Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PERKEMIHAN

A. Struktur dan Fungsi sistem perkemihan


Pada pembahasa kali ini akan menjelaskan mengenai sistem
perkemihan yang terdiri dari: dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, dua
ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih),
satu vesika urinaria (VU) sebagai tempat urin dikumpulkan dan satu urethra.
Gambar: Anatomi Sistem Perkemihan

(Van De Graff. Human Anatomy. 2001)


1. Ginjal
Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum
abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III,
dan melekat langsung pada dinding abdomen. Pada orang dewasa berat
ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari
pada ginjal wanita. Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di
sebut nefron. Tiap-tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler.
Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yaitu
glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam
komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu
tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul
dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.
Gambar Ginjal

(Van De Graff. Human Anatomy. 2001)

Bagian – Bagian Ginjal


Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal
terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal
(medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).
1. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan
penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah
ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun
bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi
oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai
bownman disebut badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara
glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah
akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat
tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari
simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang
disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan
puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam
ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus
ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena
terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes).
Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan
kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus
ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam
badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal,
berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal,
pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang
masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang
langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini
menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor,
urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di
tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
Fungsi Ginjal:
1. Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogennitrogen, misalnya amonia.
2. Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula
dan vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat
warna).
3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan
asam atau basa.
2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal
ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan
penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan
sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik
tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam
kandung kemih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin
melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam
bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas
dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat
ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh
darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
3. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk
seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga
panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon
karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:
1.      Lapisan sebelah luar (peritoneum).
2.      Tunika muskularis (lapisan berotot).
3.      Tunika submukosa.
4.      Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Kandung kemih bila sedang kosong atau terisi sebagian, kandung kemih ini
terletak di dalam pelvis, bila terisi lebih dari setengahnya maka kandung
kemih ini mungkin teraba di atas pubis
4. URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih
yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra
bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis
panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam),
dan lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring
sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita
terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan
pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah
dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara
klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

B. Fisiologi sistem Perkemihan


Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di
pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Untuk mempertahankan homeostasis eksresi air dan elektrolit sesuai
dengan asupan. Melebihi eksresi jumlah zat dalam tubuh akan meningkat, jika
asupan kurang dari ekskresi jumlah zat dalam tubuh akan berkurang.
Kapasitas ginjal untuk mengubah ekdkresi natrium sebagai respons terhadap
perubahan asupan natrium sangat besar. Ini menunjukkan bahwa pada manusia
normal natrium dapat ditingkatkan. Hal ini sesuai air dan kebanyakan
elektrolit lainnya, seperti klorida, kalium, kalsium, hidrogen, magnesium dan
fosfat.
C. Fungsi ekskresi ginjal
1. Ginjal mengeksresi produk-produk akhir metabolisme dalam urine, zat-zat
sisa ini apabia ditimbun akan bersifat toksik bagi tubuh,
2. Ginjal juga mengeksresi banyak senyawa asing yang masuk kedalam
tubuh.

D. Fungsi hormonal Ginjal


1. Ginjal mengeksresi eritropoitin yaitu hormon yang merangsang produksi
sel darah merah oleh sum-sum tulang. Fungsi ini berperan dalam
homeostasis dengan membantu mempertahankan kandungan Oksigen yang
optimal di dalam darah. Lebih dari 98% Oksigen dalam darah berikatan
dengan hemoglobin di dalam sel darah.
2. ginjal yang mensekresi renin yaitu hormon yang mengawali jalur renin-
angiotensin-aldosteron untuk mengontrol reabsorpsi natrium oleh tubulus
yang penting dalam pemeliharaan jangka panjang volume plasma dan
tekanan darah arteri.

E. Perdarahan Ginjal
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang
menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria
interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk
gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang
disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan
kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena
renalis masuk ke vena kava inferior.

F. Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini
barjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal
(kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar
buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan
hormn kortison
G. Mekanisme berkemih
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres
reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc
sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan
terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama
terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan
akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan
relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis.
Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau
menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf
yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi
inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi
urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako
lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi
untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter
masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan
menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri
vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk
anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus
limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
H. Pemekatan Urine
I. Filtrasi dan eksresi ginjal
Proses filtrasi terjadi pada glomerulus. Proses ini terjadi karena
permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferensehingga terjadi
penyerapan darah setiap menit, kira-kira 1200 ml. Darah yang terdiri dari 450
ml sel darah dan 660 ml plasma masuk kedalam kapiler-kapiler glomerulus.
Untuk proses filtrasi diperlukan tekanan filtrasi untuk mendapatkan hasil
akhir.
Faktor yang mempengaruhi filtrasi adalah
1). Aliran darah ginjal.
Aliran darah ginjal ditentukan oleh gradien tekanan yang
melintasi pembuluh renal atau perbedaan antara tekanan hidrostatik arteri
renalis dan tekanan hidrostatik vena renalis yang dibagi dengan tahanan
pembuluh darah total.
2). Tekanan filtrasi
Merupakan perubahan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus,
perubahan tekanan darah, dan konsentrasi arteriola aferen dan eferen.
3). Luas permukaan filtrasi
Luas permukaan flitrasi berkurang akibat penyakit yang merusak
golmerulus dan nefrektomi parsial sehingga proses filtrasi terganggu dan
tidak berjalan lancar.
4). Permeabelitas membran filtrasi meningkat akibat penyakit ginjal
Pada proses ekresi Sebagian besar zat yang masuk ke tubuls di
kapsula Bowman tiidak menetap di tubulus. Zat-zat tersebut mengalir atau
dialirkan kembali ke darah melewati kapiler peritubulus melalui proses
reabsorbsi. Tubulus ginjal dapat menyekresi atau menambah zat-zat kedalam
cairan filtrasi selama metablisme sel-sel membentuk asam dalam jumlah besar.
Namun pH darah dan cairan tubuh dapat dipertahankan sekitar 7,4
Daftar Pustaka

Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II.
Jakarta: EGC
Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta:
EGC
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC
Van De Graff. 2001. Human Anatomy. Sixth Edition. New York: the McGraw-
Hill Companies

Anda mungkin juga menyukai