Anda di halaman 1dari 21

1

REFERAT
Rovian Cahya P
132011101049
Pembimbing
dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ
dr. Inke Kusumastuti, M.Biomed., Sp.KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2018
2
Pemeriksaan Kesehatan pada Orang dengan Sakit Mental
Richard Holt, Tony Kendrick and Robert Peveler

Pemeriksaan kesehatan fisik pada orang dengan penyakit mental berat sering terabaikan dan
dan tidak pernah memiliki kualitas tinggi. Mortalitas yang dikaikan dengan penyakit fisik
meningkat 2 kali lipat dan menyumbang sekitar 75% dari semua kematian orang dengan
skizofrenia.

Penyakit kardiovaskuler
Rasio mortalitas merupakan
meningkat penyebab
tiga kali paling
lipat pada seringdengan
mereka (30-50% dari semua
skizofrenia kematian).
dan harapan
hidup berkurang 10-20 tahun. Sementara risiko bunuh diri dan dan kematian traumatik
NICE telah menempatkan
meningkat tanggung
12 kali lipat pada orangjawab
denganuntuk pengelolaan kesehatan fisik dalam perawatan
skizofrenia,
primer serta pemahaman tentang skala masalah, etiologi yang mendasari dan strategi
manejemen untuk semua tenaga professional yang merawat orang dengan sakit mental.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER The National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE)
KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
3
Penyakit Kardiovaskuler
Pada orang dengan skizofrenia kronik yang diterapi dengan phenotiazine, menunjukkan kadar
kolestrol HDL lebih rendah dan kadar LDL serta Tg serum lebih tinggi daripada normal. Obat-
obat antipsikotik mempunyai efek merugikan pada profil lipid, (sedikit perbedaan diantara
obat-obatan antipsikotik lainnya). Namun, mekanisme biomolekulernya belum dapat
dijelaskan.

Selain aterosklerotik, terdapat sedikit peningkatan dalam terjadinya anemia. Terutama torsades
de pointes yang dapat berakibat fatal, terutama pada mereka yang menerima antipsikotik atau
antidepresean tertentu.

Untuk prevalensi HT pada penyakit mental berat tidak konsisten.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
4
Penyakit Kardiovaskuler

Intervensi untuk mengurangi penyakit kardiovaskuler


Implikasi Klinis pada orang-orang dengan penyakit mental berat.

Penilaian tahunan faktor risiko kardiovaskuler
Penting untuk menilai faktor risiko kerdiovaskuler -pada
Usia orang dengan penyakit metal setiap
tahun. Nasihat tentang berhenti merokok diperlukan,- karena terdapat prevalensi merokok yang
Jenis kelamin
tinggi pada orang dengan penyakit mental. - Riwayat keluarga
- Gaya hidup (merokok, alcohol, olahraga)
- BMI
Penting untuk mengobati penyakit mental secara -efektif untuk memastikan bahwa pasien
Profil lemak
berada dalam kondisi terbaik untuk memahami perlunya pengobatan tersebut
- Glukosa
- Tekanan darah
 Memastikan penyakit mental mendapatkan pengobatan
yang adekuat
 Memberi saran untuk modifikasi gaya hidup
 Untuk risiko tinggi, pertimbangkan terapi farmakologi
- Statin
- Aspirin
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER - Antihipertensi
KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
5
Diabetes

Hubungan antara diabetes dan penyakit mental berat telah lama diketahui, tingkat diabetes
pada orang dengan skizofrenia dan penyakit bipolar meningkat 2-3 kali lipat (di US dan Eropa
10-15% kejadian).

Namun masih banyak kasus diabetes pada penyakit mental berat yang tidak terdiagnosis
disebabakan oleh karena keengganan pasien untuk periksa dan juga kesulitan dalam
mengakses pelayanan kesehatan.

Selain faktor genetik, faktor lingkungan merupakan alasan penting untuk peningkatan
prevalensi diabetes.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
6
Diabetes

Pada orang dengan penyakit mental berat cenderung kurang aktif dan memiliki pola makan
yang rendah buah dan sayur, serta tinggi lemak jenuh dan gula olahan dibandingkan dengan
populasi umum. Untuk efek antipsikotik terhadap risiko diabetes belum da bukti yang
meyakinkan.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
7
Diabetes

Implikasi Klinis

Tingginya prevalensi diabetes pada orang dengan penyakit mental berat memiliki implikasi
klinis yang penting, diantaranya :
1. Skrining diabetes, pada orang dengan penyakit mental berat dilakukan sebelum
pengobatan, 3-4 bulan setelah pengobatan, dan kemudian setiap tahun. Dengan memeriksa
GDP, jika kesulitan dapat dengan GDA
2. Modifikasi haya hidup dan dorongan dari orang-orang terdekat

Rencana manajemen yang jelas yang melibatkan layanan kesehatan psikiatri dan fisik
diperlukan untuk mereka yang dapat berkembang menjadi diabetes

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
8
Obesitas

Tingkat obesitas pada orang dengan penyakit mental berat meningkat.

Semua antipsikotik dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang signifikan (risiko
tertinggi dengan clonzapine dan olanzapine), namun terdapat variabilitas antar individu yang
luas.

Risiko penambahan berat badan dipengaruhi oleh


1. Usia  lebih mudah lebih tinggi risikonya
2. Jenis kelamin  perempuan lebih tinggi risikonya
3. Adanya riwayat keluarga obesitas
4. Kecenderungan makan pada saat stress

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
9
Obesitas

Implikasi Klinis

Pencegahan dan manajemen obesitas pada orang dengan penyakit mental berat merupakan
tantangan, namun bukan berarti tidak dapat diatasi. Beberapa studi memperlihatkan bahwa
penurunan berat badan atau pencegahan penambahan berat badan adalah mungkin dengan
program modifikasi gaya hidup, berupa saran diit dan aktivitas fisik,

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
10
Hiperprolaktinemia

Hiperprolaktinemia terjadi pada mereka yang mengkonsumsi obat antipsikotik, dengan gejala
klinis jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini terjadi karena blockade reseptor
dopamine D2 pada antipsikotik generasi 1. dengan adanya antipsikotik generasi 2 prevalensi
kejadian hiperprolaktinemia menjadi lebih rendah.
Konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang
dari hiperprolaktinemia
 Konsekuensi jangka pendek
- Penurunan konsentrasi steroid sek
- Kehilangan libido
- Amenorea
- Gynecomastia
- Galaktorea
- Disfungsi ereksi
- Oligospermia
 Konsekuensi jangka Panjang
- Osteoporosis
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER - Kemungkinan meningkatkan faktor risiko
KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER kanker payudara dan prostat
11
Hiperprolaktinemia

Implikasi Klinis

Penting bagi petugas kesehatan untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan terkait gejala-
gejala di atas pada pasien yang mendapat terapi antipsikotik (terutama generasi 1) dan
mementau kadar prolactin.

Jika terdapat bukti hiperprolaktenemia terutama jika terkait dengan disfungsi seksual atau
mengurangi konsentrasi hormone steroid sek, dapat dipertimbangkan untuk pengurangan dosis
atau beralih ke obat dengan potensi menimbulkan hiperprolaktinemia yang lebih rendah.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
12
Osteoporosis

Prevalensi osteoporosis meningkat pada orang dengan penyakit mental berat dikarenakan
hiperpolaktinemia yang dapat menyebabkan penurunan kepadatan mineral tulang melalui
hambatan axis hipotalamus, selain itu efek diit dan inaktivitas fisik juga meningkatkan
prevalensi.

Konsekuensi fraktur akibat osteoporosis juga lebih serius daripada populasi umum, rawat inap
dan rehabilitasi setelah fraktur sering lebih lama, dan angka kekambuhan cukup tinggi

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
13
Osteoporosis

Implikasi Klinis

Memberi nasihat perlunya asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, serta latihan menahan
beban secara teratur. Bila ditemukan kepadatan mineral tulang yang menurun, dapat diterapi
farmakologis dengan bifosfonat seperti pada populasi umum.

Belum ada rekomendasi skrining rutin dengan menggunakan X-ray, karena belum diketahui
tempat/lokasi dari tulang untuk di foto, sehingga dapat memberikan gambaran kepadatan
tulang yang menurun, namun apabila pasien dengan faktor risiko dapat dipertimbangkan untuk
dilakukan.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
14
Osteoporosis

Implikasi Klinis

Karena puncak kepadatan tulang sering tidak tercapai hingga awal 20-an, sehingga lebih baik
menghindari antipsikotik yang melepas prolaktin pada pasien muda, untuk mengurangi risiko
osteoporosis dikemudian hari.

Pada wanita premenopause, disarankan untuk menggunakan pil kontrasepsi oral untuk
menjaga integritas tulang dimana perubahan atau pengurangan dosis dalam obat antispikotik
tidak mungkin dilakukan.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
15
HIV dan Hepatitis

Pasien dengan penyakit mental berat secara signifikan meningkatkan risiko infeksi HIV dan
Hepatitis. Beberapa faktor yang mendasari ialah penyalahgunaan zat, perilaku seks berisiko
dan minimnya pengetahuan tentang risiko HIV dan Hepatitis.

Infeksi virus tersebut dapat memperburuk prognosis pada orang dengan penyakit mental berat.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
16
HIV dan Hepatitis
Implikasi Klinis

Penyampaian informasi faktual tentang hal ini seringkali tidak cukup untuk membawa
perubahan perilaku yang mengurangi risiko paparan dan transmisi, sehingga tanggung jawab
untuk mendorong praktik seks yang lebih aman.

Apabila pasien sudah mengidap HIV atau Hepatitis dapat diberikan terapi antiviral yang
efektif, dan pemberian antipsikotik dapat diberikan secara bersamaan.

Memastikan kepatuhan terhadap pengobatan meruapakan suatu tantangan pada pasien seperi
ini.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
17
Tinjauan Rutin dalam Perawatan Primer

Berdasarkan uji coba terkontrol secara acak yang telah dilakukan bahwa proses perawatan
untuk pasien dengan penyakit mental dapat ditingkatkan. Pedoman di inggris telah
merekomendasikan bahwa peninjauan rutin dan pendaftaran orang dengan penaykit mental
ditetapkan dan dilakukan dalam praktik dokter umum.

Meskipun, kesehatan fisik pada orang-orang dengan penyakit mental merupakan tanggung
jawab dari pelayanan primer, beberapa pasien tidak pernah melihat dokter meraka dan
tanggung jawab untuk pemantauan kesehatan fisik masih terletak pada layanan psikiatri
khusus.

Sehingga, masih banyak orang-orang yang tidak terskrining dan tidak terdiagnosis.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
18
Tinjauan Rutin dalam Perawatan Primer

Oleh karena itu, penting adanya komunikasi yang sangat baik antara pelayanan primer dan
pelayanan spesialistik di tingkat local untuk memastikan bahwa semua orang diskrining dan
dikelola dengan tepat.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
19
Kesimpulan

kesehatan fisik yang pada orang-orang dengan penyakit mental merupakan


masalah klinis yang penting. Diperlukan pendekatan terkoordinasi diseluruh
perawatan primer dan spesialis untuk memastikan bahwa pasien dengan beban
penyakit ini dikelola secara efektif.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
20
Kesimpulan

kesehatan fisik yang pada orang-orang dengan penyakit mental merupakan


masalah klinis yang penting. Diperlukan pendekatan terkoordinasi diseluruh
perawatan primer dan spesialis untuk memastikan bahwa pasien dengan beban
penyakit ini dikelola secara efektif.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
20

TERIMAKASIH…

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM/LAB. PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Anda mungkin juga menyukai