Anda di halaman 1dari 328

SOAL 1 3.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberculosis, malaria, dan


Tujuan 3 dari SDG’s yang akan dicapai pada tahun 2030 adalah … penyakit tropis lainnya dan memerangi hepatitis, penyakit yang ditularkan
a. Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari lewat air dan penyakit menular lainnya
70 per 100.000 kelahiran 4.Pada tahun 2030, mengurangi sepertiga dari kematian dini yang disebabkan
b. Tahun 2030 berhasil memberikan perlindungan yang substansial bagi oleh penyakit tidak menular, melalui tindakan pencegahan dan pengobatan
kelompok miskin dan rentan serta menaikkan kesehatan mental dan kesejahteraan
c. Memastikan adanya akses universal terhadap kesehatan seksual dan 5.Memperkuat pencegahan dan pengobatan dari penyalahgunaan zat berbahaya,
reproduksi dan hak reproduksi termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan yang berbahaya dari
d. Pada tahun 2030, mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan perkapita alkohol
di perkotaan, termasuk dengan memberikan perhatian khusus kepada 6.Pada tahun 2020, secara global mengurangi setengah dari angka kematian dan
kualitas udara dan manajemen limbah lainnya cedera akibat kecelakaan lalu lintas
e. Pada tahun 2030, mengakhiri segala macam bentuk malnutrisi 7.Pada tahun 2030, memastikan akses universal terhadap layanan kesehatan
sexual dan reproduksi, termasuk untuk perencanaan, informasi, dan
Pembahasan: A pendidikan keluarga, dan mengintegrasikan kesehatan reproduksi kedalam
SDGs 03 : Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan strategi dan program nasional
bagi semua untuk semua usia 8.Mencapai cakupan layanan kesehatan universal, termasuk lindungan resiko
TARGET: finansial, akses terhadap layanan kesehatan dasar yang berkualitas dan akses
1.Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang terhadap obatobatan dan vaksin yang aman, efektif, berkualitas dan
dari 70 per 100.000 kelahiran terjangkau bagi semua
2.Pada tahun 2030, mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru 9.Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi angka kematian dan penyakit
lahir dan balita, dimana setiap negara menargetkan untuk mengurangi yang disebabkan oleh bahan kimia berbahaya dan juga polusi dan
kematian neonatal setidaknya menjadi kurang dari 12 per 1000 kelahiran dan kontaminasi udara, air dan tanah
kematian balita menjadi serendah 25 per 1000 kelahiran

1
uji fungsi paru sederhana serta penyuluhan mengenai pemeriksaan
SOAL 2 payudara sendiri
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang
dapat dilakukan oleh Posbindu PTM, dibagi menjadi 2 kelompok diantaranya
… 2. Posbindu PTM Utama yang meliputi pelayanan Posbindu PTM Dasar
a. Posbindu Awal dan Posbindu Lanjutan ditambah pemeriksaan gula darah, kolesterol total dan trigliserida,
b. Posbindu Dasar dan Posbindu Utama pemeriksaan klinis payudara, pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam
c. Posbindu Dasar dan Posbindu Lanjutan Asetat), pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin
d. Posbindu Awal dan Posbindu Paripurna bagi kelompok pengemudi umum, dengan pelaksana tenaga kesehatan
e. Posbindu Primer dan Posbindu Madya terlatih (Dokter, Bidan, perawat kesehatan/tenaga analis
laboratorium/lainnya) di desa/kelurahan, kelompok masyarakat,
Jawaban: B. Posbindu Dasar dan Posbindu Utama lembaga/institusi. Untuk penyelenggaraan Posbindu PTM Utama dapat
Pembahasan: dipadukan dengan Pos Kesehatan Desa atau Kelurahan siaga aktif,
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang maupun di kelompok masyarakat/lembaga/institusi yang tersedia tenaga
dapat dilakukan oleh Posbindu PTM, maka dapat dibagi menjadi 2 kelompok kesehatan tersebut sesuai dengan kompetensinya.
Tipe Posbindu PTM, yaitu;
1. Posbindu PTM Dasar meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko
sederhana, yang dilakukan dengan wawancara terarah melalui SOAL 3
penggunaan instrumen untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak Berikut yang bukan termasuk dalam perilaku CERDIK yang dijadikan sebuah
menular dalam keluarga dan yang telah diderita sebelumnya, perilaku slogan untuk pengendalian faktor risiko PTM adalah …
berisiko, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, a. Cek Kesehatan Secara Rutin
pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, Indeks massa tubuh b. Enyahkan Asap Rokok
(IMT), alat analisa lemak tubuh, pengukuran tekanan dara, pemeriksaan c. Rajin Berolahraga

2
d. Diet yang seimbang d. Merawat pasien yang mengidap penyakit Hepatitis B
e. Kurangi mengkonsumsi makanan berlemak e. Mengunjungi dan membuat kontrak dengan pasien dan keluarga

Jawaban: e
Pembahasan: Jawaban: E, Mengunjungi dan membuat kontrak dengan pasien dan
Pengendalian faktor risiko PTM dilakukan melalui perilaku CERDIK yaitu : keluarga
1. Cek kesehatan secara rutin, Pembahasan:
2. Enyahkan asap rokok, Data fokus : Seorang perawat komunitas berencana untuk melakukan home
3. Rajin olahraga, care pada keluarga pasien yang mengidap penyakit Hepatitis B. Berdasarkan
4. Diet yang seimbang, data maka tindakan selanjutnya yang dilakukan oleh perawat adalah
5. Istirahat cukup, Mengunjungi dan membuat kontrak dengan pasien dan keluarga. Sebelum
6. Kelola stress dengan baik melakukan asuhan keperawatan pada anggota keluarga tersebut terlebih dahulu
perawat harus mengunjungi pasien dan keluarga untuk membuat kontrak
dengan pasien dan keluarga untuk di lakukan asuhan keperawatan.

SOAL 4 TINJAUAN OPSI LAIN


Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas, seorang perawat komunitas - Opsi “Memberikan penyuluhan tentang penyakit Hepatitis B” (kurang tepat)
berencana untuk melakukan home care pada keluarga pasien yang mengidap karena opsi ini merupakan bagian dari intervensi keperawatan.
penyakit Hepatitis B. - Opsi “ merencanakan tindakan keperawatan” (kurang tepat) karena opsi ini
Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh perawat? dapat dilakukan setelah dilakukan pengkajian dan menetapkan diagnosis
a. Memberikan penyuluhan tentang penyakit Hepatitis B keperawatan.
b. merencanakan tindakan keperawatan
c. Melakukan pengkajian

3
- Opsi “melakukan pengkajian” (kurang tepat) karena pengkajian dilakukan 2. Penggerak : Anggota perkumpulan yang aktif,berpengaruh dan komunikatif
ketika sudah mendapatkan persetujuan dari pasien dan keluarga untuk bertugas menggerakkan masyarakat, sekaligus melakukan wawancara dalam
dilakukan asuhan keperawatan. penggalian informasi.
- Opsi “Merawat pasien yang mengidap penyakit Hepatitis B” (kurang tepat) 3. Pemantau : Anggota perkumpulan yang aktif dan komunikatif bertugas
karena tindakan ini dilakukan setelah pengkajian, menetapkan diagnosis melakukan pengukuran Faktor risiko PTM
keperawatan. 4. Konselor/ Edukator : Anggota perkumpulan yang aktif, komunikatif dan
telah menjadi panutan dalam penerapan gaya hidup sehat, bertugas
melakukan konseling, edukasi, motivasi serta menindaklanjuti rujukan dari
SOAL 5 Puskesmas.
jalankan program Posbindu PTM, peranan kader dibagi berdasarkan kriteria 5. Pencatat : Anggota perkumpulan yang aktif dan komunikatif bertugas
dan tugasnya. Berikut adalah peran kader Posbindu PTM yang ideal, kecuali … melakukan pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM dan melaporkan kepada
a. Koordinator koordinator Posbindu PTM
b. Penggerak
c. Pelaksana Kegiatan
d. Pemantau SOAL 6
e. Pencatat Apakah dasar permasalahan kesehatan yang mendesak yang menjadi alasan
dibuatnya program Nusantara Sehat oleh Kementerian Kesehatan ?
Jawaban: C. Pelaksana Kegiatan a. Mewabahnya virus corona
Pembahasan: b. Angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi
Pembagian peran kader Posbindu PTM idealnya sebagai berikut : c. Tingginya angka penyebaran penyakit menular
1. Koordinator : Ketua dari perkumpulan dan penanggungjawab kegiatan serta d. Tingginya angka LGBT di daerah-daerah perifer
berkoordinasi terhadap Puskesmas dan Para Pembina terkait di wilayahnya. e. Timpangnya kualitas layanan kesehatan antara daerah perkotaan dan daerah
terpencil

4
Jawaban: c. Tarik selang keluar dari hidung
Jawaban: B. Angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi Pembahasan:
Pembahasan: Prosedur pemasangan NGT
Fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk periode 2015 – 1. Identifikasi pasien
2019 adalah penguatan Pelayanan Kesehatan (Yankes) Primer. Prioritas ini 2. Menyiapkan alat
didasari oleh permasalahan kesehatan yang mendesak seperti angka kematian 3. Memberikan salam dan memperkenalkan diri, menjelaskan prosedur yang
ibu dan bayi yang masih tinggi, angka gizi buruk, serta angka harapan hidup akan dilakukan, menjaga privacy pasien
yang sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan primer. 4. Mengenalkan tujuan
5. Bawa alat ke dekat pasien
6. Cuci tangan
SOAL 7 7. Bantu pasien dengan posisi high fowler
Seorang laki-laki (43 tahun) dirawat di RS dengan stroke hari ke 1. Hasil 8. Pasang handuk pada dada pasien, letakkan tissue wajah dalam jangkauan
pengkajian; disfagia (+), pasien dipasang NGT untuk pemenuhan nutrisi. pasien.
Perawat kemudian menyiapkan alat pemasangan NGT. Ketika selang 9. Pasang sarung tangan
dimasukkan melalui hidung, pasien mengatakan ingin muntah. 10. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal, pilih nasal yang memiliki saluran
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan perawat? yang adekuat
11. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan
a. Memberi jeda sebentar hingga pasien tidak merasa mual 12. Memberi tanda pada selang yang sudah diukur
b. Tetap memasukkan dengan gerakan memutar 13. Oleskan jelly pada selang sepanjang 10-20 cm
c. Tarik selang keluar dari hidung 14. Ingatkan pasien untuk mengatur posisi kepala ekstensi, memasukkan selang
d. Meminta pasien menelan ngt melalui lubang hidung yang telah ditentukan
e. Menambah jelly pada selang 15. Lanjutkan memasukkan slang sepanjang rongga hidung. Jika terasa agak
tertahan, putarlah selang dan jangan dipaksakan untuk masuk.

5
16. Lanjutkan memasang selang sampai melewati nasofaring (3-4 cm) anjurkan a. Fisik (pembenahan infrastruktur), Sarana (pembenahan fasilitas), dan
pasien untuk menekuk leher dan menelan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga kesehatan)
17. Anjurkan pasien untuk menelan,tekankan pada pasien untuk bernapas lewat b. Fisik (pembenahan infrastruktur) dan Sumber Daya Manusia (penguatan
mulut. tenaga kesehatan).
18. Jangan memaksakan slang untuk masuk. Jika ada tahanan atau pasien c. Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga kesehatan).
tersedak, sianosis, atau pasien muntah hentikan mendorong selang dan tarik d. Sarana (pembenahan fasilitas) dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga
kembali selang. kesehatan).
19. Jika telah selesai memasang NGT sampai ujung yang telah ditentukan dan e. Fisik (pembenahan infrastruktur), Sarana (pembenahan fasilitas), Ekonomi
anjurkan pasien rileks dan bernapas normal. (Kesejahteraan Masyarakat) dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga
20. Periksa letak selang kesehatan)
21. Fiksasi selang dengan plester dan hindari penekanan pada hidung
22. Evaluasi pasien setelah terpasang NGT Jawaban: a. Fisik (pembenahan infrastruktur), Sarana (pembenahan
23. Membereskan alat-alat fasilitas), dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga kesehatan)
24. Buka sarung tangan Pembahasan:
25. Cuci tangan Penguatan yankes primer dalam program Nusantara Sehat KEMENKES RI
26. Evaluasi reaksi pasien saat dan setelah tindakan mencakup tiga hal:
27. Membuat kontrak selanjutnya dan membuat dokumentasi tindakan 1. Fisik (pembenahan infrastruktur),
keperawatan. 2. Sarana (pembenahan fasilitas), dan
3. Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga kesehatan).

SOAL 8
Apakah lingkup penguatan yankes primer yang menjadi misi dari program SOAL 9
Nusantara sehat ?

6
Bentuk pencegahan stunting yang melibatkan kolaborasi multi sektoral Pemberdayaan masyarakat dibutuhkan kerjasama dan sinergi programnya
Kementerian dan diharapkan berdampak luas terhadap penurunan angka dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
stunting disebut ... dan Kementerian Dalam Negeri. Sementara itu Kementerian Agama serta
a. Intervensi Publik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dibutuhkan untuk peningkatan
b. Intervensi sensitive pengasuhan di tingkat keluarga dan masyarakat. ''Kolaborasi ini dirasakan
c. Intervensi medis sangat berperan penting mengingat intervensi spesifik yang menjadi
d. Intervensi Keperawatan tanggungjawab Kementerian Kesehatan hanya berkontribusi sebesar 30%
e. Intervensi Presiden dalam penanganan stunting, sedangkan 70% merupakan kontribusi dari
multisektoral dalam bentuk intervensi sensitif,'' kata Menkes Terawan pada
Jawaban: b. Intervensi sensitif Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020 di JIEXPO Kemayoran,
Pembahasan: Jakarta, Rabu (19/2).
Dalam mengatasi stunting, telah ditetapkan program percepatan pencegahan
stunting secara konvergensi, melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Intervensi Spesifik merupakan tanggung jawab Kementerian Kesehatan, SOAL 10
sedangkan intervensi sensitif menjadi tanggungjawab Kementerian maupun Berikut adalah aturan mengenai Hak Pasien di Rumah Sakit, kecuali …
Lembaga lain, terkait ketersediaan sumber pangan, ketersediaan air bersih dan a. Undang-Undang no. 8 tahun 1999
sanitasi, pemberdayaan masyarakat, peningkatan pengasuhan di tingkat b. Undang-Undang no. 29 tahun 2004
keluarga dan masyarakat, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak c. Undang-Undang no. 44 tahun 2009
mampu. Untuk ketersediaan sumber pangan diperlukan kolaborasi dan sinergi d. PERMENKES no. 4 tahun 2018
program dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Desa, Pembangunan e. PERMENKES no. 41 tahun 2014
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Kementerian Dalam Negeri.
Jawaban: e. PERMENKES no. 41 tahun 2014
Pembahasan:

7
1. Undang-Undang no. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mengatur b. Vitamin B12 bersumber dari ikan, susu, telur, makanan laut, ayam dan
tentang hak-hak konsumen termasuk didalamnya adalah pasien. daging.
2. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran juga c. Vitamin B12 berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi.
merupakan Undang-Undang yang bertujuan untuk memberikan d. Vitamin B12 membantu sintesis materi DNA
perlindungan bagi pasien. Hak-hak pasien diatur dalam pasal 52 UU No. e. Vitamin B12 termasuk vitamin larut air.
29/2004 adalah:
a) mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis Jawaban: c. Vitamin B12 berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi.
sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3); Pembahasan:
b) meminta pendapat dokter atau dokter lain; Proses pembentukan tulang dan gigi dibantu oleh vitamin D.
c) mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
d) menolak tindakan medis;
e) mendapatkan isi rekam medis. SOAL 12
3. Undang-Undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit juga mengandung Apakah dasar hukum yang mengatur tentang penanggulangan penyakit tidak
informasi mengenai hak-hak pasien di Rumah Sakit. menular yang terjadi di Indonesia ?
4. Permenkes Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan a. Peraturan Pemerintah no. 74 tahun 2013
Kewajiban Pasien juga mencakup terkait Hak Pasien didalamnya. b. Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 2004
5.PERMENKES no. 41 tahun 2014 adalah peraturan tentang pedoman gizi c. Peraturan Presiden no. 2 tahun 2015
seimbang d. Peraturan Menteri Kesehatan no. 71 tahun 2015
SOAL 11 e. Peraturan Menteri Kesehatan no. 30 tahun 2013
Berikut merupakan pernyataan yang benar tentang kobalamin (Vitamin B12)
adalah kecuali… Jawaban: d. Peraturan Menteri Kesehatan no. 71 tahun 2015
a. Vitamin B12 berfungsi untuk pembentukan sel darah merah. Pembahasan:
1. Peraturan Pemerintah no. 74 tahun 2013 : Tentang Pengendalian Alkohol

8
2. Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 2004 : Tentang Keamanan Mutu dan Gizi Prosedur perawatan kolostomi
Pangan 1. Jelaskan prosedur pada pasien
3. Peraturan Presiden no. 2 tahun 2015 : Tentang Rencana Pembangunan 2. Ambil semua peralatan yang diperlukan dan letakkan di dekat perawat
Jangka Menengah Nasional 3. Cuci tangan dan pakai handscoon
4. Peraturan Menteri Kesehatan no. 71 tahun 2015 : Tentang Penanggulangan 4. Berikan privasi dan bantu pasien pada posisi yang nyaman (fowler,
Penyakit Tidak Menular semifowler,berdiri atau duduk di kamar mandi)
5. Peraturan Menteri Kesehatan no. 30 tahun 2013 : Tentang Pencantuman 5. Kosongkan kantong yang sudah terisi sebagian ke dalam pispot bila kantung
Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak pada Pangan Olahan dan tersebut mempunyai saluran pembuangan
Pangan Siap Saji 6. Lepaskan kantong secara perlahan mulai dari bagian atas sambil
mengencangkan kulit perut. Jika ada tahanan, gunakan air hangat atau zat
SOAL 13 anti perekat untuk memudahkan pelepasan
Seorang perempuan (57 tahun) dirawat di RS dengan Ca. Colon. Hasil 7. Gunakan kertas tissue untuk mengangkat sisa feses dari stoma. Tutup stoma
pengkajian, kolostomi pasien tampak kotor sehingga perlu dilakukan perawatan dengan kassa
kolostomi. Perawat telah menyiapkan alat dan telah membuang isi kantong 8. Bersihkan dan keringkan kulit di sekitar stoma secara perlahan. Sabun dan
kolostomi pasien. zat pembersih ringan dapat digunakan sesuai peraturan institusi
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan perawat ? 9. Periksa tampilan kulit di sekitar stoma dan stoma itu sendiri. Stoma berwarna
a. Gunakan tissue untuk mengangkat sisa feses dari stoma pink kemerahan dan agak basah dianggap normal
b. Lepaskan kantong secara perlahan 10.Oleskan pelindung kulit jenis pasta (Zink oksida) jika diperlukan dan
c. Periksa tampilan kulit sekitar stoma biarkan pasta mengering selama 1 – 2 menit
d. Bersihkan dan keringkan kulit sekitar stoma 11. Tempelkan pelindung kulit dan kantung secara bersamaan
e. Mengganti handscoon baru a. Pilih ukuran lubang stoma dengan memakai panduan ukuran stoma
Jawaban: b. Lepaskan kantong secara perlahan b. Samakan dengan ukuran lingkaran pada bagian belakang tengah pelapis
Pembahasan: kulit

9
c. Gunakan gunting untuk memotong lubang 6 mm atau 3 mm lebih besar dari Apakah infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari gerakan masyarakat
stoma hidup sehat (GERMAS) ?
d. Lepaskan bagian belakang pelapis kulit untuk memaparkan bagian yang a. Pembangunan akses untuk memenuhi kebutuhan air minum, instalasi
lengket kesehatan masyarakat serta pembangunan pemukiman yang layak huni.
e. Angkat kasa yang menutupi stoma b. Pembangunan akses untuk memenuhi kebutuhan air minum dan pemukiman
f. Rekatkan pelapis kulit dan kantung stoma dan tekan ke kulit secara perlahan yang layak huni.
sambil meratakan kerutan. Tahan kantung pada tempatnya selama 5 menit. c. Pembangunan instalasi kesehatan masyarakat
12. Masukkan pengharum ke dalam kantong jika perlu d. Pembangunan instalasi kesehatan masyarakat dan pembangunan pemukiman
13. Tutup kantung bila ada saluran pembuangnya dengan cara melipat ujungnya yang layak huni.
ke atas dan gunakan klem atau penjepit sesuai petunjuk e. Pembangunan akses untuk memenuhi kebutuhan air minum, instalasi
14. Buang pada tempatnya peralatan yang sudah dipakai, buang handscoon, dan kesehatan masyarakat, pembangunan pemukiman yang layak huni serta
cuci tangan pembangunan rumah sakit daerah yang mendukung
15. Dokumentasikan penampakan stoma, kondisi kulit di sekitar stoma, dan
respon pasien terhadap prosedur. Jawaban: a. Pembangunan akses untuk memenuhi kebutuhan air minum,
(Jacob , A. et al. 2014. Buku ajar : clinical nursing procedures. Edisi II. instalasi kesehatan masyarakat serta pembangunan pemukiman yang
Diterjemahkan oleh :Estrada, R. Tangerang : Binarupa Aksara) layak huni.
Pembahasan:
Program GERMAS ini memiliki beberapa fokus seperti membangun akses
untuk memenuhi kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat serta
pembangunan pemukiman yang layak huni. Ketiganya merupakan
infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari gerakan masyarakat hidup
sehat.
SOAL 14

10
SOAL 15
Dalam menilai status gizi digunakan salah satu metode yang berpatokan kepada SOAL 16
ukuran tubuh manusia yang disebut..... Seorang anak (5 tahun) dibawa ke IGD dengan kondisi tidak sadarkan diri
a. Metode klinis setelah kejang. Hasil pengkajian: tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi
b. Pengukuran konsumsi pangan 112x/menit, frekuensi napas 30x/menit, dan suhu 40,2 C. Saat ini anak kembali
c. IMT mengalami kejang.
d. Antropometri Apakah tindakan pertama yang dilakukan perawat?
e. AKG a. Melonggarkan pakaian dan posisikan anak telentang dengan kepala
dimiringkan
Jawaban: d. Antropometri b. Memberi kompres hangat
Pembahasan: c. Kolaborasi pemberian paracetamol
Antropometri adalah alat atau metode untuk menilai status gizi dengan d. Kolaborasi pemberian diazepam
menggunakan ukuran tubuh manusia. e. Observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
Tinjauan opsi:
- Metode klinis yaitu melakukan pemeriksaan kondisi individu ( palpasi, Jawaban: a. Melonggarkan pakaian dan posisikan anak telentang dengan
auskultasi, observasi maupun anamnesa) untuk menilai status gizi kepala dimiringkan
- Pengukuran konsumsi pangan yaitu mengukur asupan gizi atau pola makan Pembahasan:
seseorang. Jawaban yang tepat adalah: a. Melonggarkan pakaian dan posisikan anak
- IMT merupakan alat sederhana yang dapat digunakan untuk memantau status telentang dengan kepala dimiringkan
gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan Kejang demam adalah suatu kondisi pada bayi/anak biasanya terjadi pada usia
kelebihan berat badan. Salah satu bagian dari antropometri. 3 bulan sampai 5 tahun, bangkitan kejang yang disertai demam (suhu rektal
- Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah kebutuhan tubuh secara umum untuk diatas 38 C) namun tidak terbukti adanya infeksi intrakranial ataupun penyebab
rata – rata orang Indonesia. tertentu.

11
Pada fase akut kejang, prosedur tindakan yang tepat dilakukan adalah sebagai -Observasi dan catat lama dan bentuk kejang kurang tepat karena melakukan
berikut: observasi kejang bukan merupakan tindakan pencegahan pertama dari
- Melonggarkan pakaian terutama disekitar leher. demam kejang.
-Bila anak tidak sadar: posisikan anak telentang dengan kepala dimiringkan (Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005).
tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya aspirasi akibat sekret yang SOAL 17
tidak disadari anak. Perawat mengkaji seorang lansia (60 tahun) di suatu panti jompo. Hasil
-Bersihkan muntahan/lendir dari mulut/hidung, jalan napas harus bebas agar pengkajian : klien mengeluh lelah dan tidak bersemangat. Klien juga mengeluh
oksigenasi tetap paten. nyeri dan bengkak pada kaki dengan skala nyeri 6 (sedang) serta klien tampak
-Monitor TTV dan tingkat kesadaran. meringis menahan nyeri. Klien juga memiliki riwayat DM sejak 2 tahun yang
-Observasi dan catat lama dan bentuk kejang. lalu
-Tetap bersama klien selama kejang. Apakah tindakan keperawatan utama yang tepat dilakukan ?
-Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian diazepam. a. Memberikan terapi analgetik
b. Melakukan pemeriksaan asam urat
Tinjauan opsi lain: c. Memberikan pendkes terkait aktivitas fisik lansia
-Memberi kompres hangat pada anak kurang tepat karena pemberian kompres d. Melakukan pemeriksaan kadar gula darah
hangat bukan merupakan tindakan pencegahan kejang namun sebagai e. Memberikan terapi kompres hangat
pencegahan demam.
-Kolaborasi pemberian paracetamol pada anak kurang tepat karena pemberian Jawaban: e. Memberikan terapi kompres hangat
kompres hangat bukan merupakan tindakan pencegahan kejang namun Pembahasan:
sebagai pencegahan demam. Data fokus masalah : Klien juga mengeluh nyeri dan bengkak pada kaki. Skala
-Kolaborasi pemberian diazepam kurang tepat karena pemberian diazepam nyeri 6 (sedang) dan klien tampak meringis menahan
bukan merupakan tindakan pencegahan pertama dari demam kejang. nyeri.
Masalah keperawatan : Nyeri Akut.

12
Salah satu tindakan keperawatan yang tepat dilakukan yaitu tindakan non memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada tenaga kesehatan dan
farmakologi (terapi kompres hangat) (NANDA, 2015). Menurut Riyadi (2012), masyarakat adalah :
kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan untuk melancarkan sirkulasi a. Institusi Pendidikan Kesehatan
darah juga untuk menghilangkan rasa sakit. Pemberian kompres dilakukan pada b. Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan
radang persendian. c. Komite Tenaga Kesehatan
Tinjauan opsi lain: d. Konsil Tenaga Kesehatan
- Opsi “Memberikan terapi analgetik“ (kurang tepat), karena pada kasus skala e. Konsil Tenaga Kesehatan
nyeri 6 (sedang). Pemberian analgetik apabila nyeri hebat dan tidak
tertahankan dan telah dilakukan tindakan manajemen nyeri non farmakologi, Jawaban yang tepat adalah E. Konsil Tenaga Kesehatan
namun sensasi nyeri tidak berkurang. Pembahasan:
- Opsi “Melakukan pemeriksaan asam urat” (kurang tepat), Pemeriksaan asam Pasal 34 ayat 1 UU Tenaga Kesehatan Nomor 36 Tahun 2014 menerangkan
urat memang akan dilakukan setelah diberikan terapi kompres hangat pada bahwa Untuk meningkatkan mutu Praktik Tenaga Kesehatan serta untuk
klien. Atasi nyeri klien terlebih dahulu. memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada Tenaga Kesehatan dan
- Opsi “Memberikan pendkes terkait aktivitas fisik lansia” (tidak tepat), masyarakat, dibentuk Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.
karena data pada kasus tidak mendukung untuk dilakukan tindakan tersebut.
- Opsi “Melakukan pemeriksaan kadar gula darah“ (kurang tepat), Melakukan
cek gula darah akan dilakukan, karena klien memiliki riwayat DM, keluhan
lelah juga termasuk gejala DM (NANDA, 2015). Tapi kembali pada inti SOAL 19
pertanyaan "tindakan utama". Seorang wanita ( 37 tahun) dirawat di RSJ sejak 5 hari yang lalu karena marah
marah tanpa sebab, kadang tampak bicara dan tertawa sendiri. Hasil
SOAL 18 pengkajian: pasien mengatakan mendengar suara nenek nenek yang sering
Dalam UU Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, lembaga yang membuatnya takut dan marah, pasien tampak kotor serta badan pasien berbau
dibentuk untuk meningkatkan mutu praktik tenaga kesehatan serta untuk menyengat karena menolak mandi.

13
Apakah tindakan keperawatan yang tepat ? distorsi sensori, respon tidk sesuai, dan bersikap seolah melihat, mendengar,
a. Latihan pukul bantal dan kasur mengecap, meraba, atau mencium sesuatu. Adapun tindakan keperawatan
b. Menghardik halusinasi halusinasi ialah berupa strategi pelaksnaan halusinasi yang terdiri dari:
c. Minum obat secara teratur SP1 Membantu pasien mengenal halusinasi, melatih pasien mengontrol
d. Melatih cara merawat diri halusinasi dengan cara menghardik
e. Latihan tarik nafas dalam SP2 melatih pasien minum obat secara teratur
SP3 melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
Jawaban: b. Menghardik halusinasi orang lain
Pembahasan: SP4 melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas
DO: Pasien tampak kotor, terlihat bicara sendiri, pasien mengatakan terjadwal.
mengatakan selalu merasa takut karena sering melihat bayangan hitam
yang mengikutinya Tinjauan opsi lainnya:
Opsi "latihan pukul bantal dan kasur" (Tidak Tepat), karena merupakan SP 1
Data-data diatas menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah gangguan resiko perilaku kekerasan dan perilaku kekerasan
persepsi sensori atau halusinasi, dan berada pada tahap dimana halusinasi Opsi "minum obat secara teratur " (Tidak Tepat), karena merupakan SP 2
terlihat menakutkan sehingga tindakan keperawatan yang tepat adalah b. halusinasi
melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik Opsi "melatih cara merawat diri" (Tidak Tepat), karena merupakan SP untuk
Halusinasi adalah perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun pasien DPD
eksternal yang disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan atau Opsi "melatih tarik nafas dalam" (Tidak Tepat), karena merupakan SP untuk
terdistorsi ( SDKI,2016). pasien dengan PK dan RPK

Tanda dan gejala halusinasi adalah mendengar bisikan atau melihat bayangan,
merasakan sesuatu melalui indra perabaan, penciuman, atau pengecapan, SOAL 20

14
Data dari puskesmas di RW 02 didapatkan data 70% lansia di wilayah tersebut
menderita Gout Artritis. Perawat merencanakan akan melakukan penyuluhan Menurut Kristina (2008) Penatalaksanaan diet asam urat dapat diatasi selain
tentang diet untuk penderita Gout Artritis. Apakah diet yang harus dilakukan melalui pemberian obat juga dengan pengaturan makanan yang dapat
oleh penderita Gout Artritis ? mengurangi asam urat didalam darah. Pengaturan makanan sangat perlu
a. Diet rendah garam dilakukan oleh penderita gout. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang
b. Kacang-kacangan seperti produk kedelai, kacang tanah, kacang hijau, tinggi kandungan nukleotida purin akan meningkatkan produksi asam urat.
melinjo Sebaliknya, mengurangi makanan dengan kandungan nukleotida purin tinggi
c. diet rendah purin dan memperbanyak konsumsi makanan dengan kandungan nukloetida purin
d. tempe, bayam, kol rendah akan dapat mengurangi resiko hiperurisemia atau gout.
e. Jagung, singkong, sagu Jenis makanan kaya purin biasanya makanan bersumber protein hewani (seperti
daging sapi, kambing, seafood), kacangkacangan, bayam, jamur dan kembang
Jawaban: c. diet rendah purin kol (kusmayanti, dewi,dkk. 2014). Berdasarkan data maka diet yang harus
Pembahasan: dilakukan adalah diet rendah purin.
Data fokus : 70% lansia di wilayah tersebut menderita Gout Artritis. Perawat
merencanakan akan melakukan penyuluhan tentang diet untuk TINJAUAN OPSI LAIN :
penderita Gout Artritis. - Opsi “diet rendah garam” tidak tepat karena diet jenis ini lebih tepat untuk
Penyakit gout atau athirtis gout adalah penyakit yang disebabkan oleh pasien Hipertensi, stroke.
tumpukan asam urat/kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan sendi - Opsi “Kacang-kacangan seperti produk kedelai, kacang tanah, kacang hijau,
Junaidi (2012). Asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh yang melinjo” tidak tepat karena merupakan makanan yang mengandung purin
kadarnya tidak boleh berlebih, setiap orang memiliki asam urat di dalam tinggi
tubuhnya, karena metabolisme normal akan dihasilkan asam urat sedangkan - Opsi “tempe, bayam, kol” tidak tepat karena makanan yang banyak
pemicunya adalah faktor makanan dan senyawa lain yang mengandung purin mengandung purin.
(Damayanti, 2012).

15
- Opsi “Jagung, singkong, sagu” kurang tepat karena merupakan makanan yang mengosongkan kandung kemih pasien terlebih
mengandung karbohidrat. dahulu.

Tinjauan opsi lain:


SOAL 21 Opsi jawaban “ melanjutkan pertolongan persalinan” tidak tepat. Ditemukan hal
Seorang ibu hamil (28 tahun) berada di kamar bersalin. Perawat akan penyulit pertolongna persalinan yaitu distensi kandung kemih, maka untuk
melakukan pertolongan pada pasien tersebut. Hasil pengkajian : pasien dengan memudahkan pertongan persalainan maka distensi kandung kemih harus
pembukaan lengkap dan kandung kemih mengalami distensi. diatasi terlebih dahulu
Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat ? Opsi jawaban “ Mebimbing untuk proses meneran” tidak tepat. Hal ini
a. Mengosongkan kandung kemih dilaksanakan jika psien mengalami keinginan untuk mengeran yang semakin
b. Melanjutkan pertolongan persalinan kuat
c. Membimbing pasien untuk proses meneran
d. Memberikan posisi yang nyaman Opsis jawaban “ memberikan posisi yang nyaman” tidak tepat. Posisi yang
e. Melakukan episiotomy nyaman memang dibutuhkan untuk pasien dalam proses melahirkan, tetapi
tidak bisa mengatasi masalah distensi kandung kemih
Jawaban: a. Mengosongkan kandung kemih
Pembahasan: Opsi jawaban “ melakukan episiotomi” tidak tepat, karena tindakan ini hanya
Data fokus masalah : kandung kemih mengalami distensi (penuh) saat dilakukan jika perinium pasien kaku sehingga pintu lahir bayi sempit.
dilakukan pertolongan persalinan. Kandung kemih
yang penuh akan menghambat jalan lahir dan, akan
menekan uterus sehingga tidak dapat berkontraksi SOAL 22
secara maksimal (Leveno, 2012). Maka tindakan
yang dilakukan perawat adalah dengan

16
Seorang anak (7 tahun) dibawa oleh ibunya ke IGD RS terdekat akibat tertelan - Abdominal thrust dilakukan untuk pasein dewasa yang sadar, tidak sedang
kelereng saat bermain bersama teman-temannya. Kondisi anak saat ini tampak hamil dan tidak obesitas.
sianosis, sulit bernapas, frekuensi napas 40x/menit dan obesitas. - Jaw thrust dilakukan untuk membuka jalan napas apda pasien trauma.
Apakah manuever pembebasan jalan napas yang tepat pada anak tersebut? - Back bows manuever tersedak pada bayi.
a. Abdominal thrust - Suction dilakukan untuk membebaskan jalan napas dari cairan.
b. Jaw Thrust
c. Chest Thrust
d. Back Bows SOAL 23
e. Suction Seorang laki-laki (23 tahun) dirawat post kecelakaan lalu lintas hari rawatan ke-
3. Pasien didiagnosis dengan fraktur tibia sinistra dan terpasang bidai di
Jawaban: c. Chest Thrust sepanjang ekstrimitas sinistra. Hasil pengkajian: pasien mengeluah nyeri saat
Pembahasan: menggerakkan ektrimitas dengan skala nyeri 6, sering kesemutan dan merasa
Berdasarkan kasus di atas, pasien adalah anak-anak dan mengalami tersedak hilang sensasi. Kulit ekstrimitas sinistra tampak pucat dan teraba dingin.
akibat adanya benda asing berupa kelereng yang menghambat jalan napas Apakah tindakan keperawatan yang tidak tepat terhadap pasien?
pasien. Hal ini ditandai dengan adanya kesulitan bernapas,tampak adanya a. Memantau status neurovaskular ekstrimitas yang fraktur secara berkala
sianosis, dan adanya takipnea. b. Menginformasikan staf medis jika ditemukan keabnormalan pada pasien
c. Melakukan monitoring pemasangan bidai
untuk mengeluarkan benda asing pada anak tersebut maka manuever yang tepat d. Mengkaji pulsasi dorsalis area ekstrimitas yang mengalami fraktur
dilakukan adalah dengan melakukan abdominal trust. Namun jika anak e. Melakukan penekanan pada area yang fraktur dengan balutan
obesitas, maka manuver yang tepat adalah chest thrust.
Jawaban: e. Melakukan penekanan pada area yang fraktur dengan
Tinjauan opsi lain: balutan
Pembahasan:

17
Sindrom kompartemen merupakan salah satu komplikasi yang terjadi pada e. Promotif – kuratif
pasien yang mengalami fraktur. Kondisi ini ditandai dengan adanya kulit yang
terlihat pucat, bengkak, hilang sensasi, tidak baiknya perfusi ke perifer, dan Jawaban benar D
adanya kesemutan. Prosedur Berobat > Pelayanan Preventif Dan Promotif
Pelayanan preventif dan promotif meliputi:
Saat pasien sudah terpasang alat bidai terdapat beberapa tindakan yang harus 1. Penyuluhan kesehatan perorangan, mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
dilakukan yaitu: 2. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis
- Memantau status neurovaskular ekstrimitas yang fraktur secara berkala; Tetanus dan Hepatitis-B (DPT-HB), Polio, dan Campak.
- Menginformasikan staf medis jika ditemukan keabnormalan pada pasien ; 3. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi,
- Melakukan monitoring pemasangan bidai dan tubektomi, termasuk komplikasi KB bekerja sama dengan lembaga yang
- Mengkaji pulsasi dorsalis area ekstrimitas yang mengalami fraktur. membidangi keluarga berencana.
4. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar.
Sedangkan “melakukan penekanan pada area fraktur” merupakan tindakan yang 5. Pelayanan skrining kesehatan untuk mendeteksi risiko penyakit dan
tidak tepat karena dapat memperparah kondisi sindrom kompartemen pada mencegah dampak lanjutan, yaitu: Diabetes mellitus tipe II; Hipertensi;
pasien. Kanker leher rahim; Kanker payudara; dan Penyakit lain yang ditetapkan
Menteri.
6. Pemeriksaan penunjang pelayanan skrining kesehatan meliputi: Pemeriksaan
SOAL 24 Gula Darah; Pemeriksaan IVA untuk kasus Ca Cervix ; dan Pemeriksaan
Pelayanan KB termasuk kedalam pelayanan .... Pap Smear
a. Kuratif 7. Pelayanan Terapi Krio.
b. Preventif
c. Promotif
d. Promotif – preventif

18
SOAL 25 Pasien mengalami varises. Varises merupakan suatu kondisi dimana terjadi
Seorang perempuan (37 tahun) datang ke puskesmas untuk memeriksakan pembengkakan dan pelebaran pembuluh darah vena yang biasanya terjadi pada
kesehatannya. Hasil pengkajian : pasien post melahirkan 1 bulan yang lalu, bagian kaki akibat penumpukan darah. Pada dasarnya penderita varises tidak
anak lahir sehat secara pervaginam, pasien ingin berkonsultasi tentang dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormonal
kontrasepsi yang cocok untuk dirinya. Pasien saat ini menysui eksklusif, belum terutama estrogen. Karena dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal dapat
mau steril, dan pasien memiliki riwayat varises. Apakah kontrasepsi yang menyebabkan keluhan varises semakin memberat.
cocok untuk pasien?
a. Tubektomi IUD merupakan kontrasepsi yang terbuat dari plastik atau plastik dan tembaga ,
b. IUD diletakkan di dalam rahim dan tidak mengandung hormon. IUD juga tidak
c. Suntik KB mengganggu produksi ASI sehingga proses menyusui tidak terganggu.
d. Pil KB
e. Implant Tinjauan opsi lain:

Jawaban benar B Opsi jawaban “ Tubektomi” tidak tepat. Tubektomi merupakan kontrasepsi
Data fokus: • pasien post melahirkan 1 bulan yang lalu, bersifat permanen dengan cara mengikat dan atau memotong saluran telur
• anak lahir sehat secara pervaginam, wanita. Sementara pasien belum ingin untuk steril.
• pasien ingin berkonsultasi tentang kontrasepsi yang cocok untuk
dirinya. Opsi jawaban “ suntik KB” tidak tepat. Suntik KB merupakan kontrasepsi
• Pasien sedang menyusui ASI eksklusif, yang mengandung hormon, sementara pasien mengalami varises . Penderita
• pasien memiliki riwayat varises. varises tidak dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi yang bersifat
Berdasarkan data fokus alat kontrasepsi yang cocok untuk pasien adalah IUD hormonal
yaitu alat kontrasepsi dalam rahim

19
Opsi jawaban “ Pil KB” tidak tepat. Pil KB juga merupakan kontraspsi yang DS : Pasien mengatakan tidak ingin punya anak lagi dan telah memiliki 2 orang
mengandung hormon yang tidak dianjurkan untuk penderita varises anak, usia saat ini 40 tahun. Pasien ingin menggunakan metode KB yang
efektif.
Opsi jawaban “ implant” tidak tepat. Implan juga merupakan kontrasepsi yang Keluarga Berencana (KB) merupakan metode kontrasepsi yang digunakan
mengandung hormon yang tidak dianjurkan untk penderita varises. untuk menunda dan menjarangkan kehamilan. Jawaban yang tepat
“Tubektomi” karena merupakan kontrasepsi permanen untuk mencegah
keluarnya ovum dengan cara mengikat atau memotong pada kedua saluran
3. Pasien seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke Poli Kebidanan untuk tuba falopi.
konsultasi penggunaan kontrasepsi. Pasien mengatakan telah memiliki tujuh Tubektomi tepat bagi perempuan yang sudah memiliki banyak anak dan dalam
orang anak dan tidak ingin punya anak lagi. Sebelumnya pasien pernah USIA YANG BERISIKO UNTUK HAMIL DAN BERSALIN
menggunakan implan, namun menstruasinya menjadi tidak teratur. Pasien
ingin menggunakan metode KB yang efektif. Apakah metode KB yang Tinjauan Opsi Lain:
tepat untuk pasien ?
a. PIL Option A “Pil KB” tidak tepat. Pil KB merupakan alat kontrasepsi wanita yang
b. Suntik berbentuk pil yang berisi hormon estrogen dan progesteron dengan cara
c. Implan menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur.
d. IUD dianjurkan pada pasien usia 20-30 tahun.
e. Tubektom
Option B “KB suntik” Tidak Tepat. Metode KB suntik terdiri dari 2 jenis
Jawaban benar E (cyclofem dan DMPA) cara kerjanya sama dengan metode kb pil namun
menimbulkan efek samping seperti gangguan haid, jerawat keputihan dan
Pembahasan: lain lain.

20
Option C “Implan” tidak tepat. Implan merupakan alat yang diselipkan dibawah
kulit yang biasanya dilengan atas bagian dalam. cara kerja nya sama dengan
KB Pil dengan jangka waktu 5 tahun dianjurkan pada pasien usia < 40 tahun. 27. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi seseorang dan masyarakat
terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu. Situasi tertentu berupa
Option D “IUD” tidak tepat. Alat kontrasepsi ini dimasukkan kedalam rahin. persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan
efektifitasnya tinggi dengan cara kerja meninggikan getaran saluran telur. menuju atau dari negara endemis penyakit tertentu, dan kondisi kejadian luar
biasa/wabah penyakit tertentu disebut Imunisasi…
a. Imunisasi Dasar
6. Berikut ini yang merupakan lingkup dari KB alami adalah … b. Imunisasi Lanjutan
a. tidak berhubungan intim sama sekali c. Imunisasi Tambahan
b. menggunakan implan d. Imunisasi Khusus
c. memberikan ASI eksklusif pada bayi e. Imunisasi Pilihan
d. memakai kondom saat berhubungan
em menopause Jawaban benar D

Jawaban benar C Imunisasi Rutin Lengkap di Indonesia

Program KB alami ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang tidak ingin Kini, konsep imunisasi di Indonesia diubah dari imunisasi dasar lengkap
tubuhnya disisipi benda asing. tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi, menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap atau imunisasi
atau takut pada efek sampingnya. KB alami ini dapat dilakukan dengan tiga wajib terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan, dengan rincian
cara, di antaranya: tidak berhubungan intim saat masa subur, menarik penis sebagai berikut:
sebelum mengeluarkan sperma atau ejakulasi saat penetrasi, dan
memberikan ASI eksklusif pada bayi. Imunisasi dasar

21
Usia 0 bulan: 1 dosis hepatitis B Imunisasi pilihan
Usia 1 bulan: 1 dosis BCG dan polio munisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada
Usia 2 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan polio seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
Usia 3 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan polio bersangkutan dari penyakit menular tertentu. Imunisasi pilihan adalah imunisasi
Usia 4 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan polio lain yang tidak termasuk dalam imunisasi wajib, namun penting diberikan pada
Usia 9 bulan: 1 dosis campak/MR bayi, anak, dan dewasa di Indonesia mengingat beban penyakit dari
masingmasing penyakit. Jenis imunisasi pilihan dapat berupa imunisasi
Imunisasi lanjutan Haemophilus
Usia 18-24 bulan: 1 dosis DPT, hepatitis B, HiB, dan campak/MR Influenza tipe b (Hib), Pneumokokus, Rotavirus, Influenza, Varisela, Measles
Kelas 1 SD/sederajat: 1 dosis campak dan DT Mump Rubella (MMR), Demam Tifoid, Hepatitis A, Human Papiloma Virus
Kelas 2 dan 5 SD/sederajat: 1 dosis Td (HPV), dan Japanese Encephalitis

Imunisasi Khusus
Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk 5. Apakah tiga nilai revolusi mental yang terkandung dalam visi misi
melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu. Situasi BKKBN ?
tertentu yang dimaksud tersebut antara lain persiapan keberangkatan calon a. Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong
jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit b. Profesional, Gotong Royong dan Merakyat
tertentu dan c. Etos Kerja, Inovatif dan Berkualitas
kondisi kejadian luar biasa (KLB). Jenis imunisasi khusus antara lain terdiri d. Gotong Royong, Integritas dan Merakyat
atas e. Etos Kerja, Solutif dan Dinamis
imunisasi Meningitis Meningokokus, imunisasi Yellow Fever (demam kuning),
dan imunisasi Anti Rabies (VAR) Jawaban benar a

22
Tiga Nilai Revolusi Mental kondidi di mana salah satu atau banyak bagian organisasi bekerja secara
terpisah dari yang lain. Dengan bergotong royong, kita akan dapat
Integritas (jujur, dipercaya, disiplin, bertanggung jawab, dan tidak munafik) bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi
Integritas berasal dari bahasa Perancis intégrité atau Latin integritas, yang
memiliki akar kata integer, yang berarti utuh, menyatu. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan
yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Pada intinya, 1. Tujuan program KB menurut UU RI no 52 tahun 2009, Kecuali....
integritas berarti kata menjadi satu dengan perbuatan. Hal ini harus dimaknai a. Mengatur kelahiran yang diinginkan
sebagai apa yang kita lakukan sesuai dengan apa yang kita ucapkan. b. Menjaga kesahatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak
Etos kerja (kerja keras, kerja cerdas, berdaya saing, optimis, inovatif, dan c. Meningkatkan akses kualitas informasi KB
produktif) d. Mempromosikan penyusuan bayi
Etos berasal dari bahasa Latin modern, Yunani ethos, yang berarti karakter e. Memfasilitasi pembangunan keluarga
asli, karakter bawaan, yang membedakan seseorang atau kelompok dari yang
lain. Menurut KBBI, etos adalah pandangan hidup yang khas dari suatu Jawaban benar E
golongan social, sementara etos kerja berarti semangat kerja yang menjadi
ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Tujuan KB
Gotong royong (kerja sama, solidaritas, komunal, dan berorientasi pada Menurut Undang-undang RI nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan
kemaslahatan umum) kependudukan dan pembangunan keluarga, kebijakan keluarga berencana
Menurut KBBI, gotong royong, berarti bekerja bersama-sama (tolong- bertujuan untuk:
menolong, bantu-membantu). Makna nilai gotong royong mirip dengan nilai
kerja sama, yang merupakan salah satu nilai yang dianut BKKBN. Dengan 1. Mengatur kehamilan yang diinginkan
menerapkan gotong royong, berarti kita dapat meninggalkan mentalitas silo, 2. Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak

23
3. Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan dan konseling - pernah mengalami kehamilan mola hidatidosa.
pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
4. Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga
berancana STATUS OBSTETRI
5. Mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jrak
kehamilan. Penulisan status obstetri yaitu : GPA
- G (Gravida) yaitu jumlah kehamilan yang diawali wanita. Diikuti dengan
jumlah seluruh kehamilan ini.
- P ( Para) yaitu jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang
41 Seorang wanita (29 tahun ) datang ke puskesmas untuk memeriksakan memnuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan ( 28 minggu atau 1000
kehamilannya. Hasil pengkajian: pasien mengatakan bahwa ini merupakan gram)
kehamilan ketiga dan pasien meiliki riwayat kehamilan mola hidatidosa. - A ( Abortus ) yaitu jumlah kelahiran yang diakhiri dengan aborsi spontan atau
Bagaimanakah status obstetri pasien tersebut? terinduksi pada usia kehamilan < 20 minggu atau berat < 500 gram.
a. G3P1A1
b. G3P1A0 NB : Kehamilan kembar, maka G1, P2 (catatan kembar 2 lahir)
c. G3P2A0 Mola hidatidosa (dihitung abortus)
d. G3P0A1
e. G3P2A1 G (gravida / kehamilan) = 3 (G3)
P (para) = 1 (P1)
Jawaban Benar A A (abortus) = 1 (A1) riwayat kehamilan mola hidatidosa

Data fokus : Jadi status obstetri : G3P1A1


- Pasien mengatakan saat ini merupakan kehamilan ketiga

24
34. Berdasarkan aturan PERMENPAN RB terbaru, Jabatan Fungsional Perawat e. DPT3, HB3, HiB3, Polio 4
terbagi atas 2 kategori diantaranya …
a. Kategori Vokasional dan Kategori Profesional Jawaban benar B
b. Kategori Keterampilan dan Kategori Keahlian
c. Kategori Diploma dan Kategori Ners Berdasarkan MTBS (2015), imunisasi yang diberikan pada anak umur 4 bulan
d. Kategori Pelaksana dan Kategori Manajerial adalah DPT-HB-HiB 3, Polio 4, dan IPV.
e. Kategori Perawat Pelaksana dan Kategori Kepala Ruangan Namun, pada kasus, anak baru mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 saja.
Oleh karena itu, anak harus melakukan Catch-up dan memulai imunisasi dari
Jawaban benar B DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2 meskipun anak sudah berusia 4 bulan. (Opsi B)

Berdasarkan Pasal 5 PERMENPAN RB no. 35 tahun 2019 menjelaskan bahwa


Jabatan Fungsional Perawat merupakan jabatan fungsional kategori
keterampilan dan kategori keahlian 35. Berikut yang bukan merupakan jenjang pangkat jabatan fungsional perawat
kategori keahlian adalah …
28. Seorang anak (4 bulan) dibawa ibunya untuk imunisasi. Ibu mengatakan a. Perawat Ahli Pertama
anak sudah mendapatkan imunisasi HB0 saat lahir. Anak sudah diimunisasi b. Perawat Ahli Muda
Polio 1 dan BCG saat berusia 1 bulan, namun belum mendapat imunisasi c. Perawat Ahli Madya
lagi karena anak sering demam saat jadwal imunisasi. Apakah imunisasi d. Perawat Ahli Penyelia
yang harus diberikan kepada anak saat ini? e. Perawat Ahli Utama
a. DPT1, HB1, HiB1, Polio 1
b. DPT1, HB1, HiB1, Polio 2 Jawaban benar D
c. DPT2, HB2, HiB2, Polio 3
d. DPT2, HB2, HiB2, Polio 3

25
Berdasarkan pasal 5 PERMENPAN RB no. 35 tahun 2019 menjelaskan bahwa 3. Gantung urin bag di sisi tempat tidur pasien
jenjang terendah sampai dengan jenjang tertinggi, yaitu: 4. Buka pakaian bawah pasien (celana/kain sarung)
a. Perawat Ahli Pertama; 5. Pasang perlak dan atur posisi pasien sesuai kebutuhan
b. Perawat Ahli Muda; 6. Dekatkan nierbeken di antara kedua paha dan lakukan penis hygiene
c. Perawat Ahli Madya; dan 7. Dekatkan nierbeken yang kedua untuk menampung urin
d. Perawat Ahli Utama 8. Ganti handscoon bersih dengan steril, pasang duk bolong
9. Olesi ujung kateter dengan kassa jelly.
10. Masukkan kateter yang sudah diberi jelly ke uretra sepanjang 15 – 25 cm,
77. Seorang laki-laki (45 tahun) dirawat di ruang bedah karena kesulitan sampai urin mengalir, sambil pasien menarik napas dalam ketika kateter
berkemih. Pasien akan dilakukan pemasangan kateter urin. Setelah dimasukkan
pelumasan kateter dengan jelly, kateter dimasukkan dengan mudah dan 11. Tampung urin dengan menggunakan nierbeken
tanpa hambatan, segera urin terlihat keluar dan ditampung dalam bengkok. 12. Perhatikan respon pasien
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan perawat ? 13. <b>Isi balon kateter dengan cairan aquades sesuai dengan kebutuhan</b>
a. Mengisi balon kateter dengan cairan aquadest dan tarik selang kateter secara perlahan sampai ada tahanan
b. Mengangkat duk bolong 14. Angkat duk bolong, sambungkan kateter ke urin bag, fiksasi ke salah satu
c. Menyambungkan kateter ke urin bag paha pasien
d. Menarik selang kateter secara perlahan 15. Bersihkan alat-alat, lepaskan APD, dan cuci tangan
e. Fiksasi kateter ke salah satu paha pasien 16. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan PROSEDUR TINDAKAN
- -
Jawaban benar A
Prosedur Pemasangan Kateter Pria
1. Cuci tangan dan gunakan APD sesuai kebutuhan
2. Pasang sampiran

26
8. Apakah yang dimaksud dengan Cakupan Kesehatan Semesta (Universal perawat telah menghubungkan nasal kanul ke tabung oksigen. Apakah
Health Coverage/UHC) ? tindakan selanjutnya yang dilakukan oleh perawat ?
a. seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan kapan saja dan a. Mengecek fungsi flow meter
dimana saja b. Mengecek aliran oksigen pada ujung nasal kanul
b. seluruh masyarakat memiliki akses kesehatan secara gratis c. Memasangkan nasal kanul ke pasien dan memfiksasi
c. seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang mereka d. Mengisi air humidifier
butuhkan e. Membuka pengatur aliran O2 antara tabung dan pressure regulator
d. seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang mereka
butuhkan, kapan saja, dimana saja namun harus membayar iuran JKN dulu Jawaban benar b
e. seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang mereka
butuhkan, kapan saja dan dimana saja mereka membutuhkannya tanpa prosedur pemasangan nasal kanul :
kesulitan finansial 1. Verifikasi order
2. Menyiapkan alat
Jawaban Benar e 3. Cuci tangan
Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage/UHC) mempunyai 4. Memberi salam dan menyebutkan nama pasien
arti bahwa seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang 5. Menjelaskan tindakan dan kontrak
mereka butuhkan, kapan saja dan dimana saja mereka membutuhkannya 6. Menjaga privasi
tanpa kesulitan financial 7. Isi glass humidifier dengan water for irigation setinggi batas air
8. Buka pengatur aliran O2 antara tabung dan pressure regulator, kemudian cek
fungsi flow meter
78. Seorang perempuan (36 tahun) dirawat di RS dengan asma bronkial.Hasil 9. Menghubungkan selang dan alirkan oksigen
pengkajian; pasien sesak nafas dengan frekuensi 28 x/menit. Perawat <b>10. Cek aliran oksigen pada ujung nasal kanul</b>
kemudian mempersiapkan pemberian oksigen dengan nasal kanul. Saat ini 11. Olesi ujung kateter nasal kanul dengan jeli

27
12. Pasangkan nasal kanul dan fiksasi 1. Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi untuk mencegah virus Hepatitis B
13. Evaluasi atau tanyakan aliran oksigen ke pasien yang dapat menyerang dan merusak hati. Bila virus ini menjangkit sampai
14. Membereskan alat dewasa dapat menjadi kanker hati.
15. Cuci tangan 2. Imunisasi Polio adalah imunisasi anak untuk mencegah serangan virus polio
16. Dokumentasi yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
3. Imunisasi BCG adalah imunisasi anak untuk mencegah tuberkulosis paru,
Dari prosedur diatas, setelah perawat memasang nasal kanul ke tabung, kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa menimbulkan kematian atau
tindakan selanjutnya adalah B. Mengecek aliran oksigen pada ujung nasal kecacatan.
kanul. • Imunisasi DPT adalah imunisasi anak untuk mencegah 3 penyakit: Difteri,
Pertusis dan Tetanus. Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan
dan sumbatan jalan nafas, serta mengeluarkan racun yang dapat
melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis berat dapat menyebabkan
26. Imunisasi HPV diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit … infeksi saluran nafas berat (pneumonia). Sedangkan Tetanus mengeluarkan
a. cacar air racun yang menyerang syaraf otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit
b. demam tifoid berat bergerak dan bernafas.
c. influenza berat • Imunisasi Hib dan Pneumokokus dapat mencegah infeksi saluran nafas berat
d. kanker leher rahim (pneumonia) dan radang otak (meningitis).
e. infeksi saluran nafas berat (pneumonia) dan radang otak (meningitis) • Imunisasi influenza adalah imunisasi anak yang dapat mencegah influenza
berat.
Jawaban benar d • Vaksin demam tifoid adalah imunisasi yang mencegah penyakit demam tifoid
berat.
Tujuan Pemberian Imunisasi : • Imunisasi MMR. Vaksin ini mencegah penyakit: Mumps (gondongan, radang
buah zakar), Morbili (campak) dan Rubela (campak Jerman).

28
• Imunisasi cacar air (varisela) untuk mencegah penyakit cacar air.
• Imunisasi Hepatitis A adalah untuk mencegah radang hati karena virus
hepatitis A. 60. Hasil rontgen toraks seorang perempuan (21 tahun) adalah tampak
• Imunisasi HPV adalah imunisasi mencegah kanker leher rahim. bercak infiltrat di perihiler bilateral dan parakardial kanan. Pasien telah
dirawat 1 hari sebelumnya dan tampak batuk produktif terus menerus tanpa
mengeluarkan dahak. Apakah pemeriksaan indikator spesifik lainnya
24. Berikut adalah jenis imunisasi yang tidak ditanggung oleh BPJS yang perlu dikolaborasikan oleh perawat ?
Kesehatan, yaitu … a. Sputum BTA
a. BCG b. Laringoskopi
b. DPT-HIB c. Darah lengkap
c. Polio d. Uji tuberkulin
d. Campak e. Analisis cairan pleura
e varisela
jawaban benar a

Jawaban benar e Pemeriksaan sputum BTA adalah golden standar penegakan diagnosis melalui
pengumpulan 3 spesimen dahak yang dikumpulkan dalam 2 hari kunjungan
Jenis Imunisasi yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan, meliputi : DPT-HIB yang berurutan berupa sewaktu-pagi-sewaktu (SPS). Teknik ini dapat
BCG 1 kali dilakukan dalam waktu yang relatif cepat.
2) DPT-HIB 3 kali
3) Polio 4 kali
4) Campak 1 kali 40. Seorang perempuan (40 tahun) sedang dirawat di kamar bersalin 1,5 jam
postpartum pervaginam. Perawat melakukan observasi dan vagina tuse (VT),

29
tiba-tiba pasien mengalami perdarahan ± 800 cc, darah berwarna merah miometrium dapat menyebabkan perdarahan yang cepat dan parah serta syok
segar. Hasil palpasi abdomen uterus lembek dan 3 jari di bawah umbilikus. hipovolemik.
Apakah penyebab perdarahan postpartum yang dialami pasien?
a. Retensio plasenta Tinjauan opsi yang lain:
b. Laserasi jalan lahir Opsi “retensio plasenta” tidak tepat. Retensio plasenta merupakan plasenta
c. Involusi uteri belum lahir hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Pada
d. Koagulopati kasus telah dijelaskan pasien berada pada kala 4 persalinan ( palsenta telah
e. Atonia uteri lahir).
Opsi “ Laserasi jalan lahir” tidak tepat. Laserasi jalan lahir yaitu robekan jalan
Jawaban benar E lahir biasanya akibat episiotomi, robekan spontan perineum, trauma forsep
atau vakum ekstraksi, atau karena versi ekstraksi (Prawirohardjo, 2010).
Data fokus : 1,5 jam postpartum pervaginam, dilakukan VT, tiba – tiba terjadi Pada kasus tidak ada dijelaskan adanya robekan pada jalan lahir saat
perdarahan ± 800 cc, hasil palpasi abdomen uterus lembek dan 3 jari di persalinan.
bawah umbilikus. Key words dari kasus ini adalah uterus lembek (kontraksi Opsi “Involusi Uteri” tidak tepat. Involusi uteri (pengerutan uterus) adalah
jelek) dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Atonia uteri sehingga proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar
terjadi perdarahan post partum. Perdarahan postpartum didefinisikan 60 gram. Proses ini dimulai setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot – otot
sebagai kehilangan 500 ml atau lebih darah setelah persalinan pervaginam polos uterus ( Ambarwati dan Wulandari, 2008).
atau 1000 ml atau lebih setelah seksio sesaria (Leveno, 2009; WHO, 2012). Opsi “Koagulopati” tidak tepat. Koagulopati adalah kelainan dalam pembekuan
ATONIA UTERI adalah ketidakmampuan uterus khususnya miometrium untuk darah yang dapat berupa hipofibrinogenemia, trombositopenia, Idiopathic
berkontraksi setelah plasenta lahir. Perdarahan postpartum secara fisiologis Thrombocytopenic Purpura (ITP), HELLP syndrome (hemolysis, elevated
dikontrol oleh kontraksi serat-serat miometrium terutama yang berada di liver enzymes, and low platelet count), Disseminated Intravaskuler
sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat perlengketan Coagulation (DIC), dan Dilutional coagulopathy (Wiknjosastro, 2006;
plasenta (Wiknjosastro, 2006). Kegagalan kontraksi dan retraksi dari serat

30
Prawirohardjo, 2010). Pada kasus, tidak ada dijelaskan pasien mengalami perkiraan proyeksi jangka pendek dan jangka panjang serta menentukan
masalah dalam pembekuan darah. jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan berencana.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah menetapkan struktur organisasi,
42. Pada satu rumah sakit diketahui terdapat 15 perawat baru yang sedang menentukan model penugasan keperawatan sesuai dengan keadaan klien dan
melakukan orientasi ruangan serta penjelasan sasaran keselamatan pasien ketenagaan, mengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan dari
yang merupakan target pencapaian rumah sakit oleh kepala divisi unit, bekerja dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan dan memahami
keperawatan. Kepala divisi mengatakan bahwa target ini merupakan tujuan serta menggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai.
bersama untuk direalisasikan kedepannya. Apakah jenis tindakan 3. Staffing (Pengelolaan Staff)
yang dilakukan oleh kepala divisi keperawatan? Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya adalah
a. Perencanaan rekruitmen, wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan
b. Pengorganisasian mengsosialisasikan pegawai baru serta pengembangan staf.
c. Pengelolaan Staff 4. Directing (Pengarahan)
d. Pengarahan Meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik,
e. Pengendalian pendelegasian, cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi.
5. Controlling (Pengendalian)
Jawaban benar C Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban keuangan,
pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta pengendalian
Peran dan fungsi manajemen keperawatan : profesionalisme asuhan keperawatan.
1. Planning (Perencanaan)
Pada proses perencanaan, menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur, Pada soal diketahui bahwa perawat baru sedang melakukan orientasi ruangan
dan peraturan-peraturan dalam pelayanan keperawatan, kemudian membuat serta penjelasan sasaran keselamatan pasien yang merupakan target
pencapaian rumah sakit oleh kepala divisi keperawatan dimana kepala divisi

31
mengatakan bahwa target ini merupakan tujuan bersama untuk direalisasikan Reflex Babinski merupakan refleks ditimbulkan pada telapak kaki, dimulai
kedepannya. pada tumit, gores sisi lateral telapak kaki kearah atas kemudian gerakkan jari
Berdasarkan pernyataan ini, diketahui bahwa kepala divisi melakukan fungsi sepanjang telapak kaki. Semua jari kai hiperekstensi dengan ibu jari
peran manajemen pengelolaan staf yang meliputi pengorientasian staf baru, dorsifleksi dicatat sebagai tanda positif. Refleks primitif pada bayi berupa
menjadwalkan dan mengsosialisasikan pegawai baru serta pengembangan gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi
staf. syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.

52. Seorang bayi (1 bulan) dibawa ibunya ke puskesmas untuk pemeriksaan Tinjauan opsi lain :
tumbuh kembang. Perawat memeriksa refleks bayi dengan mengusap kaki
bagian bawah, bayi merespon dengan jari-jari kaki seperti mencengkram.
Apakah jenis refleks yang diperiksa oleh perawat tersebut ? Opsi Refleks palmar grasping (tidak tepat), Bayi baru lahir
a. Refleks Palmar menggenggam/merenggut jari ibu jika ibu menyentuh telapak tangannya.
b. Refleks Babinski Genggaman tangan ini sangat kuat hingga ia bisa menopang seluruh berat
c. Refleks Glabela badan jika ibu mengangkatnya dengan satu jari tergenggam dalam setiap
d. Refleks Moro tangannya. Gerakan refleks ini juga terdapat ditelapak kaki yang
e. Refleks Galant melengkung saat di sentuh. Gerakan refleks ini hilangs etelah beberapa
bulan. Ia harus belajar menggenggam dengan sengaja. Menurun setelah 10
Jawaban yang tepat: b. Babibnski hari dan biasanya menghilang setelah 1 bulan.Untuk gerakan kaki berlanjut
hingga 8 bulan
Data fokus pengkajian: Perawat memeriksa refleks bayi dengan mengusap kaki
bagian bawah, bayi merespon dengan jari-jari kaki seperti mencengkram. Opsi Reflex Glabella (tidak tepat), Refleks Glabella merupakan pengetukan
ringan di antara mata. Jika pasien merespon dengan spasme otot-otot mata

32
terus-menerus dan menutup mata, berartiglabella posotif. Hal ini mungkin mitela pada lengan pasien. Hasil rontgen menunjukkan terjadinya dislokasi
menunjukkan kerusakan pada koneksi antara korteks frontalis dan kompleks pada sendi di daerah yang mengalami fraktur. Apakah tindakan yang
saraf wajah di pons. Refleks ini terlihat pada penyakit Parkinson, tumor bukan merupakan teknik untuk mengatasi dislokasi sendi pada pasien?
lobus frontalis dan sering muncul dengan demensia. a. Reduksi
b. Rest
c. Decompression
Opsi Refleks Moro (tidak tepat), Jika bayi dikagetkan oleh suara keras, d. Compression
gerakan mendadak atau seperti memeluk bila ada rangsangan, cahaya atau e. Ice
posisi secara mendadak, seluruhtubuhnya bereaksi dengan gerakan kaget ,
yaitu gerakan mengayunkan/merentangkan lengan dan kaki seolah ia akan Jawabam benar C
meraih sesuatu dan menariknya dengan cepat ke arah dada dengan posisi
tubuh meringkuk seperti berpegangan dengan erat, mendorong kepala ke Dislokasi sendi dapat saja terjadi sebagai akibat dari proses pembidaian yang
belakang, membuka mata, dan mungkin menangis. Terjadi pada usia 1-2 tidak tepat. Dislokasi sendi menyebabkan pasien akan mengalami nyeri
minggu dan akan menghilang ketika berusia 6 bulan. hebat yang menetap.

Opsi Refleks Gallant (Inkurvasi batang tubuh) (tidak tepat), Sentuhan pada Terdapat beberapa cara yang dilakukan untuk mengatasi dislokasi sendi yaitu
punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak - Reduksi (memperbaiki dislokasi sendi dengan prosedur anestesi) ;;
ke arah sisi yang terstimulasi - Rest (mengistirahatkan sendi yang mengalami dislokasi);
- Compression (melakukan pemasangan balut tekan) ;
- Ice (melakukan kompres dengan es).
55. Seorang laki-laki (17 tahun) datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat
pada area lengan atas. Hasil pengkajian: satu bulan yang lalu pasien Decompression bukan merupakan tindakan untuk mengatasi dislokasi sendi.
mengalami fraktur humerus akibat kecelakaan. Saat ini masih terpasang

33
(Sumber: Surratun,dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan INA CBGs adalah tarif paket pelayanan kesehatan yang mencakup seluruh
Sistem.Muskuloskeletal. Jakarta : EGC) komponen biaya RS, mulai dari pelayanan non medis hingga tindakan
medis.

10 Pembayaran BPJS kepada Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat I (PPK I) Referensi : https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/unduh/index/269
dilakukan dgn sistem ?
a. Paket
b. Limited 66. Seorang laki-laki (50 tahun) dirawat di RS dengan CKD on
c. Kapitasi Hemodialisis dan riwayat CHF. Hasil pengkajian ; pasien mengeluh badan
d. INA CBGs lemah, pusing, merasa tidak enak pada dada sebelah kiri, beberapa kali
e. Asuransi Gotong Royong pemeriksaan nadi cenderung rendah < 60 kali/menit (bradikaridia), tekanan
darah 150/70 mmHg dan frekuensi napas 22 kali/menit. Apakah
pemeriksaan laboratorium yang tepat untuk menunjang diagnosis pada kasus
Jawaban yang tepat adalah C.! kapitasi diatas ?
a. Troponin I
b. Hb, Leukosit, dan trombosit
Terdapat dua sistem pembayaran yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan kepada c. Natrium dan Kalium
fasilitas kesehatan : d. Ureum dan Kreatinin
e. CKMB
a) Bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), sistem pembayaran yang
diterapkan adalah sistem kapitasi. Jawaban benar c
b) Bagi Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKTRL), sistem
pembayaran yang digunakan adalah sistem tarif paket INA CBG’s. Sistem Pembahasan ;

34
mengekskresikan kalium dari dalam tubuh, sehingga terjadi penumpukan
Data fokus; kadar ion kalium darah.

• Pasien dengan CKD on Hemodialisis dan riwayat CHF Peningkatan kadar kalium dalam darah akan mempengaruhi kerja otot jantung,
• Pasien mengeluh badan lemah, merasa tidak enak pada dada sebelah kiri dimana ion kalium berperan dalam potensial aksi pacu jantung.
• Beberapa kali pemeriksaan nadi cenderung rendah < 60 kali/menit Hiperkalemia menyebabkan perataan sudut bagian potensial aksi ini yang
(bradikaridia), tekanan darah 150/70 mmHg dapat menyebabkan detak jantung lebih lambat. <b>Sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan kadar kalium darah.</b>
Berdasarkan data pada kasus diatas, pasien mengalami bradikardi dengan
frekuensi nadi < 60 kali/menit. Bradikardi adalah gangguan irama jantung di Tinjauan opsi lain ;
mana jantung berdenyut lebih lambat dari normal, yaitu 60x/menit. Adapun
diferensial diagnosis pada bradikardia adalah DIE (Drugs, Ischemia, dan Opsi Troponin I dan CKM (kurang tepat), karena ini adalah pemeriksaan
Electrolytes). penanda jantung, dimana indikasi pemeriksaan ini adalah pasien yang
dicurigai mengalami coroner akut dengan manifestasi; Nyeri dada
• Drugs ; digoxin, Non-dihydropidineCalcium Channel Blocker (Verapamil), substernal, Lama lebih dari 20 menit , Keringat dingin, Gambaran EKG
Beta Blockers, Cionidine. abnormal, dapat disertai penjalaran nyeri hingga ke lengan kiri, punggung,
• Ischemia ; heartblock; AV block derajat I-III, sick sinus syndrome. Heart rahang dan ulu hati.
block dengan sinkop dan nyeri dada harus dipantau ketat karena iskemik
miokardium adalah proses dinamik. Opsi Hb, Leukosit, dan trombosit (kurang tepat), ini merupakan pemeriksaan
• Electrolytes; hyperkalemia adalah penyebab utama terjadinya bradikardi. hematologi yang menggambarkan jumlah komponen sel-sel darah, bukan
pemeriksaan yang tepat untuk mengetahui gangguan keseimbangan elektrolit
Pada kasus dikatakan pasien dengan CKD/gagal ginjal kronis, hal ini bisa tubuh.
menjadi penyebab terjadinya hyperkalemia. Dimana ginjal tidak mampu

35
Opsi Ureum dan Kreatinin (kurang tepat), karena ini merupakan pemeriksaan Uji tuberkulin atau mantoux test adalah salah satu metode yang digunakan
penunjang laboratorium untuk mengetahui gangguan fungsi ginjal. untuk mendiagnosis atau mendeteksi infeksi Mycobacterium tuberkulosis.
Uji tuberkulin dilakukan untuk melihat seseorang mempunyai kekebalan
terhadap basil TB, sehingga sangat baik untuk mendeteksi infeksi TB.

62. Seorang laki-laki ( 30 tahun) dirawat di RS dengan keluhan: BB Tetapi uji tuberkulin ini tidak dapat untuk menentukan Mycobacterium
menurun sejak 3 bulan ini, nafsu makan menurun, batuk berdahak tidak tuberculosis tersebut aktif atau tidak aktif (laten).
kunjung sembuh. Pasien direncanakan untuk dilakukan test TB Skin Test.
Apakah tujuan dilakukan tes tersebut pada pasien? Tinjauan opsi lain:
a. Untuk mengidentifikasi virus yang menginfeksi pasien Opsi Untuk mengidentifikasi virus yang menginfeksi pasien (tidak tepat),
b. Untuk menentukan antibiotik yang tepat pada pasien karena tes mantoux merupakan uji spesifik pada kuman TB.
c. Menentukan adanya Mycobacterium TB aktif pada pasien
d. Untuk mendeteksi adanya infeksi Mycobacterium tubeculosis Opsi Untuk menentukan antibiotik yang tepat pada pasien (tidak tepat), karena
e. Untuk mendeteksi adanya infeksi Salmonella thypii tujuan utama dari mantoux tes adalah untuk mengetahui infeksi kuman TB.
Untuk mengetahui jenis antibiotik pada pasien dengan keluhan infeksi paru
Jawaban benar d biasanya dilakukan kultur sputum.

Data fokus: Opsi Menentukan adanya Mycobacterium TB aktif pada pasien (tidak tepat),
- Pasien dirawat di RS dengan keluhan BB menurun sejak 3 bulan ini, nafsu karena tes mantoux tidak mampu mengidentifikasi apakah kuman TB aktif
makan menurun, batuk berdahak tidak kunjung sembuh atau laten.
- Pasien direncanakan untuk dilakukan test TB Skin Test.
Opsi Untuk mendeteksi adanya infeksi Salmonella thypii (tidak tepat), karena
tes yang digunakan untuk mengetahui Salmonella thypii adalah tes widal
dan Anti Salmonela IgM (TuBex).
36
A). Alkalosis Metabolik Tidak Terkompensasi ditandai dengan adanya
peningkatn pH yg diikuti dg peningkatn HCO3 sementara nilai PCO2
50. Seorang anak (9 bulan) datang ke IGD dengan keluhan sesak napas, batuk normal.
yang tidak kunjung hilang serta demam yang naik turun. Hasil pengkajian:
tampak adanya retraksi dinding dada, napas terlihat cepat, dan adanya napas B)Alkalosis Metabolik Terkompensasi Penuh ditandai dengan peningkatan
cuping hidung. Hasil pemeriksaan AGD menunjukkan pH 7.55, PCO2 27 HCO3 dan PCO2 pada nilai pH yg masih mormal.
mmHg, HCO3 20 mmol/L, BE -3. Apakah interpretasi nilai AGD pada
pasien tersebut? C) Alkalosis Respiratoruk Tidak Terrkompensasi ditandai dengan adanya
a. Alkalosis Metabolik Tidak Terkompensasi peningkatan nilai pH yg diikuti dengan penurunan PCO2 sementara nilai
b. Alkalosis Metabolik Terkompensasi Penuh HCO3 masih normal.
c. Alkalosis Respiratorik Tidak Terkompensasi
d. Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Penuh D)Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Penuh ditandai dengan adanya
e. Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Sebagian penurunan PCO2 dan HCO3 pada pH yg normal.

