Anda di halaman 1dari 8

PERCOBAAN : VIII

I. Judul Praktikum : Penentuan Golongan Darah Dan Jumlah Sel


Darah
II. Tanggal Praktikum : 2 Juli 2021
III. Tujuan Praktikum : 1. Untuk mengetahui cara menentukan
golongan darah.
2. Untuk menghitung jumlah butir merah
(BDM, eritrosit) per mm³ (cmm) darah.
3. Untuk menghitung jumlah butir darah putih
(BDP, leukoait) per mm³ (cmm) darah.

IV. Dasar Teori :


Darah memiliki peran yang sangat komplek agar terjadinya proses
fisiologis berjalan dengan baik, sehingga produktivitas ternak dapat optimal, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi konsentrasi eritrosit, hematocrit (PCV), dan
konsentrasi unsur-unsur pokok darah. Darah cairan tubuh yang tersusun atas sel-
sel cairan interseluler yang disebut plasma.29
Darah adalah cairan tubuh yang sangat vital bagi kehidupan manusia yang
bersikulasi dalam jantung dan pembuluh darah. Darah membawa oksigen dan
nutrisi bagi seluruh sel dalam tubuh serta mengangkut produk-produk hasil
metabolism sel. Darah berada didalam suatu pembuluh arteri maupun vena dan
merupakan sebagian dari sistem organ tubuh manusia yang berperan penting bagi
kelangsungan hidup manusia.30
Darah berperan dalam hemoestatis atau keseimbangan, berfungsi sebagai
medium untuk membawa berbagai bahan ke sel dan dari sel, menyangga
perubahan pH, mengangkut kelebihan panas ke permukaan tubuh untuk di

29
___________ Ade kiki, Cede Mahardika, dkk, “Total Eritrosit, Kadar Homoglobin,
Nilai Hematokrit Sapi Bali Lepas di Berikan Pakan Kandungan Protein dan Energi Berbeda”,
Jurnal Indonesia Mediscus Veternus, Vol. 7, No. 4, (2018), h, 413-421.
30
___________ Novi Khalifa, Mengenali Sel-sel Darah Dan Kelainan Darah, (Malang :
UB Press, 2018), h. 1.

38
39

keluarkan, berperan penting dalam sistem perubahan tubuh, dan memperkecil


kehilangan darah apabila terjadi kerusakan pada pembuluh darah.31
Golongan farah dapat ditentukan dengan mencampurkan anti body spesifik
dengan sampel darah, jika memiliki golongan darah A, maka sel darah akan
memiliki antigen A dan akan bereaksi dengan anti body B. Golongan darah B
memiliki antigen B dan akan bereaksi dengan anti body A. Reaksi terlihat reaksi
pengumpalan atau aglutinasi yang berarti positif.32
V. Alat dan Bahan :
a) - Darah Praktikan
- Alkohol 70%
- Larutan Fisiologis (control)
- Jarum Lanset
- Serum A
- Serum B
- Kaca Objek
- Tusuk Gigi/lidi
- Gelas objek
- Kapas
b) Hemositometer Neubaurer atau merk lainnya, yang terdiri atas :
1) Kamar hitung dan kaca penutup.
2) Pipet (pengencer) eritrosit dengan ciri didalamnya terdapat butiran
berwarna merah dan skala pada pipet tersebut : 0,5 – 1,0 – 10.
3) Pipet (pengencer) eritrosit dengan ciri didalamnya terdapat butiran
berwarna merah dan skala pada pipet tersebut : 0,5 – 1,0 – 11. Kedua
pipet tersebut dilengkapi dengan aspirator.
4) Mikroskop biasa dengan objektif10X dan 45X dan mikroskop ekuler :
10X, larutan pengencer (dapat dipilih) : Untuk eritrosit misalnya larutan

31
___________
Endro Andriyanto, “Pengenalan Penyakit Darah Pada Citra Darah Menggunakan Logika
Fuzzy”, Jurnal JITIKA, Vol. 5, No. 2, (2011), h, 1-7.

___________ Joyce James, dkk, Prinsip-prinsip Sains Untuk Keperawatan, (Jakarta :


32

Erlangga, 2008), h. 135-136.


40

hayem, Untuk leokosit pada mamalia misalnya larutan Turk. Leokosit


Aves : modifikasi rees dan eeker.
5) Alat pengambil darah : lanset/jarum Franke : alkohol 70% : kertas atau
kain penyerap yang halus (kertas tissue) : gunting klau perlu.
6) Cawan/mangkok kecil (2) untuk tempat larutan pengencer.
7) Alat untuk menghitung (hand Tally) tidak harus ada.
VI. Cara Kerja :
1. Penentuan golongan darah
a. Dibersihkan ujung jari dengan kapas berakohol dan keingkan.
b. Tusuk ujung jari dengan lanset dan teteskan atau tempelkan darah yang
keluar pada gelas objek di 3 tempat.
c. Ditambahkan serum yang mengandung anti A pada tetesan darh 1,
serum yang mengandung anti B pada tetesan darah 3 dan larutkan
fisiologis pada tetesan darah 2.
d. Dicampur perlahan-lahan dengan tusuk gigi yang bersih atau dengan
cara mengguyang gelas objek kedepan dan kebelakang (jaga agar ketiga
tetesan tidak tercampur).
e. Dibiarkan beberapa saat.
f. Diperiksa apakah ada aglutinasi.
g. Lakukan untuk beberapa orang praktikan dan catat hasilnya.
2. Menghitung jumlah sel darah
a. Disiapkan kamar hitung dengan hati-hati bersihkan dengan kain yang
bersih dan lunak.
b. Diperiksa/amati kamar hitung bawah mikroskop dengan perbesaran
100X (objek 10X dan okuler 10X), maka akan terlihat gambar kotak-
kotak.
c. Ukuran-ukuran pada kamar hitung sebagai berikut :
a) Panjang seluruh kamar hitung : 3mm
b) Lebar panjang kamar hitung : 3mm
c) Kamar hiyung dibagi dalam 9 bujur sangkar besar yang masing-
masing mempunyai luas 1mm².
d) Empet bujur sangkar yang terletak dikeempat sudut kamar yang
masing-masingterdiri atas 16 buah bujur sangkar yang luasnya 1/16
mm².
41

e) Satu (dari 9) bujur sangkar yang besar terletak ditengah-tengah


terdiri atas 25 buah bujur sangkar kecil (dibatasi oleh garis tebal).
Setiap bujur sangkar yang kecil ini dibagi dalam 16 bujur sangkar
yang lebih kesil lagi (terkecil) dengan ukuran luas (1/20 x 1/20) mm²
= 1/400 mm².
f) Kedalaman kamar hitung (tinggi) adalah jarak antara dasar kamar
hitung dan kaca penutupnya = 1/10 mm.
2. Teknik menghitung
a) Untuk menghitung butir darah putih digunakan 4 kotak yang terletak
dikeempat sudut kamar hitung (yang masing-masing terdiri atas 16
bujur sangkar pada gambar diberi tanda huruf W). satu kotak
mempunyai luas 1 mm² dan dalamnya 1/10 mm jadi ruangan untuk
menghitung jumlah butir darah putih seluruhnya mempunyai isi =
(4x1/10) mm³ = 4/110 mm³.
b) Untuk menghitung butir darah merah digunakan 5 kotak kecil (R)
yang terletak dibagian tengah kamar hitung ialah 4 buah yang
terletak disudut dan sebuah terletak ditengah-tengah masing-masing
kotak kecil terdiri atas 16 kotak dengan ukuran terkecil yang
berukuran 1/20 mm X 1/20 mm² = 1/400 mm² luasnya, dan
kedalamannya 1/110 m. (ukuran ini biasanya tercantum pada alat
(hemesitometer).
c) Satu kotak kecil mempunyai luas (16X 1/400) mm² dan dalamnya
1/10 mm, sehingga jumlah isi ruang yang dihitung eritrositnya = 5 X
(16X1/400X1/10) mm = 80/400 mm³ = 1/50 mm³.
d) Semua butir darah yang terletak didalam kotak yang telah ditentukan
dihitung jumlahnya. Bila ada butir-butir darah yang terletak pada
garis-garis butir bujur snagkar, maka yang dimasukkan dalam
perhitungan ialah yang terletak pada 2 buah garis (sisi) yang
berbentuk sebuah sudut misalnya garis (sisi) atas dan samping.
3. Teknik menghitung butir darah merah (eritrosit) dan darah putih
(leokosit).
a) Dipasang aspirator pada ujung pipet eritrosit.
b) Setelah dibersihkan daerah tempat pengambilan darah, tusuk
pembuluh darahnya. Darah yang pertama keluar dihapus dulu.
Dengan menggunakan aspirator pada pipet, hisaplah darah yang
keluar berikutnya sampai atas angka 0,5 atau 1,0 pada pipet eritrosit.
c) Dibersihkan ujung pipet dengan kertas atau kain yang halus (kertas
tissue).
d) Dengan cepat dan hati-hati hisaplah larutan pengencer Hayem
sampai tanda 101 yang tertera pada pipet. Harus diperhatikan pada
42

