Anda di halaman 1dari 116

PRAKTIKUM I

HITUNG JUMLAH ERITROSIT, LEKOSIT DAN TROMBOSIT


(Waktu praktikum:......../......../..........)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan jumlah eritrosit, lekosit dan trombosit
dalam darah.
2. Mahasiswa mengetahui jumlah eritrosit per mm3 darah.

B. Dasar Teori

1
C. Metode Kerja
1. Alat
1) Hemocytometer :
i. Pipet thoma eritrosit dan lekosit
ii. Selang penghisap
iii. Kamar hitung improved neubauer
2) Mikropipet 20 dan 1000 µl
3) Beacker glass
4) Pipet tetes dan pipet volume 1 ml
5) Mikroskop
6) Tabung reaksi
2. Bahan
- Sampel darah
- Larutan pengencer dapat digunakan salah satu dari larutan berikut :
- Larutan hitung eritrosit:
 Larutan Hayem
Natrium Sulfat 5 gr
Natrium Clorida 1 gr
Merkuri Clorida 0,5 gr
Akuades 200 ml
pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tak dapat dipergunakan karena akan
mengakibatkan presipitasi protein, rouleaux dan aglutinasi. Saringlah larutan sebelum
digunakan.
 Larutan Gower
Natrium Sulfat 12,5 gr
Asam asetat glacial 33,3 gr
Akuades 200 ml
Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux sel-sel eritrosit. Saringlah larutan
sebelum digunakan
 Larutan Formal Citrate
Formalin 40% 1ml
Larutan sodium sitrat 0,109 1000 ml
Larutan ini mudah dibuat dan tidak berubah dalam jangka lama. Bentuk diskoit tetap
dipertahankan dan tidak menyebabkan terjadinya aglutinasi.

2
- Larutan hitung lekosit:
 Larutan turk (larutan pengencer):
 Asam Asetat Glacial 3ml
 Gention violet 1 ml
 Akuadest 100 ml
Penambahan gentian violet bertujuan untuk member warna pada inti dan granula leukosit,
larutan melisiskan eritrosit dan trombosit tetapi tidak melisiskan leukosit maupun eritrosit
berinti.

- Larutan hitung trombosit


 Rees Ecker
NatriumSitrat 3,8 gr
Briliant Cresyl Blue 0,1 gr
FormalDehid 40 % 0,2 ml
Akuades 100 ml
(Saring terlebih dahulu sebelum digunakan)
 Ammonium Oksalat 1 % (4oC)
(simpan dalam lemari Es dan saringlah sebelum digunakan)

Mengenal dasar perhitungan pada bilik hitung :

Bidang sedang

Bidang kecil

Bidang besar

Luas “ seluruh bidang ang dibagi” adalah 9 mm2 dan dibagi menjadi 9 “bidang besar “
yang luasnya masing-masing 1mm2.
1 Bidang besar dibagi menjadi 16 bidang sedang yang luasnya ¼ x ¼ mm2.
1 Bidang besar yang terletak ditengah dibagi menjadi 25 bidang dan tiap bidang dibagi
menjadi 16 “bidang kecil”, masing-masing luasnya 1/20 x 1/20 mm2.
Tinggi kamar hitung yaitu jarak antara permukaan yang bergaris-garis dan kaca penutup
adalah 1/10 mm2.
Maka volume setiap bidang ialah :
1 bidang kecil : 1/20 x 1/20 x 1/10 = 1/4.000 mm2.

3
1 bidang sedang : ¼ x ¼ x 1/10 = 1/160 mm2.
1 bidang besar: 1 x 1 x 1/10 = 1/10 mm2.
Seluruh bidang yang dibagi : 3 x 3 x 1/10 = 9/10 mm2.
3. Cara Kerja
1. Hitung Erittrosit
A. Cara Pipet
1. Pipet sample darah menggunakan pipet thoma eritrosit sampai tanda 0.5
2. Sampel darah diencerkan dengan larutan pengencer sampai tanda 101 (pengenceran
1 : 200)
3. Homogenkan larutan selama ± 3 menit
B. Cara Tabung
1. Pipet larutan pengencer sebanyak 4 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Pipet sample darah sebanyak 20 µl kemudian campurkan ke dalam tabung reaksi yang
berisi larutan pengencer
3. Homogenkan larutan tersebut selama ± 3 menit
C. Pengisian Kamar Hitung
1. Basahi sisi kiri dan kanan kamar hitung dengan tisu basah (jangan sampai terlalu
basah)
2. Letakkan kaca penutup tepat di atas kamar hitung
3. Isi kamar hitung dengan larutan melalui sisi atas dan bawah kaca penutup
4. Hisap larutan yang berlebih menggunakan tissue
5. Pengisian kamar hitung harus di ulang bila terjadi hal – hal berikut:
 Terlalu banyak cairan yang masuk sehingga mengisi parit kamar hitung
 Kamar hitung tidak terisi sepenuhnya
 Terdapat gelembung udara dalam kamar hitung
6. Bila menggunakan pipet leukosit sebelum pengisiam ke kamar hitung buanglah 3-4
tetes larutan. Isikan ke dalam kamar hitung tersebut pada tetesan berikutnya
7. Kamar hitung setelah di isi dibiarkan selama ± 3 menit agar sel yang akan dihitung
tidak mengalir sehingga menyulitkan perhitungan
8. Bila perhitungan jumlah sel di dalam kamar hitung di tunda, sebaiknya kamar hitung
dimasukkan ke dalam kapas atau kertas saring basah.
D. Menghitung Jumlah Eritrosit
1. Letakkan kamar hitung dengan hati-hati di bawah mikroskop dalam keadaan rata.
Turunkan kondensor atau kecilkan diafragma, gunakanlah pembesaran kecil 10x
untuk mencari daerah yang akan diperiksa, kemudian lensa itu diganti dengan lensa
objektif besar 40x sampai garis-garis bagi dalam bidang besar tengah jelas nampak
2. Hitung eritrosit di lima bidang sedang kemudian jumlahkan
3. Hitung jumlah eritrosit dimulai dari sudut kiri atas, lalu ke kanan, kemudian turun ke
bawah dan dari kanan ke kiri. Kadang ada sel yang menyinggung garis suatu bidang,
sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di hitung.
Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak boleh
dihitung. Cara seperti ini di ulang pada ke empat bidang besar.
E. Perhitungan
- Luas masing – masing bidang sedang adalah 1/5 x 1/5 mm2 atau 0,2 x 0,2 mm2= 0.02

4
- Pengenceran darah 200x
- Tinggi kamar hitung 1/10 mm= 0.1
- Jumlah Eritrosit = N x 1/0.02 x 200 = N x 10.000
- Rumus :
Jumlah eritrosit = Jumlah Eritrosit yang dihitung (N) x10.000

Nilai rujukan
Laki – laki dewasa : 4,5 Juta – 5,5 juta sel/mm3
Wanita dewasa : 4 juta – 5 juta sel/mm3
Anak – anak : 4,2 Juta – 5,2 Juta sel/mm3
Bayi (1-6 bulan) : 3,8 Juta – 5,2 juta Sel/ mm3
Bayi Baru lahir : 5 juta – 6 juta Sel/mm3

2. Hitung Lekosit
A. Cara Pipet Thoma Leukosit
1. Darah dihisap dengan menggunakan pipet thoma leukosit sampai tanda batas 0,5
2. .Bersihkan bagian luar pipet thoma leukosit dengan tissue
3. Hisaplah larutan pengencer dengan menggunakan pipet thoma yang sama sampai
tanda batas 11 (pengenceran 1:20)
4. Pegang pipet tersebut dengan posisi ibu jari dan telunjuk tangan kanan menyumbat
kedua ujung pipet
5. Homogenkan selama ±3 menit agar semua eritrosit hemolisis
6. Buang 3 tetesan pertama sebelum memasukkan larutan ke dalam kamar hitung
7. Hitung jumlah leukosit menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10
B.Cara Tabung
1. Pipet larutan pengencer sebanyak 0,38 ml ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan dengan 20µl sample darah yang telah mengandung antikoagulan, atau
darah kapiler (pengenceran 1:20) dengan menggunakan mikropipet 20µl
3. Homogenkan campuran darah dan larutan pengencer dengan cara up and down
menggunakan mikropipet
4. Tutup mulut tabung tersebut dengan menggunakan parafilm atau karet penutup
kemudian homogenkan kembali larutan tersebut ± 2 menit.
5. Masukkan sejumlah larutan kedalam kamar hitung
6. Hitung jumlah leukosit menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10

C. Mengisi kamar hitung


1. Basahi sisi kiri dan kanan kamar hitung dengan tisu basah (jangan sampai terlalu
basah)
2. Letakkan kaca penutup tepat di atas kamar hitung
3. Isi kamar hitung dengan larutan melalui sisi atas dan bawah kaca penutup
4. Hisap larutan yang berlebih menggunakan tissue
5. Pengisian kamar hitung harus di ulang bila terjadi hal – hal berikut:
- Terlalu banyak cairan yang masuk sehingga mengisi parit kamar hitung
- Kamar hitung tidak terisi sepenuhnya

5
- Terdapat gelembung udara dalam kamar hitung
6. Bila menggunakan pipet leukosit sebelum pengisiam ke kamar hitung buanglah 3-4
tetes larutan. Isikan ke dalam kamar hitung tersebut pada tetesan berikutnya
7. Kamar hitung setelah di isi dibiarkan selama ± 3 menit agar sel yang akan dihitung
tidak mengalir sehingga menyulitkan perhitungan
8. Bila perhitungan jumlah sel di dalam kamar hitung di tunda, sebaiknya kamar hitung
dimasukkan ke dalam kapas atau kertas saring basah.
A. Menghitung Jumlah Leukosit
1. Letakkan kamar hitung dengan hati-hati di bawah mikroskop dalam keadaan rata.
Turunkan kondensor atau kecilkan diafragma, gunakanlah pembesaran kecil untuk
mencari daerah yang akan diperiksa.
2. Hitung leukosit di empat bidang besar kemudian jumlahkan (gambar 1)
3. Hitung jumlah leukosit dimulai dari sudut kiri atas, lalu ke kanan, kemudian turun ke
bawah dan dari kanan ke kiri. Kadang ada sel yang menyinggung garis suatu bidang,
sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di hitung.
Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak boleh
dihitung. Cara seperti ini di ulang pada ke empat bidang besar (gambar 2)
B. Perhitungan
- pengenceran pada pipet leukosit 20 kali
- luas bidang besar leukosit 1 x 1 mm2 = 1 mm2
- tinggi bidang kamar hitung 1/10
- leukosit dihitung pada 4 bidang dasar yang mempunyai luas 4 x 1 mm2 = 4 mm2
- jadi jumlah leukosit per mm3 :
= jumlah leukosit yang di hitung (n) x pengenceran
Luas bidang yang dihitung x tinggi bidang
= Jumlah leukosit yang dihitung x 20
4 x 1/10
= Jumlah leukosit yang dihitung x 20 x 10/1 x 1/4
= Jumlah leukosit yang dihitung x 50
- bila didapatkan > 10 eritrosit berinti dalam 100 leukosit dalam sediaan apus atau
kamar hitung, maka hitung leukosit dikoreksi dengan rumus :
Leukosit terkoreksi = leukosit belum terkoreksi x 100
(eritrosit berinti /100 leukosit) + 100
Nilai rujukan :
Dewasa : 4.000 - 10.000/µl
Neonatus : 9.000 – 30.000/µl
Bayi-balita : 5.700 – 18.000 /µl
Ibu hamil : 6.000 – 17.000 /µl
Post partum : 9.700 – 25.700 /µl

6
3. Hitung Trombosit
A. Cara Pipet
1. Pipet sample darah menggunakan pipet thoma eritrosit sampai tanda 1
2. Sampel darah diencerkan dengan larutan pengencer sampai tanda 101
(pengenceran 1 : 100)
3. Homogenkan larutan selama ± 3 menit jika menggunakan Rees Ecker dan
selama 10-15 menit jika menggunakan ammonium oksalat 1% (dapat gunakan
rotator)

B. Cara Tabung
1. Pipet larutan pengencer sebanyak 1,98 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Pipet sample darah sebanyak 20 µl kemduian campurkan ke dalam tabung reaksi
yang berisi larutan pengencer
3. Homogenkan larutan tersebut selama ± 3 menit jika menggunakan Rees Ecker
dan selama 10-15 menit jika menggunakan ammonium oksalat 1% (dapat
gunakan rotator)

C. Pengisian Kamar Hitung


1. Basahi sisi kiri dan kanan kamar hitung dengan tisu basah
(jangan sampai terlalu basah)
2. Letakkan kaca penutup tepat di atas kamar hitung
3. Isi kamar hitung dengan larutan melalui sisi atas dan bawah kaca penutup
4. Hisap larutan yang berlebih menggunakan tissue
5. Pengisian kamar hitung harus di ulang bila terjadi hal – hal berikut:
 Terlalu banyak cairan yang masuk sehingga mengisi parit kamar hitung
 Kamar hitung tidak terisi sepenuhnya
 Terdapat gelembung udara dalam kamar hitung
6. Bila menggunakan pipet leukosit sebelum pengisiam ke kamar hitung buanglah 3-4
tetes larutan. Isikan ke dalam kamar hitung tersebut pada tetesan berikutnya
7. Kamar hitung setelah di isi dibiarkan selama ± 3 menit agar sel yang akan dihitung
tidak mengalir sehingga menyulitkan perhitungan
8. Bila perhitungan jumlah sel di dalam kamar hitung di tunda, sebaiknya kamar hitung
dimasukkan ke dalam kapas atau kertas saring basah.

D. Menghitung Jumlah Trombosit cara langsung (Rees dan Ecker)


1. Letakkan kamar hitung dengan hati-hati di bawah mikroskop dalam keadaan rata.
Turunkan kondensor atau kecilkan diafragma, gunakanlah pembesaran kecil untuk
mencari daerah yang akan diperiksa.
2. Hitung trombosit di semua bidang kecil pada kamar hitung kemudian jumlahkan
3. Hitung jumlah trombosit dimulai dari sudut kiri atas, lalu ke kanan, kemudian turun
ke bawah dan dari kanan ke kiri. Kadang ada sel yang menyinggung garis suatu
bidang, sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di
hitung. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak
boleh dihitung. Cara seperti ini di ulang pada ke empat bidang besar.

7
E. Perhitungan
- Luas masing – masing bidang sedang adalah 1 x 1 mm2
- Pengenceran darah 100x
- Tinggi kamar hitung 1/10 mm
- Faktor pengenceran 100 x 10 x 1
- Rumus :
Jumlah Trombosit = Jumlah Trombosit yang dihitung (N) x 1.000
Jika darah yang di pipet sampai tanda 0,5, berarti faktor pengenceran menjadi
2000, berarti jumlah trombosit (N) x 2000
Nilai Rujukan : 150.000 – 400.000 sel/mm3
D.
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Teknologi Laboratorium Medis
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jenis Pemeriksaan :
Gambar Hasil Pengamatan

Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

8
E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

9
10
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

11
PRAKTIKUM II
PENGAMATAN SEL ERITROSIT NORMAL DAN PREPRARAT THALASEMIA

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu membuat preparat SADT
2. Mahasiswa menjelaskan morfologi sel eritrosit normal
3. Mahasiswa menjelaskan morfologi sel eritrosit penderita thalasemia

B. Dasar Teori

12
Eritrosit normal berukuran 6-8um. Dalam sediaan hapus, eritrosit normal berukuran sama
dengan inti limfosit kecil dengan area ditengah berwarna pucat. Kelianan morfologi eritrosit
berupa kelainan ukuran (size), bentuk (shape), warna (staining characteristic) dan adanya
benda inklusi.
a. Kelaianan ukuran eritrosit
1. Normosit
Adalah eritrosit yang berukuran normal
6-8 um. Eritrosit normal berukuran sama
dengan inti limfosit kecil.
2. Mikrosit
Sel ini dapat berasal dari fragmentasi
eritrosit yang normal seperti pada
anemia hemolitik dan dapat pula terjadi
pada anemia defisiensi besi, thalassemia
mayor, anemia penyakit menahun dan
sindroma meilodisplasia
3. Makrosit
Adalah eritrosit yang berukuran lebih
dari 8um. Sel ini dijumpai pada anemia
megloblastik, penyakit hati menahun
berupa thin macrocytes dan pada
keadaan dengan retikulositosis, seperti
anemia hemolitik atau anemia pasca
perdarahan.

4. Anisositosis
Anisositosis tidak menunjukkan
suatu kelainan hematologik yang
spesifik. Keadaan ini ditandai
dengan adanya eritrosit dengan
ukuran yang tidak sama besar
dalam sediaan hapus darah tepi.
Anisositosis jelas terlihat pada

13
anemia mikrositik yang ada bersamaan dengan anemiamakrositik seperti pada anemia
gizi, penyakit mielodisplasia atau anemia yang berhasil dalam pengobatan.
5. Sel sabit
Sel seperti ini didapatkan pada penyakit
sel sabit homozigot (HbSS). Untuk
mendapatkan eritrosit yang berbentuk
sabit, eritrosit di inkubasi terlebih dahulu
dalam keadaan anoksia dengan
menggunakan reduktor (Na2S2O5 atau
Na2S2O3). Hal ini terutama dilakukan
pada penyakit sel sabit heterozigot.
6. Eritrosit berinti
Eritrosit berinti mungkin didapatkan
dalam sediaan darah hapus darah tepi
pada anemia berat, pada eritropoiesis
hiperaktif seperti anemia hemolitik,
neonatus, septikemia dan pasca
splenektomia. Selain itu dapat dijumpai
pula pada eritropoiesis ekstramedular
seperti mielofibrosis.

C. Metode Kerja
1. Alat
a) kaca objek
b) mikroskop
c) differential counter
d) Timer
e) Bak pewarnaan dan pengering
2. Bahan
- Sample darah
- Larutan giemsa/ wrigth
- Methanol
- Larutan buffer pH 6,4
- Preparat thalasemia

14
3. Cara Kerja
a. - Pembuatanm Sedian Apus Darah Tipis (SADT)
1. Teteskan satu tetes darah di atas kaca objek ± 2 cm darah tepi
2. Letakkan kaca tersebut di atas meja dengan darah di sebelah kanan
3. Dengan tangan kanan letakkan kaca penggeser di sebelah kiri tetesan
darah
4. Gerakkan ke kanan hingga menyentuh tetesan tersebut
5. Biarkan darah menempel dan menyebar rata di pinggir kaca penggeser
6. Segera geserkan kaca tersebut ke kiri dengan sudut 30o – 45o jangan
menekan kaca penggeser tersebut ke bawah
7. Biarkan sediaan tersebut kering di udara, lalu tulislah nama, tanggal
dan umur probandus
8. Panjang apusan ± ½ - 1/3 panjang kaca objek
9. Apusan makin ke ujung makin tipis

b. Pewarnaan Sedian Apus


1. Letakkan sediaan yang akan diwarnai pada bak pewarna dengan lapisan
darah di atas. Kemudian buat pengenceran giemsa dan buffer pH 6,4
(1:3). (Tetapi jika giemsa yang di gunakan sudah ready use tidak perlu
diencerkan lagi dengan buffer pH 6.4). setelah giemsa di encerkan
tuang di atas SADT yang telah di letakkan di bak pewarna, tuang
sampai seluruh SADT tertutupi oleh giemsa, Kemudian biarkan selama
± 15 menit.
2. Bilas secara hati-hati dengan air bersih.
3. Taruhlah sediaan dalam sikap lurus pada rak pengering
4. Periksa menggunakan mikroskop perbesaran 10 x 100
5. Periksa di bagian ekor atau bagian ujung SADT karena daerah ini
penyebaran sel merata.
6. Hitung tiap jenis leukosit yang didapat denngan menggnakan
differential counter, hitung sel jenis leukosit sampai 100 sel

Pengamatan preparate thalassemia

- Siapkan mikroskop thalasemia


- Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x
- Amati kelainan sel eritrosit yang terdapat pada preparate tersebut
- Gambar lah bermacam bentuk kelainan sel eritrosit
- Beri keterangan pada gambar macam-macam bentuk kelainan sel yang
terlihat.

15
D. Hasil
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Teknologi Laboratorium Medis
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jenis Pemeriksaan :
Hasil Pemeriksaan:

Keterangan gambar:

Keterangan gambar:

Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

16
E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

17
18
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

19
PRAKTIKUM III
HITUNG JENIS SEL LEKOSIT
A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan hitung jenis sel lekosit dalam darah
2. Mahasiswa mengetahui jumlah jenis sel lekosit per mm3 darah

B. Dasar Teori

C. Metode Kerja

20
1. Alat
a) kaca objek
b) mikroskop
c) differential counter
d) Timer
e) Bak pewarnaan dan pengering
2. Bahan
- Sample darah
- Larutan giemsa
- Methanol
- Larutan buffer pH 6,4
3. Cara Kerja
- Pembuatan Sedian Apus Darah Tipis (SADT)
1. Teteskan satu tetes darah di atas kaca objek ± 2 cm darah tepi
2. Letakkan kaca tersebut di atas meja dengan darah di sebelah kanan
3. Dengan tangan kanan letakkan kaca penggeser di sebelah kiri tetesan
darah
4. Gerakkan ke kanan hingga menyentuh tetesan tersebut
5. Biarkan darah menempel dan menyebar rata di pinggir kaca penggeser
6. Segera geserkan kaca tersebut ke kiri dengan sudut 30o – 45o jangan
menekan kaca penggeser tersebut ke bawah
7. Biarkan sediaan tersebut kering di udara, lalu tulislah nama, tanggal
dan umur probandus
8. Panjang apusan ± ½ - 1/3 panjang kaca objek
9. Apusan makin ke ujung makin tipis

Pewarnaan Sedian Apus


1. Letakkan sediaan yang akan diwarnai pada bak pewarna dengan lapisan
darah di atas. Kemudian buat pengenceran giemsa dan buffer pH 6,4
(1:3). (Tetapi jika giemsa yang di gunakan sudah ready use tidak perlu
diencerkan lagi dengan buffer pH 6.4). setelah giemdsa di encerkan
tuang di atas SADT yang telah di letakkan di bak pewarna, tuang
sampai seluruh SADT tertutupi oleh giemsa, Kemudian biarkan selama
± 15 menit.
2. Bilas secara hati-hati dengan air bersih.
3. Taruhlah sediaan dalam sikap lurus pada rak pengering
4. Periksa menggunakan mikroskop perbesaran 10 x 100

21
5. Periksa di bagian ekor atau bagian ujung SADT karena daerah ini
penyebaran sel merata.
6. Hitung tiap jenis leukosit yang didapat denngan menggnakan
differential counter, hitung sel jenis leukosit sampai 100 sel

D. Hasil
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Teknologi Laboratorium Medis
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jenis Pemeriksaan :

Jumlah
Macam sel jumlah
Total
Basofil
Eosinofil
Limfosit
Monosit
Neutrofil Batang
Neutrofil Segmen
Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

22
E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

23
24
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

25
PRAKTIKUM IV
PENGAMATAN PREPARAT NETROFILIA, AML DAN ALL
A. Tujuan
1. Mengamati preparat neutrophilia, AML dan ALL
B. Dasar Teori

26
Sel Leukosit yang sering dilaporkan ialah perkiraan jumlah, hitung jenis, dan kelainan
morfologi. Jumlah leukosit dilaporkan sebagai normal, meningkat atau menurun. Dalam
keadaan normal leukosit dapat dijumpai menurut urutan yang telah dibakukan adalah basofil,
eosinofil, neutrofil (batang) dan neutrofil (segmen), limfosit serta monosit. Keenam jenis
tersebut berbeda dalam ukuran , bentuk inti, warna sitoplasma serta granula didalamnya.
Kelainan morfologi leukosit dapat terjadi pada sitoplasma maupun inti.
a. Kelainan ukuran leukosit
1. Granulasi toksis
Kelainan granula yang
sering dijumpai adalah
granulasi toksis. Kelainan ini
didapatkan dalam sitoplasma
dari neutrofil berupa granula
kasar yang berwarna biru
kehitaman. Keadaan ini mungkin didapatkan pada infeksi bakteri akut, luka bakar dan
intoksikasi.
2. Agranulasi polimorfonuklear (PMN)
Agranulasi PMN adalah suatu keadaan dengan granula sedikit atau tidak didaptkan
sama sekali di dalam sitoplsma neutrofil, didapat pada sindroma mielodisplasia dan
leukemia granulositik kronik.
3. Vakuolisasi
terdapatnya lubang dalam sitoplasma
maupun inti sel, dikenal sebagai
vakuolisasi. Keadaan ini didapat dalam

27
sediaan hapus yang dibuat segar dari pasien dengan infeksi dan juga dapat ditemukan
dalam sediaan hapus yang dibuat dari darah darah yang tidak segar.
4. Batang Auer
Berupa batang kecil berwarna merah yang
mungkin ditemukan dalam sitoplasma dari
monoblas atau mieloblas, tapi tidak ditemukan
pada limfoblas dari leukimia akut.

5. Batang Auer multipel


Didapatkan batang Auer yang multipel (Sultan bodies) di dalam promielosit. Sel ini
disebut sel faggot, yang dijumpai pada leukemia promielositik akut.

6. Limfosit plasma biru atau plasmacytoid lymphocyte


Limfosit jenis ini mempunyai sitoplasma biru tua yang
mungkin didapatkan pada infeksi virus yang non
spesifik seperti demam berdarah dengue, influenza,
hepatitis, dan infeksi virus sitomegalo. Pada
mononukleosis infeksiosa didapatkan limfosit yang
mempunyai ukuran yang bervariasi dengan sitoplsma biru dan inti menyerupai
monosit.
7. Smudge cells
Smudge cells merupakan leukosit rusak waktu
pembuatan sediaan apus. Pada leukemia
limfositik kronik (LLK) didapatkan banyak
smudge cells yang berasal dari limfosit.

8. Badan dari Dohle


Kelaianan dalam sitoplsma neutrofil berupa
warna biru kehitaman. Warna biru ini
merupakan sisa RNA yang berasal dari

28
retikulum endoplasma, dijumpai pada infeksi, intoksikasi endogen atau eksogen dan
luka bakar.
b. Kelainan inti sel
1. Hipersegmentasi
Dalam keadaan normal, neutrofil terutama
mempunyai segmen inti 2 atau 3. Bila banyak
dijumpai neutrofil dengan segmen lebih dari 3,
keadaan ini disebut sebagai hipersegmentasi.
Keadaan ini dapat dijumpai pada anemia
megaloblastik, infeksi dan uremia. Pada leukimia granulositik kronik mungkin
didapatkan hipersegmentasi. Sel neutrofil dengan hipersegmentasi bila inti neutrofil
>5.

2. Anomali Pelger-Huet
Anomali Pelger-Huet dapat dijumpai pada
kelainan kongenital. Pada kelainan
kongenital yang heterozigot, neutrofil
berinti satu atau dua, kromatin padat
kadang kadang dalam keaadan piknosis
dihubungi oleh suatu benang kromatin
halus, sehingga gambaran seperti kaca mata. Pada bentuk homozigot
neutrofilmempunyai satu inti yang bulat dengan kromatin padat. Selain itu kelaianan
ini dapat dijumapai pula pada sindroma mielodisplasia.
3. Mitosis
Sel ini mengalami pembelahan inti pada anaphase. Sel
mengalami pembelahan kromosom menjadi 2 bagian.
Hal ini menunjukkan aktifitas hematopoiesis
meningkat.

C. Metode Kerja
1. Alat dan Bahan

29
- Mikroskop
- Preparat preparat netrofilia, AML dan ALL.

2. Cara Kerja
- Siapkan mikroskop preparat netrofilia, AML dan ALL
- Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x
- Gambar lah hasil preparat netrofilia, AML dan ALL
- Beri keterangan pada gambar macam-macam bentuk sel kelainan darah yang telihat.

D. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan Preparat..........
Keterangan Gambar.

Hasil pengamatan Preparat..........


Keterangan Gambar.

2. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

30
31
E. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

F. Daftar Pustaka
Tuliskan semua referensi yang digunakan sesuai dengan ketentuan penulisan daftar pustaka

Disetujui oleh:
Tanda Tangan Dosen Mata Nilai Tanda Tangan Mahasiswa
Ajar

32
PRAKTIKUM V
EOSINOFILIA & BASOFILIA

A. Tujuan
1. Mengamati preparat eosinophilia dan basofilia
B. Dasar Teori

C. Metode Kerja
1. Alat dan Bahan
- Mikroskop
- Preparat preparat eosinophilia dan basofilia

33
2. Cara Kerja
- Siapkan mikroskop preparat eosinophilia dan basofilia.
- Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x
- Gambar lah hasil preparat eosinophilia dan basofilia
- Hitung jenis eosinophilia dan basofilia pada preparat
- Beri keterangan pada gambar macam-macam bentuk sel kelainan darah yang telihat

D. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan Preparat..........
Keterangan Gambar.

Hasil pengamatan Preparat..........


Keterangan Gambar.

34
2. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

35
E. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

F. Daftar Pustaka
Tuliskan semua referensi yang digunakan sesuai dengan ketentuan penulisan daftar pustaka

Disetujui oleh:
Tanda Tangan Dosen Mata Nilai Tanda Tangan Mahasiswa
Ajar

36
PRAKTIKUM VI
EOSINOFILIA & BASOFILIA

A. Tujuan
1. Mengamati preparat eosinophilia dan basofilia
B. Dasar Teori

C. Metode Kerja
1. Alat dan Bahan
- Mikroskop
- Preparat preparat eosinophilia dan basofilia

37
2. Cara Kerja
- Siapkan mikroskop preparat eosinophilia dan basofilia.
- Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x
- Gambar lah hasil preparat eosinophilia dan basofilia
- Hitung jenis eosinophilia dan basofilia pada preparat
- Beri keterangan pada gambar macam-macam bentuk sel kelainan darah yang telihat

D. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan Preparat..........
Keterangan Gambar.

Hasil pengamatan Preparat..........


Keterangan Gambar.

38
2. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

39
E. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

F. Daftar Pustaka
Tuliskan semua referensi yang digunakan sesuai dengan ketentuan penulisan daftar pustaka

Disetujui oleh:
Tanda Tangan Dosen Mata Nilai Tanda Tangan Mahasiswa
Ajar

40
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN DENGAN METODE SAHLI
(Waktu praktikum:......../......../..........)

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan hemoglobin dengan metode sahli dan
strip test.
2. Mahasiswa mengetahui kadar hemoglobin dalam darah

C. Dasar Teori

41
D. Metode Kerja
1. Alat
- Gelas kimia
- Hemometer sahli :
 Tabung pengencer
 pipet Hb
 pipet tetes
 selang penghisap
 Alat POCT Hemoglobin
 Batang pengaduk
Bahan
 Sample darah
 HCl 0,1 N
 Akuadest
 Alkohol Swab
 Jarum lancet
 Strip test Hemoglobin merk Nesca
2. Cara Kerja
a. Metode Sahli
1. Masukkan HCl 0,1N ke dalam tabung pengencer sampai tanda.
2. Isap darah kapiler dengan pipet Hb sampai tanda 20µl
3. Apuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet
4. Segeralah alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer. Catat
waktu saat darah dicampurkan ke dalam HCl
5. Homogenkan campuran HCl dan darah dengan cara memipet kembali
campurtan tersebut ke dalam pipet Hb kemudian lepaskan lagi campuran
tersebut ke dalam tabung
6. Tambahkan akuades, tetes demi tetes sambil mengaduk isi tabung sampai
diperoleh warna isis tabung sama dengan warna standar yang ada di
komparator

42
7. Bila sudah sama hentikan penambahan akuades, baca kadar dengan cara
membaca skala yang ada di tabung pengencer, hasil di beri satuan gr% ( gr%
= gr/100ml= gr/dl)
b. Metode Strip Test POCT
1. Bersihkan satu ujung jari pasien dengan alkohol swab.
2. Tunggu sampai kering.
3. Pasang jarum pada lancet, dan ukur ketebalan tusuk jarum, sesuai kondisi
pasien. Paling umum ketebalan pada posisi 3.
4. Pasang strip Hb pada alat POCT.
5. Tempelkan jarum lancet pada ujung jari yang telah disterilkan.
6. Usap dengan tisu kering darah yang pertama kali keluar.
7. Ambil darah yang keluar kedua setelah di usap tempelkan ke strip test yang
telah terpasang dengan alat.
8. Tunggu 20 detik alat mengukur dan catat hasil bandingkan dengan hasil
metode sahli.
Nilai rujukan :
Perempuan : 12-16 gr%
Laki-laki : 14-18 gr%
Bayi : 12 – 24 gr%

E.
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jenis Pemeriksaan :

43
Gambar Hasil Pengamatan

Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

44
45
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

46
PRAKTIKUM NILAI HEMATOKRIT
(Waktu praktikum:......../......../..........)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan nilai hematokrit dengan metode mikro

B. Dasar Teori

47
C. Metode Kerja
1. Alat
a. Alat
- Tabung kapiler berukuran 75 mm, berdiameter 1 mm
- Mikrohematokrit sentrifuge
- Skala pembaca mikrohematokrit
- Dempul
b. Bahan
- Sample darah
- Antikoagulan EDTA / Heparin

2. Cara Kerja
1) Tabung kapiler di isi dengan sample darah minimal 5 cm atau 2/3 penuh
2) Bagian ujung yang kosong di tutup dengan dempul agar darah tidak tumpah
3) Tabung yang telah diisi sample ditempatkan di alur radial mikrohematokrit yang
di sentrifugasi, bagian ujung yang tertutup berada jauh dari pusat
4) Sentrifugasi selama 5 menit pada 10.000 - 12.000 rpm
5) Tabung kapiler tidak mempunyai skala, oleh karena itu untuk mengukur tinggi
kolom eritrosit harus menggunakan skala pembaca hematokrit dengan ukuran
millimeter dan menggunakan lensa pembesar.

D.
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :

48
Jenis Pemeriksaan :
Gambar Hasil Pengamatan

Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

49
50
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

51
PRAKTIKUM VI
PEMERISKAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)
(Waktu praktikum:......../......../..........)

A. Tujuan
- Mahasiswa mampu melakukan laju endap darah dengan metode westergreen
- Mahasiswa mengetahui keepatan laju endap darah dengan metode westergreen

B. Dasar Teori

52
C. Metode Kerja
1. Alat
- Tabung westergreen
- Rak tabung
- Spuit injeksi
- Vacutainer Tube
- Gekas kimia
- Timer
- Pipet volume 1 ml
2. Bahan
- Darah lengkap dengan antikoagulan ataaau tanpa antikoagulan

II.2 Metode WesterGreen


Pra analitik
Persiapan Sample
I..1 Darah vena ditampung dalam vacutainer dengan EDTA encerkan
darah tersebut dengan larutan natrium sitrat 0,109 M atau NaCl
0,9% dengan perbandingan 4:1
I..2 Prinsip : mengukur kecepatan sedimentasi sel eritrosit di dalam
plasma dengan pengaruh gaya gravitasi selama 1 jam

Analitik
1. Isi tabung wetergreen dengan darah yang telah di encerkan sampai
garis 0. Tabung harus dalam kondisi bersih dan kering
2. Letakkan tabung pada rak dan perhatikan supaya kondisinya betuil-
betul tegak lurus pada suhu 18-25oC. Jauhkan dari cahaya matahari
dengan getaran
3. Setelah tepat 1 jam, baca hasil dalam mm/jam
Pasca Analitik
Baca ketinggian eritrosit yang mengendap pada tabung westergreen dengan cara
melihat perbatasan antara plasma dan eritrosit

53
Nilai Rujukan
Laki-laki : 0 – 20 mm/jam
Perempuan : 0 – 15 mm/ jam

D.
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jenis Pemeriksaan :
Gambar Hasil Pengamatan

Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

54
E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

55
56
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

57
PRAKTIKUM VII
PEMERIKSAAN volume ERITROSIT RERATA/
MEAN CORPUSCULAR VOLUME (MCV)
(Waktu praktikum:......../......../..........)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan nilai hematrokrit dan jumlah eritrosit.
2. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan nilai eritrosit rerata untuk mengetahui
ukuran dan banyaknya hemoglobin di dalam eritrosit.

B. Dasar Teori

58
C. Metode Kerja
1. Alat
1. Hemocytometer :
2. Pipet thoma eritrosit
3. Selang penghisap
4. Kamar hitung improved neubauer
5. Mikropipet 20 dan 1000 µl
6. Beacker glass
7. Pipet tetes dan pipet volume 1 ml
8. Mikroskop
9. Tabung reaksi
10. Tabung kapiler berukuran 75 mm, berdiameter 1 mm
11. Mikrohematokrit sentrifuge
12. Skala pembaca mikrohematokrit
13. Dempul
2. Bahan
1. Sample darah
2. Antikoagulan EDTA / Heparin
3. Larutan Gower
Natrium Sulfat 12,5 gr
Asam asetat glacial 33,3 gr
Akuades 200 ml
Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux sel-sel eritrosit. Saringlah larutan
sebelum digunakan.
4. Alkohol swab
3. Cara Kerja
1. Lakukan perhitungan eritrosit
A. Cara Pipet
1. Pipet sample darah menggunakan pipet thoma eritrosit sampai tanda 0.5
2. Sampel darah diencerkan dengan larutan pengencer sampai tanda 101 (pengenceran
1 : 200)

59
3. Homogenkan larutan selama ± 3 menit
B. Pengisian Kamar Hitung
1. Basahi sisi kiri dan kanan kamar hitung dengan tisu basah (jangan sampai terlalu
basah)
2. Letakkan kaca penutup tepat di atas kamar hitung
3. Isi kamar hitung dengan larutan melalui sisi atas dan bawah kaca penutup
4. Hisap larutan yang berlebih menggunakan tissue
5. Pengisian kamar hitung harus di ulang bila terjadi hal – hal berikut:
 Terlalu banyak cairan yang masuk sehingga mengisi parit kamar hitung
 Kamar hitung tidak terisi sepenuhnya
 Terdapat gelembung udara dalam kamar hitung
6. Bila menggunakan pipet leukosit sebelum pengisiam ke kamar hitung buanglah 3-4
tetes larutan. Isikan ke dalam kamar hitung tersebut pada tetesan berikutnya
7. Kamar hitung setelah di isi dibiarkan selama ± 3 menit agar sel yang akan dihitung
tidak mengalir sehingga menyulitkan perhitungan
8. Bila perhitungan jumlah sel di dalam kamar hitung di tunda, sebaiknya kamar hitung
dimasukkan ke dalam kapas atau kertas saring basah.
C. Menghitung Jumlah Eritrosit
1. Letakkan kamar hitung dengan hati-hati di bawah mikroskop dalam keadaan rata.
Turunkan kondensor atau kecilkan diafragma, gunakanlah pembesaran kecil untuk
mencari daerah yang akan diperiksa.
2. Hitung eritrosit di lima bidang sedang kemudian jumlahkan
3. Hitung jumlah eritrosit dimulai dari sudut kiri atas, lalu ke kanan, kemudian turun ke
bawah dan dari kanan ke kiri. Kadang ada sel yang menyinggung garis suatu bidang,
sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di hitung.
Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak boleh
dihitung. Cara seperti ini di ulang pada ke empat bidang besar.
D. Perhitungan
- Luas masing – masing bidang sedang adalah 1/5 x 1/5 mm2 atau 0,2 x 0,2 mm2
- Pengenceran darah 200x
- Tinggi kamar hitung 1/10 mm
- Faktor pengenceran 5 x 10 x 200 = 10.000
- Rumus :
Jumlah eritrosit = Jumlah Eritrosit yang dihitung (N) x10.000

Nilai rujukan
Laki – laki dewasa : 4,5 Juta – 5,5 juta sel/mm3
Wanita dewasa : 4 juta – 5 juta sel/mm3
Anak – anak : 4,2 Juta – 5,2 Juta sel/mm3
Bayi (1-6 bulan) : 3,8 Juta – 5,2 juta Sel/ mm3
Bayi Baru lahir : 5 juta – 6 juta Sel/mm3

2 Lakukan pemeriksaan hematokrit


1) Tabung kapiler di isi dengan sample darah minimal 5 cm atau 2/3 penuh
2) Bagian ujung yang kosong di tutup dengan dempul agar darah tidak tumpah

60
3) Tabung yang telah diisi sample ditempatkan di alur radial mikrohematokrit yang
di sentrifugasi, bagian ujung yang tertutup berada jauh dari pusat
4) Sentrifugasi selama 5 menit pada 10.000 - 12.000 rpm
5) Tabung kapiler tidak mempunyai skala, oleh karena itu untuk mengukur tinggi
kolom eritrosit harus menggunakan skala pembaca hematokrit dengan ukuran
millimeter dan menggunakan lensa pembesar.

3. Lakukan Perhitungan Volume Eritrosit Rerata (VER) atau Mean Corpuscular


Volume (MCV) dengan formula sebagai berikut :

VER = nilai hematokrit x 10 fL


Jumlah eritrosit
Contoh Perhitungan :
Nilai hematokrit 45%, Jumlah eritrosit 5,0 juta/uL
Nilai HER = 45 x 10 = 90 fL
5,0
Nilai Rujukan = 82-92 fL
Catatan:
1. Nilai eritrosit rerata dipakai untuk mengetahui volume eritrosit rerata yang diketahui dari nilai
VER dan banyaknya hemoglobin dalam satu eritrosit rerata dapat dilihat dari nilai HER serta
untuk mengetahui konsentrasi hemoglobin rerata dalam satu eritosit dilihat pada nilai KHER.
2. Nilai eritrosit rerata dipakai untuk penggolongan anemia berrdasarkan morfologi. Dikenal 3
macam penggolongan anemia yaitu :
 Anemia mikrositik hipokrom bila VER < 82 fL dan HER < 27 pg dengan atau tanpa
KHER< 31 g/dL.
 Anemia normositik normokrom bila VER normal dan HER normal.
 Anemia makrositik bila VER > 92fL dan HER normal.
3. Nilai eritrosit rerata sebaiknya dikonfirmasi dengan melihat morfologi eritrosit dalam sediaan
hapus darah tepi.

61
D. Hasil
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jenis Pemeriksaan :
Gambar Hasil Pengamatan

Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

62
63
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

64
PRAKTIKUM VIII
PEMERIKSAAN NILAI HEMOGLOBIN ERITROSIT RERATA/
MEAN CORPUSCULAR HEMOGLOBIN (MCH)
(Waktu praktikum:......../......../..........)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan nilai hemoglobin dan jumlah eritrosit.
2. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan nilai eritrosit rerata untuk mengetahui
ukuran dan banyaknya hemoglobin di dalam eritrosit.

B. Dasar Teori

65
C. Metode Kerja
1. Alat
1. Hemocytometer :
2. Pipet thoma eritrosit
3. Selang penghisap
4. Kamar hitung improved neubauer
5. Mikropipet 20 dan 1000 µl
6. Beacker glass
7. Pipet tetes dan pipet volume 1 ml
8. Mikroskop
9. Tabung reaksi
10. Hemometer sahli :
 Tabung pengencer
 pipet Hb
 pipet tetes
 selang penghisap
 batang pengaduk
2. Bahan
1. Sample darah
2. Antikoagulan EDTA / Heparin
3. Larutan Gower
Natrium Sulfat 12,5 gr
Asam asetat glacial 33,3 gr
Akuades 200 ml
Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux sel-sel eritrosit. Saringlah larutan
sebelum digunakan.
4. HCl 0,1 N
5. Alkohol swab

66
3. Cara Kerja
1. Lakukan perhitungan eritrosit
A. Cara Pipet
1. Pipet sample darah menggunakan pipet thoma eritrosit sampai tanda 0.5
2. Sampel darah diencerkan dengan larutan pengencer sampai tanda 101 (pengenceran
1 : 200)
3. Homogenkan larutan selama ± 3 menit
B. Pengisian Kamar Hitung
1. Basahi sisi kiri dan kanan kamar hitung dengan tisu basah (jangan sampai terlalu
basah)
2. Letakkan kaca penutup tepat di atas kamar hitung
3. Isi kamar hitung dengan larutan melalui sisi atas dan bawah kaca penutup
4. Hisap larutan yang berlebih menggunakan tissue
5. Pengisian kamar hitung harus di ulang bila terjadi hal – hal berikut:
 Terlalu banyak cairan yang masuk sehingga mengisi parit kamar hitung
 Kamar hitung tidak terisi sepenuhnya
 Terdapat gelembung udara dalam kamar hitung
6. Bila menggunakan pipet leukosit sebelum pengisiam ke kamar hitung buanglah 3-4
tetes larutan. Isikan ke dalam kamar hitung tersebut pada tetesan berikutnya
7. Kamar hitung setelah di isi dibiarkan selama ± 3 menit agar sel yang akan dihitung
tidak mengalir sehingga menyulitkan perhitungan
8. Bila perhitungan jumlah sel di dalam kamar hitung di tunda, sebaiknya kamar hitung
dimasukkan ke dalam kapas atau kertas saring basah.
C. Menghitung Jumlah Eritrosit
1. Letakkan kamar hitung dengan hati-hati di bawah mikroskop dalam keadaan rata.
Turunkan kondensor atau kecilkan diafragma, gunakanlah pembesaran kecil untuk
mencari daerah yang akan diperiksa.
2. Hitung eritrosit di lima bidang sedang kemudian jumlahkan
3. Hitung jumlah eritrosit dimulai dari sudut kiri atas, lalu ke kanan, kemudian turun ke
bawah dan dari kanan ke kiri. Kadang ada sel yang menyinggung garis suatu bidang,
sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di hitung.
Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak boleh
dihitung. Cara seperti ini di ulang pada ke empat bidang besar.
D. Perhitungan
- Luas masing – masing bidang sedang adalah 1/5 x 1/5 mm2 atau 0,2 x 0,2 mm2
- Pengenceran darah 200x
- Tinggi kamar hitung 1/10 mm
- Faktor pengenceran 5 x 10 x 200 = 10.000
- Rumus :
Jumlah eritrosit = Jumlah Eritrosit yang dihitung (N) x10.000

Nilai rujukan
Laki – laki dewasa : 4,5 Juta – 5,5 juta sel/mm3
Wanita dewasa : 4 juta – 5 juta sel/mm3
Anak – anak : 4,2 Juta – 5,2 Juta sel/mm3

67
Bayi (1-6 bulan) : 3,8 Juta – 5,2 juta Sel/ mm3
Bayi Baru lahir : 5 juta – 6 juta Sel/mm3

2. Lakukan Pemeriksaan Hemoglobin


a) Masukkan HCl 0,1N ke dalam tabung pengencer sampai tanda.
b) Isap darah kapiler dengan pipet Hb sampai tanda 20µl
c) Apuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet
d) Segeralah alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer. Catat waktu
saat darah dicampurkan ke dalam HCl
e) Homogenkan campuran HCl dan darah dengan cara memipet kembali
campurtan tersebut ke dalam pipet Hb kemudian lepaskan lagi campuran
tersebut ke dalam tabung
f) Tambahkan akuades, tetes demi tetes sambil mengaduk isi tabung sampai
diperoleh warna isis tabung sama dengan warna standar yang ada di komparator
g) Bila sudah sama hentikan penambahan akuades, baca kadar dengan cara
membaca skala yang ada di tabung pengencer, hasil di beri satuan gr% ( gr% =
gr/100ml= gr/dl)
Nilai rujukan :
Perempuan : 12-16 gr%
Laki-laki : 14-18 gr%
Bayi : 12 – 24 gr%
3. Lakukan Perhitungan Hemoglobin Eritrosit Rerata atau Mean Corpuscular
Hemoglobin (MCH) dengan formula sebagai berikut :

HER = Kadar hemoglobin x 10 pg


Jumlah eritrosit
Contoh Perhitungan :
Kadar Hemoglobin 15 g/dL, Jumlah eritrosit 5,0 juta/uL
Nilai HER = 15 x 10 = 30 pg
5,0
Nilai Rujukan = 27 - 31 pg.

68
Catatan:
1. Nilai eritrosit rerata dipakai untuk mengetahui volume eritrosit rerata yang diketahui dari nilai
VER dan banyaknya hemoglobin dalam satu eritrosit rerata dapat dilihat dari nilai HER serta
untuk mengetahui konsentrasi hemoglobin rerata dalam satu eritosit dilihat pada nilai KHER.
2. Nilai eritrosit rerata dipakai untuk penggolongan anemia berrdasarkan morfologi. Dikenal 3
macam penggolongan anemia yaitu :
 Anemia mikrositik hipokrom bila VER < 82 fL dan HER < 27 pg dengan atau tanpa
KHER< 31 g/dL.
 Anemia normositik normokrom bila VER normal dan HER normal.
 Anemia makrositik bila VER > 92fL dan HER normal.
3. Nilai eritrosit rerata sebaiknya dikonfirmasi dengan melihat morfologi eritrosit dalam sediaan
hapus darah tepi.

D.
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jenis Pemeriksaan :
Gambar Hasil Pengamatan

Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

69
E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

70
71
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

72
PRAKTIKUM IX
PEMERIKSAAN NILAI KONSENTRASI HEMOGLOBIN ERITROSIT RERATA
(KHER)/ MEAN CORPUSCULAR HEMOGLOBIN CONCENTRATION (MCHC)
(Waktu praktikum:......../......../..........)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan eritrosit rerata untuk mengetahui
ukuran dan banyaknya hemoglobin didalam eritrosit.
2. Mahasiswa mampu menghitung nilai hemoglobin dalam satu eritrosit.

B. Dasar Teori

73
C. Metode Kerja
1. Alat
1) Tabung reaksi
2) Tabung kapiler berukuran 75 mm, berdiameter 1 mm
3) Mikrohematokrit sentrifuge
4) Skala pembaca mikrohematokrit
5) Dempul
6) Hemometer sahli :
 Tabung pengencer
 pipet Hb
 pipet tetes
 selang penghisap
 batang pengaduk
2. Bahan
1. Sample darah
2. Antikoagulan EDTA / Heparin
3. HCl 0,1 N

3. Cara Kerja
1. Lakukan pemeriksaan hematokrit
6) Tabung kapiler di isi dengan sample darah minimal 5 cm atau 2/3 penuh
7) Bagian ujung yang kosong di tutup dengan dempul agar darah tidak tumpah
8) Tabung yang telah diisi sample ditempatkan di alur radial mikrohematokrit yang
di sentrifugasi, bagian ujung yang tertutup berada jauh dari pusat
9) Sentrifugasi selama 5 menit pada 10.000 - 12.000 rpm
10) Tabung kapiler tidak mempunyai skala, oleh karena itu untuk mengukur tinggi
kolom eritrosit harus menggunakan skala pembaca hematokrit dengan ukuran
millimeter dan menggunakan lensa pembesar.
2. Lakukan Pemeriksaan Hemoglobin

74
h) Masukkan HCl 0,1N ke dalam tabung pengencer sampai tanda.
i) Isap darah kapiler dengan pipet Hb sampai tanda 20µl
j) Apuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet
k) Segeralah alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer. Catat waktu
saat darah dicampurkan ke dalam HCl
l) Homogenkan campuran HCl dan darah dengan cara memipet kembali
campurtan tersebut ke dalam pipet Hb kemudian lepaskan lagi campuran
tersebut ke dalam tabung
m) Tambahkan akuades, tetes demi tetes sambil mengaduk isi tabung sampai
diperoleh warna isis tabung sama dengan warna standar yang ada di komparator
n) Bila sudah sama hentikan penambahan akuades, baca kadar dengan cara
membaca skala yang ada di tabung pengencer, hasil di beri satuan gr% ( gr% =
gr/100ml= gr/dl)
Nilai rujukan :
Perempuan : 12-16 gr %
Laki-laki : 14-18 gr %
Bayi : 12 – 24 gr %

3. Hitung nilai konsentrasi hemoglobin eritrosit rerata (KHER) dengan formula sebagai
berikut:
KHER = kadar hemoglobin x 100 g/dL
Nilai hematokrit
Contoh perhitungan:
1. Kadar hemoglobin 15 g/dL, jumlah hematokrit 45%
Nilai KHER = 15 x100 = 3.3 g/dL
45
Nilai rujukan = 31 – 36 g/dL

Catatan:
1. Nilai eritrosit rerata dipakai untuk mengetahui volume eritrosit rerata yang diketahui dari nilai
VER dan banyaknya hemoglobin dalam satu eritrosit rerata dapat dilihat dari nilai HER serta
untuk mengetahui konsentrasi hemoglobin rerata dalam satu eritosit dilihat pada nilai KHER.
2. Nilai eritrosit rerata dipakai untuk penggolongan anemia berrdasarkan morfologi. Dikenal 3
macam penggolongan anemia yaitu :
 Anemia mikrositik hipokrom bila VER < 82 fL dan HER < 27 pg dengan atau tanpa
KHER< 31 g/dL.
 Anemia normositik normokrom bila VER normal dan HER normal.
 Anemia makrositik bila VER > 92fL dan HER normal.

75
3. Nilai eritrosit rerata sebaiknya dikonfirmasi dengan melihat morfologi eritrosit dalam sediaan
hapus darah tepi.

D. Hasil
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jenis Pemeriksaan :
Gambar Hasil Pengamatan

Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

76
77
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

78
PRAKTIKUM X
MENGHITUNG JUMLAH RETIKULOSIT
(Waktu praktikum:......../......../..........)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan jumlah retikulosit dalam darah
2. Mahasiswa mengetahui jumlah Retikulosit per mm3 darah

B. Dasar Teori

79
C. Metode Kerja
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Waterbath
c. Spuit injeksit
d. Kapas alkohol
e. Kaca objek
2. Bahan
a. Sample Darah dengan antikoagulan atau tanpa antikoagulan
b. larutan pewarna Metylen blue atau BCB ( Brilliant Creassyl Blue)
Brilliant Cressyl Blue atau
New Methylen blue 1 gr
Larutan sitrat salin 100 mL
Larutan sitrat salin dibuat dengan mencampur 1 bagian, larutan natrium sitrat 30
g/L dengan 4 bagian larutan NaCl 9,0 g/L

3. Cara Kerja
Cara kering
1. Masukkan 2 tetes larutan BCB / metylen blue yang telah disaring ke
dalam tabung serologis
2. Dengan pipet tetes, hisaplah darah dari ujung jari atau dapat juga darah
vena dengan antikoagulan EDTA, masukkan 2 tetes darah dalam
tabung serologis yang berisi larutan BCB dan di campur baik – baik
3. Sumbatlah tabung dengan kapas dan biarkan minimal 30 menit dalam
penangas air dengan suhu 37o
4. Homogenkan tabung dengan cara dikocok dan ambillah 1 tetes lalu
letakkan di atas objek glass
5. Buatlah sedian apus darah tipis dari campuran darah yang telah di
panasi dalam penangas air
6. Bairkan sediaan kering oleh udara
7. Periksalah menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 100, dan
hitung berapa banyak retikulosit dianatara 1000 eritrosit.

80
Cara Basah
1. Letakkan 1 tetes zat warna ke atas kaca objek dan biarkan mengering
dalam suhu kamar
2. Teteskan 1 tetes darah di atas bercak zat warna yang telah mengering
dan campur darah dengan zat warna tersebut dengan bantuan ujung
kaca objek, bualah sediaan darah tipis
3. Tutuplah dengan cover glass
4. Biarkan beberapa menit dengan memasukkan sediaan ke dalam cawan
petri
5. Periksalah menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 100, dan
hitung berapa banyak retikulosit dianatara 1000 eritrosit.

Perhitungan :
Hitung Retikulosit Relatif (HRR):
100 x ∑ Retikulosit = …
∑ eristrosit

Hitung Retikulosit Absolut (HRA):


HRR x 4,0 juta/µl = … %

Nilai Nornal
HRR 0,5 – 2,0 %
HRA Laki laki : 24.000 /µl – 110.000 /µl
Wanita : 24.000 /µl – 95.000/µl

81
Sumber Kesalahan :
1. Pada anemia berat, volume darah yang haruslebih banyak dari zat warna yang di
pakai, demikian pula sebaliknya
2. Zat warna yang tidak disaring mungkin mengendap pada eritrosit sehingga
mengganggu pembacaan sediaan
3. Waktu inkubasi campuran antara darah dan zat warna kurang lama, paling sedikit
diperlukan waktu 30 menit
4. Sebelum membuat sediaan, campuran darah dan zat warna tidak sampai dicampur
sampai homogen. Retikulosit mempunyai berat jenis yang lebih rendah dari eritrosit
sehingga cenderung berada di bagian atas dari campuran. Oleh karena itu campuran
antara darah dengan zat warna perlu di campur dengan baik sebelum di buat sediaan
apus.
5. Menghitung di daerah yang jumlah eritrositnya terlalu padat
6. Jumlah eritrosit yang dihitung tidak mencapai 1000 atau tidak mencapai 10 lapangan
pandang
7. Kesalahan dalam membedakan badan Heinz dan retikulosit

D. Hasil
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jenis Pemeriksaan :
Gambar Hasil Pengamatan

82
Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

83
84
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

85
PRAKTIKUM XI
MENGHITUNG JUMLAH NETROFIL
(Waktu praktikum:......../......../..........)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan jumlah netrofil dalam darah
2. Mahasiswa mengetahui jumlah netrofil per mm3 darah

B. Dasar Teori

86
C. Metode Kerja
1. Alat
a. Mikroskop
2. Bahan
a. Preparat apusan darah tepi
3. Cara Kerja
- Siapkan mikroskop preparat apusan darah tepi
- Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x
- Hitung jenis Neutrophil pada preparat
- Gambar lah bermacam bentuk sel neutrophil
- Beri keterangan pada gambar macam-macam bentuk sel netrofil yang telihat.

D. Hasil
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jenis Pemeriksaan :

87
Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan Gambar.

Hasil pengamatan Preparat..........


Keterangan Gambar.

Hasil hitung jumlah preparat.

Myeloblast Promyelocyte Myelocyte Metamyelocyte Band Segmented


neutrophil neutrophil

88
Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

89
90
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

91
PRAKTIKUM XII
MENGHITUNG JUMLAH EOSINOFIL
(Waktu praktikum:......../......../..........)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan jumlah eosinofil dalam darah
2. Mahasiswa mengetahui jumlah eosinofil per mm3 darah

B. Dasar Teori

92
C. Metode Kerja
1. Alat
a. Mikroskop
2. Bahan
a. Preparat apusan darah tepi
3. Cara Kerja
- Siapkan mikroskop preparat apusan darah tepi
- Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x
- Hitung eosinofil pada preparat
- Gambar lah bermacam bentuk sel eosinofil
- Beri keterangan pada gambar macam-macam bentuk sel eosinofil yang telihat.

93
D. Hasil
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jenis Pemeriksaan :

Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan Gambar.

Hasil pengamatan Preparat..........


Keterangan Gambar.

Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

94
E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

95
96
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

97
PRAKTIKUM XIII
MENGHITUNG JUMLAH BASOFIL
(Waktu praktikum:......../......../..........)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan jumlah basofil dalam darah
2. Mahasiswa mengetahui jumlah basofil per mm3 darah

B. Dasar Teori

98
C. Metode Kerja
1. Alat
a. Mikroskop
2. Bahan
a. Preparat apusan darah tepi
3. Cara Kerja
- Siapkan mikroskop preparat apusan darah tepi
- Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x
- Hitung basofil pada preparat
- Gambar lah bermacam bentuk sel basofil
- Beri keterangan pada gambar macam-macam bentuk sel basofil yang telihat.

99
D. Hasil
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jenis Pemeriksaan :

Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan Gambar.

Hasil pengamatan Preparat..........


Keterangan Gambar.

Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

100
E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

101
102
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

103
PRAKTIKUM XIV
MENGHITUNG JUMLAH MONOSIT
(Waktu praktikum:......../......../..........)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan jumlah monosit dalam darah
2. Mahasiswa mengetahui jumlah monosit per mm3 darah

B. Dasar Teori

104
C. Metode Kerja
1. Alat
a. Mikroskop
2. Bahan
a. Preparat apusan darah tepi
3. Cara Kerja
- Siapkan mikroskop preparat apusan darah tepi
- Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x
- Hitung monosit pada preparat
- Gambar lah bermacam bentuk sel monosit
- Beri keterangan pada gambar macam-macam bentuk sel monosit yang telihat.

105
D. Hasil
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jenis Pemeriksaan :

Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan Gambar.

Hasil pengamatan Preparat..........


Keterangan Gambar.

Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

106
E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

107
108
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

109
PRAKTIKUM XV
MENGHITUNG HITUNG JENIS SEL LEKOSIT
(Waktu praktikum:......../......../..........)

D. Tujuan
3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan hitung jenis sel lekosit dalam darah
4. Mahasiswa mengetahui jumlah jenis sel lekosit per mm3 darah

E. Dasar Teori

110
F. Metode Kerja
3. Alat
f) kaca objek
g) mikroskop
h) differential counter
i) Timer
j) Bak pewarnaan dan pengering
4. Bahan
- Sample darah
- Larutan giemsa
- Methanol
- Larutan buffer pH 6,4
3. Cara Kerja
c. - Pembuatanm Sedian Apus Darah Tipis (SADT)
10. Teteskan satu tetes darah di atas kaca objek ± 2 cm darah tepi
11. Letakkan kaca tersebut di atas meja dengan darah di sebelah kanan
12. Dengan tangan kanan letakkan kaca penggeser di sebelah kiri tetesan
darah
13. Gerakkan ke kanan hingga menyentuh tetesan tersebut
14. Biarkan darah menempel dan menyebar rata di pinggir kaca penggeser
15. Segera geserkan kaca tersebut ke kiri dengan sudut 30o – 45o jangan
menekan kaca penggeser tersebut ke bawah
16. Biarkan sediaan tersebut kering di udara, lalu tulislah nama, tanggal
dan umur probandus
17. Panjang apusan ± ½ - 1/3 panjang kaca objek
18. Apusan makin ke ujung makin tipis

d. Pewarnaan Sedian Apus


1. Letakkan sediaan yang akan diwarnai pada bak pewarna dengan lapisan
darah di atas. Kemudian buat pengenceran giemsa dan buffer pH 6,4
(1:3). (Tetapi jika giemsa yang di gunakan sudah ready use tidak perlu
diencerkan lagi dengan buffer pH 6.4). setelah giemdsa di encerkan
tuang di atas SADT yang telah di letakkan di bak pewarna, tuang
sampai seluruh SADT tertutupi oleh giemsa, Kemudian biarkan selama
± 15 menit.
2. Bilas secara hati-hati dengan air bersih.

111
3. Taruhlah sediaan dalam sikap lurus pada rak pengering
4. Periksa menggunakan mikroskop perbesaran 10 x 100
5. Periksa di bagian ekor atau bagian ujung SADT karena daerah ini
penyebaran sel merata.
6. Hitung tiap jenis leukosit yang didapat denngan menggnakan
differential counter, hitung sel jenis leukosit sampai 100 sel

D. Hasil
Laboratorium Hematologi
Program Studi DIII Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jenis Pemeriksaan :

Jumlah
Macam sel jumlah
Total
Basofil
Eosinofil
Limfosit
Monosit
Neutrofil Batang
Neutrofil Segmen
Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

Interpretasi Hasil Pemeriksaan :

112
E. Pembahasan
Analisis data sesuai dengan hasil praktikum

113
114
F. Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan praktikum

Daftar Pustaka

Disetujui oleh :
Tanda Tangan Dosen Mata Ajar Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

115
Daftar Pustaka

Gandasoebrata R. 2013. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat :Jakarta

Theml, Harald et al.,2004. Color Atlas of Hematology. Thieme : New York.

WHO. 2011. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan Edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.

116

Anda mungkin juga menyukai