Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI

GASTROINTERSTINAL TRACT
BLOK DIGESTIVE 1

oleh :

Nama : Siti Fadila Alviana Faisal


NIM : 020.06.0078
Kelompok
: 3Modul
Dosen : Reproduksi 1
: dr. Rizky Mulianti, S.Ked Rusmiatik, S.Si, M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

2021

1 |HISTOLOGI DIGESTIVE 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan hasil Laporan Jurnal Reading Blok DIGESTIVE I ini. Dalam
penyusunan Laporan praktikum histologi system digestive ini, saya menyadari
sepenuhnya banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini
disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Kami
menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak tidaklah
mungkin hasil Laporan praktikum histologi ini dapat diselesaikan sebagaimana
mestinya.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan dengan baik
2. dr. Rizky Mulianti dan ibu Rusmiatik Selaku dosen pembimbing praktikum
histologi, atas segala masukan, bimbingan dan kesabaran dalam
menghadapi keterbatasankami.
3. Teman-teman sejawat yang telah memberikan masukkan dalam
penyusunan laporan ini.
Akhir kata, semoga segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan
kepada saya dan teman-teman, mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa,
serta Laporan Prkatikum Histologi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 21 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2 Tujuan......................................................................................................................3
1.3 Manfaat....................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5
2.1 Genitalia Femina..................................................................................................5
BAB III..............................................................................................................................9
METODE PRAKTIKUM..................................................................................................9
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum.................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................................9
3.3 Cara Kerja...............................................................................................................9
BAB IV............................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................11
4.1 Hasil Dokumentasi Dari Mikroskop......................................................................12
4.2 Pembahasan........................................................................................................21
4.2.1 Sistem Digestive...........................................................................................21
BAB V.............................................................................................................................25
PENUTUP........................................................................................................................27
5.1 Kesimpulan............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang

System pencernaan dibagi menjadi saluran cerna bagian atas dan saluran cerna
bagian bawah. Saluran cerna bagian atas dimulai dari cavum oris sampai
gaster (lambung), sedangkan saluran cerna bagian bawah dimulai dari
interstinum tenue bagian duodenum sampai anus. Sistem pencernaan terdiri
atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan, Saluran pencernaan dimulai
dari mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus besar (colon) dan berakhir di
rectum atau anus. Berfungsi untuk mendapatkan metabolit dari makanan yang
dicernauntuk memenuhi kebutuhan energy tubuh. Untuk melakukan
penyerapan terhadap molekul makanan tersebut, saluran pencernaan memiliki
lapisan dinding yang berbeda-beda disetiap saluran cerna.

1.2 Tujuan
1. Mampu mengidentifikasi struktur mikroskopik histologi masing-
masing bagian sistem digestive
2. Mahasiswa mampu mengetahui struktur-struktur jaringan pada sistem
reproduksi system digestive
3. Mampu mengenal dan membedakan histologi masing-masing bagian
dari sistem digestive

1.3 Manfaat
1. Untuk mengidentifikasi struktur mikroskopik histologi masing-
masing bagian sistem system digestive
2. Untuk mengetahui struktur-struktur jaringan pada sistem digestive
3. Untuk mengenal dan membedakan histologi masing-masing bagian
dari system digestive
BAB II

LANDASAN TEORI

Saluran pencernaan (gastrointestinal) adalah suatu tabung berongga panjang


yang berjalan dari esofagus sampai ke rektum. Saluran ini mencakup esofagus,
lambung, usus halus (duodenum, jejunum, ileum), usus besar (kolon), dan rektum.
Dinding saluran pencernaan terdiri atas empat lapisan yang memperlihatkan
organisasi histologik dasar. Lapisan-lapisan tersebut adalah mukosa, submukosa,
muskularis eksterna, dan serosa atau adventisia. Karena organ pencernaan dalam
proses pencernaan memiliki fungsi yang berbeda-beda, morfologi lapisan ini juga
memperlihatkan variasi.
Hati terletak di lokasi yang sangat strategis. Semua nutrien dan cairan yang
diserap di usus masuk ke hati melalui vena porta hepatis, kecuali produk lemak
kompleks, yang diangkut oleh pembuluh limfe. Produk yang diabsorpsi mula-
mula mengalir melalui kapiler-kapiler hati yaitu sinusoid (vas sinusoideum).
Darah vena porta yang kaya-nutrien mula-mula dibawa ke hati sebelum masuk ke
sirkulasi umum. Karena darah vena dari organ pencernaan di vena porta hepatis
miskin oksigen, arteri hepatika dari aorta mendarahi sel-sel hati dengan darah
yang mengandung oksigen, sehingga hati mendapat darah dari dua sumber.
Hati terdiri atas unit-gnit heksagonal yaitu lobulus hepaticus (hati). Di bagian
tengah setiap lobulus terdapat sebuah vena sentralis, yang dikelilingi secara radial
oleh lempeng sel hati (lamina hepatocytica), yaitu hepatosit, dan sinusoid ke arah
perifer. Di sini, jaringan ikat membentuk kanalis porta atau daerah porta (spatium
portale), tempat terdapatnya cabang-cabang arteri hepatika, vena porta hepatis,
duktus biliaris, dan pembqluh limfe. Pada manusia, dapat ditemukan tiga sampai
enam daerah porta setiap lobulus. Darah arteri dan darah vena dari daerah porta
perifer mula-mula bercampur di sinusoid hati saat mengalir ke arah vena sentralis.
Dari sini, darah masuk ke sirkulasi umum melalui vena hepatika yang keluar dari
hati dan masuk ke vena kava inferior.
Kandung empedu adalah organ kecil berongga yang melekat pada permukaan
bawah hati. Empedu diproduksi oleh hepatosit dan kemudian mengalir ke dan
disimpan di dalam kandung empedu. Empedu keluar dari kandung empedu
melalui duktus sistikus dan masuk ke duodenum melalui duktus biliaris komunis
menembus papila duodeni mayor, suatu tonjolan mirip-jari di dinding duodenum
ke dalam lumen. Kandung empedu bukan merupakan kelenjar karena fungsi
utamanya adalah menampung dan memekatkan empedu dengan menyerap
kandungan airnya. Empedu dicurahkan ke dalam saluran pencernaan akibat
rangsangan hormon setelah makan. Bila kandung empedu kosong, mukosanya
membentuk banyak lipatan yang dalam.
Pankreas adalah organ lunak memanjang yang terletak di belakang lambung.
Caput pancreatis terletak di lengkung duodenum dan cauda pancreatis meluas dari
rongga abdomen ke limpa. Sebagian besar pankreas adalah keleniar eksokrin. Unit
sekretorik eksokrin atau asinus mengandung sel asinar (cellula acinosa) bentuk-
piramid, yang apeksnya berisi granula sekretorik. Granula ini mengandung
prekursor beberapa enzim pencernaan pankreas yang disekresikan ke dalam
duktus ekskretorius dalam bentuk tidak aktif.
Unit endokrin pankreas tersebar di antara asinus eksokrin berupa unit terpisah
yang terpulas-pucat dengan banyak pembuluh darah yaitu insula pancreatica
(pulau Langerhans). Setiap insula dikelilingi oleh serat jaringan.ikat retikular
halus..Dengan metode imunositokimia khusus, empat jenis sel dapat diidentifikasi
di setiap insula pancreatica: sel alfa (endocrinocytus A), beta (endocrinocytus B),
delta (endocrinocytus D), dan sel polipeptida pankreas (endocrinocytus PP).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu 1, Universitas Islam Al-
Azhar, Mataram. Waktu yang digunakan dalam praktikum ini pada:
Hari : Kamis, 5 Agustus 2021 ( 13.30-Selese)
Jum’at, 20 Agustus 2021 (09.40-selese)

3.2 Alat dan Bahan


o Alat
Mikroskop cahaya
o Bahan (preparat)

Nomor Preparat

GASTROINTERSTINAL TRACK

H09/170 Fundus stomach

H09/210 Jejenum

H09/160 Cardiac Stomach

H09/180 Pyloric Stomach

H09/220 Ileum

H09/200 Duodenum

H09/240 Appendix

H09/260 Colon
H09/270 Rectum

H09/290 Pancreas

H09/300 Liver

H09/320 Gall Bladder

37 B Hepar ( Lobus dan Canalis)

38 B Vesica Fellea

69 B Insula Pancreatica
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

H09/260 Colon 10x

Lamina Propria

Epitel

Muskularis
Mukosa

H09/170 Fundus Stomach 10x


(40x)

Kapiler

Epitel Permukaan

Lapisan Otot Sirkular

H09/160 Cardiac Stomach (10x)

(40x)
Epitel
Permukaan

Lapisan Otot
Oblique

Faveola Gastrica

H09/200 Duodenum (10x)

40x

Epitel Lambung

Sfingter
Pylorus

Vili

H09/220 Ilium (10x)


Pusat Germinal Nodulus Lymphodeus

Submucosa

Lapisan Longitudinal Dan Sirkular

40x

H09/180 Pyloric Stomach (10x)

Nodulus Lymphoideus

Arteriol

submukosa

40x
H09/210 Jejenum (10x)

40x
Epitel Dengan Sel Goblet

Vili

Submukosa

H09/240 Appendix (10x)

40x
Submucosa

Epitel Dengan Sel Goblet

Pusat Germinal

Ganglion Parasimpatis

37 B Hepar (Lobus dan Canalis) (10x)

40x
Endotel

Sinusoid

Lempeng Sel Hati

H09/270 Rectum (10x)

40x
Inti Hepatosit

Lempeng Hepatosit

Serat Retikular Di Dinding Sinusoid

H09/300 Liver (10x)

40x
Ductus Biliaris

Sel Endotel Di Sinusoid

Septum Interlobularis

H09/290 Pankreas (10x)

40x
Insula
Pancreatica

Arsini Serosa

Ductus Later
Lobularis

69 B Insula Pancreatica (10x)

Insula Pancreatica

Capsul Jaringan
Ikat

Sel Sentrausinar

38 B Vesica Fellea (40x)


Lipatan Mukosa

Lamina Propria

Serat Otot Polos

Serosa

H09/320 Gallblader (40cx)

Jaringan Ikat

Lamina Propria

Epitel Selapis Silindris

4.2 Pembahasan

A. Hepar (Lobus dan Canalis)


Bergabungnya Ductus Billaris, percabangan Arteri Hepatica, dan Vena
Hepatika Propria akan membentuk Trias Porta.
Sistem Hepatosit, duktus Billaris, dan sinusoid hepar bisa di
kelompokkan ke dalam susunan dan fungsi dengan 3 carayang berbeda.
(Tortora, 2012)
 Lobulus Hepatis
Berdasarkan bentuknya, Lobulus Hepatik berbentuk Heksagon (6
sisi).Dengan sisi tengahnya terdapat vena sentralis dan dan keluar untuk
membentuk celah hepatosit dan sinusoid hepatik. (Tortora, 2012)
 Lobulus Portalis
Mempunyai fungsi Eksokrin dari Hepar yaitu sekresi Empedu. Duktus
Billaris dari trias prota akan masuk ke dalam pusat dari lobulus portalis.
Lobulus portalis berbentuk Trianguler dan dibagi oleh 3 garis khayalyang
berhubungan dengan 3 vena sentralis yang berdekatan dengan Trias Porta.
(Tortora, 2012)
 Asinus Hepatik
Merupakan unit fungsional dari liver (Update).Setiap asinus hepatis yang
terdiri dari gabungan dari Lobulus Hepatis.(Tortora, 2012).Berbentuk oval
yang terdiri atas dua lobulus hepatika yang bersebelahan.Dengan mempunyai
2 axis, yaitu Axis pendek digambarkan oleh cabang-cabang trias porta.Axis
panjang digambarkan oleh garis lengkung imajiner yang menghubungkan dua
vena sentralis terdekat dengan axis pendek.

B. Duodenum
Permukaan lumen duodenum terdapat vili yang dilapisi oleh epitel selapis
silindris dengan limbus striatus. Bagian tengah setiap vilus mengandung
lamina propria yang di dalamnya ditemukan sel jaringan ikat, sel limfoid, sel
plasma, makrofag, sel otot polos, dan sel lainnya. Selain itu, lamina propria
yang mengandung banyak pembuluh darah dan pembuluh limfe yang melebar
dan buntu yaitu lakteal. Di antara vili terdapat kelenjar intestinal yang meluas
sampai ke muskularis mukosa. Di bawah muskularis mukosa adalah jaringan
ikat padat tidak teratur submukosa. Di duodenum, submukosa terisi oleh
kelenjar duodenal penghasil-mukus yang terpulas-pucat dengan duktusnya
menembus muskularis mukosa untuk mencurahkan produk sekretoriknya di
dasar kelenjar intestinal. Di sekitar submukosa dan kelenjar duodenal terdapat
muskularis eksterna.

C. Jejunum
Histologi duodenum bagian bawah, jejunum dan ileum serupa dengan
duodenum. Satu-satunya pengecualian adalah kelenjar duodenal (Brunner);
kelenjar ini biasanya terbatas di submukosa pada bagian atas duodenum dan
tidak ditemukan di jejunum dan ileum.
Dari pengamatan yang kami lakukan dapat dilihat lipatan permanen dan
menonjol plika sirkularis yang meluas ke dalam lumen jejunum. Bagian
tengah plika sirkularis dibentuk oleh jaringan ikat padat tidak teratur
submukosa yang mengandung banyak arteri dan vena. Banyak tonjolan mirip-
jari, vili, melapisi plika. Di antara vili terdapat ruang intervilus, dan di dasar
vili terdapat kelenjar intestinal yang berada di lamina propria. Kelenjar
intestinal (kriptus Lieberkrihn) bermuara ke ruang intervilus.
Di lumen, setiap vilus memperlihatkan epitel silindris dengan limbus
striatus dan sel goblet. Di bawah epitel di lamina propria terdapat nodulus
limfoid dengan pusat germinal. Berkas serat otot polos dari rnuskularis
mukosa meluas di lamina propria vili. Setiap vilus juga mengandung sebuah
lakteal sentral dan kapiler. Usus halus dikelilingi oleh muskularis eksterna
yang mengandung lapisan otot polos sirkular dalam dan lapisan otot polos
longitudinal luar. Sel ganglion parasimpatis pleksus mienterikus terdapat di
jaringan ikat di antara lapisan otot muskularis eksterna. lleksus submukosa
serupa terdapat di submukosausus halus, tetapi tidak tampak dalarn gambar
ini. Peritoneum viscerale atau serosa membungkus usus halus. Di bawah
lapisan serosa terdapat serat jaringan ikat, pembuluh darah, dan sel adipose.

D. Ileum
Ciri khas ileum adalah agregasi nodulus limfoid yaitu nodulus
lymphoideus aggregatus submucosus (Peyer's patch). Setiap bercak Peyer
adalah agregasi banyak nodulus limfoid yang terdapat di dinding ileum
berseberangan dengan perlekatan mesenterium. Kebanyakan nodulus limfoid
memperlihatkan pusat germinal. Nodulus limfoid biasanya menyatu dan batas
di antara nodulus menjadi tidak jelas. Nodulus limfoid berasal dari jaringan
limfoid difus lamina propria. Vili tidak terdapat di daerah lumen usus tempat
nodulus mencapai permukaan mukosa. Nodulus limfoid biasanya meluas ke
dalam submukosa, menembus muskularis mukosa, dan menyebar di jaringan
ikat longgar submukosa. Dalam gambar juga terlihat epitel permukaan yang
melapisi vili, kelejar intestinal, lakteal di vili, lapisan sirkular dalam dan
lapisan longitudinal luar di muskularis eksterna, dan serosa.

E. Colon
Dinding kolon memiliki lapisan-lapisan dasar yang serupa dengan lapisan
yang ada di usus halus. Mukosa (4-7) terdiri atas epitel selapis silindris,
keleniar intestinal, lamina propria, dan muskularis mukosa. Submukosa di
bawahnya mengandung sel dan serat jaringan ikat, berbagai pembuluh darah
dan saraf. Muskularis eksterna dibentuk oleh dua lapisan otot polos. Serosa
(peritoneum viscerale dan mesenterium) melapisi kolom transversum dan
kolon sigmoid. Adanya beberapa modifikasi di dinding kolon yang
membedakan bagian ini dari bagian lainnya di saluran pencernaan.

Kolon tidak memiliki vili atau plika sirkularis, dan permukdan luminal
mukosa licin. Di kolon yang tidak melebar, mukosa dan submukosa
memperlihatkan banyak lipatan temporer. Di lamina propria dan submukosa
kolon dijumpai nodulus limfoid. Lapisan otot polos di muskularis eksterna
kolon mengalami modifikasi. Lapisan sirkular dalam terlihat utuh di dinding
kolon, sedangkan lapisan longitudinal luar otot polos dibagi menjadi tiga pita
memanjang yang lebar yaitu taenia coli. Lapisan otot longitudinal luar yang
sangat tipis, yang sering terputus-putus, dijumpai di antara taenia coli. Sel-
sel ganglion
parasimpatis pleksus saraf mienterikus (Auerbach) terdapat di antara kedua
lapisan otot polos muskularis eksterna. Kolon transversum dan kolon sigmoid
melekat pada dinding tubuh melalui mesenterium. Oleh karena itu, serosa
menjadi lapisan terluar.

F. Pyloric Stomach
Pada pilorus terdapat kelenjar bergelung pendek yang
mensekresikan enzim lisosim. Diantara sel-sel mukus ke lenjar pilorus
terdapat sel-sel gastrin (G) yang berfungsi mengeluarkan hormone gastrin.
Gastrin berfungsi merangsang pengeluaran asam lambung oleh kelenjar-
kelenjar lambung.
Muskularis mukosae lambung terdiri atas 2 atau 3 lapisan otot yang
tegak lurus menembus ke dalam laminan propria. Apabila otot
berkontraksi akan mengakibatkan lipatan pada permukaan dalam organ
yang selanjutnya akan menekan kelenjar lambung dan mengeluarkan
sekretnya.
 Submukosa terdiri atas jaringan penyambung jarang dan pembuluh-
pembuluh darah dan limfe dan diinfiltrasi oleh sel-sel limfoid dan
mast cells.
 Muskularis eksterna terdiri atas serabut-serabut spiral yang terletak
dalam 3 arah utama: lapisan eksterna adalah longitudinal, lapisan
tengah adalah sirkular, dan lapisan interna adalah miring.
 Lapisan serosa adalah tipis dan diliputi oleh mesotel.

G. Vesica fella dan Gall Bladder


Kandung empedu adalah suatu kantung berotot. Dinding kandung
empedu terdiri atas mukosa, muskularis, dan adventisia atau serosa. Dinding
kandung empedu tidak mengandung muskularis mukosa atau submukosa.
Mukosa terdiri dari epitel selapis silindris dan jaringan ikat lamina
propria & bawahnya yang mengandung jaringan ikat longgar,
beberapajaringan limfoid difus, dan pembuluh darah, venula dan arteriol.
Dalam keadaan tidak
teregang, dinding kandung empedu memperlihatkan lipatan mukosa temporer
yang menghilang saat kandung empedu teregang oleh empedu. Lipatan
mukosa mirip dengan vili di usus halus; namun, ukuran dan bentuknya
berbeda, dan susunannya tidak teratur. Kriptus atau divertikulum (crypta
mucosae) terdapat di antara lipatan mukosa dan sering membentuk indentasi
yang dalam di mukosa. Pada potongan melintang, divertikulum atau kriptus di
lamina pro pria mirip dengan kelenjar tubular. Namun, tidak ada kelenjar di
dalam kandung empedu, kecuali di collum vesicae biliaris.
Di bagian eksternal lamina propria yaitu otot kandung empedu dengan
berkas serat otot polos tersusun acak yang tidak menunjukkan lapisan-lapisan
yang jelas dan serat elastik yang tersebar. Di sekeliling berkas serat otot polos
terdapat lapisan tebal jaringan ikat padat yang mengandung pembuluh darah
besar, arteri dan vena, pembuluh limfe, dan saraf. Serosa melapisi seluruh
permukaan kandung empedu yang menggantung bebas. Lapisan jaringan ikat,
tempat kandung empedu melekat pada permukaan hati, disebut adventisia.

H. Insula Pancreatica
Insula pancreatica yang saya amati dibawah mikroskop binokuler pada
pembesaran yang yang lebih kuat. Sel endokrin insula tersusun berderet dan
berkelompok, di antaranya ditemukan serat jaringan ikat halus dan anyaman
kapiler. Kapsul jaringan ikat tipis memisahkan pankreas endokrin dari asini
serosa eksokrin. Beberapa asini serosa mengandung sel sentroasinar yang
merupakan bagian sistem duktus yang berhubungan dengan duktus
interkalaris. Set mioepitel tidak mengelilingi asini sekretorik di pankreas. Pada
sediaan histologik rutin, masing-masing sel penghasil-hormon di insula
pancreatica tidak dapat diidentifikasi.
Kapiler di sekitar sel endokrin menunjukkan insula pancreatica ini
kaya vaskularisasi. Kapsul jaringan ikat tipis memisahkan sel-sel insula dari
asini serosa. Set sentroasinar terlihat di beberapa asini. Kapsul jaringan ikat
tipis memisahkan insula pancreatica dari asini sekretorik eksokrin. Insula
pancreatica mendapat pendarahan dari pembuluh darah dan kapiler. Di sini
sekretorik eksokrin terdiri atas sel bentuk piramid yang tersusun mengelilingi
lumen kecil dengan bagian tengahnya terlihat satu atau lebih sel sentroasinar.
Duktus ekskretorius terkecil di dalam pankreas adalah duktus interkalaris yang
dilapisi oleh epitel selapis kuboid.
Insula pancreatica dipisahkan dari jaringan asini eksokrin di sekitarnya
oleh lapisan tipis serat retikular. Insula lebih besar dari pada asini dan
merupakan kelompok padat sel-sel epitel yang ditembus oleh kapiler.
BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan, bahwa hamper seluruh dari
gastrointerstinal track memiliki lapisan lapisan yang sangat tebal dan kuat,
dikarenakan lewat sanalah semua intake makanan yang kita makan masuk dan
terjadi penghancuran menjadi bentuk bolus sampai menjadi feses yang siap
untuk dikeluarkan. Oleh karena itu saya mengambil kesimpulan bahwa lapisan
lapisan jaringan pada gastrointerstinal gtract harus kuat dan tebal serta
disepanjang saluran pencernaan terdapat epitel permukaan yang bertujuan
untuk melindungi jaringan dibawahnya. Pada saluran pencernaan khususnya
pada usus halus memiliki jaringan yang sama hanya saja yang membedakan
antara duodenum, jejunum dan ileum adalah kelenjar duodenal (Brunner);
kelenjar ini biasanya terbatas di submukosa.
Daftar Pustaka

Eroschenko, Victor P. 2008. Atlas of Histology with Functional Correlations. Edisi


11.

Eroschenko, Victor P. 2012. Atlas Histologi Difiore Dengan Korelasi Fungsional


Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hall, John E. 2011. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. Edisi 13.

Mescher, Anthony L. 2014. Histologi Dasar Junqueira. Edisi 14. EGC: Jakarta

Pakurar, Alice S, John W. Bigbee. 2004. Digital Histology An Interactive CD Atlas


with Review Text. Canada ; John Wiley & Sons, Inc.
Sheerwood, Lauralee. 2013. Introduction to Human Physiology. Edisi 9.

Anda mungkin juga menyukai