Anda di halaman 1dari 97

URINALISIS

dr. Frida Lorita HP

Lab Patologi Klinik


FK UNEJ
2011

1
MACAM SAMPEL URINE
1. Urine sesaat : urine acak ( random )
2. Urine pagi : urine pertama di pagi hari

Paling baik untuk urinalisis :
- volume dan osmolaritas seragam
- lebih kental
- pH rendah
3. Urine segar (< 1 jam dari penampungan )
4. Urine Post Prandial : 1 ½ - 3 jam setelah
makan
5. Urine 24 jam :
06.00 06.00

dibuang ditampung
6. Urine porsi tengah (midstream), clean
catch utk kultur 2
URINE  segera dianalisis ½-1 dlm jam
 > 1 jam : terjadi perubahan sel / susunan
kimia.
 Tidak steril : timbul bakteri
◦ ureum  CO2 + NH3
pH urine : basa
CaSo4  , MgSo4 ,
Sedimen (torak) : rusak
Ureum 
◦ Glukosuria : kadar glukosa   hasil
negatif palsu !
 Bilirubin (terikat)

hidrolisis oksidasi

as. Glukorunat biliverdin
+ (hijau)
biluribin (bebas)
3
BAHAN PENGAWET UNTUK URINE :
 Fisis
a. Refrigeration (±4°C)
b. Frozen (0°C)
 Kimiawi
a. Toluena : “all round”, glukosa, aseton, asam
asetoasetat
b. Thymol : mirip toluena, bl tll byk bs hasil positif
palsu (proteinuria pd pemanasan dg
asam asetat)
c. Formaldehide : khusus sedimen
d. Asam sulfat pekat: penetapan kuantitatif kalsium
dan nitrogen
e. Natrium karbonat: khusus urobilinogen

4
Pemeriksaan Urine:
A. Pemeriksaan Fisis : 1. Jumlah
2. Bau
3. Buih
4. Warna
5. Kejernihan
6. Berat jenis.
B. Pemeriksaan Kimia : 1. pH
2. Protein
3. Glukosa
4. Badan keton
5. Bilirubin
6. Urobilinogen /
Urobilin
C. Pemeriksaan Mikroskopis :
1.Sel darah, sel epitel.
2. Torak
3. Kristal
5
Pemeriksaan Fisis
1. Jumlah Urine : Normal : 1200-1500
ml/24jam
 Variasi tergantung
- Luas permukaan tubuh
- Pemakaian cairan
- Kelembaban udara / penguapan.
2. Bau :- Normal  baru : tidak keras
- Patologis
3. Buih : - Normal  putih
- Mudah berbuih  protein
- Kuning  pigmen empedu
(bilirubin),
phenylazodiaminopyridin

6
4. Warna : dipengaruhi diuresis
◦ Normal kuning muda (urokhrom)
◦ Abnormal  non patologis
 patologis
Cara pemeriksaan :
 Prinsip :tebal lapisan cairan 7 – 10
cm dengan cahaya
tembus.
 Isi tabung reaksi ¾ nya (lihat
dengan cara miring )

7
Warna :
Perubahan non-patologis disebabkan bahan atau
obat-obatan yang dimakan, misalnya :
- Merah : Phenol-phthalein,protonsil,
merkurokhrom, piridium dll
- Kuning : karoten, santonin, atebrin, riboflavin
- Hijau : akriflavin
- Biru/hijau : metilen biru, tembaga sulfat.

Perubahan yang patologis :


- Kuning coklat (seperti teh) : bilirubin
- Merah coklat : urobilin, porpirin
- Merah dengan kabut coklat: darah dan pigmen
darah
- Coklat hitam : melanin
- Hitam : asam homogentisik (alkaptonuria)
Terlihat setelah ditambah basa.

8
5. Kejernihan / kekeruhan
Normal : Jernih

Kekeruhan dapat disebabkan :


- Fosfat amorf, warnanya putih dan akan hilang
bila diberi asam.
- Urat amorf (kuning coklat) terdapat pada
urine yang asam dan menghilang bila
dipanaskan.
- Darah, merah sampai coklat
- Nanah, seperti susu, tetapi menjadi jernih
setelah disaring
- Kuman, biasanya tetap keruh setelah disaring.

9
6. Berat Jenis
- Urometer
- Refraktometer
- Carik celup

Urometer (urinometer)
 dasar : hukum Archimedes
Refraktometer :
 dasar : indeks refraksi
Carik celup :
 dasar : adanya kation

10
Prosedur : Urometer
1.Kaliberasi urometer dengan Aquades.
2.Isi gelas ukur dengan urine ¾ penuh.
 letakkan di tempat datar
 hilangkan buih dengan :
-kertas saring atau
-+ 1 tetes eter
3.Masukkan urometer
 putar pada sumbunya
 jangan menyentuh :
-dinding gelas ukur
-dasar gelas ukur
4.Baca meniskus
11
UROMETER
 Kalibrasidengan Aquadest
misal : BJ. Aq. terbaca 1,003
 faktor koreksi = - 0,003
 Faktor koreksi suhu
setiap  t 3oC di atas suhu tera
urometer : + 0,001
 Faktor koreksi pengenceran
dua angka besar
terakhir pengenceran
 Faktor koreksi protein/glukosa
1 g/dl protein / glukosa  hasil
dikurangi 0,003
Skala : 1 strip = 0,001

12
Contoh :
1. Peneraan dengan Aquadest  B.J = 1,002
2. Urine  B.J = 1,012
 B.J. Urine = 0,010
3. Suhu kamar = 30oC
Urometer ditera pada t = 15oC
B.J. Urine = (30-15)
----------x0.001+1,010=1,015
3
4. Koreksi Pengenceran  2 x
 B.J = 1,030
5. Koreksi terhadap protein glukosa
1g/dl  dikurangi 0,003

13
Gambar :

1,000

1,010

1,020 Meniskus
1 Garis = 0,001 14
B. Pemeriksaan Kimiawi :
Derajat keasaman pH
Normal : 4,8 - 7,5
Pemeriksaan :
-kertas lakmus
-kertas nitrazin / indikator
uriversil
-Carik celup
-pH-meter

15
Protein Urine  Albumin, Globulin

Sifat pemeriksaan :
 Kualitatif
- reaksi Heller
- reaksi Roberts
 Semi kuantitatif
- tes rebus
- tes sulfosalisilat
- carik celup visual
 Kuantitatif
- Esbach
- carik celup : fotometer refleksi

16
PERCOBAAN REBUS :
Prinsip :
Protein dalam suasana asam lemah
 dipanaskan  denaturasi
 endapan ( + )

Baca hasil

3 ml urine yang telah Tetesi 2-3


disaring / dipusingkan Bakar tetes asam Bakar lagi
sampai acetat 6% sampai
mendidih mendidih

* Syarat sampel  putar / saring


1500 - 2000 RPM 17
( 5 menit )
Interpretasi :
(-) : tetap jernih
(+) : kekeruhan minimal
( 0,01 - 0,05 g/dl ).
 huruf cetak terbaca
(+ +) : Kekeruhan nyata
ada butir-butir halus
(0,05 - 0,2 g/dl
 Garis tebal terbaca
(+ + +) : gumpalan-gumpalan yang
nyata ( 0,2 - 0,5 g/dl )
(+ + + +) : gumpalan-gumpalan besar
atau telah membeku
( > 0,5 g/dl )

18
Protein Bence – Jones
 BM kecil ( < albumin )
 Monoklonal Ig  light chain
 Mengendap pada suhu 40o – 60oC.
( Pemeriksaan kualitatif )
 Cara :
  4 – 10 ml urine  saring/sentrifus
 di tambah bufer  pH  4,9 – 5,1
Water bath endapan w.b mendidih
(3’) ( 40-60oC) 15’
 hilang/endapan berkurang
 Bence Jones protein (+)
Catatan :
- Bila endapan >>  (albumin/globulin)
saring  filtrat didinginkan  to 40-60oC
keruh  mendidih  larut wb
wb
Bence Jones protein (+)

19
Pemeriksaan Kuantitatif :
Alat : Albuminometer
dari Esbach
Prinsip : + As. Pikrat

Protein 
Syarat :
- urine jernih (24 jam)
- bereaksi asam
- tidak boleh pekat
* Catatan :
Protein rebus : ++
 pemeriksaan Esbach

20
TEHNIK :
 Tampung urine 24 jam  ukur volume
 Aduk sampai rata
 Ambil urine secukupnya  + asam
cuka sampai pH  6  saring
(Periksa dengan kertas pH )

Tutup
dengan
R R gabus R

U U bolak U
balik
 Hasil dalam
Isi tabung Tambah reagen gram / L
Esbach dengan diamkan
Esbach sampai 24 jam
urine sampai tanda R
tanda U
* Total protein dalam 24 jam =
Vol. Urine 24 jam ( L ) X hasil (gram / L) =
…….. gram / 24 jam. 21
Tes Glukosa Urine

Reaksi Reduksi
Fehling
Benedict Semi-kuantitatif
Clinitest

Reaksi Enzimatik
Carik celup- Semi-kuantitatif
- Kuantitatif

22
1. Reduksi  cara fehling
Prinsip : Dalam suasana Lindi (basa) glukosa
mereduksi Cupri (CuO)  Cupro
(Cu2O) yang mengendap dan
berwarna merah bata.

Reagen :
Fehling A Fehling B
R/ Cupri Sulfat 69,3 R/ K-Natartrat 346
Aquadest ad 1000ml Na-Hidroksida 100
Aquadest ad 1000 ml

23
1. CARA FEHLING
Kontrol
terhadap
reagen 1 ml urine
Baca hasil
2 ml Fehling B
2 ml 2 ml Fehling A
Fehling B
Campur
2 ml
Fehling A Didihkan
( tidak ada Reagen dapat
perubahan digunakan
warna )

24

- +1 +2 +3 +4
Interpretasi:
Negatif : tetap biru atau hijau jernih
Positif (+) : keruh warna hijau agak
kuning
Positif ( + + ) : kuning kehijauan dengan
endapan kuning
Positif ( + + + ) : kuning kemerahan,
endapan kuning merah
Positif ( + + + + ): merah jingga sampai merah
bata

25
2. CARA BENEDICT

Prinsip : Fehling
Perbedaan : pereaksi basa-nya

TEHNIK :
8 tetes urine

5 ml reagen interpretasi

Api kecil ( 5’ )
Hingga mendidih
26
KETON BODIES
Katabolisme lemak abnormal
O
||
CH3-C-CH2-COOH
Asam Aseto asetat

CO2 NADH + H+
Spontan
NAD+
Enzim
O OH
|| ||
CH3-C-CH3 CH3-CH-CH2-COOH
Aseton (D-)--Asam Hidroksi Butirat
27
KETONE BODIES
Aceto acetic acid
Acetone
 OH butyric acid

TES
Rothera
Acetest table
Reagent strip
(carik celup)

28
Syarat Pemeriksaan : Urine Segar
( karena : Aseton mudah menguap )
1. Test Rothera :
Na2Fe(CN)5NO2H2O basa
Na4Fe(CN)6 +NaNO2 + Fe(OH)3
(Na-Nitroprusida)

Reduksi
Aseton & Asam Diasetat
(UNGU)
Reagen :
- Na-Nitroprusid
- Amonium Sulfat jenuh
- Amoniak pekat
29
TEHNIK
 Buat larutan Na-Nitroprusid jenuh
(Urine harus baru)

2 ml Tambah 2-3 tetes lar. Na-Nitroprusid


(NH4)2SO4
2 ml jenuh
urine
Tambah NH4OH pekat
( - ) tidak melalui dinding (hati-
terbentuk cincin hati sehingga
ungu terbentuk 2 lapisan

Hasil
(pada batas
( + ) terbentuk 2 lapisan)
cincin ungu

30
Sensitivitas Tes Rothera :
Asam Aseton asetat = 1-5 mg/dL
Aseton = 10-25 mg/dL
D--Asam Hidroksi Butirat : (-)

* dengan Enzim D--Hidroksi Butirat


Hidrogenase
* dengan Tes HART’S

31
2. ACETEST (tablet)
Formula :
Amino acetic acid (glycine)
Na nitroprusida
Na2 fosfat
Lactose

Prosedur :
tablet +1 tetes urine
30”
bandingkan dengan standar
warna.
32
INTERPRETASI HASIL
Ketonuria   produksi dan
akumulasi keton  perubahan
metabolisme karbohidrat

KETONURIA
dapat terjadi pada
1. Diabetic ketonuria
2. Non-diabetic ketonuria

33
BILIRUBIN
Normal dalam urine :  0,02 mg/dl  kadar
Bilirubin terkonjugasi dalam darah normal 
tak terdeteksi.

CARA HARRISON
Prinsip :
Bilirubin mereduksi FeCl3 menjadi senyawa
warna hijau ( sebelumnya Bilirubin dalam
urine diendapkan dengan larutan BaCl2 ).
Reagen :
1. Larutan Fouchet terdiri dari :
- TCA 25 g/100 ml Aq.
- 10 ml larutan FeCl3 10 g/100 ml
Aq.(10%)
2. Larutan BaCl2 10%
34
TEHNIK :

3 ml
BaCl2 10%
Saring dengan
3 ml Urine kertas saring

Tambahkan
larutan Fouchet Filtrat dipakai
1-2 tetes untuk reaksi
Schlesinger

( + ) endapan hijau

( - ) endapan tak
berwarna ( coklat )
35
UROBILIN
TES SCHLESINGER
Prinsip :
Urobilin bereaksi dengan Zink Acetat
dalam larutan amoniak membentuk
garam Zink yang memberikan
flouresensi hijau.
Reagen :
1.Reagen SCHLESINGER : suspensi
jenuh
zink acetat dalam alkohol.
2.Larutan amoniak encer (10%)
3.Tinet. Iodii spirituasa 1%
(untuk oksidasi urobilinogen 
urobilin)
36
TEHNIK :
Tidak dapat
Fluoresensi ( + ) dipakai
3 ml filtrat urine
dari reaksi
Harisson
Fluoresensi ( - )
3 ml reagen
Schlessinger

+ larutan
Tct. Iodii 1-2 tetes
Amoniak encer

( + ) : flouresensi hijau Saring dengan


kertas saring
( baca dalam kotak urobilin
dengan sinar tak langsung )

37
Catatan :
 Urine harus baru
 Yang mengganggu percobaan :
a.Bilirubin  diendapkan dulu.
b.Urine berflouresensi  dapat
disebabkan oleh :
-VitaminBcompleks ( Riboflavin )
-Eosin, Eritrosit
-Merkurokhrom, Akriflavin.

38
UROBILINOGEN
Tes dari Ehrlich
Reagen : Para Dimetil Amino Benzaldehid
2% dalam HCl 50%.
Cara :

10-12 tetes reagen

Campur 5 menit
Urine 5 ml Warna merah
 ( urobilinogen positif )
Syarat : baru

39
Prinsip Reaksi :
Urobilinogen + p-methoxy benzodiazonium
suasana
fluoroborat zat warna azo
asam (merah)
Sumber Kesalahan :
Negatif palsu: - urine lama (sinar matahari)
 teroksidasi
- formaldehid (200 mg/dl)
- terapi hexametilen tetranium
( dosis >> )
- pengawet  formalin.
Positif palsu : obat-obatan derivat azo
 phenazopyridin

40
Analisis Urine dengan Carik Celup / Uji
Carik Uji :
Merupakan secarik plastik  sebelah sisi
dilekati dengan 1-10 lapis kertas isap/bahan
penyerap lain yang mengandung reagen
spesifik terhadap zat yang akan diperiksa.

Prinsip : bila dalam urine mengandung zat yang


diperiksa  perubahan warna.
Intensitas Warna dapat diukur secara :
1. Visual
2. Fotometer refleksi ( Reflactan photometer )

41
Cara kerja :

Visual ( gambar 3 )
Celup Seka Baca
Fotometer Refleksi
Kegunaan carik uji antara lain :
1. Pemeriksaan rutin
2. Memantau pengobatan
3. Memantau sendiri
4. Tes penyaring
42
Parameter yang diperiksa :
1. Berat Jenis
2. pH
3. Lekosit
4. Nitrit
5. Protein
6. glukosa
7. Badan Keton
8. Urobilinogen
9. Bilirubin
10.Darah ( Eritrosit / hemoglobin ).

43
Laporan Hasil
Urinalisis

44
Prinsip Reaksi

1. Berat Jenis
 Mengambarkan konsentrasi ion dalam
urine metode Refraktometri.
 Kation, proton (  kompleks )
+ Bromothymol Blue  biru hijau 
kuning
 Tidak dapat mengidentifikasi bahan yang
non-ionik (urea, glukosa, kreatinin).

45
2. pH :
Indikator : - Metil merah
- Bromtimol biru
Jingga  hijau  biru : pH = 5 – 9

3. Lekosit :
Indoxyl ester + granulocyte esterase

Indoxyl + garam diazonium
 warna ungu
- Ungu terang = urine normal
- Ungu tua = patologis.

46
4. Nitrit : Tes Griess’s
Sufanilamidamin + NO2 garam
diazonium
( ggs. aromatik ) (bufer asam)
3hidroksi-1,2,3,4
tetrohidro-7,8
bezoquinolin
(merah)
5. Darah :
Hemoglobin + organik hidroperoxid
Mioglobin (2,5 dimetil – 2,5 dihidroperosi
heksan )
Biru hijau  hijau

47
6. Protein
Tetra Bromfenol Biru
PH = 3  kuning
+
protein 
hijau – biru
( tergantung  protein )

48
TES PROTEIN URINE
HASIL CARIK UJI PEMANASAN SULFOSA
Positif Albumin Albumin Albumin
5-10 mg/dl 5-10 mg/dl 0,25 mg/dl
globulin globulin
Bence-Jones Bence-Jones
Positif Desinfeksi Fosfat Sulfonamid
Palsu urat Penisilin
Tolbutamid Kloroform
Negatif Urine encer Urine alkalis
Palsu garam >>

49
7. Glukosa  cara : Enzimatik
7.1. glukosa Oksidase
- glukosa + O2  Asam glukonat + H2O2
GOD
Peroksidase
- H2O2 + Kromogen
a). O-toluidin  O-totuidin + H2O
(red = m.m) (oks = biru)

hijau muda  tartrazin (kuning)
biru
Peroksidase
b). Kompleks  kompleks + H2O
Iodine Iodine
( Oks = coklat )
7.2. Hexokinase  ( lebih spesifik )
50
TES GLUKOSA URINE
Hasil Reduksi CuSO4 Glukose Oksidase
Fehling Carik celup
Benedict
Clinitest (tablet)
Positif glukose, galaktose Glukose
laktose, fruktose
maltose, pentose
Positif Reduktor kuat; H2O2
Palsu (vit. C, homogentisik hipoklorit
antibiotik : tetorsiklin
kontras X Ray, dll)
Negatif Bakteri >> Bakteri >>
Palsu Reduktor kuat

51
8. Keton : Reaksi Nitroprusid
Prinsip : tes Rothera
Hasil : warna ungu ( intesitas
warna ~ konsentrasi keton )
* D.  - asam hidroksi butirat : ( - )

9. Urobilinogen
Urobilinogen+Methoxybenzenediazoni
um fluoroborat dlm suasana asam 
Zat warna merah Azo

52
Spesifik : untuk urobilinogen
tidak dipengaruhi : porphobilinogen,
indikan, PAS, sulfonamid, Sulfonil urea.
Negatif palsu :
- Urine disimpan lama (sinar
matahari  teroksidasi)
- Formaldehid > 200 mg / dl
-Terapihexametilen tetranium
(dosis >>)
- Pengawet : formalin
Positif palsu :
- Obat derivat azo 
phenazopyridin.

53
10. Bilirubin : Reaksi Diazotasi
Bilirubin + Diazonium  Azobilirubin
(coklat) asam (merah ungu)

Syarat :
Pemeriksaan harus segera !
 - Bilirubin dalam larutan tidak stabil.
- Dengan sinar matahari  bilirubin
dioksidasi  biliverdin

54
TES BILIRUBIN URINE
Reduksi Diazo Tes Fouchet
- tablet FeCl3 / asam
- carik celup

Positif Chlorfromazin Aspirin


Palsu Urobilin
Urobilinogen
Negatif Ascorbic acid Oksidasi bili
Palsu Nitrit >>
Oksidasi Bili
( > 4 jam )

55
SEDIMEN URINE
SAMPEL :
1. Urine dicampur baik / merata
2. Harus selalu segar
Jika tak dapat segera diperiksa 
Urine disimpan dalam refrigerator
(  1 jam )
Pengawet : Formalin, Toluen
3. Urine pagi
4. * Tempat / botol yang bersih
* Hindarkan kontaminasi dengan bahan-
bahan  sekret vagina

56
5. Tehnik

Campur urine sampai rata

 10 ml – 12 ml
Urine Pusingkan (1500-2000 rpm)
( 5 menit )
Supernatan dibuang

Lihat dengan mikroskop



Sisa Sinar minimal
 1 ml (Kondensor diturunkan
Resuspensi Diafragma Mikroskop
dikecilkan-mikr cahaya).

22 x 22 mm  20 µl
57
Sedimen: unsur organik & anorganik
Unsur Organik:
- Epitel, oval fat bodies, lekosit, eritrosit,
silinder, spermatozoa, parasit, bakteri,
spora, pseudohyphae.
Unsur Anorganik:
 Kristal normal
- pH asam : asam urat, natrium urat,
kalsium sulfat
- pH asam / netral : kalsium oksalat
- pH basa / netral : tripel fosfat
- pH basa : kalsium karbonat
 Kristal abnormal : sistin, leusin,
kolesterol, tirosin, bilirubin.
 Kristal obat : sulfonamide
 Bahan amorf : fosfat, urat
58
HEMATURIA

SDM dalam urine (+)


Ada 3 macam bentuk :
1. Bola (Globular)

2. Sisa-sisa fragmen (ghost cells)

3. Tepi bergerigi (crenated)


D.D
Sel ragi  “Budding”

59
SDM 60
Sel ragi  “Budding”

61
SEL DARAH PUTIH
Bulat > SDM
Inti sel  bintik-bintik

62
D.D.
Sel Epitel
Umumnya tidak bulat poligonal
Dinding lebih jelas
Inti hanya satu

63
SEL EPITEL
A. Sel epitel tubulus ginjal
- Bentuk polyhidral memanjang
atau oval
- Sitoplasma bergranula
B. Sel epitel peralihan
berasal dari : - pelvis
- ureter
- kandung seni
t.d : - Epitel bulat
* bentuk bulat, berinti satu
* sedikit > SDP
- Epitel torak / berekor
* 2 – 4x > SDP
* Bentuk poligonal atau
memanjang/berekor
64
Epitel Tubuli Ginjal 65
C.Epitel bertatah
• Bentuk lebar, pipih
• Kadang-kadang tepi
terlipat
• Berasal dari :
-Urethra
-Vagina

66
Epitel Bertatah 67
Oval Fat Body 68
69
TORAK HYALIN ( HYALIN CAST )
Presipitasi Protein di dalam tubuli

Tamm-horsfall mucoprotein
Cylinder yang jernih
Dinding paralel dan ujung yang bersudut
( Squared ends )
Gambar :

70
TORAK EPITEL ( EPITHELIAL CAST )
T.D. sel tubuli yang terlepas

71
TORAK DARAH ( BLOOD CAST )
Ada 2 Macam :
1. Torak sel darah merah = cylinder erythrocyt
batas-batas SDM (+)

72
2. Torak darah
= blood cast
batas-batas SDM (-)  homogen 
merah muda

73
FATTY CAST ( TORAK LEMAK )
Torak yang berisi butir-butir lemak
Sangat membias cahaya

74
TORAK LEUKOSIT
Pada penderita radang ginjal
Pada penderita infeksi ginjal

75
CELLULAR CAST / TORAK SELULER

Disintegrasi dari sel-sel  batas-


batas menghilang
 granula-granula (+)
3 macam torak granular :
1. Torak granular yang besar
= coarsely granular cast
 granulanya besar / kasar

76
Torak Granular Kasar 77
2. Torak granular yang halus
= finely granular cast
 granula lebih halus

78
3. Waxy cast
 granulanya homogen

79
Kristal pada Urine Asam

80
Kristal asam urat
◦ Kuning coklat
◦ Pipih berbentuk rombis atau rosette

Kristal Ca – Oxalat
Pada urine asam, netral atau agak alkalis
Berbentuk pyramid ganda / seperti amplop
Tak berwarna

81
Kristal Dalam Urine Alkalis

82
Ammonium-magnesium-phosphat
(triple phosphat)
Berbentuk prisma dengan sisi
miring seperti peti mati
Tak berwarna
Bisa pada urine netral

83
Kristal Patologis
1. Cystine : Hexagonal, warna (-)  batu
dalam ginjal

2. Cholesterol  Gangguan aliran limfe

3. Tyrosine
Pada
penyakit
hati
4. Leucine

84
Kristal Patologis 85
Kristal Kolesterol (M 400X)
86
Bentukan Lain
Spermatozoa :

87
Bentukan Lain
Mikroorganisme :

88
YEAST (Urine) M 400X
Fungi :

Sel Ragi :

90
Trichomonas :

91
Telur Cacing :

92
Nilai referens untuk sedimen urine :
Konsentrasi 12 : 1 Pembesaran
( per lapang pandang )
Sel darah merah 0-2 400x
Sel darah putih 0-5 400x
Torak hialin 0-2 100x
Sel epitel ginjal + ( sedikit ) 400x
Sel epitel transisional + ( sedikit ) 400x
Sel epitel bertatah + ( sedikit ) 100x
Bakteri Negatif 400x
Kristal abnormal Tidak ada 100x
93
Perhitungan sedimen :
1. Jumlah rata-rata per lapang pandang ( M 400x )

SDM 0-2 2-5 5-10 10-25 25-50 50-99 > 100

SDP 0-2 2-5 5-10 10-25 25-50 50-99 > 100

Kristal normal + (sedikit) ++ (sedang) +++ (banyak)

Sel epitel + (sedikit) ++ (sedang) +++ (banyak


- bulat
- berekor
Lain-lain
- bakteri + (sedikit) ++ (sedang) +++ (banyak)
- sel ragi
- trikomonas

Spermatozoa positif (ada) / negatif (tidak ada)


94
(hanya pd pria)
2. Jumlah rata-rata per lapang pandang (M 100x)

Cast Negatif 0-2 2-5 5-10 10-25 25-50 > 50

Kristal Negatif 0-2 2-5 5-10 10-25 25-50 > 50


abnormal

Sel epitel + (sedikit) ++ (sedang) +++ (banyak)


bertatah

Mukus positif (ada) / negatif (tidak ada)

95
Laporan Hasil Sedimen Urine

 Eritrosit …………. /lp


 Lekosit …………. /lp
 Epitel …………. /lp
 Cast …………. /lp
 Kristal ………….
 Lain lain ………….

96
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai