Anda di halaman 1dari 27

UPT Puskesmas Rawat TES HEMOGLOBIN (Hb)

Inap Talang Jawa NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN


Mataram Jln, Batin
Putra No. 45 Talang LAB-01-10 A 1/2
Jawa Kec. Merbau
Mataram
PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan
TETAP Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap
Talang Jawa

DARMAWAN, SKM, M,kes


NIP: 197206031993021001

PENGERTIAN Tes hemoglobin (Hb) adalah pemeriksaan untuk mengetahui


kadar Hb dalam darah.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan
hemoglobin
PROSEDUR Pra Analitik
Metode: Sahli
 Prinsip : Hemoglobin yang dilepaskan akibat lisis
eritrosit akan bereaksi dengan Asam Klorida
membentuk acid hematin yang kemudian diukur dengan
membandingkan pada skala.
 Alat :
1. Hemaoglobinometer set
2. Pipet Tetes
3. Clinepette 20 ul
4. Botol kecil/tabung
 Bahan : - Darah Kapiler atau darah EDTA

 Reagen
- Larutan HCl 0,1 N
- Aquadest
 Bahan Pemeriksaan
Darah vena yang sudah diberi antikoagulan
Analitik
Cara Kerja
1. Kedalam tabung Hb dimaksukkan larutan HCL 0,1 N.
Sampai tanda 2
2. dihisap darah dengan pipet sampai tanda 20 Hapus
kelebihan darah yang melekat pada bagian luar dengan
tissue.
3. Campur darah dengan larutan dalam tabung, Pipet
dibilas beberapa kali dengan larutan tersebut.
4. Campuran larutan ini sampai homogen dengan
menggoyang tabung secara perlahan-lahan biarkan
selama 5 menit
5. Baca Hb dengan membandingkan pada standar sambil
ditambahkan larutan aguadest sampai didapatkan warna
yang sesuai
6. Kadar Hb ditentukan membaca skala pada tabung.
Pasca Analtik
Nilai Rujukan :
o Laki-laki (>15 tahun) : 12- 14 gr/dl
o Perempuan : 12 - 14 gr/dl
o 5 – 9 tahun : 11,5 gr/dl
o 10 – 14 tahun : 12 gr/dl
o Anak-anak (0,6 – 4 th): 11 gr/dl
Interprestasi
Anemia apabila Hb kurang dari nilai normal
o Catat hasil di buku arsip

UPT Puskesmas Rawat HITUNG JUMLAH LEUKOSIT


Inap Talang Jawa NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Mataram Jln, Batin
Putra No. 45 Talang LAB-02-10 A 1/3
Jawa Kec. Merbau
Mataram
PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan
Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap
TETAP 1-10-2010 Talang Jawa

DARMAWAN, SKM, M,kes


NIP: 197206031993021001
PENGERTIAN Hitung leukosit adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar
leukosit dalam darah.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan
hitung jumlah lekosit
PROSEDUR Pra Analitik
Metode neubouer
Prinsip
Darah diencerkan lalu dihitung jumlah leukosit dalam
volume pengenceran tertentu. Dengan mengalikan terhadap
faktor perhitungan, diperoleh jumlah leukosit dalam satuan
volume darah
Alat :
1. Mikroskop dengan lensa objektif 10X
2. Counter
3. Pipet mikro 20 ul / pipet sahli
4. Kit Improved neubaver yang di lengkapi dengan kaca
penutup khusus
5. Pipet Pasteur
6. Tabung reaksi
Reagen/Bahan Pemeriksaan : larutan turk siap pakai dan
darah vena yang sudah di beri antikoagulan.

Analtik
Cara Kerja
 Mengisi Pipet Leukosit
 Isaplah darah (Kapiler, EDTA) sampai kepada
garis tanda 0,5 tepat
 Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada
ujung pipet
 Masukkan ujung pipet dalam larutan turk diisap
perlahan-lahan sampai garis tanda 11. hati-hati
jangan sampai terjadi gelembung.
 Angkat pipet dari cairan tutup ujung pipet
dengan ujung jari lalu lepaskan karet pengisap.
 Kocoklah pipet selama 15-30 menit
 Mengisi Kamar Hitung
1. Letakkan kamar hitung yang sudah bersih benar dengan
kaca penutupnya terpasang mendatar diatas meja.
2. Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit
Buang cairan 3 atau 4 tetes dan sentuhkan ujung pipet
dengan sudut 30 derajat pada permukaan kamar hitung
dengan menyingung pinggir kaca penutup. Kamar
hitung terisi cairan perlahan-lahan dengan daya
kapilaritasnya.
3. Biarkan kamar hitung selama 2 menit supaya leukosit
dapat mengendap.
 Menghitung jumlah sel
1. Hitung semua leukosit yang terdapat dalam 4 bidang
pada sudut-sudut permukaan.
2. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas terus kekanan,
kemudian turun ke bawah, dari kanan kekiri lalu turun
lagi kebawah dan mulai lagi dari kiri kekanan dan
seterusnya. Cara ini berlaku untuk ke 4 bidang besar.
3. Sel-sel yang letaknya menyinggung garis batas sebelah
atas dan kiri harus di hitung.
4. dan sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis batas
bawah dan kanan tidak di hitung.
 Perhitungan
1. Pengenceran darah dalam pipet = 20 X, sedangkan luas
tiap bidang besar = 1 mm2 dan tinggi kamar hitung =
0,1 mm. leukosit dihitung X faktor perhitungan
Faktor Perhitungan = 20 x 50
4x1x0,1
Jadi jumlah leukosit per ul darah = jumlah leukosit yang
dihitung dalam 4 bidang besar x 50
 Pelaporan
Jumlah leukosit = Nx50 =……………… /mm3
Pasca Analitik
Nilai normal
4000-10.000/mm3 darah

UPT Puskesmas Rawat


Inap Talang Jawa
Mataram Jln, Batin
Putra No. 45 Talang NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jawa Kec. Merbau LAB-03-10 A 1/3
Mataram

PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan


TETAP Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap
1-10-2010
Talang Jawa

DARMAWAN, SKM, M,kes


NIP: 197206031993021001
PENGERTIAN Hitung jumlah eritrosit adalah pemeriksaan untuk mengetahui
kadar eritrosit dalam darah.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan
hitung jumlah eritrosit.
PROSEDUR Pra Analitik
 Metode : Neubauer
 Prinsip
Darah diencerkan kemudian di hitung jumlah eritrosit
yang ada dalam volume pengenceran tertentu. Dengan
mengalikan terhadap faktor perhitungan yang diproleh
jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.
 Alat
1. Pipet mikro 20 ul/ pipet sahli.
2. Pipet volumetrik 5 ml.
3. Kamar hitung improved nuebauer yang
dilengkapi kaca penutup khusus.
4. Pipet Pasteur
5. Mikroskop dengan lensa 10x, 40x.
6. Counter
7. Botol kecil
 Reagen : Larutan Hayem
 Bahan Pemeriksaan
Darah vena yang sudah diberi antikoagulan
Analitik
Cara Kerja:
o Mengisi Pipet Eritrosit
1. Pipetlah 4 ml larutan Hayem dengan pipet volumtrik
masukkan dalam botol kecil
2. Hisaplah darah yang akan diperiksa dengan pipet
mikro 20 ul.
3. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian
luar pipet dengan kertas tissue
4. Masukkan ujung pipet tersebut kedalam wadah yang
berisi larutan Hayem. Bilaslah pipet tersebut dengan
larutan Hayem sebanyak 3x, kemudian wadah
ditutup kembali dengan karet penutup dan kocok
memutar +- 2 menit.
o Mengisi Kamar Hitung
1. Ambil kamar hitung yang bersih, kering dan
letakkan dengan kaca penutup terpasang
mendatar.
2. Dengan pipet Pasteur teteskan 1-2 tetes larutan
dengan cara menyentukan ujung pipet pada
pinggir kaca penutup.
3. Biarkan kamar hitung terisi sendiri secara
perlahan-lahan dengan sendirinya.
o Menghitung jumlah sel
1. Letakkan kamar hitung diatas meja mikrosof
2. Dengan menggunakan lensa objektif 10 x
kemudian dengan lensa objektif 40 x, hitung
semua eritrosit yang terdapat dalam bidang kecil
5 kotak yang terbagi lagi dalam 16 bidang kecil-
kecil.
3. Mulailah mengitung dari sudut kiri atas terus
kekanan kemudian turun kebawah, dari kiri lalu
turun kebawah dan mulai lagi dari kiri kekanan
dan seterusnya. Sebaliknya sel-sel yang
menyinggung garis bawah dan kanan tidak
dihitung.
Perhitungan
Pengenceran darah dalam pipet eritrosit = 20 x
Sedangkan luas tiap bidang kecil = 1/400 mm2 dan
tinggi kamar hitung 1/10 mm.
Eritrosit dihitung dalam 5x16 bidang kecil-kecil
sehingga jumlah luasnya = 80 X I/400 mm2 = 1/5
mm2
Faktor perkalian = 5 X 10 X 200 = 10.000
Jadi Jumlah Eritrosit = N X 10.000 / mm darah
N = Jumlah eritrosit yang dihitung dalam 5 bidang
Pelaporan :
Eritrosit = …../mm
Pasca Analitik
o Nilai normal
Pria : 4,5 – 5,5 juta/cmm darah
Wanita : 4,0 – 5,0 juta/cmm darah

UPT Puskesmas Rawat HITUNG TROMBOSIT


Inap Talang Jawa NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Mataram Jln, Batin
Putra No. 45 Talang LAB-04-10 A 1/3
Jawa Kec. Merbau
Mataram
PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan
Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap
TETAP 1-10-2010
Talang Jawa

DARMAWAN, SKM, M,kes


NIP: 197206031993021001
PENGERTIAN Hitung trombosit adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar
trombosit dalam darah.
TUJUAN Sebagai acuan dalam menerapkan langka-langka dalam
pemeriksaan trombosit
KBIJAKAN Keputusan direktur No. RSUD.2010 tentang standar prosedur
operasional dilingkungan RSUD Tenriawaru Bone.
PROSEDUR Pra Analitik
 Metode : Indirek
 Prinsip
Setelah darah dipaparkan pada objek glass lalu dicat
giemsa dan di hitung per 10 lapangan pandang
 Alat
1. Mikroskop
2. Kaca objektif yang kering, bebas lemak dan
debu
3. Minyak imersi
4. Kaca pengeser
5. Pensil kaca
6. Rak pengecetan
7. Rak pengerin

 Reagen
- Larutan Giemsa
- Alkohol 96 %
 Bahan pemeriksaan
1. Darah vena dengan antikoagulan
2. Darah Kapiler
Analitik
 Pembuatan sediaan hapus darah
1. Teteskan 1 tetes darah diatas objek +- 2 cm dari tepi.
Letakkan kaca tersebut diatas meja dengan darah
disebelah kanan.
2. Dengan tangan kanan letakkan tangan pengeser
disebelah kiri tetesan.
3. Gerakkan kekanan hingga menyentuh tetesan darah.
4. Biarkan darah menempel dan menyebar rata dipinggir
kaca pengeser.
5. Segera geserkan kaca tersebut kekiri dengan sudut 30-
40 derajat. Jagan menekan.
6. Biarkan sediaan tersebut kering diudara, lalu tulislah
nama pasien/ no kode pada bagian tebal sediaan dengan
pensil kaca.
 Pewarnaa tersediaan hapus
1. Fiksasi dengan alkohol 965 selama 2-3 menit, biarkan
kering.
2. Letakkan sediaan pada rak pewarnaan dengan lapisan
darah diatas.
3. Teteskan larutan gemsa sampai seluruh sediaan tertutup
dengan biarkan 5-10 mennit, dengan larutan gimsa yang
sudah diencerkan dengan aquades dengan perbandingan
1:5
4. Buang larutan gimsa, cuci dengan air mengalir sampai
hilang kelebihan warnanya
5. Letekan pada rak pengering dengan posisi tegak biarkan
mongering
 Perhitungan
Pilih daerah dimana trombosit tersebar merata dan jelas,
yaitu pada bagian halusan yang tipis dengan lensa
objektif 10X, periksa dengan objektif 100X, setelah
sediaan ditetesi dengan minyak emersi. Hitung jumlah
trombosit pada 10 lapangan pandang, missal “N”, hasil
dikali1000
Trombosit = N x 1000
 Pelaporan : Jumlah Trombosit = …………../mm3
Pasca Analitik
Nilai Normal = 150.000-400.000/mm3 darah
UPT Puskesmas Rawat HITUNG HEMATOKRIT
Inap Talang Jawa NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Mataram Jln, Batin
Putra No. 45 Talang LAB-05-10 A 1/2
Jawa Kec. Merbau
Mataram
PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan
Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap
TETAP 1-10-2010
Talang Jawa

DARMAWAN, SKM, M,kes


NIP: 197206031993021001
PENGERTIAN Hitung Hematrokit adalah pemeriksaan untuk mengetahui
kadar hematokrit dalam darah.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan
hitung hematokrit
PROSEDUR Pra Analitik
 Metode
Mikro hematokrit
 Prnisip
Mengetahui volume eritrosit dalam 100 ml darah,
dinyatakan dalam %
 Alat
1. Centrifuge
2. Tabung Wintrobe
3. Pipet Pasteur
 Bahan Pemeriksaan
Darah dengan antikoagulan
Analitik
Darah di campur dengan seksama hingga homogen
1. Dengan menggunakan pipet Pasteur darah
dimaksukkan kedalam tabung wintrobe hingga
mencapai garis tanda 100, dimulai dari dasar tabung
dan hindari terjadinya gelembung udara didalam tabung
2. Sebelum di putar tabung wintrobe dibalut dengan
kertas tissue untuk menhindari benturan
3. Tabung yang berisi darah dipusing selama 30 menit
dengan kecepatan 2000-2300 g
 Perhitungan
Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai
hematrokrit dinyatakan dalam %
Pasca Analitik
Nilai Normal
 Laki-laki : 40-50 %
 Perempuan : 37-43 %
UPTD TES CHOLESTEROL
Puskesmas Ulaweng NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng
PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan
Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap
TETAP
Talang Jawa

DARMAWAN, SKM, M,kes


NIP: 197206031993021001
PENGERTIAN Tes Cholesterol adalah tes untuk mengetahui kadar lipid dalam
darah. tes untuk mengetahui kadar lipid dalam darah.yang
berhubungan dengan penyakit vascular yang mencakup
penyakit jantung koroner ,penyakit pembuluh darah otak dan
penyakit pembuluh darah perifer.
TUJUAN Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan
Cholesterol

PROSEDUR Pra Analitik :


PERSIAPAN PASIEN
- Penderita puasa 10-14 jam sebelum pemeriksaan
termasuk menghentikan merokok dan olah raga
tetapi diperbolehkan minum air putih.
- Pasien dalam keadaan stabil,tidak mendapat obat
yg mempengarungi kadar lipid dalam 2 minggu
terakhir.
- Pasien tdk mengalami strees oleh penyakit akut.
Analitik
Prinsip test :
Bahan : Serum, plasma EDTA
Reagen :
Alat :
Pasca Analitik : nilai normal : < 200 mg/dl


PEMERIKSAAN : GDP, 2 JAM PP, GDS
NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN

PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan


Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap
TETAP
Talang Jawa

DARMAWAN, SKM, M,kes


NIP: 197206031993021001

PENGERTIAN Pemeriksaan Glukosa darah merupakan test saring pada


penderita diabetes mellitus.
TUJUAN Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan
Glukosa darah dalam darah.

PROSEDUR Pra Analitik


GDP : Pasien dipuasakan 8 – 12 jam ebelum pemeriksaan
GDPP 2 jam dilakukan 2 jam setelah GDP
Metode :
Material pemeriksaan : darah kapiler
Analitik
Alat :
Pasca Analitik :
Nilai normal
GDS : < 180 mg/dl
GDP : < 110 mg/dl
GDPP 2 jam : <110 mg/dl

UPTD TES KEHAMILAN


Puskesmas Ulaweng NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng LAB-07-10 A 1/2
PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan
Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap
TETAP 1-10-2010
Talang Jawa

DARMAWAN, SKM, M,kes


NIP: 197206031993021001

PENGERTIAN Tes kehamilan (plano tes) adalah merupakan suatu tahap test
strip yang menggunakan urine seara immunokromatografi
untuk mendeteksi adanya HCG dalam urine dan juga
mendeteksi adamnya kehamilan
TUJUAN Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan
test Kehamilan.
PROSEDUR Pra Analitik
 Persiapan sampel
Sampel yang digunakan sebaiknya urine pertama pagi
hari
 Prinsip tes : immunokromatografi
 Alat dan bahan :
- Pot urine
- Kit EXCEL Hcg
- Urine (sebaiknya urine pagi hari)
Analitik
Cara kerja
1. Alat tes dilepas dari tutupnya dan dicelupkan kedalam
pot urine
2. Tunggu pada garis merah muncul pada alat tes ( C/T)
Pasca Analitik
Interprestasi hasil
 Positif : terbentuk 2 garis mareh pada bagian control (C)
dan tes (T)
 Negatif : hanya 1 garis merah yang muncul pada bagian
kontrol (C)
 Invalid : tidak timbul garis merah sama sekali atau
timbul hanya pada bagian tes (T)
UPTD URINALISIS
Puskesmas Ulaweng NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng LAB-09-10 A 1/6
PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan
Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap
TETAP
Talang Jawa

DARMAWAN, SKM, M,kes


NIP: 197206031993021001

PENGERTIAN Urinalisis atau analisis urin adalah tes laboratorium terhadap


spesimen urin yang dapat memberikan informasi keadaan ginjal
dan saluran kemih, baik prerenal, renal maupun post renal.
Urinalisis terdiri dari tes makroskopik, mikroskopik dan kimia.
TUJUAN Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan
urinalisa

PROSEDUR 1. Prosedur dilaksanakan oleh analis laboratrium yang


bertugas.
2. Analis tersebut memakai sarung tangan, masker serta
baju laboratrium karena sampel adalah bahan efeksius.
Pra Analitik
1. Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus, kecuali
untuk tes urin post prandial, pasien berkemih setelah
makan 1 ½ -3 jam
2. Persiapan sampel
- wadah penampung bersih dan kering
- identifikasi sampel : nama, nomor, alamat, umur
- urin diperiksa dalam waktu ≤ 2 jam setelah dikemihkan
- sampel urin sewaktu, untuk tes esbach : urin 24 jam atau
12 jam
3. Alat dan bahan
- wadah penampung urin bersih dan kering atau steril
untuk tes mikrobiologi
- gelas volume / gelas takar
- tabung reakksi
- pipet tetes
- mikroskop
- kaca obyek dan kaca penutup
- sentrifus
- alat uriscan dan reagen stripnya
- tabung esbach, reagen esbach, asam sulfosalisilat 20 %
untuk tes protein kuantitatif
- thermometer, asam asetat 50 % untuk tes protein bence
jones
Analitik
Cara kerja
1. Tes makroskopik:
- Perhatikan warna / kejernihan dan bau
- Ukur volume urin menggunakan gelas takar
2. Tes Kimia
- Celup 1 lembar reagen strip kedalam urin sampai urin
mengenai area reaksi
- Letakan pada alat uriscan, jalankan sesuai prosedur
- Hasil keluar dalam bentuk lembar print out, berupa: berat
jenis (BJ), pH, Leukosit, Nitrit, protein, glukosa, keton,
urobilinogen, bilirubin, dan hemoglobin, vitamin C
3. Tes mikroskopik / sedimen
- masukkan 10 – 15 ml urin kedalam tabung reaksi,
sentrifus selama 5 menit pada 1500-2000 rpm
- Buang cairan di bagian atas tabung, sehingga volume
cairan dan sendimen tingga 0,5-1 ml
- Kocok tabung untuk meresuspensikan sedimen
- Letakkan 2 tetes suspensi tersebut diatas kaca obyek lalu
tutup dengan kaca penutup
- Periksa sedimen dibawah mikroskop dengan lensa
objektif 10X untuk LPK untuk melaporkan jumlah rata-
rata sediment, serta lensa obyektif 40X untuk LPB untuk
melaporkan jumlah rata-rata eritrosit dan leokosit
- Tulis hasil yang diperoleh berupa : Elemen organik yaitu
jumlah sel erosit, leukosit, epitel, silinder, bakteri, jamur,
parasit; dan elemen anorganik berupa kristal, zat lemak,
4. Tes protein kuantitatif secara esbach
1. Tambahkan 3-5 tetes as. Asetat glacial ke dalam urin
2. Isi tabung Esbach dengan sampel urin sampai garis
bertanda U
3. Tambahkan reagen esbach pada sampel tersebut sehingga
garis bertanda R
4. Tutup tabung lalu bolak-balikkan tabung 12 kali (jangan
dikocok)
5. Letakkan tabung pada Rak dalam posisi tegak dan biarkan
selama 18-24 jam. Tinggi kekeruhan dibaca dan
menunjukkan banyaknya gram protein perliter urin
5. Tes protein bence jones
Sebelum melakukan penetapan ada tidaknya protein dengan
tes asam sulfosalisilat yaitu dengan cara:
1. Masukkan masing-masing 2 ml urin yang jernih kedalam
2 tabung reaksi.
2. Tambahkan 8 tetes asam sulfosalisilat 20 % kedalam
salah satu tabung lalu kocok.
3. Bandingkan kedua tabung, jika tetap sama jernihnya,
maka hasil tes negatif.
6. Jika tabung pertama lebih keruh dari tabung kedua, maka
panasi tabung tersebut diatas nyala api sampai mendidih
lalu dinginkan kembali dengan air mengalir
7. Jika kekeruhan tetap ada saat pemanasan dan terus
menetap sampai dingin kembali, maka tes terhadap
protein positif. Protein ini mungkin albumin atau globilin
atau keduanya
8. Jika kekeruhan hilang saat pemanasan tetapi timbul
kembali setelah dingin, lanjutkan dengan tes protein
bance jones
9. Jika tes protein dengan asam sulfosallisilat negatif, maka
protein bance jones pasti tidak ada
Lakukan tes protein bence jones
1. Masukkan kira-kira 5 ml urin dan sebatang termometer
kedalam tabung reaksi, lalu masukkan tabung itu
kedalam gelas kimia berisi air.
2. Panasi gelas kimia tersebut dan perhatikan suhu pada
termometer
3. Catat suhu saat mulai timbul kekeruhan sampi kekeruhan
maksimal
4. Angkat tabung reaksi dari air lalu panaskan langsung
diatas nyala api sampai isinya mendidih dan perhatikan
kekeruhan:
a. Jika kekeruhan lenyap, biarkan urin itu mendingin dan
catat suhu saat kekeruhannya timbul lagi.
b. Jika kekeruhan tidak hilang saat dipanasi, tambahkan 1
ml asam asetat 50 % tetes demi dan teruskan pemanasan
sampai urin mendidih. Jika kekeruhannya menetap,
saringlah urin tersebut dalam keadaan mendidih dengan
kertas saring lalu perhatikan kekeruhan pada filtratnya.
Jika kekeruhan timbul lagi saat urin mendingin dan
menghilang lagi jika dipanaskan maka tes protein bence
jones positif
Pasca Analitik
Nilai rujukan:
 tes makrosopik dan tes kimia
10. Warna/kejernihan : kuning jernih atau sedikit keruh
11. Bau : berbau khas asam organik
12. Berat jenis (BJ) : 1, 010 – 1,020
13. pH : 4,5 – 8,0
14. Leukosit : negatif
15. Nitrit : negatif
16. Protein : negatif
17. Glukosa : negatif
18. Keton : negatif
19. Urobilinogen : negatif
20. Urobilin : negatif
21. Eritrosit : negatif
 Tes sedimen
22. Eritrosit : <5/LPB
23. Lekosit : <5/LPB
24. Torak : negatif atau positif torak hialin
25. Bakteri : <2 /LPB atau <1000 ml
26. Sel : Epitel pipih
27. Kristal : kalsium oksalat, asam urat, amorf,
tripelfosfat
28. Lemak : negatif
29. Sperma : negatif
 Tes protein kuantitatif dengan cara esbach : <0,5 gr/hari
 Tes protein bence jones
Interprestasi Hasil
30. Warna/kejernihan: keruh: mungkin piuria
31. Berat Jenis (BJ) : pekat → diabetes mellitus
Encer → diabetes insipidus
32. pH : <→ diet protein
>→ dietsayur, alkalosis, infeksi
33. Leokosit : +→ inflamasi, infeksi
34. Nitrit : +→ infeksi
35. Protein : +→ albumin: penyakit ginjal
globulin: myeloma
multipel
36. Glukosa : +→ diabetes militus
37. Keton : +→ puasa, diet lemak,
ketoasidosis
38. Urobilinogen : +→ pada gangguan hati
39. Urobilin : +→ pada obstruksibilier
40. Eritrosit : +→ penyakit ginjal dan saluran
kemih
 Tes Sedimen
Eritrosit : abnormal: batu atau penyakit ginjal dan saluran kemih
Lekosit : abnormal: batu atau penyakit ginjal dengan inflamasi
Torak : > pada penyakit ginjal dan saluran kemih
Bakteri : + infeksi saluran kemih bila > 105 / ml
Sel : abnormal: sel bulat, sel ganas
Kristal : asam urat >>→ gout
Tes protein kuantitatif dengan cara esbach abnormal: penyakit
ginjal
Tes protein bence jones : positif pada myeloma multiple,
amyloidosis, sindrom fanconi (dewasa) dan makroglobulinemia
waldenstrom
Catat hasil pada buku hasil dan formulir hasil

UPTD PEMERIKSAAN MALARIA


Puskesmas Ulaweng NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng LAB-13-10 A 1/4
PROSEDUR TANGGAL Ditetapkan
Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap
TETAP 1-10-2010
Talang Jawa

DARMAWAN, SKM, M,kes


NIP: 197206031993021001
PENGERTIAN Tes malaria adalah tes laboratorium yang dapat memberikan
informasi tentang parasit genus plasmodium sebagai penyebab
penyakit malaria. Tes malaria meliputi: tes apusan darah tebal
dan tes apusan darah tipis
TUJUAN Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam Tes malaria.
PROSEDUR Pra Analitika.
a. Persiapan pasien:
- Pengambilan sampel dilakukan sebelum pasien
menggunakan obat antimalaria
- Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada saat
deman
b. Persiapan sampel :
Darah dapat berupa darah kapiler atau darah vena yang diberi
antikoagulan EDTA
c. Alat dan bahan :
- Kapas alkohol 70%
- Blood lancet
- Metanol absolut
- Objek glass
- Larutan giemsa dengan larutan buffer ph 7, 2
- Air kran/aquades
- Mikroskop
Analitik
A. Cara pembuatan sediaan darah tebal dan tipis
1. Bersihkan ujung jari atau anak telinga dengan kapas
alcohol 70%. Biarkan mengering.
2. Tusuk kulit dengan jarum (blood lancet) dengan cepat,
cukup dalam sehingga darah dapat mengalir secara bebas
tanpa diperas (dipijat). Tetesan darah pertama dibuang
3. Buat sediaan darah tebal dengan cara meneteskan
sebanyak sebanyak 3-4 tetes darah pada daerah dekat
ujung objek glass yang bersih dan bebas dari lemak
4. Dengan sudut objek glass yang lain campurkan tetesan
darah tersebut secara membuat sehingga diameternya
sekitar 20 mm. Ketebalannya demikian rupa sehingga
masih bisa membaca Koran yang diletakkan dibelakang
sediaan tersebut
5. Buatlah sediaan darah tipis pada sisa tempat diobjek
glass yang sama
6. Tempatkan di kotak sediaan atau Letakkan horizontal
agar mengering. Lindungi terhadap pengotoran oleh debu
atau ganguan lalat, dan kecoa. Sediaan darah tebal
kadang-kadang perlu waktu 2 jam untuk menjadi kering
B. Prosedur pewarnaan
Cara Pembuatan Larutan Buffer
Larutan Buffer terdirir atas 2 stok larutan yaitu:
 Dinatrium phosphate, anhydrous (Na2HPO4) 9,5 gr per
liter
 Natrium asam phosphate (NaH2PO4H2o) 9,2 gr per liter
Dari stok larutan ini dibuat larutan buffer dalam air
Untuk pewarnaan dan pencucian sediaan, sebagai berikut:
Formula untuk 1 (satu) liter
pH Na2HPO4 NaH2PO4H2O Aquadest
6,8 49,6cc 50,4cc 900cc
7,0 61,1cc 38,9cc 900cc
7,2 72,,0cc 28,0cc 900cc
7,4 80,3cc 19,7cc 900cc
1. Sediaan darah tipis
a. Sediaan darah tipis difikasi dengan direndam metanol
selama 2-3 menit.
b. Rendam sediaan dalam larutan campuran 1 (satu) cc stok
giemza dengan 50 cc larutan buffer air selama 10-45
menit
c. Cuci dengan aquadest dan biarkan mengering
2. Sediaan darah tebal
Pada sediaan darah tebal, tidak dilakukan perendaman
dengan metanol absolut tetapi langsung dengan penawaran.
Kemudian cuci dengan aquades dengan hati-hati.
C. Pemeriksaan sediaan apusan
Periksaan sediaan apusan darah dibawah mikroskop dengan
lengsa objektif 100x untuk melihat ada atau tidak parasit
malaria, dan untuk mengidentifikasi ada/tidak plasmodium
vivax, falcifarum, malariae, atau plasmodium ovale.
Nilai rujukan:
Hasil tes positif jika ditemukan parasit malaria, negatif jika
tidak ditemukan parasit malaria
Pasca Analitik
Interprestasi
Pemeriksaan mikroskopis yang terbaik adalah berdasarkan
hitung parasit dengan identifikasi parasit yang tepat
 Hitung parasit pada tetes darah tebal : dihitung
berdasarkan leukosit (eritrosit sudah lisis), yaitu per 200
leukosit
Contoh : Hasil : 1500 parasit/200 leukosit
Bila leukosit 8000/ul, hitung parasit 8000/200x1500 par =
60.000/ul
Penilaian : Hitung parasit < 100,000/ul, mortalitas< 1%
Hitung parasit < 500.000/ul, mortalitas >50%
Catatan: - baik untuk parasitemia rendah
- kurang baik bila parasit padat
 Secara kasar pada pemeriksaan tetes darah tebal sering
dilaporkan dengan kode plus 1 (+) satu sampai dengan
kode plus 4 (++++), yang artinya ialah:
+ : 1-10 parasit per 100 lapang pandang
++ : 11-100 parasit per 100 lapang pandang
+++ : 1-10 parasit satu lapang pandang
++++ : lebih dari 10 parasit per satu lapang
pandang

Anda mungkin juga menyukai