Anda di halaman 1dari 17

1. Jelaskan anatomi dan vaskularisasi dari sistem urinaria?

JAWAB
Ginjal

Saluran kemih terdiri dari ginjal yang terus menerus menghasilkan urin,
dan berbagai saluran reservoir yang dibutuhkan untuk membawa urin keluar tubuh.
Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisi
columna vertebralis. Kedua ginjal terletak retroperitoneal pada dinding abdomen,
masing–masing di sisi kanan dan sisi kiri columna vertebralis setinggi vertebra
T12 sampai vertebra L3.

Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah daripada ginjal kiri karena
besarnya lobus hepatis dekstra. Masing–masing ginjal memiliki facies anterior dan
facies posterior, margo medialis dan margo lateralis, ekstremitas superior dan
ekstremitas inferior. Pada orang dewasa, panjang ginjal adalah sekitar 12cm
sampai 13cm, lebarnya 6cm, tebalnya 2,5cm dan beratnya sekitar 150g. Ukurannya
tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh. Perbedaan panjang dari kutub ke
kutub kedua ginjal yang lebih dari 1,5 cm atau perubahan bentuk merupakan tanda
yang penting, karena sebagian besar manifestasi penyakit ginjal adalah perubahan
struktur dari ginjal tersebut (Paulsen, 2012).

1. Korteks renal
Bagian terluar dari ginjal disebut dengan korteks. Bagian ini dikelilingi
oleh kapsul renal dan lapisan lemak yang berfungsi unutk melindungi struktur
dalam organ dari kerusakan.
2. Medula renal
Medula merupakan jaringan ginjal yang halus. Bagian ini terdiri dari
lengkung Henle serta piramida renal, yaitu struktur kecil yang berisi nefron
dan tubulus. Tubulus inilah yang berfungsi untuk mengangkut cairan yang
masuk dan mengeluarkan urine dari renal.
3. Pelvis renal
Pelvis renal adalah bagian terdalam ginjal yang berbentuk corong.
Fungsi bagian yang satu ini adalah sebagai jalur bagi cairan untuk berpindah
dari renal menuju kandung kemih.
Pelvis renal terdiri dari dua bagian. Bagian pertama pelvis renal terdiri
dari calyces, yaitu ruang berbentuk cangkir yang berfungsi untuk
mengumpulkan cairan sebelum ke kandung kemih. Selanjutnya, cairan tersebut
akan masuk ke hilum, yaitu lubang kecil yang akan mengalirkan cairan tadi
menuju kandung kemih.

(Paulsen, 2012)

Selain bagian-bagian tersebut, ginjal juga terdiri dari nefron. Nefron ini
terletak di sepanjang korteks hingga medula renal. Fungsi nefron itu sendiri
adalah untuk menyaring darah, menyerap nutrisi, dan mengalirkan zat-zat
buangan ke urine. Nefron terdiri dari beberapa bagian, yaitu (Paulsen, 2012):
1. Badan malphigi, disebut juga korpus renal. Badan malphigi terdiri dari dua
bagian, yaitu glomerulus atau kumpulan kapiler yang menyerap protein dari
darah; dan kapsul Bowman.
2. Tubulus renal, yaitu kumpulan tabung yang menjalar dari kapsul Bowman
menuju tabung pengumpul (tubulus kolektivus). Kumpulan tabung ini terdiri
dari tubulus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus distal.

• Vaskularisasi ginjal

Arteri renslis memasuki ginjal melalui hilum bersama dengan


ureter dan vena renalis, kemudian bercabang-cabang secara progresif
membentuk arteri interlobaris, arteri arkuata, arteri interloburalis (juga
disebut arteri radialis, dan arteriol aferen, yang menuju ke kapiler
glomerulus dalam di mana sejumlah besar cairan dan zat terlarut (kecuali
protein plasma) difiltrasi untuk memulai pembentukan urin. Ujung distal
kapiler dari setiap glomerulus bergabung untuk membentuk arteriol
eferen, yang menuju jaringan kapiler kedua, yaitu kapiler peritubular, yang
mengelilingi tubulus ginjal. Vena renalis keluar dan hilus di depan arteria
renalis dan bermuara ke vena cava inferior.

