“SISTEM RANGKA”
Oleh:
NIM : 2206050023
KELAS : BIOLOGI A
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum ini yang berjudul
“Sistem Rangka” dengan baik dan tepat waktu, sebagai bentuk pemenuhan nilai praktikum
mata kuliah Anatomi dan Histologi Hewan
Kepada Ibu Ike Septa F. M, Ssi., MSc selaku dosen mata kuliah Anatomi dan
Histologi Hewan, penulis mengucapkan terima kasih telah memberikan tugas praktikum ini
sebagai pemenuhan kriteria penilaian pembelajaran kami. Juga saya sampaikan kepada
asisten praktikum yang telah membimbing kami dalam kegiatan praktikum ini, sehingga
boleh berjalan dengan baik.
Laporan ini penulis buat agar dapat digunakan semestinya, apabila selama membaca
laporan ini terdapat kesalahan atau kekurangan, diharapkan saran dan masukan yang
membangun dapat disampaikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ii
ii
4.3 Sistem Rangka Pada Pisces .......................................................... 31
4.4 Sistem Rangka Pada Reptil .......................................................... 33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bekerja sama untuk membentuk sistem untuk kelangsungan hidup dari suatu organisme
seperti vertebrata.
Anatomi mikro atau histologi adalah ilmu yang mempelajari suatu organ atau bagian
tubuh manusia, hewan atau tumbuhan secara cermat dan rinci. Usaha atau cara untuk dapat
mengamati, mempelajari serta meneliti jaringan-jaringan tertentu dari suatu orgnisme dapat
ditempuh dengan jalan penyiapan spesimen histologi (Brelje dan Sorenson, 2021).
Hewan Vertebrata secara anatomi memiliki tulang penyokong tubuh columna
vertebralis. Pada kelompok hewan vertebrata bagian terluar dari tubuh sudah terbungkus
oleh suatu sistem yang disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem
organ yang membedakan, memisahkan dari lingkungan sekitar. Sistem ini seringkali
merupakan bagian dari sistem organ terbesar yang mencakup kulit, rambut, kuku, kelenjar
keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki dirinya
sendiri apabila terjadi kerusakan yang tidak terlalu parah (self-repairing) dan mekanisme
pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh).
Lapisan kulit dibagi menjadi 3 lapisan yakni epidermis, dermis dan subkutis hipodermis
(Andriyani, Triana & Juliarti, 2015).
Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur keras dari
tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini meliputi eksoskeleton, dan
endoskeleton. Eksoskeleton secara embriologis berasal dari epidermis saja, dermis saja, atau
keduanya. Sedangkan endoskeleton secara embriologis berasal dari jaringan subdermal,
yaitu endoskeleton tulang, endoskeleton rawan dan korda. Eksoskeleton ummnya dijumpai
pada hewan invertebrata. Pada vertebrata lebih dikenal sebagai dermal skeleton.
Endoskeleton umumnya dijumpai pada hewan vertebrata Sistem rangka adalah suatu sistem
organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya
dibagi menjadi tiga tipe: eksternal internal dan basis cairan (rangka hidrostatik). Walaupun
sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya
karena tidak adanya struktur penunjang (Nature, 2012).
Sistem rangka mempunyai fungsi antara lain sebagai: (1) pelindung organ dalam, (2)
penunjang tubuh, (3) tempat melekatnya otot rangka, (4) alat gerak pasif (penyalur
gerakan), dan (5) tempat pembentukan sel-sel darah .Karakteristik rangka vertebrata akuatik
berbeda dengan vertebrata terestrial. Tubuh pisces ditopang oleh lingkungan air
sekelilingnya, karena itu rangkanya tidak perlu sekuat rangka hewan- hewan darat. Struktur
2
tulang vertebrata merupakan adaptasi terhadap lingkungan hidupnya. Misalnya, struktur
tulang burung spesifik dan berongga.
Struktur sedemikian menyebabkan berkurangnya massa rangka, yang sangat
menguntungkan untuk terbang (Tenzer.. dkk, 2014).
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat dimana-mana,aktif
pada siang hari dan dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan bulu
itu tumbuh dapat mengetur suhu dan terbang. Dengan kemampuan terbang itu aves
mendiami semua habitat. Aves merupakan daya tarik mata dan telinga manusia. Banyak
diantaranyamempunyai arti penting dalam ekonomi, sebagian merupakan bahan makanan
sumber protein (Jasin, 1984)
Pisces adalah hewan yang hidup didalam air, mereka dapat bernafas didalam air
karena insang yang mereka miliki. Pisces dapat ditemukan di air tawar (danau dan sungai)
maupun air asin (laut dan samudra).
Mamalia merupakan kelas dari subfilum vertebrata yang memiliki satu tulang rangka
internal dan satu tulang belakang yang bersendi Mamalia termasuk dalam vertebrata
berdarah panas dengan karakteristik yang berbeda dengan kelas lainnya, contoh dari
mamalia sendiri adalah manusia (Hariyanti dan Becker, 2007).
Reptil (binatang melata, atau dalam bahasa Latin "reptans" artinya 'melata' atau
'merayap') adalah kelompok hewan vertebrata berdarah dingin dan memiliki sisi yang
menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan
menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Sekarang ini mereka
menghidupi setiap benua kecuali Antartika.
Amphibi berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang
berarti hidup. Hewan ini memiliki kulit yang lembab, tidak ditutupi rambut dan mampu
hidup di air maupun di darat. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai
dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya amphibi mempunyai siklus
hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan.
Amphibia dapat hidup di darat dan diair, pada Amphibia muda hidup diair
menggunakan alat pernapasan berupa insang dan ketika sudah dewasa akanhidup di darat
dengan alat pernapasan berupa paru-paru. Amphibia memiliki kulit yang selalu basah yang
berguna dalam membantu pernapasan karenakulitnya mengandung berbagai pembuluh
darah. Amphibia bergerak dengan empat kaki (Zug, 1993).
3
Tulang merupakan biomaterial yang sangat adaptif, dinamis secara struktural, dan aktif
secara metabolik, serta lebih unggul dari semua biomaterial lainnya dalam hal kekuatan dan
ketangguhan. Secara khusus, struktur, ukuran dan kekuatan tulang bergantung pada adanya
rangsangan secara fisiologis dan mekanis. Rangsangan mekanis tersebut dapat memulai atau
menghambat proses pemodelan dan remodeling tulang sebagai respon terhadap variasi
kekuatan internal atau eksternal (Hart et al., 2020).
Tulang merupakan bagian dari sistem rangka yang memiliki fungsi utama untuk
memberikan dukungan struktural, dan mempertahankan homeostasis kalsium pada tubuh.
