GASTROINTERSTINAL TRACT
BLOK DIGESTIVE 1
oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
1 |HISTOLOGI DIGESTIVE 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan hasil Laporan Jurnal Reading Blok DIGESTIVE I ini. Dalam
penyusunan Laporan praktikum histologi system digestive ini, saya menyadari
sepenuhnya banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini
disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Kami
menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak tidaklah
mungkin hasil Laporan praktikum histologi ini dapat diselesaikan sebagaimana
mestinya.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan dengan baik
2. dr. Rizky Mulianti dan ibu Rusmiatik Selaku dosen pembimbing praktikum
histologi, atas segala masukan, bimbingan dan kesabaran dalam
menghadapi keterbatasankami.
3. Teman-teman sejawat yang telah memberikan masukkan dalam
penyusunan laporan ini.
Akhir kata, semoga segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan
kepada saya dan teman-teman, mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa,
serta Laporan Prkatikum Histologi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2 Tujuan......................................................................................................................3
1.3 Manfaat....................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5
2.1 Genitalia Femina..................................................................................................5
BAB III..............................................................................................................................9
METODE PRAKTIKUM..................................................................................................9
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum.................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................................9
3.3 Cara Kerja...............................................................................................................9
BAB IV............................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................11
4.1 Hasil Dokumentasi Dari Mikroskop......................................................................12
4.2 Pembahasan........................................................................................................21
4.2.1 Sistem Digestive...........................................................................................21
BAB V.............................................................................................................................25
PENUTUP........................................................................................................................27
5.1 Kesimpulan............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUA
N
System pencernaan dibagi menjadi saluran cerna bagian atas dan saluran cerna
bagian bawah. Saluran cerna bagian atas dimulai dari cavum oris sampai
gaster (lambung), sedangkan saluran cerna bagian bawah dimulai dari
interstinum tenue bagian duodenum sampai anus. Sistem pencernaan terdiri
atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan, Saluran pencernaan dimulai
dari mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus besar (colon) dan berakhir di
rectum atau anus. Berfungsi untuk mendapatkan metabolit dari makanan yang
dicernauntuk memenuhi kebutuhan energy tubuh. Untuk melakukan
penyerapan terhadap molekul makanan tersebut, saluran pencernaan memiliki
lapisan dinding yang berbeda-beda disetiap saluran cerna.
1.2 Tujuan
1. Mampu mengidentifikasi struktur mikroskopik histologi masing-
masing bagian sistem digestive
2. Mahasiswa mampu mengetahui struktur-struktur jaringan pada sistem
reproduksi system digestive
3. Mampu mengenal dan membedakan histologi masing-masing bagian
dari sistem digestive
1.3 Manfaat
1. Untuk mengidentifikasi struktur mikroskopik histologi masing-
masing bagian sistem system digestive
2. Untuk mengetahui struktur-struktur jaringan pada sistem digestive
3. Untuk mengenal dan membedakan histologi masing-masing bagian
dari system digestive
BAB II
LANDASAN TEORI
METODE PRAKTIKUM
Nomor Preparat
GASTROINTERSTINAL TRACK
H09/210 Jejenum
H09/220 Ileum
H09/200 Duodenum
H09/240 Appendix
H09/260 Colon
H09/270 Rectum
H09/290 Pancreas
H09/300 Liver
38 B Vesica Fellea
69 B Insula Pancreatica
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Lamina Propria
Epitel
Muskularis
Mukosa
Kapiler
Epitel Permukaan
(40x)
Epitel
Permukaan
Lapisan Otot
Oblique
Faveola Gastrica
40x
Epitel Lambung
Sfingter
Pylorus
Vili
Submucosa
40x
Nodulus Lymphoideus
Arteriol
submukosa
40x
H09/210 Jejenum (10x)
40x
Epitel Dengan Sel Goblet
Vili
Submukosa
40x
Submucosa
Pusat Germinal
Ganglion Parasimpatis
40x
Endotel
Sinusoid
40x
Inti Hepatosit
Lempeng Hepatosit
40x
Ductus Biliaris
Septum Interlobularis
40x
Insula
Pancreatica
Arsini Serosa
Ductus Later
Lobularis
Insula Pancreatica
Capsul Jaringan
Ikat
Sel Sentrausinar
Lamina Propria
Serosa
Jaringan Ikat
Lamina Propria
4.2 Pembahasan
B. Duodenum
Permukaan lumen duodenum terdapat vili yang dilapisi oleh epitel selapis
silindris dengan limbus striatus. Bagian tengah setiap vilus mengandung
lamina propria yang di dalamnya ditemukan sel jaringan ikat, sel limfoid, sel
plasma, makrofag, sel otot polos, dan sel lainnya. Selain itu, lamina propria
yang mengandung banyak pembuluh darah dan pembuluh limfe yang melebar
dan buntu yaitu lakteal. Di antara vili terdapat kelenjar intestinal yang meluas
sampai ke muskularis mukosa. Di bawah muskularis mukosa adalah jaringan
ikat padat tidak teratur submukosa. Di duodenum, submukosa terisi oleh
kelenjar duodenal penghasil-mukus yang terpulas-pucat dengan duktusnya
menembus muskularis mukosa untuk mencurahkan produk sekretoriknya di
dasar kelenjar intestinal. Di sekitar submukosa dan kelenjar duodenal terdapat
muskularis eksterna.
C. Jejunum
Histologi duodenum bagian bawah, jejunum dan ileum serupa dengan
duodenum. Satu-satunya pengecualian adalah kelenjar duodenal (Brunner);
kelenjar ini biasanya terbatas di submukosa pada bagian atas duodenum dan
tidak ditemukan di jejunum dan ileum.
Dari pengamatan yang kami lakukan dapat dilihat lipatan permanen dan
menonjol plika sirkularis yang meluas ke dalam lumen jejunum. Bagian
tengah plika sirkularis dibentuk oleh jaringan ikat padat tidak teratur
submukosa yang mengandung banyak arteri dan vena. Banyak tonjolan mirip-
jari, vili, melapisi plika. Di antara vili terdapat ruang intervilus, dan di dasar
vili terdapat kelenjar intestinal yang berada di lamina propria. Kelenjar
intestinal (kriptus Lieberkrihn) bermuara ke ruang intervilus.
Di lumen, setiap vilus memperlihatkan epitel silindris dengan limbus
striatus dan sel goblet. Di bawah epitel di lamina propria terdapat nodulus
limfoid dengan pusat germinal. Berkas serat otot polos dari rnuskularis
mukosa meluas di lamina propria vili. Setiap vilus juga mengandung sebuah
lakteal sentral dan kapiler. Usus halus dikelilingi oleh muskularis eksterna
yang mengandung lapisan otot polos sirkular dalam dan lapisan otot polos
longitudinal luar. Sel ganglion parasimpatis pleksus mienterikus terdapat di
jaringan ikat di antara lapisan otot muskularis eksterna. lleksus submukosa
serupa terdapat di submukosausus halus, tetapi tidak tampak dalarn gambar
ini. Peritoneum viscerale atau serosa membungkus usus halus. Di bawah
lapisan serosa terdapat serat jaringan ikat, pembuluh darah, dan sel adipose.
D. Ileum
Ciri khas ileum adalah agregasi nodulus limfoid yaitu nodulus
lymphoideus aggregatus submucosus (Peyer's patch). Setiap bercak Peyer
adalah agregasi banyak nodulus limfoid yang terdapat di dinding ileum
berseberangan dengan perlekatan mesenterium. Kebanyakan nodulus limfoid
memperlihatkan pusat germinal. Nodulus limfoid biasanya menyatu dan batas
di antara nodulus menjadi tidak jelas. Nodulus limfoid berasal dari jaringan
limfoid difus lamina propria. Vili tidak terdapat di daerah lumen usus tempat
nodulus mencapai permukaan mukosa. Nodulus limfoid biasanya meluas ke
dalam submukosa, menembus muskularis mukosa, dan menyebar di jaringan
ikat longgar submukosa. Dalam gambar juga terlihat epitel permukaan yang
melapisi vili, kelejar intestinal, lakteal di vili, lapisan sirkular dalam dan
lapisan longitudinal luar di muskularis eksterna, dan serosa.
E. Colon
Dinding kolon memiliki lapisan-lapisan dasar yang serupa dengan lapisan
yang ada di usus halus. Mukosa (4-7) terdiri atas epitel selapis silindris,
keleniar intestinal, lamina propria, dan muskularis mukosa. Submukosa di
bawahnya mengandung sel dan serat jaringan ikat, berbagai pembuluh darah
dan saraf. Muskularis eksterna dibentuk oleh dua lapisan otot polos. Serosa
(peritoneum viscerale dan mesenterium) melapisi kolom transversum dan
kolon sigmoid. Adanya beberapa modifikasi di dinding kolon yang
membedakan bagian ini dari bagian lainnya di saluran pencernaan.
Kolon tidak memiliki vili atau plika sirkularis, dan permukdan luminal
mukosa licin. Di kolon yang tidak melebar, mukosa dan submukosa
memperlihatkan banyak lipatan temporer. Di lamina propria dan submukosa
kolon dijumpai nodulus limfoid. Lapisan otot polos di muskularis eksterna
kolon mengalami modifikasi. Lapisan sirkular dalam terlihat utuh di dinding
kolon, sedangkan lapisan longitudinal luar otot polos dibagi menjadi tiga pita
memanjang yang lebar yaitu taenia coli. Lapisan otot longitudinal luar yang
sangat tipis, yang sering terputus-putus, dijumpai di antara taenia coli. Sel-
sel ganglion
parasimpatis pleksus saraf mienterikus (Auerbach) terdapat di antara kedua
lapisan otot polos muskularis eksterna. Kolon transversum dan kolon sigmoid
melekat pada dinding tubuh melalui mesenterium. Oleh karena itu, serosa
menjadi lapisan terluar.
F. Pyloric Stomach
Pada pilorus terdapat kelenjar bergelung pendek yang
mensekresikan enzim lisosim. Diantara sel-sel mukus ke lenjar pilorus
terdapat sel-sel gastrin (G) yang berfungsi mengeluarkan hormone gastrin.
Gastrin berfungsi merangsang pengeluaran asam lambung oleh kelenjar-
kelenjar lambung.
Muskularis mukosae lambung terdiri atas 2 atau 3 lapisan otot yang
tegak lurus menembus ke dalam laminan propria. Apabila otot
berkontraksi akan mengakibatkan lipatan pada permukaan dalam organ
yang selanjutnya akan menekan kelenjar lambung dan mengeluarkan
sekretnya.
Submukosa terdiri atas jaringan penyambung jarang dan pembuluh-
pembuluh darah dan limfe dan diinfiltrasi oleh sel-sel limfoid dan
mast cells.
Muskularis eksterna terdiri atas serabut-serabut spiral yang terletak
dalam 3 arah utama: lapisan eksterna adalah longitudinal, lapisan
tengah adalah sirkular, dan lapisan interna adalah miring.
Lapisan serosa adalah tipis dan diliputi oleh mesotel.
H. Insula Pancreatica
Insula pancreatica yang saya amati dibawah mikroskop binokuler pada
pembesaran yang yang lebih kuat. Sel endokrin insula tersusun berderet dan
berkelompok, di antaranya ditemukan serat jaringan ikat halus dan anyaman
kapiler. Kapsul jaringan ikat tipis memisahkan pankreas endokrin dari asini
serosa eksokrin. Beberapa asini serosa mengandung sel sentroasinar yang
merupakan bagian sistem duktus yang berhubungan dengan duktus
interkalaris. Set mioepitel tidak mengelilingi asini sekretorik di pankreas. Pada
sediaan histologik rutin, masing-masing sel penghasil-hormon di insula
pancreatica tidak dapat diidentifikasi.
Kapiler di sekitar sel endokrin menunjukkan insula pancreatica ini
kaya vaskularisasi. Kapsul jaringan ikat tipis memisahkan sel-sel insula dari
asini serosa. Set sentroasinar terlihat di beberapa asini. Kapsul jaringan ikat
tipis memisahkan insula pancreatica dari asini sekretorik eksokrin. Insula
pancreatica mendapat pendarahan dari pembuluh darah dan kapiler. Di sini
sekretorik eksokrin terdiri atas sel bentuk piramid yang tersusun mengelilingi
lumen kecil dengan bagian tengahnya terlihat satu atau lebih sel sentroasinar.
Duktus ekskretorius terkecil di dalam pankreas adalah duktus interkalaris yang
dilapisi oleh epitel selapis kuboid.
Insula pancreatica dipisahkan dari jaringan asini eksokrin di sekitarnya
oleh lapisan tipis serat retikular. Insula lebih besar dari pada asini dan
merupakan kelompok padat sel-sel epitel yang ditembus oleh kapiler.
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan, bahwa hamper seluruh dari
gastrointerstinal track memiliki lapisan lapisan yang sangat tebal dan kuat,
dikarenakan lewat sanalah semua intake makanan yang kita makan masuk dan
terjadi penghancuran menjadi bentuk bolus sampai menjadi feses yang siap
untuk dikeluarkan. Oleh karena itu saya mengambil kesimpulan bahwa lapisan
lapisan jaringan pada gastrointerstinal gtract harus kuat dan tebal serta
disepanjang saluran pencernaan terdapat epitel permukaan yang bertujuan
untuk melindungi jaringan dibawahnya. Pada saluran pencernaan khususnya
pada usus halus memiliki jaringan yang sama hanya saja yang membedakan
antara duodenum, jejunum dan ileum adalah kelenjar duodenal (Brunner);
kelenjar ini biasanya terbatas di submukosa.
Daftar Pustaka
Mescher, Anthony L. 2014. Histologi Dasar Junqueira. Edisi 14. EGC: Jakarta