waktu penghisapan darah atau larutan pengencer, tidak boleh ada


gelembung udara. Bila hal ini terjadi, harus diulang, juga bila
terdapat bekuan. Bila kelebihan sedikit larutan yang dihisap dengan
hati-hati dari pipetnya harus dijaga agar tidak ada cairan yang keluar
dari pipet.
e) Dilepaskan aspirator dengan hati-hati dari pipetnya harus dijaga agar
tidak ada cairan yang keluar dari pipet.
f) Dengan menutup kedua ujung pipet dengan ibu jari dan jari telunjuk
tangan kanan, kocoklah isi pipet dengan cara membuat gerakan
angka delapan (8) , agar yang tercampur hanya lah yang terdapat
pada bagian pipet yang membesar saja (1,0 – 101).
g) Dibuang cairan pada ujung pipet yang tidak ikut terkocok.
h) Dimasukkan dengan hati-hati setetes cairin dalam kamar hitung
dengan cara menempelkan ujung pipet pada tempat pertemuan antara
dasar kamar hitung dan kaca penutup. Jangan ditiup!
i) Dibiarkan butir-butir darah yang ada didalam kamar hitung
mengendap.
j) Dihitung jumlah butir darah merah dengan menggunakan teknik
yang telah dikemukakan tadi.
Untuk menghitung jumlah butir darah putih (leukosit) teknik sama
dengan pada butir darah merah perbedaan terdapat pada macam pipet,
larutan pengencer, dan ruang hitungnya.
- Dengan pipet leukosit darah dihisap sampai tanda 0,5 atau
sampai1,0
- Kemudian larutkan pengencer TURK diisap sampai tanda 11 pada
ujung lain pipet ini.
- Selanjutnya cartanya sama dengan untuk BDM.
4. Perhitungan.
Untuk BDM :
Volume ruangan kamar hitung yang digunakan 5 kotak R (lihat contoh
gambar 14) = 5 X 16 X 1/400 mm³.
Bila jumlah BDM dalam ruangan tersebut = a butir maka
1/50 mm³ a butir
1 mm³ a X 50 butir
Faktor kereksi pengenceran
Darah 0,5 larutan pengencer sampai 101 dikurangi 1 bagian yang
tidak ikut dicampur (dibuang) sehingga pengencerannya 200 kali.
Jadi : jumlah butir darah merah per mm³ darah = 200 X 50 X a butir =
a X 10 butir.
Untuk BDP :
43

Volume kamar hitung yang digunakan dalam perhitungan BDP : 4


kotak besar (kotak W dalam gambar 14) = 4 X 1 mm² X 1/10 mm = 4/10
mm³.
Bila jumlah BDP didalam ruangan tersebut – b butir maka
1 mm³ 10/4 X b
Faktor pengencer.
Darah 0,5 larutan pengencer sampai 11 dikurangi bagian yang tidak
ikut tercampur (dibuang) sehingga pengencerannya 20 kali.
Jadi : jumlah BDP per mm³ darah = 20 X 10/4 X b butir = b X50 butir.

V. Hasil Pengamtan :

Gambar : Pengamatan sel darah putih


Keterangan

1. Sel darah putih


44

2. Kamar

Gambar : Penentuan golongan darah Keterangan


22 17 1. Resti
L L 2. Arsal
3. Udi
4. Hanum
5. Merta
6. Riski
E

42 29
L L

VI. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa darah adalah unit
fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu proses fisiologi.
Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Sel darah
merah (Eritrosit) merupakan penyusun sel-sel darah yang jumlah nya paling
banyak, pada kaki laki-laki kurang lebih 1,5 juta/mm³ darah sedangkan pada
wanita kurang lebih 1,4 juta/mm³. Akan tetapi jumlah tersebut bisa naik ataupun
turun tergantung dari kondisi seseorang. Jumlah sel darah merah ini bervariasi
pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur.
Sel darah putih (Leokosit) ibarat sedadu penjaga tubuh dari serangan
musuh, jika ada kuman yang masuk maka ia akan segera melawannya. Sel darah
putih mempunyai nucleus dengan bentuk yang bervariasi, ukuran sekitar 10 nm –
25 nm. Fungsi sel darah putih adalah untuk melindungi badan dari infeksi
penyakit serta pembentukan anti body dalam tubuh. Golongan darah manusia ada
4 jenis yaitu A, B, AB, dan O keempat jenis golongan darah ini dapat dibedakan
dengan menggunakan sifat serum A dan B. Golongan darah manusia ditentukan
berdasarkan jenis antigen dan antibody yang terkandung dalam darahnya.
45

Golongan darah O pada eritrosit tidak dapat aglutinogen A maupun


anglutinogen B, pada golongan darah A eritrositnya terdapat aglutinogen A dan
pada golongan darah B eritrositnya terdapat aglutinogen B. Penentuan golongan
darah berdasarkan atas reaksi aglutinasi antara aglutinogen yang terdapatpada
eritrosit dengan anti aglutinogen yang terdapat didalam serum atau plasma.

VII. Kesimpulan :
1. Darah adalah unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk
membantu proses fisiologi.
2. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
3. Fungsi sel darah putih adalah untuk melindungi badan dari infeksi
penyakit serta pembentukan anti body dalam tubuh.
4. Golongan darah manusia ada 4 jenis yaitu A, B, AB, dan O keempat
jenis golongan darah ini dapat dibedakan dengan menggunakan sifat
serum A dan B. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis
antigen dan antibody yang terkandung dalam darahnya.
5. Penentuan golongan darah berdasarkan atas reaksi aglutinasi antara
aglutinogen yang terdapatpada eritrosit dengan anti aglutinogen yang
terdapat didalam serum atau plasma.

Anda mungkin juga menyukai