Anda di halaman 1dari 40

OLEH

NI LUH PUTU SRI ERAWATI


ANATOMI GINJAL
• Ginjal terletak pada bagian dorsal dari rongga
abdominal pada tiap sisi dari aorta dan vena kava,
tepat pada posisi ventral terhadap beberapa
vertebralumbal yang pertama.
• Ginjal dikatakan retroperitoneal, artinya terletak di
luar rongga peritoneal (Frandson, 1992).
• Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah daripada
ginjal kiri karena besarnya lobus hepatis kanan.
• Struktur ginjal manusia terdiri dari lemak parirenal,
fasia renal, kapsul fibrosa, sinus, pelvis serta parenkim
Ginjal terdiri dari tiga bagian:
bagian kulit (korteks),
sumsum ginjal (medula), dan
bagian rongga ginjal (pelvis renalis).
1. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas
melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron.
Organ ginjal manusia mengandung nefron di atas satu
juta, bahkan hingga mencapai empat juta nefron.
Nefron merupakan satuan struktural dan fungsional
terkecil yang terdapat pada lapisan korteks.
Pada tempat penyaringan darah ini banyak mengandung
kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal
disebut glomerolus.
Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan
gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman
disebut badan malphighi
• Kapsula bowman merupakan kapsul epitel yang
mempunyai dinding ganda. Kapsula bowman yang
mengelilingi pembuluh kapiler darah dinamakan
glomerulus.
• Glomerulus menerima suplai darah dari arteriol
aferen.
• Arteriol aferen merupakan pembuluh darah kapiler
yang mengelilingi tubulus (saluran ginjal) pembentuk
nefron.
• Adapun tubulus penyusun nefron terdiri dari tubulus
distal, tubulus proksimal, serta tubulus
pengumpul/kolektipus.
• Arteriol aferen ini akan meninggalkan glomerulus
menuju vasarekta.
• Vasarekta merupakan kapiler yang mengelilingi
lengkung Henle.
• Lengkung henle merupakan tubulus penghubung
antara tubulus proksima dan tubulus dista.
• Lengkung henle terdapat pada lapisan medula.
• Selain itu, pada lapisan medula terdapat saluran atau
tubulus yang berfungsi mengalirkan urin menuju
ureter.
• Tubulus ini dinamakan tubulus
pengumpul/kolektipus.
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk
kerucut yang disebut piramid renal.
Dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut
apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam
ginjal.
Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya
disebut lobus ginjal.
Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris –
garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli
dan duktus koligentes).
Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang
disebut dengan kolumna renal.
Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus
yang merupakan lanjutan dari simpai bownman.
Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang
merupakan hasil penyaringan darah dalam badan
malphigi, setelah mengalami berbagai proses.
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di
ginjal, berbentuk corong lebar.
 Sebelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis
renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor,
yang masing – masing bercabang membentuk
beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila
renis dari piramid.
Kaliks minor ini menampung urine yang terus keluar
dari papila.
Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke
pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam
kandung kemih (vesikula urinaria).
FUNGSI GINJAL
Ginjal setiap harinya menyaring sekitar 200 liter
darah.
Selain menyaring darah, konverter vitamin D dalam
tubuh, dan mengatur keseimbangan asam-basa tubuh
 
Ginjal memiliki fungsi lainnya, yaitu:
1. Menyaring dan Membuang Limbah
Fungsi ginjal salah satunya adalah membuang racun,
kadar garam yang berlebihan, dan urea (limbah
mengandung nitrogen hasil dari metabolisme
protein).
Darah akan mengalirkan urea tersebut menuju ginjal
untuk dibuang.
Tanpa ginjal, limbah dan racun akan menumpuk
dalam darah.
2. Mengendalikan Keseimbangan Air
Salah satu fungsi ginjal lainnya adalah
mengendalikan dan memantau keseimbangan air
dalam tubuh.
Melalui ginjal, seluruh jaringan tubuh dipastikan
menerima air agar dapat bekerja dengan baik.
Ginjal akan bereaksi terhadap perubahan kadar air
dalam tubuh.
Ginjal akan menahan air, bukan membuangnya
ketika tubuh sedang mengalami dehidrasi.
3. Mengatur Sel Darah Merah
Ginjal mampu mengatur sel darah merah dalam
tubuh. Oksigen adalah unsur penting dalam
peredaran darah. Ketika tubuh tidak mendapatkan
cukup oksigen, maka ginjal akan mengeluarkan
hormon eritropoietin. 
Hormon eritropoietin berfungsi untuk merangsang
produksi sel darah merah lebih banyak yang berguna
untuk membawa oksigen.
Jika sel darah merah atau kadar oksigen sudah
normal, hormon tersebut akan berhenti diproduksi
oleh ginjal.
4. Mengatur Tekanan Darah dan Kadar Garam
Mengatur tekanan darah dan kadar garam dalam
darah juga merupakan fungsi ginjal yang tak kalah
penting.
Ginjal akan memproduksi enzim renin sebagai
prosesnya. Ketika menyaring darah, aliran dan
tekanan darah yang stabil dibutuhkan oleh ginjal.
Fungsi Tubulus
mengangkut cairan tubuh dan darah menuju ginjal.
Setelah cairan zat limbah dan racun di dalam darah
disaring, maka ginjal akan mengeluarkan zat-zat
tersebut melalui urine.
Urine ini kemudian akan dialirkan menuju saluran
ureter di bagian pelvis ginjal.
ANATOMI URETER
• Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung
dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya
± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak
dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa


• Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan
peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air
kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).

Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang


dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk
pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam
kandung kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia


muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium.
Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan
pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
ANATOMI VESICA URINARIA DAN
URETHRA
• Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis
seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis
di dalam ronga panggul.

Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang


dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
ligamentum vesika umbikalis medius.
• Bagian vesika urinaria terdiri dari :

1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang


dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium
rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent,
vesika seminalis dan prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan
berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan
yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika
muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa
(lapisan bagian dalam).
• Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada
kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.

Pada laki- laki uretra berjalan berkelok – kelok melalui tengah –


tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang
menembus tulang pubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm.

Uretra pada laki – laki terdiri dari :

1. Uretra Prostaria

2. Uretra membranosa

3. Uretra kavernosa
• Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa
(lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.
• Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis
berjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4
cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa
merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan
mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada
wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris
dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran
ekskresi.
KELAINAN – KELAINA PADA
SISTEM PERKEMIHAN
HUBUNGAN SISTEM PERKEMIHAN DENGAN
REPRODUKSI WANITA
Keduanya sangat berhubungan khususnya secara
anatomi, pada wanita uretra berdekatan dengan
vagina dan terletak pada vestibulum di vulva, selain
itu vesica urinaria berada di depan uterus.
Jika terjadi infeksi pada saluran kencing maka akan
mudah pula terjadi infeksi pada sistem reproduksi
atau sebaliknya.
Laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate,
GFR) maternal dan aliran plasma ginjal (renal plasma
flow, RPF) mulai meningkat pada awal kehamilan.
Laju rata-rata penyaringan darah yang terjadi di
glomerulus yaitu sekitar 25% dari total curah jantung  per
menit, ± 1,300 ml.
Nilai normal LFG adalah 90 - 120 mL/min/1.73 m2.
GFR digunakan sebagai salah satu indikator menilai fungsi
ginjal
Pada pertengahan kehamilan, GFR maternal meningkat
sebesar 50%; dan tetap meningkat selama kehamilan.
Sebaliknya RPF maternal mulai menurun pada trimester
ketiga. Ini menyebabkan fraksi filtrasi ginjal meningkat
selama sepertiga akhir kehamilan.
Akibat  peningkatan GRF, kreatinin dan ureum serum
pada kehamilan lebih rendah dibandingkan pada keadaan
tidak hamil. Bersihan kreatinin meningkat.
Peningkatan natrium yang terfiltrasi sebesar 60-70%
juga menyertai peningkatan GFR. Progesteron
menyebabkan terjadinya pembuangan natrium dengan
cara mempengaruhi resorpsi natrium pada tubulus
proksimal ginjal. Sebagai responnya, aldosteron
meningkat sekitar 2-3 kali kadar normal.
Kapasitas reabsorpsi tubulus ginjal yang relatif tetap
disertai dengan peningkatan GFR menyebabkan
penurunan reabsorpsi glukosa dari tubulus proksimal
pada ginjal wanita hamil. Dengan demikian glukosa
dapat terdeteksi dalam urin pada 15% wanita hamil
yang normal. Namun setiap wanita hamil dengan
glikosuria harus diperiksa apakah mengalami diabetes
atau tidak.
Volume cairan urin yang terdapat di dalam pelvis
ginjal dan ureter dapat meningkat dua kali lipat pada
separuh akhir kehamilan. Sistem pengumpul ginjal
berdilatasi selama kehamilan akibat obstruksi
mekanis oleh uterus yang hamil disertai dengan efek
relaksasi dari progesteron terhadap otot polos.
Dilatasi ini menurunkan kecepatan aliran urin di
sepanjang sistem renal dan meningkatkan risiko
terjadinya infeksi ginjal akut pada ibu.
PROSES BERKEMIH DAN HAL
YANG MEMPENGARUHI
Adapun proses pembentukan urine pada manusia
melalui 3 proses yaitu:
Proses Filtrasi (penyaringan)
Proses Reabsorpsi (penyerapan kembali)
Proses Augmentasi (pengeluaran zat)
Proses filtrasi
Tahap pertama dalam pembentukan urin adalah
melakukan proses filrasi atau penyaringan darah dari
zat-zat metabolisme dalam tubuh. Zat-zat ini berupa
urea, air, dan klorin yang dapat bersifat racun
sehingga perlu untuk di keluarkan.
Glomerulus akan berfungsi sebagai tempat
penyaringan air, garam, asam amino, glokosa, dan
urea. Kemudia hasil dari penyaringan ini akan
dialirkan ke kapsula bowman.
Hasil dari proses filtrasi adalah urine primer yang
mengandung air, gula, asam amino, garam/ion
anorganik dan urea.
Proses reabsorpsi (penyerapan kembali)
Tahap kedua adalah reabsorpsi atau penyerapan
kembali. Urine primer dari hasil filtrasi tidak
sepenuhnya akan dibuang, namun akan diserap
kembali zat-zat yang masih berguna bagi tubuh.
Penyerapan dilakukan pada bagian tubulus kontortus
proksimal. Zat yang masih berguna seperti glukosa,
asam amino, Na+, K+, Cl–, HCO3-, Ca2+, dan air diserap
oleh pembuluh disekeliling tubulus.
Hasil dari proses ini berupa urine sekunder yang
mengandung sisa limbah nitrogen, urea, dan air.
Urine sekunder akan masuk ke lengkung henle.
Di dalam lengkung henle urine sekunder akan
mengalami osmosis air sehingga kadar air berkurang
dan urine menjadi lebih pekat.
Proses augmentasi (pengendapan)
Tahap ketiga proses pembentukan urine adalah
augmentasi atau pengendapan. Urine sekunder akan
masuk ke tubulus kontortus distal.
Pada proses ini terjadi pengendapan zat-zat yang sudah
tidak diperlukan oleh tubuh. Selama proses ini urine
akan menjadi lebih pekat dan seterusnya di alirkan
melalui pelvis renalis, ureter, dan berakhir di vesica
urinaria untuk ditampung sementara.
Hasil akhir dari proses augmentasi adalah urine
sesungguhnya yang mengandung urea, asam urine,
amonia, sisa-sisa pembongkaran protein, dan zat-zat
yang berlebihan dalam darah seperti vitamin, obat-
obatan, hormon, serta garam mineral.
BAHAN-BAHAN YANG
DIEKSKRESIKAN DALAM URINE
Kandungan urin terdiri dari:
air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme,
garam terlarut
nitrogen dari tubuh (kreatinin, urea, amonia)

Anda mungkin juga menyukai