Anda di halaman 1dari 269

1

Penuntun Praktikum

Hematologi

Departemen Patologi Klinik


F.K Unair

2017

2
Pengambilan Sampel Darah,
Kadar Hb dan Hitung Lekosit

Praktikum Hema - 1

3
Antikoagulansia :

Ethylene Diamine Tetra-Acetic acid (EDTA)

- Macam : - Sodium EDTA (Na2EDTA)


- Potassium EDTA (K2, K3EDTA)
- Lithium EDTA
- Cara Kerja : - chelating agent  ikat Ca++
- Dosis : - 1-2 mg EDTA / ml darah

- Penyiapan :
buat larutan EDTA 10% dlm aquadest →
bagi @ 20 μL (~ 2 mgEDTA) dlm botol2 kecil
→ keringkan (1 btl utk 2 ml darah)
4
Sodium Citrate :

- Konsentrasi :0.109 M (3.2%), 3.8%


- Dosis :
1. LED Westergren – 4 vol drh : 1 vol Sitrat
2. Faal Hemostasis - 9 vol drh : 1 vol Sitrat
Heparin :
- Untuk pemeriksaan
1. Osmotic Fragility Test (OFT)
2. Mikrohematokrit
- Dosis : 1 mg (0.1 – 0.2 ml larutan) atau
10-20 IU heparin / ml darah .

5
Pengambilan sampel darah :
Cara : 1. Kapiler (tusuk kulit)
2. Vena (phlebotomy)
Pendekatan :
- Teliti pemeriksaan yg diminta → tentukan:
- vol drh yg akan diambil
- macam sampel drh yg diperlukan .

- Persiapan pasien :
- puasa ? brp lama ?
- obat2 yg perlu dihindari ?

- Jelaskan prosedur yg akan dilakukan


trtm pd org tua pasien anak2

- beri posisi yg paling nyaman utk pasien . 6


Pengambilan sampel darah kapiler
Lokasi :

- ujung jari III-IV tangan


- lobulus auricularis
- calcaneus dan halux pada bayi

Bahan / Alat :

- Lancet steril / automatic device


- Kapas alkohol 70%
- Botol / tempat penampung

7
8
< 1 TH S > 2TH

D D D

D
S S
S S

“S”(save) daerah aman ,“D”(danger) daerah tidak aman

9
Juli Soemarsono : Pengambilan Sampel Darah pada Pasien Paediatrik
Prosedur :
- Periksa kulit yg akan ditusuk

- Desinfeksi dgn alkohol 70%


- Fiksasi dan tegangkan kulit
- Tusuk dg lancet (cepat, tepat, tegak lurus)

Peringatan :
- Tetes darah yg pertama keluar tdk dipakai
- Setelah ditusuk jangan dipijat-pijat .
- Indikasi pengambilan darah kapiler:
 bila kebutuhan darah tidak lebih dari 0,5 ml
10
Periksa dan perbaiki perfusi jari yang akan ditusuk

11
12
TEKAN UJUNG JARI YANG AKAN DITUSUK HINGGA
KULITNYA TEGANG DAN BERWARNA MERAH

13
Penusukan sebaiknya tidak tepat ditengah,
Tetapi agak disamping

14
Hapus tetesan pertama dg kasa steril kering bersih

15
Tetesan berikutnya dapat langsung diambil
dengan Pipet Thoma atau pipet Sahli

16
Dapat juga langsung diambil dg gelas obyek
untuk pembuatan hapusan darah tepi

17
18
X
X

Sebaiknya jangan menusuk telapak tumit,


Tetapi bagian lateral atau medial

19
Pengambilan Sampel Darah Vena
Lokasi :

- vena superficial, cukup besar, fiksasi baik


(v.Mediana Cubiti ,v.cephalica,vv.dorsum
manus,v.saphena magna)

Bahan & Alat :

- Semperit & jarum steril (no. 18-21)


- Kapas alkohol 70%
- Tourniquet
- Penampung : tabung/botol (plain ,
anticoagulated)
20
Prosedur :

- periksa formulir permintaan penting untuk


- persiapan penderita,
- menentukan jenis dan jumlah sampel
- persiapan alat

- Tentukan lokasi penusukan, periksa , kalau


perlu lakukan pembendungan di proksimal
lokasi vena (jangan > 1 menit)

21
22
23
24
Desinfeksi lokasi penusukan dgn kapas alkohol
70%, sirkular, mulai dari pusat keluar (perifer)

Fiksasi vena dgn ibu jari tangan kiri pada bagian


distal lokasi penusukan .

Penusukan :
- arah jarum sejajar dgn arah vena dan sedatar
mungkin (bentuk sudut < 300), lubang jarum
bisa menghadap keatas/kebawah .

25
26
27
28
29
30
Cara ini kurang dianjurkan
31
Bila arah tepat, tampak darah memasuki
pangkal jarum →(bila pengisian vena cukup baik
longgarkan tourniquette) isap darah pelan2
sampai tercapai jumlah yg dikehendaki →
(lepaskan bendungan) , letakkan ( jangan
ditekan ) kapas atau kasa steril pada tempat
penusukan→ cabut jarum pelan2.

Setelah jarum lepas,tekan kapas atau kasa steril


pada bekas tempat tusukan, bila perlu naikkan
lengan lebih tinggi dari dada. Sendi siku tidak
boleh dilipat.

32
Lepaskan jarum dari semperit, masukkan darah
kedalam penampung (alirkan pelan2 melalui
dinding dalam tabung/botol),

→ bila penampung berisi antikoagulan:


goyang penampung pelan2/ dibalik 4-5 kali
agar darah cepat tercampur rata dengan
antikoagulan
Jangan dikocok !!!  dapat menyebabkan
hemolisis, berbuih,aktivasi trombosit

33
DISKUSIKAN

Apa akibat pemasangan tourniquette


yang terlalu kuat dan lama terhadap
hasil pemeriksaan laboratorium?

34
Penentuan Kadar Hb

Ada beberapa cara penentuan kadar Hb :

1. Metode Berat Jenis (metode Cupri-Sulfat)


2. Metode Gasometrik (O2 atau CO)
3. Metode Kimia (kadar Fe dalam Hb)
4. Metode Kolorimetrik

35
Metode Kolorimetrik :

1. Direct Matching methods (Tallquist)

2. Metode Hematin-Asam (Sahli)

3. Metode Hematin-alkali

4. Metode Oksihemoglobin

5. Metode Sianmethemoglobin

36
Metode Tallquist

37
Metode Hematin-Asam (Sahli) :

Prinsip :

- darah + lar.asam encer (HCl 0.1N) → hematin asam


→ kadarnya diukur dgn cara membandingkan thd
warna standar secara visual .

Bahan & Alat :

- larutan HCl 0,1 N


- Hb-meter Sahli

38
Hb-meter Sahli terdiri dari :

1. Gelas standar berwarna coklat


2. Tabung Sahli berskala (g% dan %)
3. Pipet Sahli (volume 20 μL)
4. Gelas pengaduk
5. Pipet Pasteur
6. Larutan HCl 0.1N
7. Aquadest

39
40
Prosedur Kerja :

- Tab.Sahli diisi lar.HCl 0.1N sampai tanda 2 g%

- Darah kapiler (tusuk-kulit langsung) atau


darah-EDTA dihisap kedalam pipet Sahli
sampai tepat tanda “20 cmm”

- bersihkan sisa darah pd bagian luar pipet Sahli

41
42
- Tiup 20 cmm (=20 mikroliter) darah dari pipet
kedalam tabung Sahli hati2 sambil dibilas
beberapa kali dengan lar.HCl 0.1N

- Campur rata darah-HCl 0.1N , tunggu 10 menit

- Encerkan lar.hematin-asam dgn aquadest


sampai warnanya = warna kaca- standar Sahli
→ baca angka pada skala tepat setinggi meniskus

larutan hematin asam

43
44
Perhatikan :

warna kaca-standar dapat berubah karena


waktu, suhu, sinar matahari → harus di
kaliberasi dengan metode-rujukan SianmetHb

→ ditentukan Faktor-Koreksi nya.


 pd hemometer Sahli biasanya ditempelkan

nilai Faktor-Koreksi yang berlaku saat itu

45
Cara menentukan Faktor-Koreksi :

1. Periksa sedikitnya 10 sampel darah dgn cara


Sahli dan SianmetHb (yg sudah di kaliberasi)

2. Hitung rata-2 nilai Hb dari cara Sahli (misalnya


X g%), dan nilai Hb cara SianmetHb (misalnya
Y g%)

46
3. Nilai yg dianggap benar (SianmetHb = Y)
= Faktor-Koreksi x nilai Hb-Sahli (= X)

Y=f .X
f=Y:X

4. Tiap kali mendapatkan nilai Hb dari Sahli, harus


dikalikan dgn Faktor-Koreksinya (f)

47
Angka Kesalahan :

Angka kesalahan = 5 – 10%, karena :

1. Faktor Alat :
- vol.pipet kurang tepat
- warna kaca standar berubah
- kadar larutan HCl kurang tepat
2. Faktor manusia :
- pengambilan darah
- penglihatan petugas
- bias (intensitas warna)

48
Diskusikan
Mengapa Hb hrs diubah menjadi hematin asam ?
Apa yang terjadi bila kadar HCl yangdipakai < / > 0,1N ?
Apa yamg terjadi bila jumlah HCl yang dimasukkan
kedalam tabung Sahli tidak tepat pada tanda 2 g% ?
Mengapa harus ditunggu 10 menit sebelum melakukan
pengenceran hematin-asam ?
Apa yang terjadi bila pengenceran untuk menyamakan
warna hematin-asam dengan warna standart Sahli tidak
menggunakan aquadest ?

49
Cara Sianmethemoglobin :

Alat : spektrofotometer
Reagensia :
R/ NaHCO3 1.0 g
KCN 50.0 mg
K3Fe(CN)6 200.0 mg
Aquadest 1000.0 ml

 pH 7,0 – 7,4

50
Modifikasi :

tambahkan detergent :
Sterox-SE / Nonidet P40 /
Saponic-218 / Triton X-100
 agar eritrosit lisis sempurna
 mengurangi kekeruhan
dan reaksi lbh cepat (< 5 men)

51
Prinsip :
Hb + K3Fe(CN)6 → MetHb .
MetHb + KCN → SianmetHb

Prosedur :
1. masukkan 20 μl darah kedalam tabung berisi
5 ml lar.Drabkin ( dilusi 1:250 )
2. Campur baik-2, biarkan 10 menit, masukkan
kedalam kuvet
3. Baca absorbans pd spektrofotometer
( λ = 540 nm ) dgn lar. Drabkin sbg blanko .

52
4. Baca absorbans lar.standar HiCN ( telah
diketahui kadarnya ) pada λ = 540 nm .

Kalkulasi :
Abs sampel
Kdr Hb (g/dl) = x kdr stdr HiCN
Abs standar

Atau dari beberapa kadar lar.Standar HiCN (Standar


HiCN pd berbagai pengenceran) dibuat
Kurva-Standar Hb ( kurva kaliberasi )

53
Bila standart yang dipergunakan adalah
larutan Hb ( bukan HiCN ) :
-lar standart Hb diperlakukan spt sampel
-penghitungan :
abs sampel
kadar Hb sampel = ---------------- X kadar Hb std
abs standart

54
Hitung Sel Darah :

Metode :

I. Cara Langsung (Direk)


- dgn Kamar Hitung
- dgn Alat Hitung Sel Elektronik

II. Cara Tidak Langsung (Indirek)


- dgn evaluasi darah tepi

55
Penghitungan Cara Manual
dgn
Kamar Penghitung
( Counting Chamber )

Prinsip :

darah diencerkan dgn lar.pengencer tertentu


 dimasukkan kedalam Kamar Penghitung ,
 jumlah sel dihitung secara mikroskopis .

56
Alat dan Bahan :

1. Kamar Penghitung
-Neubauer / Improved Neubauer / Dacie /
Burker / Fuchs Rosenthal

2. Pipet mikro/ pipet Thoma

3. Lar.Pengencer :
- Hayem - utk eritrosit
- Turk - utk lekosit
- As.asetat glasial - utk lekosit
- Rees-Ecker - utk trombosit

57
58
Kamar Penghitung Improved Neubauer :

Kamar penghitung ini memiliki


- 2 alur (parit) & 2 pematang dan
- 2 Area-Penghitung

Tiap Area-Penghitung terdiri dari :


- 1 kotak besar (3x3 mm2),
 terbagi atas 9 kotak kecil (@ 1x1 mm2),
 4 dari 9 kotak ini ( Kotak W )
-sudut kiri & kanan atas ,
-sudut kiri & kanan bawah
untuk penghitungan Lekosit

59
- 1 dari 9 kotak, yg terletak ditengah,
dibagi atas 25 kotak-kecil @ 0.2 x 0.2 mm2

- 5 dari 25 kotak-kecil ini, yaitu


2 kotak disudut kiri & kanan atas,
2 kotak disudut kiri & kanan bawah dan
1 kotak dibagian tengah
merupakan kotak untuk Eritrosit (Kotak-R)

60
61
62
Bila diatas kamar-penghitung ditutup dengan
gelas penutup → jarak antara gelas-penutup
dengan dasar kotak-penghitung = 0.1 mm

Dengan demikian, volume kotak-kotak


penghitung diatas adalah :

Vol.1 Kotak Leko (W) = 1x1x0.1 = 0.1 mm3


Vol.1 Kotak Eri (R) = 0.2x0.2x0.1 = 0.004 mm3

63
= 0,1 mm

64
Prinsip Kerja :
Darah kapiler/darah EDTA diencerkan dengan
lar.pengencer tertentu
- untuk lekosit 1 vol darah : 20 lar pengencer
- utk eritrosit 1 vol darah : 200 lar pengencer

 masukkan kedalam Kamar-Penghitung melalui


tepi gelas-penutup sampai tepat mengisi
Daerah-Penghitungan
amati dibawah mikroskop
- lensa objektif 10x utk lekosit
- lensa objektif 45x untuk eritrosit dan trombosit

65
Pipet Thoma untuk Lekosit
66
Pipet Thoma untuk Eritrosit
67
Prosedur Kerja :

Hisap darah tusuk-kulit / EDTA dgn pipet Thoma


untuk Lekosit atau Eritrosit , sampai tanda 0.5

Lanjutkan dgn menghisap lar.pengencer kedalam


pipet Thoma
- sampai tanda 11 utk lekosit
 pengenceran = 20x (?)
- sampai tanda 101 utk eritrosit
 pengenceran = 200x (?)

68
69
70
71
72
campur baik-2 darah dan lar.pengencer yg
berada dalam bagian pipet Thoma yg bulat
(perhatikan cara mengocok pipet tsb)

Setelah tercampur baik , buang 4-5 tetes larutan


yg ada dalam bagian pipet Thoma yang berskala
0,5 dan 1 ( mengapa ? )

Selanjutnya masukkan campuran darah dlm


pipet Thoma kedalam kamar-hitung , sampai
mengisi dgn tepat seluruh area-penghitungan .

73
74
75
Buang beberapa tetes larutan yg ada dlm batang pipet

76
77
78
79
Untuk memudahkan penghitungan sel , biarkan
kamar-hitung beberapa saat agar sel-2 darah
mengendap pada dasar area-penghitungan ,
dengan meletakkannya pada petri-dish yg berisi
kertas tissue basah / lembab (menjaga agar
lar.darah pada kamar-hitung tidak kering)

Lihat kamar-hitung dibawah mikroskop dan


perhatikan distribusi sel2 dalam kotak2-
penghitungan harus merata .

80
81
82
83
Hitung jumlah sel dlm Kotak-Penghitungan :

Lekosit → hitung dlm 4 Kotak-W


Eritrosit → hitung dlm 5 Kotak-E
Trombosit → hitung dlm 4 Kotak-W

Distribusi sel:
perbedaan jml lekosit antar kotak W <15
eritrosit antar kotak R <20

84
85
Kalkulasi :

Berdasarkan :

1. Volume Kotak-Penghitungan

2. Besarnya pengenceran

3. Jumlah sel dalam Kotak Penghitungan

86
1. Volume Kotak-Penghitungan :

- Vol. 4 kotak-W = 4x0.1 = 0.4 mm3


- Vol. 5 kotak-E = 5x0.004 = 0.02 mm3

2. Besarnya Pengenceran :

- Pengenceran lekosit = 20x


- Pengenceran eritrosit & Trombosit = 200x

3. Jumlah sel darah dlm Kotak-Penghitungan :

- Jml Leko dlm 4 kotak-W mis = P sel / 0.4 mm3


- Jml Eri dlm 5 kotak-E mis = Q sel / 0.02 mm3
- Jml Trombo dlm 4 kotak-W mis = R sel / 0.4 mm3

87
Maka jumlah sel / mm3 darah :

Lekosit = 1/ 0.4 x 20 x P = 50 P / mm3

Eritrosit = 1/ 0.02 x 200 x Q = 10.000 Q / mm3

Trombosit = 1/ 0.4 x 200 x R = 500 R / mm3

88
Hitung Sel Direk dgn Alat Hitung Sel
Elektronik :
Ada 2 cara :

1. Cara Impedansi Elektrik :


- prinsip : larutan sel darah dialirkan
melalui apertura yg punya 2 elektroda
pada kedua sisinya, sehingga sel dlm
larutan yg bersifat konduktor akan
memberikan pulsa resistensi saat me
lalui apertura tsb.

Jumlah pulsa = jumlah sel yg lewat apertura ;

Tinggi pulsa = volume sel .

89
Gbr 1. Diagram Skematis Impedansi-Elektrik

90
2. Cara Sitometri-Arus (Flow Cytometry) :

Prinsip :

- sel dalam larutan darah dialirkan melalui


flow-cell yg diberi sinar → sinar tsb akan
dipendarkan oleh sel dan pendaran sinar
ditangkap oleh reflektor2 tertentu yg akan
membaca ukuran sel, kepadatan sel (inti
maupun granula2 didalamnya)

91
Gbr 2.Skema metode Sitometri-Arus

92
93
Tabel 1. Isyarat-isyarat kelainan histogram lekosit (Sysmex KX-21)

Isyarat Interpretasi
frekwensi relatif LD melebihi rentang. Mungkin disebabkan oleh
WL adanya aglutinasi trombosit, trombosit besar, dll.
T1 diskriminator lekuk bawah antara limfosit dan sel-sel campuran,
T2 tidak dapat ditentukan.
diskriminator lekuk atas antara sel-sel campuran dan netrofil, tidak
F1
dapat ditentukan
F2
kelainan histogram sel kecil. Freweksi relatif untuk T 1 melampaui
F3
rentang
kelainan histogram sel sedang. Frekwensi relatif untuk T 1 atau T2
WU
melampaui rentang
kelainan histogram sel besar. Frekwensi relatif untuk T2 melampaui
rentang
AG
Frekwensi relatif untuk UD melampaui rentang.
Bisa terjadi bila hemolisis tidak sempurna, atau adanya sel-sel
darah abnormal.
Jumlah partikel yang sama atau lebih kecil dari LD, melampaui
rentang yang telah ditentukan.
Bisa disebabkan oleh aglutinasi trombosit, sehingga tidak
menambah jumlah lekosit tetapi mengurangi jumlah trombosit.
Oleh karena itu isyarat ini ditambahkan pada parameter trombosit.
94
95
96
97
98
99
100
101
Hitung Sel Cara Indirek
( dari Hapusan Darah Tepi ) :
Dari hapusan darah tepi dapat diperkirakan:
jumlah lekosit dan trombosit (rendah / normal /
tinggi) berdasarkan jumlah rata2 lekosit dan
trombosit perlapangan pandang dibawah
mikroskop .

Luas lapangan pandang


sangat menentukan rata2 jumlah sel yg tampak
sangat tergantung FN mikroskop yg digunakan

102
FN = FIELD NUMBER :
makin besar FN, makin luas lapangan-pandang.

Untuk memperkirakan jumlah sel :


- Trombosit (dgn obyektif 100x, miny.imersi)
* utk FN-18 : trombo dlm 18 lp x 1000 =
∑ trombo/mm3
* utk FN-22 : trombo dlm 11 lp x 1000 =
∑ trombo/mm3

103
Untuk Lekosit (dgn obyektif 10x) :
- Utk FN-18
*NORMAL didapatkan 15-35 lekosit/lp

* atau : jumlah lekosit dlm darah =


rata2 juml lekosit/lp x 300 .

- Utk FN-22
* NORMAL didapatkan 22-50 lekosit/lp

* atau : jumlah lekosit dlm darah =


rata2 juml lekosit/lp x 200
104
Hitung Eritrosit , Trombosit
dan Retikulosit :

Praktikum Hema-2

105
Hitung Eritrosit dan Trombosit
menggunakan Kamar-Hitung
Improved Neubauer sudah
dijelaskan
dalam penerangan Praktika Hema-1

106
- Retikulosit :

eritrosit muda, tak berinti,


mengandung sisa ribosom & RNA yang bereaksi
dgn cat Brilliant Cresyl Blue (BCB) atau New
Methylene Blue (NMB) membentuk presipitat
granul / filamen berwarna hijau-biru .
reaksi terjadi pada eritrosit hidup (belum
difiksasi = supravital)
karena lebih muda → ukuran > eritrosit

107
Hitung Retikulosit :

Prinsip :

- darah + cat supravital


→ hitung jumlah retikulosit disamping 1000 eri
→ dinyatakan dlm persen (%) atau permil (‰)

Reagensia :

- Lar. Brilliant Cresyl Blue (BCB) 1%


- Lar. New Methylene Blue (NMB) 1%

108
Prosedur :

- darah + cat supravital (BCB 1%) : aa

- utk darah yg anemis,


jumlah cat dikurangi (2 darah : 1 BCB) ,

- campur baik-baik 15 menit .

109
Buat sediaan Retikulosit :

1. Sediaan kering :

- buat hapusan darah dari darah-BCB


- setelah kering bisa langsung diamati
dibawah mikroskop
- atau dicat ulang dgn cat Wright
- amati dg obyektif 100x minyak imersi

110
2. Sediaan basah :

- letakkan 1 tetes darah-BCB diatas


gelas obyek dan tutup dgn gelas-
penutup .
- bila perlu tepi gelas-penutup diberi
vaselin .
- periksa dibawah mikroskop (obyektif
100x, minyak imersi)

111
Kalkulasi :

- hitung 1000 eritrosit dan catat berapa


retikulosit yg dijumpai diantaranya (dalam
% atau ‰)

- hati2 : - bedakan dgn benda-inklusi HbH


- granula trombosit dan lekosit
tercat juga → sering dikelirukan
dgn retikulosit .

- angka kesalahan (CV) = >25%

112
113
Tahap maturasi retikulosit menurut
Heilmeyer

114
- Inklusi HbH (β4) pada HbH Disease tampak dgn
pengecatan BCB (bedakan dengan retikulosit)

115
Tabel 1. Jumlah eritrosit dihitung
dan presisi retikulosit
Hitung retik(%) CV 2% CV 5%

1 27,700 4,500
3 11,100 1,350
5 7,750 1,100
10 5,000 900
20 4,000 650
30 3,500 550
40 3,000 500

116
Pada Anemia didapat bias dlm penghitungan
retikulosit krn jumlah eritrosit relatif rendah
sehingga jumlah retikulosit yg terhitung relatif
tinggi → perlu koreksi :
PCV penderita
Corrected Retic =% Retik x ---------------------
PCV normal

(PCV normal ♂ = 50% ; ♀ = 40%)

117
Pada kondisi tertentu Corrected Retic msh blm
menggambarkan eritropoisis krn pengaruh Shift Retic
(retik yg berada di darah tepi lebih lama sebelum
menjadi eritrosit matur)
Besarnya shift sebanding dgn rangsangan eritropoitin .

Koreksi :
Corrected Retic Count
RETIC PROD INDEX = ---------------------------------
(Indeks Prod Retik) Maturation Time
(darah tepi)

118
Reticulocyte Maturation time

3.5 1

3.0 1.5

2.5 2

2.0 2.5

119
- Pemeriksaan Retikulosit :

1. Cara manual :
- Pengecatan dgn Brilliant Cresyl
Blue (BCB) atau New Methylene
Blue (NMB)

2. Cara Otomatik :
- Dengan alat hitung sel darah
elektronik (otomatik)

120
CV of Manual & Automatic Retic.count.:

CV CV
Manual Automatic
Reticulocyte 1% 47.3% 6.4%

Reticulocyte 9% 27.2% 5.8%

121
Pembuatan Hapusan Darah
Tepi, Pengecatan , dan
Hitung Jenis Lekosit

Departemen Patologi Klinik


FK UNAIR
2017

122
Hapusan Darah Tepi :

Cara membuat hapusan darah :


1. Alat : - Gelas obyek
- Gelas penggesek (tepi rata, bersih)

2. Teknik :
- 1 tetes darah tusuk-kulit/darah-EDTA pada
salah satu ujung gelas-obyek .
- tempatkan tepi gelas penggesek dgn sudut
300 didepan tetesan darah

123
- geser mundur gelas-penggesek hingga tepinya
menyentuh tetesan darah → biarkan darah
menyebar rata disepanjang tepi gelas-
penggesek .

- gesek dgn kecepatan cukup gelas-penggesek


kedepan sehingga seluruh darah pada tepi
ujung penggesek terpapar merata pada gelas-
obyek .

- keringkan hapusan diudara, tidak boleh


ditiup-tiup dengan mulut,boleh dengan kipas angin

124
125
1 3

126
- Sudut penggesekan dgn gelas obyek dan HDT
yang ideal dgn counting area nya :

127
Tebal hapusan tergantung pada :

- Gerak pelan , sudut < 300 → hapusan tipis

- Gerak cepat , sudut > 300 → hapusan tebal

Hapusan darah ini siap untuk pengecatan yang


dikehendaki .

128
Bagaimana bila tetesan darah terlalu banyak /
tebal ?

Utk menghindari hapusan yg terlalu tebal ,


setelah tepi gelas-penggesek menyentuh
tetesan darah dan darah telah merata ditepinya ,
kita angkat dan pindahkan posisi tepi gelas-
penggesek lebih kedepan dan baru kemudian
kita gesekkan kedepan .

129
130
Pengecatan Hapusan Darah Tepi :

Untuk pengecatan rutin


-hapusan darah tepi,
-sumsum tulang
dapat dipakai bbrp macam cat Romanowsky

131
Pengecatan Rutin :
Romanowsky terdiri dari :
 Azure-B (trimethylthionin) –
produk oksidatif Me-Blue - bersifat basa.
 Eosin-Y (tetrabromofluorescein) - bersifat asam.

 Macam cat Romanowsky :


1. Jenner 5. Jenner-Giemsa
2. Giemsa 6. Azure B – Eosin Y
3. Wright 7. Maygrunwald-Giemsa
4. Leishman

132
Sifat Pengikatan Cat
Azure B (dimer) berikatan dgn mol.
Anionik (grup fosfat DNA)
Eosin Y (monomer) berikatan dgn sisi
kation dari protein.
Kelompok Asam (as.nukleat, nuleoprotein)
mengikat cat-basa Azure B (meth-blue)
Kelompok-basa (mol.Hb) menangkap cat-
asam Eosin
133
Granula netrofil tercat lemah dgn
kompleks azure.
Granula eosinofil mengandung
derivat spermine (grup-basa)→
tercat kuat dgn cat-asam.
Granula basofil mengandung heparin
→ tercat kuat dgn cat-basa.

134
Kriteria Pengecatan Baik
Hapusan berwarna merah-
kecoklatan
Eritrosit berwarna Salmon-pink
Inti Lekosit biru-ungu
Sitoplasma trombosit purple-blue ke
lilac, granula merah-ungu
Granula eosinofil: oranye / jingga

135
Penyebab Deviasi Warna :
Merah :
 Cat/buffer terlalu asam (pH<6.4)
 Buffer cat berlebihan
 Pengecatan kurang lama
 Hapusan terlalu tipis
 Kontaminasi chlorine air
 Buffer/cat terpapar uap asam
 Cat lama (metanol dioksidasi menjadi
asam fumarat)
136
Biru :
 Cat/buffer terlalu basa
 Buffer cat kurang
 Waktu pengecatan kurang
 Pencucian kurang
 Pengeringan terlalu singkat
 Air terlalu basa
 Hapusan terlalu tebal
 Hapusan lama, protein abnormal (MM)
 Antikoagulan heparin
 Lekositosis dengan blast

137
Masalah Yang Dihadapi :
Fiksasi :
 Fiksasi kurang adekuat→ lepas pada
pencucian→morfologi berubah
 Kontaminasi air→ artefak pada
pengeringan
 Pengeringan minimal 5 menit
 Fiksasi minimal 1 menit
 Metanol harus anhydrous & chemically
pure
138
Pengecatan :
 Campuran cat-buffer waktunya
terbatas (beberapa jam)
 Air kran tidak utk campuran buffer
(terlalu asam/basa, adanya chlorine)
 Aquadest sering ada kontaminan
 Deionized water menyerap CO2 →
terlalu asam
 Lama pengecatan minimal 2 x lama
fiksasi

139
Pencucian :
 Sebaiknya pakai aquadest atau
buffered rinse water.
 Pencucian kurang adekuat → warna
biru atau presipitat.

140
Pengeringan :
 Pengeringan diudara cara terbaik.
 Mempercepat pengeringan secara
paksa → waktu paparan cat dgn
air pencuci memendek →
intensitas warna terganggu.

141
Cat GIEMSA :

R/ Giemsa 1.0 g


Metanol 100 ml

panaskan 500C / 15 menit (sesekali dikocok)


→ saring
Larutan Buffer : Buffer air .

142
- Cara pengecatan Giemsa :

Fiksasi hapusan kering dgn metanol .


Tuangi hapusan dgn cat Giemsa (stok
Giemsa encerkan dgn buffer 4-5x vol.cat)
Biarkan 20-30 menit
Cuci dgn buffer-air atau air biasa (hati2)
Keringkan hapusan (miringkan pada satu
sisinya)

143
Pengecatan dgn cat WRIGHT :

Cat Wright terdiri dari

- cat Wright yg mengandung Eosin dan


Methylene Blue , dgn pelarut methanol .
- larutan buffer phosphate (pH=6.4) dgn
komposisi :

KH2PO4 ……………. 6.63 g


Na2HPO4 ………….. 3.20 g
Aquadest ad ……….. 1000 ml

144
Teknik Pengecatan :

Hapusan darah kering difiksasi dgn meneteskan


cat Wright menutupi rata hapusan darah selama
2 menit .

Lanjutkan dgn meneteskan larutan buffer sama


atau 1.5 kalinya diatas cat Wright .

Campurkan cat dan buffer dgn meniup-niup


diatasnya sampai timbul warna metalik (metallic
sheen) → tunggu ± 20 menit

145
146
147
148
149
Cuci hapusan dgn air / aquadest diatas hapusan
pd posisi hapusan mendatar sampai seluruh
lapisan cat hanyut tercuci .

Keringkan hapusan darah dgn memiringkannya


pada satu sisi diatas kertas penghisap ( tissue
paper)

150
151
Eritrosit akan tampak berwarna merah-jingga ;
bila tampak lebih biru , bisa disebabkan karena
pH buffer terlalu alkalis atau pencucian kurang
bersih .

Inti lekosit tampak berwarna ungu ; bila tampak


lebih biru , ini disebabkan karena waktu
pengecatan yg terlalu singkat .

Waktu fiksasi dan pengecatan harus ditetapkan


setiap menggunakan bahan cat baru utk
mendapatkan hasil pengecatan yg ideal .

152
Dari hapusan darah yg sudah tercat , dapat
dilakukan pemeriksaan :

1. Hitung Jenis Lekosit


(Differential Counting)

2. Evaluasi Hapusan Darah Tepi

153
Hitung Jenis Lekosit
(Differential Counting) :

Hitung Jenis Lekosit dilakukan dgn mengamati


dan mengidentifikasi paling sedikit 100 lekosit ,
dgn obyektif 100x dan dgn minyak imersi →
kemudian dikelompokkan dlm 6 jenis lekosit :

Eosinofil / Basofil / Netrofil-Batang


(Stab=Band) / Netrofil-Segmen (PMN) /
Limfosit / Monosit

154
155
156
157
1. mieloblas, 2. metamielosit, 3. N.Segmen, 4. Monosit

158
1. promielosit, 2. Stab.N, 3. Segmented N, 4. Eosinofil

2 4

2 159
1. Mielosit, 2. Metamielosit, 3. Stab N, 4. Eosinofil, 5. Normoblas
ortokromik, 6. Netrofil ? , 7.Limfosit

5
1

6 2
3

3
4
7

2 3

1 2X
160
1. Promielosit, 2. Mielosit, 3. N.Segmen, 4. normoblas
polikromatofilik .

3
4
1
161
Eosinofil Mielosit

162
Basofil

163
164
165
166
Prosedur Teknis :

Penghitungan dilakukan pada counting area ,


dimulai dari 1 tepi dan bergerak ketepi lain,
kemudian pindah sejauh 2-3 lap.pandang kekiri
atau kekanan dan menuju ketepi semula dan
selanjutnya menyisir seluruh lap.pandang
secara merata .

Hit.Jenis dapat dilakukan dgn alat diff-counter


atau secara manual dari tabel seperti :

167
168
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 %
Eos / / / / 4
Baso / 1
Stab / / / / / 5
Segmen //// / //// / /// //// //// //// //// //// //// //// 59
/ /// / /// /
Limfo // /// //// // /// /// // /// // /// 27
Mono / / / / 4
Juml 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
169
Hasilnya dilaporkan sebagai :

Eos / Baso / Stab / Segm / Lim / Mono


4 1 5 59 27 4

Dari hasil Hitung-Jenis, dapat ditentukan :


- Eosinofilia
- Limfositosis
- Limfopenia
- Monositosis
- Shift to the left : pe↑ stab dgn/tanpa
lekositosis → pd infeksi bakterial .

170
Evaluasi
Hapusan Darah Tepi

Praktikum Hema-4

171
Evaluasi Hapusan Darah Tepi :

Evaluasi hapusan darah tepi dilakukan secara


bertahap :

1. Pemeriksaan dgn Obyektif 10x


1.1. penilaian mutu hapusan darah :
- lapisan darah cukup tipis → eritrosit
dan lekosit saling terpisah .
- jangan ada endapan cat
- sel2 tercat dgn baik
- lekosit tdk menggerombol dibagian
ekor .

172
1.2. Penaksiran jumlah lekosit, kesan
hitung-jenis lekosit, dan ada/tidak
sel-2 abnormal .

- penaksiran lekosit dilakukan


pada counting area, tergantung
dari jenis mikroskop yg dipakai
(ukuran FN = Field Number nya)

173
- Utk FN-18 :
bila jumlah lekosit per lap.pandang
sekitar 15-35 → juml.lekosit normal .
Utk FN-22 :
bila jumlah lekosit per lap.pandang
sekitar 22-50 → juml.lekosit normal

- Kesan hitung-jenis lekosit dpt dilakukan


dgn mengamati beberapa lap.pandang
hapusan .

174
2. Pemeriksaan dgn obyektif 100x dan dgn
minyak imersi .

2.1 Eritrosit :
Ukuran – bandingkan ukuran eritrosit
dgn inti limfosit kecil, laporkan normositik /
mikrositik / makrositik .

Warna – bandingkan diameter central


pallor dgn diameter eritrosit → laporkan
normokromik atau hipokromik ,
anisokromia (double population)

175
176
- Eritrosit dgn central palor(CP)nya → perhatikan
perbandingan CP dgn diameter eritrosit

177
- Gambaran hapusan Normokromik-
Normositik , perhatikan perbandingan ukuran
eritrosit dengan inti limfosit kecil .

178
- Gambaran hapusan Hipokromik-Mikrositik

179
- Gambaran hapusan Makrositik , disini tampak
makro-ovalosit, ciri yang dapat dijumpai pada
Anemia Megaloblastik

180
- Anemia Megaloblastik , perhatikan sel oval-
makrosit dan hipersegmentasi netrofil .

181
Bentuk :
perhatikan bentuk2 eritrosit seperti :
- Ovalosit
- Sferosit
- Drepanosit ( sickle cell / sel sabit )
- Schistosit (Fragmentosit / keratosit)
- Sel Helmet
- Bite cell
- Stomatosit
- Sel Target ( Codocyte )
- Tear Drop Cell ( Dakrosit )
- Echinosit (Krenasi)
- Akantosit

182
183
184
Benda inklusi eritrosit :
- Normoblast
- Howell-Jolly bodies
- Basophilic stippling
- Cincin dari Cabot
- Heinz bodies
- Granula siderotik (Pappenheimer)
- Parasit malaria (Plasmodium)

Bentukan
- Rouleaux
- Otoaglutinasi

185
186
187
- Sferosit = eritrosit yang bundar, tercat lebih
gelap dan ukurannya lebih kecil .Seringkali
herediter .

188
- Leptosit = Planocyte ; eritrosit dgn CP
yang luas (hampir sama dgn Ø eritrosit)

189
- Ovalosit (eliptosit) = bentuk eritrosit yg oval
seringkali herediter

190
- Stomatosit = eritrosit dgn CP berbentuk celah
karena bentuk eritrosit yg seperti mangkuk .

191
- Sel Target = codocyte ; dibagian tengah
CP didapatkan bagian yg tercat gelap .

192
- Sel Krenasi (crenated cell = Echinocyte)

193
- Gambaran Anisositosis = eritrosit dengan

ukuran yang bervariasi .

194
- Fragmentosit = schistocyte , yaitu fragmen
pecahan eritrosit (pada proses hemolisis)

195
- Acanthocyte = eritrosit dgn taju-taju yang
tidak beraturan panjangnya

196
- Tear Drop Cells = dacryocyte ; eritrosit
berbentuk tetesan air .

197
- Formasi Rouleaux = tumpukan eritrosit
seperti tumpukan uang logam (stalk of coins)

198
- Howell-Jolly body (tanda ►) , adalah sisa inti dan
Pappenheimer bodies (tanda →) = granula siderotik yang
mengandung besi (tercat dengan pengecatan besi atau =
Siderosit)

199
- Basophilic stippling (tanda →)- bintik2 inklusi basofilik
hasil agregat dari ribosom , menyolok pada keracunan
timah (Lead intoxication)

200
- Heinz bodies : tampak dgn pengecatan supravital
(Methyl-violet), partikel presipitat Hb dgn lokasi dekat tepi
membran eritrosit , tanda kerusakan oksidatif eritrosit .

201
202
Bila dijumpai normoblast dalam jumlah cukup
banyak (≥ 10 dlm 100 lekosit), perlu dilakukan
koreksi terhadap hasil hitung lekosit , karena
inti normoblast akan ikut terhitung sebagai
lekosit :

Tentukan jml normoblast disamping 100 lekosit,


misalnya N .

Koreksi Lekosit =100 / (100 + N) x Hit.Lekosit

203
2.2 Lekosit :

- dapat dilakukan Hitung Jenis Lekosit .


- perhatikan adanya lekosit imatur
(mieloblas smp metamielosit ,
limfoblas, monoblas) , adanya shift to
the left , reaksi lekemoid .

- perhatikan segmen netrofil , laporkan


bila dijumpai:
shift to the right, hipersegmentasi ,
hiposegmentasi ( anomali Pelger-Hűet)
204
205
LATE BAND CELL SEGMENTED NEUTROPHIL EOSINOPHIL BASOPHIL

206
- Anemia Megaloblastik , perhatikan sel oval-
makrosit dan hipersegmentasi netrofil .

207
- Anomali Pelger-Huet : kegagalan segmentasi
herediter → inti ≤ 2, kromatin padat
menggumpal .

208
- Perhatikan benda-inklusi / bentukan
dalam lekosit :

Granula toksik – granula kasar, gelap,


sering dijumpai pada infeksi bakteri

Vakuola – sering dijumpai pada infeksi


bakteri ; bersama granula toksik
menunjukkan tanda-2 degenerasi netrofil

209
Auer-Rod :
- benda inklusi patologik, batang, merah,
agregat dari lisosom, tunggal/multipel pd
sitoplasma sel mieloblas atau monoblas

Döhle Bodies :
- inklusi oval, kebiruan, tunggal atau banyak,
berasal dari RNA, sering pd infeksi berat,
khemoterapi atau adanya perubahan2 toksik,
dan kelainan lekosit kongenital (May-Hegglin ,
Chediak-Higashi)

210
- Granula Toksik & Vakuola dalam sitoplasma
netrofil , biasanya dijumpai pada infeksi bakterial
berat / septikemia .

211
- Auer Rod dlm sitoplasma mieloblas pada
AML .

212
Auer Rod dlm sitoplasma mieloblas pada
AML .

213
Sel Limfosit Atipik plasmasitoid ,
biasanya pada infeksi virus .

214
- Sel Limfosit Atipik monositoid

215
2.3 Trombosit :

- memperkirakan jumlah trombosit :


Utk mikroskop dgn FN-18 :
juml.trombo/mm3 = juml.trombo dlm 18
lp x 1000 / mm3
Normal : rata2 trombo 8-25 / lp atau
trombosit tampak menggerombol .

Utk mikroskop dgn FN-22 :


juml trombo/mm3 = juml trombo dlm 11
lp x 1000 / mm3
Normal : rata2 trombo 13-40 / lp atau
trombosit tampak menggerombol

216
Memperhatikan morfologi trombosit :

- adanya mega / giant thrombocyte


menunjukkan turn-over trombosit yg meningkat

misalnya pada perdarahan

217
Contoh laporan evaluasi HDT

Eritrosit :- normokromik,normositik
Lekosit :- kesan jumlah normal
- morfologi normal
Trombo :- kesan jumlah normal
- morfologi normal

218
Contoh laporan evaluasi HDT
Eritrosit :- hipokromik,anisopoikilositosis
- polikromasi (+)
- sel target (+)
- normoblas (+)
Lekosit : - kesan jml meningkat, di
dominasi oleh sel2 PMN
bergranula toksik,
tak tampak sel muda.
Trombo : - kesan jml meningkat
- giant thrombosit (+)

219
Pemeriksaan LED, PCV,
Rumpel-Leede test,
Bleeding Time, Clotting Time,
& Retraksi Bekuan

Praktikum Hema-5

220
Laju Endap Darah (LED)

Kecepatan pengendapan eritrosit dalam


plasmanya .
satuan : mm / jam

Metode pemeriksaan :

1. Metode Westergren
2. Metode Wintrobe

221
222
Westergren Wintrobe
(Metode rujukan)
Tabung 300 x ≥2.5 mm 120 x 2.5 mm
Skala 0 – 200 mm 0 – 10 cm
Vol.darah 2 ml 1 ml
Sampel Darah-EDTA Darah-EDTA
Pengenceran (+) Pengenceran (-)
4 drh-EDTA:1 NaCl
4 drh :1Na sitrat
(3.2 / 3.8%)

Normal ♂: 0 – 15 mm/jam ♂: 0 – 10 mm/jam


♀: 0 – 20 mm/jam ♀: 0 – 20 mm/jam

223
Westergren Wintrobe
(metode rujukan)

Teknik Isi pipet dg camp darah Isi tabung dg drh EDTA


smp tanda ‘0’, smp tanda “0”diatas,
letakkan vertikal pd rak, letakkan vertikal pd rak,
biarkan pd suhu kamar, biarkan pd suhu kamar,
Baca stlh tepat 1 jam Baca tepat stlh 1 jam

224
X

225
226
227
228
229
LED

230
Tahap Sedimentasi Darah :

1. Tahap pembentukan rouleaux


2. Tahap sedimentasi cepat → dlm 1 jam pertama
3. Tahap sedimentasi lambat → jam berikutnya

231
Faktor yang mempengaruhi LED
1. Eritrosit :
- jumlah
- ukuran
- bentuk

2. Plasma :
- albumin
- globulin
- fibrinogen

3. Teknik :

232
Faktor teknik yg mempengaruhi LED :
1. Teknik sampling
2. Panjang & diameter tabung ↑ → LED ↑
3. Posisi tabung : miring → LED ↑
4. Suhu kamar ↑ → LED ↑
5. Ekses antikoagulan → LED ↓
6. Darah beku sebagian → LED ↓
7. Drh > 2 jam → sferis → rouleaux terhambat
→ LED ↓

233
LED meningkat pada keadaan :

Keradangan
Infeksi
Keganasan
Mieloma Multipel
Lekemia
Keracunan logam
Anemia

cf : CRP

234
Pemeriksaan Hematokrit
(Packed Cell Volume = PCV)

Penentuan proporsi packed red cells terhadap


volume darah total setelah pemusingan

Metode Pemeriksaan :

1. Metode Makro (Wintrobe)


2. Metode Mikro (MicroHematocrit)

Satuan : % atau L / L

235
WINTROBE MICROHEMATOCRIT

Tabung 10 cm x 2.5 mm Kapiler 75 x 1 mm


Sampel Drh-EDTA 1 ml Drh-EDTA
Drh-Heparin Drh-heparin
Drh tanpa antikoagulan
Sentrifus 2000 rpm/30 men 10.000-15.000 rpm/3-5 men

Normal ♂ : 40 - 54% ♂ : 40 – 54%


♀ : 37 – 47% ♀ : 37 – 47%

236
Nilai hematokrit sebanding ( sesuai ) dengan
jumlah dan ukuran sel darah merah

a : tinggi kolom sampel


b : tinggi kolom eritrosit
c : tinggi kolom plasma
c d : buffy coat

a d

b
Hct=PCV = b/a x 100%

237
Bila menggunakan sentrifus fixed angle

Z
X
PCV= ½(X+Y) x100%
y Z

238
239
240
241
242
A B C
100
95
90
85
80
75
70
65
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

243
Faktor kesalahan :

Ekses antikoagulan → eri mengkerut → PCV ↓


Sampel darah kurang homogen (pengocokan
kurang)
Kecepatan & lama pemusingan tdk tepat
Trapped plasma (1-3%) → ↑ pd sferositosis ,
anemia makrositik , talasemia , anemia
hipokromik .

Trapped plasma tdk perlu dikoreksi kecuali bila PCV


diperlukan utk menghitung Blood Volume

244
eritrosit
sferosit
plasma

trapped plasma

245
Tes Rumpel-Leede
(= Tes Tourniquet)
(= tes resistensi kapiler )

digunakan utk mengetahui kelainan


-vaskuler (resistensi kapiler)
-trombosit (terutama jumlahnya)
Pada trombositopenia tes ini sering positif ,
Bisa positif walaupun BT-nya normal

246
Alat : Tensimeter

Teknik :
pasang tensimeter dgn tekanan antara
Sistole dan Diastole, maksimum 100 mmHg .
Pertahankan 5 menit .
setelah 5 menit, lepaskan bendungan dan
hitung jumlah petekhiae yg terbentuk :

247
248
Cara penilaian :

banyak modifikasi cara interpretasi hasil


pemeriksaan Rumpel-Leede

1. 5 menit setelah bendungan dilepaskan,


periksa daerah volar ante-brachi 5 cm distal

dari fossa cubiti.


normal : < 5 petechiae pada area dg Ø 5
cm

249
2. 15 menit setelah bendungan dilepaskan,
periksa seluruh volar ante-brachi :

- < 10 petekhiae = negatif


- 10-20 petekhiae = meragukan
- > 20 petekhiae = positif
3. 15 menit setelah bendungan dilepqskan,
periksa seluruh daerah ante-brachi :

- bila ada ≤ 5 petekhiae = negatif


- ada > 5 petekhiae dibag.volar = positif-1
- banyak petekhiae dibag.volar = positif-2
- banyak petekhiae dibag.volar & dorsal = positif-
3.
- bila petekhiae bergabung (konfluasi) = positif-4

251
Masa Pendarahan
(Bleeding Time)

Yaitu waktu yg terukur sejak timbulnya sampai


berhentinya pendarahan dari luka standar yg
dibuat pada kulit (terbentuknya sumbat
trombosit)

BT adalah cara menilai fungsi vaskular ,


jumlah serta fungsi trombosit

Metode pemeriksaan :
- Metode DUKE
- Metode IVY / TEMPLATE

252
Metode Metode
DUKE IVY / TEMPLATE
Alat Lancet steril Lancet steril / template
Tensimeter (40 mmHg)

Cuping telinga Volar lengan bawah


Lokasi 1 luka standar 2 luka-standar (6x1 mm,
jarak 1 cm)

Normal 1-3 menit 1-7 menit

253
Teknik Duke :

Disinfeksi cuping telinga (lobulus auricularis) dgn


alkohol 70% (bebaskan cuping dari perhiasan,
rambut)

Tegangkan cuping, tusuk dgn lancet steril tegak


lurus pd tepi bawah cuping .

Bila drh mulai tampak, jalankan stopwatch atau


catat waktunya

254
Tiap 30 detik selanjutnya, hisap tetesan darah
dgn kertas saring (jangan menyentuh kulit)
sampai tak ada lagi bercak darah pd kertas
saring .

Catat waktu berhentinya perdarahan sbg Masa


Perdarahan (atau lbh praktis dgn menghitung
jumlah bercak darah pd kertas saring dan
mengalikannya dgn 30 detik)

255
256
Catatan :

hati-2 pd trombositopenia (< 50 x 109/L)


perdarahan pd Bleeding Time sukar
berhenti .

Pada BT yg ↑ lanjutkan dgn pemeriksaan


Agregasi Trombosit .

257
Masa Pembekuan ( Clotting Time ) :
(masa koagulasi darah)

Tujuan : menentukan waktu yg diperlukan darah


untuk koagulasi
→ fungsi jalur koagulasi intrinsik .

Bahan : darah tanpa antikoagulansia

Alat : - 3 tabung clotting (10x1 cm) bersih, kering .


- Stopwatch

258
Teknik (Modifikasi-I) :

Ambil 3 ml darah vena


(aktifkan stopwatch saat darah tampak masuk ke
pangkal jarum) → bagi dlm 3 tabung @ 1 ml .

Inkubasi 3 tabung pd 370C selama 4 menit


dlm waterbath atau digenggam ,
setiap 30 dtk kmd miringkan ke-3 tabung ,
perhatikan tabung mana yg sudah tampak
membeku → catat waktunya ( I )

259
Setiap 30 detik berikutnya miringkan 2 tabung
sisanya dan perhatikan tabung mana yg sudah
tampak membeku → catat waktunya ( II )

Setiap 30 detik selanjutnya mirngkan dan


perhatikan tabung ke-3 , bila sdh tampak
membeku → catat waktunya ( III )

Ambil rata-rata dari I + II + III

Normal : 5 – 15 menit

260
261
Teknik (Modifikasi-II) :

Ambil 3 ml darah vena (pasang stopwatch saat


darah tampak memasuki pangkal jarum) → bagi
dlm 3 tabung @ 1 ml , beri tanda Tabung-I, II,
dan III .

Simpan ke-3 tabung pd 370C (waterbath atau


digenggam), biarkan 4 menit kemudian setiap 30
detik periksa Tabung-I (Tabung-II dan III biarkan)
dan catat bila tabung-I tampak membeku .

262
Selanjutnya tiap 30 detik berikutnya periksa
Tabung-II (Tabung-III biarkan) dan catat
waktunya bila Tabung-II sudah tampak
membeku .

Setiap 30 detik selanjutnya, periksa Tabung-III


dan catat waktunya bila Tabung-III sudah
tampak membeku .

Waktu Pembekuan = waktu pembekuan dari


Tabung III

263
Catatan :

banyak modifikasi cara / prosedur


pemeriksaan Clotting time

264
Tes Retraksi Bekuan (Clot Retraction) :
Tujuan :
mengukur kemampuan bekuan darah utk
melakukan retraksi (mengkerut)  shg lepas
dari dinding tabung dan menghasilkan
serum.

Normal :
2 jam setelah membeku → retraksi sebagian
Setelah 24 jam → retraksi lengkap

Retraksi bekuan sgt dipengaruhi jumlah & fungsi


trombosit
265
Prosedur :

Hasil Clotting Time setelah membeku, biarkan


dlm waterbath 370C dan diamati 2 jam setelah
membeku :

- bila retraksi sebagian → laporkan .


- bila belum ada retraksi , teruskan sampai
24 jam → laporkan sudah/belum terjadi
retraksi lengkap .

266
Modifikasi McFarlane :

Ambil 5 ml drh vena (catat waktu saat darah


tampak pd pangkal jarum), masukkan dlm
tabung-sentrifus berskala dan tempatkan kawat-
berkait didalamnya

Inkubasikan tabung-darah tsb dlm waterbath


370C sampai membeku sempurna dan biarkan 1
jam dan tarik kawat dari tabung hingga seluruh
bekuan terangkat keluar .

267
Biarkan beberapa saat sampai tdk ada lagi
serum menetes dari bekuan .

Baca pd skala tabung berapa vol.serum yg


tersisa dan hitung berapa % vol.serum tsb
dibandingkan thdp vol.darah semula (5 ml)

% retraksi bekuan = (vol serum : 5) x 100%

Normal : % retraksi bekuan = 48 – 64% / jam 1

268
Tes Lisis Bekuan (Clot Lysis Test) :
Hasil tes Retraksi Bekuan setelah inkubasi 24jam
kemudian dilanjutkan utk melihat terjadinya lisis
bekuan .

Lisis positif bila tampak serum menjadi berwarna


kemerahan .
Lisis sempurna terjadi setelah inkubasi 48 jam .

269

Anda mungkin juga menyukai