Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR PENUGASAN

Mata Kuliah Hematologi Praktikum

Kajian / Materi Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Hari / Tanggal

Dosen / Fasilisator 1. Dewi Astuti,S.Si.,M.Biomed.


2. Drs.Chairlan,.Biomed.
3. Eva AyuMaharani,S.Si,M.Biomed.
TujuanPembelajarann Praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb)
darah
Alat dan B ahan Alat Bahan

 Spektrofotometer / Foto  Darah EDTA


meter  Larutan Drabkin
 Tabung reaksi  Aquadest
 Pipet ukur 5ml
 Parafilm
 Tissue
 Pipet otomatic 20ul
 Yellow tip
 Blub

Prosedur Kerja 1. Dimasukkan 5ml larutan drabkin kedalam tabung reaksi


2. Dihisaplah darah vena (EDTA) dengan pipet otomatik 20 mikron
3. Dihapus kelebihan darah yang menempel dengan kertas
pembersih / tissue
4. Dimasukkan darah dalam pipet kedalam tabung reaksi yang
berisi larutan drabkin
5. Dibilas pipet denganlarutan drabkin tersebut
6. Ditutup tabung reaksi dengan menggunakan parafilm
7. Dihomogenkan larutan dengan cara mengoyang – goyangkan
tabung secara perlahan – lahan hingga larutan homegen dan
biarkan selama 5 menit
8. Dibaca dengan menggunakan fotometer / spektrofotometer pada
panjang gelombang 540 nm sebagai blanko di gunakan larutan
drabkin
Nilai normal Hb
 Bayi baru lahir : 15.2 - 23,6 gr/dl
 Anak 1-3 th : 10.8 - 12.8 gr/dl
 Anak 4-5th : 10.7 - 14.7 gr/dl
 Anak 5-10 th : 10.8 - 15.6 gr/dl
 Dewasa (Pria) : 13.2 - 17.3 gr/dl
 Dewasa (Wanita) : 11.7 - 15.5 gr/dl
Perhitungan
Kadar Hb = Absorbansi sample x 36.8 (ketetapan kurva standar HCN)

Hasil Nama : Sarah amalia


(Dokumentasi Hasil Umur : 19 th
Pemeriksaan ) Jenis kelamin : Perempuan
Sample : Darah EDTA
Perhitungan
Kadar Hb = Absorbansi sample x 36.8 (ketetapan kurva standar HCN)
= 0. 375 x 36.8 = 13.8 gr/dl

Kesimpulan Penetapan kadar hemoglobin adalah cara yang dilakukan untuk


mengetahui jumlah kadar hemoglobin yang di miliki oleh seseorang
agar di ketahui kadar hemoglobin seseorang dalam keadaan normal atau
tidak. Kondisi tubuh seseorang mempengaruhi kadar hemoglobin dalam
darah, selain itu jenis kelamin juga sangat berpengaruh terhadap kadar
hemoglobin seseorang. Metode yang di gunakan dalam penetapan kadar
hemoglobin ini adalah metode sianmethemoglobin, karena metode ini
merupakan metode yang lebih akurat dibanding metode sahli .
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka didapatkan hasil
diatas memiliki kadar hemoglobin 13.8 gr/dl yang berada dalam batas
normal

LEMBAR PENUGASAN

Mata Kuliah Hematologi Praktikum

Kajian / Materi Pemeriksaan hitung sel leukosit

Hari / Tanggal

Dosen / Fasilisator 1. Dewi Astuti,S.Si.,M.Biomed.


2. Drs.Chairlan,.Biomed.
3. Eva AyuMaharani,S.Si,M.Biomed.
Tujuan Pembelajarann Praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui jumlah sel
leukosit metode pipet thoma dan tabung
Alat dan bahan Alat :
 Mikropipet 20 µl dan yellow tip
 Pipet thoma leukosit
 Tabung ukuran 75 x 10 mm
 Kamar hitung improved neubauer dan kaca penutup
 Cell counter
 Cawan Petri
 Mikroskop
Bahan/ Reagen :
 Darah EDTA
 Larutan pengencer dapat menggunakan salah satu dari
larutan berikut :
1. Turk : asam asetat glacial 15 ml
gentian violet 1% 1 ml
akuades 475 ml
Penambahan gentian violet bertujuan memberi warna
pada inti dan granula lekosit. Larutan ini melisiskan
eritrosit dan trombosit tetapi tidak melisiskan lekosit
maupun eritrosit berinti.
2. HCl 1%
3. Asam asetat 2%

Prosedur Kerja A. Cara Pipet Thoma


Cara Pipet Thoma Pada umumnya, pengenceran yang
dilakukan adalah pengenceran 20 kali.
1. Darah kapiler atau darah EDTA dihisap dengan pipet Thoma
sampai skala tepat 0,5.
2. Darah yang melekat pada bagian luar ujung pipet, dihapus
dengan tisu.
3. Larutan Turk dihisap sampai skala 11. Penghisapan
dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai terjadi gelembung
udara di dalam bulatan.
4. Kedua ujung pipet ditutup dengan jari (menggunakan
gloves), dihomogenisasi dengan cara dikocok selama 2-3
menit. Jika tidak segera dihitung, diletakkan pada tempat yang
rata dengan posisi horisontal.
5. Bilik hitung disiapkan dengan kaca penutupnya. Kedua
tanggul bilik hitung dibasahi sedikit dengan air supaya kaca
penutup melekat dengan baik.
6. Sebelum dimasukkan ke bilik hitung, larutan yang terdapat
di dalam pipet Thoma dibuang terlebih dahulu sebanyak 3-4
tetes. Tetesan selanjutnya dimasukkan ke dalam bilik hitung
secara perlahan dan lancar, usahakan cairan yang ada di dalam
bilik hitung mempunyai volume yang tepat (tidak berlebih atau
terlalu sedikit), tidak ada gelembung udara dan jangan sampai
cairan yang ada di dalam bilik hitung mengalir keluar.
7. Bilik hitung yang sudah terisi dibiarkan selama 2-3 menit
pada tempat yang rata supaya sel lekosit mengendap sempurna
dan mudah untuk dihitung.
8. Penghitungan sel lekosit dilakukan dengan mikroskop
perbesaran lensa objektif 10 x.
9. Sel lekosit dihitung dalam empat bidang besar, dengan
memperhatikan ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri atas”
adalah sel lekosit yang menyinggung garis batas sebelah kiri
dan atas dihitung, sedangkan sel lekosit yang menyinggung
garis batas sebelah kanan dan bawah tidak dihitung.

B. Cara Tabung
Pengenceran yang dilakukan adalah 20 kali.
1. Larutan Turk dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak
380 µL dengan menggunakan mikropipet.
2. Darah EDTA dihomogenisasi, kemudian diambil 20 µL
darah EDTA dimasukkan ke dalam tabung tersebut.
3. Tabung tersebut ditutup dengan parafilm dan dicampur
hingga homogen. Proses homogenisasi dilakukan 1-2 menit.
4. Bilik hitung disiapkan dengan kaca penutupnya. Kedua
tanggul bilik hitung dibasahi sedikit dengan air supaya kaca
penutup melekat dengan baik.
5. Bilik hitung diisi dengan menggunakan mikropipet. Pada
saat pengisian darah beserta larutan pengenceran diusahakan
untuk : tidak terlalu banyak cairan yang masuk sehingga
mengisi parit bilik hitung. Bilik hitung harus terisi dengan baik
dan tidak terdapat gelembung udara di dalam bilik hitung.
6. Bilik hitung yang sudah terisi dibiarkan selama 2-3 menit
pada tempat yang rata supaya sel lekosit mengendap sempurna
dan mudah untuk dihitung.
7. Penghitungan sel lekosit dilakukan dengan mikroskop
perbesaran lensa objektif 10 x.
8. Sel lekosit dihitung dalam empat bidang besar, dengan
memperhatikan ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri atas”
adalah sel lekosit yang menyinggung garis batas sebelah kiri
dan atas dihitung, sedangkan sel lekosit yang menyinggung
garis batas sebelah kanan dan bawah tidak dihitung.
Penghitungan
Untuk menentukan jumlah sel lekosit / µL darah atau / mm3
darah, maka faktor penghitungan harus ditentukan terlebih
dahulu.
Jumlah sel lekosit / µL darah = N x F
N = jumlah sel lekosit yang dihitung
F = faktor
F = faktor pengenceran (P)
Volume bilik hitung (V)
V = luas bilik hitung (L) X tinggi bilik hitung (T)
Volume bilik hitung Improved Neubauer (V)
V = (1 mm2 x 4) X 0,1 mm = 0,4 mm3
Jika pengenceran 20 kali, maka faktor penghitungan adalah :
F = 20/0,4 = 50
Jumlah sel lekosit / µL darah = N X 50
Nilai Normal :
Dewasa : 4.000 - 10.000 sel/µL darah
Neonatus : 10.000 - 25.000 sel/µL darah
1-7 Tahun : 6.000 - 18. 000 sel/µL darah
8 - 12 Tahun : 4500 - 13.500 sel/µL darah
Hasil Nama : Irwansyah
(Dokumentasi Hasil Umur : 25 Th
Pemeriksaan ) Jenis Kelamin : Laki-laki
Sample : Darah EDTA
Jumlah lekosit :
Kotak A= 49
Kotak B = 37
Kotak C = 43
Kotak D = 35
Total (N) = 169
Jumlah sel lekosit / µL darah = N x 50
= 169 x 50
= 8200 / µL darah

Kesimpulan Dari praktikum yang dilakukan tentang hitung leukosit


didapatkan hasil jumlah hitung leukosit adalah 8200 /μl darah
dengan pasien Irwansyah yang berjenis kelamin laki-laki
berusia 25 tahun. Hal ini menunjukan bahwa jumlah leukosit
tersebut dalam batas normal

LEMBAR PENUGASAN
Mata Kuliah Hematologi Praktikum

Kajian / Materi Pemeriksaan hitung sel eritrosit

Hari / Tanggal

Dosen / Fasilisator 1. Dewi Astuti,S.Si.,M.Biomed.


2. Drs.Chairlan,.Biomed.
3. Eva AyuMaharani,S.Si,M.Biomed.
Tujuan Pembelajarann Praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui jumlah sel
eritrosit metode pipet thoma/tabung
Alat dan bahan Alat :
 Mikropipet 20 uL
 Mikropipet 1000 uL
 Yellow tip
 Blue tip
 Pipet thoma
 Tabung ukuran 75 x 10 mm
 Kamar hitung improved neubauer dan kaca penutup
 Cell counter
 Cawan Petri
 Mikroskop
Bahan/ Reagen :
 Darah EDTA
 Larutan pengencer darah terdiri dari berbagai macam
jenis, yaitu larutan Hayem, Gower, Formal citrat. Jenis
larutan tersebut selain berguna sebagai larutan
pengencer darah, juga bersifat isotonis terhadap sel
eritrosit dan tidak membentuk aglutinasi.
a. Komposisi larutan Hayem :
i. Natrium sulfat kristal : 5 gr
ii. Natrium chlorida : 1 gr
iii. Mercury chlorida : 0,5 gr
iv. Aquadest : 200 mL
b. Komposisi larutan Gower :
i. Natrium sulfat kristal : 12,5 gr
ii. Asam asetat glasial : 33,3 mL
iii. Aquadest : 200 mL
c. Komposisi larutan Formal sitrat :
i. Natrium sitrat : 3 gr
ii. Formaldehid 40% : 1 mL
iii. Aquadest : 100 mL
Prosedur Kerja A. Cara pipet Thoma
Pada umumnya, pengenceran yang dilakukan adalah
pengenceran 200 kali.
1. Darah kapiler atau darah EDTA dihisap dengan pipet
Thoma sampai skala tepat 0,5.
2. Darah yang melekat pada bagian luar ujung pipet, dihapus
dengan tisu.
3. Larutan pengencer dihisap tepat sampai skala 101.
Penghisapan dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai terjadi
gelembung udara di dalam bulatan. Pada saat menghisap
larutan pengencer, pipet dipegang dengan sudut 450 . Setelah
larutan mendekati garis tanda 101 pipet dipegang tegak lurus.
4. Pipet diangkat dari larutan, ujung pipet ditutup dan karet
penghisapnya dilepaskan.
5. Kedua ujung pipet ditutup dengan jari, dihomogenisasi
dengan cara dikocok selama 1-2 menit. Jika tidak segera
dihitung diletakkan pada tempat yang rata dengan posisi
horisontal.
6. Bilik hitung disiapkan dengan kaca penutupnya. Kedua
tanggul bilik hitung dibasahi sedikit dengan air supaya kaca
penutup melekat dengan baik.
7. Sebelum dimasukkan ke bilik hitung, larutan yang terdapat
di dalam pipet Thoma dibuang terlebih dahulu sebanyak 3-4
tetes. Tetesan selanjutnya dimasukkan ke dalam bilik hitung
secara perlahan dan lancar, usahakan cairan yang ada di dalam
bilik hitung mempunyai volume yang tepat (tidak berlebih atau
terlalu sedikit), tidak ada gelembung udara dan jangan sampai
cairan yang ada di dalam bilik hitung mengalir keluar.
8. Bilik hitung yang sudah terisi dibiarkan selama 2-3 menit
pada tempat yang rata supaya sel eritrosit mengendap
sempurna dan mudah untuk dihitung.
9. Penghitungan sel eritrosit dilakukan dengan mikroskop
perbesaran lensa objektif 40 x.
10. Sel eritrosit dihitung dalam lima bidang kecil (E) yang
tersebar pada satu bidang besar yang terletak di bagian tengah
bilik hitung
11. Penghitungan sel eritrosit dengan memperhatikan
ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri atas” adalah sel eritrosit
yang menyinggung garis batas sebelah kiri dan atas dihitung,
sedangkan sel eritrosit yang menyinggung garis batas sebelah
kanan dan bawah tidak dihitung.

B. Cara tabung
Pengenceran yang dilakukan adalah 200 kali.
1. Larutan pengencer dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 3980 µL dan 20 µL darah EDTA dengan
menggunakan mikropipet.
2. Darah yang tersisa di dalam pipet dibilas dengan menghisap
dan mengeluarkan larutan pengencer sebanyak tiga kali.
3. Tabung tersebut ditutup dengan parafilm dan dicampur
dengan homogen. Proses homogenisasi dilakukan 1-2 menit.
4. Bilik hitung disiapkan dengan kaca penutupnya. Kedua
tanggul bilik hitung dibasahi sedikit dengan air supaya kaca
penutup melekat dengan baik.
5. Bilik hitung diisi dengan menggunakan mikropipet. Pada
saat pengisian darah beserta larutan pengencer diusahakan
untuk : tidak terlalu banyak cairan yang masuk sehingga
mengisi parit bilik hitung. Bilik hitung harus terisi dengan baik
dan tidak terdapat gelembung udara di dalam bilik hitung.
6. Bilik hitung yang sudah terisi dibiarkan selama 2-3 menit
pada tempat yang rata supaya sel eritrosit mengendap
sempurna dan mudah untuk dihitung. Jika tidak segera
dihitung, bilik hitung segera diletakkan pada cawan petri
dengan alas kapas yang basah dan cawan petri ditutup supaya
bilik hitung tidak menjadi kering.
7. Penghitungan sel eritrosit dilakukan dengan mikroskop
perbesaran lensa objektif 40 x.
8. Sel eritrosit dihitung dalam lima bidang kecil, dengan
memperhatikan ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri atas”
adalah sel eritrosit yang menyinggung garis batas sebelah kiri
atas dihitung, sedangkan sel eritrosit yang menyinggung garis
batas sebelah kanan bawah tidak dihitung

Penghitungan
Untuk menentukan jumlah sel eritrosit / µL darah atau / mm3
darah, maka faktor penghitungan harus ditentukan terlebih
dahulu.
Jumlah sel eritrosit / µL darah = N x F
N = jumlah sel eritrosit yang dihitung
F = faktor
F = faktor pengenceran (P) / Volume bilik hitung (V)
V = luas bilik hitung (L) X tinggi bilik hitung (T)
V = ( 1/5 mm x 1/5 mm x 5 ) X 1/10 mm = 1/50 mm3
Jika pengenceran 200 kali, maka faktor penghitungan adalah :
F = 200 : 1/50 = 10.000
Jumlah sel lekosit / µL darah = N X 10.000

Nilai Normal :
Pria = 4,6 - 6,2 x 10^6 sel/µL darah
Wanita = 4,2 - 5,4 x 10^6 sel/µL darah

Hasil Nama : Vanesya


(Dokumentasi Hasil Umur : 35 Tahun
Pemeriksaan ) Jenis kelamin : Perempuan
Sample : Darah EDTA
Dari perhitingan di dapat hasil :
Kotak pojok kiri atas = 179 sel
Kotak pojok kanan atas = 181 sel
Kotak bagian tengan = 132 sel
Kotak pojok kiri bawah = 143 sel
Kotak pojok kanan bawah = 134 sel
Jumlah keseluruhan =769
Jumlah eritosit/mm3 = 769x 10000
= 7,69 juta/mm3 darah

Gambar kamar hitung


untuk eritrosit

Perbesaran 10x untuk


perhitungan eritrosit
Perbesaran 40x untuk
perhitungan eritrosit

Kesimpulan Hasil pemeriksaan hitung jumlah eritrosit atas nama Vanesya


umur 35 tahun jenis kelamin perempuan adalah 7,69 juta/ µl
darah. Kadar tersebut diatas batas normal pada perempuan
yaitu 4,2-5,4 juta/µl darah.

LEMBAR PENUGASAN

Mata Kuliah Hematologi Praktikum

Kajian / Materi Pemeriksaan hitung sel eosinofil

Hari / Tanggal

Dosen / Fasilisator 1. Dewi Astuti,S.Si.,M.Biomed.


2. Drs.Chairlan,.Biomed.
3. Eva AyuMaharani,S.Si,M.Biomed.
Tujuan Pembelajarann Praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui jumlah sel
eosinofil
Alat dan bahan Alat :
 Hemositometer fuchs-rosenthal
 Mikropipet 10 μL
 Mikropipet 20 μL
 Mikropipet 200 μL
 Tip kuning
 Cawan petri
 Mikroskop
Bahan/ Reagen :
 Darah EDTA
 Larutan eosin 2%
 Larutan aceton
 Aquadest

Prosedur Kerja 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi, aquadest sebanyak 180


μL, Larutan eosin 2% sebanyak 10 μL dan aceton sebanyak 10
μL.
2. Campuran larutan tersebut dihomogenisasi lalu dikurangi
sebanyak 20 μL.
3. Ke dalam 180 μL larutan campuran tadi, ditambahkan 20 μL
darah sampel, lalu dihomogenisasi.
4. Sampel yang sudah diencerkan dengan reagensia,
dihomogenisasi kembali, lalu dimasukkan ke dalam bilik
hitung (satu aliran).
5. Larutan dalam bilik hitung diinkubasi terlebih dahulu
selama 15 menit di dalam cawan petri yang dialasi oleh
tissue/kapas basah.
6. Sel eosinofil dihitung pada luas 16mm2 (Gambar 4)
menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa objektif
10x. Sel eosinofil dihitung dalam enam belas bidang besar,
dengan memperhatikan ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri
atas” adalah sel eosinofil yang menyinggung garis batas
sebelah kiri dan batas atas dihitung, sedangkan sel eosinofil
yang menyinggung garis batas sebelah kanan dan bawah tidak
dihitung.
7. Jumlah sel eosinofil yang ditemukan dikalikan dengan
faktor pengenceran, kemudian hasil perhitungan dilaporkan
sebagai jumlah sel eosinofil sampel.
Perhitungan
Untuk menentukan jumlah sel eosinofil/ µL darah atau / mm3
darah, maka faktor penghitungan harus ditentukan terlebih
dahulu.
Jumlah sel eosinofil / µL darah = jumlah sel eosinofil yang
dihitung (N) X faktor (F)
F = Faktor pengenceran (P)
Volume bilik hitung (V)
Pengenceran sampel (P)
P = Total volume cairan (pelarut+terlarut)
Volume terlarut
= 180 µL + 20 µL = 10
20 µL
Volume bilik hitung Fuch Rossental (V)
V = luas bilik hitung (L) X tinggi bilik hitung (T)
V = (1 mm2 x 16 kotak) X 2 mm = 32 mm3
10 10
Jika pengenceran 10 kali, maka faktor penghitungan adalah :
F = 10 = 100
32/10 32
Jumlah sel eosinofil / µL darah = N X 100
32
Nilai Normal:
Jumlah mutlak : 40 – 400 sel / uL
Hasil Nama : Heri Kurniawan
(Dokumentasi Hasil Umur : 40 Tahun
Pemeriksaan ) Jenis Kelamin : Laki-laki
Sample : Darah EDTA
Perhitungan : Jumlah sel yang ditemukan = 123
Jumlah sel eosinofil / µL darah = N x 100
32
= 123 x 100
32
= 384 sel / uL
Kamar hitung Fuchs Rosental

Kesimpulan Hasil pemeriksaan hitung jumlah eosinofil atas nama Heri


Kurniawan umur 40 tahun jenis kelamin laki-laki adalah 384
sel/µl darah. Kadar tersebut berada dalam batas normal.

Anda mungkin juga menyukai