Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

TUTORIAL LBM 1 “SEMUA BERUBAH”


BLOK REPRODUKSI I

Disusun Oleh :

Nama : Zainul Hamdi


NIM : 020.06.0089
Blok SP : Reproduksi I
Kelas/SGD : B/12
Tutor : dr. Pande Tiara Maharani, S.Ked.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2020/2021

5
BAB I

Skenario

LBM I
SEMUA BERUBAH
Nila seorang mahasiswa kedokteran semester I yang baru menempuh blok pertama
di FK. Dia sangat bersemangat untuk belajar semua hal tentang ilmu kedokteran. Suatu
hari ia mengamati adik perempuanya yang sedang bermain dan menyadari betapa
miripnya ia dengan adiknya saat melihat foto masa kecilnya. Ia lalu berfikir selama masa
pertumbuhan dari anak-anak sampai dengan dewasa betapa banyak perubahan yang
terjadi.
Ia pun teringat masa awal dia menyadari ada beberapa bagian tubuhnya yang
berubah saat beranjak dewasa dan akan dialami oleh adik perempuannya juga. Nanti
adiknya juga akan mengalami hal serupa mulai dari perubahan payudara, tumbuhnya
rambut di tempat tertentu dan iapun berfikir bagaimana awal terbentuknya bagian dari
anggota tubuhnya tersebut dan kapan mulai terbentuknya.
Nila kemudian teringat tentang gambar organ reproduksi yang dilihat di
laboratorium di FK saat pengenalan laboratorium saat orientasi mahasiswa baru.

Berikut adalah gambar yang dilihat Nila:

6
Dalam skenario ini didapatkan beberapa topik permasalahan yang perlu dibahas di
antaranya:
Kapan perubahan fisik pada anak perempuan terjadi? Perubahan fisik saat
pubertas. Sebagian besar anak perempuan memulai masa puber ketika mereka berusia
antara 8 sampai 13 tahun. Menurut buku Kehamilan (2019) oleh Dr. Ayustawati, PhD,
perubahan fisik pada anak perempuan saat masa pubertas biasanya muncul 2 tahun
sebelum datang menstruasi pertama atau menarche.
Selanjutnya ciri-ciri pubertas pada wanita? Beberapa ciri anak perempuan sudah
pubertas diantaranya Mengalami menstruasi, tumbuh rambut halus di bagian ketiak serta
organ kemaluan, bagian payudara mulai tumbuh membesar, bagian pinggul mulai tumbuh
membesar, perubahan bentuk tubuh, misalnya bertambah gemuk, dan tubuh akan
mengalami percepatan pertumbuhan.
Terakhir apakah masa pubertas seseorang sama dengan orang lain? Pubertas pada
anak datang berbeda-beda. Karena hal ini dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan
hormone-hormon dan factor genetic.

7
BAB II

1. Bagaimana anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi wanita?

Anatomi Fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu:


alat reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan
alat reproduksi wanita bagian luar yang terletak di perineum.
1. Alat genitalia wanita bagian luar

8
a. Mons veneris / Mons pubis
Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang menonjol di
bagian depan simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan
ikat setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons
pubis mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai
bantal pada waktu melakukan hubungan seks.
b. Bibir besar (Labia mayora)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang
labia mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung
bawah. Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk perineum,
permukaan terdiri dari:
1) Bagian luar
Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut pada
mons veneris.
2) Bagian dalam
Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea (lemak).
c. Bibir kecil (labia minora)
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian
dalam bibir besar (labia mayora) tanpa rambut yang memanjang kea rah
bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette, semantara bagian
lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan
medial labia minora sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan
basah.
d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil,
dan letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung banyak
pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitive
analog dengan penis laki-laki. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi
dan meningkatkan ketegangan seksual.
e. Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti
perahu atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan
fourchette. Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra,
vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan
agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas, dan friksi.
f. Perinium
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus
vagina dan anus. Perinium membentuk dasar badan perinium.
g. Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan
mudah robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
h. Himen (Selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan
mudah robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir
yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
2. Alat genitalia wanita bagian dalam

a. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
mampu meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas
vagina. Panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm, sedangkan
panjang dinding posterior 11 cm. Vagina terletak di depan rectum dan di
belakang kandung kemih. Vagina merupakan saluran muskulo-
membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan
muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan
muskulus levator ani oleh karena itu dapat dikendalikan.
Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae
dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina menonjol
serviks pada bagian uterus. Bagian servik yang menonjol ke dalam
vagina di sebut portio. Portio uteri membagi puncak vagina menjadi
empat yaitu: fornik anterior, fornik posterior, fornik dekstra, fornik
sinistra.
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina memberikan
proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina yaitu sebagai saluran
untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi, alat hubungan
seks dan jalan lahir pada waktu persalinan.
b. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular,
pipih, cekung dan tampak seperti bola lampu / buah peer terbalik yang
terletak di pelvis minor di antara kandung kemih dan rectum. Uterus
normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba
padat.
Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian corpus
uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri
merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan berbentuk
segitiga, dan seviks uteri yang berbentuk silinder. Dinding belakang,
dinding depan dan bagian atas tertutup peritoneum sedangkan bagian
bawahnya berhubungan dengan kandung kemih.
Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa
ligamentum, jaringan ikat dan peritoneum. Ukuran uterus tergantung
dari usia wanita, pada anak-anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm, nullipara
6-8 cm, dan multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan
yaitu peritoneum, miometrium / lapisan otot, dan endometrium.
1) Peritoneum
a) Meliputi dinding rahim bagian luar
b) Menutupi bagian luar uterus
c) Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan
d) pembuluh darah limfe dan urat saraf
e) Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen
2) Lapisan otot
a) Lapisan luar: seperti “Kap”melengkung dari fundus uteri menuju
ligamentum
b) Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai osteum uteri
internum
c) Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan tersebut
membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan
tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena.
Lengkungan serabut otot ini membentuk angka dan sehingga saat
terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat dengan demikian
perdarahan dapat terhenti.
3) Semakin ke arah serviks otot rahim makin berkurang dan jaringan
ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri
internum anatomikum yang merupakan batas dan kavum uteri dan
kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi
perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks)
disebut istmus. Istmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim
dan meregang saat persalinan.
4) Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot
rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot
dasar panggul, ligamentum yang menyangga uterus adalah
ligamentum latum, ligamentum rotundum (teres uteri) ligamentum
infindibulo pelvikum (suspensorium ovarii) ligamentum kardinale
machenrod, ligamentum sacro uterinum dan ligamentum uterinum.
a) Ligamentum latum
(1)Merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri uterus
meluas sampai ke dinding panggul
(2)Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat
longgar dan mengandung pembuluh darah limfe dan
ureter
(3) Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba
fallopi
(4) Ligamentum rotundum (teres uteri)
(5)Mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis
inguinalis dan mencapai labia mayus
(6) Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat
(7) Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi
b) Ligamentum infundibulo pelvikum
(1) Terbentang dari infundibulum dan ovarium menuju
dinding panggul
(2) Menggantung uterus ke dinding panggul
(3) Antara tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum
ovarii proprium
c) Ligamentum kardinale machenrod
(1) Dari serviks setinggi osteum uteri internum menuju
panggul
(2) Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke kiri
(3) Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus
d) Ligamentum sacro uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale
machenrod menuju os sacrum

14
e) Ligamentum vesika uterinum
(1) Dari uterus menuju ke kandung kemih
(2)Merupakan jaringan ikat yang agak longgar sehingga
dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan
persalinan
5) Pembuluh darah uterus
a) Arteri uterina asenden yang menuju corpus uteri
sepanjang dinding lateral dan memberikan cabangnya
menuju uterus dan di dasar endometrium membentuk
arteri spinalis uteri
b) Di bagian atas ada arteri ovarika untuk memberikan darah
pada tuba fallopi dan ovarium melalui ramus tubarius dan
ramus ovarika.
6) Susunan saraf uterus
Kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan
oleh saraf simpatis dan parasimpatis melalui ganglion
servikalis fronkenhouser yang terletak pada pertemuan
ligamentum sakro uterinum.
c. Tuba Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara
kornu uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan
jalan ovum mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas
ligamentum latum berjalan ke arah lateral mulai dari osteum
tubae internum pada dinding rahim.
Panjang tuba fallopi 12cm diameter 3-8cm. Dinding tuba terdiri
dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta mukosa dengan
epitel bersilia.
Tuba fallopi terdiri atas :
1) Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot rahim
mulai dari osteum internum tuba.
2) Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar

15
uterus dan merupakan bagian yang paling sempit.
3) Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan
berbentuk “s”.
4) Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki
lumbai yang disebut fimbriae tubae.
Fungsi tuba fallopi :
1) Sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai kavum
uteri.
2) Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi.
3) Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi.
4) Tempat terjadinya konsepsi.
5) Tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan
implantasi.
d. Ovarium
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan
folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon –
hormon steroid.
Letak: Ovarium ke arah uterus bergantung pada ligamentum
infundibulo pelvikum dan melekat pada ligamentum latum
melalui mesovarium.
Jenis: Ada 2 bagian dari ovarium yaitu:
1) Korteks ovarii
a) Mengandung folikel primordial
b) Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju
folikel de graff c) Terdapat corpus luteum dan
albikantes
2) Medula ovarii
a) Terdapat pembuluh darah dan limfe
b) Terdapat serat saraf

16
2. Bagaimana embriologi sistem reproduksi wanita?
Perkembangan gonad berasal dari mesoderm intermediet selama
minggu ke-5 perkembangan janin, yang mana hal ini mengalami
penonjolan pada mulanya. Pada perbatasan gonad terdapat duktus
mesonefrik (Wolffian), yang mana duktus ini kemudian berkembang
menjadi sistem reproduktif pria. Sepasang duktus yaitu duktus
paramesonefrik (Müllerian) yang akan berkembang ke lateral duktus
mesonefrik dan akan membentuk struktur sistem reproduktif wanita.
Kedua duktus tersebut hingga sinus urogenital mengalami kekososongan.
Sehingga, pada awal tahapan embrio, pola perkembangan tersebut dapat
berupa pria maupun wanita karena sama-sama mengandung duktus dan
gonad primitif yang dapat berdiferensiasi menjadi testes atau ovarium
(Tortora, 2009).

Diferensiasi jenis kelamin adalah suatu proses kompleks yang


melibatkan banyak gen, termasuk beberapa gen yang bersifat autosom.
Kunci untuk dimorfisme seksual adalah kromosom Y, yang mengandung
gen penentu testis yang disebut gen SRY(Sex Determining Region on Y) di
lengan pendeknya (Yp11). Produk protein dari gen ini adalah faktor
transkripsi yang memulai kaskade gen-gen di hilir yang menentukan nasib
organ seksual rudimenter. Protein SRY adalah faktor- penentu-testis; di
bawah pengaruhnya, terjadi perkembangan ke arah pria;
ketiadaannya,menyebabkan perkembangan wanita (Sadler, 2014).

17
Walaupun jenis kelamin mudigah ditentukan secara genetis saat
fertilisasi, gonad belum memperoleh karakteristik morfologis pria atau
wanita hingga minggu ketujuh perkembangan.Gonad muncul mula-mula
sebagai sepasang bubungan longitudinal, genital ridge atau gonadalridge .
Keduanya dibentuk oleh proliferasi epitel dan pemadatan mesenkim
dibawahnya. Sel-sel germinativum belum muncul digenital ridge hingga
minggu keenam perkembangan. Sel-sel germinativum primordial berasal
dari epiblas, bermigrasi melalui garis primitif, dan padaminggu ketiga, sel-
sel ini terletak di antara sel-selendoderm di dinding yolk sac dekat dengan
alantois. Selama minggu keempat, sel-sel bermigrasi dengan gerakan
seperti amoeba di sepanjang mesenterium dorsal usus belakang, yang
sampai di gonad primitive pada awal minggu kelima dan menginvasi
genitalridge pada minggu keenam. Jika sel-sel ini gagal untuk mencapai
genital ridge, gonad tidak akan berkembang. Dengan demikian, sel-sel
germinativum primordial mempunyai pengaruh induktif terhadap
perkembangan gonad menjadi ovarium atau testis. Sesaat sebelum dan
selama tibanya sel-sel germinativum primordial, epitel genitalridge
berproliferasi, dan sel-sel epitel menembus mesenkim di bawahnya. Di
sini, sel sel tersebut membentuk sejumlah korda dengan bentuk tidak
teratur, korda seks primitive.Pada mudigah pria dan wanita, korda-korda
ini terhubung dengan epitel permukaan, dan tidak mungkin untuk
membedakan antara gonad pria dan wanita. Oleh sebab itu, gonad ini
dikenal sebagai gonadindiferen (Sadler, 2014).
Testis jika mudigah secara genetis adalah pria, selgerminativum
primordial membawa kompleks kromosom seks XY. Di bawah pengaruh
gen SRYpada kromosom Y, yang mengkode faktorpenentutestis, korda
seks primitif terusberproliferasi dan menembus dalam ke medulla untuk
membentuk testis atau korda medula ke arah hilum kelenjar, korda terurai
menjadi jalinan untaian sel sel kecil yang nantinya membentuk tubulus
rete testis. Selama perkembangan selanjutnya, lapisan jaringan ikat fibrosa