Sirkulasi ginjal memiliki dua bentuk kapiler, yaitu kapiler


glomerulus dan kapiler peritubulus, yang diatur dalam suatu rangkaian dan
dipisahkan oleh arteriol eferen yang membantu untuk mengatur tekanan
hidrostatik dalm kedua perangkat kapiler.

Kapiler peritubulus mengosongkan isinya ke dalam pembuluh


sistem vena, yang berjalan secara parallel dengan pembuluh arteriol dan
secara progresif membentuk vena interlobularis, vena arkuata, vena
interlobularis, dan vena renalis yang meninggalkan ginjal disamping arteri
renalis dan ureter (Paulsen, 2012).
(Paulsen, 2012)

• Inervasi Ginjal

Pleksus sympaticus renalis. Serabut–serabut aferen yang berjalan


melalui pleksus renalis masuk ke medulla spinalis melalui nervus
thoracicus X, XI, dan XII.. Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah
darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan
pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

Ureter
Kedua ureter merupakan saluran maskular yang terbentang dari ren ke
fascies posterior posterior vesica urinaria. Setiap ureter memiliki panjang sekitar
25 cm dengan diameter kurang dari 1,25 cm. Ureter mempunyai 3 penyempitan
sepanjang perjalananya (Tortora, 2017):
o Di tempat pelvis renalis yang berhubungan dengan ureter.
o Di tempat ureter melengkung pada waktu menyilang aperture pelvis superior.
o Di tempat ureter menembus dinding vescia urinaria.
 Batas-batas dalam Abdomen
o Ureter Dextra
 Ke Anterior: Duodenum, pars terminalis ileum, vasa colina dextra dan vasa
ileoca, vasa testikularis dextra atau vasa ovarica dextra, dan radik mesentri
intestinum tenue.
 Ke Posterior : Musculus psoas dextra, yang memisahkan ureter dari prosesus
transpersum vertebrae lumbalis, dan bifurcation arteria iliaca communis.
o Ureter Sinistra
 Ke Anterior: Colon sigmoideum dan mesocolon sigmoideum, vasa colica
sinistra, dan vasa testiscularis sinistra.
 Ke Posterior: Musculus psoas sinistra, prosesus tranversum vertebrae
lumbalis, dan bifurcatio arteri iliaca communis.
 Vaskularisasi Ureter

Arteri yang mendarahi ureter, yaitu ujung atas arteria renalis. Bagian
tengah arteria terticularis atau arteria ovarica. Ujung bawah arteria vesicalis
superior. Vena di alirkan ke dalam vena yang sesuai dengan arterinya.

 Inervasi Ureter

Pleksus renalis, testicularis, dan pleksus hypogastricus. Serabut–serabuut


aferen berjalan bersama dengan saraf simpatik dan masuk ke medulla spinalis
setinggi segmen lumbalis I dan II.
(Paulsen, 2012)

Vesika Urinaria
Vesika urinaria terletak tepat di belakang os pubis di dalam rongga pelvis.
Kapasitas maksimum vasikula urinaria sekitar 500 mm. Vesika urinaria memiliki
dinding otot yang kuat.Bentuk dan batasnya sangat bervariasi sesui dengan jumlah
urin yang di kandungnya.pada anak kecil, vesika urinaria yang kosong menonjol di
atas pintu atas panggul, kemudian bola rongga pelvis membesar, vesika urinaria
terbenam kedalam pelvis untuk menempati posisi seperti orang dewasa.
Vesika urinaria yang kosong berbentuk pramid, mempunyai apeks,basis,
dan sebuah fasies superior serta dua buah fasies inferolateralis. Juga mempunyai
colum. Permukaan interior vesika urinaria tunica mukosa sebagian besar berlipat
lipat pada vesica urinaria yang kosong dan lipatan-lipatan tersebut akan hilang bila
vesika urinaria terisi penuh. Area tunika mukosa yang meliputu permukaan dalam
basis vesicae urinariae dinamakan trigono vesicae (Tortora, 2017).

 Vaskularisasi Vesika Urinaria

Arteri vesikalis superior dan inferior, cabang-cabang arteria iliaca interna.


Vena-vena membentuk pleksus venosus vesikalis, di bawah berhubungan dengan
pleksus prostatikun, dan bermuara ke vena iliaca interna.
 Inervasi

Vesika urinaria beraal dari pleksus hpogastricus inferior. Serabut post


ganglionic simpati berasal dari ganglion lumbale I dan II dan berjalan turun ke
vesika urinaria melalui pleksus hipogastrikus.

