Anda di halaman 1dari 12

Sistem Reproduksi Wanita

Pada manusia reproduksi hanya berlangsung secara seksual. Sistem reproduksinya


dibedakan menjadi organ reproduksi pria dan wanita. Alat kelamin pria berfungsi
sebagai penghasil gamet jantan (spermatozoa). Alat kelamin pria dibedakan menjadi
alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.

Alat kelamin luar berupa penis yang berfungsi sebagai alat kopulasi
(persetubuhan).  Sedangkan organ reproduksi dalam pada pria terdiri atas
testis,saluran reproduksi dan kelenjar kelamin. Begitu pula dengan alat kelamin wanita
dibedakan menjadi alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.

Fertilisasi (pembuahan) diawali dengan pembentukan  spermatozoa di dalam testis dan


ovum di dalam ovarium.  Pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis dan
pembentukan ovum disebut oogenesis. Sistem reproduksi juga dapat mengalami
gangguan akibat penyakit atau kelainan.  Penyakit pada sistem reproduksi dapat
disebabkan oleh kuman penyakit, faktor genetik, atau hormon.

Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke
dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme
penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan
dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan
infeksi kandungan. mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari:

1. ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur


2. tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan
3. rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin
4. vagina, merupakan jalan lahir.

A. Organ Kelamin Luar


organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum pada
pria). labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil
minyak); setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut.Labium minor terletak
tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan
uretra.Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di
belakang introitus disebut forset.

Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir)
yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan
lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Labium minora kiri dan kanan
bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang
sangat peka (sama dengan penis pada pria).

Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit
depat pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa
mengalami ereksi. Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang
membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina
dan anus. Kulit yang membungkus perineum dan labium mayo sama dengan kulit di
bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik.

Sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan
dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab
karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih
dalam. Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak
berwarna pink. Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara). kekuatan himen
pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan
seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.

B. Organ Kelamin Dalam


Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan
sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama
pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual). Pada wanita dewasa, rongga
vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga bagian bawah vagina merupakan
otot yang mengontrol garis tengah vagina. dua pertiga bagian atas vagina terletak
diatas otot tersebut dan mudah teregang.

Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa reproduktif, lapisan lendir
vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. sebelum pubertas dan sesudah
menopause, lapisan lendir menjadi licin. Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk
seperti buah pir dan terletak di puncak vagina. Rahim terletak di belakang kandung
kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen.

Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks
merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya
bengkok ke arah depan. Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari
panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk
menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi
terdorong keluar melalui serviks dan vagina.

Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim
dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi
bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel
telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama
kehamilan janin tidak dapat melewatinya.

Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa
melewatinya. Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan
tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat
ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah
pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks
juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari.

Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii
untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-
2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan. Lapisan dalam dari korpus
disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan
menebal. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan
terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi. Tuba falopii
membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium.

Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih
besar agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium. Ovarium tidak
menempel pada tuba falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen.

Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot
pada dinding tuba. Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi,
maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah. Selama 4 hari, embrio yang kecil
terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam
rahim. Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses ini disebut implantasi.

Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur
yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit. Pada masa puber,
tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi
sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reproduktif
wanita, biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur.

Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur
dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause. Sebelum
dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya. Sel telur yang tidur tidak dapat
melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya
kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia
wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi
pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut.

C. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita


Alat reproduksi wanita terdiri atas alat/organ eksternal dan internal,  dan sebagian besar
terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) memiliki  fungsi kopulasi dan
bagian Internal memiliki fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst,
implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.

Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormo


gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis –
adrenal – ovarium. Selain itu terdapat organ/system ekstragonad/ekstragenital yang
juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi: payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan
sebagainya.

1. Genitalia Eksternal
Terdiri atas:

1. Vulva
vulva ini terdiri dari beberapa organ wanita yaitu eksternal. Hal ini termasuk pad, kecil
bulat lemak yang melindungi tulang kemaluan. Menjangkau ke hampir ke dubur adalah
dua lipatan jaringan lemak, yang disebut “bibir lebih besar,” untuk melindungi alat
kelamin bagian dalam. Hanya dalam dua “bibir kecil”, yang menyertakan pembukaan
uretra (yang turun dari kantong tersebut) dan vagina. Pada ujung atas, adalah proyeksi
kecil, disebut “kulup” yang melindungi clitoris.

2. Mons pubis/mons veneris


Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini
mulai ditumbuhi rambut pubis.

3. Labia mayor
Labia utama (tunggal, labium) melampirkan dan melindungi organ-organ lain reproduksi
eksternal. Mereka sesuai dengan skrotum pada laki-laki dan terutama terdiri dari lipatan
bulat dari jaringan adiposa tertutup oleh kulit. Pada kulit luar termasuk rambut banyak,
kelenjar keringat, kelenjar andsebaceous, sementara di dalamnya yang tipis dan
berbulu. Labia utama terletak dekat bersama dan memanjang dipisahkan oleh celah
yang mencakup urethral dan pembukaan vagina. Di depan, labia bergabung untuk
membentuk ketinggian bulat dari jaringan lemak yang disebut “mons pubis,” yang
ignimbrit simfisis pubis. Di belakang, dekat anus, labia agak meruncing dan
menggabungkan ke dalam labia minor.

4. Labia minora
Labia (tunggal, labium) kecil ini diratakan memanjang ke lipatan terletak dengan celah
antara labia besar. Lipatan ini memperpanjang sepanjang kedua sisi ruang depan.
Mereka terdiri dari jaringan penghubung yang kaya disertakan dengan pembuluh darah,
yang menyebabkan penampilan merah muda. Di belakang, dekat anus, labia minor
bergabung dengan labia besar, sementara di depan mereka berkumpul untuk
membentuk sebuah tudung seperti meliputi antara lain sekitar klitoris.

5. Clitoris
Klitoris adalah tonjolan kecil di bagian depan vulva antara labia minor. Meskipun
sebagian besar tertanam di sekitar jaringan, biasanya sekitar 2 cm dan 0,5 cm
diameter. Clitoris sesuai dengan penis pada pria dan agak mirip struktur. Hal ini terdiri
dari dua kolom jaringan ereksi, yang dipisahkan oleh septum dan dikelilingi oleh
meliputi dari padat, jaringan ikat berserat. Pada akar klitoris, kolom jaringan berbeda
untuk membentuk “krura,” yang pada gilirannya melekat pada sisi lengkungan
kemaluan. Di depan, massa kecil jaringan ereksi membentuk “kelenjar,” yang kaya
dengan disertakan dengan serat saraf sensorik
6. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae
externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene
kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.

7. Introitus/orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara/hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat
lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval,
cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek
dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae).

Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa


selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/para.Hymen
yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total
lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia
interna.

8. Vagina
vagina adalah bagian otot yang merupakan bagian dari organ seks wanita dan yang
menghubungkan leher rahim (serviks) dengan alat kelamin eksternal. Vagina, yang kira-
kira dua dan satu setengah sampai empat inci, memiliki dinding berotot yang disertakan
dengan banyak pembuluh darah. Dinding ini menjadi tegak saat seorang wanita
terangsang sebagai tambahan darah dipompa ke dalam kapal. Vagina memiliki tiga
fungsi: sebagai wadah untuk penis selama bercinta; sebagai outlet untuk darah selama
menstruasi, dan sebagai jalan bagi bayi untuk melewati saat lahir.

Fungsi vagina: Untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan
untuk kopulasi (persetubuhan).  Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri,
bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior,
posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik
daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi
orgasmus vaginal.

9. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis
transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median
m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang
perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
2. Genitalia Internal

Terdiri atas:

 Uterus
Uterus atau rahim adalah organ yang berongga, otot di mana telur (zigot) dibuahi,
menjadi tertanam dan di mana telur diberi makan dan dibiarkan berkembang sampai
kelahiran.  Terletak dalam rongga panggul di belakang kandung kemih dan di depan
usus besar. Rahim biasanya miring ke depan pada sudut sembilan puluh derajat ke
vagina, meskipun pada sekitar 20% dari perempuan miring ke belakang. Rahim dilapisi
dengan jaringan yang berubah selama siklus menstruasi. Membangun jaringan ini di
bawah pengaruh hormon dari ovarium. Ketika hormon menarik setelah siklus
menstruasi, pasokan darah dipotong dan jaringan dan telur yang tidak dibuahi sebagai
limbah.

Uterus terdiri dari :

 fundus uteri ( dasar rahim ) bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal
saluran telur.
 korpus uteri. Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berpungsi
sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri
disebut kavum uteri atau rongga rahim.
 servik uteri. Ujung servik yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan
antara kavum uteri dan kanalis servikalis di sebut, ostium, uteri, internum.

Dinding uterus terdiri dari :

 endromentium ( epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh darah ) merupakan


lapisan dalam uterus yang mempuyai arti penting dalam siklus haid. Seorang
wanita pada reproduksi, pada kehamilan endomentrium akan menebal,
pembuluh darah bertambah banyak hal ini diperlukan untuk memberi makanan
pada janin
 miometrium ( lapisan otot polos ) tersusun sedemikian rupa hingga dapat
mendorong isinya keluar pada waktu persalinan. Sesudah plasenta lahir akan
mengalami pengecilan sampai keukuran normal sebelumnya.
 lapisan serosa (peritonium verisal) terdiri atas ligamentum yang mengguatkan
uterus yaitu:
 ligamentum kardinale kiri dan kanan, mencegah supaya uterus tidak turun.
 ligamentum sakro uterinum kiri dan kanan, menahan uterus supanya tidak
banyak bergerak.
 ligamentum rotundum kiri dan kanan, menahan uterus agar tetap dalam keadaan
antlovleksi.
 ligamentum latum kiri dan kanan, ligamentum yang meliputi tuba.
 ligamentum infundibulo pelvikum ligament yang menahan tuba falopi.

