PERCOBAAN
KULIT
OLEH:
Latar belakang
tubuh dan sistem yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Oleh karena itu
sentuhan, rasa sakit dan pengaruhlainnya dari luar. Mengingat pentingnya kulit
untuk menjaga kesehatan kulitsejak dini. Kulit yang bersih dan terawat akan
pemahaman masyarakat bahwa ceker ayam merupakan bagian dari tubuh unggas
yang kotor dan tidak higienis. Ceker ayam memiliki kandungan protein dalam
jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan kandungan lemak dan karbohidrat.
Kadar protein pada ceker ayam sebesar 19, 8 gram per 100 gram ceker
(Rasbawati, 2018).
pengulitan dan metoda pengawetan kulit. Selain itu Faktor – faktor yang
mempengaruhi kualitas kulit ayam agar mempunyai komposisi kimia sekitar 66%
air, 22% protein kasar, 5,5% lemak, 3,5% abu dan 3% subtansi lain. Banyak
sedikitnya air yang terkandung dan diserap kulit akan mempengaruhi sifat – sifat
fisik antara lain suhu kerut, kekuatan tarik dan persen kemuluran. Kadar air yang
tinggi menyebabkan kadar zat – zat kimia lainnya menurun. Hal inilah yang
memahami lebih jauh tentang teknik-teknik dan aplikasi pengawetan kulit yang
ada di Indonesia.
Kulit mentah (leather dan hide) merupakan produk hasil peternakan yang
memiliki nilai tambah tinggi apabila telah mengalami proses lebih lanjut menjadi
kulit hasil olahan (pickle,wet blue,crust, danleather). Kulit segar (kulit baru di
tanggalkan dari hewannya) yang disimpan tanpa proses pengawetan akan cepat
mengalami kerusakan. Kulit segar memiliki sifat mudah busuk karena merupakan
Kerusakan karena mikro organisme ini akan berpengaruh terhadap kualitas kulit
jadi (leather). Kualitasleather, baik secara fisik maupun kimia dipengaruhi juga
tubuh ternak dari gangguan luar, pelindung jaringan yang ada di bawahnya,
pemberi bentuk pada tubuh ternak, penerima perangsang dari lingkungan luar,
kadar garam dan air pada cairan tubuh, dan alat gerak khususnya pada ikan
Kulit yang baru lepas dari tubuh hewan disebut dengan kulit mentah segar.
Kulit ini mudah rusak bila terkena bahan-bahan kimia seperti asam kuat, basa
kuat, atau mikroorganisme. Komposisi kimia rata- rata kulit segar adalah air 64%
air, 33% protein, 2% lemak, 0,2% mineral, dan 0,8% substansi lain (Muin, 2014).
Ceker ayam (shank) adalah suatu bagian dari tubuh ayam yang kurang
diminati, yang terdiri atas komponen kulit, tulang, otot, dan kolagen sehingga
perlu diberikan sentuhan teknologi untuk diolah menjadi produk yang memiliki
nilai tambah. Berdasarkan data tentang tingginya kandungan protein dalam kulit
yang berkualitas untuk dapat memenuhi pasar yang ada. Salah satu contoh
pemanfaatan kulit ceker ayam yang telah dilakukan melalui proses ekstraksi
gelatin yang mereka dapatkan adalah 69,43%, kadar air gelatin adalah 95,77% dan
kadar lemak gelatin adalah 7,99%. Pada hasil penelitian yang dilakukan dengan
metode curing hasil yang didapatkan adalah 99,07% rendemen, kadar air adalah
Ceker ayam memiliki bentuk fisik yang sangat padat (kurang berpori)
menyerap air secara maksimal dan menurunkan reaksi ionisasi dengan air saat
proses ekstraksi. Ceker ayam memiliki struktur tebal sehingga memerlukan bahan
pengekstrak yang mampu berpenetrasi ke dalam bahan secara agresif. Shyni et al.
(2014) menyatakan bahwa sedikitnya jumlah cross-link yang terbuka pada saat
2015).
nilai ekonomis rendah, namun jika kita pandai dan kreatif, maka ceker ayam dapat
nilai ekonomis tinggi. Salah satu pemanfaatannya adalah sebagai bahan baku
penyamakan kulit, karena tersedia cukup dan pengadaannya terus menerus dapat
Kulit mentah yang baru dilepas dari tubuh hewan bila dibiarkan akan
yang telah dilepas dari tubuh hewan tidak segera diproses menjadi kulit matang.
(pertiwinigrum, 2001).
akan mengering lebih dulu dan berubah jadi gelatin, sehingga menghalangi
penguapan air dari lapisan kulit bagian dalam. Apabila ini terjadi, maka lapisan
kulit bagian dalam tidak dapat kering dan akan menimbulkan pembusukan pada
kulit mentah yang sudah diawetkan. Kerusakan fisik kulit dapat terjadi pada
waktu merentangkan, bila regangannya terlalu kuat maka pada waktu pengeringan
sampai terjadi pembusukan maka kondisinya tidak dapat diperbaiki lagi (bulu
salting), cara penggaraman dengan garam kristal dan cara penggaraman kering
agar mempunyai komposisi kimia sekitar 66% air, 22% protein kasar, 5,5%
lemak, 3,5% abu dan 3% subtansi lain. Banyak sedikitnya air yang terkandung
dan diserap kulit akanmempengaruhi sifat–sifat fisik antara lain suhu kerut,
kekuatan tarik dan persen kemuluran. Kadar air yang tinggi menyebabkan kadar
Sifat fisik kulit adalah ketahanan terhadap pengaruh luar, antara lain
kimia kulit antaralain protein, lemak dan dari anyaman dan kepadatan berkas
kamar dapat terjadi penyerapan uap air. Penyerapan tersebut dipengaruhi oleh
temperature, kelembapan lingkungan, kepdatan dan kandungan zat – zat yang ada
dalam kulit khususnya yang dapat menyerap uap air (Pertiwiningrum, 2001).
METODE PERCOBAAN
Hasanuddin, Makassar.
Materi Praktikum
mengenai Kulit yaitu pisau, tang papan kayu, wadah palstik, dan timbangan
analitik.
Prosedur Kerja
membersihkan lemak yang ada pada kulit ceker, setelah itu melakukan
perendaman pada larutan cuka selama 5 menit. Mengangkat kulit lalu melakukan
penimbangan, setelah itu memberi garam dan menempatkan pada ruangan yang
Analisis Data
Uji oragnoleptik pada praktikum kulit dilakukan sebanyak dua kali yaitu
sebelum dan sesudah pengeringan. Analisis data yang dilakukan yaitu dengan
memeberikan penilaian terhadap bau, warna, tekstur, dan konsistensi dari kulit