1
BAB I
DEFINISI PENILAIAN RISIKO ( RISK ASSESSMENT )
A. Pengertian
Risiko adalah adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat
terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang
akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu
keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak
dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.
Risiko Adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat ditimbulkan dari
proses kegiatan saat sekarang atau kejadian dimasa datang
Suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara rinci
dan berurutan, baik kejadian yang aktual maupun yang potensial berisiko
ataupun kegagalan dan suatu yang rentan melalui proses yang logis,
dengan memprioritaskan area yang akan di perbaiki berdasarkan dampak
yang akan di timbulkan baik aktual maupun potensial dari suatu proses
perawatan, pengobatan ataupun service yang diberikan. Proses untuk
membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko yg dihadapi,
kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak risiko.
Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak yg terlibat termasuk
Pasien dan Publik dapat terlibat bila memungkinkan
ICRA adalah proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan
infeksi, pendokumentasian bahwa dengan mempertimbangkan populasi
pasien, fasilitas dan program yang berfokus pada :
• Pengurangan risiko infeksi,
• Tahapan perencanaan fasilitas, desain, konstruksi,
Renovasi, pemeliharaan fasilitas, dan
• Pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi, dan
lingkungan perawatan, yang memungkinkan
organisasi untuk mengantisipasi dampak potensial.
2
BAB II
RUANG LINGKUP PENILAIAN RISIKO
C. Penentuan Skor
3
Terjadi beberapa kali dalam sehari/ minimal sekali dalam sehari ( ≥1x/
hr )
b. Sedang (Score 3):
Mungkin akan terjadi atau bukan sesuatu hal yang aneh untuk terjadi
( 50 – 50 kesempatan)
Terjadi seminggu sekali atau antara seminggu sampai sebulan (1x/
minggu - ≥1x/ bulan )
c. Rendah ( Score 2):
Kecil kemungkinannya untuk terjadi / sesuatu yang kebetulan .
Terjadi beberapa kali dalam setahun atau minimal terjadi sekali dalam
setahun ( . ≥1x/ tahun )
d. Tidak ada (Score 1):
Belum pernah terjadi sebelumnya di manapun / merupakan sesuatu
yang tidak mungkin untuk terjadi.
2. Dampak / potensial keparahan ( severity )
a. Ancaman hidup ( Score 4):
Insiden infeksi, ketidak patuhan serta masalah keterbatasan fasilitas
mengakibatkan:
Disaster / bencana
Kematian
Menyebabkan penyakit yang bersifat komunitas/endemik
pada karyawan atau pasien
Menyebabkan terhambatnya pelayanan hingga lebih dari 1
hari
Sebagian proses berhenti
Kerugian keuangan berat – sangat berat.
b. Cacat permanen / kehilangan fungsi tubuh (Score 3):
Insiden infeksi, ketidak patuhan serta masalah keterbatasan fasilitas
mengakibatkan :
Memperberat atau menambah penyakit pada beberapa
pasien atau karyawan
4
Menyebabkan penyakit yang bersifat permanen atau kronis
(HIV / AIDS, hepatitis, keganasan, tuli, gangguan fungsi organ
menetap).
Menyebabkan cidera serius seperti cacat atau kehilangan
anggota tubuh permanen
Menyebabkan terhambatnya pelayanan lebih dari 30 menit
hingga 1 hari
Perawatan sangat serius / prolonged length of stay
Kerugian keuangan sedang – berat.
c. Cacat sementara (Score 2):
Insiden infeksi, ketidak patuhan serta masalah keterbatasan fasilitas
mengakibatkan :
Menyebabkan kecacatan dalam kurun waktu tertentu atau
penyakit yang memerlukan perawatan medis lebih dari 7 hari
dan dapat disembuhkan.
Menyebabkan terhambatnya pelayanan kurang dari 30
menit
Kerugian keuangan ringan - sedang
d. Tidak ada ( Score 1):
Insiden infeksi, ketidak patuhan serta masalah keterbatasan fasilitas
tidak mengakibatkan dampak yang fatal , seperti :
Cidera tidak serius seperti lecet, luka kecil yang hanya
perlu penanganan P3K
Kerugian keuangan sangat ringan
5
sampai ke tingkat direktur ( top managemen). Masalah memerlukan
investigasi dan kajian secara detail ( RCA ).
b. Sedang ( Score 3):
Bila kejadian infeksi ataupun masalah perlu ditangani segera serta
membutuhkan tanggapan dari middle - top mangemen dan perlu
mendapat pengawasan/monitoring. Masalah memerlukan investigasi
sederhana.
c. Rendah ( Score 2):
Bila kejadian infeksi ataupun masalah memerlukan tindaklanjut,
dengan melakukan investigasi sederhana dan penanganannya cukup
dengan melaksanakan prosedur rutin.
d. Tidak perlu ( Score 1):
Bila kejadian infeksi atau masalah dapat dengan mudah ditangani, dan
ditindaklanjuti serta tingkat keberhasilannya tinggi.
4. Kesiapan rumah sakit / unit.
a. Rendah (3):
Rumah Sakit tidak/belum memiliki standar (SPO), pedoman atau
kebijakan tentang penatalaksanaan pencegahan dan pengendalin
infeksi serta tidak ada prasarana pendukung untuk menerapkan
pencegahan dan pengendalian infeksi.
b. Sedang (2):
Rumah sakit memilki standar (SPO), pedoman atau kebijakan tentang
penatalaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi, tetapi tidak/
belum disosialisasikan, tidak/ belum diterapkan di tiap-tiap unit, atau
ada prasarana pendukung tetapi tidak lengkap.
c. Baik (1):
Rumah Sakit telah memiliki standar (SPO), pedoman atau kebijakan
tentang penatalaksanaan pencegahan dan pengendalin infeksi,
prasarana pendukung yang memadai dan ada dukungan dari
menejemen rumah sakit (direktur).
6
D. Menetukan Prioritas Masalah
Daftar risiko di atas merupakan acuan dalam menyusun fokus program PPI
tahunan, berdasarkan tinggi rendahnya skor.
E. Analisa Risiko
Berdasarkan beberapa hasil penilaian risiko infeksi di atas, maka dapat
dilakukan analisa sebagai berikut :
7
ketidak tahuan ataupun ketidakmauan staf. Sehingga memerlukan
monitoring dan evaluasi yang berkesinambungan dari petugas IPCN.
Petugas kebersihan (CS) juga perlu mendapat pelatihan lebih
intensive tentang pembersihan lingkungan dan alat serta monitoring secara
berkesinambungan, untuk menekan laju transmisi kuman MDRO terutama
di area beresiko tinggi seperti ICU, bangsal perawatan dan kamar operasi.
8
rawat luka, instrument bedah serta alat pendukung kebersihan perlu
ditambah jumlah dan jenisnya.
5. Mesin (Machine)
Kebutuhan mesin untuk mendukung pengendalian infeksi seperti
mesin ventilator, mesin cuci untuk laundry, mesin washer dan dryer untuk
di CSSD juga diperlukan. Termasuk pula penambahan fasilitas pendukung
ventilasi udara di kamar operasi gawat darurat.
F. Kesimpulan
1. Penyusunan Program PPI RS didasarkan pada pengkajian risiko
infeksi yang dilakukan pada akhir tahun 2017 , dengan acuan masalah
yang didapatkan pada tahun 2017
2. Setiap risiko infeksi harus dilakukan pengkajian, analisa dan tindak
lanjut dengan sebaik baiknya untuk mencegah penularan infeksi.
3. Pengkajian risiko infeksi RS menetapkan kejadian infeksi kuman
multi drug resisten (MDR) sebagai masalah paling prioritas untuk segera
ditangani dibandingkan risiko lainnya.
4. Melihat dampak dari permasalahan atau risiko yang ada , maka
dukungan dari managemen rumah sakit sangat dibutuhkan demi
berjalannya program pencegahan dan pengendalian infeksi di tahun 2017
dan tahun mendatang.
9
BAB III
TATALAKSANA PENILAIAN RISIKO INFEKSI
10
Infection Control Program
Risk Assesment
External
Terkait dengan komunitas
Terkait dengan bencana
Persyaratan peraturan dan akreditasi
Internal
Terkait pasien
Terkait petugas
Terkait prosedur
Peralatan
Lingkungan
Pengobatan
Sumber daya
Risiko External
Bencana alam : tornado, banjir, gempa, dll
Kecelakaan massal : pesawat, bus, dll
Kejadian KLB dikomunitas yg berhubungan dengan penyakit
menular :
1. Influenza, meningitis
2. Penyakit lain yg berhubungan dengan kontaminasi pada
makanan, air seperti hep A dan salmonella
Risiko Internal
1. Pasien
a. Karakteristik pasien
Perempuan, anak-anak
Perawatan akut pada pasien dewasa
Populasi kebutuhan khusus
Perawatan jangka panjang
Rehabilitasi
11
b. Usia pasien :
- Anak-anak, dewasa dan lansia
• status imunologi
• penyakit yg berhubungan dengan
isu-isu gaya hidup
• manula yang sakit cendrung akan
mengalami perubahan pola pikir dan
kemudian sakit-sakitan
2. Risiko terkait peralatan
Pembersihan, desinfektan dan sterilisasi untuk proses peralatan :
Instrumen bedah
Prostesa
Pemrosesan alat sekali pakai
Pembungkusan kembali alat
Peralatan yang dipakai
3. Risiko terhadap petugas kesehatan
Kebiasaan kesehatan perorangan.
Budaya keyakinan tentang penyakit menular
Pemahaman tentang pencegahan dan penularan penyakit
Tingkat kepatuhan dalam mencegah infeksi (HH,
pemakaian APD,
penanganan peralatan pasien, tehnik isolasi, dll)
Skrening yg tidak adekuat terhadap penyakit menular
Kejadian Needle Stick Injury
12
PENILAIAN PROBABILITAS/FREKUENSI
13
• Setiap kasus yg meperpanjang
perawatan
SKOR :
14
Nilai Probabilitas X Nilai Risiko/Dampak X
Nilai
Sistem yang ada
LEVEL/BANDS TINDAKAN
(RENDAH) dilakukan
investigasi
sederhana paling
lama 1 minggu
diselesaikan dng
prosedur rutin
15
B. Penilaian Risiko (ICRA) Rekonstruksi Bangunan
adalah penilaian yang d i l a k u k a n t e r h a d a p k o n t r o l i n f e k s i
oleh komite PPI bila adarencana perbaikan, renovasi,
d a n p e m b a n g u n a n b a r u a t a u pembangunan kembali bangunan
yang ada di rumah sakit, yangmemungkinkan terjadinya infeksi bagi pasien,
bekerja dan orangyang beraktivitas di rumah sakit. Rekomendasi dari
komite PPIs a n g a t d i p e r l u k a n u n t u k m e n c e g a h t e r j a d i n y a i n f e k s i
akibat
LANGKAH 1
Tipe kegiatan renovasi
Tipe PEMERIKSAAN DAN KEGIATAN PEMELIHARAAN UMUM
A Termasuk namun tidak terbatas pada:
• Pengangkatan plafon untuk inspeksi visual ( terbatas untuk 1 ubin
per 5m2);
• pengecatan (tetapi bukan pengamplasan);
• Instalansi penutup dinding
• Pekerjaan listrik; Pekerjaan pipa saluran air yang ringan;
• Kegiatan apa saja yang tidak menghasilkan debu atau perlu
memotong dinding atau akses ke langit-langit, selain untuk
pemeriksaan visual.
16
• Pembongkaran atau pengangkatan komponen bangunan built-in
atau
rakitan,
• Pengamplasan dinding untuk mengecat atau memasang lapisan
dinding,
• Pengangkatan lapisan lantai/wallpaper, plafon, dan casework
• Konstruksi dinding baru,
• Pekerjaan ringan saluran dan listrik di plafon
• Kegiatan perkabelan yang banyak.
Tipe PENGHANCURAN BESAR DAN PROYEK KONSTRUKSI
D Termasuk, tetapi tidak terbatas pada, penghancuran berat, penghapusan
sistem plafon yang lengkap, dan konstruksi baru.
LANGKAH 2
IDENTIFIKASI PENGENDALIAN RISIKO INFEKSI BERDASARKAN
LOKASI
KELOMPOK KELOMPOK 2 KELOMPOK KELOMPOK 4
1 SEDANG 3 TINGGI
RENDAH SEDANG
TINGGI
- Area kantor - Perawatan pasien dan - UGD - Unit Onkologi
- Tanpa pasien/ tidak tercakup dalam - Radiology - Terapi Radiasi
area resiko Grup 3 atau 4 - Recovery - Area klinis
rendah yang - Laundry Rooms - Chemo Infusion
tidak terdaftar - Cafeteria - Ruang - Transplant
dimanapun - Dietary Maternitas / VK - Pharmacy
- Manajemen Material - High Admixture -
- PT/OT/Speech Dependency Ruang bersih
- Unit - Kamar Operasi
Penerimaan/Pemulangan - Kamar bayi - Departemen
- MRI - Pediatrik Proses Sterilisasi
- Obat-obatan nuklir - Lab - Kateterisasi
17
- Echocardiography Microbiologi Jantung
- Laboratorium tidak - Unit sub-akut - Kamar prosedur
spesifik seperti Grup 3 jangka panjang invasif pasien
- Koridor Umum (yang - Farmasi rawat jalan
dilewati pasien, suplai, - Dialisis - Area Anastessi
dan linen) - Endoskopi & pompa jantung
- Area - Newborn
Bronchoskopi Intensive Care
Unit (NICU)
- Semua
Intensive Care
Unit
LANGKAH 3
MATRIKS AKTIFITAS KONSTRUKSI
LEVEL
RESIKO
TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
AKTIFITAS
KONSTRUKSI
GRUP 1 Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV
GRUP 2 Kelas I Kelas II Kelas II Kelas IV
GRUP 3 Kelas I Kelas II Kelas III/IV Kelas IV
GRUP 4 Kelas II Kelas III/IV Kelas III/IV Kelas IV
LANGKAH 4
PEDOMAN PENCEGAHAN DARI INFEKSI KONTROL
KELA • Melaksanakan pekerjaan dengan metode yang meminimalkan
SI debu dari
lokasi konstruksi.
• Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi visual
sesegera
mungkin.
KELA Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang ke
S II dalam atmosfer.
18
Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban.
Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup
rapat sebelum dipindahkan.
Pel basah dan/atau vakum dengan alat vacuum dengan filter
HEPA.
Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan
diganti atau dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya
pekerjaan.
Pembersihan area kerja dan permukaan horizontal pada
penyelesaian
proyek.
KELA • Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya
S III pekerjaan untuk
mencegah kontaminasi sistem saluran.
• Lengkapi semua barier konstruksi sebelum konstruksi dimulai.
• Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja
menggunakan unit
ventilasi dengan filter HEPA atau metode lain untuk
mempertahankan
tekanan
negatif. Keamanan publik akan memonitor tekanan udara.
• Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek
selesai
dibersihkan secara menyeluruh.
• Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan
konstruksi, atau
sebagaimana diharuskan untuk meminimalkan pelacakan.
• Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan
penyebaran
kotoran dan debris yang terkait
19
dengan konstruksi. Material barier harus diseka basah,
divacum dengan
HEPA
atau disemprot air sebelum dibuang.
• Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup
rapat sebelum
dipindahkan
• Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan
diganti
atau dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
• Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada
penyelesaian proyek.
KELA • Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya
S IV pekerjaan untuk
mencegah kontaminasi sistem saluran.
• Lengkapi semua barier konstruksi sebelum konstruksi dimulai.
• Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja
menggunakan unit
ventilasi dengan filter HEPA atau metode lain untuk
mempertahankan
tekanan
negatif. Keselamatan publik akan memonitor tekanan udara.
• Segel lubang, pipa, saluran, atau tusukan untuk mencegah
migrasi debu
• Buat ruang serambi/anteroom dan pastikan semua personil
untuk melewati
ruangan ini. Pel basah atau vacuum dengan HEPA setiap hari.
• Selama pembongkaran, untuk kerja yang menghasilkan debu
atau
pekerjaan di langit-langit, sepatu sekali pakai dan
baju harus dipakai dan dibuang di Serambi/anteroom ketika
20
meninggalkan
area kerja.
• Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek
selesai
dibersihkan secara menyeluruh.
• Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan
penyebaran
kotoran dan debris yang terkait dengan konstruksi
• Material barier harus diseka, divacum dengan HEPA atau
disemprot air
sebelum dibuang.
• Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup
rapat sebelum
dipindahkan
• Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan
diganti
atau dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
• Pertahankan lokasi kerja tetap bersih dengan menyapu dan
membersihkan
debris setiap hari.
• Pel basah seluruh area keras dengan disinfektan setelah proyek
selesai.
• Vacuum seluruh area berkarpet dengan HEPA seletah proyek
• Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada
penyelesaian proyek.
Area Renovasi :
21
Tanggal pemantauan :
KELAS III
NO KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN
1 Mengisolasi sistem HVAC di
area kerja untuk mencegah kontaminasi
sistem saluran.
2 Siapkan pembatas area kerja
atau terapkan metode kontrol kubus
(menutup area kerja dengan plastik dan
menyegel dengan vakum HEPA untuk
menyedot debu keluar) sebelum
konstruksi dimulai.
3 Menjaga tekanan udara
negatif dalam tempat kerja dengan
menggunakan unit penyaringan udara
HEPA.
4 Letakkan limbah kontruksi
dalam wadah yang tertutup rapat
sebelum dibuang.
KELAS IV
NO KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN
1 Mengisolasi sistem HVAC di
area kerja untuk mencegah kontaminasi
sistem saluran.
2 Siapkan pembatas area kerja
atau terapkan metode kontrol kubus
(menutup area kerja dengan plastik dan
menyegel dengan vakum HEPA untuk
menyedot debu keluar) sebelum
konstruksi dimulai.
3 Menjaga tekanan udara
negatif dalam tempat kerja dengan
menggunakan unit penyaringan udara
HEPA.
22
4 Menyegel lubang, pipa, dan
saluran.
5 Membuat anteroom dan
mewajibkan semua personel untuk
melewati ruangan ini sehingga mereka
dapat disedot menggunakan vacuum
cleaner HEPA sebelum meninggalkan
tempat kerja atau mereka bisa memakai
pakaian kerja yang lepas setiap kali
mereka meninggalkan tempat kerja.
6 Semua personil
memasuki tempat kerja
diwajibkan untuk
memakai penutup sepatu.
Sepatu harus diganti setiap
kali keluar dari area kerja.
(…………………………………….)
23
TIPE A: Inspeksi, aktivitas non- KELOMPOK 1:
invasif Risiko Rendah
TIPE B: Skala kecil, durasi KELOMPOK 2:
singkat, tingkat sedang sampai Risiko Sedang
tinggi
TIPE C: Aktivitas menghasilkan GROUP 3:
debu tingkat sedang sampai Risiko Medium /
tinggi, memerlukan lebih dari 1 Tinggi
shift kerja untuk penyelesaian
V TIPE D: Durasi lama dan V GROUP 4:
aktivitas konstruksi Risiko Paling
membutuhkan shift kerja yang Tinggi
berturutan.
KELAS I 1. Melaksanakan kerja dengan metode yang meminimalkan debu dari
lokasi konstruksi.
2. Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi sesegera mungkin.
3. Pembongkaran minor untuk perombakan ulang.
KELAS II 1. Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang ke atmosfer.
2. Basahi permukaan kerja untuk mengontrol debu saat pemotongan.
3. Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban.
4. Tutup dan segel ventilasi udara.
5. Seka permukaan dengan pembersih/disinfektan.
6. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat
sebelum dipindahkan.
7. Pel basah dan/atau vakum dengan alat vacuum dengan filter HEPA
sebelum meninggalkan area kerja.
8. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar area kerja.
9. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan;
kembalikan seperti semula saat pekerjaan selesai.
24
Paraf filtrasi udara dengan filter HEPA.
5. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dan
diperiksa oleh Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta dibersihkan
secara menyeluruh oleh Layanan Lingkungan.
6. Vakum area kerja dengan alat vakum dengan filter HEPA.
7. Pel basah dengan pembersih/disinfektan.
8. Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan
penyebaran kotoran dan debris yang terkait dengan konstruksi.
9. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat
sebelum dipindahkan.
10. Tutupi tempat sampah atau troli yang dipakai untuk transportasi.
Plester penutupnya.
11. Setelah selesai, kembalikan sistem HVAC seperti semula pada lokasi
pekerjaan.
25
12. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat
sebelum dipindahkan.
13. Tutupi tempat sampah atau troli yang dipakai untuk transportasi.
Plester penutupnya.
14. Setelah selesai, kembalikan sistem HVAC seperti semula pada lokasi
pekerjaan.
Persyaratan Tambahan:
Area
Proyek
26
CHECK LIST PRE KONSTRUKSI
KRITERIA YA TIDAK NA
A. Apakah konstruksi dapat mempengaruhi akses keluar dari area perawatan yang
berbatasan dengan lokasi pembangunan?
1) Asbes
3) Ruang sempit
C. Apakah salah satu dari sistem berikut ini dapat berdampak buruk?
1) Alarm Kebakaran
2) Sprinkler/Penyemprot air
3) Listrik
4) Air Domestik
5) Oksigen
6) Limbah
D. Pengendalian Infeksi
Melakukan edukasi kepada manajer, staf medis, petugas kesehatan lingkungan, dan
staf lain tentang risiko pasien immuno-supresi terhadap debu konstruksi.
1) Kontraktor diberikan salinan, pengelolaan bahan berbahaya, definisi kode darurat , dan
dokumentasi lainnya yang harus dikaji untuk mengurangi risiko cedera dan penyakit
pada karyawan.
2) Dokumen tersebut dikaji bersama kontraktor beserta pertanyaan dan jawabannya.
4) Menilai efisiensi yang berkaitan dengan kemampuan penghambat debu (dust barriers)
terhadap pencegahan keluarnya partikulat udara.
6) Terdapat peralatan untuk menangkap partikulat seperti vakum dan peralatan HEPA yang
sesuai dengan urutan kerja.
27
11) Terdapat unit filtrasi HEPA di daerah perawatan pasien yang berdekatan dengan area
konstruksi dan berfungsi dengan baik.
E. Keselamatan Jiwa
1) Apakah ada jalan keluar yang disetujui diblokir?
2) Apakah lalu lintas ke Emergency Room diblokir? Jika ya, apakah itu kembali dialihkan?
3) Apakah renovasi mempengaruhi area yang digunakan?
4) Apakah modifikasi signifikan terjadi untuk asap atau api dinding penghalang?
28
Tangga/Time of Survey
Facility Engineer
Area supervisi
Proyek
1) Pelindung harus di lap basah, disedot dengan hepa, atau diberi uap air sebelum
dibongkar
E. Pengendalian infeksi
29
Tinjau indikasi untuk melakukan kultur lingkungan dengan satker terkait.
F. Keamanan Kebakaran
G. Keselamatan Jiwa
Ka. IPSRS_____________________________________Tanggal____________________
Petugas K3____________________________________Tanggal____________________
30