Anda di halaman 1dari 28

PANDUAN PRAKTIKUM

HEMATOIMMUNOLOGY

1. Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit dan Hitung Jenis


Leukosit
1.1 Hitung Jumlah Leukosit
1.1.1 Landasan Teori
Menghitung jumlah leukosit di dalam darah per satuan
volume darah dengan cara manual. Metode ini merupakan metode
dasar perhitungan yang sederhana. Pertama-tama dilakukan
pengenceran terlebih dahulu darah yang akan diperiksa dengan
menggunakan larutan Turk. Selanjutnya perhitungan
menggunakan pipet dan kamar hitung.1

Gambar 1.1: Kamar Hitung Improved Neubauer


(Haemocytometer)

1
Gambar 1.2: Diagram Kamar Hitung Improved Neubauer

2
Bidang 1, 2, 3, dan 4 masing-masing 1 mm2 digunakan pada
hitung jumlah Leukosit.
Kamar Hitung Improved Neubauer (dibawah mikroskop)

Gambar 1.3: Penampang dalam 0.1 mm

3
1.1.2 Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan:
Pipet Leukosit
Hemolet / lancet
Kapas alkohol
Kamar hitung Improved Neubauer
Kaca penutup
Mikroskop
Bahan:

Reagensia: Larutan Turk (saring sebelum dipakai)


1.1.3 Cara Kerja
- Sampel darah kapiler atau darah EDTA / Oksalat.
- Pipet lekosit diisi dengan darah sampai garis 0,5 bila
diduga leukopeni sampai garis 1, bersihkan ujung pipet
dengan kertas tisuue.
- Sambil menahan darah pada ujung pipet, isi pipet dengan
larutan Turk sampai angka 11. Hati-hati jangan sapai
terjadi gelembung udara.
- Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan
ujung jari lalu lepaskan karet penghisap.
- Tekanlah kedua ujung pipet dengan kedua jari kemudian
di goyang selama 3 – 5 menit.jika tidak segera dihitung,
letakkanlah daam sikap horisontal.
- Buang 3 tetes larutan tersebut, kemudian dengan
membuat sudut 30 derajat teteskan larutan ke dalam
kamar hitung yang telah ditutup dengan kaca penutup
- Diamkan kamar hitung selama 2 – 3 menit.
- Hitung di bawah mikroskop dengan pembesar 10x
bidang besar kamar hitung A + B + C +D
- Perhitungan :

Jumlah lekosit adalah =


ATAU

(A+B+C+D) x 50/mm3

Nilai Normal : 4000 – 10.000/mm3


Keterangan : Pengencer pipet 20x, luas bidang besar 1 mm2
dan tinggi kamar hitung 1/10 mm. Lekosit yang dihitung
dalam 4 bidang besar adalah A+B+C+D. Jumlah luasnya 4
mm3.
Faktor perkalian

1.2 Hitung Jenis Leukosit

1.2.2 Alat dan Bahan

Alat yang diperlukan:

Object glass
Mikroskop
Hemolet / lancet
Kapas alkohol
Bahan:

Metanol
Giemsa
Larutan Buffer
Air kran
Minyak emersi
1.2.3 Cara Kerja
Membuat Sediaan Hapus Darah

1. Teteskanlah setetes kecil darah (diameter 2 – 3 mm) tanpa


menyentuh kulit dipermukaan kaca objek kira-kira 2 cm dari
salah satu ujungnya
2. Pegang kaca objek penggeser pada tangan kanan dan letakkan
disebelah kiri dari tetesan darah tadi
3. Tariklah kaca objek di tangan kanan ke arah kanan sampai
mengenai tetesan darah tersebut dan biarkan sesaat tetesan
darah tadi menyebar pada sisi kaca objek penggeser
4. Geserlah kaca penggeser tersebut kearah kiri kaca objek
dengan kemiringan sudut 300 - 450 tanpa terlalu menekan kaca
tersebut kebawah dan tangan kiri menahan sisi kaca objek
tersebut
5. Kemudian sediaan dikeringkan, tulislah nama orang yang
diperiksa serta tanggal pemeriksaan pada bagian tebal dari
kaca objek tersebut agar tidak tertukar dengan orang lain. Jika
sediaan harus dikirim jauh bungkuslah dalam kertas atau
simpan dalam kotak sediaan yang memakai tutup setelah
difiksir terlebih dahulu1

Gambar 1.9: Cara pembuatan sediaan hapus darah tepi

Catatan :
- Sediaan hapus darah yang dibuat usahakan cepat kering
agar morfologi eritrosit tidak berubah, misalnya dengan
mengibas-ibaskan hapusan darah tersebut di udara atau
dengan memakai kipas angin
- Kriteria untuk sediaan hapus yang baik :
Sel-sel tersebar rata dan tidak boleh berhimpun dipinggir-
pinggir atau ujung sediaan hapus
Apusan tidak melebar sampai pinggir kaca objek, dan
panjang hapusan ½ sampai 2/3 panjang kaca objek.
Harus ada bagian dari hapusan yang cukup tipis untuk
diperiksa dimana eritrosit-eritrosit terletak berdekatan dan
tidak bertumpuk atau menyusun gumpalan atau rouleaux.
Pinggir hapusan harus rata dan hapusan tidak boleh
berlubang dan bergaris garis

Gambar 1.10: Sediaan Hapus Darah yang baik

Memulas Sediaan Hapus Darah (Pulasan Giemsa)

1. Sediaan yang akan dipulas hendaklah yang segar. Sediaan


yang disimpan tanpa difiksasi tidak dapat dipulas sebaik
sediaan segar.
2. Sediaan yang masih basah diletakkan diatas rak dengan lapisan
darah diatasnya, biarkan sampai kering
3. Sediaan kemudian difiksir dengan metil alkohol selama 5 atau
lebih lama, dengan cara disiram diatas sediaan, kemudian
didirikan dan dikeringkan
4. Setelah itu metil alkohol dibuang, lalu sediaan ini ditetesi
larutan Giemsa yang teah diencerkan dengan larutan buffer pH
6.4 (1 tetes larutan Giemsa pekat untuk tiap 1 ml penyangga)
diatas permukaannya sampai seluruh permukaan sediaan
tertutup larutan Giemsa selama 20 menit
5. Buanglah larutan Giemsa yang ada diatas sediaan lalu tetesilah
sediaan dengan air kran sampai tidak ada lagi zat warna yang
larut
6. Keringkan sediaan dengan berdiri vertikal dengan beralaskan
kertas saring
Catatan :

Dengan pulasan Giemsa, morfologi basofil sulit untuk dikenal


lagi sebab granul-granul basofil larut dengan Giemsa dan juga
eritrosit-eritrosit lebih kelabu warnanya.

Memeriksa Sediaan Hapus Darah

1. Periksa hapusan darah yang telah diwarnai dan dikeringkan di


bawah mikroskop dengan pembesaran objektif 10x, cari
dibagian mana eritrosit tersebar merata. Biasanya terdapat di
bagian tipis sedian.
2. Lensa objektif diganti dengan pembesaran objektif 40x
kemudian 100x yang diberi minyak emersi

3. Golongkan dan catat tiap sel berinti pada daerah yang dilalui
sampai genap 100 sel. Kemudian msing-masing dibuat persentase
nya.1
LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN HITUNG

JUMLAH LEUKOSIT DAN HITUNG JENIS

LEUKOSIT

1. Menghitung jumlah leukosit


Pemeriksaan Hemogobin, Hitung Jumlah Eritrosit, Nilai
Hematokrit, MCV dan Laju Endap Darah

2.1. Pemeriksaan Hemogobin


2.1.2. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan:
Hemometer Sahli
Kapas Alkohol
Hemolet / lancet
Pipet tetes

Bahan:

Reagensia : HCl 0,1 N


Aquadest
2.1.3. Cara Kerja
1. Tabung haemometer diisi dengan 5 tetes HCl 0,1 N
(sampai angka 2)

10
2. Darah dihisap dengan pipet Hb Sahli sampai tanda 20
µl, bisa berupa darah tepi langsung atau darah EDTA
atau oksalat.
3. Bersihkan ujung pipet dari kelebihan darah dengan
kapas atau kertas saring.
4. Masukkan isi pipet ke dalam tabung diatas. Bilas pipet
beberapa kali dengan menghisap dan meniup pipet
dalam campuran tersebut.
5. Keluarkan pipet dari tabung haemometer sambil
meniupnya.
6. Setelah 3 – 5 menit encerkan campuran tersebut dengan
aquadest sambil mengaduk-ngaduk dengan batang
pengaduk gelas yang tersedia hingga warna dari
campuran sama dengan warna standar.
7. Pada perbandingan warna tabung diletakkan
sedemikian sehingga garis-garis pembacaan berada
disamping serta dengan cahaya matahari sebagai latar
belakang.1

Tabel: Nilai normal (batas terendah)

KADAR HAEMOGLOBIN
KRITERIA WHO (g/dl)

Pria Dewasa 13

11
Wanita tak hamil 12

Wanita hamil 11

Anak 6 bulan -6 tahun 11

6 tahun – 14 tahun 12

8.

2.2. Hitung Jumlah Eritrosit


2.2.2. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan:

Pipet Eritrosit
Kamar hitung Improved Neubauer
Kaca penutup
Bahan:

Reagensia: Larutan Hayem

12
2.2.3. Cara Kerja
1. Dapat dipakai darah kapiler darah atau darah EDTA
2. Isi pipet dengan darah sampai 0,5 bila diketahui anemia
isi darah sampai angka 1, hapus kelebihan darah pada
ujung pipet
3. Sambil menahan darah pada ujung pipet, isi pipet
dengan larutan Hayem sampai garis 101
4. Letakkan ujung pipet pada posisi horizontal agar cairan
tidak keluar
5. Tekan kedua ujung pipet, kemudian goyang selama 3
menit
6. Buang 3 tetes cairan kemudian dengan posisi 30 derajat
masukkan cairan ke dalam kamar hitung yang telah
ditutup dengan kaca penutup
7. Biarkan kamar hitung selama 2 menit.
8. Kemudian eritrosit dihitung dibawah mikroskop dengan
pembesaran 40x.

Bidang yang dihitung adalah 5 bidang kecil : E1 + E2 + E3


+ E4 + E5
Pengenceran eritosit 200x dan tinggi kamar hitung 1/10
mm, seluruh permukaan kamar hitung adalah 1/5 mm
Faktor perkalian : E1 + E2 + E3 + E4 + E5 x 5 x 10
x
200

ATAU

13
⅀E x 10.000 / mm3

Nilai normal : 4,5 – 5 x 106 / mm3


2.3. Nilai Hematokrit
2.3.2. Alat dan Bahan
Sentrifuge
Mikrokapiler
Disposible syringe 3 cc
Manset
Kapas alkohol
Natrium sitrat 3,8 %
Tabung reaksi
2.3.3. Cara Kerja
1. Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk
penetapan mikrohematokrit dengan darah.
2. Tutuplah ujung satu dengan nyala api atau dengan
bahan penutup khusus
3. Masukkanlah tabung kapiler itu ke dalam sentrifuge
khusus yang mencapai kecepatan besar, yaitu lebih dari
16,000 rpm (sentrifuge mikrohematokrit).
4. Pusinglah selama 3 – 5 menit
5. Bacalah nilai hematokrit dengan menggunakan grafik
atau alat khusus.
2.4. Laju Endap Darah
2.4.2. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan:

Pipet Westergen
Rak Westergen
Reagensia:

Antikoagulan yang dapat dipakai trisodium sitrat 0.109


M atau NaCL 0.9%
2.4.3. Cara Kerja

1. Darah segar EDTA 1.6 ml dicampur 400 µl trisodium


sitrat 0.109 M (4:1) dengan baik
2. Hisap darah tersebut dengan pipet westergen sampai
garis 0
3. Biarkan darah tersebut dalam rak secara tegak lurus
selama 60 menit
4. Baca tinggi larutan plasma dalam millimeter

Nilai normal:

Pria < 10 mm/jam

Wanita < 15 mm/jam1

2.5. Mean Corpuscular Value


Mean corpuscular values atau indeks eritrosit, Nilai yang
banyak dipakai adalah MCV, MCH dan MCHC.

MCV (Mean Corpuscular Volume) atau VER (Volume Eritrosit


Rata-rata) yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit. Ukuran dalam
femtoliter (fl)

MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau HER (Hemoglobin


Eritrosit Rata-rata) yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit.
Ukuran dalam pikogram (pg).
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau
KHER (Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata), yaitu kadar
hemoglobin yang didapat per eritrosit, dinyatakan dalam (%)
MCV = Nilai hematokrit x 10
(fl)

Jumlah eritrosit (juta)

MCH = Nilai hemoglobin x 10


(pg)

Jumlah eritrosit (juta)

MCHC = Nilai hemoglobin x 100


(%)

Jumlah eritrosit (juta)


LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN HEMOGOBIN, HITUNG JUMLAH


ERITROSIT, NILAI HEMATOKRIT, MCV DAN LAJU
ENDAP DARAH

3. Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rhesus

Golongan Darah

Penentuan golongan darah ada 2 macam (pada sistem ABO)1 :

1. Cara maju
2. Cara terbalik (reverse grouping)

Penentuan Golongan Darah Maju

Azas:

Yang diperiksa adalah antigen dalam eritrosit dicampur dengan


antibodi berupa serum yaitu :

- Anti A ..................... warna hijau atau biru


- Anti B .................... warna kuning
- Anti AB ..................... warna merah
Rhesus
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan:
Object glass
Tangkai pengaduk
Bahan:
Regensia anti A
Regensia anti B
Regensia anti AB
Regensia anti D
3.3 Cara Kerja:
1. Teteskan 1 tetes regensia anti A dan anti B masing-masing
pada object glass pada jarak tertentu. Pada object glass
lain teteskan regensia anti AB dan anti D.
2. Selanjutnya teteskan masing-masing 1 tetes darah EDTA
ataupun darah kapiler disamping regensia anti A, anti B,
anti AB dan anti D
3. Selanjutnya dengan tangkai pengaduk campur 1 tetes
darah dengan regensia anti A
4. Dengan tangkai pengaduk lain campur 1 tetes darah
dengan regensia anti B
5. Lakukan hal yang sama pada regensia anti AB dan anti D.
6. Sebagai kontrol positif yakni pada campuran darah dengan
regensia anti AB
7. Perhatikan apakah terjadi aglutinasi.
Adanya aglutinasi dapat ditetapkan dengan mata belaka
(makroskopis), tetapi sebaliknya dibenarkan dengan lensa
lup atau mikroskop1

Untuk menentukan golongan darah, lihatlah tabel dibawah


:
ANTI A ANTI B ANTI AB GOL.
DARAH

- - - O
+ - + A
- + + B
+ + + AB

Keterangan : - : tidak terjadi aglutinasi


+ : terjadi aglutinasi

4. Pemeriksaan Hemostasis dan Hitung Jumlah Trombosit


4.1 Pemeriksaan Hemostatis

4.1.2 Alat dan Bahan


Alat yang diperlukan:

Sentrifuge
Waterbath
Stopwatch
Tabung reaksi
Pemeriksaan Masa Protrombin

Reagen : Simplastin – A (Organon Tehnika)

4. Pemeriksaan Hemostasis dan Hitung Jumlah Trombosit


4.1 Pemeriksaan Hemostatis

4.1.2 Alat dan Bahan


Alat yang diperlukan:

Sentrifuge
Waterbath
Stopwatch
Tabung reaksi
Pemeriksaan Masa Protrombin

Reagen : Simplastin – A (Organon Tehnika)

Pemeriksaan Activated Partial Tromboplastin Time (aPTT)

Reagen:

7. Platelin LS (Organon Tehnika), dilarutkan dengan 1 cc


air murni
8. Calcium chlorida 0,025 M
Pemeriksaan Masa Trombin

Reagen: Thrombin thromboquick, tiap vial dilarutkan dengan 3 cc


air murni

4.1.3 Cara Kerja


Persiapan sampel plasma untuk hemoragik test :
9 volume (bagian) darah + 1 volume (bagian) larutan
trisodium sitrat dihidrat 3,2 % (0,109 mol/l)
Sentrifuge 10 menit pada 3000 rpm
Ambil supernatannya
Pemeriksaan Masa Protrombin

1. Hangatkan reagen pada 370C 10 menit


2. Masukkan 0,1 CC sampel atau kontrol kedalam tabung
3. Inkubasi masing-masing sampel dan kontrol pada 370C
selama 3 – 10 menit
4. Tambahkan 0,2 CC reagen hangat dan segera hitung
waktu terjadinya bekuan
Nilai normal : 10 – 14 detik

Dikatakan abnormal bila lebih besar 2 detik dibandingkan


kontrol.

Pemeriksaan Activated Partial Tromboplastin Time (aPTT)

1. Hangatkan sejumlah CaCl20,025 pada 370C


2. Masukkan 0,1 cc sampel atau kontrol kedalam masing-
masing tabung, lalu tambahkan 0,1 cc reagen APTT yang
telah dilarutkan
3. Inkubasi maisng-masing sampel dan kontrol pada 370C
selama 5 menit
4. Segera tambahkan 0,1 cc 0,025 M (pada 370C) dan
hitung waktu terbentuknya pembekuan.
Nilai normal 30 – 40 detik:
Dikatakan abnormal bila lebih besar 8 detik bila
dibandingkan kontrol

Pemeriksaan Masa Trombin

1. Hangatkan reagen pada 370C selama 2 menit


2. Masukkan 0,2 cc sampel plasma kedalam tabung dan
hangatkan pada 370C selama 2 menit
3. Tambahkan reagen kedalam tabung tersebut dan hitung
waktu terjadinya bekuan
Nilai normal 10 – 13 detik.
Dikatakan abnormal bila lebih 2 detik dari kontrol1

4.2 Menghitung Jumlah Trombosit

4.2.2 Alat dan Bahan


Alat yang diperlukan:

Kamar Hitung Improved Neubauer


Kaca Penutup
Pipet Thoma Eritrosit
Mikroskop

Bahan:

Reagensia: Rees Ecker

4.2.3 Cara Kerja:


1. Sampel yang diperlukan darah EDTA atau darah kapiler
2. Isi pipet dengan darah sampai 0,5 bila diketahui
trombositopenia darah diisi sampai garis 1
3. Sambil menahan dengan ujung jari, isi pipet dengan Rees
Ecker sampai garis 101, kemudian letakkan horizontal
4. Sambil menekan kedua ujung pipet, pipet digoyang
selama 3 – 5 menit.
5. Isi kamar yang telah ditutup dengan larutan tersebut
setelah terlebih dahulu membuang 3 tetes pertama
larutan tersebut
6. Biarkan kamar hitung selama 2 menit, kemudian
trombosit dihitung dibawah mikroskop dengan
pembesaran 40 x. Bidang yang dihitung adalah semua
bidang kecil sebanyak 25 buah.
Perhitungan trombosit = n x 10 x 200 / mm3

Nilai normal = 150 – 450 x 103 / mm3 1,2


PANDUAN PRAKTIKUM
PULMONOLOGY

1. Analisis Cairan Pleura

1.2 Alat dan Bahan


Gelas ukur
Ph meter atau lakmus
Tabung berisi heparin
Pipet tetes
Sentrifuge
Object glass
Giemsa

1.3 Cara Kerja


Pemeriksaan Makroskopik

1. Jumlah
Ukur dan catat volume yang didapat dengan punksi. Jika
semua cairan dikeluarkan jumlah itu memberi petunjuk
tentang luasnya kelainan.
2. Warna
Warna cairan pleura yang normal adalah kekuning-
kuningan (serous santokrom). Warna transudat biasanya
kekuning-kuningan, sedangkan eksudat dapat berbeda-
beda warnanya dari putih, kuning sampai merah darah
sesuai peradangan dan beratnya radang.
3. Kejernihan
Cairan pleura normal dan transudat akan tampak jernih.
Eksudat biasanya memiliki kekeruhan yang bervariasi
derajatnya dari sedikit ringan hingga berat. Pada cairan
pleura yang keruh seperti susu atau berdarah seharusnya
dilakukan sentrifugasi terlebih dahulu sebelum
diinterpretasi.
4. Berat Jenis
Harus segera ditentukan sebelum kemungkinan terjadi
bekuan.

5. Bekuan

Pemeriksaan Kimia

Pemeriksaan kimia pada cairan pleura terdiri dari pemeriksaan


rutin dan pemeriksaaan tambahan. Pemeriksaan rutin terdiri dari
LDH, protein, dan glukosa dari cairan dan serum. Sedangkan
pemeriksaan tambahan dilakukan sesuai dengan jenis kasusnya1,2

Percobaan Rivalta

Cara Kerja:

1. Ke dalam silinder 100 ml dimasukan 100 ml aquadest


2. Tambahkan 1 tetes asam asetat glasial dan campurlah
3. Jatuhkanlah 1 tetes cairan yang diperiksa ke dalam
campuran cairan ini, dilepaskan kira-kira 1 cm dari atas
permukaan.
4. Perhatikan tetesan itu bercampur dan bereaksi dengan
cairan yang mengandung asam asetat. Ada 3
kemungkinan: a. Tetesan itu bercampur dengan larutan
asam asetat tanpa menimbulkan kekeruhan sama sekali.
Hasil
tes disebut negative
b. Tetesan itu mengadakan kekeruhan yang sangat
ringan serupa kabut halus. Hasil tes positif lemah
c. Tetesan itu membuat kekeruhan yang nyata seperti
kabut tebal atau dalam keadaan ekstrem satu
presipitat yang putih. Hasil test positif.
Pemeriksaan Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik pada cairan pleura adalah hitung


total leukosit dan hitung jenis leukosit. Hitung leukosit ≥ 1.000/
uL mengarah ke eksudat dan <1000/uL ke transudat. Pada
hitung jenis dilakukan penghitungan PMN (polimorfonuklear)
dan MN (mononuklear). Lekosit yang masuk dalam PMN adalah
neutrofil, eosinofil, dan basofil sedangkan MN adalah limfosit
dan monosit. Peningkatan jumlah PMN mengarah ke infeksi
bakteri akut, sedangkan peningkatan MN mengarah ke infeksi
virus, tuberkulosis (TBC) dan infeksi bakteri kronik.1

Hitung Jumlah Leukosit

Cara Kerja

- Pipet lekosit diisi dengan cairan pleura sampai garis 0,5.


- Sambil menahan cairan pleura pada ujung pipet, isi pipet
dengan larutan Turk sampai angka 11.
- Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung
jari lalu lepaskan karet penghisap.
- Tekanlah kedua ujung pipet dengan kedua jari kemudian
digoyang selama 3 – 5 menit.
- Buang 3 tetes larutan tersebut, kemudian dengan membuat
sudut 30 derajat teteskan larutan ke dalam kamar hitung
yang telah ditutup dengan kaca penutup
- Diamkan kamar hitung selama 2 – 3 menit.
- Hitung di bawah mikroskop dengan pembesar 10x bidang
besar kamar hitung A + B + C +D
- Perhitungan :

Jumlah lekosit adalah =

ATAU

(A+B+C+D) x 50/mm3

Menghitung Jenis Sel

Cara membuat sediaan apus


1. Sediaan apus dibuat dengan cara yang berlain-lainan
tergantung sifat cairan itu:
a. Jika cairan jernih, pusinglah 10 – 15ml bahan. Cairan
atas dibuang dan sedimen dicampur dengan beberapa
tetes serum penderita sendiri. Buatlah sediaan apus dari
campuran tersebut
b. Kalau cairan keruh atau purulent, buatlah sediaan apus
langsung. Jika terdapat bekuan dalam cairan bekuan
itulah yang dipakai untuk membuat sediaan tipis.
2. Pulaslah sediaan dengan giemsa atau wright
3. Lakukanlah hitung jenis 100 – 300 sel. Hitung jenis hanya membedakan
PMN dan
28

Anda mungkin juga menyukai