Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H ayat 1 yang berbunyi :

“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal

dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan”.1 Guna mewujudkan kehidupan yang

sejahtera dan mendapatkan pelayanan kesehatan maka dibuat kebijakan

pembangunan kesehatan yang dijamin dalam beberapa ketetapan

perundang-undangan, kebijakan-kebijakan tersebut diarahkan pada

peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dalam rangka

percepatan penurunan angka kematian ibu.Penurunan kematian ibu

melahirkan sangat penting sebab tinggi rendahnya Angka Kematian

Ibumerupakan indikator penting kesejahteraan suatu Negara.

Setiap makhluk hidup memiliki tujuan dan cita-cita untuk

kemajuan dirinya. Untuk itu mereka berlomba-lomba menjadi yang

terbaik di sekolahnya agar mereka dapat lebih mudah memperolehnya.

Mereka bercita-cita untuk menjadi sebuah profesi yang dapat menjanjikan

masa depan hidupnya atau mereka berniat mencari profesi yang dapat

berguna bagi orang lain. Profesi dibidang kesehatan menjadi salah satu
profesi yang banyak diminati oleh kalangan masyarakat, baik Dokter,

Bidan, Perawat atau tenaga kesehatan lainnya.

Bidan merupakan sebuah profesi yang diakui secara nasional

maupun internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. Bidan

adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan

yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan

yang telah berlaku, dicatat (registrasi), diberi ijin secara sah untuk

menjalankan praktik (Nazriah, 2009).

Masyarakat banyak memilih bidan sebagai profesi karena peran

dan posisi bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena

tugasnya yang sangat mulia diantaranya membantu ibu hamil yang

hendak melakukan persalinan. Dalam melaksanakan perannya bidan

dituntut untuk melakukan secara professional.

Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan

menolong ibu melahirkan. Peran bidan dimasyarakat sangat dihargai dan

dihormati karena tugasnya sangat mulia, memberi semangat,

membesarkan hati dan mendampingi, serta menolong ibu melahirkan

dapat merawat bayinya dengan baik. Sebagai seorang bidan janganlah

memilih-milih klien miskin atau kayak arena tugas seorang bidan adalah

membantu ibu, bukan mengejar materi. Pasien wajib memberikan hak

kepada ibu bidan yang telah menolong persalinan ibu melahirkan.

Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian

tertentu.Kebidanan berasal dari kata bidan yang artinya adalah seseorang


yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau

mendapat ijin melakukan praktekkebidanan.

Kebidanan merupakan ilmu yg terbentuk dari sintesa berbagai

disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan,

meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu perilaku, ilmu sosial

budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat

memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil,

bersalin, post partum, bayi baru lahir.

Konsep kebidanan sendiri merupakan suatu kerangka dalam bidang

keilmuan bidanyang meliputi dan membahas mengenai definisi

bidan, falsafah kebidanan, teori dan praktek kebidanan atau midwifery,

tinjauan keilmuan kebidanan, bahasan mengenai beberapa bagian dari

ilmu kebidanan, pelayanan kebidanan, praktek kebidanan, asuhan

kebidanan, serta manajemen kebidanan.

Seiring dengan bartambah nya jumlah kelahiran setiap tahunnya,

lahir pula tenaga- tenaga khusus yang berfungsi untuk menanganinya.

Dahulu seorang ibu yang melahirkan dibantu oleh seorang dukun, namun

sekarang telah banyak tenaga kesehatan yang lebih terdidik dan

professional dalam menangani masalah kelahiran. Seperti halnya dengan

bidan atau pun dokter kandungan yang mengemban amanat terhadap hal

ini. Sebagai seorang muslim dan Insya’Allah calon bidan muslim , saya

ingin mengulas mengenai peran dan fungsi bidan menurut pandangan

Islam. Seperti diketahui bahwa Islam adalah agama yang lengkap


mengatur segala urusan termasuk bidang kesehatan. Untuk itu, dalam

makalah ini, saya akan membahas mengenai pengertian bidan, bagaimana

peran dan fungsi bidan serta bagaimana Islam memandang keberadaan

bidan.

Peran, fungsi dan tanggungjawab bidan dalam asuhan kehamilan

tidak terlepas dari rangkaian peran dan tanggungjawab di dalam asuhan

kebidanan.Peran bidan tersebut yaitu peran sebagai pelaksana, peran

sebagai pengelola, peran sebagai pendidik, dan peran sebagai

peneliti.Peran bidan pada asuhan kebidanan pelayanan antenatal terpadu

terutama dalam pemberian KIE adalah sebagai pelaksana pelayanan dan

sebagai pendidik dalam memberikan informasi serta edukasi kepada ibu

hamil dan keluarga.10 Mengingat peran bidan yang besar maka berbagai

program telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bidan

agar sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku. Dalam menjalankan

tugasnya bidan wajib memiliki Surat Tanda Registrasi11 sebagai

pengakuan terhadap kompetensi seorang tenaga kesehatan. Guna

menjamin kualitas dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan

maka kegiatan pembinaan dan pengawasan diatur pada Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 1464 Tahun 2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan

Prakitk Bidan Pasal 21 ayat (1)12 dalam kebijakan tersebut disebutkan

bahwa organisasi profesi dalam hal ini adalah Ikatan Bidan Indonesia

berkewajiban melaksanakan pembinaan dan pengawasan kepada

anggotanya untuk pelaksanaan standar profesi bidan, peningkatan


kompetensi bidan, dan bersinergi dengan pemerintah dalam pelaksanaan

program Pemerintah khususnya Program pelayanan KIA.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja peran seorang bidan?

2. Apa saja fungsi seorang bidan?

3. Apa saja tanggung jawab bidan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui peran bidan dalam memberikan pelayanan

2. Untuk mengetahui fungsi bidan

3. Untuk mengetahu apa saja tanggung jawab bidan


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Peran Bidan

Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang

yang berkududukan dalam masyarakat. Dalam hal ini bidan memiliki

peran yang sangat dihormati dan dihargai. Tugas seorang bidan yakni

memberi semangat, membesarkan hati dan mendampingi, serta menolong

ibu yang melakukan persalinan. Besarnya tanggung jawab yang diemban

seorang bidan ketika melaksanakan tugas pelayanannya membuat kita

wajib mengetahui apa saja peran dan fungsi bidan dalam bidang kesehatan

masyarakat.

1. Peran Sebagai Pelaksana

a. Tugas Mandiri

1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan

kebidanan yang diberikan, mencakup:

a)  Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan

asuhan klien.

b) Menentukan diagnosis.

c) Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang

dihadapi.

d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah

disusun.

e) Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.

f) Membuat rencana tindak lanjut kegiatan atau tindakan.


g) Membuat catatan dan laporan kegiatan atau tindakan.

2) Memberikan pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan

dengan melibatkan mereka sebagai klien. Membuat rencana

tindak lanjut/layanan bersama klien, mencakup:

a) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan

wanita dalam masa pranikah.

b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan dasar.

c) Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas

mendasar bersama klien.

d) Melaksanakan tindakan atau layanan sesuai dengan

rencana.

e) Mengevaluasi hasil tindakan atau layanan yang telah

diberikan bersama klien.

f) Membuat rencana tindak lanjut tindakan atau layanan

bersama klien.

g) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.

3) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan

normal, mencakup:

a) Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.

b) Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan

klien.

c) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai

dengan prioritas masalah.


d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

yang telah disusun.

e) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama

klien.

f) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama

klien,

g) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang

telah diberikan.

4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa

persalinan dengan melibatkan keluarga, mencakup:

a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam

masa persalinan.

b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan

dalam masa persalinan.

c) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai

dengan prioritas masalah.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

yang telah disusun.

e) Mengevaluasi bersama klien asuhan yang telah diberikan.

5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup:

a) Mengkaji status kesehatan bayi baru lahir dengan

melibatkan keluarga.
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan

pada bayi baru lahir.

c) Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

yang telah dibuat.

e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.

f) Membuat rencana tindak lanjut.

g) Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan yang

telah diberikan.

6) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas

dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:

a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam

masa nifas.

b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan

pada masa nifas.

c) Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas

masalah.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.

e) Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah

diberikan.

f) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama

klien.
7) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang

membutuhkan pelayanan keluarga berencana, mencakup:

a) Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada

pus (pasangan usia subur) atau wus.

b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.

c) Menyusun rencana asuhan kebidana berdasarkan prioritas

masalah.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

yang telah dibuat.

e) Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah

diberikan.

f) Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien.

8)   Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan

sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta

menopause, mencakup:

a) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien.

b) Menentukan diagnosis, prognosis, prioritas, dan kebutuhan

asuhan.

c) Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama

klien.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.

e) Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang

telah diberikan.
f) Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.

g) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.

9) Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan

melibatkan keluarga dan pelaporan usaha, mencakup:

a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan

tumbuh kembang bayi/balita.

b) Menentukan diagnosis dan prioritas masalah.

c) Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana.

d) Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah.

e) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.

f) Membuat rencana tindak lanjut.

g) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan

b.  Tugas Kolaborasi.

Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:

1)  Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan

kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien

dan keluarg, mencakup:

a) Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan

keadaan kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas kegawatan

yang memerlukan tindakan kolaborasi.

c) Merencanakan tindakan sesuai dengan prioriras kegawatan

dan hasil kolaborasi serta berkerjasama dengan klien.


d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang

melibatkan.

e) Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.

f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

g) Membuat pencatatan dan pelaporan.

2) Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi

dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang

memerlukan tindakan kolaborasi, mencakup:

a) Mengkaji kebutuhan asuhan yang berkaitan dengan

komplikasi dan keadaan kegawatdaruratan yang

memerlukan tindakan kolaborasi.

b) Menentukam diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai

dengan faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan pada

kasus risiko tinggi.

c) Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan

pertama.

d) Melaksanalkan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil

dengan risiko tinggi dan memberi pertolongan pertama

sesuai dengan prioritas.

e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan

pertama.

f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

g) Membuat pencatatan dan pelaporan.


3) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan

dengan resiko tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang

memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi

dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup:

a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam

masa persalinan dengan risiko tinggi dan keadaan

kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama

dengan tindakan kolaborasi.

b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai

dengan faktor risiko dan keadaan kegawatdaruratan

c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa

persalinan dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama

sesuai dengan prioritas.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa

persalinan dengan risiko tinggi dan memberi pertolongan

pertama sesuai dengan priositas.

e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan

pertama pada ibu hamil dengan risiko tinggi.

f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien atau

keluarga.

g) Membuat pencatatan dan laporan.

4) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan

risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan


kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi

bersama klien dan keluarga, mencakup:

a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas

dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang

memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan

kolaborasi.

b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai

dengan faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan.

c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa

nifas dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai

dengan prioritas.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan dengan risiko tinggi dan

memberi pertolongan pertama sesuai dengan rencana.

e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan

pertama.

f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien atau

keluarga.

g) Membuat pencatatan dan pelaporan.

5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko

tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan

kegawatdaruraran yang memerlukan tindakan kolaborasi

bersama klien dan keluarga, mencakup:


a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang

memerlukan tindakan kolaborasi.

b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai

dengan faktor risiko tinggi dan memerlukan pertolongan

pertama sesuai dengan prioritas.

c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

dengan risiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama

sesuai dengan prioritas.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan

prioritas.

e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan

pertama.

f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

g) Membuat pencatatan dan pelaporan.

6) Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi

serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan

yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan

keluarga, mencakup:

a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan risiko

tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang nemerlukan

tindakan kolaborasi.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioricas sesuai

dengan faktor resiko tinggi dan memerlukan pertolongan

pertama sesuai dengan prioritas.

c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

dengan risiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama

sesuai dengan prioritas.

d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan

prioritas.

e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan

pertama.

f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

g) Membuat pencatatan dan pelaporaan.

c.  Tugas Ketergantungan.

Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:

1) Menerapkan manajamen kebidanan pada setiap asuhan

kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga,

mencakup:

a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan

tindakan di luar lingkup kewenangan bidan dan

memerlukan rujukan.
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas serta

sumber-sumber dan fasilitas untuk kebutuhan intervensi

lebih lanjut bersama klien/keluarga.

c) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih

lanjut kepada petugas/institusi pelayanan kesehaatan yang

berwenang dengan dokumentasi yang lengkap.

d) Membuat pencatatan dan pelaporan serta

mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi.

2) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan

pada kasus kehamilan dengan risiko tinggi serta

kegawatdaruratan, mencakup:

a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi

dan rujukan.

b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.

c) Memberi pertolongan pertama pada kasus yang

memerlukan rujukan.

d) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.

e) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut

pada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang

berwenang.

f) Membuat pencatatan dan pelaporan serta

mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi.


3) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan

pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan

melibatkan klien dan keluarga, mencakup:

a) Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan

pada ibu dalam persalinan yang memerlukan konsultasi dan

rujukan.

b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.

c) Memberi pertolongan pertama pada kasus yang

memerlukan rujukan.

d) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut

pada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang

berwenang.

e) Membuat pencatatan dan pelaporan serta

mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi.

4) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan

pada ibu dalam masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan

kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga,

mencakup:

a) Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan

pada ibu dalam masa nifas yang memerlukan konsultasi

serta rujukan.

b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.


c) Memberi pertolongan pertama pada kasus yang

memerlukan rujukan.

d) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut

pada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang

e) Membuat pencatatan dan pelaporan serta

mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi yang

sudah diberikan.

5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan

kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan

konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga,

mencakup:

a) Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan

pada bayi baru lahir yang memerlukan konsulrasi serta

rujukan.

b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.

c) Memberi pertolongan pertama pada kasus yang

memerlukan rujukan dan memberikan asuhan kebidanan

pada bayi baru lahir dengan tindakan.

d) Merujuk klien kepada pelayanan kesehatan yang

berwenang.

e) Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi.


6) Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan

tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi

serta rujukan dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:

a) Mengkaji adanya penyulit dan kegawatdaruratan pada

balita yang memerlukan konsultasi serta rujukan.

b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.

c) Memberi pertolongan pertama pada kasus yang

memerlukan rujukan

d)  Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada

petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

e) Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi.

2.  Peran Sebagai Pengelola

Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas

pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam

tim.

a) mengembangkan pelayanan dasar kesehatan. Bidan bertugas

untuk mengembangkan pelayanan dasar kesehatan untuk individu,

keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat di wilayah kerja

dengan melibatkan masyarakat atau klien, mencakup:

1) Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan

kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan serta

mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah

kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat.


2) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian

bersama masyarakat.

3) Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan

masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak serta keluarga

berencana (KB) sesuai dengan rencana.

4) Mengkoordinir, mengawasi, dan membimbing kader, dukun,

atau petugas kesehatan lain dalam melaksanakan

program/kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak-serta KB.

5) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB,

termasuk pemanfaatan sumber-sumber yang ada pada program

dan sektor terkait.

6) Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat

serta memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan

potensi-potensi yang ada.

7) Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik

profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang serta

kegiatan-kegiatan dalam kelompok profesi.

8) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah

dilaksanakan.

b) Berpartisipasi dalam tim.

Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program

kesehatan sektor lain melalui peningkatan kemampuan dukun


bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan lain yang berada di

bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya, mencakup:

1) Bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagai

anggota tim dalam memberi asuhan kepada klien dalam

bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut.

2)  Membina hubungan baik dengan dukun bayi dan kader

kesehatan

atau Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan

masyarakat.

3)  Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader

dan petugas kesehatan lain.

4) Memberi asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.

5) Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, yang

berkaitan dengan kesehatan.

3. Peran Sebagai Pendidik.

Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik

dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing

kader.

a) Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien

(individu, keluarga, kelompok, serta maryarakat) tentang

penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungarn

dengan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, mencakup:


1) Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan,

khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak, dan keluarga

berencana bersama klien.

2) Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan

kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka pendek maupun

jangka panjang bersama klien

3) Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan

sesuai dengan rencana yang telah disusun.

4) Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan

kesehatan sesuai dengan rencana jangka pendek serta jangka

panjang dengan melibatkan unsur-unsur terkait, termasuk klien.

5) Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama

klien dan menggunakannya untuk memperbaiki serta

meningkatkan program di masa yang akan datang.

6) Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/

penyuluhan kesehatan secara lengkap serta sistematis.

b) Melatih dan membimbing kader termasuk mahasiswa bidan serta

membina dukun di wilayah kerjanya, mencakup:

1) Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader,

dukun bayi, serta peserta didik

2) Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan

hasil pengkajian.
3) Menyiapkan alat bantu mengajar (audio visual aids, AVA) dan

bahan untuk keperluan pelatihan dan bimbingan sesuai dengan

rencana yang telah disusun.

4) Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai

dengan rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsur-

unsur terkait.

5) Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam

lingkup kerjanya.

6) Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang telah diberikan.

7) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program

bimbingan.

8) Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi

pelatihan serta bimbingan secara sistematis dan lengkap.

4. Peran Sebagai Peneliti

Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang

kesehatan. Peran bidan sebagai peneliti mencakup sebagai hal-hal

berikut:

a) Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.

b) Menyusun rencana kerja pelatihan.

c) Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.

d) Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.

e) Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.


f) Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan

mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.

B.  Fungsi Bidan

Fungsi bidan menurut perannya terbagi menjadi fungsi pelaksana,

pengelola, pendidik dan peneliti. Fungsi tersebut antara lain:

1. Fungsi Pelaksana.

Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup:

a) Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga,

serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada masa

praperkawinan.

b) Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal,

kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan

risiko tinggi.

c) Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis

tertentu.

d) Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko

tinggi.

e) Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

f) Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.

g) Melakukan pelayanan keluarga berencana pada anak balita dan

prasekolah
h) Memberi pelayanan keluarga berencana sesuai dengan

wewenangnya.

i) Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus

gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa

klimakterium internal dan menopause sesuai dengan

wewenangnya.

2. Fungsi Pengelola.

Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup:

a) Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi

individu, keluarga, kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi

masyarakat.

b) Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan

unit kerjanya.

c) Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.

d) Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antar sektor yang

terkait dengan pelayanan kebidanan

e) Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan

kebidanan.

3. Fungsi Pendidik.

Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup hal-hal berikut:


a) Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok

masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup

kesehatan serta keluarga berencana.

b) Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai

dengan bidang tanggung jawab bidan.

c) Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam

kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat.

d) Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai

dengan bidang keahliannya.

4. Fungsi Peneliti.

Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup hal-hal berikut:

a) Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang

dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan

kebidanan.

b) Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.

C. Tanggung Jawab Bidan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah

keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sebagai seorang teanaga

profesional, bidan memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.

Bidan harus dapat mempertahankan tanggung jawabnya bila terjadi

gugatan terhadap tindakan yang dilakukan. Beberapa tanggung jawab yang

dimiliki seorang bidan, antara lain:

a. Tanggung jawab terhadap peraturan


Seorang bidan memiliki tugas dan wewenang yang berkaitan dengan

kegiatan praktik bidan. Praktik bidan tersebut telah diatur di dalam

peraturan atau keputusan Menteri Kesehatan. Segala macam praktik

kebidanan yang dilakukan bidan harus mampu dipertanggungjawabkan

sesuai dengan peraturan prundang-undangan.

b. Tanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi

Bidan memiliki tanggung jawab dalam memelihara sikap

profesionalisme. Bidan selalu meningkatkan pengetahuan dan

keterampilannya dengan mengikuti pelatihan, pendidikan berkelanjutan,

seminar, serta pertemuan ilmiah lain.

c. Tanggung jawab terhadap dokumentasi

Bidan wajib diharuskan mendokumentasikan setiap tindakan yang

diberikan kepada klien sebagai bahan laporan kepada atasan dan dapat

dipertanggungjawabkan bila terjadi gangguan.

d. Tanggung jawab terhadap keluarga yaang dilayani

Tanggung jawab bidan tidak hanya ada pada kartu identitas Anak,

melainkan menyangkut kesehatan keluarga. Bidan diwajibkan dapat

mengidentifikasi suatu masalah dan memberikan pelayanan yang tepat.

Pelayanan kesehatan keluarga merupakan kondisi yang diperlukan

seorang ibu untuk rasa aman, kepuasan, dan kebahagiaan selama masa

kehamilan.

e. Tanggung jawab terhadap profesi


Bidan harus turut ikut serta dalam kegiatan organisasi kebidanan. Untuk

bisa mengembangkan kemampuan profesinya, bidan harus mencari

informasi mengenai perkembangan ilmu kebidanan.

f. Tanggung jawab terhadap masyarakat

Bidan merupakan anggota masyarakat yang bertanggung jawab dalam

memecahkan masalah kesehatan masyarakat, baik secara mandiri

maupun bersama tenaga kesehatan yang lain.

D. Praktek Kebidanan

Praktek kebidanan adalah asuhan kebidanan yang diberikan oleh

bidan secara mandiri baik pada perempuan yang menyangkut proses

reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin/ bayinya, masa antara dalam

lingkup praktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal

proses reproduksi untuk keluarga dan komunitasnya.

1. Ruang lingkup praktek meliputi:

a. Pelayanan kebidanan kepada anak

b. Pelayanan kebidanan pada wanita hamil

c. Pelayanan keluarga berencana

d. Pelayanan kesehatan masyarakat

2. Tempat praktik
Tempat praktik bidan biasanya di RB (Rumah Bersalin), posyandu,

puskesmas, dan rumah sakit.

Pengkajian hasil observasi hasil peran, fungsi dan tanggung jawab

bidan.

Tabel pengkajian hasil observasi:

Pelaksanaan
No Kegiatan Ya Tidak Kadang- keterangan
kadang
1. Bidan telah menempuh 
program pendidikan bidan
yang diakui negara serta
memperoleh kualifikasi dan
diberikan ijin untuk
menjalankan praktek
kebidanan.
2. Bidan bekerta 
mempertanggung jawabkan
keputusan klinik yang
dibuatnya.
3. Bidan dalam melaksanakan 
tugasnya berpegang teguh pada
filosofi, etika profesi dan aspek
legal.
4. Bidan bekerja sama dengan ibu 
dan keluarga dalam
menentukan pilihan yang telah
diinformasikan tentang semua
aspek asuhan dan meminta
persetujuan secara tertulis.
5. Bidan meminta persetujuan 
secara tertulis sebelum
melakukan tindakan/prosedur.
6. Bidan selalu melakukan 
komunikasi interpersonal
dengan sesama petugas, ibu
dan keluarga.
7. Bidan memberikan pelayanan 
kebidanan dengan
menghormati hak-hak pasien.
8. Bidan memberikan kesempatan 
pada ibu untuk didampingi
suami atau keluarga dalam
mendapatkan pelayanan.
9. Bidan memberikan informasi 
yang akurat tentang tindakan
yang akan dilakukan serta
resiko yang mungkin akan
diambil.
10. Bidan ikut serta dalam 
membina wilayah kerjanya.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengkajian Hasil Observasi

Obsevasi ini dilakukan agar mahasiswi dapat memahami dan melihat

langsung bagaimana seorang bidan menerapkan konsep kebidanan yang telah

ia pelajari dalam pendidikan kebidanannya.

Dalam hasil observasi yang telah ditempuh, dapat disimpulkan bahwa

seorang bidan Hj.Rusmiyati.Amd.Keb dapat menerapkan ilmu konsep

kebidanannya dengan baik.

Perlu diketahui bahwa menjadi bidan dan membuka praktik klinik bukan

hal yang mudah, dan harus melalui beberapa tahap.

1. Untuk menjadi seorang bidan yang diakui oleh negara harus

menyelesaikan pendidikan yang sudah teregistrasi sesuai dengan

perundang-undangan seperti D1,D3,D4,S1 dan S2.

2. Telah mendapat STR yang telah diberikan pemerintah.

3. Mendapat SIPB yang dikeluarkan pemerintah karena sudah memenuhi

persyaratan.
Praktik klinik di BPM Hj.Rusmiyati.Amd.Keb ini telah berjalan semenjak

tahun 2007 dengan SIP: Nomor 446.2/022/bd/kes.3 yang telah dikeluarkan

oleh pemerintah daerah setempat dan bidan Hj.Rusmiyati ini selalu

menjunjung Falsafah filosofi dan etika profesional kebidanan.

Memakai manajemen kebidanan atau 7 laangkah verney saat memberikan

asuhan kebidanan pada pasien (ibu hamil). 7 langkah verney ini dilakukan

agar memudahkan bidan mengelolah data, mendiagnosa, menyimpulkan

langkah apa yang apa yang harus diberikan kepada ibu dan pasien (ibu hamil)

dapat memahami maksud tujuan dan cara penanganannya . dan membantu ibu

agar dapat mempunyai pikiran yang sama seperti bidan untuk kesehatan ibu

hamil.

Memberikan asuhan kepada ibu hamil, remaja, keluarga, dan masyarakat

dengan baik tentang kesehatan reproduksi. Memberikan pilihan-pilihan

kepada pasien, membuat setiap pasien merasa nyaman dan mempercayai saran

yang diberikan bidan.

Menjaga kebersihan di klinik selalu di junjung tinggi oleh bidan

Hj.Rusmiyati, hal ini juga dapat menjadi contoh kepada masyarakat agar dapat

hidup sehat. Dan bidan Hj.Rusmiyati bekerja sama dengan kader-kader

setempat seperti berpartisipasi dalam posyandu dan puskesmas juga menjalin

kerja sama di Rumah sakit dan dokter-dokter spesialis kandungan. Menjadi

bidan yang bertanggung jawab dan juga dapat dipercaya di masyarakat juga

menjadi tenaga kesehatan yang dapat membina masyarakat setempat dalam

kesejahteraan kesehatan masyarakat.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam melaksanakan tugasnya bidan memiliki peran dan fungsi.

Peran dan fungsinya sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti.

Peran pelaksana yaitu terdiri dari tugas mandiri, tugas kolaborasi, tugas

ketergantungan. Peran sebagai pengelola yaitu mengembangkan pelayanan

dasar kesehatan, berpartisipasi dalam tim. Peran sebagai pendidik

yaitu  memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien, melatih

dan membimbing kader. Dan peran sebagai peneliti baik secara mandiri

maupun kelompok dalam melakukan investigasi atau penelitian terapan

dalam bidang kesehatan. Sedangkan fungsi Bidan sebagai pelaksana

diantaranya melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu,

keluarga, serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada masa

praperkawinan. Fungsi pengelola yaitu salah satunya mengembangkan

pelayanan kebidanan bagi individu, kelompok masyarakat, sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh


partisipasi masyarakat. Fungsi pendidik yaitu memberi penyuluhan kepada

individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan

kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana. Dan fungsi

peneliti yakni melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang

dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.

Dalam melaksanakan profesinya bidan memilki peran sebagai

pelaksana. Sebagai tenaga profesinal, bidan memikul tanggung jawab

dalam melaksanakan tugasnya. Seorang bidan harus dapat

mempertahankan tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap

tindakan yang dilakukannya

A. Saran

Seorang bidan harus memiliki kompetensi bidan yang meliputi

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melaksanakan praktik

kebidanan secara aman dan bertanggung jawab dalam berbagai tatanan

pelayanan kesehatan.

Dan dapat menjadi bidan professional dan menjaga kehormatan

bidan yang telah diraih oleh bidan-bidan sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/yuliapratika/makalah-43032930

http://desaktami.blogspot.com/2014/06/makalan-peranwewenang-dan-fungsi-
bidan.html

https://www.academia.edu/RegisterToDownload?v=wb#Welcome

http://kumpulantugasmakalahkesehatan.blogspot.com/2017/09/tugas-makalah-
observasi-peran-dan.html

Irianti, Berliana. 2019. Konsep Kebidanan Memahami Dasar-Dasar Konsep


Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai