Anda di halaman 1dari 18

1

Mardini
IV/B



Alat reproduksi wanita

Alat reproduksi wanita dibagi atas 2 bagian :
Alat reproduksi luar ( genetalia eksterna ) :
Dalam arti sempit adalah alat kandungan yang dapat dilihat dari luar bila wanita
dalam posisi litotomi. Yang fungsinya dikhususkan untuk kopulasi ( koitus).
Alatreproduksi dalam ( genetalia interna )


A. Alat Reproduksi Luar
Vulva
Bagian alat kandungan luar yang berbentuk lonjong , berukuran panjang mulai dari
klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil, sampai ke belakang di batasi perineum.
Labia Majora ( Bibir Besar Kemaluan )
Berada pada bagian kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang
dewasa ditumbuhi juga oleh pubes lanjutan dari mons veneris.
Labia Minora
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Di sini juga dijumpai
Frenulum klitoris, preputium, dan frenulum pudenda
Mons Veneris (Tundun )
Daerah yang menggantung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (
pubes ) apabila wanita berangkat dewasa. Pada wanita rambut ini akan tumbuh
membentuk sudut lengkung, sedangkan pada pria membentuk sudut runcing ke atas.

Vestibulum
Terletak di bawah selaput lendir vulva, atau diantara 2 labia minor. Terdiri dari bulbus
vestibuli kanan dan kiri. Di sini dijumpai kelenjar vestibuli mayor ( kelenjar bartholini )
dan kelenjar vestibulum minor.

Introitus Vagina
Adalah pintu masuk vagina.
2



Hymen ( Selaput Dara )
Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina. Biasanya berlubang membentuk
semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia
himenalis atau hymen imperforata. Himen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin.
Sisanya disebut kurunkula hymen atau sisa hymen.

Perineum
Terletak diantara vulva dan anus.

OUE ( Orifisium uretra eksterna / Lubang kemih )
Adalah tempat keluarnya air kemih yang terletak di bawah klitoris. Di sekitar
lubang kemih bagian kiri dan kanan didapati lubang kelenjar skene.

Klitoris ( Kelentit )
Identik dengan penis pada pria, kira kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit
dan ditutupi oleh frenulum klitoris. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi,
sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.




B. Alat Reproduksi Dalam
Sepasang Ovarium ( Indung Telur )
Terdapat dua indung telur, masing masing di kanan dan di kiri Rahim, dilapisi
mesovarium dan tergantung di belakang lig. Latum. Bentuknya seperti buah almon.,
sebesar ibu jari tangan ( jempol ) ukuran 2,5 5 cm 0,6 1 cm. indung telur ini posisinya
ditunjang oleh mesovarium, lig. Ovarika, lig. Infundibulopelvikum. Merupakan alat
reproduksi yang setelah dewasa menghasilkan ovum ( telur ). Berfungsi sebagai kelenjar
endokrin ( menghasilkan estrogen dan progresteron ). Juga berperan dalam mengatur
siklus haid. Strukturnya terdiri dari :

Korteks / kulit
1. Tunika albuginea, yaitu epitel berbentuk kubik
2. Jaringan ikat di sela sela jaringan lain
3. Stroma, folikel primordial, dan folikel de graf
4. Sel sel Warthard
- Medulla / inti atau zona vaskulosa terdiri dari :
3

1. Stroma berisi pembuluh darah
2. Serabut saraf
3. Beberapa otot polos
Seumur hidupnya, seorang wanita diperkirakan akan mengeluarkan sel telur kira kira
400 butir.


Vagina ( Liang Senggama )
Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak diantara
saluran kemih dan liang dubur. Di bagian ujung tasanya terletak mulut Rahim. Ukuran
panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10 cm. bentuk dinding dalamnya
berlipat lipat,, disebut rugae sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras
disebut kolumna rugarum. Dinding vagian terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan
lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain
forniks lateral kiri dan kanan, forniks anterior, dan forniks posterior. Suplai darah vagina
diperoleh dari arteria uterine, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana, dan
arteria pudendus interna. Fungsi penting dari vagina ialah sebagai (a) Saluran keluar untuk
mengalirkan darah haid dan secret lain dari Rahim, (b) Alat untuk sanggama, (c) Jalan
lahir pada waktu bersalin.

Uterus / Histera / Hister ( Rahim )
Merupakan organ otot berdinding tebal dan berongga ( cavum ). Bentuk, besar,
letak, dan susunan uterus berbeda beda tergantung pada umur, organ sekitarnya dalam
keadaan hamil. Terletak pada rongga panggul antara vesika urinaria dengan colon sigmoid
dan rectum. Uterus ini sendiri berfungsi sebagai tempat implantasi ovum yang telah
dibuahi, Sebagai tempat perkembangan dan memberi makan pada janjn yang sedang
berkembang. Dengan vagina termasuk jalan lahir lunak.

