Anda di halaman 1dari 22

MAKALA BIOLOGI

(SISTEM REPRODUKSI)
DI

N
OLEH:

NAMA : RUSMAN
KELAS : XI MIPA 3

SMA NEGERI 1 KODEOHA


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji untuk Tuhan Yang Maha Esa atas untaian berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul ”Sistem Reproduksi”. Yang terdiri atas reproduksi wanita
dan pria.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai
sumber, mulai dari jurnal hingga materi yang diberikan dosen pembimbing,
karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada penulis
dosen dan pihak yang telah memberikan dukungan, dan kepercayaandalam
pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan
penulis dan semua pembaca.

Tadau Mera, 23 Mei 2020

Penulis

i
BAB I
PENDAHLUUAN
A. Latar Belakang
Sistem reproduksi berfungsi sebagai produksi gamet dan hormone sex,
transport gamet dan aktivitas sexual, dan proteksi dan support developing embryo.
Disini dibagi menjadi dua system reproduksi, yaitu reproduksi wanita dan pria..

Pada anatomi sistem reproduksi wanita dapat dibedakan atas struktur


dinding abdomen, organ genitalia eksterna, struktur dinding pelvis dan organ
genitalia interna.
Sedangkan pada pria fungsi system reproduksi adalah untuk memproduksi,
menyimpan, dan mengangkut sperma dan melindungi cairan (semen), untuk
menyalurkan sperma dalam saluran reproduksi wanita dan untuk memproduksi
dan mensekresi hormon seks pria yang bertanggung jawab untuk menjaga sistem
reproduksi pria
Fertilisasi terjadi jika sel telur bertemu dengan sel sperma. Pada manusia,
proses tersebut didahului dengan proses senggama. Penis harus berada dalam
keadaan tegak (ereksi ), agar dapat mengantarkan sperma ke dalam vagina.
Dalam ilmu kedokteran, mengetahui dan memahami sistem anatomi
sangat penting untuk mengetahui fungsi-fungsi setiap organ.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana system reproduksi wanita?
2. Bagaimana system reproduksi pria?
3. Seperti apa organ-organ reproduksi pria dan wanita?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang system reproduksi wanita dan pria
2. Mengetahui organ-organreproduksi pada manusia

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA
Anatomi sistem reproduksi wanita dapat dibedakan atas struktur dinding
abdomen, organ genitalia eksterna, struktur dinding pelvis dan organ genitalia
interna.
Struktur dinding pelvis terdiri dari struktur tulang yang meliputi os
sakrum, os.koksae, os.pubis, os.ischium, os.illium dan struktur otot yang terdiri
dari m.levator ani, m.coccygeus, m.obturator internus dan m.piriformis.Organ
genitalia eksterna meliputi vulva yang terdiri dari mons pubis, labia mayor, labia
minor, vestibulum vagina, klitoris, bulbus vestibuli dan glandula vestibularis
mayor. Organ genitalia interna meliputi: ovarium, tuba, uterus dan vagina.
Ovarium, tuba, uterus terletak di dalam kavum pelvis. Vagina sebagian terletak di
dalam kavum pelvis dan sebagian lagi terletak pada perineum. Pudendum terletak
di sebelah ventral dan kaudal dari simfisis osseum pubis.

B. ORGAN GENITALIA EKSTERNA


1. Vulva
Struktur vulva terletak diatas os.pubis dan meluas ke kaudal
dibawah arkus pubis. Vulva terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia
minora, klitoris dan struktur kelenjar yang bermuara pada vestibulum
vagina
2. Mons pubis
Mons pubis atau mons veneris mengandung jaringan lemak yang
menutupi simpisis pubis, diliputi oleh rambut
3. Labia Mayora
Pada bagian posterior dari mons pubis terdapat labia mayora yang
juga terdiri dari jaringan lemak yang diliputi oleh rambut. Labia mayora
membentuk tepi lateral dari vulva dan berukuran panjang ± 7-9 cm dan
lebar ± 2-4 cm. Permukaan superfisial dari labia mayora juga dipenuhi
oleh rambut.

