang bersifat glandular, yang member sekresi yang kelak membungkus telur, yakni
albumen sebagai putih telur, membrane tipis di sebelah luar albumen, dan cangkok yang berbahan
zat kapur yang disebut oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus yang sebenarnya belum ada.
Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan kopulasi.

L. Penyakit yang terjadi pada system reproduksi


Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
1. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan
amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun
dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya
menstruasi selama 3 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.
2. Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang
diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah
laser.
3. Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel
serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga
bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
4. Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul,
perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal.
Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
5. Kanker rahim
Kanker rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium adalah
kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi pada
wanita usia 60-70 tahun.
6. Kanker payudara
Yaitu tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita yang telah
menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan obat-obatan.
7. Fibroadenoma
Yaitu tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada payudara.
Pengobatannya dengan operasi.
8. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu
dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala
endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika
tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya
dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
9. Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang
wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami
terkena infeksi, jamur atau bakteri.
10. Condyloma
Yaitu tumbuhnya bejolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam atau dikenal
sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan penyakit menular seksual
yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau virus yang menyebabkan keganasan
pada jaringan. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung secara seksual dengan penderita
HPV lainnya. Penyakit ini ditemukan di seputar alat kelamin bagian luar, di dalam liang
vagina, di sekitar anus, hingga mulut rahim. Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat
menyebabkan kanker mulut rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat diobati dengan obat
oles, suntik, maupun tindakan operasi. Untuk tindakan operatif dapat dilakukan dengan
menggunakan alat kotter (pemotong) oleh tenaga medis. Pengobatan bisa dilakukan dengan
obat topikal (oles).
11. Bartolinitis
Yaitu infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan pembengkakan pada alat
kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai
tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang
memerah. Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di
bagian dalam vagina agak keluar. Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia, Gonorrhea, dsb.
Bartolinitis dapat menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina.
Akibat penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut
sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk mengatasinya, pemberian antibiotik untuk
mengurangi radang dan pembengkakan. Jika terus berlanjut, dokter akan melakukan tindakan
operatif untuk mengangkat kelenjar yang membengkak.
12. Vulvovaginatis
Merupakan suatu peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala
keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih/putih kehijauan dari vagina. Penyakit ini
dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme misalnya Gardnerella vagimalis,
Trichomonas vaginalis, Candida albicans, virus herpes, Candyloma accuminata, dll.
13. Candidiasis / keputihan
Yaitu munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan karena infeksi
jamur Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat ketidakseimbangan hormonal yang
disebabkan oleh kegemukan, pasca menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi
hormonal, pengunaan obat-obatan steroid, kondisi organ intim yang terlalu lembap, dan
lainnya. Juga bisa merupakan akibat dari gula darah yang tidak terkontrol. Penanganan untuk
candidiasis cukup dengan menjaga kebersihan dan kelembapan organ intim wanita. Peggunaan
sabun khusus pembersih vagina dan menjaga agar di bagian intim tak terlalu lembap bisa
dilakukan. Namun, jika memang tak tertahankan dan menimbulkan gatal yang amat sangat,
dapat diberikan obat antijamur misalnya triazol atau imidazol.
14. Kista ovarium
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau
ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari
lapisan terluar dari ovarium.
15. Infertilitas (kemandulan)
Pada wanita infertilitas disebabkan oleh:
Kerusakan pada ovarium karena infeksi, racun, atau sinar radio aktif sehingga
pembentukan ovum terganggu
Penyumbatan pada tuba fallopi
Gangguan sistemik, misalnya gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb
16. Syphilis
Syphilis ialah penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk spiral yaitu
Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ dalam tubuh, dapat
ditularkan melalui hubungan seksual atau badaniah yang intim (misalnya ciuman), melalui
transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu ke bayinya.
17. Gonorrhoea
Gonorrhoea ialah suatu penyakit akut yang menyerang selaput lendir dari uretra, serviks,
rectum, kadang-kadang mata. Penyakit ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.
18. Herpes Simplex Genitalis
Merupakan gangguan pada bagian luar kelamin berupa gelembung-gelembung berisi cairan.
Gelembung air diakibatkan karena infeksi virus Herpes (HSV2). Gejalanya dapat berupa
demam dan menimbulkan sensasi perih bila tersentuh. Bila menginfeksi sampai bagian dalam
organ intim wanita, virus ini bisa menyebabkan nyeri sendi hingga rasa pegal di area pinggang.
Pengobatan penyakit ini dengan obat antivirus. Pencegahannya dilakukan dengan menjaga
daerah organ intim agar tidak terlalu lembap dan tetap bersih.
Gangguan Pada Sistem Reproduksi Pria
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi
hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi
hormon.
2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen
ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon
human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan
pembedahan.
3. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air
kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis,
Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
4. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra.
Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa nyeri
bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan
bakteri.
5. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme
penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
6. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada
pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
7. Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
8. Hyperthropic prostat
Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia
lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
9. Hernia inguinalis
Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan.
10. Kanker prostat
Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian pada
pria usia lanjut.
11. Kanker testis
Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa
menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung
zakar).
12. Impotensi
Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada
hubungan kelamin yang normal.
13. Infertilitas (kemandulan)
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di pihak
pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan
mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena racun,
infeksi, atau gangguan hormon
Tersumbatnya saluran sperma
Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit

Anda mungkin juga menyukai