Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER 1

PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT

Oleh Kelompok C4

Anggota kelompok :
1. Rahmadini Hamdi Putri (2209511123)
2. Komang Yogaswara Restu Subhakti (2209511127)
3. I Wayan Syafei Hasannoesi (2209511129)
4. I Putu Rai Wira Asmara Nata (2209511130)
5. Arine Rayka Khaniya (2209511133)
6. Muhammad Edwin Aldrin (2209511134)

LABORATORIUM FISIOLOGI VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kuasanya, sehingga dapat diselesaikannya tulisan laporan praktikum Fisiologi
Veteriner I ini dengan baik. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas atas
selesainya dilakukannya praktikum di laboratorium fisiologi veteriner, Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.

Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dari
tulisan ini, dan tidak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih.

Denpasar, 28 Oktober 2022

Hormat kami,

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..3

I. PENDAHULUAN………………………………………………………………...4

II. MATERI DAN METODE……………….………………………………………..5

III. TATA KERJA……………………………………………………………………..6

IV. HASIL PENGAMATAN………………………………………………………….8

V. BAHASAN……………………………………….………………………………10

VI. SIMPULAN………………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..13

3
I. PENDAHULUAN

Eritrosit adalah kepingan darah yang berbentuk bulat dengan sedikit ceruk
di tengahnya dan bikonkaf. Sel darah ini terbentuk di sumsum tulang melalui
proses yang disebut erythropoiesis. Eritrosit memiliki bentuk yang elastis dan
dapat berubah bentuk untuk menyesuaikan ketika mengalir melewati kapiler darah
yang kecil. Sifatnya ini membuat eritrosit mampu menyebar dengan cepat dalam
aliran darah untuk sampai ke berbagai organ tubuh. Usia sel darah merah biasanya
berkisar antara 120 hari. Hemoglobin adalah protein zat besi yang terkandung
dalam darah. Hemoglobin dalam sel darah merah berperan mengikat oksigen,
membentuk bulatan pada kepingan darah, dan memberikan warna merah pada
darah. Nantinya, eritrosit akan mengalir ke seluruh tubuh untuk mengedarkan
oksigen.

Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeter kubik atau mikroliter
darah. Prinsip hitung eritrosit manual adalah dengan cara darah diencerkan dalam
larutan isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit. Untuk mengetahui
jumlah eritrosit dapat dilakukan penghitungan eritrosit dengan menggunakan
hemasitometer. Agar leukosit tidak mengganggu dalam proses penghitungan,
maka dihancurkan dengan menambahkan larutan Hayem. Dengan pengenceran
darah 200x menggunakan pipa toma, kemudian sel dihitung setiap 1 ml darah
dibawah mikroskop dengan glass neaubauer.

4
II. MATERI DAN METODE

Alat dan bahan :

1. Darah sapi
2. Larutan Hayem
3. Mikroskop
4. Seperangkat hemasitometer Neaubauer
5. Pipet droping

Metode :

1. Jumlah eritrosit : penghitungan langsung dengan


hemasitometer neaubauer.