Bagian bagian uterus antara lain :
1. Fundus Uteri
2. Corpus Uteri
3. Isthmus Uteri
4. Serviks Uteri
Bagian dinding uterus secara historik terdiri dari 3 bagian yaitu;
- Lapisan serosa ( lapisan peritoneum ), di luar
- Lapisan otot ( lapisan myometrium ), di tengah
- Lapisan mukosa ( lapisan endometrium ), di dalam
Sikap dan letak Rahim dalam rongga panggul terfiksasi dengan baikk karena disokong dan
dipertahankan oleh,
4

- Tonus rahim itu sendiri
- Tekanan intra abdominal
- Otot otot dasar panggul
- Ligament ligament
Lig. Cardinal kanan dan kiri ( mackendort)
Lig. Sakro uterine
Lig. Rotundum
Lig. Latum
Lig. Infundibulo pelvikum
Letak Rahim dalam keadaan fisiologis adalah anteroflesi. Letak letak lainya
adalah antefleksi ( tengadah ke belakang ), retrofleksi ( tengadah ke belakang ), anteversi (
terdorong ke depan ), retroversi ( terdorong ke belakang ), suplai darah rahim dialiri oleh
artteri uterine yang berasal dari arteri ilikaka interna ( a.hipogastrika ) dan arteri ovarika.
Fungsi rahim adalah :
a. tempat tumbuh janin berkembang.
b. berkontraksi terutama sewaku bersalin dan sesudah bersalin.
c. berfungsi waktu siklus haid


Tuba Uterina ( Saluran Telur )
Adalah saluran telur yang keluar dari korpus rahim kanan dan kiri, panjangnya 12
1 cm, diameter 3 8 mm. bagian luarnya diliputi oleh peritoneum visceral yang
merupakan bagian dari ligamentum latum. Bagian dalam dilapisi silia, yaitu rambut getar
yang berfungsi untuk menyalurkan telur hasil konsepsi.
Saluran telur terdiri dari empat bagian :
- Pars interstisialis (intramuralis),
- Pars ismika, yang merupakan bagian tengah saluran telur yang sempit,
- Pars ampularis,, di mana biasanya pembuahan (konsepsi) terjadi,
- Infundibulum, yang merupakan ujung tuba yang terbuka ke rongga perut. Di ujung
infundibulum teredapat umbai umbai (fimbriae) yang berguna untuk menangkap
sel telur (ovum), yang kemudian akan disalurkan ke dalam tuba.
Fungsi saluran telur adalah :
- sebagai saluran telur.
- menangkap dan membawa ovum yang dilepaskan oleh indung telur.
- tempat terjadinya pembuahan (konsepsi = fertilisasi)



5

Alat Reproduksi Pria


1. Alat kelamin dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
a. Testis
Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia. Testis
berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis dibungkus oleh skrotum, kantong kulit di
bawah perut. Pada manusia, testis terletak di luar tubuh, dihubungkan dengan tubulus
spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa
prosesspermatogenesis pada mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah darisuhu
tubuh (< 37C).
Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi akan
mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot kremaster akan
berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Fenomena ini dikenal dengan refleks kremaster.
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis. Ukuran testis
bergantung pada produksi sperma (banyaknya spermatogenesis), cairan intersisial, dan
produksi cairan dari sel Sertoli.
Pada umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak lebih rendah
dari yang lainnya. Hal ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis pembuluh darah pada
testis kiri dan kanan.
Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. Fungsi testis:
- memproduksi sperma (spermatozoa)
- memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.
Kerja testis di bawah pengawasan hormon gonadotropik dari kelenjar pituitaribagian
anterior:
- luteinizing hormone (LH)
- follicle-stimulating hormone (FSH)
Testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika albuginea. Di dalam testis
terdapat banyak saluran yang disebut tubulus seminiferus. Tubulus ini dipenuhi oleh
lapisan sel sperma yang sudah atau tengah berkembang.
Spermatozoa (sel benih yang sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari
tubulus menuju rete testis, duktus efferen, dan epididimis. Bila mendapat rangsangan
seksual, spermatozoa dan cairannya (semua disebut air mani) akan dikeluarkan ke luar tubuh
melalui vas deferen dan akhirnya, penis. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel khusus
yang disebut sel intersisial Leydig. Sel Leydig memproduksi hormon testosteron.
Pengangkatan testis disebut orchidektomi atau kastrasi.



6


b. Saluran reproduksi
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
Epididimis (tempat pematangan sperma)
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari
testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan
bergerak menuju vas deferens
Vas deferens (saluran sperma dari testis ke kantong sperma)
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel
pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens
berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen
atau kantung mani (vesikula seminalis).
Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen
dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam
uretra
Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra
berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk
membuang urin dari kantung kemih.

c. Kelenjar kelamin
Kumpulan kelenjar aksesoris terdiri dari vesikula seminalis, prostate, dan kelenjar
bulbouretralis. Sebelum ejakulasi, kelenjar tersebut mensekresikan mucus bening yang
menetralkan setiap urine asam yang masih tersisa dalam uretra.
Sel-sel sperma dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme setelah
mengadakan kontak dengan plasma semen. Plasma semen mempunyai dua fungsi utama
yaitu: berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang mula-mula
tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang kaya akan elektrolit
(natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam sitrat, fruktosa, asam askorbat, inositol,
fosfatase sera ergonin, dan sedikit vitamin-vitamin serta enzim-enzim. Kelenjar aksesoris
terdiri dari:
Vesikula seminalis (tempat penampungan sperma)
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar
berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis
menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
7

Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total volume semen. Cairan
tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang menyediakan sebagian besar energi
yang digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam askorbat, dan prostaglandin.


Gambar 1. Vesikula seminalis

Kelenjar prostat (penghasil cairan basa untuk melindungi sperma)
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung
kemih. Kelenjar prostat adalah kelenjar pensekresi terbesar. Cairan prostat bersifat encer
dan seperti susu, mengandung enzim antikoagulan, sitrat (nutrient bagi sperma), sedikit
asam, kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.

Kelenjar bulbouretra / cowper (penghasil lendir untuk melumasi saluran sperma)
Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak disepanjang
uretra, dibawah prostat. Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar
yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang
bersifat alkali (basa).


1. Alat kelamin luar
Penis
Penis (dari bahasa Latin yang artinya ekor, akar katanya sama dengan phallus, yang
berarti sama) adalah alat kelamin jantan. Penis merupakan organ eksternal, karena berada di
luar ruang tubuh. Pada manusia, penis terdiri atas tiga bangunan silinder berisi jaringan
spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa.
Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus
spongiosum yang membungkus uretra. Ujung penis disebut dengan glan penis. Uretra
pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung
pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut
akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa metabolisme berwujud
cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu reproduksi. Penis sejati dimiliki
8

oleh mamalia. Reptilia tidak memiliki penis sejati karena hanya berupa tonjolan kecil serta
tidak tampak dari luar, sehingga disebut sebagai hemipenis (setengah penis).


Skrotum
Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testisatau buah
zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan perineum. Pada wanita,
bagian ini serupa dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan
dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa
jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan
skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat
otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Pada
skrotum manusia dan beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai
tumbuh sejak masa pubertas.
Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang
memiliki suhu 1-8
o
C lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat
terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang menarik testis
mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis menjauhi dinding
tubuh agar lebih dingin. Pada manusia, suhu testis sekitar 34C. Pengaturan suhu dilakukan
dengan mengeratkan atau melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat bergerak mendekat
atau menjauhi tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu dingin dan bergerak
menjauh pada suhu panas.

Hormon Pada Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing
Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon
ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama
pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk
mensekresi testoteron.
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel
sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan
terjadi.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
9

membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Ejakulasi
Ialah pengeluaran air mani dari penis sewaktu puncak persetubuhan. Tahapannya adalah sebagai
berikut:



Anatomi Reproduksi Anjing dan Kucing Jantan
Secara umum sistematika organ reproduksi anjing dan kucing hampir sama dengan mamalia
lain yang terdiri atas: testis, saluran kelamin dengan kelenjar kelamin dan alat kopulasi
(penis). Saluran-saluran kelamin terdiri vas eferens, epididimis dan vas deferens sedang
kelenjar-kelenjar kelamin hanya terdiri dari prostata sedang kelenjar vesikula seminalis dan
10

bulbouretralis (cowpers) tidak dijumpai. Organ primer / testis berjumlah dua buah yang
terdapat di dalam kantong luar yang disebut skrotum.
Saluran-saluran kelamin berpangkal pada testis dan menyambung ke uretra yang kemudian
menjadi bagian dari penis dan merupakan jalan bersama spermatozoa dengan urine serta
sekresi kelenjar-kelenjar kelamin. Kelenjar-kelenjar kelamin terletak pada atau disekitar
saluran-saluran kelamin dan bermuara ke dalam uretra. Sistem reproduksi pada anjing dan
kucing secara anatomik berhubungan dengan saluran pengeluaran urin yang terdiri dari
ginjal dan vesika urinaria, serta saluran-salurannya, sehingga seluruh sistem ini disebut
traktus urogenitalis.
Setiap testis tergantung di dalam kantong skrotum dengan funikulus spermatikus (spermatic
cord), yang terletak di bagian leher skrotum dan terdiri atas arteri spermatik dalam yang
berkelok-kelok di bagian atas testis, vena spermatik dalam yang muncul dari plexus
pampiniformis, merupakan anyaman di sekeliling arteri spermatik. Plexus pampiniformis
membentuk bundelan spermatic cord dan muncul dari beberapa vena yang meninggalkan
kepala testis. Bagian lain dari funikulus spermatikus adalah saraf otonomik dari ginjal dan
plexus mesenteric dari belakang, pembuluh limfe dan otot kremaster dalam yang
membungkus bagian-bagian tersebut di atas. Semua komponen teresbut terdapat di dalam
lapisan viseral tunika vaginalis sedang duktus deferens lewat sendiri di tengah-tengah
mesorchium.
Testis dan Skrotum
Testis sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan sel-sel kela-
min jantan atau spermatozoa dan mensekresikan hormon kelamin jantan atau testosteron.
Pada kantong skrotum atau bursa inguinal kucing terpisah dengan rongga perut.
Testis kucing mengalami penurunan dari rongga perut ke dalam kantong
skrotum(decensus testiculorum) ketika berumur 4 12 minggu dan mulai menghasilkan
spermatozoa pada umur 6 - 7 bulan. Kemampuan berkopulasi kucing jantan dan
menghasilkan spermatozoa fertil bila berumur lebih dari setahun. (Laing et al., 1988)
Fungsi dari skrotum adalah mengatur perubahan temperatur skrotum sehingga proses
spermatogenesis dapat berlangsung secara normal dan melindungi testis dari gangguan-
gangguan luar berupa pukulan, panas, dingin, serta gangguan mekanis lainnya. Terhadap
temperatur luar testis, skrotum melindungi testis, dengan jalan mengedurkan dan
mengkontraksikan muskulus kremaster testis. Pada keadaan temperatur luar dingin, dinding
skrotum mengeriput, muskulus kremaster berkontraksi dan testis tertarik, lebih dekat dengan
tubuh, hal ini perlu agar tidak banyak panas yang terbuang. Apabila udara disekeliling
panas, otot-otot skrotum relaksasi (mengendur) dan skrotum menggantung menjauhi tubuh,
dengan demikian memungkinkan banyak panas yang terbuang. Keseluruhan Ini merupakan
proses termoregulasi skrotum. Suhu di dalam kantong skrotum 1-8 oF lebih rendah dari pada
suhu di rongga perut. Pengendoran dan pengerutan dari skrotum ini terjadi setelah masa
dewasa tercapai.
Skrotum kucing terletak pada regio inguinal dan anus yang merupakan kantong membranous
dan membagi testis menjadi dua bagian terpisah. (Getty, 1975). Ukuran testis kucing adalah
1,6 x 1,1 x 1,10 Cm (Laing et al., 1988).
11

Saluran Kelamin Dan Kelenjar-kelenjar Asesoris
Epididimis adalah saluran kelamin yang terletak dekat testis dan merupakan saluran
yang berkelok-kelok. Bagian dari epididimis adalah kaput epididimis berbentuk seperti huruf
U, pipih dan terletak di bagian proksimal dari testis, korpus epididimis mengarah ke distal
dan terdapat pada bagian posterior testis, dan kauda epididimis terletak di bagian distal
testis, bentuknya agak lonjong sebesar ibu jari. Saluran yang meninggalkan kauda
epididimis disebut vas deferens. Fungsi dari epididimis adalah: transpor, penyerapan air,
pendewasaan dan penyimpanan sperma. Fungsi dari epitel epididimis adalah untuk absorbsi
cairan asal sel Sertoli dan sebagian untuk sekretoris.
Transpor spermatozoa yang diangkut dari rete testis ke 13-15 duktuli eferentis testis
oleh tekanan cairan di dalam testis. Perjalanan melalui vas eferens ini dibantu oleh
gerakan-gerakan silia dari lapisan epitel yang membatasi lumen, pada waktu otot pada
dinding saluran berkontraksi. Pendewasaan sperma terjadi di dalam epididimis, sperma yang
telah mengalami pendewasaan ditandai oleh letak dari endapan sitoplasma(sitoplasmic
droplets). Sebelum terjadi pendewasaan letak endapan sitoplasma di bagian proksimal atau
tepat dibelakang kepala sperma tapi setelah terjadi proses pendewasaan berpindah ke bagian
badan sperma (endapan distal), tanda lain dari proses pendewasaan ini adalah dehidrasi pada
nucleoplasma yang terdapat di dalam kepala, sehingga bentuk kepala yang semula bulat
menjadi lonjong meruncing. Dalam bentuk semacam ini spermatozoa mempunyai potensi
membuahi yang optimal.
Penyimpanan spermatozoa terdapat di bagian kauda epididimis. Konsentrasi sperma
di tempat ini sangat tinggi dan lumen epididimis meluas. Pemindahan spermatozoa ke
dalam epididimis berjalan secara pasif. Sperma mengalir ke epididimis sebagai akibat dari
desakan sperma baru yang dihasilkan oleh tubulus seminiferus. Dari epididimis pemindahan
sperma terjadi secara aktif yaitu dengan bantuan kontraksi otot polos dan gerak cilia
mukosa duktus epididimis dan vas deferens. Sperma yang akan dipancarkan, ditampung
terlebih dahulu dalam ampula. Dalam posisi distal ampula sperma mendapatkanseminal
fluid yang dihasilkan oleh glandula prostata dan glandula bulbouretralis. Cairan yang
dibentuk oleh kelenjar-kelenjar asesoris bersama-sama dengan spermatozoa pada saat
orgasmus melaui proses ejakulasi.
Ejakulasi terjadi secara refleks dan rangsangan penyebab terjadinya ejakulasi pada
glans penis, rangsangan ini diteruskan ke plexus lumbosacralis melalui nervus pudenda.
Oleh plexus hipogastricus dikirimkan rangsangan motorik melalui nervus origentus ke otot-
otot polos vas deferens. Kontraksi ini memompa spermatozoa dan sekresi kelenjar-kelenjar
asesoris keluar melalui uretra yang ada di dalam penis sehingga semen dapat dipancarkan
melalui orificium uretra eksternum.
Vas deferens atau duktus deferens adalah merupakan saluran berdinding otot tebal
sehingga membentuk seperti tali dan jika diraba terasa kenyal. Saluran tersebut menyalurkan
sperma dari kauda epididimis ke dalam uretra. Dari kauda epididimis, vas deferens ini
berjalan sejajar dengan korpus epididimis, dan di dekat kaput epididimis menjadi lurus,
bersama-sama dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Vas deferens bersama dengan
pembuluh darah dan serabut saraf berada di dalam suatu pembungkus yang disebut
funiculus spermaticus yang berjalan melewati kanalis inguinalis masuk ke rongga perut.
Sebelum memasuki uretra, lumen vas deferens meluas, tempat perluasan ini disebut
12

ampula atau kelenjar ampula. Pada saat hewan jantan mengusik betina menjelang kopulasi,
sperma di dalam kauda epididimis di alirkan ke ampula oleh gerakan peristaltik vas
deferens. Kelenjar-kelenjar asesoris kucing terdiri dari kelenjar prostata dan kelenjar
bulbouretralis (cowper). Ukuran kelenjar prostat relatif besar dan berwarna kekuningan serta
terletak pada daerah cranial pubis.
Anjing hanya mempunyai kelenjar prostate yang berkembang sempurna terletak pada
leher vesika urinaria dan kelenjarnya bermuara pada uretra. Kelenjar prostate pada anjing
yang sudah tua dapat mengalami hipertropi. Kelenjar bulbouretralis pada kucing ada satu
pasang, berukuran sebesar kacang polong dan terletak pada bagian caudal kelenjar prostata.
Sekresi dari kelenjar ini berupa lendir dan merupakan cairan semen yang ditumpahkan
menjelang ejakulasi, bentuk kelenjar ini bulat, berselubung tebal, kompak, teletak di atas
uretra dekat dengan jalan keluarnya dari cavum pelvis.
Penis dan Preputium
Penis pada anjing dan kucing terbagi atas tiga bagian yaitu bagian pangkal, badan dan
ujung tudung (glans) penis. Ukuran penis sangat pendek dan bagian pangkal penis anjing
dapat membesar seperti balon bila mengalami ereksi. Namun demikian beberapa spesies
ditemukan os (tulang) penis pada bagian glans penis yang panjangnya 3-4 mm (seringkali
ditemukan dalam keadaan rudimenter). Panjang glans penis sekitar 1 Cm dan diselimuti oleh
spina (papilla numerous) yang tajam pada kucing.
Preputium merupakan selubung bagian ujung anterior penis, selubung ini merupakan suatu
lipatan kulit. Selaput lendir dari preputium ini berkelenjar dan sekresinya bersifat lemak,
sekresi kelenjar ini bercampur dengan epitel yang rusak sehingga berbau merangsang yang
disebut smegma prepusium. Muara luar prepusium disebut orificium praeputii.
Testis sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu : menghasilkan sel-sel
kelamin jantan atau spermatozoa dan mensekresikan hormon kelamin jantan atau testosteron.
Spermatozoa dihasilkan di dalam tubulus seminiferus atas pengaruh FSH(Follicle stimulating
Hormone), sedangkan testosteron diproduksi oleh sel-sel interstitial dari Leydig atas
pengaruh ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) dari kelenjar hipofisa anterior, oleh
karena itu testis mempunyai fungsi sebagai reproduksi dan endokrinologis. Fungsi reproduksi
dari testis adalah menghasilkan sel-sel spermotozoa dari dinding tubulus seminiferus. Saluran
tubulus seminiferus mempunyai panjang bila dibentangkan secara keseluruhan sampai
beberapa kilometer.
Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis, proses ini berlangsung di dalam
tubulus seminiferus. Proses spermatogenesis terdiri dari empat tahap, yaitu : 1. proliferasi 2.
tumbuh 3. masak 4. transformasi (metamorfosa).
Tahap proliferasi terjadi sejak pra lahir sampai beberapa waktu sesudah fetus dilahirkan,
setelah itu berhenti. Spermatogenesis baru diteruskan setelah individu menginjak umur
dewasa kelamin. Bakal sel kelamin yang sudah ada pada membrana basal dari tubulus
seminiferus melepaskan diri dan setelah mengalami pembelahan secara mitosis menghasilkan
sejumlah spermatogonia.
13

Pada tahap tumbuh, spermatogonium aktif membagi diri secara mitosis sebanyak empat kali,
sehingga dari sebuah spermatogonium akan menghasilkan 16 buah dan tumbuh menjadi
spermatosit primer.
Pada tahap menjadi masak dimulai dengan pembelahan meiosis, sehingga spermatosit primer
berubah menjadi spermatosit sekunder, yang jumlah kromosomnya hanya setengah dari
jumlah kromosom dari spermatosit primer. Setelah itu selama beberapa jam spermatosit
sekunder membagi diri secara mitosis menjadi spermatid. Proses dari spermatogonium
sampai dengan menjadi spermatid disebut spermatositogenesis.
Pada tahap metamorfosa, spermatid berubah menjadi spermatozoa. Proses perubahan dari
spermatid menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis, ciri-ciri dari proses spermiogenesis
adalah : aparat golgi menjadi tudung anterior atau akrosoma. Inti spermatid menjadi kepala
sperma. Dari sentriol keluar ekor. Plasma membran menjadi selubung tubuh sperma dan
mitokondria mengumpul di bagian ekor. Kecepatan bergerak dari spermatozoa dipengaruhi
oleh faktor lingkungan dan suhu, pada suhu 37 o C sekitar 100 mikron per detik. Didalam
praktek inseminasi buatan, pergerakan spermatozoa menunjukkan kemampuan membuahi sel
telur.
Volume ejakulat, kepadatan sperma serta jumlah total spermatozoa berbeda-beda tergantung
dari bangsa, umur dan frekuensi ejakulasi. Pada anjing mempunyai volume 2 15 ml, jumlah
sepermatozoa 60 -300 juta / ml dan jumlah spermatozoa 0,5 2,7 milyar / ejakulat.

Anatomi Reproduksi Anjing dan Kucing Betina
Sistem reproduksi pada betina terdiri atas ovarium, saluran kelamin dan alat
penggantungnya. Saluran kelamin terdiri dari : tuba fallopii (oviduk), tanduk rahim
(kornua uteri), badan rahim (korpus uteri), leher rahim (servik uteri), vagina dan vulva.
Sistem reproduksi pada betina tidak hanya menerima sel-sel telur yang diovulasikan oleh
ovarium dan membawa sel-sel telur tersebut ke tempat implantasi yaitu rahim, tetapi juga
menerima sperma dan membawanya ke tempat fertilisasi yaitu tuba fallopii.
Ovarium dan bagian saluran kelamin dari sistem reproduksi tidak berhubungan satu
dengan yang lain dan melekat pada dinding tubuh dipertautkan oleh alat penggantungnya.
Ovarium menerima suplai darah dan suplai saraf melalui hilus yang juga melekat pada
uterus. Tuba fallopii berada di dalam lipatan mesosalping, sedangkan mesosalping melekat
pada ligamen ovarium. Ligamen ini melanjutkan diri ke ligamen inguinal, yang homolog
dengan gubernakulum testis. Bagian lain ligamen ini membentuk ligamen bulat pada
uterus yang kemudian melebarkan diri dari uterus ke daerah inguinal.
Ovarium
Ovarium berfungsi ganda yaitu sebagai alat tubuh yang memproduksi sel kelamin
betina yaitu ovum dan hormon-hormon kelamin betina yaitu estrogen dan progesteron.
Pada kucing ovarium jumlahnya sepasang dan relatif sangat kecil dibandingkan dengan besar
tubuh, serta jumlah sel telur yang dihasilkan dalam satu kali periode pemasakan lebih
dari satu sel telur.
14

Ovarium hewan dewasa dapat dibedakan dari ovarium hewan belum dewasa
(muda), oleh karena bangun histologisnya sangat berbeda. Letak ovarium kucing di daerah
lumbal kaudal (ke 3 4) dari ginjal dengan bentuk bulat / oval dengan permukaan tidak rata
berukuran panjang 8 9 mm. Ke dua ovarium bergantung pada bagian cranial peritoneum
yaitu plika urogenitalis. Alat penggantung ovarium adalah mesovarium yang dilalui oleh
pembuluh darah. Pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf menuju ovarium (Tanudimadja,
1983; Christiansen, 1984).
Usia dewasa kelamin kucing betina dicapai pada umur 5 9 bulan. Birahi terjadi selama 3
4 hari dan ovulasi terjadi bila ada rangsangan pada ujung servik (Induced ovulator /
provocated ovulation) 24 - 54 jam setelah koitus. Bila tidak terjadi perkawinan yang
menyebabkan tidak terjadinya ovulasi maka folikel yang berkembang menjadi folikel atresi
dan estrus akan terjadi 2 3 minggu kemudian dan bila terjadi ovulasi tapi tidak terjadi
kebuntingan (pseudopregnant) maka estrus akan terjadi 7 8 minggu kemudian. Ovulasi
dapat juga terjadi bila mendapat rangsangan pada reseptor kulit pada kucing yang mendapat
pukulan.
Pada awal birahi biasa ditemukan 3 4 folikel setiap ovarium dengan diameter 1 2 mm dan
mencapai maksimum 3 4 mm pada 24 jam setelah koitus. Korpus luteum telah terbentuk
pada hari ke 17 dengan ukuran maksimum 3 mm dan pada pseudopregnantregresi korpus
luteum terjadi pada hari ke 24 dan terregresi sempurna pada hari ke 37 (Laing et al., 1988).

Saluran Kelamin Betina

Tuba Fallopii (Oviduk)
Tuba fallopii terdiri dari infundibulum berikut fimbre, ampula dan ismus. Gerbang
infundibulum disebut osteum tubae abdominal. Fimbre mengandung jaringan erektil
dan pembuluh-pembuluh darah melingkar, fimbre aktif membantu masuknya sel telur
yang diovulasikan ke dalam tuba fallopii. Fimbre berada didekat ovarium, namun tidak
melingkupi seluruh ovarium sehingga terdapat kemungkinan sel ovum yang diovulasikan
terlempar keluar fimbre. Namun kejadian tersebut di alam jarang terjadi karena terdapat
substansi kimia yang menarik ovum untuk mendekat fimbre dan selanjutnya terdorong
masuk ke osteum tubae abdominal. Substansi kimia tersebut belum jelas diketahui, sedang
kemampuan untuk menarik ovum tersebut disebut ovotaksis.
Tuba fallopii digantung oleh alat penggantung yang disebut mesosalping yang berasal dari
mesovarium. Mesosalping bersama-sama ligamentum ovarii dan ovarium membentuk bursa
ovarii dan bentuknya meluas pada kucing sehingga menyebabkan ovarium tidak terlihat
(Tanudimadja, 1983).
Panjang tuba falopii pada kucing 5 9 cm berupa saluran kecil yang berkelok-kelok
berwarna putih. Lumen tuba fallopii dilapisi oleh sel-sel epitel silindris atau kubis satu
lapis dan bersilia. Arah pergerakan silia menuju ke rahim, dengan demikian membantu
perpindahan sel telur. Dibawah mikroskop, selaput lendir tampak berkelok-kelok sehingga
lumennya menjadi sempit. Dindingnya berotot licin, arah serabut otot bagian dalam
15

melingkar, sedangkan bagian luar memanjang. Oleh karena adanya otot licin itu, tuba
fallopii mampu mengadakan gerakan peristaltik dan antiperistaltik. Tuba fallopii
berfungsi sebagai alat dan tempat : memindahkan sel telur dan sperma ke tempat fertilisasi,
pembuahan, kapasitasi sperma dan tempat pembelahan sigot.
Cairan yang mengisi lumen tuba fallopii berasal dari sekresi sel-sel epitel. Cairan ini
penting untuk memberi lingkungan yang baik pada proses pembuahan dan bagi per-
kembangan sigot selama pembelahan. Dalam keadaan birahi jumlah cairan ini akan
meningkat.

Rahim (Uterus)
Rahim merupakan bagian caudal tuba fallopii yang terdiri dari sepasang tanduk rahim /
kornua uteri, badan rahim / korpus uteri, dan leher rahim / servik uteri. Rahim kucing
tipenya bipartitus yang ditandai oleh satu leher rahim, korpus uteri satu dengan dua buah
kornua.
Letak uterus seluruhnya dalam cavum abdomen kecuali servik yang masih mencapai bagian
peritoneal dari cavum pelvis. Pada bagian dorsal, uterus berhubungan dengan belitan colon
(alat penggantung yang menyusup diantara colon). Alat penggantung adalah ligamentum lata
uteri mesometrium yang merupakan otot-otot licin, berserat pipih yang berasal dari bagian
dinding cavum pelvis dari daerah lumbal mencapai uterus. Panjang korpus uteri kucing 1,5
2 Cm dan kornua terbentang memanjang dari vertebre 6-7 hingga ke ginjal (sepanjang 9 10
Cm) dengan diameter 3 4 mm (Tanudimadja, 1983; Christiansen, 1984).
Leher rahim merupakan otot pengunci (sphincter) yang terletak antara badan rahim dan
vagina, lumennya menyempit karena penjuluran-penjuluran selaput lendir yang mengarah ke
lumen. Penjuluran tersebut dikenal sebagai cincin anuler. Lapisan epitel yang membatasi
lumen terdiri dari sel-sel epitel silindris, selaput lendirnya berkelenjar dan dindingnya
selain berotot tebal juga berserabut kolagen dan fibrosa. Saluran servik tertutup selama
kebuntingan kecuali pada saat menjelang kelahiran anak, birahi dan dalam keadaan sakit.
Di gerbang leher rahim hewan sedang bunting ada timbunan lendir kental yang berasal
dari sekresi kelenjarnya. Lendir ini bertindak sebagai lendir penyumbat, oleh karena itu
servik bertindak sebagai penutup lumen rahim terhadap gangguan-gangguan yang datang
dari arah luar. Oleh pengaruh hormon, lendir penutup tersebut mencair menjelang kelahiran.
Rahim berfungsi sebagai alat dan tempat untuk : transport sperma ke dalam tuba
fallopii, memberi makan blastosis, pembentukan plasenta, perkembangan embrio / foetus
dan kelahiran anak.

Vagina
Vagina merupakan bagian saluran kelamin betina yang terdiri dua bagian, yaitu
vagina sebenarnya dan vestibulum. Ke dua bagian tersebut dibatasi oleh orifisium
16

uretra eksterna dan pada batas ini terdapat suatu lipatan selaput melintang, epitelnya
banyak lapis, lipatan selaput tersebut adalah himen. Vagina berfungsi selain sebagai
tempat penumpahan semen, juga untuk jalur keluar fetus dan plasenta pada saat partus.
Dindingnya terdiri dari tiga bagian, yaitu selaput lendir, lapisan otot dan serosa.
Epitel dinding vagina berbentuk banyak lapis, dan jumlah lapisannya bisa berubah-ubah
sesuai dengan siklus birahi. Perubahan bentuk sel-sel epitel diatur oleh sekresi hormon
ovarium. Di dalam selaput lendir tidak ada kelenjar, lendir vagina kebanyakan berasal
dari sekresi kelenjar leher rahim. Pada vestibulum terdapat seperti kelenjar vestibular,
disebut kelenjar Bartholini. Kelenjar tersebut berbentuk tubuloalveolar dan saluran
kelenjar bermuara ke labia minor, hasil sekresinya berupa lendir pelumas.
Vagina mempunyai dinding yang tipis dan terletak dalam cavum pelvis di antara colon dan
vesika urinaria dengan urtera berada di bagian ventral. Pada bagian cranial masih mencapai
peritoneal cavum pelvis dan bagian terbesar masuk dalam cavum retroperitoneal. Bagian
cranial vagina yang mencakup portio vaginalis dan permukaan luar uterus yang dinamakan
fornix vaginae (Tanudimadja, 1983).

Alat Kelamin Luar
Vulva merupakan ujung akhir dari alat kopulasi pada hewan betina dan bersatunya
kedua labia vulva membentuk comissura dorsalis dengan bentuk bulat dan ventral yang
bentuknya meruncing. Labia vulva menyerupai menyerupai labia minora pada manusia dan
labia major pada kucing tidak jelas. Antara comissura ventral dengan anus terdapat perineum
yang dapat robek karena kelahiran berat. Permukaan luar berambut dan berkelenjar.
Comissura ventralis yang menggantung melalui ischium dan pada daerah tersebut ditemukan
klitoris. Klitoris terletak di belahan ventral vestibulum yang pada masa embrional berasal
dari penis. Klitoris mengandung jaringan erektil, epitelnya pipih banyak lapis dan kaya
dengan ujung-ujung serabut saraf sensoris (Tanudimadja, 1983).
Bangun histologis ovarium perlu diketahui agar bisa memahami tentang proses produksi
sel telur. Di dalam mikroteknik dipelajari pembuatan preparat histologis suatu jaringan
atau alat tubuh. Untuk pemeriksaan mikroskopis, tebal sayatan ovarium sekitar 8 - 10
mikron, sayatan tersebut diwarnai dengan hematoksilin dan eosin. Pada sayatan ovarium
dapat dibedakan dua daerah, yaitu daerah tepi ovarium disebut korteks dan daerah tengah
ovarium disebut medulla. Di daerah korteks ovarium dewasa bisa dilihat berbagai bentuk
sel telur yang sedang berkembang. Bentuk-bentuk tersebut berupa oogonium yang
sedang tumbuh menjadi oosit primer, oosit sekunder, oosit tertier dan ovum.
Oogonium merupakan sel yang berdiri sendiri, disebelah luarnya tidak diselimuti oleh sel-sel
lain dan letaknya berkelompok-kelompok atau tersebar, oleh karena itu mudah dibedakan
dari bentuk-bentuk yang lain. Oosit diselimuti oleh lapisan sel-sel folikel. Oosit beserta
sel-sel folikel yang mengitarinya disebut folikel. Pada ovarium dewasa bisa ditemukan
beberapa bentuk folikel yaitu folikel primer, folikel sekunder, folikel tertier. Perbedaan ini
didasarkan atas keadaan lapisan sel-sel folikel yang mengitarinya. Pada ovarium yang
belum dewasa bentuk-bentuk folikel belum ada, yang ada hanya oogonium. Folikel tertier
atau folikel de Graaf mudah dibedakan dari folikel-folikel yang lain karena besarnya dan
17

