DELTA CHECK
CHECK
Oleh
Pembimbing
2023
BAB I
PENDAHULUAN
dua hasil pemeriksaan pada parameter yang sama dalam interval waktu tertentu, maka
harus dapat dipastikan, apakah perubahan tersebut disebabkan oleh perubahan
keadaan pasien yang sesungguhnya atau karena faktor yang lain , . 3,7
Bila digali lebih
lanjut, perubahan hasil uji laboratorium dapat disebabkan karena variabilitas biologis,
faktor patofisiologis, dan kesalahan (error). Kesalahan atau error dapat disebabkan
oleh berbagai faktor baik dalam tahapan pre-analitik, analitik, maupun post-analitik
(Randell
).
Metode Quality Control (QC) yang rutin dilakukan di laboratorium saat ini
mengedepankan pencegahan kesalahan pada fase analitik, . Pppadahal menurut data
yang ada sebagian besar kesalahan laboratorium terjadi pada fase pre-analitik, dan
hampir 50% diantaranya terkait dengan koleksi spesimen dan kesalahan pelabelan . 1
(Randell,). Kesalahan laboratorium ini memberikan dampak yang buruk bagi pasien,
terutama berhubungan dengan penurunan kualitas pelayanan dan patien safety, serta
meningkatnya biaya layanan . Oleh sebab itu diperlukan suatu metode quality control
1
Delta check merupakan suatu alat alatcara verifikasi paska-analitik yang dapat
digunakan untuk mendeteksi kesalahan dalam fase pre-analitik, analitik, maupun post-
analitik, terutama pada fase pre-analitik . (Marcus, Corey).
4
Delta check
membandingkan hasil pemeriksaan laboratorium saat ini dengan hasil sebelumnya
pada pasien yang sama, dan mendeteksi apakah perbedaan antara kedua hasil tersebut
melebihi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya (predifine criteria) . Bila selisih
2,4
antara kedua hasil test lebih rendah daripada kriteria yang ditentukan sebelumnya,
maka hasil dilaporkan secara otomatis. Bila selisih antara kedua hasil test lebih tinggi
daripada kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, hasil membutuhkan konfirmasi
manual oleh petugas sebelum dapat dikeluarkan (Sang Hyuk, Park).
2,3
Ada empat metode penghitungan delta check yang umum digunakan yaitu
delta diffference, delta persent change, rate difference, dan rate percent change.
Sedangkan predifine criteria ditentukan berdasarkan variabilitas biologis dan data
pasien 3
(Jinyoung, Hong). Sampai saat ini belum ada konsensus yang pasti mengenai
metode delta check mana yang paling baik digunakan untuk jenis analit tertentu.
Oleh sebab itu setiap laboratorium hendaknya menetapkan dengan bijaksana
penggunaan metode delta check ini sesuai dengan kebutuhan (Sang Hyuk, Park . )2
Penggunaan metode delta check yang berlebihan akan menguras sumberdaya baik
uang, tenaga maupun waktu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Delta check, pertama kali diperkenalkan pada tahun 1967 oleh Lindberg.
Kemudian pada tahun 1974 Nosanchuk dan Gottman memperkenalkan suatu
desain sistem operasi yang secara efektif mampu mengenali kesalahan
laboratorium yang berasal dari berbagai fase . Pada awal penggunaannya setiap
1,5,7
tahap proses pemeriksaan ini dilakukan secara manual. Selanjutnya, pada tahun
1975 Ladenson mengembangkan suatu sistem quality control berbasis komputer
yang menempatkan pasien sebagai kontrol untuk mendeteksi kesalahan
laboratorium yang kemudian disebut sebagai delta check system yang kita kenal
saat ini 1,5 (Sianipar, Randell).
c) Rate Difference
batasan delta check. Cara yang pertama adalah menetapkan batasan delta check
secara empiris berdasarkan pengalaman ahli dalam bidang laboratorium ataupun
dengan konsultasi bersama klinisi, atau berdasarkan literatur . 1
Strategi lain
adalah berdasarkan persentil dari data pasien yang ada. Dan yang ketiga
berdasarkan Reference Change Value. Reference Change Value (RCV)
didefinisikan sebagai perbedaan minimum pengukuran dari nilai referensi yang
dianggap dapat dibedakan dari uncertainty pengukuran, variasi biologis dan
impresisi analitik. RCV dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Randell).
1,3
Sampai saat ini, tidak ada konsesnsus yang mengatur mengenai metode
perhitungan delta check mana yang terbaik untuk analit tertentu dan cut- off mana
yang sebaiknya digunakan untuk setiap metode perhitungan. Setiap institusi
memiliki aturan delta check yang berbeda . 2,4
Batasan delta check harus
ditetapkan secara bijak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setiap institusi.
Bila batasan delta check ditetapkan terlalu rendah dibandingkan variasi biologis
dan variasi analitik maka jumlah test yang melebihi batasan delta check akan
meningkat dan mengakibatkan angka positif palsu yang tinggi. Sebaliknya bila
batasan delta check ditetapkan terlalu tinggi maka akan mengakibatkan angka
negatif palsu yang tinggi. Oleh sebab itu sebelum menetapkan batasan delta
check harus dipahami beberapa Matriixksix Kinerja dalam pemeriksaan delta
check .
4
TN
(TN + FP)
g) Akurasi Klinis
(TP+TN )
(TP+TN + FP + FN )
Contoh:
¿
√CVi2 +CVa2
CVg
Analit yang paling sering digunakan dalam skema delta check adalah
MCV, hemoglobin, trombosit, natrium, kalsium, kalium, kreatinin, urea,
albumin, dan protein . Analit dengan variabilitas intra-individual yang tinggi
seperti glukosa dan kolesterol jarang digunakan karena akan memberikan
angka false positif yang tinggi . Dari beberapa studi dikatakan MCV adalah
1,6
Untuk menentukan metode delta check yang paling tepat, baik pada
pasien rawat inap maupun rawat jalan digunakan median CV% dari ADD
dan median korelasi koefisien Pearson antara ADD dan interval waktu antar
test berpasangan2. Pada perhitungan yang dilakukan uUntuk kasus rawat
inap, metode absolute delta difference dapat digunakan pada analit kalsium,
phosphat, natrium, kalium, klorida, magnesium dan protein (albumin).
Metode delta percent change dapat digunakan untuk analit glukosa,
kreatinin, total bilirubin, amilase, lipase, dan kreatinin kinase. Metode rate
difference digunakan pada analit asam urat, bilirubin direct, total CO2, serum
iron, TIBC, dan kolesterol LDL. Metode Rate Percent change digunakan
pada analit kolesterol, AST,ALT, ALP, BUN, trigliserida, dan kolesterol-
HDL (Tabel 1). Sedangkan pada kriteria pasien rawat jalan metode absoulte
delta difference diterapkan pada analit elektrolit seperti kalsium, natrium,
kalium, klorida dan magnesium. Metode delta percent change diterapkan
pada analit glukosa, kreatinin, AST,ALT, total bilirubin, amilase, lipase, dan
kreatinin kinase. Metode rate difference diterapkan pada analit asam urat,
kolesterol, protein, albumin, phosphat, total CO2, serum iron, TIBC, dan
HDL kolesterol. Metode rate percent change diterapkan pada analit ALP,
BUN, bilirubin direct, trigliserida, dan kolesterol LDL (Tabel 2)2.
Sedangkan pada kriteria pengambilan keputusan pemilihan metode
delta check berdasarkan ratio DD/RR untuk pasien rawat jalan dan rawat
inap dihitung nilai potong dari rasio DD/RR. Nilai ini digunakan untuk
membedakan metode absolute delta difference dari metode delta percent
change. Sedangkan nilai median dari koefisien korelasi Pearson antara
ADD dan interval waktu antar test berpasangan digunakan untuk
membedakan metode delta dengan metode rate. Secara lebih detail, metode
delta check berdasarkan rasio DD/RR dapat dilihat pada Tabel 32.
d) Menetapkan penggolongan kelompok delta check berdasarkan asal populasi
(rawat jalan, rawat inap, tindakan khusus)
Bila batasan delta check terlampaui, maka sistem peringatan delta check
akan diaktifkan. SPada saat ini klinisi laboratorium bertugas mengevaluasi
secara menyeluruh apakah kesalahan yang terjadi tersebut merupakan kesalahan
identifikasi spesimen, gangguan integritas spesimen atau murni terjadi karena
perubahan kondisi klinis pasien. Berikut digambarkan alur workflow dalam
investigasi Peringatan delta check pada Gambar 4.
Gambar 4. Proses Workflow Dalam Investigasi Peringatan Delta Check (Randall)
Bila terdapat peringatan delta check, banyak aspek yang harus dianalisi mulai dari
spesimen, LIS, Rekam medis pasien, data QC alat, bahkan bila diperlukan dapat
dilakukan diskusi dengan klinisi yang terkait untuk mendapatkan penjelasan yang masuk
akal. Pada Tabel 4 dijabarkanmenjelaskan apa saja yang harus diinvestigasi bila terjadi
peringatan delta check.
Tabel 4. Investigasi dan Respon Terhadap Peringatan Delta Check (Randall).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Terdapat empat metode delta check yakni absolute delta difference, delta
percent change, rate difference dan rate percent change.
2) Penetapan analit yang digunakan sebagai indkator delta check, batasan delta
check (predifine creiteria), interval waktu antar-spesimen, dan metode
pemeriksaan delta check dilakukan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik
setiap laboratorium.
2. Park SH, Kim SY, Lee W, Chun S, Min WK. New decision criteria for selecting
delta check methode base on the ratio of delta difference to the width of reference
range can be generally applicable for each clinical chemistry test item. Ann Lab
Med. 2012;32:345-354.
3. Hong JY, Cho EJ, Kim HK, Lee WC, Chun S, Min WK. Aplication and
optimization of reference change value for Delta Check in clinical laboratory. J
Clin Lab Anal. 2020; 34e23550
4. Corey M, Tan RZ, Loh TZ. Efidence-based approach to setting delta check rules.
Critical Review in Clinical Laboratory Science. 2020.
7. Karger AB. To delta check or not to delta check? That is the question. J Appl Lab
Med. 2017; 1 (4);457-459.