Anda di halaman 1dari 22

Struktur Ginjal dan Mekanisme Berkemih

Zefanya Merryani
102012308 E3

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
www.ukrida.ac.id

Abstrak
Sistem traktus urogenitalis adalah suatu sistem yang dimana tersusun ginjal, ureter, vesica
urinaria, urethra, dan sistem reproduksi. Dimana ginjal fungsinya untuk ekskresi produk sisa
metabolisme dan bahan kimia asing, pengaturan keseimbangan air dan elektrolit, pengaturan
osmolaritas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan keseimbangan asam basa
melalui ekskresi asam dan pengaturan simpanan penyangga cairan tubuh, dan terdapat suatu
unit fungsional yang disebut nefron. Didalam ginjal juga terjadi suatu proses pembentukan
urin.
Kata kunci : Traktus urogenitalis

Abstract
Tractus urogenitalis is a system where arrayed kidney ureters, vesica urinaria, urethra, and
reproductive systems. Where kidney re-functioned for excretion products remaining
metabolism and chemicals foreign, arrangement balance water and electrolyte, arrangement
osmolaritas body fluids and electrolytes, concentration arrangement balance acid basa
through excretion acid and arrangement mistress buffers body fluids, and there is a
functional units called nefron.In the kidney also happened a process of the formation of
urine.
Keyword : Tractus urogenitalis

Pendahuluan
Ginjal merupakan alat uropoetic yang berperan penting dalam homeostasis, hormonal,
eksresi sisa metabolisme, ekskresi bahan yang tidak diperlukan, mereabsorpsi, sekresi, dan
lain-lainnya. Ginjal memproduksi urin yang mengandung zat sisa metabolisme. Sistem kemih
terdiri dari organ penbentuk urin yaitu ginjal dan struktur yang membawa urin dari ginjal ke
luar untuk dieliminasi dari tubuh. Ginjal bekerja pada plasma yang mengalir melaluinya
untuk menghasilkan urin, menghemat bahan- bahan yang akan dipertahankan du dakan tubuh
dan yang mengeluarkan bahan- bahan yang tidak diinginkan melalui urin. Setelah terbentuk,
urin mengalirkan ke suatu rongga pengumpul sentral, pelvis ginjal, yang terletak dibagian
tengah medial masing- masing ginjal. Dari sini urin disalurkan ke dalam ureter, suatu saluran
berdinding otot polos yang keluar di batas medial dekat dengan arteri dan vena renalis.
Terdapat dua ureter, satu mengangkut urin dari masing- masing ginjal ke sebuah kandung
kemih. Kandung kemih, yang menampung urin secara temporer adalah suatu kantung
berongga berdinding otot polos yang dapat teregang.1
Dari penulisan makalah ini, seseorang dapat mengerti mekanisme ginjal lebih
mendetail. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperjelas struktur dan mekanisme
kerja ginjal dan lain- lainnya yang berhubungan dengan skenario yang telah diberikan yaitu
seorang perempuan usia 52 tahun datang ke puskemas dengan keluhan sering kencing,
terutama pada malam hari. Pada anamnesa diketahui bahwa ia juga sering merasa haus dan
sering merasa lapar. Setelah anamnesa dan pemeriksaan fisik lengkap dokter membuat surat
pengantar untuk memeriksa kadar gula darah puasa dan 2 jam post prandial. Setelah
penulisan makalah ini maka kita akan mengerti apa yang terjadi pada wanita tersebut.

Pembahasan
Struktur Makroskopik
1. Ginjal

Ginjal terletak retro peritonea sebelah kiri atau kanan columna vertebralis. Ginjal kiri
terletak pada costa 11 sampai vertebra lumbalis 2-3 dan ginjal kanan pada costa 12 sampai
vertebra lumbalis 3-4. Jarak kutub atas kedua ginjal 7 cm, kutub bawah kedua ginjal 11cm
dan jarak dari kutub bawah ke crista iliaca 3-5cm.1
Pembungkus ginjal terdiri dari :
1. Capsula fibrosa
Melekat pada ginjal, hanya menyelubungi ginjal dan mudah di kupas
2. capsula adiposa

Mengandung banyak lemak dan membungkus ginjal serta glandula supra renalis.
Dinding capsula adiposa pada bagian depan tipis sedangkan pada bagian
belakangnya tebal.
3. fascia renalis
Letaknya di luar capsula fibrosa. Terdiri 2 lembar :
- depan : facia prerenalis
- belakang : facia retro renalis
Kedua lembar fascia renalis ke caudal tetap terpisah, ke cranial bersatu, sehingga
kantong ginjal terbuka ke bawah. Oleh karena itu sering terjadi ascending infection.
Ginjal dipertahankan pada tempatnya oleh fascia adiposa, pada keadaan tertentu
capsula adiposa sangat tipis, sehingga jaringan ikat yang menghubungkan capsula fibrosa dan
capsula renalis kendor, sehingga ginjal turun disebut nephroptosis. Nephrophtosis sering
terjadi pada ibu yg sering melahirkan ( grande multipara ).

Gambar 1. Letak Ginjal1


Bagian bagian ginjal :

Cortex renalis
Terdiri dari :
o Glomerulus
o pembuluh darah
o Di glomerulus darah disaring menjadi filtrat, kemudian disalurkan ke dalam
medulla, saluran- saluran tersebut akan bermuara pada papilla renalis

terdapat garis- garis dari medulla: processus medullaris ( FERHEINI ).1


Medulla Renalis
3

Papilla renalis sesuai ujung

ginjal yang berbentuk segitiga = pyramid renalis

(malphigi). Di antara pyramis-pyramis terdapat columna renalis (Bertini). Saluransaluran yang menembus papilla = ductuli papillares ( Bellini), tempat tembusnya
berupa ayakan = area cribriformis. Papilla renalis menonjol ke dalam calix minor.
Beberapa calyx minor ( 2 4 ) membentuk calyx major. Beberapa calyx major
menjadi pyelum = pelvis renis, kemudian menjadi ureter. Ruangan tempat calyx =
hillus renalis .2

Gambar 2. Ginjal2
Perdarahan Ginjal berasal dari A. renalis cabang dari Aorta abdominalis setinggi
vertebra Lumbalis 1-2. A. renalis kanan lebih panjang dari A. renalis kiri, karena harus
menyilang V. cava inferior di belakangnya. A. renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus
renalis dan bercabang 2. Yang satu ke depan ginjal, mengurus ginjal bagian depan dan lebih
panjang dan satu lainnya ke belakang ginjal, mengurus ginjal bagian belakang. A. Renalis
depan & belakang bertemu di lateral, pada garis Broedel, tempat pertemuannya di belakang
garis tengah ginjal. Pembedahan pada garis Broedel, perdarahan minimal. A. Renalis
bercabang lagi & berjalan di antara lobus ginjal yaitu A. interlobaris. A. Interlobaris berada
pada perbatasan cortex & medula bercabang menjadi A. arcuata, mengelilingi cortex dan
medulla, sehingga disebut A. arciformis. A. arcuata mempercabangkan : A. interlobularis
berjalan sepanjang tepi ginjal (cortex), mempercabangkan vassa afferens (glomerolus).
Dalam glomerolus membentuk anyaman atau pembuluh kapiler sebagai vassa efferens berupa
anyaman rambut yang di sebut tubuli contorti.

Pembuluh balik ginjal mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler
berkumpul dalam V. interlobularis disebut Vv stellatae ( Verheyeni ). Dari V.interlobularis
V. arcuataV. interlobaris V. renalis V. cava inferior.
Mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler berkumpul dalam
V.interlobularis yang disebut Vv stellatae ( Verheyeni ). Dari V. interlobularis
V.arcuataV. interlobaris V. renalis V. cava inferior.2
2. Ureter
Ureter merupakan struktur tubular yang memiliki panjang 25 sampai 30 cm dan
berdiameter 1,25 cm pada orang dewas. Dinding terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel-sel
transisional, otot polos sirkulair dan longitudinal yang dapat melakukan peristaltic (kontraksi)
guna mengeluarkan urine ke buli-buli. Ureter membentang pada posisi retroperitoneum untuk
memasuki kandung kemih di dalam rongga panggul ( pelvis ) pada sambungan
ureterovesikalis. Urin yang keluardari ureter ke kandung kemih umumnya steril.1,2
Dinding ureter dibentuk dari tiga lapisan jaringan. Lapisan bagian dalam merupakan
membran mukosa yang berlanjut sampai lapisan pelvis renalis dan kandung kemih. Lapisan
tengah terdiri dari serabut otot polos yang menstranpor urin melalui ureter dengan gerakan
peristaltis yang distimulasi oleh distensi urin di kandung kemih. Lapisan luar ureter adalah
jaringan penyambung fibrosa yang menyongkong ureter. Untuk kepentingan radiology dan
kepentingan pembedahan, ureter dibagi 2 bagian yaitu :
1. Pars abdominalis ureter
Yaitu yang berada dar i pelvis renalis ampai menyilang vasa iliaka. Dalam kavum
abdomen ureter terletak di belakang peritoneum sebelah media anterior muskulus psoas
mayor dan di tutupi oleh fasia subserosa. Vasa spermatika dan ovarika interna menyilang
ureter secara oblique. Ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka
eksterna.
Ureter kanan terletak pada pars desendens duodenum. Sewaktu turun kebawah
terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vasa iliaka iliokolika, dan dekat
aperture pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan bagian bawah mesenterium
dan bagian akhir ileum. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekstra aperture pelvis
superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium.2
2. Pars pelvis ureter
Yaitu mulai dari persilangan dengan vasa iliaka sampai masuk ke buli-buli. Pars
pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral dari kavumpelvis sepanjang tep
5

i enterior dari insisura iskiadika mayor dan tertutup oleh peritoneum. Ureter dapat
ditemukan di depan arteri hipogastrika bagian dalam nervus obturatoris arteri fasialis anterior
dan arteri hemoroidalis media. Pada bagian bawah insisura askhiadika mayor urewter agak
miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari kandung kemih.2

Di samping itu ureter secara radiologis dibagi 3 bagian yaitu :

1. Ureter 1/3 Proksimal mulai dari pelvis renalis sampai batas atas sacrum.
2. Ureter 1/3 medial mulai dari batas sacrum sampai pada batas atas bawah sacrum
sampai masuk ke buli-buli.

Lapisan Ureter ;

1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)


2. Lapisan tengah (otot polos)
3. Lapisan sebelah dalam (lapisan mukosa)

Pembuluh darah ureter :

Arteri renalis

Arteri spermatika interna

Arteri hipogastrika

Arteri vesikalis inferior

Persarafan ureter
Merupakan cabang dari pleksus mesenerikus inferior, pleksus spermatika, dan pleksus

pelvis. Sepertiga bawah dari ureter terisi oleh sel-sel saraf yang bersatu dengan rantai eferen
dan nervus vagus. Rantai aferens dan nervus torakalis XI da XII, nervus lumbalis I dan
nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk uretra.2
3.

Kandung Kemih
Kandung kemih merupakan suatu organ cekung yang dapat berdistenbsi dan tersusun

atau jaringan otot serta merupakan wadah tempat urin dan merupakan organ sekresi. Apabila
kosong, kandung kemih berada didalm rongga panngul dibelakang simfisis pubis. Pada pria,
kandung kemih terletak pada rektum bagian posterior dan pada wanita kandung kemih
terletak pada dinding anterior uretus dan vagina.2
Dinding kandung kemih memiliki empat lapisan lapisan mukosa di dalam, sebuah
lapisan submukosa pada jaringan penyambung, sebuah otot dan sebuah lapisan serosa di
bagian luar. Lapisan otot memiliki berkas berkas serabut otot yang membentuk otot
detrusor, serabut saraf parasimpatis menstimulus otot detrusor selama proses perkemihan.
Sfingter uretra interna, yang tersusun atas kumpulan otot yang terbentuk seperti cincin,
6

berada pada dasar kandung kemih tempat sfingter tersebut bergabung dengan uretra. Sfingter
mencegah urin keluar dari kandung kemih dan berada di bawah kontrol volunter ( kontrol
otot yang disadari ).
Vesika urinaria (kandung kemih) terletak tepat dibelakang os pubis, merupakan tempat
penyimpanan urine yang berdinding otot yang kuat, bentuknya bervariasi sesuai dengan
jumlah urine yang diakandung. Kandung kemih pada waktu kosong terletak dalm rongga
pelvis, sedangkan dalam keadaan penuh dinding atas terangkat masuk ke dalam region
hipogastrika. Apeks kandung kemih terletak dibelakang pinggir atsa simpisis pubis dan
permukaan posteriornya berbentuk segitiga . Bagian sudut superolateral merupakan muara
ureter dan sudut inferior membentuk uretra.2
Bagian atas kandung kemih ditutupi oleh peritoneum yang membentuk eksavasio retro
vesikalis, sedangkan bagian bawah permukaan posterior dipisahkan dari rectum oleh duktus
deferens, vesika seminalis, dan vesika retrovesikalis. Permukaan superior seluruhnya ditutupi
oleh peritoneum dan berbatasan dengan gulungan ileum dan kolon sigmoid sepanjang lateral
permukaan peritoneum melipat ke dinding lateral pelvis.
4. Uretra
Uretra merupakan alur sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan urine ke luar.
A. Uretra Pria
Uretra pria mulai dari orifisium uretra interna di dalam kandung kemih sampai
orifisium uretra eksterna pada penis, panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri atas bagian-bagian
berikut :
1. Uretra prostatika
Saluran terlebar, panjangnya 3 cm berjalan hamper vertical melalui glandula prostat,
mulai dari basis sampai ke apeks dan lebih dekat ke permukaan anterior. Bentuk salurannya
seperti kumparan, bagian tengahnya lebih luas, makin ke tengah makin dangkal kemudian
bergabung dengan pars membrane. Potongan transversal saluran ini menghadap ke depan.
Pada dinding posterior terdapat Krista uretralis yang berbentuk kulit, dibentuk oleh
penonjolan membrane mukosa, jaringan dibawahnya 15-17 cm, tinggi 3 cm. Pada kiri dan
kanan Krista uretralis terdapat sinus prostatikus yang ditembus oleh orifisium duktus
prostatikus dari lobus lateralis glandula prostat dan duktus dari lobus medial glandula prostat
lalu bermuara di belakang Krista uretralis.
Bagian depan Krista uretralis terdapat tonjolan yang disebut kolikus seminalis. Pada
orifisium utrikulus, prostatikus berbentuk kantong sepanjang 6 cm yang berjalan ke atas dan
7

ke belakang lobus medial. Dindingya terdiri atas jaringan ikat lapisan muskularis dan
membrane mukosa, beberapa glandula kecil terbuka ke permukaan dalam.2
2. Uretra pars membrane
Uretra ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal, berjalan
mengarah ke bawah dank e depan di antara apeks glandula prostat dan bulbus uretra. Pars
membranasea menembus diafragma urogenolitalis sepanjang kurang lebih 2,5 cm, di bawah
belakang samping simpisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranase. Di depan
saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum
transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.2
3. Uretra pars kavernosa
Uretra ini mempunyai saluran terpanjang dari uretra, terdapat di dalam korpus
kavernosus uretra, panjangnya kurang lebih 15 cm mulai dari pars membranasea sampai ke
orifisium superfisialis dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan
dan ke atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada saat penis berkontraksi, pars
kovernosus akan membelok ke bawah dank e depan. Pars kovernosus ini dangkal sesuai
dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang. Bagian depan berdilatasi di dalam
gland penis yang akan membentuk fossa nafikularis uretra.2

Gambar 3.Urogenital Musculina2

4. Orifisium uretra eksterna


Bagian ini merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi, berupa sebuah celah
vertical. Kedua sisi ditutup oleh dua bibir kecil panjangnya 6 mm. Glandula uretralis
bermuara ke dalam uretra dan terdiri atas dua bagian yaitu :
8

a. Glandula yang terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra
(glandula pars uretralis).
b. Lakuna: bagian dalam ephitelium lacuna lebih besar yang terletak di permukaan atas
disebut lacuna magna. Orifisium dari lacuna menyebar ke depan sehingga dengan
mudah menghalangi ujung kateter yang dilalui sepanjang jalan.2
Struktur Mikroskopis Ginjal

Unit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. Dalam setiap ginjal terdapat
sekitar 1juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Dengan
demikian, kerja ginjal dapat dianggap sebagai jumlah total dari fungsi semua nefron tersebut.
Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, yang mengitari rumbai kapiler glomerulus,
tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan tubulus kontortus distal, yang
mengosongkan siri ke duktus pengumpul. Orang yang normal masih dapat bertahan dengan
jumlah kurang dari 20.000 atau 1% dari massa nefron total. Dengan demikian, masih
mungkin untuk menyumbangkan satu ginjal untuk transplantasi tanpa membahyakan
kehidupan.3
Kapsula Bowman merupakan suatu invaginasi dari tubulus proksimal. Terdapat ruang
yang mengandung urine antara rumbai kapiler dan kapsula bowman, dan ruangan yang
mengandung urine ini yang dikenal dengan ruang bowman atau kapsular. Kapsula bowman
dilapisi oleh sel-sel epitel. Epitel parietalis berbentuk gepeng dan membentuk bagian terluar
dari kapsula; sel epitel viseralis jauh lebih besar dan membentuk bagian dalam kapsula dan
juga melapisi bagian luar dari rumbai kapiler. Sel viseralis membentuk tonjolan-tonjolan atau
kaki-kaki yang dikenal sebagai podosit, yang bersinggungan dengan mambrana basalis pada
jarak-jarak tertentu sehingga terdapat daerah-daerah yang bebas dari kontak antar sel epitel.
Daerah-daerah yang terdapat diantara podosit biasanya disebut celah pori-pori, lebarnya
sekitar 400 A (satuan angstrom).
Membrana basalis membentuk lapisan tengah dinding kapiler, terjepit di antara sel-sel
epitel pada satu sisi dan sel-sel endotel pada sisi yang lain. Membrana basalis kapiler menjadi
membrana basalis tubulus dan terdiri dari del hidrasi yang menjalin serat kolagen. Pada
membrana basalis tidak tampak adanya pori-pori, kendatipun bersifat seakan-akan memiliki
pori berdiameter sekitar 70 sampai 100 A. Sel-sel endotel membentuk bagian terdalam dari
rumbai kapiler. Tidak seperti sel-sel epitel, sel endotel langsung berkontak dengan membrana
basalis. Namun terdapat beberapa pelebaran seperti jendela ( dikenal dengan nama fenestrasi)
yang berdiameter sekitar 600 A. Sel-sel endotel berlanjut dengan endotel yang membatasi
arteriola aferen dan eferen. Sel-sel endotel, membrana basalis, dan sel-sel epitel viseralis
9

merupakan tiga lapisan yang membentuk membran filtrasi glomerulus. Membran filtrasi
glomerulus memungkinkan ultrafiltrasi darah melalui pemisahan unsur-unsur darah dan
molekul-molekul protein besar dari bagian plaama lainnya, dan mengalirkan bagian plasma
tersebut sebagian urine primer ke dalam ruang dari kapsula bowman. Sifat diskriminatif
ultrafiltrasi slomerulus timbul dari susunan struktur yang unik dan komposisi kimia dari
dawar ultra filtrasi. Membrana basalis glomerulus tampaknya merupakan struktur yang
membatasi lewatnya zat terlarut ke dalam ruang urine berdasarkan seleksi ukuran molekul.3
Disamping itu, sawar filtrasi memiliki muatan negatif yang di timbulkan oleh
kumpulan makromolekul kaya union pada membrana basalis dan melapisi batas sel epitel dan
endotel. Muatan negatif ini lah yang menjadi alasan mengapa secara normal albumin anionik
(yang berdiameter sedikit lebih kecil daripada ukuran pori yang terkecil) tidak mampu masuk
ke ruang urine. Molekul-molekul protein yang besar serta sel-sel darah dalam keadaan
normal tidak ditemukan dalam filtrat maupun urine. Komponenpenting lainnya dari
glomerulus adalah mesangium, yang terdiri dari sel mesangial dan matriks mesangial.
Sel mesangial membentuk jaringan yang berlanjut antara lengkung kapiler dari
slomerulus dan di duga berfungsi sebagai kerangka jaringan penyokong. Sel mesangial bukan
merupakan bagian dari membran filtrasi nemun menyekresi matriks mesangial. Sel mesangial
mempunyak aktifitas fagositik dan mensekresi prostaglandin. sel mesangial mungkin
berperan dalam mempengaruhi kecepatan filtrasi glomerulus dengan mengatur aliran melalui
kapiler karena sel mesangial memiliki kemampuan untuk berkontraksi dan terletak
bersebelahan dengan kapiler glomerulus. Sel mesangial yang terletak di luar ruang
glomerular dekat dengan kutub vaskular glomerus (antara arteriola aferen dan eferen) disebut
sel lacis.3
Aparatus jukstaglomerulus (JGA) terdiri dari sekelompok sel khusus yang letaknya
dekat dengan kutub vaskular masing-masing glomerulus yang berperan penting dalam
mengatur pelepasan renin dan mengontrol volume cairan ekstraceluler (ECF) dan tekanan
darah. JGA terdiri dari 3 macam sel: (1) jukstaglomerulus,atau sel granular (yang
memproduksi dan menyimpan renin) pada dinding arteriol aferen, (2) makula densa tubulus
distal, dan (3) mesangial ekstraglomerular atau sel lacis. Makula densa adalah adalah
sekelompok sel epitel tubulus distal yang diwarnai dengan pewarnaan khusus. Sel ini
bersebelahan dengan ruangan yang berisi sel lacis dan sel JG yang menyekresi renin. Secara
umum, sekresi renin dikontrol oleh faktor ekstrarenal dan intrarenal. Dua mekanisme penting
untuk mengontrol sekresi renin adalah sel JG dan makula densa. Setiap penurunan tegangan
dinding arteriol aferen atau penurunan pengiriman NA ke makula densa dalam tubulus distal
akan merangsang sel JG untuk melepaskan renin dari granula dari tempat renin tersebut
10

disimpan di dalam sel. Sel JG, yang sel mioepitelnya secara khusus mengikat arteriol aferen,
juga bertindak sebagai transduser tekanan miniatur, yaitu merasakan tekanan perfusi ginjal.
Volume ECF atau volume sirkulasi efektif (ECV) yang sangat menurun menyebabkan
menurunnya tekanan perfusi ginjal, yang dirasakan sebagai penurunan regangan oleh sel JG.
Sel JG kemudian melepaskan renin ke dalam sirkulasi, yang sebaliknya mengaktifkan
mekanisme renin angiotensin-aldosteron.3
Mekanisme kontrol ke dua untuk pelepasan berpusat di dalam sel makula densa, yang
dapat berfungsi sebagai kemoreseptor, mengawasi beban klorida yang terdapat pada tubulus
distal, dalam keadaan kontraksi volume, sedikit natrium klorida (NaCl) si alirkan ke tubulus
distal (karena banyak yang direabsorpsi di tubulus proksimal); kemudian timbal balik dari sel
makula densa ke sel JG menyebabkan peningkatan pelepasan renin. Mekanisme sinyal
klorida yang diartikan menjadi perubahan sekresi renin belum diketahui dengan pasti.
Suatu peningkatan volume ECF yang menyebabkan peningkatan tekanan perfusi ginjal dan
meningkatkan pengiriman NaCl ke tubulus distal memiliki efek yang berlawanan dari contoh
yang diberikan oleh penurunan volume ECF-yaitu menekan sekresi renin. Faktor lain yang
mempengaruhi sekresi renin adalah saraf simpatis ginjal, yang merangsang pelepasan renin
melalui reseptor beta 1- andregenik dalam JGA, dan angiotensin II yang menghambat
pelepasan renin. Banyak faktor sirkulasi lain yang juga mengubah sekresi renin, termasuk
elektrolit plasma (kalium dan natrium) dan berbagai hormon, yaitu hormon natriuretik atria,
dopamin, hormon antidiuretik (ADH), hormon adrenokortikotropik (ACTH), dan nitrit oksida
(dahulu dikenal sebagai faktor relaksasi yang berasal dari endotelium [EDRFI], dan
prostagladin. Hal ini terjadi mungkin karena JGA adalah tempat integrasi berbagai input dan
sekresi renin itu mencerminkan interaksi dari semua faktor.3

Mekanisme kerja ginjal


Ginjal memiliki beberapa fungsi penting didalam tubuh. Ginjal adalah organ terutama
yang berperan dalam mempertahankan stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan
osmolaritas. Dengan menyesuaikan jumlah air dan berbagai konstituen plasma yang
dipertahankan di tubuh atau dikeluarkan dalam urin, ginjal dapat mempertahankan
keseimbangan air dan elektrolit dalam kisaran yang sangat sempit yang memungkinkan
kehidupan. Beberapa fungsi ginjal adalah kesimbangan asam basa, homeostasis, ekskresi
sisa- sisa metabolisme seperti urea, kreatinin dan asam urat, ekskresi bahan- bahan lainnya
seperti obat. Ada tiga proses didalam ginjal yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi.4
11

1. Filtrasi
Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsula bowman harus melewati tiga lapusan
yang membentuk membran glomerulus. Pertama adalah kapiler glomerlus, yang kedua adalah
membran basal, dan yang ketiga adalah lapisan dalam kapsula bowman. Lapisan- lapisan ini
berfungsi sebagai saringan molekuler halus yang menahan sel darah dan protein plasma akan
tetapi air dan molekul yang kecil dapat menembus filtrasi tersebut. Membran glomerulus jauh
lebih permiable daripada kapiler di tempat lain. Dinding kapiler glomerulus terdiri dari satu
lapis sel endotel gepeng. Lapisan ini memiliki banuak pori besar yang menyebabkannya 100
kali lebih permeable terhadap air dan zat yang kecil. Lalu terdapat membran basal yang
adalah lapisan gelatinosa aselular yang terbentuk dari kolagen dan glikoprotein yang tersisip
di antara glomerulus dan kapsul bowman. Kolagen menghasilkan kekuatan struktural dan
glikoprotein menghambat filtrasi protein plasma yang kecil. Protein plasma yang besar tidak
dapat melewati filtrasi, akan tetapi albumin, protein plasma yang kecil masih dapat melewati
membran filtrasi. Akan tetapi, karena bermuatan negative, maka glikoprotein menolak
albumin dan protein plasma yang lainnya yang juga bermuatan negative. Terkadang, karena
ada kebocoran, albumin tersebut dapat lolos dari filtrasi.4
Lapisan terakhir membran glomerulus adalah lapisan dalam kapsul bowman. Lapisan
ini terdiri dari podosit yang merupakan sel mirip gurita yang mengelilingi glomerulus. Setiap
podosit memiliki banyak kaki memanjang yang saling menjalain dengan foot process podosit
sekitar. Celah sempit diantara foot process yang berdampingan disebut sebagai celah filtrasi
yang membentuk jalur tempat cairan meninggalkan kapiler glomerulus menuju kapsul
bowman. Karena itu, rute yang dilalui oleh bahan terfiltrasi melewati membran glomerulus
seluruhnya berada di luar sel pertama melalui pori kapiler, kemudian melalui membran basal
aselukar dab ajgurnya melewati celah filtrasi kapsuler. Untuk melaksanakan filtrasi
gllomerulus, harus terdapat gaya yang mendorong sebagian dari plasma di glomerulue
menembus lubang- lubang di membran glomerulus. Filtrasi glomerulus dilakukan oleh gayagaya fisik pasif yang serupa dengan kerja di kapiler di tempat lain. 4
Ada tiga gaya fisik yang terlibat dalam filtrasi glomerulus. Mereka adalah tekanan
darah kapiler glomerulus, tekanan osmotik protein plasma, dan tekanan hidrostatik kapsula
bowman. Pertama, tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan cairan yang ditimbulkan
oleh darah di dalam kapiler glomerulus. Tekanan ini pada akhirnya bergantung pada kontraksi
jantung dan resistensi terhadap aliran darah yang ditimbulkan oleh arteriol aferen dan eferen.
Tekanan darah kapiler glomerulus diperkirakan sebesar 55mmHg lebih tinggi daripada
tekanan darah kapiler di tempat yang lain. Krena tingginya resistensi yang dihasilkan oleh
arteriol eferen maka tekanan darah tidak memiliki kecendrungan untuk turun di sepanjang
12

kapiler glomerulus seperti di kaliper lain. Tekanan darah glomerulus yang tinggi dan tidak
menurun in cenderung mendorong cairan keluar glomerulus menuju kapsul bowman di
seluruh panjang kapiler glomerulus dan merupakan gaya utama yang menghasilkan filtrasi
glomerulus.4
Sementara tekanan darah kapiler glomerulus mendorong filtrasi, dua gaya lain yang
bekerja menembus membran glomerulus melawan filtrasi.4 Tekanan hidrostatik darah
mendorong cairan dan zat terlarut keluar dari darah dan masuk ke ruang kapsul bowman. Dua
tekanan yang berlawanan dengan tekanan hidrostatik glomerulus adalah tekanan hidrostatik
kapsula bowman yang dihasilkan oleh cairan dalam kapsula bowman. Tekanan ini cenderung
untuk menggerakkan cairan keluar dari kapsul menuju glomerulus.1 Tekanan hidrostatik
kapsula bowman ini diperkirakan sekitar 15 mmHg. Tekanan ini, yang cenderung mendorong
cairan keluar kapsul bowman, melawan filtrasi cairan dari glomerulus menuju kapsula
bowman. Lalu tekanan yang ketiga adalah tekanan onkontik atau osmotik protein plasma
yang ditimbulkan oleh distribusi tak seimbang protein- protein plasma di kedua sisi membran
glomerulus. Karena tidak dapat difiltrasi maka protein plasma terdapat di akpiler glomerulus
tetapi tidak di kapsul bowman. Karena itu, konsentrasi air lebih tinggi di kapsul bowman
daripada di kapiler glomerulus. Gaya osmotik ini rata- rata 30 mmHg, dan sedikit lebih tinggi
daripada di kapiler lain. Tekanan ini lebih tinggi karena air yang difiltrasi keluar darah
glomerulus jauh lebih banyak sehingga konsentrasi protein plasma lebih tinggi daripada di
tempat lain.4 Tekanan osmotik ini dihasilkan oleh protein plasma adalah tekanan yang
menarik cairan dari kapsul bowman untuk memasuki glomerulus.4
Lalu terdapat tekanan filtrasi efektif (EFP) yang adalah tekanan dorong netto.
Tekananini adalah selisih antara tekanan yang cenderung mendorong cairan keluar
glomerulus menuju kapsula bowman dan tekanan yang cenderung menggerakkan cairan ke
dalam glomerulus dari kapsul bowman. EFP= (tekanan hidrostatik glomerular)- (tekanan
kapsular) + (tekanan osmotik protein plasma). Lalu ada laju filtrasi glomerular atau
glomerular filtration rate (GFR) adalah jumlah filtrat yang terbentuk per menit pada semua
nefron dari kedua ginjal. Pada laki- laki, laju filtrasi ini sekitar 125 ml/ menit atau 180 L
dalam 24 jam; sedangkan pada perempuan, GFRnya adalah sekitar 110 ml/ menit. GFR
berbanding lurus dengan EFP dan perubahan tekanan yang terjadi akan mempengaruhi GFR.
Kontraksi arteriol aferen menurunkan aliran darah dan mengurangi laju filtrasi glomerular.
Sedangkan kontraksi arteriol eferen menyebabkan terjadinya tekanan darah tambahan dalam
glomerulus dan meningkatkan GFR. Hasil dari filtrasi disebut filtrat. Filtrat dalam kapsul
bowman adalah filtrrat yang bebas dari protein, hanya terdiri dari plasma yang bebas akan
protein.4
13

2. Reabsorbsi
Proses kedua adalah reabsorpsi Selain protein, semua komponen plasma dapat
difiltrasi. Banyak komponen yang ada didalam filtrat tersebut. Ada yang berguna untuk tubuh
dan ada yang harus diekskresikan dari tubuh. Bahan- bahan yang masih diperlukan oleh
tubuh akan direabsorpsi kembali agar dapat digunakan oleh tubuh. Reabsorpsi tubulus adalah
suatu proses yang samgat selektif. Semua konstituen kecuali protein plasma memiliki
konsentrasi yang sama di filtrat glomerulus dan di plasma. Sewaktu air dan bahan ypenting
lain direabsorpsi, produk- produk sisa yang tertinggal di cairan tubulus menjadi sangat pekat.
Dari 125 ml/menit cairan yang terfiltrasi, biasanya 124 ml/mnt direabsorpsi. Tubulus
biasanya mereabsorpsi 99% dari air yang terfiltrasi, 100% gula yang terfiltrasi, dan 99.5%
garam yang terfiltrasi.4 Sebagian besar filtrat secara selektif direabsorpsi dalam tubulus ginjal
melalui difusi pasif gradien kimia atau listrik, transpor aktif terhadap gradien tersebut, atau
difusi terfasilitasi. Sekitar 85% natrium korida dan air serta semua glukosa dan asam amino
pada filtrat direabsorpsi dalam tubulus kontortus proksimal.4
Ion- ion natrium ditranspor secara pasif melalui difusi terfasilitasi dari lumen tubulus
kontortus proksimal ke dalam sel- sel epitel tubulus yang konsentrasi ion natriumny lebih
rendah. Ion- ion natrium yang ditranspor secara aktif dengan pompa natrium kalium akan
keluar dari sel- sel epitel untuk masuk ke cairan intertitial di dekat kapilar peritubular. Karena
ion natrium positig bergerak secara pasif dari cairan tubulus ke sel dan secara aktif dari sel ke
cairan intertitial peritubular akan terbentuk ketidakseimbangan listrik yang justru membantu
pergerakan pasif ion- ion negatif. Dengan demikian, ion klor dan bikarbonat negatif secara
pasif berdifusi ke dalam sel- sel epitel dari lumen dan mengikuti pergerakan natrium yang
keluar menuju cairan peritubular dan kapiler tubular. Carrier glukosa dan asam amino sama
dengan carrer ion natrium dan digerakkan melalui kotranspor. Carrier pada membran sel
tubulus memiliki kapasitas reabsorpsi maksimum untuk glukosa berbagai jenis asam amino
dan beberapa zat terabsorpsi lainnya.4
Air bergerak bersama ion natrium melalui osmosis. Ion natrium berpindah dari area
berkonsentrasi air tinggi dalam lumen tubulus kontortus proksimal ke area berkonsentrasi air
rendah dalam cairan intertitial dan kapiler peritubular. Seluruh urea yang terbentuk setiap hari
difiltrasi oleh glomerulus. Sekitar 50% urea secara pasif direabsorpsi akibat gradien difusi
yang terbentuk saat air direabsorpsi. Maka dari itu 50% urea yang difiltrasi akan diekresikan
ke dalam urin. Seperti kalium, fosfat, dan sulfat, serta sejumlah ion organik adalah melalui
transpor aktifitas. Ada yang disebut dengan zat ambang tinggi atau high threshold substance
14

yaitu zat yang bila kadarnya dalam darah normal hampir seluruhnya diabsorpsi kembali
dalam tubuli ginjal seperti glukosa dan asam amino. Sedangkan low threshold substance
adalah substancenya yang tidak direabsorbsi kembali seperti asam urat dan kreatinin.
Glukosa, asam amino, dan kalium direabsorpsi 100% di ginjal. Glukosa dibawa bersama Na
dengan arah yang sama yang disebut dengan simport dengan cara aktif transport. Kecepatan
maksimal untuk absorpsi glukosa yaitu 350 mg/ menit, kalo glukosa yang difiltrasi lebih
besar daripada kecepatan maksimal akan menimbulkan glukosuria. Renal treshold untuk
glukosa adalah 170- 180 mg%, bila kadar glukosa darah lebih dari 180 mg% itu adalah
glukosuria.4
3. Sekresi
Proses ketiga adalah sekresi. Mekanisme sekresi tubular adalah proses aktif yang
memindahkan zat keluar dari darah dalam kapilar peritubular melewati sel- sel tubular
menuju cairan tubular untuk dikeluarkan dalam urin. Zat- zat seperti ion hidrogen, kalium,
dan amonium, produk akhir metabolik kreatinin dan asam hipurat serta obat- obatan tertentu
secara aktif disekresi ke dalam tubulus. Ion hidrogen dan amonium diganti dengan ion
natrium dalam tubulus kontortus distal dan tubulus pengumpul. Sekresi tubular yang selektif
terhadap ion hidrogen dan amonium membantu dalam penganturan pH plasma dan
keseimbangan asam basa cairan tubuh. Sekresi tubular merupakan suatu mekanisme yang
penting untuk mengeluarkan zat- zat kimia asing atau zat yang tidak diinginkan.1 Seperti
reabsorpsi tubulus, sekresi tubulus melibatkan transpor transepitel, tetapi kini langkahlangkahnya dibalik. Sekresi adalah pemindah diskret bahan dari kapiler peritubulus ke dalam
lumen tubulus. Bahan- bahan terpenting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen,
ion kalium, serta anion dan kation organik, yang banyak di antaranya adalah senyawa yang
asing bagi tubuh. Sekresi H ginjal sangat penting dalam mengantur keseimbangan asam basa
di tubuh. Ion hidrogen yang disekresika ke dalam cairan tubulus dieliminasi dari tubuh
melalui urin. Ion hidrogen dapat disekresikan oleh tubulus proksimal, distal atau koligentes
dengan tingkat skresi H berganrung pada keasaman cairan tubuh. Ketika cairan tubuh terlalu
asam, maka sekresi H meningkat. Begitu juga ketika cairan tubuh terlalu basa maka sekresi H
menurun.4,5
Ion kalium secara selektif berpindah dalam arah berlawanan di berbagai bagian tubulus;
ion ini secara aktif direabsorpsi di tubulus proksimal dan secara aktif disekresikan di tubulus
distal dan koligentes. Di awal tubulus ion kalium direabsorpsi secara konstan dan tanpa
dikendalikan, sementara sekresi K di bagian distal tubulus bervariasi dan berada di bawah
kontrol. Karena K yang difiltrasi hampir seluruhnya direabsorpsi di tubulus proksimal maka
15

sebagian besar K di urin berasal dari sekresi terkontrol K di bagian distal nefron dan bukan
dari filtrasi. Sekresi K ditubulus distal dan koligentes digabungkan dengan reabsorpsi Na oleh
pompa Na K basolateral dependen energi. Ada beberapa faktor yang dapat mengubah laju
sekresi K dengan yang terpenting adalah aldosteron. Hormon ini merangsang sekresi K oleh
sel tubulus di akhir nefron sekaligus meningkatkan reabsorpsi Na oleh sel- sel ini.
Peningkatan konsentrasi K plasma secara kangsung merangsang korteks adrenal untuk
meningkatkan pengeluaran aldosteronnya yang pada gilirannya mendorong sekresi dan
akhirnya ekskresi kelebihan K di urin.4,5
Keseimbangan Cairan : Input dan Output
Diuresis adalah pengeluaran urin dalam jumlah yang banyak. Input dan output air
harian dari seseorang dengan aktivitas sedang dan suhu tubuh sedang adalah seimbang, yaitu
sekitar 2500 ml. Dalam tubuh yang sehat, penyesuaian terhadap keseimbangan air terjadi
melalui peningkatan asupan air dalam mekanisme haus atau melalui penurunan keluaran air
oleh ginjal. Asupan air dalam 24 jam didapat terutama dari makanan. Makanan yang ditelan
mengandung sekitar 700 ml air. Daging mengandung 50% sampai 75% air dan beberapa jenis
buah dan sayuran mengandung 95% air. Air atau minuman lain yang dikonsumsi mencapai
sekitar 1600 ml. Air dapat hilang dari dalam tubuh melalui dua cara yaitu melalui urin dan
melalui kulit. Pada waktu panas, urin yang dikeluarkan sedikit karena tubuh berkeringat
sehingga air sebagian keluar dari kulit; sedangkan pada waktu dingin sering buang air besar
karena air tidak keluar melalui keringat. Di dalam urin seharusnya tidak ada glukosa, asam
amino, dan K karena mereka semua 100% direabsorpsi kembali. Lalu urin baunya khas tidak
bau pesing, lalu warnanya bening, tidak keruh.6
Ketika terdapat kelebihan zat terlarut dalam cairan tubulus, keberadaan zat tersebut
menimbulkan efek osmotik yang menahan air di lumen. Fenimena ini dikenal sebagai
diuresis osmotik. Diuresis adalah peningkatan ekskresi urin, ang terdiri dari dua jenis yaitu
diuresis osmotik dan diuresis air. Diuresis osmotik adalah peningkatan ekskresi air dan zat
terlarut akibat berlebihannya zat terlalur yang tidak direabsorpsi di cairan tubulus seperti pada
diabetes melitus. Glukosa dalam jumlah besar tertinggal di cairan tubulus pengidap diabetes
secara osmotis menyeret air bersamanya ke dalam urin. Sebagian obat diuretik bekerja
dengan menghambat reabsorpsi zat terlarut tertentu sehungga terjadi peningkatan
pengeluaran air bersama dengan zat terlarut yang tidak direabsorpsi tersebut.6
Diuresis air sebaliknya adalah peningkatan ekskresi air dengan sedikit atau tanpa
ekskresi zat terlarut. Kehilangan atau penambahan air murni yang tidak disertai oleh defisit
atau kelebihan zat terlarut dalam jumlah sebanding di tubuh menyebabkan perubahan
16

osmolaritas CES. Diuresis air normalnya adalah mekanisme kompensasi jika kita terlalu
banyak minum air. Diuresis air yang berlebihan terjadi setelah ingesti alkohol. Karena
alkohol menghambat sekresi vasopersin maka ginjal kehilangan terlalu banyak air. Biasanya
lebih banyak cairan yang hulang di urin daripada yang dikonsumsi dalam minuman
beralkohol sehingga tubuh mengalami dehidrasi meskipun terjadi ingesti cairan yang
bermakna.6
ADH atau antidiuretic hormon diproduksi untuk merespons stimulus osmotik dan
nonosmotik yang sama yang menyebabkan sensasi haus. ADH mengakibatkan retensi air oleh
ginjal dan penurunan keluaran urin seperti namanya sendiri yaitu antidiuretic yaitu yang
melawan diuretic. Peningkatan osmolaritas plasma menstimulasi osmoreseptor hipotalamus
dan menyebabkan refleks sekresi ADH. Peningkatan konsentrasi ion natrium dan glukosa
plasma merupakan stimulus utama untuk pelepasan ADH. Penurunan volume darah sekitar
10% sampai 15% dirasakan oleh osmoreseptor hipotalamus dan mengakibatkan peningkatan
produksi ADH. Dehidrasi adalah kekurangan air dalam satu periode waktu yang tidak dapat
diganti melalui mekanisme regulator normal. Dengan demikian, tubuh berada dalam
keseimbangan air yang negatif. Kehilangan air akibat kondisi abnormal atau stres terjadi
melalui hemoragi, demam, luka bakar, hiperventilasi, muntah, diare, atau keringat yang
berlebihan. Kehilangan air berlebihan dari CES mengakibatkan peningkatan osmolaritasnya.
Air intraselular masuk ke CES melalui osmosis untuk menjaga agar osmolaritas tetap sama.
ADH distimulasi untukmenahan air, tetapi efek keseluruhannya tetap saja penurunan total
body water. Pentalaksanaan dehidrasi adalah dengan oemberian air melalui oral atau melalui
pemberian larutan dengan osmolaritas yang sesuai secara intravena untuk memperbaiki
khilangan air.6
Sedangkan overhidrasi adalah suatu keadaan klinis akibat kelebihan cairan ekstraselular
secara keseluruhan atau kelebihan cairan baik dalam kompartemen plasma maupun
kompartemen cairan interstitial. Asupan air ekstra yang cepat mengakibatkan penghambatan
ADH dan diuresis air yaitu ekskresi urin encer dalam volume besar. Peningkatan ekskresi
urin dimulai segera setelah ingesti dan kelebihan air akan dieksresi dalam beberapa jam.
Penyakit ginjal atau kardiovaskular berkaitan dengan overhidrasi dan ditandai dengan
edema.5 ADH meningkatkan permeabilitas tubulus kontortus distal dan tubulus pengumpul
terhadap air sehingga mengakibatkan terjadinya reabsorpsi dan volume urin yang sedikit.6
Mekanisme pembentukan urin
Ginjal memproduksi urin yang mengandung zat sisa metabolisme. Sistem kemih
terdiri dari orgab penbentuk urin yaitu ginhal dan struktur yang membawa urin dari ginjal ke
17

luar untuk dieliminasi dari tubuh. Ginjal bekerja pada plasma yang mengalir melaluinya
untuk menghasilkan urin, menghemat bahan- bahan yang akan dipertahankan du dakan tubuh
dan yang mengeluarkan bahan- bahan yang tidak diinginkan melalui urin. Setelah terbentuk,
urin mengalirkan ke suatu rongga pengumpul sentral, pelvis ginjal, yang terletak dibagian
tengah medial masing- masing ginjal. Dari sini urin disalurkan ke dalam ureter, suatu saluran
berdinding otot polos yang keluar di batas medial dekat dengan arteri dan vena renalis.
Terdapat dua ureter, satu mengangkut urin dari masing- masing ginjal ke sebuah kandung
kemih. Kandung kemih, yang menampung urin secara temporer adalah suatu kantung
berongga berdinding otot polos yang dapat teregang. Secara periodik urin dikosongkan dari
kandung kemih ke luar melalui saluran lain, uretra.5
Hormon Ginjal

Dalam reabsorpsi di dalam tubulus terjadi beberapa pengendalian hormonal yang


berpengaruh pada pengaturan volume cairan tubuh dan konsentrasi zat terlarut yang
membutuhkan ginjal untuk mengekskresikan berbagai zat terlarut dan air pada berbagai
kecepatan. Hormon hormon yang bekerja terhadap reabsoprsi tubulus antara lain
aldosteron, angiotensin II, hormon antidiuretik (ADH), peptida natriuretik atrium, dan
hormon paratiroid. 7
- Aldosteron
Aldosteron meningkatkan reabsorpsi natrium dan meningkatkan sekresi kalium.
Aldosteron disekresikan oleh sel sel zona glomerolusa pada korteks adrenal, dan tempat
kerja utamanya adalah pada sel sel prinsipalis di tubulus koligentes kortikalis. 7
- Angiotensin II
Merupakan hormon penahan natrium yang paling kuat dalam tubuh. Pembentukan
angiotensin II akan meningkat pada tekanan darah yang rendah dan/atau volume cairan
ekstrasel yang rendah. Peningkatan ini membantu mengembalikan tekanan darah dan volume
ekstrasel menjadi normal dengan meningkatkan reabsorpsi natrium dan air dari tubulus ginjal.
Peningkatan reabsorsi natrium dan air dari tubulus terjadi melalui tiga efek, yaitu (1)
angiotensin II merangsang sekresi aldosteron, di mana akan meningkatkan reabsorpsi
natrium, (2) mengkontriksikan arteriol efferen akan mengurangi tekanan hidrostatis kapiler
peritubulus dan meningkatkan reabsorpsi akhir tubulus, terutama tubulus proximal, (3)
Merangsang secara langsung reabsorpsi natrium di tubulus proximal, ansa henle, tubulus
distal, dan tubulus koligentes. 7
- Hormon Antidiuretik (ADH)
18

Hormon Antidiuretik (ADH) meningkatkan reabsorpsi air dengan meningkatkan


permeabilitas air pada tubulus distal, tubulus koligentes, dan epitel duktus koligentes.bila
tidak ada ADH, ginjal akan mengekskresikan urine yang encer karena permeabilitas air di
tubulus distal dan duktus koligentes rendah. Jadi, peranan ADH adalah mengontrol
pemekatan atau pengenceran urine. 7
- Peptida Natriuretik Atrium

Merupakan peptida yang disekresikan oleh sel sel spesifik atrium jantung karena
perluasan volume plasma. Peningkatan kadar peptida menghambat reabsorpsi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, terutama pada duktus koligentes. Penurunan reabsorpsi natrium dan air
meningkatkan ekskresi urin yang membantu mengembalikan volume darah menjadi normal. 5
- Hormon Paratiroid
Merupakan salah satu hormon pengatur kalsium yang paling penting dalam tubuh.
Kerjanya adalah meningkatkan reabsorpsi kalsium dalam tubukus distal dan juga dalam ansa
henle, termasuk menghambat reabsorpsi fosfat oleh tubulus proximal dan merangsang
magnesium oleh ansa henle.7
Pemeriksaan Urin
Syarat-syarat dari urin yang di periksa. Urin yang dipakai untuk pemeriksaan adalah
urin baru dan urin yang di ambil adalah pada waktu pagi hari sehabis bangun tidur. Urin baru
disini akan lebih berguna karena belum terjadi perubahan apa-apa, misalnya keasaman,
bakteri, benda keton, dan sebagainya. Urin pagi lebih baik dipakai karena urin mempunyai
BD yang tertinggi.8
Warna
- Warna urin yang normal adalah ke kuning-kuningan.
- Warna urin dapat seperti air biasa misalnya kalau banyak minum atau pada penderita
diabetes.
- Warna urin kuning tua seperti teh menunjukkan kemungkinan ia menderita suatu penyakit
hepatitis.
- Warna merah menunjukkan adanya perdarahan dalam saluran kemih.
- Warna urin coklt kehitman menunjukkan adanya hemoglobin dalam urin, misalnya pada
penyakit yang menyebabkan hemolisis, seperti penyakit malaria tropika.
- Warna urin dapat pula bermacam-macam disebabkan oleh obat-obat, bahan-bahan kimia
dan bahan makanan.8
Bau
- Bau urin normal sudah kenal.
- Bau urin yang telah lama adalah berbau ammonia (bau pesing)
- Urin dapat juga bebau obat-obatan .
19

- Bau busuk dapat disebabkan oleh bakteri pembusuk.


- Bau petei disebabkan karena mamakan petei, demikian pula jengkol.8
Kekeruhan
- Urin yang normal adalah jernih.
- Kekeruhan urin disebabkan oleh darah, nanah, dan Kristal.8
Keasaman
- Urin pagi yang masih baru adalah asam.
- Urin yang telah lama atau habis memakai obat-obatan reaksinya adalah alkaki atau basa.
Untuk menentukan reaksinya digunakan kertas lakmus.
- Kertas lakmus merah tetap merah, kertas lakmus biru menjadi merah. Suasana dikatakan
basa ialah apabila ketas lakmjus biru tetap biru. Kertas lakmus menjadi biru. 8
Berat Jenis
- Berat jenis disini penting diketahui karena BD yang tinggi berate urin mengandung
banyak sekali bahan-bahan di dalamnya. Untuk mengukurnya digunakan urinemeter.8
Protein
Untuk pemeriksaan ini urin harus dalam suasana asam jadi disini baik digunakan urin
baru, harus dilihat keasamanna dengan menggunakan kertas lakmus. Kalau urin dalam
keadaan suasana basa atau alkali maka kita harus membubuhkan beberapa tetes asam asetat
untuk mengasamkannya, malalui :
1. Percobaan masak
2. Percobaan exton : urin di campur dengan aseton lalu dikocok. Bila jernih berarti tidak
ada proteinnya, bila keruh dikatakan positif.
3. Percobaan bang (semi kuantitatif) : urin dicampurkan reagene bang, dimasak. Kalau
tetap jernih berarti negative. Tapi kali terjadi kekeruhan,

berarti positif.

Tingkatannya: Kekeruhan dengan butir-butir halus (+)


Kekeruhan dengan butir-butir besar (++)
4. Percobaan esbach kuatitatif : urin selama 24 jam ditampung lalu dimasukkan ke
dalam tabung esbach sampai sama dengan garis U+reagene esbach sampai garis R.
tabung tersebut dibolak-balik 18-20 kali dan jangan sampai berbusa. Disimpan salama
24 jam dan amati ada endapannya.8
Kegunan percobaan ini ialah untuk menentukan adanya protein dalam urin yang dapat
menunjukkan adanya kelainan atau penyakit pada saluran kemih terutama ginjal. Pada
keadaan normal maka urin ini tidak mengandung protein sama sekali. Tapi apabila
terjadi peradangan pada ginjal maka akan terdapat proteinuria. Penyakit ginjal yang
utama adalah glomerulonefritis, pielonefritis, sindrom nefrotik.8
Glukosa
20

Urin disini haruslah urin yang telah disentrifuger untuk menghindarkan kemungkinan
adanya bahan lain yang turut dalam mereduksi. Caranya tes benedict dan tes kuantitatif.
Percobaan glukosa ini amat berguna untuk menentukn adanya glukosa dalam urin.
Normal glukosa tidak ada dalam urin. Glukosa terdapat di dalam urin bila keadaan banyak
makan gula dan diabetes mellitus. 8

Kesimpulan
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa hepotesis yang telah dibuat
dibuktikan benar yaitu keluhan sering kencing, lapar, dan haus pada laki-laki tersebut karena
adanya gangguan pada mekanisme kerja ginjal. Dia sering kencing pada saat malam hari,
padahal seharusnya pada malam hari kencing lebih sedikit karena volume urin malam dr
urin siang. Dan juga sering kencing dan haus karena efek diuresis osmotik yang adalah
peningkatan ekskresi air dan zat terlarut akibat berlebihannya zat terlalur yang tidak
direabsorpsi di cairan tubulus seperti pada diabetes melitus. Zat berlebihan pada tubuh lakilaki ini yang menyebabkannya kencing terus adalah gula atau glukosa. Glukosa yang
berlebihan tidak dapat diserap oleh ginjal karena ginjal hanya bisa mereabsorpsi sebagian dari
glukosa tersebut. Glukosa didalam urin akan menarik air lebih banyak sehingga orang
tersebut ingin buang air kecil terus menerus. Maka dari itu, laki-laki ini memiliki gejala
penderita diabetes melitus.

Daftar Pustaka:
1. Snell R.S. Anatomi klinik untuk mahasiswa : Ed.6. Jakarta : EGC, 2006.p. 268-90.
2. Inggriani Y. Buju ajar system urogenitalia. Ed 2. Jakarta: Bagian
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana,
2010.
3. Junqueira LC, Carneiro J. Basic histology text & atlas 10th edition. USA: The
Mcgraw-Hill Companies. 2003.p.392-408.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. Ed 2. Jakarta: EGC,
2001.
5. Ward JPT, Clarke RW, Linden RWA. At a glance fisiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2007.h.66-9.
6. Rasidin D. Mekanisme kerja ginjal berdasarkan filtrasi, reabsorpsi,
dan

sekresi.

Ed

23

Januari

2006.

Di

unduh

dari

http://www.healthycare.com pada tanggal 23 September 2011.


7. Scanlon VC, Sanders T. Essential anatomy and physiology. 5th Ed.US:
FA Davis Company, 2007.
21

8. Yusri. Fungsi ginjal organ ekskresi. Ed 6 Mei 2011. Di unduh dari


http://www.anehaira.com pada tanggal 23 September 2011.

22

Anda mungkin juga menyukai