Jawaban benarE
Soal 18
Interpretasi AGD pasien tersebut adalah Alkalosis Respiratorik Terkompensasi
Sebagian dengan rasional: Seorang perempuan (24 tahun) dirawat dengan pneumonia, saat ini pasien
- pH 7.55 = Tinggi = Alkalosis, terpasang ventilator hari ke-4. Hasil AGD menunjukkan pH 7,55 , PO2 60
- PCO2 27 mmHg = Rendah = Respiratorik, mmHg, PCO2 25 mmHg. Frekuensi nadi: 122x/menit dan frekuensi napas
- HCO3 20 mmol/L = Rendah = Sebuah kompensasi 32x/menit.
Apakah masalah keperawatan yang tepat ?
Tinjauan opsi lain ; a. Gangguan ventilasi spontan

37
b. Penurunan curah jantung - Opsi “Penurunan curah jantung” : Tidak ada data yang menunjang untuk
c. Pola napas tidak efektif diangkatnya diagnosa tersebut
d. Gangguan pertukaran gas - Opsi “Pola napas tidak efektif” : tidak tepat karena pasien sudah terbantu
e. Bersihan jalan napas tidak efektif pola napasnya dengan ventilator
- Opsi “Bersihan jalan napas tidak efektif” : Tidak terdapat data yang
Jawaban tepat: D. Gangguan pertukaran gas menunjukkan adanya obstruksi jalan napas.
Sumber : SDKI, 2016.
DS : -
DO :
- Terpasang ventilator hari ke -4 Soal 15
- AGD : pH 7,55; PO2: 60 mmHg; PCO2: 25 mmHg (pH meningkat =
alkalosis) Seorang perempuan (25 tahun) dirawat di bangsal interna RS. Pasien opname
- Frekuensi nadi : 122x/menit (Takikardi) dikarenakan demam selama 14 hari lalu. Hasil pengkajian : kulit teraba
- Frekuensi napas : 32x/menit (Dipsnea) hangat dan tampak merah. Tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi nadi
110x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 39,8 C. Pasien menggunakan
Berdasarkan kasus diatas, maka diagnosa prioritas pada masalah tersebut adalah selimut dan berpakaian tipis.
“Gangguan pertukaran gas” (D). Definisi : Kelebihan atau kekurangan Apakah masalah keperawatan yang tepat ?
oksigenase dan atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus- a. Gangguan integritas kulit
kapiler. b. Keletihan
c. Risiko infeksi
Tinjauan opsi lain : d. Hipotermia
- Opsi “Gangguan ventilasi spontan” : Tidak terdapat data terkait kelemahan e. Hipertermia
otot bantu pernapasan

38
Jawaban tepat: E. Hipertermia disebabkan oleh penyakit kronis, anemia, gangguan tidur, pengobatan jangka
panjang, stress berlebihan.
DS: - Opsi risiko infeksi (tidak tepat) karena pada kasus belum berisiko
- Pasien opname dikarenakan demam selama 14 hari sampai saat ini. mengalami peningkatan terserang mikroorganisme yang dikarenakan adanya
factor penyakir kronis, malnutrisi, efek prosedur invasive, peningkatan
DO: paparan organisme pathogen, ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer dan
- kulit teraba hangat dan tampak merah. sekunder.
- frekuensi nadi 110x/menit, - Opsi hipotermia (tidak tepat) karena tidak ada data suhu tubuh di dibawah
- suhu 39,8 C. rentang normal.

Masalah keperawatan yang tepat yaitu hipertermia yang ditandai dengan SDKI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
adanya peningkatan suhu tubuh di atas normal, kulit teraba hangat, kulit Diagnostik Edisi I. Jakarta: DPP PPNI.
tampak merah, takikardi. Hipertermia adalah suhu tubuh meningkat di atas
rentang normal tubuh, yang disebabkan karena dehidrasi, proses penyakit,
peningkatan laju metabolism tubuh, ketidaksesuaian pakaian dengan suhu
lingkungan (SDKI, 2017). Soal 20

Tinjauan opsi lainnya: Hipertensi sudah menjadi penyakit PTM yang menyerang masyarakat
- Opsi gangguan integritas kulit (tidak tepat) karena tidak ada data kerusakan indonesia sejak lama dan masih bertahan sampai saat ini, ini berdasarkan
yang terjadi pada kulit (epidermis dan dermis). Data hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2018 yang menunjukkan
- Opsi keletihan (tidak tepat) karena tidak ada data terjadinya penurunan prevalensi peyakit hiperetensi sebesar 34,1%. Nilai ini dominan meningkat
kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan istirahat yang setiap tahunnya.
Berdasarkan kasus diatas kejadian epidemiologi apakah yang terjadi?

39
a. Epidemi -Kejadian Luar Biasa ( KLB )
b. Pandemi Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan / kematian yang bermakna
c. Virulensi pada suatu daerah atau kelompok masyarakat dalam kurun waktu tertentu,
d. Endemi merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
e. KLB

Jawaban tepat: d. Endemi Soal 12

Pembahasan: Seorang anak (3 tahun) dibawa ke Puskesmas dengan keluhan BAB cair dengan
Berdasarkan kasus diatas penyakit hipertensi sudah menjadi ENDEMI di frekuensi 10x, malas minum, dan mata cekung. Hasil pemeriksaan: anak
masyarakat. Dimana endemic itu adalah Keadaan dimana penyakit atau tampak rewel, cubitan kulit perut kembali lambat, suhu 36,3 C, frekuensi
penyebab penyakit tertentu secara terus menerus tetap ada pada populasi napas 32x/menit, frekuensi nadi 110x/menit. BB: 14 kg.
manusia dalam suatu arena geografis tertentu. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada anak tersebut ?
a. Kekurangan volume cairan
Tinjauan opsi lainnya: b. Hipotermi
-Epidemi adalah Terjadinya kasus-kasus dengan sifat-sifat yang sama pada c. Defisit Nutrisi
sekelompok manusia pada suatu geografis tertentu dengan efek yang nyata d. Resiko Syok
pada masyarakat tersebut melebihi dari insidensi yang normal dari penyakit e. Diare
tersebut.
-Pandemi Jawaban yang benar: d. Resiko syok
Wabah yang terjangkit setara serentak disuatu daerah.
-Virulensi Pembahasan:
Ukuran keganasan atau derajat yang ditimbulkan bibit penyakit.
DS:
40
1.Ibu mengatakan BAB anak cair dengan frekuensi 10x kondisi pasien mendekati syok hipovolemik sehingga perlu pencegahan agar
2.Ibu mengatakan anak malas minum tidak jatuh pada kondisi syok. Maka dari itu MK resiko syok lebih tepat
3.Ibu mengatakan mata anak cekung. - Opsi “Hipotermi” (tidak tepat), karena tidak terdapat data penguat
diangkatkannya diagnosis berupa suhu tubuh dibawah 35,5°C (pada
DO: neonatus <36,5°C), menggigil dan kulit teraba dingin. Suhu tubuh anak
1.Anak tampak rewel normal 36,1°C .
2.Cubitan kulit perut kembali lambat - Opsi “Defisit Nutrisi” (tidak tepat), karena tidak terdapat data penguat
3.Suhu 36,3 C diangkatkannya diagnosis berupa berat badan menurun di bawah rentang
4.Frekuensi napas 32x/menit ideal, nafsu makan menurun, nyeri abdomen, dan membran mukosa pucat
5.Frekuensi nadi 110x/menit. BB: 14 kg. - Opsi “diare” (tidak tepat), karena anak sudah mengalami dehidrasi berat dan
memerlukan perbaikan pada status hidrasinya.
Data data ini telah menunjukkan klien mengalami dehidrasi/kehilangan cairan
pada anak dan dapat menimbulkan syok Hipovolemi jika tidak ditangani.

Tanda gejala yang ditemui mengarah pada diare dehidrasi berat. Manifestasi Soal 22
klinis dari diare dehidrasi berat yaitu mata cekung, anak tidak bisa minum
atau malas minum dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat (MTBS, Terdapat 7 langkah penting dalam menjalankan Gerakan Masyarakat Hidup
2015). Sehat yaitu, kecuali :
a. Melakukan aktivitas fisik
b. Makan buah dan sayur
Tinjauan Opsi yang lain: c. Konsumsi susu 2 gelas/hari
- Opsi kekurangan volume cairan kurang tepat. pasien memang sudah d. Tidak merokok
mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi berat. Tetapi pada tahapan ini, e. Cek kesehatan berkala

41
Apakah masalah keperawatan yang tepat?
Jawaban tepat: c. Konsumsi susu 2 gelas/hari a. Berat badan lebih
b. Gangguan eliminasi urin
Pembahasan: c. Inkontinensia
Setidaknya terdapat 7 langkah penting dalam rangka menjalankan Gerakan d. Pola napas tidak efektif
Masyarakat Hidup Sehat . Ketujuh langkah tersebut merupakan bagian e. Kelebihan volume cairan
penting dari pembiasaan pola hidup sehat dalam masyarakat guna mencegah
berbagai masalah kesehatan yang beresiko dialami oleh masyarakat Jawaban tepat: E. Kelebihan volume cairan
Indonesia.
1.Melakukan aktivitas fisik DS :
2.Makan buah dan sayur - berat badan meningkat 5 kilogram dalam 2 hari
3.Tidak merokok - kedua telapak kaki membengkak
4.Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol - melaporkan BAK sedikit
5.Melakukan cek kesehatan berkala DO :
6.Menjaga kebersihan lingkungan - frekuensi nadi: 87 x/menit
7.Menggunakan jamban - frekuensi napas: 32x/menit.

Soal 17 Berdasarkan kasus diatas maka masalah keperawatan yang tepat adalah
“Kelebihan volume cairan” (E). Definisi : Peningkatan volume cairan
Seorang laki-laki (58 tahun) mengalami gagal ginjal kronis. Pasien mengeluh intravaskuler, intersisial, dan/atau intraselular.
berat badannya meningkat 5 kilogram dalam 2 hari, kedua telapak kaki
membengkak dan pasien mengeluh urin yang keluar saat BAK sedikit. Tinjauan opsi lain :
Frekuensi nadi 87x/menit dan frekuensi napas: 32x/menit.

42
- Opsi “Berat badan lebih” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk Jawaban tepat: c. 30 Januari 2020
diangkat menjadi diagnosa utama
- Opsi “Gangguan eliminasi urin” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk Pembahasan:
diangkat menjadi diagnosa utama Seperti kita ketahui pada awal tahun 2020, COVID-19 menjadi masalah
- Opsi “Inkontinensia” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat kesehatan dunia. Kasus ini diawali dengan informasi dari Badan Kesehatan
menjadi diagnosa utama Dunia/World Health Organization (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019
- Opsi “Pola napas tidak efetif” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk yang menyebutkan adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang
diangkat menjadi diagnosa utama. tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus ini terus
Sumber : SDKI, 2016. berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa penyebab kluster pneumonia
ini adalah novel coronavirus. Kasus ini terus berkembang hingga adanya
laporan kematian dan terjadi importasi di luar China. Pada tanggal 30
Januari 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai Public Health
Soal 32 Emergency of International Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 12 Februari
Status COVID 19 sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada manusia ini
Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of Internasional Concern oleh dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19)
WHO ditetapkan pada..
a. 31 Desember 2019
b. 15 Januari 2020 Soal 59
c. 30 Januari 2020
d. 1 Februari 2020 Yang termasuk obat antiemetik adalah…
e. 12 Februari 2020 a. ibuprofen, parasetamol
b. Amilorid, Furosemid

43
c. Betametason, Hidrokortison b. Gangguan mobilitas fisik
d. Domperidon, ondansetron c. Risiko konstipasi
e. Loratadin, Setirizin d. Gangguan motilitas gastrointestinal
e. Konstipasi
Jawaban: D. dom dan Ondan
Jawaban tepat: E. Konstipasi
Pembahasan:
DS :
a. Ibuprofen, parasetamol : ANALGESIK NON-NARKOTIK - perut terasa penuh
b. Amilorid, Furosemid : DIURETI - tidak bisa BAB selama satu minggu
c. Betametason, Hidrokortison : ANTIINFLAMAS
d. Domperidon, ondansetron : ANTIEMETIK DO :
e. Loratadin, Setirizin : ANTIALERGI - Kelemahan pada keempat ekstremitas (immobilisasi)
- peristaltik usus pasien: 5x/menit. (peristaltik menurun)

Soal 14 Berdasarkan data diatas, maka masalah keperawatn yang tepat adalah
“Konstipasi” (E). Definisi Penurunan defekasi normal yang disertai
Seorang laki-laki (34 tahun) dirawat dengan stroke hemoragik hari ke-5 pengeluaran feses sulit dan tidak tuntas serta feses kering dan banyak.
mengalami kelemahan pada keempat ekstremitasnya. Pasien mengeluh perut
terasa penuh dan tidak bisa BAB selama satu minggu. Hasil pemeriksaan Tinjauan opsi lain :
fisik perawat, peristaltik usus pasien : 5x/menit. - Opsi “Kelelahan” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat
Apakah masalah keperawatan yang tepat? menjadi diagnosa utama
a. Kelelahan

44
- Opsi “Gangguan mobilitas fisik” : pasien memang mengalami quadriplegia, c. Blocking
namun pada saat ini evakuasi feses lebih diutamakan agar fungsi fisiologis d. Tangensial
pencernaan dapat dinormalkan kembali e. Inkoheren
- Opsi “Resiko konstipasi” : Kurang tepat untuk diangkat menjadi diagnosa,
karena berdasarkan kasus bukan lagi merupakan diagnosa resiko Jawaban tepat : D. Tangensial
- Opsi “Gangguan mobilitas gastrointestinal” : pasien memang mengalami
hipoperistaltik (< 6x / menit), namun pada kasus, pasien sudah 1 minggu Pembahasan:
tidak BAB sehingga masalah konstipasinya lebih menonjol dan perlu Data fokus pada kasus: klien selalu mendominasi ketika diajak bicara tetapi apa
dievakuasi terlebih dahulu fesesnya. yang dibicarakan oleh klien berbelit-belit dan tidak jelas maksud yang
disampaikan itu apa.
Sumber : SDKI, 2016
Dari pilihan jawaban:

(a) Tidak tepat, karena sirkumstansial adalah pembicaraan yang berbelit-belit


Soal 37 tapi sampai pada tujuan pembicaraan,

Seorang laki-laki (22 tahun) dirawat di RSJ sejak 6 hari yang lalu dengan (b) Tidak tepat, karena flight of idea adalah pembicaraan yang meloncat dari
keluhan masuk marah-marah, bicara dan tertawa sendiri. Hasil pengkajian: satu topik ke topik lainnya, masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak
klien selalu mendominasi ketika diajak bicara tetapi apa yang dibicarakan sampai pada tujuan,
oleh klien berbelit-belit dan tidak jelas maksud yang disampaikan itu apa.
Apakah gangguan proses pikir yang dialami oleh klien? (c) Tidak tepat, karena blocking adalah pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa
a. Sirkumstansial gangguan eksternal kemudian dilanjutkan kembali,
b. Flight of idea

45
(d) Tepat, karena tanda yang muncul pada klien menunjukkan klien mengalami Pembahasan:
masalah tangensial. Tangensial adalah pembicaraan yang berbelit-belit tapi Jawaban yang tepat adalah A. 15x/menit.
tidak sampai tujuan,
DO: Anak terpasang cairan Kaen 1 B 500 cc. Cairan habis dalam waktu 24 jam.
(e) Tidak tepat, inkoheren adalah gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu
kalimatpun sulit ditangkap maknanya
Rumus tetesan infus pada anak sebagai berikut: Pasien anak-anak= (jumlah
cairan (kolf) x Faktor tetes) : (lamanya waktu x 60)
Soal 44
=(200 x 60 ) : (13 x 60)
Seorang anak (1 tahun) dirawat di RS dengan GEA Dehidrasi ringan. Hasil =12.000 : 780
pengkajian: suhu 36,2 C, pernafasan 30x/menit dan frekuensi nadi =15,38 tetes/menit ( bulatkan menjadi 15 tetes per menit )
138x/menit. Saat ini anak terpasang IVFD 2 A 200 cc. Cairan habis dalam
waktu 13 jam.
Berapakah tetes infus per menit yang akan dimonitor perawat? Soal 19
a. 15 tts/menit
b. 16 tts/menit Dalam teori demografi, hasil reproduksi nyata dari seorang perempuan atau
c. 17 tts/menit sekelompok perempuan disebut...
d. 18 tts/menit a. Mortalitas
e. 19 tts/menit b. Fertilitas
c. Produktivitas
Jawaban: a. 15 TPM d. Inkubasi produksi
e. Migrasi

46
d. Intoleransi Aktivitas
Jawaban tepat : B. Fertilitas e. Resiko Infeksi

Pembahasan: Jawaban yang tepat: C. Bersihan jalan napas tidak efektif


Dalam teori demografi, fertilitas adalah hasil reproduksi nyata dari seorang
perempuan atau sekelompok perempuan. Dengan kata lain. DS:
- batuk berdahak sejak 1 hari yang lalu
Fertilitas adalah kemampuan perempuan untuk melahirkan bayi lahir hidup. - sulit mengeluarkan sekret
Fertilitas memiliki sinonim yaitu natalitas yang memiliki arti yang sama. - badan lemah
- tidak nafsu makan

Soal 13 DO:
- Anak tampak sesak
Seorang anak (8 tahun) dirawat dengan Asma Bronchial dalam serangan ringan. - suhu tubuh 36,1 C
Hasil pengkajian : anak tampak sesak, batuk berdahak sejak 1 hari yang lalu, - frekuensi napas 42x/menit
sulit mengeluarkan sekret, badan lemah dan tidak nafsu makan, diet hanya - frekuensi nadi 120x/menit
habis 1/4 porsi. Suhu tubuh 36,1 C, frekuensi napas 42x/menit, frekuensi - ronkhi (+).
nadi 120x/menit, ronkhi (+). Anak mendapatkan terapi nebu combivent
setiap 4 jam dan ambroxol 3x1 sdt. Bersihan jalan napas tidak efektif adalah Ketidakmampuan untuk
Apakah masalah keperawatan utama pada anak tersebut ? membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan
a. Defisit Nutrisi jalan napas tetap paten. Pada kasus anak dengan riwayat batuk berdahak,
b. Pola napas tidak efektif sulit mengeluarkan sekret dan terdapat ronkhi pada suara pernapasan.
c. Bersihan jalan napas tidak efektif

47
Tinjauan Opsi Lainnya: b. 21 tts/menit
- Pola napas tidak efektif: tidak tepat, karena tidak terdapat tanda-tanda c. 23 tts/menit
ventilasi yang tidak adekuat berupa adanya dispnea dan penggunaan otot-oto d. 26 tts/menit
bantu napas e. 29 tts/menit

- Defisit nutrisi: tidak tepat, karena tidak ada data penurunan berat badan yang Jawaban: b. 21 TPM
signifikan pada anak.
Pembahasan:
- Intoleransi Aktivitas: : kurang tepat, karena tidak terdapat data penguat Jawaban yang tepat adalah B. 21x/menit.
diangkatkannya diagnosis pada kasus.
DO: Anak terpasang cairan Kaen 1 B 500 cc. Cairan habis dalam waktu 24 jam.
- Resiko infeksi : tidak tepat, karena belum ada tanda yang menunjukan adanya
indikasi terjadinya infeksi.
Rumus tetesan infus pada anak sebagai berikut: Pasien anak-anak= (jumlah
cairan (kolf) x Faktor tetes) : (lamanya waktu x 60)
Soal 48
=(500 x 60 ) : (24 x 60)
Seorang anak (7 tahun) dirawat di RS dengan Asma Bronchial. Hasil =30.000 : 1440
pengkajian: suhu 36,5 C, pernafasan 40x/menit dan frekuensi nadi =20,83 tetes/menit ( bulatkan menjadi 21 tetes per menit )
120x/menit. Saat ini anak terpasang cairan Kaen 1 B 500 cc. Cairan
dihabiskan dalam waktu 24 jam.
Berapa tetes infus per menit yang akan dimonitor perawat? Soal 54
a. 18 tts/menit

48
Seorang ibu hamil ( 30 tahun) datang ke IGD dengan keluhan keluar air - Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
bercampur darah dari vagina. Hasil pengkajian: status obstetri G2P0A1 usia servikx
kehamilan 38 – 39 minggu, keluar air bercampur lendir sejak 6 jam sebelum - Berlangsung hingga serviks membuka < 4 cm
masuk rumah sakit, nyeri pinggang menjalar ke ari – ari, pemeriksaan VT - Berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
pembukaan 3.
Apakah fase persalinan yang sedang dijalani pasien? Tinjauan opsi lain :
a. Kala I fase laten Opsi jawaban “ kala 1 fase aktif” tidak tepat. Fase ini dimulai dari pembukaan
b. Kala I fase aktif 4 – 10.
c. Kala II
d. Kala III Soal 38
e. Kala IV
Seorang laki-laki (28 tahun) masuk RSJ sejak 4 hari yang lalu. Klien masuk RS
Jawaban: a. Kala I fase laten dengan keluhan marah-marah, mengamuk, dan memukul ibunya. Hasil
pengkajian: klien terlihat selalu teriak-teriak ketika meminta sesuatu kepada
Pembahasan: perawat, bicara dengan ketus dan pandangan mata tajam.
Data fokus : Apakah tindakan keperawatan yang tepat diberikan pada klien?
- Pasien dengan status obstetri G2P0A1 usia kehamilan 38 – 39 minggu. a. Tarik nafas dalam
- Keluar air bercampur lendir sejak 6 jam yang lalu b. Pukul benda lunak (bantal)
- Nyeri pinggang menjalar ke ari – ari c. Curhat kepada orang lain
- Pemeriksaan VT pembukaan 3 d. Latihan cara bicara yang baik
Berdasarkan data fokus, <b>pasien berada pada persalinan kala I fase e. Bercakap-cakap dengan orang lain
laten.</b>
Fase laten : Jawaban tepat: d. latihan berbicara yang baik

49
Isu kesehatan yang harus diselesaikan selaras dengan pelaksanaan RPJMN
Pembahasan: tahun 2020 adalah kecuali …
Data fokus pada kasus: klien terlihat selalu teriak-teriak ketika meminta sesuatu a. Stunting, AKI dan AKB
kepada perawat, bicara dengan ketus, dan pandangan mata tajam. b. Jaminan Kesehatan Nasional
c. Penguatan Pelayanan Kesehatan
Dari pilihan jawaban: d. Obat dan Alat Kesehatan
e. Peningkatan kewaspadaan terhadap wabah COVID-19
(a) tidak tepat, karena pada kasus yang dibutuhkan oleh klien bukan
pengurangan emosi dengan cara relaksasi, Jawaban: e. Peningkatan kewaspadaan terhadap wabah COVID-19

(b) tidak tepat, karena pada kasus yang dibutuhkan oleh klien bukan Soal 53
pengurangan emosi dengan cara relaksasi,
Seorang bayi laki-laki baru lahir dengan usia gestasi 35 minggu. Pada saat
(c) tidak tepat, karena pada kasus yang dibutuhkan oleh klien bukan pemeriksaan, bayi meringis saat diberikan stimulasi. Tampak seluruh warna
pengurangan emosi dengan cara curhat, tubuh bayi pucat. Frekuensi jantung bayi 88x/menit dan upaya bernapas bayi
tampak lemah dan tidak teratur. Bayi tampak diam dan tidak bergerak.
(d) Tepat, karena dari tanda dan gejala yang muncul klien perlu diajarkan Berapa skor APGAR yang didapat oleh bayi tersebut?
bagaimana cara berbicara yang baik, a. 6
b. 5
(e) tidak tepat, karena dari data yang muncul tindakan lainnya yang dibutuhkan c. 4
d. 3
Soal 31 e. 2

50
Jawaban: D. 3 0 : jika tidak ada gerakan
1 : jika gerakan bayi lemah dan sedikit.
Pembahasan: 2 : jika gerakan bayi kuat
Penilaian APGAR Score :
Appearance atau warna kulit : Respiration atau pernafasan
0 : jika kulit bayi biru pucat atau sianosis 0 : jika tidak ada pernafasan
1 : jika tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerah merahan sedangkan 1 : jika pernafasan bayi lemah dan tidak teratur.
ekstremitas ( tangan dan kaki) berwarna biru pucat. 2 : jika pernafasan bayi baik dan teratur
2 : jika seluruh tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerahan.
Klasifikasi Penilaian Apgar Score :
Pulse atau denyut jantung 0 – 3 : Asfiksia berat = Pada kasus ini bayi memerlukan perawatan yang lebih
0 : jika bunyi denyut jantung tidak ada atau tidak terdengar intensif dan memerlukan alat bantu penafasan agar tidak terjadi gagal naafas
1 : jika bunyi denyut jantung lemah dan kurang dari 100 x/menit atau henti nafas.
2 : jika denyut jantung bayi kuat dan lebih dari 100 x/menit
4 – 6 : Asfiksia sedang = Pada kasus ini bayi hanya membutuhkan tidakan
Gremace atau kepekaan reflek bayi pertolongan ringan, seperti membersihkan lendir yang menutupi jalan
0 : jika bayi tidak berespon saat di beri stimulasi pernafasan bayi.
1 : jika bayi meringis, merintih atau menangis lemah saat di beri stimulasi
(respon lemah terhadap stimulasi). 7 – 10 : Normal/vigorous baby
2 : jika bayi menangis kuat/batuk/bersin saat bayi diberi stimulasi (respon kuat
terhadap stimulasi) Pada kasus didapatkan data :
- bayi meringis saat diberikan stimulasi (1)
Activity atau tonus otot - Tampak seluruh warna tubuh bayi pucat (0)

51
- Frekuensi jantung bayi 88x/menit (1)
- upaya bernapas bayi tampak lemah dan tidak teratur (1) Jawaban tepat: opsi A
- Gerakan bayi tidak ada (0)
Pembahasan:
TOTAL APGAR SCORE = 3 (Opsi D) Surveilans tracking adalah melakukan pemantauan bukan hanya untuk WNI
yang diobservasi tapi juga untuk kontak dengan orang terdekatnya dalam
Soal 30 keluarga. Kegiatan ini disebut juga sebagai surveilans aktif.

Akibat mewabahnya infeksi virus korona didunia membuat negara Indonesia


menetapkan masa observasi atau karantina bagi masyarakat yang dinyatakan
positif (Covid-19) selama 14 hari dan dilanjutkan surveilans tracking oleh Soal 36
Pemerintah Daerah pada 14 hari berikutnya.
Apakah yang dimaksud dengan Surveilans Tracking ? Seorang laki-laki ( 32 tahun) mengeluhkan 2 minggu terakhir jantung sering
a. melakukan pemantauan bukan hanya untuk WNI yang diobservasi tapi juga berdebar-debar, mengaku sulit tidur, pikiran tidak tenang dan khawatir
untuk kontak dengan orang terdekatnya dalam keluarga. Kegiatan ini disebut karena akan ujian proposal, klien mengatakan harus lebih giat belajar dan
juga sebagai surveilans aktif. harus bisa mengatur waktu antara bekerja dan belajar agar bisa melalui
b. melakukan pemantauan terhadap WNI yang balik dari luar negeri ujiannya dengan baik.
c. melakukan pemantauan terhadap WNI yang memiliki riwayat bepergian ke Apakah tingkat ansietas yang dialami pasien?
Wuhan selama 3 bulan terakhir a. Ansietas ringan
d. melakukan pemantauan terhadap WNI yang diindikasikan suspect terinfeksi b. Ansietas sedang
covid-19 c. Ansietas berat
e. melakukan pemantauan terhadap WNI yang memiliki riwayat bepergian ke d. Panik
Wuhan selama 1 bulan terakhir e. Depresi

52
menghasilkan perumbuhan dan kreativitas. Selama tahap ini individu
Jawaban yang tepat adalah: a. ansietas ringan menjadi waspada dan kesadaranya menjadi lebih ajam terhadap lingkungan.

Pembahasan: Tinjauan opsi lainnya:


Data fokus: - Opsi "ansietas sedang" (Tidak Tepat), karena berdasarkan kasus lapang
• pasien mengeluhkan 2 minggu terakhir jantung sering berdebar-debar, persepsi individu masih luas sehingga pasien masih termotivasi untuk
• mengaku sulit tidur, pikiran tidak tenang dan khawatir karena akan ujian belajar. Pada ansietas sedang individu biasanya berfokus pada hal-hal
proposal, penting, dan mengesampingkan yang lain.
• klien mengatakan harus lebih giat belajar dan harus bisa mengatur waktu - Opsi "ansietas berat " (Tidak Tepat), karena berdasarkan kasus lapang
antara bekerja dan belajar agar bisa melalui ujiannya dengan baik. persepsi individu masih luas, dan masih termotivasi untuk belajar. Pada
anisetas berat lapang persepsi individu biasanya sangat sempit, individu
Data-data diatas menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah keperawatan cvendrung fokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir
ansietas, dimana jika dilihat dari tanda dan gejalanya merupakan tingkat tentang hal lain.
<b>ansietas ringan.</b> Ansietas adalah kondisi emosi dan pengalaman - Opsi "panik" (Tidak Tepat), karena berdasarkan kasus lapang persepsi masih
subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat luas, sehingga masih termotivasi untuk belajar. Pada kasus pasien tidak
antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk kehilangan kendali ataupun tidak mampu melakukan sesuatu.
menghadapi ancaman. (SDKI, 2016). - Opsi "depresi" (tidak tepat), karena bukan merupakan tingkat ansietas
Sumber: Persatuan Perawat nasional Indonesia, 2016. Standar Diagnosis
Ansietas dibagi menjadi beberapa tingkat diantaranya yaitu ansietas ringan. Keperawatan Indonesia. Jakarta: Jagakarsa.
Ansietas ringan biasanya berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari yang menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan
lahan persepsinya. ansietas ringan dapat memotivasi belajar dan Soal 47

53
Seorang anak (6 tahun) dirawat dengan Demam Thypoid. Hasil pengkajian: Rumus dosis obat;
anak demam hilang timbul, anak merasa mual, badan lemah dan tidak mau
makan. Anak mendapatkan terapi ceftriaxone 500mg/12 jam dengan sediaan dosis order
obat ceftriaxone berisi 1 gram/vial yang diencerkan dengan aquades hingga ------------------- x jumlah sediaan
10 cc. Dosis sediaan
Berapakah dosis obat yang diinjeksikan pada anak ?
a. 0,05 cc 500 mg
b. 2,5 cc ------------- x 10 cc = 5 cc
c. 5 cc 1000 mg
d. 20 cc
e. 50 cc Jadi, obat yang diinjeksikan kepada anak adalah sebanyak 5 cc

Jawaban: c. 5 cc

Pembahasan:
Jawaban yang tepat: c. 5 cc

Data fokus:
- Anak mendapatkan terapi ceftriaxone 500 mg/12 jam, Soal 16
- sediaan obat ceftriaxone berisi 1 gram (1000 mg) dengan pelarut aquades 10
cc. Seorang laki-laki (38 tahun) mengalami cedera kepala berat. Hasil pemeriksaan
- jumlah sediaan = 10 cc perawat, frekuensi nadi 108x/menit, frekuensi napas 30x/menit, pasien

54
nampak bernapas pendek-pendek, napas cuping hidung dan tampak otot - Opsi “Bersihan jalan napas tidak efektif” : Tidak ada data yang
aksesorius kontraksi. menunjukkan adanya obstruksi jalan napas
Apakah masalah keperawatan yang tepat ? - Opsi “Resiko syok” : tidak terdapat faktor resiko diangkatnya diagnosa
a. Bersihan jalan napas tidak efektif tersebu
b. Pola napas tidak efektif - Opsi “Gangguan ventilasi spontan” : Tidak terdapat data analisa PCO2, PO2
c. Resiko syok dan SaO
d. Gangguan ventilasi spontan - Opsi “Gangguan sirkulasi spontan” : Tidak ada data yang menunjang untuk
e. Gangguan sirkulasi spontan diangkatnya diagnosa tersebut.
Sumber : SDKI, 2016
Jawban tepat: b. pola napas tidak efektif

DO : Soal 21
- frekuensi nadi: 108x/menit
- frekuensi napas: 30x/menit (Napas abnormal) Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk tgl 1 Juni 2019 sebanyak 100.000
- pasien nampak bernapas pendek-pendek (Napas abnormal) orang semua rentan terhadap penyakit Diare ditemukan laporan penderita
- napas cuping hidung baru sebagai berikut : bulan januari 50 orang, Februari 100 orang, Maret 150
- nampak otot aksesorius kontraksi (penggunaan otot bantu pernapasan) orang, April 10 orang dan Mei 90 orang.
Berapakah incidence rate pada kasus diatas?
Berdasarkan analisa kasus diatas, maka masalah keperawatan prioritas adalah a. 0,04%
“Pola napas tidak efektif” (B) definisi : Inspirasi atau ekspirasi yang tidak b. 0,4%
memberikan ventilasi adekuat. c. 0,1%
d. 0,01%
Tinjauan Opsi lain : e. 0,9%

55
Incidence Rate (IR) = (Jumlah kasus suatu penyakit pada periode waktu
Jawaban tepat: B. 0,4 % tertentu : Populasi yang menjadi resiko pada periode waktu yang sama) x
100%
Pembahasan:
Incidence Rate adalah jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk Pada kasus :
selama periode waktu tertentu. Incidence Rate adalah frekuensi timbulnya Jumlah kasus suatu penyakit pada periode waktu tertentu = 400 orang
kasus baru suatu penyakit yang terjadi pada sekelompok Populasi yang menjadi resiko pada periode waktu yang sama (1 Juni 2019) =
penduduk/masyarakat selama waktu tertentu. Incidence rate biasa 100.000 orang
dinyatakan dalam periode waktu tertentu seperti bulan, tahun, dan lain-lain.
Incidence rate biasanya digunakan untuk mengetahui etiologi. Maka :
Incidence rate
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus = 400
diketahui terlebih dahulu tentang : ----------- x 100%
a. Data tentang jumlah penderita baru. 100.000
b. Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru(Population at Risk). = 0,4 %

Manfaat Incidence Rate adalah :


a. Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi Soal 46
b. Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
c. Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas Seorang anak (5 tahun) dibawa dengan keluhan sesak nafas. Anak memiliki
pelayanan kesehatan riwayat asma sebelumnya. Saat pemeriksaan terdengar mengi. Anak
Rumus : mendapatkan terapi aminofilin 240 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc drip

56
selama 30 menit IV. Sediaan yang aminofilin yang disediakan farmasi ----- ------ X 1 mL
adalah 24 mg/mL. Berat badan anak 20 kg. 24 mg
Berapa mL aminofilin yang harus diberikan perawat kepada pasien?
a. 10 mL = 10 mL (Opsi A)
b. 20 mL
c. 100 mL
d. 200 mL Soal 57
e. 300 mL
Seorang laki-laki (22 tahun) dirawat di RSJ sejak 4 hari yang lalu dikarenakan
Jawaban: a. 10 ml marah-marah dan mengamuk dirumah. Hasil pengkajian : klien tampak
tremor, bicara cadel, tidak bisa tenang dan cemas dengan kondisinya, serta
Pembahasan: sedih terus-terusan. Hal ini terjadi setelah klien mengkonsumsi obat.
Diketahui : Berdasarkan kasus, efek samping dari obat apakah yang dirasakan oleh klien ?
- Order/dosis yang diinginkan : 240 mg a. Chlorpromazine
- Dosis sediaan : 24 mg/mL b. Trihexiphenidyl
c. Haloperidol
Penghitungan : d. Clozapine
Jumlah yang diberikan e. Risperidone
= dosis yang diinginkan
-------------------------- X sediaan Jawaban: c. HLP
dosis sediaan
Pembahasan:
= 240 mg

57
Data fokus pada kasus: klien trelihat tremor, bicara cadel, tidak bisa tenang, 7. Klien postpartum P2A0 berusia 26 tahun, post-partum hari ke-25 datang ke
cemas dengan kondisinya, serta sedih terus-terusan. RS bersama suami untuk konsultasi kontrasepsi. Klien menginginkan
kontrasepsi yang efektif dan efisien karena sering tidak disiplin. Klien juga
Dari pilihan jawaban : ingin tetap menyusui bayinya hingga usia 2 tahun. Klien berencana memiliki
Opsi (a) tidak tepat, tidak terdapat efek samping obat ini yang ditunjukkan oleh momongan setelah anak kedua berusia 3 tahun. Klien dengan riwayat
klien, perdarahan post-partum pada persalinan pertama.Apakah metode
kontrasepsi yang tepat untuk klien ?
Opsi (b) tidak tepat, tidak terdapat efek samping obat ini yang ditunjukkan oleh a. Pil KB
klien. b. AKDR (IUD)
c. Suntik 3 bulan
Opsi (c) Tepat, karena efek samping obat haloperidol adalah tremor, bicara d. Tubektomi
cadel, mengalami kecemasan, dan kesedihan. Hal ini sama dengan tanda dan e. Implant
gejala yang ditunjukkan oleh klien.
Jawabam benar E
Opsi (d) Tidak tepat, tidak terdapat efek samping obat ini yang ditunjukkan Pembahasan:
oleh klien, Jawaban yang tepat adalah Implant.
Keuntungan: Bisa dipakai selama 3 tahun, tidak mengganggu ASI, tidak
Opsi (e) Tidak tepat, tidak terdapat efek samping obat ini yang ditunjukkan mempengaruhi tekanan darah.
oleh klien. Efek Samping: Gangguan haid, perdarahan di luar haid, rasa pegal pada tempat
pemasangan.
Tidak disarankan bagi: Penderita DM, kelainan jantung, kelainan fungsi hati,
penderita hipertensi, menyusui kurang dari 6 minggu, ibu yang mengalami
perdarahan per vaginam yang tidak diketahui penyebabnya, ibu yang diduga

58
hamil, penderita tumor/keganasan. d. PT/ APTT
e. FT4

Tinjauan Opsi yang lain: Jawaban benar B

Pil KB dan Suntik KB tidak cocok karena menimbulkan efek samping, dan Data fokus :
tidak efektif apabila klien lupa meminum pil/melakukan suntik - Pasien seorang supir truk, menikah 2 tahun lalu
Sedangkan AKDR/IUD bersifat kontraindikasi pada klien dengan riwayat - Pasien dengan keluhan ; diare selama 1 bulan frekuensi 15 kali/hari,
perdarahan postpartum. konsistensi encer, BB turun 7 Kd dalam sebulan, sariawan tidak kunjung
Tubektomi tidak disarankan pada pasangan yang masih berencana untuk sembuh
memiliki momongan atau tidak memiliki indikasi tertentu yang
mengharuskan dilakukan tubektomi. Berdasarkan analisa kasus pada soal maka tampak adanya tanda gejala penyakit
HIV AIDS. Hal ini ditandai dengan adanya keluhan diare yang tidak
hentinya-hentinya, berat badan yang turun serta sariawan yang tak kunjung
64. Seorang laki-laki (28 tahun) dirawat di RS dengan keluhan diare selama sembuh. Secara teoritis HIV merupakan singkatan dari Human
sebulan yang tidak sembuh-sembuh. Pasien seorang supir truk dan baru Immunodeficiency Virus (HIV) dan merupakan penyakit retrovirus yang
menikah dua tahun lalu. Hasil pengkajian: pasien diare ±15x sehari dengan menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positif
konsistensi encer. Pasien mengatakan berat badannya turun sebanyak 7 kg T-sel dan makrofag–komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan
dalam satu bulan serta sariawan pada mulut yang tak kunjung sembuh. menghancurkan atau mengganggu fungsinya.
Apakah pemeriksaan laboratorium utama yang perlu dilakukan untuk
menegakkan diagnosis medis pada pada pasien tersebut? Menurut Depkes RI (2003), definisi HIV yaitu virus yang menyebabkan AIDS
a. Urinalisa lengkap dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga
b. Serologi Anti HIV dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Gejala-gejala timbul
c. SGOT/SGPT
59
tergantung dari infeksi oportunistik yang menyertainya. Infeksi oportunistik Opsi pemeriksaan SGOT/SGPT (tidak tepat), ini merupakan salah satu
terjadi oleh karena menurunnya daya tahan tubuh (kekebalan) yang pemeriksaan fungsi hati, mungkin saja dilakukan ini pada pasien, namun
disebabkan rusaknya sistem imun tubuh akibat infeksi HIV tersebut. bukan pemeriksaan labor utama untuk menegakkan diagnosis medis sesuai
Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) disebabkan oleh infeksi HIV gejala pasien.
dan ditandai dengan berbagai gejala klinik, termasuk immunodefisiensi berat
disertai infeksi oportunistik dan kegananasan, dan degenerasi susunan saraf Opsi analisa urin (tidak tepat). Karena ini merupakan pemeriksaan fungsi
pusat. ginjal, sehingga bukan sebagai pemeriksaan utama pada pasien saat ini.

Sindroma HIV akut adalah istilah untuk tahap awal infeksi HIV. Gejalanya Opsi Pemeriksaan PT, APTT serta FT4 tidak diperlukan pada pasien ini.
meliputi demam, lemas, nafsu makan turun, sakit tenggorokan (nyeri saat Pemeriksaan PT/APTT adalah pemeriksaan untuk menilai faktor koagulasi,
menelan), batuk, nyeri persendian, diare, pembengkakkan kelenjar getah sementara pemeriksaan FT4 adalah pemeriksaan untuk menilai fungsi tiroid.
bening, bercak kemerahan pada kulit (makula / ruam). Gejala mayor
penyakit ini adalah berat badan yang turun lebih dari 10% selama 1 bulan,
diare kronik lebih dari 1 bulan.
33. Apakah aturan baru yang menjabarkan tentang jabatan fungsional perawat
Pemeriksaan penunjang laboratorium yang utama untuk menegakkan diagnosis ahli pertama (Ners) sebagai IIIb ?
HIV AIDS adalah pemeriksaan tes antibodi terhadap HIV (serologi anti a. PERMENPAN NO. 25 TAHUN 2019
HIV), Viral load, CD4/CD8. Sesuai dengan tinjauan teoritis tersebut maka b. PERMENPAN NO. 45 TAHUN 2019
dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan laboratorium utama untuk c. PERMENPAN NO. 35 TAHUN 2019
menegakkan diagnosis pada pasien ini adalah Pemeriksaan serologi anti d. PERMENPAN NO. 25 TAHUN 2014
HIV. e. PERMENPAN NO. 35 TAHUN 2014

Tinjauan opsi lain: Jawaban benar C

60
kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan setelah keadaan gawat
daruratnya
9. Pada pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) jika terjadi kasus teratasi dan pasien dalam kondisi dapat dipindahkan
emergensi dengan diagnosis yang sesuai dengan kriteria gawat darurat maka d. Pengecekan validitas peserta maupun diagnosa penyakit yang termasuk
dapat dilayani dengan jaminan BPJS Kesehatan di : - dalam kriteria gawat darurat dilakukan oleh Fasilitas kesehatan
a. Rumah Sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan e. Fasilitas kesehatan tidak diperkenankan menarik biaya pelayanan kesehatan
b. Rumah Sakit yang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan kepada peserta
c. Fasilitas kesehatan yang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
d. Seluruh Rumah Sakit Swasta
e. Semua Benar
61. Seorang klien mengeluh penglihatannya semakin buram sejak 2 bulan
Jawaban yang tepat adalah E. Semua Benar yang lalu. Klien berencana untuk mengganti kaca mata dan memeriksakan
matanya di RS. Hasil pemeriksaan menunjukkan klien salah membaca lebih
dari setengah jumlah huruf pada baris yang menunjukkan angka 30.
Dalam keadaan gawat darurat, maka : Berapakah nilai visus pada klien tersebut ?
a. 6/30
a. Peserta JKN dapat dilayani di Faskes tingkat pertama maupun Faskes tingkat b. 6/40
lanjutan yang bekerjasama maupun yang tidak bekerjasama dengan BPJS c. 6/25
Kesehatan d. 6/50
b. Pelayanan harus segera diberikan tanpa diperlukan surat rujukan e. 6/70
c. Peserta yang mendapat pelayanan di Fasilitas kesehatan yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan harus segera dirujuk ke Fasilitas Jawaban benar b

61
Pembahasan
Data Focus: 51. Seorang anak laki-laki (9 tahun) dibawa ke puskesmas dengan keluhan
- klien mengeluh penglihatan buram sejak 2 bulan yang lalu nyeri ulu hati sejak 2 hari lalu. Ibu mengatakan anaknya demam tinggi sejak
- hasil pemeriksaan visus menunjukkan klien salah membaca lebih dari 3 hari lalu, gusi anak berdarah dan BAB tampak kehitaman. Hasil
setengah jumlah huruf pada baris yang menunjukkan angka 30. pengkajian: suhu 37,2 C, frekuensi nadi 118x/menit, frekuensi napas
28x/menit, tekanan darah 100/80 mmHg dan mukosa cenderung kering.
Interpretasi hasil pemeriksaan visus klien tersebut adalah 6/40. Karena bila Apakah interpretasi masalah yang tepat sesuai MTBS ?
klien tidak dapat membaca lebih dari setengah jumlah huruf yang ada, a. Penyakit berat dengan demam
berarti visusnya berada tepat di atas baris yang tidak dapat dibaca tersebut. b. Demam berdarah dengue
c. Campak
Tinjauan opsi lainnya : d. Malaria
- opsi A tidak tepat kerena klien salah membaca lebih dari setengah jumlah e. Mastoiditis
huruf pada baris yang menunjukkan angka 30.
- opsi C tida tepat karena hasil interpretasi visus klien berada tepat di atas baris Jawaban benar B
yang menunjukkan angka 30. sedangkan 6/25 berada di bawah baris yang
menunjukkan angka 30. DS :
- opsi D tidak tepat karena, hasil interpretasi visus klien berada tepat diatas - Ibu mengatakan anak demam 3 hari sebelumnya
baris yang menunjukkan angka 30, sedangkan baris 6/50 berada dua baris - Ibu mengatakan anak mengeluh nyeri di ulu hati
diatas baris yang menunjukkan angka 30. - Ibu mengatakan anak mengalami gusi berdarah dan BAB kehitaman
- opsi E tidak tepat, karena hasil interpretasi visus klien berada tepat di atas
baris yang menunjukkan angka 30, sedangkan baris 6/70 berada 3 baris DO :
diatas baris yang menunjukkan angka 30. - TD : 100/80 mmHg
- Nadi : 117 kali/menit

62
- Malaria, tidak tepat karena membutuhkan data resiko malaria dan riwayat
Menurut MTBS (2015) demam berdarah dengue ditandai dengan adanya salah bepergian ke daerah malaria. Selain itu dibutuhkan data mikroskopis RDT
satu/beberapa tanda : positif untuk menegakan diagnosis malaria.
• Ada tanda tanda syok atau gelisah
• Muntah bercampur darah/seperti kopi - Campak, tidak tepat, karena tanda-tanda CAMPAK saat ini: Ruam kemerahan
• Berak berwarna hitam dikulit yang menyeluruh DAN Terdapat salah satu tanda berikut: batuk,
• Perdarahan dari hidung atau gusi pilek, mata merah.
• Bintik-bintik perdarahan di kulit (petekie) dan uji torniket positif
• Sering muntah - Mastoiditis, tidak tepat karena mastoiditis merupakan pembengkakakn yang
nyeri di belakang telinga.

Tinjauan Opsi lain :


- Penyakit berat dengan demam, tidak tepat, karena pada penyakit berat dengan 63. Seorang laki-laki (26 tahun) dirawat di RS dengan stress ulcer. Hasil
demam ditandai dengan adanya kaku kuduk atau salah satu tanda bahaya pengkajian ; badan lemah letih, mual dan muntah bewarna hitam. Hasil
berupa : pemeriksaan laboratorium ; Hb 6,8 g/dl, Hematokrit 35 %, Leukosit
• Tidak bisa minum/menyusu 9000/mm3 dan Trombosit 50.000/mm3. Berdasarkan kasus diatas, apakah
• Letargis atau tidak sadar interpretasi hasil labor pasien tersebut ?
• Memuntahkan semuanya a. Anemia dengan trombositosis
• Ada stridor b. Trombositopenia dengan leukositopenia
• Kejang c. Anemia dengan trombositopenia
• Biru ( cyanosis ) d. Trombositosis dengan leukositosis
• Ujung tangan dan kaki pucat dan dingin e. Anemia dengan leukositopenia

63
Jawaban benar C
Sehingga interprtasi nilai labor pada data kasus adalah Anemia dengan
Pembahasan; Trombositopenia.

Data fokus; Tinjauan opsi lain;

• Pasien dirawat dengan stress ulcer; badan lemah letih, mual dan muntah Opsi Anemia dengan trombositosis (tidak tepat), karena trombositosis adalah
bewarna hitam. nilai trombosit di atas normal.
• Hasil pemeriksaan laboratorium; Hb 6,8 gr/dl, Hematokrit 35 %, Leukosit
9000/mm3, Trombosit 50.000/mm3. Opsi Trombositopenia dengan leukositopenia (tidak tepat), karena
leukositopenia merupakan nilai leukosit berada di atas nilai normal.
Berdasarkan kasus di atas, masalah keperawatan yang tepat adalah risiko
perdarahan dengan factor resiko; gangguan gastrointestinal (stress ulcer), Ops Trombositosis dengan leukositosis (tidak tepat), karena trombositosis dan
penurunan trombosit. leukositosis merupakan nilai trombosist dan leukosit di atas normal.

Berdasarkan hasil data laboratorium; Opsi Anemia dengan leukositopenia (tidak tepat), karena leukositopenia
merupakan nilai leukosit berada di atas nilai normal.
• Hb 6,8 g/dl >> Anemia (Nilai normal Pria : 13 - 18 g/dL)
• Hematokrit 35 % >> Menurun (Nilai normal pria 40% - 50 %) 29. Seorang anak kelas 3 SD, ketika di sekolah ada pemberian imunisasi bulan
• Leukosit 9000/mm3 >> Normal (Nilai normal Dewasa : 4500 – 10.000/mm3) November. Anak tersebut kemungkinan mendapat imunisasi ....
• Trombosit 50.000/mm3 >> Menurun/Trombositopenia (Nilai normal; 150.000 a. Td
-400.000/mm3) b. TT
c. Campak

64
d. Hepatitis A e. Pemeriksaan CKMB
e. BCG
Jawaban benar d
Jawabam benar A
DATA FOKUS
Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu mengandung toksoid tetanus - Pasien dengan keluhan nyeri dada, skala 8
dan toksoid difteri murni yang terabsorpsi ke dalam alumunium fosfat. - Hasil pengkajian: GCS E4V5M6, wajah pucat, lelah, skala nyeri 8, mual-
Indikasi: Imunisasi ulangan terhadap tetanus dan difteri pada individu mulai muntah, konjungtiva anemis, sclera ikterik, anoreksia, edema anasarka, CVP
usia 7 tahun. meningkat, auskultasi S3 gallop, oliguria, CTR 60%. Tekanan darah 180/100
mmHg, frekuensi nadi 140x/menit, frekuensi nafas 28x/menit. Hasil EKG:
sinus takikardi. Hasil Rontgen: hepatomegaly.
Pada kasus jika diidentifikasi tanda gejala yang muncul pada kasus
65. Seorang laki-laki (48 tahun) dirawat dengan keluhan nyeri dada. Hasil menunjukkan bahwa adanya masalah pada kardiovaskuler (jantung), system
pengkajian: GCS E4V5M6, wajah pucat, lelah, skala nyeri 8, mual-muntah, metabolisme tubuh (gangguan pada hepar), dan system perkemihan (ginjal).
konjungtiva anemis, sclera ikterik, anoreksia, edema anasarka, CVP Pada kasus muncul tanda-tanda adanya perubahan preload maupun afterload
meningkat, auskultasi S3 gallop, oliguria, CTR 60%. Tekanan darah 180/100 pada jantung yang mengakibatkan komplikasi pada system organ yang lain.
mmHg, frekuensi nadi 140x/menit, frekuensi nafas 28x/menit. Hasil EKG: Oleh karena itu, untuk membantu menegakkan diagnosa dan melakukan
sinus takikardi. Hasil Rontgen: hepatomegaly. Apakah diagnostik yang tepat intervensi yang tepat dibutuhkan pemeriksaan laboratorium yang sesuai
dilakukan pada kasus, kecuali ? dengan tanda gejala yang ada.
a. Pemeriksaan troponin Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada kasus, kecuali rumple
b. Pemeriksaan Faal Hati leed
c. Pemeriksaan Faal Ginjal
d. Pemeriksaan rumple leed

65
Pemeriksaan pemeriksaanrumple leed adalah pemeriksaan dengan
menggunakan tourniquet pada pasien dengan <b>suspect demam 39. Ibu hamil (26 tahun) datang ke puskesmas untuk memeriksakan
dengue.</b> kesehatannya. Hasil pengkajian status obstetri G2P1A0, usia kehamilan 27 –
28 minggu, tanda vital dalam batas normal. Perawat melakukan pemeriksaan
Tinjauan opsi lainnya : palpasi abdomen, menemukan bagian bulat melenting dan keras di bagian
Opsi pemeriksaan troponin dan opsi pemeriksaan CKMB (tidak tepat) karena fundus uteri. Apakah tindakan yang dilakukan oleh perawat?
pemeriksaan ini merupakan indikator pemeriksaan laboratorium yang tepat a. Leopold I
dilakukan pada kasus, untuk mengetahui adanya ketidaknormalan pada b. Leopold II
enzim jantung pada pasien yang mengalami serangan jantung, suspend c. Leopold III
syndrome coroner akut, maupun AMI. Peningkatan kadar enzim jantung d. Leopold IV
menunjukkan bahwa adanya pertanda kerusakan pada otot jantung. e. Leopold V
Opsi pemeriksaan Faal Hati (tidak tepat) karena pemeriksaan ini merupakan
pemeriksaan yang tepat dilakukan pada kasus, karena pemeriksaan ini Jawaban benar A
bertujuan untuk membantu mengetahui fungsional hati dengan mengukur Data fokus : status obstetri G2P1A0, usia kehamilan 27 – 28 minggu, tanda
kadar protein, enzim pada hati dalam darah. Dengan mengetahui nilai vital dalam batas normal. Perawat melakukan pemeriksaan palpasi abdomen,
keabnormalan tersebut dapat membantu mendiagnosis bahwa adanya infeksi menemukan bagian bulat melenting dan keras di bagian fundus uteri.
pada hati maupun penyakit hepar lainnya dan dapat memantau efek samping Dari hasil pemeriksaan perawat telah melakukan pemeriksaan LEOPOLD I.
obat tertentu. Leopold I bertujuan untuk menentukan bagian yang terdapat di fundus uteri
Opsi pemeriksaan Faal Ginjal (tidak tepat) karena pemeriksaan ini merupakan dan tinggi fundus uteri.
pemeriksaan yang tepat dilakukan pada kasus, karena pemeriksaan ini
bertujuan untuk mengetahui apakah adanya kerusakan pada fungsi ginjal Tinjauan opsi lain:
dengan cara mengukur nilai kreatin maupun ureum dalam darah. Opsi jawaban “leopold II” tidak tepat. Tindakan ini betujuan untuk menentukan
bagian yang terdapad dikedua sisi abdomen

66
4. Undang-Undang no. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Opsi jawaban “ leopold III” tidak tepat. Tindakan ini bertujuan untuk Sosial (BPJS) serta menunjuk PT Askes (Persero) sebagai penyelenggara
menentukan apakah presentase janin sudah masuk PAP atau belum program jaminan sosial di bidang kesehatan. Sehingga PT Askes (Persero)
berubah menjadi BPJS Kesehatan.
Opsi jawaban “ Leopold IV” tidak tepat. Tindakan ini bertujuan untuk 5. PMK No. 56 tahun 2016 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit
menentukan sejauh mana presentase janin masuk PAP.

Opsi jawaban “leopold V” tidak tepat. Tidak ada pemeriksaan leopold V.


43. Saat melakukan pemeriksaan tingkat kesadaran pasien, perawat
memberikan stimulus nyeri pada bagian kuku jari tangan untuk mengkaji
respon motorik pasien. Pasien memberikan respon berupa rotasi internal,
11. Apakah aturan utama diselenggarakannya program BPJS Kesehatan ?a. adduksi dan fleksi pada lengan. Apakah respon motorik pasien tersebut ?
Undang-Undang no. 8 tahun 1999 a. dekortikasi
b. Undang-Undang no. 29 tahun 2004 b. deserebrasi
c. Undang-Undang no. 44 tahun 2009 c. melokalisasi nyeri
d. Undang-Undang no. 24 tahun 2011 d. menghindari stimulus nyeri
e. PMK no. 56 tahun 2016 e. tidak ada respon

Jawaban benar D Jawaban benar a

1. Undang-Undang no. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Data focus:


2. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran - Perawat memberi stimulus nyeri untuk mengkajia tingkat kesadaran pasien
3. Undang-Undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit - Respon pasien berupa rotasi internal, adduksi dan fleksi lengan

67
Respon motorik pasien tersebut adalah dekortikasi. Dekortikasi adalah respon memasang semua lead ektermitas dan akan memasang lead precordial pada
motorik yang muncul pada pasien dengan penurunan kesadaran berupa rotasi pasien. Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat
internal, adduksi dan fleksi lengan pada saat diberikan rangsangan nyeri. selanjutnya ?
a. Memasang elektroda V1 di RIC 5 mid sternal kanan
Tinjauan opsi lain: b. Memasang elektroda V1 di RIC 5 mid sternal kiri
- Opsi deserebrasi kurang tepat, karena desebrasi adalah respon motorik yang c. Memasang elektroda V1 di RIC 4 mid sternal kanan
muncul pada pasien dengan penurunan kesadaran berupa ekstensi lengan dan d. Memasang elektroda V1 di RIC 4 mid sternal kiri
kaki saat diberikan rangsangan nyeri. e. elektroda V2 di RIC 4mid sternal kiri
- Opsi melokalisasi nyeri tidak tepat, karena respon melokalisasi nyeri adalah
ketika pasien mengetahui letak rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, Jawaban yang benar adalah : c. Memasang elektroda V1 di RIC 4 mid sternal
bila oleh rasa nyeri pasien mengangkat tangannya sampai melewati dagu kanan
untuk maksud menapis rangsangan tersebut berati ia dapat mengetahui
lokasi nyeri) Lead ektermitas adalah lead yang dipasang di ke empat ektermitas atas dan
- Opsi menghindari stimulus nyeri tidak tepat, karena respon menghindari bawah, sedangkan lead precordial adalah lead yang dipasang di dada pasien.
stimulus nyeri adalah Reaksi menghindar terhadap nyeri (bergerak tanpa Berdasarkan kasus, setelah lead ektermitas dipasang, maka lead precordial
arah tidak tahu lokasi nyeri) yang dipasang pertama adalah lead V1 di RIC 4 mid sternal kanan.
- Opsi tidak ada respon tidak tepat, karena pada kasus di jelaskan pasien
memberikan respon. Pemasangan ini dilakukan secara berurutan sesuai posisi masing-masing sampai
V6 sebagai berikut:
Lead Pericordial (di dada)
VI : sela iga ke 4 garis sternal kanan
81 Seorang laki laki (55 tahun) sedang dilakukan EKG serial karena mengalami V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri
nyeri dada sejak 1 jam yang lalu. Perawat yang merekam EKG telah V3 : terletak diantara V2 dan V4

68
V4 : ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri b. Pertusis
V5 : garis aksilla depan sejajar dengan V4 c.Tuberkulosis Paru
V6 : garis aksila tengah sejajar dengan V4. d. Hepatitis
e. Demam Tifoid
Tinjauan Opsi lain :
Jawaban benarC
Opsi “Memasang elektroda V1 di RIC 5 mid sternal kanan”(tidak tepat). Tidak
ada pemasangan elektoda V1 di RIC 5 mid sternal kanan. Tujuan Pemberian Imunisasi :
1. Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi untuk mencegah virus Hepatitis B
Opsi “Memasang elektroda V1 di RIC 5 mid sternal kiri”(tidak tepat). Tidak yang dapat menyerang dan merusak hati. Bila virus ini menjangkit sampai
ada pemasangan elektoda V1 di RIC 5 mid sternal kiri dewasa dapat menjadi kanker hati.
2. Imunisasi Polio adalah imunisasi anak untuk mencegah serangan virus polio
Opsi “Memasang elektroda V1 di RIC 4 mid sternal kiri”(tidak tepat). Karena yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
ini adalah posis pemasangan elektroda V2. 3. Imunisasi BCG adalah imunisasi anak untuk mencegah tuberkulosis paru,
kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa menimbulkan kematian atau
Opsi “Memasang elektroda V2 di RIC 4 mid sternal kiri”(tidak tepat). Karena kecacatan.
V2 dipasang setelah V1 • Imunisasi DPT adalah imunisasi anak untuk mencegah 3 penyakit: Difteri,
Pertusis dan Tetanus. Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan
dan sumbatan jalan nafas, serta mengeluarkan racun yang dapat
melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis berat dapat menyebabkan
25. Imunisasi BCG yang diberikan kepada bayi usia 1 bulan bertujuan infeksi saluran nafas berat (pneumonia). Sedangkan Tetanus mengeluarkan
untuk mencegah agar anak tidak mengalami … racun yang menyerang syaraf otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit
a. Difteri bergerak dan bernafas.

69
• Imunisasi Hib dan Pneumokokus dapat mencegah infeksi saluran nafas berat d. Berikan makan sedikit tapi sering
(pneumonia) dan radang otak (meningitis). e. Bantu pasien untuk melakukan kebutuhan dasar
• Imunisasi influenza adalah imunisasi anak yang dapat mencegah influenza
berat. Jawaban benar B
• Vaksin demam tifoid adalah imunisasi yang mencegah penyakit demam tifoid
berat. Data focus; pasien dengan sirosis hepar dekompensasi, edema, asites, pasien
• Imunisasi MMR. Vaksin ini mencegah penyakit: Mumps (gondongan, radang tidak nyaman saat berbaring dan sesak napas dengan frekuensi 30x/menit.
buah zakar), Morbili (campak) dan Rubela (campak Jerman).
• Imunisasi cacar air (varisela) untuk mencegah penyakit cacar air. Menurut Nurdjanah (2009), Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang
• Imunisasi Hepatitis A adalah untuk mencegah radang hati karena virus menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif
hepatitis A. yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus
• Imunisasi HPV adalah imunisasi mencegah kanker leher rahim. regeneratif.

Sirosis dekompensasi ditandai dengan edema perifer dan asites akibat


98. Seorang laki-laki (40 tahun) dirawat di bangsal penyakit dalam dengan penurunan fungsi hati. Tanda penting lain yaitu: adanya ensefalopati
sirosis hepar dekompensasi hari ke 5. Hasil pengkajian; ikterik pada kulit hepatic dan fetor hepatic.
dan sklera, ascites (+), pasien tampak lemah dan kurus, edema perifer (+).
Pasien tampak sesak dengan frekuensi 30x/menit dan tidak nyaman saat Berdasarkan kasus di atas, masalah keperawatan utama adalah pola napas tidak
berbaring, penggunaan otot bantu napas (+). Apakah tindakan efektif akibat adanya penumpukan cairan pada rongga abdomen yang
keperawatan mandiri yang tepat dilakukan sesuai kasus pasien ? merupkan bagian dari proses penyakit. Kondisi ini membuat pasien kesulitan
a. Berikan terapi O2 NRM 10 lpm bernapas, ekspansi dada akan terganggua karena abdomen yang membesar,
b. Bantu pasien pada posisi semifowler selain itu paru akan terdesak akibat tekanan rongga abdomen yang
c. Berikan terapi diuretic untuk mengurangi edema meningkat, terutama saat posisi berbaring.

70
Opsi Bantu pasien untuk melakukan kebutuhan dasar (tidak tepat), karena
<b>Tindakan keperawatn mandiri yang tepat dilakukan perawat sesuai kondisi tindakan ini tidak relevan dengan masalah utama yang dilamai pasien.
klinis pasien di atas adalah memposisikan pasien pada posisi
semifowler.</b> Tujuannya adalah untuk mengurangi tekanan abdomen ke 85. UU Nomor 36 tahun 2016 tentang Tenaga Kesehatan mengatur bahwa
arah toraks, dan meningkatkan ekspansi paru. Selain itu posisi ini juga setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan
memberikan rasa nyaman untuk pasien. kesehatan wajib memiliki izin berupa Surat Izin Praktik (SIP). SIP
dikeluarkan oleh :
Tinjauan opsi lain; a. Pemda tingkat Kabupaten/Kota
b.Pemda tingkat Provinsi
Opsi Berikan terapi O2 NRM 10 lpm (kurang tepat), karena pemberian terapi c. Kementerian Kesehatan
O2 NRM itu dengan indikasi saturasi oksigen pasien dibawah 90 %. d. Kolegium Tenaga Kesehatan
Sedangkan data pada kasus tidak dijelaskan kondisi sesak dan saturasi e. Kementerian Tenaga Kerja
oksigen pasien dengan jelas.
Jawaban yang tepat adalah A. Pemda tingkat Kabupaten/Kota
Opsi Berikan terapi diuretic untuk mengurangi edema (tidak tepat), karena
tindakan pemberian terapi diuretic merupakan kolaborasi perawat dengan
medis dan farmakologis. Terapi ini bisa saja diberikan mengingat pasien Berdasarkan pasal 46 ayat (3) UU No. 36 tahun 2014 Tenaga Kesehatan
mengalami penumpukan cairan. tentang Perizinan menyatakan bahwa :

Opsi Berikan makan sedikit tapi sering (tidak tepat), ini bisa saja dilakukan <b>SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh pemerintah daerah
untuk meningkatkan asupan nutrisi pasien, namun bukan tindakan yang kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di
utama dilakukan jika dilihat sesuai dengan masalah priorittas pasien saat ini. kabupaten/kota tempat Tenaga Kesehatan menjalankan praktiknya.</b>

71
56. Seorang laki-laki (24 tahun) dirawat dengan Luka Bakar pada kedua kurang lebih 10-14 hari dan setelah sembuh, bekas luka bakar akan tampak
ekstremitas atas 18%. Pasien tampak meringis kesakitan, skala nyeri 9, luka seperti kulit normal kembali atau pucat tanpa cicatrik.
bakar mengenai sebagian dermis, folikel rambut dan kelenjar sebasea masih
utuh, kulit tampak merah, lecet, melepuh, dan bengkak. Berapakah derajat Tinjauan opsi lainnya :
luka bakar yang dialami pasien? Opsi Derajat I (tidak tepat) karena merupakan derajat luka bakar dengan
a. Derajat I kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superfisial).
b. Derajat IIA Opsi Derajat IIB (tidak tepat) karena merupakan derajat luka bakar dengan
c. Derajat IIB kerusakan mengenai hampir seluruh dermis dan sisa jaringan epitel
d. Derajat IIC Opsi Derajat IIC (tidak tepat) karena bukan merupakan klasifikasi pembagian
e. Derajat III b derajat luka bakar.
Opsi Derajat III (tidak tepat) karena merupakan derajat luka bakar dengan
DATA FOKUS kerusakan mencapai jaringan subkutan, otot, dan tulang.
- Pasien mengalami luka bakar.
- Pasien tampak meringis kesakitan, skala nyeri 9. 82 Seorang laki-laki (56 tahun) dengan Post TURP dirawat di bangsal bedah
- Hasil pengkajian: skala nyeri 9, luka bakar mengenai sebagian dermis, folikel hari ke-1. Dokter menginstruksikan untuk dilakukan irigasi kandung kemih
rambut dan kelenjar sebasea masih utuh, kulit tampak merah, lecet, melepuh, continue karena didapatkan urin masih berwarna merah dan terdapat bekuan
dan bengkak. darah. Saat ini perawat mengatur klem selang irigasi dengan kecepatan 60
Sehingga pada kasus termasuk dalam luka bakar derajat IIA tpm.Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan oleh perawat ?
a. Mengklem selang irigasi
Luka bakar derajat II A (Partial Thickness) merupakan salah satu klasifikasi b. Menghubungkan selang infus irigasi ke NaCl 0,9%
luka bakar dengan kerusakan mengenai epidermis dan dermis dengan c. Memonitor urin dalam kantung drainase
karakter folikel rambut dan kelenjar keringat utuh, terasa nyeri, basah, d. Mencuci tangan
berwarna merah/kuning, dan melepuh (bulla). Lama penyembuhannya e. Menghubungkan selang irigasi ke port kateter 3 way

72
Jawaban benar C 5. Rekatkan kateter pada paha dengan plester.
6. Periksa kondisi pasien serta toleransinya terhadap prosedur.
Prosedur Irigasi kandung kemih 7. Bungkus dan buang semua alat sekali pakai yang sudah digunakan, bersihkan
1. Periksa instruksi dokter dan rencana asuhan keperawatan terkait jenis, dan simpan kembali alat yang dapat digunakan kembali.
jumlah, dan kekuatan cairan irigasi serta alasan irigasi. 8. Cuci tangan.
2. Persiapkan pasien 9. Catat prosedur dalam catatan perawat.
a. Jelaskan prosedur dan tujuan kepada pasien.
b. Berikan privasi dan tutupi pasien. Pada kasus perawat mengatur klem selang irigasi dengan kecepatan 60 tpm
c. Kosongkan, ukur, dan catat jumlah serta penampilan urin dalam kantong sehingga tindakan selanjutnya yaitu memantau urin dalam kantung drainase.
urin.
3. Siapkan peralatan Tinjauan opsi lainnya:
a. Cuci tangan. Opsi mengklem selang irigasi (tidak tepat) karena tindakan ini dilakukan untuk
b. Hubungkan selang infus irigasi ke larutan irigasi dan bilas selang dengan irigasi kateter intermitten setelah memasukkan cairan irigasi sesuai jumlah
larutan tersebut. yang diinstruksikan.
c. Hubungkan selang irigasi ke pintu saluran masuk kateter 3 jalur. Hubungkan Opsi menghubungkan selang infus irigasi ke NaCl 0,9% (tidak tepat) karena
kantong drainase dan selang ke pintu saluran drainase urin jika sebelumnya tindakan ini dilakukan dalam tahap persiapan alat setelah cuci tangan.
tidak terpasang. Opsi mencuci tangan (tidak tepat) karena tindakan ini dilakukan saat persiapan
alat dan tahap terminasi
4. Irigasi kandung kemih kontinu Opsi menghubungkan selang irigasi ke port kateter 3 way (tidak tepat) karena
a. Atur klem pada selang irigasi untuk mengatur kecepatan aliran cairan irigasi tindakan ini dilakukan setelah selang infus irigasi dihubungkan ke larutan
mengalir ke dalam kateter dan kandung kemih. irigasi.
b. Pantau warna, kejernihan, sedimen, dan volume urin saat mengalir ke dalam
kantung drainase.
73
Jacob, A. et al. 2014. Buku ajar : clinical nursing procedures. Edisi II. Nervus III, Okulomotorikus adalah nervus motorik yang berfungsi mengatur
Diterjemahkan oleh : Estrada, R. Tangerang : Binarupa Aksara. pergerakan mata ekstraokular, elevasi kelompak mata, konstriksi pupil,
bentuk lensa.
45. Seorang anak (10 tahun) dibawa ke IGD setelah terjatuh saat bermain di
tangga lalu muntah dan sakit kepala. Saat pemeriksaan, perawat Tinjauan Opsi lain :
menggunakan penlight dan menggerakannya dari arah samping ke arah pupil - Opsi Nervus Optik (NII) : Berikan pencahayaan yang memadai dan minta
lalu memperhatikan respon dari pupil ketika disorot cahaya dan respon pupil klien membaca dari bahan bacaan yang disediakan pada jarak 36 cm.
ketika tidak disorot cahaya. Apakah fungsi saraf kranial yang sedang - Opsi Nervus Vagus (NX) : Minta pasien menelan dan berbicara (perhatikan
diperiksa oleh perawat? a. Optik adanya suara serak)
b. Okulomotor - Opsi Nervus Trochlear (NIV) : Pegang senter 1 kaki di depan mata klien.
c. Vagus Minta klien untuk mengikuti gerakan senter hanya dengan mata. Pindahkan
d. Trochlear senter ke atas, ke bawah, ke samping dan diagonal.
e. Olfaktori - Opsi Nervus Olfaktori (NI) : Minta klien untuk mencium dan
mengidentifikasi berbagai aroma bau-bauan dengan masing-masing lubang
Jawaban benar b hidung secara terpisah dan dengan mata tertutup

perawat menggunakan cahaya dari penlight dan menggerakannya dari arah 86. Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) difokuskan
samping ke arah pupil lalu memperhatikan respon dari pupil yang diterangi kepada upaya kesehatan …
dan respon pupil yang tidak diterangi = pemeriksaan saraf kranial III, a. Promotif Kesehatan
okulomotor (opsi B) b. Preventif Kesehatan
c. Program Prioritas
d. promotif, preventif dan program prioritas
e. promotif, preventif, rehabilitatif dan program prioritas

74
1. luka bakar derajat 1;
jawaban benar d 2. 2) luka bakar derajat II (terdiri dari IIA dan IIB);
Akreditasi puskesmas difokuskan kepada upaya promotif, preventif dan 3. 3) derajat III.
program prioritas. Harapannya dengan berfokus kepada upaya promotif-
preventif dapat lebih efisien dalam pembiayaan kesehatan dan mempercepat Berdasarkan kasus di atas, derajat luka bakar pada pasien tersebut adalah B
capaian target pembangunan kesehatan. (derajat IIA). Data klinis yang mendukung adalah luka tampak memerah,
ada bulla2, dan lepuhan serta tidak ada tanda-tanda infeksi berat.

49. Seorang anak (8 bulan) dirawat di ICU post operasi jantung hari ke-2 Tinjauan opsi lain :
dengan hemodinamik stabil. Saat perawat memandikan pasien pagi ini, - Opsi A (derajat I) tidak tepat, karena kriteria luka bakar derajat I adalah kulit
ditemukan luka bakar di bokong pasien yang memerah dan ber-bulae, ada tampak memerah seperti erytema, sembuh tanpa ada perawatan khusus.
lepuhan namun tidak ada tanda-tanda infeksi berat, leukosit 13.000/mm3. - Opsi C (derajat IIB) tidak tepat, karena luka bakar derajat IIB ditandai dengan
Pasien dicurigai mengalami luka bakar akibat thermal blanket saat pasien di kulit yang tampak lebih pucat dan ada lepuhan.
ruang operasi. Berapakah derajat luka bakar pada pasien? - Opsi D (derajat III) tidak tepat, karena kriteria luka bakar derakat III demgan
a. Derajat I luka bakar mencapai otot dan tulang, luka tampak mengering dan hitam.
b. Derajat II A - Opsi E (derajat IV) tidak tepat, karena tidak ada luka bakar derajat IV.
c. Derajat II B
d. Derajat III
e. Derajat IV
97. Seorang laki-laki (35 tahun) dirawat di RS dengan Multipel Myeloma. Hasil
Jawaban benar b pengkajian : pasien mengeluh nyeri pada sternum dan tulang belakang,
sering merasa haus, mual, dan kelelahan, serta kadar kalsium serum 11
Klasifikasi derajat luka bakar terdiri dari :

75
mg/dL dan output urin 300 cc/24 jam. Manakah tindakan keperawatan Intervensi prioritas yaitu meningkatkan asupan cairan dengan jumlah yang
prioritas pada pasien ? adekuat untuk mempertahankan output urin. Asupan cairan tidak hanya
a. Mengkaji tanda gangguan fungsi ginjal dibutuhkan untuk mengencerkan kelebihan kalsium, tetapi juga mencegah
b. Memberikan obat pereda nyeri kehilangan protein dari tubulus renalis.
c. Meningkatkan asupan cairan
d. Melakukan pemeriksaan hitung sel darah
e. Memberikan terapi diuretik

Jawaban benar c 84. Penetapan kelas rumah sakit merupakan salah satu bagian dari
klasifikasi dan penilaian dalam proses ijin mendirikan dan operasional
Data fokus masalah : pasien dengan Multipel Myeloma, mengeluh nyeri pada rumah sakit yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 44
sternum dan tulang belakang, sering merasa haus, mual, dan kelelahan, serta Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan diterjemahkan dalam Peraturan
hiperkalsemia dan oliguria. Menteri Kesehatan Nomor 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit
Multipel Myeloma adalah jenis kanker yang menyerang sel plasma pada dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi
sumsum tulang penderita, yaitu kondisi pertumbuhan jumlah sel myeloma dan Perizinan Rumah Sakit.
lebih banyak dari jumlah sel daeah sehat. Sel kanker ini memproduksi Pemberian izin operasional RS Tipe B dikeluarkan oleh :
protein abnormal yang merugikan bukannya protein penghasil antibodi a. Dinkes Kabupaten tempat RS tsb didirikan
pencegah infeksi penyakit. Hiperkalsemia adalah kondisi dimana tingkat b. Dinkes Kota tempat RS tsb didirikan
kalsium di dalam darah berada di atas normal (8,1 – 10,4 mg/dL). c. Dinkes Provinsi tempat RS tsb didirikan
Penyebab hiperkalsemia pada kasus yaitu akibat kerusakan tulang. Penyebab d. Kemenkes RI
lainnya yaitu dehidrasi, saat cairan dalam darah berkurang, maka konsentrasi e. Presiden RI
kalsium akan meningkat.
Jawaban benar C

76
Izin* Mendirikan dan Izin Operasional Rumah Sakit :: Jawaban benar C

Dibedakan berdasarkan tipe RS : Prosedur Tindakan Suction


1. Cuci tangan
1. Tipe A : Izin mendirikan dan Operasional Rumah Sakit dari Pusat 2. Menggunakan handscoon
2. Tipe B : Izin mendirikan dan Operasional Rumah Sakit dari Provinsi 3. Mengatur posisi pasien
3. Tipe C dan Tipe D : Izin mendirikan dan Operasional Rumah Sakit dari 4. Memasang handuk pada bantal atau dibawah dagu pasien
Kab/Kota 5. Pilih tekanan dan tipe unit vacum yang tepat
6. Menuangkan normal salin/air ssteril dalam wadah steril
7. Sambungkan kateter penghisap dengan regulator vacum
79 Seorang perempuan (48 tahun) dirawat di HCU Interne dengan stroke 8. Basahi ujung kateter dengan normal salin
hemmoragic. Hasil pengkajian; tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi 9. Lakukan penghisapan, masukan kateter suction secara lembut sampai ujung
napas 28x/menit, GCS E2M4V2, suara napas gurgling, dan tampak slem kateter menyentuh karina yang ditandai dengan respon batuk. Dahulukan
pada mulut. Perawat akan melakukan tindakan suction, saat ini perawat telah penghisapan di ETT untuk pasien yang menggunakan ETT/Ventilasi
memasukan kateter suction kedalam mulut pasien. Apakah tindakan mekanik kemudian diteruskan penghisapan disekitar rongga mulut.
yang tepat dilakukan perawat selanjutnya ? 10. Sumbat “port” penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter
a. Membasahi ujung kateter dengan cairan normal salin saat menariknya, tidak boleh lebih dari 15 detik
b. Menyambungkan kateter suction dengan regulator vacum c. 11. Bilas kateter dengan larutan steril. Bila klien tidak mengalami distress
Melakukan penghisapan di sekitar rongga mulut pernapasan, istirahat 20-30 detik, sebelum memasukkan ulang kateter.
d. Menyumbat port suction dengan ibu jari dan melakukan penghisapan 20 - 25 12. Bila diperlukan penghisapan ulang, ulangi langkah 8-9
detik 13. Bila klien mampu minta untuk nafas dalam dan batuk efektif diantara
e. menghidupkan regulator vacum penghisapan

77
14. Hisap sekret pada mulut atau dibawah lidah setelah peghisapan orofaringeal 79 Seorang perempuan (48 tahun) dirawat di HCU Interne dengan stroke
15. Buang kateter penghisap bersamaan dengan pelepasan handscoon hemmoragic. Hasil pengkajian; tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi
16. Cuci tangan napas 28x/menit, GCS E2M4V2, suara napas gurgling, dan tampak slem
pada mulut. Perawat akan melakukan tindakan suction, saat ini perawat telah
memasukan kateter suction kedalam mulut pasien. Apakah tindakan
23. Apakah vaksin utama yang diberikan pada kegiatan Pekan Imunisasi yang tepat dilakukan perawat selanjutnya ?
Nasional ? - a. Membasahi ujung kateter dengan cairan normal salin
a. HB0 b. Menyambungkan kateter suction dengan regulator vacum c.
b. DPT Melakukan penghisapan di sekitar rongga mulut
c. DPT-HB-Hib 1 d. Menyumbat port suction dengan ibu jari dan melakukan penghisapan 20 - 25
d. Polio detik
e. DPT-HB-Hib 2 e. menghidupkan regulator vacum

Jawaban benar d Jawaban benar C

Pekan Imunisasi Nasional (PIN) adalah Pekan dimana setiap balita termasuk Prosedur Tindakan Suction
bayi baru lahir yang bertempat tinggal di Indonesia diimunisasi dengan 1. Cuci tangan
vaksin polio, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. 2. Menggunakan handscoon
Pemberian imunisasi dilakukan 2 kali masing-masing 2 tetes dengan selang 3. Mengatur posisi pasien
waktu satu bulan. Pemberian imunisasi polio secara serentak terhadap semua 4. Memasang handuk pada bantal atau dibawah dagu pasien
sasaran akan mempercepat pemutusan siklus kehidupan virus polio liar. 5. Pilih tekanan dan tipe unit vacum yang tepat
6. Menuangkan normal salin/air ssteril dalam wadah steril
7. Sambungkan kateter penghisap dengan regulator vacum

78
8. Basahi ujung kateter dengan normal salin badan 64 kg, tinggi badan 172 cm, terdapat luka bakar pada dada, perut dan
9. Lakukan penghisapan, masukan kateter suction secara lembut sampai ujung kaki kanan pasien.
kateter menyentuh karina yang ditandai dengan respon batuk. Dahulukan Berapakah jumlah kebutuhan cairan selama 24 jam yang diberikan kepada
penghisapan di ETT untuk pasien yang menggunakan ETT/Ventilasi pasien?
mekanik kemudian diteruskan penghisapan disekitar rongga mulut. a. 9216 ml
10. Sumbat “port” penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter b. 8192 ml
saat menariknya, tidak boleh lebih dari 15 detik c. 7680 ml
11. Bilas kateter dengan larutan steril. Bila klien tidak mengalami distress d. 4608 ml
pernapasan, istirahat 20-30 detik, sebelum memasukkan ulang kateter. e. 2304 ml
12. Bila diperlukan penghisapan ulang, ulangi langkah 8-9
13. Bila klien mampu minta untuk nafas dalam dan batuk efektif diantara Jawaban: a. 9216 ml
penghisapan
14. Hisap sekret pada mulut atau dibawah lidah setelah peghisapan orofaringeal Pembahasan:
15. Buang kateter penghisap bersamaan dengan pelepasan handscoon DS :
16. Cuci tangan - Pasien mengeluh nyeri
DO :
NEXT...........................>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> - Pasien mengalami luka bakar pada dada hingga perut dan kaki kanan.
- berat badan 64 kg

Soal 46 Luas luka bakar yang dialami pasien berdasarkan Rule of nine yaitu Dada
hingga perut (18%) + Kaki kanan (18%) = 36%
Seorang laki-laki (30 tahun) tersiram air panas. Hasil pengkajian: mengeluh
nyeri, frekuensi nadi 95x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 38 C, berat

79
Kebutuhan cairan pasien dalam 24 jam dihitung berdasarkan rumus Baxter, e. 2610 cc
yaitu
= 4 x BB x Luas Luka Bakar (%) Jawaban: d. 2160 cc
= 4 x 64 x 36%
= 9216 ml Pembahasan:
DATA FOKUS
Jadi, jumlah kebuhan cairan pasien dalam 24 jam yaitu 9216 ml. - Pasien luka bakar derajat dua pada seluruh tungkai kanan sehingga
perhitungan Luas luka bakar = 18%.

Perhitungan resusitasi cairan luka bakar yang dapat diberikan 16 jam


berikutnya pada kasus dengan perhitungan rumus Baxter atau formula
Parkland untuk dewasa yaitu:
Soal 51 Cairan yang diberikan 16 jam berikutnya = ½ x (4 cc x Kg BB x % luas luka
bakar)
Seorang laki-laki (35 tahun) dirawat sejak 8 jam yang lalu setelah kejadian X = ½ (4 cc x 60 kg x 18%)
tersiram air panas. Hasil pengkajian : GCS E4V5M6 luka bakar Derajat I X = ½ x 4320 cc
pada seluruh tungkai kanan, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi X = 2160 cc
89x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 39 C. BB 60 Kg, TB 157 cm.
Berapakah kebutuhan cairan yang diberikan 16 jam berikutnya ?
a. 540 cc
b. 1080 cc
c. 2100 cc
d. 2160 cc

80
sonor. Sonor adalah suara perkusi yang dihasilkan pada jaringan paru-paru
yang normal, umumnya bergaung dan bernada rendah (Somantri, 2007).
Soal 49
Tinjauan opsi lainnya:
Seorang laki-laki (35 tahun) dengan Efusi Pleura dirawat di bangsal RS sejak 3 - Opsi hipersonor (tidak tepat) karena merupakan perkusi abnormal yang
hari yang lalu. Pasien mengeluh sesak nafas. Hasil pengkajian: tekanan dihasilkan karena terlalu banyak udara pada rongga paru.
darah 110/60 mmHg, frekuensi nadi 105x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, - Opsi pekak (tidak tepat) karena merupakan perkusi abnormal yang dihasilkan
retraksi intercostae, batuk, vocal fremitus menurun pada region medial paru, karena berisi jaringan padat. Suara abnormal ini didapatkan karena adanya
perkusi redup, auskultasi pleural friction rub dan diaphoresis. konsolidasi paru.
Apakah kriteria hasil perkusi paru yang diharapkan pada kasus tersebut ? - Opsi shifting dullness (tidak tepat) karena merupakan nama lain dari redup
a. Hipersonor beralih yaitu perkusi abnormal yang dihasilkan karena terdapat cairan bebas
b. Sonor dalam rongga paru (pleura).
c. Pekak - Opsi tympani (tidak tepat) karena merupakan bunyi normal dari abdomen
d. Shifting Dullness karena berisi gas pada lambung.
e. Tympany
Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan
Jawaban: b. Sonor pada Pasien dengan Gangguan Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Pembahasan:
Pada kasus didapatkan pasien dengan efusi pleura dan hasil perkusi terdengar
pekak, sehingga suara perkusi paru normal yang diharapkan pada kasus yaitu Soal 50

81
Seorang laki-laki (35 tahun) dirawat di RS dengan luka bakar karena kompor = 4 x 50 x 37%
meledak. Hasil pengkajian: BB = 50 kg, luka bakar mengenai semua area = 7400 ml
dada hingga kedua kaki bagian depan. Perawat telah memasang infus dan
memberikan ketorolac 30 mg IV. Kebutuhan cairan tersebut dibagi menjadi:
Berapa jumlah cairan yang diberikan selama 8 jam pertama? - 8 jam pertama : 1/2 dari total kebutuhan cairan 24 jam
a. 11000 ml - 8 jam ke dua : 1/4 dari total kebutuhan cairan
b. 7400 ml - 8 jam ke tiga sisanya
c. 5500 ml
d. 3700 ml Jadi jumlah cairan pasien selama 8 jam pertama adalah setengah dari 7400 ml
e. 1850 ml yaitu 3700 ml.

Jawaban: d. 3700 ml

Pembahasan:
DO : Soal 48
- Luka bakar mengenai semua area dada hingga kedua kaki bagian depan.
- berat badan 50 kg Seorang laki-laki (34 tahun) dirawat dengan keluhan sesak nafas dan kelelahan
saat beraktivitas. Hasil pengkajian: badan lemas, palpitasi, diaphoresis,
Luas luka bakar yang dialami pasien berdasarkan rule of nine yaitu : Dada (9%) wajah pucat, pernapasan cuping hidung, edema pada kedua tungkai.
+ perut (9%) + kemaluan (1%) + kedua kaki bagian depan (18%) = 37% Tekanan darah 160/90 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi nafas
30x/menit, JVP 9 cmH2O, ictus cordis teraba pada ICS VI sinistra.
Jumlah cairan yang diberikan dalam 24 jam menurut rumus Baxter, yaitu Apakah data fokus utama yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus ?
= 4 x BB x Luas Luka Bakar (%) a. Berat badan

82
b. Pembesaran hepar - Opsi berat badan (kurang tepat) karena bukan menjadi data fokus
c. Pembesaran ginjal permasalahan utama yang terjadi pada kasus. Penurunan atau peningkatan
d. Pembesaran jantung berat badan dapat menjadi indikator adanya perubahan status nutrisi dan
e. Lingkar perut kelebihan volume cairan tubuh.
- Opsi pembesaran hepar dan opsi pembesaran ginjal (tidak tepat) karena pada
Jawaban: d. Pembesaran jantung kasus tidak terdapat data mengenai tanda gejala permasalahan pada system
organ hepar dan ginjal.
Pembahasan: - Opsi lingkar perut (tidak tepat) karena data ini dapat menjadi indikator
DATA FOKUS penilaian dalam perubahan status nutrisi tubuh.
- Pasien mengeluh sesak nafas dan kelelahan saat beraktivitas.
- Hasil pengkajian: badan lemas, palpitasi, diaphoresis, wajah pucat,
pernapasan cuping hidung, edema pada kedua tungkai. Tekanan darah
160/90 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi nafas 30x/menit, suhu Soal 47
36,6 C, JVP 9 cmH2O, ictus cordis teraba pada ICS VI sinistra.
Seorang laki-laki (32 tahun) dilarikan ke IGD post kecelakaan lalu lintas. Hasil
Pada kasus, letak ictus cordis tidak sesuai anatomisnya. Letak ictus cordis yang pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran, GCS E3M5V3, terdapat
normal terletak pada ICS ke V pada linea medio claviculaus sinistra selebar jejas pelipis kanan, keluar darah dari telinga kanan, luka robek pada lengan
1 cm. Oleh karena itu, dapat dicurigai bahwa posisi ictus cordis yang kanan, akral teraba dingin. Pasien muntah menyemprot 2x, tekanan darah
abnormal dapat disebabkan karena adanya kardiomegali. 150/85 mmHg dan frekuensi nadi 90x/menit.
Sehingga data fokus utama yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus yaitu Apakah gejala peningkatan TIK yang ditemukan pada pasien ?
pembesaran jantung. a. Keluar darah dari telinga kanan
b. Jejas pada pelipis kanan
Tinjauan opsi lainnya c. Peningkatan frekuensi nadi

83
d. Muntah proyektil Tanda-tanda fisik yang dapat ditemukan adalah papil edema, bradikardi,
e. Akral dingin peningatan progresif tekanan darah, perubahan tipe pernapasan, timbulnya
kelainan neurologis, gangguan endokrin, dan gangguan tingkat kesadaran.
Jawaban: d. Muntah proyektil Pada anak-anak dapat terjadi pembesaran lingkar kepala dengan pelebaran
sutura tengkorak. Kelainan neurologis yang sering adalah kelumpuhan
Pembahasan: nervus VI dan nervus III serta tanda babinski positif di kedua sisi.
Gejala klinis tekanan tinggi intrakranial
1. Nyeri kepala Hasil pengkajian : pasien post kecelakaan lalu lintas mengalami penurunan
Nyeri kepala terjadi karena dilatasi vena, sehingga terjadi traksi dan kesadaran, GCS E3M5V3, terdapat jejas pelipis kanan, luka robek pada
renggangan struktur-sensitif-nyeri, dan renggangan arteru basalis otak. Nyeri lengan kanan, akral teraba dingin. Pasien muntah menyemprot 2x, tekanan
kepala dirasakan berdenyut terutama pagi hari saat bangun tidur. darah 150/85 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas 26x/menit.
Kadangkala penderita merasa ada rasa penuh di kepala. Nyeri kepala Gejala peningkatan tekanan intrakranial yang ditemukan pada pasien adalah
bertambah jika penderita bersin, mengejan, dan batuk. adanya muntah proyektil (opsi jawaban d)
2. Muntah
Muntah terjadi karena adanya distorsi batang otak. Biasanya tidak disertai mual Opsi jawaban lainnya :
dan sering proyektil. - Opsi jawaban “keluar darah dari telinga kanan” tidak tepat. Perdarahan dari
3. Kejang telinga dapat dicurigai adanya fraktur basis cranii
Kecurigaan tumor otak disertai TTIK adalah jika penderita mengalami kejang - Opsi jawaban “Jejas pada pelipis kanan” tidak tepat. Jejas pada pelipis kanan
umum dan pertama kali muncul pada usia lebih dari 25 tahun. dapat dicurigai adanya benturan pada kepala
4. Perubahan status mental dan penurunan kesadaran - Opsi jawaban “Penigkatan frekuensi nadi” tidak tepat. Pada peningkatan
Pasien dengan penningkatan tekanan intrakranial ulit memusatkan pikiran, tekanan intrakranial dapat terjadi frekuensi nadi yang menurun (bradikardia)
tampak lebih banyak mengantuk, dan apatis. - Opsi jawaban “akral dingin” tidak tepat. Akral dingin dapat dicurigai adanya
penuruna perfusi jaringan perifer akibat hipovolemia.

84
2. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
3. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
4. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehata

Soal 63

Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja


Kementerian Kesehatan. Soal 83
Berikut adalah jajaran direktorat dibawah pimpinan Menteri Kesehatan, kecuali
… Berikut adalah penyakit tidak menular (Non Communicable Disease) yang
a. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarat menjadi perhatian pemerintah dalam target SDGs, kecuali ..
b. Direktorat Jenderal Pelayanan Kedokteran dan Keperawatan a. Hipertensi
c. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit b. Diabetes Mellitus
d. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan c. Stroke
e. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan d. Tuberkulosis
e. Gagal Jantung
Jawaban: b. Direktorat Jenderal Pelayanan Kedokteran dan Keperawatan
Jawaban: d. Tuberkulosis
Pembahasan:
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja Pembahasan:
Kementerian Kesehatan. Berikut adalah jajaran direktorat dibawah pimpinan Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular yang diakibatkan oleh
Menteri Kesehatan : infeksi mycobacterium tuberculosa
1. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarat

85
- i/ mengatakan bayi tampak kurus
- i/ mengatakan bayi mengalami penurunan berat badan
Soal 86
DO:
Seorang anak laki-laki (6 bulan) dirawat dengan diagnosis tuberculosis. Hasil - suhu 36,2 C
pengkajian: anak tampak lemah, batuk berdahak, malas menetek, badan - frekuensi napas 42x/menit
tampak kurus dan penurunan berat badan sejak 2 bulan yang lalu. Hasil - frekuensi nadi 98x/menit.
pemeriksaan: suhu 36,2 C, frekuensi napas 42x/menit, frekuensi nadi - BB: 4 kg, PB: 57 cm.
98x/menit. BB: 4 kg, PB: 57 cm. Grafik BB/PB: -3 SD, LILA 12 cm - Grafik BB/PB: -3 SD.
Apakah status gizi pada bayi tersebut? - LILA 12 cm
a. Gizi baik
b. Gizi kurang Status gizi sesuai pada kasus diatas yaitu gizi kurang. Menurut (MTBS, 2015)
c. Gizi buruk dengan komplikasi gizi kurang pada anak ditandai dengan BB/PB: ≥ - 3 SD - < - 2 SD,* LILA
d. Gizi buruk tanpa komplikasi antara 11,5 cm < 12,5 cm*.
e. Obesitas

Jawaban yang tepat adalah B. gizi kurang.


Soal 55
Pembahasan:
DS: Seorang laki-laki (21 tahun) dirawat di RSJ sejak 3 hari yang lalu dikarenakan
- i/ mengatakan bayi lemah marah-marah dan mengamuk di rumah. Hasil pengkajian: klien mengeluh
- i/ mengatakan bayi batuk berdahak tubuhnya kaku, tremor, lesu, dan selalu mengantuk. Klien juga terlihat selalu
- i/ mengatakan bayi malas menetek gelisah. Klien mengatakan hal ini ia rasakan setiap setelah minum obat.

86
Efek samping dari obat apakah yang dirasakan oleh klien? (c) Tidak tepat, tidak terdapat efek samping obat iniyang ditunjukkan oleh
a. Chlorpromazine klien,
b. Trihexiphenidyl
c. Haloperidol (d) Tidak tepat, tidak terdapat efek samping obat iniyang ditunjukkan oleh
d. Clozapine klien,
e. Risperidone
(e) Tidak tepat, tidak terdapat efek samping obat iniyang ditunjukkan oleh
Jawaban: b. Trihexiphenidyl klien,

Pembahasan:
Data fokus pada kasus: klien mengeluh tubuhnya kaku, tremor, lesu, dan selalu
mengantuk. Klien juga terlihat selalu gelisah. Klien mengatakan hal ini ia Soal 75
rasakan setiap setelah minum obat.
Seorang laki-laki (37 tahun) datang ke Poliklinik dengan keluhan gatal-gatal
Dari pilihan jawaban: setelah makan seafood. Hasil pengkajian: eritema pada seluruh tubuh,
(a) tidak tepat, walaupun ada beberapa efek samping dari obat CPZ yang angioedema area bibir bawah, tangan dan kaki kesemutan. Tekanan darah
muncul pada klien tetapi pada obat ini efek samping yang terjadi lebih 110/80 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 20x/menit, suhu
kepada hipotensi, 36,5 C. Perawat akan memberikan terapi Diphen 10 mg via I.M pada area
ventrogluteal.
(b) tepat, karena terlihat efek samping dari obat ini pada klien yaitu tubuh kaku, Berapakah sudut jarum yang akan ditusukkan pada area tersebut?
tremor, lesu, dan gelisah. dimana efek samping tersebut merupakan efek a. 10 derajat
ekstrapiramidal b. 15 derajat
c. 30 derajat

87
d. 45 derajat
e. 90 derajat
Soal 54
Jawaban: e. 90 derajat Seorang anak (6 tahun) dirawat dengan Demam Thypoid. Hasil pengkajian:
anak demam hilang timbul, anak merasa mual, badan lemah dan tidak mau
Pembahasan: makan. Anak mendapatkan terapi ceftriaxone 500mg/12 jam dengan sediaan
DATA FOKUS obat ceftriaxone berisi 1 gram/vial yang diencerkan dengan aquades hingga
- Perawat akan memberikan terapi diphen 10 mg via I.M pada area 10 cc.
ventrogluteal. Berapakah dosis obat yang diinjeksikan pada anak ?
a. 0,05 cc
I.M atau intramuscular merupakan pemberian terapi injeksi ke dalam otot tubuh b. 2,5 cc
dengan sudut 90 derajat. Beberapa lokasi tubuh untuk melakukan injeksi c. 5 cc
intramuskular yaitu Ventrogluteal, Vestus Lateralis, Dorsogluteal, dan d. 20 cc
Deltoid. e. 50 cc

Sehingga sudut jarum yang tepat untuk ditusukkan pada area tersebut adalah 90 Jawaban: c. 5 cc
derajat.
Pembahasan:
Tinjauan opsi lainnya: Jawaban yang tepat: c. 5 cc
Opsi 10 derajat, 15 derajat, 30 derajat, dan opsi 45 derajat (tidak tepat) karena
bukan merupakan sudut jarum yang tepat pada prosedur terapi injeksi via Data fokus:
intramuscular. - Anak mendapatkan terapi ceftriaxone 500 mg/12 jam,

88
- sediaan obat ceftriaxone berisi 1 gram (1000 mg) dengan pelarut aquades 10 output 50 ml/jam. Pasien mendapatkan terapi furosemide 40 mg via IV.
cc. Keluarga mengatakan kateter urin pasien lepas. Perawat sedang memasang
- jumlah sediaan = 10 cc kembali selang kateter. Saat ini perawat telah memasukkan selang kateter
dan mengisi balon dengan aquabides.
Rumus dosis obat; Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan oleh perawat ?
a. Merekatkan selang kateter dengan plester
dosis order b. Mengangkat duk bolong
= ------------------- x jumlah sediaan c. Memasang selang kateter ke urin bag
Dosis sediaan d. Menarik selang kateter secara perlahan
e. Mengganti handscoon steril ke bersih
500 mg
= ------------- x 10 cc = 5 cc Jawaban: d. Menarik selang kateter secara perlahan
1000 mg
Prosedur Pemasangan Kateter Wanita
Jadi, obat yang diinjeksikan kepada anak adalah sebanyak 5 cc 1. Cuci tangan
2. Pasang sampiran
3. Gantung urin bag di sisi tempat tidur pasien
4. Buka pakaian bawah pasien (celana/kain sarung)
5. Atur posisi pasien (dorsal recumbent) dan pasang perlak pengalas. Dekatkan
Soal 73 nierbeken di antara kedua paha
6. Pasang handscoon dan lakukan vulva hygiene
Seorang perempuan (26 tahun) dengan CHF dirawat di bangsal bedah RS. Hasil 7. Dekatkan nierbeken yang kedua untuk menampung urin
pengkajian: lemas, nyeri dada, edema anasarka, pitting edema +3, urin 8. Ganti handscoon bersih dengan steril, pasang duk bolong

89
9. Olesi ujung kateter dengan kassa jelly a. Cek Kesehatan Secara Rutin
10. Masukkan kateter yang sudah diberi jelly ke uretra sekitar 2,5 – 5 cm, b. Enyahkan asap rokok
sampai urin mengalir, sambil pasien menarik napas dalam ketika kateter c. Diet Seimbang
dimasukkan d. Rajin Aktifitas Fisik
11. Tampung urin dengan menggunakan nierbeken e. Atur pola makan dan aktif bergerak
12. Perhatikan respon pasien
13. Isi balon kateter dengan cairan aquades sesuai dengan kebutuhan dan tarik Jawaban: e. Atur pola makan dan aktif bergerak
selang kateter secara perlahan sampai ada tahanan
14. Angkat duk bolong, sambungkan kateter ke urin bag, fiksasi ke salah satu Pembahasan:
paha pasien Slogan GENTAS 2014-2019 adalah Atur pola makan dan aktif bergerak
15. Bersihkan alat-alat, lepaskan handscoon, dan cuci tangan
16. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
Soal 85
Pada kasus, saat ini perawat telah memasukkan selang kateter dan mengisi
balon dengan aquabides, sehingga tindakan selanjutnya yaitu menarik selang Pemantauan berat badan orang dewasa dapat dilihat melalui......
kateter secara perlahan. a. Indek Masa Tubuh
b. Kartu Menuju Sehat
c. Status Gizi
d. DDST
e. Angka Kecukupan Gizi
Soal 82
Apakah slogan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS) tahun Jawaban: a. Indek Masa Tubuh
2015-2019 ?

90
Pembahasan:
Pemantauan berat badan orang dewasa dapat dilihat melalui IMT ( Indek Masa Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2016 pasal 3, dalam melaksanakan tugas,
tubuh). IMT merupakan alat sederhana yang dapat digunakan untuk Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan fungsi berikut., kecuali ..
memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan
kekurangan dan kelebihan berat badan. masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan,
Tinjauan opsi lain: dan kefarmasian dan alat kesehatan
- Kartu Menuju Sehat ( KMS) untuk balita adalah alat sederhana yang murah, b. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. administrasi kepada seluruh unsur organsisasi di lingkungan Kementerian
Kesehatan
- Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan
penggunaan zat – zat gizi. d. Pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di
bidang kesehatan serta pengelolaan tenaga kesehatan
- DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan e. Pelaksanaan kebijakan kerja sama kesehatan dengan negara tetangga untuk
perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnosa atau tes IQ. Tes ini mudah berperan aktif dalam kesehatan dunia
dan cepat (15 – 20 menit)
Jawaban: e. pelaksanaan kebijakan kerja sama kesehatan dengan negara
- Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah kebutuhan tubuh secara umum untuk tetangga untuk berperan aktif dalam kesehatan dunia
rata – rata orang Indonesia
Pembahasan:
Kementerian Kesehatan RI mempunyai tugas membantu Presiden dalam
menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Soal 64

91
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2016 pasal 3, dalam melaksanakan tugas, a. Diazepam
Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan fungsi : b. Kodein
1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan c. Fenitoin
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, d. Ibuprofen
dan kefarmasian dan alat kesehatan; e. Simvastatin
2. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organsisasi di lingkungan Kementerian Jawaban: b. Kodein
Kesehatan;
3. pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pembahasan:
Kesehatan; Yang termasuk kedalam golongan obat analgesik narkotik adalah Fentanil,
4. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan; kodein, morfin
5. pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di
bidang kesehatan serta pengelolaan tenaga kesehatan; Diazepam : antiepilepsi – antikonvulsi
6. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Fenitoin : antiepilepsi – antikonvulsi
Kementerian Kesehatan di daerah; Ibuprofen : anlgesik non narkotik
7. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Kesehatan; Simvastatin : antiliperhipedimia
8. pelaksanaan dukungan substansif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Kesehatan;

Soal 74
Soal 53
Seorang laki-laki (28 tahun) dengan Post Kolostomi hari ke-5 dirawat di
Obat yang termasuk pada golongan analgesik narkotik adalah…. bangsal bedah. Perawat akan melakukan perawatan kolostomi. Perawat

92
sedang melepaskan kantong kolostomi dengan air hangat. Saat perawat 6. Lepaskan kantong secara perlahan mulai dari bagian atas sambil
membersihkan area stoma, tampak stoma kemerahan, tidak terdapat pus, mengencangkan kulit perut. Jika ada tahanan, gunakan air hangat atau zat
agak basah, tidak ada pembengkakan. Pasien juga tidak merasakan rasa gatal anti perekat untuk memudahkan pelepasan
pada area stoma. 7. Gunakan kertas tissue untuk mengangkat sisa feses dari stoma. Tutup stoma
Apakah tindakan yang tepat dilakukan selanjutnya ? dengan kassa
a. Mengoleskan zink oksida sesuai order dokter 8. Bersihkan dan keringkan kulit di sekitar stoma secara perlahan. Sabun dan
b. Mendokumentasikan respon pasien zat pembersih ringan dapat digunakan sesuai peraturan institusi
c. Mendokumentasikan kondisi kulit di sekitar stoma 9. Periksa tampilan kulit di sekitar stoma dan stoma itu sendiri. Stoma berwarna
d. Mengukur lubang stoma pink kemerahan dan agak basah dianggap normal
e. Menutup stoma dengan kasa 10. Oleskan pelindung kulit jenis pasta (Zink oksida) jika diperlukan dan
biarkan pasta mengering selama 1 – 2 menit
Jawaban: a. Mengoleskan zink oksida sesuai order dokter 11. Tempelkan pelindung kulit dan kantung secara bersamaan
a. Pilih ukuran lubang stoma dengan memakai panduan ukuran stoma
Pembahasan: b. Samakan dengan ukuran lingkaran pada bagian belakang tengah pelapis kulit
Prosedur Perawatan Kolostomi: c. Gunakan gunting untuk memotong lubang 6 mm atau 3 mm lebih besar dari
1. Jelaskan prosedur pada pasien stoma
2. Ambil semua peralatan yang diperlukan dan letakkan di dekat perawat d. Lepaskan bagian belakang pelapis kulit untuk memaparkan bagian yang
3. Cuci tangan dan pakai handscoon lengket
4. Berikan privasi dan bantu pasien pada posisi yang nyaman (fowler, e. Angkat kasa yang menutupi stoma
semifowler,berdiri atau duduk di kamar mandi) f. Rekatkan pelapis kulit dan kantung stoma dan tekan ke kulit secara perlahan
5. Kosongkan kantong yang sudah terisi sebagian ke dalam pispot bila kantung sambil meratakan kerutan. Tahan kantung pada tempatnya selama 5 menit.
tersebut mempunyai saluran pembuangan 12. Masukkan pengharum ke dalam kantong jika perlu

93
13. Tutup kantung bila ada saluran pembuangnya dengan cara melipat ujungnya c. Menyambungkan selang dan kompresor
ke atas dan gunakan klem atau penjepit sesuai petunjuk d. Memasang sungkup pada wajah pasien
14. Buang pada tempatnya peralatan yang sudah dipakai, buang handscoon, dan e. Menilai tanda-tanda vital pasien
cuci tangan
15. Dokumentasikan penampakan stoma, kondisi kulit di sekitar stoma, dan Jawaban: c. Menyambungkan selang dan kompresor
respon pasien terhadap prosedur.
Pembahasan:
Pada kasus perawat sedang membersihkan stoma dan melakukan mengkaji Prosedur Terapi nebulizer;
penampakan stoma, dan kondisi stoma.
Sehingga tindakan selanjutnya yang tepat adalah mengoleskan zink oksida 1. Identifikasi pasien dan periksa instruksi dokter dan rencana asuhan
sesuai order dokter. keperawatan.
2. Pantau denyut jantung sebelum dan sesuadah terapi pada pasien yang
memakai obat bronkodilator.
3. Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien. Terapi ini bergantung usaha
Soal 72 pasien.
4. Posisikan pasien pada posisi duduk yang nyaman atau posisi semi fowler.
Seorang anak (8 tahun) dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan sesak napas. 5. Tambahkan obat dan NaCl atau air steril sesuai dosis yang diresepkan
Hasil pengkajian anak sudah 3 hari batuk pilek, demam, dan tidak nafsu kedalam nebulizer.
makan. Anak mendapatkan terapi ventolin nebu 1 ml. Saat ini perawat telah 6. Sambungkan selang ke compressor.
memasukkan obat dan cairan normal salin ke dalam nebulizer. 7. Hidupkan mesin nebulizer.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat selanjutnya ? 8. Pasang sungkup pada wajah pasien untuk menutup mulut dan hidung serta
a. Mengatur posisi pasien instruksikan pasien untuk menarik napas dalam dan perlahan keluarkan
b. Menghidupkan mesin nebulizer lewat ulut. Tahan napas kemudian hembuskan beberapa kali.

94
9. Amati pengembangan dada untuk memastikan pasien menarik napas dalam. Berikut adalah nilai-nilai yang ditanamkan dalam visi misi Kementerian
10. Instruksikan pasien untuk bernapas perlahan dan dalam sampau semua obat Kesehatan Indonesia, diantaranya :
habis dinebulisasi. 1. Pro Rakyat
11. Setelah selesai terapi, anjurkan pasien untuk batuk setelah beberapa tarikan Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan
napas dalam. selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang
12. Kaji respon pasien saat dan setelah tindakan dilakukan terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-
13. Buat catatan dokumentassi keperawatan tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa
membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.
2. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena
Soal 65 pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh
Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen
Berikut adalah nilai-nilai yang ditanamkan dalam visi misi Kementerian masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi
Kesehatan Indonesia, kecuali … profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan
a. Pro Rakyat masyarakat akar rumput.
b. Inklusif 3. Responsif
c. Responsif Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta
d. Efektif tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat,
e. Cermat sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam
mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan
Jawaban: e.Cermat penangnganan yang berbeda pula.
4. Efektif

95
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang Prinsip pelaksanaan SDGs :
telah ditetapkan dan bersifat efisien. 1. Universality – SDGs dilaksanakan oleh negera maju maupun negara
5. Bersih berkembang.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan 2. Integration – SDGs dilaksanakan secara terintegrasi dan saling terkait pada
nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel. semua dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan.
3. No One Left Behind harus memberi manfaat bagi semua terutama bagi yang
Cermat bukanlah Nilai dalam visi misi Kementerian Kesehatan rentan, dan pelaksanaan yang melibatkan semua pemangku kepentingan

Soal 84 Soal 95

Berikut ini yang termasuk dalam prinsip pelaksanaan Sustainable Development Pada pasal 131 UU No. 36 tahun 2009, upaya pemeliharaan kesehatan anak
Goals (SDGs), yaitu … dilakukan sejak anak masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan
a. Solidity sampai berusia :
b. Integration a. 21 tahun
c. Competition b. 18 tahun
d. Collaboration c. 17 tahun
e. Unity d. 14 tahun
e. 5 tahun
Jawaban: b. Integration
Jawaban: 18 tahun
Pembahasan:

96
Pembahasan:
Jawaban yang tepat adalah B. 18 tahun .. Pembahasan :
Pasal 75 UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan :
Sesuai dengan pasal 131 ayat 2 UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan
adalah : (1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.

Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak anak masih dalam (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan berdasarkan :
belas) tahun.
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik
yang mengancam nyawa ibu
dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan,
Soal 97 maupun yang tidak
dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan;
Pasal 75 UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, setiap orang dilarang atau
melakukan aborsi, namun larangan dapat dikecualikan berdasarkan :
a. kehamilan akibat perkosaan b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi
b. janin menderita penyakit genetik berat korban perkosaan.
c. janin mempunyai cacat bawaan yang menyulitkan untuk hidup
d. indikasi medis yang mengancam nyawa ibu/janin
e. betul semua
Soal 87
Jawaban: e. betul semua

97
Seorang laki-laki (35 tahun) dirawat di bangsal penyakit dalam RS dengan Pasal 63 - 65 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengatur perihal
diagnosis medis Gastroenteritis Akut. Hasil pengkajian: pasien mengeluh Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh, transplantasi organ dilakukan
tidak ada nafsu makan, masih merasakan mual dan muntah. Saat dilakukan hanya untuk kecuali ..
pengukuran antroprometri harian, berat badan pasien turun 3 kg. Saat ini a. tujuan kemanusiaan
BB pasien 40 kg dan TB 167 cm. b. membantu kesulitan ekonomi pendonor
Berapakah nilai indeks massa tubuh pasien tersebut? c. penyembuhan suatu penyakit
a. 0,23 d. pemulihan kesehatan
b. 0,14 e. mengembalikan fungsi tubuh
c. 12
d. 14,3 Jawaban: b. membantu kesulitan ekonomi pendonor
e. 23,9
Pembahasan:
Jawaban; d. 14,3 Berdasarkan pasal 64 ayat (2) dan (3) UU No. 36 tahun 2009 Kesehatan tentang
Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan menyatakan bahwa :
Pembahasan:
Nilai IMT pasien di atas adalah BB/TB dikuadratkan dalam meter. Maka (2) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada
didapatkan hasil ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk
IMT = 40/(1.67x1.67) = 14.3 dikomersialkan.

(3) Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih


apapun.
Soal 96

98
DO :
- teraba distensi pada aera supra pubik
Soal 11 - tekanan darah 125/80
- Frekuensi nadi 74x/menit
Seorang laki-laki (57 tahun) dengan BPH dirawat di bangsal bedah. Saat ini - suhu tubuh 37°C.
pasien mengatakan nyeri saat ingin berkemih, ketika berkemih urin hanya
menetes, dan merasa belum puas ketika selesai BAK. Hasil pemeriksaan Berdasarkan analisa data diatas, masalah keperawatan yang tepat adalah
perawat, teraba distensi pada aera supra pubik, tekanan darah 125/80, “Retensi urin” (D). Definisi : Pengosongan kandung kemih yang tidak
frekuensi nadi 74x/menit dan suhu tubuh 37°C. lengkap.
Apakah masalah keperawatan yang tepat? Tinjauan opsi lain :
a. Gangguan eliminasi urin - Opsi “Gangguan eliminasi urin” : Kasus diatas telah menyajikan masalah
b. Inkontinensia Urin fungsional yang lebih spesifik, gangguan eliminasi urin diangkat apabila kasus pasien
c. Inkontinensia Urin Stres kurang spesifik mengarah pada diagnosa eliminasi urin lainnya.
d. Retensi urin - Opsi “Inkontinensia urin fungsional” : Tidak ada data yang menunjukkan
e. Inkontinensia urin urgensi bahwa pasien tidak dapat mengendalikan pengeluaran urin
- Opsi “Inkontinensia urin stress” : Tidak ada data yang menunjukkan bahwa
Jawaban: d. Retensi urin pasien mengalami kebocoran urin mendadak
- Opsi “Inkontinensia urin urgensi” : Tidak ada data yang menunjukkan pasien
Pembahasan: tidak dapat mengendalikan keluarnya urin sesaat setelah keinginan kuat
DS : untuk berkemih.
- nyeri saat ingin berkemih Sumber: SDKI, 2016
- ketika berkemih urin hanya menetes
- merasa belum puas ketika selesai BAK

99
Soal 13 Berdasarkan data diatas, maka masalah keperawatn yang tepat adalah
“Konstipasi” (E). Definisi Penurunan defekasi normal yang disertai
Seorang laki-laki (34 tahun) dirawat dengan stroke hemoragik hari ke-5 pengeluaran feses sulit dan tidak tuntas serta feses kering dan banyak.
mengalami kelemahan pada keempat ekstremitasnya. Pasien mengeluh perut
terasa penuh dan tidak bisa BAB selama satu minggu. Hasil pemeriksaan Tinjauan opsi lain :
fisik perawat, peristaltik usus pasien : 5x/menit. Opsi “Kelelahan” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat
Apakah masalah keperawatan yang tepat? menjadi diagnosa utama.
a. Kelelahan Opsi “Gangguan mobilitas fisik” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk
b. Gangguan mobilitas fisik diangkat menjadi diagnosa utama.
c. Risiko konstipasi Opsi “Resiko konstipasi” : Kurang tepat untuk diangkat menjadi diagnosa,
d. Gangguan motilitas gastrointestinal karena berdasarkan kasus bukan lagi merupakan diagnosa resiko.
e. Konstipasi Opsi “Gangguan mobilitas gastrointestinal” : Tidak terdapat data yang
menunjang untuk diangkat menjadi diagnosa utama.
Jawaban: e. Konstipasi Sumber : SDKI, 2016

Pembahasan:
DS :
- perut terasa penuh Soal 12
- tidak bisa BAB selama satu minggu
DO : Seorang perempuan (43 tahun) dirawat dengan TB. Pasien nampak kesulitan
- Kelemahan pada keempat ekstremitas (immobilisasi) untuk batuk, sulit berbicara dan gelisah. Hasil pengkajian : frekuensi nadi
- peristaltik usus pasien: 5x/menit. (peristaltik menurun)

100
112x/menit, frekuensi napas 32x/menit dan hasil auskultasi terdengar ronkhi Tinjauan Opsi lain:
kering pada paru bagian basal. Opsi “Pola napas tidak efektif” : Pada data tidak ditunjukkan adanya
Apakah masalah keperawatan yang tepat ? penggunaan otot bantu saat pasien bernapas. Dan pola napas tidak efektif
a. Bersihan jalan napas tidak efektif tidak dapat diangkat menjadi diagnosa prioritas pada kasus diatas. Sumbatan
b. Pola napas tidak efektif atau obstruksi harus dutangani terlebih dahulu.
c. Gangguan pertukaran gas Opsi “Gangguan pertukaran gas” : Tidak terdapat data yang menunjang
d. Resiko aspirasi diangkatnya diagnosa ini
e. Gangguan ventilasi spontan Opsi “Resiko aspirasi” : Tidak terdapat data yang menunjang diangkatnya
diagnosa ini
Jawaban: a. Bersihan jalan napas tidak efektif Opsi “Gangguan ventilasi spontan” : Tidak terdapat data analisa PCO2, PO2
dan SaO2
Pembahasan: Sumber : SDKI, 2016
DS : -
DO :
- frekuensi nadi: 112x/menit
- frekuensi napas: 32x/menit. Soal 14
- ronkhi kering pada paru bagian basal.
- Pasien sulit untuk batuk, gelisah dan sulit berbicara Seorang laki-laki (50 tahun) dengan Pneumonia dirawat di RS. Pasien
mengatakan tiba-tiba sesak napas dan demam. Hasil pengkajian: febris hari
Masalah keperawatan yang sesuai berdasarkan kasus tersebut adalah “Bersihan ke-3, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 102x/menit, frekuensi
jalan tidak efektif”. Bersihan jalan tidak efektif adalah Ketidakmampuan napas 28x/menit, suhu 40.2 C, retraksi interkosta, CRT <2 detik dan SaO2
membersihkan secret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan 90%.
jalan napas tetap paten. Apakah masalah keperawatan utama yang tepat ?

101
a. Pola Napas Tidak Efektif - Opsi bersihan jalan nafas tidak efektif (tidak tepat) karena tidak data data
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif mengenai ketidakmampuan mengeluarkan sekret.
c. Perfusi perifer Tidak Efektif - Opsi perfusi perifer tidak efektif (tidak tepat) karena tidak data data mengenai
d. Gangguan Pertukaran Gas penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu
e. Hipertermi metabolism tubuh.
- Opsi gangguan pertukaran gas (tidak tepat) karena tidak data data mengenai
Jawaban: a. Pola Napas Tidak Efektif kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida
pada membrane alveolus-kapiler.
Pembahasan: - Opsi hipertermi (tidak tepat) karena tidak data data mengenai peningkatan
DATA FOKUS
Data fokus pada kasus didapatkan tiba-tiba sesak napas, frekuensi napas
28x/menit, retraksi interkosta, SaO2 90%.
Soal 16
Dari data tersebut dapat diangkat masalah keperawatan utama yang tepat yaitu
pola napas tidak efektif Seorang laki-laki (58 tahun) dirawat dengan leukimia. Pasien mengeluh lemas
dan tampak gelisah. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan angka
Pola napas tidak efektif yaitu inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak leukosit 21.000 mm3, angka trombosit 80.000 mm3. Frekuensi nadi
memberikan ventilasi adekuat yang disebabkan karena depresi pusat 90x/menit, frekuensi napas 24x/menit dan suhu tubuh: 37 C.
pernapasan, hambatan upaya nafas, gangguan neurologis yang ditandai Apakah masalah keperawatan yang tepat ?
dengan adanya dispneu, penggunaan otot bantu pernapasan, pola nafas a. Fatigue
abnormal, ortopneu. b. Resiko perdarahan
c. Ansietas
TINJAUAN OPSI LAINNYA d. Risiko Hipertermia

102
e. Risiko Infeksi - Opsi “Fatigue” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat menjadi
diagnosa utama
Jawaban: b. Resiko perdarahan - Opsi “Ansietas” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat
menjadi diagnosa utama
Pembahasan: - Opsi “Resiko hipertermia” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk
DS : diangkat menjadi diagnosa utama
- lemas - Opsi “Resiko infeksi” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat
menjadi diagnosa utama
DO : Sumber : SDKI, 2016
- Nampak gelisah
- leukosit 21.000mm3 (salah satu manifestasi klinis leukimia)
- angka trombosit 80.000mm3 (trombositopenia) Soal 17
- Frekuensi nadi: 90x/menit
- frekuensi napas: 24x/menit Seorang perempuan (25 tahun) dirawat di bangsal interna RS. Pasien opname
- suhu tubuh: 37°C. dikarenakan demam selama 14 hari lalu. Hasil pengkajian : kulit teraba
hangat dan tampak merah. Tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi nadi
Berdasarkan kasus diatas maka masalah keperawatan yang tepat adalah “Resiko 110x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 39,8 C. Pasien menggunakan
perdarahan” (B). Definisi :Berisiko mengalami kehilangan darah baik selimut dan berpakaian tipis.
internal (terjadi didalam tubuh) dan maupun eksternal (terjadi hingga keluar Apakah masalah keperawatan yang tepat ?
tubuh). a. Gangguan integritas kulit
b. Keletihan
Tinjauan opsi lain : c. Risiko infeksi
d. Hipotermia

103
e. Hipertermia - Opsi keletihan (tidak tepat) karena tidak ada data terjadinya penurunan
kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan istirahat yang
Jawaban: e. Hipertermia disebabkan oleh penyakit kronis, anemia, gangguan tidur, pengobatan jangka
panjang, stress berlebihan.
Pembahasan: - Opsi risiko infeksi (tidak tepat) karena pada kasus belum berisiko mengalami
DS: peningkatan terserang mikroorganisme yang dikarenakan adanya factor
Pasien opname dikarenakan demam selama 14 hari sampai saat ini. penyakir kronis, malnutrisi, efek prosedur invasive, peningkatan paparan
organisme pathogen, ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer dan
DO: sekunder.
kulit teraba hangat dan tampak merah. Tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi - Opsi hipotermia (tidak tepat) karena tidak ada data suhu tubuh di dibawah
nadi 110x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 39,8 C. rentang normal.

Masalah keperawatan yang tepat yaitu hipertermia yang ditandai dengan SDKI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
adanya peningkatan suhu tubuh di atas normal, kulit teraba hangat, kulit Diagnostik Edisi I. Jakarta: DPP PPNI.
tampak merah, takikardi. Hipertermia adalah suhu tubuh meningkat di atas
rentang normal tubuh, yang disebabkan karena dehidrasi, proses penyakit,
peningkatan laju metabolism tubuh, ketidaksesuaian pakaian dengan suhu Soal 15
lingkungan (SDKI, 2017).
Seorang laki-laki (52 tahun) dengan GGA dirawat inap di bangsal interna RS.
Tinjauan opsi lainnya: Selama dirawat tekanan darah pasien tidak terkontrol. Keluarga melaporkan
- Opsi gangguan integritas kulit (tidak tepat) karena tidak ada data kerusakan kepada perawat, pasien tiba-tiba sesak napas. Hasil pengkajian: tekanan
yang terjadi pada kulit (epidermis dan dermis). darah 220/110 mmHg, frekuensi nadi 135x/menit, frekuensi nafas

104
24x/menit, terdengar suara murmur, wajah pucat, pitting edema +3, oliguria, - pitting edema +3, edema anasarka, distensi vena jugularis --> tanda
distensi vena jugularis dan gambaran EKG abnormal. hipervolemia
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus ? - oliguria, gambaran ekg abnormal.
a. Hipervolemia
b. Perfusi perifer tidak efektif Masalah keperawatan utama yang tepat yaitu penurunan curah jantung yang
c. Hipovolemia ditandai dengan munculnya tanda gejala pada kasus yaitu takikardi,
d. Penurunan curah jantung kebanormalan gambaran EKG, TD dan HR abnormal, tanda hypervolemia,
e. Gangguan Sirkulasi Spontan dan perifer tidak adekuat.

Jawaban: d. Penurunan curah jantung Masalah keperawatan ini menjadi utama karena lebih mengancam jiwa. Jika
tidak segera ditangani, akan menyebabkan gagal jantung.
Pembahasan:
DS: Menurut SDKI (2017), penurunan curah jantung adalah ketidakadekuatan
Pasien GGA, hipertensi tidak terkontrol. jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh,
Keluarga melaporkan kepada perawat, pasien tiba-tiba sesak nafas yang disebabkan karena adanya perubahan kontraktilitas jantung, preload,
afterload, irama jantung, dan frekuensi jantung.
DO:
- TD 220/110 mmHg à hipertensi Tinjauan opsi lainnya
- Frekuensi nadi 135x/menit --> takikardi - Opsi hipervolemia (kurang tepat) karena pada kasus bukan hanya terjadi
- Frekuensi nafas 24x/menit --> dispnea peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
- terdapat suara murmur, - Opsi perfusi perifer tidak efektif (kurang tepat) karena pada kasus bukan
- wajah pucat, hanya terjadi penurunan sirkulasi darah pada level kapiler.

105
- Opsi hipovolemia (tidak tepat) karena masalah keperawatan ini ditegakkan
apabila terjadi penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau Pembahasan:
intraselular. Berdasarkan UU no. 36 tahun 2014 Pasal 9:
- Opsi gangguan Sirkulasi Spontan (kurang tepat) karena pada kasus belum (1) Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a harus
terjadi TTV abnormal yang ekstrem dan penurunan kesadaran. Masalah memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga, kecuali tenaga medis.
keperawatan ini ditegakkan bila terjadi ketidakmampuan untuk (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kualifikasi minimum Tenaga Kesehatan
mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang kehidupan. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

SDKI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Tenaga medis yang dimaksud yaitu dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan
Diagnostik Edisi I. Jakarta: DPP PPNI. dokter gigi spesialis

Soal 30 Soal 25

Kualifikasi minimum tenaga kesehatan dengan kualifikasi diatas Diploma tiga Hari Kesehatan Nasional Indonesia pada tahun 2020 jatuh pada tanggal …
adalah … a. 12 November
a. Tenaga Keperawatan b. 7 April
b. Tenaga Kebidanan c. 27 Januari
c. Tenaga Gizi d. 15 Februari
d. Tenaga Medis e. 25 Januari
e. Tenaga Kefarmasian
Jawaban: a. 12 November
Jawaban: d. Tenaga Medis

106
Pembahasan: 1. Tahun 2015 : “Bersama Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat
Berikut adalah beberapa tanggal/hari kesehatan : Berprestasi”.
1. 12 November: Hari Kesehatan Nasional Indonesia 2. Tahun 2016 : Bersama Membangun Gizi Mewujudkan Bangsa Sehat
2. 7 April: World Health Day / Hari Kesehatan Dunia Berprestasi: Percepatan Perbaikan Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan.
3. 27 Januari: Hari Kusta sedunia 3. Tahun 2017 : Membangun Gizi, Menuju Bangsa Berprestasi
4. 15 Februari: Hari Kanker Anak Sedunia 4. Tahun 2018 : Bersama Keluarga Kita Jaga Seribu Hari Pertama Kehidupan
5. 25 Januari: Hari Gizi Nasional 5. Tahun 2019 : Gizi Seimbang Prestasi Gemilang
6. Tahun 2020 : GIZI Optimal untuk Generasi Milenial

Soal 27

Tema Hari Gizi Nasional ke-60 yang diadakan tahun ini adalah …
a. Cegah Stunting untuk Indonesia Maju Soal 33
b. GIZI Optimal untuk Generasi Milenial Seorang perempuan (29 tahun) berkunjung ke poliklinik kebidanan untuk
c. Gizi Sehat Indonesia Hebat memeriksakan kehamilannya. Pasien mengatakan ini merupakan kehamilan
d. Gizi Seimbang Prestasi Gemilang keduanya, pasien mengeluh sering merasa khawatir akan kehamilannya
e. Bersama Keluarga Kita Jaga Seribu Hari Pertama Kehidupan karena sebelumnya pernah mengalami keguguran, pasien mengatakan jadi
lebih rajin memeriksakan kehamilannya ke dokter dan selalu mengikuti apa
Jawaban: b. GIZI Optimal untuk Generasi Milenial yang dianjurkan dokter.
Apakah tingkat ansietas yang dialami pasien?
Pembahasan: a. Ringan
Tema Hari Gizi Nasional selama Pemerintahan Presiden Joko Widodo : b. Sedang
c. Berat

107
d. Panic Opsi "sedang" tidak tepat, karena ansietas sedang inividu cendrung
e. depresi mengesampingkan hal yang lain dan tidak punya perhatian yang selektif.

Jawaban: a. ringan Opsi "berat" tidak tepat, karena ansietas berat membuat lapang persepsi
individu menyempit, pikiran hanya fokus pada satu hal dan tidak
Pembahasan: memikirkan hal lain.
Jawaban yang tepat: a. ringan
Opsi "panik" tidak tepat, karena panik merupakan kehilangan kendali, individu
DS: pasien mengeluh sering merasa khawatir akan kehamilannya karena tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan.
sebelumnya pernah mengalami keguguran, pasien mengatakan jadi lebih
rajin memeriksakan kehamilannya ke dokter dan selalu mengikuti apa yang Opsi "depresi" tidak tepat, karena bukan merupakan tingkatan ansietas
dianjurkan dokter.
data-data diatas menunjukkan bahwa pasien mengalami ansietas ringan,
pada ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari- hari dan menyebabkan seseorang menjadib waspada dan Soal 31
mengingkatkan lapang persepsinya, memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas. Seorang perempuan (25 tahun) belum terlalu percaya bahwa ibunya telah
meninggal beberapa waktu lalu. Berdasarkan pengkajian, klien selalu merasa
Pada tahap ansietas ringan seseorang menjadi lebih waspada dan kesadaranya bersalah, takut dan merasa berdosa atas kepergian ibunya. Saat ini klien juga
menjadi lebih tajam. masih terus mencari pembenaran apakah benar ibunya telah meninggal.
Apakah tahap berduka yang dialami oleh klien?
Tinjauan opsi lainnya: a. Anger
b. Accaptance
c. Depresi
108
d. Denial
e. Bargaining (e) tepat, karena dari tanda dan gejala yang muncul terlihat bahwa klien
mencari pembenaran terhadap kehilangan yang dialami.
Jawaban: Bargaining

Pembahasan:
Data fokus pada kasus: klien selalu merasa bersalah, takut dan merasa berdosa
atas kepergian ibunya. Saat ini klien juga masih terus mencari pembenaran Soal 32
apkah benar ibunya telah meninggal.
Seorang perempuan (26 tahun) yang dirawat di RSJ sedang berinteraksi dengan
Dari pilihan jawaban: perawat, pertanyaan perawat “coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi
penyebab marah ibu yang lalu, dan apa yang ibu lakukan kalau marah”.
(a) tidak tepat, karena dari tanda gejala yang muncul tidak menunjukkan tanda Kemudian jangan lupa latihan nafas dalam atau pukul benda lunak ya bu jika
gejala tahap ini, ibu ada keinginan untuk marah”.
Apakah fase komunikasi yang dilakukan oleh perawat ?
(b) tidak tepat, karena dari tanda dan gejala yang muncul klien terlihat belum a. Terminasi
menerima kehilangan yang dialami, b. Validasi
c. Rencana Tindak Lanjut
(c) tidak tepat, karena dari tanda gejala yang muncul tidak menunjukkan tanda d. Evaluasi Respon
gejala tahap ini, e. Salam Terapeutik

(d) tidak tepat, karena dari tanda gejala yang muncul tidak menunjukkan tanda Jawaban: c. Rencana Tindak Lanjut
gejala tahap ini,

109
Pembahasan:
Data fokus pada kasus : “coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab
marah ibu yang lalu, dan apa yang ibu lakukan kalau marah”. Kemudian
jangan lupa latihan nafas dalam atau pukul benda lunak ya bu jika ibu ada Soal 36
keinginan untuk marah”.
Pada satu ruang rawatan, keluarga pasien melakukan komplain kepada kepala
Dari pilihan jawaban : ruangan karena ada salah seorang perawat yang sering lalai dan tidak
Opsi (a) Terminasi (tidak tepat), merupakan tahap akhir dari komunikasi, bersedia dimintakan bantuan saat dibutuhkan. Kepala ruangan meminta maaf
terhadap adanya kendala yang dialami oleh keluarga tersebut dan
Opsi (b) Validasi (tidak tepat), tidak ada yang menunjukkan perawat mengatakan akan melakukan evaluasi kedepannya. Kepala ruangan
melakukan tindakan validasi terhadap kemampuan klien, memanggil perawat yang bersangkutan, namun perawat tersebut
mengabaikan panggilan tersebut.
Opsi (c) Rencana tindak lanjut (Tepat), karena perawat mengingatkan klien Apakah metode penyelesaian konflik yang dilakukan oleh perawat ?
untuk melakukan latihan. Rencana tindak lanjut adalah perencanaan kegiatan a. Negosiasi
yang akan dilakukan oleh pasien ketika setelah diberikan tindakan oleh b. Kolaborasi
perawat c. Akomodasi
d. Menghindar
Opsi (d) Evaluasi respon, tidak ada yang menunjukkan perawat melakukan e. Kompetisi
tindakan evaluasi respon setelah diberikan tindakan,
Jawaban: d. Menghindar
Opsi (e) Salam terapeutik (tidak tepat), pada kasus tidak ada data yang
menunjukkan perawat melakukan salam terapeutik Pembahasan:
Strategi Pemecahan Masalah:

110
1. Metode akomodasi (accommodation) Metode menghindari adalah pemecahan masalah dengan cara salah satu
Pada strategi ini, pihak manajemen RS memberi kesempatan pada perawat pihak yang berselisih menarik diri atau menghindari konflik. Dalam metode
untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila ini biasanya pihak-pihak yang bertentangan mengambil keputusan untuk
permasalahan tersebut penting. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama berpisah atau menghindar secara fisik.
dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.
Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak 5. Metode Kolaborasi (collaboration)
lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama. Strategi ini merupakan strategi “win-win solution”. Pada kolaborasi kedua
unsur yang terlibat perselisihan menentukan tujuan bersama dan bekerja
2. Metode kompetisi (competition) sama dalam mencapai suatu tujuan. Karena keduanya meyakini akan
Strategi ini dapat diartikan sebagai “win-lose” penyelesaian konflik. mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, masing-masing meyakininya.
Penyelesaian ini menekankan bahwa hanya ada satu orang atau kelompok Strategi kolaborasi tidak akan berjalan jika kompetisi insentif sebagai bagian
yang menang tanpa mempertimbangkan yang kalah. Akibat negatif dari dari situasi tersebut, kelompok yang terlibat tidak memiliki kemampuan
strategi ini adalah kemarahan, putus asa dan keinginan untuk perbaikan di dalam menyelesaikan masalah dan tidak adanya kepercayaan dari kedua
masa mendatang. kelompok / seorangan (Bowditch & Buono, 1994).

3. Metode negosiasi (negotiation) Pada kasus disebutkan bahwa perawat ruangan mengalami konflik dan dibantu
Suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat saling diselesaikan oleh kepala ruangan untuk dilakukan evaluasi, namun perawat
menyadari dan sepakat tentang keinginan bersama. Penyelesaian seperti ini mengabaikan panggilan tersebut. Berdasarkan data ini dapat diambil
sering diartikan sebagai “lose-lose situation” kedua unsur yang terlibat kesimpulan bahwa strategi penyelesaian masalah yang dilakukan oleh
menyerah dan dan menyepakati hal yang telah dibuat. perawat yakni metode menghindar. Metode menghindari adalah pemecahan
masalah dengan cara salah satu pihak yang berselisih menarik diri atau
4. Metode menghindar (avoidance) menghindari konflik.

111
Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan
edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
Soal 35 triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya
pada mola hidatidosa. (Rukiyah, 2010). Pada pasien telah ditemukan gejala
Seorang perempuan hamil (30 tahun) G3P2A0 dengan usia kehamilan 30 kaki bengkak (edema) dan hipertensi.
minggu datang ke poli kebidanan. Hasil pengkajian : pasien mengeluh kaki
bengkak, kepala agak pusing, penglihatan agak kabur, dan tekanan darah Tindakan selanjutnya yang haurs dilakukan adalah melakukan pemeriksaan urin
pasien meningkat. lengkap untuk menentukan proteinuria (kadar protein di dalam urin) data
Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan ? pendukung untuk penegakan diagnosa preeklampsi.
a. Lakukan pemeriksaan leopold
b. Lakukan pemeriksaan urin lengkap Tinjauan opsi lain:
c. Lakukan pemeriksaan darah lengkap Opsi jawaban “ lakukan pemeriksaan leopold” tidak tepat. Tindakan ini
d. Lakukan auskultasi DJJ merupakan pemeriksaan palpasi abdomen yang bertujuan untuk posisi dan
e. Rujuk segera letak janin.

Jawaban: b. Lakukan pemeriksaan urin lengkap Opsi jawaban “ lakukan pemeriksaan darah lengkap” tidak tepat. Darah lengkap
pada ibu hamil dilakukan untuk melihat Hb dan untuk menegakkan diagnosa
Pembahasan: anemia dalam kehamilan.
Data fokus masalah : pasien mengeluhkan kaki bengkak, kepala agak pusing,
penglihatan agak kabur, dan tekanan darah pasien meningkat. Berdasarkan Opsi jawaban “ lakukan auskultasi DJJ” tidak tepat. Tindakan ini dilakukan
keluhannya, hal tersebut merupakan gejala dari Preeklampsi. untuk untuk menentukan besaran DJJ dan dilakukan untuk melihat kondisi
jain.

112
Opsi jawaban “ rujuk segera” kurang tepat, karena diperlukan data pendukung
lain yang membahayakan kesehatan ibu dan janin seperti pada kasus Jawaban: c. Genetik gangguan jiwa
eklampsi yaitu pasien preeklampsi yang mengalami kejang atau tidak sadar
diri. Pembahasan:
Data fokus pada kasus: Ibu klien juga mengalami gangguan jiwa. Faktor
predisposisi merupakan faktor yang melatarbelakangi seseorang mengalami
gangguan jiwa (waktu berlangsung > 6 bulan).

Soal 34 Dari pilihan jawaban:

Seorang perempuan (41 tahun) diantar ke IGD RSJ oleh keluarganya. Keluarga (a) Tidak tepat, karena waktu terjadinya kurang dari 6 bulan,
mengatakan bahwa sebelum dibawa ke RSJ, klien memukul tetangganya
dengan kayu, 1 minggu terakhir tidak pernah mandi dan selalu marah-marah. (b) Tidak tepat, karena waktu terjadinya kurang dari 6 bulan,
Saat pengkajian keluarga menceritakan bahwa ibu klien juga mengalami
gangguan jiwa, 3 bulan yang lalu klien gagal menikah dan 5 bulan yang lalu (c) Tepat, karena merupakan faktor yang melatarbelakangi pasien mengalami
klien diberhentikan dari pekerjaannya. gangguan jiwa dengan waktu terjadi lebih dari 6 bulan
Apakah faktor predispoisisi yang menyebabkan klien mengalami gangguan
jiwa? (d) Tidak tepat, karena merupakan tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh
a. Gagal menikah pasien akibat faktor yang melatarbelakangi gangguan jiwa pada pasien,
b. Berhenti berkerja
c. Genetik gangguan jiwa (e) Tidak tepat, karena bukan merupakan tindakan untuk klien dengan PK
d. Tidak pernah mandi
e. Memukul Tetangga

113
Berdasarkan data di atas ayah berperan sebagai pendorong, dimana peran ini
Soal 37 adalah pendorong, memuji, menyetujui, dan menerima kontribusi orang lain.
Akibatnya ia mampu menarik orang lain dan membuatnya merasa bahwa
Perawat melakukan kunjungan pada sebuah keluarga. Hasil pengkajian: mereka penting dan berharga dalam keluarga (friedman, 2010).
keluarga terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak. Ibu mengatakan, ketika
sang anak mendapatkan juara olimpiade di sekolahnya, ayah selalu Tinjauan opsi lainnya :
memberikan pujian dan motivasi kepada anaknya dengan memberikan - Opsi “B” kurang tepat, karena peran penyelaras adalah yaitu menengahi
hadiah . perbedaan antara anggota keluarga
Apakah peran informal yang dilakukan ayah? - Opsi “ C” kurang tepat, karena peran pnghalang yaitu cenderung menolak
a. Pendorong semua ide tanpa dan di luar alasan
b. Penyelaras - Opsi “ D” kurang tepat, karena peran martir yaitu tidak menginginkan apapun
c. Penghalang untuk dirinya , tapi mengorbankan apapun untuk kebaikan anggota
d. Martir keluarganya.
e. Dominator - Opsi “E” kurang tepat, karena peran dominator yaitu memperkuat
kewenangan, menunjukkan kekuasannya seakan-akan mengetahui segalanya
Jawaban: a. Pendorong dan merasa paling sempurna.

Pembahasan:
Data fokus :Ibu mengatakan, ketika sang anak mendapatkan juara olimpiade di
sekolahnya, ayah selalu memberikan pujian dan motivasi kepada anaknya Soal 39
dengan memberi hadiah.
Seorang anak (6 tahun) dirawat dengan Demam Thypoid. Hasil pengkajian:
anak tampak lemah, demam hilang timbul, nafsu makan menurun dan

114
mengeluh mual. Anak mendapatkan terapi ceftriaxone 250 mg/12 jam,
sediaan obat ceftriaxone berisi 1 gram/vial dengan pelarut aquades 10 cc.
Berapakah obat yang diinjekasikan pada anak ? Soal 38
a. 1 cc
b. 1,25 cc Seorang anak (5 tahun) dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan deman
c. 1,5 cc sejak 3 hari yang lalu. Ibu mengatakan bahwa anak sudah diberikan kompres
d. 2 cc namun panasnya tidak kunjung turun.
e. 2,5 cc Apakah fungsi keluarga yang sedang diterapkan oleh ibu?
a. Afektif
Jawaban: e. 2,5 cc b. Sosialisasi
c. Perawatan kesehatan
Pembahasan: d. Reproduktif
Data fokus: Anak mendapatkan terapi ceftriaxone 250 mg/12 jam, sediaan obat e. Ekonomi
ceftriaxone berisi 1 gram dengan pelarut aquades 10 cc.
Jawaban: c. Perawatan kesehatan
Rumus dosis obat;
Pembahasan:
(order dokter/ sediaan obat )x jumlah pelarut Data fokus : Seorang anak (5 tahun) mengalami deman sejak 3 hari yang lalu.
250 mg / 1000 mg X 10 cc = 2,5 cc Ibu telah memberikan kompres kepada anak, namun panas tubuh anak tidak
kunjung turun. Lalu ibu membawa ke puskesmas untuk mendapat perawatan
Jadi, obat yang diinjeksikan kepada anak adalah sebanyak 2,5 cc lebih lanjut.

115
Dari data ini dapat dilihat bahwa keluarga telah menjalankan fungsi perawatan - Opsi “ reproduktif” tidka tepat, karena fungsi reproduktif bertujuan untuk
kesehatan. Dimana fungsi perawatan kesehatan adalah bagaimana keluarga meneruskan keturunakandan menambah sumber daya manusia dalam
memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan anggota keluarganya keluarga.
(Kemenkes, 2016). - Opsi “ekonomi” tidak tepat karena fungsi ekonomi adalah bagaimana
keluarga memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi untuk
Ada 5 fungsi perawatan kesehatan keluarga : mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
1.kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
2.Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga
3.Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan
4.Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana Soal 40
rumah yang sehat Seorang anak laki-laki (9 tahun) dibawa ke puskesmas dengan keluhan nyeri
5.Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan. ulu hati sejak 2 hari lalu. Ibu mengatakan anaknya demam tinggi sejak 3 hari
lalu, gusi anak berdarah dan BAB tampak kehitaman. Hasil pengkajian: suhu
Tinjauan opsi lainnya : 37,2 C, frekuensi nadi 118x/menit, frekuensi napas 28x/menit, tekanan darah
- Opsi “afektif” tidak tepat karena fungsi afektif merupakan bagaimana 100/80 mmHg dan mukosa cenderung kering.
keluarga memenuhi kebutuhan psikososial anggota keluarga. Fungsi ini Apakah interpretasi masalah yang tepat sesuai MTBS ?
memberikan rasa saling memiliki, kasih sayang, saling menghargai antar a. Penyakit berat dengan demam
sesama anggota keluarga b. Demam berdarah dengue
- Opsi “ sosialisasi” tidak tepat katena fungsi sosialisasi merupakan suatu c. Campak
proses yang berlangsung seumur hidup, dimana keluarga menanamkan nilai- d. Malaria
nilai yang ada di keluarga kepada anggota keluargany agar anggota keluarga e. Mastoiditis
dapat bersosialisasi dengan lingkungan sosial.

116
JawabanL b. Demam berdarah dengue
Tinjauan Opsi lain :
Pembahasan: - Penyakit berat dengan demam, tidak tepat, karena pada penyakit berat dengan
DS : demam ditandai dengan adanya kaku kuduk atau salah satu tanda bahaya
- Ibu mengatakan anak demam 3 hari sebelumnya berupa :
- Ibu mengatakan anak mengeluh nyeri di ulu hati • Tidak bisa minum/menyusu
- Ibu mengatakan anak mengalami gusi berdarah dan BAB kehitaman • Letargis atau tidak sadar
• Memuntahkan semuanya
DO : • Ada stridor
- TD : 100/80 mmHg • Kejang
- Nadi : 117 kali/menit • Biru ( cyanosis )
• Ujung tangan dan kaki pucat dan dingin
Jawaban : B. Demam berdarah dengue
- Malaria, tidak tepat karena membutuhkan data resiko malaria dan riwayat
Menurut MTBS (2015) demam berdarah dengue ditandai dengan adanya salah bepergian ke daerah malaria. Selain itu dibutuhkan data mikroskopis RDT
satu/beberapa tanda : positif untuk menegakan diagnosis malaria.
• Ada tanda tanda syok atau gelisah
• Muntah bercampur darah/seperti kopi - Campak, tidak tepat, karena tanda-tanda CAMPAK saat ini: Ruam kemerahan
• Berak berwarna hitam dikulit yang menyeluruh DAN Terdapat salah satu tanda berikut: batuk,
• Perdarahan dari hidung atau gusi pilek, mata merah.
• Bintik-bintik perdarahan di kulit (petekie) dan uji torniket positif
• Sering muntah - Mastoiditis, tidak tepat karena mastoiditis merupakan pembengkakakn yang
nyeri di belakang telinga

117
0 : jika kulit bayi biru pucat atau sianosis
1 : jika tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerah merahan sedangkan
ekstremitas ( tangan dan kaki) berwarna biru pucat.
2 : jika seluruh tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerahan.

Soal 42 Pulse atau denyut jantung :


0 : jika bunyi denyut jantung tidak ada atau tidak terdengar
Seorang bayi laki-laki baru lahir dengan usia gestasi 35 minggu. Pada saat 1 : jika bunyi denyut jantung lemah dan kurang dari 100 x/menit
pemeriksaan, bayi meringis saat diberikan stimulasi. Tampak seluruh warna 2 : jika denyut jantung bayi kuat dan lebih dari 100 x/menit
tubuh bayi pucat. Frekuensi jantung bayi 88x/menit dan upaya bernapas bayi
tampak lemah dan tidak teratur. Bayi tampak diam dan tidak bergerak. Gremace atau kepekaan reflek bayi
Berapa skor APGAR yang didapat oleh bayi tersebut? 0 : jika bayi tidak berespon saat di beri stimulasi
a. 6 1 : jika bayi meringis, merintih atau menangis lemah saat di beri stimulasi
b. 5 (respon lemah terhadap stimulasi).
c. 4 2 : jika bayi menangis kuat/batuk/bersin saat bayi diberi stimulasi (respon kuat
d. 3 terhadap stimulasi)
e. 2
Activity atau tonus otot
Jawaban: d. 3 0 : jika tidak ada gerakan
1 : jika gerakan bayi lemah dan sedikit.
Pembahasan: 2 : jika gerakan bayi kuat
Penilaian APGAR Score :
Appearance atau warna kulit : Respiration atau pernafasan

118
0 : jika tidak ada pernafasan
1 : jika pernafasan bayi lemah dan tidak teratur. Soal 41
2 : jika pernafasan bayi baik dan teratur
Seorang bayi (2 bulan) dibawa ibunya ke poliklinik tumbuh kembang. Perawat
Klasifikasi Penilaian Apgar Score : memeriksa refleks bayi dengan menyentuh bagian pinggir mulutnya, bayi
0 – 3 : Asfiksia berat merespon dengan memalingkan kepalanya ke arah benda yang
= Pada kasus ini bayi memerlukan perawatan yang lebih intensif dan menyentuhnya.
memerlukan alat bantu penafasan agar tidak terjadi gagal naafas atau henti Apakah jenis refleks yang diperiksa oleh perawat tersebut ?
nafas. a. Sucking Reflex
4 – 6 : Asfiksia sedang = Pada kasus ini bayi hanya membutuhkan tidakan b. Tonic Neck Reflex
pertolongan ringan, seperti membersihkan lendir yang menutupi jalan c. Rooting reflex
pernafasan bayi. d. Babinski ReflexRefleks Moro
7 – 10 : Normal/vigorous baby
Jawaban: Rooting reflex
Pada kasus didapatkan data :
- bayi meringis saat diberikan stimulasi (1) Pembahasan:
- Tampak seluruh warna tubuh bayi pucat (0) Data Fokus: Perawat memeriksa refleks bayi dengan menyentuh bagian pinggir
- Frekuensi jantung bayi 88x/menit (1) mulutnya, bayi merespon dengan memalingkan kepalanya ke arah benda
- upaya bernapas bayi tampak lemah dan tidak teratur (1) yang menyentuhnya.
- Gerakan bayi tidak ada (0)
TOTAL APGAR SCORE = 3 (Opsi D) Rooting reflex merupakan refleks yang terjadi terjadi ketika pipi bayi diusap
(dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi
memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya

119
menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap dan mencari Opsi “Refleks Babinski” (tidak tepat), karena merupakan Refleks primitif
menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan. pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki
diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.
Tinjauan Opsi yang lain:
Opsi “Refleks Moro” (tidak tepat), karena Refleks Moro adalah suatu respon
Opsi “Sucking Reflex” (tidak tepat), karena Refleks menghisap terjadi ketika tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan
bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang ditempatkan di yang mengejutkan. Ketika dikagetkan, bayi yang baru lahir itu
mulut mereka. Refleks menghisap memudahkan bayi yang baru lahir untuk melengkungkan punggungnya, melemparkan kepalanya kebelakang, dan
memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan merentangkan tangan dan kakinya.
makanan. Menghisap adalah refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks
ini merupakan rute bayi menuju pengenalan akan makanan.

Opsi “Tonic Neck Reflex” (tidak tepat), karena Tonic Neck Reflex merupakan
reflex pada bayi dengan mengangkat kedua tangan bayi, bayi akan berusaha Soal 44
mengangkat kepalanya. Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan
posisi ini atau jika reflek ini terus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi Seorang laki-laki (25 tahun) dilakukan tindakan rawat luka di bangsal RS.
dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan Pasien mengalami luka bakar. Saat balutan akan dibuka pasien mengeluh
penelitian, reflek tonick neck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata nyeri hingga menangis. Hasil pengkajian: skala nyeri 8, luka bakar mengenai
dan kepala bayi yang akan menyiapkan bayi untuk mencapai gerak sadar. sebagian epidermis pada kedua ekstremitas atas dan kemaluan, kulit tampak
merah, berpus, lecet, melepuh, dan bengkak.
Berapakah luas luka bakar pada pasien?
a. 5,5%
b. 9%

120
c. 10% Soal 43
d. 19%
e. 20% Seorang laki-laki (23 tahun) dirawat karena disiram air panas. Hasil pengkajian:
terasa nyeri luka bakar, luka bakar terjadi pada seluruh lengan kanan, kedua
Jawaban: d. 19% tungkai, dan genitalia, tampak kemerahan, bulla, sebasea masih utuh, BB
50kg dan urin output 48 cc/jam.
Pembahasan: Berapa persentase luka bakar yang terjadi pada pasien ?
DATA FOKUS a. 18%
Luasnya permukaan tubuh yang terkena panas dapat dihitung menggunakan b. 28%
Rule of Nine yang dikembangkan oleh Wallace tahun 1940 c. 46%
(Grace & Borley, 2006) d. 54%
e. 56%
Berdasarkan perhitungan dari rule of nine pada kasus yaitu sebagai berikut:
luka bakar pada: Jawaban: c. 46%
1. Kedua ekstremitas atas : 9% + 9% = 18%
2. kemaluan : 1% Pembahasan:
Sehingga total persentase luka bakar pada kasus yaitu 19%. DATA FOKUS
- Pasien luka bakar
- luka bakar pada seluruh lengan kanan, kedua tungkai, dan genitalia
Berdasarkan perhitungan dari rule of nine pada kasus yaitu sebagai berikut:
luka bakar pada:
- seluruh lengan kanan = 9%
- kedua tungkai = 18% + 18% (kanan dan kiri) = 36%

121
- genitalia = 1%
total luas luka bakar = 9% + 36% + 1% = 46% Jawaban: a. 4500 cc

Tinjauan opsi lainnya Pembahasan:


Opsi 18%, opsi 28%, opsi 54%, opsi 56% (tidak tepat) karena hasil tidak sesuai Diketahui:
dengan perhitungan dari rule of nine. - BB = 50 kg
- Luas luka bakar = seluruh bagian belakang tubuh kecuali kepala
= seluruh punggung, kedua tangan bagian belakang
kedua kaki bagian belakang
= 18 + (4,5+4,5) + (9+9) = 45 %

Soal 45 Ditanya: kebutuhan cairan 8 jam pertama

Seorang laki-laki (30 tahun) mengalami luka bakar akibat ledakan mesin di Jawaban:
sebuah bengkel. Pasien mengalami luka bakar pada seluruh tubuh bagian Kebutuhan cairan 24 jam (Formula Parkland / Baxter)
belakang kecuali kepala. Menurut data rekam medic, berat badan pasien 1 = 4 cc x kgBB x luas luka bakar
bulan yang lalu adalah 50 kg. = 4 cc x 50 x 45
Berapakah jumlah cairan yang dibutuhkan pasien dalam 8 jam pertama? = 9000 cc
a. 4500 cc
b. 5400 cc Kebutuhan cairan 8 jam pertama = 50 % kebutuhan 24 jam
c. 9000 cc = 50 % x 9000 cc
d. 9200 cc = 4500 cc
e. 10800 cc

122
Soal 61
Seorang pasien, 38 tahun, sudah dirawat selama 3 hari dengan diagnosa
Soal 60 Diabetes Mellitus. Hasil pemeriksaan KGD sewaktu 648 mg/ dl, kesadaran
Seorang pasien, 27 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas dan somnolent, tekanan darah 120/ 90 mmHg, suhu 36,9 C, frekuensi nafas 22
badan menguning. Hasil pemeriksaan tampak badan menguning, sklera kali/ menit. Dilakukan pemeriksaan AGD dengan nilai pH 7.28 Apa
ikterik, ludwig sign positif. Pemeriksaan laboratorium apa yang kelainan yang terjadi pada pasien ?
terbaik dilakukan ? a. Alkalosis
a. Hemoglobin b. Asidosis
b. Elektrolit c. Hipoglikemia
c. SGOT dan SGPT d. Anemia
d. Kreatinin e. Asidosis Metabolik
e. HDL dan LDL
Jawaban benar B
jawaban benar c
Data laboratorium menunjukkan beberapa kelaianan yaitu KGD 648 mg/ dl
Data fokus pada kasus adalah keluhan nyeri perut kanan atas dan badan yaitu hiperglikemia dan AGD 7.28 yaitu Asidosis. Jenis asidosis tidak
menguning. Hasil pemeriksaan tampak badan menguning, sklera ikterik, dijelaskan secara spesifik pada kasus.
ludwig sign positif. Data ini menunjukkan adanya kelainan pada fungsi
hepar sehingga pemeriksaan yang tepat adalah SGOT dan SGPT

Soal 66

123
Berdasarkan pemantauan dan tindak lanjutnya kegiatan pengukuran BB, TB, Soal 68
IMT, lingkar perut analisis lemak tubuh dan TD masuk dalam kelompok Pengaturan penanggulangan PTM untuk meningkatkan kualitas hidup dan
Posbindu PTM… mengurangi dampak sosial, budaya, serta ekonomi akibat PTM pada
a. Madya individu, keluarga, dan masyarakat terdapat dalam peraturan Menteri
b. Utama Kesehatan…
c. Dasar a. No. 71 tahun 2015 Pasal 2
d. Pencegahan b. No. 71 tahun 2016 Pasal 3
e. Pengendalian c. No. 70 tahun 2015 Pasal 2
d. No. 71 tahun 2016 Pasal 2
Jawaban benar c e. No. 71 tahun 2015 pasal 3

Posbindu PTM Dasar meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko sederhana, Jawaban benar a
yang dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrumen
untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan Pengaturan Penanggulangan PTM dalam Peraturan Menteri ini bertujuan untuk:
yang telah diderita sebelumnya, perilaku berisiko, potensi terjadinya cedera a. melindungi masyarakat dari risiko PTM;
dan kekerasan dalam rumah tangga, pengukuran berat badan, tinggi badan, b. meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi dampak sosial, budaya, serta
lingkar perut, Indeks massa tubuh (IMT), alat analisa lemak tubuh, ekonomi akibat PTM pada individu, keluarga, dan masyarakat; dan
pengukuran tekanan dara, paru sederhana serta penyuluhan mengenai c. memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan Penanggulangan PTM
pemeriksaan payudara sendiri. yang komprehensif, efisien, efektif, dan berkelanjutan

Soal 70

124
Di Desa SukaMaju terjadi wabah diare karena masyarakat mempunyai Soal 67
kebiasaan penggunaan air sungai untuk kebutuhan mandi, sedangkan Kegiatan pengukuran BB, TB, IMT, lingkar perut analisis lemak tubuh dan TD
warganya 30% masih membuang sampah di sungai. Oleh karena itu perawat sebaiknya dilakukan 1 bulan sekali merupakan…
memberikan penyuluhan dan demostrasi tentang pembuatan oralit yang a. Sasaran kegiatan P2TM
benar. Apakah upaya kesehatan yang dilakukan oleh perawat b. Bentuk kegiatan P2TM
tersebut ? c. Bentuk tindakan pencegahan / preventif
a. Rehabilitatif d. Salah satu kegiatan pelayanan terpadu
b. Preventif d. Pemeriksaan kesehatan untuk penyakit beresiko
c. Promotif
d. Kognitif Jawaban benar b
e. Kuratif
Posbindu PTM meliputi 10 (sepuluh) kegiatan salah satu nya yaitu Kegiatan
Jawaban benar E pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar
perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya diselenggarakan 1
Upaya kesehatan yang dilakukan perawat tentang pembuatan oralit yang benar bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya dapat dilakukan pada usia 10 tahun
merupakan upaya kuratif (penyembuhan). Upaya kuratif bertujuan untuk ke atas. Untuk anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan ukuran
merawat dan mengobati anggota keluarga dan kelompok yang menderita mansetnya dengan ukuran lengan atas.
penyakit atau masalah kesehatan.

Soal 69
Berdasarkan laporan dinas kesehatan terjadi peningkatan kasus ISPA di sebuah
wilayah. Peningkatan kasus ISPA meningkat karena adanya kabut asap di

125
wilayah tersebut dengan nilai konsentrasi PM10 mencapai 190 µgram/m³. - opsi “melakukan skrining kesehatan” tidak tepat karena merupakan
Apakah tindakan proteksi yang tepat dilakukan oleh perawat? pencegahan sekunder
a. Menganjurkan masyarakat menggunakan masker saat keluar rumah - opsi “ merujuk penderita ISPA ke rumah sakit” merupakan pencegahan
b. Melakukan pemeriksaan kadar CO sekunder
c. Melakukan skrining kesehatan - opsi “memberikan pendidikan kesehatan tentang ISPA” merupakan
d. Merujuk penderita ISPA ke rumah sakit pencegahan primer dalam bentuk promosi kesehatan
e. Memberikan pendidikan kesehatan tentang ISPA

Jawaban benar a
Soal 77
Pembahasan : Seorang laki-laki (50 tahun) dirawat di RS dengan riwayat DM Tipe II tidak
Data fokus : Nilai konsentrasi PM10 di wilayah tersebut saat ini adalah terkontrol. Gula darah 365 mg/dl. Perawat akan melakukan injkesi insulin
190µgram/m³ intrakutan 10 unit dengan flexpen. Saat ini perawat telah membuka penutup
nilai tersebut sudah melampui ambang batas normal dan termasuk kategori ujung flexpen. Apakah tindakan yang dilakukan selanjutnya?
tidak sehat, dimana normalnya 0-50 µgram/m³,oleh karena itu tindakan yang a. Tekan tombol dosis dengan ibu jari hingga berhenti, tahan jarum 3 – 5 detik
tepat adalah menganjurkan masyarakat untuk menggunakan masker di luar b. Periksa area penyuntikan
rumah. c. Dengan tangan non dominan, genggam dan cubit area yang mengelilingi
lokasi penyuntikan
Tinjauan opsi lainnya : d. Desinfeksi area penyuntikan dengan swab alkohol
e. Tusukkan jarum flex pen dengan sudut 90 derajat
- opsi “melakukan pemeriksaan kadar CO” tidak tepat karena merupakan
pencegahan sekunder untuk memeriksa perokok Jawaban benar c

126
Prosedur Injeksi Insulin Flexpen (SC)
a. cuci tangan
b. putar dosis insulin sesuai order
c. lakukan prinsip 6 benar (benar obat, dosis, cara, waktu, pasien, dokumentasi) Soal 71
d. bantu pasien untuk berada dalam posisi sesuai lokasi penyuntikan yang Di suatu desa, sebagian besar masyarakat usia dewasa mengalami hipertensi.
dipilih Hal ini dikarenakan kebiasaan masyarakat menambahkan garam pada setiap
e. periksa area penyuntikan makanan. Perawat komunitas telah melakukan penyuluhan terkait
f. pasang handscoon penatalaksanaan hipetensi. Perawat menganjurkan masyarakat untuk
g. desinfeksi area penyuntikan dengan swab alkohol dengan gerakan melingkar mengurangi garam di setiap makanan dan menganjurkan untuk mengganti
mengarah ke luar garam rendah sodium. Apa intervensi peka budaya yang dilakukan oleh
h. buka penutup jarum flex pen dan posisikan ibu jari tangan dominan di atas perawat pada kasus ?
tombol dosis a. Preventif sekunder
i. dengan tangan non dominan, genggam dan cubit area yang mengelilingi b. Maitenence budaya
lokasi penyuntikan c. Akulturasi budaya
j. tusukkan jarum flex pen dengan sudut 90 derajat menggunakan tangan d. Akomodasi budaya
dominan, lepaskan cubitan e. Restrukturasi budaya
k. tekan tombol dosis dengan ibu jari hingga berhenti, tahan jarum 3 – 5 detik.
l. tarik jarum dengan cepat sambil menekan kulit di sekitar lokasi penyuntikkan Jawaban benar D
dengan tangan non dominan
m. lap lokasi penyuntikan dengan swab alkohol, jangan memijitnya Pembahasan : Perawat menganjurkan masyarakat untuk mengurangi garam
n. bantu pasien kembali ke posisi nyaman disetiap makanan dan menganjurkan untuk mengganti garam rendah sodium.
o. bereskan alat-alat, buka handscoon, dan cuci tangan
p. dokumentasi tindakan

127
Tindakan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan kasus adalah akomodasi a. Pemberian obat anti kejang
budaya, dimana intervensi ini bertujuan untuk membantu klien beradaptasi b. Cek nilai laboratorium
terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. c. Resusitasi cairan
d. Melakukan rontgen thoraks
Tinjauan opsi lainnya : e. Memberikan kompres hangat
Opsi A “tidak tepat” karena tidak ada pencegahan sekunder baik berupa deteksi
dini, pemeriksaan ataupun pengobatan yang dilakukan oleh perawat Jawaban benarc
Opsi B “ tidak tepat” karena maintenence adalah intervensi yang diilakukan
bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan. Dehidrasi adalah suatu kondisi dimana terjadi kehilangan cairan tubuh yang
Opsi C “ tidak tepat” karena akulturasi bukan termasuk intervensi keperawatan mengakibatkan tubuh tidak dapat berfungsi dengan normal. Dehidrasi dapat
peka budaya disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya oleh diare yang tidak kunjung
Opsi E “tidak tepat” karena restrukturasi adalah intervensi yang dilakukan bila membaik.
budaya yang dimiliki klien merugikan status kesehatannya
Salah satu manajemen untuk mengatasi dehidrasi adalah dengan memasang
infus dan memulai resusitasi cairan untuk mengganti kekurangan cairan
akibat diare yang dialami oleh pasien.

Soal 89 Tinjauan opsi lain:


Seorang bayi (10 bulan) dibawa ibunya ke RS dengan keluhan diare konsistensi - Opsi memberikan obat kejang tidak tepat karena saat ini pasien belum sampai
encer sejak 2 hari lalu dan frekuensi 7x sehari. Hasil pengkajian: bayi pada tahap syok yang menyebabkan kejang.
tampak lemah, mata cekung dan turgor kulit menurun. Pasien mengalami - Melakukan pemeriksaan laboratorium dan rontgen merupakan pemeriksaan
demam tinggi dengan suhu terakhir 38 C. Irama napas pasien terlihat cepat. penunjang pada pasien dan bisa dilakukan berbarengan atau setelah masalah
Apakah tindakan kegawatdaruratan yang harus dilakukan pada anak? kegawatan teratasi.

128
- Memberikan kompres dilakukan setelah pasien dilakukan resusitasi cairan 1. Identifikasi pasien
2. Periksa instruksi dokter untuk perhatian khusus seperti posisi atau
pergerakan tertentu
3. Pastikan tingkat kesadaran dan kemampuan untuk mengikuti instruksi
Soal 76 4. Periksa riwayat medis pasien apakah ada lesi nasal, polip berdarah atau
Seorang laki-laki (45 tahun) dirawat karena keracunan makanan. Pasien masih deviasi septum
terpasang NGT, cairan reduksi dari selang NGT berwarna hijau. Pasien 5. Cuci tangan
dianjurkan puasa sementara waktu. Pasien tampak gelisah sehingga selang 6. Jelaskan prosedur pada pasien
NGT terlepas. Perawat memakai handscoon untuk memasang kembali NGT. 7. Posisikan pasien pada posisi fowler tinggi, pasien koma pada posisi semi
Saat ini perawat mengukur panjang selang NGT. Apakah tindakan fowler
selanjutnya yang tepat dilakukan ? 8. Letakkan perlak dan handuk diatas dada pasien
9. Potong plester sepanjang 10 CM dan siapkan untuk memfiksasi selang
a. Membersihkan lubang hidung 10. Pakai handscoon
b. Mengoleskan jelly pada selang 11. Ukur panjang selang, dari ujung hidung ka ujung daun telinga, dan ke ujung
c. Memilih lubang hidung yang akan dipasang NGT prosesus xiphoideus dan tandai dengan pita.
d. Masukkan secara perlahan dan menginstruksikan tarik nafas dalam 12. Lumasi ujung selang sekitar 15-20 cm dengan pelumas yang larut dalam air,
e. Memotong plester menggunakan potongan kassa.
13. Masukkan selang lewat lubang hidung kiri ke bagian belakang tenggorokan,
Jawaban benar b dengan mengarah ke belakang dan ke bawah menuju telinga
14. Fleksikan kepala pasien ke arah dada setelah selang melewati nasofaring
DATA FOKUS 15. Anjurkan pasien untuk menelan dengan memberikan seteguk air jika
- Pasien sudah memakai handscoon dan sedang mengukur panjang selang NGT memungkinkan
Prosedur Pemasangan NGT 16. Dorong selang sampai panjang yang diinginkan sudah masuk semua

129
17. Bila ada tahanan atau pasien mulai muntah, batuk, terssedak, atau menjadi Jawaban benar a
sianosis, berhenti mendorong selang dan tarik kembali.
18. Periksa posisi selang dengan aspirasi cairan lambung atau meletakkan ujung Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan
selang di dalam kom berisi air jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan
19. Fiksasi selang dengan plester kesehatan diwilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak
20. Rekatkan ujung selang ke baju pasien hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan
21. Bereskan alat-alat, lepaskan handscoon, dan cuci tangan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga diwilayah kerjanya.
22. Dokumentasikan tindakan Dalam pelaksanaannya, pendekatan keluarga terintegrasi dengan semua
program diseluruh puskesmas.

Dengan melakukan kunjungan rumah dari satu keluarga ke keluarga lain secara
Soal 79 rutindan terjadwal, Puskesmas akan mengenali masalah-masalah kesehatan
yang dihadapi keluarga secara menyeluruh.
Puskesmas melakukan kunjungan keluarga untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan Kegiatan kunjungan rumah dilakukan untuk :
diwilayah kerjanya. Tujuan kegiatan kunjungan rumah adalah untuk, kecuali
… 1. Pendataan/pengumpulan data profil kesehatan keluarga dan peremajaan
a. Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit (updating) pangkalan datanya
b. Penyuluhan menggunakan media yang sesuai
c. Melakukan update data dasar keluarga 2. promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif
d. Melakukan improvisasi program berdasarkan profil kesehatan keluarga
e. Menindaklanjuti program yang sudah disusun oleh Puskesmas 3. Menindaklanjuti program kesehatan dalam gedung

130
3. Pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk b. Puskesmas rawat inap
pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen puskesmas
(2) Puskesmas nonrawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan rawat jalan,
perawatan di rumah (home care), dan pelayanan gawat darurat.
Soal 81
Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, perawatan di rumah (3) Puskesmas nonrawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
(home care), dan pelayanan gawat darurat merupakan kategori puskesmas … menyelenggarakan rawat inap pada pelayanan persalinan normal.
a. non rawat inap
b. rawat inap (4) Puskesmas rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
c. tipe A merupakan Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya sesuai pertimbangan
d. tipe B kebutuhan pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan rawat inap pada
e. tipe C pelayanan persalinan normal dan pelayanan rawat inap
pelayanan kesehatan lainnya.
Jawaban benar a
(5) Pelayanan persalinan normal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat
Pada Permenkes No. 43 tahun 2019 Pasal 24 huruf b , Puskesmas dikategorikan (4) harus memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
menjadi undangan.

Pasal 29 (6) Puskesmas yang dapat menjadi Puskesmas rawat inap sebagaimana
(1) Berdasarkan kemampuan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan Puskesmas di kawasan perdesaan,
huruf b, Puskesmas dikategorikan menjadi: kawasan terpencil dan kawasan sangat terpencil, yang jauh dari Fasilitas
a. Puskesmas nonrawat inap; dan Pelayanan Kesehatan rujukan tingkat lanjut.

131
a. Melakukan fiksasi selang kateter
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai Puskesmas nonrawat inap dan Puskesmas b. Mengangkat duk bolong
rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran c. Mengisi balon kateter dengan cairan aquabides
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. d. Menarik selang kateter hingga ada tahanan
e. Menyambung kateter ke urin bag
Maka jawaban yang tepat sesuai ilustrasi soal adalah opsi A yaitu Puskesmas
non rawat inap. Jawaban benar C

Sedangkan Puskesmas tipe A, B dan C adalah kategori Puskesmas berdasarkan Prosedur Pemasangan Kateter Urin Pria
hasil Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakeskesnas) II tahun 1969. Kategori 1. Cuci tangan
ini tidak berlaku lagi seiring dengan lahirnya kebijakan-kebijakan terbaru 2. Pasang sampiran
tentang Puskesmas. 3. Gantung urin bag di sisi tempat tidur pasien
4. Buka pakaian bawah pasien (celana/kain sarung)
5. Atur posisi pasien (supine) dan pasang perlak pengalas. Dekatkan nierbeken
di antara kedua paha.
Soal 78 6. Pasang handscoon dan lakukan penis hygiene
7. Dekatkan nierbeken yang kedua untuk menampung urin
Seorang laki-laki (54 tahun) dirawat di RS dengan keluhan kesulitan berkemih. 8. Ganti handscoon bersih dengan steril, pasang duk bolong
Pasien akan dilakukan pemasangan kateter urin. Perawat telah memasang duk 9. Olesi ujung kateter dengan kassa jelly
bolong. Selang kateter dimasukkan dengan mudah dan tidak ada tahanan. Urin 10. Masukkan kateter yang sudah diberi jelly ke uretra sepanjang 15 –25 cm,
segera keluar dan ditampung dalam bengkok. Selama memasukkan selang sampai urin mengalir, sambil pasien menarik napas dalam ketika kateter
kateter tidak ada keluhan dari pasien, pasien tampak tenang dan terlihat lega. dimasukkan
Apakah tindakan selanjutnya pada pasien tersebut? 11. Tampung urin dengan menggunakan nierbeken

132
12. Perhatikan respon pasien Opsi mengangkat duk bolong tidak tepat karena pada kasus, balon kateter
13. Isi balon kateter dengan cairan aquades sesuai dengan kebutuhan dan tarik belum terisi dan selang belum ditarik. Tindakan ini dilakukan apabila perawat
selang kateter secara perlahan sampai ada tahanan akan melakukan tindakan menyambungkan selang kateter dengan urin bag.
14. Angkat duk bolong, sambungkan kateter ke urin bag, fiksasi ke salah satu Opsi menarik selang kateter hingga ada tahanan tidak tepat karena balon kateter
paha pasien belum terisi. Tindakan ini dilakukan stelah balon kateter terisi.
15. Bersihkan alat-alat, lepaskan handscoon, dan cuci tangan Opsi menyambung kateter ke urin bag tidak tepat karena pada kasus balon
16. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan kateter belum terisi. Tindakan ini dilakukan setelah duk bolong sudah diangkat.

Pada kasus, perawat melakukan pemasangan kateter. Urin segera keluar dan Mubarak, W.I., dan Chayatin, N. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia,
ditampung dalam bengkok. Selama memasukkan selang kateter tidak ada Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
keluhan dari pasien, pasien tampak tenang dan terlihat lega.
Karena urin sudah keluar dan tidak ada tahanan serta respon pasien baik,
sehingga tindakan selanjutnya yang tepat yaitu mengisi balon kateter dengan
cairan aquabides.
Soal 88
Tinjauan opsi lainnya: Seorang anak (5 tahun) dibawa ke IGD dengan keluhan sudah 3 hari mengalami
Opsi melakukan fiksasi selang kateter tidak tepat karena pada kasus, duk demam, tubuh teraba panas, dan keluar darah dari hidung. Sebelum ke IGD,
bolong masih terpasang, balon kateter belum terisi, dan selang kateter belum perdarahan di hidung sempat berhenti, tetapi saat sampai di IGD, darah kembali
disambungkan dengan urin bag. Fiksasi selang kateter dilakukan apabila keluar dari hidung. Saat dilakukan uji tourniquet, didapatkan hasil positif.
tindakan pemasangan kateter sudah hampir selesai dan posisi selang kateter Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan untuk
telah mantap. menghentikan perdarahan di hidung pasien ?
a. Melakukan humidifikasi
b. Melakukan kauterisasi

133
c. Melakukan ligasi - Opsi E tidak tepat karena tindakan ini diindikasi jika tindakan ligasi gagal
d. Melakukan hemostatis manual dilakukan
e. Melakukan embolisasi

Jawaban benar d
Soal 80
Epsitaksis atau perdarahan dari hidung merupakan suatu kondisi yang sering
dijumpai pada anak. Penyebabnya bisa lokal atau pun sistemik, Puskesmas melakukan kunjungan keluarga untuk meningkatkan jangkauan
Penatalaksanaan tergantung pada tingkat perdarahan dan lokasi perdarahannya. sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan diwilayah
kerjanya. Tujuan kegiatan kunjungan rumah adalah untuk, kecuali …
Berdasarkan kasus di atas maka tindakan pertama yang dilakukan pada pasien a. Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang dakit
di atas adalah dengan melakukan hemostatis manual yaitu dengan memberikan b. Penyuluhan menggunakan media yang sesuai
tampon atau penekanan langsung pada cuping hidung untuk menghentikan c. Melakukan update data dasar keluarga
perdarahan (opsi D). d. Melakukan improvisasi program berdasarkan profil kesehatan keluarga
e. Menindaklanjuti program yang sudah disusun oleh Puskesmas
Tinjauan opsi lan :
- Opsi A tidak tepat karena humidifikasi dilakukan pada epistaksis yang Jawaban benar a
diakibatkan oleh udara panas atau kering dengan cara menyemprot cairan
saline. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan
- Opsi B tidak tepat karena kauterisasi dilakukan pada epsitaksis anterior jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan
dengan menggunakan kauter kimia atau elektrik. diwilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya
- Opsi C tidak tepat karena ligasi dilakukan perdarahan yang masih dan tidak menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga
berkurang dengan tindakan konservatif. keluar gedung dengan mengunjungi keluarga diwilayah kerjanya. Dalam

134
pelaksanaannya, pendekatan keluarga terintegrasi dengan semua program Seorang Laki-laki (36 tahun) dirawat di RSJ sejak 4 hari yang lalu dikarenakan
diseluruh puskesmas. hanya mengurung diri didalam kamar. Hasil pengkajian : klien masih tidak mau
berbicara namun kadang-kadang masih mempertahankan kontak mata saat
Dengan melakukan kunjungan rumah dari satu keluarga ke keluarga lain secara berinteraksi. Hasil observasi : klien selalu duduk sendiri dan tidak mau
rutindan terjadwal, Puskesmas akan mengenali masalah-masalah kesehatan berkumpul dengan teman-temannya. Apakah tindakan keperawatan yang tepat
yang dihadapi keluarga secara menyeluruh. diberikan pada klien ?
a. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
Kegiatan kunjungan rumah dilakukan untuk : b. Membiarkan klien sendiri supaya tetap tenang
c. Mendemonstrasikan cara mengatasi kesedihan
1. Pendataan/pengumpulan data profil kesehatan keluarga dan peremajaan d. Mengajarkan berhubungan sosial secara bertahap
(updating) pangkalan datanya e. Membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

2. promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif Jawaban benar d

3. Menindaklanjuti program kesehatan dalam gedung Data fokus pada kasus: Klien masih tidak mau berbicara namun kadang-kadang
masih mempertahankan kontak mata saat interaksi. Dari observasi klien selalu
4. Pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk duduk sendiri dan tidak mau berkumpul dengan teman-temannya.
pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen puskesmas Dari kata kunci terlihat bahwa klien belum mampu untuk menjalin komunikasi
Maka tindakan keperawatan yang tepat adalah Mengajarkan berhubungan sosial
secara bertahap (D)

Soal 91
Strategi pelaksanaan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial:

135
Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat isolasi social
Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat isolasi sosial
Mendiskusikan keuntungan memiliki teman, kerugian tidak memiliki teman Soal 92
2) Menjelaskan dan melatih klien berkenalan Seorang laki-laki (40 tahun) dirawat di RS dengan TB Paru. Hasil pengkajian :
Menjelaskan cara berkenalan pasien mengeluh nyeri dada, tidak nafsu makan dan sesak napas dengan
Mendemostrasikan cara berkenalan frekuensi 32x/menit serta tampak adanya retraksi interkostae. Pasien tampak
Melatih klien berkenalan 2-3 orang atau lebih lemah, gelisah, frekuensi nadi 90x/menit dan berat badan turun 5 kg semenjak
3) Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sakit. Apakah tindakan prioritas yang dilakukan perawat ?
sehari-hari a. Melakukan kompres hangat pada area dada
4) Menjelaskan dan melatih berbicara sosial : meminta sesuatu, berbelanja b. Mengajarkan teknik napas dalam untuk mengurangi nyeri
dan sebagainya. Dari pilihan jawaban: c. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tetapi sering
(a) Membuat jadwal kegiatan sehari-hari (tidak tepat), karena sudah pasti d. Berkolaborasi dengan dokter pemberian terapi oksigen
dilakukan pada setiap tindakan, (b) Membiarkan klien sendiri supaya e. Berkolaborasi dengan dokter terkait pemberian analgesik
tetap tenang (tidak tepat),klien membutuhkan orang lain untuk
membantu dalam proses hubungan sosial dengan orang lain, (c) Jawaban benar d
Mendemonstrasikan cara mengatasi kesedihan (tidak tepat), karena
klien mengalami masalah dalam berhubungan sosial, (d) mengajarkan Data fokus masalah : Pasien mengeluh sesak napas dengan frekuensi 32x/menit
berhubungan sosial secara bertahap (tepat), karena klien mengalami serta tampak adanya retraksi interkostae.
masalah sosialisasi, (e) Membantu klien mengidentifikasi kemampuan Masalah keperawatan prioritas yaitu : “Pola napas tidak efektif”.
yang dimiliki (tidak tepat), merupakan tindakan untuk klien dengan Salah satu intervensi yang tepat diberikan berkaitan dengan masalah utama
HDR. pada kasus yaitu berkolaborasi dengan dokter terkait pemberian terapi oksigen.

136
Hiperoksigenasi adalah teknik terbaik untuk menghindari hipoksemia akibat
penghisapan dan harus digunakan pada semua prosedur suction. Dalam
Soal 93 prosedur suction harus menerapkan prinsip acianotik salah satunya oksigenasi
Seorang laki-laki (45 tahun) dengan GGA dirawat di RS. Pasien terpasang 100% sebelum dan sesudah tindakan.
orofaringeal tube. GCS 111. Terdengar suara gurgling dan tampak sekret keluar
dari mulut pasien. Perawat sedang melakukan suction. Saat perawat melakukan Tinjauan opsi lainnya
penghisapan pertama dengan lembut dan perlahan secara rotasi < 15 detik, nilai Opsi penghisapan pada mulut dan lidah (tidak tepat) karena tindakan ini
SaO2 pasien 94%, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi nafas 23x/menit. dilakukan jika penghisapan pada orofaringeal sudah clear.
Sementara itu, sekret masih saja keluar. Apakah tindakan yang tepat Opsi mengganti tekanan suction menjadi 70 mmHg (tidak tepat) karena indikasi
dilakukan oleh perawat? tekanan suction untuk dewasa yaitu 100-120 mmHg
a. Melakukan hiperoksigenasi dan melanjutkan suction Opsi menghentikan penghisapan (tidak tepat) karena pada kasus pasien belum
b. Melakukan penghisapan pada mulut dan lidah mengalami distress pernapasan. Nilai SaO2 pada kasus dikarenakan efek dari
c. Mengganti tekanan suction menjadi 70 mmHg suction.
d. Menghentikan penghisapan Opsi mengistirahatkan 20-30 detik tanpa melakukan hiperoksigenasi (tidak
e. Mengistirahatkan 20-30 detik tanpa melakukan hiperoksigenasi tepat) karena sebelum melakukan penghisapan oksigenasi pasien diharapkan
100%, dikhawatirkan jika tidak dilakukan hiperoksigenasi, oksigenasi pasien
Jawaban benar a tidak adekuat.

Tindakan suction memungkinkan untuk terjadi hipoksemia sesaat yang ditandai Superdana & Sumara. 2015. Efektifitas Hiperoksigenasi pada Proses
dengan penurunan saturasi oksigen (SpO2). Oleh karena itu, tindakan yang Suctioning terhadap Saturasi Oksigen Pasien dengan Ventilator Mekanik Di
tepat pada kasus adalah melakukan hiperoksigenasi dan melanjutkan suction. Intensive Care Unit. [serial online] [diakses pada: 7 Februari 2019] Available
from: URL: http://fik.um-surabaya.ac.id/sites/default/files/Artikel%203_3.pdf

137
Uji tuberkulin atau mantoux test adalah salah satu metode yang digunakan
untuk mendiagnosis/mendeteksi adanya infeksi Mycobacterium Tuberkulosis.
Soal 90 Uji tuberkulin dilakukan untuk melihat seseorang mempunyai kekebalan
terhadap basil TB, sehingga sangat baik untuk mendeteksi infeksi TB.
Seorang laki-laki ( 30 tahun) dirawat di RS dengan keluhan ; BB menurun sejak
3 bulan ini, nafsu makan menurun dan batuk berdahak tidak kunjung sembuh. Tetapi uji tuberkulin ini tidak dapat untuk menentukan Mycobacterium
Pasien direncanakan untuk dilakukan TB Skin Test. Apakah tujuan dilakukan tuberculosis tersebut aktif atau tidak aktif (latent).
tes tersebut pada pasien ?
a. Untuk mengidentifikasi virus yang menginfeksi pasien Opsi Untuk mengidentifikasi virus yang menginfeksi pasien (tidak tepat),
b. Untuk menentukan antibiotik yang tepat pada pasien karena tes mantoux merupakan uji spesifik pada kuman TB.
c. Menentukan adanya Mycobacterium TB aktif pada pasien
d. Untuk mendeteksi adanya infeksi mycobacterium tuberculosis Opsi Untuk menentukan antibiotik yang tepat pada pasien (tidak tepat), karena
e. Untuk mendeteksi adanya infeksi salmonella thypii tujuan utama dari mantoux tes adalah untuk mengetahui infeksi kuman TB.
Untuk mengetahui jenis antibiotic pada pasien dengan keluhan infeksi paru
Jawaban benar d biasanya dilakukan kultur sputum.

Pembahasan : Opsi Menentukan adanya Mycobacterium TB aktif pada pasien (tidak tepat),
karena tes mantoux tidak mampu mengidentifikasi apakah kuman TB aktif atau
Data fokus ; laten.
• Pasien dirawat di RS dengan keluhan BB menurun sejak 3 bulan ini, nafsu
makan menurun dan batuk berdahak tidak kunjung sembuh Opsi Untuk mendeteksi adanya infeksi salmonella thypii (tidak tepat), karena
• Pasien direncanakan untuk dilakukan TB Skin Test. tes yang digunakan untuk mengetahui salmonella thypii adalah tes widal dan
Anti Salmonela IgM (TuBex).

138
Tinjauan opsi lain

Soap 98 I Opsi “ lochea rubra” tidak tepat. Jenis lochea ini terjadi sampai hari ke 2 post
bu nifas (32 tahun) datang ke puskesmas untuk memeriksa keadaannya. Hasil partum, berisi darah segar, sisa – sisa selaput ketuban, sel – sel desidua, vernix
pengkajian pasien post partum hari ke- 4. Tanda – tanda vital dalam batas caseosa, lanugo dan meconium.
normal. Perawat melakukan pemeriksaan pengeluaran pervaginam. Perawat
menemukan cairan merah kekuningan bercampur darah dan lendir. Opsi “ lochea serosa” tidak tepat, karena lochea ini keluar cairan tidak berisi
Apakah jenis lochea temuan perawat? darah berwarna kuning. Terjadi hari ke 7 – 14 post partum.
a. Lochea rubra
b. Lochea sanguinolenta Opsi “ lochea alba” tidak tepat. Lochea alba merupakan cairan putih setelah 2
c. Lochea serosa minggu post partum.
d. Lochea alba
e. Lochea Parulenta Opsi ‘Lochea parulenta’ tidak tepat. Lochea parulenta adalah lochea yang
keluar yaitu cairan seperti nanah dan berbau busuk, ini terjadi karena infeksi
Jawaban benar B (Suherni, 2009).

Data fokus : pasien post partum hari ke- 4. Tanda – tanda vital dalam batas Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogjakarta : Fitramaya
normal. Perawat melakukan pemeriksaan pengeluaran pervaginam. Perawat
menemukan cairan merah kekuningan bercampur darah dan lendir.
Berdasarkan data fokus, jenis lochea pasien yaitu lochea sanguinolenta. Lochea
sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendi, terjadi hari ke 3 – Soal 94
7 post partum.

139
Seorang laki-laki (45 tahun) korban tabrak lari dibawa oleh warga setempat ke - adanya perdarahan pada area hidung dan mulut dan
IGD RS terdekat. Sesampai di IGD, pasien tampak tidak sadarkan diri, terlihat - adanya perdarahan pada area tibia sinistra.
adanya perdarahan pada area mulut dan hidung. Selain itu juga dijumpai adanya
perdarahan pada area tibia sinistra. Apakah tindakan pertama yang dilakukan Menindaklanjuti kasus ini, maka pasien ini kita curigai mengalami fraktur basis
perawat saat terhadap pasien? cranii (salah satu tanda dan gejalanya adalah adanya perdarahan pada hidung
a. Melakukan suction pada area mulut dan hidung dan mulut), sehingga tindakan pertama yang harus dilakukan adalah stabilisasi
b. Menghentikan perdarahan pada area tibia sinistra dengan balut tekan jalan napas dengan memasang servikal collar.
c. Melakukan pembidaian pada area yang dicurigai mengalami fraktur
d. Memasang servikal collar Setelah servikal collar terpasang, tindakan selanjutnya adalah:
e. Memasang OPA - melakukan suction pada jalan napas.
- Menghentikan perdarahan pada area tibia sinistra dengan balut tekan
Jawaban benar d merupakan tindakan selanjutnya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
syok pada pasien.
Pada kasus-kasus trauma, manajemen airway merupakan poin utama dalam
mengatasi kegawatdaruratan yang terjadi pada pasien. Manajemen airway disini Sementara memasang OPA tidak diindikasian pada pasien ini karena tidak ada
meliputi: data yang menyebutkan bahwa terjadi sumbatan jalan napas sebagai akibat dari
- teknik stabilisasi jalan napas, lidah yang jatuh ke belakang.
- membuka jalan napas dan (Sumber: Brunner, Suddarth.2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal.Bedah.
- membebaskan jalan napas. Edisi 8. Vol.3. Jakarta : EGC)

Data fokus pasien di atas adalah:


- korban tabrak lari,
- tampak tidak sadarkan diri, Soal 100

140
Seorang perempuan (20 tahun) datang ke Poli Kebidanan RS untuk Hukum Nagele adalah sebagai berikut: setelah menentukan hari pertama dari
memeriksakan kehamilannya. Hasil pengkajian: status obstetri G1P0A0, tanda - haid terakhir, kurangi 3 dari kalender bulan dan tambah 7 hari; atau tambah 7
tanda vital dalam batas normal. Pasien mengatakan HPHT 2 Januari 2020. hari dari HPHT dan hitung maju 9 bulan kalender.
Kapankah taksiran persalinan pasien ? - Bulan Januari-Maret: Hari +7, Bulan +9, Tahun tetap
a. 8 Oktober 2020 - Bulan April-Desember: Hari +7, Bulan -3, Tahun +1
b. 9 Oktober 2020
c. 9 September 2020 Taksiran persalinan pasien tersebut:
d. 9 November 2020 HPHT 2 Januari 2020
e. 10 November 2020 Hari + 7, Bulan + 9, tahun tetap
= 2 + 7 (9), 1 + 9 (10/Oktober), 2020
Jawaban benar B = 9 OKTOBER 2020

Data fokus :
- Status obstetri G1P0A0,
- Tanda - tanda vital dalam batas normal. Soal 99
- Pasien mengatakan HPHT 2 Januari 2020. Seorang perempuan ( 40 tahun) datang ke poli kebidanan untuk memeriksakan
Taksiran persalinan yaitu: kehamilannya. Hasil pengkajian: pasien mengatakan saat ini merupakan
Menghitung usia kehamilan dan taksiran persalinan salah satunya bisa kehamilan ketujuh, kehamilan ketiga riwayat molahidatidosa, dan riwayat
menggunakan Hukum Nagele. Hukum Nagele mengasumsikan bahwa wanita abortus kompleks pada kehamilan keempat dan kelima. Bagaimanakah
memiliki siklus menstruasi 28 hari dan kehamilan terjadi pada hari keempat status obstetri pasien tersebut ?
belas. a. G7P3A3
b. G7P3A4
c. G7P4A2

141
d. G7P2A5 P= partus = kehamilan pertama, kedua dan keenam tidak dijelaskan ( dianggap
e. G7P5A2 3 kali partus) = 3
A = abortus = kehamilan ketiga molahidatidosa (1), kehamilan keempat dan
Jawaban benar A kelima abortus kompleks (2) = 3

Data fokus masalah : pasien mengatakan saat ini merupakan kehamilan ketujuh,
kehamilan ketiga riwayat molahidatidosa, dan riwayat abortus kompleks pada
kehamilan keempat dan kelima.

Penulisan status obstetri yaitu : GPA Soal 1


a. G (Gravida) yaitu jumlah kehamilan yang diawali wanita. Diikuti dengan
jumlah seluruh kehamilan ini. Seorang perempuan (30 tahun) dengan status obstetri G3P1A1, usia kehamilan
b. P ( Para) yaitu jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang 30 – 31 minggu datang ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya.
memnuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan ( 28 minggu atau 1000 Tanda – tanda vital dalam batas normal. Perawat melakukan palpasi abadomen
gram) lalu teraba keras dan melenting setinggi umbilikus dan PX. Apakah
c. A ( Abortus ) yaitu jumlah kelahiran yang diakhiri dengan aborsi spontan pemeriksaan selanjutnya yang akan dilakukan perawat ?
atau terinduksi pada usia kehamilan < 20 minggu atau berat < 500 gram. a. Perkusi abdomen
NB : Kehamilan kembar, maka G1, P2 (catatan kembar 2 lahir) b. Leopold I
Mola hidatidosa (dihitung abortus) c. Leopold II
d. Leopold III
Jadi status obstetri pasien tersebut adalah : G7P3A3 e. Leopold IV
G = kehamilan ketujuh = 7
Jawaban benar C

142
Opsi jawaban “ leopold IV” tidak tepat. Pemeriksaan ini dilakukan setelah
Data fokus : pemeriksaan leopold III.
Perawat melakukan pemeriksaan palpasi abadomen, menemukan di bagian
Fundus uteri keras dan melenting setinggi umbilikus dan PX. Berdasarkan
hasil temuan perawat, maka perawat telah melakukan pemeriksaan Leopold I Soal 5
yaitu menentukan bagian yang terdapat di fundus uteri dan tinggi fundus uteri Seorang perempuan (47 tahun) datang ke puskesmas memeriksakan
tersebut. kehamilannya. Pasien tidak memiliki keluhan selama hamil dan sudah tidak
Pemeriksaan selanjutnya yang harus dilakukan perawat adalah LEOPOLD II. ingin punya anak lagi setelah melahirkan nanti. Hasil pengkajian: status obstetri
Yaitu menentukan bagian yang terdapat di kedua sisi abdomen. G8P6A1H6, usia gestasi 31 - 32 minggu, tekanan darah 120/80 mmHg, DJJ (+)
134 x/menit. Perawat memberikan penyuluhan tentang keluarga berencana.
Tinjauan opsi lain: Apakah jenis kontrasepsi yang tepat untuk klien?
a. Vaginal diafragma
Opsi jawaban “ perkusi Abdomen” tidak tepat. Pemeriksaan ini dilakukan b. Kondom
untuk mendeteksi adanya udara pada lambung dan usus ( timpani dan redup). c. Coitus interuptus
d. IUD
Opsi jawaban “ Leopold I “ tidak tepat, pemeriksaan ini sudah dilakukan di e. Tubektomi
temukan bagian kepala dan TFU antara umbilikus dan PX. Pemeriksaan
leopold dilakukan berurutan dari 4 rangkaian pemeriksaan. Jawaban benar e

Opsi jawaban “ leopold III” tidak tepat. Pemeriksaan ini dilakukan oleh perawat Data fokus masalah:
setelah pemeriksaan leopold II. Usia klien 47 tahun, dengan status obstetri G8P6A1H6, usia gestasi 31 - 32
minggu. Pasien mengatakan tidak pernah ada keluhan selama hamil dan sudah
tidak ingin punya anak lagi setelah melahirkan nanti.

143
Kontrasepsi yang tepat untuk klien yaitu Tubektomi.
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang Soal 6
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Seorang wanita (42 tahun) datang ke poli kebidanan untuk berkonsultasi
Indikasi melakukan tubektomi yaitu kehamilan berisiko tinggi pada perempuan tentang alat kontrasepsi yang baik untuk digunakan. Hasil pengkajian: pasien
dengan usia di atas 40 tahun. telah memiliki 5 orang anak, riwayat hipertensi, TD 150/90 mmHg, dan berat
badan 90 Kg.
Tinjauan opsi lain: Apakah metode kontrasepsi yang cocok untuk disarankan?
- Opsi “Vaginal diafragma” (tidak tepat), karena memiliki efektifitas yang a. IUD
sangat kecil. Vaginal diafragma merupakan lingkaran cicin dilapisi karet b. Implan
fleksibel yang dipasang dalam liang vagina. c. Suntik
d. Tubektomi
- Opsi “Coitus interuptus” (tidak tepat), merupakan ejakulasi yang dilakukan di e. Pil KB
luar vagina, efektivitasnya 75 - 80%.
Jawaban benar d
- Opsi “Kondom“ (kurang tepat), keefektifan kondom sebagai kontrasepsi yaitu
75 - 80%, kemungkinan untuk hamil masih ada dan berfungsi sebagai Data fokus masalah:
pemblokir/barier sperma. Usia ibu 42 tahun dan telah memiliki anak 5 orang, riwayat hipertensi, TD
150/90 mmHg, dan berat badan 90 Kg.
- Opsi “IUD “ (tidak tepat). IUD tidak bersifat permanen, tapi kefektifannya
sebagai alat kontrasepsi cukup tinggi yaitu 92 - 94%. IUD (intra uterine device) Pada kasus, usia ibu dan jumlah anak merupakan faktor risiko tinggi pada ibu
atau spiral terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan logam dan hamil yang akan memiliki dampak negatif pada ibu dan janin. Berdasarkan
dipasang di mulut rahim. kondisi ibu, kontrasepsi yang cocok untuk ibu adalah Tubektomi.

144
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang - Opsi “Pil KB” (tidak tepat). Pil KB harus diminum tiap hari dengan cara
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. mengikuti petunjuk nama hari yang tertera di blisternya. Kemungkinan untuk
Indikasi melakukan tubektomi yaitu kehamilan berisiko tinggi pada perempuan hamil masih ada.
dengan usia di atas 40 tahun.
Kontrasepsi implant, suntik dan pil KB merupakan kontrasepsi hormonal.
Tinjauan opsi lain: Dalam pemakaian jenis obat yang bersifat hormonal harus diperhatikan
- Opsi “IUD” (kurang tepat). Kemungkinan untuk hamil masih ada karena beberapa faktor
efektivitasnya 92 – 94 %. IUD yaitu alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan a. Kontraindikasi mutlak (sama sekali tidak boleh diberikan) : kehamilan, gejala
polyethylene yang diberi lilitan logam dan dipasang di mulut rahim. thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau
tumor dalam rahim.
- Opsi “Implan” (tidak tepat). KB implant tidak bersifat permanen dan hanya b. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dalam pengawasan intensif oleh
efektif digunakan selama 3 tahun. Implan tidak cocok dipakai wanita gemuk, dokter) : menderita DM, hipertensi, perdrahan vagina berat, penyakit ginjal dan
karena lemak dalam tubuh dapat menghambat laju edar hormon ke tubuh jantung.
(Rosyidi, 2013).

- Opsi “Suntik” (tidak tepat). Penggunaan suntik KB tidak bisa dihentikan


sewaktu dan untuk keefektifannya harus rutin dilakukan. Tersedia suntik 1
bulan (progesteron + estrogen) dan 3 bulan (depot progesteron, tidak terjadi Soal 3
haid). Salah satu efek samping suntik yaitu pada penggunaan jangka panjang Seorang perempuan (35 tahun) datang ke puskesmas untuk berkonsultasi
dapat menurunkan densitas tulang. tentang kontrasepsi. Hasil pengkajian : pasien telah memiliki 2 orang anak
perempuan, memiliki varises di kedua tungkai, riwayat melahirkan secio
caesarea 1 kali dengan indikasi varises vagina. Apakah jenis kontrasepsi
yang tepat diberikan untuk pasien ?

145
a. Pil KB Tinjauan Opsi lain
b. Suntik Opsi jawaban “Pil KB” tidak tepat”. Pil Kb merupakan kontrasepsi dosis
c. Implant rendah ekstrogen dan progesteron. Pil Kb mengandung Hormon sehingga tidak
d. IUD baik untuk pasien yang memiliki varises
e. Tubektomi
Opsi jawaban “ Suntik” tidak tepat. Suntik Kb juga mengandung hormon
Jawban benar d ekstrogen dan progesteron yang didak baik untuk penderita varises.

Data fokus masalah : pasien usia 35 tahun, sudah memiliki 2 orang anak, Opsi jawaban “ Implant” tidak tepat karena kontrasepsi ini mengandung
memiliki varises di kedua tungkai, dan riwayat melahirkan secio caesarea 1 kali progesteron.
dengan indikasi varises vagina. Varises merupakan suatu kondisi dimana
terjadinya pembengkakan dan pelebaran pembuluh darah vena yang biasanya Opsi jawaban “ Tubektomi” tidak tepat. Tupektomi merupakan kontrasepsi
terjadi pada bagian kaki akibat penumpukan darah. Penumpukan darah di permanen dengan memmotong atau mengikat saluran sel indung telur pada
dalam pembuluh vena tersebut terjadi sebagai akibat dari melemahnya atau wanita. Pada kasus tidak ada pernyataan pasien untuk tidak ingin punya anak
rusaknya katup vena. Pada dasarnya penderita varises memang tidak dianjurkan lagi.
untuk menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormonal terutama
hormon esterogen. Karena dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal ini
dapat menyebabkan keluhan varises semakin memberat (Amalina, 2018).
Berdasarkan data tersebut kontraspsi yang tepat disarankan untuk pasien adalah
IUD. %. IUD yaitu alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan polyethylene yang
diberi lilitan logam dan dipasang di mulut rahim (Rosyidi, 2013). IUD tidak Soal 7
mengandung hormon. Siapakah nama kepala BKKBN RI periode 2019 hingga saat sekarang ini ?
a. dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K)

146
b. dr. Sigit Priohutomo, MPH Soal 8
c. dr. Surya Chandra Surapaty, MPH, Ph.D Besarnya denda pelayanan yang harus dibayar oleh peserta BPJS Mandiri yang
d. Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, Sp.Gk menunggak bayar iuran kepersertaan bila dirawat inap adalah...
e. Prof. Dr. Yaumil Agoes Achir a. 2.5 % dari tarif INACGBs
b. 5 % dari tarif INACBGs
Jawaban benar a c. 7.5 % dari tarif INACBGs
d. 10 % dari tarif INACBGs
Berikut daftar Kepala BKKBN dari masa ke masa: e. 12.5 % dari tarif INACBGs
1. dr. Suwardjono Surjaningrat (1970–1983)
2. Prof. Dr. Haryono Suyono (1983–1998) Jawaban benar a
3. Prof. Dr. Ida Bagus Oka (1998–1999)
4. Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si. (1999–2001) Denda pelayanan merupakan sanksi yang diterima peserta JKN-KIS karena
5. Prof. Dr. Yaumil Agoes Achir (2001–2003) keterlambatan pembayaran iuran dan menjalani rawat inap dalam kurun
6. dr. Sumarjati Arjoso, SKM (2003–2006) waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak status kepesertaan aktif kembali.
7. dr. Sugiri Syarief, MPA (2006–2013) Besaran denda pelayanan sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dari biaya
8. Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, Sp.Gk (2013–2015) pelayanan kesehatan rawat inap dikalikan dengan jumlah bulan tertunggak
9. dr. Surya Chandra Surapaty, MPH, Ph.D (2015–2017) dengan ketentuan:
10. dr. Sigit Priohutomo, MPH (2017–2019) 1. Jumlah bulan tertunggak paling banyak 12 (dua belas) bulan.
11. dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) (2019-sekarang) 2. Besaran denda paling tinggi Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).

Soal 10

147
dua anak berusia 2 tahun dan 1 tahun. Pasien masih ingin mempunyai anak
Apakah Persero yang menjadi penyelenggara program jaminan sosial di bidang tetapi ingin menunda terlebih dahulu. Pasien tidak mengetahui alat kontrasepsi
kesehatan berdasarkan UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ? apa yang tepat baginya karena pasien mengalami varises. Apakah kontrasepsi
a. PT ASKES (Persero) yang tepat untuk diberikan pada pasien?
b. PT JAMSOSTEK (PERSERO) a. pil
c. PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) b. Implant
d. PT ASKRINDO (PERSERO) c. IUD
e. PT ALLIANZ (PERSERO) d. Tubektomi
e. Suntik
Jawaban: a. PT ASKES (Persero)
Jawaban benar c
Pembahasan:
Pada tahun 2011, pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun Data fokus:
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) serta menunjuk PT
Askes (Persero) sebagai penyelenggara program jaminan sosial di bidang • Pasien memiliki dua anak (2 tahun dan 1 tahun).
kesehatan. Sehingga PT Askes (Persero) berubah menjadi BPJS Kesehatan. • Pasien masih ingin mempunyai anak dan ingin menunda
• pasien mengalami varises.

Pada kasus didapatkan bahwa pasien mengalami varises dan ingin


menggunakan kontrasepsi yang tepat. Varises adalah pertanda adanya masalah
Soal 4 peredaran darah yaitu terhentinya darah di pembuluh vena dan tidak dapat
Seorang perempuan (35 tahun) datang ke puskesmas untuk konsultasi KB. mengalir kembali ke jantung (Akoso & Akoso, 2009).
Pasien ingin menggunakan alat kontrasepsi. Hasil pengkajian: pasien memiliki

148
Kontrasepsi adalah suata cara atau metode untuk mencegah pembuahan • Opsi implant tidak tepat karena implant termasuk dalam kontrasepsi
sehingga tidak terjadi kehamilan dengan metode sederhana (penggunaan alat hormonal. Selain itu, implant tidak dianjurkan untuk penderita hipertensi dan
dan tanpa alat) dan metode modern (hormonal dan non hormonal berupa pil berefek samping perdarahan ringan (Siswosuharjo & Chakrawati, 2008).
kombinasi, minipil, suntik, implant, metode non hormonal berupa IUD, dan • Opsi tubektomi tidak tepat karena kontrasepsi ini termasuk kontrasepsi
kontap (kontrasepsi mantap) yaitu tubektomi dan vasektomi) (NHS, 2018). permanen, sementara pasien masih menginginkan memiliki anak (BKKBN,
2011).
Pada dasarnya, penderita varises tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang • Opsi suntik tidak tepat karena kontrasepsi ini termasuk dalam kontrasepsi
mengandung hormon estrogen, sehingga disarankan untuk menggunakan IUD. hormonal. Kontrasepsi suntik ada yang suntik progestin dan kombinasi
(BKKBN, 2017).
IUD adalah alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dengan menjepit kedua
saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, Akoso, B. T., dan Akoso, G. H. E. 2009. Bebas Varises. Yogyakarta:
terdiri dari bahan plastik polietilena, ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang KANISIUS
tidak (BKKBN, 2011). Ada beberapa jenis IUD yang dilengkapi dengan BKKBN. 2011. Jenis Alat Kontrasepsi. [serial online] [cited 2018 December
hormon progestin (Djannah, 2018). 11]. Avaible from: URL: http://jatim.bkkbn.go.id/category/alkon/
Djannah, Fathul. Berkenalan dengan Alat Kontrasepsi, Bagian 2: Non
Tinjauan opsi lainnya: Hormonal. [serial online] [cited 2018 December 11]. Avaible from: URL:
https://mediakonsumen.com/2018/04/18/wawasan/berkenalan-dengan-alat-
• Opsi pil tidak tepat karena varises merupakan kontraindikasi penggunaan pil. kontrasepsi-bagian-2-non-hormon
Pil mengandung estrogen khususnya pada pil kombinasi, kecuali jenis Subakti, Y., dan Anggarani, D. R. Panduan Pintar Kehamilan untuk Muslimah.
kontrasepsi minipil karena minipil mengandung progesteron. Selain itu, pasien Jakarta: Qultummedia.
dengan varises yang menggunakan pil kontrasepsi akan memiliki risiko DVT Siswosuharjo & Chakrawati. 2008. Panduan Super Lengkap Hamil Sehat.
(London & Nash, 2000). Jakarta: Penerbit Penebar Plus.

149
(2) Program jaminan kesehatan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Soal 9 Sedangkan jawaban lain merupakan hak dan kewajiban warga negara seperti:
- Pasal 7: hak atas informasi dan edukasi kesehatan
Pemerintah memberi bantuan iuran premi BPJS kepada masyarakat menengah - Pasal 8: hak atas informasi tentang kesehatan pribadi
ke bawah agar golongan tersebut juga mendapatkan kemudahan akses untuk - Pasal 11: berkewajiban berperilaku hidup sehat
mendapatkan asuransi kesehatan. Kebijakan ini merupakan upaya pemerintah - Pasal 12: berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi
untuk memenuhi kewajiban warga negara sesuai UU No. 36 tahun 2009 pasal orang lain

7
8
11
12
13 Soal 18

Jawaban: e. pasal 13 Seorang anak perempuan dibawa Ibunya untuk pemeriksaan tumbuh kembang
pada tanggal 14 September 2020. Ibu mengatakan anak lahir prematur pada
Pembahasan: tanggal 4 April 2019 dengan usia kehamilan 34 minggu dan berat badan lahir
Pasal 13 2000 gr.
(1) Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan Berapa usia koreksi anak?
sosial. a. 1 tahun 5 bulan 10 hari
b. 1 tahun 4 bulan 2 hari

150
c. 1 tahun 3 bulan 28 hari Faktor koreksi = 40 minggu - 34 minggu
d. 1 tahun 4 bulan 5 hari Faktor koreksi = 6 minggu = 42 hari = 1 bulan 12 hari
e. 1 tahun 6 bulan 12 hari
Usia koreksi = Usia kronologis - faktor koreksi
Jawaban: c. 1 tahun 3 bulan 28 hari Usia koreksi =
01 (tahun) 05 (bulan) 10 (hari)
Pembahasan: 01 (bulan) 12 (hari)
Diketahui = 01 (tahun) 03 (bulan) 28 (hari)
- Tanggal lahir anak = 4 April 2019
- Tanggal pemeriksaan = 14 September 2020 Usia koreksi = 1 tahun 3 bulan 28 hari (Opsi C)
- Usia gestasi = 34 minggu

Penghitungan :
Usia Kronologis = Tanggal pemeriksaan -Tanggal lahir
Usia koreksi = Usia kronologis - faktor koreksi Soal 19
Faktor koreksi = 40 minggu - usia gestasi
Seorang bayi (1 bulan) dibawa ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi.
Usia Kronologis = Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi napas 46x/menit, frekuensi nadi
2020 (tahun) 09 (bulan) 14 (hari) 157x/menit dan suhu 36,7 C. Perawat akan memberikan imunisasi HB Pada
2019 (tahun) 04 (bulan) 04 (hari) bayi
01 (tahun) 05 (bulan) 10 (hari) Dimanakah lokasi penyuntikan yang tepat untuk memberikan imunisasi
tersebut ?
a. intra muscular

151
b. intravena Apakah cara pemberian imunisasi yang tepat dilakukan perawat ?
c. subkutan a. Intravena
d. intrakutan b. Intramuskular
e. oral c. Intracutan
d. Subcutan
Jawaban: a. intra muskular e. Injeksi Bolus

Pembasan: Jawaban: c. Intracutan


imunisasi hepatitis B atau HB diberikan sejak bayi berusia 0 bulan. HB
bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B pada bayi dan anak. Hepatitis B Pembahasan:
diberikan sebanyak 0,5 ml dengan intramuskular terutama di bagian paha Injeksi atau suntikan intracutan (IC) adalah suatu cara untuk memasukkan obat
anterolateral. atau cairan kedalam lapisan dermal kulit tepat dibawah epidermis dengan
menggunakan syrine atau spuit. Metode pemberian ini sering kali digunakan
untuk uji alergi dan imunisasi BCG pada bayi (Kozier,dkk, 2002).

Soal 20 Soal 23
Seorang bayi (1 bulan) dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan imunisasi.
Seorang bayi (1 bulan) dibawa ke Posyandu untuk mendapatkan imunisasi. Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi napas 42x/menit, frekuensi nadi
Hasil pengkajian : frekuensi nafas 38x/menit, frekuensi nadi 120x/menit dan 132x/menit dan suhu 36 C. Perawat akan memberikan imunisasi BCG pada
suhu 36,6 C. Perawat akan memberikan imunisasi BCG pada bayi dengan dosis bayi.
0,05 cc. Berapakah dosis yang tepat diberikan pada bayi tersebut ?

152
a. 0,05 cc a. Imunisasi HB 0, Polio 1
b. 0,01 cc b. Imunisasi BCG, Polio 1
c. 0,5 cc c. Imunisasi DPT-HB-Hib 1 Polio 2
d. 0,1 cc d. Imunisasi DPT-HB-Hib 2, Polio 3
e. 1 cc e. Imunisasi DPT-HB-Hib 3, Polio 4

Jawban: a. 0,05 cc Jawaban: b. Imunisasi BCG, Polio 1


Imunisasi
Pembahasan:
Pembahasan: Menurut MTBS (2015) Imunisasi BCG: Imunisasi yang diberikan pada bayi
BCG diberikan pada bayi berusia 1 bulan dengan dosis 0,05 cc intrakutan. usia 1 bulan dengan dosis 0,05 secara intracutan, sedangkan Polio 1 diberikan
Sedangkan imunisasi HB0, DPT dan Campak diberikan dengan dosis 0,5 cc. pada bayi usia 1 bulan secara oral dengan dosis 2 tetes.

Jawaban tidak tepat:


- Imunisasi HB0, Polio 1: imunisasi HB0 diberikan pada bayi usia 0-7 hari
dengan dosis 0,5 cc secara intramuskular, namun tidak diberikan bersamaan
Soal 22 dengan Polio 1, Polio 1 diberikan untuk bayi usia 1 bulan.
- Imunisasi DPT-HB-Hib 1, Polio 2: imunisasi yang diberikan pada bayi umur
Seorang bayi (1 bulan) dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan imunisasi. 2 bulan. Imunisasi diberikan secara intramuskular dengan dosis 0,5 cc,
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi napas 34x/menit, frekuensi nadi sedangkan Polio diberikan secara oral dengan dosis 2 tetes.
128x/menit dan suhu 36,1 C. Perawat akan memberikan imunisasi pada bayi - Imunisasi DPT-HB-Hib 2, Polio 3: imunisasi yang diberikan pada bayi umur
tersebut. 3 bulan. Imunisasi diberikan secara intramuskular dengan dosis 0,5 cc,
Apakah imunisasi yang tepat diberikan pada bayi tersebut ? sedangkan Polio diberikan secara oral dengan dosis 2 tetes.

153
Imunisasi DPT-HB-Hib 3, Polio 4 adalah imunisasi yang diberikan pada bayi Bayi usia 1 bulan dibawa ke Puskesmas untuk imunisasi. Bayi sudah diberi
umur 4 bulan. Imunisasi diberikan secara intramuskular dengan dosis 0,5 cc, imunisasi
sedangkan Polio diberikan secara oral dengan dosis 2 tetes.
Menurut MTBS (2015), jadwal imunisasi pada bayi usia 1 bulan adalah BCG
dan polio 1.
P ada kasus, bayi telah diberikan imunisasi BCG pada saat baru lahir. Maka,
imunisasi selanjutnya yang harus diberikan adalah Polio 1.
Soal 21
Tinjauan opsi lain:
Seorang bayi (1 bulan) dibawa ke Puskesmas untuk imunisasi. Ibu mengatakan, Opsi "DPT 1" (tidak tepat), karena mulai diberikan pada usia 2 bulan.
pada saat bayi baru lahir anak sudah diberi imunisasi HB0 dan BCG oleh bidan.
Apakah imunisasi yang selanjutnya harus diberikan pada bayi? Opsi "HB 1" (tidak tepat), karena diberikan pada usia 2 bulan.
a. DPT1
b. HB1 Opsi "BCG 2" (tidak tepat), karena tidak ada imunisasi ini. BCG diberikan
c. BCG2 hanya 1 kali.
d. Hib1
e. Polio1 Opsi "Hib 1" (tidak tepat), karena diberikan pada usia 2 bulan.

Jawaban: e. Polio1

Pembahasan: Soal 43
Data fokus:

154
Seorang laki-laki (46 tahun) dengan ARDS dirawat di bangsal RS. Pasien Opsi alkaliosis respiratorik terkompensasi sebagian tidak tepat karena data pada
mengeluh sesak napas dan terpasang RM 10 lpm. Hasil pengkajian : frekuensi kasus pH menurun (asidosis),
napas 30x/menit, CRT > 2 detik, akral dingin, lemas, mukosa bibir kering, kulit Opsi asidosis respiratorik terkompensasi sebagian tidak tepat karena data pada
pucat, SaO2 78%, pH 6,25, PCO2 60 mmHg, PO2 75 mmHg, HCO3 26mEq/L. kasus pH menurun (asidosis), PCO2 naik, sedangkan nilai HCO3 normal.
Apakah interpretasi dari pemeriksaan AGD pada kasus? Opsi alkaliosis metabolik tidak tepat karena data pada kasus pH turun
a. Alkaliosis respiratorik terkompensasi sebagian (asidosis), HCO3 normal.
b. Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian Opsi asidosis metabolik tidak tepat karena data pada kasus nilai HCO3 normal.
c. Asidosis respiratorik Asidosis respiratorik
d. Alkaliosis metabolic
e. Asidosis metabolik

Jawaban: Asidosis respiratorik Soal 45

Pembahasan: Seorang laki-laki (48 tahun) dibawa ke IGD dengan Acute Lung Oedema. Hasil
Berdasarkan interpretasi nilai AGD didapatkan: pengkajian terdapat penumpukan sekret di mulut dan terdengar suara nafas
pH 6.25 --> turun tambahan gurgling. Perawat sedang melakukan tindakan suction dan mengatur
PCO2 60 mmHg --> naik tekanan suction 100 mmHg.
HCO3 26 mEq/L --> normal Apakah prinsip suction yang sedang dilakukan perawat ?
Ketika pH turun dan PCO2 naik maka terjadi asidosis respiratorik, sedangkan a. Aseptik
nilai HCO3 normal sehingga interpretasi yang tepat yaitu asidosis respiratorik. b. Atraumatik
c. Acianotik
Tinjauan opsi lainnya: d. Steril
e. life saving

155
• Oksigenisasi 100% sebelum dan sesudah tindakan
Jawaban benar adalah b. Atraumatik.
Berdasarkan kasus, perawat mengatur tekanan suction 100 mmHg sesuai
Pembahasan: dengan standar tekanan suction dewasa 100-120 mmHg, artinya perawat telah
Data fokus kasus: menerapkan prinsip pencegahan trauma (atraumatik) pada tindakan suction.
• Perawat akan melakukan suction dan mengatur tekanan suction 100 mmHg.
Tinjauan Opsi lain:
Terdapat 3 Prinsip tindakan Suction:
1. Aseptik Opsi “Aseptik ” dan Opsi “Steril” (tidak tepat). Aseptik atau steril adalah
• Alat steril prinsip tindakan steril sperti menggunakan alat steril.
• Cara Steril (standar precaution)
Opsi “Acianotik” (Tidak Tepat), Acianotik adalah prinsip pencegahan
2. Atraumatik terjadinya sianosis saat melakukan suction, seperti melakukan suction tidak
• Kateter masuk tidak kasar lebih dari 15 detik.
• Kateter sampai ujung karina dan ditarik 1-2 cm
• Dikeluarkan dengan cara memutar Opsi “Life Saving” (Tidak Tepat), Bukan merupakan prinsip dari tindakan
• Tekanan suction suction, tapi prinsip dari keseluruhan tindakan untuk menyelamatkan jiwa
Dewasa: 100- 120 mmHg pasien
Anak : 95 – 110 mmHg
Bayi : 80 -100 mmHg

c. Acianotik
• Dilakukan tidak lebih 15 Detik Soal 24
• Kateter Suction tidak menutup total ETT
156
Seorang bayi (1 bulan) dibawa oleh ibunya ke posyandu untuk mendapatkan b. nilai high-density lipid (HDL) yang tinggi
imunisasi. Sebelumnya bayi sudah mendapatkan imunisasi HB0 c. nilai trigliserida yang rendah
Apakah imunisasi yang harus didapatkan batita saat ini? d. nilai LDL yang rendah
a. HB 1, POLIO 1, BCG e. tidak ada pernyataan yang benar
b. POLIO 1, BCG
c. DPT 1, HB 1, POLIO 1 Jawaban benar a
d. DPT 0, HB1, POLIO 1
e. BCG, DPT 1, HB 1 Pembahasan :
Data Focus:
Jawaban: b. POLIO 1, BCG - Perawat memeriksa hasil pemeriksaan lemak darah pasien.
- kondisi abnormal yang merupakan faktor resiko atherosclerosis.
Pembahasan:
Menurut MTBS (2015), jadwal imunisasi pada bayi usia 1 bulan adalah BCG <b>Peningkatan konsentrasi LDL kolesterol merupakan salah satu faktor resiko
dan polio 1, sedangkan opsi lain HB 1 diberikan pada usia 2 bulan dan DPT atherosclerosis.</b> LDL kolesterol tida dapat dipecah di hati sehingga akan
tidak ada 0, DPT dimulai dari DPT 1 dan mulai diberikan pada usia 2 bulan. menumpuk dalam pembuluh darah. semakin tinffi kadar LDL kolesterol dalam
darah maka akan semakin banyak penumpukan dalam pembuluh darah
sehingga menyebabkan atherosclerosis.

Soal 61 TInjauan opsi lainnya :


Seorang perawat sedang memeriksa hasil pemeriksaan lemak darah seorang - opsi B tidak tepat, karena HDL kolesterol dapat dihancurkan di hati sehingga
pasien. Kondisi abnormal manakah yang dapat menjadi faktor resiko tida akan menumpuk di pembuluh darah.
munculnya atherosclerosis pada pasien ? - opsi C tidak tepat, karena trigliserida sama hal nya seperi LDL kolesterol, jika
a. nilai low-density lipid (LDL) yang tinggi jumlahnya berlebihan dapat menumpuk di dinding pembuluh darah. Sehingga

157
jika jumlah nya sedikit trigliserida hanya akan dipecah dan diubah menjadi Pembahasan :
energi sehingga tidak menyebabkan atherosclerosis. Data Fokus:
- opsi D tidak tepat, karena jika kadar LDL kolesterol rendah akan mengurasi - Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak dan kesulitan bernafas.
resiko penumpukan dalam pembuluh darah sehingga tida menyebabkan - Perawat melakukan auskultasi bagian thorax
atherosclerosis. - Perawat mendengar suara seperti gesekan jari di kedua lapang paru
- opsi E tida tepat, karena terdapat pilihan yang tepat, yaitu opsi A.
<b>Suara tambahan yang didengar oleh perawat tersebut adalah Pleural
Friction rub.</b> Suara tambahan ini terjadi akibat peradangan pada pleura
sehingga permukaannya menjadi kasar. Karakter suara kasar, berciut disertai
Soal 53 keluhan nyeri pleura. Suara tambahan ini terdengar seperti bunyi gesekan jari
Seorang pasien dibawa ke suatu RS dengan keluhan sesak dan kesulitan saat tangan dengan kuat. Jelas terdengar pada akhir inspirasi dan permulaan
bernapas. Perawat melakukan pengkajian pada pasien tersebut. Saat melakukan ekspirasi.
auskultasi thorax, perawat mendapatkan adanya suara seperti gesekan jari pada
kedua lapang paru. Tinjauan opsi lainnya :
Apakah bunyi suara napas tambahan yang terdengar oleh perawat ? - opsi A tidak tepat karena bunyi ini biasanya dapat terdengar jelas tanpa
a. Crackles menggunakan stateskop. karakter suaranya parau, basah, lemah dan kasar.
b. Wheezing biasanya disebabkan oleh adanya penumpukan cairan atau sekresi di jalan nafas
c. Ronchi yang besar.
d. Pleural friction rub - opsi B tidak tepat, karena karakter suara wheezing terdengar seperti bersiul,
e. Rales kontinu yang durasinya lebih lama dari pada crackles.
- opsi C tidak tepat, karakter suara ronchi terdengar seperi bunyi gaduh yang
Jawaban: d. Pleural friction rub dalam.

158
- opsi E tidak tepat, karakter suara yang ditimbulkan seperti gesekan rambut, Pembahasan:
atau seperti meniup dalam air. Irigasi kandung kemih yaitu tindakan membilas kandung kemih melalui kateter
3 jalur dengan menggunakan larutan khusus (NaCl 0,9%). Tujuannya yaitu:
1. Membilas bekuan darah, sedimen, darah atau pus, keluar dari kateter dan
kandung kemih
2. Mengembalikan patensi kateter
Soal 46 3. Mencegah terjadinya distensi kandung kemih yang disebabkan oleh stolsel
4. Memasukkan obat ke dalam kandung kemih
Seorang laki-laki (50 tahun) dengan BPH dan Post TURP dirawat di bangsal Irigasi kateter sering dilakukan pada pasien TURP untuk memperlancar aliran
bedah 24 jam yang lalu. Pasien saat ini terpasang kateter, mengeluh ingin kateter dari sumbatan sedimen dan darah. Oleh karena itu, evaluasi utama yang
kencing namun tidak bisa. Hasil pengkajian : terasa nyeri dan panas saat diharapkan pada tindakan irigasi kateter pada kasus, kecuali mengurangi nyeri
berkemih, wajah tampak meringis, distensi kandung kemih, urin output 12 pasien, karena hal tersebut bukan termasuk evaluasi utama yang diharapkan
ml/jam, warna urin merah dan terdapat stolsel. Saat ini perawat melakukan dari tindakan irigasi kateter.
irigasi kandung kemih.
Apakah evaluasi utama yang diharapkan pada tindakan tersebut, kecuali ? Tinjauan opsi lainnya:
a. Kateter tetap paten Opsi kateter tetap paten, tidak ada sumbatan (stolsel) pada selang kateter, warna
b. Tidak ada sumbatan (stolsel) pada selang kateter urin jernih, intake dan output seimbang (tidak tepat) karena pilihan tersebut
c. Warna urin jernih termasuk dalam hasil yang diharapkan dalam tindakan irigasi kandung kemih.
d. Mengurangi nyeri pasien
e. Intake dan output seimbang Nuari, Nian A. 2017. Gangguan pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan
Keperawatan. Yogyakarta: Deepublish.
Jawaban: d. Mengurangi nyeri pasien Jacob, A., et al. 2014. Buku Ajar: Clinical Nursing Procedures. Edisi II.
Diterjemahkan oleh: Estrada, R. Tangerang: Binarupa Aksara.

159
Data Fokus:
- hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pasien menunjukkan RR 30 kali/menit
- Bibir pasien pucat dan terlihat kebiruan.
- Hasil pemeriksaan analisa gas darah menunjukkan pH 7,25; PaCO2 61
mmHg; PaO2 76 mmHg; HCO3- 26 mmHg; SaO2 89%.
Soal 52
Pada kasus dapat dilihat bahwa pasien mengalami asidosis respiratorik karena
Seorang pasien (38 tahun) dengan sesak napas dan konfusi dibawa ke IGD. tinggi nya nilai PaCO2 pada pasien yaitu 61 mmHg.
Hasil pengkajian : tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 110x/menit dan <b>Pada kondisi ini pasien membutuhkan terapi oksigen non-rebreathing
frekuensi napas 30x/menit. Bibir pasien terlihat pucat dan berwarna kebiruan. mask</b>, dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi.
Hasil analisa gas darah menunjukkan : pH 7,25; PaCO2 61 mmHg; PaO2 76 penggunaan non-rebreathing mas (NRM) diindikasikan untuk persentase FiO2
mmHg; HCO3- 26 mmHg; SaO2 89%. yang lebih tinggi. NRM digunakan bersama kantong reservoar dengan
Apakah jenis terapi oksigen dan jumlah aliran yang tepat diberikan pada pasien kecepatan aliran 10-15 L/menit.
tersebut ?
a. Nasal kanul 1-6 lpm Tinjauan opsi lainnya :
b. Nasal kanul 4-6 lpm - opsi A tidak tepat, karena terapi oksigen nasal kanul pada kondisi ini tidak
c. Non rebreathing mask 6-10 lpm cukup untuk mengatasi PaCO2 pasien yang tinggi.
d. Non rebreathing mask 10-15 lpm - opsi B tidak tepat, karena nasal kanul tidak dapat mengatasi PaCO2 yang
e. rebreathing mask 6-10 lpm tinggi pada pasien. selain itu jumlah aliran pada opsi B salah, jumlah aliran
nasal kanul adalah 1-6 lpm.
Jawaban: d. Non rebreathing mask 10-15 lpm - Opsi C kurang tepat, jumlah aliran pada opsi C salah. Jumlah aliran pada
NRM adalah 10-15 lpm.
Pembahasan :

160
- Opsi E tidak tepat. Penggunaan rebreathing mask pada kondisi pasien dengan - Indikator untuk menentukan kondisi pasien berkembang menjadi AIDS
nilai PCO2 yang tinggi akan memperburuk kondisi pasien tersebut.
Kriteria diagnostik pada AIDS meliputi nilai CD4+ T cell pada pasien di bawah
200/µL dan /atau berkembangnya kondisi infeksi oportunistik, kanker, wasting
syndrome atau dementia.

Soal 60 Tinjauan opsi lainnya:


- opsi A, C, D, dan E tidak tepat. Tanda dan gejala tersebut muncul pada pasien
Seorang perawat memberikan asuhan keperawatan pada seorang pasien yang dengan HIV tetapi tidak mendefinisikan berkembangnya infeksi HIV menjadi
baru saja didiagnosa HIV. AIDS.
Apakah kriteria yang dapat ditemukan perawat untuk mengetahui
berkembanganya kondisi AIDS pada pasien tersebut ?
a. Adanya antibodi HIV
b. Nilai CD4+ T cell di bawah 200/µL
c. Oral hairy leukoplakia Soal 59
d. Sel darah putih di bawah 5000/µ
e. ELISA test positif Pada PERMENKES NO 43 tahun 2016 tentang standar pelayanan minimal
tentang pelayanan kesehatan pada usia lanjut, berikut lingkup skrinning pada
Jawaban: b. Nilai CD4+ T cell di bawah 200/µL usia lanjut:
a. Deteksi hipertensi
Pembahasan : b. Deteksi diabetes mellitus
Data Focus : c. Deteksi kadar kolesterol dalam darah
- Pasien didiagnosa HIV d. Deteksi gangguan mental emosional dan prilaku

161
e. Semua benar e. Tubektomi

Jawaban: e. Semua benar Jawaban benar d

Pembahasan: Pembahasan :
Berikut lingkup skrinning pada usia lanjut: Data fokus :
1.Deteksi hipertensi - Klien post SC hari ke 10 dengan P2A0
2.Deteksi diabetes melitus - Klien mengatakan ingin menggunakan KB yang tidak menganggu produksi
3.Deteksi kadar kolesterol dalam darah ASI, mudah dilakukan, harga terjangkau dan ekonomis. Klien memiliki riwayat
4.Deteksi gangguan mental emosional dan prilaku varises
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau disebut juga Lactational Amenorrhea
Method (LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan
pemberian air susu ibu (ASI secara eksklusif). MAL diterapkan dengan
Soal 2 mengandalkan pemberian ASI eksklusif kepada bayi di bawah enam bulan.
Seorang perempuan (31 tahun) post SC hari ke-10 dengan P2A0 datang ke Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormon
Puskesmas untuk berkonsultasi penggunaan KB. Klien mengatakan ingin gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon
menggunakan KB yang tidak menganggu produksi ASI, mudah dilakukan, penghambat akan mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi
harga terjangkau dan ekonomis. Klien memiliki riwayat hipertensi dan varises (Proverawati, 2010).
vulva. Apakah metode KB yang efektif diberikan untuk klien ? Maka KB yang efektif untuk klien yang tidak menganggu hormon produksi
a. Suntik ASI, mudah, terjangkau serta aman dan tidak memiliki efek samping yang
b. Implan buruk untuk kesehatan klien dengan riwayat hipertensi dan varises adalah
c. IUD MAL.
d. MAL

162
Tinjauan opsi lain :
“Suntik” (Tidak tepat), karena metode suntik merupakan metode kontrasepsi
hormonal yang tidak disarankan bagi klien dengan kelainan jantung atau
pembekuan darah. Pada kasus klien memiliki riwayat hipertensi dan varises Soal 63
maka kontrasespsi ini tidak disarankan pada klien. Seorang perempuan (27 tahun) dirawat di RS dengan keluhan gatal-gatal pada
vagina sejak 2 hari yang lalu. Hasil pengkajian: vagina tampak kemerahan,
“Implan: (Tidak tepat), karena implan merupakan metode kontrasepsi hormonal bengkak, terdapat banyak keputihan, tercium bau tidak sedap. Dokter
yang tidak disarankan bagi klien dengan kelainan jantung, penderita hipertensi. menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Apakah
Pada kasus klien memiliki riwayat hipertensi dan varises maka kontrasespsi ini pemeriksaan penunjang yang tepat dilakukan?
tidak disarankan pada klien. a. Vulva Hygiene
b. Tes Laboratorium
“IUD” (Tidak tepat), karena implan merupakan metode kontrasepsi hormonal c. USG
yang berefek samping perdarahan post partum. Pemasangan IUD hanya boleh d. Pap Smear
dilakukan sebelum 48 jam dan setelah 4 minggu post partum (Kemenkes RI, e. Pemeriksaan Fisik Lengkap
2014). Pada kasus klien post SC hari ke 10 dan memiliki riwayat hipertensi dan
varises vulva maka kontrasespsi ini tidak disarankan pada klien Jawaban benar d

IUD tidak tepat. Pemasangan IUD hanya boleh dilakukan sebelum 48 jam dan Pembahasan
setelah 4 minggu post partum (Kemenkes RI, 2014). Pada kasus, klien sudah 10 DO : vagina tampak kemerahan, bengkak, terdapat banyak keputihan, tercium
hari post partum, maka IUD tidak dapat dipasang dalam rentang waktu ini bau tidak sedap. Dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut.
“Tubektomi” (Tidak tepat), karena tubektomi merupakan metode kontrasepsi
permanen dan disarankan bagi klien yang tidak ingin lagi memiliki keturunan. DS : keluhan gatal-gatal pada vagina

163
Berdasarkan kasus di atas, pemeriksaan penunjang yang tepat dilakukan pada Soal 62
kasus tersebut adalah Pemeriksaan Pap Smear. Seorang perempuan (24 tahun) datang ke poli mata dengan keluhan tidak dapat
Pap Smear adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat perubahan sel-sel melihat jelas pada jarak jauh dan penglihatan kabur. Perawat melakukan
dalam serviks Anda. Pap Smear dilakukan untuk mencegah atau mengurangi pemeriksaan Snellen Chart. Perawat meminta pasien duduk dengan jarak 6
risiko kanker serviks (American College of Obstetricians and Gynecologists meter. Hasil didapatkan, pasien tidak dapat membaca lebih dari setengah
(ACOG). jumlah huruf pada baris ke 6. Berapakah nilai visus pasien pada kasus
tersebut ?
Tinjauan opsi lain: a. 6/6
Option Vulva Hygiene (Tidak Tepat), karena vulva hygiene tidak termasuk ke b. 6/7,5
dalam pemeriksaan penunjang. c. 6/9
d. 6/12
Option Tes Laboratorium (Tidak Tepat), karena tes laboratorium biasanya lebih e. 6/15
berfokus pada sampel darah, urin, feses atau cairan tubuh yang lain.
Jawaban benar d
Option USG (Tidak Tepat), karena USG biasanya berfokus pada kondisi
kehamilan. Pembahasan

Option Pemeriksaan Fisik Lengkap (Tidak Tepat), karena pemeriksan fisik Dengan kartu Snellen standar ini dapat ditentukan tajam penglihatan atau
lengkap tidak termasuk ke dalam pemeriksaan penunjang kemampuan melihat seseorang sebagai berikut:
Bila pada baris tersebut terdapat beberapa huruf yang salah atau tidak bisa
disebutkan, maka tambahkan huruf S (salah) atau F (false). Dengan ketentuan :

164
a. Bila cuma tidak bisa membaca 1 huruf, berarti visusnya terletak pada baris Opsi 6/15 (tidak tepat) karena nilai visus ini didapatkan jika pasien mampu
tersebut dengan false 1. membaca baik pada baris ke 4 snellen chart.
b. Bila tidak dapat membaca 2 huruf, berarti visusnya terletak pada baris
tersebut dengan false 2.
c. Bila tidak dapat membaca lebih dari setengah jumlah huruf yang ada, berarti
visusnya berada di baris tepat di atas baris yang tidak dapat dibaca.
Soal 77
Pada kasus, perawat melakukan pemeriksaan Snellen Chart dan didapatkan
hasil pasien tidak dapat membaca lebih dari setengah jumlah huruf pada baris Seorang laki-laki (42 tahun) dengan Pneumothorax dirawat di RS. Pasien
ke 6. Sehingga visus pasien berada di baris tepat di atas baris yang tidak dapat mengeluh sesak nafas. Hasil rontgen tampak lucent pada apeks paru sinistra dan
dibaca yaitu baris ke 5. saat diperkusi terdengar hipersonor, sehingga pasien dianjurkan pemasangan
Sehingga nilai visus pasien yaitu 6/12, yang berarti pasien hanya dapat melihat WSD. Perawat akan mengganti botol drainase WSD. Pasien dalam posisi
pada jarak 6 meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada nyaman. Saat ini perawat melakukan klem pada selang drainase dekat dada dan
jarak 12 meter. dibawah klem pertama. Apakah tindakan yang tepat dilakukan
selanjutnya ?
Tinjauan opsi lainnya: a. Menyambung kembali botol baru dengan selang dada
Opsi 6/6 (tidak tepat) karena nilai visus ini didapatkan jika pasien mampu b. Memposisikan botol di bawah dada pasien
membaca baik pada baris ke 8 snellen chart. c. Memposisikan botol sejajar dengan dada pasien
Opsi 6/7,5 (tidak tepat) karena nilai visus ini didapatkan jika pasien mampu d. Melepaskan klem selang dada
membaca baik pada baris ke 7 snellen chart. e. Melepaskan sambungan botol lama dari selang dada
Opsi 6/9 (tidak tepat) karena nilai visus ini didapatkan jika pasien mampu
membaca baik pada baris ke 6 snellen chart. Jawaban benar e

165
Prosedur Perawatan WSD 15. Amati adanya fluktuasi berulang ketinggian air pada ujung distal selang
1. Periksa order dokter dan rencana asuhan keperawatan dada.
2. Identifikasi pasien dan jelaskan prosedur 16. Rekatkan secara longgar selang drainase pada pakaian pasien
3. Pantau tanda-tanda vital 17. Posisikan kembali pasien secara nyaman di atas ranjang
4. Kumpulkan peralatan 18. Cuci tangan
5. Berikan privasi 19. Catat prosedur
6. Cuci tangan dan pakai handscoon steril 20. Lanjutkan pemantauan pasien
7. Persiapkan botol drainase dada
a. Sistem satu botol : terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 Pada kasus, perawat telah melakukan klem dengan dua klem. Klem I: 4 – 6,5
lubang. cm dari lokasi penusukan dada (dekat dada) dan klem II: 2,5 cm di bawah klem
b. Sistem dua botol : botol I digunakan untuk menampung cairan dan udara dari I (dekat botol.
rongga pleura, dan botol II sebagai ruang segel air. Sehingga tindakan selanjutnya yang tepat yaitu melepaskan sambungan botol
c. Sistem tiga botol : sama dengan sistem dua botol, dan botol III untuk lama dari selang dada.
mengontrol jumlah pengisapan.
8. Pastikan botol tersimpan dalam tempat botol Tinjauan opsi lainnya:
9. Posisikan pasien duduk secara nyaman Opsi menyambung kembali botol baru dengan selang dada tidak tepat karena
10. Klem selang drainase dada dengan menggunakan 2 buah klem. Klem I pada tindakan ini dilakukan setelah melepaskan sambungan botol lama dari selang
4 – 6,5 cm dari lokasi penusukan dada dan klem II 2,5 cm di bawah klem I dada.
11. Lepaskan sambungan botol lama dari selang dada Opsi memposisikan botol di bawah dada pasien tidak tepat karena tindakan ini
12. Sambung kembali botol baru dengan selang dada dilakukan setelah selang dada tersambung kembali dengan botol baru.
13. Posisikan botol 0,5 – 1 meter di bawah dada pasien Opsi memposisikan botol sejajar dengan dada pasien tidak tepat karena
14. Lepaskan klem selang dada tindakan ini akan menyebabkan darah dalam botol/slang masuk kembali ke
rongga dada.

166
Opsi melepaskan klem selang dada tidak tepat karena tindakan ini dilakukan 3. Kruk ditempatkan ke anak tangga, transfer berat badan ke kruk. Gerakkan
setelah botol diposisikan di bawah pasien. kaki yang cidera ke depan.
4. Kaki yang tidak cidera sejajar di tangga dengan kruk
5. Ulangi urutan sampai mencapai bagian bawah tangga

Soal 75 Pada kasus pasien telah menempatkan kruk pada anak tangga, sehingga
Seorang laki-laki (20 tahun) dengan Post OREF cruris 1/3 distal dekstra di tindakan selanjutnya yaitu menggerakkan kaki yang cedera ke depan.
bangsal bedah. Pasien mengatakan sudah dapat berjalan-jalan di sekitar RS
menggunakan kruk, namun belum bisa untuk menuruni tangga dan meminta Tinjauan opsi lainnya:
perawat untuk mengajarkannya kembali. Saat ini pasien menempatkan kruk Opsi memposisikan dengan posisi tripod tidak tepat karena tindakan ini
pada anak tangga. Apakah tindakan yang tepat dilakukan selanjutnya ? dilakukan sebagai langkah awal untuk menuruni tangga.
a. Memposisikan dengan posisi tripod Opsi melakukan tumpuan pada kaki yang cedera tidak tepat karena memberikan
b. Melakukan tumpuan pada kaki yang cedera tumpuan pada kaki yang cedera akan memperburuk kondisi fraktur, sehingga
c. Melangkahkan kaki yang tidak cedera ke depan tindakan yang tepat yaitu bertumpu pada kaki yang tidak cedera, namun
d. Menggerakkan kaki yang cedera ke depan tindakan ini dilakukan setelah pasien berdiri dengan posisi tripod.
e. Melangkahkan kaki yang sehat sejajar dengan kruk Opsi melangkahkan kaki yang tidak cedera ke depan tidak tepat karena
tindakan ini bukan merupakan langkah dalam prosedur.
Jawaban benar d Opsi melangkahkan kaki yang sehat sejajar dengan kruk tidak tepat karena
tindakan ini dilakukan setelah kaki yang cedera digerakkan ke depan.
Prosedur Menuruni Tangga dengan Kruk
1. Klien berdiri dengan posisi tripod American College of Foot and Ankle Surgeons. 2004. Instructions for using
2. Berat badan bertumpu pada kaki yang tidak cidera crutches. Diakses pada 14 Agustus 2018, dari:
https://www.lakeviewhealth.org/upload/docs/Crutches.pdf

167
Potter, A.P & Perry, A.G., Stockert, P. A., & Hall, A.M. 2013. Fundamental of Jawaban benar a
Nursing 8th Edition. St, Louis, Missouri : Elsevier
Suratun., dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien gangguan sistem Pembahasan :
muskuloskeletal. Jakarta: EGC Langkah pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas :
1. Pengumpulan data
Bertujuan untuk memperoleh informasi. Metode pengumpulan data komunitas
dapat dilakukan dengan winshield survey, wawancara, dan observasi
2. Melakukan pengkajian kelompok khusus (remaja, lansia, ibu hamil dll)
Soal 74 dengan menggunakan kuisioner.
Perawat komunitas melakukan asuhan keperawatan di sebuah desa. Perawat 3. Melakukan pengolahan data
telah melakukan winshield survey dan mengumpulkan data dengan kuisioner. 4. Menganalisa data
Hasil analisa data; 88% lansia menderita hipertensi dan tidak ada kegiatan 5. Membuat prioritas masalah
posyandu lansia di lingkungan wilayah tersebut. Dari hasil analisa tersebut 6. Melakukan pertemuan/ musyawarah masyarakat desa dengan mengundang
perawat berencana membentuk posyandu lansia untuk membantu lansia pihak terkait seperti kepala desa, kader, pihak terkait untuk kerjasama lintas
meningkatkan kesehatannya. Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan oleh sektoral maupun lintas program serta masyarakat setempat untuk menyusun
perawat ? strategi pemecahan masalah
a. Melakukan pertemuan dengan kepala desa, tokoh masyarat, kader dan lintas 7. Melakukan implementasi
sektoral dan lintas program (MMD) 8. Melakukan evaluasi
b. Menentukan prioritas masalah Berdasarkan kasus di atas, perawat telah melakukan analisa masalah dimana
c. Melakukan pengkajian masalah pada kasus adalah 88% lansia menderita hipertensi dan tidak ada
d. Melakukan pengolahan data kegiatan posyandu lansia di lingkungan wilayah tersebut. Maka tindakan
e. Menganalisa data selanjutnya yang dilakukan oleh perawat adalah melakukan pertemuan/
musyawarah masyarakat desa dengan mengundang pihak terkait seperti kepala

168
desa, kader, pihak terkait untuk kerjasama lintas sektoral maupun lintas Jawaban benar d
program serta masyarakat setempat untuk menyusun strategi pemecahan
masalah berupa Plan Of Action. Setelah POA disetujui oleh semua pihak maka DATA FOKUS
akan dilanjutkan dengan implementasi (pelaksanaan kegiatan) dan evalusasi. - Pasien terpasang traksi, harus imobilisasi dan bedrest.
- punggung terasa panas, kulit punggung tampak kemerahan, skala Braden 14.
Masalah keperawatan : risiko luka tekan/risiko decubitus
NIC : Majemen Tekanan / Ulcer Pressure Prevention (meminimalkan tekanan
pada bagian tubuh)
Prinsip mengatasi decubitus yaitu mengurangi tekanan pada bagian tubuh yang
menonjol dan mengembalikan sirkulasi aliran darah pada tubuh.
Soal 93 Oleh karena itu, tindakan keperawatan yang tepat kecuali <b>lakukan latihan
angkat beban berat.</b> karena tindakan ini akan berisiko memperparah
Seorang laki-laki (46 tahun) dirawat dengan post pemasangan traksi ekstremitas kondisi tubuh yang seharusnya diimobilisasi.
bawah dekstra. Pasien mengeluh nyeri pada kaki yang dilakukan traksi. Pasien Sesuai intervensi pada NIC, tindakan manajemen tekanan yaitu:
diminta untuk imobilisasi dan bedrest. Hasil pengkajian : pasien takut untuk 1. Berikan pakaian yang tidak ketat
bergerak, punggung terasa panas, kulit punggung tampak kemerahan dan skala 2. Longgarkan gips untuk mengurangi tekanan
Braden 14. Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan, kecuali ? 3. Beri bantalan pada tepi balutan gips yang kasar dan penghubung pada traksi
a. Lakukan miring kanan-kiri setiap 2 jam sesuai batas traksi 4. Berikan pijatan punggung/leher dengan tepat
b. Lakukan massage punggung 5. Tinggikan ekstremitas yang cedera
c. Berikan bantalan pada bagian tulang yang menonjol 6. Balikkan posisi minimal 2 jam
d. Lakukan latihan angkat beban berat 7. Gunakan alat yang tepat untuk membuat tumit dan tulang yang menonjol
e. Menjaga linen agar tidak terlipat tidak menyentuh kasur
8. Pasang alat pelindung siku atau tumit

169
9. Monitor status nutrisi, sumber tekanan & gesekan, mobilitas dan aktivitas e. Pemeriksaan ELISA
pasien, area kulit
10. Gunakan alat pengkajian risiko untuk memonitor factor risiko pada pasien Jawaban benar c
(mis. Skala Braden)
DATA FOKUS
Tinjauan opsi lainnya - Pasien dengan keluhan demam menggigil sejak 7 hari yang lalu, nyeri perut,
Opsi lakukan miring kanan-kiri setiap 2 jam sesuai batas traksi, opsi lakukan mual-muntah, badan lemas dan pegal, lidah kotor, anoreksia, sakit kepala,
massage punggung, opsi berikan bantalan pada bagian tulang yang menonjol, sariawan, mukosa bibir kering.
dan opsi menjaga linen agar tidak terlipat (tidak tepat) karena merupakan
tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko decubitus pada kasus. Pada kasus, pasien mengalami tanda gejala demam tifoid.
Sehingga untuk menegakkan diagnosa tersebut pada kasus yaitu dapat
dilakukan pemeriksaan widal.
Soal 65 Pemeriksaan widal adalah uji serologi dalam mendiagnosis demam tifoid yang
Seorang perempuan (38 tahun) datang ke puskesmas dengan keluhan demam ditandai dengan tanda gejala: influenza-like symptom disertai dengan
menggigil sejak 7 hari yang lalu. Hasil pengkajian: nyeri perut, mual-muntah, menggigil, sakit kepala bagian frontal, anoreksia, nausea, rasa tidak nyaman
badan lemas dan pegal, lidah kotor, anoreksia, sakit kepala, sariawan, mukosa pada abdominal, batuk kering, myalgia, nyeri tekan pad abdomen,
bibir kering dan suhu 39,8 C. Perawat sedang melakukan pemeriksaan darah hepatomegaly, dan splenomegaly.
lengkap pada pasien. Apakah pemeriksaan diagnostik tambahan yang tepat
dilakukan ? Tinjauan opsi lainnya :
a. Pemeriksaan troponin Opsi pemeriksaan troponin (tidak tepat) karena merupakan indikator
b. Pemeriksaan SGOT/SGPT pemeriksaan laboratorium pada pasien dengan suspend syndrome coroner akut.
c. Pemeriksaan widal
d. Pemeriksaan rumple leed test

170
Opsi pemeriksaan SGOT/SGPT (tidak tepat) karena merupakan pemeriksaan e. Colposcopic
Faal Hati pada pasien dengan suspend hepatitis A atau penyakit hepar lainnya.
Jawaban benar c
Opsi pemeriksaan rumple leed test (tidak tepat) karena merupakan pemeriksaan
dengan menggunakan tournikuet pada pasien dengan suspend demam dengue. Data fokus:
Pasien mengeluh mengalami perdarahan setiap hubungan seksual dengan
Opsi pemeriksaan ELISA (tidak tepat) karena merupakan uji serologis suaminya.
imunologi pada pasien dengan suspend terinfeksi virus HIV. Sering keputihan, gatal, berwarna kecoklatan, dan berbau.
Pasien juga mengeluh nyeri saat bersenggama.

Pada kasus dapat dicurigai adanya tanda dan gejala kanker serviks.
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel jaringan tubuh yang abnormal secara
Soal 64 tidak terkendali yang terjadi pada serviks uterus (daerah organ reproduksi
Seorang perempuan (28 tahun) datang ke RS dengan keluhan mengalami wanita yang merupakan pintu masuk yang terletak antara rahim (uterus) dengan
perdarahan setiap berhubungan seksual dengan suaminya. Hasil pengkajian: liang senggama (vagina). Penyebab kanker serviks masih belum begitu jelas,
vagina pasien terasa gatal, sering keputihan berwarna kecoklatan dan berbau. namun HPV ikut berperan dalam penyakit ini. Gejala kanker rahim yaitu
Pasien juga mengeluh nyeri saat bersenggama. Tekanan darah 110/70 mmHg, perdarahan vagina setelah berhubungan sex, keluar cairan lendir encer disertai
frekuensi nadi 82x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, dan suhu 37,5 C. darah dan bau yang busuk, dan nyeri pinggang pada saat berhubungan sex.
Apakah pemeriksaan penunjang awal yang tepat pada kasus?
a. Vaginal swab Deteksi kanker serviks secara dini dapat dilakukan dengan menjalani dua jenis
b. Cervical Biopsy tes, yaitu: pap smear dan HPV DNA. Pap smear adalah pemeriksaan yang
c. Pap smear bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pertumbuhan sel yang abnormal
d. HPV DNA test pada rahim. Pap smear dapat menunjukkan perubahan sel atau tanda-tanda

171
berkembangnya sel kanker di leher rahim (Nurwijaya dkk., 2010). Melalui pap
smear, keberadaan sel-sel abnormal yang dapat berkembang menjadi kanker Opsi HPV DNA test tidak tepat karena tes ini akan dilakukan untuk menilai
dapat dideteksi. Sedangkan HPV DNA, sama seperti pap smear, menggunakan adanya kemungkinan keganasan, jika pasien telah melakukan pemeriksaan pap
spekulum untuk membuka vagina dan mengambil sampel sel dari leher rahim smear dan ditemukan ketidaknormalan dari hasil pemeriksaan (Nurwijaya,
untuk diperiksa di laboratorium. Bedanya, tes HPV DNA bertujuan mendeteksi 2010).
keberadaan atau jenis tipe virus HPV yang dapat memicu kanker serviks.
(Nurwijaya, 2010). Opsi Colposcopic tidak tepat karena kolposkopi merupakan pemeriksaan
vagina dan leher rahim dengan menggunakan alat semacam mikroskop
Karena pada kasus dicurigai munculnya tanda dan gejala kanker serviks, binocular dengan sinar yang kuat yang bertujuan untuk memastikan adanya sel
sehingga pemeriksaan penunjang awal yang tepat untuk mendeteksi dini abnormal. Jika tes pap smear dan tes DNA HPV menunjukkan
penyakit pada pasien adalah pap smear, untuk mengetahui apakah terdapat ketidaknormalan, maka kolposkopi dilakukan (Irwan, 2016).
pertumbuhan keabnormalan sel pada rahim (Irwan, 2018).
Dixit, R., Bhavsar, C., and Marfatia, Y. S. 2011. Laboratory Diagnosis of
Tinjauan opsi lainnya: Human Papilomavirus Infection in Female Genital tract. Indian J Sex Transm
Opsi Vaginal Swab tidak tepat karena pemeriksaan dilakukan penyebab infeksi Dis AIDS 32(1):50-52. [serial online] [cited 2018 Desember 8]. Avaible from:
(bakteri/virus/jamur), tetapi yang sering digunakan untuk mencari Trichomonas URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3139291/
vaginalis dan benang-benang (miselia) Candida albicans (Schachter, 2003). Irwan. 2018. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta: Deepublish
Nurwijaya, H., Andrijono., & Suheimi, K. 2010 Cegah dan Deteksi Kanker
Opsi Cervical Biopsy tidak tepat karena merupakan prosedur pengambilan Serviks. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
jaringan pada serviks dalam potongan kecil untuk dapat mendiagnosis pra Schachter, J., et al. 2003. Vaginal Swabs are Appropiate Specimens for
kanker dan kanker serviks (Dixit, 2011). Pemeriksaan ini dilakukan jika telah Diagnosis of Genital Tract Infection with Chlamyda Trachomatis. J Clin
didapatkan sel abnormal yang sudah terlokalisir dan telah dideteksi melalui Microbiol 41(8): 3784-3789. [serial online] [cited 2018 Desember 8]. Avaible
kolposkopi (Irwan, 2016).

172
from: URL:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC179798/pdf/0244.pdf Prosedur Pemeriksaan JVP
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur, tujuan tindakan, lamanya tindakan pada klien
3. Beri kesempatan klien bertanya sebelum tindakan dimulai
4. Jaga privasi klien selama tindakan dilakukan
5. Posisikan pasien berbaring telentang dan pastikan otot sternomastoideus
Soal 76 dalam keadaan rileks dengan kepala ditinggikan 30-45 derajat (posisi semi
fowler), atau sesuaikan sehingga pulsasi vena jugularis tampak paling jelas.
Seorang laki-laki (28 tahun) dengan CHF dirawat di RS. Pasien masih 6. Lepaskan pakaian yang sempit/menekan leher atau toraks bagian atas.
mengeluh nyeri dada. Hasil pengkajian: skala nyeri 6, tampak edema pada 7. Anjurkan kepala klien menengok menjauhi arah pemeriksa.
ekstremitas bawah kanan dan kiri, pitting edema +3. Gambaran EKG sinus 8. Identifikasi vena jugularis. Ada beberapa cara untuk mengidentifikasi pulsasi
takikardi. Perawat akan melakukan pemeriksaan JVP. Perawat telah vena jugularis:
mengidentifikasi vena jugularis sebelah kanan pasien. Pasien menoleh ke arah a. Gunakan lampu senter/penlight dari arah miring untuk melihat bayangan
kiri. Perawat telah menandai titik tertinggi pulsasi dengan spidol. Apakah vena jugularis. Identifikasi pulsasi vena jugular interna (bedakan denyutan ini
tindakan yang tepat dilakukan selanjutnya ? dengan denyutan dari arteri karotis interna di sebelahnya), jika tidak tampak
a. Memposisikan pasien semifowler gunakan vena jugularis eksterna.
b. Meletakkan penggaris secara vertikal b. Menekan pada bagian ujung proksimal vena jugularis (dekat angulus
c. Menentukan sudut louis mandibulae) sambil melepaskan bendungan pada supra clavicula. Mengamati
d. Mengukur jarak antara sudut sternum dan meniscus tingginya bendungan darah yang ada dan beri tanda dengan menggunakan
e. Mengidentifikasi meniscus dengan penlight dari arah kanan spidol.
9. Tentukan titik tertinggi dimana pulsasi vena jugularis interna/eksterna dapat
Jawaban benar c dilihat (Meniscus).

173
10. Tentukan sudut sternum (sudut louis) sebagai tempat untuk mengukur Opsi meletakkan penggaris secara vertikal tidak tepat karena tindakan ini
tinggi pulsasi vena. dilakukan setelah posisi .sudut louis telah ditentukan.
11. Gunakan penggaris. Penggaris ke-1 diletakan secara tegak (vertikal), Opsi mengukur jarak antara sudut sternum dan meniscus tidak tepat karena
dimana salah satu ujungnya menempel pada sudut sternum. Penggaris ke-2 tindakan ini dilakukan setelah perawat telah memposisikan 2 penggaris yang
diletakan mendatar (horizontal), dimana ujung yang satu tepat di titik tertinggi diletakkan secara vertical dan penggaris lainnya diletakkan secara horizontal di
pulsasi vena (meniscus), sementara ujung lainnya ditempelkan pada penggaris titik tertinggi pulsasi vena jugularis.
ke-1. Opsi mengidentifikasi meniscus dengan penlight dari arah kanan tidak tepat
12. Ukurlah jarak vertikal (tinggi) antara sudut sternum dan titik tertinggi karena tindakan ini sudah dilakukan pada kasus yaitu adanya data pada kasus,
pulsasi vena (meniscus). perawat telah menandai titik tertinggi pulsasi dengan spidol.
13. Catat hasil pengukuran
14. Rapikan alat-alat
15. Kembalikan klien ke posisi yang nyaman
16. Cuci tangan
Soal 94
Pada kasus perawat telah mengidentifikasi vena jugularis sebelah kanan
pasien. Pasien menoleh ke arah kiri. Perawat telah menandai titik tertinggi Seorang laki-laki (48 tahun) datang ke IGD Puskesmas. Pasien mengeluh badan
pulsasi dengan spidol, sehingga tindakan selanjutnya yang tepat adalah lemas, pusing, berkeringat dingin dan pandangan masih tampak jelas. Hasil
menentukan sudut louis. pengkajian: GCS 14, wajah pucat, tampak mengantuk, tekanan darah 100/70
mmHg, frekuensi nadi 98x/menit teraba kuat, GDS 68 g/dL. Pasien memiliki
Tinjauan opsi lainnya: riwayat DM Tipe II. Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat ?
Opsi memposisikan pasien semifowler tidak tepat karena tindakan ini dilakukan a. Infus dextrose 10% 8 jam/kolf
setelah menutup tirai kamar tidur pasien untuk menjaga privasi pasien. b. Berikan minuman manis per oral
c. Tanyakan apakah mengkonsumsi obat DM

174
d. Berikan dextrose 40% via bolus sebanyak 25 ml
e. Berikan segelas teh manis dan makanan yang berlemak Soal 97

Jawaban B Seorang laki-laki (50 tahun) dirawat dengan PPOK. Pasien mengeluh sesak
napas dan batuk berdahak. Hasil pengkajian: sulit mengeluarkan dahak, gelisah,
Pada kasus menunjukkan adanya tanda dan gejala hipoglikemia. Pasien dalam merasa tidak nyaman, retraksi intercostal, vocal fremitus menurun, perkusi
keadaan masih sadar dan mampu melakukan asupan oral sehingga tindakan redup, suara napas ronkhi pada lobus bawah kanan kiri dan frekuensi napas
manajemen hipoglikemia yang tepat pada kasus yaitu memberikan segelas 28x/menit. Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan ?
minuman manis a. Teknik nafas dalam dan batuk efektif
b. Batuk efektif dan suction
TINJAUAN OPSI LAINNYA: c. Fisioterapi dada dan suction
- Opsi infus dextrose 10% 8 jam/kolf dan opsi berikan dextrose 40% via bolus d. Fisioterapi dada dan batuk efektif
sebanyak 25 ml (tidak tepat) karena tindakan ini dapat dilakukan jika pasien e. Bedrest dengan posisi semifowler dan pemberian simple mask
dalam keadaan tidak sadar atau hipoglikemia berat
- Opsi tanyakan apakah mengkonsumsi obat Dm (kurang tepat) karena tindakan Jawaban benar d
ini tidak mengatasi masalah utama dari hipoglikemia yaitu menaikkan nilai
kadar gula darah dalam batas normal DATA FOKUS
- Opsi berikan segelas teh manis dan makanan yang berlemak tidak tepat) - Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak.
karena makanan yang mengandung lemak dapat memperlambat respon - sulit mengeluarkan dahak, dan suara napas ronkhi pada lobus bawah kanan
kenaikan gula darah kiri.
1. Masalah keperawatan: ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. NOC: Status pernapasan: Kepatenan Jalan Nafas
3. NIC: Fisioterapi dada & Manajemen Batuk

175
Sesuai data fokus pada kasus, tindakan keperawatan yang tepat yang dapat
dilakukan yaitu fisioterapi dada dan batuk efektif.
Fisioterapi dada menjadi pilihan dalam tindakan keperawatan yang tepat karena
tindakan ini membantu pasien untuk mengeluarkan sekresi di jalan nafas
dengan cara perkusi, vibrasi, dan postural. Tindakan ini dapat dilakukan bila Soal 89
sekret berlebih pada segmen paru yang lebih dalam. Sedangkan batuk efektif
dapat dilakukan setelah fisioterapi dada dilakukan untuk membantu Seorang laki-laki (52 tahun) dirawat di bangsal RS dengan Hipertensi. Riwayat
mengeluarkan dahak dengan menghemat energi. hipertensi selama 3 tahun. Keluarga mengatakan tekanan darah selama di
Dari kedua tindakan tersebut dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan rumah tidak terkontrol dan tidak memperhatikan pola makan. Pasien
mobilisasi atau pergerakan sekret ke jalan nafas bagian atas agar mudah direncanakan pulang. Perawat memberikan discharge planning mengenai
dikeluarkan. pengobatan Hipertensi dan menjelaskan pola diet hipertensi selama di rumah.
Sebelum pulang tekanan darah pasien 140/90 mmHg. Apakah jenis
Tinjauan opsi lainnya makanan yang perlu dihindari pasien, kecuali ?
Opsi nafas dalam dan batuk efektif (kurang tepat) karena tindakan ini kurang a. Susu segar
membantu mengatasi sekret yang sedang menempel di lobus paru bagian bawah b. Sarden
kanan kiri. c. Mentega
Opsi batuk efektif dan suction dan opsi fisioterapi dada dan suction (kurang d. Bumbu penyedap
tepat) karena pada kasus, pasien dalam keadaan sadar sehingga bukan indikasi e. Durian
dari tindakan suction yang seharusnya dapat dilakukan pada pasien tidak sadar,
tidak dapat batuk, terpasang ETT. Jawaban benar a
Opsi bedrest dengan posisi semifowler dan pemberian simple mask (tidak tepat)
karena tidak dapat mengatasi masalah obstruksi jalan nafas akibat sekret pada Tujuan dari penatalaksanaan diet hipertensi adalah untuk membantu
kasus. menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju

176
normal, untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih,
tingginya kadar lemak kolesterol, dan asam urat dalam darah.
Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
•Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
•Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita. Soal 79
•Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan
dalam daftar diet. Seorang laki-laki (45 tahun) dirawat dengan BPH. Pasien mengeluh nyeri dan
Sehingga jenis makanan yang perlu dihindari keculali susu segar, karena susu panas pada kelaminnya yang terpasang kateter. Hasil pengkajian: terdapat
segar merupakan sumber protein hewani yang rendah lemak. rembesan, distensi kandung kemih, kateter tidak paten. Saat ini perawat
berencana mematenkan posisi kateter kembali. Perawat mengeluarkan isi balon
Tinjauan opsi lainnya: kateter dan memasukkan kembali selang kateter dan urin ditampung dalam
Opsi sarden, mentega, bumbu penyedap, dan durian (tidak tepat) karena bengkok. Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan oleh
merupakan makanan yang tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi karena perawat ?
mengandung banyak natrium, tinggi lemak, dan alkohol (durian). a. Memfiksasi kateter dengan penis menghadap ke atas
b. Mengisi balon kateter
Kurniawan, A. 2002. Gizi Seimbang untuk Mencegah Hipertensi. [serial c. Menekan kandung kemih pelan dan lembut
online] [diakses pada: 7 Februari 2019] Available from: URL: d. Menyambung kateter dengan kantong urin
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/Gizi-Seimbang-Utk- e. Mengganti handscoon bersih dengan yang steril
Hipertensi.pdf
Kemenkes RI. 2011. Diet Hipertensi. [serial online] [diakses pada: 7 Februari Jawaban benar b
2019] Available from: URL: http://gizi.depkes.go.id/wp-
content/uploads/2013/08/Brosur-Diet-Hipertensi.pdf Prosedur Pemasangan Kateter Pria
1. Cuci tangan

177
2. Pasang sampiran
3. Gantung urin bag di sisi tempat tidur pasien
4. Buka pakaian bawah pasien (celana/kain sarung)
5. Atur posisi pasien (supine) dan pasang perlak pengalas. Dekatkan nierbeken
di antara kedua paha
6. Pasang handscoon dan lakukan penis hygiene Soal 83
7. Dekatkan nierbeken yang kedua untuk menampung urin
8. Ganti handscoon bersih dengan steril, pasang duk bolong Berdasarkan PMK no. 56 tahun 2016 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
9. Olesi ujung kateter dengan kassa jelly Sakit. Setiap berapa tahun, izin operasional Rumah Sakit harus diperpanjang
10. Masukkan kateter yang sudah diberi jelly ke uretra sekitar 15 – 25 cm, sesuai persyaratan ?
sampai urin mengalir, sambil pasien menarik napas dalam ketika kateter a. 2 tahun
dimasukkan b. 3 tahun
11. Tampung urin dengan menggunakan nierbeken c. 4 tahun
12. Perhatikan respon pasien d. 5 tahun
13. <b>Isi balon kateter</b> dengan cairan aquades sesuai dengan kebutuhan e. 6 tahun
dan tarik selang kateter secara perlahan sampai ada tahanan
14. Angkat duk bolong, sambungkan kateter ke urin bag, fiksasi ke salah satu Jawaban benar d
paha pasien
15. Bersihkan alat-alat, lepaskan handscoon, dan cuci tangan Berdasarkan pasal 70 ayat 2 PMK 56 tahun 2016, izin operasional RS berlaku
16. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan dalam jangka waktu 5 tahun dan diperpanjang selama memenuhi persyaratan.

sehingga prosedur selanjutnya pada kasus yaitu mengisi balon kateter.

178
1. Nyeri
Soal 96 Nyeri pada ginjal dapat menimbulkan dua jenis nyeri yaitu nyeri kolik dan non
kolik. Nyeri kolik terjadi karena adanya stagnansi batu pada saluran kemih
Seorang laki-laki (48 tahun) dirawat di RS dengan Urolitiasis. Hasil sehingga terjadi resistensi dan iritabilitas pada jaringan sekitar (Brooker, 2009).
pengkajian; pasien mengeluh nyeri BAK dan urin keluar menetes, distensi 2. Gangguan miksi
kandung kemih. Saat perawat memasang selang kateter, terasa ada tahanan dan Adanya obstruksi pada saluran kemih, maka aliran urin (urine flow) mengalami
keluar darah dari kemaluan pasien. Apakah tindakan keperawatan yang tepat penurunan sehingga sulit sekali untuk miksi secara spontan (Brooker, 2009).
pada pasien ? 3. Hematuria
a. Laporkan ke dokter jaga Batu yang terperangkap di dalam ureter (kolik ureter) sering mengalami
b. Masukkan selang kateter secara perlahan desakan berkemih, tetapi hanya sedikit urin yang keluar. Keadaan ini akan
c. Hentikan pemasangan kateter menimbulkan gesekan yang disebabkan oleh batu sehingga urin yang
d. Berikan obat antiperdarahan dikeluarkan bercampur dengan darah (hematuria) (Brunner & Suddart, 2015).
e. Ganti selang kateter dengan ukuran yang lebih kecil Hematuria tidak selalu terjadi pada pasien urolithiasis, namun jika terjadi lesi
pada saluran kemih utamanya ginjal maka seringkali menimbulkan hematuria
Jawaban benar c yang masive, hal ini dikarenakan vaskuler pada ginjal sangat kaya dan memiliki
sensitivitas yang tinggi dan didukung jika karakteristik batu yang tajam pada
Urolithiasis adalah suatu kondisi dimana dalam saluran kemih individu sisinya (Brooker, 2009)
terbentuk batu berupa kristal yang mengendap dari urin (Mehmed & Ender,
2015). Pembentukan batu dapat terjadi ketika tingginya konsentrasi kristal urin Data fokus; <b> pasien dengan urolitiasis mengalami distensi kandung kemih,
yang membentuk batu seperti zat kalsium, oksalat, asam urat dan/atau zat yang saat perawat memasang selang kateter, terasa ada tahanan dan keluar darah dari
menghambat pembentukan batu (sitrat) yang rendah (Moe, 2006; Pearle, 2005). kemaluan pasien.</b>

Manifestasi klinis yang ditimbulkan adalah

179
Berdasarkan data di atas, masalah keperawatan yang mungkin muncul pada kasus dijelaskan bahwa terdapat tahanan, sehingga tindakan ini juga bukan
pasien adalah resiko perdarahan akibat adanya gangguan pada proses tindakan yang tepat dilakukan saat itu.
pemasangan selang kateter. Pada kasus dijelaskan bahwa pada saat perawat
memasukkan selang kateter terasa ada tahanan, hal ini berkemungkinan
terdapat sumbatan ureter oleh batu/Kristal sehingga menimbulkan gesekan yang
melukai vaskuler sehingga menimbulkan perdarahan. Tindakan yang tepat
dilakukan oleh perawat adalah segera menghentikan pemasangan kateter untuk Soal 88
mencegah terjadinya perdarahan massif akibat perlukaan ureter.
Seorang laki-laki (45 tahun) dirawat karena kadar gula darah yang tinggi.
Tinjauan opsi lain; Pasien direncanakan pulang. Saat ini, perawat sedang melakukan Discharge
Planning pada pasien dan keluarga. Pasien mendapatkan terapi insulin bentuk
Opsi Laporkan ke dokter jaga (tidak tepat), ini bisa saja tetap dilakukan untuk pena 8 unit pada malam hari. Pasien mengatakan tahu tentang penyakit DM
penangan lebih lanjut, namun bukan merupakan tindakan utama yang dilakukan tetapi belum paham mengenai perawatan di rumah. Apakah materi edukasi
perawat saat pasien mengalami kasus pada soal. paling prioritas diberikan kepada pasien ?
a. Konsep penyakit DM
Opsi Masukkan selang kateter secara perlahan (tidak tepat), karena tindakan ini b. Diet DM
akan membuat perlukaan ureter akan berlanjut dan meningkatkan resiko c. Latihan/aktivitas pada DM
perdarahan. d. Senam kaki pada DM
e. Cara penyuntikan terapi insulin
Opsi Berikan obat antiperdarahan (tidak tepat), karena ini merupakan tindakan
kolaboratif unuk menghentikan perdarahan yang sesuai dengan instruksi dokter. Jawaban benar e

Opsi Ganti selang kateter dengan ukuran yang lebih kecil (tidak tepat), karena DATA FOKUS
tindakan ini juga akan tetap memberikan resiko perdarahan lanjut dan juga pada
180
- Pasien mendapat terapi insulin bentuk pena 8 unit pada malam hari. Soal 92
Berdasarkan data pada kasus materi edukasi paling prioritas diberikan kepada
pasien yang tepat yaitu cara penyuntikan terapi insulin. Seorang laki-laki (40 tahun) dirawat di RS dengan TB Paru. Hasil pengkajian :
Pasien yang baru pertama kali didiagnosa DM dibutuhkan suatu edukasi untuk pasien mengeluh nyeri dada, tidak nafsu makan dan sesak napas dengan
meningkatkan pemahaman pasien bagaimana cara pencegahan dan pengobatan frekuensi 32x/menit serta tampak adanya retraksi interkostae. Pasien tampak
pasien selama sakit. Penyuntikan insulin yang tidak tepat akan mempengaruhi lemah, gelisah, frekuensi nadi 90x/menit dan berat badan turun 5 kg semenjak
kerja dari obat itu sendiri oleh karena itu dibutuhkan edukasi bagaimana sakit. Apakah tindakan prioritas yang dilakukan perawat ?
metode menggunakan terapi insulin dalam bentuk pena tersebut sesuai dengan a. Melakukan kompres hangat pada area dada
prosedur b. Mengajarkan teknik napas dalam untuk mengurangi nyeri
c. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tetapi sering
Tinjauan opsi lainnya : d. Berkolaborasi dengan dokter pemberian terapi oksigen
Opsi konsep penyakit DM (kurang tepat) karena didapatkan data pasien tahu e. Berkolaborasi dengan dokter terkait pemberian analgesik
tentang penyakit DM tetapi belum paham mengenai perawatan di rumah
Opsi diet DM (tidak tepat) karena tidak ada data pada kasus mengenai pola Jawaban benar d
makan pasien yang tidak terkontrol
Opsi latihan/aktivitas pada DM dan opsi senam kaki DM (tidak tepat) karena Data fokus masalah : Pasien mengeluh sesak napas dengan frekuensi 32x/menit
data pada kasus terapi yang saat ini dijalani oleh pasien yaitu terapi insulin serta tampak adanya retraksi interkostae.
bukan mengenai terapi aktivitas maupun senam kaki DM Masalah keperawatan prioritas yaitu : “Pola napas tidak efektif”.
Salah satu intervensi yang tepat diberikan berkaitan dengan masalah utama
pada kasus yaitu berkolaborasi dengan dokter terkait pemberian terapi oksigen.

181
Soal 81 hipoksemia pada pasien. Selain itu, prinsip dan metode pemberian tindakan
suction harus mempertahankan prinsip Acianotik:
Seorang laki-laki (54 tahun) dirawat dengan GGA. Hasil pengkajian: GCS 1. Dilakukan tidak lebih dari 15 detik
E1V1M1, terpasang ETT, auskultasi ronkhi, sputum berlebih, berulangkali 2. Kateter tidak menutup total ETT
terbatuk-batuk. Perawat akan melakukan penghisapan lendir. Perawat telah 3. <b>Oksigenasi 100% sebelum dan sesudah tindakan.</b>
mencuci tangan. Kateter suction telah tersambung dengan regulator vacum. <b>Hiperoksigenasi dapat diberikan dengan oksigenasi 100% selama 2 menit
Saat ini, perawat mengecek saturasi oksigen pasien dan didapatkan SaO2 95% melalui bag valve atau ventilator untuk mencegah terjadinya hipoksia maupun
dan frekuensi napas 20x/menit. Apakah tindakan yang tepat dilakukan hipoksemia saat akan dilakukan tindakan suction.</b>
selanjutnya oleh perawat ?
a. Lakukan penghisapan pada ETT Tinjauan opsi lainnya:
b. Masukkan kateter suction sampai melewati batas karina Opsi lakukan penghisapan pada ETT (tidak tepat) karena prinsip acianotik
c. Lakukan penghisapan pada ETT selama 15 detik tindakan suction yaitu dilakukan oksigenasi 100% sebelum dan sesudah
d. Lakukan tindakan hiperoksigenasi tindakan, selain itu, pada kasus didapatkan saturasi oksigen pasien 95%
e. Posisikan fleksi pada leher sehingga dibutuhkan hiperoksigenasi untuk mencegah terjadinya hipoksia
selama proses penghisapan.
Jawaban benar d Opsi masukkan kateter suction sampai melewati batas karina (tidak tepat)
karena prinsip dan metode pemberian tindakan suction yang tepat yaitu tidak
DATA FOKUS menimbulkan trauma yaitu dengan memasukkan kateter sampai ujung karina
- Pasien dengan GCS E1V1M1 terpasang ETT yang ditandai dengan respon batuk. Tindakan ini dilakukan saat akan
- Akan dilakukan tindakan suction melakukan penghisapan ketika kateter suction telah masuk melalui ETT
- Sebelum penghisapan SaO2 95% Opsi lakukan penghisapan pada ETT selama 15 detik (tidak tepat) karena
Oleh karena itu, tindakan yang tepat selanjutnya yaitu melakukan tindakan sebelum melakukan tindakan tersebut, pasien harus dilakukan hiperoksigenasi
hiperoksigenasi. Hal ini dilakukan agar selama tindakan suction tidak terjadi

182
untuk memastikan keadekuatan oksigen pasien sebelum tindakan penghisapan Data fokus ;
dilakukan untuk mencegah terjadinya hipoksia selama tindakan. • pasien edema pulmonal + CHF
Opsi Posisikan fleksi pada leher (tidak tepat) karena untuk melakukan tindakan • mengeluh badan lemas, kepala pusing, merasa tidak nyaman pada dada kiri
suction, posisi yang tepat adalah melakukan hiperekstensi pada leher pasien dan berdebar-debar setelah mendapat terapi furosemide 4 mg IV 1 jam yang
untuk membuka jalan nafas pasien lalu.

Furosemid merupakan obat golongan loop diuretic berpotensi tinggi yang


banyak digunakan dalam aplikasi klinis pasien dengan hipervolemik (Kitsios et
al, 2014). Lokasi aksi furosemide adalah pada lapisan tebal loop henle ascenden
Soal 95 di nefron.

Seorang laki-laki (48 tahun) dirawat di RS dengan edema pulmonal + CHF Obat furosemide digunakan pada pasien dengan edema paru dengan cara
mengeluh badan lemas, kepala pusing, merasa tidak nyaman pada dada kiri dan menurunkan preload melalui 2 mekanisme, yaitu: diuresis dan venodilatasi,
berdebar-debar. Pasien mendapatkan terapi furosemide 4 mg IV 1 jam yang dengan hasil akhir mengurangi edema pada paru akibat peningkatan jumlah
lalu. Apakah tindakan pertama kali yang tepat dilakukan oleh perawat ? cairan pada paru. Penurunan preload ini tentu akan berdampak pada tekanan
a. Mengukur tekanan darah jantung yang memompakan volume darah dari ventrikel. Penurunan preload
b. Memberikan terapi oksigen yang berlebihan akan berdampak pada penurunan tekanan darah. Sehingga pada
c. Melakukan perekaman jantung pasien yang mendapatkan terapi furosemide dalam jangka panjang perlu
d. Memposisikan pasien semifowler diperhatikan pengukuran tekanan darah.
d. Melakukan rehidrasi
Berdasarkan kasus diatas, tindakan pertama kali yang harus dilakukan perawat
Jawaban banar a adalah mengukur tekanan darah pasien, untuk melihat efek dari pemberian
terapi furosemide.

183
Soal 90
Tinjauan opsi lain;
Seorang perempuan (26 tahun) dirawat di bangsal RS dengan Demam Thypoid.
Opsi Memberikan terapi oksigen (kurang tepat), karena data pada kasus tidak Hasil pengkajian: pasien tidak nafsu makan karena mual-muntah, demam
menunjukkan adanya gejala sesak napas pada pasien, sehingga tindakan ini menggigil terutama malam hari, sakit kepala, pegal-pegal, lidah tampak kotor
belum perlu dilakukan. dan berwarna putih, nyeri abdomen region epigastrik, belum BAB, suhu tubuh
39 C, kulit teraba hangat dan merah, mukosa bibir kering. Hasil tes Widal
Opsi Melakukan perekaman jantung (kurang tepat), ini bisa saja dilakukan positif. Apakah diet yang tepat pada pasien tersebut ?
mengungat pasien dengan riwayat CHF, namun berdasarkan kasus kita harus a. Bubur lunak, TKTP
melihat riwayat pemberian terapi yang telah diberikan sebelumnya sehingga b. Nasi padat, TKTP
pasien mengalami perubahan kondisi kinis. c. Bubur halus, RKTP
d. Nasi tim, RKTP
Opsi Memposisikan pasien semifowler (kurang tepat), ini bisa saja dilakukan e. Diet cair, TKRP
untuk meningkatkan rasa nyaman pasien, namun bukan merupakan tindakan
utama yang dilakukan sesuai dengan data pada kasus. Jawaban benar a

Opsi Melakukan rehidarasi (tidak tepat), karena data pada kasus tidak Pada kasus pasien mengalami demam thypoid dan mengeluh tidak nafsu makan
menunjukkan adanya kehilangan cairan akut pada pasien karena mual-muntah, nyeri perut region epigastrik, sehingga diet yang
diberikan harus mengandung kalori dan protein yang cukup (TKTP). Diet untuk
pasien thypoid, biasanya diklasifikasikan menjadi: diet cair, bubur lunak, tim,
dan nasi biasa. Tetapi bila penderita dengan klinis berat sebaiknya dimulai
dengan bubur atau diet cair, yang selanjutnya dirubah secara bertahap.
Sehingga pada kasus diet yang tepat yaitu bubur lunak, TKTP.

184
nasal kanul. Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan oleh
Tinjauan opsi lainnya: perawat ?
Opsi nasi padat, TKTP (tidak tepat) karena nasi padat akan memperberat kerja a. Atur oksigen 3 lpm pada flowmeter
peristaltik lambung. b. Pasang selang kanula oksigen pada hidung
Opsi bubur halus, RKTP (tidak tepat) karena diet untuk pasien thypoid harus c. Mengukur panjang selang oksigen
tinggi kalori. d. Plesterkan selang pada wajah klien
Opsi nasi tim, RKTP (tidak tepat) karena diet untuk pasien thypoid harus tinggi e. Tanyakan apakah oksigen terasa atau tidak
kalori.
Opsi diet cair, TKRP karena diet untuk pasien thypoid harus rendah kalori. Jawaban benar b

Kemenkes RI. 2006. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta: DATA FOKUS
Kementrian Kesehatan STATUS GIZI
- Perawat memberikan terapi oksigen nasal kanul 3lpm

- Saat ini perawat telah mengecek aliran oksigen melalui nasal kanul.

Soal 80 PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN NASAL KANUL :


1. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
Seorang laki-laki (45 tahun) dirawat dengan Penumonia. Hasil pengkajian : 2. Cuci tangan
sesak nafas, retraksi intercostal dan frekuensi napas 28x/mnt. Perawat akan 3. Pakai sarung tangan
memberikan terapi oksigen kanula nasal 3 lpm. Perawat mengatur peralatan 4. Jelaskan prosedur
oksigen dan humidifier. Saat ini perawat telah mengecek aliran oksigen melalui 5. Atur posisi aman dan nyaman (semifowler)

185
6. Pastikan volume air steril dalam tabung pelembab (humidifier) sesuai
ketentuan.
7. Siapkan nasal kanul satu set tabung oksigen (oksigen central)
8. Hubungkan selang nasal kanul dengan flowmeter pada tabung oksigen atau
oksigen dinding Soal 82
9. Bila hidung pasien kotor, bersihkan lubang hidung pasien dengan cotton bud
atau tissu. Berdasarkan pasal 27 UU no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Izin rumah
10. Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi oksigen dan sakit dapat dicabut jika kecuali -
mengamati adanya gelembung udara dalam humidifier a. banyaknya komplain pasien terhadap rumah sakit tersebut
11. Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui nasal kanul ke b. habis masa berlakunya
punggung tangan perawat. c. tidak lagi memenuhi persyaratan dan standar
12. Pasang nasal kanul ke lubang hidung pasien dengan tepat. d. terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan
13. Tanyakan pada pasien, apakah aliran oksigennya terasa atau tidak. e. atas perintah pengadilan dalam rangka penegakan hukum
14. Atur pengikat nasal kanul dengan benar, jangan terlalu kencang dan jangan
terlalu kendor. Jawaban benara
15. Pastikan nasal kanul terpasang dengan aman.
16. Atur aliran oksigen sesuai dengan program/kebutuhan. Izin Rumah Sakit dapat dicabut jika:
17. Alat-alat dikembalikan di tempat semula 1. habis masa berlakunya;
18. Lepas handscoon dan cuci tangan setelah melakukan tindakan. 2. tidak lagi memenuhi persyaratan dan standar;
19. Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam 3. terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan;
20. Mengevaluasi respon pasien 15 menit setelah tindakan dan/atau
21. Mendokumentasikan tindakan 4. atas perintah pengadilan dalam rangka penegakan hukum.

186
Banyaknya complain pasien terhadap rumah sakit baru bisa diakui jika sudah 1.Manajemen puskesmas
terbukti benar di pengadilan bahwa terdapat pelanggaran peraturan UU yang 2.Pelayanan Kefarmasian
dilakukan Rumah Sakit 3.Pelayanan keperawatan Kesehatan masyakat
4.Pelayanan laboratorium

Soal 84 Soal 91

Pada pasal 38 PERMENKES No 75 Tahun 2014 tentang upaya kesehatan yang Seorang ibu (80 tahun) ditemukan oleh keluarga dalam keadaan tidak sadarkan
harus diselenggarakan oleh puskesmas, kecuali : - diri di rumahnya. Keluarga kemudian membawa ibunya ke IGD RS terdekat.
a. Manajemen puskesmas Saat dilakukan pemeriksaan ditemukan tingkat kesadaran pasien saat ini
b. Pelayanan Kefarmasian somnolen dengan GCS 8 serta suara napas terdengar stridor. Apakah
c. Pelayanan rawat Inap tindakan pembebasan jalan napas yang tepat pada pasien tersebut?
d. Pelayanan keperawatan Kesehatan masyakat a. Melakukan pemasangan NPA
e. Pelayanan laboratorium b. Melakukan suction
c. Melakukan intubasi
Jawaban benar C d. Melakukan pemasangan OPA
e. Melakukan tindakan cross finger swab
Sesuai pasal 38 PERMENKES No 75 Tahun 2014 tentang upaya kesehatan
yang harus diselenggarakan oleh puskesmas adalah : Jawaban benar d

187
Seorang laki-laki (45 tahun) dengan COS dan Epidural Hematoma Dekstra
Berdasarkan kasus ditemukan data fokus bahwa pasien mengalami sumbatan dirawat di RS, Kesadaran pasien sopor. Pasien berulang kali batuk dan tampak
jalan napas yang ditandai dengan adanya suara napas stridor. Suara napas sputum berlebih, terdengar suara ronkhi pada kedua apeks paru. Kateter
stridor mengidentifikasi sumbatan jalan disebabkan oleh lidah. penghisap telah tersambung dengan regulator vacuum. Saat ini perawat telah
melakukan hiperoksigenasi dan membasahi ujung kateter dengan normal saline.
Maka untuk membebaskan jalan napas dari sumbatan tersebut maka dilakukan Apakah tindakan yang tepat dilakukan selanjutnya ?
pemasangan OPA. Pemasangan OPA diindikasikan pada pasien tidak sadar a. Melakukan penghisapan pada area sekitar mulut
dengan adanya napas spontan, ditandai dengan suara napas stridor, pangkal b. Memasukkan kateter suction perlahan hingga terjadi respon batuk
lidah jatuh ke belakang, dan tidak ada refleks muntah. c. Menghisap dengan port tertutup <15 detik
d. Memasukkan kateter suction dengan port tertutup
Tinjauan opsi lain: e. Membilas kateter penghisap dengan air steril
- Pemasangan NPA diindikasikan pada pasien yang mempunyai refleks muntah.
- Suction diindikasikan untuk sumbatan berupa cairan. Jawaban benar b
- Intubasi diindikasikan untuk pasien yang mengalami gagal napas baik itu
hipoksemia atau pun hiperkarbia. Prosedur Tindakan Suction
- Cross finger swab diindikasikan untuk pasien dimana benda asing yang 1. Cuci tangan
menyumbat jalan napas pasien masih terlihat 2. Menggunakan handscoon
3. Mengatur posisi pasien
4. Memasang handuk pada bantal atau dibawah dagu pasien
5. Pilih tekanan dan tipe unit vacum yang tepat
6. Menuangkan normal salin/air ssteril dalam wadah steril
Soal 78 7. Sambungkan kateter penghisap dengan regulator vacum
8. Basahi ujung kateter dengan normal salin

188
9. Lakukan penghisapan, masukan kateter suction secara lembut sampai ujung Opsi melakukan penghisapan pada area sekitar mulut tidak tepat karena pasien
kateter menyentuh karina yang ditandai dengan respon batuk. Dahulukan terpasang trakeostomi sehingga tindakan yang tepat seharusnya mendahulukan
penghisapan di ETT untuk pasien yang menggunakan ETT/Ventilasi mekanik penghisapan pada ETT. Namun jawaban ini juga tidak tepat karena pada kasus
kemudian diteruskan penghisapan disekitar rongga mulut. selang suction belum dimasukkan.
10. Sumbat “port” penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter Opsi menghisap dengan port tertutup <15 detik tidak tepat karena tindakan ini
saat menariknya, tidak boleh lebih dari 15 detik dilakukan setelah selang kateter masuk sampai karina.
11. Bilas kateter dengan larutan steril. Bila klien tidak mengalami distress Opsi memasukkan kateter suction dengan port tertutup tidak tepat karena saat
pernapasan, istirahat 20-30 detik, sebelum memasukkan ulang kateter. memasukkan kateter suction port seharusnya dibuka. Jika saat memasukkan
12. Bila diperlukan penghisapan ulang, ulangi langkah 8-9 kateter suction dengan port tertutup dikhawatirkan terjadi penghisapan dalam
13. Bila klien mampu minta untuk nafas dalam dan batuk efektif diantara waktu yang terlalu lama dan dapat mengakibatkan hipoksemia.
penghisapan Opsi membilas kateter penghisap dengan air steril tidak tepat karena tindakan
14. Hisap sekret pada mulut atau dibawah lidah setelah peghisapan orofaringeal ini dilakukan jika penghisapan telah dilakukan.
15. Buang kateter penghisap bersamaan dengan pelepasan handscoon
16. Cuci tangan (Tim Pokja Modul Pelatihan Hipercci Pusat. 2016. Modul Pelatihan
Keperawatan Intensif Dasar. Jakarta : In Media.)
Pada kasus, kateter penghisap telah tersambung dengan regulator vacuum. Saat
ini perawat telah melakukan hiperoksigenasi dan membasahi ujung kateter
dengan normal salin.
Sehingga tindakan selanjutnya memasukkan kateter suction perlahan hingga
terjadi respon batuk. Respon batuk merupakan tanda bahwa selang sudah Soal 14
mencapai ujung karina.
Seorang laki-laki (57 tahun) dengan BPH dirawat di bangsal bedah. Saat ini
Tinjauan opsi lainnya: pasien mengatakan nyeri saat ingin berkemih, ketika berkemih urin hanya

189
menetes, dan merasa belum puas ketika selesai BAK. Hasil pemeriksaan Berdasarkan analisa data diatas, masalah keperawatan yang tepat adalah
perawat, teraba distensi pada aera supra pubik, tekanan darah 125/80, frekuensi “Retensi urin” (D). Definisi : Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap.
nadi 74x/menit dan suhu tubuh 37°C. Tinjauan opsi lain :
Apakah masalah keperawatan yang tepat? Opsi “Gangguan eliminasi urin” : Kasus diatas telah menyajikan masalah yang
a. Gangguan eliminasi urin lebih spesifik, gangguan eliminasi urin diangkat apabila kasus pasien kurang
b. Inkontinensia Urin fungsional spesifik mengarah pada diagnosa eliminasi urin lainnya.
c. Inkontinensia Urin Stres Opsi “Inkontinensia urin fungsional” : Tidak ada data yang menunjukkan
d. Retensi urin bahwa pasien tidak dapat mengendalikan pengeluaran urin
e. Inkontinensia urin urgensi Opsi “Inkontinensia urin stress” : Tidak ada data yang menunjukkan bahwa
pasien mengalami kebocoran urin mendadak
Jawaban: d. Retensi urin Opsi “Inkontinensia urin urgensi” : Tidak ada data yang menunjukkan pasien
tidak dapat mengendalikan keluarnya urin sesaat setelah keinginan kuat untuk
Pembahasan: berkemih.
DS : Sumber: SDKI, 2016
- nyeri saat ingin berkemih
- ketika berkemih urin hanya menetes
- merasa belum puas ketika selesai BAK
DO :
- teraba distensi pada aera supra pubik Soal 13
- tekanan darah 125/80
- Frekuensi nadi 74x/menit Seorang laki-laki (53 tahun) dirawat di RS dengan astma dalam serangan. Hasil
- suhu tubuh 37°C. pengkajian pasien sesak napas dengan frekuensi 32x/menit, tekanan darah
110/75 mmHg, frekuensi nadi 89x/menit. Penggunaan otot bantu napas (+),

190
napas cepat dan dangkal. Hasil pemeriksaan AGD pH 7,40, pCO2 40 mmHg, Berdasarkan data, masalah utama pada pasien adalah b>pola napas tidak
HCO3- 24, pO2 70mmHg dan SaO2 94%. efektif. Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien ? memberikan ventilasi adekuat (SDKI, 2017).</b>
a. Pola napas tidak efektif
b. Bersihan jalan napas tidak efektif Opsi jawaban lain :
c. Resiko aspirasi Opsi jawaban “Bersihan jalan napas tidak efektif” tidak tepat
d. Gangguan pertukaran gas Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan membersihkan
e. Gangguan ventilasi spontan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten
(SDKI, 2017). Pada pengkajian tidak ditemukan adanya data masalah pada
Jawaban: a. Pola napas tidak efektif jalan napas

Pembahasan: Opsi jawaban “Resiko aspirasi” (tidak tepat). Resiko aspirasi adalah beresiko
Data fokus pengkajian mengalami masuknya sekresi gastrointestinal, sekresi orofaring, benda cair atau
DS : padat kedalam saluran napas trakeobronkial akibat disfungsi mekanisme
Pasien mengeluh napas terasa sesak protektif saluran napas (SDKI, 2017).. Tidak ada faktor resiko yang ditemukan
pada pasien.
DO :
Frekuensi napas 32x/menit Opsi jawaban “Gangguan pertukaran gas” (kurang tepat). Gangguan pertukaran
Terdapat penggunaan otot bantu napas gas adalah kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi
Pola napas cepat dangkal karbondioksida pada membran alveolus-kapiler (SDKI, 2017). Tidak ada
ditemukan abnormal nilai pH arteri, pO2 dan pCO

191
Opsi jawaban “Gangguan ventilasi spontan (tidak tepat). Gangguan ventilasi
spontan merupakan penurunan cadangan energi yang mengakibatkan individu Pembahasan:
tidak mampu bernapas secara adekuat (SDKI, 2017). Pada pasien tidak DS :
ditemukan data penggunaan otot bantu napas dan penurunan volume tidal. - Ibu mengatakan keluhan BAB cair 10 kali sejak kemarin.

DO :
- Turgor kulit kembali dalam waktu < 3 detik.
- Suhu 36,7 C
- Nadi frekuensi 122 kali/menit
Soal 11 - CRT < 2 detik

Seorang anak perempuan (2 bulan) dibawa dengan keluhan BAB cair 10 kali MK yang tepat : Diare (opsi C)
sejak kemarin. Ibu mengatakan anak BAB cair sejak diberikan susu formula.
Turgor kulit kembali dalam waktu 2 detik. Suhu 36,7 C, pernafasan 33 Diare adalah pengeluaran feses yang sering, lunak, dan tidak berbentuk. (SDKI,
kali/menit, nadi frekuensi 122 kali/menit. CRT < 2 detik. 2016)
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien?
a. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Tanda dan gejala mayor :
b. Resiko keetidakefektifan perfusi jaringan perifer - Defekasi > 3 kali dalam 24 jam
c. Diare - feses lembek atau cair
d. Hipovolemia
e. Menyusui tidak efektif Tanda dan gekala minor :
- Urgency
Jawaban: c. Diare - Nyeri/kram abdomen

192
- Frekuensi peristaltik meningkat
- BU hiperaktif

Tinjauan Opsi lain :


- Opsi Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh (tidak tepat),
karena pada kasus, belum tampak adanya gangguan nutrisi yang ditandai
dengan penurunan berat badan, dan intake yang tidak adekuat dengan ditandai Soal 28
adanya hasil pemeriksaan IMT.
Seorang perawat melakukan skrining di suatu SMP. Didapatkan data 55%
- Opsi Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (tidak tepat), karena siswi SMP mengalami anemia. Perawat melakukan pengkajian lebih lanjut
pada kasus, belum ada data yang menunjukan penurunan perfusi perifer. dengan menggunakan kuisioner untuk melihat pengetahuan siswa tentang
anemia .
- Opsi hipovolemia (tidak tepat), karena pada kasus, belum ada tanda dan gejala Apa peran yang dijalankan oleh perawat berdasarkan kasus ?
yang menunjukan terjadinya penurunan cairan intravaskular, interstisial, a. Manajer kasus
dan/atau intraselular yang diakibatkan oleh diare pada anak. Hipovolemia harus b. Konselor
ditandai dengan perubahan TTV, tanda dehidrasi, penurunan volume urin, atau c. Penemu kasus
penurunan BB secara tiba-tiba. d. Edukator
e. Advokat
- Opsi menyusui tidak efektif (tidak tepat), karena tidak tergambar kondisi
dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau kesukaran pada proses Jawaban: c. Penemu kasus
menyusui, yang didukung dengan data; kelelahan maternal, bayi tidak mampu
melekat pada payudara ibu, BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24 jam, nyeri Pembahasan:
dan/atau lecet terus menerus setelah minggu kedua.

193
Berdasarkan data dijelaskan bahwa perawat berperan sebagai penemu kasus, Opsi “Advokat” (tidak tepat), karena peran advokat adalah bertanggung jawab
dimana setelah melakukan skrining terhadap siswi SMP, ditemukan 55% siswi membantu klien,keluarga, dan komunitas dalam menginterpretasikan informasi
mengami anemia dan perawat melakukan pengkajian lebih lanjut terkait dari berbagai pemberi pelayanan dan informasi dalam mengambil keputusan
pengetahuan siswi tentang penyakit anemia dengan menggunakan kuisioner. atas tindakan keperawatan yang diberikan.

Peran perawat sebagai penemu kasus adalah peran perawat yang terlibat dalam
penelusuran kasus di komunitas dan selanjutnya dilakukan pengkajian sesuai
kebutuhan untuk dilakukan intervensi. (Kemenkes, 2016).

Tinjauan opsi lainnya : Soal 16


Opsi “Manager kasus” (tidak tepat), karena peran manager kasus adalah
menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas. Seorang Perempuan (24 tahun) dibawa ke IGD dengan keluhan muntah dan
Opsi “konselor” tidak tepat, karena perawat konselor membutuhkan BAB berkali-kali serta nyeri perut. Hasil pengkajian: pasien tampak lemah,
keterampilan khusus, yaitu perawat tersebut adalah orang yang memahami frekuensi nadi 102x/menit dan teraba lemah, tekanan darah 90/60 mmHg dan
(expert) di bidang keahliannya, dapat dipercaya untuk membantu komunitas suhu tubuh 37,90C. Membran mukosa tampak kering dan turgor kulit jelek.
atau keluarga dan mengembangkan koping yang konstruktif dalam Pasien mengatakan BAB 10x dalam sehari dengan dengan konsistensi feses
penyelesaian masalah. encer.
Opsi “edukator” tidak tepat. Peran perawat sebagai edukator menuntut perawat Apakah diagnosis keperawatan yang tepat pada pasien?
memberikan pendidikan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, dan a. Diare
masyarakat baik dirumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir b. Inkontinensia fekal
dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku c. Hipovolemia
seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. d. Resiko syok
e. Hipertermi

194
Jawaban: c. Hipovolemia Tinjauan Opsi Lain:
- Option A (Diare) tidak tepat sebagai diagnose utama dan lebih tepat menjadi
Pembahasan: diagnose tambahan karena pada soal telah terjadi hypovolemia
Seorang Perempuan (24 th) dibawa ke ke IGD RS dengan keluhan muntah dan - Option B (Inkontenensia Fekal) tidak tepat karena tidak terdapat data
BAB berkali-kali serta nyeri perut. Hasil pengkajian perawat: pasien tampak pendukung pada soal seperti pengkajian nyeri.
lemah, frekuensi nadi, 102x/menit, nadi terasa lemah, tekanan darah 90/60 - Option D (Reskiko syok) tidak tepat karena merupakan diagnosa resiko yang
mmHg, membrane mukosa tampak kering dan turgor kulit jelek,suhu tubuh bisa di cegah jika hipovolmia pasien diatasi
37,90C pasien mengatakan BAB 10 kali dalam sehari dengan dengan - Option E (Hipertermi) tidak tepat karena data kenaikan suhu saja tidak cukup
konsistensi feses encer. untuk menegakkan diagnose hipertermi sebagai diagnose utama
Jawaban yang benar: C. Hipovolemia
Pembahasan:
DO: pasien tampak lemah, frekuensi nadi, 102x/menit, nadi terasa lemah,
tekanan darah 90/60 mmHg, membrane mukosa tampak kering dan turgor kulit
jelek,suhu tubuh 37,90C
DS: BAB dan muntah berkali-kali, pasien mengatakan BAB 10 kali dalam Soal 12
sehari dengan dengan konsistensi feses encer.
Data2 ini mengarah pada diagnosis Hipovolemia. Hipovolemia adalah Seorang laki-laki (52 tahun) dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri dada sebelah
penurunan volume cairan intravaskuler, interstitial dan/ intaseluler (SDKI, kiri, berdebar-debar dan sesak nafas setelah makan. Hasil pengkajian: frekuensi
2016). Dengan tanda dan gejala mayor pada kasus adanya frekuensi nadi, nadi 104x/menit, tekanan darah 190/100 mmHg, frekuensi napas 32x/menit,
102x/menit, nadi terasa lemah, tekanan darah 90/60 mmHg, membrane mukosa gambaran EKG ST elevasi di V7 dan V8. Tampak adanya sianosis pada ujung
tampak kering dan turgor kulit jelek serta tanda dan gejala minor berupa pasien jari dan bibir serta edema di tungkai kiri.
tampak lelah dan subu tubuh naik (37,90C, nilai normal 36,50C-37,50C) Apakah diagnosis keperawatan yang tepat pada pasien?

195
a. Intoleransi Aktifitas - Option A (Intoleransi aktifitas) tidak tepat sebagai diagnose utama dan lebih
b. Penurunan curah jantung tepat menjadi diagnose tambahan karena pada soal tidak terdapat cukup data
c. Nyeri akut yang menunjukkan intoleransi aktifitas sebagai diagnose utama
d. Pola nafas tidak efektif - Option C (Nyeri akut) tidak tepat karena tidak terdapat data pendukung pada
e. Hipervolemia soal seperti pengkajian nyeri.
- Option D (Pola nafas tidak efektif) tidak tepat sebagai diagnose utama dan
Jawaban: b. Penurunan curah jantung lebih tepat menjadi diagnose tambahan karena pada soal tidak terdapat cukup
data yang menunjukkan intoleransi aktifitas sebagai diagnose utama.
Pembahasan: - Option E (Hipervolemia) tidak tepat karena tidak cukupnya data pendukung
DO: Takikardi (Frekuensi nadi: 104x/menit, nilai normal 60-100x/menit), untuk menegakkan diagnosa hypervolemia
tekanan darah naik (190/100mmHg, nilai normal 90/60 mmHg-140/90 mmHg),
gamran EKG aritmia (St elevasi di V7 dan V8), sianosis, edema)
DS: Palpitasi (berdebar-debar), sesak nafas (dispnea)
Data2 ini mengarah pada diagnosis Penurunan curah jantung. Penurunan curah
jantung adalah ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh (SDKI, 2016). Dengan tanda dan gejala mayor Soal 33
pada kasus adanya Takikardi (Frekuensi nadi: 104x/menit, nilai normal 60-
100x/menit), tekanan darah naik (190/100mmHg, nilai normal 90/60 mmHg- Seorang laki-laki (35 tahun) diantar ke RSJ dengan keluhan gaduh gelisah,
140/90 mmHg), gamran EKG aritmia (St elevasi di V7 dan V8), sianosis, mengamuk dan merusak lingkungan. Saat diajak komununikasi, pasien sering
edema. Palpitasi (berdebar-debar), sesak nafas (dispnea) tiba-tiba terdiam ditengah pembicaraan dan perhatian mulai berkurang.
Apakah masalah proses pikir yang tepat pada pasien?
Tinjauan Opsi Lain: a. Obsesi
b. Blocking

196
c. Tangensial 5. Blocking: pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
d. Sirkumtamsial dilanjutkan kembali.
e. Flight of idea 6. Perseverasi: pembicaraan yang diulang berkali-kali.

Jawaban: b. Blocking Tinjauan Opsi lainnya :


Opsi "obsesi" (Tidak Tepat), karena tidak ada data yang menunjukkan
Pembahasan: gangguan obsesi, berupa pikiran yang selalu muncul walaupun pasien selalu
Data fokus; berusaha menghilangkannya.
• Saat diajak komununikasi, pasien sering tiba-tiba terdiam ditengan Opsi "tangensial" (Tidak Tepat), karena tidak ada data yang menunjukkan
pembicaraan dan perhatian mulai berkurang. gangguan proses pikir tangensial
Opsi "sirkumtansial" (Tidak Tepat), karena tidak ada data yang menunjukkan
Data- data diatas menunjukkan bahwa pasien mengalami <b>gangguan proses gangguan proses pikir sirkumtansial.
pikir berupa blocking. Blocking adalah pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa Opsi "flight of ideas" (Tidak Tepat), karena tidak ada data yang menunjukkan
gangguan eksternal kemudian dilanjutkan kembali (buku ajar keperawatan gangguan proses pikir fight of ideas.
kesehatan jiwa, 2015).

Gangguan proses pikir :


1. Sirkumtansial: pembicaraa yang berbelit belit, tetapi sampai pada tujuan
2. Tangensial: pembicaraan yang berbelit-beli, tetapi tidak sampai pada tujuan
3. Kehilangan asosiasi: pembicaraan tidak ada hubungannya anatar satu kalimat Soal 15
dengan kalimat lainnya dan pasien tidak menyadarinya
4. Flight of ideas: pembicaraan meloncat dari satu topik ke topik lainnya, masih Seorang lansia (65 tahun) datang ke sebuah poliklinik RS. Hasil pengkajian:
ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan dadanya sering berdebar-debar sehingga klien menjadi khawatir. Klien sulit

197
tidur di malam hari, kurang nafsu makan, muka tampak pucat, tekanan darah Dari hasil pengkajian bahwa klien mengalami kekhawatiran yang tidak jelas
140/90 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, pernafasan 26x/menit, suhu 36, 6 C dan spesifik terhadap suatu objek dan pergi ke poliklinik RS sebagai tindakan
Apakah diagnosis keperawatan yang tepat? untuk menghadapi kondisi yang akan terjadi pada dirinya.
a. Distres spiritual Ansietas adalah kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap
b. Gangguan pola tidur objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
c. Gangguan rasa nyaman memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
d. Ansietas Tanda dan gejala mayor ditandai merasa takut dengan akibat dari kondisi yang
e. Defisit pengetahuan dihadapi, sulit berkonsentrasi, gelisah, tampak tegang, insomnia serta tanda dan
gejala minor anoreksia, merasa tidak berdaya, sering berkemih, pusing, muka
Jawaban: d. Ansietas tampak pucat kontak mata buruk, berorientasi pada masa lalu, tremor,
diaforesis, palpasi, tekanan darah meningkat, frrkuensi nafas dan nadi
Pembahasan : meningkat (SDKI, 2016)
DS :
•Dadanya sering berdebar-debar Jawaban yang tidak tepat :
•Khawatir dengan kondisinya •Opsi distress spiritual =>tidak tepat karena tidak ada kondisi berupa gangguan
•Sulit tidur malam hari pada keyakinan atau sistem nilai pada individu atau kelompok berupa kekuatan,
•Kurang nafsu makan harapan dan makna hidup
•Opsi gangguan pola tidur => tidak tepat karena tidak ada kondisi berupa
DO : gangguan kualitas dan kuantitas tidur akibat faktor eksternal
•Muka tampak pucat •Opsi gangguan rasa nyaman => tidak tepat karena tidak ada yang
•tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi nadi 90 x/menit, pernafasan 26 menggambarkan perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensia
x/menit fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial
diagnosis Keperawatan : Ansietas (d)

198
•Opsi defisit pengetahuan => tidak tepat karena tidak ada menggambarkan
ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik Pembahasan:
tertentu Jawaban yang tepat adalah : c. resiko perilaku kekerasan
DO :
• pasien tampak sering mondar mandir, kadang tidak mau mandi, riwayat
memukul

DS:
Soal 31 • klien mengatakan kadang masih merasa kesal dan wajah tampak memerah
jika ditanya mengenai kejadian saat dirinya dibawa ke RS.
Seorang laki-laki (32 tahun) dirawat di RSJ sejak semingggu yang lalu karena
mengamuk dan memukul tetangga karena diolok-olok sebagai orang gila tak Data-data diatas menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah keperawatan
berguna. Saat ini pasien tampak sering mondar mandir, kadang tidak mau resiko perilaku kekerasan. Resiko perilaku kekerasan adalah beresiko
mandi, klien mengatakan kadang masih merasa kesal dan wajah tampak membahayakan secara fisik, emosi dan atau seksual pada diri sendiri atau orang
memerah jika ditanya mengenai kejadian saat dirinya dibawa ke RS. lain SDKI, 2016).
Apakah masalah keperawatan yang tepat?
a. halusinasi Diagnosa resiko perilaku kekerasan dirumuskan jika pasien saat initidak
b. harga diri rendah melakukan perilaku kekerasan, tetapi pernah melakukan perilaku kekerasan dan
c. resiko perilaku kekerasan belum mempunyai kemampuan mencegah atau mengendalikan perilaku
d. perilaku kekerasan kekerasan tersebut (MPKP Jiwa, 2010).
e. resiko bunuh diri
Tinjauan opsi lainnya :
Jawaban: c. resiko perilaku kekerasan

199
Opsi "halusinasi" (Tidak Tepat), karena pada kasus tidak ditemukan adanya Jawaban: b. SARS-CoV-2
perubahan persepsi sensori.
Opsi "harga diri rendah" (Tidak Tepat), karena pada kasus tidak ditemukan Pembahasan:
adanya data berupa evaluasi negatif terhadap diri atau kemampuan diri. a. Corona virus --> penyebab umum penyakit yang menyerang saluran
Opsi "perilaku kekerasan " (Tidak Tepat), karena pada kasus, berdasarkan data pernafasan
pengkajian saat ini tidak ditemukan adanya perilaku kekerasan yang dilakukan b. SARS-CoV-2 --> atau 2019-nCoV atau Wuhan Coronavirus (nama tidak
pasien secara aktual. resmi)
Opsi "resiko bunuh diri" (Tidak Tepat), karena pada kasus tidak ditemukan c. Hantavirus Pulmonalis --> penyebab Hantavirus Pulmonalis Syndrome
adanya perilaku pasien yang beresiko melakukan upaya untuk menyakiti diri (HPS)
sendiri dengan tujuan untuk mengakhiri hidup d. Marburg Virus (MARV) --> penyebab Marburg Virus Disease
e. MERS-CoV --> penyebab MERS

Soal 25
Soal 30
COVID-19 disebabkan oleh..
a. Corona virus Suatu puskesmas mendapat Laporan dari Dinas Kesehatan bahwa terdapat
b. SARS-CoV-2 pasien TB MDR komplikasi HIV pulang paksa yang berada di wilayah kerja
c. Hantavirus Pulmonalis Puskesmas. DINKES meminta perawat penanggungjawab program untuk
d. Marburg Virus (MARV) melakukan kunjungan rumah. Perawat bekerjasama dengan petugas labor dan
e. MERS-CoV konselor HIV untuk melakukan kunjungan rumah.
Apakah fungsi yang dilakukan oleh perawat ?

200
a. Fungsi Independen Data Fokus: Perawat bekerjasama dengan petugas labor dan konselor HIV
b. Fungsi Dependen untuk melakukan kunjungan rumah.
c. Fungsi Interdependen
d. Fungsi Kolaborator
e. Fungsi Manager Kasus

Jawaban: c. Fungsi Interdependen


Soal 29
Pembahasan:
PEMBAHASAN Seorang perawat melakukan skrining lansia pada suatu desa. Perawat
Terdapat Tiga Fungsi Perawat bekerjasama dengan petugas labor dalam pemeriksaan Gula Darah, Asam Urat
1. Fungsi Independen: merupakan fungsi mandiri dan tidak bertanggungjawab dan kolestrol
dengan orang lain dimana perawat dalam meaksanakan tugasnya dilakukan Pada kegiatan skrining lansia, apakah peran perawat ?
secara mandiri dengan keputusan sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan a. Pemberi asuhan keperawatan
dasar manusia. b. Pendidik / Edukator
2. Fungsi Dependen: merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan c. Peneliti
keagiatannya atas pesan dan instruksi dari perawat lain d. Kolaborator
3. Fungsi Interdependen: merupkan fungsi yang dilakukan dalam kelompok tim e. Konsultan
yang bersifat saling ketergantungan diantara satu dengan yang lainya.
Kerjasama antara tenaga kesehatan perawat, dokter, petugas labor dll. Jawaban: d. Kolaborator

Maka jawaban yang tepat adalah C Pembahasan:


PEMBAHASAN

201
Peran Perawat tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat
1. Pemberi asuhan keperawatan untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, 7. Peneliti
dari yang sederhana sampai dengan kompleks mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah
2. Advokat pasien / klien- menginterprestasikan berbagai informasi dari sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan
pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien- Berdasarkan kasus maka jawaban yang tepat adalah sebagai kolaborator
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien. diamana perawat bekerjasama dengan petugas labor/analis kesehatan.
3. Pendidik / Edukator
membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala
penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku
dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan
4. Koordinator
mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari Soal 32
tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta
sesuai dengan kebutuhan klien Seorang laki-laki (35 tahun) di berkunjung ke poli RSJ. Pasien mengaku pernah
5. Kolaborator mengkonsumsi zat adiktif tetapi hanya ketika berkumpul dengan teman-
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri temannya. Hal tersebut dilakukan untuk kesenangan dan dilakukan untuk
dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya mengidentifikasi membangun rasa kebersamaan dengan teman-temannya, pasien mengaku tidak
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat pernah mengkonsumsi zat adiktif ketika sendiri.
dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya Apakah rentang respon penggunaan zat adiktif pada pasien?
6. Konsultan a. Eksperimental

202
b. Rekreasional Opsi "situasional" (Tidak Tepat), karena merupakan pengunaan zat yang
c. Situasional merupakan cara untuk melarikan diri atau dalam mengatasi masalah yang
d. Penyalahgunaan dihadapi.
e. ketergantungan Opsi "penyalahgunaan" (Tidak Tepat), karena merupakan pengunaan zat yang
sudah bersifat patologis,. sudah mulai digunakan secara rutin.
Jawaban: b. rekreasional Opsi "ketergantungan" (Tidak Tepat), karena merupakan pengunaan zat yang
sudah cukup berat, sehingga sudah terjadi ketergantungan fisik danpsikologis
Pembahasan:
DS: Pasien mengaku pernah mengkonsumsi zat adiktif tetapi hanya ketika
berkumpul dengan teman-temannya, hal tersebut dilakukan untuk kesenangan
dan dilakukan untuk membangun rasa kebersamaan dengan teman-temannya,
pasien mengaku tidak pernah mengkonsumsi zat adiktif ketika sendiri. Soal 26

Data-data diatas menunjukkan bahwa pasien berada pada rentang respon Hari Kesehatan Sedunia diperingati setiap tanggal …
gangguan penggunaan zat adiktif yaitu rekreasional. Rekreasional adalah a. `27 Januari
penggunaan zat adiktif pada waktu berkumpul dengan teman-teman sebayanya, b. `7 April
misalnya ketika malam minggu, ulang tahun, dan sbagainya. penggunaan ini c. `29 Mei
bertujuan untuk rekreasi bersama dengan teman-temannya d. `26 Juni
e. `12 November
Tinjauan opsi lainnya :
Opsi "eksperimental" (Tidak Tepat), karena merupakan kondisi penggunaan Jawaban: b. `7 April
tahap awal yang disebabkan oleh rasa ingin tahu. Pembahasan:
7 April : Hari Kesehatan Sedunia

203
27 Januari : Hari Kusta Sedunia Soal 39
26 Juni : Hari Anti Narkoba Sedunia
29 Mei : Hari Lansia Nasional Seorang laki-laki (37 tahun) dengan Post Operasi Craniotomy hari ke-14
12 November: Hari Kesehatan Nasional dirawat di ruang bedah. Perawat sedang melakukan pengkajian tingkat
  kesadaran pasien. Hasil pengkajian: mata terbuka spontan, dapat melakukan
Soal 27 ekstensi dan fleksi pada kedua tangan dan kaki sesuai perintah. Pasien hanya
bisa menggerakkan bibir tanpa suara karena terpasang trakheostomi.
Dimanakah asal wabah infeksi virus korona pertama kali ditemukan ? Apakah hasil pengkajian GCS pada pasien?
a. Fuzhou a. E4V5M6
b. Zhengzhou b. E4VXM6
c. Wuhan c. E4VXM5
d. Nanjing d. EXV1M4
e. Teipei e. E4V1MX

Jawaban: c. Wuhan Jawaban: b. E4VXM6

Pembahasan: Pembahasan:
Wabah infeksi virus korona pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Provinsi DATA FOKUS
Hubei, China PENGKAJIAN GCS -> EVM
1. EYE (4)
4 : Spontan
3 : Perintah Verbal
2 : Rangsangan Nyeri

204
1 : Tidak ada respons Penulisan “X” pada GCS dilakukan bila salah satu reaksi tidak bisa dinilai
seperti, kedua mata bengkak (raccoon eyes), trakheostomi, dan tetraparase.
2. VERBAL (5) Sehingga hasil GCS pada kasus E4VXM6.
5 : Orientasi baik dan bicara jelas
4 : Dapat berbicara dalam kalimat namun ada disorientasi waktu dan tempat)
3 : dapat mengucapkan kata-kata, namun tidak berupa kalimat dan tidak tepat
2 : Mengerang Soal 17
1 : Tidak ada respons
Seorang Perempuan (25 tahun) dibawa ke IGD karena penurunan kesadaran
3. MOTORIK (6) dengan GCS 5. Hasil pengkajian: frekuensi napas 28x/menit, frekuensi nadi
6 : Mengikuti Perintah 82x/menit, tekanan darah 100/60 mmHg, bibir tampak membiru, terdengar
5 : Melokalisir Nyeri (dapat menapis rangsangan nyeri) bunyi snoring dengan saturasi oksigen 96%. Hasil AGD: pH 7,35, PaCO2 40
4 : Menjauhi Nyeri mmHg, HCO3 22 mEq/L, GDS 422 mg/dl, gambaran EKG pasien sinus rythim.
3 : Fleksi abnormal (dekortikasi) Apakah diagnosis keperawatan yang tepat pada pasien?
2 : Ekstensi abnormal (deserbasi) a. Gangguan sirkulasi spontan
1 : Tidak ada respons b. Gangguan Ventilasi Spontan
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Hasil Pengkajian GCS: d. Gangguan pertukaran gas
E -> mata terbuka spontan (4) e. Ketidakstabilan gula darah
V -> terpasang trakheostomi, tidak dapat dikaji (X)
M -> pasien dapat melakukan ekstensi dan fleksi pada kedua tangan dan kaki Jawaban: c. Bersihan jalan nafas tidak efektif
sesuai perintah (6)
Pembahasan:

205
Jawaban yang benar: C. Bersihan jalan nafas tidak efektif - Option D (Gangguan pertukaran gas) tidak tepat karena semua hasil analisa
darah menunjukkan hasil normal

Pembahasan: - Option E (Ketidakstabilan gula darah) tidak tepat menjadi diagnose prioritas
DO: frekuensi pernafasan 28x/menit, bibir tampak membiru, terdengar bunyi karena sumbatan jalan nafas harus di atasi terlebih dahulu karena mengancam
snoring, bibir tampak membiru nyawa, baru mengatasi hiperglikemia pasien.

DS: -

Data2 ini mengarah pada diagnosis Bersihan jalan nafas tidak efektif. Bersihan
jalan nafas tidak efektif adalah ketidakmampuan membersikhkan secret atau Soal 40
obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten (SDKI,
2016). Dengan tanda dan gejala mayor berupa adanya bunyi nafas tambahan Seorang laki-laki (42 tahun) dirawat dengan kondisi sesak nafas sejak 1 jam
(snoring), perubahan frekuensi nafas (takipnea), dan sianosis pada bibir yang lalu. Hasil pengkajian: wajah pucat, mukosa bibir kering, retraksi
intercostal, suara nafas wheezing, diaphoresis. Tekanan darah 90/80 mmHg,
Tinjauan Opsi Lain: frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi napas 29x/menit. Perawat memberikan
- Option A (Gangguan sirkulasi spontan) tidak tepat karena tidak adanya data terapi oksigen simple mask 10 lpm.
yang menunjukka terjadinya gannguan sirkulasi secara spontan. Apakah posisi yang tepat untuk pasien pada kasus diatas ?
a. High fowler
- Option B (Gangguan ventilasi spontan) tidak tepat karena tidak adanya data b. Supinasi
yang menunjukka terjadinya gannguan ventilasi secara spontan. c. Pronasi
d. Trendelenburg
e. Litotomi

206
Opsi litotomi (tidak tepat) karena posisi ini lebih tepat dilakukan untuk
Jawaban: a. High fowler pemeriksaan genitalia. Posisi ini dilakukan dengan memposisikan kedua kaki
terangkat dan terbuka lebar dan menariknya ke atas bagian perut.
Pembahasan:
DATA FOKUS
- Pasien mengeluh sesak nafas
Sehingga posisi pasien yang tepat pada kasus yaitu high fowler. Soal 38

High Fowler merupakan posisi bed dimana kepala dan dada dinaikkan setinggi Seorang laki-laki (37 tahun) datang ke Poliklinik dengan keluhan gatal-gatal
90 derjat tanpa fleksi lutut (posisi kaki lurus). Posisi ini bertujuan untuk setelah makan seafood. Hasil pengkajian: eritema pada seluruh tubuh,
membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan kardiovaskular angioedema area bibir bawah, tangan dan kaki kesemutan. Tekanan darah
sehingga memaksimalkan ventilasi pada paru. 110/80 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 20x/menit, suhu 36,5
C. Perawat akan memberikan terapi Diphen 10 mg via I.M pada area
Tinjauan opsi lainnya: ventrogluteal.
Opsi supinasi atau posisi berbaring terlentang dan opsi pronasi atau posisi Berapakah sudut jarum yang akan ditusukkan pada area tersebut?
telungkup (tidak tepat) karena jika posisi ini diberikan pada pasien dengan a. 10 derajat
kesulitan bernapas akan memperparah kondisi pasien karena posisi ini b. 15 derajat
membuat kerja jantung kurang maksimal dalam memasok oksigen ke paru-paru c. 30 derajat
dan seluruh tubuh. d. 45 derajat
Opsi trendelenburg (tidak tepat) karena merupakan posisi dimana bagian kepala e. 90 derajat
lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini tidak tepat pada kasus karena
posisi ini lebih tepat untuk pasien yang mengalami syok karena bertujuan untuk Jawaban: e. 90 derajat
melancarkan peredaran darah ke otak.

207
Pembahasan: Seorang laki-laki (42 tahun) dirawat di RS dengan TB paru relaps. Hasil
DATA FOKUS pengkajian pasien mengeluh sesak napas, nyeri dada, frekuensi napas
- Perawat akan memberikan terapi diphen 10 mg via I.M pada area 26x/menit. Pada pemeriksaan rontgen thorax tampak adanya cairan di sekitar
ventrogluteal. paru kanan. Hasil auskultasi bisang napas menurun pada paru kanan.
Apakah hasil pemeriksaan perkusi pada area tersebut ?
I.M atau intramuscular merupakan pemberian terapi injeksi ke dalam otot tubuh a. Sonor
dengan sudut 90 derajat. Beberapa lokasi tubuh untuk melakukan injeksi b. Dullness
intramuskular yaitu Ventrogluteal, Vestus Lateralis, Dorsogluteal, dan Deltoid. c. Hipersonor
Sehingga sudut jarum yang tepat untuk ditusukkan pada area tersebut adalah 90 d. Tympani
derajat. e. Pleural Friction Rub

Tinjauan opsi lainnya: Jawaban: b. Dullness


Opsi 10 derajat, 15 derajat, 30 derajat, dan opsi 45 derajat (tidak tepat) karena
bukan merupakan sudut jarum yang tepat pada prosedur terapi injeksi via Pembahasan:
intramuscular. Data fokus;

• pasien mengeluh sesak napas, nyeri pada dada, frekuensi napas 26x/menit
• Pada pemeriksaan rontgen thorax >> efusi pleura
• bising napas menurun pada paru kanan

Soal 41 Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. TB paru relaps atau TB paru kambuh adalah
penderita TB yang sebelumnya pernah mendapatkan pengobatan TB, dan telah

208
dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan TB
BTA positif berdasarkan pemeriksaan apusan atau kultur. Opsi jawaban “Hipersonor” tidak tepat, Hipersonor adalah suara perkusi pada
daerah yang lebih berongga kosong.
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam
rongga pleura (Price & wilson, 2002) dimana proses penyakit primer jarang Opsi jawaban “tympani” tidak tepat, Tympani adalah suara yang disebabkan
terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain oleh adanya gas/udara.
(Smeltzer & Barre, 2012). Ketika efusi sudah membesar dan menyebar,
kemungkinan timbul dispnea dan batuk. Efusi pleura yang besar akan Opsi “Pleura Friction Rub” tidak tepat, Pleural friction rub merupakan hasil
megakibatkan nafas pendek. Tanda fisik meliputi deviasi trakea menjauhi sisi pemeriksaan <b>auskultasi</b> yang terdengar “kering” seperti suara gosokan
yang terkena, dullnes pada perkusi dan penurunan bunyi pernapasan pada sisi amplas pada kayu yang dapat ditemukan pada klien dengan peradangan pleura.
yang terkena. (Soemantri, 2007).

Hasil pengkajian pasien mengeluh sesak napas, nyeri pada dada, frekuensi
napas 26x.menit.. Pada pemeriksaan rontgen thorax tampak adanya cairan di
sekitar paru kanan yang menunjukkan terjadinya efusi pleura, Hasil auskultasi Soal 42
bising napas menurun pada paru kanan. <b>Hal ini menunjukkan terjadinya
efusi pleura pada paru kanan pasien. Maka pada pemeriksaan fisik perkusi pada Seorang laki-laki (45 tahun) dengan Efusi Pleura dirawat sejak 6 hari yang lalu.
daerah tersebut dapat ditemukan suara redup/dullness.</b> Pasien mengeluh sesak napas dan batuk-batuk. Hasil pengkajian : tidak ada
sputum, retraksi intercostae, vocal fremitus menurun pada region basal paru,
Opsi jawaban lainnya : perkusi dullness serta frekuensi napas 26x/menit.
Apakah hasil pemeriksaan auskultasi paru yang tepat berdasarkan data kasus
Opsi jawaban “Sonor” tidak tepat, Sonor/resonan merupakan suara perkusi tersebut ?
jaringan paru fisiologis . a. Vesikuler

209
b. Bronkial Opsi vesikuler (tidak tepat), karena vesikuler merupakan suara napas normal
c. Bronkovesikuler yang terdengar pada semua lapang paru.
d. Wheezing Opsi bronkial (tidak tepat), karena bronkial merupakan suara napas normal
e. Pleural friction rub yang terdengar pada trakea.
Opsi bronkovesikuler (tidak tepat), karena bronkovesikular merupakan suara
Jawaban: e. Pleural friction rub napas normal yang terdengar pada daerah percabangan bronkus trakea (sekitar
sternum)
Pembahasan: Opsi wheezing (tidak tepat), karena wheezing merupakan suara napas abnormal
DATA FOKUS yang berbunyi “ngiiiik..” karena adanya penyempitan bronkus.
- Pasien dengan Efusi Pleura
- Hasil PF Paru:
Inspeksi -> retraksi intercostae
Palpasi -> vocal fremitus menurun pada region basal paru Soal 34
Perkusi -> perkusi dullness
Seorang laki-laki (35 tahun) dirawat di RSJ sejak 3 hari yang lalu karena gaduh
Hasil pemeriksaan auskultasi paru yang didapatkan pada pasien Efusi Pleura gelisah dan mengurung diri. Saat dikaji, pasien menghentikan pembicaraan
yaitu Pleural friction rub. tiba-tiba saat menceritakan tentang keluarganya, kemudian dilanjutkan kembali
Pleural friction rub yaitu suara akibat gesekan pleura yang terdengar kasar dan saat ditanya alasan menghentikan pembicaraan pasien mengatakan tidak
seolah-olah dekat dengan telinga pemeriksa. Suara ini dapat terjadi pada saat tahu kenpa ia berhenti ditengah pembicaraan.
inspirasi maupun ekspirasi, namun lebih jelas pada akhir inspirasi. Apakah gangguan proses pikir yang terjadi pada pasien?
a. Sirkumtansial
Tinjauan opsi lainnya: b. Tangensial
c. kehilangan asosiasi

210
d. flight of idea 4. flight of ideas: pembicaraan meloncat dari satu topik ke topik lainnya,
e. blocking masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan
5. blocking: pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal
Jawaban: blocking kemudian dilanjutkan kembali
6. perseverasi: pembicaraan yang diulang berkali-kali
Pembahasan:
DS: pasien menghentikan pembicaraan tiba-tiba saat menceritakan tentang Tinjauan Opsi lainnya:
keluarganya, kemudian dilanjutkan kembali dan saat ditanya alasan Opsi "sirkumtansial" (Tidak Tepat), karena tidak ada data yang menunjukkan
menghentikan pembicaraan pasien mengatakan tidak tahu kenpa ia berhenti gangguan proses pikir sirkumtansial
ditengah pembicaraan. Opsi "tangensial" (Tidak Tepat), karena tidak ada data yang menunjukkan
gangguan proses pikir tangensial
Data- data diatas menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan proses pikir Opsi "kehilangan asosiasi" (Tidak Tepat), karena tidak ada data yang
berupa blocking. blocking adalah pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa menunjukkan gangguan proses pikir kehilangan asosiasi
gangguan eksternal kemudian dilanjutkan kembali (buku ajar keperawatan Opsi "fligh of ideas" (Tidak Tepat), karena tidak ada data yang menunjukkan
kesehatan jiwa, 2015). gangguan proses pikir flight of ideas

Gangguan proses pikir:


1. Sirkumtansial: pembicaraa yang berbelit belit, tetapi sampai pada tujuan
2. Tangensial: pembicaraan yang berbelit-belit, tetapi tidak sampai pada Soal 37
tujuan
3. kehilangan asosiasi: pembicaraan tidak ada hubungannya antar satu Seorang laki-laki (25 tahun) mendapat perawatan luka bakar di bangsal bedah
kalimat dengan kalimat lainnya dan pasien tidak menyadarinya RS. Hasil pengkajian: skala nyeri 8, luka bakar mengenai sebagian epidermis

211
pada kedua ekstremitas atas dan kemaluan, kulit tampak merah, berpus, lecet,
melepuh, dan bengkak.
Berapakah luas luka bakar pada pasien? Soal 35
a. 5,5%
b. 9% Seorang laki-laki (19 tahun) Post Open Reduction Interna Fixation (ORIF)
c. 10% Genue Dektra hari ke 7. Pasien direncanakan kontrol ulang 1 minggu lagi untuk
d. 19% latihan berjalan di fisioterapi
e. 20% Apakah jenis latihan berjalan tepat untuk pasien?
a. Touch Down Weight Bearing
Jawaban: d. 19% b. Partial Weight Bearing
c. Weight Bearing as Tolerated
Pembahasan: d. Full Weight Bearing
DATA FOKUS e. Non Weight Bearing
Luasnya permukaan tubuh yang terkena panas dapat dihitung menggunakan
Rule of Nine yang dikembangkan oleh Wallace tahun 1940 Jawaban: e. Non Weight Bearing
(Grace & Borley, 2006)
Pembahasan:
Berdasarkan perhitungan dari rule of nine pada kasus yaitu sebagai berikut: Berdasarkan kasus diatas, pasien post operasi 2 minggu (7 hari di rawat +
luka bakar pada: control 1 minggu lagi). Maka latihan yang tepat adalah Non Weight Bearing
1. Kedua ekstremitas atas : 9% + 9% = 18% (NWB)
2. kemaluan : 1%
Sehingga total persentase luka bakar pada kasus yaitu 19%.

212
Non Weight Bearing (NWB) adalah berjalan dengan tungkai tidak diberi beban Luasnya permukaan tubuh yang terkena panas dapat dihitung menggunakan
( menggantung ). Kaki tidak boleh menyentuh lantai. Beban latihan 0 % dari Rule of Nine yang dikembangkan oleh Wallace tahun 1940
beban tubuh, dilakukan selama 3 minggu pasca operasi. (Grace & Borley, 2006)

Berdasarkan perhitungan dari rule of nine pada kasus yaitu sebagai berikut:
luka bakar pada:
Soal 36 1. wajah : 4.5 %
2. ekstremitas atas kanan : 9%
Seorang laki-laki (25 tahun) dirawat di bangsal karena disiram air panas oleh 3. dada : 9%
kekasihnya. Hasil pengkajian : tampak luka bakar pada wajah, ekstremitas atas Sehingga total persentase luka bakar pada kasus yaitu 22.5%.
kanan, dan dada. Pasien juga mengeluh nyeri terasa panas, luka tampak
berwarna merah dan terdapat bulla. Tinjauan opsi lainnya:
Berapa persentase luka bakar yang terjadi pada pasien ? Opsi 18%, 27%, 31,5%, dan 36% (tidak tepat) karena hasil tidak sesuai dengan
a. 18% perhitungan dari rule of nine.
b. 22.5%
c. 27% Grace, P. A., dan Borley, N. R. 2006. At a Glace Ilmu Bedah Edisi Ketiga.
d. 31.5% Jakarta: Erlangga
e. 36%

Jawaban: b. 22.5%

Pembahasan: Soal 44

213
Seorang laki-laki (48 tahun) dengan Angina Pectoris Unstable dirawat di RS. 3. Region, radiation, relief = menjelaskan mengenai apakah nyeri
Pasien tiba-tiba mengeluh sesak nafas dan nyeri dada menjalar ke punggung menjalar/menyebar ke bagian tubuh lainnya. Poin ini sudah dikaji (nyeri dada
dan tangan sebelah kiri setelah dari kamar mandi. Nyeri dada bertambah berat menjalar ke punggung dan tangan sebelah kiri)
meskipun sudah istirahat selama 20 menit (skala nyeri 9). Perawat segera 4. Severity (scale) of Pain = menjelaskan mengenai tingkat keparahan nyeri
memberikan terapi ISDN 10 mg via sublingual pada pasien. yang dirasakan bisa melalui skala nyeri. Poin ini sudah dikaji (skala nyeri 8 ->
Apakah karakteristik nyeri yang belum dikaji pada pasien? nyeri berat)
a. Provoking 5. Time = menjelaskan mengenai seberapa bertambah buruk dan berapa lama
b. Radiation nyeri berlangsung. Poin ini sudah dikaji (Nyeri dada bertambah berat meskipun
c. Time dibuat istirahat selama 20 menit.)
d. Quality
e. Severity Sehingga pengkajian nyeri yang belum muncul pada kasus yaitu Quality of
Pain.
Jawaban: d. Quality

Pembahasan:
DATA FOKUS Soal 47
Pengkajain nyeri (PQRST) pada kasus.
1. Provoking Incident (Insiden pemicu) = faktor pencetus munculnya respon Seorang laki-laki (55 tahun) pasca stroke satu bulan yang lalu menjalani terapi
nyeri atau peristiwa yang menjadi penyebab rasa nyeri itu muncul. Poin ini rehabilitasi untuk mengatasi kelemahan pada ekstremitas kanan pasien. Perawat
sudah dikaji (pasien mengeluh tiba-tiba nyeri dada setelah dari kamar mandi). melakukan pengkajian kekuatan otot pada pasien dan didapatkan hasil adanya
2. Quality of Pain = menjelaskan mengenai kualitas nyeri yang dirasakan pergerakan dan mampu melawan gravitasi, tetapi tidak mampu melawan
(apakah terasa seperti tertusuk, berdenyut, terbakar) poin ini belum didapatkan tahanan.
pada kasus Berapakah skor kekuatan otot pada pasien tersebut ?

214
a. 1 - opsi D tidak tepat, skor 4 adalah keadaan mampu melawan gravitasi dan
b. 2 tahanan ringan
c. 3 - opsi E tidak tepat, skor 5 adalah keadaan mampu melawan gravitasi dan
d. 4 tahanan maksimal.
e. 5

Jawaban: c. 3

Pembahasan : Soal 49
Data Fokus :
- Pasien Pasca stroke Seorang laki-laki (56 tahun) dirawat dengan CHF. Hasil pengkajian : tampak
- perawat melakukan pengkajian kekuatan otot edema pada kedua ekstremitas bawah, pitting edema +2 mm, oliguria, tekanan
- Hasil pengkajian menunjukkan pasien mampu melakukan pergerakan, darah 180/100 mmHg, frekuensi nadi 126x/menit, frekuensi nafas 28x/menit,
melawan gravitasi tetapi tidak mampu melawan tahanan. distensi vena jugular. BB 86 kg, TB 160 cm. Perawat memberikan terapi Lasix
1 ampul via IV dan memasang kateter urin pada pasien.
Skor kekuatan otot pada pasien tersebut adalah 3. Skor tiga berarti adanya Apakah evaluasi yang diperhatikan oleh perawat dari tindakan tersebut ?
pergerakan aktif melawan gravitasi tetapi tidak mampu melawan tahanan. a. Pitting edema +2 mm
b. Tekanan darah 120/90 mmHg
Tinjauan opsi lainnya : c. Frekuensi nadi 90x/menit
- opsi A tidak tepat, skor 1 adalah keadaan kontraksi otot minimal dapat terasa d. Urin output 43-86ml/jam
atau teraba, tanpa menimbulkan pergerakan. e. Frekuensi nafas 20x/menit
- opsi B tida tepat, skor 2 adalah keadaan adanya pergerakan tetapi tidak
mampu melawan gravitasi Jawaban: d. Urin output 43-86ml/jam

215
Opsi Pitting edema +2 mm, Tekanan darah 120/90 mmHg, Frekuensi nadi
Pembahasan: 90x/menit, Frekuensi nafas 20x/menit (kurang tepat) karena hal tersebut bukan
DATA FOKUS termasuk efek utama dari kegunaan kinerja obat diuretik.
- Pasien dengan CHF
- Perawat memberikan terapi Lasix 1 ampul via IV

1). Masalah keperawatan : Hipervolemia


2). NOC : Keseimbangan Cairan Soal 44
3). Tindakan keperawatan: Pemberian Obat: Kolaborasi pemberian diuretic
Lasix Seorang laki-laki (48 tahun) dengan Angina Pectoris Unstable dirawat di RS.
Lasix adalah merupakan obat dengan merk dagang yang mengandung Pasien tiba-tiba mengeluh sesak nafas dan nyeri dada menjalar ke punggung
furosemide yaitu obat golongan diuretik yang digunakan untuk mengatasi dan tangan sebelah kiri setelah dari kamar mandi. Nyeri dada bertambah berat
retensi cairan karena menyerap terlalu banyak garam di dalam tubuh dan meskipun sudah istirahat selama 20 menit (skala nyeri 9). Perawat segera
pembengkakan yang disebabkan oleh gagal jantung kongestif, penyakit ginjal, memberikan terapi ISDN 10 mg via sublingual pada pasien.
hati, dan kondisi klinis terkait. Apakah karakteristik nyeri yang belum dikaji pada pasien?
Indikasi: edema, oliguria karena gagal ginjal, hipertensi. a. Provoking
b. Radiation
Karena pada obat ini bekerja dengan bertindak pada ginjal untuk meningkatkan c. Time
aliran urin. Evaluasi yang perlu diperhatikan oleh perawat adalah Urin output d. Quality
43-86ml/jam e. Severity

Tinjauan opsi lainnya Jawaban: d. Quality

216
Pembahasan: Soal 48
DATA FOKUS
Pengkajain nyeri (PQRST) pada kasus. Seorang laki-laki (56 tahun) dengan Post Stroke Non Hemorragic dirawat di
1. Provoking Incident (Insiden pemicu) = faktor pencetus munculnya respon bangsal RS. Hasil pengkajian: pasien mengalami hemiplegia pada ekstremitas
nyeri atau peristiwa yang menjadi penyebab rasa nyeri itu muncul. Poin ini bawah kiri. Sedangkan ekstremitas atas kiri pasien mengalami kelemahan. Saat
sudah dikaji (pasien mengeluh tiba-tiba nyeri dada setelah dari kamar mandi). di palpasi hanya teraba kontraksi otot, pasien tidak dapat menggeser atau
2. Quality of Pain = menjelaskan mengenai kualitas nyeri yang dirasakan menggerakkan tangannya.
(apakah terasa seperti tertusuk, berdenyut, terbakar) poin ini belum didapatkan Berapakah nilai kekuatan otot pada ekstremitas atas kiri pasien?
pada kasus a. 4
3. Region, radiation, relief = menjelaskan mengenai apakah nyeri b. 3
menjalar/menyebar ke bagian tubuh lainnya. Poin ini sudah dikaji (nyeri dada c. 2
menjalar ke punggung dan tangan sebelah kiri) d. 1
4. Severity (scale) of Pain = menjelaskan mengenai tingkat keparahan nyeri e. 0
yang dirasakan bisa melalui skala nyeri. Poin ini sudah dikaji (skala nyeri 8 ->
nyeri berat) Jawaban: d. 1
5. Time = menjelaskan mengenai seberapa bertambah buruk dan berapa lama
nyeri berlangsung. Poin ini sudah dikaji (Nyeri dada bertambah berat meskipun Pembahasan:
dibuat istirahat selama 20 menit.) Pada kasus didapatkan ekstremitas atas kiri pasien mengalami kelemahan. Saat
di palpasi hanya teraba kontraksi otot, pasien tidak dapat menggeser atau
Sehingga pengkajian nyeri yang belum muncul pada kasus yaitu Quality of menggerakkan tangannya, sehingga nilai kekuatan otot pasien yaitu 1
Pain. (kontraksi otot minimal dapat terasa atau teraba, tanpa menimbulkan
pergerakan).

217
Tinjauan opsi lainnya: b. Rifampicin
Opsi 4 (tidak tepat) karena nilai kekuatan otot ini ditegakkan bila pasien c. INH
mampu melawan gravitasi dan melawan tahanan ringan. d. Streptomicin
Opsi 3 (tidak tepat) karena nilai kekuatan otot ini ditegakkan bila pasien ada e. Pirazinamid
pergerakan dan mampu melawan gravitasi.
Opsi 2 (tidak tepat) karena nilai kekuatan otot ini ditegakkan bila pasien ada Jawaban: e. Pirazinamid
pergerakan dan tidak mampu melawan gravitasi.
Opsi 0 (tidak tepat) karena karena nilai kekuatan otot ini ditegakkan bila pasien Pembahasan:
mengalami paralisis total. Seorang laki-laki (40 tahun) datang ke Puskesmas untuk memeriksakan diri
setelah didiagnosis TB paru 2 bulan yang lalu. Pasien rutin mengkonsumsi
OAT dan sudah mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Akhir-akhir ini
pasien sering merasa nyeri di perut bagian kanan, mual dan muntah. Ia melihat
matanya menguning dan sering merasakan nyeri sendi.

Soal 56 Obat Anti Tuberkulosis (OAT) adalah terapi farmakologik yang diberikan
kepada pasien yang didiagnosis TB. OAT diberikan sesuai dengan klasifikasi
Seorang laki-laki (40 tahun) datang ke Puskesmas untuk memeriksakan diri pasien TB yaitu baru atau kambuhan, dan hasil dari uji keefektivan obat jika
setelah didiagnosis TB paru 2 bulan yang lalu. Pasien rutin mengkonsumsi pasien adalah kambuhan (Kemenkes, 2014).
OAT dan sudah mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Akhir-akhir ini
pasien sering merasa nyeri di perut bagian kanan, mual dan muntah. Ia melihat PAda pasien baru, OAT yang diberikan adalah OAT lini pertama. OAT
matanya menguning dan sering merasakan nyeri sendi. memiliki beberapa efek samping yang harus diketahui oleh pasien sehingga jika
Apakah jenis OAT yang menimbulkan efek samping sesuai keluhan pasien? terjadi gangguan akibat efek samping obat, pasien dapat segera berkonsultasi
a. Etambutol

218
pada yankes. Berikut adalah OAT lini pertama dan efek samping yang perlu
disampaikan oleh perawat atau tenakes lainnya kepada pasien TB:
1. Isoniazid (INH): neuropati perifer (kesemutan), psikosis toksik, gangguan Soal 67
fungsi hati (ikterik, hepatitis), kejang
2. Rifampicin: flu sindrom, gangguan gastrointestinal (mual, muntah), urin Kegiatan deteksi dini faktor risiko PTM di posbindu meliputi, kecuali …
berwarna merah, gangguan fungsi hati (ikterik, hepatitis), trombositopenia, a. Pengukuran tekanan darah
demam, skin rash, sesak napas, anemia hemolitik b. Pengukuran gula darah
3. Pirazinamid: mual, muntah, gangguan fungsi hati (ikterik, hepatitis), artritis c. Pengukuran indeks massa tubuh
gout (nyeri sendi) d. Pengukuran kadar hemoglobin
4. Streptomisin: gangguan pendengaran, gangguan keseimbangan (vertigo, e. Pemeriksaan perilaku merokok
nistagmus), syok anafilaktik, anemia, trombositopenia, agranulositosis,
5. Etambutol: gangguan penglihatan, buta warna, neuropati perifer Jawaban: d. Pengukuran kadar hemoglobin

Tinjauan kasus: Pembahasan:


Pada kasus, pasien merasakan nyeri di perut bagian kanan, mual dan muntah. Deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu adalah upaya kesehatan berbasis
Pasien juga melihat matanya menguning dan sering merasakan nyeri sendi. masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan di pos pembinaan terpadu (Posbindu).
Efek samping tersebut adalah efek samping dari Pirazinamid
Kegiatan meliputi deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu:
Kata kunci dari efek samping pirazinamid yang hanya ada pada obat ini adalah 1. Pengukuran tekanan darah.
nyeri sendi (akibat arthritis gout) 2. Pengukuran gula darah.
(Sumber: Berman et al., 2015. Kozier & Erbs’ Fundamentals of Nursing. New 3. Pengukuran indeks massa tubuh.
Jersey: Pearson Education) 4. Wawancara perilaku berisiko.
5. Edukasi perilaku gaya hidup sehat.

219
Kementerian Kesehatan gelar rapat kerja tahunan atau Rapat Kerja Kesehatan
Maka berdasarkan ilustrasi, jawaban yang tidak tepat adalah kegiatan Nasional (Rakerkesnas) 2020. Dalam rapat tersebut akan dibahas 5 fokus
pengukuran kadar hemoglobin. masalah kesehatan.

Masalah kesehatan tersebut antara lain Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi (AKI/AKB), pengendalian Stunting, Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Germas, dan Tata Kelola Sistem Kesehatan. Bahasan 5
Soal 69 masalah kesehatan tersebut di arahkan pada konteks pendekatan promotif dan
preventif.
Berikut adalah fokus masalah kesehatan yang direncanakan oleh Kementerian
Kesehatan RI dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas 2020) Dirjen Kesehatan Masyarakat dr. Kirana Pritasari, MQIH mengatakan
diantaranya, kecuali … Rakerkesnas 2020 sebagai forum tingkat nasional bidang kesehatan dalam
a. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI/AKB) merumuskan rencana aksi program/kegiatan yang akan dilakukan tahun 2020-
b. Pengendalian Stunting 2024.
c. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
d. Germas
e. Penanggulangan Wabah Virus Corona
Soal 54
Jawaban: e. Penanggulangan Wabah Virus Corona
Seorang pasien inpartu, baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki 1 menit
Pembahasan: yang lalu secara spontan. Bayi segera bersin dan terbatuk saat perawat memberi
rangsangan. Tampak gerakan aktif, nadi teraba 88x/menit. Warna kulit tampak

220
kemerahan dengan ekstremitas agak kebiruan serta pernapasan baik dan irama 0 : jika bunyi denyut jantung tidak ada atau tidak terdengar
napas teratur 1 : jika bunyi denyut jantung lemah dan kurang dari 100 x/menit
Apakah klasifikasi AGPAR bayi tersebut? 2 : jika denyut jantung bayi kuat dan lebih dari 100 x/menit
a. Normal
b. Asfiksia sedang Gremace atau kepekaan reflek bayi
c. Asfiksia Berat 0 : jika bayi tidak berespon saat di beri stimulasi
d. Sianosis 1 : jika bayi meringis, merintih atau menangis lemah saat di beri stimulasi
e. Gagal Nafas (respon lemah terhadap stimulasi).
2 : jika bayi menangis kuat/batuk/bersin saat bayi diberi stimulasi(respon kuat
Jawaban: a. Normal terhadap stimulasi)

Pembahasan: Activity atau tonus otot


Jawaban : A. Normal 0 : jika tidak ada gerakan
1 : jika gerakan bayi lemah dan sedikit.
Penilaian APGAR Score : 2 : jika gerakan bayi kuat

Appearance atau warna kulit Respiration atau pernafasan


0 : jika kulit bayi biru pucat atau sianosis 0 : jika tidak ada pernafasan
1 : jika tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerah merahan sedangkan 1 : jika pernafasan bayi lemah dan tidak teratur.
ekstremitas ( tangan dan kaki) berwarna biru pucat. 2 : jika pernafasan bayi baik dan teratur
2 : jika seluruh tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerahan.
Klasifikasi Penilaian Apgar Score :
Pulse atau denyut jantung 0 – 3 : Asfiksia berat

221
Pada kasus ini bayi memerlukan perawatan yang lebih intensif dan memerlukan
alat bantu penafasan agar tidak terjadi gagal naafas atau henti nafas. Soal 66

4 – 6 : Asfiksia sedang Kader posbindu bersama tenaga kesehatan terlatih dapat bekerja sama
Pada kasus ini bayi hanya membutuhkan tidakan pertolongan ringan, seperti membantu kegiatan deteksi dini PTM sebagai pelaksana.
membersihkan lendir yang menutupi jalan pernafasan bayi. Pelaksana Posbindu PTM utama dapat melakukan pemeriksaan sebagai berikut

7 – 10 : Normal/vigorous baby a. Pengukuran IMT dan Penyuluhan SADARI
b. Uji fungsi paru sederhana dan pengukuran antopometri
Pada kasus didapatkan nilai : c. Penyuluhan SADARI dan pemeriksaan IVA
- Appearance = Badan merah ekstremitas biru : skor 1 d. Lingkar perut dan indikasi KDRT
- Pulse rate = 88 x/menit : skor 1 e. Perilaku berisiko dan pengukuran tekanan darah
- Grimance = bersin dan batuk : skor 2
- Activity = Gerakan aktif : skor 2 Jawaban: c. Penyuluhan SADARI dan pemeriksaan IVA
- Respiration = nafas baik dan teratur : skor 2
Pembahasan:
Total = 8 Pengelompokan Tipe Posbindu
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang
Maka nilai APGAR pada bayi tersebut adalah 8 dan termasuk pada klasifikasi dapat dilakukan oleh Posbindu PTM, maka dapat dibagi menjadi 2 kelompok
Normal (Opsi A) Tipe Posbindu PTM, yaitu;
1. Posbindu PTM Dasar meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko sederhana
yang dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrumen
untuk mengidentifikasi:

222
• Riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan yang telah diderita 3. Opsi C merupakan pelayanan Posbindu PTM dasar ditambah dengan utama.
sebelumnya,
• Perilaku berisiko, Opsi jawaban A, B, D dan E merupakan kegiatan Posbindu PTM dasar
• Potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, sehingga tidak sesuai dengan definisi kegiatan posbindu PTM utama.
• Pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, Indeks massa tubuh
(IMT),
• Analisa lemak tubuh,
• Pengukuran tekanan darah,
• Pemeriksaan uji fungsi paru sederhana serta
• Penyuluhan mengenai pemeriksaan payudara sendiri. Soal 50

2. Posbindu PTM Utama yang meliputi pelayanan Posbindu PTM Dasar Seorang laki-laki (57 tahun) dirawat dengan Gagal Ginjal Kronis. Hasil
ditambah dengan: pengkajian : sesak napas, edema pada kedua ekstremitas bawah, oliguria,
• Pemeriksaan gula darah, kolesterol total dan trigliserida, tekanan darah 190/100 mmHg, JVP 10 cmH2O, kenaikan BB 2 kg per hari.
• Pemeriksaan klinis payudara, Saat ini pasien mendapatkan tindakan manajemen hipervolemia untuk
• Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), mengurangi kelebihan volume cairan yang dialami pasien.
• Pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin bagi kelompok Apakah kriteria hasil yang diharapkan dari tindakan tersebut, kecuali ?
pengemudi umum a. Capillary Refill Time kurang dari 2 detik
b. Tekanan darah mengalami penurunan
Maka berdasarkan soal, maka jawaban yang tepat adalah opsi C yaitu SADARI c. Terjadi balance cairan
dan pemeriksaan IVA karena: d. Nilai JVP 9 cm H2O
1. Penyuluhan SADARI adalah kegiatan posbindu PTM dasar e. Edema perifer berkurang
2. Pemeriksaan IVA adalah kegiatan posbindu utama

223
Jawaban: a. Capillary Refill Time kurang dari 2 detik Sehingga kriteria hasil yang diharapkan pada kasus kecuali <b>Capillary Refill
Time kurang dari 2 detik</b> karena bukan termasuk indikator dalam label
Pembahasan: NOC : Keseimbangan cairan.
DATA FOKUS CRT merupakan pemeriksaan dengan menekan daerah kuku untuk memonitor
- Pasien GGK dehidrasi dan jumlah aliran darah ke jaringan (perfusi)
- Hasil pengkajian: sesak nafas, udem pada kedua ekstremitas bawah, oliguria,
tekanan darah 190/100 mmHg, JVP 10 cmH2O, kenaikan BB 2kg per hari. Tinjaun opsi lainnya:
- Perawat melakukan <b>manajemen hypervolemia</b> Opsi tekanan darah mengalami penurunan, terjadi balance cairan, Nilai JVP 9
cm H2O, dan edema perifer berkurang (tidak tepat) karena merupakan indikator
Masalah keperawatan: Hipervolemia yang tepat dalam label NOC: Keseimbangan cairan
NIC : Manajemen Hipervolemia (pengurangan volume cairan ekstraselular
dan/atau intraselular dan pencegahan komplikasi pada pasien yang mengalami
kelebihan cairan.
NOC : Keseimbangan cairan
Soal 58
Dari intervensi tersebut diharapkan terjadi keseimbangan cairan pada pasien
dengan indikator yang dinilai yaitu: Seorang laki-laki (50 tahun) mengeluh nyeri kepala belakang dan memiliki
1. Tekanan darah dalam batas normal riwayat Hipertensi selama 3 tahun. Hasil pengkajian: tekanan darah 200/110
2. Terjadi balance cairan mmHg, tampak edema pada kedua kaki, pitting edema +2 dan hasil EKG: sinus
3. Distensi vena leher dalam batas normal takikardi. Dokter menginstruksikan terapi furosemide oral 20 mg. Sediaan obat
4. Edema perifer berkurang dari farmasi adalah 40 mg dalam 1 tablet.
Berapa tablet obat yang diberikan pada pasien?
a. 1/4 tablet

224
b. 1/2 tablet
c. 3/4 tablet
d. 1 tablet
e. 2 tablet
Soal 68
Jawaban: b. 1/2 tablet
Kegiatan pengukuran BB, TB, IMT, lingkar perut analisis lemak tubuh dan TD
Pembahasan: sebaiknya dilakukan 1 bulan sekali merupakan...
DATA FOKUS a. Sasaran kegiatan P2TM
- Order dokter 20 mg b. Bentuk kegiatan P2TM
- dosis Sediaan obat furosemide: 40 mg c. Bentuk tindakan pencegahan / preventif
- Sediaan: 1 tablet d. Salah satu kegiatan pelayanan terpadu
e. Pemeriksaan kesehatan untuk penyakit beresiko
Dosis yang diberikan
= dosis order Jawaban: b. Bentuk kegiatan P2TM
--------------- -- x sediaan
Dosis sediaan Pembahasan:
Posbindu PTM meliputi 10 (sepuluh) kegiatan salah satu nya yaitu Kegiatan
= 20 mg pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar
-------- x 1 tablet perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya diselenggarakan 1
40 mg bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya dapat dilakukan pada usia 10 tahun ke
atas. Untuk anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan ukuran mansetnya
= 0,5 tablet = ½ tablet dengan ukuran lengan atas.

225
Pembahasan:

DO:
1. bayi menangis lemah
2. warna kulit kemerahan, ekstremitas biru
Soal 55 3. nadi teraba 112x/menit
4. Pernapasan lemah dan irama napas tidak teratur
Seorang pasien inpartu, baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki 1 menit 5. Gerakan tonus otot lemah.
yang lalu secara spontan. Hasil pengkajian: bayi menangis lemah, warna kulit
kemerahan ekstremitas biru, nadi teraba 112x/menit. Pernapasan lemah dan APGAR Score adalah metode penilaian yang digunakan setelah bayi baru lahir
irama napas tidak teratur serta gerakan tonus otot lemah. sampai lima menit setelah lahir. Untuk mendapatkan nilai APGAR tersebut,
Berapakah skor APGAR pada bayi tersebut? diperlukan perhitungan saat melakukan penilaian sebagai berikut (Sari, H,
a. 5 2010):
b. 6
c. 7 1. Appearance (warna kulit)
d. 8 Normalnya warna kulit bayi setelah lahir adalah kemerahan atau tidak pucat.
e. 9 Jika saat bayi lahir warna kulitnya pucat, maka diberi nilai 0. Jika hanya pada
ekstremitas (tangan atau kaki) pucat atau biru, maka diberi nilai 1. Sedangkan
Jawaban: b. 6 jika warna kulitnya kemerahan, diberikan nilai 2.

Pembahasan: 2. Pulse/heart rate (frekuensi jantung)


Jawaban yang benar: b. 6 Ketika tidak terdengar suara jantung bayi maka penilaian APGAR adalah 0
(Nol). Saat suara detak jantung bayi terdengar, namun tidak mencapai 100

226
x/menit nilai APGAR adalah 1. Normalnya jantung bayi berdetak di atas Pada kasus
100x/menit, maka nilai APGAR adalah 2. Bayi menangis lemah nilai skor 1,
warna kulit kemerahan ekstremitas biru nilai skor 1,
3. Grimace (refleks terhadap rangsangan) nadi teraba 112x/menit nilai skor 2
Refleks yang dihasilkan bayi umumnya adalah menangis, batuk atau bersin. Pernapasan lemah dan irama napas tidak teratur nilai skor 1
Jika refleks tersebut ada maka nilai APGAR adalah 2. Apabila saat distimulasi gerakan tonus otot lemah nilai skor 1.
(memberikan rangsang taktil atau yang lainnya) bayi tidak merespons, maka
nilai APGAR adalah 0. Sedangkan, nilai 1 diberikan apabila saat distimulasi, Maka nilai APGAR pada bayi adalah 6.
hanya terlihat pergerakan pada wajah bayi.

4. Activity (tonus otot)


Saat bayi lahir, bagian kaki dan tangan secara spontan akan bergerak. Gerakan
tersebut berupa fleksi (menekuk ke arah diri sendiri) atau ekstensi (seperti
gerak meluruskan). Jika gerakan bayi aktif maka penilaian APGAR adalah 2. Soal 57
Apabila bagian ekstremitas hanya sedikit yang fleksi atau seperti lunglai, maka
nilainya 1. Sedangkan nila 0 diberikan apabila tidak ada tonus otot yang terjadi. Seorang laki-laki (50 tahun) dirawat dengan Pneumonia. Pasien tidak memiliki
riwayat alergi apapun. Saat ini, pasien mendapatkan terapi obat Levofloxacin
5. Respiration (usaha napas) 750 mg via I.V. Satu botol infus obat memiliki sediaan 500 mg dalam 100 ml.
Apabila bayi menangis kuat tentu usaha napas bayi baik (nilai APGAR 2). Berapa ml obat yang diberikan pada pasien ?
Sedangkan jika hanya terdengar suara seperti merintih maka usaha napasnya a. 1,5 ml
kurang baik (nilai APGAR 1). Jika bayi tidak menangis sama sekali ini b. 3,75 ml
pertanda bahwa tidak ada usaha napas pada bayi (nilai APGAR 0). c. 150 ml
d. 175 ml

227
e. 350 ml Soal 70

Jawaban: c. 150 Berikut yang termasuk dalam pilar utama Program Indonesia Sehat dalam
Renstra Kementerian Kesehatan 2020-2024 ?
Pembahasan: a. Paradigma Sehat : penguatan promotive–preventif dan pemberdayaan
DATA FOKUS : masyarakat
- Order dokter 750 mg b. Penguatan pelayanan kesehatan : Universal Health Coverage
- Sediaan obat 100 ml c. Jaminan Kesehatan Nasional : perluasan sasaran dan kesejahteraan
- Dosis sediaan: 500 mg masyakarat
d. Paradigma Sehat : penguatan promotive–preventif-kuratif dan
Dosis yang diberikan pemberdayaan masyarakat
= dosis order e. Jaminan Kesehatan Nasional : Universal Health Coverage
--------------- -- x sediaan
Dosis sediaan Jawaban: a. Paradigma Sehat : penguatan promotive–preventif dan
pemberdayaan masyarakat
= 750 mg
--------- x 100 ml Pembahasan:
500 mg Tiga pilar utama Program Indonesia Sehat :
1. Paradigma sehat : penguatan promotive–preventif dan pemberdayaan
= 150 ml masyarakat
2. Penguatan pelayanan kesehatan : peningkatan akses pelayanan kesehatan,
optimalisasi system rujukan, peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan

228
3. Jaminan kesehatan Nasional : perluasan sasaran dan benefit serta kendali
mutu dan kendali biaya Jawaban: e. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi angka LGBT yang
berisiko mengakibatkan AIDS dan penyakit menular lainnya

Pembahasan:
TARGET SDGs Kesehatan
Soal 85 1. Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari
70 per 100.000 kelahiran
Berikut adalah target SDGs Kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah RI, 2. Pada tahun 2030, mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru
kecuali … lahir dan balita, dimana setiap negara menargetkan untuk mengurangi kematian
a. Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang neonatal setidaknya menjadi kurang dari 12 per 1000 kelahiran dan kematian
dari 70 per 100.000 kelahiran balita menjadi serendah 25 per 1000 kelahiran
b. Pada tahun 2020, secara global mengurangi setengah dari angka 3. Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberculosis, malaria, dan
kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas penyakit tropis lainnya dan memerangi hepatitis, penyakit yang ditularkan
c. Pada tahun 2030, memastikan akses universal terhadap layanan lewat air dan penyakit menular lainnya
kesehatan sexual dan reproduksi, termasuk untuk perencanaan, informasi, dan 4. Pada tahun 2030, mengurangi sepertiga dari kematian dini yang disebabkan
pendidikan keluarga, dan mengintegrasikan kesehatan reproduksi kedalam oleh penyakit tidak menular, melalui tindakan pencegahan dan pengobatan serta
strategi dan program nasional menaikkan kesehatan mental dan kesejahteraan
d. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi angka kematian dan 5. Memperkuat pencegahan dan pengobatan dari penyalahgunaan zat
penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia berbahaya dan juga polusi dan berbahaya, termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan yang
kontaminasi udara, air dan tanah berbahaya dari alkohol
e. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi angka LGBT yang 6. Pada tahun 2020, secara global mengurangi setengah dari angka kematian
berisiko mengakibatkan AIDS dan penyakit menular lainnya dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas

229
7. Pada tahun 2030, memastikan akses universal terhadap layanan kesehatan e. Hasil rekam jantung menunjukkan berhentinya fungsi jantung secara
sexual dan reproduksi, termasuk untuk perencanaan, informasi, dan pendidikan permanen
keluarga, dan mengintegrasikan kesehatan reproduksi kedalam strategi dan
program nasional Jawaban: c. Kematian batang otak telah dapat dibuktikan
8. Mencapai cakupan layanan kesehatan universal, termasuk lindungan resiko
finansial, akses terhadap layanan kesehatan dasar yang berkualitas dan akses Pembahasan:
terhadap obatobatan dan vaksin yang aman, efektif, berkualitas dan terjangkau Dari UU No. 36 tahun 2009
bagi semua Pasal 117
9. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi angka kematian dan Seseorang dinyatakan mati apabila fungsi sistem jantung-sirkulasi dan sistem
penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia berbahaya dan juga polusi dan pernafasan terbukti telah berhenti secara permanen, atau apabila kematian
kontaminasi udara, air dan tanah batang otak telah dapat dibuktikan.

Soal 100 Soal 86

Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009, seseorang dinyatakan mati jika: Berikut yang bukan termasuk dalam kegiatan GERMAS adalah …
a. Fungsi jantung – sirkulasi terbukti telah telah berhenti secara permanen a. melakukan aktivitas fisik
b. Fungsi pernapasan terbukti telah telah berhenti secara permanen b. mengkonsumsi sayur dan buah
c. Kematian batang otak telah dapat dibuktikan c. memeriksakan kesehatan secara rutin
d. Fungsi organ-organ utama dinyatakan berhenti secara medis d. tidak merokok
e. periksa gigi sekali enam bulan

230
d. Permenkes no 25 tahun 2012
Jawaban: e. periksa gigi sekali enam bulan e. Permenkes no 24 tahun 2014

Pembahasan: Jawaban: a. Permenkes no 75 tahun 2013


Salah satu program yang didorong dalam upaya pencapaian Indonesia Sehat
adalah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Bentuk kegiatan Germas
meliputi aktivitas fisik, mengkonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan
lingkungan dan menggunakan jamban. Soal 87

Dengan Germas diharapkan dapat membangkitkan rasa tanggung jawab bahwa Berikut yang termasuk dalam 7 langkah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.,
sehat harus diawali dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat. kecuali …
a. Melakukan Aktivitas Fisik
b. Menggunakan Jamban
c. Menjaga Kebersihan Lingkungan
d. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
Soal 98 e. Menjauhi makanan fast food

Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur tentang Angka Kecukupan Gizi Jawaban: e. Menjauhi makanan fast food
(AKG) yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia adalah...
a. Permenkes no 75 tahun 2013 Pembahasan:
b. Permenkes no 75 tahun 2012 Berikut ini 7 langkah GERMAS yang dapat menjadi panduan menjalani pola
c. Permenkes no 25 tahun 2013 hidup yang lebih sehat.

231
1. Melakukan Aktivitas Fisik Pengecekan Kolesterol terbagi tiga yaitu LDL (Kolesterol "Buruk"), HDL
2. Makan Buah dan Sayur (Kolesterol "Baik") dan Trigliserida
3. Tidak Merokok g. Cek Arus Puncak Ekspirasi
4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol Pengecekan ini adalah salah satu cek kesehatan dalam pengujian fungsi paru,
5. Melakukan Cek Kesehatan Berkala Berikut adalah beberapa contoh pengecekan ini biasa dilakukan pada penderita asma atau penyakit lainnya
pengecekan yang bisa dilakukan. untuk menilai kemampuan paru-paru
a. Cek Kesehatan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) Secara Rutin h. Cek dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Melakukan Pengecekan Berat Badan berguna agar anda bisa mendapatkan nilai Pengecekan ini biasanya dilakukan dengan pemeriksaan berkala seperti Test
Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya dapat menentukan apakah berat PAP SMEAR dan Test IVA
badan dan tinggi badan Anda sudah berada dalam kondisi ideal atau berisiko i. Cek Sadari Periksa Payudara Sendiri
terkena penyakit tidak menular (PTM) Lalu berikutnya dalam ragam cek kesehatan berkala yaitu dengan pemeriksaan
b. Cek Lingkar Perut Secara Berkala payudara sendiri.
Dengan melakukan Cek Lingkar Perut secara berkala anda bisa mengontrol
lemak perut, jika berlebihan dapat menyebabkan penyakit seperti stroke, 6. Menjaga Kebersihan Lingkungan
diabetes hingga serangan jantung 7. Menggunakan Jamban
c. Cek Tekanan Darah
Pengecekan Tekanan Darah dapat membantu anda mendeteksi adanya risiko
stroke, hipertensi hingga jantung
d. Cek Kadar Gula Darah Berkala
Anda dapat mengetahui kadar glukosa dalam darah dengan jenis pengecekan
kesehatan berkala ini, hasilnya anda dapat mengetahui potensi diabetes
e. Cek Fungsi Mata Telinga soal 72
f. Cek Kolesterol Tetap

232
Berdasarkan data yang ada di Puskesmas, terdapat 5 orang warga penderita TB, Amanat UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah setiap orang
3 warga diantaranya mengikuti program TB namun 2 orang warga mengalami mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang :
putus obat. a. mencapai kesembuhan total
Apakah tindakan keperawatan yang dilakukan ? b. aman, bermutu, dan terjangkau
a. Pelacakan pasien TB Mangkir c. sesuai dengan tingkat sosial ekonomi
b. Membiarkan pasien putus obat d. accessible dan affordable
c. Menemui Kepala Desa e. disediakan oleh pemerintah dan swasta
d. Pembinaan Kader
e. Memberikan Pendkes pada masyarakat Jawaban: b. aman, bermutu, dan terjangkau

Jawaban: a. Pelacakan pasien TB Mangkir Pembahasan:


Jawaban yang tepat adalah B. aman, bermutu dan terjangkau
Pembahasan:
Data Fokus: 2 warga putus obat Sesuai dengan pasal 5 ayat 2 UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan adalah :
Pelacakan Pasien TB mangkir merupakan tatalaksana pasien yang berobat tidak
teratur yang telah ditetapakan oleh Kemenkes No 364/MENKES/SK/V/2009 Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
tentang pedoman penanggulangan TB aman, bermutu, dan terjangkau.

Soal 99 Soal 73

233
Hasil observasi lapangan suatu wilayah; sampah berserakan di pinggir jalan, keputusan formal sehingga dapat memberikan dukungan baik berupa
sebagian besar masyarakat memiliki kebiasaan membuang sampah rumah kebijakan/pengaturan*dan atau sumber daya dalam proses pembinaan PHBS
tangga ke sungai, dan tidak pada tempatnya. Perawat komunitas telah terhadap sasaran primer.
memberikan penyuluhan kepada masyarakat terkait PHBS, namun tidak ada
perubahan perilaku. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan PERDA terkait Tinjauan Opsi lainnya :
pengelolaan sampah dan memberlakukan denda bagi yang membuang sampah Opsi A,B,E ( tidak tepat) karena termasuk sasaran sekunder, sasaran sekunder
sembarangan. adalah mereka yang memiliki pengaruh terhadap sasaran primer dalam
Siapakah sasaran tersier pembinaan PHBS pada kasus ? pengambilan keputusannya untuk mempraktekan PHBS. Termasuk disini
a. Perawat Komunitas adalah para pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat yang menjadi panutan
b. Kader Kesehatan sasaran primer.
c. Pemerintah Daerah Opsi D (tidak tepat )karena termasuk sasaran primer, sasaran primer adalah
d. Masyarakat mereka (individu, kelompok, dan masyarakat) sasaran langsung yang
e. Tokoh Mayarakat diharapkan untuk melakukan PHBS.

Jawaban: c. Pemerintah Daerah

Pembahasan
Pembahasan: Soal 71
kata kunci: pemerintah mengeluarkan PERDA terkait pengelolaan sampah dan
memberlakukan denda bagi yang membuang sampah sembarangan Dalam hal peningkatan akses pelayanan kesehatan, juga diupayakan
pengendalian harga obat dan alat kesehatan melalui beberapa langkah, kecuali ..
Pemerintah daerah merupakan salah satu sasaran tersier pembinaan PHBS. a. mendorong investasi
Sasaran tersier PHBS adalah *mereka yang berada dalam posisi pengambilan b. memperkuat inovasi-inovasi kesehatan teknologi pengobatan

234
c. mempercepat lisensi wajib obat yang sangat dibutuhkan yang aman dan nyaman. Apakah topik pendidikan kesehatan yang tepat
d. membuka peluang investasi sebesar-besarnya diberikan kepada Ibu?
e. deregulasi perizinan yang menghambat a. Manfaat alat kontrasepsi
b. Jenis-jenis alat kontrasepsi
Jawaban: b. memperkuat inovasi-inovasi kesehatan teknologi pengobatan c. Keuntungan dan kerugian penggunaan alat kontrasepsi
d. Cara penggunaan alat kontrasepsi
Pembahasan: e. Faktor risiko penggunaan alat kontrasepsi
Dalam hal peningkatan akses pelayanan kesehatan, juga diupayakan
pengendalian harga obat dan alat kesehatan. Langkah-langkah percepatan yang Jawaban benar ▶ B
akan dilakukan adalah
- mendorong investasi, Data fokus masalah:
- mempercepat lisensi wajib obat yang sangat dibutuhkan, Ibu pasca melahirkan anak pertama, ingin mengikuti program KB karena Ibu
- membuka peluang investasi sebesar-besarnya dan ingin memberi jarak antara anak pertama dan kedua. Ibu ingin menggunakan
- deregulasi perizinan yang menghambat. KB yang aman dan nyaman.

Topik pendidikan kesehatan yang tepat diberikan kepada klien yaitu Jenis-jenis
alat kontrasepsi. Setelah dijelaskan jenis-jenis kontrasepsi maka pasien dapat
memilih sendiri alat kontrasepsi yang menurutnya aman dan nyaman.
Soal 1
Tinjauan opsi lain:
Seorang ibu pasca melahirkan anak pertama sejak 10 hari yang lalu datang - Opsi “Manfaat alat kontrasepsi” (tidak tepat), karena pasien sudah mengetahui
berkunjung ke puskesmas untuk mengikuti program KB karena ibu ingin manfaat KB, dibuktikan dengan data klien ingin mengikuti program KB karena
memberi jarak antara anak pertama dan kedua. Ibu ingin menggunakan KB ingin memberi jarak antara anak pertama dan kedua.

235
c. HIV/AIDS
- Opsi “Keuntungan dan kerugian penggunaan alat kontrasepsi” (tidak tepat), d. HPV (Human Papiloma Virus)
karena tidak ada data yang menjelaskan bahwa pasien mengalami keraguan e. Meningitis
mengikuti program KB.
Jawaban benar ▶ C
- Opsi “Cara penggunaan alat kontrasepsi” (kurang tepat), karena cara
penggunaan alat kontrasepsi merupakan bagian dari pembahasan jenis-jenis alat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
kontrasepsi. 1.Difteri
2.Pertusis
- Opsi “Faktor risiko penggunaan alat kontrasepsi” (tidak tepat), karena pasien 3.Tetanus
tidak ada menanyakan faktor risiko penggunaan alat kontrasepsi. 4.TBC
5.Campak
6.Poliomielitis
7.Hepatitis B
8.Hemofilus Influenza tipe b (Hib)
9.HPV (Human papiloma Virus)
10. Hepatitis A
Soal 12

Berikut merupakan Penyakit yang Dapat Dicegah oleh Imunisasi (PD3I)


adalah, kecuali… Soal 3
a. Poliomyelitis
b. Tuberkulosis

236
Jangka waktu terhitung denda pelayanan sejak kepesertaan BPJS aktif kembali c. 7.5 % dari tarif INACBGs
adalah.. d. 10 % dari tarif INACBGs
a. selama 30 hari baik pelayanan rawat jalan atau rawat inap e. 12.5 % dari tarif INACBGs
b. selama 30 hari pada pelayanan rawat inap
c. selama 45 hari baik pelayanan rawat jalan atau rawat inap Jawaban benar ▶ A
d. selama 45 hari pada pelayanan rawat inap
e selama 60 hari baik pelayanan rawat jalan atau rawat inap Denda pelayanan merupakan sanksi yang diterima peserta JKN-KIS karena
keterlambatan pembayaran iuran dan menjalani rawat inap dalam kurun
Jawaban benar ▶ D waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak status kepesertaan aktif kembali.
Besaran denda pelayanan sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dari biaya
Denda pelayanan merupakan sanksi yang diterima peserta JKN-KIS karena pelayanan kesehatan rawat inap dikalikan dengan jumlah bulan tertunggak
keterlambatan pembayaran iuran dan menjalani rawat inap dalam kurun dengan ketentuan :
waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak status kepesertaan aktif kembali. 1. Jumlah bulan tertunggak paling banyak 12 (dua belas) bulan.
2. Besaran denda paling tinggi Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah)."

Soal 2 -
Soal 4
Besarnya denda pelayanan yang harus dibayar oleh peserta BPJS Mandiri yang
menunggak bayar iuran kepersertaan bila dirawat inap adalah... Kapan berlakunya perubahan iuran Jaminan Kesehatan Nasional berdasarkan
a. 2.5 % dari tarif INACGBs Peraturan Presiden tahun 2019 ?
b. 5 % dari tarif INACBGs a. 1 Desember 2019

237
b. 1 Agustus 2019
c. 1 Januari 2020 imunisasi hepatitis B atau HB diberikan sejak bayi berusia 0 bulan. HB
d. 2 Januari 2020 bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B pada bayi dan anak. Hepatitis B
e. 1 Februari 2020 diberikan sebanyak 0,5 ml dengan intramuskular terutama di bagian paha
anterolateral.
Jawaban benar ▶ C

Soal 14 Soal 15

Seorang bayi (2 bulan) dibawa ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi. Seorang bayi (2 bulan) dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan imunisasi.
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi napas 46x/menit, frekuensi nadi Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi napas 42x/menit, frekuensi nadi
157x/menit dan suhu 36,7 C. Perawat akan memberikan imunisasi HB Pada 142x/menit dan suhu 36,3 C. Perawat akan memberikan imunisasi DPT-HB-
bayi. Dimanakah lokasi penyuntikan yang tepat untuk memberikan imunisasi Hib 2 pada bayi. Berapakah dosis yang diberikan pada bayi tersebut?
tersebut ? a. 0,1 cc
a. intra muskular b. 0,01 cc
b. intravena c. 0,5 cc
c. subkutan d. 0,05 cc
d. intrakutan e. 1 cc
e. oral
Jawaban tepat ▶ C
Jawaban benar ▶ A

238
Imunisasi DPT-HB-Hib 2 diberikan pada bayi berusia 3 bulan dengan dosis 0,5 d. Imunisasi DPT-HB-Hib 3
cc intramuskular. e. Campak

Tinjauan opsi lain: Jawaban benar ▶ C


0,1 cc bukan merupakan dosis untuk imunisasi pada bayi
0,01 cc bukan merupakan dosis untuk imunisasi pada bayi Data fokus:
0,05 merupakan dosis untuk imunisasi BCG Bayi usia 3 bulan mendapat imunisasi dengan dosis 0,5 cc secara IM.
1 cc bukan merupakan dosis BCG
Imunisasi yang diberikan pada bayi yaitu Imunisasi DPT-HB-Hib 2.

Menurut MTBS (2015), i munisasi yang diberikan pada bayi usia 3 bulan yaitu
DPT-HB-Hib 2, Polio 3. Imunisasi DPT-HB-Hib 2 diberikan secara
intramuskular dengan dosis 0,5 cc, sedangkan Polio diberikan secara oral
Soal 17 dengan dosis 2 tetes.

Seorang bayi (3 bulan) dibawa ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi. Tinjauan opsi lain:
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi napas 38x/menit, frekuensi nadi Opsi Imunisasi HB0 (tidak tepat), karena Imunisasi ini diberikan saat bayi baru
123x/menit dan suhu 36,1 C. Perawat akan memberikan imunisasi pada bayi lahir usia 0 - 7 hari dengan dosis 0,5 cc intramuskular.
dengan dosis 0,5 cc intramuskular. Apakah imunisasi yang tepat diberikan
pada bayi tersebut? Opsi Imunisasi DPT-HB-Hib 1 (tidak tepat), karena imunisasi ini diberikan
a. Imunisasi HB 0 pada bayi umur 2 bulan. Imunisasi diberikan secara intramuskular dengan dosis
b. Imunisasi DPT-HB-Hib 1 0,5 cc.
c. Imunisasi DPT-HB-Hib 2

239
Opsi Imunisasi DPT-HB-Hib 3 (tidak tepat), karena imunisasi ini diberikan Kewaspadaan Universal yang harus diterapkan saat pengambilan spesimen uji
pada bayi umur 4 bulan. Imunisasi diberikan secara intramuskular dengan dosis virus untuk mencegah penularan adalah sebagai berikut, kecuali..
0,5 cc. a. Mengenakan sarung tangan karet
b. Menggunakan kaca mata plastik
Opsi Imunisasi campak (tidak tepat), karena imunisasi ini diberikan pada bayi c. Mencuci tangan dengan desinfektan sebelum dan sesudah tindakan ‼️‼️bukan
usia 9 bulan dengan dosis 0,5 cc secara subkutan." hanya setelah kontak saja
d. Memakai jas laboratorium lengan panjang
e. Menjaga kebersihan ruangan sebelum dan sesudah tindakan"

Soal 19

Kewaspadaan Universal yang harus diterapkan saat pengambilan spesimen uji Soal 20
virus untuk mencegah penularan adalah sebagai berikut, kecuali..
a. Mengenakan sarung tangan karet Persiapan yang dilakukan sebelum pengambilan spesimen sputum pasien
b. Menggunakan kaca mata plastik terduga COVID 19 adalah..
c. Mencuci tangan setelah kontak dengan virus a. Berkumur dengan air garam
d. Memakai jas laboratorium lengan panjang b. Berkumur dengan air biasa
e. Menjaga kebersihan ruangan sebelum dan sesudah tindakan c. Tidak memerlukan persiapan, pasien diminta untuk batuk
d. Dilakukan induksi/ dirangsang untuk batuk dengan cara manual
Jawaban benar ▶ C e. Dilakukan induksi/ dirangsang untuk batuk dengan obat obatan pengencer
dahak

240
b. BCG dan Polio 1
Jawaban benar ▶ B c. DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3
d. DPT-HB-Hib 3 dan Polio 4
Persiapan yang dilakukan sebelum pengambilan spesimen sputum pasien e. Campak
terduga COVID 19 adalah..
Berkumur dengan air biasa --> untuk membersihkan area yang akan dilewati Jawaban benar ▶ B
oleh sampel yaitu sputum
Menurut MTBS (2015) dan rekomendasi IDAI 2017, jadwal imunisasi pada
Tidak dianjurkan untuk dilakukan induksi/ dirangsang untuk batuk dengan cara bayi usia 3 bulan adalah DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3, namun pada kasus, anak
manual maupun dengan obat obatan pengencer dahak karena meningkatkan baru mendapatkan imunisasi HB0, sehingga anak harus melakukan catch-up
resiko pajanan bagi pemeriksa. dan mengejar ketertinggalan imunisasinya mulai dari BCG dan Polio 1 (Opsi
B)

Tinjauan opsi lain:


- DPT-Hb-Hib 1 dan Polio 2 (tidak tepat) karena diberikan pada anak usia 2
Soal 18 bulan
- DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3 (tidak tepat) karena diberikan pada anak usia 3
Seorang bayi (3 bulan) dibawa oleh ibunya ke posyandu untuk mendapatkan bulan, namun yang telah lengkap riwayat imunisasi sebelumnya
imunisasi. Sebelumnya bayi sudah mendapatkan imunisasi HB0 saat usia 7 - DPT-HB-Hib 3 dan Polio 4 (tidak tepat) karena diberikan pada anak usia 4
hari. Anak belum mendapatkan imunisasi selain HB0 karena anak selalu bulan
demam pada saat akan diimunisasi. Imunisasi apa yang harus disiapkan oleh - Campak (tidak tepat) karena diberikan pada anak usia 9 bulan"
perawat ?
a. DPT-Hb-Hib 1 dan Polio 2

241
d) Memeriksa dan menghitung semua instrument dan menghitung sebelum
Soal 24 dikeluarkan dari kamar operasi

Memeriksa dan menghitung semua instrument dan menghitung sebelum


dikeluarkan dari kamar operasi merupakan uraian tugas seorang…
a. Scrub Nurse Soal 34
b. Circulating Nurse
c. Kepala kamar Operasi Seorang perempuan (24 tahun) dengan keluhan mual datang ke poli kandungan
d. Penata Anastesi pada tanggal 24 Desember 2018. Hasil pengkajian: HPHT 4 November 2018,
e. Asisten Penata Anastesi siklus menstruasi 28 hari, tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi
98x/menit, frekuensi nafas 20x/menit. Hasil pemeriksaan USG: ada detak
Jawaban benar ▶ A jantung janin, UK 7 minggu. Kapan taksiran persalinan pada kasus tersebut?
a. 11 Februari 2018
Berdasarkan Pedoman Kerja Perawat Kamar Operasi terbitan Direktorat Rumah b. 11 Februari 2019
Sakit Umum dan Pendidikan Direktur Jendral Pelayanan Medik Departemen c. 11 Agustus 2018
Kesehatan RI, uraian tugas scrub/instrumen nurse setelah pembedahan antara d. 11 Agustus 2019
lain: e. 11 September 2019
a) Memfiksasi drain dan kateter
b) Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah yang Jawaban benar ▶ D
dipasang elektroda
c) Menggantikan alat tenun, baju pasien, dan penutup serta memindahkan Data fokus: HPHT 4 November 2018.
pasien dari meja operasi ke kereta dorong

242
Rumus Naegle merupakan rumus standart digunakan untuk mengetahui Soal 23
Taksiran Persalinan (TP) dengan melihat tanggal HPHT, dengan cara berikut:
1. Jika HPHT pada bulan Januari – Maret Kualifikasi minimum tenaga kesehatan dengan kualifikasi diatas Diploma tiga
TP = (tanggal + 7 hari) (bulan + 9 bulan) adalah … -
tahun tetap a. Tenaga Keperawatan
b. Tenaga Kebidanan
2. Jika HPHT pada bulan April – Desember c. Tenaga Gizi
TP = (tanggal + 7 hari) (bulan - 3 bulan) (tahun + 1 tahun) (Karjatin, 2016) d. Tenaga Medis
e. Tenaga Kefarmasian
Maka pada kasus, taksiran persalinan = (4 + 7 hari) (11 - 3 bulan) (18 + 1
tahun) Jawaban benar ▶ D
= 11-08-2019
= 11 Agustus 2019 Berdasarkan UU no. 36 tahun 2014 Pasal 9
(1) Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a harus
Tinjauan opsi lainnya: memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga, kecuali tenaga medis.
Opsi 11 Februari 2018, 11 Februari 2019, 11 Agustus 2018, dan 11 September (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kualifikasi minimum Tenaga Kesehatan
2019 tidak tepat karena tidak sesuai dengan hasil perhitungan. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

Karjatin, Atin. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Keperawatan Tenaga medis yang dimaksud yaitu dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan
Maternitas. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan Kemenkes RI" dokter gigi spesialis

243
Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada
Soal 36 kondisi asam yang ada pada vagina normal (Rini, 2016).
Pada kasus, lochea pasien yaitu serosa. Sedangkan lochea alba terjadi antara 2-
Seorang perempuan (27 tahun) P1A1 dengan postpartum dirawat di ruang nifas 6 minggu setelah melahirkan ketika sisi perlekatan plasenta dalam uterus telah
hari ke-7. Hasil pengkajian: lochea sudah berwarna kuning tidak bercampur sembuh (Ricci & Kyle, 2009).
darah. Pasien bertanya kepada perawat kapan cairan yang keluar dari vaginanya Sehingga respon perawat yang tepat dalam menjawab pertanyaan pasien yaitu 6
akan berhenti. Apakah jawaban yang tepat diberikan oleh perawat kepada minggu ketika situs plasenta telah sembuh.
pasien ?
a. 2 minggu Tinjauan opsi lainnya:
b. 10 hari Opsi 2 minggu tidak tepat karena lochea yang dialami pasien saat ini yaitu
c. 6 minggu ketika situs plasenta telah sembuh lochea serosa. Sedangkan waktu dua minggu akan muncul lochea alba tetapi
d. Setelah ovulasi pertama kali terjadi belum sepenuhnya cairan yang keluar berhenti (Ricci & Kyle, 2009).
e Ketika TFU berada dipertengahan simfisis dan pusat Opsi 10 hari tidak tepat karena pada jangka waktu tersebut munculnya lochea
serosa (Ricci & Kyle, 2009).
Jawaban benar ▶ C Opsi setelah ovulasi pertama kali terjadi tidak tepat karena tidak memberikan
pasien informasi terbaik karena ovulasi bervariasi pada periode postpartum dan
Data fokus: dipengaruhi oleh laktasi dan respons hormonal saat siklus menstruasi yang
- Seorang perempuan (27 tahun) P1A1 dengan postpartum hari ke-7. biasa terjadi pada pasien.
- lochea sudah berwarna kuning tidak bercampur darah. Opsi ketika TFU berada dipertengahan simfisis dan pusat tidak tepat karena
- Pasien bertanya kepada perawat kapan cairan yang keluar dari vaginanya akan tidak memberikan pasien informasi terbaik karena posisi TFU tersebut
berhenti. normalnya terjadi pada hari ke-6 postpartum (Pitriani, 2014).

244
Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial, jilid d. G5P3A1
2. Jakarta: EGC. e. G4P4A1
Pitriani, Risa. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal
(Askeb III). Yogyakarta: Deepublish. Jawaban benar ▶ C
Ricci, Susan Scott, dan Kyle, Terri. 2009. Maternity and Pediatric Nursing.
China: Wolter Kluwer. Status obstetri dapat dituliskan dengan sederhana yaitu GPA.
Rini, Susilo. 2016. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based Practice. 1. G (Gravida) : jumlah kehhamilan
Yogyakarta: Deepublish." 2. P (Para/partus): jumlah anak yang dilahirkan (>500 gram)
3. A (Abortus) : jumlah aborsi pontan dan/atau elektif)
Penulisan status obstetri bertujuan untuk mengetahui riwayat maternal
seseorang (Bobak, 2004)
Soal 39
Data fokus:
Seorang perempuan (32 tahun) datang ke RS untuk memeriksakan 1. Saat ini pasien mengalami kehamilan kelima (G5)
kehamilannya. Hasil pengkajian: TFU 3 jari dibawah pusat, usia kehamilan 20 2. Riwayat persalinan:
minggu. Kehamilan saat ini merupakan kehamilan kelima dengan riwayat Pasien melahirkan spontan pada kehamilan pertama dan keempat dengan
keguguran anak kedua dan ketiga saat usia kehamilan 12 minggu dan 16 kondisi keduanya hidup (P2)
minggu, sedangkan kehamilan pertama lahir hidup dan anak keempat dilahirkan 3. Riwayat keguguguran:
secara spontan dengan berat lahir 2600 gram. Apakah status obstetri Pasien mengalami keguguran saat hamil anak kedua dengan usia kehamilan 12
yang tepat pada pasien? minggu dan anak ketiga dengan usia 16 minggu (A2)
a. G5P1A2 <b>Jadi, penulisan status obstetri yang benar yaitu G5P2A2.</b>
b. G5P2A3
c. G5P2A2 Tinjuan opsi lain:

245
Opsi G4P4A1 tidak tepat karena pasien saat ini mengalami kehamilan kelima
(G5), jumlah anak yang dilahirkan sebanyak dua kali (anak pertama dan Soal 37
keempat) sehingga P2, dan mengalami keguguran pada kehamilan anak kedua
dan ketiga, sehingga masuk kategori abortus yaitu A2). Seorang perempuan (30 tahun) dengan status obstetri G3P1A1, usia kehamilan
Opsi G5P3A1 tidak tepat karena jumlah anak yang dilahirkan sebanyak dua 30 – 31 minggu datang ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya.
kali (anak pertama dan keempat) dan mengalami keguguran sebanyak dua kali Tanda – tanda vital dalam batas normal. Perawat melakukan palpasi abadomen
(kehamilan anak kedua dan ketiga), sehingga penulisannya P2A2. lalu teraba keras dan melenting setinggi umbilikus dan PX. Apakah
Opsi G5P2A3 tidak tepat karena pasien mengalami riwayat keguguran pada pemeriksaan selanjutnya yang akan dilakukan perawat?
kehamilan anak kedua dan ketiga saat usia kehamilan 12 minggu dan 16 a. Perkusi abdomen
minggu, sehingga kategori abortus dihitung sebanyak 2 (A2). b. Leopold I
Opsi G5P1A2 tidak tepat karena jumlah anak yang dilahirkan pasien sebanyak c. Leopold II
dua yaitu kehamilan pertama lahir hidup dan anak keempat dilahirkan secara d. Leopold III
spontan dengan berat janin 2600 gram sehingga P2. e. Leopold IV

Hamilton, Persis M. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jawabam benar ▶C


Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Data fokus :
Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC Perawat melakukan pemeriksaan palpasi abadomen, menemukan di bagian
Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC" Fundus uteri keras dan melenting setinggi umbilikus dan PX. Berdasarkan
hasil temuan perawat, maka perawat telah melakukan pemeriksaan Leopold I
yaitu menentukan bagian yang terdapat di fundus uteri dan tinggi fundus uteri
tersebut.

246
Pemeriksaan selanjutnya yang harus dilakukan perawat adalah LEOPOLD II. Seorang perempuan (40 tahun) datang ke RS untuk memeriksakan kehamilan.
Yaitu menentukan bagian yang terdapat di kedua sisi abdomen. Hasil pengkajian: pasien mempunyai 2 anak; perempuan usia 6 tahun dan laki-
laki usia 3 tahun. Riwayat keguguran pada kehamilan ketiga. Anak kedua lahir
Tinjauan opsi lain: prematur dengan BJ 2400 gram. Hasil pemeriksaan USG: tampak 2 bayangan
janin dengan 2 kantong amnion (gemelli) dengan UK 12 minggu. Apakah
Opsi jawaban “ perkusi Abdomen” tidak tepat. Pemeriksaan ini dilakukan status obstetri yang tepat pada pasien?
untuk mendeteksi adanya udara pada lambung dan usus ( timpani dan redup). a. G4P2A1
b. G4P3A1
Opsi jawaban “ Leopold I “ tidak tepat, pemeriksaan ini sudah dilakukan di c. G4P2A2
temukan bagian kepala dan TFU antara umbilikus dan PX. Pemeriksaan d. G5P2A1
leopold dilakukan berurutan dari 4 rangkaian pemeriksaan. e. G5P3A1

Opsi jawaban “ leopold III” tidak tepat. Pemeriksaan ini dilakukan oleh perawat Jawaban benar ▶ A
setelah pemeriksaan leopold II.
Status obstetri dapat dituliskan dengan sederhana yaitu GPA.
Opsi jawaban “ leopold IV” tidak tepat. Pemeriksaan ini dilakukan setelah 1. G (Gravida) : jumlah kehamilan
pemeriksaan leopold III. 2. P (Para/partus): jumlah anak yang dilahirkan (>500 gram)
3. A (Abortus) : jumlah aborsi pontan dan/atau elektif)
Penulisan status obstetri bertujuan untuk mengetahui riwayat maternal
seseorang (Bobak, 2004)
Soal 42
Data fokus:
1. Saat ini pasien mengalami kehamilan yang keempat dengan gemelli (G4)

247
2. Riwayat persalinan: Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC"
pasien mempunyai 2 anak yaitu perempuan usia 6 tahun dan laki-laki usia 3
tahun dengan kondisi keduanya hidup (P2)
3. Riwayat keguguguran:
Pasien mengalami keguguran 1 kali saat hamil anak ketiga (A1) Soal 40
Jadi, penulisan status obstetri yang benar yaitu G4P2A1.
Seorang perempuan (32 tahun) datang ke RS untuk memeriksakan
Tinjuan opsi lain: kehamilannya. Hasil pengkajian: TFU 3 jari dibawah pusat, usia kehamilan 20
Opsi G4P3A1 tidak tepat karena pasien saat ini mempunyai 2 anak yaitu minggu. Kehamilan saat ini merupakan kehamilan kelima dengan riwayat
perempuan usia 6 tahun dan laki-laki usia 3 tahun dengan kondisi keduanya keguguran anak kedua dan ketiga saat usia kehamilan 12 minggu dan 16
hidup (P2). minggu, sedangkan kehamilan pertama lahir hidup dan anak keempat dilahirkan
Opsi G4P2A2 tidak tepat karena pasien mengalami keguguran 1 kali saat hamil secara spontan dengan berat lahir 2600 gram. Apakah status obstetri
anak ketiga sehingga penulisan A1. yang tepat pada pasien?
Opsi G5P2A1 tidak tepat karena saat ini pasien mengalami kehamilan yang a. G5P1A2
keempat dengan gemelli (G4). b. G5P2A3
Opsi G5P3A1 tidak tepat karena Saat ini pasien mengalami kehamilan yang c. G5P2A2
keempat dengan gemelli (G4) dan mempunyai 2 anak yaitu perempuan usia 6 d. G5P3A1
tahun dan laki-laki usia 3 tahun dengan kondisi keduanya hidup (P2). e. G4P4A1

Hamilton, Persis M. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jawaban benar ▶ C


Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Status obstetri dapat dituliskan dengan sederhana yaitu GPA.
Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC 1. G (Gravida) : jumlah kehhamilan

248
2. P (Para/partus): jumlah anak yang dilahirkan (>500 gram) Opsi G5P2A3 tidak tepat karena pasien mengalami riwayat keguguran pada
3. A (Abortus) : jumlah aborsi pontan dan/atau elektif) kehamilan anak kedua dan ketiga saat usia kehamilan 12 minggu dan 16
Penulisan status obstetri bertujuan untuk mengetahui riwayat maternal minggu, sehingga kategori abortus dihitung sebanyak 2 (A2).
seseorang (Bobak, 2004) Opsi G5P1A2 tidak tepat karena jumlah anak yang dilahirkan pasien sebanyak
dua yaitu kehamilan pertama lahir hidup dan anak keempat dilahirkan secara
Data fokus: spontan dengan berat janin 2600 gram sehingga P2.
1. Saat ini pasien mengalami kehamilan kelima (G5)
2. Riwayat persalinan: Hamilton, Persis M. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6.
Pasien melahirkan spontan pada kehamilan pertama dan keempat dengan Jakarta: EGC
kondisi keduanya hidup (P2) Manuaba, Ida Bagus Gede. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin
3. Riwayat keguguguran: Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC
Pasien mengalami keguguran saat hamil anak kedua dengan usia kehamilan 12 Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC"
minggu dan anak ketiga dengan usia 16 minggu (A2)
<b>Jadi, penulisan status obstetri yang benar yaitu G5P2A2.</b>

Tinjuan opsi lain:


Opsi G4P4A1 tidak tepat karena pasien saat ini mengalami kehamilan kelima
(G5), jumlah anak yang dilahirkan sebanyak dua kali (anak pertama dan Soal 54
keempat) sehingga P2, dan mengalami keguguran pada kehamilan anak kedua
dan ketiga, sehingga masuk kategori abortus yaitu A2). Seorang perawat di ruangan anak akan melakukan tindakan suction pada anak
Opsi G5P3A1 tidak tepat karena jumlah anak yang dilahirkan sebanyak dua usia 3 tahun dengan diagnosa Bronkopenumonia karena tidak bisa
kali (anak pertama dan keempat) dan mengalami keguguran sebanyak dua kali mengeluarkan dahak. Saat ini, perawat sedang mengatur tekanan alat suction.
(kehamilan anak kedua dan ketiga), sehingga penulisannya P2A2. Berapakah rentang tekanan yang tepat diatur oleh perawat ?

249
a. 100-120 mmHg Opsi 100-120 mmHg (tidak tepat). Karena tekanan ini digunakan untuk pasien
b. 90-100 mmHg dewasa
c. 95-110 mmHg Opsi 80-100 mmHg (tidak tepat). Karena tekanan ini digunakan untuk pasien
d. full bayi
e. > 120 mmHg c Opsi Full (tidak tepat). Karena tekanan ini adalah tekanan maksimal dan tidak
disarankan untuk seluruh tingkat usia karena beresiko terjadinya trauma
Jawaban benar ▶ C. 95-110 mmHg Opsi >120 mmHg (tidak tepat). Karena beresiko terjadinya trauma"

Pengaturan tekanan pada alat suction harus sesuai degan tingkat usia. Jika tidak
sesuai akan menyebabkan terjadinya trauma pada saluran napas, sehingga
perawat melakukan suction tidak sesuai dengan prinsip atraumatik (tidak
menyebabkan trauma) pada tindakan suction. Soal 53
Berikut Pengaturan tekanan suction sesuai tingkat usia:
- Dewasa: 100- 120 mmHg Seorang laki-laki (50 tahun) ke poliklinik dengan keluhan batuk berdahak sejak
- Anak : 95 – 110 mmHg 1 bulan lalu, nafsu makan menurun, demam naik turun, dan keringat malam
- Bayi : 80-100 mmHg hari. Pasien dilakukan uji TB Skin Test. Kapankah hasil test dapat
diinterpretasikan ?
Berdasarkan kasus, pasien yang akan dilakukan suction oleh perawat adalah a. 24 jam setelah penyuntikan
anak berusia 3 tahun, maka pasien tersebut masuk ke kelumpok usia anak b. 48 - 72 jam setelah penyuntikan
dengan rentang tekanan suction yang diperbolehkan adalah 95-110 mmHg. c. 12 jam setelah penyuntikan
d. 5 hari setelah penyuntikan
Tinjauan Opsi Lain : e. 5 - 6 jam setelah penyuntikan

250
Jawaban benar ▶B efektif lagi untuk melihat undulasi yang timbul akibat reaksi PPD pada daerah
suntikan. "
Pembahasan ;

Data fokus :

• Pasien dengan keluhan batuk berdahak sejak 1 bulan lalu Soal 56


• Pasien dilakukan uji TB Skin Test.
Seorang perempuan (52 tahun) dirawat di RS dengan keluhan nyeri dada. Hasil
Uji tuberkulin atau mantoux test adalah salah satu metode yang digunakan pengkajian : nyeri retrosternal hingga ke lengan kiri, skala nyeri 9, wajah
untuk mendiagnosis infeksi TB. Ini sering digunakan untuk skrining individu tampak pucat. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan ST elevasi dengan
dari infeksi laten dan menilai rata-rata infeksi TB pada populasi tertentu. interpretasi terjadi infark inferior jantung. Dimanakah letak sadapan
terjadinya infark yang dialami pasien ?
Tes ini dilakukan dengan menginjeksikan tuberculin/antigen (PPD) dosis 0,1 a. II, III, aVF
cc, secara intrakutan di bagian volar lengan bawah. Reaksi tuberculin mulai 5-6 b. I, aVL, V6
jam setelah penyuntikan dan indurasi maksimal terjadi setelah 48 – 72 jam dan c. aVL, V5, V6
selanjutnya berkurang selama beberapa hari. Pembacaan dilakukan 48 - 72 jam d. V2-V4
setelah penyuntikan e. aVR, V1

Tinjauan opsi lain : Jawaban benar ▶ A

Opsi 24 jam setelah penyuntikan, 12 jam setelah penyuntikan, 5 hari setelah DATA FOKUS:
penyuntikan, 5 - 6 jam setelah penyuntikan (tidak tepat), karena waktu ini tidak

251
Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan ST elevasi dengan interpretasi terjadi tinggal bersama pamannya yang menderita TB Paru aktif sejak 4 bulan ini.
infark inferior jantung Hasil mantoux tes menunjukkan pasien positif PPD. Berapakah ukuran indurasi
yang didapatkan dari hasil mantoux pasien?
Pada kasus: a. ≥ 5 mm
1. ST elevasi menunjukkan adanya infark. b. ≤ 5 mm
2. Hasil interpretasi terjadi infark inferior jantung c. ≤ 15 mm
Jika dilihat melalui sadapan akan didapatkan pada lead II, III, aVF karena lead d. 10 mm
ini paling bagus menilai permukaan inferior jantung. e. ≥ 15 mm

Tinjauan opsi lainnya: Jawaban benar ▶ A


Opsi I, aVL, V6 dan opsi aVL, V5, V6 (tidak tepat) karena lead ini dapat
mempunyai sudut pandang terbaik untuk menilai dinding lateral kiri jantung Uji tuberkulin atau mantoux test adalah salah satu metode yang digunakan
Opsi V2-V4 (tidak tepat) karena lead ini dapat mempunyai sudut pandang untuk mendiagnosis infeksi TB. Ini sering digunakan untuk skrining individu
terbaik untuk menilai dinding anterior jantung dari infeksi laten dan menilai rata-rata infeksi TB pada populasi tertentu.
Opsi aVR, V1 (tidak tepat) karena lead ini dapat mempunyai sudut pandang
terbaik untuk menilai dinding ventrikel kanan jantung." Data fokus:
- Pasien batuk > 3 minggu, demam, keringat malam hari dan nafsu makan
menurun
- Pasien tinggal bersama pamannya yang menderita TB Paru aktif sejak 4 bulan
ini.
Soal 55 - Pasien dilakukan mantoux test dengan hasil positif PPD

Seorang perempuan (45 tahun) dirawat di RS dengan keluhan: batuk > 3


minggu, demam, keringat malam hari, dan nafsu makan menurun. Pasien
252
Berdasarkan kasus di atas, ukuran indurasi yang ditemukan pada test mantoux a) hasil negatif jika diameter < 5 mm,
adalah ≥ 5 mm. b) tidak pasti atau mungkin 5-9 mm,
Pada kasus pasien dikategorikan dalam individu dalam kelompok risiko tinggi c) positif ≥ 10 mm.
dengan faktor risiko terpapar atau melakukan kontak dengan orang yang positif
TB Paru. Termasuk dalam kelompok risiko menengah antaranya adalah orang yang:
- Baru saja melakukan imigrasi dari negara dengan angka kejadian TB yang
Interpretasi Hasil TB Skin Test tinggi
1. Indurasi berukuran ≥ 5 mm dikategorikan sebagai positif pada individu - Menggunakan obat suntik
dalam kelompok risiko tinggi. Orang yang termasuk dalam kelompok ini antara - Bekerja di bidang area pelayanan kesehatan, penjara, nursing homes (panti),
lain orang yang: atau sejenisnya
- Dengan HIV - Memiliki kondisi klinis yang membuat individu tersebut memiliki risiko,
- Menerima transplantasi organ misalnya diabetes, leukemia, berat badan kurang
- Mengalami imunosupresi (penurunan kekebalan tubuh) untuk berbagai alasan - Anak-anak di bawah 4 tahun
- Dalam waktu dekat melakukan kontak dengan orang yang positif TB. - Anak-anak dan remaja yang terpapar atau berada di lingkungan dengan orang
- Melakukan pemeriksaan sinar X dada secara konsisten dan memiliki TB lama dewasa risiko tinggi
yang sudah sembuh (old healed TB)
- Memiliki penyakit ginjal fase akhir
Tinjauan opsi lain:
Pedoman interpretasi PPD pada orang dalam kelompok risiko menengah dan Opsi ≤ 5 mm, ≤ 15 mm, 10 mm, dan ≥ 15 mm (tidak tepat), karena data pada
rendah kasus tidak termasuk ke dalam kategori dengan ukuran indurasi pada opsi ini. "
Normal : tidak ada indurasi

Abnormal: indurasi pada kulit, kemerahan, udema dan nekrosis sentral.


Semakin besar diameter bengkak maka semakin positif hasil ;
253
Soal 35  Bulan April-Desember: Hari +7, Bulan -3, Tahun +1

Seorang perempuan (25 tahun) datang ke Puskesmas untuk memeriksakan Taksiran persalinan pasien adalah:
kesehatannya. Hasil Pengkajian pasien mengeluh mual, muntah dan tidak ada Hari +7, bulan – 3, tahun +1
nafsu makan. Hari pertama haid terakhir yaitu pada tanggal 30 Desember 2018. Hari = 30 + 7 = 37
Tanda – tanda vital dalam batas normal dan hasil pleno test positif. Kapan Bulan = 12 – 3 = 9
taksiran persalinan ibu hamil pada kasus ? Tahun = 2018 + 1 = 2019
a. 7 Oktober 2019
b. 7 Agustus 2019 Jadi ▶ 37 September 2019. Wait waiiit ‼️‼️
c. 6 September 2019
d. 5 Agustus 2019 37 September kan ga ada yaa.. So, 37 hari jadi 1 bulan lebih 7 hari sehingga
e. 4 September 2019 taksiran persalinan pasien adalah 7 Oktober 2019

Jawaban benar ▶ 7 Oktober 2019

Data fokus : pasien mengeluh mual, muntah dan tidak ada nafsu makan. Hari
pertama haid terakhir yaitu pada tanggal 30 Desember 2018. Tanda – tanda Soal 57
vital dalam batas normal dan hasil pleno test positif.
Taksiran persalinan pasien dapat dicari menggunakan hukum nagele. Seorang perempuan (59 tahun) dengan riwayat hipertensi dibawa ke IGD
Hukum Nagele adalah sebagai berikut: setelah menentukan hari pertama dari dengan nyeri dada yang menjalar ke rahang dan leher. Pasien tampak sesak
haid terakhir, kurangi 3 dari kalender bulan dan tambah 7 hari; atau tambah 7 sambil terus memegangi bagian dadanya. Nyeri dirasakan seperti terbakar
hari dari HPHT dan hitung maju 9 bulan kalender. dengan durasi 10-15 menit, berulang sejak dua jam sebelum dibawa ke rumah
 Bulan Januari-Maret: Hari +7, Bulan +9, Tahun tetap

254
sakit. Gambaran EKG tampak adanya elevasi segmen ST. Apakah Troponin I/T merupakan biomarka nekrosis miosit jantung sebagai akibat lanjut
pemeriksaan laboratorium yang tepat dilakukan pada pasien ? dari adanya gangguan sirkulasi miokard. Troponin I/T sebagai biomarka
a. glukosa darah jantung mempunyai sensitifitas yang lebih tinggi dari CK-MB. Kadar troponin
b. ureum kreatinin pada pasien dengan infark miokard meningkat dalam darah perifer 3-4 jam
c. troponin setelah onset dan menetap hingga 2 minggu jika terjadi nekrosis yang luas.
d. SGOT SGPT Troponin adalah protein regulator yang merupakan bagian dari aparatus
e. Darah lengkap kontraktil otot rangka dan jantung dan tidak terdapat pada otot polos.
Kerusakan pada miosit kardium menyebabkan hilangnya integritas membran
Jawaban benar ▶ C yang menyebabkan keluarnya troponin ke sirkulasi (Scott et al, 2008).

Data focus: Tinjauan opsi lain:


- Pasien memiliki riwayat hipertensi - Opsi glukosa darah tidak tepat karena pemeriksaan glukosa darah merupakan
- Pasien mengalami nyeri dada menjalar ke rahang dan leher seperti terbakar pemeriksaan spesifik untuk menentukan diagnosa diabetes melitus
- Pasien tampak sesak - Opsi ureum kreatinin tidak tepat karena merupakan pemerisksaan untuk
- Pasien tampak memegangi bagian dada gangguan fungsi renal
- Terdapat ST elevasi - Opsi SGOT SGPT tidak tepat karena pemeriksaan ini dilakukan pada pasien
dengan gangguan fungsi hati.
Pemeriksaan laboratorium yang tepat dilakukan pada pasien adalah - Opsi darah lengkap kurang tepat karena pemeriksaan ini dilakukan untuk
pemeriksaan troponin. Pemeriksaan ini dilakukan atas indikasi adanya keluhan mengetahui kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan (tidak spesifik)."
pada kasus yang merupakan tanda klinis terjadinya gangguan sirkulasi miokard
yang biasa terjadi pada pasien dengan sindrom koroner akut; adanya nyeri dada,
deviasi segmen ST, serta riwayat hipertensi.

255
Soal 52 2. Percepatan Perbaikan gizi masyarakat
3. Peningkatan pengendalian penyakit
Pemerintah mulai gencar menerapkan label pangan berbentuk gambar,tulisan, 4. Pembudayaan Germas
kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan. 5. Penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan
Penerapan ini merupakan strategi dalam mencapai prioritas RPJMN dalam hal
… Strategi implementasi pada strategi pembudayaan Germas yaitu:
a. Peningkatan KIA, KB dan KesehatanReproduksi a) Pengembangan kawasan sehat antara lain kabupaten/kotasehat, pasar sehat,
b. Perbaikan gizi masyarakat upaya kesehatan sekolah (UKS) dan lingkungan kerja sehat;
c. Pembudayaan Germas b) Penyediaan ruang terbuka publik, transportasi masal dan konektivitas dengan
d. Peningkatan pengendalian penyakit mengacu pada rencana tata ruang untuk mendorong aktivitas fisik masyarakat
e. Penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan dan lingkungan sehat serta penurunan polusi udara;
c) Regulasi yang mendorong pemerintah pusat dan daerah serta swasta untuk
Jawaban: c. Pembudayaan Germas menerapkan pembangunan berwawasan kesehatan dan mendorong hidup sehat
termasuk pengembangan standar dan pedoman untuk sektor non kesehatan,
Pembahasan: peningkatan cukai rokok, pelarangan iklan rokok, dan penerapan cukai pada
ARAH KEBIJAKAN RPJMN BIDANG KESEHATAN 2020-2024 produk pangan yang berisiko tinggi terhadap kesehatan dan pengaturan produk
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan makanan dengan kandungan gula, garam dan lemak;
semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) d) Promosi perubahan perilaku hidup sehat yang inovatif dan pemberdayaan
dengan mendorong peningkatan upaya promotif preventif, didukung inovasi masyarakat termasuk revitalisasi posyandu dan upaya kesehatan bersumber
dan pemanfaatan teknologi. daya masyarakat lainnya serta penggerakan masyarakat madani untuk hidup
sehat;
Strategi pencapaian RPJMN tersebut adalah: e) Peningkatan penyediaan pilihan pangan sehat termasuk penerapan label
1. Peningkatan KIA, KB dan KesehatanReproduksi pangan dan perluasan akses terhadap buah dan sayur.

256
Prosedur pemasangan NGT
1. Identifikasi pasien
2. Periksa instruksi dokter untuk perhatian khusus seperti posisi atau
pergerakan tertentu
3. Pastikan tingkat kesadaran dan kemampuan untuk mengikuti instruksi
Soal 61 4. Periksa riwayat medis pasien apakah ada lesi nasal, polip berdarah atau
deviasi septum
Seorang perempuan (50 tahun) dengan Ketoasidosis Diabetikum dirawat di RS. 5. Cuci tangan
Keluarga mengatakan pasien tiba-tiba kejang dan tidak sadarkan diri. Hasil 6. Jelaskan prosedur pada pasien
pengkajian: Pasien mengalami penurunan kesadaran, GCS 11, CRT < 2 detik, 7. Posisikan pasien pada posisi fowler tinggi, pasien koma pada posisi semi
akral hangat. GDS 480 mg/dl. Setelah dilakukan rapid insulin. Dokter fowler
merencanakan pemasangan NGT. Saat ini perawat telah melakukan cuci 8. Letakkan perlak dan handuk diatas dada pasien
tangan. 9. Potong plester sepanjang 10 CM dan siapkan untuk memfiksasi selang
Apakah tindakan yang tepat dilakukan selanjutnya ? 10. Pakai handscoon
a. Memposisikan pasien semi fowler 11. Ukur panjang selang, dari ujung hidung ka ujung daun telinga, dan ke ujung
b. Memposisikan pasien high fowler prosesus xiphoideus dan tandai dengan pita.
c. Meletakkan perlak dan handuk diatas dada pasien 12. Lumasi ujung selang sekitar 15-20 cm dengan pelumas yang larut dalam air,
d. Memotong plester menggunakan potongan kassa
e. Memakai handscoon 13. Masukkan selang lewat lubang hidung kiri ke bagian belakang tenggorokan,
dengan mengarah ke belakang dan ke bawah menuju telinga
Jawaban: a. Memposisikan pasien semi fowler 14. Fleksikan kepala pasien ke arah dada setelah selang melewati nasofaring
15. Anjurkan pasien untuk menelan dengan memberikan seteguk air jika
Pembahasan: memungkinkan

257
16. Dorong selang sampai panjang yang diinginkan sudah masuk semua Opsi memakai handscoon tidak tepat karena tindakan ini dilakukan setelah
17. Bila ada tahanan atau pasien mulai muntah, batuk, terssedak, atau menjadi plester untuk fiksasi telah disiapkan.
sianosis, berhenti mendorong selang dan tarik kembali.
18. Periksa posisi selang dengan aspirasi cairan lambung atau meletakkan ujung
selang di dalam kom berisi air
19. Fiksasi selang dengan plester Soal 77
20. Rekatkan ujung selang ke baju pasien
21. Bereskan alat-alat, lepaskan handscoon, dan cuci tangan Suatu kelurahan/ desa dikatakan sebagai kelurahan/ desa siaga aktif jika ,
22. Dokumentasikan Tindakan kecuali …
a. Penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar setiap hari
Pada kasus perawat telah melakukan cuci tangan, sehingga tindakan yang tepat b. Penduduknya dapat mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya
yaitu memposisikan pasien semi fowler karena kondisi pasien dalam keadaan Masyarakat
koma (penurunan kesadaran. Hal ini ditujukan agar saat pemasangan NGT c. Melaksanakan Surveillance Berbasis Masyarakat
tidak terjadi aspirasi. d. Penduduk dapat melakukan tindakan promotif dan preventif secara
mandiri
Tinjauan opsi lainnya: e. Penduduk dapat memahami dan mengatasi kedaruratan kesehatan.
Opsi memposisikan pasien high fowler tidak tepat karena posisi ini ditujukan
untuk pasien sadar. Jawaban: d. Penduduk dapat melakukan tindakan promotif dan preventif secara
Opsi meletakkan perlak dan handuk diatas dada pasien tidak tepat karena mandiri
tindakan ini dilakukan setelah posisi pasien telah diatur.
Opsi memotong plester tidak tepat karena tindakan ini dilakukan setelah alas Pembahasan:
terpasang di atas dada pasien. Suatu kelurahan/ desa dikatakan sebagai kelurahan/ desa siaga aktif jika :

258
1. Penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar (yankesdas) setiap b. Kemitraan
hari. c. Health promotion
2. Penduduknya dapat mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya d. Pendidikan kesehatan
Masyarakat (UKBM). e. Community empowerment
3. Melaksanakan Surveillance Berbasis Masyarakat (SBM) : a. Pemantauan
penyakit, b. Pemantauan kesehatan ibu dan anak (KIA), c. Pemantauan gizi, Jawaban: e. Community empowerment
dan d. Pemantauan lingkungan dan perilaku.
4. Penduduk dapat memahami dan mengatasi kedaruratan kesehatan. Pembahasan :
5. Penduduk dapat memahami cara penanggulangan bencana. Data fokus : Memberikan motivasi dan dorongan pada kader dan lansia untuk
6. Masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) berpartisipasi aktif melakukan posyandu lansia merupakan suatu bentuk
‘ strategi intervensi pemberdayaan masyarakat atau community empowerment
(Nies & McEwen, 2019)

Strategi intervensi dalam komunitas ada 4 (Nies & McEwen, 2019) :


Soal 53 1. Pemberdayaaan masyarakat/ Community Empowerment adalah pemberian
dorongan kepada masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam memelihara
Hasil survey perawat di wilayah binaannya didapatkan 35% lansia mengami kesehatanny contoh: kegiatan posyandu, posbindu, dan kegiatan UKBM
hipertensi, 15% menderita diabetes melitus, 30% mengalami nyeri sendi dan lainnya
65% lansia jarang memeriksakan kesehatannya. Perawat memberikan motivasi 2. Kemitraan adalah hubungan kerja sama yang saling menguntugkan dalam
dan mendorong pada kader serta lansia untuk berpartisipasi aktif melakukan rangka pencegahan dan pengendalian penyakit.
posyandu lansia. 3. pendidikan kesehatan (health promotion) : Upaya pembelajaran pada
Apakah strategi yang digunakan oleh perawat ? masyarakat untuk meningkatkan kesadaran, kemauan untuk meningkatkan dan
a. Proses kelompok memilihara kesehatannya.

259
4. proses kelompok : Penyelesaian masalah dengan membentuk kelompok

Soal 55

Soal 63 Perawat jiwa komunitas berencana akan menjalankan program pencegahan


penyalahgunaan obat, yang sering digunakan sebagai koping dalam mengatasi
Penggunaan sediaan farmasi yang berupa narkotika dan psikotropika dapat masalah terutama pada remaja. melalui kegiatan latihan asertif dan latihan
dilakukan berdasarkan…. afirmasi setelah mengumpulkan data dan mengobservasi suatu wilayah.
a. Resep dokter umum Apakah tingkat pencegahan yang diaplikasikan perawat CMHN berdasarkan
b. Resep dokter spesialis kasus?
c. Resep dokter umum dan dokter spesialis a. Primer
d. Resep dokter gigi b. Tersier
e. Resep dokter dan dokter gigi c. Sekunder
d. KKJ
Jawaban: e. Resep dokter dan dokter gigi e. inferior

Pembahasan: Jawaban: a. primer


Berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 102
berbunyi : Penggunaan sediaan farmasi yang berupa narkotika dan Pembahasan:
psikotropika hanya dapat dilakukan berdasarkan resep dokter atau dokter gigi DO : Perawat jiwa komunitas berencana akan menjalankan program
dan dilarang untuk disalahgunakan. pencegahan penyalahgunaan obat, yang sering digunakan sebagai koping dalam

260
mengatasi masalah terutama pada remaja. melalui kegiatan latihan asertif dan
latihan afirmasi setelah mengumpulkan data dan mengobservasi suatu wilayah. Soal 54
Data-data diatas menunjukkan bahwa perawat melakukan aplikasi CMHN
berupa pencegahan primer. Pencegahan primer adalah pelayanan keperawatan Pada saat kunjungan keluarga, perawat mendapati keluarga yang mengalami
kesehatan jiwa yang berfokus padaa peningkatan kesehatan dan pencegahan Konjungtivitis Membranosa dan tidak kunjung sembuh. Keluarga beranggapan
terjadinya gangguan jiwa, dimana target pelayanan adalah anggota masyarakat bahwa penularan penyakit mata itu melalui saling bertatapan, sehingga hanya
yang belum mengalami gangguan jiwa. menghindari tatapan satu sama lain dan tidak mengetahui bahwa penyakit ini
menular melalui air mata. Keluarga masih saling berbagi handuk dan Ibu tidak
Tinjauan Opsi lainnya: mencuci tangan sebelum menyentuh anaknya yang masih berumur 3 bulan.
Opsi "tersier" (Tidak Tepat), karena merupakan fokus pelayanan keperawatan Jika perawat mengajarkan anggota keluarga mengenai proses jalannya
pada peningkatan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada penyakit, apakah tujuan dari tindakan tersebut ?
pasien gangguan jiwa, dimana target pelayanan adalah masyarakat yang a. Untuk meningkatkan interaksi yang sehat dalam keluarga
mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan b. Untuk meningkatkan penyelesaian masalah atau konflik
Opsi "sekunder" (Tidak Tepat), karena fokus pelayanan adalah deteksi dini c. Untuk mengetahui anggota keluarga secara individu, dan membuat
masalah psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan segera. target hubungan saling percaya dengan setiap anggota keluarga
pelayanan adalah masyarakat yang beresiko atau memperlihatkan tanda tanda d. Membuat keluarga menjadi lebih yakin dalam mengatur gaya hidup
masalah psikososial dan gangguan jiwa mereka, jika keluarga mengetahui alasan tentang perilaku yang lebih spesifik
Opsi "KKJ" (Tidak Tepat), karenabukan merupakan tingkat pencegahan dalam e. Untuk meningkatkan level perawatan
aplikasi CMHN
Opsi "inferior" (Tidak Tepat), karena bukan merupakan tingkat pencegahan Jawaban: Membuat keluarga menjadi lebih yakin dalam mengatur gaya hidup
dalam aplikasi CMHN mereka, jika keluarga mengetahui alasan tentang perilaku yang lebih spesifik

Pembahasan:

261
DS :
- Keluarga mengakui bahwa penyakit mata yag mereka derita itu menular, Kondisi Klinis yang terkait :
namun melalui tatapan mata - PPOK
- Keluarga mengatakan bahwa mereka masih berbagi handuk satu sama lain - Sklerosis Multiple
- Arthritis
DO : - Nyeri Kronis
- Ibu tidak mencuci tangan sebelum kontak dengan anaknya - Penyalahgunaan Zat
- Aktifitas keluarga yang tidak sesuai dengan tujuan kesehatan - Gagal Ginjal/hati tahap terminal
- Keluarga gagal untuk mengaplikasikan tindakan untuk mengurangi resiko
Penyebab :
Diagnosa keperawatan berdasarkan kasus ini adalah Manajemen Program - Kerumitan Sistem Pelayanan kesehatan
pengobatan keluarga yang tidak efektif. Yaitu, pola pengaturan atau - Regimen Therapeutik yang runit
penggabungan program pengobatan untuk penyakit dan melakukan tindaan - Konflilk Pengambilan Keputusan
yang berakibat buruk untuk penyakit sehingga tidak adanya kepuasan untuk - Keseulitan Ekonomi
menemukan tujuan kesehatan yang spesifik. - Banyak tuntutan, dan
Tanda dan gejala Mayor : - Konflik Keluarga
- Mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita
- Mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan Rencana Tindakan :
- Gejala penyakit anggota keluarga semakin memberat - Melewatkan atau menghabiskan waktu bersama keluarga, bertujuan untuk
- Aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan tidak tepat mengetahui anggota keluarga secara individu, dan membuat hubungan saling
percaya dengan setiap anggota keluarga
Tanda dan gejala Minor :
- Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko

262
- Mendukung anggota keluarga untuk menghadiri dan berpatisipasi di dalam - Arahkan anggota keluarga pada agensi yang dibutuhkan , untuk meyakinkan
tahap pengobatan, bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan keluarga dan keberlanjutan dukungan keluarga dan membantu mengurangi konflik atau
meningktakan solusi penyelesaian konflik atau msalah masalah.
- Bantu anggota keluarga untuk menyatakan perasaan yang berhubungan - Bantu keluarga merencanakan untuk mengikuti pengajaran mengenai penyakit
dengan penyakit pada anggota keluarga agar membawa konflik keluarga untuk masa yang akan dating, agar kemampuan perendanaan anggota keluarga
menjadi lebih terbuka mengalami peningkatan dalam mengembangkan strategi yang sesuai dalam
- Dorong kepercayan diri anggota keluarga tentang penyakit dan review pengaturan regimen pengobatan.
informasi yang relevan, untuk menciptakan dukungan mereka dalam
meningkatkan manajemen regimen pengobatan (Wahid, Bambang,Khorul & SIti. (2006). Teori & APlikasi Dalam Praktik
- Ajarkan anggota keluarga mengenai proses jalannya penyakit dan jelaskan Dengan Pendekatan Asuhan keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga.
hubungan antara jalannya proses penyakit dan regimen pengobatan. Jika Edisi I. CV Agung Seto : Jakarta)
keluarga mengetahui alas an tentang perilaku yang spesifik, mereka menjadi
lebih yakin untuk mengatur gaya hidup mereka.
- Bantu anggota keluarga mengklarifikasi nilai yang berhubungan dengan gaya
hidup, untuk meningkatkan pemahaman mengenai konflik atau masalah antara Soal 64
gaya hidup dan tuntutan dari regimen pengobatan
- Bekerja dengan anggota keluarga untuk mengembangkan aktifitas sehari-hari Perawat Puskesmas melakukan pengkajian di suatu desa. Hasil pengkajian:
yang mengatur regimen pengobatan yang sesuai dengan gaya hidup, untuk banyak ibu menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif pada anaknya dan
menciptakan faktor-faktor gaya hidup yang sesuai dan mungkin untuk para ibu juga tidak mengkonsumsi makanan bergizi seimbang saat 40 hari
diterapkan pertama setelah melahirkan seperti ikan dan daging karena menganggap bahwa
- Bantu anggota keluarga memodifikasi faktor yang menganggu manajemen jika mengkonsumsi ikan dan daging anaknya akan bau mulut.
pengobatan, untuk meningkatkan level perawatan Apakah prinsip intervensi keperawatan yang sesuai pada desa tersebut ?
a. Cultural Care Preservation or Maintenance

263
b. Cultural Care Accommodation or Negotiation
c. Cultural Care Repatterning or Restructuring b. Cultural Care Accommodation or Negotiation
d. Technological Factors Yaitu prinsip negosiasi. Dimana prinsip ini membantu klien beradaptasi
e. Religious and Philosophical Factors terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan bagi kesehatan. Pada tahap
ini perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain
Jawaban: b. Cultural Care Accommodation or Negotiation yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien yang menyusui
mempunyai pantangan makan ikan laut dan daging,maka ikan dan daging dapat
Pembahasan: diganti dengan makanan sumber protein hewani yang lain.
Data Fokus : Asuhan Keperawatan Peka Budaya merupakan asuhan
keperawatan yang menggunakan kom-petensi budaya dalam membantu pasien c. Cultural Care Repatterning or Restructuring
me menuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan budayanya (Leininger & Yaitu prinsip merekonstruksi atau mengubah budaya untuk membantu
McFarland, 2002a; Leininger & McFarland, 2002b). Tujuan dari keperawatan memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien ke arah yang lebih baik.
transkultural adalah untuk menjembatani antara sistem perawatan yang (Gonzalo, 2011 dalam Maharani, 2016).
dilakukan masyarakat awam dengan perawatan profesional melalui asuhan
keperawatan. Jadi, dalam penerapan keperawatan transkultural, perawat harus Berdasarkan data maka jawaban yang tepat adalah Cultural Care
mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan dengan Accommodation or Negotiation.
memperhatikan tiga prinsip berikut:
Tinjauan Opsi :
a. Cultural Care Preservation or Maintenance - Opsi “Cultural Care Preservation or Maintenance” (tidak tepat). Karena
Prinsip ini memungkinkan tindakan dan keputusan yang membantu klien dari dilakukan bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan.
budaya tertentu untuk mempertahankan/ melestarikan nilai-nilai perawatan - Opsi “Cultural Care Repatterning or Restructuring” (tidak tepat). Karena
yang relevan, sehingga mereka dapat menjadi lebih baik, pulih dari penyakit. dilakukan bila budaya yang dimiliki klien merugikan status kesehatannya.
(Gonzalo, 2011 dalam Maharani, 2016).

264
- Opsi “Technological Factors” (tidak tepat). Karena bukan merupakan prinsip
strategi intervensi Jawaban: b. Stunting
- Opsi “Religious and Philosophical Factors” (tidak tepat). Karena bukan
merupakan prinsip strategi intervensi Pembahasan:
Dapus : Target SDGs yang di-adopt ke dalam dokumen perencanaan pembangunan
(RPJMN 2020-2024):
Maharani. 2016. Cultural Care Terhadap Kesehatan Ibu Dan Anak Adat Tujuan 1: Tanpa kemiskinan
Tolotang. Skripsi. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam - JKN
Negeri Alauddin Makassar. - Imunisasi
- CPR
- Air minum dan sanitasi

Tujuan 2: Tanpa kelaparan:


- Stunting
Soal 74 - Wasting
- Anemiaibuhamil
RPJMN bidang kesehatan yang diadaptasi dari tujuan SDGs kedua yaitu - ASI ekslusif
mengatasi masalah …
a. JKN Tujuan 3: Kehidupan sehat dan sejahtera
b. Stunting - AKI, AKBa, AKN, AKB, Imunisasi
c. AKI - HIV, TB, malaria, NTD,
d. Pemerataan tenaga kesehatan - Merokok, obesitas, Hipertensi, kesehatan jiwa
e. Obesitas - CPR, ASFR, TFR

265
- JKN, vaksin dan obat, tenaga kesehatan - Korban bencana
- Sampah perkotaan
Tujuan 4: Pendidikan berkualitas
- Sekolah dengan akses ke sanitasi dasar, air minum layak, dan cuci tangan Tujuan 12: Konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab
- Limbah B3
Tujuan 5: Kesetaraan gender
- Layanan korban kekerasan Tujuan 13: Penanganan perubahan iklim
- ASFR, unmet need KB - Korban bencana
- Pengetahuan metoda kontrasepsi
- Regulasi layanan dan edukasi kespro Tujuan 16: Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh
- Kekerasan anak laki-laki dan perempuan
Tujuan 6: Air bersih dan sanitasi layak
- Air minum layak Tujuan 17: Kemitraan untuk mencapai tujuan
- Fasilitas cuci tangan - Korba bencana
- Sanitasi layak, STBM, BABS, sistem pengelolaan tinja

Tujuan 8: Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi


- Penerapan norma K3
Soal 83
Tujuan 9: Industri, inovasi dan Infrastuktur
- Perubahan emisi CO2 Seorang perawat melakukan kunjungan ke rumah seorang lansia (68 tahun)
pasca stroke. Hasil pengkajian: kesadaran composmentis, tekanan darah 130/70
Tujuan 11: Kota dan pemukiman yang berkelanjutan

266
mmHg, frekuensi nadi 82x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 37 C. Pasien Tinjauan opsi lainnya:
mengalami kelemahan pada ekstremitas kiri dengan kekuatan otot 2 •Opsi penggunaan alat bantu => kurang tepat untuk dijadikan tindakan
Apakah tindakan keperawatan prioritas yang tepat? prioritas, namun hal ini bisa saja kita siapkan untuk membantu klien dalam
a. Penggunaan alat bantu berpindah tapi bukan prioritas tindakan keperawatan
b. Latih ROM aktif •Opsi latihan ROM aktif => tidak tepat karena latihan ROM ini dilakukan
c. Latih ROM pasif sendiri oleh pasien tanpa bantuan perawat di setiap gerakan yang dilakukan.
d. keluarga membantu ADL klien •Opsi keluarga membantu kegiatan ADL klien => tidak tepat karena tindakan
e. Pengawasan yang ketat dari keluarga ini tetap diperlukan oleh klien, namun bukan prioritas untuk mengatasi masalah
kelemahan pada ekstremitas kiri klien.
Jawaban: c. Latih ROM pasif •Opsi pengawasan yang ketat dari keluarga => tidak tepat karena ini tidak dapat
dijadikan tindakan prioritas, namun tindakan ini perlu dilakukan untuk
Pembahasan : memantau kondisi klien
Jawaban yang tepat : Latih ROM Pasif (c) A Potter & Perry, A.G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Dari kasus klien dengan pasca stroke yang mengalami kelemahan ekstremitas Proses, dan Praktik edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC
kiri dengan kekuatan otot 2, artinya klien mengalami kelemahan pada tangan
dan kaki kirinya dengan kekuatan otot 2. Maka dari itu tindakan prioritas
mengatasi keluhan/masalah klien saat ini yaitu dengan latihan ROM pasif.
Latihan ROM yang dibantu oleh perawat (ROM pasif).
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan pasien dengan bantuan Soal 73
perawat setiap gerakan. Tujuan diberikan ROM ini agar gerakan sendi yang
memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot dan klien dapat Pemerintah mendorong masyarakat untuk melakukan pencegahan penyakit
mengerakkan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik. tidak menular melalui pencanangan kegiatan CERDIK.
(Potter & Perry, 2006) CERDIK terdiri dari berbagai kegiatan yaitu, kecuali …

267
a. Cek kesehatan secara berkala Soal 58
b. Enyahkan asap rokok
c. Rajin aktifitas fisik Seorang perempuan (35 tahun) dirawat di RS dengan kolelitiasis. Pasien
d. Diet sehat dengan kalori seimbang mendapat obat Ceftriaxone dan akan dilakukan uji sensitivitas. Perawat telah
e. Identifikasi faktor resiko penyakit tidak menular membersihkan area penusukan dengan swab alkohol.
Apakah prosedur tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan perawat?
Jawaban: e. Identifikasi faktor resiko penyakit tidak menular a. Lakukan penusukkan membentuk sudut 15 derajat
b. Tusuk lokasi penyuntikan dengan jarum menghadap ke atas
Pembahasan: c. Regangkan kulit pada daerah yang akan diinjeksi
PHBS pada pencegahan penyakit tidak menular diterapkan melalui kegiatan d. Masukkan obat sehingga terbentuk gelembung pada kulit
“CERDIK” yang merupakan akronim dari: e. Tarik spuit perlahan, area penusukan jangan dipijit
• Cek kesehatan secara berkala
• Enyahkan asap rokok Jawaban: c. Regangkan kulit pada daerah yang akan diinjeksi
• Rajin aktifitas fisik
• Diet sehat dengan kalori seimbang Pembahasan:
• Istirahat yang cukup Prosedur Pemberian Obat Melalui Intrakutan
• Kelola stres a. cuci tangan dan pasang APD sesuai kebutuhan
b. lakukan prinsip 6 benar (benar obat, dosis, cara, waktu, pasien, dokumentasi)
Berdasarkan soal, maka yang tidak termasuk pada kegiatan CERDIK adalah c. masukkan obat dan keluarkan udara dengan cara menegakkan spuit dengan
opsi E yaitu Identifikasi faktor resiko penyakit tidak menular. posisi jarum tertutup, letakkan spuit ke dalam bak instrument
d. bebaskan daerah yang akan diinjeksi, utamakan daerah yang kurang
pigmentasi (1/3 distal bawah yang bebas pembuluh darah)
e. pasang pengalas di bawah daerah yang akan diinjeksi

268
f. desinfeksi daerah yang akan diinjeksi dengan kapas alcohol
g. regangkan kulit dengan tangan non dominan daerah yang akan diinjeksi Jawaban: d. Pasien TB dalam perawatan
h. lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas membentuk
sudut 15-20 derajat terhadap permukaan kulit Pembahasan:
I masukkan obat sehingga terjadi gelembung Identifikasi dan analisis besaran masalah di wilayah kerja faskes adalah
j. tarik spuit perlahan, biarkan bekas penusukan, jangan dipijit kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
k. beri tanda area penyuntikan dengan pena diameter 5 cm besarnya kasus yang perlu ditemukan, ditangani dan dilaporkan oleh Faskes
l. bereskan alat-alat, lepaskan APD dan cuci tangan yang mempunyai wilayah kerja (Puskesmas) Panduan pelaksanaan.
m. catat reaksi pemberian setelah 15-20 menit, lakukan dokumentasi 1. Melakukan pemetaan jumlah dan sebaran populasi kunci, meliputi:
- Pekerja seks, baik yang langsung maupun tak langsung
- Pengguna Napza Suntik (Penasun)
- Lelaki Seks Lelaki (LSL)
- Waria/ Transgender
Soal 65
2. Data cakupan layanan, meliputi :
Salah satu kegiatan dalam identifikasi dan analisis besaran masalah di wilayah - Perkirakan jumlah ibu hamil baru setiap tahun di wilayah kerja Faskes
kerja faskes adalah melakukan pemetaan jumlah dan sebaran populasi kunci - Data Pasien TB baru setiap tahun
yang meliputi, kecuali... - Data pasien HIV di wilayahnya dengan berjejaring dengan RS di sekitar
a. Pekerja seks, baik yang langsung maupun tak langsung - Data pasien IMS
b. Pengguna Napza suntik
c. Lelaki seks Lelaki (LSL) 3. Data jumlah populasi di wilayah menurut umur dan jenis kelamin
d. Pasien TB dalam perawatan
e. Waria/Transgender 4. Data prevalensi HIV dan IMS mengacu pada prevalensi nasional

269
d. Mengurangi paparan udara lingkungan luar ke pasien
5. Data mitra dalam layanan HIV di wilayahnya. e. Mencegah penularan penyakit pasien ke lingkungan luar

6. Data peran serta masyarakat seperti: Jawaban: d. Mengurangi paparan udara lingkungan luar ke pasien
- Kader desa atau kader posyandu
- Lembaga agama Pembahasan ;
- Lembaga lain yang tersedia dan dapat dijadikan mitra untuk program HIV Data fokus;
seperti LSM
• pasien dengan Acquired Immunodeficiency Syndrome, pasien mengeluh diare
sejak 2 bulan lalu, batuk berdahak, terasa gatal seluruh badan dan anus.
• Candidiasis oral (+), sarkoma Kaposi (+),
• Hb 10 g/dl, Ht 30 %, leukosit 3500/mm3.
Soal 88 • Pasien ditempatkan di ruangan isolasi bertekanan negative.

Seorang perempuan (28 tahun) dirawat di RS dengan Acquired Berdasarkan kasus di atas masalah keperawatan yang tepat adalah risiko
Immunodeficiency Syndrom. Hasil pengkajian ; pasien mengeluh diare sejak 2 infeksi, yang didefinisikan sebagai berisiko mengalami peningkatan terserang
bulan lalu, batuk berdahak, terasa gatal seluruh badan dan anus. Turgor kulit organisme patogenik, dengan factor risiko ; AIDS.
jelek, terdapat lecet di beberapa bagian tubuh, Hb 10 g/dl, Ht 30 %, leukosit
3500/mm3. Pasien ditempatkan di ruangan isolasi bertekanan positif. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala
Apakah tujuan utama tindakan isolasi yang dilakukan pada pasien ? penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi
a. Mengurangi penularan penyakit dari pasien ke pasien lain dibuat dari hasil penularan. Penyakit ini disebabkan oleh Human
b. Menjaga lingkungan pasien tetap steril Immunodeficiency Virus (HIV).
c. Menjauhkan pasien dengan pasien lain

270
Ada beberapa gejala dan tanda mayor (menurut WHO) antara lain : kehilangan dijamin kesterilannya, namun pasien diharapkan tidak terpapar udara luar yang
berat badan (BB) > 10%, Diare Kronik > 1 bulan, Demam > 1 bulan. akan berisiko memberikan kuman pathogen pada pasien.
Sedangkan tanda minornya adalah : Batuk menetap > 1 bulan, Dermatitis
pruritis (gatal), Herpes Zoster berulang, Kandidiasis orofaring, Herpes simpleks Opsi Menjauhkan pasien dengan pasien lain (tidak tepat), karena ini bukan
yang meluas dan berat, Limfadenopati yang meluas. Tanda lainnya adalah : termasuk tujuan pasien imunosupressan untuk diisolasi.
Sarkoma Kaposi yang meluas, Meningitis kriptokokal.
Opsi Mencegah penularan penyakit pasien ke lingkungan luar (kurang tepat),
Pasien AIDS/ODHA mendapatkan perawatan di ruangan khusus/isolasi, ini adalah prinsip yang digunakan pada ruang isolasi tekanan negative, yang
dimana ruang isolasi dengan tekanan positif, maksudnya tekanan udara yang biasanya digunakan pada pasien dengan penyakit yang penularannya melalui
berada di dalam ruangan tersebut lebih besar daripada tekanan di luar airbone/droplet.
ruangan/lingkungan luar. Hal ini bertujuan untuk mencegah kontak antara
pathogen yang berbahaya dari lingkungan luar terhadap pasien dengan Guidelines for the classification and design of isolation rooms in health care
penurunan system imun. facilities
Victorian Advisory Committee on Infection Control 2007
Tinjauan opsi lain;

Opsi Mengurangi penularan penyakit dari pasien ke pasien lain (kurang tepat),
karena tujuan utama isolasi pasien dengan imunosupresan adalah mencegah Soal 76
terjadinya paparan pathogen ke tubuh pasien.
Program SDG’s pada Tujuan ketiga yang ditergetkan akan tercapai pada tahun
Opsi Menjaga lingkungan pasien tetap steril (kurang tepat), karena ini bukan 2020 adalah …
tujuan utama dari isolasi tekanan positif. Pada ruangan isolasi tidak bisa a. Menurunkan angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000
kelahiran

271
b. Mencegah kematian dini akibat penyakit tidak menular 3. Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberculosis, malaria, dan
c. Mengurangi setengah dari angka kematian dan cedera akibat kecelakaan penyakit tropis lainnya dan memerangi hepatitis, penyakit yang ditularkan
lalu lintas lewat air dan penyakit menular lainnya
d. Kebebasan akses universal terhadap layanan kesehatan sexual dan 4. Pada tahun 2030, mengurangi sepertiga dari kematian dini yang disebabkan
reproduksi oleh penyakit tidak menular, melalui tindakan pencegahan dan pengobatan serta
e. mengurangi angka kematian dan penyakit akibat bahan kimia berbahaya menaikkan kesehatan mental dan kesejahteraan
dan polusi 5. Memperkuat pencegahan dan pengobatan dari penyalahgunaan zat
berbahaya, termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan yang
Jawaban: c. Mengurangi setengah dari angka kematian dan cedera akibat berbahaya dari alkohol
kecelakaan lalu lintas 6. Pada tahun 2020, secara global mengurangi setengah dari angka kematian
dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas
Pembahasan: 7. Pada tahun 2030, memastikan akses universal terhadap layanan kesehatan
Jawaban yang tepat adalah pada tahun 2020, secara global mengurangi sexual dan reproduksi, termasuk untuk perencanaan, informasi, dan pendidikan
setengah dari angka kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas keluarga, dan mengintegrasikan kesehatan reproduksi kedalam strategi dan
program nasional
TARGET 3 dari SDG’s mencakup aktivitas untuk memastikan kehidupan yang 8. Mencapai cakupan layanan kesehatan universal, termasuk lindungan resiko
sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia finansial, akses terhadap layanan kesehatan dasar yang berkualitas dan akses
1. Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari terhadap obatobatan dan vaksin yang aman, efektif, berkualitas dan terjangkau
70 per 100.000 kelahiran bagi semua
2. Pada tahun 2030, mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru 9. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi angka kematian dan
lahir dan balita, dimana setiap negara menargetkan untuk mengurangi kematian penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia berbahaya dan juga polusi dan
neonatal setidaknya menjadi kurang dari 12 per 1000 kelahiran dan kematian kontaminasi udara, air dan tanaha
balita menjadi serendah 25 per 1000 kelahiran

272
• Menguatkan implementasi dari Kerangka Kerja Konvensi WHO mengenai
Kontrolterhadap Tembakau di semua negara, sebagaimana layaknya Soal 95
• Mendukung riset dan pengembangan dari vaksin dan obat-obatan untuk
penyakit menulat dan tidak menular, yang secara khusus mempengaruhi Penderita HIV AIDS dengan prevalensi tertinggi terdapat di benua Afrika.
negara-negara berkembang, menyediakan akses terhadap obat-obatan dasar dan Sementara itu Indonesia menduduki 5 besar sebagai negara dengan prevalensi
vaksin yang terjangkau, sesuai dengan Deklarasi Doha mengenai Perjanjian HIV AIDS tertinggi di Asia Pasifik.
TRIPS dan Kesehatan Publlik, yang menegaskan hak dari negara-negara Status Epidemiologi HIV AIDS adalah …
berkembang unutk menggunakan secara penuh provisi dalam Perjanjian Aspek a. Endemik
Terkait Perdagangan Hak Properti Intelektual mengenai fleksibilitas untuk b. Sporadis
melindungi kesehatan publik, dan terutama akses terhadap obat-obatan untuk c. Pandemik
semua d. Epidemik
• Secara substansial meningkatkan pendanaan dan untuk perekrutan, e. Wabah
pengembangan, training dan daya serap tenaga kerja kesehatan di negara-
negara berkembang, terutama di negara kurang berkembang dan negara Jawaban: c. Pandemik
berkembang kepulauan kecil
• Menguatkan kapasitas di setiap negara, khususnya di negara berkembang Pembahasan:
untuk peringatan dini, pengurangan resiko dan manajemen resiko kesehatan Berdasarkan ilustrasi, HIV AIDS terjadi di banyak negara dan lintas benua.
nasional dan global Berdasarkan data, prevalensi penderita HIV AIDS di berbagai negara
mengalami peningkatan. Maka situasi yang tepat yaitu HIV AIDS sebagai
Sumber: https://www.sdg2030indonesia.org/ penyakit pandemic.

Pandemik adalah kondisi epidemic yang telah menyebar ke beberapa negara


atau benua yang menjangkiti orang dalam jumlah besar.

273
d. Permenkes No. 16 Tahun 2013
Tinjauan opsi lain: e. Semua salah
- Sporadis adalah keberadaan penyakit yang terjadi sewaktu-waktu dan tidak
teratur Jawaban: c. Permenkes No. 26 Tahun 2018

- Endemik adalah keberadaan konstan dan atau prevalensi yang sudah biasa ada Pembahasan:
dari suatu penyakit atau agen infeksius dalam sebuah populasi di sebuah area Permenkes Nomor 1799 Tahun 2010 tentang Industri Farmasi, undang-undang
geografis. ini telah digantikan oleh Permenkes No. 16 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010 tentang
- Epidemi adalah peningkatan kasus sebuah penyakit (biasanya tiba-tiba) di atas Industri Farmasi. Lalu diikuti dengan perubahan selanjutnya dengan Permenkes
nilai normalnya di dalam populasi pada sebuah area atau dapat meluas di No. 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
beberapa area. Jika epidemi terjadi pada satu wilayah, dapat juga disebut Elektronik Sektor Kesehatan
dengan wabah (outbreak).
Kepmenkes Nomor 245/Menkes/SK/X/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha Industri Farmasi digantikan berturut-turut
oleh Permenkes Nomor 1799 Tahun 2010 tentang Industri Farmasi, Permenkes
Soal 98 No. 16 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010 tentang Industri Farmasi dan terakhir
Persyaratan untuk memperoleh Izin Usaha Industri Farmasi dan Izin Usaha olah Permenkes No. 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Industri Farmasi Bahan Obat ditetapkan dalam ... Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Kesehatan
a. Permenkes Nomor 1799 Tahun 2010
b. Kepmenkes Nomor 245 tahun 1990
c. Permenkes No. 26 Tahun 2018

274
Permenkes No. 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha e. Melakukan pencegahan jatuh
Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Kesehatan, berlaku sejak dibatalkannya
Permenkes No. 16 tahun 2013 sampai sekarang Jawaban: b. Melakukan manajemen luka tekan

Permenkes No. 16 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pembahasan:
Kesehatan Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010 tentang Industri Farmasi, Data fokus:
digantikan oleh Permenkes No. 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan - Pasien stroke iskemik hari ke-5
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Kesehatan - Kesadaran somnolen
- Hemiparesis dextra, kekuatan otot 2
- Aktivitas terbantu
- Terdapat lecet pada daerah punggung (akibat penekanan akibat posisi selama
Soal 79 dirawat)

Seoarang laki laki (37 tahun) dirawat di RS dengan stroke iskemik hari ke 5. Dari data diatas, maka MK prioritas pada pasien adalah gangguan integritas
Hasil pengkajian; kesadaran somnolen, hemiparese dekstra dengan kekuatan kulit. Gangguan integritas kulit adalah kerusakan kulit pada lapisan dermis atau
otot 2. Aktivitas dibantu sepenuhnya oleh keluarga dan perawat. Saat epidermis. Pada kasus, tampak adanya lecet pada punggung pasien. Kondisi ini
memandikan, perawat menemukan lecet pada derah punggung. Tekanan darah adalah kondisi khas yang terjadi pada pasien tirah baring atau penurunan
160/90 mmhg, frekuensi nadi 90 kali/menit. kesadaran yang mengalami gangguan sirkulasi pada bagian-bagian penonjolan
Apakah tindakan keperawatan yang utama dilakukan pada pasien ? tulang akibat minimnya mobilisasi. Jika tidak segera diintervensi, maka
a. Melakukan latihan ROM pasif gangguan integritas kulit dapat memburuk menjadi gangguan integritas
b. Melakukan manajemen luka tekan jaringan.
c. Melakukan monitoring status neurologis
d. Kolaborasi pemberian terapi antihipertensi

275
Intervensi yang tepat terhadap MK gangguan integritas kulit pada kondisi a. Kurangnya asupan protein
adanya penekanan di daerah punggung adalah dengan memulai manajemen b. Genetik
luka tekan (opsi b) yang bertujuan untuk mengembalikan integritas kulit yang c. Pemberian MPASI yang tidak mencukupi asupan nutrisi
lecet di bagian punggung. d. Kebersihan lingkungan yang buruk
e. Pola asuh orang tua yang kurang baik
Tinjauan opsi lain:
- Melakukan latihan ROM pasif dan Melakukan pencegahan jatuh kurang tepat, Jawaban: b. Genetik
karena tindakan ini dapat dilakukan setelah penanganganan luka lecet / luka
tekan Pembahasan:
- Melakukan monitoring status neurologis dan Kolaborasi pemberian terapi Penyebab Stunting:
antihipertensi adalah tindakan regular yang memang sudah dilakukan karena 1. Gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita.
pasien sudah dirawat selama 5 hari 2. Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu
mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah
ibu melahirkan yang berakibat pada gagalnya pemberian ASI eksklusif dan
keterlambatan pemberian MP-ASI
3. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal
Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan) Post Natal Care
Soal 78 dan pembelajaran dini yang berkualitas: Posyandu tidak maksimal,
suplementasi zat besi pada bumil tidak memadai, terbatasnya akses ke layanan
Stunting terjadi karena kurangnya asupan gizi pada anak dalam 1000 hari pembelajaran dini yang berkualitas
pertama kehidupan, yaitu semenjak anak masih di dalam kandungan hingga 4. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi hingga
anak berusia 2 tahun. angka aneima pada bumil tinggi
Berikut adalah faktor penyebab terjadinya stunting pada anak, kecuali …

276
5. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi: jamban keluarga tidak adekuat, Pembahasan:
belum memiliki akses air bersih Data fokus masalah : pasien dengan riwayat asma, tampak gelisah, mencari
posisi nyaman, sulit diajak bicara, frekuensi napas 30x/menit dan tampak
Sumber: 100 KABUPATEN/KOTA PRIORITAS UNTUK INTERVENSI retraksi dinding dada.
ANAK KERDIL (STUNTING) (Kemenkes, 2017) Masalah keperawatan : “Pola napas tidak efektif”.
Salah satu intervensi mandiri yang bisa dilakukan perawat untuk
memaksimalkan oksigenasi pasien yaitu memposisikan pasien ortopnea. Posisi
ortopnea merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi, dimana pasien duduk di
Soal 84 bed atau pada tepi bed dengan meja yang menyilang di atas bed. Tujuannya
yaitu memberikan ekspansi dada yang maksimal dan membantu klien yang
Seorang perempuan (20 tahun) dirawat di RS dengan riwayat asma. Hasil mengalami masalah ekshalasi.
pengkajian : pasien tampak gelisah, sulit diajak bicara, frekuensi napas 30
x/menit dan tampak retraksi dinding dada. Saat ini pasien terpasang oksigen 4
Lpm dengan nasal kanul.
Apakah tindakan keperawatan mandiri yang tepat dilakukan ? Soal 91
a. Memposisikan pasien pada posisi ortopnea
b. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam Angka kejadian kasus DBD di Kabupaten Sikka NTT adalah 1195 kasus pada
c. Memposisikan pasien pada posisi semifowler bulan Maret 2020 sedangkan pada tahun lalu di periode yang sama, jumlah
d. Menenangkan pasien kasus DBD adalah 159 kasus.
e. Menaikan volume oksigen menjadi 5 Lpm Apakah situasi epidemiologis yang terjadi di daerah tersebut?
a. Endemik
Jawaban: a. Memposisikan pasien pada posisi ortopnea b. Sporadis
c. Pandemik

277
d. Epidemik - Sporadis adalah keberadaan penyakit yang terjadi sewaktu-waktu dan tidak
e. KLB teratur

Jawaban: d. Epidemik - Pandemik adalah kondisi epidemic yang telah menyebar ke beberapa negara
atau benua yang menjangkiti orang dalam jumlah besar.
Pembahasan
Berdasarkan ilustrasi, DBD terjadi secara konstan di Kabupaten Sikka dan - Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di
terjadi terus secara berulang. Angka kejadian tahun 2020 meningkat tajam Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa pernyakit yang merebak dan
dibandingkan tahun 2019 sehingga terjadi kenaikan angka kesakitan akibat dapat berkembang menjadi wabah penyakit.
DBD. Maka situasi yang tepat yaitu DBD sebagai penyakit epidemic di
Kabupaten Sikka. Sumber: Principle of Epidemiology in PHP (CDC, 2012)

Epidemi adalah peningkatan kasus sebuah penyakit (biasanya tiba-tiba) di atas


nilai normalnya di dalam populasi pada sebuah area atau dapat meluas di
beberapa area. Jika epidemi terjadi pada satu wilayah, dapat juga disebut Soal 96
dengan wabah (outbreak).
Peraturan yang mengatur tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
adalah...
Tinjauan opsi lain: a. Permenkes no 80 tahun 2017
- Endemik adalah keberadaan konstan dan atau prevalensi yang sudah biasa ada b. Permenkes no 80 tahun 2016
dari suatu penyakit atau agen infeksius dalam sebuah populasi di sebuah area c. Peraturan presiden RI no 80 tahun 2017
geografis. d. Peraturan presiden RI no 80 tahun 2015
e. Instruksi presiden no 3 tahun 2017

278
kesadaran pasien somnolen dan sudah dirawat hari ke-10. Tampak adanya
Jawaban: Peraturan presiden RI no 80 tahun 2017 hemiparise pada ekstrimitas dextra dan adanya parise pada nervus II dan VII.
Apakah tindakan keperawatan yang harus dilakukan perawat untuk mencegah
Pembahasan: terjadinya peningkatan TIK pada pasien tersebut?
Penjelasan opsi: a. Melakukan suction
- Permenkes no 80 tahun 2016 tentang asisten tenaga kesehatan b. Memposisikan kepala pasien 15-30 derajat
- PERATURAN PRESIDEN No. 80 tahun 2017 tentang badan pengawas obat c. Melakukan rotasi pada kepala
dan makanan (BPOM) d. Melakukan gerakan fleksi pada area pinggang
- PERPRES No. 80 Tahun 2015 tentang Besaran Hak Keuangan bagi Deputi, e. Melakukan resusitasi cairan
Staf Khusus, dan Tenaga Profesional pada Kantor Staf Presiden
- Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 3 Tahun 2017. Peningkatan Efektivitas Jawaban: b. Memposisikan kepala pasien 15-30 derajat
Pengawasan Obat dan Makanan
- Pembahasan:
Sedangkan Permenkes no 80 tahun 2017 tidak ada Tumor otak adalah suatu kondisi dimana adanya massa abnormal dari jaringan
pada kranium, dimana sel tersebut tumbuh dan membelah dengan tidak dapat
dikendalikan oleh mekanisme yang mengontrol sel-sel normal.

Penyakit ini biasanya ditandai dengan adanya nyeri kepala hebat yang
Soal 94 dirasakan oleh pasien dan diikuti dengan adanya kelemahan pada salah satu
anggota tubuh dan adanya gangguan pada nervus kranial. Tumor otak dapat
Seorang perempuan (88 tahun) dirawat di bangsal syaraf dengan diagnosis menyebabkan timbulnya gangguan neurologik progresif sebagai akibat dari
Tumor Otak. Keluhan awal masuk adalah nyeri kepala hebat. Saat ini tingkat peningkatan TIK.

279
Untuk mencegah terjadinya TIK terdapat beberapa manajemen yang dapat
dilakukan, yaitu : Perlindungan terhadap hak pasien sebagai konsumen jasa layanan kesehatan
- memposisikan kepala pasien 15-30 derajat; tercantum dalam…
- menghindari rotasi pada kepala (karena dapat menghambat vena balik) dan a. UU No 44 tahun 2009
fleksi pada pinggang karena bisa menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan b. UU No 36 tahun 2009
intraabdomen; serta c. UU no 38 tahun 2014
- melakukan manajemen cairan. d. Permenkes No 27 tahun 2015
e. Permenkes No 56 tahun 2014
Jika pada jalan napas terdapat sumbatan, maka dapat dilakukan suction secara
berkala untuk mencegah terjadinya penumpukkan sekret dan CO2. Jawaban: a. UU No 44 tahun 2009

Tinjauan opsi lain: Pembahasan:


- Opsi suction tidak tepat karena tidak ada indikasi pada pasien tersebut, Perlindungan hak pasien tercantum dalam pasal 32 Undang undang No 44
dimana tidak ditemukannya adanya sumbatan pada jalan napas pasien. tahun 2009 yaitu sebagai berikut:
- Opsi melakukan rotasi pada kepala dan fleksi pada pinggang tidak tepat a. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
karena tindakan ini justru akan meningkatkan TIK. Rumah Sakit;
- opsi resusitasi cairan tidak tepat karena tindakan ini diindikais untuk b. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
mengatasi syok hipovolume. c. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
(Sumber: Brunner, Suddarth.2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal.Bedah. d. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
Edisi 8. Vol.3. Jakarta : EGC) dan standar prosedur operasional;
e. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
Soal 100 f. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;

280
g. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan q. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit; diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
h. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain perdata ataupun pidana; dan
yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah r. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
Sakit; pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
i. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data- peraturan perundang-undangan.
data medisnya; Tinjauan Opsi Lain: UU 36/2019 adalah UU tentang Kesehatan, UU No 38
j. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tahun 2014 adalah UU tentang Keperwatan, Permenkes No 27 tahun 2017
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin adalah permenkes tentang pedoman penyelengaaraan PPI di faskes, dan
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya Permenkes No 56 tahun 2014 adalah permenkes mengenai klasifikasi RS
pengobatan;
k. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya; Tinjauan opsi lain:
l. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis; - UU No. 36 tahun 2014 tentang Kesehatan
m. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama - UU No. 38 tahun 2014 tentang keperawatan
hal itu tidak mengganggu pasien lainnya; - Permenkes No 27 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Ortotik Prostetik
n. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di - Permenkes No 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Rumah Sakit;
o. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya;
p. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya; Soal 75

281
Pencegahan dan penanganan obesitas dapat dilakukan melalui latihan fisik yang Soal 66
terencana, terstruktur dan berkesinambungan. Kaidah aktivitas fisik yang
dianjurkan dalam program Gentas agar tercapai hasil yang maksimal yaitu, Keselamatan Pasien saat ini menjadi fokus dalam pelayanan pasien di fasilitas
kecuali … kesehatan. KARS telah menetapkan standar untuk Keselamatan Pasien di RS
a. Baik melalui SNARS Ed 1.1. Bab apakah dalam SNARS yang menjadi standar
b. Benar dari Keselamatan Pasien di RS?
c. Terukur a Hak Pasien dan Keluarga
d. Tepat b Manajemen Komunikasi dan Informasi
e. Teratur c Standar Keselamatan Pasien
d Identifikasi Pasien
Jawaban: d. Tepat e Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

Kaidah aktivitas fisik dalam program Gentas: Pembahasan


1. Latihan fisik yang BAIK yaitu sesuai dengna kondisi fisik dan kemampuan
2. Latihan fisik yang BENAR yaitu latihan fisik secara bertahap dimulai dari Jawaban benar c
pemanasan, inti lalu peregangan
3. Latihan fisik yang TERUKUR yaitu mengukur intensitas dan waktu latihan Bab Standar Keselamatan Pasien (SKP) berisi standar standar yang harus
4. Latihan fisik yang TERATUR yaitu secara teratur 3-5 kali dalam seminggu ditetapkan oleh RS untuk menjamin mutu dan keselamatan pasien melalui
dengan selang waktu istirahat penerapan 6 sasaran keselamatan pasien. 16 bab lainnya yang tertuang dalam
SNARS ed 1.1 adalah sebagai berikut:
1. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
2. Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas (ARK)
3. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)

282
4. Asesmen Pasien (AP) d Bangunan
5. Pelayanan Asuhan Pasien ( PAP) e Lokasi Strategis
6. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
7. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) Pembahasan
8. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
9. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) Jawaban benar e
10. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
11. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) Berdasarkan Permenkes No 56 tahun 2014 pasal 13, klasifikasi RS menjadi
12. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) kelas RS didasarkan pada
13. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKF) 1. Pelayanan,
14. Manajemen Informasi dan Rekam Medik (MIRM) 2. sumber daya manusia,
15. Program Nasional (menurunkan kematian KIA, menurunkan keskitan 3. peralatan, serta
HIV/AIDS dan TB, pengendalian resistensi mikroba dan pelayanan geriatri) 4. bangunan dan prasarana.
16. Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan Rumah Sakit (IPKP)

Soal 68 -
Soal 67 -
Masa berlaku izin operasional adalah
Penetapan klasifikasi Kelas RS didasarkan pada, kecuali.. a 3 tahun
a Pelayanan b 4 tahun`
b Sumber Daya Manusia c 5 tahun
c Peralatan d 6 tahun

283
e 7 tahun d Memasang nasal kanul pada hidung pasien
e Menanyakan pada pasien apakah aliran oksigen terasa atau tidak
Pembahasan
Pembahasan
Jawaban benar c
Jawaban benar a
Berdasarkan Permenkes No 56 tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan
Rumah Sakit pasal 70 ayat 2, izin operasional berlaku untuk jangka waktu 5 DATA FOKUS
tahun - Perawat akan melakukan prosedur pemasangan nasal kanul
- Saat perawat akan memasang nasal kanul pada pasien, telah tampak adanya
gelembung udara pada humidifier --> hal ini berarti bahwa perawat telah
Soal 59 melakukan pengecekkan flowmeter dengan memutar konsentrasi oksigen

Seorang perempuan (40 tahun) dirawat dengan Pneumonia. Hasil pengkajian : PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN NASAL KANUL
sesak nafas dengan frekuensi 28x/menit. Pasien mengatakan udara yang keluar 1. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
dari nasal kanul tidak terasa. Perawat mengecek isi tabung oksigen dan segera 2. Cuci tangan
mengganti tabung oksigen dengan yang terisi penuh. Saat perawat akan 3. Pakai sarung tangan
memasang nasal kanul pada pasien, telah tampak adanya gelembung udara pada 4. Jelaskan prosedur
humidifier. Apakah tindakan selanjutnya yang tepat dilakukan oleh 5. Atur posisi aman dan nyaman (semifowler)
perawat ? 6. Pastikan volume air steril dalam tabung pelembab (humidifier) sesuai
a Merasakan adanya aliran oksigen pada nasal kanul ke punggung tangan ketentuan
b Mengisi humidifier dengan air steril 7. Siapkan nasal kanul satu set tabung oksigen (oksigen central)
c Mengatur aliran oksigen 10 lpm

284
8. Hubungkan selang nasal kanul dengan flowmeter pada tabung oksigen atau
oksigen dinding Bundle HAIs adalah sekumpulan praktik berbasis bukti sahih yang
9. Bila hidung pasien kotor, bersihkan lubang hidung pasien dengan cotton bud menghasilkan perbaikan jika dilakukan secara kolektif dan konsisten.
atau tissu. Berikut yang bukan merupakan Bundle HAIs IDO yaitu
10. Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi oksigen dan a Pencukuran rambut dilakukan jika rambut mengganggu jalannya operasi
mengamati adanya gelembung udara dalam humidifier dan dilakukan segera sebelum tindakan
11. Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui nasal kanul ke b Antibiotika profilaksis diberikan satu jam sebelum operasi
punggung tangan perawat. c Temperatur tubuh dalam kondisi normal
12. Pasang nasal kanul ke lubang hidung pasien dengan tepat. d Kadar gula darah normal
13. Tanyakan pada pasien, apakah aliran oksigennya terasa atau tidak. e Manajemen sekresi orofaringeal dan trakeal sebelum tindakan
14. Atur pengikat nasal kanul dengan benar, jangan terlalu kencang dan jangan
terlalu kendor. Pembahasan
15. Pastikan nasal kanul terpasang dengan aman.
16. Atur aliran oksigen sesuai dengan program/kebutuhan. Jawaban benar e
17. Alat-alat dikembalikan di tempat semula.
18. Lepas handscoon dan cuci tangan setelah melakukan tindakan. Bundles HAIs adalah praktik berdasarkan bukti sahih untuk mencegah
19. Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam Healthcare Associated Infections (HAIs). Terdapat 4 bentuk bundles untuk
20. Mengevaluasi respon pasien 15 menit setelah tindakan mencegah HAI yaitu :
21. Mendokumentasikan tindakan" 1. Bundles pada pencegahan dan Pengendalian Ventilator Associated
Pneumonia (Vap)
2. Bundles mencegah Infeksi Aliran Darah (IAD)
3. Bundles Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Kemih
Soal 69 4. Bundles Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Daerah Operasi (IDO)

285
pus serta edema di area sekitar luka. Apakah tindakan selanjutnya yang tepat
Bundles Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Daerah Operasi (IDO): pada kasus?
1) Pencukuran rambut, dilakukan jika mengganggu jalannya operasi dan a Membersihkan daerah sekitar luka
dilakukan sesegera mungkin sebelum tindakan operasi. b Menutup luka dengan metode moist dressing
2) Antibiotika profilaksis, diberikan satu jam sebelum tindakan operasi dan c Melakukan pengangkatan jaringan nekrotik
sesuai dengan empirik. d Memberikan cream Burnazin 10 mg pada luka
3) Temperatur tubuh, harus dalam kondisi normal. e Melakukan irigasi dan penekanan pada daerah pinggir luka
4) Kadar gula darah, pertahankan kadar gula darah normal.
Pembahasan
Sumber: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENCEGAHAN DAN Jawaban benar E
PENGENDALIAN INFEKSI DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
DATA FOKUS
- Saat ini perawat melakukan rawat luka.
- Hasil pengkajian: luas luka ±8 cm, tampak berwarna merah, berbau, berpus
serta udem di area sekitar luka.
Soal 62 - Hasil laboratorium: leukosit 17000/mm3 -> adanya infeksi, GDS 216 mg/dL
-> gula darah yang tinggi dapat mengganggu proses regenerasi sel
Seorang perempuan (58 tahun) dirawat di RS post laparotomy hari ke-14.
Pasien mengeluh nyeri berdenyut pada luka. Hasil laboratorium: leukosit Prosedur tindakan rawat luka
17000/mm3, GDS 216 mg/dL. Saat ini perawat melakukan perawatan luka. 1. Cuci tangan dan pakai APD sesuai kebutuhan
Hasil pengkajian: luas luka ±8 cm, tampak berwarna merah, berbau, terdapat 2. Dekatkan alat pada pasien
3. Letakkan bengkok di dekat luka pasien

286
4. Pasang perlak dan pengalas di bawah lokasi luka 15. Balut luka dengan verban dan tambahkan balutan elastis jika diperlukan
5. Pasang handscoon bersih dan buka balutan luka dengan pinset anatomi 16. Komunikasikan dengan klien bahwa perawatan luka telah selesai dilakukan
bersih, jika balutan kering basahi dengan NaCl 0,9% dan kaji kondisi luka dan jelaskan kondisi luka
6. Masukkan bekas balutan luka ke dalam bengkok dengan melipat ke arah 17. Anjurkan menjaga kebersihan sekitar luka
dalam 18. Bereskan alat-alat, lepaskan APD dan cuci tangan
7. Masukkan pinset yang telah digunakan ke dalam bengkok berisi larutan 19. Dokumentasikan perawatan luka secara lengkap (kondisi luka : luas luka,
desinfektan warna, bau, eksudat)"
8. Lepaskan handscoon kotor
9. Buka set perawatan luka, masukkan kassa steril dan cairan yang akan
digunakan
10. Pasang handscoon steril
11. Bersihkan luka dengan NaCl 0,9% dengan satu arah atau sirkuler dari dalam Soal 80
ke luar
• Untuk luka kotor yang berongga dan berpus, bersihkan dengan normal saline Seorang laki-laki (45 tahun) mengalami chocking sehingga tiba-tiba batuk dan
secara irigasi sulit bicara saat sedang makan kolak ubi. Pasien tampak obesitas dan tampak
• Angkat/gunting jaringan yang sudah nekrotik sampai batas jaringan yang mulai kesulitan bernapas. Apakah manuver yang tepat dilakukan terhadap
sehat pasien?
• Lakukan penekanan, bila perlu pada daerah pinggir/sekitar luka untuk a Heimlich Manuver
mengeluarkan eksudat/pus b Abdominal Trust
12. Bersihkan daerah di sekitar luka dengan kassa yang diberi antiseptik c Back Bows
13. Untuk merangsang pertumbuhan jaringan, sebelum luka ditutup dapat d Chest Trust
ditambahkan growth factor (amnion, oxoferin, dll). e Finger Swab
14. Tutup luka dengan kassa sesuai dengan ukuran luka

287
Pembahasan a Memberikan terapi O2 dan menghentikan hemodialisa
b Memberikan terapi O2 dan kolaborasi dextrose 40%
Jawaban benar D. Chest Trust c Memberikan terapi O2 dan memberikan minuman manis
d Kolaborasi dextrose 40% dan menghentikan hemodialisa
Pembahasan: e Memberikan minuman manis dan kolaborasi dextrose 40%
Pada kasus di dapatkan data dewasa (45 th) dan mengalami obesitas sehingga
manuver yang cocok dilakukan pada pasien tersebut adalah chest trust Pembahasan
Tinjauan Opsi lain:
Opsi A (Heimlich Manuver) tidak tepat karena pasien obesitas Jawaban benar c
Opsi B (Abdominal trust) tidak tepat karena pasien obesitas
Opsi C (Back Bows) tidak tepat karena back bows adalah manuver yang Data fokus;
dilakukan pada bayi yang tersedak - Pasien mengatakan sesak napas setelah 2 jam hemodialisa
Opsi E (Finger swab) tidak tepat karena tidak ada data yang menunjukkan - Gula darah sewaktu 50 gr/dl
benda asing terlihat Hipoglikemia dapat terjadi pada pasien diabetes saat hemodialisis, hal ini
disebabkan karena :
1. Menurunnya katabolisme insulin
2. Menurunnya asupan makanan
Soal 81 3. Resiko hipoglikemia meningkat pada pasien diabetes yang malnutrisi,
4. Penggunaan beta-blocker mempengaruhi glikogenolisis.
Seorang pasien sedang tindakan hemodialisa. Setelah 2 jam proses hemodialisa Penatalaksanaan hipoglikemia pada saat hemodialisa :
berlangsung pasien tiba-tiba sesak nafas dengan frekuensi 28x/menit. Perawat 1. Meneruskan hemodialisa selama 5 jam dengan UFG 4000ml, UFR 0,80 dan
segera melakukan pemeriksaan GDS, didapati hasil GDS yaitu 50 mg/dl. QB 200 ml/menit
Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat ?

288
2. Memberikan minuman yang mengandung glukosa atau makanan yang b Puskesmas non rawat inap
mengandung karbohidrat. c Puskesmas Tipe C
3. Kolaborasi pemberian dektrosa 40% apabila kadar gula darah belum naik. d Puskesmas kawasan sangat terpencil
4. Memantau tanda-tanda vital dan kadar gula darah pasien e Praktik Bidan Desa
Sehingga tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat pada kasus diatas
adalah : Memberikan Oksigen kepada pasien untuk menurunkan sesak napas Pembahasan
dan memberikan minuman manis kepada pasien untuk menangani
hipoglikemia. (C). Jawaban benar e
Sumber : Black and Hawk. 2005. Medical Surgical Nursing Clinical
Management for Positive Outcomes. 7th Edition. St. Louis: Elsevier Saunders. Jaringan Pelayanan Puskesmas
dalam Handayani. T. 2012. Asuhan keperawatan pada pasien hipoglikemi di 1. Puskesmas Pembantu ▶ 1 pustu melayani 2 s.d 3 desa/ kelurahan. Tujuan:
ruang hemodialisa RSUD Dr. Moewardi Solo. meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di
wilayah kerjanya.
Tenaga minimal: 1 perawat dan 1 bidan.

2. Puskesmas Keliling ▶ jaringan puskesmas yang bersifat mobile untuk


Soal 71 wilayah yang tidak terjangkau untuk pelayanan di dalam gedung di daerah
terpencil atau sangat terpencil dan terisolasi baik di darat maupun di pulau
Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat merupakan fasilitas pelayanan pulau kecil.
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan. Yang termasuk dalam jejaring puskesmas 3. Praktik Bidan Desa ▶ tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan pelayanan
adalah… kebidanan dalam upaya percepatam peningkatan kesehatan ibu dan anak.
a Puskesmas kawasan perkotaan

289
Wilayah kerja meliputi 1 bidan 1 desa dan dapat pula diperbantukan pada desa Kegiatan UKM di Puskesmas
yang tidak ada bidan, tergantung penugasan kepala puskesmas 1. UKM Esensial
a) Pelayanan Promosi Kesehatan
b) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c) Pelayanan Kesehatan Keluarga
d) Pelayanan Gizi
e) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Soal 72 2. UKM Pengembangan


a) Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, puskesmas mengintegrasikan b) Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer Terintegrasi
program yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan keluarga. c) Kesehatan Kerja dan Olahraga"
Berikut merupakan kegiatan UKM Esensial di Puskesmas kecuali
a Pelayanan Promosi Kesehatan
b Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer Terintegrasi Soal 70
d Pelayanan Kesehatan Keluarga
e Pelayanan Gizi Puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
Pembahasan kesehatan perseorangan Berdasarkan kemampuan pelayanan, jenis
puskesmas dikategorikan menjadi..
Jawaban benar c a Puskesmas rawat inap dan non rawat inap
b Puskesmas perkotaan dan pedesaan

290
c Puskesmas pembantu dan puskesmas induk Soal 86
d Puskesmas Keliling dan Puskesmas Menetap
e Puskesmas tipe a, b, dan c Seorang perempuan (23 tahun) melahirkan seorang bayi perempuan 2 jam yang
lalu melalui persalinan normal. Hasil pengkajian : pasien mengatakan satu jam
Pembahasan terakhir sudah 2 kali ganti pembalut. Saat dilakukan pemeriksaan ditemukan
uterus pasien teraba lembek. Apakah yang tindakan yang tepat dilakukan oleh
Jawaban benar a perawat selanjutnya ?
a Memonitor tanda – tanda vital pasien
Berdasarkan permenkes No. 43 tahun 2019, puskesmas dikategorikan b Menghitung volume perdarahan yang terjadi
berdasarkan Karakteristik Wilayah kerja dan kemampuan pelayanan. c Melakukan masase uterus
d Mengobservasi perdarahan
Berdasarkan karakteristik wilayah, jenis jenis puskesmas adalah e Menganjurkan pasien untuk beristirahat
a. Puskesmas kawasan perkotaan
b. Puskesmas kawasan perdesaan Pembahasan
c. Puskesmas kawasan terpencil
d. Puskesmas kawasan sangat terpencil. Jawaban benar c

Berdasarkan kemampuan pelayanan, jenis puskesmas dikategorikan menjadi: Data fokus masalah : ibu melahirkan bayi 2 jam yang lalu, sejak satu jam
1. Puskesmas rawat inap terakhir sudah 2 kali ganti pembalut dan uterus pasien teraba lembek. Keyword
2. Puskesmas non rawat inap dari kasus tersbut adalah uterus lembek. Uterus yang lembek menandakan
terjadinya atonia uteri yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan post
partum (Admin, 2009). Maka tindakan yang tepat dilakukan yaitu melakukan
masase uterus. Uterus harus dipalpasi dengan sering untuk memastikan uterus

291
tidak berisi darah. Biasanya fundus akan teraba keras atau dapat menjadi keras
kembali dengan pijatan perlahan yang berkala. Masase akan meransang
kontraksi uterus (Bobak, 2012),
Soal 85
Tinjauan opsi lain:
Opsi jawaban “ memonitor tanda – tanda vital pasien” tidak tepat. Fokus Seorang perempuan (22 tahun) dirawat di RS dengan Kanker Otak stadium
malasah pada pasien yaitu uterus yang lembek. hal yang pertama kali diatasi akhir. Pasien sering mengeluh nyeri berat yang hilang timbul, emosi labil,
yaitu kontraksi uterusnya. bertanya tentang kematian dan pemenuhan kebutuhan dasar dibantu oleh
keluarga dan perawat. Manakah tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat ?
Opsi jawaban “ menghitung perdarahan yang terjadi” kurang tepat. Pasien a Pertahankan pasien dalam kondisi sedasi terus-menerus agar tidak
sudah 2 kali ganti pembalut, perlu dihitung berapa perdarahan yang terjadi, merasakan sakit
tetapi penyebab utama perdarahan tersebut sudah diketahui yaitu uterus yang b Patuhi semua keinginan pasien setiap saat
lembek. maka mengatasi uterus lembek (dengan masase uterus) lebih prioritas c Dorong pasien untuk tergantung pada staf yang ada di ruangan
dari menghitung perdarahan yang terjadi. d Dorong pasien untuk mempertahankan kontrol diri yang maksimal
e Tolak untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kematian
Opsi jawaban “ mengobservasi perdararahan yang terjadi” tidak tepat. Pasien
memang mengalami perdarahan, karena kontraksi uterus yang kurang bagus. Pembahasan
Dengan hanya mengobservasi perdarahan Hal ini tidak akan mengatasi masalah
yang terjadi pada pasien. Jawaban benar d

Opsi jawaban “ menganjurkan istirahat” tidak tepat, karena hal tersebut tidak Data fokus masalah : perawatan pasien terminal.
mengatasi masalah yang terjadi."

292
Prinsip perawatan pasien terminal : peningkatan kenyamanan, pemeliharaan Opsi “Tolak untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kematian”
kemandirian, pencegahan kesepian dan isolasi, peningkatan ketenangan (tidak tepat). Perawat harus menjawab pertanyaan pasien dengan jujur. Pasien
spiritual, dan dukungan untuk keluarga yang berduka. perlu tahu kondisinya yang sebenarnya."
Opsi “Mendorong pasien untuk mempertahankan kontrol diri yang maksimal”
merupakan pilihan yang tepat. Masalah psikologis yang biasa muncul pada
pasien penyakit terminal yaitu hilangnya kontrol diri. Oleh karenanya perawat
perlu mendorong pasien untuk meningkatkan kontrol dirinya dengan maksimal.
Opsi “Pertahankan pasien dalam kondisi sedasi terus-menerus agar tidak
merasakan sakit” (kurang tepat). Kontrol nyeri pada pasien terminal penting, Soal 87
karena nyeri yang dialami dapat mengganggu tidur, nafsu makan, mobilitas,
dan fungsi psikologis pasien. Pemberian kenyamanan pada pasien terminal Seorang perempuan (25 tahun) dirawat dengan Diabetes Mellitus Tipe II.
mencakup pengendalian gejala penyakit dan pemberian terapi. Tetapi Pasien mengeluh badannya lemas. Hasil pengkajian : urin output 55cc/jam,
mengendalikan nyeri dengan mempertahankan kondisi sedasi yang terus- pitting edema +2 mm pada dorsal pedis sinistra, BB 50 kg, TB 155 kg, GDS
menerus pada pasien juga tidak dibenarkan. 380 mg/dL dan pasien tampak mengantuk. Apakah tindakan yang dapat
Opsi “Patuhi semua keinginan pasien setiap saat” (tidak tepat). Mematuhi dilakukan pada kasus ?
semua keinginan pasien setiap saat, tidak termasuk prinsip tindakan terapeutik. a Manajemen hipoglikemia
Opsi “Dorong pasien untuk tergantung pada staf yang ada di ruangan” (tidak b Manajemen hiperglikemia
tepat). Pasien terminal harus didorong untuk meningkatkan kemandiriannya. c Manajemen kejang demam
Sebagian besar, pasien terminal ingin mandiri dalam melakukan aktivitasnya. d Manajemen hipovolemia
Perawat dapat mengizinkan pasien untuk melakukan aktivitas sederhana seperti e Manajemen diet DM
makan, minum, membaca, atau mandi. Hal ini dapat meningkatkan martabat
pasien. Pembahasan

293
Jawaban benar b Opsi manajemen hipovolemia (tidak tepat) karena pada kasus tidak ada data
mengenai tanda gejala kurangnya volume cairan intravaskuler pada pasien.
DATA FOKUS Tindakan ini merupakan tindakan untuk mengatasi ekspansi dari volume cairan
- Pasien DM tipe II intravaskuler pada pasuen yang cairannya berkurang.
- Badan lemas, mengantuk, urin output 55cc/jam, pitting edema +2 mm pada Opsi manajemen diet DM (tidak tepat) karena pada kasus tidak ada data
dorsal pedis sinistra, BB 50 kg, TB 155 kg. GDS 380 mg/dL. mengenai masalah pengaturan pola makan pasien yang tidak terkontrol"
Masalah Keperawatan : Ketidakstabilan gula darah
NOC : Keparahan Hiperglikemia (tanda hiperglikemia akibat peningkatan
kadar glukosa darah berkurang)
NIC : Manajemen Hiperglikemia
Berdasarkan kasus, didapatkan bahwa pasien mengalami triase DM dan Soal 82
hiperglikemia, sehingga untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan intervensi
yaitu Manajemen Hiperglikemia Seorang perawat magang melakukan pertolongan pertama pemasangan bidai
pada pasien (23 tahun) dengan fraktur terbuka di tungkai kanan bawah. Setalah
Manajemen Hiperglikemia adalah tindakan mencegah dan mengatasi kadar gula memakai APD, perawat melakukan balut tekan dengan mereposisi fragmen
darah yang diatas normal. tulang yang keluar dari tempat semula. Bidai dipasang melewati sendi
proksimal dan sendi distal dari tulang yang patah. Perawat menilai nadi,
Tinjauan opsi lainnya: gerakan dan rasa/sensasi pada bagian distal dari tempat yang fraktur atau cedera
Opsi manajemen hipoglikemia (tidak tepat) karena pada kasus gula darah sebelum dan sesudah pembidaian. Apakah prinsip pembidaian yang
meningkat, sedangkan tindakan ini merupakan tindakan mencegah dan dilanggar oeh perawat?
mengatasi kadar gula darah yang di bawah normal. a Pemakaian APD sebelum melakukan pembidaian
Opsi manajemen kejang demam (tidak tepat) karena pada kasus tidak ada data b Melakukan balut tekan
mengenai tanda gejala kejang demam c Mereposisi fragmen tulang yang keluar ke posisi semula

294
d Bidai dipasang melewati sendi proksimal dan sendi distal dari tulang 7. Bila persendian yang mengalami cedera, lakukan juga imobilisasi pada
yang patah tulang proksimal dan distal dari sendi tersebut
e menilai nadi, gerakan dan 8. Berikan bantalan atau padding untuk mencegah penekanan pada bagian
rasa/sensasi pada bagian distal dari tempat yang fraktur atau cedera sebelum tulang yang menonjol di bawah kulit
dan sesudah pembidaian 9. Sebelum dan sesudah memasang bidai lakukan penilaian terhadap nadi,
gerakan dan rasa/sensasi pada bagian distal dari tempat yang fraktur atau cedera
Pembahasan 10. Berikan dukungan dan tenangkan penderita.

Jawaban benar C Jadi prinsip yang dilanggar perawat magang dalam melakukan pembidaian
adalah Mereposisi fragmen tulang yang keluar ke posisi semula
Mereposisi fragmen tulang yang keluar ke posisi semula
Pembahasan: Tinjauan Opsi lain:
Opsi Pemakaian APD sebelum melakukan pembidaian), Melakukan balut
Prinsip Dasar Pembidaian tekan, Bidai dipasang melewati sendi proksimal dan sendi distal dari tulang
1. Harus melakukan proteksi diri sebelum pembidaian yang patah, menilai nadi, gerakan dan rasa/sensasi pada bagian distal dari
2. Jangan melepaskan stabilisasi manual pada tulang yang cedera sampai kita tempat yang fraktur atau cedera sebelum dan sesudah pembidaian sudah sesuai
benar- benar melakukan pembidaian dengan prinsip dasar pembidaian .
3. Jangan mereposisi atau menekan fragmen tulang yang keluar kembali ke
tempat semula
4. Buka pakaian yang menutupi tulang yang patah sebelum memasang bidai
5. Lakukan balut tekan untuk menghentikan perdarahan pada fraktur terbuka
sebelum memasang bidai Soal 89
6. Bidai harus melewati sendi proksimal dan sendi distal dari tulang yang patah

295
Seorang perempuan (30 tahun) dirawat dengan PPOK. Pasien mengeluh batuk- NOC: Status Pernapasan: Kepatenan Jalan Nafas dengan target outcome: pasien
batuk. Hasil pengkajian : sesak nafas, sulit mengeluarkan dahak, auskultasi mampu untuk mengeluarkan sekret.
ronkhi. Pasien mendapatkan terapi obat Bisolvon dan Ventolin via nebulizer
sesuai order dokter. Perawat melatih pasien batuk efektif. Saat ini, perawat Sesuai dengan NOC, maka respon pasien yang diharapkan pada kasus yaitu
menginstruksikan pasien untuk melakukan batuk sesuai dengan yang diajarkan. “Saya merasa lega dapat mengeluarkan dahak saya”. Hal tersebut menandakan
Bagaimanakah respon pasien yang diharapkan setelah diberikan bahwa latihan yang dilakukan pasien tepat sesuai prosedur.
tindakan tersebut ? Hal ini sesuai dengan pengertian dan tujuan dari teknik batuk efektif yaitu suatu
a “Saya merasakan semakin sesak nafas” metode batuk dengan benar dimana dapat menghemat energi sehingga tidak
b “Saya merasa lega dapat mengeluarkan dahak saya” mudah lelah, meningkatkan mobilisasi sekret, mengurangi retensi akumulasi
c “Dada saya terasa nyeri” sekret, dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal.
d “Nyeri yang saya rasakan berkurang”
e “Saya tidak mengerti cara melakukan batuk yang benar” Tinjauan opsi lainnya
Opsi “Saya merasakan semakin sesak nafas” dan opsi “Dada saya terasa nyeri”
Pembahasan (tidak tepat) karena jika muncul respon tersebut, menandakan bahwa batuk
yang dilakukan pasien kurang tepat dan hal tersebut membutuhkan tindakan
Jawaban benar b yang lebih lanjut.
Opsi “Nyeri yang saya rasakan berkurang” (tidak tepat) karena bukan
DATA FOKUS merupakan tujuan atau outcome dari tindakan teknik batuk efektif. Untuk
- Pasien sulit mengeluarkan dahak, batuk-batuk, dan sesak nafas. mengurangi nyeri dapat dilakukan tindakan nafas dalam, hypnosis, guided
- Perawat melatih batuk efektif pada pasien imagery.
Opsi “Saya tidak mengerti cara melakukan batuk yang benar” (tidak tepat)
Masalah Keperawatan: bersihan jalan nafas tidak efektif. karena pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pasien masih belum paham
NIC: Manajemen Batuk mengenai langkah-langkah batuk efektif dan memerlukan tindakan dengan

296
mengedukasi pasien kembali agar pasien paham, setelah itu dilakukan latihan 1. Periksa instruksi dokter, kondisi pasien, dan riwayat transfusi/reaksi infus,
batuk efektif." alasan transfusi saat ini, dll.
2. Periksa persediaan darah pada bank darah.
3. Identifikasi pasien dan jelaskan prosedurnya kepada pasien, perlunya
transfusi, produk darah yang akan diberikan, perkiraan waktu yang dibutuhkan,
Soal 57 hasil yang diharapkan, dll. Tekankan perlunya pasien untuk segera melaporkan
gejala yang tidak biasa. Mintalah izin dari pasien.
Seorang perempuan (34 tahun) mendapat transfusi PRC 1 kantong. Saat ini, 4. Ambil darah dari bank darah sesuai peraturan institusi, lakukan identifikasi
perawat sedang menyocokkan kembali kantong darah yang akan diberikan produk darah dengan petugas bank darah (identifikasi 1). Jika transfusi tidak
tersebut dengan gelang identitas yang terpasang pada pasien. Apakah dapat segera dilakukan, kembalikan ke bank darah. Darah yang berada di luar
prosedur tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat, jika produk darah lemari es selama lebih dari 30 menit, di atas 10 derajat Celcius tidak dapat
tersebut sesuai dengan identitas pasien? digunakan kembali.
a Menggunakan handscoon 5. Setelah produk darah tiba di ruangan, identifikasi kantong darah oleh 2
b Mulai infus cairan NaCl 0,9% perawat sebelum membawa kantong darah ke sisi pasien (identifikasi 2),
c Menghangatkan darah meliputi:
d Memberikan transfusi darah a. nomor identifikasi
e Memeriksa tanda-tanda vital b. kelompok dan tipe darah
c. tanggal kadaluarsa
Pembahasan d. kompatibilitas
e. nama pasien
Jawaban benar d f. warna yang tidak normal, bekuan, sisa udara, dll

Prosedur pemberian tranfusi darah:

297
6. Anjurkan pasien untuk buang air serta bantu kembali ke posisi nyaman. 17. Periksa kondisi pasien setiap 30 menit. Bila timbul efek samping, hentikan
Tampung bahan urin (dapat digunakan sebagai data dasar untuk transfusi dan mulai alirkan kembali NaCl. Kirimkan bahan urin, bahan darah,
mengidentifikasi bila terjadi reaksi transfusi). dan sisa produk darah dalam kantong darah dengan set transfusi kembali ke
7. Berikan privasi bank darah.
8. Cuci dan keringkan tangan. 18. Jika tidak ada efek samping yang timbul, selesaikan transfusi, ganti infus
9. Periksa tanda vital dan catat. set, dan berikan NaCl (sesuai instruksi dokter).
10. Pakai handscoon sekali pakai. 19. Buang kantong dan set produk darah pada tempat yang seharusnya.
11. Pastikan kanul IV dalam keadaan baik. Jika belum terpasang sebelumnya, 20. Cuci tangan.
masukkan kanul IV ke dalam vena perifer yang besar dan mulai infus cairan 21. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan, produk dan volume yang
NaCl 0,9% dengan menggunakan set transfusi darah. ditransfusi, nomor identifikasi, dan kelompok darah. Waktu pemberian (waktu
12. Pasang blood warmer jika ada, jika tidak ada pastikan suhu produk darah mulai dan selesai), nama dan tanda tangan staf perawat yang melakukan
sudah sama dengan suhu ruangan. prosedur, dan kondisi pasien.
13. Cocokkan kembali kantong darah dengan identitas pasien dengan
menanyakan nama pasien dan mengecek pada gelang identitas (identifikasi 3). (Jacob , A. et al. 2014. Buku ajar : clinical nursing procedures. Edisi II.
14. Jika produk darah sudah benar, hentikan aliran NaCl dengan menutup klem Diterjemahkan oleh : Estrada, R. Tangerang : Binarupa Aksara)"
rol. Pindahkan taji penusuk dari wadah NaCl dan tusukkan taji ke kantong
darah.
15. Mulai infus produk darah secara perlahan, dengan kecepatan 25 – 50 mL
per jam selama 15 menit pertama. Tetaplah bersama pasien selama waktu Soal 92
tersebut. Periksa tanda vital setiap 15 menit selama 30 menit pertama atau
sesuai peraturan institusi. Seorang perempuan (45 tahun) dirawat dengan Neuropati Diabetik. Hasil
16. Tingkatkan kecepatan infus bila tidak ada efek samping. Kecepatan infus pengkajian: sering merasa haus, poliuri, kaki terasa kebas dan kesemutan, ABPI
tetap harus berada dalam batas aman. 0,5 dan GDS 334 mg/dl. Hasil pemeriksaan monofilament didapatkan > 8 titik

298
tidak merasakan sensasi. Saat ini perawat memberikan terapi injeksi insulin 8 Tinjauan opsi lainnya
unit. Apakah evaluasi yang diharapkan dari tindakan tersebut ? Opsi dapat merasakan sensasi, opsi urin output dalam batas normal, opsi
a Dapat merasakan sensasi tekanan darah dalam batas normal, dan opsi rasa kesemutan berkurang (tidak
b Urin output dalam batas normal tepat) karena bukan merupakan kerja utama dari terapi obat insulin."
c Tekanan darah dalam batas normal
d Gula darah dalam batas normal
e Rasa kesemutan berkurang
Soal 90
Pembahasan
Seorang perempuan (38 tahun) datang ke Poliklinik dengan keluhan nyeri pada
Jawaban benar d jari tengah sebelah kiri. Pasien memiliki riwayat DM selama 2 tahun. Hasil
pengkajian: skala nyeri 4, abses pada digiti 3 manus sinistra, tampak berwarna
DATA FOKUS hitam kekuningan, berbau dan berpus serta sulit digerakkan. GDS 359 gr/dL.
- sering merasa haus, poliuri, GDS 334 mg/dl Pasien telah diberikan terapi oral Glibenclamide 5 mg. Apakah tindakan
- Saat ini perawat memberikan terapi injeksi insulin 8 unit. keperawatan yang tepat pada kasus ?
Terapi insulin adalah salah satu metode untuk menurunkan kadar gula darah a Mengajarkan dan latih nafas dalam
pada penderita diabetes mellitus secara cepat. Insulin suntik adalah jenis obat b Melakukan perawatan luka
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasokan insulin yang dibutuhkan c Melakukan ROM
oleh penderita diabetes. d Melakukan kompres hangat
Cara kerja insulin yaitu membuat glukosa dapat diserap oleh sel dan dipecah e Memberikan Health Education tentang DM
menjadi energi, sehingga evaluasi yang diharapkan dari tindakan terapi insulin
yaitu gula darah dalam batas normal. Pembahasan

299
Jawaban benar b - Opsi melakukan kompres hangat (tidak tepat) karena merupakan tindakan
untuk memvasodilatasikan pembuluh darah sehingga tindakan ini tidak dapat
DATA FOKUS mengatasi masalah kerusakan integritas kulit yang terjadi pada pasien.
- Hasil pengkajian kondisi luka: skala nyeri 6, abses pada digiti 3 manus - Opsi memberikan Health Education tentang DM (kurang tepat) karena
sinistra, tampak berwarna hitam, berbau dan berpus serta sulit digerakkan. GDS tindakan ini merupakan tindakan untuk menambah pengetahuan dan
359 gr/dL. pemahaman pasien mengenai Diabetes Mellitus.
Masalah keperawatan: gangguan integritas kulit
NOC : kembalinya integritas kulit secara normal
NIC : Perawatan luka
Soal 99
Perawatan luka adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
komplikasi dan meningkatkan penyembuhan luka. Tindakan ini dilakukan agar Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
luka tetap bersih dan moist serta meminimalkan risiko terjadinya infeksi. Oleh pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
karena itu, tindakan keperawatan yang tepat pada kasus yaitu melakukan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Detail terkait Rumah Sakit
perawatan luka. dijabarkan dalam peraturan .. -
a Permenkes 56 tahun 2014
Tinjauan opsi lainnya: b Kepmenkes 129 tahun 2008
- Opsi mengajarkan dan latih nafas dalam (tidak tepat) karena merupakan c Permenkes 27 tahun 2017
teknik relaksasi yang bertujuan untuk mengurangi nyeri dan memperbaiki d UU no. 44 tahun 2009
sirkulasi darah. e UU No. 36 tahun 2014
- Opsi melakukan ROM (tidak tepat) karena tindakan ini merupakan latihan
rentang gerak yang bertujuan untuk mempertahankan kekuatan otot dan Pembahasan
mobilitas persendian.

300
Jawaban benar D Pembahasan

Penjelasan opsi: Jawaban benar d


- Permenkes 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
- Kepmenkes No.129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 PMK 56 tahun
Sakit 2014 diklasifikasikan menjadi:
- Permenkes No. 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan a. Rumah Sakit Umum Kelas A;
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan b. Rumah Sakit Umum Kelas B;
- Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit c. Rumah Sakit Umum Kelas C; dan
- UU No. 36 tahun 2014 tentang Kesehatan d. Rumah Sakit Umum Kelas D.

Soal 60
Soal 97
Seorang perempuan (46 tahun) dirawat di RS dengan luka dekubitus pada
Berikut yang bukan termasuk dalam klasifikasi RS Umum menurut PMK 56 bokong sejak 5 hari yang lalu. Hasil pengkajian: luka tampak basah, terdapat
tahun 2014 adalah … - banyak jaringan nekrotik. Perawat sedang melakukan perawatan luka dan telah
a Rumah Sakit Umum Kelas B memasang handscoon steril. Apakah prosedur tindakan yang tepat dilakukan
b Rumah Sakit Umum Kelas C selanjutnya?
c Rumah Sakit Umum Kelas D a Gunting jaringan nekrotik
d Rumah Sakit Umum Kelas E b Lakukan penekanan untuk mengeluarkan pus
e Semua Benar c Bersihkan luka dengan NaCl 0,9%
d Amati luka pasien

301
e Balut luka dengan kassa lembab kering tidak sedap, inspeksi dan palpasi kulit di sekitar luka, tanda-tanda infeksi, nyeri
tekan, dan eksudat)
Pembahasan 6. Masukkan bekas balutan luka ke dalam bengkok dengan melipat ke arah
dalam
Jawaban benar c 7. Masukkan pinset yang telah digunakan ke dalam bengkok berisi larutan
desinfektan
DO : 8. Lepaskan handscoon kotor
luka diabetikus pada ekstremitas bawah sejak 5 hari yang lalu, luka tampak 9. Buka set perawatan luka, masukkan kassa steril dan cairan yang akan
basah, terdapat banyak jaringan nekrotik. digunakan
10. Pasang handscoon steril
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah Perawatan Luka 11. Bersihkan luka dengan NaCl 0,9% dengan satu arah atau sirkuler dari dalam
Pada kasus, perawat telah memasang handscoon steril, tindakan selanjutnya ke luar
yang dilakukan adalah Bersihkan luka dengan NaCl 0,9%. • Untuk luka kotor yang berongga dan berpus, bersihkan dengan normal saline
secara irigasi
Prosedur Perawatan Luka • Angkat/gunting jaringan yang sudah nekrotik sampai batas jaringan yang
1. Cuci tangan dan pakai APD sesuai kebutuhan sehat
2. Jelaskan tindakan dan tujuan tindakan kepada pasien. • Lakukan penekanan, bila perlu pada daerah pinggir/sekitar luka untuk
3. Kumpulkan peratan dan letakkan di samping ranjang. Jaga privasi pasien. mengeluarkan eksudat/pus
4. Berikan pasien posisi nyaman dan pasang perlak di bawah lokasi luka. 12. Bersihkan daerah di sekitar luka dengan kassa yang diberi antiseptik
5. Pasang handscoon bersih dan buka balutan luka dengan pinset anatomi 13. Untuk merangsang pertumbuhan jaringan, sebelum luka ditutup dapat
bersih, jika balutan kering basahi dengan NaCl 0,9% dan kaji kondisi luka ditambahkan growth factor (amnion, oxoferin, dll).
(lokasi luka, luas luka, persentase dasar luka, kondisi tepi luka, adanya batu 14. Balut luka secara oklusif. Berikan tambahan kassa jika eksudat sangat
banyak.

302
15. Tutup dengan plester/verban elastis atau alat fiksasi lainnya sesuai dengan e Monitor pulsasi pada tangan yang terpasang gips
kondisi luka.
16. Komunikasikan dengan klien bahwa perawatan luka telah selesai dilakukan Pembahasan
dan jelaskan kondisi luka dan kaji rasa nyaman pasien setelah dibalut.
17. Anjurkan menjaga kebersihan sekitar luka Jawaban benar d
18. Bereskan alat-alat, lepaskan APD dan cuci tangan
19. Dokumentasikan perawatan luka secara lengkap (kondisi luka : luas luka, DATA FOKUS
warna, bau, eksudat) - Pasien fraktur humerus, terpasang bidai.
Pada kasus didapat data 3 tanda kompartemen sindrom yang merupakan salah
satu komplikasi dari pembidaian yaitu:
a. mengeluh nyeri, skala nyeri 3 -> PAIN
b. kesemutan pada tangan yang terpasang bidai -> PARASTHESIA
Soal 93 c. telapak tangan tampak udem, akral dingin, pucat, dan teraba panas ->
PALLOR
Seorang perempuan (46 tahun) dirawat dengan fraktur humerus dekstra akibat Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa aliran sirkulasi darah ke
kecelakaan. Pasien terpasang bidai. Hasil pengkajian : pasien mengeluh nyeri perifer tidak lancar. Jika tidak segera ditangani akan menurunkan pasokan
dan kesemutan pada tangan yang terpasang bidai, skala nyeri 3, telapak tangan oksigen ke dalam otot tersebut yang akan menyebabkan iskemia, kerusakan
tampak udem, akral dingin, pucat, dan teraba panas. Apakah tindakan otot sampai ke tahap kematian jaringan, sehingga tindakan tindakan
keperawatan utama yang dapat dilakukan pada pasien ? keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien yaitu dengan melakukan
a Kolaborasi pemberian analgesik tindakan mengembalikan aliran sirkulasi darah agar mencapai perifer yaitu
b Ajarkan teknik relaksasi hypnosis 5 jari longgarkan bidai.
c Ajarkan nafas dalam
d Longgarkan bidai Tinjauan opsi lainnya :

303
Opsi kolaborasi pemberian analgesik (tidak tepat) karena tindakan ini dapat d Bangunan
diberikan jika balutan bidai telah dilonggarkan. Nyeri pada kasus kemungkinan e Lokasi Strategis
ditimbulkan akibat dari pemasangan bidai yang terlalu menekan. Selain itu,
tindakan ini bisa diberikan jika pasien mengalami nyeri yang tidak dapat Pembahasan
ditoleransi dari ambang nyeri pasien tersebut.
Opsi ajarkan teknik relaksasi hypnosis 5 jari dan opsi ajarkan nafas dalam Jawaban benar e
(tidak tepat) karena bukan merupakan tindakan utama untuk mengatasi masalah
pada kasus. Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Selain itu, Berdasarkan Permenkes No 56 tahun 2014 pasal 13, klasifikasi RS menjadi
tindakan ini dapat diberikan setelah pelonggaran balutan bidai dilakukan. kelas RS didasarkan pada
Opsi monitor pulsasi pada tangan yang terpasang gips karena bukan merupakan 1. Pelayanan,
tindakan utama untuk mengatasi masalah pada kasus. Tindakan ini bisa 2. sumber daya manusia,
dilakukan ketika sebelum dan setelah pemasangan bidai untuk mengetahui 3. peralatan, serta
apakah sirkulasi darah lancar atau tidak." 4. bangunan dan prasarana.

Sebagai update, PMK No 3 tahun 2020 mengklasifikasikan kelas rumah sakit


HANYA BERDASARKAN TEMPAT TIDUR

Soal 67 -

Penetapan klasifikasi Kelas RS didasarkan pada, kecuali..


a Pelayanan Soal 41
b Sumber Daya Manusia
c Peralatan Pemeriksaan serologik pada H1N1 bertujuan untuk..-

304
a Menemukan antibodi terhadap H1N1 Seorang perempuan (38 tahun) mengalami kecelakaan tunggal akan
b Menemukan virus H1N1 direncanakan tindakan pembedahan. Hasil pemeriksaan penunjang pasien
c Menemukan DNA virus mengalami perdarahan abdomen. Frekuensi nadi 119x/menit, frekuensi napas
d Membedakan sub tipe virus 26x/menit, tekanan darah 80/45 mmHg dan saturasi oksigen: 80%.
e Menentukan jumlah virus yang menjangkiti seseorang Apakah masalah keperawatan yang tepat?
a. Perfusi perifer tidak efektif
Pembahasan b. Resiko perdarahan
c. Resiko syok
Jawaban benar a d. Resiko infeksi
e. Resiko penurunan curah jantung
Pemeriksaan serologik pada H1N1 bertujuan untuk menemukan antibodi
terhadap H1N1 Jawaban: c. Resiko syok

Pemeriksaan lain adalah: Pembahasan:


1. RIDT ▶ Menemukan antibodi terhadap virus H1N1 --> (membedakan saja, DS : -
tidak sampai menemukan subbtipe) DO :
2. RT PCR ▶Menemukan DNA virus, Membedakan sub tipe virus – - perdarahan abdomen (Perdarahan aktif)
- Frekuensi nadi: 119x/menit (takikardi)
- frekuensi napas: 26x/menit
- tekanan darah: 80/45 mmHg (Hipotensi)
Soal 8 - saturasi oksigen: 80%. (Saturasi menurun)
Berdasarkan data tersebut, maka masalah keperawatan yang tepat adalah
“Resiko Syok”(C). Definisi : Beresiko mengalami ketidakcukupan aliran darah

305
ke jaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang frekuensi napas 28x/menit, tekanan darah menjadi 138/84 mmHg dan suhu
mengancam jiwa. tubuh 37,5°C.
Tinjauan opsi lain Apakah masalah keperawatan yang tepat?
Opsi “Perfusi perifer tidak efektif” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk a. Pola napas tidak efektif
diangkat menjadi diagnosa utama b. Hipertermi
Opsi “Resiko perdarahan” : Pasien telah mengalami perdarahan c. Gangguan mobilitas fisik
Opsi “Resiko infeksi” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat d. Keletihan
menjadi diagnosa utama e. Intoleransi aktivitas
Opsi “Resiko penurunan curah jantung” : Tidak terdapat data yang
menunjukkan kelainan jantung, sehingga tidak tepat untuk diangkat menjadi Jawaban: e. Intoleransi aktivitas
diagnosa utama
Sumber : SDKI, 2016 Pembahasan:
DS :
- sering merasa lemas
- ketika beraktivitas merasa jantung berdebar-debar
- cepat lelah
Soal 10 DO :
- Frekuensi nadi : 112x/menit (meningkat)
Seorang perempuan (45 tahun) dirawat dengan infark miokard hari ke 5. Saat - frekuensi napas 28x/menit (meningkat)
ini pasien mengeluh sering merasa lemas ketika beraktivitas, merasa jantung - tekanan darah menjadi 138/84 mmHg (meningkat)
berdebar-debar dan cepat lelah. Sesaat setelah beraktivitas perawat melakukan - suhu tubuh 37,5°C (normal)
pemeriksaan kepada pasien. Frekuensi nadi meningkat menjadi 112x/menit,

306
<b>Berdasarkan data diatas, maka masalah keoerawatan yang tepat adalah
“Intoleransi aktivitas” (E). Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan Seorang perempuan (43 tahun) dirawat dengan TB. Pasien nampak kesulitan
aktivitas sehari-hari.</b> untuk batuk, sulit berbicara dan gelisah. Hasil pengkajian : frekuensi nadi
112x/menit, frekuensi napas 32x/menit dan hasil auskultasi terdengar ronkhi
Tinjauan opsi lain : kering pada paru bagian basal.
Opsi “Pola napas tidak efektif” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk Apakah masalah keperawatan yang tepat ?
diangkat menjadi diagnosa utama a. Bersihan jalan napas tidak efektif
b. Pola napas tidak efektif
Opsi “Hipertermi” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat c. Gangguan pertukaran gas
menjadi diagnosa utama d. Resiko aspirasi
e. Gangguan ventilasi spontan
Opsi “Gangguan mobilitas fisik”: Tidak terdapat data terkait kerusakan atau
gangguan pada alat gerak (ekstremitas) Jawaban: a. Bersihan jalan napas tidak efektif

Opsi “Keletihan” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat menjadi Pembahasan:
diagnosa utama DS : -
Sumber : SDKI, 2016 DO :
- frekuensi nadi: 112x/menit
- frekuensi napas: 32x/menit.
- ronkhi kering pada paru bagian basal.
- Pasien sulit untuk batuk, gelisah dan sulit berbicara

Soal 9

307
Masalah keperawatan yang sesuai berdasarkan kasus tersebut adalah “Bersihan Seorang perempuan (20 tahun) dengan Intoxication Foodborne dirawat di RS.
jalan tidak efektif”. Bersihan jalan tidak efektif adalah Ketidakmampuan Pasien mengatakan BAB cair 5x sehari, berbusa, tidak berampas, tidak
membersihkan secret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan berlendir maupun berdarah. Pasien merasakan nyeri perut, lemas dan mual.
napas tetap paten. Hasil pengkajian: tekanan darah 110/70mmHg, frekuensi nadi 104x/menit dan
Tinjauan Opsi lain: teraba kuat, peristaltik usus meningkat, turgor kulit <1 detik dan urin output 40
Opsi “Pola napas tidak efektif” : Pada data tidak ditunjukkan adanya cc/jam.
penggunaan otot bantu saat pasien bernapas. Dan pola napas tidak efektif tidak Apakah masalah keperawatan yang tepat ?
dapat diangkat menjadi diagnosa prioritas pada kasus diatas. Sumbatan atau a. Diare
obstruksi harus dutangani terlebih dahulu. b. Hipovolemia
Opsi “Gangguan pertukaran gas” : Tidak terdapat data yang menunjang c. Nausea
diangkatnya diagnosa ini d. Nyeri akut
Opsi “Resiko aspirasi” : Tidak terdapat data yang menunjang diangkatnya e. Keletihan
diagnosa ini
Opsi “Gangguan ventilasi spontan” : Tidak terdapat data analisa PCO2, PO2 Jawaban: a. Diare
dan SaO2
Sumber : SDKI, 2016 Pembahasan:
DATA FOKUS
Data fokus pada kasus didapatkan tiba-tiba BAB cair 5 kali sehari, berbusa,
tidak berampas, tidak berlendir maupun darah, nyeri abdomen, peristaltik usus
meningkat

Soal 7 Dari data tersebut dapat diangkat masalah keperawatan yang tepat yaitu Diare

308
Diare merupakan pengeluaran feses yang sering, lunak, dan tidak berbentuk. Seorang remaja (16 tahun) dengan diagnosa apendisitis direncanakan akan
Ditandai dengan BAB > 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi lembek atau dilakukan tindakan apendektomi. Perawat shift pagi melakukan persiapan
cair, nyeri/kram abdomen, frekuensi peristaltik usus meningkat, dan bising usus operasi pasien dan berencana melakukan enema pada pasien tersebut.
hiperaktif. Posisi apakah yang tepat diberikan kepada pasien tersebut?
a. Posisi fowler
TINJAUAN OPSI LAINNYA b. Posisi semi fowler
- Opsi hipovolemia (tidak tepat) karena tidak ada data pada kasus mengenai c. Posisi orthopneic
penurunan cairan intravaskuler, intertisial, dan/atau intraselular. d. Posisi supine
- Opsi nausea (tidak tepat) karena tidak ada data pada kasus mengenai perasaan e. Posisi sims
tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapat
mengakibatkan muntah. Jawaban: e. Posisi sims
- Opsi nyeri akut (tidak tepat) karena tidak ada data pada kasus mengenai
pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan Pembahasan :
atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas sedang atau Data Focus:
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. - Pasien akan menjalani operasi apendektomi
- Opsi keletihan (tidak tepat) karena tidak terdapat data yang mendukung pada - Perawat akan melakukan tindakan enema
kasus mengenai penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih
dengan istirahat. <b>Posisi yang tepat diberikan kepada pasien tersebut adalah posisi sims.</b>
Sims' adalah posisi semi-rawan dimana pasien mengambil posisi di tengah
antara posisi lateral dan tengkurap. Salah satu lengan bawah diposisikan di
belakang klien, dan lengan atas lainnya tertekuk di bahu dan siku. Kedua kaki
Soal 32 (both leg) tertekuk di depan klien. Kaki bagian atas ditekuk lebih dalam pada
kedua pinggul dan lutut, dan yang lainnya lebih rendah. Sims' dapat digunakan

309
untuk klien tidak sadar karena dapat memfasilitasi drainase dari mulut dan
mencegah aspirasi cairan. Sering digunakan untuk klien yang akan diberikan
enema dan kadang-kadang untuk klien yang menjalani pemeriksaan atau Soal 26
perawatan di daerah perineum.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Tinjauan opsi lainnya: No 35 tahun 2019 mengatur tentang…
- opsi A tidak tepat, karena posisi fowler adalah posisi tubuh dengan kepala a. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
dan batang tubuh dinaikkan 40-90. Posisi ini tidak digunakan untuk proses Kesehatan
enema karena tidak mengekspose bagian perineal sehingga enema akan sulit b. Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
dilakukan. c. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
- opsi B tidak tepat, karena posisi semi fowler merupakan posisi tubuh dengan d. Jabatan Fungsional Perawat
kepala dan batang tubuh dinaikkan 15-45 derajat. Posisi ini tidak digunakan e. Rumah Sakit
ntuk proses enema karena tidak mengekspose bagian perineal sehingga enema
akan sulit dilakukan. Jawaban: d. Jabatan Fungsional Perawat
- opsi C tidak tepat, karena posisi orthopneic ini merupakan posisi dengan
menempatkan pasien duduk atau di sisi tempat tidur untuk meningkatkan Pembahasan:
ekspansi paru. tidak ditujukan untuk proses enema karena tidak mengekspose PermenpanRB No 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat
bagian perineal sehingga enema sulit dilakukan. menggantikan PermenpanRB No 25 tahun 2014. Tinjauan Opsi lain: Klasifikasi
- opsi D tidak tepat, karena posisi ini merupakan posisi berbaring terlentang. dan Perizinan RS: Permenkes 56/ 2014. Pedoman Pencegahan dan
tidak ditujukan untuk proses enema karena tidak mengekspose bagian perineal Pengendalian Infeksi di Fasyankes: Permenkes 27/2017. Standar Pelayanan
sehingga enema sulit dilakukan. Rumah Sakit: Kepmenkes 129/2008. Rumah Sakit: UU No 44 tahun 2009

Tinjauan opsi lain:

310
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan c. Nyeri akut
Kesehatan: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK d. Defisit pengetahuan
INDONESIA. NOMOR 27 TAHUN 2017 e. Manajemen kesehatan tidak efektif

Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Jawaban: b. Ketidakstabilan kadar gula darah
Tahun. 2019
Pembahasan:
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit: Kepmenkes No.129 Tahun 2008 DS :
- sering mengantuk
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit: Permenkes No. 3 tahun 2020 - pusing
- merasa lemas
DO :
- pasien dengan diagnosa medis diabetes melitus
- terapi insulin 6 unit setelah sarapan dan 8 unit setelah makan malam
Soal 13 - GDS pasien : 186 gr/dl.

Seorang perempuan (52 tahun) dirawat dengan diabetes melitus. Pasien Berdasarkan data pada kasus, maka masalah keperawatan yg tepat adalah
mengeluh sering mengantuk, pusing dan merasa lemas. Pasien saat ini “Ketidakstabilan kadar gula darah” (B). Definisi Variasi kadar glukosa darah
mendapat terapi insulin 6 unit setelah sarapan dan 8 unit setelah makan malam. naik/turun dari rentang normal.
Hasil pemeriksaan GDS pasien : 186 gr/dl. Tinjauan opsi lain :
Apakah masalah keperawatan yang tepat? Opsi “Fatigue” : Kurang tepat untuk diangkat menjadi diagnosa utama
a. Fatigue Opsi “Nyeri akut” : Tidak ada data pengkajian nyeri
b. Ketidakstabilan kadar gula darah

311
Opsi “Defisit pengetahuan” : Tida ada data yang menunjukkan terkait
pengetahuan pasien kurang Jawaban: e. Berikan anak makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna
Opsi “Manajemen kesehatan tidak efektif” : Tidak terdapat data yang
menunjang untuk diangkat diagnosa tersebut. Pembahasan:
Intervensi pencegahan stunting terintegrasi (Kemenkes, 2018):
Sumber: SDKI, 2016 1. Pemberian Tablet Tambah Darah
2. ASI Ekslusif
3. Makanan Pendamping- ASI
4. Suplemen gizi mikro
5. Suplemen gizi makro
6. Tata Laksana Gizi Kurang/ Buruk
7. Suplementasi vit.A
Soal 21 8. Garam beryodium
9. Air bersih dan sanitasi
Pencegahan stunting pada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, 10. Cuci tangan pakai sabun
diantaranya kecuali … 11. Pemberian obat cacing
a. Penuhi kecukupan nutrisi ibu selama kehamilan dan menyusui, terutama 12. Bantuan Pangan Non- Tuna
zat besi, asam folat, dan yodium
b. Lakukan inisiasi menyusui dini dan memberikan ASI eksklusif
c. Lengkapi pengetahuan mengenai MPASI yang baik dan menerapkannya
d. Biasakan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan Soal 36
menggunakan sabun dan air
e. Berikan anak makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna

312
Seorang pasien datang dengan keluhan batuk tidak sembuh sembuh dan sudah Kewaspadaan standar adalah kewaspadaan dalam pencegahan dan
dialami 6 bulan terakhir. Saat dilakukan anamnesa, pasien mengatakan berat pengendalian infeksi rutin dan harus diterapkan terhadap semua pasien di
badan turun sekitar 10 kg dalam 6 bulan ini, nafsu makan hilang, tidur gelisah, semua fasilitas kesehatan. Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian
dan berkeringat malam. infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko
Kewaspadaan apa yang harus diterapkan pada pasien ini? penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh
a. Kewaspadaan Isolasi dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas
b. Kewaspadaan Kontak kesehatan. Tindakan dalam kewaspadaan standar meliputi:
c. Kewaspadaan Standar 1) Kebersihan tangan.
d. Kewaspadaan Universal 2) APD : sarung tangan, masker,goggle, face shield , gaun.
e. Handhygiene 3) Peralatan perawatan pasien.
4) Pengendalian lingkungan.
Jawaban: a. Kewaspadaan Isolasi 5) Penatalaksanaan Linen.
6) Pengelolaan limbah tajam/ Perlindungan & Kesehatan karyawan.
Pembahasan: 7) Penempatan pasien
Kewaspadaan isolasi adalah tindakan pencegahan atau pengendalian infeksi 8) Hygiene respirasi/Etika batuk
yang diterapkan untuk menurunkan resiko trasmisi penyakit dari pasien ke 9) Praktek menyuntik aman
pasien lain atau ke pekerja medis. 10) Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal pungsi

Kewaspadaan isolasi memiliki 2 pilar atau tingkatan, yaitu Kewaspadaan KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI (Transmission based
Standar (Standard/Universal Precautions) dan Kewaspadaan berdasarkan cara Precautions)
penularan (Transmission based Precautions) Kewaspadaan berdasarkan transmisi merupakan tambahan untuk kewaspadaan
standar, yaitu tindakan pencegahan atau pengendalian infeksi yang dilakukan
KEWASPADAAN STANDAR (Standard/Universal Precautions) setelah jenis infeksinya sudah terdiagnosa atau diketahui (Akib, dkk, 2008).

313
Tujuannya untuk memutus mata rantai penularan mikroba penyebab infeksi, badan pasien saat ini 37 kg, tinggi badan pasien 156 cm. Hasil pemeriksaan
jadi kewaspadaan ini diterapkan pada pasien yang memang sudah terinfeksi fisik, nampak sariawan pada mukosa mulut pasien, mukosa mulut tampak pucat
kuman tertentu yang bisa ditransmisikan lewat udara, droplet, kontak kulit atau dan pasien nampak lemas. Hasil auskultasi bising usus terdengar 45x/menit.
lain-lain (Muchtar, 2014). Jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi: Apakah masalah keperawatan yang tepat?
1) Kewaspadaan transmisi kontak: ditujukan untuk menurunkan resiko a. Hipovolemia
transmisi mikroba yang secara epidemiologi ditransmisikan melalui kontak b. Nyeri akut
langsung (kulit terluka/abrasi orang yang rentan/petugas dengan kulit pasien c. Defisit nutrisi
terinfeksi atau kolonisasi) atau tidak langsung (kontak antara orang yang rentan d. Disfungsi motilitas gastrointestinal
dengan benda yang terkontaminasi mikroba infeksius) e. Risiko ketidakseimbangan cairan
2) Kewaspadaan transmisi droplet
3) Kewaspadaan transmisi melalui udara (Airborne Precautions) Jawaban: c. Defisit nutrisi
DS :
Berdasarkan kasus, tanda dan gejala pada pasien menggambarkan terjadinya nafsu makan menurun, sering nyeri pada perutnya dan diare
infeksi TB. Jika pasien divurigai telah terinfeksi, maka kewaspadaan isolasi DO :
langsung diberlakukan. - Berat badan pasien 37 kg,
- tinggi badan pasien 156 cm
- IMT = 15,20 kg/m2
- sariawan pada mukosa mulut
- mukosa mulut tampak pucat
Soal 11 - pasien nampak lemas
- bising usus terdengar 45x/menit (Hiperaktif).
Seorang perempuan (46 tahun) dirawat dengan AIDS hari ke 4. Pasien
mengeluh nafsu makan menurun, sering nyeri pada perutnya dan diare. Berat

314
Berdasarkan kasus diatas, maka masalah keperawatan yang tepat adalah
“Defisit Nutrisi” (C). Definisi Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi Seorang perempuan usia 30 tahun mengalami luka bakar akibat ledakan
kebutuhan metabolisme. kompor gas saat sedang memasak di rumahnya. Pasien dibawa keluarga ke ke
Tinjauan opsi lain : IGD RS terdekat . Saat dilakukan pengkajian tampak luka bakar di daerah
Opsi “Hipovolemia” : Tidak terdapat data yang menunjukkan penurunan kepala depan, kedua lengan, dada, dan ekstrimitas bawah sebelah kiri.
volume cairan Berapakah luas luka bakar pada pasien?
a. 36%
Opsi “Nyeri akut” : Tidak terdapat data pengkajian nyeri b. 40,5 %
c. 45%
Opsi “Disfungsi motilitas gastrointestinal” : terjadi hiperperistaltik pada pasien d. 49,5%
karena pasien diare. Namun dengan intervensi nutrisi, diharapkan diare dapat e. 54%
sekaligus teratasi.
Jawaban: d. 49,5%
Opsi “Resiko ketidakseimbangan cairan” : Tidak terdapat data yang menunjang
untuk diangkat diagnosa tersebut. Pembahasan:
Berdasarkan rule of nine pada kasus di atas, maka luas luka bakar pada pasien
Sumber : SDKI, 2016 tersebut adalah:
- kepala depan ; 4.5%;
- kedua lengan 9% + 9% = 18%,
- dada 9 %, dan
- ekstrimitas bawah kiri 18 %.

Soal 31 Maka totalnya adalah

315
= 4,5% + 18% + 9% + 18% Data fokus;
= 49,5% • Pasien dengan sirosis hepatis, muntah 3 kali sejak pagi
• pasien tampak pucat, tekanan darah 90/65 mmHg, frekuensi nadi 72x/menit,
frekuensi napas 26x/menit.
• pasien dan keluarga meminta pulang paksa karena tidak memiliki biaya untuk
perawatan RS.
Soal 30
Pulang paksa adalah istilah yang digunakan apabila pasien/keluarga tidak mau
Seorang laki-laki (52 tahun) dirawat di RS dengan sirosis hepatis. Hasil melanjutkan/menjalani rawat iap lebih lama dan meminta dipulangkan, namun
pengkajian pasien mengeluh muntah 3 kali sejak pagi, pasien tampak pucat, secara medis belum cukup stabil untuk menjalani perawatan di rumah.
tekanan darah 90/65 mmHg, frekuensi nadi 72x/menit, frekuensi napas
26x/menit. Siang ini pasien dan keluarga meminta pulang paksa karena tidak Pulang paksa adalah istilah yang digunakan apabila pasien/keluarga tidak mau
memiliki biaya untuk perawatan RS. melanjutkan/menjalani rawat iap lebih lama dan meminta dipulangkan, namun
Apakah dilema etik yang dihadapi oleh perawat? secara medis belum cukup stabil untuk menjalani perawatan di rumah.
a. Otonomi vs Beneficience
b. Otonomi vs veracity Berdasarkan kasus di atas, perawat dihadapkan dengan kasus dilemma etik.
c. Akuntabilitas vs Veracity Dilema etik merupakan suatu keadaan dimana profesional harus memilih antara
d. Beneficience vs non maleficience dua pilihan atau lebih yang relavan, namun pilihan tersebut bertentangan secara
e. Otonomi vs Fidelity arahan etika. Pada kasus, hasil pengkajian pasien pasien mengeluh muntah 3
kali sejak pagi, pasien tampak pucat, tekanan darah 90/65 mmHg, frekuensi
Jawaban: a. Otonomi vs Beneficience nadi 72x/menit, frekuensi napas 26x/menit. Siang ini pasien dan keluarga
meminta pulang paksa karena tidak memiliki biaya untuk perawatan dengan
Pembahasan: status pasien umum.

316
<b>Data- data diatas menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah
Pada kasus pulang paksa, perawat menghadapi dilema etik antara menghormati keperawatan isolasi sosial.</b>
hak keluarga dalam mengambil keputusan (otonomi) atau mempertahankan Isolasi sosial ialah ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat,
keharusan untuk mengintervensi pasien yang ditujukan untuk kebaikan pasien hangat, terbuka, dan independen dengan orang lain (SDKI, 2016).
(beneficience). Tanda dan gejala isolasi sosial ialah berupa perasaan ingin sendiri, merasa
tidak aman ditempat umum , menarik diri, tdan tidak berminat/menolak
berinteraksi dengan orang lain (SDKI,2016).
Tinjauan opsi lainnya :
Soal 29 Opsi "Harga diri rendah " (Tidak Tepat), karena berdasarkan data pengkajian
saat ini tidak ditemukan adanya evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri dan
Apakah masalah keperawatan yang tepat ? kemampuan diri pasien.
a. harga diri rendah Opsi "halusinasi" (Tidak Tepat), karena berdasarkan data pengkajian saat ini
b. halusinasi tidak ditemukan adanya gangguan dalam persepsi sensori.
c. isolasi sosial Opsi "koping tidak efektifi" (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat
d. koping tidak efektif diangkatkannya diagnosis berupa koping tidak efektif, misalnya ungkapan
e. defisit perawatan diri ketidakmampuaan dalam menyelesaikan masalah.
Opsi "defisit perawatan diri" (Tidak Tepat), karena gejala defisit perawatan
Jawaban: c. isolasi sosial diri pada kasus yang dialami pasien merupakan diganosa pendamping dari
masalah utama yaitu isolasi sosial.
Pembahasan:
DO : Pasien suka menyendiri dikamar atau di pojokan, menjauh jika didekati,
kontak mata kurang, kadang terlihat tidur meringkuk, penampilan tidak rapi,
rambut acak-acakan dan malas mandi.

317
Soal 24 i. tenaga keterapian fisik;
j. tenaga keteknisian medis;
Perawat diakui Undang-undang sebagai kelompok tenaga kesehatan yang boleh k. tenaga teknik biomedika;
melakukan praktik sesuai kompetensinya. Jenis perawat sebagaimana l. tenaga kesehatan tradisional; dan
dijelaskan dalam pasal 11 adalah sebagai berikut kecuali … m. tenaga kesehatan lain.
a. Perawat kesehatan anak
b. Perawat maternitas Penjelasan poin (c) tenaga keperawatan dijelaskan kembali pada pasal 11 ayat
c. Perawat paliatif (4) dimana kelompok perawat terdiri dari antara lain
d. Perawat kesehatan masyarakat - perawat kesehatan masyarakat,
e. Perawat kesehatan jiwa - perawat kesehatan anak,
- perawat maternitas,
Jawaban: c. perawat paliatif - perawat medikal bedah,
- perawat geriatri, dan
Pasal 11 - perawat kesehatan jiwa
(1) Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:
a. tenaga medis;
b. tenaga psikologi klinis;
c. tenaga keperawatan;
d. tenaga kebidanan;
e. tenaga kefarmasian; Soal 25
f. tenaga kesehatan masyarakat;
g. tenaga kesehatan lingkungan; Sebuah SD disuatu desa didapatkan angka ketidakhadiran siswa mencapai 20%
h. tenaga gizi; setiap bulan dengan alasan diare. Hasil pengkajian: banyak siswa yang membeli

318
jajanan yang dijual pedagang kaki lima disekitar sekolah tersebut. Perawat peran perawat sebagai edukator menuntut perawat memberikan pendidikan
berencana melakukan penyuluhan tentang jajanan sehat pada siswa. kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik dirumah,
Apakah peran perawat yang sedang dilakukan oleh perawat tersebut ? puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisisr dalam rangka menanamkan
a. Edukator perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
b. Case manager dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
c. Advocate
d. Pelaksana asuhan keperawatan TINJAUAN OPSI LAIN :
e. Konselor - Opsi “Case manager” (tidak tepat) karena peran manager kasus adalah
menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas.
Jawaban: a. Edukator - Opsi “Advocate” (tidak tepat) karena peran sebagai advocate adalah pembela
hak-hak klien termasuk didalamnya pengingkatan apa yang terbaik untuk klien,
Pembahasan: memastikan kebutuhan klien terpenuhi, dan melindungi hak-hak klien.
Data fokus : Perawat melakukan penyuluhan tentang jajan sehat pada siswa. - Opsi “Pelaksana asuhan keperawatan” (tidak tepat) karena sebagai pelaksana
Karena berdasarkan data 20% siswa tidak hadir karena diare, yang diduga asuhan keperawatan peran penting perawat adalah memberikan pelayanan
disebabkan oleh siswa yang sering membeli jajan di pedagang kaki lima langsung kepada komunitas sesuai dengan kebutuhan komunitas atau keluarga.
disekitar sekolah. - Opsi “Konselor” (tidak tepat) Perawat konselor membutuhkan keterampilan
khusus, yaitu perawat tersebut adalah orang yang memahami (expert) di bidang
Berdasarkan data maka jawaban yang tepat adalah Edukator keahliannya, dapat dipercaya untuk membantu komunitas atau keluarga dan
mengembangkan koping yang konstruktif dalam penyelesaian masalah.
Berdasarkan modul keperawatan komunitas dan keluarga KEMENKES (2016), Kholifah, S & Widagdo, W. 2016. Keperawatan Keluarga dan Komuitas.
Jika berperan sebagai pendidik, maka perawat harus mampu menjadi penyedia Jakarta: Kemenkes RI
informasi kesehatan dan mengajarkan komunitas atau keluarga tentang upaya
kesehatan yang dapat dilakukan komunitas.

319
Opsi (a) tidak tepat, karena dari tanda gejala yang muncul tidak menunjukkan
tanda gejala tahap ini.
Opsi (b) tidak tepat, karena dari tanda dan gejala yang muncul, klien terlihat
Soal 28 belum menerima kehilangan yang dialaminya.
Opsi (c) tidak tepat, karena dari tanda gejala yang muncul tidak menunjukkan
Seorang perempuan (25 tahun) merasa letih, lemah, pucat dan detak jantung tanda gejala tahap ini.
cepat setelah mendengar anaknya didiagnosa kanker otak. Opsi (d) tepat, karena dari tanda gejala yang muncul terlihat bahwa klien
Apakah tahap berduka yang dialami oleh klien ? mengingkari apa yang ia alami.
a. Anger Opsi (e) tidak tepat, karena dari tanda gejala yang muncul tidak menunjukkan
b. Accaptance tanda gejala tahap ini.
c. Depresi
d. Denial
e. Bergaining

Jawaban: d. Denial
Soal 12
Pembahasan:
Data fokus pada kasus : klien merasa letih, lemah, pucat dan detak jantung Seorang perempuan (49 tahun) mengalami luka bakar derajat III. Saat ini pasien
cepat, setelah mendengar anaknya didiagnosa dengan kanker otak. Sambil mengeluh lemah dan sering meminta minum. Hasil pemeriksaan perawat,
terisak menangis klien mengatakan "saya tidak percaya bahwa itu terjadi, itu frekuensi nadi : 124x/menit, kekuatan nadi: +1, tekanan darah: 95/55 mmHg,
tidak mungkin.” Klien juga mengatakan "kalau saja penyakit ini tidak menimpa mukosa mulut tampak kering, jumlah urin output 24 jam 200ml.
anak saya, tentu saya akan dapat mencurahkan seluruh kasih sayang saya.” Apakah masalah keperawatan yang tepat?
Dari pilihan jawaban : a. Kekurangan volume cairan

320
b. Gangguan eliminasi urin Opsi “Gangguan eliminasi urin” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk
c. Kelelahan diangkat menjadi diagnosa utama
d. Perfusi perifer tidak efektif Opsi “Kelelahan” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat
e. Inkontinensia urin menjadi diagnosa utama
Opsi “Perfusi perifer tidak efektif” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk
Jawaban: a. Kekurangan volume cairan diangkat menjadi diagnosa utama
Opsi “Inkontinensia urin” : Tidak terdapat data yang menunjang untuk diangkat
Pembahasan: menjadi diagnosa utama
DS : Sumber : SDKI, 2016
- pasien mengeluh lemah
- sering meminta minum (Haus terus menerus).
DO :
- frekuensi nadi: 124x/menit (takikardi)
- kekuatan nadi: +1 (lemah) Soal 27
- tekanan darah: 95/55 mmHg
- mukosa mulut tampak kering Seorang laki-laki (40 tahun) dirawat di RS Jiwa 5 hari yang lalu dikarenakan
- jumlah urin output 24 jam 200ml (volume urin menurun) marah-marah dan keluyuran kemana-mana. Hasil pengkajian : klien tampak
bicara sendiri, mondar-mandir, tertawa sendiri dan ketika ditanya klien
Berdasarkan data tersebut, maka masalah keperawatan yang tepat adalah mengatakan dirinya melihat sosok orang tua yang dianggap panutan dizaman
“Kekurangan Volume Cairan” (A). Definisi : Penurunan volume cairan dahulu kala.
intravaskuler, interstisial, dan / atau intraselular Apakah diagnosa keperawatan yang tepat ?
Tinjauan opsi lain : a. Isolasi sosial
b. Waham

321
c. Perilaku kekerasan Opsi (d) Tidak tepat, karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis
d. Resiko perilaku kekerasan resiko perilaku kekerasan,
e. Halusinasi Opsi (e) Tepat, karena pasien menunjukkan tanda dan gejala merasakan
stimulus yang sebenarnya tidak ada, dibuktikan dengan data : klien terlihat
Jawaban: e. Halusinasi bicara sendiri, mondar-mandir, tertawa sendiri dan ketika ditanya klien
mengatakan ia melihat sosok orang tua yang dianggap panutan dizaman dahulu
Pembahasan: kala
Data fokus pada kasus : klien terlihat bicara sendiri, mondar-mandir, tertawa
sendiri dan ketika ditanya klien mengatakan dirinya melihat sosok orang tua
yang dianggap panutan dizaman dahulu kala.
Diagnosa keperawatan pada kasus adalah halusinasi. Halusinasi adalah satu
gejala gangguan jiwa yang ditandai dengan perubahan sensori persepsi, Soal 35
merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau
penghiduan, pasien disini merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada Suspek TB MDR adalah orang dengan gejala TB dengan salah satu kriteria
(Keliat & Akemat, 2010). suspek TB MDR, kecuali...
Dari pilihan jawaban : a. Pasien TB dengan batuk dahak bercampur darah
Opsi (a) Tidak tepat, karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis b. Pasien TB gagal pengobatan kategori 2 (kasus kronik)
isolasi sosial, c. Pasien TB dengan riwayat kotak erat pasien TB MDR
Opsi (b) Tidak tepat, karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis d. Pasien TB dengan riwayat pengobatan TB di fasyenkes
waham, e. ODHA dengan gejala TB-HIV
Opsi (c) Tidak tepat, karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis
perilaku kekerasan, Jawaban: a. Pasien TB dengan batuk dahak bercampur darah

322
Pembahasan: b. Ketersediaan fasilitas layanan kesehatan
Suspek TB MDR adalah semua orang yang mempunyai gejala TB dengan salah c. Pendayagunaan tenaga kesehatan
satu atau lebih kriteria suspek dibawah ini: d. Pemerataan pelayanan kesehatan
1. Pasien TB yang gagal pengobatan kategori 2 (kasus kronik) e. Pengadaan tenaga kesehatan
2. Pasien TB tidak konversi pada pengobatan kategori 2.
3. Pasien TB dengan riwayat pengobatan TB di fasyankes Non DOTS. Jawaban: opsi E. Pendayagunaan tenaga kesehatan
4. Pasien TB gagal pengobatan kategori 1.
5. Pasien TB tidak konversi setelah pemberian sisipan. Pembahasan:
6. Pasien TB kambuh.
7. Pasien TB yang kembali berobat setelai lalai/default. Aspek pemerataan merupakan upaya distribusi Tenaga Kesehatan sesuai
8.Pasien TB dengan riwayat kontak erat pasien TB MDR dengan kebutuhan melalui
9. ODHA dengan gejala TB-HIV. proses rekrutmen, seleksi, dan penempatan. Pemerataan merupakan salah satu
aspek pendayagunaan, dimana aspek pendayagunaan terdiri dari pemerataan,
pemanfaatan, dan pengembangan;

Pendayagunaan merupakan bagian dari UU No. 36 tahun 2014 tentang tenaga


Soal 51 kesehatan sebagaimana yang terntum dalam pasal 23:
Pasal 23
Pemerintah daerah dapat membuka formasi untuk jabatan tenaga kesehatan (1) Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan
pada satuan unit kerja instansi daerah berkategori terdepan terluar, terpencil, pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
tertinggal, dan tidak diminati berdasarkan data Kementerian Kesehatan. wajib melakukan penempatan Tenaga Kesehatan setelah melalui proses seleksi.
Pembukaan formasi tersebut merupakan salah satu upaya …
a. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan

323
(2) Penempatan Tenaga Kesehatan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penempatan dengan penugasan khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara: sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.
a. pengangkatan sebagai pegawai negeri sipil;
b. pengangkatan sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja; atau Pemerintah daerah dapat membuka formasi untuk jabatan tenaga kesehatan
c. penugasan khusus. pada satuan unit kerja instansi daerah berkategori terdepan terluar, terpencil,
tertinggal, dan tidak diminati berdasarkan data Kementerian Kesehatan.
(3) Selain penempatan Tenaga Kesehatan dengan cara sebagaimana dimaksud Pembukaan formasi berdasarkan status wilayah tersebut merupakan salah satu
pada ayat (2), Pemerintah dapat menempatkan Tenaga Kesehatan melalui bentuk pemerataan sebagai bagian dari aktivitas pendayagunaan tenaga
pengangkatan sebagai anggota TNI/POLRI. kesehatan.

(4) Pengangkatan sebagai pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b serta penempatan
melalui pengangkatan Soal 50
sebagai anggota TNI/POLRI dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan. Kementerian Kesehatan berperan serta dalam meningkatkan kualitas hidup
masyarakat melalui agenda prioritas Kabinet Kerja atau yang dikenal dengan
(5) Penempatan Tenaga Kesehatan melalui penugasan khusus sebagaimana Nawa Cita.
dimaksud pada ayat (2) huruf c dilakukan dengan penempatan dokter Berikut adalah komponennya., kecuali …
pascainternsip, residen senior, pascapendidikan spesialis dengan ikatan dinas, a. Melakukan revolusi karakter bangsa
dan tenaga kesehatan lainnya. b. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
c. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
d. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional

324
e. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia merupakan nilai yang tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945 bukan bagian dari agenda prioritas Kabinet Kerja.
Jawaban: c. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia

Pembahasan:
Kementerian Kesehatan berperan serta dalam meningkatkan kualitas hidup
masyarakat melalui agenda prioritas Kabinet Kerja atau yang dikenal dengan
Nawa Cita, sebagai berikut:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan Soal 48
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola Sasaran utama program Posbindu PTM yang dibuat oleh KEMENKES RI
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. adalah …
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah a. kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15
dan desa dalam kerangka negara kesatuan. tahun ke atas
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan b. kelompok masyarakat sehat dan berisiko terkena penyakit tidak menular
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. c. penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. d. penyandang PTM berusia lansia
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional. e. Kelompok masyarakat beresiko dan penyandang PTM
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik. Jawaban: a. kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia
8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 15 tahun ke atas
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Pembahasan:

325
Sasaran utama program Posbindu PTM adalah: Pembahasan:
1. kelompok masyarakat sehat, Pengaturan Penanggulangan PTM dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 71
2. kelompok masyarakat berisiko dan tahun 2015 Pasal 2
3. penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas. ini bertujuan untuk:
a. melindungi masyarakat dari risiko PTM;
b. meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi dampak sosial, budaya, serta
ekonomi akibat PTM pada individu, keluarga, dan masyarakat; dan
c. memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan Penanggulangan PTM
yang komprehensif, efisien, efektif, dan berkelanjutan

Soal 47

Pengaturan penanggulangan PTM untuk meningkatkan kualitas hidup dan Soal 39


mengurangi dampak sosial, budaya, serta ekonomi akibat PTM pada individu,
keluarga, dan masyarakat terdapat dalam peraturan Menteri Kesehatan... Upaya pencegahan malaria adalah dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap
a. No. 71 tahun 2015 Pasal 2 resiko malaria, mencegah gigitan nyamuk, pengendalian fektor dan
b. No. 71 tahun 2016 Pasal 3 kemoprofilaksis.
c. No. 70 tahun 2015 Pasal 2 Obat yang digunakan untuk kemoprofilaksis malaria adalah ...
d. No. 71 tahun 2016 Pasal 2 a. Doksisiklin 100 mg/24 jam
e. No. 71 tahun 2015 pasal 3 b. Primakuin 0,25 mg/kgBB
c. Primakuin 0,5 mg/kgBB
JAwaban: a. No. 71 tahun 2015 Pasal 2 d. Artesunat IM 2,4 mg/kgBB
e. Kina HCL 25% 10mg/kgBB

326
Jawaban: a. Doksisiklin 100 mg/24 jam Pencegahan PTM merupakan pengendalian faktor resiko prilaku yang dapat
dirubah seperti merokok, kurang aktifitas fisik, minum alkohol dll terdapat
Pembahasan: dalam Permenkes RI no. 71 tahun 2015...
Upaya pencegahan malaria adalah dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap a. Pasal 8
risiko malaria, mencegah gigitan nyamuk, pengendalian vektor dan b. Pasal 6
kemoprofilaksis. c. Pasal 7
Pencegahan gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan kelambu d. Pasal 2
berinsektisida, repelen, kawat kasa nyamuk dan lain-lain. e. Pasal 3

Obat yang dapat digunakan untuk kemoprofilaksis adalah doksisiklin dengan Jawaban: a. Pasal 8
dosis 100mg/hari. Obat ini diberikan 1 hari sebelum bepergian, selama berada
di daerah tersebut sampai 4 minggu setelah kembali. Tidak boleh diberikan Pembahasan:
pada ibu hamil dan anak dibawah umur 8 tahun dan tidak boleh diberikan lebih Pasal 8
dari 6 bulan. (1) Penyelenggaraan Penanggulangan PTM melalui Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) dilaksanakan
Sumber: Buku Saku Tatalaksana Kasus Malaria (Kemenkes, 2018) dengan upaya pencegahan dan pengendalian.
(2) Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dititikberatkan pada
pengendalian faktor risiko PTM yang dapat diubah.
Faktor risiko perilaku yang dapat diubah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Meliputi:
a. merokok;
Soal 49 b. kurang aktifitas fisik;

327
c. diet yang tidak sehat;
d. konsumsi minuman yang beralkohol

328

Anda mungkin juga menyukai