Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR KERJA MAHASISWA I

Untuk Pertemuan-1

Nama : Mochamad Riko Saputra


NIM : 162310101134
Kelas : D16

Judul Lembar Kerja : Konsep Dasar Keperawatan Maternitas


Deskripsi Lembar
Kerja Mahasiswa : Lembar kerja ini berisi tentang permasalahan yang harus
diselesaikan mahasiswa terkait dengan konsep dasar keperawatan maternitas. Mahasiswa
diharapkan membuat makalah dari berbagai sumber, yaitu penjelasan dosen, membaca buku,
dan browsing.

Langkah-Langkah Penggunaan Lembar Kerja


1. Baca dan kuasai teori tentang konsep dasar keperawatan maternitas : anatomi dan
fisiologi sistem alat reproduksi laki laki dan perempuan
2. Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut secara individual.
3. Diskusikan jawaban Anda dengan teman kelompok
4. Apa kesamaan dan perbedaan jawaban Anda dengan kelompok Anda
5. Bagaimana kesimpulan akhir yang dapat Anda peroleh.

Gambar Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Laki laki dan Perempuan


Fungsi Organ Reproduksi Wanita bagian Luar
1) Mons Pubis
Mons Pubis atau Mons Veneris merupakan bagian yang bentuknya sedikit menonjol dan
terlihat dari luar yang merupakan bagian dengan fungsi untuk menutupi tulang kemaluan
(Simfisis pubis).
2) Klitoris
Klitoris merupakan organ yang mempunyai sifat erektil dan sangat sensitif apabila terkena
rangsangan. Pada bagian ujung klitoris terdapat banyak pembuluh darah, hal ini
menyebabkan klitoris menjadi bagian yang erektil mirip seperti alat reproduksi pria atau
penis.
3) Labia Mayora
Bagian luar dari Labia Mayora tersusun oleh jaringan lemak dan kelenjar keringat. Labia
mayora melindungi organ-organ internal dari sistem reproduksi wanita, dengan mencegah
vagina terbuka dari pembukaan di luar aktivitas seks. Bibir yang tebal dan keras tersebut
melindungi dan menyembunyikan lubang vagina.
4) Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan)
Memiliki bentuk yang mirip dengan Labia Mayora tetapi Labia Minora ini memiliki
ukuran yang lebih kecil dan terdapat di dalam Labia Mayora. Tidak terdapat rambut
kemaluan pada Labia Minora. Bagian penyusun Labia Minora adalah jaringan lemak dan
jaringan tersebut memiliki banyak pembuluh darah sehingga dapat menambah gairah pada
saat melakukan hubungan seksual. Labia Minora ini mengelilingi lubang kemaluan atau
Orifisium Vagina. Labia Minora ini memiliki peran yang mirip dengan kulit skrotum pada
alat reproduksi pria. Labia minora berfungsi sebagai perlindungan terhadap bakteri
melalui produksi sekresi kaya akan bahan kimia yang dirancang untuk membunuh bakteri.
Dengan cara ini pula, labia melindungi dirinya dari infeksi. Kelenjar labia minora juga
memfalisitasi hubungan seks yang sempurna. Ketika membran yang berada di bibir tipis
ini dirangsang oleh sentuhan atau tekanan, maka kelenjar tersebut akan menghasilkan
sekresi atau cairan pelumas.
5) Selaput Dara (Hymen)
Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina, membentuk
lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun sekret dan cairan dari genetalia
interrnal dapat mengalir keluar
6) Vestibulum
Struktur reproduksi wanita bagian luar yang terakhir yakni vestibulum atau rongga
kemaluan. Rongga ini terletak di dalam labia minor dan merupakan muara dari saluran
kencing atau uretra serta lubang vagina atau intruitus vagina.
7) Vagina
Vagina merupakan otot selaput yang berfungsi untuk menghubungkan rahim dengan organ
bagian luar. Vagina memiliki fungsi Antara lain sebagai sarana dalam melakukan
hubungan seksual, sebagai jalan dari bayi pada saat proses melahirkan dan sebagai tempat
mengalirnya lendir atau darah pada saat terjadi menstruasi.
8) Perineum
Fungsi perineum berisi struktur (jaringan otot) yang mendukung kemih, genital dan organ
dalam gastrointestinal
9) Uretra
Uretra merupakan saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh.
Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau ekskresi dan
sistem seksual.
10) Anus
Anus berfungsi sebagai organ pencernaan terakhir yang merupakan tempat dikeluarkannya
feses keluar tubuh. Feses (Kotoran) yang tidak diperlukan dibuang melalui proses defekasi
(Buang Air Besar).

Fungsi Organ Reproduksi Wanita bagian Dalam


1) Vagina
Vagina merupakan otot selaput yang berfungsi untuk menghubungkan rahim dengan organ
bagian luar. Vagina memiliki fungsi Antara lain sebagai sarana dalam melakukan
hubungan seksual, sebagai jalan dari bayi pada saat proses melahirkan dan sebagai tempat
mengalirnya lendir atau darah pada saat terjadi menstruasi.
2) Uterus
Uterus atau rahim adalah tempat menempelnya embrio hasil pembuahan hingga tumbuh
dan berkembang menjadi janin yang siap dilahirkan. Pada kondisi dewasa normal atau
tidak sedang terjadi kehamilan, uterus memiliki bentuk menyerupai buah pir dengan massa
kurang lebih 30 gram. Struktur penyusun uterus terdiri dari lapisan-lapisan otot yang kuat
dan elastis sehingga mampu menyesuaikan diri ketika terjadi kehamilan. Selain lapisan
otot, pada uterus juga terdapat jaringan ikat serta ligamen yang berguna untuk
mempertahankan posisinya.
Berikut adalah tiga lapisan yang menyusun dinding uterus:
a. Perimetrium, bagian terluar uterus yang bersinggungan langsung dengan rongga
perut. Perimetrium tersusun dari jaringan ikat, pembuluh limfe serta saraf.
b. Myometrium, bagian tengah dan paling tebal. Sesuai dengan namanya, myometrium
didominasi oleh lapisan-lapisan otot polos serta dilengkapi oleh pembuluh darah,
pembuluh limfe dan saraf. Otot-otot polos pada myometrium mempunyai peranan
penting dalam proses kontraksi-relaksasi saat persalinan. Ketika terjadi kehamilan,
otot-otot pada uterus juga akan bertambah tebal.
c. Endometrium, yakni bagian uterus yang berhubungan dengan rongga uterus.
Endomentrium yang mengandung banyak pembuluh darah serta lapisan epitel yang
akan menebal ketika terjadi ovulasi, sebaliknya akan meluruh saat tidak ada
pembuahan atau menstruasi. Penebalan ini terjadi dalam rangka mempersiapkan diri
untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya embrio yang tertanan di dalam
endometrium selama proses kehamilan.

Secara anatomi-histologi, organ uterus juga dibagi menjadi beberapa kuadran;


a. Pada bagian atas terdapat corpus uteri, cervix uteri, dan fundus uteri
b. Itsmus, yakni daerah sempit yang merupakan peralihan corpus menjadi cervix
c. Portio vaginalis, yaitu penonjolan daerah cervix ke dalam vagina. Jika bagian uterus
yang lain mengalami perubahan struktur saat pra ovulasi maupun pasca ovulasi,
maka bagian ini tidak mengalaminya.
3) Oviduk
Organ reproduksi bagian dalam selanjutnya yaitu oviduk (Tuba fallopi). Oviduk
merupakan sepasang saluran yang menghubungkan antara ovarium dengan uterus. Organ
ini memiliki panjang mulai dari 8 cm hingga 20 cm dengan diameter yang berbeda-beda
disepanjang bagiannya. Oviduk mempunyai beberapa fungsi. Pertama yaitu untuk
menangkap telur hasil ovulasi, selanjutnya sebagai saluran sperma dan ovum hingga
terjadi fertilisasi dan terakhir sebagai tempat pertumbuhan embrio sementara sebelum
akhirnya melekat pada endometrium.
Bagian-bagian oviduk dapat dibagi menjadi;
a. Infundibulum – Infundibulum adalah bagian tuba fallopi yang terletak paling ujung,
yakni paling dekat dengan ovarium. Memiliki lubang masuk yang lebar dan berbentuk
seperti corong. Pada sisi-sisi tepinya terdapat lipatan-lipatan mukosa yang disebut
fimbrae. Struktur infundibulum yang seperti ini akan memudahkan masuknya telur
dari ovarium ke dalam saluran oviduk.
b. Ampulla – Segmen oviduk selanjutnya disebut ampulla. Bagian ini merupakan bagian
terpanjang yang mencapai 2/3 panjang tuba. Ampulla mempunyai dinding yang tipis
serta saluran yang lebar.
c. Itsmus – Itsmus merupakan saluran oviduk dengan diameter sempit. Dindingnya
dilengkapi lapisan otot yang cukup tebal.
d. Intra mural – Saluran oviduk yang terakhir yakni bagian intra mural. Intra mural
memiliki saluran yang sempit serta menembus dinding uterus.

Fungsi Tuba Fallopi, yaitu:


a. Sebagai saluran untuk spermatozoa dan ovum
b. Sebagai perangkap bagi ovum
c. Sebagai tempat pembuahan atau fertilisasi
d. Sebagai tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum hasil ini masuk ke bagian
dalam dari uterus atau rahim
4) Ovarium
Ovarium adalah organ penghasil sel kelamin pada wanita. Organ ini berjumlah dua buah
dan terletak di sisi kanan dan kiri. Ovarium berbentuk bulat lonjong. Selain menghasilkan
ovum, ovarium juga memproduksi hormon sehingga tergolong juga ke dalam kelenjar
endokrin. Berikut penjelasan mengenai hormone ovarial:
a. Hormon Estrogen – Estrogen berperan dalam pertumbuhan serta perkembangan organ
reproduksi wanita dan juga kelenjar mammae (payudara).
b. Hormon Progesteron – Hormon ini berfungsi untuk merangsang pengeluaran kelenjar
uterine. Sehingga berperan penting bagi kelangsungan hidup janin di dalamnya
5) Fimbriae
Fimbrae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium
berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah
matang yang dikelurakan oleh ovarium.
6) Cervix
Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut
juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan
keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina.

Fungsi Organ Reproduksi Laki laki


1) Testis
Testis adalah organ kelamin pria yang berbentuk oval dan terletak dalam skrotum yang
berjumlah sepasang. Fungsi testis adalah untuk menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoa) dan hormon seks testosteron. Testis terletak dalam skrotum merupakan
organ berugae (memiliki lipatan kulit), dan berfungsi dalam menjaga suhu testis agar
spermatogenesis dapat tetap terjadi. Jika suhu rendah (dingin) maka skrotum berkerut dan
mendekat ke arah tubuh, sedangkan bila suhu sedang tinggi, maka skrotum akan
mengendur dan menjauh dari tubuh.
2) Epdidimis
Epididimis adalah organ kelamin pria berbentuk saluran berkelok-kelok yang berada
dalam skrotum dan diluar testis. Fungsi Epididimis adalah sebagai alat pengangkutan,
penyimpanan, dan pematangan sperma.
3) Vas Deferens
Vas Deferensi adalah saluran yang berbentuk tabung dan berfungsi dalam menyalurkan
sperma ke vesikula seminalis dan sebagai tempat penampungan sperma.
4) Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin adalah organ-organ kelamin pria yang difungsikan dalam menghasilkan
cairan sebagai tempat berenangnya sperma, dan menjaga sperma teta hidup dengan
menetralisir asam, karena cairan tersebut bersifat basa. Kelenjar kelamin terbagi atas 3
organ antara lain sebagai berikut:
a. Vesikula Seminalis (Kantung Air Mani), adalah organ yang berupa saluran berbentuk
tabung yang berjumlah dari sepasang di kanan dan kiri tubuh. Vesikula Seminalis
mempunyai panjang dari 5-10 cm. Fungsi vesikula seminalis adalah untuk
mensekresikan cairan yang bersifat basa y (pH 7,3 mukus, vitamin, fruktosa (sebagai
nutrisi bagi sperma), protein, enzim dan prostaglandin. Cairan vesikula seminalis
terdiri dari 60% dari seluruh volume semen. Vesikula Seminalis bersatu dengan vas
deferens dan kelenjar prostat untuk membentuk saluran ejakulasi.
b. Kelenjar Prostat, ialah organ yang berada dibawah kandung kemih. Fungsi kelenjar
prostat adalah untuk mensekresikan cairan berwarna putih keabu-abuan yang bersifat
basa. Cairan tersebut disekresikan ke saluran ejakulasi dan menyumbangkan sekitar
30% seluruh volumen semen. Cairan dari kelenjar prostat bersatu dengan cairan
vesikula seminalis dan menjadi tempat hidup dan bergeraknya sperma. Cairan
disekresikan organ yang terdiri dari fosfolipid, asam sitrat (untuk nutrisi) dan
antikoagulan.
c. Kelenjar Bulbouretra (Cowpery), yaitu kelenjar yang berjumlah dari sepasang. Fungsi
kelenjar bulbouretra (cowpery) adalah untuk menghasilkan cairan lendir yang
sifatnyabasa dalam saluran ejakulasi. Kelenjar yang terletak dibawah kelenjar prostat.
Cairan yang dihasilkan dari kelenjar Bulbouretra keluar sebelum ejakulasi, dan dalam
agama islam disebut dengan mazi yang merupakan najis dan cara mensucikannya
sama dengan mencul kencing.
5) Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi berjumlah sepasang. Saluran ejakulasi berfungsi untuk saluran pendek
yang menghubungkan duktus vesikula seminalis dan uretra.
6) Uretra
Uretra adalah saluran yang terletak dalam penis. Fungsi uretra adalah sebagai tempat
keluarnya sperma dan tempat keluarnya urin.
7) Penis (Zakar)
Penis adalah alat kelamin luar pada pria. Fungsi penis adalah untuk memasukkan sperma
ke dalam alat reproduksi wanita melalui pertemuan keduanya (kopulasi). Penis merupakan
organ tersusun dari otot yang dapat tegang dan dilapisi oleh lapisan kulit tipis
8) Skrotum (Kantung Pelir)
Skrotum adalah kantung didalamnya terdapat testis. Antara kantung sebelah kanan dan kiri
dibatasi oleh sekat yang tersusun dari jaringan ikat dan jaringan polis (otot dartos). Otot
dartos menyebabkan skrotum dapat mengendur dan dapat berkerut.