Fungsi-fungsi tersebut adalah dilakukan oleh sel-sel pemecah tulang (osteoklas) dan sel
pembentuk tulang (osteoblas) yang dapat mengubah ukuran, bentuk, dan massa tulang
terutama selama masa pertumbuhan (Jerome et al., 2018).
Tulang dapat melindungi beberapa organ vital seperti pada tengkorak, tulang belakang
dan tulang rusuk serta memberikan dukungan struktural dan fungsional untuk hematopoiesis
atau proses pembentukan komponen sel darah (Baig & Bacha, 2022). Tulang juga bersinergi
dengan otot sehingga disebut sebagai alat gerak pasif. Tulang juga memiliki peranan penting
karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang (Pramestiyani et al., 2022).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana sistem rangka pada aves,mamalia,reptil,amfibi dan pisces?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui sistem rangka pada aves, mamalia, reptil,amfibi dan pisces
1.4 Manfaat
Praktikum ini bermanfaat guna menambah wawasan sistem rangka pada aves, mamalia,
reptil, amfibi dan pisces
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Struktur Histologi dan Fungsi Tulang Rawan dan Tulang Sejati
Histologi merupakan cabang ilmu biologi anatomi yang di dalamnya
mempelajari susunan struktur sel yang memiliki fungsi fisiologis sama tersusun
dalam suatu jaringan kompleks. Jaringan pada umumnya tersusun atas tiga komponen
yaitu sel, substansi intreseluler dan cairan. Substansi intraseluler merupakan hasil
produksi sel, cairan merupakan komponen yang menonjol karena 65-70% susunan
kimia jaringan tubuh tersusun atas air (Ii, Teori and Histologi, 2017).
I. Tulang Rawan
a. Dukungan Struktural
Tulang rawan memberikan struktur dan dukungan mekanis bagi berbagai bagian
tubuh. Ini membantu mencegah kolaps atau deformasi organ dan jaringan.
b. Reduksi Gesekan dan Keausan
Fungsi utama tulang rawan adalah mengurangi gesekan antara permukaan sendi
tulang. Di sendi, tulang rawan melapisi ujung tulang, membentuk lapisan licin
yang memungkinkan gerakan sendi dengan lancar dan mengurangi keausan.
c. Penyerapan Kejut
Tulang rawan berperan dalam menyerap kejutan dan tekanan. Ini sangat penting
pada persendian beban berat, seperti lutut dan pinggul, di mana tulang rawan
5
membantu mengurangi tekanan pada tulang dan melindungi persendian dari
cedera.
d. Pertumbuhan Tulang
Pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, tulang rawan epifisis
(ujung tulang panjang) berperan dalam pertumbuhan tulang. Sel-sel di dalam
tulang rawan berkontribusi pada pembentukan tulang baru.
e. Pelumas Sendi
Tulang rawan sendi menghasilkan cairan sinovial, yang bertindak sebagai
pelumas untuk sendi. Ini membantu memastikan gerakan sendi yang lancar dan
melumasi permukaan sendi.
f. Fungsi dalam Pembentukan Organ Tubuh
Tulang rawan juga berkontribusi dalam pembentukan struktur organ tubuh
tertentu, seperti pembentukan tulang rawan hialin pada saluran pernapasan dan
pembentukan tulang rawan elastis pada telinga.
g. Fungsi Pendukung pada Beberapa Organ
Pada beberapa organ, tulang rawan memberikan dukungan struktural. Sebagai
contoh, tulang rawan pada dinding trakea dan bronkus membantu menjaga
kepatuhan dan mencegah penutupan saluran pernapasan.
(Sugiyono, 2016)
II. Tulang Sejati
Tulang keras atau sejati dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas) ruang
antar sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat
keras. Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat ( CaCO3 ) dan kalsium
fosfat (Ca(PO4 )2) yang diperoleh atau dibawa oleh darah. Adapun beberapa
fungsi dari tulang sejati, yaitu:
Memberikan dukungan kepada jaringan lunak tubuh yaitu sebagai tempat
melekatnya otot, ligamenta dan fascia
Memberi perlindungan pada organ vital
Memberi perlindungan pada organ dalam
Menentukan bentuk tubuh
Sebagai alat penyangga tubuh
6
Sebagai alat gerak pasif
Sebagai tempat cadangan. mineral anorganik
2.1.2 Jenis-jenis Tulang Rawan
Tulang rawan (L. cartilago, tulang muda) merupakan jaringan ikat penahan
berat yang relatif padat, tetapi tidak sekuat tulang. Dalam kehidupan pasca lahir
sesudah tidak tumbuh lagi, jaringan ini hanya ditemukan pada dua jenis tempat.
Tempat pertama, sejumlah bangunan tulang rawan ekstra-skeletal terdapat dalam
tubuh. Sebagai contoh ialah cincin-cincin tulang rawan berbentuk tapal kuda pada
dinding trakea. Peranan cincin ini ialah mencegah dinding trakea, yang sebenarnya
hanya terdiri atas jaringan ikat biasa, agar tidak kolaps saat udara dihirup memasuki
paru. Bangunan tulang rawan berbentuk tidak beraturan juga terdapat pada dinding
jalan napas yang lebih kecil yang menunju paru. Juga terdapat lempeng-lempeng
tulang rawan pada laring, hidung, dan dinding bagian medial tuba auditori (yang
menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring dan memungkinkan terjadinya
keseimbangan tekanan udara antara kedua rongga itu). Tulang rawan juga terdapat
pada tulang iga (yang menghubungkan ujung anterior iga dengan sternum), berupa
bagian yang menghubungkan iga-iga dengan sternum yang kuat namun cukup
fleksibel sehingga memungkinkan kerangka iga meluas pada gerakan respirasi
(Sugiyono, 2016)
1. Tulang pipih Tulang pipih memiliki panjang dan lebar yang hampir sama, tetapi
tipis. Contoh dari tulang pipih termasuk tulang tengkorak, tulang rusuk, dan
tulang skapula (tulang bahu). tulang pipih memiliki tiga lapisan, yaitu:
8
• Periosteum adalah lapisan terluar tulang pipih. Hampir semua jenis tulang
dilapisi oleh periosteum
• Tulang kompak berada di bawah periosteum. Tulang ini memiliki
tekstur yang keras, kuat, dan kokoh sehingga bisa melindungi tulang di
bawahnya
• Tulang spons adalah lapisan paling dalam di struktur tulang pipih.
2. Tulang panjang
Berbentuk silinder dengan kedua ujungnya yang bulat. Biasa
disebut tulang pipa karena bentuknya seperti pipa. Ujung tulangnya yang
berbentuk bulat dan tersusun atas tulang rawan disebut epifise. Sedangkan
pada jenis ini bagian tengah tulang pipa yang berbentuk silindris dan
berongga disebut diafise. Di antara epifise dan diafise terdapat bagian
yang disebut metafise. Metafise tersusun atas tulang rawan.Bagian
metafise ini terdapat cakra epifise, yang memiliki kemampuan
memanjang. Contoh dari tulang panjang termasuk femur (tulang paha),
tulang humerus (tulang lengan atas), dan tulang tibia (tulang kering).
3. Tulang pendek
Tulang pendek adalah tulang yang berbentuk seperti kubus,
memiliki panjang, lebar, dan ketebalan yang kira-kira sama. Satu-satunya
tulang pendek di kerangka manusia adalah karpal pada pergelangan tangan
dan tarsal pada pergelangan kaki. Tulang pendek memberikan stabilitas
dan dukungan serta beberapa gerakan terbatas. Contoh tulang pendek yaitu
tulang metacarpal (tulang tengah tangan), tulang metatarsal (tulang tengah
kaki), dan tulang karpal (tulang pergelangan tangan).
4. Tulang tak beraturan
Tulang yang tidak beraturan adalah tulang yang tidak memiliki
bentuk yang mudah dikarakterisasi sehingga tidak cocok dengan
klasifikasi lain. Tulang-tulang ini cenderung memiliki bentuk yang lebih
kompleks, seperti tulang belakang yang menopang sumsum tulang
belakang dan melindunginya dari kekuatan tekan. Banyak tulang wajah,
terutama tulang rahang yang terdapat gigi, diklasifikasikan sebagai tulang
tidak beraturan.
9
5. Tulang sesamoid
Tulang sesamoid adalah sebuah tulang yang terletak disekitar
persendian Atau otot. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin,
"sesamum", yang berarti "wijen", karena tulang-tulang ini berbentuk bulat
atau kebulat-bulatan dan sangat kecil. Tulang sesamoid bervariasi dalam
jumlah dan penempatan, tetapi biasanya ditemukan pada tendon yang
terkait dengan kaki, tangan, dan lutut.
2.1.4 Proses pembentukan tulang rawan dan osifikasi pada tulang
Pada tempat pembentukan tulang rawan dalam embrio, sel-sel mesenkim
menyusutkan cabang-cabangnya dan mengumpul dalam agregasi padat yang
dikenal sebagai pusat kondrifikasi. Selselnya sangat berdekatan dan batas-batasnya
tidak jelas. Dengan memperbesar dan berkembangnya sel prekursor ini, mereka
mensekresikan ke sekitarnya matriks amorf metakromatik. Kolagen disekresikan
bersamaan, namun serabut yang dibentuk tertutup oleh matriks hialin yang
membuat kolagen terpendam. Dengan bertambahnya jumlah materi interstisial ini,
maka selselnya terisolasi dalam kompartemen masing-masing atau lakuna dan
berangsur memperoleh ciri sitologik kondrosit dewasa. Dalam perluasan pusat
kondrifikasi, pertumbuhan terjadi melalui dua mekanisme berbeda, yaitu:
pertumbuhan interstitial dan pertumbuhan aposisional (Kalangi, 2014).
1. Pertumbuhan intersitial
Di bagian dalam tulang rawan yang berkembang, sel-selnya untuk waktu
tertentu, masih dapat membelah. Setelah telofase, sekresi matriksnya
membentuk sekat yang makin tebal di antara sel-sel anak sehingga mereka
menempati lakuna terpisah. Sel-sel ini, pada gilirannya, kemudian membelah,
menghasilkan kelompok empat kondrosit dalam lakuna bersebelahan.
Pengembangan tulang rawan melalui pembentukan sel-sel dan matriks baru dari
dalam disebut pertumbuhan interstisial dan menerangkan terdapatnya pasangan
dan kelompok empat atau lebih lakuna dalam tulang rawan dewasa. Setiap
kelompok dikatakan isogen karena merupakan turunan dari satu kondrosit yang
mengalami beberapa kali pembelahan sebelum berhenti. Matriks tepat
mengelilingi setiap kelompok sel isogen terpulas lebih gelap. Halo lebih
basofilik ini disebut sebagai matriks teritorial dan daerah kurang basofilik lain
10
diantara kelompok-kelompok sel disebut matriks interteritorium. Pada tulang
rawan epifisis tulang panjang yang tumbuh, pertumbuhan interstisial tetap ada
dan pembelahan sel dalam orientasi tetap ada dan pembelahan sel dalam
orientasi tetap menghasilkan lakuna tersusun dalam kolom memanjang paralel
terhadap sumbu panjang tulang. Sel-sel pada ujung metafisis kolom ini
berdegenerasi dan lakunanya dimasuki tulang yang makin maju (Kalangi,
2014).
2. Pertumbuhan aposisional
Cara lain pertumbuhan tulang rawan ialah dengan meletakkan lebih banyak
matriks pada permukaannya. Mekanisme pertumbuhan ini disebut sebagai
pertumbbuhan aposisional. Mekanisme pertumbuhan ini bergantung pada
pembentukan kondroblas penghasil matriks baru pada permukaan tulang rawan.
Mesenkim yang mengelilingi tulang rawan memadat membentuk perikondrium.
Sel-sel pada aspek dalamnya, disebut sebagai lapis kondrogeniknya,
berproliferasi, berkembang menjadi kondrosit, dan menghasilkan matriks di
sekitarnya, sehingga terkurung di dalam tulang rawan. Penambahan sel dan
matriks baru pada permukaan ini disebut pertumbuhan aposisional, kesanggupan
perikondrium membentuk tulang rawan berlanjut sampai ke pasca-lahir dan
membantu pertumbuhan diameter model tulang rawan dari tulang panjang.
Beberapa jenis sitem rangka yang umum ditemukan pada invertebrata adalah:
1. Rangka eksoskeleton
Ditemukan pada beberapa kelompok hewan invertebrata seperti arthropoda
(serangga, kepiting, laba-laba) dan moluska (kerang, siput). Rangka ini terbuat dari
bahan yang keras dan kuat seperti kitin pada serangga atau kalsium karbonat pada
moluska. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan dukungan struktural,
perlindungan dari predator, dan memungkinkan pergerakan.
2. Rangka endoskeleton
Ditemukan pada beberapa kelompok invertebrata seperti echinodermata
(bintang laut, landak laut) dan beberapa jenis cacing. Rangka ini terletak di dalam
tubuh hewan dan terbuat dari bahan seperti kapur, kalsium karbonat, atau silika.
15
Fungsi utamanya adalah untuk memberikan dukungan dan perlindungan internal,
serta fungsionalitas dalam pergerakan.
3. Rangka hidrostatik
Ditemukan pada beberapa kelompok invertebrata seperti cacing pipih, cacing
tanah, dan ubur-ubur. Rangka ini terdiri dari rongga tubuh yang terisi cairan dan
otot-otot yang mengelilinginya. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan
dukungan dan memungkinkan pergerakan melalui kontraksi otot.
4. Rangka ekso-endoskeleton
Ditemukan pada beberapa kelompok invertebrata seperti cacing beruas dan
kepiting. Rangka ini terdiri dari kombinasi rangka eksternal (eksoskeleton) dan
rangka internal (endoskeleton). Fungsi utamanya adalah untuk memberikan
dukungan dan perlindungan eksternal, serta untuk memberikan dukungan internal
dan perlindungan organ dalam.
2.1.7 Sistem Rangka Pada Pisces
Sistem rangka pada ikan atau pisces terdiri dari rangka internal yang terbuat
dari tulang. Tulang-tulang ini memberikan dukungan struktural, melindungi organ-
organ vital, dan memungkinkan pergerakan pada ikan.
Rangka pada ikan seperti halnya pada golongan vertebrata lainnya berfungsi
untuk menegakkan tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh serta
berfungsi pula dalam proses pembentukan butir darah merah.beberapa ikan modifikasi
tulang penyokong sirip menjadi penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi
ikan betina (Axial, 2019). Berikut ini adalah beberapa komponen sistem rangka pada
pisces:
1. Tulang-belakang (vertebrae)
Ikan memiliki tulang-belakang yang membentuk sumbu utama tubuh mereka.
Tulang- belakang terdiri dari serangkaian vertebrae yang terhubung satu sama lain
dan melindungi sumsum tulang belakang serta organ-organ vital.
2. Sirip
Ikan memiliki berbagai jenis sirip yang terhubung dengan rangka tulang
mereka. Sirip- sirip ini termasuk sirip punggung (dorsal), sirip dubur (anal), sirip
perut (pelvic), sirip dada (pectoral), dan sirip ekor (caudal). Sirip-sirip ini
membantu dalam pergerakan, keseimbangan, dan manuver dalam air.
16
3. Tulang tengkorak (skull)
`Tulang tengkorak melindungi otak dan organ sensorik seperti mata, telinga,
dan hidung pada ikan. Bagian tulang tengkorak ini juga menyediakan tempat
pemasangan otot-otot yang terlibat dalam menggerakkan rahang dan pernapasan
pada ikan.
19
BAB III
METODE PRAKTIKUM
20
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: piasu, Carter,
silet,pinset,sarung tangan, wadah kaca. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu :
tokek,air, cairan peroksida, lem, puntung rokok
3.2.4 Sistem rangka pada Pisces
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: pisau,kuali, pinset, wadah,
papan, tisu dan catter . Sedangkan bahan yang digunakan yaitu: ikan, air, soda
kue, bayclin, jeruk nipis dan lem china.
3.2.5 Sistem rangka pada amfbi
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: catter, silet,toples,sarung
tangan,jarum pentul. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu: kodok,
alkohol,kapas, cairan styrofoam dan air
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Sistem rangka pada aves
1. Disisapkan alat dan bahan
2. Disembelih ayam dan dibersihkan bulunya
3. Direbus ayam selama 10 menit pada air mendidih
4. Didinginkan ayam selama beberapa menit lalu dibersihkan dagingnya dengan
tulang, lalu dijemur tulang tersebut hingga kering
5. Disusun setiap rangkanya hingga membentukk rangka ayam. Penyusunannya
dilakukan dengan menggunakan kawat dan lem china untuk memperkokoh
berdirinya rangka.
6. Setelah disusun, diwarnai menggunakan cat putih dan dikeringkan
7. Disimpan rangka ayam tersebut di dalam box kaca.
3.3.2 Sistem rangka pada mamalia
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibius tikus dengan menggunakan alkohol
3. Direbus tikus dalam air yang ditambah daun pepaya sehingga daging tikus
lunak dan mudah dibersihkan
4. Dibersihkan semua daging tikus beserta sumsumnya dengan hati-hati
5. Jika ada tulang yang patah, disusun kembali menggunakan lem
6. Direndam rangka tersebut dengan alkohol sampai tulang benar-benar kuat
7. Diangkat kerangka dan dikeringkan
21
8. Disimpan rangka dalam box.
23
perlu diperhatikan yaitu Os occipitales yang berhubungan dengan tulang
leher (Vertebrae cerνicalis) yaitu Atlas dan Epistropheus (Axial).
Facial: Terdiri dari banyak tulang, tetapi yang perlu diperhatikan adalah
bagian Incisiνe yaitu tulang pembentuk paruh atas, Mandible (Mandibula)
tulang yang membentuk paruh bawah, dan Quadratum yaitu tulang yang
membantu pergerakan mandibula.
2. Tulang Belakang atau Punggung (Columna Vertebralis), secara susunannya
tersusun dari tulang cerνical, thoracal, lumbal, sacral, dan cocoygeal. Namun
tulang yang berhubungan dengan proses produksi ayam terdiri dari:
Vertebrae cerνicalis (Tulang Leher): Membentuk kerangka leher yang
berjumlah 13 atau 14 buah tulang. Tulang leher pertama yaitu Atlas dan
tulang leher kedua yaitu Episthropheus bersama-sama berfungsi untuk
menggerakkan tengkorak ayam. Kedua tulang ini saling bertautan dan
dapat berputar sehingga memberikan kebebasan pada leher dan kepala
ayam untuk makan, membersihkan bulu, pertahan, dan fungsi pergerakkan
lainnya.
Vertebrae thoracales (Tulang Rusuk): Terdiri dari 7 buah tulang yang
saling berpasangan dan berfungsi untuk melindungi organ vital pada
bagian tubuh ayam.
Vertebrae cocoygeales (Tulang Ekor): Terdiri dari 5 atau 6 tulang
dengan tulang terakhirnya memiliki ukurang paling besar dan disebut
sebagai tulang pygostyle yang merupakan tempat tumbuhnya bulu ekor.
Os sternum (Tulang Dada): Pada bagian dada terdapat tulang sternum
yang di mana ukuran antara sternum dengan pubis dapat dijadikan sebagai
indikator penentu tinggi atau rendahnya produktivitas ayam petelur.
b. Kerangka Anggota Tubuh
Kerangka tulang yang berfungsi sebagai bagian dari alat pergerakan ayam, kerangka
ini terbagi menjadi:
1. Tulang Sayap, merupakan evolusi dari bagian kaki depan pada reptile. Tulang ini
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
Gelang bahu: Terdiri dari scapula, coracoid dan claνicula yang bersama-
24
sama membatasi suatu lubang yang disebut `oramen triosseum dan
berfungsi sebagai kontrol untuk mengangkat sayap.
Bagian bebas sayap terdiri dari:
- Lengan Atas (Cumerus), merupakan tulang panjang di lengan atau tubuh
depan yang berjalan daru bahu ke siku. Secara otomatis
menghubungkan scapula dan lengan bawah (]adius dan Ulna).
- Lengan Bawah, terdiri dari radius dan ulna. ]adius memanjang dari sisi
lateral siku ke sisi ibu jari pergelangan tangan dan berjalan sejajar
dengan ulna, yang melebihi itu panjang dan ukurannya. Ini adalah
tulang panjang, prisma berbentuk dan sedikit melengkung secara
longitudinal. Sedangkan Ulna adalah salah satu dari dua tulang panjang
di lengan bawah, yang lainnya adalah jari-jari. Secara prismatik berjalan
sejajar dengan jari-jari, yang lebih pendek dan lebih kecil (Tim
Praktikum Struktur Hewan Unand, 2020)
- Hanus, terdiri dari carpus, metacarpus dan digits.
2. Tulang Kaki, merupakan bagian kerangka yang berfungsi sebagai alat utama untuk
pergerakan berjalan yang terdiri dari:
Gelang pinggul: Terdiri dari:
- Illium, merupakan tulang menonjol dan terbesar dari panggul, dan
muncul dalam kebanyakan vertebrata termasuk mamalia dan burung.
25
- Kaki bawah (Tarsus, Metatarsus, dan Digitae).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada aves yaitu ayam didapatkan sistem
rangka yang terdiri dari Nasal, Incisive, Atlas, Metacarpus, Ulana, Radius, Humerus,
Sentrum, PatellaIllium, Femur, Tibia, Metatarus, dan Pubis.
a. Nasal
Pada ayam terletak di bagian depan kepala, di atas paruh, tepatnya
di antara kedua mata. Secara umum, pada burung, hidung atau nosal tidak
memiliki bentuk seperti manusia, melainkan merupakan struktur yang disebut
cere. Cere adalah area kulit di pangkal paruh yang tidak bersisik dan memiliki
beberapa fungsi khusus pada burung. Fungsi nasal pada ayam adalah untuk
membantu dalam pernapasan, pengendalian suhu, pengenalan aroma dan rasa,
dan untuk komunikasi (Tim Praktikum Struktur Hewan Unand, 2020)
b. Incisive
Pada ayam merupakan paru yang berfungsi untuk berbagai
keperluan seperti mencabik, mengambil makanan, dan mengolah makanan
sebelum ditelan. Ayam memiliki paruh yang terletak di bagian depan kepala,
menggantikan fungsi gigi yang ada pada mamalia. Paruh ini terdiri dari dua
bagian yang dapat membuka dan menutup untuk menangkap, merobek, dan
mengolah makanan.
c. Atlas
Merupakan tulang pertama atau vertebra pertama pada tulang
belakang (vertebrae) vertebrata. Pada ayam, tulang ini juga disebut dengan
sebutan yang serupa, yaitu atlas. Fungsi utama atlas adalah menyediakan
sokongan struktural untuk kepala dan memberikan fleksibilitas gerakan kepala.
Atlas terletak langsung di bawah tengkorak dan di atas tulang belakang yang
lebih panjang. Ini adalah vertebra pertama yang menghubungkan tengkorak
dengan tulang belakang.
d. Metacarpus
Pada ayam adalah bagian dari sayap yang terletak antara tulang
26
humerus (paha) dan tulang phalanx (jari-jari). Metacarpus merupakan bagian
tengah sayap, dan pada ayam, terdiri dari tulang-tulang panjang yang
menghubungkan persendian sayap ke bagian ujung sayap. Ulna
(Tim Praktikum Struktur Hewan Unand, 2020)
f. Radius
Terletak di sisi lateral (bagian luar) dari sayap ayam, sejajar dengan
ulna. Radius berperan dalam memberikan fleksibilitas gerakan untuk sayap
ayam. Ini memungkinkan ayam untuk melakukan gerakan seperti melipat,
membuka, dan menggerakkan sayap dengan kebebasan.
g. Humerus
Merupakan tulang lengan atas yang merupakan bagian dari
rangkaian tulang pada sayap ayam. Humerus terletak di bagian atas lengan sayap
dan menghubungkan bahu ke siku. Humerus terhubung dengan otot-otot yang
memungkinkan gerakan sayap, membantu menggerakkan sayap saat terbang,
menjaga keseimbangan, dan melakukan aktivitas sehari-hari lainnya.
h. Sentrum
Merupakan bagian tengah atau tubuh dari sebuah vertebra. Pada
ayam, serangkaian vertebra membentuk tulang belakang atau columna
vertebralis. terletak di bagian tengah vertebra dan bersama-sama membentuk
tulang belakang yang mendukung tubuh ayam. Sentrum berfungsi melindungi
sumsum tulang belakang, yang merupakan bagian penting dari sistem saraf
pusat. Sumsum tulang belakang mengirimkan sinyal saraf ke seluruh tubuh, dan
tulang belakang berperan dalam melindunginya dari cedera.
i. Ilium
Merupakan salah satu dari tiga tulang yang membentuk tulang
panggul (pelvis) pada ayam. Ilium terletak di bagian atas dan lateral (sebelah
samping) dari pelvis, dan bersama dengan ischium dan pubis membentuk
struktur yang menyokong dan melindungi organ dalam panggul ayam. Ilium
berfungsi menyediakan titik hubungan untuk berbagai otot yang terlibat dalam
gerakan kaki dan sayap..
27
j. Femur
Merupakan tulang paha atau tulang lengan atas pada sayap ayam.
Fermur merupakan tulang terpanjang dan terbesar dalam tubuh ayam,
membentuk bagian utama dari tungkai bawah. Femur terletak di antara panggul
dan lutut. Femur berfungsi sebagai tempat melekatnya otot.
k. Tibia
Adalah tulang utama di tungkai bawah ayam. Terletak di sisi anterior
(depan) dari tulang betis (fibula) dan membentuk bagian utama dari struktur kaki
ayam. Persendian lutut terbentuk oleh femur, tibia, dan fibula, dan ini
memungkinkan ayam untuk melakukan berbagai gerakan kaki. Tibia berperan
penting dalam menanggung berat badan ayam. Tibia merupakan tulang utama
yang menopang tubuh pada tungkai bawah dan membantu dalam menjaga
keseimbangan dan stabilitas saat berdiri atau bergerak..
l. Pubis
Adalah salah satu dari tiga tulang yang membentuk tulang panggul
(pelvis) pada ayam. Pubis terletak di bagian bawah dan depan dari pelvis,
membentuk struktur ini bersama dengan ischium dan ilium. Pubis memiliki
peran dalam mendukung proses reproduksi.
4.2 Mamalia (Tikus Putih)
1. Struktur Histologis
Tulang tengkorak mamalia hanya terdiri dari 35 tulang atau kurang dari itu.
Meskipun berjumlah lebih sedikit, tetapi tulang-tulang tengkorak mamalia lebih
kuat dan lebih padat. Rangka tengkorak terdiri dari tulang-tulang kotak otak
28
(kranium) dan tulang-tulang wajah.
Kolumna vertebralis (tulang belakang) dari kebanyakan vertebrata tersusun
atas serangkaian vertebra bertulang atau bertulang rawan yang memanjang dari
bawah kepala sampai ujung ekor. Masing-masing ruas tulang belakang (vertebra)
terdiri atas tiga bagian utama, yaitu badan vertebra (sentrum), lengkung neural
(arkus neuralis) dan taju neural (spina/prosesus neuralis). Penonjolan vertebra ke
arah lateral disebut prosesus transversus/artikularis. Vertebra-vertebra yang
berdekatan selalu bersambungan pada bagian sentrumnya. Di samping itu vertebra
tetrapoda saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan dari lengkung neural yang
disebut zigapofisis (prezigapofisis dan poszigapofisis) (Tim Praktikum Struktur
Hewan Unand, 2020)
Pada reptilia dan mamalia, kolumna vertebralis dibagi menjadi 5 bagian,
yaitu vertebra servikalis (leher), vertebra torakalis (punggung), vertebra lumbalis
(pinggang), vertebra sakralis (sakral atau pelvis), dan vertebra kaudalis (ekor). Ruas
vertebra servikalis pertama disebut tulang atlas, dan ruas yang kedua disebut tulang
aksis.
Strenum berfungsi untuk memperkuat dinding tubuh, melindungi organ-
organ visera di dalam rongga dada, sebagai tempat melekatnya otot-otot pektoral,
dan untuk membantu gerakan pernafasan paru-paru (pada beberapa amniota).
Macam strenum pada mamalia adalah manubrium, korpus sternum (sternebrae),
dan sifisternum (prosesus sifoideus) yang berupa tulang rawan.
Mamalia mempunyai rusuk vertebral yang berkepala dua (bisipital). Kepala
bagian dorsal disebut tuberkulum, melekat pada diapofisis dari vertebra. Kelapa
bagian ventral disebut kapitulum, melekat pada parapofisis dari vertebra.
2. Struktur Anatomi
Struktur anatomi mamalia (marmot “Cavia cobaya”) terdiri dari 4 bagian
utama, yaitu caput (kepala), serviks (leher), truncus (badan), dan extremitas
(anggota gerak).
a. Maxilla adalah tulang wajah yang terletak di bagian atas (superior) pada tengkorak
hewan vertebrata, termasuk tikus. Fungsi maxilla adalah sebagai penompang gigi,
pemecah makanan, dan penyusun wajah.
b. Orbit pada tikus adalah rongga mata atau lubang tempat mata terletak di tengkorak.
Orbit terletak pada bagian samping tengkorak dan merupakan bagian dari tengkorak
wajah. Fungsi orbit pada tikus adalah sebagai perlindungan mata, penyusunan mata,
dan sebagai tempat untuk otot-otot menggerakan mata.
c. Molars. Gigi-gigi molus atau molars pada tikus terletak di bagian belakang rahang,
diikuti oleh gigi premolar. Molus memiliki beberapa fungsi penting dalam proses
pencernaan dan pengunyahan makanan.
d. Talus adalah tulang pada pergelangan kaki yang berperan dalam menyediakan
hubungan antara tulang kering (fibula) dan tulang betis (tibia). Talus pada tikus terletak
di bagian tengah-tengah pergelangan kaki. Secara anatomi, talus terletak di antara
tulang kering (fibula) dan tulang betis (tibia) serta berada di dekat tulang calcaneus
(tulang tumit). Talus memungkinkan gerakan fleksibilitas pada pergelangan kaki, yang
penting untuk pergerakan hewan.
e. Lumbar vertebrae atau tulang belakang bagian bawah terletak pada bagian punggung
bawah (lumbal) dari kolom vertebrata manusia dan hewan vertebrata lainnya. Vertebra
lumbalis terletak di bawah vertebra torakalis (dada) dan di atas vertebra sakral
(pinggul). Mereka membentuk bagian paling bawah dari kolom vertebrata atau tulang
belakang. Fungsinya sebagai perlindungan pada sistem saraf dan ketahanan terhadap
gaya tegangan.
f. Sacrum pada tikus terletak di bagian bawah kolom vertebrata, di bawah lumbar
vertebrae dan di atas koksa atau ekor. Secara spesifik, sacrum merupakan bagian dari
tulang belakang yang bersebelahan dengan vertebra lumbar dan vertebra koksa.
Sacrum berperan dalam menopang beban tubuh tikus dan mendistribusikannya secara
merata ke tulang belakang dan kaki (Sugiyono, 2016)
30
4.1 Pisces (Ikan Gelang Kuning)
1. Struktur Histologis
Bentuk tubuh ikan merupakan interaksi antara sistem rangka dengan sistem otot
serta evolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya. Rangka
yang menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan atau tulang sejati.
Osteichthyes terdiri dari tulang sejati. Sebagian besar tulang Osteichthyes pada
permulaannya terbentuk melalui tahap tulang rawan, kemudian materialnya menjadi
tulang sejati dalam bentuk bentuk yang khusus melalui osifikasi. Osifikasi merupakan
proses perubahan tulang rawan menjadi tulang sejati atau tulang keras (Ville,. dkk,
1999).
Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi otak
karena otak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang besar bagi
kehidupan ikan. Tengkorak ikan Elasmobranch terbentuk dari satu tulang rawan yang
disebut chondrocranium dan dilengkapi branchiocranium beserta derivate-derivatnya.
Chondrocranium pada ikan elasmobranch memiliki kotak-kotak yang membentuk atap
otak yang tidak komplek. Sedangkan tengkorak ikan bertulang sejati tersusun atas dua
bagian yaitu neurocranium dan branchiocranium. Neurocranium terdiri dari bagian
endosteal yang membentuk lantai kotak otak dan ectosteal yang membentuk atap otak.
31
Bentuk atap otaklah yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikan tersebut
(Ville,. dkk, 1999).
2. Struktur Anatomi
Secara garis besar tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang
tubuh dan ekor. Pada tubuh ikan yang berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan
yang sama apabila tubuh dibelah dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke
sampai ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, diatas
mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-menyebelah, pada bagian kepala terdapat
sepasang mata dan tutup insang. Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus
oleh sinar, kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk
menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat.
Rangka ikan berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
eksoskeleton dan endoskeleton. Sisik dan sirip ikan merupakan eksoskleton, sedang
endoskeleton terdiri atas tulang tempurung kepala, columna vertebralis, cingulum
pectoralis, tulang-tulang kecil tambahan yang menyokong sirip (Harjana, 2013)
Struktur rangka pisces terdiri atas 2 bagian, yaitu rangka aksial dan rangka
apendikular. Rangka aksial pisces terdiri dari tulang-tulang tengkorak (terdiri 180
tulang), dan kolumna vertebralis. Tulang-tulang tempurung kepala terdiri atas cranium
sebagai tempat otak, capsula untuk tempat beberapa pasang organon sensoris (olfactory,
optic, auditory) dan skeleton viceralis, yang merupakan bagian pembentuk tulang
rahang dan penyokong lidah insang untuk mekanisme. Tengkorak (tempurung) kepala
melekat dekat sekali dengan columna vertebralis, oleh karena itu ikan tidak bisa
memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat pada tulang premaxillary dentary, vomer dan
tulang palatine (Jasin, 1984).
Kolumna vertebralis pada pisces hanya terbagi menjadi vertebra badan dan
vertebra ekor yang tersusun dari belakang tengkorak sampai ke pangkal ekor. Daerah
abdominal (badan) memiliki tulang rusuk (kosta) kiri dan tulang rusuk (kosta) kanan.
Kosta berguna untuk melindungi organ-organ di dalam rongga badan. Ikan Telostei
primitif mempunyai 2 rangkaian rusuk yang berhubungan dengan masing-masing
sentrum kolumna vertebralis, yaitu rusuk dorosal dan rusuk ventral. Rusuk ventral kiri
dan kanan pada bagian ekor bertemu dibawah arteri dan vena ekor untuk membentuk
lengkung hemal (Tenzer, dkk, Tanpa tahun).
32
Rangka apendikular tersusun dari gelang pektoral dan gelang pelvis. Gelang
pektoral pada ikan bertulang terdiri dari korakoid dan skapula yang biasanya tereduksi.
Struktur dari tulang membran (tulang dermal) meliputi klavikula yang tereduksi,
kleitrum dan supra kleitrum. Gelang pelvis pada ikan terdiri dari keeping-keping pelvis
bertulang atau bertulang rawan yang bersendian dengan sirip pelvis. Pada ikan bertulang
rawan, keping-keping tersebut bertemu dibagian tengah membentuk simfisis pubis
(Tenzer, dkk, Tanpa tahun).
Tulang-tulang anggota badan bebas pada ikan (extremis liberare) berupa sirip
(pinna). Terdapat 2 macam sirip pada ikan, yaitu sirip tunggal dan sirip berpasangan
(Tenzer, dkk, Tanpa tahun).
Berdasarkan letaknya rangka ikan dibagi menjadi 6 bagian, yaitu:
Tulang Tengkorak
Tulang Punggung
Tulang Rusuk
Tulang Penyokong Insang, disebut Rangka Visceral
Tulang Penyokong Sirip, disebut Rangka Appendicular
Tulang-Tulang Penutup Insang; terbagi menjadi 4 bagian, yaitu :
Operculum
Sub Operculum – di bawah
Pre Operculum – di depan
Interculum – diantara
33
1. Struktur Histologis
Sistem rangka pada tokek dapat di bedakan menjadi dua bagian yaitu
endoskeleton dan ensoskeleton (Puspita, 2013).
a. Eksoskeleton; berasal dari epidermis, berupa sisik (squama) menanduk yang
menyelubungi permukaan tubuhnya dan posisi seperti sususnan genting. Bentuk
squama kadal berbeda antara bagian kepala, badan, ekor.
b. Endoskeleton; terdiri dari sekeleton aksial dan apendikular. Sekeleton aksial terdiri
tengkorak, kolumna vertebralis, sternum dan rusuk.
2. Struktur Anatomi
Tubuh Tokek terdiri dari tiga bagian yaitu: caput (kepala), serviks (leher),
truncus (badan), dan kaudal (ekor). Bagian caput berbentuk seperti pyramid dan bila
dibandingkan dengan tubuhnya, ukurannya relatif kecil. Mulutnya berbentuk celah
melebar. Terdapat sepasang mata yang terletak pada bagian dorsolateral. Masing-masing
mata memiliki dua pelupuk yang dapat digerakkan dan terdapat membran niktitans yang
transparans (terletak pada ujung anterior mata). Membran ini berfungsi untuk
membersihkan kornea pada saat diperlukan. Pada bagian sisi lateral terdapat celah
dangkal berbentuk oval yang merupakan lubang telinga luar (Puspita, 2013).
a. Caput
Caput adalah bagian tubuh pada daerah anterior. Bagian-bagian dari caput
adalah sebagai berikut.
1. Rima oris terletak diantara anterior caput
2. Labium superior dan inverior
3. Organon visus, yang dilengkapi dengan adanya palpebra superior dan inferior
yang keduanya dapat digerakkan. Disamping itu dijumpai pula adanya
membrane melintang disudut anterior orbita.
4. Sepasang nares anterior yang terletak diujung depan maksila.
5. Porus acusticus eksternum, terletak dibelakang mata (Harjana, 2013)
b. Truncus
Truncus berbentuk memanjang yang ditutup oleh squama (sisik) yang berbentuk
heksagonal. Pada truncus juga dijumpai adanya extrimitas (anggota badan bebas)
yang terbagi atas extremitas cranialis (posterior) dan extremitas anterior. Extremitas
ini terbentuk oleh branchium, antribrancium, manus. Pada bagian extremitas
34
memiliki falcula (jari-jari) yang berjumlah 5 buah dibagian anterior (poluks,
socundus, medium, numulus dan minimus) dan yang berada dibagian posterior
berjumlah 3 falcula (femur, crus, pes) yang memiliki 5 buah digiti (jari-jari)
bervakuola, yang nama jari-jarinya sama dengan extremitas anterior kecuali pada
urutan pertama disebut hallux (Puspita, 2013).
c. Serviks
Serviks atau leher merupakan bagian yang dapat digerakkan. Bagian serviks
panjang dan berlanjut dengan badan, bagian serviks ini hanya ditandai oleh adanya
lekukan saja.
d. Caudal
Caudal berbentuk silindris dengan panjang hampir dua kali panjang badan
ditambahkan dengan panjang kepala. Pada bagian pangkalnya tebal dan makin
meruncing ke arah distal. Pada bagian badan terdapat dua pasang alat gerak yaitu
bagian anterior dan bagaian posterior. Pada bagian ventral terdapat lubang kloaka
yang berbentuk celah melintang. Pada jenis kadal yang ditemukan di India
(Uromastix), terdapat beberapa lubang preanofemoral yang terdapat pada bagian
pangkal alat gerak bagian belakang (Puspita, 2013).
Sebagaimana galibnya reptil, kadal kebun berdarah dingin (itu sebabnya kadal
kebun kerap berjemur) dan mempunyai sisik-sisik yang beraneka bentuknya yang
terbangun dari zat tanduk. Beberapa jenis kadal mempunyai sisik-sisik yang halus
berkilau, terkesan licin atau seperti berminyak, walaupun sebenarnya sisik-sisik itu
amat kering karena kadal tidak memiliki pori di kulitnya untuk mengeluarkan
keringat atau minyak Beberapa spesies kadal kebun tak berkaki, seperti ular kaca
misalnya, memiliki struktur gelangan bahu dan panggul dalam tubuhnya, meski tak
ada tungkainya. (Puspita, 2013).
4.5 Amphibi (Katak)
35
1. Struktur Histologis
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian yang lunak.
Pada fase berudu tulangnya masih lunak dan menjadi keras pada fase dewasa. Pada
sambungan-sambungan tulang masih tetap lunak dengan permukaan yang licin (Ahmad,
2013).
Pada katak, tulang yang panjang dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu bagian atas
pada bagian central yang disebut diaphyse dan kedua ujung yang disebut epiphyse. Pada
diaphyse dan epiphyse terdapat hubungan yang tidak teratur dan terkunci oleh sutura.
Sutura tersebut masih berupa tulang rawan yang masih dapat tubuh terus, sedangkan
pada burung dan sebagian besar mammalia, masing-masing sutura menjadi tulang keras
pada saat tertentu sehingga pertumbuhan tidak terjadi (Ahmad, 2013).
2. Struktur Anatomi
Skeleton pada katak/amfibi dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Skeleton aksial: tempurung kepala, vertebrae, dan sternum.
b. Skeleton apendikular : kaki.
Tempurung kepala yang besar dan pipih terdiri atas:
a. cranium yang sempit,
b. beberapa pasang kapsula sensoris dari hidung kapsula pendengaran dan kapsula
yang besar untuk mata, dan
c. tulang-tulang rahang yang terdiri dari os hyoid dan tulang rahang dari larynx
(skeleton viseral) (Dahlan, no date)
Amfibi mempunyai tengkorak yang tebal dan luas secara
proporsional. Tengkorak amfibi modern mempunyai tulang-tulang premaksila (rahang
atas), nasal (tulang hidung), frontal, parietal, dan skuamosa. Tidak ada langit-langit atau
36
palatum sekunder pada amfibi. Akibatnya, neres internal lebih maju di dalam langit-
langit mulut. Di bagian ventral otak ditutupi oleh tulang dermal yang dinamakan
parasfenoid. Gigi amfibi terletak pada premaksila, maksila, palatine, vomer, parasfenoid,
dan tulang dental (Ahmad, 2013).
Ada beberapa amfibi yang sama sekali tidak memiliki gigi, atau gigi pada
rahang bawah mereduksi. Jumlah vertebra atau ruas tulang belakang pada amfibi
bervariasi dari 10 ruas pada Salientia sampai 200 pada Gymnophiona. Tengkorak
bersendi dengan tulang tengkuk, jumlah vertedrata kaudalnya bervariasi (Ahmad,
2013).
Bangsa Amphibia merupakan vertebrata yang pertama mempunyai sternum
(tulang dada) tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya pendek dan
kurang berkembang sehingga tidak berhubungan dengan sternum seperti yang terjadi
pada reptil, burung, atau mamalia (Ahmad, 2013).
Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan 4 jari (digiti)
kaki pada kaki depan dan 5 jari pada jari belakang. Jumlah digiti pada amfibi mungkin
ada yang berkurang 2 buah. Tungkai belakang berkurang seperti pada salamander, dan
pasangan tungkai tidak ada pada Caecillia. Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku,
tetapi ada semacam tanduk pada jari-jarinya. Tulang punggung bersambung dengan
kepala dan ekstrimitas berfungsi menyokong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas
9 columna vertebralis dan urostyle. Masing-masing vertebrae merupakan satu segmen
pendek yang fleksibel. Tiap-tiap vertebrae terdiri dari centrum atau corpus yang
memiliki lengkung atas (archus neuralis) sebagai tempat semsum. Sebelah atasnya
terdapat cuatan neuralis yang terdapat pada sepasang processus articularis yang
membuat vertebrae sedikit bergerak (Ahmad, 2013). Namun, beberapa amfibi memliki
tulang tempurung kepala bersenyawa yang tidak dapat digerak-gerakkan (Ahmad, 2013)
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sistem rangka pada ayam (Gallus galus) yaitu: Nasal, Incisive, Atlas, Metacarpus,
Ulana, Radius, Humerus, Scapula, Sentrum, PatellaIllium, Femur, Tibia, Metatarus, dan
Pubis.
Sistem rangka pada tikus putih (Ratus novergicus) yaitu: Maxilla, Orbit ,Molars,
Atlas, axis, Ulna, radius, Patella, tibia, femur, fibula, Talus, phaalanges, Lumbar vertebrae,
sacrum, caudal vertebrae.
Sistem rangka pada tokek (Gekko getcko) yaitu: cranium, cecical vertebrae, ulana,
radius, homerus, thorac vertebrae, lumber vertebrae, fibila, tibra, femur.
Sistem rangka pada ikan belang kuning (Acanthurs xanthopterus) yaitu: Cranium,
Orbit, operkular Rahang atas, rahang bawah, pelvic, girdle, Jari-jari sirip dada, sirip perut,
Jari-jari rawan, tulang rusuk, Jari-jari sirip punggunggg belakang, Jari-jari sirip punggung
depan, Duri neural, vertebra,hypural, Jari-jari sirip ekor.
Sistem rangka pada kodok (Anura) yaitu: Cranium ,Orbit , Ulna, radius, humerus,
Ruas jari, Tulang belikat, Ruas tulang belakang, Femur, fibula, Mata kaki, Tulang ekor.
5.1 Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
Axial, A. R. (2019). Bab iv sistem rangka. Anatomi Tubuh Manusia, 3(Sistem rangka tulang),
38–47. https://www.fpik.bunghatta.ac.id/files/downloads/E-book/Sistem Organ
Ikan/bab_4_sistem rangka.pdf
Huda, S. A. (2017). Jenis Herpetofauna Di Cagar Alam Dan Taman Wisata Alam
Pengandaran Jawa Barat. Scientiae Educatia, 6(1), 41.
https://doi.org/10.24235/sc.educatia.v6i1.1285
Kalangi, S. J. R. (2014). Tinjauan Histologik Tulang Rawan. Jurnal Biomedik (Jbm), 6(3).
https://doi.org/10.35790/jbm.6.3.2014.6329
MadeKardena. (2018). Patologi Tulang dan Sendi. Struktur Dan Fisiologi Tulang. Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
39
LAMPIRAN
40
Gambar 7. Ikan belang kuning (Acanthurs
xanthopterus) Gambar 8. Tikus putih (Rattus novergicus)
41