ada rongga (anthrum) folikel. Rongga tersebut berisi cairan folikel yang mengandung
hormon estrogen. Di dalam folikel de Graaf, sel telur seperti terletak disuatu bukit yang
dibentuk oleh sel-sel folikel. Bukit tersebut disebut kumulus ooforus. Jumlah sel telur
yang ada dalam sebuah folikel de Graaf tidak selalu satu jumlahnya, tetapi dapat lebih dari
satu seperti pada hewan multipara (hewan beranak banyak).
Secara berurutan perkembangan sisa folikel de Graaf mula-mula disebut korpus
hemoragikum (korpus rubrum). Korpus hemoragikum berbentuk tidak teratur,
mengandung bekuan-bekuan darah. Bentuk ini tidak lain dari folikel de Graaf yang
mengempis karena sel telur telah diovulasikan dan cairan anthrum keluar. Bentuk sisa
folikel menjelang korpus luteum graviditatum dibentuk ditandai oleh bekuan-bekuan
darahnya berkurang atau sudah lenyap, dan tampak sel-sel lutein. Sel-sel luteum berasal
dari sel-sel jaringan pengikat teka interna atau teka eksterna. Korpus luteum yang sebenarnya
atau korpus vera ditandai adanya sel-sel besar yang banyak, berbentuk bundar atau
lonjong, dan intinya kecil. Sel besar ini berasal dari sel-sel folikel dari stratum
granulosum. Disamping itu ada sel-sel yang bentuknya lebih kecil dan berasal dari teka
interna. Sel-sel yang berbentuk lebih besar menghasilkan hormon estrogen dan sel-sel
yang kecil menghasilkan hormon progesteron. Itulah sebabnya mengapa ovarium
disebut kelenjar eksokrin dan endokrin. Hasil eksokrinnya berupa sel telur sedangkan hasil
endokrinnya berupa hormon-hormon kelamin betina.
Pada perkembangan berikutnya ialah terbentuknya korpus luteum graviditatum, yang
dibentuk jika sel telur yang diovulasikan berkembang terus, artinya induk menjadi
bunting. Jika sel telur gagal berkembang menjadi embrio, maka yang dibentuk bukan
korpus luteum, tetapi korpus luteum spurium atau korpus luteum ovulasinum. Korpus
spurium ini akan diserap oleh tubuh. Demikian juga ada korpus luteum yang
dipertahankan oleh tubuh yang disebut korpus luteum persisten (KLP). Korpus luteum
persisten terjadi umumnya akibat adanya kelainan pada uterus, misalnya pada keadaan
endometrirtis yang kronis, pyometra, mumifikasi foetus, maceratio foetus, dan penyakit-
penyakit lain. biasanya korpus luteum persisten menyebabkan terjadinya anestrus, hal ini
disebabkan kegagalan pelepasan bahan luteolitik dari endometrium uterus (Ginther, 1978
dalam Hardjopranjoto, 1992)
Di sebelah luar korteks ovarium atau tunika albugenia terdapat kapsula ovarium
yang merupakan permukaan luar ovarium dan terdiri dari selapis sel-sel epitel kecambah.
Sel-sel epitel kecambah tersebut dapat melapisi seluruh permukaan ovarium atau diselang-
seling oleh lapisan serosa.

Siklus Birahi (Estrus)
Produksi follicle stimulating hormone (FSH) oleh kelenjar hipofisa anterior yang dilepaskan
melalui pembuluh darah menyebabkan perkembangan alat reproduksi. Estrogen bertanggung
jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi yang ditunjukkan dengan
pubertas (dewasa kelamin). Pubertas anjing betina dicapai pada umur 6 18 bulan. Secara
umum betina mencapai pubertas beberapa bula sesudah tercapinya tinggi dan berat dewasa
dengan rentang 6 10 bulan pada anjing jenis kecil dan 18 24 bulan pada anjing jenis
besar.
18

Pada saat betina mencapai pubertas, organ-organ genitalis mengalami percepatan
perkembangan akibat aktivitas hormon ovarium. Birahi pertama biasanya tidak
menampakkan manifestasi eksternal meski system reproduksi telah siap melakukan
perkawinan. Kondisi tersebut sering disebut dengan birahi tenang (silent heat).

Anda mungkin juga menyukai