Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

“HISTOLOGI”

LABORATORIUM TERPADU 1

Disusun oleh :

NAMA : Komang Riski Sastrawan


NIM : 022.06.0052
KELAS :B
KELOMPOK :1
TUTOR : Rusmiatik, S.Si., M.Biomed. (AAM)
BLOK : Urogenital 1

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya saya dapat melaksanakan dan menyusun laporan praktikum Blok
Biomedik yang berjudul “Praktikum Histologi” ini tepat pada waktunya. Laporan
ini ditulis untuk memenuhi persyaratan sebagai syarat nilai praktikum dalam blok
biomedik. Dalam penyusunan laporan ini, saya mendapat banyak bantuan,
masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui
kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan laporan
ini dengan baik.
2. Rusmiatik, S.Si., M.Biomed (AAM) selaku Tutor serta Fasilitator praktikum
Histologi.
3. Bapak/Ibu dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar yang
memberikan masukan terkait laporan yang saya buat.
4. Kakak tingkat yang berkenan memberikan masukan terkait dengan laporan
yang telah saya buat.
5. Serta kepada keluarga dan teman-teman yang memberikan masukan,
dukungan, dan motivasinya kepada saya.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata saya berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang akan menggunakannya.

Mataram, 25 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan......................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat....................................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................... 3
BAB III METODE PRAKTIKUM ........................................................................................... 7
3.1 Waktu dan Tempat ..................................................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................................... 7
3.3 Cara Kerja .................................................................................................................. 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 9
4.2 Pembahasan .............................................................................................................. 10
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 13
5.1 Kesimpulan............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Histologi berasal dari bahasa Yunani histós yang berarti “jaringan”, “tiang”
atau “batang” (dalam arti “berdiri”). Ini termasuk sufiks logia, yang berarti ‘studi
atau sains’. Oleh karena itu, histologi mempelajari struktur minimal yang
menyusun organisme makhluk hidup. Histologi adalah salah satu cabang ilmu
biologi yang mempelajari jaringan organik hewan dan tumbuhan dalam aspek
mikroskopisnya: ciri-ciri, komposisi, struktur dan fungsinya. Untuk alasan ini,
mikroskop adalah alat yang fundamental dalam histologi. Pada praktikum kali ini
membahas tentang struktur histologi sistem urogenital atau struktur histologi
jaringan sistem tractus uropoetica.

Sistem uropoetika merupakan sistem yang berperan dalam pengaturan


konsentrasi cairan yang berupa urin tersebut di dalam tubuh manusia. Sistem
urinarius dibagi menjadi traktus urinarius bagian atas dan bagian bawah. Traktus
urinarius bagian atas terdiri dari ginjal, pelvis renalis dan ureter, sedangkan traktus
urinarius bagian bawah terdiri dari vesika urinaria dan uretra. Sistem uropoetika
tersusun atas ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra yang dimana bagian-bagian
ini berperan dalam homeostasis baik sebagai penghasil, penyaring, maupun
saluran yang dilewati urin yang nantinya akan diekskresikan sebagai sisa
metabolisme tubuh menuju luar tubuh. Sebagai organ utama sistem uropoetika,
ginjal. Ginjal melakukan fungsi pengaturan dengan mengeliminasi zat-zat yang
tidak dibutuhkan oleh tubuh melalui urin. urin merupakan sisa hasil metabolisme
yang dikeluarkan melalui ginjal. Warna urine tiap tiap orang berbeda dan tidak
mesti sama setiap harinya.

Sistem urinaria biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya untuk membuang


bahan-bahan yang tidak diperlukan atau membahayakan bagi kesehatan tubuh
keluar dari tubuh sebagai larutan dalam air dengan perantaraan ginjal dan
salurannya. Tubulus uriniferus merupakan unit fungsional terkecil dalam ginjal.
Organ genitalia pria berfungsi untuk memproduksi dan menyimpan, serta
mengantarkan sperma untuk membuahi sel telur.

1
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari adanya praktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui ilmu histologi serta lingkupnya.

2. Untuk mengetahui struktur anatomi mikroskopik dari preparat tractus


uropoetica yang diamati.
3. Untuk mengetahui karakteristik yang khas dari masing-masing preparat
yang diamati.
1.3 Manfaat
Adapun tujuan praktikum yang dilakukan sebagai berikut.

1. Dapat mengetahui ilmu histologi


2. Dapat mengetahui struktur anatomi mikroskopik dari preparat sistem
tractus uropoetica
3. Dapat mengetahui karakteristik yang khas dari masing-masing preparat

2
BAB II

LANDASAN TEORI
Sistem uropoetika adalah sistem yang digunakan untuk mengontrol volume dan
komposisi cairan dalam tubuh (Ganong, 2016) Sistem uropoetika adalah sistem yang
mengatur cairan dalam tubuh manusia (Sherwood, 2018). Traktus urinarius bagian atas
terdiri dari ginjal, pelvis renalis dan ureter, sedangkan traktus urinarius bagian bawah
terdiri dari vesika urinaria dan uretra. Sistem uropoetika tersusun atas ginjal, ureter,
vesika urinaria, dan uretra (Sherwood, 2018).
Sistem kemih atau urinarius terdiri dari dua ginjal yaitu kiri dan kanan, dua ureter kiri
dan kanan, ureter mengarah ke vesica urinaria atau kandung kemih yang terdiri dari satu
buah, dan satu uretra yang berjalan dari kandung kemih ke luar tubuh.

Gambar : sistem urinarius (google.doks)


1. Ginjal

Ginjal merupakan suatu organ kemerahan berbentuk seperti kacang mede yang terletak
tepat di atas pinggang antara peritoneum dan dinding posterior abdomen. Ginjal yang
terletak di posterior dari peritoneum rongga abdomen sehingga organ ini juga bisa disebut
retroperitoneal. Ginjal terletak antara vertebra torakalis terakhir (T12) hingga lumbal
ketiga(L3). Ginjal kanan terletak lebih rendah dari yang kiri karena pada ginjal kanan
terdapat hepar yang berada diatasnya. (Gerard J. Tortora. 2016)

3
Gamabar: ginjal dan strukturnya (Gerard J. Tortora. 2016)
Ginjal orang dewasa umumnya memiliki panjang 10-12 cm (4-5 in), lebar 5-7 cm
(2-3 in), tebal 3cm (1 in) dan memiliki massa 135-150 g(4,5-5 oz). pada dekat bagian tengah
batas konkaf terdapat cenkungan yang dinamai hilus atau hilum ginjal. Hilus ginjal ini
mengandung tiga struktur besar yaitu arteri renalis, vena renalis dan pelvis ginjal. Struktur-
struktur tersebut dikelilingi dengan jaringan ikat longgar dan ruang berisi lemak yang disebut
sinus renalis. Ginjal dibungkus oleh tiga lapis jaringan. Jaringan yang terdalam adalah
kapsula renalis, jaringan pada lapisan kedua adalah adiposa dan jaringan terluar adalah fascia
renal. Ketiga lapisan jaringan ini berfungsi sebagai pelindung dari trauma dan memfiksasi
ginjal. (Gerard J. Tortora. 2016)
Setiap ginjal dilapisi dengan suatu kapul jaringan ikat padat dan ireguler. Potongan
sagittal melalui ginjal memperlihatkan kortes yang lebih gelap disebelah luar dan medulla
yang lebih terang didalam, yang terdiri dari banyak pyramid ginjal berbentuk corong. Dasar
massing-masing pyramid menghadap ke korteks dan membentuk batas kortikomedula.
Apeks pyramid yang membulat meluas ke bawah menuju pelvis ginjal untuk membentuk
papilla ginjal yang berbentuk kubah. Sebagian korteks juga meluas di kediua sisi pyramid
ginjal untuk membentuk kolumna ginjal. (Gerard J. Tortora. 2016)
Struktur ginjal terdiri dari :
a) Korteks ginjal terdiri atas beberapa bangunan, yaitu :
• Korpus Malphigi (Korpus renalis) terdiri atas kapsula Bowman dan glomerulus.
Kapsula Bowman adalah struktur kantong yang terletak pada permulaan dari
komponen tubulus dari sebuah nefron pada ginjal. Sebuah glomerulus dibungkus
kantung tersebut. Cairan dari darah pada glomerulus dikumpulkan di kapsula
Bowman. Cairan ini nantinya akan diproses menjadi urin. Sedangkan glomerulus
adalah sebuah kapiler yang berfungsi untuk menyaring plasma untuk menghasilkan
filtrat glomerulus, yang melewati panjang tubulus nefron untuk membentuk urin.
4
Laju di mana glomerulus menghasilkan filtrat dari plasma ( laju filtrasi glomerulus )
jauh lebih tinggi daripada di kapiler sistemik karena karakteristik anatomis tertentu
dari glomerulus. (Gerard J. Tortora. 2016)
• Bagian sistim tubulus yaitu tubulus kontortus proksimalis dan tubulus kontortus
distal. Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai
saluran yang lurus di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Fungsi tubulus
kontortus proksimal adalah mengurangi isi filtrat glomerulus 80- 85 persen dengan
cara reabsorpsi via transport dan pompa natrium. Glukosa, asam amino dan protein
seperti bikarbonat, akan direabsorpsi. Sedangkan tubulus kontortus distal adalah
saluran berliku-liku yang berada di paling akhir dari saluran nefron. Fungsi tubulus
kontortus distal adalah untuk melakukan proses augmentasi atau penambahan zat
yang tidak berguna atau berlebihan sehingga urine menjadi pekat dan siap untuk
dikeluarkan dari tubuh (Gerard J. Tortora. 2016).
b) Medula ginjal terdiri atas beberapa bangunan yang merupakan bagian sistem tubulus,
yaitu pars ascendens dan descendens ansa Henle, bagian tipis ansa Henle, duktus
koligens, dan duktus papilaris Bellini. Ansa henle atau Lengkung Henle adalah saluran
berbentuk U yang merupakan perpanjangan dari tubulus kontortus proksimal. Lengkung
Henle terdiri dari bagian menurun dan bagian naik. Bermula dari bagian korteks,
lengkung Henle menerima filtrat dari tubulus kontortus proksimal, kemudian menurun
hingga ke medulla lewat bagian menurun, kemudian kembali ke korteks melalui bagian
naik untuk selanjutnya dibawa ke tubulus kontortus distal. Fungsi utama lengkung Henle
adalah untuk mengendapkan garam di interstitium, jaringan yang mengelilingi lengkung
Henle dan memisahkan urine yang berada di kedua tubulus tersebut. Sedangkan duktus
koligens adalah saluran yang berfungsi untuk mengumpulkan urine dari berbagai nefron
untuk dibawa ke pelvis dan disimpan dalam kantung kemih untuk beberapa saat sebelum
dikeluarkan. (Gerard J. Tortora. 2016)
2. Ureter

Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder atau pipa yang
menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Ureter terdiri dari 2 saluran pipa di sebelah
dekstra dan sinistra yang menghubungkan ginjal dekstra dan sinistra dengan kandung kemih
atau vesica urinaria. Ureter memiliki panjang sekitar 20 - 30 cm dengan diameter rata - rata
sekitar 0,5 cm dan diameter maksimal sekitar 1,7 cm yang berada di dekat kandung kemih.
Berdasarakan letak anatomisnya ureter ini dibagi menjadi ureter pars abdominalis yang
berada di dalam rongga abdomen dan ureter pars pelvis yang berada di dalam rongga pelvis.
5
Pada pria ureter terdapat di dalam visura seminalis atas yang disilangi oleh duktus deferens
dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. kemudian ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm di
dalam dinding kandung kemih pada sudut lateral dari trigonum vesika. Dalam perjalanannya,
ureter ini didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini
menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum. (Gerard J. Tortora. 2016)
3. Vesica urinaria

Vesica urinaria atau kandung kemih adalah sebuah organ berongga yang mengumpulkan
urine yang dibentuk olah ginjal dan pada waktunya, akan menyalurkan urine keluar tubuh
melalui urethra.kandung kemih dapat bibagi enjadi beberapa bagian yaitu, corpus vasciae
atau badan kemih, fundus vasciae atau kandung kemih caudal, dan apex vasciae atau puncak
kandung kemih yang terletak di depan atas, yang beralih menjadi plica umbilicalis mediana
pada sisi sebelah dalam dinding tubuh depan. (Michael Schunke. 2016)

Gambar: vesica urinaria (Michael Schunke. 2016)


Kedua ureter bermuara ke sebelah dorsolateral ke dalam fundus, urethra dimulai pada
leher kandung kemih, atau cervix vasciae yang terletak ventrokaudal (Michael Schunke.
2016). Letak posisi kandung kemih berada pada anterior abdomen. Ukuran urine yang
sanggup ditampung oleh kandung kemih adalah sekitar 500 ml, tetapi saat sudah terisi 250
ml maka akan dikeluarkan oleh tubuh. Bentuk, ukuran, dan posisi kandung kemih (Vesica
Urinaria) tiap orang berbeda-beda. Bentuk tersebut dipengaruhi umur dan urine di dalam
vesica urinaria tersebut. Pada orang dewasa kandung kemih (vesica urinaria) saat kosong
berbentuk agak bundar dan keseluruhannya terletak dalam rongga pelvis. Bila terisi penuh
posisi kandung kemih dapat setinggi umbilicus (Gerard J. Tortora. 2016)

6
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Selasa, 16 Mei 2023

Waktu : 08.50-10.30 WITA


Tempat : Laboratorium Terpadu I

3.2 Alat dan Bahan


A. Mikroskop

B. Sediaan/Preparat yang akan diamati

C. Alat tulis.

D. 18B Ren

E. H11/010 Kidney

F. H11/030 Ureter

G. H11/040 Urinari Bladder

H. 20B Vesica Urinaria

3.3 Cara Kerja


A. Pastikan meja preparat dalam keadaan datar dan lensa objektif perbesaran
rendah, dipasang pada kedudukan segaris sumbu dengan lensa okuler.
B. Melihat melalui okuler dengan satu mata (untuk mikroskop monokuler) dan
dua mata (untuk mikroskop binokuler). Nyalakan lampu serta sesuaikan
jumlah sinar yang diperlukan. Sesuaikan lubang diafragma schingga sinar
yang diterima mata optimal (tidak terlalu terang atau redup).

7
C. Jauhkan lensa objektif dari meja preparat dengan memutar pengatur kasar
searah jarum jam. Letakkan preparat di bawah objektif. Dengan melihat dari
samping, sesuaikan lensa objektif perbesaran rendah pada jarak kira-kira 1
cm dari preparat. Lihat lagi melalui okuler, dan naikkan meja preparat
dengan pemutar kasar kemudian gunakan pengatur halus sampai preparat
jelas terlihat.
D. Lihat lagi dari samping, dengan hati-hati putar objektif dengan perbesaran
yang lebih tinggi (misalnya 100x) pada kedudukannya. Perhatikan agar lensa
tidak menyingung preparat, kmd lihat lagi melalui okuler dan fokuskan
preparat dengan memutar pemutar kasar dan halus secara perlahan ke arah
berlawanan jarum jam. Sesuaikan pencahayaan.
E. Amati preparat, kemudian digambar

F. Bila pengamatan telah selesai putar revolver objektif ke perbesaran rendah,


naikkan tabung atau turunkan meja, setelah itu ambil preparat dari meja
preparat.

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No Nama Preparat 10× 40×

1. 18B Ren

2. H11/010 Preparat
Kidney

3. H11/030 Preparat
Ureter

4. H11/040 Preparat
Urinaria Bladder

5. 20B Preparat
Vesica Urinaria

9
4.2 Pembahasan
Terdapat beberapa jenis jaringan yang berada pada tubuh manusia, tepatnya
pada sistem urinaria. Melalui praktikum kali ini, telah dilakukan pengamatan jaringan
dibawah mikroskop. Pembahasan mengenai jaringan yang telah ditelititersebut akan
dibahas pada paragraf dibawah:

a) Kidney/Ren
Ginjal dibagi menjadi korteks di sebelah luar yang berwarna lebih gelap dan
medula di sebelah dalam yang berwarna terang. Di sebelah luar, korteks dilapisi oleh
jaringan ikat ireguler padat, kapsul ginjal. Korteks mengandung tubulus kontortus
proksimal, distal, dan glomerulus serta medullary rays. Di korteks, juga terdapat arteri
interlobularis dan vena interlobularis. Medullary rays terdiri dari bagian lurus nefron,
pembuluh darah, dan tubulus-tubulus koligentes yang menyatu di medula untuk
membentuk duktus koligens yang lebih besar. Medullary rays tidak sampai ke kapsul
ginjal karena tubulus kontortus terletak di subkapsul. (Eroschenko, 2018)
Medula terdiri dari piramid-piramid ginjal. Bagian basal masing-masing piramid
terletak dekat dengan korteks dan apeksnya membentuk papila ginjal yang menonjol ke
dalam struktur berbentuk corong, kaliks minor, yang merupakan bagian ureter melebar.
Area kribrosa ditembus oleh lubang-lubang kecil, yaitu muara duktus koligens ke dalam
kaliks minor. Ujung papila ginjal biasanya dilapisi dengan epitel kolumnar selapis.
Sewaktu epitel kolumnar papila ginjal berbalik ke dinding luar kaliks minor, epitel ini
menjadi epitel transisional. Suatu lapisan tipis jaringan ikat dan otot polos di bawah epitel
ini kemudian menyatu dengan jaringan ikat sinus renalis. Di sinus renalis, terdapat
cabang-cabang arteri dan vena renalis yang disebut arteri interlobaris dan vena
interlobaris. Pembuluh darah antarlobaris ini masuk ke ginjal dan melengkung di bagian
dasar piramid di taut kortikomedula sebagai arteri dan vena arkuata. (Eroschenko, 2018)

10
Gambar: Histologi Ren (Eroschenko, 2018)
b) Ureter
Ureter adalah suatu saluran berotot yang menyalurkan urin dari ginjal ke kandung
kemih melalui kontraksi lapisan-lapisan otot polos tebal di dindingnya. Mukosa ureter
berlipat-lipat dan dilapisi oleh epitel transisional tebal. Di bawah epitel transisional
terdapat jaringan ikat lamina propria. Muskularis ureter mengandung dua lapisan otot
polos yaitu lapisan longitudinal dalam dan lapisan otot sirkular tengah. Lapisan
longitudinal luar ketiga terdapat pada dinding di sepertiga bawah ureter dekat kandung
kemih. Jaringan ikat adventisia, dengan pembuluh darah dan jaringan adiposa,
mengelilingi ureter. (Eroschenko, 2018)

15

Gambar : histologi Ureter (Eroschenko, 2018)

c) Vesica Urinary/Bladder
Kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan serosa/adventisia.
11
Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal dibandingkan ureter (terdiri
atas 6-8 lapis sel) dengan jaringan ikat longgar yang membentuk lamina propria
dibawahnya. Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang
tersusun berlapis-lapis yang arahnya tampak tak membentuk aturan tertentu. Di antara
berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat longgar. Tunika adventisianya terdiri atas jaringan
fibroelastik. (Tortora, 2020)
Kandung kemih memiliki dinding yang berotot tebal. Mukosa pada dinding kandung
kemih dalam keadaan kosong dan dalam keadaan berkontraksi dengan pembesaran yang
lebih kuat. Sel-sel superfisial epitel transisional adalah kuboid rendah atau kolumnar serta
tampak berbentuk kubah. Beberapa sel superfisial juga mungkin berinti dua (binukleus).
Membran plasma luar sel-sel superfisial di epitel terlihat jelas. Sel-sel epitel yang terletak
lebih dalam berbentuk bundar dan sel basalnya lebih kolumnar Lamina propria sub-epitel
mengandung serat jaringan ikat halus, banyak fibroblast, dan pembuluh darah venula dan
arteriol. (Eroschenko, 2018)

Gambar: histologi Vesica Urinary (Eroschenko, 2018)

12
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Jadi dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa dari hasil
pengamatan dan praktikum tentang sistem urogenital dimana sistem urinaria
terdiri dari beberapa macam organ penting seperti ginjal, ureter, kandung
kemih dan uretra. Pada organ-organ ginjal terdapat beberapa unit fungsional
terkecil yaitu berupa nefron, yang dimana di dalam nefron terdapat bagian-
bagian kecil yang menjalankan fungsinya sendiri juga. Dan seperti ureter,
kandung kemih dan uretra yang memiliki lapisan-lapisan serta otot yang
membantu dalam menjalankan fungsinya. Dengan belajar histologi dari
sistem urogenital ini kita dapat mengetahui jaringan penyusun dari setiap
organnya dan fungsinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

diFiore. 2014. Atlas Histologi dengan Kolerasi Fungsional. Edisi 11. EGC
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Junqueira. 2012. Histologi Dasar. Edisi 12. EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Jakarta.
Schunke, M., Schulte, E., & Schumacher, U. (2021). Atlas Anatomi Manusia
Prometheus: Organ Dalam (5 ed.). EGC.
Soesilawati, P. (2020). Histologi Kedokteran Dasar. Airlangga University Press.
Sherwood, Laularee. 2018. “Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem” ed. 9: EGC
Victor, p. eroschenko. 2018. Atlas histlogidifiore dengan korelasi fungsional. . EGC
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai