Anda di halaman 1dari 98

Pemeriksaan Hematologi Rutin

Dr. Bastiana Bermawi, SpPK

Fakultas Kedokteran
Universitas Nadhlatul Ulama
1
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tujuan Pemeriksaan Laboratorium

Menunjang pemeriksaan fisik

Menegakkan diagnosis

2
Antikoagulansia Sampel Darah :

Antikoagulansia:

Ethylene Diamine Tetra-Acetic acid (EDTA)

- Macam : - Sodium EDTA (Na2EDTA)


- Potassium EDTA (K2, K3EDTA)
- Lithium EDTA
- Cara Kerja : - chelating agent
- Dosis : - 1-2 mg untuk 1 ml darah
- Penyiapan :
Buat larutan EDTA 10% dlm aquadest →
bagi dalam botol-2 @ 20 μL (~ 2 mgEDTA) →
keringkan ( 1 btl utk 2 ml darah)
3
Lanjutan……Antikoagulansia
Sodium Citrate :

- Konsentrasi :0.109 M (3.2%), 3.8%


- Dosis :
1. LED Westergren – 4 vol drh : 1 vol Sitrat
2. Faal Hemostasis - 9 vol drh : 1 vol Sitrat

Heparin :

- Untuk pemeriksaan OFT dan Mikrohematokrit


- Dosis : 1 mg (0.1 – 0.2 ml larutan) atau
10-20 IU heparin / ml darah .

4
Routine hematology testing

5
 Darah Lengkap (Complete Blood Count)
- Kadar hemoglobin ( Hb )

Satuan : g % atau g / dl atau g / L .


- Hematokrit ( Hct ) atau packed cell
volume ( PCV ).
Satuan : % atau L / L
- Jumlah sel darah merah atau Red Blood
cell Count ( RBC )
Satuan :…/cmm atau…./ L
atau …x 1012/ L
- Jumlah sel darah putih atau White Blood
cell Count ( WBC ), Satuan : …./cmm
atau ………./L atau …… x 109 / L
- Hitung jenis sel darah putih ( differential
leucocyte count )
- Jumlah trombosit, satuan ../ul, …/cmm, …x
109/L
- Indeks sel darah merah: MCV; MCH; MCHC
 Retikulosit , satuan : %
 Laju endap darah ( LED ) , satuan : mm / jam
 Hapusan darah tepi
- indeks sel darah merah :
a. mean cell (corpuscular) volume
(MCV) , Satuan : fl
b. mean cell ( corpuscular ) hemoglobin
(MCH) , satuan : pg
c. mean corpuscular hemoglobin
concentration (MCHC) ,Satuan : %
atau g / dl
METODE PEMERIKSAAN

- Cara konvensional (Manual)


- Alat hitung otomatis

9
Metode konvensional
 Pemeriksaan Hb:
- Metode Asam hematin (Hb Sahli)
- Metode Cyanmethemoglobin
 Hitung sel eritrosit, lekosit,trombosit: pakai kamar hitung improved
Neubauer di bawah mikroskop.
 Hematokrit:
- Metode Makro (Tabung Wintrobe)
- Metode Mikro (Tabung Kapiler)
 LED (Laju Endap Darah):
- Metode westergren
- Metode Wintrobe
 Retikulosit: pengecatan dgn lar. BCB (Briliant
Cresyl Blue) atau lar New methylen Blue

10
Penentuan Kadar Hb
 Ada beberapa cara penentuan kadar Hb :

1. Metode Berat Jenis (metode Cupri-Sulfat)


2. Metode Gasometrik (O2 atau CO)
3. Metode Kimia (kadar Fe dalam Hb)
4. Metode Kolorimetrik

11
Metode Kolorimetrik :

1. Direct Matching methods (Tallqvist)

2. Metode Hematin-Asam (Sahli)

3. Metode Hematin-alkali

4. Metode Oksihemoglobin

5. Metode Sianmethemoglobin

12
Metode Hematin-Asam (Sahli) :

 Prinsip:

- darah + lar.asam encer (HCl 0.1N) →


hematin asam
→ kadarnya diukur dgn cara
membandingkan thd
warna standar secara visual .

 Bahan & Alat:

- Hb-meter Sahli

13
 Hb-meter Sahli terdiri dari :

1. Gelas standar berwarna coklat


2. Tabung Sahli berskala (g% dan %)
3. Pipet Sahli (volume 20 μL)
4. Gelas pengaduk
5. Pipet Pasteur
6. Larutan HCl 0.1N
7. Aquadest

14
15
 Prosedur Kerja:

- Tab.Sahli diisi lar.HCl 0.1N sampai tanda


2 g%

- Darah kapiler (tusuk-kulit langsung) atau


darah-EDTA dihisap kedalam pipet Sahli
sampai tepat tanda “20 cmm”

- bersihkan sisa darah pada bagian luar


pipet
Sahli

16
- Tiup 20 cmm darah dari pipet kedalam
tabung Sahli hati2 sambil dibilas beberapa
kali dengan lar.HCl 0.1N

- Campur rata darah-HCl 0.1N , tunggu


10 menit agar hematin asam terbentuk
lengkap.

- Encerkan lar.hematin-asam dgn aquadest


sampai warnanya sama dgn warna kaca-
standar Sahli → baca angka pada skala
tepat
setinggi meniskus larutan hematin asam
17
 CATATAN:

 warna kaca-standar mudah berubah karena


waktu, suhu, sinar matahari)→ sewaktu-waktu
harus dikaliberasi dengan metode-rujukan
SianmetHb → ditentukan Faktor-Koreksi nya.
 pd hemometer Sahli biasanya ditempelkan
nilai Faktor-Koreksi yang berlaku saat itu)

18
Cara menentukan Faktor-Koreksi :
1. Periksa sedikitnya 10 sampel darah dgn
cara Sahli dan SianmetHb (yg sudah di
kaliberasi)

2. Hitung rata-2 nilai Hb dari cara Sahli


(misalnya X g%), dan nilai Hb cara
SianmetHb (misalnya Y g%)

19
3. Nilai yg dianggap benar (SianmetHb = Y)
= Faktor-Koreksi x nilai Hb-Sahli (= X)

Y=fxX
f=Y:X

4. Tiap kali mendapatkan nilai Hb dari Sahli,


harus dikalikan dgn Faktor-Koreksinya (f)

20
Angka Kesalahan :

 Angka kesalahan = 5 – 10%, karena :

1. Faktor Alat:
- vol.pipet kurang tepat
- warna kaca standar berubah
- kadar larutan HCl kurang tepat
2. Faktor manusia:
- pengambilan darah
- penglihatan petugas
- bias (intensitas warna)

21
Cara Sianmethemoglobin :

 Alat : spektrofotometer
 Reagensia :
R/ NaHCO3 1.0 g
KCN 50.0 mg
K3Fe(CN)6 200.0 mg
Aquadest 1000.0 ml

 pH 7,0 – 7,4

22
 Prinsip :
darah + lar.Drabkin :
Hb + K3Fe(CN)6 → MetHb .
MetHb + KCN → SianmetHb

 Prosedur :
1. masukkan 20 μl darah kedalam tabung berisi
5 ml lar.Drabkin ( dilusi 1:250 )
2. Campur baik-2, biarkan 10 menit,
masukkan kuvet
3. Baca absorbans pd spektrofotometer ( λ =
540 nm ) dgn lar. Drabkin sbg blanko .
23
4. Masukkan kedalam kuvet lain, lar.standar
HiCN yg telah diketahui kadarnya , dan baca
absorbansnya pada λ = 540 nm .

Kalkulasi :
Abs sampel
Kdr Hb (g/dl) = x kdr stdr HiCN
Abs standar

Atau dari beberapa kadar lar.Standar HiCN (Standar


HiCN pd berbagai pengenceran) dibuat Kurva-
Standar Hb ( kurva kaliberasi )

24
Pemeriksaan Hematokrit (PCV)
 Penentuan proporsi packed red cells
terhadap volume darah total setelah
pemusingan

 Metode Pemeriksaan :

1. Metode Makro (WINTROBE)


2. Metode Mikro (MicroHematocrit)

 Satuan : % atau L / L

25
WINTROBE MICROHEMATOCRIT

Tabung 10 cm x 2.5 mm Kapiler 75 x 1 mm


Sampel Drh-EDTA 1 ml Drh-EDTA
Drh-Heparin Drh-heparin
Drh tanpa antikoagulan
Sentrifus 2000 rpm/30 men 10.000-15.000 rpm/3-5 men

Normal ♂ : 40 - 54% ♂ : 40 – 54%


♀ : 37 – 47% ♀ : 37 – 47%

26
Nilai hematokrit sebanding (sesuai) dengan
jumlah dan ukuran sel darah merah

a : tinggi kolom sampel


c b : tinggi kolom eritrosit
c : tinggi kolom plasma
a d : buffy coat
d
b

Hct=PCV = b/a x 100%

27
Bila menggunakan sentrifus fixed angle

Z
X PCV= ½(X+Y) x100%
y
Z

28
29
30
31
A B C

100
95
90
85
80
75
70
65
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

32
Faktor kesalahan:
 Ekses antikoagulan → eri mengkerut → PCV ↓
 Sampel darah kurang homogen (pengocokan
kurang)
 Kecepatan & lama pemusingan tdk tepat
 Trapped plasma (1-3%) → ↑ pd sferositosis ,
anemia makrositik , talasemia , anemia
hipokromik .

Trapped plasma tdk perlu dikoreksi kecuali bila PCV


diperlukan utk menghitung Blood Volume

33
eritrosit
sferosit
plasma

trapped plasma

34
Laju Endap Darah (LED)
 Mengukur kecepatan pengendapan eritrosit
dalam plasmanya (satuan : mm/jam)

 Metode pemeriksaan:

1. Metode Westergren
2. Metode Wintrobe

35
36
Westergren Wintrobe
(Metode rujukan)
Tabung 300 x ≥2.5 mm 120 x 2.5 mm
Skala 0 – 200 mm 0 – 10 cm
Vol.darah 2 ml 1 ml
Prinsip Darah diencerkan : Drh-EDTA tanpa
4 drh-EDTA:1 NaCl diencerkan
4 drh : 1 sitrat 3.2 /
3.8%
Normal ♂: 0 – 15 mm/jam ♂: 0 – 10 mm/jam
♀: 0 – 20 mm/jam ♀: 0 – 20 mm/jam

37
Westergren Wintrobe
(metode rujukan)

Teknik Isi pipet dgn Masukkan drh hati2


lar.darah smp tanda kedalam tabung sampai
‘0’, letakkan tegak batas atas(tanda “0”,
lurus pd rak (suhu letakkan tegak lurus pd
kamar) rak (suhu kamar)
Baca hasil tepat Baca hasil tepat setelah
setelah 1 jam 1 jam

38
39
LED

40
Tahap Sedimentasi Darah:

1. Tahap pembentukan rouleaux


2. Tahap sedimentasi cepat → dlm 1 jam
pertama
3. Tahap sedimentasi lambat → jam
berikutnya

41
Faktor yang mempengaruhi LED

1. Eritrosit :
- jumlah
- ukuran
- bentuk

2. Plasma :
- albumin
- globulin
- fibrinogen

3. Teknik :

42
Faktor teknik yg mempengaruhi LED :

1. Teknik sampling
2. Panjang & diameter tabung ↑ → LED ↑
3. Posisi tabung miring → LED ↑
4. Suhu kamar ↑ → LED ↑
5. Ekses antikoagulan → LED ↓
6. Darah beku sebagian → LED ↓
7. Drh > 2 jam → sferis → rouleaux terhambat
→ LED ↓

43
LED meningkat pada keadaan:
 Infeksi
 Keradangan
 Keganasan
 Mieloma Multipel
 Lekemia
 Keracunan logam
 Anemia

44
- Pemeriksaan Retikulosit

 Retikulosit: eritrosit muda, tak berinti,


 mengandung sisa ribosom & RNA yang
bereaksi dgn cat Brilliant Cresyl Blue (BCB)
atau New Methylene Blue (NMB) membentuk
presipitat granul / filamen berwarna hijau-biru .
 reaksi terjadi pada eritrosit hidup (belum
difiksasi = supravital)
 karena lebih muda → ukuran > eritrosit

45
- Pemeriksaan Hitung Retikulosit:

1. Cara manual:
- Pengecatan dgn Brilliant Cresyl
Blue (BCB) atau New Methylene
Blue (NMB)

2. Cara Otomatik:
- Dengan alat hitung sel darah
elektronik (otomatik)

46
Hitung Retikulosit:
 Prinsip :

- darah + cat supravital


→ hitung jumlah retikulosit disamping 1000 eri
→ dinyatakan dlm persen (%) atau permil (‰)

 Reagensia :

- Lar. Brilliant Cresyl Blue (BCB) 1%


- Lar. New Methylene Blue (NMB) 1%

47
 Prosedur :

- darah + cat supravital (BCB 1%) =1:1

- utk darah yg anemis,


jumlah cat dikurangi (2 darah : 1 BCB) ,

- campur baik-baik 15 menit .

48
Kalkulasi :

- hitung 1000 eritrosit dan catat berapa


retikulosit yg dijumpai diantaranya (dalam
% atau ‰)

- hati2 : - bedakan dgn benda-inklusi HbH


- granula trombosit dan lekosit
tercat juga → sering dikelirukan
dgn retikulosit .

- angka kesalahan (CV) = >25%

49
RETIKULOSIT :

50
 Pada Anemia didapat bias dlm penghitungan
retikulosit krn jumlah eritrosit relatif rendah
sehingga jumlah retikulosit yg terhitung relatif tinggi
→ perlu koreksi :
PCV penderita
 Corrected Retic =% Retik x ---------------------
PCV normal

(PCV normal ♂ = 50% ; ♀ = 40%)

51
 Pada kondisi tertentu Corrected Retic msh blm
menggambarkan eritropoisis krn pengaruh Shift
Retic (retik yg berada di darah tepi lebih lama
sebelum menjadi eritrosit matur)
Besarnya shift sebanding dgn rangsangan
eritropoitin .

 Koreksi:
Corrected Retic Count
RETIC PROD INDEX = ---------------------------------
(Indeks Prod Retik) Maturation Time
(darah tepi)

52
Reticulocyte Maturation time

3.5 1

3.0 1.5

2.5 2

2.0 2.5

53
Evaluasi Hapusan Darah Tepi :

 Evaluasi hapusan darah tepi dilakukan secara


bertahap :

1. Pemeriksaan dgn Obyektif 10x


1.1. penilaian mutu hapusan darah :
- lapisan darah cukup tipis → eritrosit
dan lekosit saling terpisah .
- jangan ada endapan cat
- sel2 tercat dgn baik
- lekosit tdk menggerombol dibagian
ekor .

54
1.2. Penaksiran jumlah lekosit, kesan
hitung-jenis lekosit, dan ada/tidak
sel-2 abnormal .

- penaksiran lekosit dilakukan


pada counting area, tergantung
dari jenis mikroskop yg dipakai
(ukuran FN = Field Number nya)

55
- Utk FN-18 :
bila jumlah lekosit per lap.pandang
sekitar 15-35 → juml.lekosit normal .
Utk FN-22 :
bila jumlah lekosit per lap.pandang
sekitar 22-50 → juml.lekosit normal

- Kesan hitung-jenis lekosit dpt dilakukan


dgn mengamati beberapa lap.pandang
hapusan .

56
2. Pemeriksaan dgn obyektif 100x dan dgn
minyak imersi .

2.1 Eritrosit :
Ukuran – bandingkan ukuran eritrosit
dgn inti limfosit kecil, laporkan normositik /
mikrositik / makrositik .

Warna – bandingkan diameter central


pallor dgn diameter eritrosit → laporkan
normokromik atau hipokromik ,
anisokromia (double population)

57
Gambaran hapusan Hipokromik-Mikrositik

58
- Gambaran hapusan Makrositik

59
Bentuk :
perhatikan bentuk2 eritrosit seperti :
- Ovalosit
- Sferosit
- Drepanosit ( sel sabit )
- Schistosit (Fragmentosit)
- Stomatosit
- Sel Target ( Codocyte )
-Tear Drop Cell (Dakrosit )
- Sel Helmet (Bite cell)
- Echinosit (Krenasi)
- Akantosit

60
61
62
Benda inklusi eritrosit :
- Normoblast
- Howell-Jolly bodies
- Basophilic stippling
- Cincin dari Cabot
- Heinz bodies
- Granula siderotik (Pappenheimer)
- Parasit malaria (Plasmodium)

Bentukan
- Rouleaux
- Otoaglutinasi

63
64
65
2.2 Lekosit :

- dapat dilakukan Hitung Jenis Lekosit .


- perhatikan adanya lekosit imatur
(mieloblas sampai metamielosit ,
limfoblas, monoblas) , adanya shift to
the left , reaksi lekemoid .

- perhatikan segmen netrofil , laporkan


bila dijumpai:
shift to the right, hipersegmentasi ,
hiposegmentasi ( anomali Pelger-Hűet)

66
67
LATE BAND CELL SEGMENTED NEUTROPHIL EOSINOPHIL BASOPHIL

68
- Anomali Pelger-Huet :
kegagalan segmentasi herediter → inti ≤ 2, kromatin padat menggumpal .

69
- Perhatikan benda-inklusi / bentukan dalam lekosit :
Granula toksik – granula kasar, gelap, sering
dijumpai pada infeksi bakteri

Vakuola – sering dijumpai pada infeksi bakteri ;


bersama granula toksik menunjukkan tanda-2
degenerasi netrofil

70
 Auer-Rod :
- benda inklusi patologik, batang, merah,
agregat dari lisosom, tunggal/multipel pd
sitoplasma sel mieloblas atau monoblas

 Döhle Bodies :
- inklusi oval, kebiruan, tunggal atau banyak,
berasal dari RNA, sering pd infeksi berat,
khemoterapi atau adanya perubahan2 toksik,
dan kelainan lekosit kongenital (May-Hegglin ,
Chediak-Higashi)

71
Auer rod pada sitoplasma mieloblas

72
 2.3 Trombosit :

- Memperkirakan jumlah trombosit :


Utk mikroskop dgn FN-18:
juml.trombo/mm3 = juml.trombo dlm 18 lp x 1000 / mm3
Normal : rata2 trombo 8-25 / lp atau trombosit tampak
menggerombol .

Utk mikroskop dgn FN-22:


juml trombo/mm3 = juml trombo dlm 11 lp x 1000 / mm3
Normal : rata2 trombo 13-40 / lp atau trombosit tampak
menggerombol

- Memperhatikan morfologi trombosit :


adanya mega/giant thrombocyte menunjukkan
turn-over trombosit yg meningkat misalnya pada
perdarahan

73
Pemeriksaan hitung Sel Darah :
 Metode :

I. Cara Langsung (Direk)


- dgn Kamar Hitung
- dgn Alat Hitung Sel Elektronik

II. Cara Tidak Langsung (Indirek)


- dgn evaluasi darah tepi

74
Penghitungan Cara Manual dengan Kamar Hitung

 Prinsip:

darah diencerkan dgn larutan pengencer tertentu →


sel dlm larutan dihitung dalam Kamar Penghitung
Improved Neubauer dibawah mikroskop .

75
Kamar Penghitung Improved Neubauer :

 Kamar penghitung ini memiliki


- 2 alur (parit) & 2 pematang dan
- 2 Area-Penghitung

 Tiap Area-Penghitung terdiri dari :


- 1 kotak besar (3x3 mm2), terbagi atas 9
kotak
(@ 1x1 mm2), dan 4 dari 9 kotak ini , yg
terletak disudut kiri & kanan atas , serta
sudut
kiri & kanan bawah merupakan kotak-
penghitungan untuk Lekosit (Kotak-W)
76
- kemudian 1 dari 9 kotak, yg terletak ditengah,
dibagi lagi atas 25 kotak-kecil @ 0.2x0.2 mm2
; dari 25 kotak-kecil ini, 5 kotak diantaranya ,
yaitu yg terletak 2 kotak disudut kiri-kanan atas,
2 kotak disudut kiri-kanan bawah dan 1 kotak
dibagian tengah merupakan kotak-
penghitungan untuk Eritrosit (Kotak-E)

77
78
 Bila diatas kamar-penghitung ditutup dengan
gelas penutup → jarak antara gelas-penutup
dengan dasar kotak-penghitung = 0.1 mm

 Dengan demikian, volume kotak-kotak


penghitung diatas adalah :

Vol.1 Kotak Leko (W) = 1x1x0.1 = 0.1 mm3


Vol.1 Kotak Eri (R) = 0.2x0.2x0.1 = 0.004 mm3

79
80
 Hitung jumlah sel dlm Kotak-Penghitungan :

Lekosit → hitung dlm 4 Kotak-W


Eritrosit → hitung dlm 5 Kotak-E
Trombosit → hitung dlm 4 Kotak-W

 Distribusi sel:
perbedaan jml lekosit antar kotak W <15
eritrosit antar kotak R <20

81
82
83
Kalkulasi :
 Prinsip pada Hitung Sel Darah dgn Kamar-
Hitung :

1. Volume lar.darah dalam Kotak-Penghitungan


harus diketahui .

2. Besarnya pengenceran

3. Jumlah sel yang terhitung dalam Kotak -


Penghitungan yang ditentukan .

84
1. Volume lar.darah pada Kotak-Penghitungan :

Vol. 4 kotak-W = 4x0.1 = 0.4 mm3


Vol. 5 kotak-E = 5x0.004 = 0.02 mm3

2. Besarnya Pengenceran:
(pengenceran dgn Pipet Thoma)

Pengenceran lekosit = 20x


Pengenceran eritrosit & Trombosit = 200x

85
3. Jumlah sel darah yg terhitung dlm Kotak-
Penghitungan :

Juml.Leko dlm 4 kotak-W mis = P/0.4 mm3


Juml.Eri dlm 5 kotak-E mis = Q/0.02 mm3
Juml.Trombo dlm 4 kotak-W mis = R/0.4 mm3

 Maka jumlah sel / mm3 darah :

Lekosit = 1/0.4 x 20 x P = 50 P/mm3

Eritrosit = 1/0.02 x 200 x Q = 10.000 Q/mm3

Trombosit = 1/0.4 x 200 x R = 500 R/mm3 86


Hitung Sel Direk dgn Alat Hitung Sel Otomatis :

 Ada 2 cara : Impedansi elektrik dan optik

1. Cara Impedansi Elektrik :


- prinsip : larutan sel darah dialirkan
melalui apertura yg punya 2 elektroda
pada kedua sisinya, sehingga sel dlm
larutan yg bersifat konduktor akan
memberikan pulsa resistensi saat me
lalui apertura tsb.

Jumlah pulsa = jumlah sel yg lewat apertura ;

Tinggi pulsa = volume sel .

87
Diagram Skematis Impedansi-Elektrik

88
Metode impedansi
Ukuran relatif lekosit

DT
lym baso mono eos netro

Ukuran lekosit sesudah lisis

Histogram lekosit

lym mid gran

50 100 150 200 250 300 350


Jumlah sel
Histogram
Volume sel
Hb

PCV, MCH,MCHC MCV,RDW,MPV


DIHITUNG DITURUNKAN
Volume lekosit
35 fl = limfosit

90 – 160 fl = monosit

160 – 450 fl = granulosit


2. Cara Optik:

Prinsip :

- sel dalam larutan darah dialirkan melalui


flow-cell yg diberi sinar → sinar tsb akan
dipendarkan oleh sel dan pendaran sinar
ditangkap oleh reflektor2 tertentu yg akan
membaca ukuran sel, kepadatan sel (inti
maupun granula2 didalamnya)

93
94
Prinsip metode optik

detektor
Light scatter
Laser detektor ( 00 )
detektor
96
Buku Acuan:
1. Dacie and Lewis PRACTICAL
HAEMATOLOGY , tenth Edition
S.Mitchell Lewis, Barbara J.Brain

2. Henry’s Clinical Diagnosis and management


by laboratory Methods,
Richards A.McPherson, Matthew R Pincus
twenty-first Edition

3. HEMATOLOGY : PRINCIPLES AND


PROCEDURES, third Edition
Barbara A.Brown
98

Anda mungkin juga menyukai