1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
• Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa
(lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.
• Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis
berjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4
cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa
merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan
mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada
wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris
dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran
ekskresi.
KELAINAN – KELAINA PADA
SISTEM PERKEMIHAN
HUBUNGAN SISTEM PERKEMIHAN DENGAN
REPRODUKSI WANITA
Keduanya sangat berhubungan khususnya secara
anatomi, pada wanita uretra berdekatan dengan
vagina dan terletak pada vestibulum di vulva, selain
itu vesica urinaria berada di depan uterus.
Jika terjadi infeksi pada saluran kencing maka akan
mudah pula terjadi infeksi pada sistem reproduksi
atau sebaliknya.
Laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate,
GFR) maternal dan aliran plasma ginjal (renal plasma
flow, RPF) mulai meningkat pada awal kehamilan.
Laju rata-rata penyaringan darah yang terjadi di
glomerulus yaitu sekitar 25% dari total curah jantung per
menit, ± 1,300 ml.
Nilai normal LFG adalah 90 - 120 mL/min/1.73 m2.
GFR digunakan sebagai salah satu indikator menilai fungsi
ginjal
Pada pertengahan kehamilan, GFR maternal meningkat
sebesar 50%; dan tetap meningkat selama kehamilan.
Sebaliknya RPF maternal mulai menurun pada trimester
ketiga. Ini menyebabkan fraksi filtrasi ginjal meningkat
selama sepertiga akhir kehamilan.
Akibat peningkatan GRF, kreatinin dan ureum serum
pada kehamilan lebih rendah dibandingkan pada keadaan
tidak hamil. Bersihan kreatinin meningkat.
Peningkatan natrium yang terfiltrasi sebesar 60-70%
juga menyertai peningkatan GFR. Progesteron
menyebabkan terjadinya pembuangan natrium dengan
cara mempengaruhi resorpsi natrium pada tubulus
proksimal ginjal. Sebagai responnya, aldosteron
meningkat sekitar 2-3 kali kadar normal.
Kapasitas reabsorpsi tubulus ginjal yang relatif tetap
disertai dengan peningkatan GFR menyebabkan
penurunan reabsorpsi glukosa dari tubulus proksimal
pada ginjal wanita hamil. Dengan demikian glukosa
dapat terdeteksi dalam urin pada 15% wanita hamil
yang normal. Namun setiap wanita hamil dengan
glikosuria harus diperiksa apakah mengalami diabetes
atau tidak.
Volume cairan urin yang terdapat di dalam pelvis
ginjal dan ureter dapat meningkat dua kali lipat pada
separuh akhir kehamilan. Sistem pengumpul ginjal
berdilatasi selama kehamilan akibat obstruksi
mekanis oleh uterus yang hamil disertai dengan efek
relaksasi dari progesteron terhadap otot polos.
Dilatasi ini menurunkan kecepatan aliran urin di
sepanjang sistem renal dan meningkatkan risiko
terjadinya infeksi ginjal akut pada ibu.
PROSES BERKEMIH DAN HAL
YANG MEMPENGARUHI
Adapun proses pembentukan urine pada manusia
melalui 3 proses yaitu:
Proses Filtrasi (penyaringan)
Proses Reabsorpsi (penyerapan kembali)
Proses Augmentasi (pengeluaran zat)
Proses filtrasi
Tahap pertama dalam pembentukan urin adalah
melakukan proses filrasi atau penyaringan darah dari
zat-zat metabolisme dalam tubuh. Zat-zat ini berupa
urea, air, dan klorin yang dapat bersifat racun
sehingga perlu untuk di keluarkan.
Glomerulus akan berfungsi sebagai tempat
penyaringan air, garam, asam amino, glokosa, dan
urea. Kemudia hasil dari penyaringan ini akan
dialirkan ke kapsula bowman.
Hasil dari proses filtrasi adalah urine primer yang
mengandung air, gula, asam amino, garam/ion
anorganik dan urea.
Proses reabsorpsi (penyerapan kembali)
Tahap kedua adalah reabsorpsi atau penyerapan
kembali. Urine primer dari hasil filtrasi tidak
sepenuhnya akan dibuang, namun akan diserap
kembali zat-zat yang masih berguna bagi tubuh.
Penyerapan dilakukan pada bagian tubulus kontortus
proksimal. Zat yang masih berguna seperti glukosa,
asam amino, Na+, K+, Cl–, HCO3-, Ca2+, dan air diserap
oleh pembuluh disekeliling tubulus.
Hasil dari proses ini berupa urine sekunder yang
mengandung sisa limbah nitrogen, urea, dan air.
Urine sekunder akan masuk ke lengkung henle.
Di dalam lengkung henle urine sekunder akan
mengalami osmosis air sehingga kadar air berkurang
dan urine menjadi lebih pekat.
Proses augmentasi (pengendapan)
Tahap ketiga proses pembentukan urine adalah
augmentasi atau pengendapan. Urine sekunder akan
masuk ke tubulus kontortus distal.
Pada proses ini terjadi pengendapan zat-zat yang sudah
tidak diperlukan oleh tubuh. Selama proses ini urine
akan menjadi lebih pekat dan seterusnya di alirkan
melalui pelvis renalis, ureter, dan berakhir di vesica
urinaria untuk ditampung sementara.
Hasil akhir dari proses augmentasi adalah urine
sesungguhnya yang mengandung urea, asam urine,
amonia, sisa-sisa pembongkaran protein, dan zat-zat
yang berlebihan dalam darah seperti vitamin, obat-
obatan, hormon, serta garam mineral.
BAHAN-BAHAN YANG
DIEKSKRESIKAN DALAM URINE
Kandungan urin terdiri dari:
air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme,
garam terlarut
nitrogen dari tubuh (kreatinin, urea, amonia)