5
III. TATA KERJA

1. Ambil darah kedalam gelas arloji sebanyak kira-kira 2 ml.


2. Isaplah darah dengan pipet thorma (warna pengaduk di bag. gembung warna
merah) sampai angka 0.5, kemudian dilanjutkan dengan menghisap larutan
Hayem Sampai tand 101.
3. Lepas selang penghisap, dan pegang kedua ujung pipet dengan ibu dan jari
tengah, goyangkan membentuk angka 8 sampai campur benar (selama 1 menit,
kec. 50/menit).
4. Sebelum diteteskan ke bilik hitung, cairan yang ada di sepanjang ujung pipet
(0-0.5) dibuang.
5. Kamar hitung dan gelas penutup dibersihkan dari kotoran dan minyak dengan
tisu, lalu tutuplah kamar hitung dengan gelas penutup, letakkan di atas meja.
6. Tuangkan dengan jalan keluarkan cairan dari pipet kira-kira 0.5 tetes (tahan
jangan sampai menetes). Saat cairan masih menempel pada ujung pipet
sentuhkan pada sisi atas kamar hitung dan pinggir gelas penutup. Tunggu
sampai cairan mengisi seluruh permukaan kamar hitung dengan cara gaya
kapilaritasnya (merembes dengan sendirinya). Kerjakan juga pada sisi kamar
hitung lainnya.
7. Kelebihan cairan dapat dihisap dengan jari atau dengan sesuatu yang tidak
menghisap, hati-hati jangan sampai cairan dalam kamar hitung ikut tersedot.
8. Biarkan kamar hitung selama 2-3 menit agar eritrosit mengendap dan tetap
pada tempatnya.
9. Hitunglah dibawah mikroskop dengan pembesaran 250, atau 400X
10. Penghitungan dilakukan pada kotak eritrosit yaitu kotak bag. dalam (bergaris
kecil) = A, B, C, D dan E, lihat Gambar 2 dibawah ini. Hitung jumlah sel
dalam 5 kotak yang tiap kotak terdiri dari 16 kotak kecil (luas kotak kecil =
1/40 mm2)
11. Untuk menghindari hitungan ulang (ganda), caranya adalah penghitungan
dilakukan pada semua sel yang ada di dalam dan yang menyentuh garis di sisi
kanan dan bawah kotak yang bersangkutan.

6
Keterangan : bidang A, B, , C, D, dan E adalah ruang penghitungan jumlah eritrosit

● Luas bidang : Luas masing-masing bidang kecil

2
(bidang A ada 16 bidang kecil) = 1/400 mm

● Luas tiap bd A, B, C, D, dan E = 1/25 mm 2

Jadi luas 5 bidang tsb. =1/25 X 5= 1/5 mm2

● Tinggi kamar hitung = 1/10 ml


● Volume kelima bd A, B, C, D, dan E = 1/5 X 1/10 = 1/50 mm 3
● Pengenceran = 200 X
● Mis jumlah eritrosit A, B, C, D, dan E = N ⟹ N/1/50 mm3

1
Jadi jumlah eritrosit tiap mm3 = 1/50 𝑥 200
x N = 10.000

7
IV. HASIL PENGAMATAN

gambar 1. hasil pengamatan jumlah eritrosit

Setelah melakukan penghitungan jumlah eritrosit didapatkan hasil


untuk setiap bilik sebagai berikut :
● Bilik A : 115
● Bilik B : 69
● Bilik C : 88
● Bilik D : 76
● Bilik E : 93

Berdasarkan uji coba yang dilakukan pada eritrosit dan perhitungan


eritrosit pada bilik A, B, C, D, dan E didapatkan jumlah keseluruhan eritrosit
pada kelima bidang tersebut adalah 441.

8
Perhitungan eritrosit menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑁
𝑉
x pengenceran

dengan keterangan :
N : Jumlah total eritrosit kelima bidang
V : Volume bilik hitung

Maka didapatkan :
𝑁
= 𝑉
x pengenceran
441
= 1 1 x 200
5
𝑥 10

441
= 1 x 200
50

= 441 x 10.000
= 4.410.000 mm3
Jadi, didapatkan jumlah sel eritrosit sebanyak 4.410.000 mm3

9
V. BAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan menurut kelompok kami (C4), pada


praktikum penghitungan jumlah eritrosit kali ini, kelompok kami mendapati
hasil akhir bahwa jumlah eritrosit dalam darah sebanyak 4.410.000 mm3 dengan
uraian seperti yang terlampir pada bab sebelumnya. Adapun jumlah ini
termasuk dalam jumlah normal eritrosit dalam darah. Sel darah merah atau
eritrosit merupakan sel paling sederhana yang jumlahnya paling banyak dan
sangat diperlukan dalam proses oksigenisasi tubuh. Keadaan tubuh seseorang
dapat diketahui dengan mengetahui keadaan eritrositnya terlebih dahulu.

Pada praktikum penghitungan jumlah eritrosit kali ini dilakukan dengan


menggunakan alat khusus yaitu hemositometer. Alat ini terdiri dari kamar
hitung, kaca penutup, dan dua macam pipet. Adapun digunakan juga larutan
Hayem sebagai larutan isotonisnya yang merupakan zat anti koagulan dan akan
mencegah terjadinya aglutinasi. Larutan ini berfungsi sebagai pengencer
eritrosit, merintangi pembekuan, memperjelas eritrosit, dan mempertahankan
bentuk diskoid eritrosit.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah sel darah merah


(eritrosit) dalam tubuh yaitu :
1. Jenis kelamin.
Jumlah eritrosit pria dan wanita memiliki range normal yang berbeda
karena pada dasarnya jumlah eritrosit pria lebih banyak dibanding
wanita. Hal ini dipengaruhi oleh hormon androgen yang hanya
dimiliki oleh pria (Estetika, dkk. 2000).
2. Usia.
Perbedaan usia juga mempengaruhi jumlah sel eritrosit karena setiap
tingkatan usia memiliki range normal yang berbeda-beda (Estetika,
dkk. 2000).
3. Geografis Alam.
Keadaan geografis juga mempengaruhi jumlah sel eritrosit karena
orang yang tinggal di daerah pegunungan cenderung memiliki jumlah
eritrosit yang lebih banyak dibanding mereka yang tinggal di daerah

10
pesisir. Hal ini dipengaruhi oleh suhu dan tekanan yang ada (Estetika,
dkk. 2000).
4. Kondisi Tubuh
Kondisi tubuh sangat mempengaruhi jumlah eritrosit. Hal ini
dikarenakan semisal terjadi pendarahan maka sel eritrosit akan
menurun drastis atau infeksi yang menyebabkan sel eritrosit secara
spontan bisa meningkat (Estetika, dkk. 2000).

Selain itu, ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi hitung


jumlah eritrosit seperti :
1. Faktor pra-analitik (tahap persiapan awal praktikum)
a. Bilik hitung yang kotor.
b. Pipet yang belum dibersihkan dan dikeringkan.
c. Terdapat gelembung udara pada saat dilakukan pemipetan.
d. Pengenceran antara darah dan larutan pengencer tidak tepat.
e. Pencampuran yang tidak homogen.
2. Faktor analitik (tahap pengerjaan praktikum)
a. Darah lisis.
b. Tidak membuang beberapa tetes darah pertama setelah
diencerkan.
c. Salah mengisi kamar hitung.
d. Salah menghitung sel.
e. Kaca penutup yang geser.
3. Faktor pasca-analitik (tahap akhir pengerjaan praktikum)
a. Salah menuliskan hasil (Wirawan, Riadi, dkk. 2000).

11
VI. SIMPULAN

Berdasarkan pengamatan dari praktikum yang dilakukan dapat ditarik


kesimpulan bahwa pada percobaan penghitungan sel eritrosit kali ini
didapatkan hasil bahwa jumlah eritrosit dalam darahnya normal. Adapun faktor
yang mempengaruhi jumlah eritrosit dalam tubuh seperti jenis kelamin, usia,
kondisi tubuh, dan kondisi geografis alam. Sedangkan faktor yang
mempengaruhi hasil hitung jumlah eritrosit antara lain adalah faktor
pra-analitik, analitik, dan pasca-analitik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Garini, Ardiya dkk. 2019. Perbandingan Hitung Jumlah Eritrosit Dengan


Menggunakan Larutan Hayem, Larutan Saline dan Larutan
Rees Ecker. Jurnal Riset Kesehatan 8 (1) :36-40.
Mescher, Anthony L. 2017. Histologi Dasar JANQUIEIRA Teks & Atlas.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Ulandhary, Naim, Nurlia dkk. 2020. Kadar Hemoglobin, Hitung Jumlah
Eritrosit dan Nilai Hematokrit Pada Pekerja Parkiran
Basement di Kota Makassar. Jurnal Media Analis Kesehatan
11 (5) :92-93.

13

Anda mungkin juga menyukai