18
yang padat, tunika albuginea, memisahkan korda testis dari epitel
permukaan (Sadler, 2014).
Di bulan keempat, korda testis menjadi berbentuk tapal kuda, dan
ujung-ujungnya bersambungan dengan ujung-ujung pada rete testis. Korda
testis kini terdiri dari selsel germinativum primitif dan sel
sustentakularsertoli yang berasal dari epitel permukaan kelenjar. Sel
interstisial Leydig, yang berasal dari (Sadler, 2014).
Mesenkim asli gonadal ridge, terletak di antara korda-korda testis.

Sel-sel ini mulai berkembang segera sesudah dimulainya


diferensiasi kordakorda ini. Pada minggu kedelapan kehamilan, sel sel
leydig mulai menghasilkan testosteron dan testis dapat memengaruhi
diferensiasi seksual pada duktus genitalis dan genitalia eksterna. korda
testis tetap padat hingga pubertas, saat korda ini memperoleh lumen
sehingga membentuk tubulus seminiferus. mengalami kanalisasi, tubulus
ini menyatu dengan tubulus rete testis, yang kemudian masuk ke duktuli
eferentes. Duktuli eferentes ini adalah bagian tubulus ekskretorik yang
tersisa dari sistem mesonefros. Duktuli ini menghubungkan rete testis dan
duktus mesonefrikus atau duktus wolffii, yang menjadi duktus deferens.

19
Sel embrionik wanita memiliki dia kromosom X dan tidak ada
kromosom Y. karena SRY tidak ada, maka gonad berkembang menjadi
ovarium, dan karena MIH tidak dihasilkan, duktus paramesonefrik
berfusi/menyatu membentuk vagina dan uterus. Bagian proksimal yang
tidak mengalami fusi menjadi tuba fallopi (oviduk). Duktus mesonefrik
berdegenerasi tanpa kontribusi dari struktur fungsional sistem reproduksi
wanita karena tidak adanya testosteron. Glandula vestibularis berkembang
dari bagian endodermal vestibula (Tortora, 2009).
Embrio genitalis eksterna wanita maupun pria (penis dan skrotum
pada kelamin pria; klitoris, labia, dan orifisum vaginalis pada kelamin
wanita) tidak mengalami diferensiasi sampai minggu ke-8 perkembangan.
Sebelum diferensiasi, semua embrio memiliki garis tengah yang meninggi
dan menonjol yang disebut tuberkulum genitalis. Tuberkulum ini terdiri
dari lekuk uretralis (urethral groove), sepasangan lipatan uretralis
(urethral folds), dan sepasang tonjolan labioskrotal (Tortora, 2009).
Pada embrio pria, testosteron mengalami konversi menjadi
androgen kedua yaitu dihidrotestosteron (DHT). DHT menstimulasi
perkembangan selanjutnya dari uretra, prostat, dan genitalis eksterna
(skrotum dan penis). Bagian dari tuberkulum genitalis memanjang dan
berkembang menjadi penis. Lipatan uretralis yang mengalami fusi
membentuk uretra spongiosum (penile) dan meninggalkan bagian luar
distal penis terbuka, yaitu orifisium uretralis eksterna. Tonjolan
labioskrotal berkembang menjadi skrotum. Tidak adanya DHT
menyebabkan tuberkulum genitalis menghasilkan klitoris pada embrio
kelamin wanita. Lipatan uretralis yang terbuka dikenal dengan labia
minora, dan tonjolan labioskrotal menjadi labia mayora. Lekuk uretralis
menjadi vestibula. Setelah lahir, kadar androgen menurun karena tidak ada
hCG untuk menstimulasi sekresi testosteron (Tortora, 2009).

3. Bagaimana histologi sistem reproduksi femina?

20
Histologi Sistem Reproduksi Wanita
Ovarium :
a) Epitel germinativum : permukaan setiap ovarium di lapisioleh
epitel selapis kubis yg di sebut epitel germinativum. 
b) Medulla ovarii : terletak di tengah ovarium. Terdiri atas jaringan
ikat jarang, pembuluh darah yang berjalan spiral,dan saraf.
Medulla juga mengandung rete ovarii yanghomolog dengan
dengan rete testis pada pria.
c) Korteks ovarium : mengandung folikel ovarium padastadium
yang berbeda-beda perkembangan nya,tergantung usia,status
kesehatan, dan jumlah kehamilan.Terdiri atas oosit dan suatu
lapisan sel epitel folikel yangketebalan nya bervariasi.
Uterus :
1. Perimetrium
Lapisan ini merupakan bagian terluar dari lapisan uterus.
Perimetrium terdiri dari Connective Tissue dan memiliki jumlah serosa
yang banyak dan dilapisi oleh mesotelium. Perimetrium tersusun oleh
epitel skuamous sederhana.
2. Miometrium
Miometrium terdiri dari berkas-berkas serat otot polos yang
dipisahkan oleh serat elastik dan kolagen serta mengandung banyak
pembuluh darah. Berkas-berkas otot polos membentuk 4 lapisan yang
berbatas tidak tegas. Lapisan ini merupakan lapisan paling tebal dari uterus
dan terdiri dari banyak serat-serat otot polos serta dipisahkan dengan
pleksus vena dan limfatik oleh Connective Tissue. Miometrium akan
mengalami pertumbuhan yang pesat pada masa kehamilan berupa
peningkatan jumlah sel-sel otot polos, sel-sel otot polos akan mensintesis
kolagen, hipertrofi sel dan peningkatan produksi kolagen oleh sel-sel otot
yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan dinding uterin. Pasca
melahirkan, terjadi apoptosis dari sel-sel otot polos dengan penghancuran

21
kolagen yang tidak dibutuhkan dan uterus kembali dengan ukuran
normalnya.
3. Endometrium
Lapisan ini terdiri atas 2 lapisan yaitu epitel (epitel kolumnar
selapis bersilia) dan lamina propia atau stroma yang mengandung kelenjar
tubular simpleks serta jaringan yang mengandung banyak pembuluh darah.
Kelenjar dan stroma mengalami perubahan siklik yang berlangsung 28
hari. Jaringan ikat lamina propia kaya akan fibroblas dan mengandung
banyak substansi dasar. Sel-sel epitel pelapis endometrium merupakan
gabungan selapis sel-sel silindris sekretorus dan sel bersilia. Serat jaringan
ikat endometrium berasal dari kolagen tipe III. Lapisan endometrium dapat
dibagi menjadi dua zona yaitu sebagai berikut:
- Lapisan fungsional yang merupakan bagian tebal dari endometriumdan
akan luruh pada fase menstruasi.
- Lapisan basal yang paling dalam dan berdekatan dengan miometrium.
Lapisan ini mengandung lamina propia yang lebih berpori dan berperan
sebagai bahan regenerasi dari lapisan fungsional serta akan tetap bertahan
pada fase menstruasi. Lapisan ini memiliki lebih banyak substansi-
substansi dasar. Endometrium mengalami perubahan terus menerus
sehubungan dengan respon terhadap perubahan hormone, stromal, dan
vaskular dengan tujuan agar uterus siap saat terjadi pertumbuhan embrio
pada kehamilan. Rangsangan estrogen berhubungan dengan pertumbuhan
dan proliferasi endometrium.
Tuba uterina :
a) Tunika mukosa : lumen tuba uterine di batasi oleh epitelselapis
torak dan sel-sel bersilia dan sel-selsekretoris.epitel mukosa ini
melekat pada membranebasalis yang berkembang baik.
b) Tunika muskularis : sebelah luar tunika mukosa, tubauterina
mempunyai tunika muskularis dari otot polos yangketebalan nya
bervariasi.

22
c) Tunika adventisia : lapis luar tuba uterine terdiri ats lapistipis
jaringan ikat yang di bungkus oleh lapis serosa.

4. Bagaimana fisiologi dari sistem reproduksi wanita


Fisiologi reproduksi wanita lebih kompleks daripada fisiologi
reproduksi pria. Tidak seperti produksi sperma yang terus-menerus dan
sekresi testosteron yang konstan pada pria, pelepasan ovum bersifat
berkala dan sekresi hormon-hormon seks wanita memperlihatkan
pergeseran siklus yang lebar. Jaringan yang dipengaruhi oleh hormon-
hormon seks ini juga mengalami perubahan siklik, seperti daur
menstruasi bulanan. Pada setiap siklus, saluran reproduksi wanita
dipersiapkan untuk fertilisasi dan implantasi ovum yang dibebaskan
dari ovarium saat ovulasi. Jika pembuahan tidak terjadi, siklus
menstruasi akan berulang. Jika pembuahan terjadi, siklus akan terhenti
sementara sistem pada wanita tersebut akan beradaptasi untuk
memelihara dan melindungi manusia yang baru terbentuk hingga ia
berkembang menjadi individu yang mampu hidup di luar lingkungan
ibu. Selain itu, wanita juga akan melanjutkan fungsi reproduksinya
setelah melahirkan dengan menghasilkan susu (laktasi) untuk memberi
makan bayi.
 Membentuk ovum (oogenesis)
 Menerima sperma
 Mengangkut sperma dan ovum ke tempat penyatuan (fertilisasi,
atau konsepsi)
 Memelihara janin yang sedang tumbuh hingga janin dapat bertahan
hidup di dunia luar (gestasi, atau kehamilan), mencakup
pembentukan plasenta, organ pertukaran antara ibu dan janin.
 Melahirkan bayi (partus)
 Memberi makan bayi setelah lahir dengan menghasilkan susu
(laktasi)

23
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, Kesimpulannya,


sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme
yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Secara embriologi berasal
dari mesoderm intermediet. Secara anatamo sistem reproduksi wanita dibagi
menjadi 2 yaitu ada yang eksterna dan interna. Genetalia femina initerna seperti
vagina, uterus, ovarium dan tuba fallopi sedangkan untuk eksternanya seperti mns
pubis, labia minora dan mayora, klitoris, hymen, perineum vestibulum dan
Kelenjar Bartholin. Beberapa fungsi dari sistem reproduksi yaitu Membentuk
ovum (oogenesis), Menerima sperma, Mengangkut sperma dan ovum ke tempat
penyatuan (fertilisasi, atau konsepsi), Memelihara janin yang sedang tumbuh
hingga janin dapat bertahan hidup di dunia luar (gestasi, atau kehamilan),
mencakup pembentukan plasenta, organ pertukaran antara ibu dan janin.,
Melahirkan bayi (partus) dan Memberi makan bayi setelah lahir dengan
menghasilkan susu (laktasi)

24
DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi revisi berwarna ke-
12. Elsevier : Singapore.
Paulsen.F & Waschke, J. 2012.Sobotta: Atlas Anatomi Manusia. Ed-23. Jakarta:
EGC.
Sadler, TW. 2014. Embriologi Kedokteran Langman. 12nd ed. Jakarta: EGC.
Sherwood, Lauralee. 2018. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem edisi 9 ; alih
bahasa, Lydia I. Mandera, H.H. Pendit ; editor edisi bahasa Indonesia,
Miranti Iskandar. Jakarta: EGC
Sobotta. 2013. Atlas Anatomi Manusia, edisi 23 : alih Bahasa, Brahm U. Pendit ;
editor edisi bahasa Indonesia, Liliana Sugiharto. Jakarta: EGC.
Tortora, GJ., Derrickson, B. 2017. Principles of Anatomy and Physiology 12th Ed.
Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

25

Anda mungkin juga menyukai