2
4. Labia Minora
Labia minora merupakan struktur yang tidak berambut dan
berukuran panjang ± 5 cm dengan ketebalan 0,5 – 1 cm.Struktur kutaneus
dari labia minora tidak terdiri dari jaringan lemak namun terdiri dari
jaringan penyambung yang memungkinkan mobilisasi dari kulit selama
proses sanggama.Labia minora akan bersatu pada bagian anterior menajadi
klitoris, sedangkan pada bagian posterior bersatu pada sisi bawah dari
glandula vestibularis menjadi frenulum.
5. Klitoris
Klitoris merupakan bagian erektil, disanggah oleh dua krura yang
melekat pada os pubis, disertai bagian dorsal yang terletak diatas rami
pubis.Muskulus ischiocavernosus ber-origo pada ischial tuberosities dan
permukaan bebas dari krura
6. Vestibulum
Vestibulum merupakan struktur yang menyerupai biji almond dan
ditutupi disebelah lateral oleh labia minora. Pada vestibulum terdapat
muara dari uretra, vagina, 2 duktus kelenjar Bartholini dan 2 duktus
kelenjar parauretral yang disebut sebagai Skene ducts and glands
7. Vagina
Merupakan saluran kopulasi yang menghubungkan vulva dan
uterus. Jika dilakukan inspeksi vagina melalui introitus vagina, maka dapat
dilihat dinding anterior dan posterior yang memiliki midline ridge yang
disebut sebagai kolum anterior dan posterior.
8. Hymen
Lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus
vagina. Normal berlubang sebesar ujung jari (bila tertutup disebut hymen
occlusivum). Pada multipata hanya tinggal sisa-sisa kecil pada pinggir
introitus disebut carunculae myrtiformis.

3
9. Fourchette
Lipatan yang terbentuk dari gabungan labia majora dan labia
minora, tipis dan rata. Diantara fouchette dan hymen terdapat fossa
navicularis.
10. Perineum
Terdapat banyak struktur yang menyokong perineum, diantaranya
dapat dibedakan atas diafragma pelvis dan diafragman urogenital.

C. ORGAN GENITALIA INTERNA


1. Uterus

Uterus adalah sebuah organ muskuler dengan bentuk, berat, dan


dimensi yang sangat bervariasi, tergantung pada stimulasi estrogen dan
riwayat persalinan. Uterus mempunyai ukuran panjang 7 - 8 cm, lebar 4 -
5 cm serta tebal 3-4 cm dan tergantung pada lig.latum.
Uterus dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
a. Fundus uteri: letaknya di bagian kranial dan mempunyai permukaan yang
bundar.
b. Korpus uteri: merupakan bagian yang utama, terletak menghadap ke arah
kaudal dan dorsal. Fasies vesikalis uteri dipisahkan dari vesika urinaria
oleh spasium uterovesikalis. Fasies intestinalis uteri dipisahkan dari kolon
sigmoid di bagian kranial dan dorsal oleh excavatio rektouterina. Pada
margo lateralis melekat lig.latum uteri.
c. Isthmus uteri: bagian ini mengecil, panjang kira-kira 1 cm. Pada masa
gravid bagian ini menjadi bagian dari korpus uteri dan dalam klinis disebut
”segmen bawah rahim”
d. Serviks uteri: letak mengarah ke kaudal dan dorsal. Merupakan bagian
yang terletak antara isthmus uteri dan vagina.

4
2. TUBA UTERINA / TUBA FALLOPII

Tuba uterina berfungsi menghubungkan ovarium dan uterus. Fertilisasi


terjadi pada tuba uterina. Tuba berukuran 7 – 14 cm panjang dan dapat
dibagi menjadi isthmus, ampula dan infundibulum.
3. Ovarium (indung telur)
Ovarium merupakan sepasang organ yang terletak dekat pada
pelvis minor dan berukuran panjang 2,5 – 5 cm, lebar 0,7 – 1,5 cm dengan
berat 4 – 8 g.Ovarium berfungsi memproduksi oosit sesudah usia pubertas
dan juga menghasilkan 2 jenis hormon, yaitu estrogen dan progesteron.

Struktur ovarium terdiri dari:


a) Korteks di sebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang
berbentuk kubus dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel
primordial. Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju degraf. Terdapat
korpus luteum dan albikantes.
b) Mendula di sebelah dalam tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-
pembuluh darah, serabut–serabut saraf dan sedikit otot polos.

Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.00 folikel primer.


Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang
dalam perkembangannya akan menjadi folikel degraf. Folikel-folikel ini
merupakan bagian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks
ovari dalam letak yang beraneka ragam pula dalam tingkat–tingkat
perkembangan dari suatu sel telur dikelilingi oleh sel-sel saja sampai
mengandung estrogen dan siap berovulasi.

1. Ovum, yaitu suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm, yang
mempunyai anyaman kromatin yang jelas sekali dan sau nucleolus.
2. Straum granulosum yang terdiri atas sel-sel bulat kecil dengan intik
yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum; pada

5
perkembangan selanjutnya terdapat ditengahnya suatu rongga terisi
liquor follikulli.
3. Tekainterna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum
dengan sel-sel lebih kecil dari pada sel granulose.
4. Teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.

Pada ovulasi folikel yang matang dan yang mendekati permukaan


ovarium pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulose
yang melekat pada ovum yang membentuk corona radiata bersama-sama
ovum ikut terlepas. Sebelum dilepas ovum mengalami pematangan dalam
2 tahap sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.

Setelah ovulasisel-sel stratum granulosum di ovarium mulai


berproliferasi dan masuk ke ruangan bekas tempat ovum dan liquor
follikulli. Demikian pula jaringan ikat dan pembuluh-pembuluh darah
kecil yang ada disitu. Biasanya timbul perdarahan sedikit yang
menyebabkan bekas folikel diberi nama kopus rubrum. Umur kopus
rubrum hanya sebentar kemudian menjadi korpus luteum. Sel-selnya
membesar dan mengandung lutein dengan banyak kapiler dan jaringan ikat
diantaranya. Ditengah-tengah masih terdapat bekas perdarahan.

D. FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA


1. Menstruasi
Pada siklus ovulasi, sel telur yang tidak dibuahi harus dikeluarkan
dari dalam tubuh bersamaan dengan pendukung implantasi bayi di dinding
rahim, yaitu  endometrium. Proses peluruhan dinding rahim dan
dibuangnya sel telur yang tidak dibuahi ini, disebut  menstruasi.
Secara hormonal, proses ini diawali dengan diproduksinya hormon
gonadotropin ( gonadotropin releasing hormone ) yang akan
memerintahkan pituitari untuk menghasilkan hormon FSH (folikel
stimulating hormone ) dan LH (luteinizing hormone ). FSH dan LH ini
akan menginisiasi (merangsang) pembentukan folikel tempat pematangan

6
sel telur di dalam ovarium. Folikel yang berkembang akan menghasilkan
hormon estrogen.
FSH, LH, dan hormon estrogen akan berpengaruh terhadap
pematangan sel telur selama lebih kurang dua minggu hingga tiba waktu
ovulasi. Estrogen yang dihasilkan akan berpengaruh pada perkembangan
folikel, merangsang pembentukan endometrium, serta merangsang
diproduksinya FSH dan LH lebih banyak. Hormon FSH dan LH yang
melimpah di hari ke-12 siklus menstruasi akan memengaruhi masa meiosis
II hingga terjadi ovulasi.
Ovulasi terjadi di hari ke-14 dan pada waktu ini seorang wanita
dikatakan berada dalam keadaan subur. Masa subur tersebut berlangsung
selama lebih kurang 24 jam saja. Folikel yang telah ditinggalkan oleh sel
telur disebut badan kuning atau corpus luteum  yang menghasilkan
hormon estrogen serta progesteron. Kedua hormon ini bekerja
menghambat sintesis FSH dan LH sehingga jumlahnya menjadi lebih
sedikit. Selain itu, mengakibatkan penghambatan pematangan folikel lain
di ovarium. Estrogen dan progesteron bersama-sama mempersiapkan
kehamilan dengan mempertebal dinding endometrium hingga mencapai
ketebalan 5 mm. Jika tidak terjadi kehamilan atau fertilisasi, corpus luteum
akan berdegenerasi sehingga produksi estrogen dan progesteron menurun.
Jika kedua hormon ini menurun, tidak ada lagi yang mempertahankan
keberadaan endometrium sehingga endometrium mengalami degenerasi.
Proses ini terjadi di hari ke-27 atau 28 dan terjadilah menstruasi.
Dengan hilangnya estrogen dan progesteron, hormon gonadotropin
dengan leluasa dapat memerintahkan pituitari hipofisis untuk kembali
memproduksi FSH dan LH dan memulai siklus menstruasi kembali.

