Anda di halaman 1dari 23

KEGAWATDARURATAN

PSIKIATRI PADA KDRT


Zefanya Merryani
102012308
F2
Skenario 8
Seorang perempuan datang ke IGD RS dalam keadaan
luka di kepala dan terjadi perdarahan di daerah lukanya,
akibat pemukulan oleh suaminya yang cemburu.
Identifikasi Istilah
Tidak Ada
Rumusan Masalah
Perempuan datang ke IGD RS dalam keadaan luka di kepala,
perdarahan di daerah lukanya, akibat pemukulan oleh suaminya yang
cemburu.
Sasaran Belajar
KDRT bisa terjadi karena ada gangguan jiwa pada pelakunya
Kasus KDRT harus dilaporkan ke polisi
Pelaku tindak kekerasan yang diduga menderita gangguan jiwa,
perlu dibuatkan visum et repertum psikiatrikum
Prilaku tindakan kekerasan yang gangguan jiwa dapat dibebaskan
dari hukuman penjara
Korban tindak kekerasanpun harus dibuatkan visum et repertum
fisik
Tempat pembuatan VeRP
UU yang berkaitan dengan KDRT
KDRT

Segala bentuk, baik kekerasan secara


fisik, secara psikis, kekerasan seksual, Faktor penyebab prilaku
maupun ekonomi yang pada intinya kekerasan dalam keluarga :
mengakibatkan penderitaan, baik 1. Biologi
penderitaan yang secara kemudian 2. Psikologi
memberikan dampak korban menjadi 3. Sosial Budaya
sangat trauma atau mengalami
penderitaan secara psikis.
Gangguan Jiwa Gangguan Jiwa yang
Gangguan jiwa menurut PPGDJ III Dapat menyebabkan
adalah sindrom pola prilaku seseorang
yang secara khas berkaitan dengan KDRT
suatu gejala penderitaan (distress) atau Penelitian menunjukkan penyakit mental
seperti depresi dan skizofrenia telah dikaitkan
hendaya (impairment) di dalam satu dengan peningkatan kejahatan berbasis
atau lebih fungsi yang penting dari kekerasan. Seena Fazel dari University Of
manusia, yaitu fungsi psikologik, Oxford meniliti lebih dari 47.000 orang di
prilaku, biologi dan gangguan itu tidak swedia. Ia menemukan bahwa orang depresi,
hanya terletak dalam hubungan antara 3x lebih mungkin melakukan kejahatan
orang itu tapi juga dengan masyarakat. kekerasan dari pada yang tidak depresi.
Dipublikasikan dalam jurnal medis The Lancer
psychiatry, presentasi orang depresi
melakukan kejahatan kekerasan tidaklah
Sumber penyebab gangguan jiwa :
begitu besar. Sebanyak 3,7 % pria dan 0,5 %
1. Faktor somatik (somatogenik) wanita yang mengalami depresi akan
2. Faktor psikologik ( psikogenik ) melakukan tindakan kejahatan dengan
kekerasan
3. Faktor sosial Budaya
Gangguan jiwa berat /psikosa

Psikosa organik Non organik/ psikosa fungsional

gangguan mental yang berkaitan dengan psikosa non organik tidak atau belum tentu
penyakit atau gangguan baik pada otak yang diketahui penyakit organik yang berhubungan
disebut juga gangguan mental organik ataupun dengannya. Tentu saja harus dipenuhi kriteria
penyakit sistemik yang mengakibatkan psikosa
disfungsi otak (gangguan mental simptomatis)
Contoh macam gangguan : skizofrenia, psikosa
1.Gangguan fungsi kognitif (daya ingat, pikir, afektif, psikosa paranoid, psikosa reaktif.
belajar, sensorium [kesadaran dan perhatian]

2.Gangguan fungsi mental lain [persepsi, isi


pikiran, emosi, pola umum
kepribadian/perilaku]
Contoh macam gangguan : demensia, delirium,
GMO akibat kerusakan disfungsi otak &
penyakit fisik [halusinosis organik, gangguan
katatonik organik, gangguan waham organik,
gangguan suasana perasaan organik, gangguan
anxietas organik, gangguan astenik organik,
gangguan kognitif ringan, gangguan
kepribadian organik, sindroma lobus frontalis]
Gangguan jiwa ringan / non psikosa / neurosa

gangguan mental yang ditandai oleh kecemasan, dimana


gejala tidak mempunyai dasar organik. Pasien cukup
mempunyai insight,daya nilai realitasnya tidak terganggu,
tetapi perilakunya dapat sangat terganggu ,namun
biasanya masih di dalam batas-batas norma sosial dan
kepribadiannya tetap utuh.

meskipun neurosa tidak menunjukkan disintegrasi


kepribadian atau distorsi kenyataan (realitas) yang nyata,
tetapi dapat mengganggu fungsi sehari-hari seseorang.
Beberapa jenis gangguan neurosa diantaranya : neurosa
KDRT Harus Dilaporkan ke Polisi
Apabila mengalami KDRT, khususnya jika bentuknya kekerasan
fisik, maka korban harus segera lapor ke pihak kepolisian. Di
kepolisian nanti korban akan diarahkan untuk melakukan visum et
repertum psikiatrikum di rumah sakit, yang dilakukan oleh orang
yang berkompeten. Merujuk pada Hukum Acara Pidana yang
berlaku di Indonesia, maka hasil visum et repertum psikiatrikum
dapat dikategorikan sebagai alat bukti surat yang diajukan ke
pengadilan dalam proses pembuktian.
Visum et Repertum Psikiatrikum
(VeRP)
Pencata
atan
dan
Pelapor
Pembin
Penyele an
aan dan
nggaraa
Pengaw
n
asan

(VeRP
)
Penyelenggaraan

Fasilitas pelayanan kesehatan pemeriksaan kesehatan jiwa :

Sarana pelayanan kesehatan jiwa tempat membuat VeRP adalah Rumah


Sakit Jiwa Pemerintah, Bagian Kedokteran Jiwa pada Rumah Sakit
Umum Pemerintah,Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik
Indonesia. Untuk pemeriksaan VeRP Perdata dapat juga dilaksanakan di
Klinik Utama yang memiliki sumber daya yang sesuai.
Prosedur Pemeriksaan
Tenaga kesehatan terdiri 1(satu)
Tim dibentuk oleh dokter spesialis kedokteran jiwa
Dalam melakukan yang merangkap ketua tim dan
pemeriksaan pimpinan fasyankes
melalui surat pembuat VeRP, dan dibantu
kesehatan jiwa untuk keputusan pimpinan sekurang- kurang nya 2 (dua) orang
kepentingan hukum fasilitas pelayanan tenaga kesehatan lainnya,
dilaksanakan oleh Tim kesehatan (Fasyankes) diantaranya Dr SpKJ lain nya, Dr Sp
lainnya, Dr Umum, Psikologi Klinis,
tenaga keperawatan maupun tenaga
kesehatan lainya

Tenaga kesehatan lainnya (Dr Dr SpKJ merangkap ketua


SpKJ lain nya, Dr Sp lainnya, Dr tim bertugas melakukan
Umum, Psikologi Klinis, tenaga pemeriksaan psikiatrik,
keperawatan maupun tenaga memimpin rapat dan
kesehatan lainya) melakukan
merangkum hasil temuan
pemeriksaan sesuai dengan
bidang keilmuannya, melakukan pemeriksaan yang telah
pencatatan dalam rekam medic, dilakukan oleh tenaga
melaporkan hasil temuan nya kesehatan lainnya,
kepada Dr SpKJ selaku ketua membuat analisis
tim, dan membahas hasil medikolegal serta
temuannya bersama anggota
menyusun laporan dalam
tim lainnya dalam menyusun
kesimpulan pemeriksaan. bentuk VeRP
Pencatatan dan Pelaporan

Semua hal yang berkaitan dengan


Rekam medis wajib disimpan oleh sarana
terperiksa tertulis semuanya mulai
kesehatan sampai 5 (lima) tahun setelah
dari identitas, riwayat penyakit,
pemeriksaan terakhir, kemudian dapat
riwayat pemeriksaannya dan
dimusnahkan kecuali ringkasan dan persetujuan
diagnosis, dan semua data
tindakan medisnya yang harus disimpan untuk
tersebut berada di dalam rekam
jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung dari
medis terperiksa yang merupakan
pembuatan ringkasan tersebut.
rahasia kedokteran

Sistem pelaporan VeRP merupakan


kesatuan dengan sistem pencatatan (Permenkes No. 269/MENKES/
dan pelaporan rumah sakit pada PER/III/2008 tentang Rekam
umumnya. Sistem ini dimaksudkan Medis). Khusus untuk VeRP
disimpan untuk jangka waktu 10
agar didapat informasi yang (sepuluh) tahun terhitung dari
muktahir yang selanjutnya diterbitkannya.
dipergunakan dalam perencanaan
kebijakan, program maupun
kegiatan pembinaan.
Pembinaan dan pengawasan
Pembinaan dan Pembinaan dan pengawasan pembuatan VeRP dan
pengawasan pembuatan Surat Keterangan Kesehatan Jiwa dilakukan secara
VeRP dilakukan dengan berjenjang mulai dari internal institusi, Dinas
maksud agar sesuai Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi
pedoman yang berlaku. dan Departemen Kesehatan sesuai dengan
kewenangan dan bidang tugas masing-masing

Pembinaan dan pengawasan pembuatan


VeRP dan Surat Keterangan Kesehatan Jiwa
dilakukan dengan mengikutsertakan
organisasi profesi

Hasil pembinaan dan pengawasan akan


dijadikan masukan bagi penyempurnaan
Pedoman VeRP dan Surat Keterangan
Kesehatan Jiwa.
Korban Tindak Kekerasan Harus dibuatkan Visum
Et Repertum Fisik

Bagian pemerikasaan
Pemeriksaan anamnesis atau wawancara

Hasil Pemeriksaan

Tindakan dan perawatan berikut indikasinya

Keadaan akhir korban


Prilaku Tindakan Kekerasan yang Gangguan Jiwa
dapat Dibebaskan Dari Hukuman Penjara

Pasal 44 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)


menetapkan bahwa Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat
dipertanggungkan kepadanya karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan
atau terganggu karena penyakit tidak dipidana.
UU yang Berkaitan dengan KDRT

Tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) secara khusus


diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (UU KDRT).Pada Pasal 1 Angka 1 UU KDRT
menjelaskan definisi kekerasan dalam rumah tangga adalah :setiap
perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman
untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
KESIMPULAN
Dengan ditetapkannya Pedoman Pemeriksaan Kesehatan Jiwa untuk
Kepentingan Penegakan Hukum diharapkan terdapat keseragaman
pembuatan VeRP oleh Dokter yang berkompeten dan berwenang di fasilitas
pelayanan kesehatan, disamping itu dapat juga membantu penegak hukum
dan hakim dalam memahami dan memanfaatkan VeRP
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai