Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTIKUM HISTOLOGI
BLOK REPRODUKSI

Nama : Zainul Hamdi


NIM : 020.06.0089
Kelas :B
Kelompok :3
Blok : Reproduksi 1
Dosen : Rusmiatik, S.Si., M. Biomed.
dr. Rizki Mulianti, S.Ked.

LABORATORIUM TERPADU I
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan hasil Laporan Praktikum Histologi Blok Reproduksi I ini.
Dalam penyusunan Laporan Praktikum Histologi ini, saya menyadari
sepenuhnya banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini
disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki, saya
menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak
tidaklah mungkin hasil Laporan Praktikum Histologi ini dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan dengan baik
2. Ibu Rusmiatik S.Si , M.Biomed.. Selaku dosen pembimbing praktikum
histologi, atas segala masukkan, bimbingan dan kesabaran dalam
menghadapi keterbatasan saya dan teman-teman.
3. Teman-teman sejawat yang telah memberikan masukkan dalam
penyusunan laporan ini.
Akhir kata, semoga segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan
kepada saya dan teman-teman, mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa,
serta Laporan Praktikum Histologi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 1 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………..
1.2 Tujuan ………………………………………………………………...
1.3 Manfaat ……………………………………………………………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Genetalia feminine dan mammae ………………………………………
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat …………………………………………………….
3.2 Alat dan Bahan ………………………………………………………...
3.3 Cara Kerja …………………………………………………………….
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengambilan Foto dari Mikroskop ……………………………..
4.2 Pembahasan Praktikum …………………………………………….....
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam
organisme yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Dalam hal
melanjutkan keturunan setiap organisme melakukan perkembangbiakan.
Tentunya dalam hal ini merupakan proses yang sangat rumit apabila didalami.
Dari alat kelamin manusia diciptakan berbeda-beda mulai dari struktur anatomi
yang dimiliki sampai dengan fungsi masing-masing organ itu sendiri.
Organ genitalia feminine adalah organ reproduksi wanita yang merupakan
organ atau alat kelamin yang tidak tampak dari luar, terletak di bagian dalam
dan dapat dilihat dengan alat khusus atau pembedahan. Genetalia interna terdiri
atas vagina, uterus (rahim), tuba falopi (saluran telur) dan ovarium (indung
telur). Organ genitalia eksternal merupakan organ atau alat kelamin yang
tampak dari luar, dapat dilihat bila wanita dalam posisi litotomi. Fungsi
genetalia eksterna adalah untuk kopulasi. Genetalia eksterna, vulva tampak dari
luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis,
labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjarkelenjar pada dinding vagina.
Payudara atau glandula mamae merupakan salah satu organ reproduksi
pada wanita yang berfungsi mengeluarkan air susu (ASI). Payudara terdiri dari
lobulus-lobulus atau kelenjar yang menghasilkan ASI, tubulus atau duktus
yang menghantarkan ASI dari kelenjar sampai ke nipple. Pada payudara
terdapat tiga bagian utama yaitu korpus (badan), areola, dan papila atau puting.
Secara mikroskopik, payudara atau glandula mamae tersusun dari jaringan ikat
kelenjar dan lemak yang ditutupi oleh kulit. Jaringan lemak tersebut terdiri dari
18 lobulus dan dipisakan oleh jaringan fibrosa.

1.2 Tujuan
1. Mampu mengidentifikasi struktur mikroskopik histologi masing-masing
bagian sistem reproduksi.
2. Mahasiswa mampu mengetahui struktur-struktur jaringan pada sistem
ureproduksi.
3. Untuk mengenal dan membedakan histologi masing-masing bagian sistem
reproduksi.

1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi struktur mikroskopik histologi
sistem reproduksi serta mampu menjelaskan ciri struktur mikroskopik dan
histofisiologinya.
2. Mahasiswa mampu mengetahui struktur-struktur jaringan pada sistem
reproduksi.
3. Mahasiswa mampu mengenal dan membedakan histologi masing-masing
bagian Sistem reproduksi.

1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reproduksi bergantung pada penyatuan gamet (sel reproduktif, atau
germinativum) pria dan wanita, masing-masing dengan separuh set kromosom,
untuk membentuk individu baru dengan set kromosom lengkap dan unik. Tidak
seperti sistem tubuh lain, yang pada hakikatnya sarna di kedua jenis kelamin,
sistem reproduksi pria dan wanita sangat berbeda, sesuai peran mereka yang
berbeda dalam proses reproduksi. Sistem reproduksi pria dan wanita dirancang
untuk memungkinkan penyatuan bahan genetik dari dua pasangan seksual, dan
sistem wanita dilengkapi untuk menampung dan memlihara keturunan hingga
tahap perkembangan yang memungkinkannya bertahan hidup secara independen
di lingkungan eksternal. Organ reproduksi primer, atau gonad, terdiri dari
sepasang testis pada pria dan sepasang ovarium pada wanita. Pada kedua jenis
kelamin, gonad matur melaksanakan dua fungsi, yaitu (1) Menghasilkan gamet
(gametogenesis), yaitu spermatozoa (sperma) pada pria dan ovum (sel telur) pada
wanita; dan (2) mengeluarkan hormon seks, secara spesifik, testosteron pada pria
dan estrogen dan progesteron pada wanita. Selain gonad, sistem reproduksi pada
kedua jenis kelamin mencakup saluran reproduksi yang mencakup suatu sistem
duktus yang khusus mengangkut atau menampung gamet setelah dibentuk, plus
kelenjar seks aksesorius yang mengosongkan sekresi suportifnya ke dalam
saluran-saluran tersebut. Pada wanita, payudara juga dianggap sebagai organ seks
aksesorius. Bagian sistem reproduksi yang terletak eksternal dan terlihat disebut
genitalia eksterna. (Sheerwood, 2019)
 Ovarium
Ovarium adalah sepasang organ berbentuk oval yang terletak di rongga
perut. Ovarium memiliki struktur berbentuk bulatan-bulatan yang disebut
folikel. Tiap folikel mengandung sel telur (oosit) yang berada pada lapisan tepi
ovarium. Fungsinya adalah memproduksi telur matang untuk pembuahan dan
produksi hormon steroid dalam jumlah besar. (de fiore), 2014
 Tuba uterine(fallopii)
Tuba Uterina merupakan saluran penghubung antara ovarium dan rahim
(uterus). Di ujungnya terdapat fimbria yang menyerupai jari-jari untuk
menangkap telur yang matang. Oviduk ini berfungsi untuk membawa sperma
dan telur ke tempat terjadinya pembuahan, yaitu ampula tuba.
 Uterus
Rahim pada wanita hanya ada satu dan tersusun atas otot yang tebal.
Rahim bagian bawah memiliki ukuran yang lebih kecil dan biasa disebut
sebagai leher rahim (cervix). Bagian yang besar dari uterus disebut dengan
corpus uteri. Terdapat tiga lapsan utama uterus, yaitu perimetrium,
miometrium, dan endometrium. Endometrium merupakan lapisan yang akan
mengalami penebalan dan pengelupasan apabila tidak ada pembuahan. Fungsi
utamanya adalah tempat menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin
 Vagina
Vagina merupakan alat kelamin wanita yang menghubungkan alat kelamin
luar dengan rahim. Vagina terdiri atas otot yang membujur ke arah belakang.
Dinding vagina banyak memiliki lipatan meskipun lebih tipis dari rahim. Selain
itu, lendir yang dihasilkan dari dindingnya berfungsi mempermudah persalinan.
Fungsi vagina adalah menahan penis saat berhubungan seksual dan menyimpan
semen sementara .
 Vulva

Vulva atau pudendum menujukkan genitalia eksterna pada wanita.


Komponen – komponen yang membentuk vulva antara lain mons pubis (suatu
peninggian jaringan lemah yang ditutupi oleh kulit dan rambut pubis kasar
yang menjadi bantalan bagi simfisis pubis., labia mayora( lipatan longitudinal
yang lebih besar yang berjalan ke inferior dan posterior), labia minora( lipatan
kulit yang lebih kecil yang tidak mengandung rambut pubis dan lemak), klitoris
(massa silindris kecil yang terdiri dari dua badan erektil kecil , korpus
kavernosum , serta banyak saraf dan pembuluh darah), vestibulum(daerah
antara kedua labium minus) serta bulbus vestibuli(yang terdiri dari dua massa
memanjang jaringan erektil tepat di dalam labium minus di kedua sisi orifisium
vagina.

Kelenjar Payudara
Kelenjar payudara terbentuk secara embriologis sebagai invaginasi
ektoderm permukaan di sepanjang garis pentel, garis laktasi, dari Aqila hingga
selangkangan titik pada manusia, satu set kelenjar yang menyerupai kelenjar
keringat apokrin dan termodifikasi menetap di setiap sisi pada titik setiap
kelenjar payudara terdiri atas 15-25 lobus dari jenis tubuloalveolar kompleks,
yang berfungsi menyekresikan air susu untuk memberi nutrisi neonatus. Setiap
lobus, yang dipisahkan satu sama lain oleh jaringan ikat padat dan banyak
jaringan adiposa, merupakan suatu kelenjar tersendiri dengan duktus laktiferus
ekskretoriusnya sendiri. Ini, dengan panjang 2-4,5 cm berkumpul secara
terpisah di papila mamae yang memiliki 15-25 muara masing-masing
berdiameter 0,5 mm. Struktur histologi kelenjar payudara bervariasi sesuai
dengan jenis kelamin usia dan status fisiologis.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah :
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Juni 2021
Waktu : 10.50 s/d Selesai.
Tempat : Laboratorium Terpadu 1 Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Al-Azhar Mataram
3.2 Alat dan Bahan
1. Mikroskop
2. Pensil warna
3. Jangka
4. Penghapus
5. Preparat sistem reproduksi
6. Buku atlas histologi de fiore

3.3 Cara Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang telah disediakan di Laboratorium Terpadu 1
2. Periksa keadaan mikroskop yang akan digunakan, cek pencahayaan, lensa
okuler dan binokulernya.
3. Siapkan preparat histologi yang telah disediakan
4. Mula-mula lihatlah jaringan epitel dan jaringan ikat dengan pembesaran
10x, dan 40x.
5. Dokumentasikan hasil pengamatan
6. Buat laporan sementaranya dengan memakai pedoman atlas histologi yang
telah disiapkan.
7. Rapikan seluruh alat dan bahan setelah selesai digunakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengambilan Foto dari Mikroskop
No Gambar Hasil Pengamatan Struktur
1 H11/161 Ovary

Perbesaran 40x
2 H11/180 Aged Ovary

Perbesaran 10x

3 H11/200 Fallopian Tube


Perbesaran 40x
4 H11/220 Uterus, Follicular Phase

Perbesaran 40x
5 H11/230 Uterus, Progravid Phase
Perbesaran 10x
6 H11/240 Uterine Cervix

Perbesaran 40x
7 H11/250 Vagina
Perbesaran 40x
8 H11/260 Placenta

Perbesaran 40x
9 H11/290 Mammary Gland, lactating

Perbesaran 10x
10 98 E Mammae non active

Perbesaran 10x
11 99 C Mammae active

Perbesaran 40x

4.2 Pembahasan Praktikum


Ovarium
Ovarium, yaitu gonad wanita yang merupaka sepasang kelenjar
yang mirip buah almon tanpa kulit dalam bentuk dan ukuran. Histologi
dari ovarium yaitu terdiri dari epitel germinativum yang merupakan suatu
lapisan epitel sederhana yang menutupi permukaan ovarium dan tunika
albugenia yang merupakan kapsul jaringan ikat tak teratur padat dan
berwarna keputihan yang terletak di bawah epitel germinativum. Korteks
ovarium adalah regio di sebelah dalam tunika albuginea. Bagian ini terdiri
atas folikel ovarium , yaitu kantong kecil yang berad di korteks dan terdiri
dari oosit dala berbagai stadium perkembangan plus sel-sel yang
mengelilinginya. Pada saat sel-sel sekitar membentuk satu lapisan sel
disebut sel folikular , sedangkan ketika membetuk beberapa lapisan
disebut sebagai sel granulosa. Selain folikel ovarium terdapat juga folikel
matang(graaf) , folikel ini merupaka folikel besar berisi cairan yang siap
pecah dan mengeluarkan oosit sekunder , proses yang dinamai ovulasi.
Perubahan folikel setelah ovulasi membentuk korpus luteum , yang
merupakan badan kuning yang megandung sisa-sisa folikel matang setelah
ovulasi. Korpus ini yang nantinya memproduksi hormon progesterone ,
estrogen , relaksin , dan inhibin sampai berdegenerasi menjadi jaringan
parut fibrosa yang dinamai korpus albikans(badan putih). Medulla
ovarium terletak di sebelah dalam korteks ovarium. Medulla ovarium
terdiri dari jaringan ikat yang tersusun lebih longgar dan mengandung
pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf. Atresia folliculi adalah proses
degenerasi jaringan folikel dalam ovarium yang didahului oleh
berhentinya mitosis sel-sel granulosa dan matinya oosit.
Tuba fallopi
Wanita memiliki dua tuba uterina fallopi atau oviduktus yang
terbentang ke lateral dari uterus. Saluran ini memiliki panjang sekitar 4
inci atau 10 cm , yang terdapat di dalam lipatan ligamentum latum uterus.
Bagian dari tuba yang berbentuk corong , yang dinamai infundibulum
,yang terletak dekat dengan ovarium , tetapi terbuka ke arah rongga
panggul. Bagian ini berakhir dalam rangkaian tonjolan mirip jari yang
dinamai fimbriae , dengan salah satu tonjolan yang melekat ke ujung
lateral ovarium. Ampula tuba uterina adalah bagian yang paling panjang
dan lebar , membentuk sekitar dua per tiga lateral dari panjangnya. Ismus
tuba uterina adalah bagian yang lebih medial , pendek , sempit , dan
berdinding tebal yang menyatu dengan uterus. Secara histologis tube
uterina terdiri dari tiga lapisan , yaitu mukosa , muskularis dan serosa.
Mukosa terdiri atas epitel dan lamina propria yang merupakan jaringan
ikat areolar. Lapisan tengah, yaitu muskularis terdiri dari cincin otot polos
sirkular tebal disebelah dalam dan otot polos longitudinal tipis di sebelah
luar. Lapisan luar dari tuba uterina adalah membra serosa.
Uterus
Uterus atau Rahim merupakan jalur untuk sperma yang diletakkan
di vagina untuk mencapi tuba uterina. Secara histologis , uterus terdiri dari
tiga lapisan jaringan , yaitu perimetrium , mioetrium dan endometrium.
Lapisan luar yang merupakan perimetrium yang merupakan bagian dari
peritoneum visceral , lapisan ini terdiri dari epitel skuamosa sederhana dan
jaringan ikat areolar. Lapisan tengah uterus yaitu miometrium yang terdiri
dari tiga lapisan serat otot polos yang paling tebal di fundus dan paling
tipis di serviks. Lapisan dalam uterus , endometrium adalah jaringan yang
mengandung banyak pembuluh darah dan memiliki tiga komponen.
Lapisan terdalam yang terdiri dari epitel kolumnar sederhana yang
melapisi lumen , stroma endometrium yang dibawahnya adalah regio
lamin propria yang sangat tebal , dan kelenjar endometrium uterus yang
terbentuk sebagai invaginasi epitel lumen dan terbentang hingga nyaris ke
miometrium. Endometrium terbagi menjadi dua lapisan , stratum
fungsionalis yang melapisi kavitas uteri dan stratum basalis yang bersifat
permanen dan membentuk stratum fungsionalis baru setiap setelah haid.
Uterine Cervix
Permukaan serviks uteri mempunyai dua macam epitel yaitu epitel
kolumner dan skuamosa. Antara epitel dan stroma dibatasi oleh basal
membran. Epitel kolumner menutupi kanalis servikalis dan lipatan epitel
atau kripta. Epitel ini terdiri dari dua macam sel, sel yang tidak bersilia
yang memproduksi lendir atau mukus yang membasahi kanalis servikalis
dan sel yang bersilia berfungsi membersihkan lendir. Epitel kedua yaitu
epitel skuamosa yang menutupi ektoservik. Pertemuan antara epitel
skuamosa dan epitel kolumner endoservik membentuk sambungan yang
disebut Sambungan Skuamo Kolumner (SSK). Secara morfogenetik SSK
ini ada dua, SSK anatomis yaitu pertemuan antara epitel skuamosa dan
epitel kolumner sedangkan SSK fungsional yaitu pertemuan antara epitel
kolumner dengan epitel skuamosa metaplastik di daerah transformasi.
Posisi SSK dapat berubah sesuai dengan perubahan ukuran serviks. Saat
lahir, seluruh serviks yang terpanjan dilapisi oleh epitel skuamosa. Saat
dewasa muda, terjadi pertumbuhan epitel silindris yang melapisi
endoserviks. Epitel ini tumbuh hingga bawah ektoserviks, sehingga epitel
silindris terpanjan dan letak tepat berada di bawah eksoserviks. Saat
dewasa, dalam perkembangannya terjadi regenerasi epitel skuamous dan
silindris, sehingga epitel skuamosa kembali melapisi seluruh ektoserviks
dan terpanjang.
Vagina
Vagina merupakan bangunan tubular fibromuskular dengan
panjang 8-9 cm berhubungan dengan uterus di sebelah proksimal dan
membuka ke vestibulum genitalia eksterna di sebelah distal. Vagina terdiri
atas tiga lapisan: mukosa, muskularis, dan adventisia. Lumen vagina
dilapisi oleh epitel gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk yang tebal (150-
200 µm), beberapa sel permukaannya mungkin mengandung granula
keratohialin. Sel-sel Langerhans pada epitel berfungsi mempresentasikan
antigen ke limfosit yang bertempat di kelenjar limfa inguinal. Sel-sel epitel
dirangsang oleh estrogen untuk menyintesis dan menyimpan glikogen
dalam jumlah besar, yang akan dilepaskan ke dalam lumen saat sel-sel
epitel vagina dilepaskan. Flora bakteri vagina yang alami memetabolisasi
glikogen, membentuk asam laktat, yang menyebabkan pH rendah di lumen
vagina, khususnya saat pertengahan siklus menstruasi. pH rendah juga
mencegah invasi patogen. Lamina propria vagina terdiri atas jaringan ikat
fibroelastis mengandung banyak suplai vaskular pada daerah yang lebih
dalam. Ditemukan juga banyak limfosit dan neutrofil yang mencapai
lumen dengan melalui ruang-ruang antarsel pada periode tertentu siklus
menstruasi, saat sel-sel tersebut berpartisipasi dalam respons imun.
Walaupun vagina tidak mengandung kelenjar, terjadi peningkatan cairan
vagina saat perangsangan seksual, dan kopulasi untuk tujuan lubrikasi
pada dindingnya. Cairan ini berasal dari transudat yang ada dalam lamina
propria bergabung dengan sekret kelenjar serviks. Lapisan muskularis
vagina terdiri atas sel-sel otot polos yang tersusun demikian sehingga
sebagian besar berkas yang tersusun longitudinal pada permukaan
eksternal bercampur dengan berkas-berkas yang tersusun sirkular dekat
lumen. Suatu otot sfingter, terdiri atas serat-serat otot skeletal, melingkari
vagina pada pintu eksternal Jaringan ikat fibroelastik padat menyusun
lapisan adventisia vagina, mengikatkannya dengan bangunan di sekitarnya.
Di dalam lapisan adventisia terdapat banyak suplai vaskular dengan suatu
pleksus venosa yang amat luas dan berkas-berkas saraf yang berasal dari
nervus splanknikus panggul.
Placenta
Plasenta berbentuk bundaran yang merupakan kumpulan jaringan
dengan lebih dari 200 pembuluh darah. Letak plasenta dalam rahim
normalnya pada bagian korpus uterus. Plasenta dikelilingi oleh lapisan
amnion, plasenta ini berisi pembuluh darah lanjutan dari tali pusat,
plasenta terdiri dari 3 bagian utama yaitu:
Bagian Pada Janin “Fetal Portion” Bagian janin ini terdiri dari
struktur yang disebut korion frondosum dan vili. Korion frondosum
merupakan membran yang melindungi janin yang terdiri dari tropoblas.
Sedangkan vili dari plasenta yang matang terdiri dari: Vili koriali, Ruang-
ruang interviler. Amnion yang melapisi dinding permukaan plasenta pada
bagian bawah lapisan amnion ini terdapat cabang-cabang pembuluh darah
tali pusar.
Bagian Pada Ibu “Maternal Portion” Merupakan permukaan yang
menghadap ke dinding rahim, berwarna merah dan terbagi oleh celah-
celah yang berasal dari jaringan ibu. Pada bagian ini terdapat desidua
kompakta yang terbentuk dari 15-20 struktur berupa bulatan yang disebut
kotiledon. Juga terdapat struktur yang disebut desidua basalis pada bagian
maternal, desidua basalis pada plasenta matang disebut lempeng korion.
Tali Pusar. Tali pusar merentang dari pusat janin ke plasenta
bagian permukaan janin. Tali pusar memiliki panjang sekitar 50-55 cm,
diameter sekitar 1-2,5 cm “sebesar jari”. Tali pusar terdiri dari 2 arteri dan
1 vena. Fungsi utama dari tali pusar ialah untuk menghubungkan plasenta
dengan bagian tubuh janin sehingga dapat menyalurkan oksigen, antibodi
dan komponen lain yang diperlukan janin. Tali pusar terdiri dari dua arteri
dan satu vena, vena umbilicalis akan membawa darah dari ibu ke janin,
sedangkan arteri umbilicalis membawa darah dari janin ke ibu. Vena
umbilicalis ini berfungsi mengalirkan darah yang mengandung oksigen
juga nutrisi dalam bentuk sederhana seperti: Karbohidrat dalam bentuk
glukosa, Protein dalam bentuk asam amino, Lemak dalam bentuk asam
lemak, Vitamin, Mineral dan Air
Mammary gland lactating
Ditemukan alveoli yang berkembang, yang terjadi hanya dalam
kehamilan. Dekat muaranya pada puting susu, duktus laktiferus dilapisi
oleh epitel gepeng berlapis dengan lapisan tanduk. Sinus laktiferus dan
duktus laktiferus yang menuju ke puting dilapisi oleh epitel kuboid
berlapis, sementara duktus yang lebih kecil mengarah ke duktus laktiferus
dilapisi oleh epitel silindris selapis. Sel-sel mioepitel stelata terletak antara
epitel dan lamina basal juga melilit sekeliling alveoli yang sedang
berkembang dan menjadi fungsional selama kehamilan penuh dengan
kolostrum, suatu cairan kaya akan protein, dalam persiapan menyambut
bayi. Dalam beberapa hari setelah kelahiran, saat sekresi estrogen dan
progesteron berkurang, prolaktin, yang disekresi oleh asidofil kelenjar
hipofisi anterior, mengaktivasi sekresi air susu ibu (asi), yang
menggantikan kolostrum. Alveoli kelenjar mamma laktans (aktif) terdiri
atas sel-sel kuboidal yang sebagian dikelilingi oleh jala-jala sel-sel
mioepitel. Sel-sel sekretori mempunyai banyak RER dan mitokondria,
beberapa kompleks Golgi, banyak tetes lemak, dan banyak vesikel
mengandung kasein (protein susu) dan laktosa. Namun, tidak di semua
daerah alveolus berada dalam tahap produksi yang sama, oleh Karena sini
yang berbeda menunjukkan beraneka derajat persiapan sintesis substansi
asi . Sekret sel-sel alveolar terdiri atas dua jenis: lemak dan protein Lemak
disimpan dalam droplet di sitoplasma. Dilepaskan dari sel-sel sekretori,
kemungkinan dengan eksositosis secara apokrin, selanjutnya droplet kecil-
kecil bergabung membentuk tetesan yang lebih besar dan tetesan yang
lebih besar yang begerak ke arah perifer sel. Setelah sampai di sana, sekret
akan menonjol sebagai gelembungsitoplasma ke dalam lumen; kemudian
tetesan lemak, berupagelembung akan terlepas dan menjadi bagian dari
produk sekretorik. Setiap gelembung kemudian terdiri atas tetesan lemak
dibagian tengah dikitari oleh pinggiran sitoplasma yang sempit dan
dibungkus plasmalema. Protein disintesis dalam sel-sel sekretori
dilepaskan dari sel-sel dengan cara eksositosis merokrin sama seperti sel-
sel lain yang menyintesis dan melepas protein ke dalam ruang
ekstraselular
Mammae non active
Alveoli tidak berkembang pada kelenjar mamma rehat. Kelenjar
mamma rehat, atau nonsekretorik, yang terdapat pada perempuan yang
tidak hamil mempunyai arsitektur dasar yang sama seperti kelenjar
mamma laktans (aktif), perbedaannya hanya ukuran mamma rehat lebih
kecil dan tidak ditemukan alveoli yang berkembang, yang terjadi hanya
dalam kehamilan. Dekat muaranya pada puting susu, duktus laktiferus
dilapisi oleh epitel gepeng berlapis dengan lapisan tanduk. Sinus laktiferus
dan ductus laktiferus yang menuju ke puting dilapisi oleh epitel kuboid
berlapis, sementara duktus yang lebih kecil mengarah ke duktus laktiferus
dilapisi oleh epitel silindris selapis. Sel-sel mioepitel stelata terletak antara
epitel dan lamina basal juga melilit sekeliling alveoli yang sedang
berkembang dan menjadi fungsional selama kehamilan.
Mammae active
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada preparat
histologi mammae aktif dengan perbesaran 4 x 10 maka terlihat beberapa
bagian sebagai berikut :
1. Alveoli dengan Sekresi
2. Jaringan Ikat Interlobularis
Berdasarkan pengamatan, alveoli kelenjar mammae aktif terdiri
atas sel- sel kuboidal yang sebagian dikelilingi oleh jala-jala sel-sel
mioepitel.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa organ genitalia wanita antara lain vagina, uterus, tuba fallopi, ovarium,
plasenta dan mammae aktif dan non aktif. Vagina terdiri dari serosa pada bagian
terluar muskularis mukosa merupakan bagian otot dan bagian rongga pada
gambar merupakan lumen. Uterus terdiri dari lapisan perimetrium yaitu bagian
terluar dari uterus, kemudian miometrium bagian tengah atau disebut juga bagian
muskularis mukosa, dan bagian yang paling dalam yaitu endometrium. Ovarium
terdiri dari folikel primer yang terbentuk bulatan. Folikel de gruff yaitu bagian
bulatan yang berisikan korpus luteum. Kemudian ada bagian yang melengkung
disebut bagian medulla. Mammae active dan non active memiliki struktur yang
sama perbedaannya hanya ukuran mamma rehat lebih kecil dan tidak ditemukan
alveoli yang berkembang, yang terjadi hanya dalam kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

Eroschenko, VP. (2010). Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Guyton and Hall. 2011. Textbook Medical Physiologi. Edisi 12. Amerika:
ELSEVIER.
Mescher, AL. (2011). Histologi Dasar Junqueira: Teks & Atlas. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Sherwood, L. 2019. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi 9. Jakarta : EGC.
Tortora, Gerard J, dan Derrickson, Bryan. Dasar Anatomi & Fisiologi. Volume 2.
Edisi 13. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai