Disusun Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tutorial
LBM 2 “ORGAN PEMBANTU” Blok Digestif I dan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan
laporan dengan baik.
2. dr. Mirzaulin Leonaviri, S.Ked selaku fasilitator dalam SGD kelompok 11 atas segala
masukan, bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi keterbatasan kami.
3. Keluarga dan teman yang saya cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan
motivasi.
Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan laporan ini sampai dengan selesai masih
banyak kekurangannya, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Saya berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
SKENARIO
LBM 2
ORGAN PEMBANTU
Seminggu sudah Dora menjalani blok Sistem Digestif. Banyak hal yang dipelajarinya
mulai dari organ pencernaan cavum oris sampai anus dan proses pencernaan makanan dari
ingesti hingga defekasi. Namun masih banyak pertanyaan di benak Dora bagaimana bisa
warna feses sebagian besar orang berwarna kuning, apakah itu normal? Tidak heran kenapa
Dora mempertanyakan hal tersebut karena seminggu yang lalu adik Dora Bernama Diego
baru saja lahir, dan Dora melihat warna fesesnya dan Diego berbeda. Saat kuliah, Dora
memberanikan diri untuk bertanya kepada dosennya terkait hal tersebut, kemudian dosen
mengarahkannya untuk mencari tau tentang organ asesoris.
Dalam skenario ini didapatkan beberapa topik permasalahan yang perlu dibahas di antaranya:
Permasalahan pertama yaitu mengenai mengapa feses berwarna kuning dan apakah
warna feses yang normal. Feses umumnya berwarna kuning dikarenakan Bilirubin (sel darah
merah yang mati, yang juga merupakan zat pemberi warna pada feses dan urin). Bilirubin
adalah pigmen kuning yang dihasilkan karena pemecahan hemoglobin di dalam hepar.
Bilirubin dikeluarkan melalui empedu dan dibuang melalui feses. Fungsinya untuk
memberikan warna kuning kecoklatan pada feses. Selain itu, warna dari feses ini juga dapat
dipengaruhi oleh kondisi medis, makanan serta minuman yang dikonsumsi. Oleh karena itu,
sangat memungkinkan warna feses akan berubah sesuai dengan makanan yang dikonsumsi
Permasalahan kedua yaitu mengenai apakah peranan dari organ saluran cerna bagian
bawah dalam pembentukan feses. Usus besar memiliki fungsi yang sangat penting dalam
proses pencernaan manusia. Usus besar merupakan bagian akhir alias ujung dari saluran
pencernaan. Hal itulah yang membuat usus besar memiliki peran penting dalam sistem
pencernaan, yaitu mengeluarkan zat sisa dari makanan yang dicerna. Fungsi usus besar juga
mencakup penyerapan cairan dan vitamin hingga memproduksi antibodi dan mencegah
infeksi. Fungsi usus besar yang paling penting adalah sebagai “pintu keluar” dari zat sisa
proses pencernaan. Asupan makanan maupun minuman yang masuk ke dalam sistem
pencernaan akan diserap tubuh, sementara sisanya dibuang keluar, salah satunya melalui
proses buang air besar (BAB).
Permasalahan ketiga yaitu mengenai apakah peran organ aksesori dalam pembentukan
feses.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Caecum adalah bagian pertama intestinum crassum dan beralih menjadi colon
ascendens. Caecum adalah ujung proksimal dari usus besar di mana ia bergabung
dengan usus kecil di persimpangan ileocecal. Panjangnya kurang lebih 6-7 cm.
Caecum terletak pada fossa iliaca kanan di atas setengah bagian lateralis
ligamentum inguinale. Appendix Vermiformis sepanjang 8-9 cm berupa pipa
buntu yang berbentuk cacing dan berhubungan dengan caecum di sebelah kaudal
peralihan ileosekal. Caecum dan appendix vermiformis mendapatkan vaskularisasi
dari A. ileocolica.
b. Colon yang panjangnya sekitar 1,5-1,8 m dan terdiri dari empat bagian yaitu colon
ascendens, transversum, usus descendens, dan sigmoid.
Colon ascendens panjangnya kurang lebih 15 cm dan terbentang dari
caecum sampai ke permukaan visceral dari lobus kanan hepar yang
kemudian membelok ke kiri pada flexura coli dextra untuk beralih menjadi
colon transversum. Pendarahan colon ascendens dan flexura coli dextra
berasal dari arteri ileocolica dan arteri colica dextra cabang arteri
mesenterica superior. Vena ileocolica dan vena colica dextra cabang
mesenterika superior yang mengalirkan balik darah dari colon ascendens.
Colon transversum merupakan bagian usus besar yang paling besar dan
paling dapat bergerak bebas karena bergantung pada mesocolon, yang ikut
membentuk omentum majus. Panjangnya antara 45-50 cm. Pendarahan
colon transversum berasal dari arteria colica media cabang arteria
mesenterica superior, arteri colica dextra dan arteri colica sinistra. Aliran
balik darah dari colon transversum terjadi vena mesenterica superior.
Colon descendens panjangnya kurang lebih 25 cm. Colon descendens
melintas retroperitoneal dari flexura coli sinistra ke fossa iliaca sinistra dan
disini beralih menjadi colon sigmoideum. Colon descendens diperdarahi
oleh A. colica sinistra.
Colon sigmoideum yang panjangnya kurang lebih 40 cm dan berbentuk
lengkungan huruf S. colon sigmoideum diperdarahi oleh A. colica sinistra
dan Aa. Sigmoideum.
c. Rectum adalah bagian akhir intestinum crassum yang terfiksasi yang merupakan
tabung lurus berotot. Rectum memiliki panjang sekitar dengan panjang 12-13 cm
yang ke arah kaudal rectum beralih menjadi canalis analis. Rectum mendapatkan
vaskularisasi A. rectalis superior, A. rectalis media, A. rectalis inferior dan oleh
V. rectalis superior, V. rectalis media, V. rectalis inferior.
d. Canalis analis yang merupakan 2–3 cm terakhir dari saluran pencernaan. Lapisan
otot polos saluran anus membentuk sfingter anal internal pada ujung atasannya.
Sfingter anal eksternal di ujung inferior saluran anal dibentuk oleh otot rangka.
Canalis analis mendapatkan vaskularisasi dari A. rectalis superior, A. rectalis
media, A. rectalis inferior dan oleh V. rectalis superior, V. rectalis media, V.
rectalis inferior. Rectum dan canalis analis mendapat persarafan dari saraf
simpatis T10-L3 dan saraf parasimpatis S2-S4.