Fungsi uterus:

Untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan, sebutir ovum yang
telah keluar dari ovarium dihantarkan melalui tuba uterine keuterinis, pembuahan
secara normal terjadi didalam tuba uterina, endromentium disiapkan untuk menerima
ovum yang telah dibuahi dan ovum tertanam dalam endromentrium, pada waktu hamil
uterus bertambah besar dindingnya menjadin tipis tetapi kuat dan besar sampai keluar
pelvis masuk kedalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan janin. Pada saat
melahirkan uterus berkondraksi mendorong bayi dan plasenta keluar.

 Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos,
jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga
vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar,
arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum
(dalam, arah cavum).

Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil,


setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang.
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa
serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya
karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa
dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.

 Corpus uteri
Terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum
uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis
(dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai
siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di
atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus
bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.

 Ligamenta penyangga uterus


Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum
ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum
vesicouterina, ligamentum rectouterina.

Vaskularisasi uterus

Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis.

 Salping / Tuba Falopii


Tabung fallopi memanjang dari uterus ke ovarium. Tabung ini membawa telur dan
sperma dan adalah tempat fertilisasi telur, atau “ovum” terjadi. Saluran telur terletak di
bagian panggul dari rongga perut dan setiap tabung mencapai dari indung telur untuk
menjadi bagian atas rahim. Ini tabung berbentuk corong adalah sekitar tiga inci
panjangnya.

Akhir lebih besar dari saluran dibagi menjadi berbulu, jari-proyeksi seperti yang terletak
dekat dengan ovarium. Memukul proyeksi ini, bersama dengan kontraksi otot, memaksa
sel telur ke saluran akhiri kecil, yang membuka ke dalam rahim. Setelah hubungan
seksual, sperma berenang ini saluran dari uterus. Lapisan tabung dan sekresi yang
mempertahankan baik telur dan sperma, mendorong pemupukan dan bergizi telur
sampai mencapai rahim.

Tuba falopi terdiri atas :

1. Interstitialis, bagian yang terdapat di dinding uterus.


2. Ismika/ismus, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya.
3. Ampularis, bagian yang terbentuk saluran leher tanpak konsepsi agak lebar.
4. Bagian ujung tuba yang terbuka diseut frinbia untuk menangkap telur kemudian
menyalurkan telur kedalam tuba.
Fungsi tuba uterine. Mengantarkan ovum dari ovarium k eke uterius.
Menyediakan tempat untuk pembuahan, perjalanan ovum dibuahi maka terjadi
kehamilan ektropik, karena ovum tidak dapat bergerak terus maka ovum
tertanam dalam tempat yang abnormal, hal ini bisa berakhir 8-10 minggu.

 Pars isthmica (proksimal/isthmus)


Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali
transfer gamet.
 Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada
hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding
tuba bagian ini. Pars infundibulum (distal) Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium
tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae
berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan
membawanya ke dalam tuba.

 Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).

 Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-
kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf.
Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan
pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar
epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-
hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum
pascaovulasi).

Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae.


Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi
oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat
mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri
renalis.

3. Organ Reproduksi atau Organ Seksual Ekstragonadal


Terdiri atas:

1. Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri
dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus
(20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon
prolaktin memproduksi air susu.

Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila /
puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormone prolaktin dan
oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk
sebagai sexually responsive organ

2. Kulit
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif
secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.

Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit


epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan
androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone
ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.

4. Poros Hormonal Sistem Reproduksi

Terdiri atas

 Badan pineal
Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian
posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di
depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan
hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut
saraf. Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai “tempat roh

Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya


melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga
sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi
hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya
fase pubertas

 Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus. Tiap
inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis
posterior (neurohipofisis). Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH
(Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH
(Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone),
PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat :
PIF (Prolactin Inhibiting Factor)

 Pituitari / hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon
gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan
dan pematangan folikel (FSH – Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH –
luteinizing hormone). Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga
hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.

 Ovarium
Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur
(ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka
interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon
gonadotropin.

 Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil
konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan
mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium
rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan /
implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi
endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.

Demikianlah pembahasan mengenai Sistem Reproduksi Wanita – Pengertian,


Fungsi dan Bagiannya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah
wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Anda mungkin juga menyukai