Uretra
Uretra merupakan tabung kecil dari collum vesicae ke luar. Muara uretra
pada permukaan luar disebut ostium uretra. Vesika urinaria mengosongkan isinya
melalui struktur tubular tunggal, uretra, yang langsung berhubungan dengan dunia
luar, mengeluarkan urin dari tubuh. Di tempat uretra menembus perineum, serat
otot rangka membentuk otot sfingter eksterna (external sphincter muscle) yang
mengelilingi uretra. Otot ini memungkinkan kontrol secara sadar (voluntary)
terhadap proses berkemih. Uretra laki-laki lebih panjang daripada uretra
perempuan dan memiliki fungsi ganda, sebagai jalur pengeluaran semen dan
pengeluaran urin (Tortora, 2017).

a. Uretra Feminina

(Tortora, 2017)
Urethra feminina panjangnya sekitar 1,5 inci (3,8 cm). Urethra
terbentang dari collum vesicaeurinariae sampai meatus urethrae externus, yang
bermuara ke dalam vestibulum sekitar 1 inci (2,5 cm) distal dari clitoris. Urethra
menembus musculus sphincter urethrae dan terletak tepat di depan vagina. Di
samping meatus urethrae externus terdapat terdapat muara kecil dari ductus
glandulaparaurethralis. Urethra dapat dilebarkan dengan mudah (Tortora, 2017).
 Vaskularisasi

Vaskularisasi urethra wanita berasal dari internal pudendal artery dan


vaginal arteries, vena mengikuti arteri dan memiliki nama yang serupa,
sebagian besar pembuluh limfe dari urethra melewati sacral and internal iliac
lymph nodes. Sebagian kecil mengalir ke inguinal lymph nodes.

b. Uretra Maskulina

(Tortora, 2017)
Uretra pria panjangnya 15-20 cm, memiliki tiga bagian yang diberi nama sesuai
dengan struktur yang dilaluinya, yaitu (Tortora, 2017):
 Uretra pars prostatika, panjangnya 3-4 cm, seluruhnya berada dalam kelenjar
prostat.
 Uretra pars membranasea, panjangnya hanya 1-2 cm. Namanya demikian
karena bagian ini melewati membran perianal (diafragma urogenital).
 Uretra pars spongiosa (uretra penil), bagian paling panjang dari uretra (15
cm), terdapat di sepanjang penis, berakhir pada ujung glans penis
 Lamina propria pada tiga bagian ini tersusun atas jaringan ikat longgar
fibroelastin yang kaya akan vaskularisasi.

 Vaskularisasi
Bagian intramural dan prostatik urethra mendapatkan vaskularisasi dari
cabang prostatic inferior vesical dan middle rectal arteries. Intermediate and
spongy parts of the urethra mendapatkan vaskularisasi dari internal pudendal
artery. Vena mengikuti arteri dan memiliki nama yang serupa. Sebagian besar
pembuluh limfe dari urethra menuju internal iliac lymph nodes. Sebagian kecil
mengalir ke external iliac lymph nodes. Pembuluh limfe dari spongy urethra
menuju deep inguinal lymph nodes.

2. Jelaskan perkembangan embriologi dari sistem urinarius dan organ yang


berperan dalam sistem urinarius?
JAWAB
Selama kehidupan intrauterin, pada manusia terbentuk tiga sistem ginjal yang
sedikit tumpang-tindih dalam urutan dari kranial-ke-kaudal: pronefros, mesonefros dan
metanefros. Pronefros bersifat rudimenter dan non-fungsional; mesonefros mungkin
berfungsi dalam jangka pendek selama awal kehidupan janin; metanefros membentuk
ginjal permanen.
a. Pronefros
Di awal minggu keempat, pronefros terdiri dari 7-10 kelompok sel padat di regio
servikal. Kelompok ini membentuk unit ekskretorik vestigial, nefrotom, yang mengalami
regresi sebelum kelompok yang terletak lebih ke kaudal terbentuk. Pada akhir minggu
keempat, semua tanda adanya sistem pronefros telah lenyap.
b. Mesonefros
Mesonefros dan duktus mesonefrikus berasal dari mesoderm intermediet dari segmen atas
toraks hingga segmen atas lumbal (L3). Di awal minggu keempat perkembangan, selama
regresi sistem pronefros, muncul tubulus ekskretorik pertama pada sistem mesonefros.
Tubulus-tubulus ini memanjang dengan cepat, membentuk lengkung berbentuk S, dan
mendapat berkas kapiler yang akan membentuk sebuah glomerulus di ekstremitas
medialnya. Di sekitar glomerulus, tubulus membentuk kapsula Bowman, dan bersama-
sama, struktur ini membentuk korpuskulum renis. Di lateral, tubulus masuk ke duktus
koligens (collecting duct) longitudinal yang dikenal sebagai ductus mesonefrikus atau
duktus Wolffii. Di pertengahan bulan kedua, mesonefros membentuk organ ovoid besar di
kedua sisi garis tengah. Karena gonad yang sedang berkembang terletak di sisi medial,
bubungan yang terbentuk oleh kedua organ dikenal sebagai urogenital ridge (bubungan
urogenital). Sementara tubulus kaudal masih berdiferensiasi, tubulus kranial dan
glomerulus menunjukkan perubahan degeneratif, dan pada akhir bulan kedua, sebagian
besar telah lenyap. Pada pria, beberapa tubulus kaudal dan ductus mesonefrikus menetap
dan ikut dalam pembentukan sistem genitalia, tetapi struktur-struktur ini menghilang pada
wanita.
c. Metanefros: Ginjal Definitif
Organ urinarium ketiga, metanefros atau ginjal permanen, muncul di minggu kelima.
Unit ekskretoriknya dibentuk dari mesoderm metanefros dengan cara yang sama seperti
pada sistem mesonefros. Perkembangan sistem duktusnya berbeda dengan sistem ginjal
lainnya.

Kandung Kemih dan Uretra


Selama minggu keempat hingga ketujuh perkembangan, kloaka terbagi menjadi sinus
urogenitalis di anterior dan kanalis analis di posterior. Septum urorektale adalah lapisan
mesoderm di antara kanalis analis primitif dan sinus urogenitalis. Ujung septum akan
membentuk korpus perineale . Dapat dikenali adanya tiga bagian sinus urogenitalis:
bagian atas dan terbesar adalah kandung kemih. Pada awalnya, kandung kemih
bersambungan dengan alantois, tetapi ketika lumen alantois mengalami obliterasi, sebuah
korda fibrosa yang tebal, urakus, menetap dan menghubungkan apeks kandung kemih
dengan umbilikus. Pada orang dewasa, urakus membentuk ligamentum umbilikale
medianum. Bagian selanjutnya adalah saluran yang agak sempit, bagian pelvis sinus
urogenitalis, yang pada pria membentuk uretra pars prostatika dan pars membranasea.
Bagian terakhir adalah bagian phallus sinus urogenitalis. Bagian ini memipih dari satu ke
sisi lainnya, dan seiring dengan pertumbuhan tuberkulum genitale, bagian sinus ini akan
tertarik ke ventral. (Perkembangan bagian phallus sinus urogenitalis sangat berbeda pada
kedua jenis kelamin). Selama diferensiasi kloaka, bagian kaudal ductus mesonefrikus
terserap ke dalam dinding kandung kemih. Akibatnya, kedua ureter, yang pada awalnya
tumbuh keluar dari ductus mesonefrikus, masuk ke kandung kemih secara terpisah. Akibat
naiknya ginjal, muara ureter bergerak lebih jauh ke arah kranial; muara duktus-duktus
mesonefrikus bergerak saling mendekat untuk masuk ke uretra pars prostatika dan pada
pria menjadi duktus ejakulatorius. Karena duktus mesonefrikus dan ureter berasal dari
mesoderm, mukosa kandung kemih yang dibentuk oleh penyatuan duktus- duktus ini
(trigonum kandung kemih) juga berasal dari mesoderm. Seiring dengan waktu, lapisan
mesoderm trigonum digantikan oleh epitel endoderm, sehingga pada akhirnya, bagian
dalam kandung kemih sepenuhnya dilapisi dengan epitel endoderm. Epitel uretra pada
kedua jenis kelamin berasal dari endoderm; jaringan ikat dan otot polos di sekitarnya
berasal dari mesoderm viseral. Di akhir bulan ketiga, epitel uretra pars prostatika mulai
berproliferasi dan membentuk sejumlah pertumbuhan keluar yang menembus mesenkim di
sekitar. Pada pria, tunas-tunas ini membentuk kelenjar prostat. Pada wanita, bagian kranial
uretra membentuk kelenjar uretra dan parauretra. (Langman, 2016)

b. Organ yang berperan dalam pembentukan urine adalah ginjal itu sendiri, bagian
nya antara lain glomerulus dan kapsula browman terjadi proses filtrasi, tubulus kontortus
proksimal, ansa henle, tubulus kontortus distal, duktus colegens terjadi proses reabsorbsi
dan augmentasi.

3. Jelaskan struktur histologi dari sistem urinarius?


JAWAB
a. Ginjal mempunyai fungsi yang sangat komplek, yakni sebagai filtrasi, absorpsi aktif
maupun pasif, resorpsi dan sekresi. Total darah ke dua ginjal dapat mencapai 1200
cc/menit atau sebesar 1700 liter darah / hari. Semua ini akan difiltrasi oleh glomeruli
dimana setiap menit dihasilkan 125 cc filtrat glomeruli atau 170 liter filtrat glomeruli
setiap 24 jam pada ke dua ginjal. Dari jumlah ini beberapa bagian di resorpsi lagi keluar
dari tubulus.
Pada tubulus konvulatus proksimalis dan distalis terjadi proses resorpsi dan ekskresi,
dimana beberapa bahan seperti : glukosa dan sekitar 50 % natrium klorida dan sejumlah
air di resorpsi oleh sel tubulus melalui absorbsi aktif yang memerlukan energi, sedangkan
air berdifusi secara pasif. Selanjutnya filtrat glomeruli yang tidak mengalami resorpsi
diteruskan ke distal sampai tubulus kolektivus. Pada daerah ini terjadi pemekatan urin atau
pengenceran terakhir tergantung dari keadaan cukup tidaknya anti-diuretik hormon
(ADH).Hormon ini berpengaruh terhadap permeabilitas tubulus kolektivus terhadap air.
b. Pelvis Renalis
Pada hilus renalis terdapat pelvis renalis yang menampung urin dari papila renalis. Pada
ginjal yang multi-piramid urin pertama ditampung oleh kaliks renalis kemudian dari sini
baru ke pelvis renalis.
Bangun histologinya adalah sebagai berikut : Mukosa memiliki epithel peralihan dengan
sel payung, mulai dari kaliks renalis, tebal epithel hanya 2 sampai 3 sel. Dengan
mikroskop cahaya tidak tampak adanya membran basal tetapi dengan EM tampak
membrana basalis yang sangat tipis. Propria mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar dan
pada kuda terdapat kelenjar yang agak mukus.Bentuk kelenjar adalah tubulo-
alveolar.Tunika muskularis terdiri atas otot polos, jelas pada kuda, babi dan sapi.Lapis
dalam tersusun longitudinal dan lapis luar sirkuler. Pada hewan lain otot relatif sedikit,
pada kalises renalis otot relatif sedikit, tetapi pada daerah permulaan ureter membentuk
semacam sphinter. Tunika adventitia terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel
lemak, pembuluh darah, pembuluh limfe serta saraf.
c. Ureter
Ureter adalah saluran tunggal yang menyalurkan urine dari pelvis renalis menuju vesika
urinaria (kantong air seni).Mukosa membentuk lipatan memanjang dengan epithel
peralihan, lapisan sel lebih tebal dari pelvis renalis.Tunika propria terdiri atas jaringan ikat
dimana pada kuda terdapat kelenjar tubulo-alveolar yang bersifat mukous, dengan lumen
agak luas.Tunika muskularis tampak lebih tebal dari pelvis renalis, terdiri dari lapis dalam
yang longitudinal dan lapis luar sirkuler, sebagian lapis luar ada yang longitudinal
khususnya bagian yang paling luar. Dekat permukaan pada vesika urinaria hanya lapis
longitudinal yang nampak jelas.Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat yang
mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf, ganglia sering terdapat
didekatnya. Selama urine melalui ureter komposisi pokok tidak berubah, hanya ditambah
lendir saja.Dinding ureter terdiri atas beberapa lapis, yakni:
1) Tunika mukosa : lapisan dari dalam ke luar sebagai berikut :
Epithelium transisional : pada kaliks dua sampai empat lapis, pada ureter empat
sampai lima lapis, pada vesica urinaria 6-8 lapis.
2) Tunika submukosa tidak jelas
Lamina propria beberapa lapisan Luar jaringan ikat padat tanpa papila, mengandung
serabut elastis dan sedikit noduli limfatiki kecil, dalam jaringan ikat longgar.Kedua-
dua lapisan ini menyebabkan tunika mukosa ureter dan vesika urinaria dalam keadaan
kosong membentuk lipatan membujur.
3) Tunika muskularis : otot polos sangat longgar dan saling dipisahkan oleh jaringan ikat
longgar dan anyaman serabut elastis. Otot membentuk tiga lapisan : stratum
longitudinale internum, stratum sirkulare dan stratum longitudinale eksternum
4) Tunika adventisia : jaringan ikat longgar

