Oleh Kelompok C4
Anggota kelompok :
1. Rahmadini Hamdi Putri (2209511123)
2. Komang Yogaswara Restu Subhakti (2209511127)
3. I Wayan Syafei Hasannoesi (2209511129)
4. I Putu Rai Wira Asmara Nata (2209511130)
5. Arine Rayka Khaniya (2209511133)
6. Muhammad Edwin Aldrin (2209511134)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kuasanya, sehingga dapat diselesaikannya tulisan laporan praktikum Fisiologi
Veteriner I ini dengan baik. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas atas
selesainya dilakukannya praktikum di laboratorium fisiologi veteriner, Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.
Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dari
tulisan ini, dan tidak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih.
Hormat kami,
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..3
I. PENDAHULUAN………………………………………………………………...4
V. BAHASAN……………………………………….………………………………10
VI. SIMPULAN………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..13
3
I. PENDAHULUAN
Eritrosit adalah kepingan darah yang berbentuk bulat dengan sedikit ceruk
di tengahnya dan bikonkaf. Sel darah ini terbentuk di sumsum tulang melalui
proses yang disebut erythropoiesis. Eritrosit memiliki bentuk yang elastis dan
dapat berubah bentuk untuk menyesuaikan ketika mengalir melewati kapiler darah
yang kecil. Sifatnya ini membuat eritrosit mampu menyebar dengan cepat dalam
aliran darah untuk sampai ke berbagai organ tubuh. Usia sel darah merah biasanya
berkisar antara 120 hari. Hemoglobin adalah protein zat besi yang terkandung
dalam darah. Hemoglobin dalam sel darah merah berperan mengikat oksigen,
membentuk bulatan pada kepingan darah, dan memberikan warna merah pada
darah. Nantinya, eritrosit akan mengalir ke seluruh tubuh untuk mengedarkan
oksigen.
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeter kubik atau mikroliter
darah. Prinsip hitung eritrosit manual adalah dengan cara darah diencerkan dalam
larutan isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit. Untuk mengetahui
jumlah eritrosit dapat dilakukan penghitungan eritrosit dengan menggunakan
hemasitometer. Agar leukosit tidak mengganggu dalam proses penghitungan,
maka dihancurkan dengan menambahkan larutan Hayem. Dengan pengenceran
darah 200x menggunakan pipa toma, kemudian sel dihitung setiap 1 ml darah
dibawah mikroskop dengan glass neaubauer.
4
II. MATERI DAN METODE
1. Darah sapi
2. Larutan Hayem
3. Mikroskop
4. Seperangkat hemasitometer Neaubauer
5. Pipet droping
Metode :
5
III. TATA KERJA
6
Keterangan : bidang A, B, , C, D, dan E adalah ruang penghitungan jumlah eritrosit
2
(bidang A ada 16 bidang kecil) = 1/400 mm
1
Jadi jumlah eritrosit tiap mm3 = 1/50 𝑥 200
x N = 10.000
7
IV. HASIL PENGAMATAN
8
Perhitungan eritrosit menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑁
𝑉
x pengenceran
dengan keterangan :
N : Jumlah total eritrosit kelima bidang
V : Volume bilik hitung
Maka didapatkan :
𝑁
= 𝑉
x pengenceran
441
= 1 1 x 200
5
𝑥 10
441
= 1 x 200
50
= 441 x 10.000
= 4.410.000 mm3
Jadi, didapatkan jumlah sel eritrosit sebanyak 4.410.000 mm3
9
V. BAHASAN
10
pesisir. Hal ini dipengaruhi oleh suhu dan tekanan yang ada (Estetika,
dkk. 2000).
4. Kondisi Tubuh
Kondisi tubuh sangat mempengaruhi jumlah eritrosit. Hal ini
dikarenakan semisal terjadi pendarahan maka sel eritrosit akan
menurun drastis atau infeksi yang menyebabkan sel eritrosit secara
spontan bisa meningkat (Estetika, dkk. 2000).
11
VI. SIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13