Gambar Anatomi Panggul

Ukuran-Ukuran Panggul Yang Dapat Diukur Dari Luar


1) Distansia spinarum, yaitu jarak antara kedua spina iliaka anterior superior dekstra dan
sinistra. Nilai normalnya ± 24-26 cm.
2) Distansia tuberum, yaitu jarak antara tuber iskii kanan dan kiri. Nilai normalnya ± 10,5
cm.
3) Distansia kristarum yaitu jarak antara kedua krista iliaka dekstra dan sinistra. Nilai
normalnya ± 28-30 cm.
4) Distansia oblikua eksterna, yaitu jarak antara spina iliaka posterior sinistra dan spina
iliaka anterior dekstra dan dari spina iliaka posterior dekstra ke spina iliaka anterior
sinstra.
5) Distansia intertrokanterika, yaitu jarak antara kedua trokanter mayor.
6) Konjugata eksterna, yaitu jarak antara bagian atas simfisis ke prosesus spino-sus lumbal
V. Nilai normalnya ± 18 cm.
Bagian Panggul Yang Berhubungan Dengan Jalan Lahir
Panggul kecil ialah bagian dari rongga panggul yang terletak di bawah dan di pinggir
belakang panggul. Panggul kecil (Pelvis Minor) terbentuk oleh 4 buah tulang merupakan
tempat alat reproduksi wanita yang membentuk jalan lahir. Panggul kecil dibentuk oleh 4
buah bidang yaitu :
1) Pintu atas panggul (PAP)/ Inlet, Pap dibentuk oleh :
a. Promontorium
b. Sayap Os. Sacrum
c. Linea terminalis/ Inominata kanan dan kiri
d. Ramus superior Ossis Pubis kanan dan kiri
e. Pinggir atas simfisis pubis
2) Pintu tengah panggul (PTP)/ Midlet PTP dibentuk oleh 2 buah bidang yaitu :
a. Bidang luas panggul
b. Bidang luas panggul dibentuk oleh pertengahan simfisis menuju pertemuan Os.
Sacrum 2 dan 3.
c. Bidang sempit panggul
Bidang sempit panggul dibentuk oleh tepi bawah simfisis menuju kedua spina
ischiadica dan memotong Os. Sacrum setinggi 1-2 cm diatas ujungnya.
3) Pintu bawah panggul (PBP)/ Outlet
Pintu bawah panggul bukanlah merupakan satu bidang tetapi terdiri dari dua segitiga
dengan dasar yang sama. Segitiga depan dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi
arcus pubis, sedangkan segitiga belakang dasarnya tuber ossis ischiadica denga dibatasi
oleh ligamentum sacrotuberosum kiri dan kanan.

Komplikasi dari Panggul Sempit


1) Komplikasi bagi ibu, rahim akan meregang kuat karena "dipaksa" melahirkan bayi yang
"lebih besar" ukurannya dibanding diameter panggul yang sempit sehingga dapat terjadi
robekan (pecah) rahim.
2) Pecah ketuban dini. Di sisi lain, karena kepala janin tak kunjung turun, sering kali tali
pusat jadi keluar dari jalan lahir.
3) Masa persalinan berlangsung lambat. Waktu yang dibutuhkan untuk kemajuan tiap
pembukan cenderung lama. Ujung-ujungnya terjadi robek rahim.
4) Persalinan lama ini juga mengakibatkan terjadinya penekanan yang lama pada jaringan
lunak sehingga berdampak edema atau pembengkakan jalan lahir.
5) Ibu merasakan sakit dan kelelahan karena kontraksi rahim yang makin kuat tapi janin tak
turun menuju pintu panggul.
6) Kemungkinan lain, terjadi infeksi baik pada ibu maupun janin lantaran proses persalinan
yang lama.
7) Ibu dapat mengalami patah tulang pada bagian pintu panggul serta kerusakan saraf bagian
panggul.
8) Dampak pada janin adalah fraktur pada tulang kepala karena tekanan dari his (kekuatan
mendorong sang ibu).
9) Kepala janin berupaya masuk ke pintu panggul, akibatnya tulang tengkorak dan kepala
saling bertumpuk aau menindih agar dapat masuk ke pintu panggul sehingga terjadi
kelainan letak posisi kepala. Kondisi ini dapat menyebabkan obekan atau pendarahan
pada otak janin. Fatalnya bisa berakibat kematian karena kekurangan oksigen.
Daftar Pustaka

Alodokter, dr Yoni Cahyati. (2017, 3 Februari) Pengaruh Panggul Sempit Terhadap Proses
Kelahiran. Diperoleh 4 Maret 2018, dari
http://www.alodokter.com/komunitas/topic/panggul-sempit-bisa-melahirkan-normal-
tidak,

Artikelsiana. (2015, Agustus) Bagian Organ Alat Reproduksi Pria & Fungsinya. Diperoleh 4
Maret 2018, dari http://www.artikelsiana.com/2015/08/bagian-organ-alat-reproduksi-
pria-fungsi-fungsi.html

Budisma Sains Teknologi, Mulyadi T. (2015, Desember). Pengertian Perineum dan Fungsinya.
Diperoleh 4 Maret 2018, dari http://budisma.net/2015/12/pengertian-perineum.html

DosenBiologi.Com, Maya S. (2016, 29 Februari). Alat Reproduksi Wanita dan Fungsinya.


Diperoleh 3 Maret 2018, dari https://dosenbiologi.com/manusia/alat-reproduksi-wanita

Kompas.com, (2012, 14 November), Kenali Risiko Panggul Sempit, Diperoleh 4 Maret 2018,
dari https://lifestyle.kompas.com/read/2012/11/14/10272194/Kenali.Risiko.Panggul.Se
mpit

Liputan6.com, Fitradayanti T. M. (2016, 10 Agustus). Kenali Fungsi Labia, Kulit Luar Alat
Kelamin Wanita. Diperoleh 4 Maret 2018, dari
http://health.liputan6.com/read/2572952/kenali-fungsi-labia-kulit-luar-alat-kelamin-
wanita#

Manuaba, IBG. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan keluarga berencana.


Jakarta : 2005 ; 65-4. Dapat diakses di
http://library.poltekkespalembang.ac.id/keplinggau/index.php?p=show_detail&id=1198.
[Diakses pada 4 Maret 2018]

Marjono B. Catatan kuliah Obstetri Ginekologi. Jakarta : 1999 ; 47-8. Dapat diakses di
https://docslide.com.br/documents/handout-anatomi-panggul.html. [Diakses pada 4
Maret 2018]

MasterBiologi.Com, Yogi. (2017, 24 Oktober). Alat Reproduksi Pada Wanita Beserta Fungsinya.
Diperoleh 4 Maret 2018, dari http://masterbiologi.com/alat-reproduksi-wanita/

Mochtar R. Sinopsis obstetri. Jakarta : EGC, 2001; 76-2. Dapat diakses di


http://lib.fkik.untad.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1225&keywords=. [Diakses
pada 4 Maret 2018]

Simin, N, A , Kalangi, S, J, R & Wongkar, D, 2012, Ukuran Lebar Panggul Mahasiswi Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Dengan Tinggi Badan Di Bawah 150 Cm, Jurnal
Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. 93-100. Dapat diakses
di https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/view/1221 [Diakses pada 4
Maret 2018]

Anda mungkin juga menyukai