Oleh :
5B PENDIDIKAN BIOLOGI
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat
Nya , kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Muskulus Hewan Vertebrata” ini
tepat pada waktunya dan sesuai dengan rencana
. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Anatomi Perbandingan.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang mendukung dan
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memerlukan pengembangan lebih
lanjut. Oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan agar
nantinya dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal . Akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul.............................................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................................................iii
Daftar Gambar...........................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Muskulus Pisces.........................................................................................................4
2.2 Sistem Muskulus Amphibi....................................................................................................9
2.3 Sistem Muskulus Reptil.......................................................................................................11
2.4 Sistem Muskulus Aves.........................................................................................................16
2.5 Sistem Muskulus Mamalia..................................................................................................19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................26
3.2 Saran`........................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan, dan
kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energi dalam suatu
hewan yang aktif.
Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran
sangat kecil yang tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan miosin. Pada saat
berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang mendapatkan energi dari
mitokondria di sekitar miofibil.
Sistem Otot merupakan sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak. Otot terdiri
dari sel-sel (serabut otot) yang terspesialisasi untuk kontraksi (mengandung protein kontraktil).
Sel otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi (memendek dan menebal) dan relaksasi
(kembali ke keadaan semula).
Otot rangka (skeletal muscle) merupakan organ utama dari sistem otot yang menyusun
tubuh. Sistem ini terutama terdiri dari otot lurik dan jaringan ikat, mengandung jaringan syaraf
yang mengontrol kontraksi otot, dan jaringan epitel yang melapisi bagian dalam jaringan
pembuluh darah.
Satu otot sebagai organ hanya punya satu aksi tertentu saja yaitu menggerakkan satu
bagian tertentu tubuh. Sedangkan kerjasama semua otot tubuh sebagai satu sistem yang akan
menghasilkan semua gerakan tubuh yang terkoordinasi.
1.2 Rumusan Masalah
1
1. Untuk mengetahui mekanisme muskulus pada Pisces
2. Untuk mengetahui mekanisme muskulus pada Amphibi
3. Untuk mengetahui mekanisme muskulus pada Reptil
4. Untuk mengetahui mekanisme muskulus pada Aves
5. Untuk mengetahui mekanisme muskulus pada Mamalia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ssistem Otot Pada Pisces
Sistem perototan atau muscularis pada ikan adalah sama seperti pada sistem perototan
vertebrata lainnya yang terdiri dari otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Sistem
muscularis yang paling sederhana ditemukan pada kelompok Cyclostomata karena posisi
evolusinya dan tidak adanya spesialisasi pada ototnya.
Berdasarkan bentuknya, otot pada ikan terbagi atas Cyclostomine yang dimiliki oleh
kelompok Agnatha dan Piscine yang dimiliki oleh kelompok Osteichthyes dan
Condrichthyes. Pada kelompok Cyclostomine, bentuk myomere terdiri dari satu lekukan
kedalam dan dua lekukan keluar dimana ujungnya tumpul. Sedangkan pada myomere
penyusun otot piscine memiliki lekukan yang ujungnya tajam. Penyebutan otot rangka pada
ikan tergantung dari sistem gerak yang dilakukan, lokasi otot, struktur otot dan
pergerakannya.
`Berdasarkan lokasinya otot dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Otot Rangka (Skeletal muscle) [otot bergaris]
2. Otot Non Rangka (Non Skeletal muscle) [otot polos dan otot jantung] Berdasarkan
struktur dan fungsinya, otot dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Otot Jantung
2) Otot Polos
3) Otot Lurik
Berdasarkan pergerakannya, otot dibedakan menjadi dua yaitu :
Otot Sadar (Voluntary) [otot bergaris]
Otot Tak Sadar (Involuntary) [otot polos dan otot jantung ]
a.Otot Polos ( Urat Daging Licin )
Serabut otot polos lebih sederhana dan kecil dibandingkan dengan serabut otot
lainnya. Serabut ini tumbuh dari mesenkhim embrio. Secara primer berasal dari mesoderm
dengan disertai sel-sel jaringan ikat, kemudian berkembang menjadi otot polos. Kerja otot
polos ini disebut involuntary karena kerjanya tidak dipengaruhi oleh rangsangan otak.
Serabut otot polos pada umumnya tersusun dalam ikatan, tetapi banyak pula yang tersebar.
Kontraksi otot ini lambat dan kerjanya lama.
Otot polos antara lain terdapat pada:
1. Otot polos yang terdapat pada dinding saluran pencernaan, baik yang melingkar
maupun yang memanjang. Otot ini digunakan untuk menggerakkan makanan (gerakan
peristaltik); yang lainnya ditemukan pada saluran kelenjar pencernaan, kantung urine, trakhea
dan bronkus dari paru - paru.
2. Otot polos yang terdapat pada saluran peredaran darah, yaitu urat daging melingkar
berguna untuk mengatur tekanan darah.
3. Otot polos yang terdapat pada mata yang digunakan dalam mengatur akomodasi
dengan menggerakkan lensa mata dan mengatur intensitas cahaya.
4. Otot polos yang terdapat pada saluran ekskresi dan reproduksi digunakan dalam
menggerakkan produk yang ada di dalamnya.
b. Otot Jantung ( Urat Daging Jantung )
Jaringan otot jantung memperlihatkan garis-garis melintang pada serabutnya. Pada
otot ini tidak ada serabut yang terpisah, masing-masing berhubungan satu sama lainnya.
Garis melintang pada serabut-serabut otot tersebut terletak pada jarak tertentu yang
dinamakan sebagai cakram interkalar Otot jantung berkontraksi kuat dan terus menerus
bekerja, sampai
individu ini mati. Kerja otot jantung ini sifatnya involuntary karena bekerja diluar
rangsangan otak. Secara embriologi, otot jantung merupakan tipe istimewa dari otot polos,
dimana sel-selnya menjadi bersatu seperti syncytium.
Jantung tersusun atas otot yang berwarna merah gelap dan jaringan pengikat. Otot
jantung [myocardium] tersusun atas dua otot polos yaitu epicardium dan endocardium dan
kemudian dibungkus oleh suatu selaput yang merupakan membran skeletal di bagian luarnya
yang disebut pericardium. Ventrikel jantung memiliki otot yang lebih tebal dibandingkan
dengan bagian atrium.
c. Otot Bergaris ( Urat Daging Bergaris )
Disebut otot bergaris karena serabutnya memperlihatkan garis-garis melintang dengan
banyak inti tersebar pada bagian-bagian pinggirnya. Otot ini disebut juga otot rangka karena
melekat pada rangka atau kulit, dan disebut voluntary karena kerjanya dipengaruhi oleh
rangsangan otak. Bila dilihat secara keseluruhan, otot bergaris pada seluruh tubuh ikan terdiri
dari kumpulan blok otot atau urat daging. Tiap-tiap blok otot dinamakan myotome (pada saat
embrio disebut myomer). Pada urat daging yang menempel pada tubuh ikan sebelah kiri dean
kanan, dari belakang kepalan sampai ke batang ekor myotome tersusun menurut pola tertentu
yang bias dibedakan menjadi dua tipe yaitu Cyclostomine yang ditemukan pada kelompok
agnatha dan Piscine yang ditemukan pada kelompok ikan Elasmobranchii dan Teleostei.
Gambar 1. Potongan Melintang Tubuh Ikan
Kumpulan otot ini, biasanya diberi nama sesuai dengan pergerakannya atau organ tempat
otot itu melekat, seperti otot penegak sirip punggung, otot penarik sirip dada.Pada kontraksi otot-
otot parietal terdiri dari urutan myomer yang zigzag dan diikat oleh myoseptum yaitu bagian
jaringan ikat yang membatasi antara myomer berurutan. Myomer terbentang mulai dari
tengkorak hingga ujung ekor yang berdaging. Setiap myomer terdiri dari bagian dorsal yang
disebut epaksial dan bagian ventral yang disebut hypaksial. Keduanya dipisahkan oleh jaringan
ikat yang disebut horizontal skeletogenesus septum. Di bagian permukaan selaput ini terdapat
urat daging yang menutupinya dinamakan Musculus lateralis superficialis yang banyak
mengandung lemak dengan istilah lain disebut red muscle karena warnanya yang merah
kehitaman. Umumnya serabut otot mengarah anteroposterior, tetapi beberapa serabut hypoksial
dari setiap myomer tersusun serong ventromedial. Kontraksi dari otot myomer di satu pihak akan
disambut oleh kontraksi kelompok myomer di lain pihak menyebabkan tubuh ikan menjadi
meliuk-liuk dalam gerakan berenang.
Gambar 2. Urat Daging Permukaan Sirip Perut Ikan Tulang Sejati dan Tulang Rawan
Pada umumnya kerja otot memiliki fungsi ganda, ada yang berfungsi sebagai sinergis dan
ada pula yang antagonis. Otot sinergis adalah otot yang bekerja saling menyokong dengan otot
yang lain. Otot antagonis adalah otot yang bekerja saling berlawanan dimana apabila satu otot
melakukan kontraksi maka otot yang lain akan mengendur.
Bagian-bagian besar otot bergaris pada tubuh ikan ada empat, yaitu:
1. Otot ocolomotor, yang terdapat pada mata dengan jumlah tiga pasang.
2. Otot hypobranchial, terdapat pada dasar pharynx, rahang, hyoid dan lengkung
insang (berfungsi sebagai pengembang).
3. Otot branchiomeric yang terdapat pada muka, rahang dan lengkung insang
(berfungsi sebagai pengkerut). Otot yang bekerja terhadap rawan insang pada hiu ialah
kelompok otot branchial yang terdiri dari otot-otot konstriktor, levator dan interakualia.
4. Otot appendicular yang berfungsi untuk menggerakkan sirip.
Pada daerah sirip berpasangan (sirip perut dan sirip dada), otot-ototnya melanjutkan
diri ke dinding tubuh, terjadi pelekatan ikatan otot hypaksial dari beberapa myomer yang
berurutan ke gelang anggota dan menyebar pada sirip, membentuk dua macam kelompok yaitu
abductor ( untuk menegakkan) dan adductor (untuk mengembangkan), dengan beberapa
tambahan seperti lembaran otot tipis yang diantara jari-jari sirip (untuk melipat) dan otot yang
menegang dan menggerakkan girdle. Dalam beberapa hal, sirip berpasangan selain berfungsi
untuk pergerakan juga sebagai alat untuk menyalurkan sperma dari ikan jantan kepada betina
pada golongan ikan Elasmobranchii sehingga otot disinipun berfungsi sebagai pendorong sperma
keluar.
Otot sirip-sirip tunggal berfungsi untuk menggerakkan sirip-sirip tersebut. Otot-otot
permukaan pada sirip punggung dan sirip dubur disusun sebagai pasangan otot protractor
(penegang) dan retractor (pengendur). Sirip ekor mempunyai gumpalan otot lateral yang
dihubungkan oleh otot pada bagian dasarnya. Otot ekor berfungsi menggerakkan ( dorsal flexor
dan ventral flexor) dan mengembangciutkan seperti kipas (flexor, interfilamental diantarajari-jari
sirip). Pada kepala ikan, otot berhubungan terutama dengan rahang dan tulang lengkung insang.
Otot ini mempunyai dua komponen, yaitu komponen urat daging permukaan (superficialis) dan
komponen otot di bagian dalam.
Organ Listrik (Miscellaneous)
pada beberapa jenis Blasmobranchii dan beberapa jenis Teleostei, baik yang hidup di air tawar,
maupun yang hidup yang hidup di air laut,, terdapat massa otot yang mengalami modifikasi
secara khusus sehingga dapat menghasilkan arus listrik.
2.2 Muskulus Amphibi
2.2.1Musculus Parietalis (Musculus Somatik)
1) Musculus Truncus
Seperti halnya pada ikan, pada Amphibia pun terdapat musculus epaxialis dan musculus
hypaxialis, yang masih menunjukkan tanda-tanda metameri. Ada berbagai modifikasi adaptif
yang berkembang dalam otot-otot tubuh Amphibia berkaitan dengan pola hidup di darat.
Musculus hypaxialis cenderung kehilangan metamerismenya dan membentuk lembaran-
lembaran yang lebar. Kecenderungan ini terjadi sebagai akibat fusi antar myomere yang
kemudian kehilangan myoseptanya. Kecenderungan seperti itu sedikit sekali ada pada amphibia
berekor
a. Musculus Epaxialis
Pada Urodela, musculus epaxialis tetap mernpertahankan susunan segmentalnya, sedang pada
tetrapoda lain, berkas otot epaxialis yang ada di permukaan membentuk otot-otot yang
panjang yang meliputi beberapa atau banyak segmen tubuh.
b. Musculus Hypaksialis
Musculus hypaxialis tetrapoda, umumnya berupa lembaran-lembaran, seperti misalnya:
musculus obliquus externus, musculus obliquus internus, dan musculus transversus. Di
samping itu, di kedua sisi linea alba terdapat musculus rectus yang serabut-serabut ototnya
panjang dan lurus. Satu atau lebih dari lembaran otot ini dapat dibagi menjadi lembaran-
lembaran yang lebih kecil atau mengalami reduksi yang sangat besar dan lenyap sama
sekali.Pada beberapa jenis Urodela, musculus obliquus externus merupakan selubung
permukaan dan bagian dalam. Pada Anura, musculus obliquus internus menghilang.Musculus
hypaxialis pada Urodela aquatik dipergunakan untuk berenang seperti pada Pisces, dan di
darat pada hewan yang sama musculus ini dipergunakan untuk pergerakan meliak-liuk
(wiggling), karena anggota geraknya kurang baik dipergunakan untuk bergerak. Pada
tetrapoda tak berkaki (apoda) juga menggunakan otot ini sebagai alat pergerakan. Akan
tetapi, pada kebanyakan tetrapoda, otot dinding tubuh terutama digunakan untuk menekan
jeroan (visceralis) dan menggerakkan costae dalam aktivitas respirasi.
2) Musculus Hypobranchialis dan Musculus Lingualis
Pada Amphibia berekor lidah tidak merupakan suatu alat yang berotot, melainkan
hanya membentuk suatu peninggian pada dasar farings karena adanya rawan hyoid dan
lengkung insang dibawahnya.
3) Musculus Ekstrinsik Bola Mata (Musculus Visus)
Seperti pada Vertebrata lainnya, Amphibia juga memiliki 2 musculus obliquus dan 4
musculus rectus.Otot dari kelompok rektus dan obliquus, yakni: rektus superior, rektus
inferior, rektus interna, rektus eksterna, obliquus superior, dan obliquus inferior.
4) Musculus Appendicularis
Otot-otot anggota dari Amphibia relatif lebih sederhana dan gerakan anggota lebih
terbatas kecuali pada anggota gerak belakang dari Anura. Otot-otot anggota tidak
menahan seluruh berat badan, sebab Amphibia perutnya lebih sering bersentuhan dengan
tanah.
2.2.2 Musculus Branchialis
Pada Amphibia relatif sedikit sekali otot integumen, pada hewan ini terdapat otot
kuataneus pektoralis, berasal dari otot pectoralis yang menghubungkan kulit dengan kaki depan.
Pada umumnya kulit Amphibia terlepas dari otot yang ada di bawahnya kecuali pada perlekatan
myosepta dan sekitar nares eksterna.
Gambar 3 System otot pada katak-tampak ventral
Gambar 4. System otot pada katak - tampak dorsal
Otot reptil terutama untuk gerakan lateral tubuh dan menggerakkan ruas-ruas tulang
belakang. Hal ini bisa diamati terutama pada bangsa ular sebab jaringan otot lengan telah
menghilang. Otot rangka pada kura-kura dan kerabatnya sangat berkurang, kecuali pada daerah
leher akibat adanya karapaks dan plastron. Dermal atau otot kulit berkembang baik pada reptil,
dan perkembangna sangat baik terjadi pada ular. Jaringan otot tungkai pada reptil menunjukkan
variasi tergantung pada tipe gerakkannya.
1. Musculus Truncus
Pada Reptilia walaupun septum horizontal sudah tidak ada, otot hypaksial masih
dapat dibedakan dari otot epaksial. Otot epaksial di sebelah dorsal dan otot hypaksial di
sebelah ventral dan taju melintang vertebra. Otot epaksial pada reptil menjadi kelompok
ikatan otot longitudinal, dan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok utama: iliokostalis,
longissimus, dan spinalis. Kelompok otot illiokostalis terletak paling lateral dari kedua
kelompok otot lainnya, melekat pada tulang ileum melebar ke depan kemudian menyusup
pada ujung dorsal dari rusuk.
Kelompok otot longissimus terletak sepanjang taju melintang dari vertebra dan
berhubungan dengan gelang panggul, rusuk, dan kolumna vertebralis. Kedua otot ini
terpecah menjadi ikatan otot kecil dengan nama yang spesifik: iliocostalis dorsi dan
longissimus servikikokapitis. Otot spinal merupakan ikatan-ikatan otot yang panjang atau
pendek terletak dekat lengkung neural dan melalui suatu vertebra dari pada yang lainnya.
Kelompok ini terdiri atas otot-otot : intertransversarii; interspinales (diantara taju neural);
spinalis kapitis (menyusup sampai di kepala); spinalis servisis (pada leher); dan spinalis
dorsi (berhubungan dengan vertebra tubuh). Ikatan otot-otot spinal yang panjang atau
pendek lainnya berfungsi untuk meliuk-liukkan kolumna vertebralis, juga memegang
peranan dalam hal menggerakkan rusuk, dan memutar kepala dari kiri ke kanan atau
sebaliknya.
Susunan otot hypaksial pada Reptilia, berhubungan dengan kehadiran rusuk yang
panjang-panjang. Otot interkostalis eksterna dan interna dengan serabut otot yang
menyerong dengan arah yang berlawanan, melekat pada satu rusuk ke rusuk berikutnya,
menyelenggarakan gerakan dari rusuk. Interkostalis terdapat pada semua Reptilia yang
mempunyai rusuk, kecuali pada kura-kura di mana rusuknya bersatu dengan krapaks.
Juga terdapat rusuk yang lainnya, seperti otot skaleneus yang menghubungkan vertebra
leher dengan rusuk. Pada daerah kolumna vertebralis, di mana rusuk mereduksi seperti di
daerah lumbar dari bangsa kadal dan buaya, otot hypaksial masih metamerik dan
memperlihatkan tiga lapisan otot, seringkali disertai dengan lapisan tambahan. Rektus
abdominis melekat pada bagian belakang sternum dengan inskriptiohes tendinae yang
nyata, tumbuh baik sekali; kecuali pada ular dan kura-kura. Pada kura-kura otot-otot
tubuh mereduksi sampai hampir hilang sama sekali.
Gambar 5 Sistem otot pada kadal
1. Muculus Dermalis
Musculus extrinsic pada kulit merupakan musculus striata, dan dijumpai pertama
kali pada Reptilia. Otot ini dapat menggerakkan atau menegakkan sisik.
Sistem otot pada Aves berbeda dalam berbagai hal dibandingkan vertebrata lain yang
hidup di lingkungan terestrial. Sesuai dengan teori use and disuse dari Lamarck, makin sering
suatu organ digunakan maka akan semakin berkembang atau mengalami spesialisasi, sebaliknya
semakin jarang digunakan maka akan mengalami penyusutan (bersifat rudimenter) atau kurang
berkembang. Otot-otot yang terdapat pada Aves pun seakan-akan mengikuti teori tersebut. Otot-
otot leher dan rahang pada Aves menunjukkan banyak spesialisasi yang dapat dikaitkan dengan
kebiasaan makan, fungsi paruh, maupun mobilitas gerakan leher. Vertebra di bagian tubuhnya
banyak yang menyatu, sehingga menyebabkan pengurangan otot pada bagian dorsal tubuh. Otot
perut pada Aves juga kurang berkembang, akan tetapi otot pada sayap ekstrinsik terutama otot
pektoralis mayor, menunjukkan perkembangan yang sangat baik terutama burung-burung yang
dapat terbang. Otot pektoralis mayor merupakan otot depresor (menarik ke bawah) yang
berkaitan dengan gerakan menurunkan sayap saat terbang. Otot pektoralis mayor ini menyusun
1/5 dari berat total burung secara umum. Otot pektoralis minor berperan dalam mengangkat
sayap pada saat burung sedang terbang. Otot pectoralis minor baru tampak apabila otot pectoralis
mayor diangkat. Otot pectoralis mayor dan otot pectoralis minor berorigo pada sternum dan
berinsertio pada humerus. Pada beberapa kelompok burung yang tidak dapat terbang, sayap dan
otot-otot terbang tidak berfungsi dan mengalami atrophi.
Beberapa otot juga berperan penting terkait dengan gerakan sayap ke atas. Otot
suprakorakoid melekat pada sternum arah proksimal dari pektoralis mayor, merupakan pasangan
dari otot pektoralis mayor yang berperan sebagai otot levator (mengangkat) yang berkaitan
dengan gerakan menaikkan sayap saat terbang. Sehingga otot pektoralis mayor dengan otot
suprakoid bekerja secara berlawanan. Selain itu, otot deltoid dan otot latissimus dorsi juga
memiliki aksi yang sama dengan suprakorakoid. Pada burung yang gerakan sayapnya sangat
cepat seperti burung kolibri, otot latissimus dorsi secara proporsional besar.
Meskipun ada pengurangan jumlah unsur kerangka anggota badan bagian gelang bahu
pada burung, ada sejumlah otot intrinsik yang berkaitan dengan gerakan merunduk,
membentangkan dan rotasi sayap selama terbang. Otot-otot kedua sayap dan kaki secara umum
cenderung terpusat dekat tubuh dan masuk secara distal menurut panjangnya urat daging. Tulang
kering burung tersusun dari tendon-tendon di sekitar tarsometarsus. Otot yang sangat penting
pada burung pemakan ikan adalah fleksor (pelentur) yang memungkinkan jari kaki menangkap
ikan-ikan kecil.
Seperti pada Vertebrata lainnya, sistem otot pada Aves juga dibagi menjadi Beberapa
karakteristik dan perubahan dari otot Aves tersebut dapat dibahas lebih lanjut pada
pengelompokkan otot berikut ini.
1. Musculus Truncus
Pada burung otot epaksial jelas terlihat di daerah leher, dan yang terdapat di ujung ekor
menggerakkan uropygium dan bulu ekor. Pada badan, otot epaksial sengat mereduksi, karena
vertebra badan mengalami ankylosis. Otot hypaksial terdiri dari otot-otot obliquus yang banyak
mereduksi, otot transversus yang telah menghilang, dan rektus abdominis. Otot interkostalis pada
burung pertumbuhannya kurang baik. Musculus epaksialis banyak terlibat dalam gerakan kepala.
Pada anak ayam yang belum menetas, salah satu dari otot-otot ini membentuk musculus
complexus. Otot ini merupakan otot utama yang berfungsi menggerakkan kepala maju mundur
pada saat memecahkan cangkang telurnya.
2. Musculus Visus
3. Musculus Appendicularis
Otot yang paling besar dan paling kuat pada bangsa burung adalah musculus extrinsic
pada sayapnya, otot-otot gelang bahunya serta otot-otot terkait yang melekat (berorigo) pada
sternumnya yang raengandung crista. Otot-otot intrinsic pada sayapnya sangat menyusut, tetapi
otot-otot tungkai belakangnya berkembang dengan baik untuk berjalan. Spesialisasi otot anggota
gerak belakang yang sangat khusus adalah otot yang berfungsi pada saat bertengger, tendonnya
sangat panjang, lewat di belakang tumitnya dan insertionya ada pada digitinya. Karena
tendonnya sangat panjang, pada waklu bertengger ototnya sendiri tidak banyak kerkontraksi
sehingga tidak terlalu banyak energi yang terpakai.
Seperti pada pada tetrapoda lainnya, otot-otot brachiomer pada Aves juga bekerja
terhadap rahang, sebab Aves tidak memiliki insang. Sehingga walaupun masih masih melekat
pada rawan asalnya, sudah mendapat fungsi yang baru. Beberapa otot yang termasuk musculus
Branchialis misalnya adduktor mandibulae dan depressor mandibulae.
Muskulus dermalis pada Vertebrata, terdiri dari 2 jenis otot yaitu : musculus extrinsic dan
musculus intrinsic. Musculus extrinsicnya berorigo tidak pada kulit, biasanya pada rangka.
Sedangkan insertionya berada di bawah dermis. Otot ini dapat menggerakkan kulit secara bebas.
Contoh dari musculus dermalis pada Aves antara lain: musculus patagium yang berkembang dari
otot pektoral dari burung yang insertionya terdapat pada kulit membran sayapnya berguna untuk
memperkuat sayap. Otot kulit melekat juga pada pangkal bulu dari burung untuk menggerakkan
bulu tersebut.
Gambar 4.1. Sistem otot pada bagian kiri tubuh burung ketika sayap dibentangkan
Gambar 7 Sistem otot pada bagian kanan tubuh burung ketika sayap
dibentangkan
Gambar 8. Sistem otot pada ayam
Gambar 9 Tendon pada kaki burung
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut :
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi,dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya
Sistem integumen atau penutup tubuh ikan adalah kulit beserta drivat-drivatnya,
seperti sisik dan kelenjar beracun
Kulit amfibi adalah permeabel terhadap air dan sarat dengan kelenjar lendir,
mencegah kulit dari kekeringan
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, sisik-
sisik itu dapat berukuran amat halus
Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal
dari epidermal tubuh
Mamalia memiliki integument yang terdiri dari tiga lapisan : paling luar adalah
epidermis, yang tengah adalah dermis dan paling dalam adalah hypodermis
3.2 Saran
Bagi pembaca dapat membagi ilmu dan pengetahuannya mengenai sistem integumen
pada vertebrata
26
DAFTAR PUSTAKA
Kus. Irianto. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Gramedia: Jakarta.
Sonic, 2008. Sistem Gerak Vertebrata. www.blogspot.com. Diakses pada tanggal 14 September
2020.
Wangko, Sunny.2014. Jaringan Otot Rangka Sistem Membran Dan Struktur Halus Unit
Kontraktil. Jurnal Biomedik. Vol 6 No.3 : (27:32) Diakses pada tanggal 14 September
2020.