BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem urinaria merupakan salah satu mekanisme penting manusia. Ginjal
sebagai organ utama selain berfungsi untuk mensekresikan sisa metabolisme, juga
berfungsi sebagai pengatur asam-basa tubuh, penghasil hormon dan detoksifikasi.1
Selain ginjal juga ada organ lain yang ikut membangun sistem urinaria. Kerusakan
pada sistem tersebut dapat menyebabkan penyakit fatal bahkan dapat menyebabkan
kematian. Menurut data dari Departemen Kesehatan RI, angka kematian yang
disebabkan kerusakan ginjal terus bertambah setiap tahunnya.2
PBL (Program Base Learning) dibuat agar mahasiswa dapat belajar dengan
mempelajari kasus – kasus sehingga mahasiswa dapat lebih memahami mekanisme
sistem urinaria tersebut. Laporan ini dibuat sebagai hasil dari pembelajaran saya
terhadap sistem urinaria
B. TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mandiri 1
PBL (Program Base Learning) dan sebagai hasil pembelajaran mandiri mengenai
sistem urinaria yaitu struktur makroskopik dan mikroskopik orga-organ pembentuk
sistem urinaria, mekanisme pembentukan urin serta beberapa pemeriksaan yang
dapat dilakukan untuk membantu diagnosis pada penyakit sistem urinaria.
1
Laporan PBL Sistem Urinaria
BAB II
ISI
2
Laporan PBL Sistem Urinaria
cortex ginjal, dan apex yaitu papilla ginjal yang menonjol ke medial. Bagian
cortex yang menonjol ke medulla diantara pyramides yang berdekatan
disebut columna ginjal. Bagian bergaris-garis yang membentang dari basis
pyramides ginjals sampai ke cortex disebut radii medulares.1,3
Sinus ginjali merupakan ruangan didalam hilum ginjal, berisi
pelebaran ke atas ureter, yang disebut pelvis ginjal. Pelvis ginjal terbagi
menjadi dua atau tiga calyx ginjal mayor. Yang masing-masing akan
bercabang menjadi 2-3 calyx ginjal minor. Setiap calyx minor diinvaginasi
oleh apex pyramid ginjal yang disebut papilla ginjal.3
3
Laporan PBL Sistem Urinaria
(2). Vena
Setelah melewati gromerulus, arteri afferent akan berubah
menjadi arteri efferent yang akan berkumpul menjadi V.interloburalis
yang akan meneruskan darah ke V. Arcuata – V. Interlobaris – V.
Segmentalis – V Renalis kemudian keluar dari hilum ginjal didepan
arteri ginjal dan mengalirkan darah ke Vena Cava Ielah melewati
inferior.3
(3). Aliran Limfe
Nodi aortic lateralis disekitar pangkal arteria ginjal.3
(4). Saraf
Serabut plexus ginjal. Serabut-serabut affeginjalt yang berjalan
melalui plexus ginjal masuk ke medulla spinalis melalui nervi thoracica
10,11,123
2. URETER
Kedua ureter merupakan saluran muscular yang terbentang dari ren ke
facies posterior vesica urinaria . Urine didorong sepanjang ureter oleh kontraksi
peristaltic tunica muskularis , dibantu oleh tekanan filtrasi glomeroli. Setiap
ureter mempunyai panjang sekitar 10 inci (25 cm) dan menyerupai oesophagus
(panjang oesophagus 10 inci) karena mempunyai 3 penyempitan sepanjang
perjalanannya : 1) ditempat pelvis renalis berhubungan dengan ureter, 2)
ditempat ureter melengkung pada waktu menyilang aperture pelvis superior, dan
3) ditempat ureter menembus dinding vesica urinaria.3
Pelvis renalis berbentuk corong dan merupakan ujung atas ureter yang
melebar. Pelvis renalis terletak didalam hilum renale dan menerima calices
renales majors. Ureter keluar dari hilum renale dan berjalan vertical ke bawah
dibelakang peritoneum parietal (melekat padanya ) pada musculus psoas major,
yang memisahkan ureter dari ujung processus transversus vertebrae lumbalis.
Ureter masuk ke pelvis dan menyilang bifurkatio arteria iliaca communis didepan
articulation sacroiliaca. Ureter kemudian berjalan ke bawah pada dinding lateral
pelvis menuju ke daerah spina ischiadica dan berbelok ke depan untuk masuk ke
angulus lateralis vesica urinaria. Dekat bagian terminal, ureter disilang oleh
ductus deferens . Ureter berjalan miring menembus dinding vesica urinaria
sekitar ¾ inci (1,9 cm) sebelum bermuara ke dalam vesica urinaria.3
4
Laporan PBL Sistem Urinaria
a. Pendarahan
(1). Arteri
Arteri yang mendarahi ureter adalah sebagai berikut : a) ujung
atas oleh arteri renalis, b) bagian tengah oleh arteri testicularis atau
arteri ovarica , dan c) didalam pelvis oleh arteri vesicalis superior.3
(2). Vena
Darah vena dialirkan kedalam vena yang sesuai dengan arteri.3
(3). Aliran Limfe
Nodi aortic lateralis dan nodi iliaca.3
(4). Saraf
Plexus renalis , testicularis , dan plexus hypogastrica (didalam
pelvis). Serabut-serabut aferen berjalan bersama dengan saraf simpatis
dan masuk ke dalam medulla spinalis setinggi segmen lumbalis I dan
II.3
3. VESICA URINARIA
Vesica urinaria terletak tepat dibelakang pubis didalam cavitas pelvis.
Vesica Urinaria cukup baik untuk menyimpan urine dan pada orang dewasa
kapasitas maksimumnya kurang lebih 500ml. Vesica urinaria mempunyai
dinding otot yang kuat. Bentuk dan batas-batasnya sangat bervariasi sesuai
dengan jumlah urine didalam nya. Vesica urinaria yang kosong pada orang
dewasa seluruhnya terletak didalam pelvis,bila vesica urinaria terisi, dinding
atasnya terangkat sampai masuk region hypogastricum. Pada anak kecil , vesica
urinaria yang kosong menonjol diatas aperture pelvis superior , kemudian bila
cavitas pelvis membesar, vesica urinaria terbenam didalam pelvis untuk
menempati posisi seperti pada orang dewasa.1,3
Vesica urinaria yang kosong berbentuk pyramid ,mempunyai apex,
basis, dan sebuah facies superior serta dua buah fascies inferolateralis, juga
mempunyai collum.3
Apex vesicae mengarah ke depan dan terletak dibelakang pinggir atas
symphysis pubica. Apex vesicae dihubungkan dengan umbilicus oleh lig.
Umbilicale medianum (sisa Urachus) .Basis atau facies posterior vesicae ,
menghadap ke posterior dan berbentuk segitiga . Sudut superolateral merupakan
tempat muara ureter dan sudut inferior merupakan tempat asal urethrae. Kedua
ductus deferens terletak berdampingan di facies posterior vesicae dan
5
Laporan PBL Sistem Urinaria
memisahkan vesicula seminalis yang satu dengan yang lain . Bagian atas facies
posterior vesicae diliputi oleh peritoneum , yang membentuk dinding anterior
excavation rectovesicalis. Bagian bawah facies posterior dipisahkan dari rectum
oleh ductus deferens , vesicular seminalis , dan fascia rectovesicalis.3
Facies superior vesicae diliputi peritoneum dan berbatasan dengan
lengkung ileum atau colon sigmoideum . Sepanjang pinggir lateral permukaan ini
, peritoneum melipat ke dinding lateral pelvis. Bila vesica urin terisi, bentuknya
menjadi lonjong, facies superior nya membesar dan menonjol ke atas , ke dalam
cavitas abdominalis . Peritoneum yang meliputinya terangkat pada bagian bawah
dinding anterior abdomen sehingga vesica urinaria berhubungan langsung dengan
dinding anterior abdomen.3
Facies inferolateralis dibagian depan berbatasan dengan bantalan
lemak retropubica dan pubis. Lebih ke posterior , facies tersebut berbatasan
diatas dengan musculus obturatorius internus dan dibawah dengan musculus
levator ani. Collum vesicae berada diinferior dan terletak difacies superior
prostatae. Disini ,serabut otot polos dinding vesica urinaria dilanjuntukan sebagai
serabut otot polos prostate. Collum vesica dipertahankan pada tempatnya oleh
ligamentum puboprostaticum pada laki-laki dan ligamentum pubovesicale
pada perempuan. Kedua ligament ini merupakan penebalan fascia pelvis.3
Tunica mukosa sebagian besar berlipat-lipat pada vesica urinaria yang
kosong dan lipatan-lipatan tersebut akan menghilang bila vesica ueinaria terisi
penuh. Area tunica mukosa yang meliputi permukaan dalam basis vesica urinaria
dinamakan trigonum vesicae liutaudi. Disini ,tunica mucosa selalu licin ,
walaupun dalam keadaan kosong karena membrane mukosa pada trigonum ini
melekat dengan erat pada lapisan otot yang ada dibawahnya.3
Trigonum vesica dibatasi disebelah atas oleh rigi muscular yang
berjalan dari muara ureter yang satu ke muara ureter lain dan disebut sebagai
plica interureterica . Uvula vesica merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat
dibelakang ostium urethrae yang disebabkan oleh lobus medius prostatae yang
ada dibawahnya. Tunica muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos yang
tersusun dalam tiga lapisan yang saling berhubungan yang disebut sebagai
musculus detrusor vesicae . Pada collum vesicae , komponen sirkuler dari
lapisan otot ini menebal untuk membentuk musculus sphincter vesicae.3
6
Laporan PBL Sistem Urinaria
a.Gambar
Pendarahan
2. Vesica urinaria (laki-laki) Gambar 3. Vesica urinaria (wanita)
(1). Arteri
Arteri vesicalis superior dan inferior ,cabang arteri iliaca interna.3
(2). Venae
Venae membentuk plexus venosus vesicalis, dibawah berhubungan
dengan plexus venosus prostaticus dan bermuara ke vena iliaca interna.3
(3). Aliran limfe
Pembuluh limfe bermuara ke nodi iliaci interni dan externi.3
(4). Persarafan
Persarafan Vesica urinaria Berasal dari plexus hypogastrica inferior .
Serabut pascaganglionik simpatis berasal dari ganglion lumbalis
pertama dan kedua lalu berjalan kebawah turun ke vesica urinaria
melalui plexus hypogastricus. Serabut preganglionik parasimpaticus
yang muncul sebagai nervi spancnici pelvic berasal dari nervus sacrales
kedua, ketiga dan ke empat, berjalan melalui plexus hypogastrica
kebawah menuju vesica urinaria.3
4. URETRA & OSTIUM URETRAE EXTERNA
Uretra adalah saluran yang diteruskan dari vesika urinarius (ostium uretrae
interna) menuju lubang keluar (ostium uretrae exterma).1,3
Pada wanita, ureter langsung keluar dari vesika urianaria menuju ostium
uretraeexterna, terdapat perbedaan antara saluran kemih dengan saluran
reproduksi maupun saluran pencernaan. Ostium uretrae externa terdapat di
superior vestibulum vaginae, tertutup oleh labia minora.3
7
Laporan PBL Sistem Urinaria
Pada pria saluran reproduksi dan uretra akan bertemu. Cairan semen akan
masuk ke Uretra melalui tonjolan yang disebut utikulus prostatikus. Uretra pada
pria dibagi menjadi 3, yaitu uretra pars prostatika, uretra pars membranosa dan
uretra pars cavernosa/spongiosa.3
2. NEFRON
Nefron adalah unit fungsional ginjal yang terdiri dari:
a. Korpuskel malpighi
(1). Kapsula glomerulus
Terdiri dari 2 lapis epitel membran. Lapisan parietal luar
membentuk dinding korpuskel luar. Lapisan parietal dalam melapisi
kapiler, lapisan viseral terdiri dari dari podosit. Perluasan kaki-pedikel
yg membentuk celah filtrasi/filtration slits.4
(2). Glomerulus
Jumbai kapiler, darah masuk melalui arteriol afferen, darah
keluar melalui arteriol efferen (diameter lebih kecil). Kapiler
8
Laporan PBL Sistem Urinaria
Gambar 4. Gromerulus
10
Laporan PBL Sistem Urinaria
6. VESIKA URINARIA4
a. T.mukosa ep.transisional lamina propria
b. T. muskular long-sirk-long
c. T. adventitia jar ikat fibroelastis
7. URETRA PRIA4
Regions: prostate, urogenital diaphragm, penis memiliki panjang: ~20 cm.
Mukosa uretra adalah epitel. Transitional sampai berlapis gepeng, sedangkan
muskularis terdiri dari Otot polos
8. URETRA WANITA4
Terdiri dari tabung yang pendek dari V. urinaria sampai orificium external,
panjangnya: ~3-4 cm
11
Laporan PBL Sistem Urinaria
13
Laporan PBL Sistem Urinaria
b. TUBULUS DISTAL
(1) H+ : bergantung dari keasaman asam-basa tubuh, dengan HCO3- 20%
dan HPO4-.1
(2) K+ : bervariasi dan diikuti oleh Aldosteron.1
c. DUKTUS KOLIGENS
(1) H+ : bergantung dari keasaman asam-basa tubuh, dengan NH3-.1
4. ADH (Anti Diuretic Hormone)
ADH adalah hormone yang mengatur permeabilitas sel tubuli distal dan
ductus koligens terhadap reabsorsi air dengan cara merespon kenaikan atau
penurunan osmolaritas plasma normal sebesar 285-295 mOsmol/L, sehingga
tubuh tidak mengalami diuretica.1,5
a. Mekanisme ADH
Pada keadaan dehidariasi contohnya, tubuh akan mengalami
kekurangan air sehingga plasma menjadi encer, kemudian hal ini akan
merangsang osmoreseptor di hipotalamus terangsang dan memberikan
pacuan untuk sekresi ADH, akibatnya ADH meningkat dan reabsorpsi air
meningkat dan tubuh yang kekurangan air akan terkompensasi.1,5
Pada saat tubuh mengalami kelebihan air, plasma menjadi encer,
kemudian hal ini akan merangsang osmoreseptor di hipotalamus terangsang
dan menghambat sekresi ADH, akibatnya ADH menurun dan reabsorpsi air
menurun dan tubuh yang kelebihan air akan terkompensasi.1,5
b. Faktor – factor lain yang mempengaruhi ADH
Alkohol menurunkan sekresi ADH, keadaan Pasca operasi (obat
Anestesi)meningkatkan sekresi ADH.1,5
D. PEMERIKSAAN
1. Anamnesis
Gejala yang menyebabkan sebagian terbesar pasien datang kepada dokter
adalah nyeri, gangguan fungsi, pendarahan gastrointestinalis, gejala sistemik,
tanda-tanda dekompesasi organ, obstruksi organ berongga, dan iritasi
peritoneum.6 Mulailah Anamnesis dengan salam dan pertanyaan santai sehingga
dapat menghasilkan hubungan baik dokter pasien. Perhatikan keluhan di daerah
di skitar daerah abdomen posterior sampai ke daerah suprapubik.Jangan kuoa
untuk menanyakan riwayat penyakit, dari kapan mulai sakit, sudah berapa lama,
14
Laporan PBL Sistem Urinaria
intesitas sakit, pengobatan yang sudah dilakukan sampai perkembangan dari sakit
tersebut. Anamnesis yang baik sanagat membantu prognosis sakit.6
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Yang diperhatikan : distensi, massa, dan kelainan kulit atau pembuluh
darah. Inspeksi dapat dilakukan bedasarkan kuadarian dan regio.6 Inspeksi
abdomen (supra pubicus) dilakukan pada posterior dan anterior, perhatikan
juga warna, lesi kulit bekas operasi, kolateral, caput medusae, hernia, striae,
spider nervi. 6
b. Palpasi
Di bagian belakang palpasilah panggul dengan tetiti lalu tekan ke
dalam karena ginjal terlindung dengan baik
Ada 3 macam palpasi abdomen, yaitu :
- Palpasi superficial6
- Palpasi dalam6
- Palpasi bimanual6
(1). Ballottement
Cara ini dapat memperlihatkan adanya massa atau pembesaran organ
yang tidak dapat dengan inspeksi biasa.6
c. Perkusi
Dilakukan dengan kuat pada sudut costovertebral dengan telapak tangan
anda.Pada kasus pielonefritis pasien tidak akan mengijinkan peksusi kedua.
(1). Distensi Vesia Urinaria
Distensi kandung kemih mengisi ruang suprapubis dan dapat segera
ditentukan dengan perkusi pada pasien yang berbaring Ditandai oleh
bunyi pekak pada cairan yang dikelilingi oleh bunyi timpani oleh usus
yang terisi udara.6
d. Auskultasi
Dilakukan secara acak dan sesuai garis, gerakan yang dapat terdengar adalah
normal, hipoperistaltik dan hiperperistaltik 6
3. Pemeriksaan Laboratorium (Urinalisis)
Tujuan : menentukan kelainan traktus urinarius dan organ di luar trakrus
urinarius.7,8
15
Laporan PBL Sistem Urinaria
19
Laporan PBL Sistem Urinaria
- Cara turbidimetrik
Dengan penambahan asam dan pemanasan urin yang
mengandung protein akan menyebabkan pesipitasi protein
Dengan menambahkan asam Sulfosalisilat 20% dan asam asetat
6%.7,8
Penilaian
Berdasarkan kekeruhan yang terbentuk
- Cara carik celup7,8
2. Kualitatif
- Pemeriksaan Bence Jones
Cara Osgood7,8
Berdasarkan sifat protein Bence Jones
Urin keruh = 40o C
Muncul presipitat pada suhu 60o C dan akan hilang pada saat
didihkan beberapa menit dan muncul kembali setelah
didinginkan dan menghilang pada suhu 40o
TSA7,8
Prinsip pemeriksaan
Reagens TSA akan membentuk presipitat dalam jumlah kecil
(0,3 mg/dL). 7,8
TSA tidak dapat membentuk presipitat albumin pada konsentrasi
> 25 mg/dL. 7,8
TSA dapat membentuk presipitat globulin pada konsentrasi > 5
mg/dL. 7,8
Imunoelektroforesa. 7,8
3. Kuantitatif
Cara Esbach7,8
Albuminometer Esbach dan urin 24 jamatau 12 jam, tidak sensitif
dan ketepatan rendah.Sekarang menggunakan fotometrik. 7,8
Modifikasi Tsuchiya7,8
Protenuria : adanya protein dalam urin (>200mg) 7,8
- Protenuria Fisiologis
Latihan fisik berat, makan banyak protein, berdiri lama (proteinuria
postural) dan pada kehamilan.7,8
20
Laporan PBL Sistem Urinaria
- Pretenuria Patologis
Glomerulonefritis, nefrosis, nefrosklerosis dan keracunan logam
berat. 7,8
(2). GLUKOSA
<Normal> kurang dar 1 gram / 24 jam
Pemeriksaan Glukosuria
Cara Reduksi7,8
Reagens Benedict dan Fehling, Nylander dan reagen tablet
Climitest. 7,8
Cara Enzimatik
Enzim glukosa oksidase dan peroksidase. 7,8
Glukosuria ; adanya glukosa pada urin (>1 gram)
Glukosuria pada DM dan Renal Diabetes glukosa.
(3). GULA LAIN
- Fruktosa ; pada penyakit essensial fructose, gangguan metabolisme
fruktosa. 7,8
- Galaktosa dan Laktosuria ; pada ibu menyusui dan congenital
galactosemia. 7,8
- Pentasuria dari makanan atau kelainan genetik. 7,8
(4). KETON BODIES
<Normal> = 3 – 15mg / 24 jam
Pemeriksaan
Urin segar dengan reagens Rothera. 7,8
(+) Cincin ungu pada perbatasan
(-) Cincin coklat pada perbatasan cairan
Urin segar dengan reagens Gerhardt. 7,8
(+) warna merah anggur
(+) palsu pada fenol, salisilat, antipirin, NaHCO3
Ketunoria ; adanya keton pada urin
Ketunoria pada starvation, kehamilan, anastesi dengan eter, alkalosis
(5). BILIRUBIN
<Normal> = TIDAK ADA
Pemeriksaan
Percobaan busa. 7,8
21
Laporan PBL Sistem Urinaria
Penilaian :
(+) tampak busa kuning
(+) palsu pada kadar urobilin urin tinggi dan beberapa jenis obat.
Tes Oksidasi (Percobaan Harrison) 7,8
Prinsip:
Bilirubin yang teroksidasi menghasilkan biliverdin dengan
menggunakan Reagens Fouchet dan larutan BaCl2 10%.
(+) Warna hijau atau biru hijau pada presipitat
Bilirubinuria pada JAUNDICE (Penyakit kuning). 7,8
PEMERIKSAAN UROBILINOGEN7,8
Cara Wallace – Diamond7,8
Menggunakan urin segar dan melakukan pengenceran tertinggi yang
masih memperlihatkan warna merah dan pengenceran berikutnya yang
tidak memperlihatkan warna merah. 7,8
(+) palsu pada 5-hydarioxy indole acid (5 HIAA), 5.6 dihidarioksi
indol, indikan, skatol dan porfobilinogen. 7,8
Cara Schesinger7,8
Urin tidak terfluoresensi dengan menggunakan Reagen Schlesinger
(+) fluoresensi hiju tampak urin normal. 7,8
(6). DARAH7,8
Hematuria ; ada sel darah pada urin warnanya merah keruh
Pada, tumor, lesi, nefritis, batu saluran kencing, tumor ganas.
Hemaglobinuria ; ada Hb dalam urin warnanya merah bening
Pada, Black water fever Malaria) dan luka bakar yang luas.
Pemeriksaan
Tes Darah Samar7,8
(+) Eritrosit, Hb, derivat Hb, Mioglobin, Leukosit, Halogen, Asam
nitrat dan formalin
(+) palsu darah menstruasi dan zat deterje
(-) palsu urin dengan Vitamin C kadar tinggi dan PH dibawah 5
(7) PORFIRIN
Korproporfirin <Normal> =60 – 280 mikrogram/24 jam
Porfiria ; adanya porfirin pada urin7,8
Koproporfirinuria ; adanya koproporfirin dalam urin7,8
22
Laporan PBL Sistem Urinaria
(8) BAKTERI
Menggunakan urin steril
Jumlah kuman < 10.000/mL urin : tidak dianggap infeksi sebenarnya
Jumlah kuman 10.000 – 100.000/mL urin : mungkin terdapat infeksi
pada saluran traktus urinarius7,8
Jumlah kuman > 10.000/mL urin : ada infeksi traktus urinarius7-9
Pemeriksaan Bakteri-uria
Makroskopik
Urin mungkin tampak keruh
Mikroskopik
Menggunakan pulasan gram
Kimia
Tes Nitrit
yang akan diubah menjadi nitrit oleh enzim reduktase
(+) warna merah muda merata
(-) artinya ada infeksi kandung kemih atau urin kurang lama berada
pada vesica urinaria7,8
3. Pemeriksaan Radiologi
a. PERSIAPAN PASIEN
Pada beberapa pemeriksaan misalnya BNO, BNO-IVP dan CTScan
Abdomen diperlukan persiapan pemeriksaan, guna membersihkan saluran
cerna dari sisa makanan/gas yang dapta menghalangi bayangan ginjal atau
mengacaukan intrepretasi.10-11
b. KONTRAS MEDIA
• ORAL:
Kontras oral adalah senyawa barium sulfat, bisa berupa suspensi /
powder. Pemberian kontras oral adalah standard pada pemeriksaan CT
Scan abdomen. 10-11
• IV:
Kontras media IV adalah senyawa iodium yang mempunyai efek
toksik terhadap ginjal, selain memang di ekskresi oleh ginjal.
Sehingga penting untuk memperhatikan fungsi ginjal pada pasien
yang akan diperiksa dengan menggunakan kontras media IV.
Ada batasan nilai creatinine darah yang harus diperhatikan yaitu:
23
Laporan PBL Sistem Urinaria
27
Laporan PBL Sistem Urinaria
DAFTAR PUSTAKA
28