d. Vesica Urinaria
Kantong air seni merupakan kantong penampung urine dari kedua belah ginjal Urine
ditampung kemudian dibuang secara periodik.
Struktur histologi :
Mukosa, memiliki epithel peralihan (transisional) yang terdiri atas lima sampai
sepuluh lapis sel pada yang kendor, apabila teregang (penuh urine) lapisan nya menjadi
tiga atau empat lapis sel.Propria mukosa terdiri atas jaringan ikat, pembuluh darah, saraf
dan jarang terlihat limfonodulus atau kelenjar. Pada sapi tampak otot polos tersusun
longitudinal, mirip muskularis mukosa.Sub mukosa terdapat dibawahnya, terdiri atas
jaringan ikat yang lebih longgar. Tunika muskularis cukup tebal, tersusun oleh lapisan otot
longitudinal dan sirkuler (luar), lapis paling luar sering tersusun secara memanjang,
lapisan otot tidak tampak adanya pemisah yang jelas, sehingga sering tampak saling
menjalin. Berkas otot polos di daerah trigonum vesike membentuk bangunan melingkar,
mengelilingi muara ostium urethrae intertinum.Lingkaran otot itu disebut m.sphinter
internus.Lapisan paling luar atau tunika serosa, berupa jaringat ikat longgar (jaringan
areoler), sedikit pembuluh darah dan saraf
e. Uretra
Berupa saluran yang menyalurkan urine dari kantong seni keluar tubuh. Pada hewan
jantan akan mengikuti penis, sedangkan pada hewan betina mengikuti vestibulum.Sistem
Urinaria pada Unggas Beberapa perbedaan dengan mamalia tampak jelas antara lain
:Bentuk ginjal yang agak komplek, terdiri atas tiga sampai empat lobus Tidak memiliki
vesika urinaria dan urethra jadi urine dari ureter langsung masuk kloaka (urodeum) Urine
yang dihasilkan agak kental, sedangkan pada mamalia bersifat lebih cair. Pada ayam
terdapat sepasang ginjal multilober yang erat hubungannya dengan kilumna vertebralis
dan ilia, terletak pada bagian kaudal dari paru-paru. Warnanya kecoklatan dan
konsistensinya lunak sehingga mudah rusak pada proses pengeluaran dari tempatnya.
(Difiore, 2016).

4. Jelaskan mekanisme pembentukan urin dan pengaturannya?


JAWAB
Ginjal merupakan salah satu organ yang berperan dalam system ekskresi. Ekskresi adalah
pengeluaran zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh. Ginjal merupakan tempat yang
digunakan untuk membuang zat sisa metabolisme dalam bentuk urine.
Urine adalah cairan sisa hasil metabolisme yang dieksresikan oleh ginjal.Sebagai sisa
hasil metabolisme urine harus dikeluarkan dari tubuh karena apabila tidak maka akan
mengakibatkan keracunan. Kandungan urine terdiri dari bahan terlarut yang merupakan sisa
metabolisme seperti urea, garam terlarut, dan materi organik. Pembentukan urine terdiri dari
tiga proses yaitu Filtrasi, Reabsorbsi, dan Augmentasi.
1) Filtrasi (Penyaringan)
Tahap filtrasi merupakan tahapan pertama pembentukan urine. Proses filtasi terjadi ketika
darah memasuki glomerulus sampai ke kapsula bowman dengan menembus membran-
membran filtrasi. Membran filtrasi terdiri dari lapisan selendotelium glomerulus,
membrane basiler, dan epitel kapsula bowman. Sel-sel kapiler glomerulus memiliki
struktur yang berpori, bertekanan dan permeabilitas yang tinggi sehingga akan
mempermudah proses filtrasi. Darah dari arteriol akan memasuki glomerulus melewati
membrane filtrasi hingga akhirnya sampai ke kapsula bowman. Proses filtrasi tersebut
menyebabkan keping darah dan protein plasma akan tertahan dan tidak dapat melewati
membrane filtrasi. Namun, komponen-komponen dengan ukuran lebih kecil yang terlarut
di dalam plasma darah seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat
dan urea dapat melewati membrane filtrasi tersebut. Hasil dari filtrasi di glomerulus di
sebut urine primer atau filtrate glomerulus. Urine primer atau filtrat glomerulus
mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
2) Reabsorbsi (Penyerapankembali)
Setelah mengalami tahap filtrasi, selanjutnya filtrat glomerulus atau urin
primer akan memasuki tahap reabsorbsi. Reabsorbsi merupakan suatu tahap dimana zat-
zat yang masih berguna untuk tubuh diserap kembali. Zat-zat yang masih diperlukan di
dalam filtrat glomerulus atau urin primer akan diserap kembali ditubulus kontortus
proksimal sampai lengkung henle. Diserapnya kembali zat-zat yang masih dibutuhkan
pada tubulus ini melalui dua cara; gula dan asam amino akan diserap kembali melalui
proses difusi, sedangkan air akan diserap kembali melalui proses osmosis. Penyerapan air
terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Sehingga dengan itu dapat diketahui,
zat-zat yang masih berguna pada urine primer dan akan diserap kembali pada tahap
reabsorsi adalah glukosa, asam amino, dan air. Glukosa dan asam amino akan
dikembalikan ke darah. Setelah dilakukan penyerapan kembali zat-zat yang masih
berguna, maka akan menghasilkan urine skunder atau filtrate tubulus.
3) Augmentasi
Augmentasi merupakan tahapan akhir dalam pembentukan urine dimana terjadinya proses
penambahan zat sisa dan urea. Urine skunder atau filtrate tubulus yang telah melewati
lengkung henle menuju tubulus kontortus distal dan mengalami tahapan augmentasi. Pada
proses augmentasi akan terjadi penambahan zat-zat sisa oleh darah yang sudah tidak
diperlukan oleh tubuh seperti ion H+, K+, NH3, dan kreatinin. Pengeluaran ion H+
dilakukan untuk menjaga pH darah. Proses augmentasi menghasilkan urine sesungguhnya
dan mengandung sedikit air. Urine sesungguhnya mengandung urea, asam urine, amonia,
sisa pembongkaran protein, dan zat-zat berlebihan dalam darah (vitamin, obat-obatan,
hormon, garam mineral. Dari tubulus kontortus distal,urine akan menuju tubulus
kolektivus untuk dibawa menuju pelvis, selanjutnya menuju vesika urinaria melalui ureter.
Apabila vesika urinaria telah penuh terisi urin, dinding vesika urinaria akan tertekan
sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urine akan keluar melalui uretra. Komposisi
urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain,
misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. (Sherwood,
2018).

5. Jelaskan pembentukan urin pekat dan encer?


JAWAB

6. Faktor apa saja yang mempengaruhi warna urin dan bagaimana urin normal?
JAWAB
REFERENSI

1. Guyton & Hall. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi revisi berwarna ke-
12. Elsevier : Singapore.
2. Sherwood, Lauralee. 2016. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem edisi 8.
Jakarta: EGC.
3. Sobotta. 2013. Atlas Anatomi Manusia, edisi 23 : alih Bahasa, Brahm U.
Pendit ; editor edisi bahasa Indonesia, Liliana Sugiharto. Jakarta: EGC.
4. Tortora. 2017. Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC.

5. Victor. P.Eroschenko. 2015. Atlas Histologi Difiore’s Edisi 12. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai