HISTOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Histologi
“Sistem Urinaria” dan “Sistem Genitalia” serta dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan
dengan baik.
2. Rusmiatik, S. Si, M. Biomed sebagai dosen pemateri praktikum histologi yang senantiasa
memberikan saran serta bimbingan dalam pelaksanaan pembelajaran.
3. Keluarga dan teman yang saya cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi.
Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan laporan ini sampai dengan selesai masih
banyak kekurangannya, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Saya berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Praktikum 2
4
1.3 Manfaat
Praktikum 1
1. Agar mahasiswa mampu mengamati serta mengetahui bentuk dan struktur jaringan
pada sistem urinaria
2. Agar mahasiswa mengetahui dan mengidentifikasi jaringan penyusun sistem urinaria
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui pembagian dan bentuk-bentuk jaringan pada
sistem urinaria
Praktikum 2
1. Agar mahasiswa mampu mengamati serta mengetahui bentuk dan struktur jaringan
pada sistem reproduksi
2. Agar mahasiswa mengetahui dan mengidentifikasi jaringan penyusun sistem
reproduksi
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui pembagian dan bentuk-bentuk jaringan pada
sistem reproduksi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
pada sisi yang lain. Setiap ginjal panjang nya 6 sampai 7.5 cm dan tebal 1.5
sampai 2.5 cm. Pada orang dewasa beratnya sekitar 140 gram.
Ginjal kanan terletak langsung di bawah diafragma dan di belakang hati.
Ginjal kiri terletak di bawah diafragma dan di belakang limpa. Di sebelah atas
ginjal terdapat kelenjar adrenal. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi
oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak
yaitu: lemak perirenal, terletak di antara fascia renal (jaringan penunjang fibrosa
tebal) dan kapsul ginjal serta lemak pararenal yang berada di atas fascia renal.
Bagian atas ginjal kanan berbatasan dengan hati, dan ginjal kiri berbatasan dengan
limpa. Karena itu, kedua ginjal bergerak turun ketika bernafas. Ginjal memiliki
bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal
terdapat bukaan yang disebut hilus dimana arteri renalis masuk dan vena relias
dan ureter keluar (Paulsen, 2012).
Ginjal terbagi menjadi 2 struktur utama yaitu korteks di bagian luar dan
medula di bagian dalam. Secara keseluruhan struktur ini terbentuk 8-18 lobus
ginjal berbentuk kerucut, masing-masing berisi korteks ginjal yang mengelilingi
sebagian medula yang disebut piramida ginjal. Antar piramida ginjal terdapat
proyeksi korteks yang disebut kolom ginjal. Nefron yang merupakan struktur
fungsional penghasil urin ginjak,membentang dari korteks hingga medula. Bagian
awal penyaringan pada nefron adalah renal korpuskula yang terletak di korteks,
diikuti dengan tubulus ginjal yang melewati korteks hingga bagia dasar medula.
Ujung masing-masing piramida mengeluarkan urin ke ureter.
Selain bagian-bagian tersebut, ginjal juga terdiri dari nefron. Nefron ini
terletak di sepanjang korteks hingga medula renal. Fungsi nefron itu sendiri adalah
untuk menyaring darah, menyerap nutrisi, dan mengalirkan zat-zat buangan ke
urine. Nefron terdiri dari beberapa bagian, yaitu (Paulsen, 2012):
1. Badan malphigi, disebut juga korpus renal. Badan malphigi terdiri dari dua bagian,
yaitu glomerulus atau kumpulan kapiler yang menyerap protein dari darah; dan
kapsul Bowman.
2. Tubulus renal, yaitu kumpulan tabung yang menjalar dari kapsul Bowman menuju
tabung pengumpul (tubulus kolektivus). Kumpulan tabung ini terdiri dari tubulus
proksimal, lengkung Henle, dan tubulus distal.
7
Ureter
Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan
urin dari pielum ginjal ke dalam buli-buli. Pada orang dewasa panjangnya kurang
lebih 20 cm. Dinding nya terdiri atas mukosa yang di lapisi oleh sel-sel
transisional, otot-otot polossirkuler dan longitudinal yang dapat melakukan
gerakan peristaltik (berkontraksi) guna mengeluarkan urin ke buli-buli. Buli-buli
adalah organ berongga yang terdiri atas tiga lapis otot detrusor yang saling
beranyaman. Ureter terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari
ren ke vesika urinaria. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan
sebagian lagi terletak pada rongga pelvis. Lapisan pada dinding ureter akan
menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong urin masuk ke
dalamvesica urinaria (Tortora, 2017).
Ureter menghantarkan urine melalui gelombang peristaltik yang beraturan dan
terbagi menjadi 3 bagian :
a. Pars abdominalis: di dalam spatium retroperitonale
b. Pars pelvica : didalam pelvis minor
c. Pars intramuralis ; menembus dinding
Terdapat 3 penyempitan pada ureter:
1. Di tempat pelvis renalis yang berhubungan dengan ureter.
2. Di tempat ureter melengkung pada waktu menyilang aperture pelvis superior.
3. Di tempat ureter menembus dinding vescia urinaria.
Vesica urinaria
Vesica urinaria adalah suatu organ berotot, berongga, dan dapat meregang
yang terletak dirongga panggul posterior dari simpisis pubis. Pada pria organ ini
tepat berada di anterior dari rectum. Sedangkan, pada wanita organ ini berada di
anterior dari vagina dan inferior dari uterus. Vesika urinaria terbagi atas corpus,
apex dan fundus vesicae. Dinding vesica urinaria memiliki lapisan otot tebal yang
diaktifkan oleh parasimpatis dan disebut M. Detrusor vesicae pada dasar vesika
urinaria kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga
yang disebut trigonum vesica urinaria. Secara anatomis vesica urinaria terdiri atas
3 permukaan yaitu permukaan suferior yang berbatasan dengan rongga
peritonium, 2 permukaan inferiolateral dan permukaan posterior. Lipatan-lipatan
8
pritonium menahan vesica urinaria dalam posisinya. Ketika sedikit regang akibat
penimbunan urin vesica urinaria berbentuk bulat jika kosong vesica urinaria akan
kempis, seiring dengan penammbahan volume urin vesica urinaria menjadi
berbentuk seperti buah pier dan akan naik kedalam rongga abdomen. Permukaan
interior vesika urinaria disebut tunica mukosa sebagian besar berlipat-lipat pada
vesica urinaria yang kosong dan lipatan-lipatan tersebut akan hilang bila vesika
urinaria terisi penuh. Kapasitas vesica urinaria berkisar dari 700-800 ml. Organ ini
lebih kecil padaa wanita karena uterus menepati ruang tepat superior dari kandung
kemih. (Sobotta, 2013 & Gray’s, 2012).
Uretra
Uretra merupakan tabung kecil dari collum vesicae ke luar yang menyalurkan
urine ke luar dari vesica urinaria melalui proses miksi. Muara uretra pada
permukaan luar disebut ostium uretra. Secara anatomis uretra dibagi menjadi 2
yakni uretra posterior dan anterior. Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra
interna yang terletak pada perbatasan vesica urinaria dan uretra, serta sfingter
uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan posterior.
Sfingter
uretra interna terdiri atas otot polos yang ddipersarafi oleh system simfatik
sehingga saat vesika urinaria penuh , sfingter ini terbuka. Sfingter uretra eksterna
terdiri atas otot bergaris yang dipersarafi oleh system somatic. Aktivitas sfingter
ini dapat diperintah sesuai keinginan kita. Pada saat kencing akan terbuka dan
Ketika menahan kencing maka akan tertutup. Uretra laki-laki lebih panjang
daripada uretra perempuan dan memiliki fungsi ganda, sebagai jalur pengeluaran
semen dan pengeluaran urin (Tortora, 2017).
Pada pria, organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan sperma pada saat
melakukan hubungan seksual. Uretra laki-laki memiliki Panjang 20 cm.
Sedangkan, uretra wanita panjangnya kurang lebih 4 cm dengan diameter 8
mm. Berada dibawah simfisis pubis (tulang kemaluan) dan bermuara disebelah
anterior vagina. Didalam uretra bermuara kelenjar periuretra, diantaranya
adalah kelenjar skene. Ureter pada laki-laki terbagi atas 3 pars:
- Pars prostatica (3,5 cm)
- Pars membranacea (1-2 cm)
9
- Pars spongiosa (15 cm)
Uretra posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika dan uretra pars
membranosa. Uretra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus pleh korpus
spongiosum penis.
Organ reproduksi merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan setiap manusia.
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak
punah. Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa
fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara
generatif atau seksual. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan
betina. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium. Alat reproduksi pada pria a.
Sepasang testis, yang terbungkus dalam kantong skrotum, testis berfungsi sebagai penghasil
sperma dan hormon testosteron b. Sepasang epididimis, saluran panjang berkelok-kelok
terdapat di dalam skrotum.
Sistem urinaria atau saluran kemih terdiri dari ginjal, kandung kemih, ureter, dan juga
uretra (saluran kencing). Setiap bagian dalam sistem urinaria memiliki fungsi dan peranannya
masing-masing. Melalui saluran kemih, urine yang membawa limbah dan racun akan
dikeluarkan dari dalam tubuh. Sistem urinaria adalah sistem organ yang berfungsi untuk
menyaring dan membuang zat limbah dengan cara menghasilkan urine. Jika fungsi sistem ini
terganggu, limbah dan racun bisa menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan. Sedangkan, Fungsi sistem reproduksi pada pria terdiri atas tiga subdivisi
utama: (1) spermatogenesis, yang berarti pembentukan sperma; (2) kinerja kegiatan seksual
pria; dan (3) pengaturan fungsi reproduksi pria dengan berbagai hormon yang bekerja
didalamnya. Sedangkan pada wanita, fungsi reproduksi terdiri atas dua tahapan utama: (1)
persiapan tubuh wanita untuk menerima konsepsi dan kehamilan, dan (2) masa kehamilan itu
sendiri. Fungsi masing-masing sistem reproduksi ini disertai oleh pengaruh dari hormon-
hormon pada kelamin pria (GnRH, FSH, LH, dan testosteron) maupun wanita (GnRH, FSH,
10
LH esterogen, dan progesteron), metabolisme sel, pertumbuhan, dan fungsi-fungsi tubuh
lainnya.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
11
5. Menggambar morfologi dari preparat yang telah diamati
6. Rapikan seluruh alat dan bahan setelah selesai digunakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Praktikum Sistem Urinaria “Tractus Uropoetika”
Gambar Keterangan
H11/20. Kidney
Perbesaran 40x
Struktur:
1. Kapsul ginjal
2. Glomerulus
3. Medullary rays
4. Bagian basal pyramid
5. Arteri interlobularis
6. Vena interlobularis
7. Arteri dan vena
arkuata
8. Papilla ginjal
H11/30. Ureter
Perbesaran 10x
Struktur:
1. Epitel transisional
2. Adventisia
3. Pembuluh darah
4. Jaringan adiposa
5. Lamina propria
12
H11/40. Urinary Bladder
Perbesaran 10x
Struktur:
1. Lamina propria
2. Epitel transisional
3. Mambran plasma luar
4. Sel binukleus
5. Berkas otot polos
6. Venula dan arteriol
7. Pembuluh darah
18B. Ren
Perbesaran 40x
Struktur:
1. Kapiler
2. Kutub vascular
3. Tubulus koligens
4. Tubulus kontortus
proksimal
5. Tubulus kontortus
distal
6. Ruang kapsul
7. Macula densa
13
20B. Vesica Urinaria
Perbesaran 10x
Struktur:
1. Lipatan mukosa
2. Lamina propria
3. Epitel transisional
4. Pembuluh darah di
lamina propria
5. Jaringan ikat
interstisium
6. Serosa
7. Arteriol
8. Membrane basal
Gambar Keterangan
H11/130. Testis
Perbesaran 10x
Struktur:
1. Tunika vaskulosa
2. Tubulus seminiferous
3. Epitel germinal
4. Pembuluh darah
5. Tunika albuginea
6. Septum
7. Jaringan ikat
interstisium
14
H11/120. Epididymis
Perbesaran 10x
Struktur:
1. Otot polos
2. Jaringan ikat
3. Epitel berlapis semu
4. Sperma
5. Sel basal
6. Proncipa cell
7. stereosilia
15
H11/101. Ductus Deferens
Perbesaran 10x
Struktur: adventisia
1. Lapisan otot
longitudinal dalam
2. Pembuluh darah
3. Lamina propria
4. Lipatan mukosa
longitudinal
5. Epitel kolumnar
berlapis semu
Struktur:
1. Berkas otot polos
2. Stroma fibromuscular
3. Asinus kelenjar
4. Lipatan jaringan ikat
5. Epitel kelenjar
6. Prostatic concretion
16
H11/110. Seminal Vesicle
Perbesaran 10x
Struktur:
1. Epitel
2. Lamina propria
3. Adventisia
4. Lipatan mukosa
promer
5. Kriptus mukosa
6. Lapisan otot
longitudinal luar
7. Lapisan otot
longitudinal dalam
76C.Glandula Bulbo
Uretralis
Perbesaran 10x
Struktur:
1. Kapsul jaringan ikat
2. Ductus ekskretorius
3. Sekat jaringan ikat
4. Serat otot rangka
5. Unit sekretorik
tubulus
6. Unit sekretorik asinus
17
77C. Ampula
Perbesaran 10x
Struktur:
1. Adventisia
2. Lamina propria
3. Epitel
4. Lumen
5. Lipatan mukosa
6. Diverticulum kelenjar
78C. Penis
Perbesaran 4x
Struktur:
1. Trabekula
2. Arteri dorsalis penis
3. Saraf
4. Tunika albuginea
5. Arteri profunda
6. Uretra
7. Dermis
8. Epidermis
9. Korpus spongiosum
10. Sinus kavernoss
11. Vena dorsalis penis
18
4.2 Pembahasan Hasil Praktikum
2. H11/30 Ureter
Ureter adalah suatu saluran berotot yang menyalurkan urin dan ginjal ke
kandung kemih melalui kontraksi lapisan-lapisan otot polos tebal di dindingnya.
Lumen uretet yang tidak teregang memperlihatkan banyak lipatan mukosa
longitudinal yang terbentuk karena kontraksi otot. Dinding uretet terdiri dari lapisan
mukosa, muskularis, dan adventisia. Mukosa ureter terdiri dari epitel transisional
19
dan lamina propria yang lebar. Epitel transisional memiliki beberapa lapisan sel.
Lapisan terluar ditandai oleh sel kuboid besar. Sel di tengah berbentuk poligedral,
sementara sel Basal berbentuk kuboid atau kolumnar rendah. Lamina propria
mengandung jaringan ikat fibroelastik yang lebih padat dengan lebih banyak
fibroblast di bawah epitel dan lebih longgar dekat otot. Jaringan Limfe difus dan
kadang nodulus limfatik kecil dapat ditemukan di lamina propria. Di ureter bagian
atas, lapisan muskularis terdiri dari dua lapisan otot yaitu lapisan otot polos
longitudinal dalam dan lapisan otot polos sirkular di tengah. Lapisan-lapisan ini
tidak selalu jelas. Lapisan tambahan ketiga otot polos longitudinal luar ditemukan
di sepertiga bawah ureter dekat kandung kemih. Adventisia menyatu dengan
jaringan ikat fibroelastik dan jaringan adiposa sekitar yang mengandung banyak
arteriol, Venula, dan saraf kecil.
20
sel-sel yang berbentuk kubah berubah menjadi gepeng dan seluruh epitel menjadi
lebih tipis (dari lima sampai tujuh lapis ketebalannya menjadi hanya tiga lapis sel).
4. 18B Ren
Ginjal dibungkus oleh kapsula renal (Ca) yang terdiri atas jaringan ikat padat
kolagen berisi fibroblas (Fb). Meskipun struktur ini tidak mempunyai banyak
pembuluh darah, jaringan ini mempunyai beberapa pembuluh kapsular (CV).
Perhatikan adanya sejumlah eritrosit dalam lumen pembuluh ini. Lapisan kapsula
yang lebih dalam mempunyai banyak jala kapiler (CN) yang mendapatkan darah
dari ujung arteria interlobularis dan seterusnya dialirkan ke vena stellata yang
merupakan percabangan dari vena interlobularis. Korteks ginjal dan bagian medula
ditunjukkan dengan pembesaran lemah untuk memberikan gambaran dalam
susunan korteks. Kapsula (Ca) renalis tampak tipis, sebagai garis tipis pada bagian
atas fotomikroskopik. Daerah yang lebih gelap di bawah, menempati setengah
bagian atas foto mikroskopik adalah korteks (C), sedangkan lebih bawah daerahnya
lebih jernih adalah medula (M). Perhatikan juluran longitudinal dari medula
tampak masuk ke korteks; ini dikenal sebagai prosesus medularis (MR). Jaringan
antara prosesus medularis tampak berkelok-kelok dan dikenal sebagai labirin
korteks (CL). Daerah ini ditempati oleh struktur yang bulat, padat yaitu
korpuskulum renal (RC). Ini merupakan bagian pertama dari nefron dan letaknya
dalam korteks menunjukkan awal perkembangannya, juga fungsinya. Bangunan ini
dinamakan nefron superfisial (1), nefron midkortikal (2) atau nefron
jukstamedularis (3). Setiap prosesus medularis dan setengah labirin korteks pada
kedua sisinya men''usun lobulus ginjal. Lobulus ini meluas ke dalam medula, tetapi
batasnya secara histologik tidak dapat ditentukan (kira-kira oleh garis vertikal).
Pembuluh darah besar pada peralihan kortikomedularis adalah pembuluh arkuata
(A$, sedangkan yang ada dalam labirin korteks adalah pembuluh interlobularis.
21
interstisium yang terdapat di antaranya. Jaringan ikat interstisium menyatu dengan
jaringan ikat Serosa. Mesotelium menutupi jaringan ikat Serosa dan merupakan
lapisan paling luar. Serosa melapisi permukaan superior kandung kemih, sementara
permukaan infetiornya dilapisi dengan jaringan ikat adventisia, yang menyatu
dengan jaringan ikat struktur sekitarnya. Mukosa kandung kemih dalam keadaan
kosong memperlihatkan banyak lipatan mukosa yang lenyap jika kandung kemih
teregang. Epitel transisional lebih tebal daripada epitel di ureter dan terdiri dari
sekitar enam lapisan sel. Lamina propria di bawah epitel lebih lebar daripada
ureter. Jaringan ikat longgar di bagian yang lebih dalam mengandung lebih banyak
serat elastik. Banyak pembuluh darah dengan berbagai ukuran terlihat di Serosa, di
antara berkas otot polos dan di lamina propria.
2. H11/120 Epididymis
Bagian pertama epididimis yaitu duktuli eferentes (De), menerima
spermatozoa (Sz) dari rete testis. Lumen duktuli dibatasi oleh epitel (Ep) selapis
22
torak, yang terdiri atas sel-sel tinggi dan pendek, yang memberi gambaran tubulus
bergelombang. Jaringan ikat (CT) fibroelastis yang tebal dari dinding duktuli
ditempati sejumlah sel-sel otot polos. Duktus epididimis (DE) dapat dibedakan dari
duktuli eferentes secara mudah. Perhatikan inti (N) dari epitel pembatas (Ep) yang
bertingkat ada dua jenis, lonjong dan bulat, sedangkan pada ductuli adalah bulat.
Perhatikan bahwa lumen berisi sejumlah spermatozoa (Sz) dan epitel duduk pada
lamina basalis. Dinding duktus epididimis yang terdiri dari jaringan ikat dapat
secara mudah dibedakan dari selubung otot polos (SM) yang tersusun melingkar
23
5. H11/110 Seminal Vesicle
Vesika seminalis merupakan kelenjar yang panjangnya 5-10 cm, berupa
kantong seperti huruf S berbelok-belok, sekretnya yang alkalis bersama dengan
cairan prostat merupakan bagian terbesar semen yang mengandung fruktosa yang
merupakan sumber energi untuk spermatozoa. Vesikula seminalis, yang jumlahnya
sepasang, adalah kelenjar memanjang dan terletak di sisi posterior kandung kemih.
Duktus ekskretorius masing-masing vesikula seminalis menyatu dengan ampula
duktus deferens untuk membentuk duktus ejakulatorius, yang kemudian berjalan
melalui kelenjar prostat untuk bermuara di uretra pars prostatika. Vesikula
seminalis memperlihatkan lumen yang ireguler dan sangat berkelok-kelok
Potongan lintang melalui kelenjar memperlihatkan kompleksitas lipatan mukosa
primer. Lipatan-lipatan ini bercabang-cabang menjadi banyak lipatan mukosa
sekunder, yang sering beranastomosis dan membentuk rongga, ruang, atau kriptus
mukosa ireguler. Lamina propria menonjol ke dalam dan membentuk inti lipatan
primer besar dan lipatan sekunder yang lebih kecil. Lipatan-lipatan ini menjulur
jauh ke dalam lumen vesikula seminalis. Epitel kelenjar vesikula seminalis tampak
bervariasi tetapi biasanya kolumnar rendah dan berlapis semu rendah atau kuboid.
Muskularis terdiri dari lapisan otot sirkular dalam dan lapisan otot longitudinal
luar. Susunan otot polos ini sering sulit diamati karena lipatan kompleks mukosa.
Adventisia melapisi muskularis dan menyatu dengan jaringan ikat.
24
lebih muda. Tinggi epitel bergantung pada status fungsional kelenjar. Produk
seketorik kelenjar bulbouretrha terutama mucus.
7. 77C Ampula
Struktur histologi ampula ditandai dengan menebalnya selaput lendir (mukosa)
yang disebabkan oleh adanya kelenjar. Kedua ampula melewati bagian ventral
dari korpus prostat dan bersama dengan glandula vesikulares yang bermuara ke
dalam uretra pada kolikulus seminalis. Kelenjar bersifat tubulus bercabang, mirip
dengan seminal vesicle dengan ujung kelenjar yang meluas mirip suatu kantong.
Epithelnya berbentuk silindris sebaris, tinggi rendahnya epithel tergantung dari
aktivitas kelenjar tersebut. Tunika muskularis tersusun secara sirkuler dan
longitudinal, dimana pada ruminansia saling beranastomose, lapis paling luar
adalah tunia adventitia atau serosa.
8. 78C Penis
Potongan lintang penis manusia ini menggambarkan dua korpus kavernosum
di dorsal dan satu korpus spongiosum di ventral yang membentuk badan organ.
Uretra berjalan di sepanjang penis di korpus spongiosum. Suatu kapsul jaringan
ikat tebal yang disebut tunika albuginea mengelilingi kedua korpus kavernosum
dan membentuk septum median antara kedua korpus ini. Tunika albuginea yang
lebih tipis dengan serat otot polos dan serat elastik mengelilingi korpus
spongiosum. Ketiga korpus kavernosum dan spongiosum dikelilingi oleh jaringan
ikat longgar dermis yang berada di bawah epitel skuamosa berkeratin berlapis
(epidermis). Berkas-berkas otot polos tunika dartos, saraf, kelenjar sebasea, dan
pembuluh Berkas darah perifer terletak di dermis. Trabekula dengan serat
kolagen, elastik, saraf, dan otot polos mengelilingi dan membentuk inti sinus
kavernosus (vena), di korpus kavernosum dan korpus spongiosum. Sinus
kavernosus di korpus kavernosum dilapisi oleh endotel dan menerima darah dari
arteri dorsalis dan arteri profunda penis. Arteri-arteri profunda bercabang-cabang
di korpus kavernosum dan membentuk arteri helisina, yang bermuara langsung ke
dalam sinus kavernosus. Sinus kavernosus di korpus spongiosum menerima darah
dari arteri bulbouretralis, sebuah cabang arteri pudenda interna. Darah yang
meninggalkan sinus kavernosus keluar terutama melalui vena superfisialis dan
25
vena dorsalis profunda. Sewaktu melewati pangkal penis, uretra dilapisi oleh
epitel kolumnar berlapis atau berlapis semu. Sewaktu uretra keluar penis, epitel
berubah menjadi skuamosa berlapis. Uretra juga memperlihatkan invaginasi yang
dinamai lakuna uretra (Morgagni) dengan sel-sel mukosa. Kelenjar uretra (Littre)
tubulus bercabang-cabang yang terletak di bawah epitel bermuara ke dalam
resesus ini.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem urinaria adalah suatu
sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
berupa urine (air kemih). Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi
organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.
Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Fungsi
sistem reproduksi pada pria terdiri atas tiga subdivisi utama: (1) spermatogenesis,
yang berarti pembentukan sperma; (2) kinerja kegiatan seksual pria; dan (3)
pengaturan fungsi reproduksi pria dengan berbagai hormon yang bekerja didalamnya.
27
DAFTAR PUSTAKA
Leslie P. Gartner. 2012. Atlas Berwarna Histologi Edisi 5. Tangerang Selatan: Binarupa
Aksara
Mescher, Anthony. 2014. Histologi Dasar Junqueira Edisi 14. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Sherwood, L. 2020. Fisiologi Manusia: dari sel ke system Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Tortora, Gerard J, dan Derrickson, Bryan. Dasar Anatomi & Fisiologi. Volume 2. Edisi 13.
Jakarta: EGC.
Victor, P,E. 2020. Atlas Histologi DiFiore dengan Korelasi Fungsional. Jakarta: EGC
28