Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

“HITUNG ERISTROSIT PADA HEWAN”

2 OKTOBER 2020

Oleh:

1. Ika Suci Rindrawati (4401418009)

2. Dian Rika Febriana (4401418015)

3. Oryza Sativa Noorastry (4401418016)

4. Ade Nikmah Latifiani (4401418023)

5. Putika Marks Khoerennisa

(4401418024) Pendidikan Biologi

Rombel 2

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHAUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
HITUNG ERITROSIT PADA HEWAN

2 Oktober 2020

A. TUJUAN
Menghitung jumlah eritrosit pada tikus (hewan coba)
B. DASAR TEORI
Darah merupakan salah satu parameter dari status kesehatan hewan karena darah
merupakan komponen yang mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pengaturan
fisiologis tubuh. Fungsi darah secara umum berkaitan dengan transportasi komponen di
dalam tubuh seperti nutrisi, oksigen, karbondioksida, metabolisme, hormon dan kelenjar
endokrin, panas, dan imun tubuh. Darah memiliki peranan yang sangat kompleks supaya
terjadinya proses fisiologis yang berjalan dengan baik, sehingga produktivitas ternak
dapat optimal (Adam, 2015).
Eritrosit merupakan sel darah merah yang membawa hemoglobin dalam sirkulasi
selsel tubuh Fungsi utama eritrosit adalah membawa O2 ke jaringan dan mengembalikan
CO2 dari jaringan ke paru (Ochtavia, 2017). Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf,
seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-
kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna
merah berupa hemoglobin (Garini, 2019). Hitung jumlah eritrosit merupakan salah satu
parameter Hematologi yang ditentukan guna membantu menegakkan diagnosis,
menunjang diagnosis, membuat diagnosis banding, memantau perjalanan penyakit,
menilai beratnya sakit dan menentukan prognosis (Oktiyani, 2017). Ada beberapa faktor
yang memengaruhi konsentrasi eritrosit, hematokrit (PCV), dan konsentrasi unsur-unsur
pokok darah yaitu umur, jenis kelamin, derajat aktivitas kerja, ras, status nutrisi, laktasi,
ketinggian tempat, dan temperatur lingkungan.
Beberapa pemeriksaan yang dapat menggambarkan parameter penting dari fungsi
dan struktur eritrosit di dalam tubuh antara lain hitung eritrosit, hemoglobin dan
hematokrit. Hitung eritrosit atau red blood cell count (RBC) adalah menghitung jumlah
total eritrosit dalam darah. Nilai rujukan normal eritrosit adalah 4-5 juta/mm3.
Hemoglobin (Hb) adalah protein dalam eritrosit yang bertugas mengangkut oksigen.
Hematokrit (Ht) adalah jumlah eritrosit dalam 100 ml darah. Ketiga parameter di atas
biasa digunakan untuk menegakkan adanya anemia. Anemia secara fungsional
didefinisikan sebagai penurunan massa eritrosit dengan akibat oksigenasi jaringan tidak
dapat terpenuhi Secara praktis ada 3 parameter untuk menegakkan adanya anemia yaitu:
kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit (Rohmat, 2019).

C. ALAT DAN BAHAN


 Alat

No Alat Kegunaan
1. Mikroskop Untuk mengamati jumlah eritrosit
2. Hemositometer Untuk menghitung sel darah secara cepat
3. Mikrohematokrit Untuk hematokrit yang menggunakan tabung
mikrokapiler
4. Plat tetes Untuk tempat larutan EDTA dan larutan
Hayem
5. Bilik hitung Neubauer Untuk menghitung sel darah leukosit,
trombosit dan eritrosit
7. Kaca penutup Untuk menutupp bilik hitung Neubauer
8. Pipet darah Untuk mengambil cairan darah
 Bahan

No Bahan Kegunaan
1. Darah tikus Sebagai bahan percobaan
2. Larutan EDTA Sebagai proses pencegahan pembekuan
darah
3. Larutan Hayem Sebagai pengencer (untuk melisiskan
eritrosit) dan memperjelas bentuk eritrosit
4. Alcohol 70% Untuk mensterilkan alat yang digunakan
D. CARA KERJA
1. Meneteskan EDTA dan latutan haiyem pada plat tetes yang berbeda
2. Menyiapkan bilik hitung Neubauer
3. Meletakkan bilik hitung Neubauer pada mikroskop
4. Bilik hitung Neubauer adalah bilik hitung yang digunakan Menutup bilik hitung
dengan kaca penutup
5. Mengatur posisi, sehingga bilik hitung dapat terlihat jelas pada perbesaran 10 x 10
6. Mempersiapkan darah tikus, dengan cara memegang ekor tikus kemudian pada kulit
tengkuk dipegang antara jari telunjuk dan jari tengah
7. Memasukkan tabung mikrohematofit di daerah medial kantus orbitalius dan
menampung darah dalam gelas beker
8. Meneteskan darah yang sudah tersedia pada larutan EDTA, kemudian dihisap dengan
pipet darah sampai pada 0,5
9. Menambahkan dengan larutan haiyem sampai tanda 1,01
10. Melepaskan pipet cover penghisap, dan menggoyangkan pipet secara perlahan agar
terhomogenasi
11. Membuang beberapa tetes cairan darah dengan menempelkan pada kertas tissue
12. Meneteskan larutan darah ke dalam kamar hitung Neubauer yang sudah dipersiapkan
sebelumnya
13. Mengamati dan menghitung jumlah eritrosit
E. PENYAJIAN DATA HASIL PRAKTIKUM
1. Data Kelompok 2
Nama K1 K2 K3 K4 K5 Total Jumlah Eritrosit
Ika Suci Rindrawati 104 91 71 81 84 431 4.310.000/mm3
Dian Rika Febriana 105 93 78 86 90 452 4.520.000/mm3
Oryza Sativa N. 102 99 79 89 85 454 4.540.000/mm3
Ade Nikmah Latifiani 109 106 86 99 91 491 4.910.000/mm3
Putika Marks K. 95 96 79 82 80 432 4.320.000/mm3
Rata-Rata 452 4.520.000/mm3

2. Data Kelas
Kelompok Nama Jumlah Eritrosit Rata-Rata
Kelompok 1 Azmi 6.450.000/mm3 6. 268.000/mm3
Anik 6.760.000/mm3
Iza 6.560.000/mm3
Harini 6.520.000/mm3
Fiah 5.050.000/mm3
Kelompok 2 Rindra 4.310.000/mm3 4.520.000/mm3
Dian 4.520.000/mm3
Ory 4.540.000/mm3
Ade 4.910.000/mm3
Eren 4.320.000/mm3
Kelompok 3 Hesti 3.910.000/mm3 3.804.000/mm3
Asti 3.970.000/mm3
Alfina 3.490.000/mm3
Nilam 3.800.000/mm3
Yanti 3.850.000/mm3
Kelompok 4 Anggita 8.100.000/mm3 9. 772.000/mm3
Zuli 9.500.000/mm3
Dea 10.600.000/mm3
Yosima 10.650.000/mm3
Diana 10.010.000/mm3
Kelompok 5 Ula 3.040.000/ mm3
Sinta 2.890.000/ mm3
Sofi 2.980.000/ mm3
Lisa 2.940.000/ mm3 2.930.000/ mm3
Kelompok 6 Laila Muna 3.310.000/mm3 3.390.000/mm3
Diah Arum 3.290.000/mm3
Safira 3.460.000/mm3
Garlinda 3.500.000/mm3
Kelompok 7 Aliyah 3.840.000/mm3 4.035.000/mm3
Arifah 4.090.000/mm3
Inggrid 4.130.000/mm3
Fitri 4.080.000/mm3
Kelompok 8 Ira 3.490.000 /mm3 3.530.000/mm3
Dewi 3.500.000 /mm3
Puput 3.150.000/mm3
Afi 3.980.000 /mm3
F. PENGOLAHAN DATA
1. Tampilan mikroskop bilik hitung Neubaue

2. Hasil Hitung Jumlah Eritrosit


Rumus Hitung Jumlah Eritrosit
Jumlah Eritrosit = E/80 x 4000 x pengenceran (200 kali )/mm3
= 10.000 x E/mm3
Keterangan:
E: Jumlah eritrosit terhitung pada 5 bujur sangkar kecil
80: Jumlah bujur sangkar kecil (5x 16 bujur sangkar kecil) area hitung eritrosit
4000: Volume bujur sangkar kecil = 1/4000 m3
No. Nama Praktikan Eritrosit (E) Jumlah Eritrosit
1. Ika Suci Rindrawati 104+91+81+84= 431 4.310.000/mmᶟ
2. Dian Rika Febriana 105+93+78+86+90= 452 4.520.000/mmᶟ
3. Oryza Sativa N. 102+99+79+89+85= 454 4.540.000/mm3
4. Ade Nikmah Latifiani 109+106+86+99+91= 491 4.910.000/mmᶟ
5. Putika Mark K. 95+96+79+82+80= 432 4.320.000/mmᶟ

3. Data Jumlah sel eritrosit Keseluruhan


Jumlah Eritrosit
Jumlah Eritrosit Data Kelompok:
4.310.000/mmᶟ
Jumlah Eritrosit Keseluruhan/5 =
4.520.000/mmᶟ
4.540.000/mm3
= 4.520.000/mm3
4.910.000/mmᶟ
4.320.000/mmᶟ
Jumlah = 22.600.000/mm3

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum hitung eritrosit pada hewan memiliki tujuan untuk menghitung
jumlah eritrosit pada tikus (hewan coba). Alat-alat yang digunakan antara lain :
mikroskop, hemositometer, mikrohematokrit, EDTA/heparin, larutan Hayem, alkohol
70%, darah tikus/mencit/ayam, Gaway, internet. Hemositometer fungsinya untuk
menghitung sel darah (hemoglobin) dalam darah, baik sel darah putih maupun sel darah
merah, cover glass digunakan untuk menutup haemositometer saat melakukan
pengamatan di bawah mikroskop, mikroskop digunakan untuk mengamati jumlah
eritrosit dan leukosit. Bahan- bahan yang digunakan antara lain darah dari hewan uji
( ayam, ikan dan mencit), larutan hayem digunakan untuk mengencerkan eritrosit dan
larutan EDTA digunakan untuk mengencerkan darah yang menggumpal. Beberapa
kepustakaan menyebutkan bahwa penggunaan konsentrasi garam EDTA yang berbeda
dapat menyebabkan perbedaan kuantitas maupun kualitas hasil pemeriksaan. Lamanya
penundaan pemeriksaan juga dapat memberikan hasil yang berbeda untuk parameter
tertentu. Pada praktikum ini menggunakan pengenceran 200 kali karena volume pipet inti
gelas merah adalah 101 yang membutuhkan pengenceran 100-200 kali Pengenceran
terhadap eritrosit lebih tinggi dibandingkan pengenceran terhadap leukosit karena jumlah
eritosit pada manusia jauh lebih banyak daripada jumlah leukositnya. Untuk menghitung
jumlah eritrosit, darah dihisap hingga skala 1 lalu diteruskan dengan menghisap larutan
Hayem hingga skala 101, artinya pengenceran dilakukan 100 kali. Pengenceran dapat
dilakukan hingga 200 kali jika darah dihisap hingga skala 0,5 dan konsentrasi darah
terlalu pekat.
Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah eritrosit dari sampel darah tikus diperoleh
rata-rata dari hasil perhitungan anggota kelompok yaitu 4.520.000 sel/mm3. Pada
literatur yang kami dapatkan jumlah normal eritrosit pada tikus adalah 6 - 10 juta/mm3
eritrosit tiap milimeter kubik darah (Derelanko & Hollinger, 2002). Sehingga hasil
praktikum kami kurang sesuai dengan literatur yang ada. Hal ini mungkin disebabkan
karena terjadi kesalahan pengenceran dan sel darah belum tercampur homogen dengan
reagen. Kesalahan pengenceran dapat terjadi saat pemipetan sampel darah dan reagen
tidak tepat garis batas, terbuangnya cairan ketika dilakukan pengocokan pipet dan ketika
mencabut selang pengisap, maupun terdapatnyagelembung udara saat mengisap reagen.
Sedangkan tidak tercampurnya sel darah dengan reagen dapat disebabkan karena
kurangnya pengocokan dan tidak membuang beberapa tetesan awal campuran dalam
pipet sebelum diteteskan dalam kamar hitung. Sehingga diperkirakan tetesan hanya
mengandung reagen saja, belum mengandung sel darah. Kemudian dari perhitungan
anggota kelompok mempunyai jumlah eritrosit yang berbeda-beda. Hal ini mungkin
disebabkan karena tingkat ketelitian masing-masing praktikan berbeda-beda sehingga
menghasilkan hasil yang berbeda-beda pula.
Jumlah eritrosit juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi
harian, beberapa yaitu nutrisi pangan, temperatur lingkungan dan faktor iklim, dan
keadaan stress. Banyaknya jumlah eritrosit yang banyak juga menunjukan besarnya
aktivitas hewan tersebut. Hewan yang aktif bergerak akan memiliki eritrosit yang banyak
karena akan mengkonsumsi banyak oksigen, sebab eritrosit berfungsi sebagai transport
oksigen dan nutrisi dalam darah yang dialirkan ke seluruh bagian tubuh yang
membutuhkan.
H. SIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Jumlah eritrosit dari sampel darah tikus diperoleh rata-rata dari hasil perhitungan anggota
kelompok yaitu 4.520.000 sel/mm3.
2. Jumlah normal eritrosit pada tikus adalah 6 - 10 juta/mm3 eritrosit tiap milimeter kubik
darah.
3. Hasil praktikum kami kurang sesuai dengan literatur yang ada. Hal ini mungkin
disebabkan karena terjadi kesalahan pengenceran dan sel darah belum tercampur
homogen dengan reagen.
4. Jumlah eritrosit juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi
harian, beberapa yaitu nutrisi pangan, temperatur lingkungan dan faktor iklim, dan
keadaan stress.
I. DAFTAR PUSTAKA
Adam, M. dkk. (2015). JUMLAH ERITROSIT DAN NILAI HEMATOKRIT SAPI
ACEH DAN SAPI BALI DI KECAMATAN LEUMBAH SEULAWAH
KABUPATEN ACEH BESAR. Jurnal Medika Veterinaria, 9(2), 115-118.
Garini, A., Semendawai, M. Y., Andini, O., Patricia, V. (2019). PERBANDINGAN
HASIL HITUNG JUMLAH ERITROSIT DENGANMENGGUNAKAN
LARUTAN HAYEM, LARUTAN SALINE DANLARUTAN REES ECKER.
Jurnal Riset Kesehatan, 8(1), 35-40.
Ochtavia, Z., Asmilia, N., Dasrul. (2017). KADAR HEMOGLOBIN DAN JUMLAH
ERITROSIT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR SETELAH
PEMBERIAN FORMALIN. JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER
(JIMVET), 1(2), 180-187.
Oktiyani, N., Fahriyan, Muhlisin A. (2017). AKURASI HITUNG JUMLAH ERITROSIT
METODE MANUAL DAN METODE OTOMATIS. Medical Laboratory
Technology Journal, 3(2), 37-41.
Rohman, M. (2019). TEKNIK MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT DAN
LEUKOSIT PADA MANUSIA. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan, 1-8.
J. LAMPIRAN
Jawaban pertanyaan

1. Jumlah eritrosit tikus/mencit yang kami amati berjumlah 4.310.000/mm 3 . terdapat


perbedaan jumlah eritrosit yang kami hitung dengan kelompok lain. Perbedaan jumlah
eritrosit disebabkan karena jumlah sel-sel eritrosit pada bilik hitung berbeda.

2. Fungsi eritrosit adalah mengedarkan oksigen keseluruh tubuh. efek yang timbul jika
terjadi diferensiasi jumlah eritrosit pada tubuh hewan, Ketika mengalami diferensiasi
maka sel pertama eritrosit proeritroblas membelah membentuk basophil eritroblas dan
sel mampu mengakumulasikan hemoglobin dalam jumlah sedikit. Ketika eritrosit
mengandung hemoglobin maka nucleus memadat dan mengecil serta keluar dari sel
sehingga membuat depresi pada pusat sel mengakibatkan sel berbentuk cekung.

3. Mekanisme pembentukan eritrosit atau disebut eritropoiesis. Erietropiesis adalah proses


pembentukan eritrosit yang dimulai dari eritroblas, proeritroblas, basofilikeritroblas,
polikromatik eritroblas, ortokromatik eritoblas, retikulosit hingga sampai eritrosit yang
beredar pada darah perifer. Proses ini dirangsang oleh hormone eritropoeitin yang
secara normal merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan produksi dan
melepaskan eritrosit. Eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum
tulang. Produksi eritrosit dirangsang oleh hormone eritropoietin. Setelah dewasa
eritrosit disumsum tulang membranosa. Semakin bertambah usia seseorang, maka
produktivitas sumsum tulang semakin menurun. Factor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan eritrosit adalah vitamin B12,asam folat, asam amino, Fe, Cu, Co, protein,
hormon eritropeitin dan kadar O2 diudara.

4. Fungsi larutan hayem adalah sebagai pengencer eritrosit, isotonis pada eritrosit,
memperjelas bentuk eritrosit, mempertahankan bentuk discoid eritrosit dan tidak
menyebabkan aglutinasi.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai