Anda di halaman 1dari 12

Nama : Mega Isnalia Rahma

NIM : 22012045
Program Studi : S1 Farmasi Reguler Khusus
Mata Kuliah : Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia II
Dosen Pengampu : Nina Imaniar, M.Si
Hari/Tanggal : Sabtu/25 November 2023

LAPORAN PRAKTIKUM III


JUMLAH BUTIR-BUTIR DARAH ERITROSIT DAN BUTIR-BUTIR DARAH PUTIH
(LEUKOSIT)

A. Tujuan
3
1. Menghitung jumlah butir-butir darah merah (b.d.m)/mm darah.
3
2. Menghitung jumlah butir-butir darah putih (b.d.p)/mm darah.

B. Alat dan Bahan


Hemocytometer Nurbauer atau merk lainnya, yang terdiri atas : kamar hitung dan gelas
penutupnya, pipet eritrosit, dengan ciri-ciri di dalamnya ada butiran yang berwarna
merah putih, dan skala 0,5-1.0 - 11. Larutan pengencer untuk Eritrosit larutan
pengencer (a.l) Hayem, untuk Leukosit larutan pengencer (a.l) Turk, Mikroskop
(Objek 10x, Oc. 10x), jarum tusuk, Alkohol 70%, kapas, kain penyerap yang halus
(kertas tissu).

C. Cara Kerja
1. Disiapkan kamar hitung (dengan hati-hati, dibersihkan dengan kain yang lunak)
2. Diperiksa /amati di bawah mikroskop dengan menggunakan objektif 10x, maka akan
terlihat kamar hitung sama dengan gambar terlampir.
3. Diukur kamar hitung sebagai berikut : panjang seluruh kamar hitung 3 mm, lebar
seluruh kamar hitung 3 mm, kamar hitung tersebut dibagi dalam 9 bujur sangkar
2
besar yang masing-masing luasnya 1 mm (batas 3 garis), empat bujur sangkar
besar yang terletak di keempat ujung kamar hitung, masing- masing terdiri atas 16
2
buah bujur sangkar yang luasnya ¼ mm x ¼ mm = 1/16 mm , sedangkan sebuah
bujur sangkar besar yang terletak di tengah-tengah, terdiri atas 25 bujur sangkar
(batas 2 garis) kecil, dan masing-masing bujur sangkar yang kecil ini terbagi lagi
dalam 16 bujur sangkar yang lebih kecil-kecil lagi (terkecil) dengan ukuran luas
2
1/20 mm x 1/20 mm = 1/400 mm . Dalamnya atau tingginya kamar hitung (jarak
antara dasar kamar hitung dan kaca penutupnya)= 1/10 mm.
a. Teknik Menghitung
1) Untuk menghitung bdp (butir darah putih = leukosit) dipakai 4 kotak yang
terletak di keempat sudut kamar hitung yang masing-masing terdiri atas 16
kotak (W).
2) Untuk menghitung bdm (butir darah merah = eritrosit) dipakai 5 kotak kecil
yang terletak di bagian tengah kamar hitung : 4 yang terletak di sudut, dan satu
di tengah. Masing-masing kotak kecil ini terdiri atas 16 kotak-kotak yang
2
lebih kecil-kecil yang ukurannya 1/20 mm x 1/20mm = 1/400 mm .
3) Semua sel-sel darah (butir-butir) yang terletak di dalam kotak yang ditentukan
dihitung jumlahnya. Bila ada butir-butir darah yang terletak pada garis-garis
tepi bujur sangkar, yang dimasukkan dalam perhitungan hanya yang terletak
pada dua buah garis saja yang membentuk sudut (misalnya kanan bawah atau
kiri atas dan sebagainya.).

b. Teknik Mengisi Kamar Hitung


Untuk bdm (Eritrosit) :
1) Dipasang aspirator pada pipet. Isap darah yang keluar dari pembuluh darah
jari atau vena aurikularis manusia, setelah ditusuk sampai angka 0,5 pada
pipet eritrosit, atau 1.0. Bersihkan ujung pipet dengan kain halus (tissue).
2) Dengan cepat dan hati-hati, isap larutan pengencer Hayem sampai tanda 101.
Harus diperhatikan waktu menghisap darah atau larutan, tidak boleh ada
gelembung udara. Bila terjadi, harus diulang. Juga bila terjadi bekuan.
3) Dengan hati-hati, dilepaskan aspirator dan pipetnya. Harus dijaga agar tidak
ada cairan yang keluar dari pipet.
4) Ditutup kedua ujung pipet dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, kocok
isi pipet dengan cara membuat gerakan angka 8, supaya yang tercampur
hanyalah yang terdapat di bagian pipet yang membesar saja (1,0-101).
5) Dibuang cairan pada ujung pipet yang tidak ikut terkocok.
6) Dimasukkan dengan hati-hati setetes cairan ke dalam kamar hitung dengan
cara menempelkan ujung pipet pada tempat pertemuan antara dasar kamar
hitung dan kaca penutup.
7) Dibiarkan butir-butir darah yang ada di dalam kamar hitung mengendap.
8) Dihitung butir-butir darah merah dengan menggunakan teknik yang
dikemukakan di atas.

Untuk bdp (Leukosit)


1) Teknik sama, perbedaan terdapat pada macam pipet dan larutan
pengencernya. Dengan pipet leukosit darah diisap sampai tanda 0,5 atau 1,0,
larutan pengencer Turk dihisap sampai tanda 11 pada pipet leukosit.
Selanjutnya caranya sama dengan untuk bdm.

c. Perhitungan
Untuk bdp (Leukosit)
2 3
Volume 4 kotak = 4x1 mm x1/10 mm= 4/10 mm .
Bila hasil perhitungan jumlah butir-butir darah putih = a butir maka,
3
4/10 mm a
3
1 mm a x 10/4
Faktor koreksi pengenceran, bila darah yang diambil 0,5 bagian, maka dalam
rongga bola pipet leukosit = 10 bagian sehingga pengenceran 1 : 20
3
Jadi jumlah butir-butir darah putih/mm darah = a x 10/4 x 20 = Untuk bdm
(eritrosit) a x 50

Untuk bdp (Eritrosit)


3
Volume kotak paling kecil = 1/20 mm x 1/20 mm x 1/10 mm = 1/4000 mm
3 3 3
Volume 5 kotak = 5 x 16 x 1/4000 mm = 80/4000 mm = 1/50 mm . Bila hasil
perhitungan jumlah bdm = b butir, maka :
1/50 mm3 b
1 mm3 b x 50
Faktor koreksi pengenceran, bila darah yang diambil 0,5 bagian maka
pengenceran 1:200.
3
Jadi jumlah butir-butir darah merah/mm darah = b x 50 x 200 =
b x 104

Macam Larutan Pengencer untuk Eritrosit antara lain :


1) Larutan Hayem : Sodium sulfate 2,5 gram, Sodium Chloride 0,5 gram, Mercurie
chloride 0,25 gram, Distilled water 100 ml.
2) Larutan TOISON : Sodium chloride 1 gram, Sodium sulfate 8 gram, Methyl
violet (5b) 0,025 gram, Neutral glycerin 30 ml, Distilled water 180 ml.
3) Larutan garam fisiologis 0,85 % NaCl : Sodium chloride 0,85 gram, Distilled
water 100 ml.

Macam-Macam Larutan Pengencer untuk Leukosit antara lain :


1) Larutan TURK : Glacial Acetic acid 3 ml, Gentian violet (1 %) 1 ml, Distilled
water 100 ml
2) Acetic acid 2 %
3) Hydro chloric acid 1 %
4) Khusus untuk Aves : Sodium citrate 3,8 gram, Neutral formalin 0,2 cc, Brilliant
cresyl Blue 0,03, Aqua destilata ad 100 cc (Distilled water).

KAMAR HITUNG NEUBAUER HEMACYTOMETER


D. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan secara mikroskopis, didapatkan
hasil terdapat 7 leukosit dalam kamar hitung, jumlah tersebut yang sangat rendah dan
tidak umum ditemukan dalam perhitungan normal. Sedangkan pada eritrosit tidak
terlihat kotak pada kamar hitung eritrosit yang terlihat, sehingga sulit untuk
perhitungannya. Umumnya ada ribuan eritrosit dalam setiap mm3 darah.

Leukosit Eritrosit

Tampak kotak-kotak pada Kamar Hitung Tidak tampak kotak-kotak pada Kamar
dengan hasil terdapat 7 Leukosit. Hitung, Eritrosit tidak dapat dihitung.

Dalam perhitungan sel darah putih (leukosit) menggunakan Hemocytometer,


menggunakan rumus perhitungan, yaitu:
Dari hasil pengamatan terdapat 7 leukosit terlihat.
Jumlah sel yang dihitung (a) x Faktor pengenceran (50),
7 x 50 = 3500 sel/mm3.
Jadi, hasil leukositnya adalah 3500 sel/mm3
Hasil tersebut merupakan hasil yang lebih rendah dari rentang normal untuk
jumlah leukosit, yang biasanya antara 4000 hingga 11000 sel/mm3.
Perhitungan leukosit memberikan informasi mengenai sistem imun dan respons
terhadap infeksi. Kadar normal leukosit umumnya berkisar antara 4.000 hingga 11.000
sel/mm3. Nilai yang lebih tinggi atau lebih rendah bisa menunjukkan adanya kondisi
medis, seperti infeksi, peradangan, atau gangguan hematologi.
Hasil perhitungan eritrosit akan memberikan indikasi tentang status eritrosit
dalam darah, yang penting untuk menilai kondisi seperti anemia atau polisitemia.
Tingkat normal eritrosit biasanya berkisar antara 4,5 hingga 5,9 juta sel/mm3 untuk
pria dan 4,1 hingga 5,1 juta sel/mm3 untuk wanita.
Dari hasil perhitungan eritrosit dan leukosit memberikan informasi penting
tentang kondisi kesehatan umum pasien (sampel) dan membantu dalam diagnosis dan
pemantauan berbagai kondisi medis. Namun pada pengamatan yang dilakukan, kurang
akurat hasil yang didapatkan.

E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan yang bertujuan untuk menghitung jumlah
butir-butir darah merah (b.d.m)/mm3 darah dan menghitung jumlah butir-butir darah
putih (b.d.p)/mm3 darah. Pada praktikum ini, menggunakan Kamar Hitung
(Hemacytometer). Hemacytometer merupakan alat yang digunakan dalam
mikroskopik untuk menghitung konsentrasi sel dalam cairan, seperti sel darah dalam
sampel darah. Ini adalah instrumen kunci dalam hematologi untuk melakukan hitungan
sel darah secara manual. Penghitungan dengan kamar hitung memerlukan keahlian dan
ketelitian, karena hasilnya sangat bergantung pada teknik pengenceran dan pengisian
yang akurat, serta teknik penghitungan yang tepat.
Leukosit adalah komponen dari darah yang berfungsi sebagai bagian utama dari
sistem kekebalan tubuh. Mereka bertugas melindungi tubuh dari infeksi, penyakit, dan
benda asing. Terdapat beberapa jenis leukosit, termasuk neutrofil, limfosit, monosit,
eosinofil, dan basofil, masing-masing dengan fungsi spesifik dalam respons imun.
Karakteristik sel darah putih yaitu sel-sel ini tidak berwarna, memiliki inti, dan
umumnya lebih besar daripada eritrosit. Jumlah leukosit dalam darah bervariasi
tergantung pada keadaan kesehatan dan reaksi imunologi.
Eritrosit adalah sel darah yang berfungsi terutama untuk mengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbon dioksida kembali ke paru-
paru agar dapat dikeluarkan. Karakteristik Eritrosit yaitu memiliki bentuk cakram
bikonkaf, tidak memiliki inti sel, dan mengandung hemoglobin, sebuah protein yang
mengikat oksigen. Warna merah darah sebagian besar berasal dari hemoglobin dalam
eritrosit. Eritrosit sangat penting untuk menjaga homeostasis jaringan, mengangkut
nutrisi, dan membantu dalam pengaturan pH darah.
Pada praktikum yang dilakukan, sel darah putih (Leukosit) menggunakan larutan
Turk sebagai media pengencer, meliliskan sel darah merah, mempertahankan sel darah
putih agar dapat diidentifikasi dengan jelas dan memberikan kontras untuk
pengamatan yang lebih baik agar mudah untuk dihitung di bawah mikroskop.
Pada sel darah merah (Eritrosit) menggunakan larutan Hayem sebagai media
pengencer, mencegah Hemolisis (pecahnya sel darah merah) sel darah merah untuk
mempertahankan dalam bentuk aslinya selama proses perhitungan yang lebih akurat
dan memberikan kontras untuk pengamatan yang lebih baik agar mudah untuk
dihitung di bawah mikroskop.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan secara mikroskopis, didapatkan
hasil terdapat 7 leukosit dalam kamar hitung, jumlah tersebut yang sangat rendah dan
tidak umum ditemukan dalam penghitungan normal. Karena dengan perhitungan hasil
leukositnya adalah 3500 sel/mm3. Hasil tersebut merupakan hasil yang lebih rendah
dari rentang normal untuk jumlah leukosit, yang biasanya antara 4000 hingga 11000
sel/mm3. Adapun kemungkinan alasan tidak terlihatnya leukosit, yaitu:
1) Kesalahan Teknis dalam Pengenceran
Larutan Turk tidak dicampur dengan benar atau dalam jumlah yang tepat dengan
sampel darah, hal tersebut menyebabkan konsentrasi leukosit dalam sampel yang
diperiksa menjadi terlalu rendah.
2) Kesalahan dalam Pengisian Kamar Hitung
Kesalahan dalam proses pengisian kamar hitung, seperti adanya gelembung udara
atau volume sampel yang tidak cukup, dapat menyebabkan distribusi sel yang tidak
merata dan mengakibatkan terlihatnya jumlah sel yang lebih sedikit.
3) Masalah dengan Sampel Darah
Kualitas sampel darah yang buruk, seperti sampel yang sudah terlalu lama atau
terkontaminasi, bisa mempengaruhi viabilitas sel dan menghasilkan jumlah sel
yang lebih rendah.
4) Kesalahan Pengamatan
Kesalahan dalam pengamatan di bawah mikroskop, seperti fokus yang tidak tepat
atau pencahayaan yang tidak memadai, dapat menyebabkan perhitungan sel yang
tidak akurat.
Sedangkan pada eritrosit tidak terlihat kotak pada kamar hitung eritrosit yang
terlihat, sehingga sulit untuk perhitungannya. Umumnya ada ribuan eritrosit dalam
setiap mm3 darah. Adapun kemungkinan alasan tidak terlihatnya eritrosit, yaitu:
1) Kesalahan Teknis (Human Error)
Salah satu kemungkinan adalah adanya kesalahan teknis selama proses
pengenceran atau pengisian kamar hitung. Misalnya, pengenceran yang terlalu
tinggi atau tidak merata bisa membuat eritrosit tidak terdistribusi dengan baik di
kamar hitung.
2) Kualitas Sampel
Jika sampel darah telah hemolisis atau rusak sebelum pengujian, eritrosit mungkin
tidak akan terlihat.
3) Kesalahan Pengamatan
Kesalahan pengamatan atau fokus mikroskop juga bisa menjadi penyebab tidak
terlihatnya eritrosit.

F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Leukosit adalah komponen dari darah putih yang berfungsi sebagai bagian utama
dari sistem kekebalan tubuh. Larutan Turk yang digunakan sebagai media
pengencer.
2. Eritrosit adalah sel darah merah yang berfungsi terutama untuk mengangkut
oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbon dioksida
kembali ke paru-paru agar dapat dikeluarkan. Larutan Hayem digunakan sebagai
media pengencer.
3. Didapatkan hasil terdapat 7 Leukosit dalam kamar hitung, jumlah tersebut yang
sangat rendah dan tidak umum ditemukan dalam penghitungan normal. Karena
dengan perhitungan hasil leukositnya adalah 3500 sel/mm3. Hasil tersebut
merupakan hasil yang lebih rendah dari rentang normal untuk jumlah leukosit, yang
biasanya antara 4000 hingga 11000 sel/mm3.
4. Pada Eritrosit tidak terlihat kotak pada kamar hitung eritrosit yang terlihat, sehingga
sulit untuk perhitungannya. Umumnya ada ribuan eritrosit dalam setiap mm3 darah.
Nama : Mega Isnalia Rahma
NIM : 22012045
Program Studi : S1 Farmasi Reguler Khusus
Mata Kuliah : Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia II
Dosen Pengampu : Nina Imaniar, M.Si
Hari/Tanggal : Sabtu/25 November 2023

LAPORAN PRAKTIKUM IV
KADAR HEMOGLOBIN DALAM DARAH

A. Tujuan
Menentukan kadar hemoglobin dalam darah menurut Sahli

B. Alat dan Bahan


Hemoglobinometer Sahli yang terdiri atas: pipet Sahli (0,02 cc) dan penyedotnya,
tabung Sahli, pipet dan pengocok, HCl 0,1 N, Aquadest (Air suling), Alkohol 70%,
jarum tusuk atau lancet dan kapas.

C. Cara Kerja
1. Tabung Sahli diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai angka 10 (garis paling bawah)
2. Ditusuk ujung jari sampai darah keluar (sebelumnya usap dahulu lancet dan jari
dengan alkohol 70 % keringkan)
3. Dihisap darah ke dalam pipet Sahli sampai batas garis 20 mm3 (0,02 cc)
4. Dibersihkan ujung pipet kemudian segera masukkan darah ke dalam tabung Sahli
5. Didiamkan selama tiga menit agar terbentuk hematin asam yang berwarna coklat.
6. Diteteskan Aquadest setetes demi setetes sambil diaduk, sampai warna sama
dengan warna standar (yang ada disebelah kiri dan kanan tabung)
7. Dibaca tinggi permukaan cairan pada tabung Sahli, Pembacaan langsung dengan
melihat pada jalur gr%, yang berarti banyaknya hemoglobin dalam gram per 100
ml darah. Jalur lainnya pada tabung Sahli jika ada, menunjukkan % hemoglobin
yang dihitung dibandingkan dengan hemoglobin normal (tabung normal dipakai
15,6 gr%).
D. Hasil Pengamatan
1. Percobaan pada Probandus/Sampel Pria
Kadar Hb pada Pria 15 gr%

2. Percobaan pada Probandus/Sampel Wanita


Kadar Hb pada Wanita 12 gr%

E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, bertujuan untuk menentukan kadar
Hemoglobin (Hb) dalam darah dengan metode Sahli. Pada praktikum ini, digunakan
metode Sahli dengan mengandalkan pembentukan asam hematin yang kemudian
diukur kadarnya dengan cara membandingkan warna hasil pengenceran dengan warna
standar.
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya
gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam
sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke
jaringan-jaringan. Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah
merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat
digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Hemoglobin adalah
kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi. Kompleks tersebut berwarna
merah dan terdapat didalam eritrosit. Sebuah molekul hemoglobin memiliki empat
gugus haeme yang mengandung besi fero dan empat rantai globin (Rindamusti, 2012).
Adapun cara kerja menggunakan metode Sahli, teteskan HCl 0,1N sampai sampai
angka 2 (garis paling bawah pada tabung), (tabung reaksi sahli), tambahkan 20 mm3
(0,02 cc) darah dengan cara mengambilnya menggunakan pipet hisap, diamkan selama
3 menit agar terbentuk hematin asam yang berwarna coklat, tambahkan lagi aquades
tetes demi tetes hingga berwarna sesuai standar. Penggunaan HCl pada praktikum ini,
bertujuan agar Hb yang terdapat dalam eritrosit dapat keluar dan bereaksi dengan HCl
membentuk asam hematin. Kemudian, dibaca tinggi permukaan cairan pada tabung
Sahli, pembacaan langsung dengan melihat pada jalur gr%, yang berarti banyaknya
hemoglobin dalam gram/100 ml darah. Jalur lainnya pada tabung Sahli jika ada,
menunjukkan % hemoglobin yang dihitung dibandingkan dengan hemoglobin normal
(tabung normal 15,6 gr%). Dari hasil praktikum penentuan kadar Hb menggunakan
metode Sahli, didapatkan hasil Hb pada probandus Pria 15 gr% dan Hb pada probandus
Wanita 12 gr% yang artinya keduanya normal sesuai dengan literatur yang ada.
Menurut Guyton dan Hall (1997), penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas
pembentukan asam hematin setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0,1N
kemudian diencerkan dengan Aquadest. Pengukuran secara visual dengan
mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar. Metode ini
memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks
eritrosit. Kadar hemoglobin dalam darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan
umur, seperti berikut ini :
a. Pria dewasa : 13,2 – 17,3 g/100 ml darah
b. Perempuan : 11,7 – 15,5 g/100 ml darah
c. Bayi baru lahir : 15,2 – 23,6 g/100 ml darah
d. Anak usia 1-3 tahun : 10,8 – 12,8 g/100 ml darah
e. Anak usia 4-5 tahun : 10,7 – 14,7 g/100 ml darah
f. Anak usia 6-10 tahun : 10,8 – 15,6 g/100 ml darah
Dari data hasil pengamatan, diketahui bahwa pada umumnya kadar Hb
perempuan yang ditunjuk menjadi probandus lebih sedikit jika dibandingkan dengan
laki-laki. Hal ini dikarenakan adanya siklus menstruasi pada perempuan sehingga
konsentrasi Hb juga lebih akibat berkurang karena ada sebagian yang ikut terbuang
bersama darah menstruasi. Sedangkan pada laki-laki kadar Hb cenderung tinggi
akibat tidak adanya fase menstruasi sehingga volume darah cenderung konstan setiap
bulannya. Dari literatur yang ada telah disebutkan bahwa faktor internal yang
mempengaruhi kadar Hb dalam darah adalah usia dan jenis kelamin dimana
konsentrasi Hb normal dalam darah pria dewasa dan wanita dewasa masing-masing
adalah 13,2-17,3 g/100 ml darah dan 11,7-5,5 g/100 ml darah sehingga untuk sampel
darah pada praktikum yang dilakukan dikategorikan sebagai darah dengan kadar Hb
normal dan sesuai dengan literatur yang ada.
Metode Sahli membutuhkan ketelitian visualisasi praktikan dalam
membandingkan warna yang diperoleh dari pengenceran dengan warna standar.
Adapun kelebihan dan kekurangan metode Sahli:
1. Kelebihan Metode Sahli :
a. Alat (Hemoglobinometer) praktis dan tidak membutuhkan listrik.
b. Harga alat (Hemoglobinometer) murah.
2. Kekurangan Metode Sahli :
a. Pembacaan secara visual kurang teliti.
b. Alat (Hemoglobinometer) tidak dapat distandarkan.
c. Tidak semua bentuk hemoglobin dapat diubah menjadi hematin asam.

F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hemoglobin (Hb) adalah pigmen darah, yaitu suatu protein yang berfungsi
mengangkut oksigendan karbondioksida dalam proses pernafasan (respirasi).
2. Kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan menggunakan metode yang paling
sederhana yaitu metode Sahli.
3. Dari hasil praktikum penentuan kadar Hb menggunakan metode Sahli, didapatkan
hasil Hb pada probandus Pria 15 gr% (normal) dan Hb pada probandus Wanita
12 gr% yang artinya keduanya normal sesuai dengan literatur yang ada.

Anda mungkin juga menyukai