b. Penentuan Kadar Hb
Ada beberapa cara penentuan kadar Hb. Pada praktikum ini digunakan
metode kolorimetrik dengan cara hematin-asam (sahli)
Prinsip :
darah dicampur dengan lar.asam encer (HCl 0.1N) yang menghasilkan
hematin asam. Hasil tersebut lalu diukur kadarnya dgn cara
membandingkan thd warna standar secara visual
Bahan & Alat :
- larutan HCl 0,1 N
- Hb-meter Sahli
1. Gelas standar berwarna coklat
2. Tabung Sahli berskala (g% dan %)
3. Pipet Sahli (volume 20 μL)
4. Gelas pengaduk
5. Pipet Pasteur
6. Larutan HCl 0.1N
7. Aquadest
Prosedur Kerja :
- Isi Tabung Sahli dengan lar.HCl 0.1N sampai tanda 2 g%
- Masukkan darah-EDTA kedalam pipet Sahli sampai tepat tanda “20
cmm” bersihkan sisa darah pd bagian luar pipet Sahli dengan tissue.
- masukkan dari pipet kedalam tabung Sahli sambil dibilas beberapa
kali dengan lar.HCl 0.1N
- Campur rata darah-HCl 0.1N, tunggu 10 menit
- Encerkan lar.hematin-asam dgn aquadest sampai warnanya sama
dengan warna kaca- standar Sahli
- Baca angka pada skala tepat setinggi meniskus (batas bawah
cekungan) larutan hematin asam pada tabung sahli.
- Perhatikan :
warna kaca-standar dapat berubah karena waktu, suhu, sinar matahari
sehingga harus di kaliberasi dengan metode-rujukan SianmetHb untuk
menentukan Faktor-Koreksi.
Interpretasi Hasil
Pada hasil pengamatan secara visual setelah dilakukan pengenceran
didapatkan bahwa dasar meniscus
larutan asam hemarin ada pada skala 7gr% yang menunjukkan kadar
Hb. Pada hemometer juga sudah tertempel bahwa factor koreksi
adalah 1,28. Sehingga jika di lakukan perhitungan adalah sebagai
berikut
Kadar Hb = factor koreksi x nilai skala
= 7 x 1,28
= 8,96 gr/dl
interperetasinya adalah bahwa kadar Hb pada pasien ini adalah
mneurun karena nilai rujukan normal kadar Hb adalah ….(laki dan
perempuan)…..!!!!!!!!!!
Kesimpulan
Praktikum metode sahli ini bertujuan untuk menilai kadar hemoglobin
sesorang dengan membandingan warna dengan warna standarnya.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien diperoleh
hasil bahwa kadar Hb pasien sebesar 10 g%, yang berada di
bawah batasan normal kadar hemoglobin untuk laki-laki dewasa
yaitu 13,0-16%. Maka dicurigai pasien menderita anemia, untuk
mengetahui penyebab anemia yang diderika disarankan untuk
menjalani pemeriksaan lanjutan
Prinsip Kerja :
Darah kapiler/darah EDTA diencerkan dengan lar.pengencer
tertentu
(untuk lekosit 1 vol darah : 20 lar pengencer) lalu masukkan
kedalam Kamar-Penghitung melalui tepi gelas-penutup sampai tepat mengisi
Daerah-Penghitungan lalu diamati dibawah mikroskop
(lensa objektif 10x
utk lekosit
)
Prosedur Kerja :
- Hisap darah EDTA dgn pipet Thoma sampai tanda 0.5
- Lanjutkan menghisap lar. Turk kedalam pipet Thoma sampai tanda
11 utk lekosit : pengenceran = 20x (?)
- campur baik-2 darah dan lar.pengencer yg berada dalam bagian pipet
Thoma yg bulat (perhatikan cara mengocok pipet tsb)
- buang 4-5 tetes larutan yg ada dalam bagian pipet Thoma ( mengapa ?
)
- masukkan campuran darah dlm pipet Thoma kedalam kamar-hitung ,
sampai mengisi dgn tepat seluruh area-penghitungan .
- biarkan kamar-hitung beberapa saat agar sel darah mengendap pada
dasar area-penghitungan
- Lihat kamar-hitung dibawah mikroskop dan perhatikan distribusi sel2
dalam kotak2- penghitungan harus merata.
- Hitung jumlah sel dlm Kotak-Penghitungan : Leukosit (hitung dalam
4 kotak W)
- Distribusi sel:
perbedaan jml lekosit antar kotak W <=15
- Kalkulasi : Berdasarkan
1. Volume Kotak-Penghitungan :
Vol. 4 kotak-W = 4x0.1 = 0.4 mm3
2. Besarnya Pengenceran :
Pengenceran lekosit = 20x
3. Jumlah sel darah dlm Kotak-Penghitungan :
Jml Leko dlm 4 kotak-W mis = P sel / 0.4 mm3
Maka jumlah sel / mm darah :
Lekosit = 1/ 0.4 x 20 x P = 50 P /
mm3
GANTI LEUKOSIT!!!!
Analisis Data
1. Jumlah eritrosit = Ruang I + Ruang II + Ruang III + Ruang
IV + Ruang V = 104 + 113 + 116 + 107 + 109
= 549