TINJAUAN PUSTAKA
A. Kista Ovarium
1. Pengertian
Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik
dan non neoplastik. (Wiknjosastro, 2005)
Ovarium merupakan sumber hormonal wanita yang paling
utama, sehingga mempunyai dampak kewanitaan dalam pengatur proses
menstruasi. Ovarium terletak antara rahim dan dinding panggul, dan
digantung ke rahim oleh ligamentum ovari propium dan ke dinding panggul
oleh ligamentum infudibulo-pelvikum.Fungsinya sebagai tempat folikel,
menghasilkan dan mensekresi estrogen dan progesteron. Fungsi ovarium
dapat terganggu oleh penyakit akut dan kronis. Salah satu penyakit yang
dapat terjadi adalah kista ovarium. (Tambayong, 2002)
Ovarektomi adalah tindakan operatif untuk dilakukan
pengangkatan ovarium. (Wiknjosastro, 2005)
Jadi, dapat disimpulkan ovarektomi dextra atas indikasi kista
ovarium adalah suatu keadaan dimana pasien dilakukan operasi
pengangkatan ovarium bagian kanan karena adanya neoplasma jinak.
2. Anatomi Sistim Reproduksi Perempuan
Sistem reproduksi wanita terdiri atas organ reproduksi eksterna dan organ
reproduksi interna.
a. Organ genetalia eksterna
Organ reproduksi wanita eksterna sering disebut sebagai vulva yang
mencakup semua organ yang dapat dilihat dari luar, meliputi:
1) Mons veneris
Disebut juga gunung venus, menonjol ke bagian depan menutup
tulang kemaluan. Setelah pubertas, kulit monsveneris tertutup oleh
rambut ikal yang membentuk pola distribusi tertentu yaitu pada
wanita berbentuk segitiga.
2) Labia
Mayora Berasal dari monsveneris, bentuknya lonjong menjurus ke
bawah dan bersatu dibagian bawah. Bagian luar labia mayora terdiri
dari kulit berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar keringat, bagian
didalamnya tidak berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian
ini mengandung banyak ujung saraf sehingga sensitive saat
hubungan seks.
3) Labia minora
Merupakan lipatan kecil dibagian dalam labia mayora. Bagian
depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai
pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan seks
bertambah. Labia ini analog dengan kulit skrotum pada pria.
4) Klitoris
Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria.
Mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf, sehingga
sangat sensitif saat hubungan seks.
5) Hymen
Merupakan selaput yang menutupi bagian lubang vagina luar. Pada
umumnya hymen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah
menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan
kelenjar endometrium (lapisan dalam rahim)
6) Vestibulum
Bagian kelamin yang dibasahi oleh kedua labia kanan – kiri dan
bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia
minora. Pada bagian vestibulum terdapat muara vagina (liang
senggama), saluran kencing, kelenjar Bartholini, dan kelenjar
Skene.
7) Orifisium Uretra
Lubang atau meatus uretra terletak pada garis tengah vestibulum, 1
sampai 1,5 cm di bawah arkus pubis dan dekat bagian atas liang
vagina. Meatus uretra terletak di dua pertiga bagian bawah uretra
terletak tepat di atas dinding anterior vagina.
8) Orifisium Vagina
Terletak dibagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup
lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa
robekan.
9) Vagina
Vagina atau liang kemaluan merupakan suatu tabung yang dilapisi
membran dari jenis epithelium bergaris khusus, dialiri banyak
pembuluh darah dan serabut saraf. Panjang vagina dari vestibulum
sampai uterus adalah 7,5 cm. Bagian ini merupakan penghubung
antara introitus vagina dan uterus. Pada puncak vagina menonjol
leher rahim yang disebut porsio. Bentuk vagina sebelah dalam
berlipat – lipat disebut rugae. Vagina mempunyai banyak fungsi
yaitu sebagai saluran luar dari uterus yang dilalui secret uterus dan
aliran menstruasi, sebagai organ kopulasi wanita dan sebagai jalan
lahir.
10) Perinium
Perineum terletak diantara vulva dan anus, panjang perineum
kurang lebih 4 cm. Jaringan utama yang menopang perineum adalah
diafragma pelvis dan urogenital.
b. Alat Kelamin Dalam (Genetalian Interna)
Genetalia interna adalah alat reproduksi yang berada didalam dan tidak
dapat dilihat kecuali dengan cara pembedahan. Organ genetalia terdiri
dari
1) Rahim (Uterus)
Bentuk rahim seperti buah pir, dengan berat sekitar 30 gr. Terletak
di panggul kecil diantara rectum (bagian usus sebelum dubur) dan
di depannya terletak kandung kemih. Hanya bagian bawahnya
disangga oleh ligament yang kuat, sehingga bebas untuk tumbuh
dan berkembang saat kehamilan. Ruangan rahim berbentuk segitiga,
dengan bagian besarnya di atas. Dari bagian atas rahim (fundus) 14
terdapat ligament menuju lipatan paha (kanalis inguinalis), sehingga
kedudukan rahim menjadi kearah depan. Rahim juga merupakan
jalan lahir yang penting dan mempunyai kemampuan untuk
mendorong jalan lahir. Uterus terdiri dari :
a) Fundus uteri (dasar rahim) Bagian uterus yang terletak antara
pangkal saluran telur. Pada pemeriksaan kehamilan, perabaan
fundus uteri dapat memperkirakan usia kehamilan
b) Korpus uteri Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan,
bagian ini berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga
yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga
rahim.
c) Serviks uteri Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut
porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis
disebut ostium uteri internum. Lapisan – lapisan uterus meliputi
endometrium, myometrium, parametrium.
2) Tuba Fallopi
Tuba fallopi berasal dari ujung ligamentum latum berjalan kearah
lateral, dengan panjang sekitar 12cm. Tuba fallopi 15 merupakan
bagian yang paling sensitif terhadap infeksi dan menjadi penyebab
utama terjadinya kemandulan (infertilitas). Fungsi tuba fallopi
sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu menjadi saluran
spermatozoa dan ovum, mempunyai fungsi penangkap ovum,
tempat terjadinya pembuahan (fertilitas), menjadi saluran dan
tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu
menanamkan diri pada lapisan dalam rahim.
3) Indung Telur (Ovarium)
Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul, dan
digantung ke rahim oleh ligamentum ovari proprium dan ke dinding
panggul oleh ligamentum infundibulopelvicum. Indung telur
merupakan sumber hormonal wanita yang paling utama, sehingga
mempunyai dampak kewanitaan dalam pengatur proses menstruasi.
Indung telur mengeluarkan telur (ovum) setiap bulan silih berganti
kanan dan kiri.
4. Patofisiologi
Banyak tumor tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor
ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda yaitu akibat dari
pertumbuhan, aktivitas endokrin dan komplikasi tumor.
a. Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan
pembenjolan perut. Tekanan terhadap alat – alat disekitarnya
disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Apabila
tumor mendesak kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan
miksi, sedangkan kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di rongga
perut kadang – kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut serta
dapat juga mengakibatkan obstipasi edema pada tungkai.
b. Akibat aktivitas hormonal
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu sendiri
mengeluarkan hormon.
c. Akibat Komplikasi
1) Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit – sedikit sehingga berangsur – angsur
menyebabkan pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala –
gejala klinik yang minimal. Akan tetapi kalau perdarahan terjadi
dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan nyeri di perut.
2) Putaran Tangkai
Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih.
Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum
infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietal dan ini
menimbulkan rasa sakit.
3) Infeksi pada tumor
Terjadi jika di dekat tumor ada sumber kuman pathogen. Kista
dermoid cenderung mengalami peradangan disusul penanahan.
4) Robek dinding Kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada
saat persetubuhan. Jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul
secara akut, maka perdarahan bebas berlangsung ke uterus ke dalam
rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus
disertai tanda – tanda abdomen akut.
5) Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis
yang seksama terhadap kemungkinn perubahan keganasan. Adanya
asites dalam hal ini mencurigakan. (Wiknjosastro,2005)
Kista dermoid adalah tumor yang diduga berasal dari bagian ovum
yang normalnya menghilang saat maturasi. Asalnya tidak teridentifikasi
dan terdiri atas sel – sel embrional yang tidak berdiferensiasi. Kista ini
tumbuh dengan lambat dan ditemukan selama pembedahan yang
mengandung material sebasea kental, berwarna kuning, yang timbul dari
lapisan kulit. Kista dermoid hanya merupakan satu tipe lesi yang dapat
terjadi. Banyak tipe lainnya dapat terjadi dan pengobatannya tergantung
pada tipenya. (Smeltzer and Bare, 2001)
Pathways
Neoplastik
Genetik Non Neoplastik
Bahan karsinogik Peradangan
Menekan jaringan
Membentuk kista ovarium sekitar ovarium
blader, usus
Obstruksi usus
3. Rencana Keperawatan
Menurut Doengoes, alih bahasa Ester (2000) adalah :
a. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya massa.
Tujuan : rasa nyaman terpenuhi dan tidak terasa nyeri
Kriteria :
1) Mengungkapkan berkurangnya nyeri.
2) Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat.
No Intervensi Rasional
1. Kaji kebiasaan makan pasien. Kebiasaan makan pasien menentukan
asupan makanan pasien.
2. Kaji kembali penyebab Validasi data untuk menentukan
gangguan kebutuhan nutrisi. intervensi lebih lanjut.
3. Timbang berat badan setiap 3 Berat badan sebagai salah satu
hari jika kondisi pasien indikator gangguan nutrisi.
memungkinkan.
4. Identifikasi makanan kesuaan Meningkatkan nafsu makan dan
pasien dan berikan makanan meningkatkan asupan makanan.
kesukaannya selama tidak
bertentangan dengan program
diet.
5. Berikan makanan dalam Meningkatkan nafsu makan.
keadaan hangat, bersih.
6. Bantu pasien makan jika tidak Memenuhi kebutuhan nutrisi.
mampu melakukannya sendiri.
7. Observasi tekanan darah, nadi Tekanan darah yang rendah salah
setiap 4 jam. satu indikator kekurangan nutrisi.
8. Observasi secara rutin setiap Menentukan perkembangan status
hari tanda – tanda kekurangan nutrisi.
nutrisi : kojungtiva, sclera,
tonus otot, LLA.
9. Catat intake makanan pasien. Menilai kebutuhan nutrisi pasien.
10. Monitor Hb Albumin dengan Menentukan perkembangan status
kolaborasi medis. pasien.
11. Laksanakan program Meningkatkan asupan makanan
pengobatan seperti pemberian pasien.
vitamin, obat anti emetic, obat
peningkatan nafsu makan.
12. Lakukan oral hygine. Meningkatkan nafsu makan.
13. Kolaborasi dalam pemasangan Meningkatkan intake makanan.
NGT.
14. Berikan pendidikan kesehatan Meningkatkan pengetahuan.
tentang anemia, diet.
No Intervensi Rasional
1. Kaji kembali tanda – Data dasar untuk menentukan
tanda perfusi jaringan perkembangan status pasien
2. tubuh. Merupakan indiukasi
Observasi keadaan kulit : gangguan perfusi jaringan.
suhu, turgor, kelembaban
3. setiap hari. Adekuatnya nutrisi akan
Catat intake nutrisi. meningkatkan nilai Hb dan
eritrosit.
4. Gangguan perfusi biasanya
Ukur tanda vital setiap 8 didapatkan penurunan tekanan
jam : tekanan darah, darah, peningkatan
5. pernafasan, nadi dan pernafasan.
suhu. Jalan nafas yang efektif
Kaji dan observasi jalan mempermudah masuknya
6. nafas pasien. oksigen kedalam paru – paru.
Pengisian kapiler menentukan
7. Observasi capilary refill efektif tidaknya perfusi
pasien setiap 8 jam. jaringan.
8. Atur posisi pasien dengan Meningkatkan keefektifan
semifowler. pernafasan.
9. Berikan oksigen sesuai Meningkatkan suplai oksigen.
program.
10 Observasi darah lengkap Hb berfungsi mengangkut
dan Hb. oksigen keseluruh jaringan.
11. Lakukan latihan Meningkatkan sirkulasi darah.
ekstremitas sesuai
12. kemampuan Meningkatkan eritrosit dan
Kolaborasi dalam Hb.
pemberian transfusi
darah. Fungsi pernafasan dan
Kaji fungsi pernafasan kardiovaskuler merupakan
dan kardiovaskular organ yang penting dalam
dengan kolaborasi tim pengangkutan oksigen.
medis.