7
 

2. Fertilisasi dan Kehamilan


Fertilisasi terjadi jika sel telur bertemu dengan sel sperma. Pada
manusia, proses tersebut didahului dengan proses senggama. Penis harus
berada dalam keadaan tegak (ereksi ), agar dapat mengantarkan sperma ke
dalam vagina.
Penis ereksi disebabkan oleh melebarnya arteri dan menutupnya
pembuluh vena di penis. Dengan demikian ada banyak aliran darah yang
masuk dan sedikit darah yang dikeluarkan (ditahan dalam pembuluh darah
penis). Pembuluh darah juga akan memenuhi jaringan di dalam penis
sehingga penis mengalami pemanjangan dan berubah menjadi lebih keras.
Jika penis sudah ereksi, proses senggama dapat dilakukan. Pada saat penis
memasuki vagina, reseptor di penis akan menerima rangsangan sentuhan
yang menyebabkan dikeluarkannya semen yang berisi jutaan sel sperma.
Proses keluarnya semen tersebut dinamakan ejakulasi.

8
Pada lelaki normal, dalam satu kali ejakulasi akan dikeluarkan 300
juta – 400 juta sel sperma. Pergerakan sel sperma di dalam vagina dibantu
oleh semen dan cairan pelicin yang dihasilkan oleh  cervix . Cairan pelicin
tersebut akan disekresikan oleh kelenjar di cervix  jika seorang wanita
telah siap melakukan senggama atau mendapat rangsangan seksual. Sel
sperma akan berenang menuju oviduk atau tuba Fallopi tempat sel telur
berada setelah masa ovulasi. Oviduk atau tuba Fallopi merupakan tempat
fertilisasi pada manusia.
Pergerakan sel sperma didukung oleh ekor sperma yang banyak
mengandung mitokondria penghasil ATP. Sel telur yang diovulasikan
umumnya masih berada pada tahap meiosis II dan belum sepenuhnya
menjadi oosit. Dengan adanya peleburan sel sperma, proses meiosis II
dapat dipercepat. Sel telur yang telah siap dibuahi akan membentuk zona
pelindung yang dinamakan corona radiata di bagian luar serta sebuah
cairan bening di dalamnya yang disebut zona pelusida.
Sel sperma yang telah mencapai sel telur akan berlomba untuk
dapat memasuki zona pelusida . Zona pelusida mempunyai reseptor yang
bersifat “spesies spesifik”, yaitu hanya dapat dilalui oleh sel sperma dari
satu species. Akrosom sperma mempunyai enzim litik yang mampu
menembus corona radiata dan zona pelusida.

9
Pada saat sel sperma menembus corona radiata, akrosom sperma
akan meluluh. Sel telur kemudian akan segera menyelesaikan tahap
meiosis II menghasilkan inti fungsional yang haploid. Bagian inti sel
sperma ini kemudian bersatu dengan membran sel telur untuk melakukan
fusi materi genetik. Gerakan ini mirip dengan mekanisme endositosis pada
sel. Setelah terjadi peleburan atau fertilisasi ini, corona radiata akan
menebal sehingga tidak ada lagi sel sperma lain yang dapat masuk. Pada
saat ini sel tersebut sudah dibuahi dan berubah menjadi zigot. Zigot akan
membelah secara mitosis menjadi  morula.
Zigot ini kemudian melakukan pembelahan sel selama
perjalanannya di oviduk menuju rahim. Pergerakan zigot menuju rahim
(uterus) tersebut memakan waktu 4 hari.  Dalam waktu 1 minggu, zigot
telah berbentuk seperti bola yang dinamakan blastula . Blastula memiliki
rongga yang disebut blastosol. Masa sel di bagian dalam blastosol, akan
menjadi bakal embrio.
Bagian lengket dari blastosol tersebut kemudian akan menempel di
endometrium. Proses tersebut dinamakan  implantasi . Blastula selanjutnya
berkembang membentuk tiga lapisan, yaitu lapisan luar ( ektoderm ),

10
lapisan tengah ( mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm). Tahap ini
disebut  gastrulasi yang terjadi sekitar minggu ketiga.
Selanjutnya, ektoderm akan membentuk sistem saraf, kulit, mata,
dan hidung. Mesoderm membentuk otot, tulang, jantung, pembuluh darah,
ginjal, limfa, dan organ reproduksi. Sementara itu, endoderm akan
membentuk organ-organ serta kelenjar yang berhubungan dengan sistem
pernapasan. Peristiwa ini disebut dengan  organogenesis . Organogenesis
dimulai dari minggu keempat hingga minggu kedelapan dan
penyempurnaan pada minggu kesembilan.

Embrio akan melepaskan hormon  corionic gonadotropin (hormon


yang mirip dengan LH) yang akan dibawa ke ovarium untuk mencegah
luluhnya corpus luteum. Dengan demikian, estrogen dan progesteron tetap
dihasilkan sehingga dapat mempertahankan persiapan kehamilan di rahim
dengan mempertahankan ketebalan endometrium.

11
12
Kehamilan terjadi mulai dari fertilisasi hingga kelahiran. Pada
manusia, rata-rata kehamilan terjadi selama 266 hari (38 minggu) dari
fertilisasi atau 40 minggu dari siklus menstruasi terakhir hari pertama.
Kelahiran bayi terjadi melalui serangkaian kontraksi uterus yang
beraturan. Beberapa hormon, seperti estrogen, oksitosin, dan prostaglandin
berperan dalam proses ini. Secara umum, proses kelahiran terjadi melalui
tahap pembukaan cervix , tahap pengeluaran bayi, dan tahap pelepasan
plasenta.

E. ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI PRIA


1. Fungsi Sistem Reproduksi Pria
- Untuk memproduksi, menyimpan, dan mengangkut sperma dan
melindungi cairan (semen)
- Untuk menyalurkan sperma dalam saluran reproduksi wanita
- Untuk memproduksi dan mensekresi hormon seks pria yang
bertanggung jawab untuk menjaga sistem reproduksi pria
2. Bagian Sistem Reproduksi Pria
a. Bagian Luar
1. Penis
Penis merupakan organ tempat untuk menyalurkannya sperma
menuju ke wanita. Fungsi dari penis adalah sebagai saluran
keluarnya air seni (urin) dan air mani (sperma).
Penis memiliki 3 bagian, yaitu :
1. Pangkal/akar : yang menempel pada dinding dari abdomen
2. Tubuh

13
3. Gland/Kelenjar : dapat disebut dengan ujung dari penis, yang
ditutupi oleh kulit yang disebut dengan foreskin. Kulit ini
terkadang dihilangkan dengan cara sirkumsisi

Tubuh penis berbentuk silinder dan terdiri dari 3 ruang


berbentuk melingkar. Terdiri dari jaringan khusus seperti spons
yang berisi ribuan ruang yang besar yang terisi darah saat pria
terangsang. Semen, yang berisi sperma (sel reproduksi), diejakulasi
melalui ujung penis. Saat terjadinya ereksi, aliran urin akan
diblokir dari uretra sehingga hanya semen yang akan diejakulasi.
2. Scrotum
Kantung kulit yang terbentuk dari bagian bawah dinding
abdomen. Fumgsi scrotum untuk melindungi dan menjaga testis
pada suhu yang sedikit lebih dingin dari suhu tubuh.
b. Bagian Dalam
1. Testis
Testis merupakan organ reproduksi bagian dalam pria yang
berbentuk oval yang terlentak pada skrotum, yang berfungsi untuk
menghasilkan sperma dan hormon testoteron. Setiap testis terbuat
dari struktur erat melingkar yang dinamakan tubulus seminifirus
(spermatogenesis). Dinding tubulus seminiferus mengandung
jaringan ikat dan jaringan epithelium germinal atau jaringan
epithelium benih yang berfungsi dalam pembentukan sperma.

14
Mempunyai suhu 96o F (produksi sperma viable), dan berukuran
4x2,5 cm.
2. Epididimis
Epididimis merupakan bagian penting dari sistem reproduksi
pria. Memiliki bentuk yang kuat yang berada pada posterior sampai
testis dengan vas deferens yang berada pada sisi medial. Berfungsi
sebagai tempat untuk penyediaan ruang penyimpanan untuk sperma
dan membuat sperma menjadi dewasa sebelum dikeluarkan. Fungsi
utamanya adalah untuk menyerap cairan dan menambahkan zat
tambahan untuk cairan mani yang dapat menjadi pemberi makan
untuk sperma juga menyalurkan sperma ke vas deferens. Panjang
epididimis sekitar 6m.
3. Vas Deferens
Vas deferens adalah tabung tipisyang dimulai dari epididimis
ke uretra pada penis. Berfungsi untuk mengangkut sperma dari
epididimis dalam mengantisipasi adanya ejakulasi.selain itu
berfungsi untuk menghantarkan sperma ke duct ejakulatorius
(menerima sperma dari vas deferens, menghasilkan semen,
menghantarkan sperma ke uretra), mempunyai kemampuan
peristaltik.

4. Accessory Glands
Kelenjar inimenghasilkancairanbergizibagi spermayang akan
masukuretra
 Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis adalah struktur kantungvyang melekat pada
vas deferens di salah satu sisi kandung kemih. Berfungsi untuk
menghasilkan cairan lengket yang mengandung fruktosa. Kantung
ini juga merupakan kelenjar yang berlekuk-lekuk. Dindingnya
mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan dan
bersifat basa (alkalis). Menyumbangkan sekitar 60% total volume

15
semen. Cairan tersebut mengandung mukus (lendir), gula fruktosa
(penyedia energi untuk pergerakan sperma), enzim, vitamin dan
hormon prostagladin.
 Prostat
Kelenjarprostatmengelilingisaluran ejakulasidi dasaruretra,
tepat di bawahkandung kemih. Kelenjarprostatbertanggung jawab
untuk membuatproduksiair mani, campuran cairansel sperma,
cairanprostat dancairan seminal. Kelenjar prostat terletak di bawah
urinary bladder, ukuran prostate gland 3cm by 4cm by 2cm,
mengelilingi uretra pars prostatika, jaringan prostate mensekresi
cairan alkaline, saat ejakulasi prostat kontraksi  mendorong
sperma.
 Bulbourethal Glands
Kelenjarbulbourethal adalah dua kelenjarkecil yang terletakdi
sisiuretratepat di bawahkelenjar prostat. Kelenjar inimenghasilkan
cairanlicinyangbermuaralangsung keuretra.Disebut juga Cowper’s
Glands, terletak di bawah kelenjar prostat, mensekresi cairan
alkaline sebelum ejakulasi untuk menetralkan suasana asam oleh
urine yang mungkin ada.
 Uretra
Bagian paling panjang genetalia eksterna pria, ditutupi oleh
penis, ujug distalgland penis ditutup oleh kulitpreputium,
ditutup oleh otot-jaringan konektif-sinus” kapiler-pembuluh darah,
syaraf parasimpatis & nitrid oxiderectil
 Semen
Berisikan sperma dan sekresi seminal vesicles, prostate glands,
and bulbourethral glands, pH rata” 7.4, selama ejakulasi 2 to 4 mL
of semen, setiap mL semen contains about 100 million sperm cells.

16
3. SPERMATOGENESIS

Pembentukan sperma terjadi di dalam testis, tepatnya di dalam tubulus


seminiferus. Dua sampai tiga lapis dinding luar tubulus seminiferus
merupakan epithelium germinal, sel-selnya berdeferensiasi menjadi
spermatogonia yang merupakan prekusor sperma.

Spermatogonia terus-menerus memperbanyak diri dengan membelah


secara mitosis. Spermatogonium (tunggal) mengandung kromosom diploid
(2n) atau mengandung 23 pasang kromosom. Setelah berulangkali membelah
akhirnya berubah menjadi spermatosit primer yang masih diploid.

Setelah beberapa minggu, spermatosit primer membelah secara meiosis


(meiosis 1) menjadi 2 buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n)
atau 23 buah kromosom. Spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis
(meiosis 2) menjadi 4 buah spermatid.

17
Spermatid merupakan calon sperma, belum mempunyai ekor dan
mengandung kromosom haploid. Ketika pertama kali terbentuk; spermatid
memiliki bentuk seperti sel epithelium. Namun setelah beberapa minggu
mulai memanjang dan berubah bentuk menjadi sperma yang memiliki kepala
dan ekor. Perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi
Selama spermatogenesis, sperma yang sedang berkembang secara
perlahan-lahan didorong ke arah tengah tubula seminiferus dan terus ke
epididimis tempat sperma mendapatkan motilitasnya (kemampuan bergerak).
Di antara sel-sel yang sedang mengalami spermatogenesis dalam tubulus
seminiferus terdapat sel-sel sertoli yang berfungsi sebagai penyedia nutrien
dan mengatur proses spermatogenesis.
4. Ejakulasi
Merupakan proses keluarkan semen melaui penis.. Selama orgasme, air
manipaksadikeluarkan dari tubuholeh kontraksi ototyang kuatdarisaluran
sperma.
PROSES:
Pada puncakgairah seksual, otot-otot diepididimis, vesikula seminalis,
kelenjarprostat, danvas deferenskontrak. Pada saat yang sama, ototspincterdi
dasarkontrakkandung kemih, mencegahurin daribocor keuretradarikencing.
Spinctherlainjuga kontrak, menutuppintu masukuretrake dalampenis.
Padatahap keduaejakulasi, tahappengusiran, sphincterdi
dasarpenisrileks, mengakuisemen ke dalampenis. Bersamaan dengan
itu,serangkaiankontraksi otot yang kuatdi sekitar pangkalpenisdan
sepanjanguretramengusirair manidari tubuh.
The pathway of the sperm in the male reproductive system are the following
:
TESTES  EPIDIDYMIS  VAS DEFERENS  EJACULATORY
DUCT  URETHRA

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wanita dan pria memiliki sistem reproduksi yang berbeda sesuai
dengan fungsinya. Fertilisasi terjadi jika sel telur bertemu dengan sel sperma.
Sel telur berasal ovarium wanita sedangkan sperma berasal dari testis pria.
Pertemuan sel telur dan sperma dinamakan pembuahan yang
menghasilkan zigot. Kemudian zigot yang mempunyai sel kromosom lengkap
alan menjadi embrio. Peristiwa inilah yang disebut proses reproduksi.
B. Saran
Dengan mengetahui proses sistem reproduksi, semoga kita bisa lebih
menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga kita
bisa merawat sistem reproduksi kita dengan baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Fawcett, Don W.2002:Buku Ajar Histologi.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran


Robert D. Utiger. M.D. http://global.britannica.com
James H Wallace; Chief Editor: Thomas R Gest, PhD/
http://emedicine.medscape.com
http://www.mananatomy.com/body-systems/male-reproductive-
system/epididymis

20

Anda mungkin juga menyukai