Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit Umum St. Elisabeth merupakan unit pelayanan kesehatan yang padat
modal dan padat karya dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam dunia kesehatan
berkembang dengan pesat. Untuk itu kualitas pelayanan dan pemenuhan sarana
dan prasarana perlu mendapat perhatian agar pasien yang dilayani merasa puas.

Bidang Pelayanan adalah merupakan wadah struktural yang berada langsung


dibawah direktur rumah sakit yang memiliki peran penting dalam mengelola pelayan
sesuai dengan visi misi dan falsafah Rumah Sakit Umum St. Elisabeth.

Bidang Pelayanan dalam bekerja dibantu oleh Seksi Pelayanan Medis dan Seksi
pelayanan Keperawatan, sehingga diharapkan profesionalisme dalam bekerja dapat
selalu dilaksanakan dengan baik

B. Ruang Lingkup

Pedoman bidang pelayanan memiliki ruang lingkup meliputi:

1. Pelayanan keperawatan dan kebidanan

2. Pelayanan Medis

C. Batasan Operasional

1. Bidang pelayanan adalah tenaga struktural Rumah Sakit yang bertanggung


jawab dalam pelayanan medik dan keperawatan.

2. Seksi Pelayanan Keperawatan merupakan bagian dari bidang pelayanan yang


bertanggung jawab untuk pelayanan keperawatan dan kebidanan yangm
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang mencakup
biopsikososialspiritual yang komprehensif.

3. Seksi Pelayanan Medis Merupakan bagian dari bidang pelayanan yang


bertanggung jawab untuk pelayanan medik yang meliputi pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan pada pasien.

4. Keselamatan pasien merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat


asuhan pasien lebih aman.

1
5. Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja/
aktifitas karyawan lebih aman.

D. Landasan Hukum

1. Undang Undang nomer 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang Undang nomer 29 tahun 2004 tentang Praktek kedokteran

3. Undang Undang nomer 38 tahun 2014 tentang Keperawatan

4. Undang Undang nomer 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

5. Keputusan Menteri Kesehatan No 631 /MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman


Peraturan Internal Rumah sakit

6. Peraturan Menteri Kesehatan No 1438/MENKES/2010 tentang standar


Pelayanan Kedokteran.

7. Peraturan MenteriKesehatah No 1419/MENKES/PER/X/2005 tentang


Penyelenggaraan praktek dokter dan dokter Gigi

8. Peraturan Menteri Kesehatan No 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang


keselamatan Pasien Rumah Sakit

2
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

Bidang Pelayanan merupakan wadah struktural organisasi yang memiliki ketenagaan


sebagai berikut:

 Kepala Bidang pelayanan

 Kepala Seksi pelayanan Medis

 Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

NAMA JABATAN PENDIDIKAN PENGALAMAN PELATIHAN JUMLAH


KERJA TENAGA
Bidang SI/S2 kedokteran 5 Tahun Manajemen 1
pelayanan

Seksi pelayanan S1/ S2 Kedokteran 5 Tahun Manajemen 1


Medis

Seksi Pelayanan S1/S2 5 Tahun Manajemen 1


keperawatan Keperawatan

B. Distribusi Ketenagaan

Berdasarkan SK Direktur nomer :661/SK/DIR/E/V/2015 Maka distribusi ketenagaan


bidang pelayanan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Bidang Pelayanan : dr Junaedi Purwanto

2. Kepala Seksi Pelayanan Medis : dr Evelyn Diantika Maranantan

3. Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan : Ns. Chatarina Sri Kartini, S.Kep

C. Pengaturan Jaga

Kepala Bidang Pelayanan Medis, Kepala Seksi Pelayanan Medis dan Kepala Seksi
Pelayanan Keperawatan bertugas sesuai jam kerja yang diberlakukan di Rumah
Sakit Umum St. Elisabeth Purwokerto.

3
BAB III

STANDAR FASILITAS

Agar pelaksanaan tugas di Bidang pelayanan berjalan sesuai dengan yang


diharapkan, sangat diperlukan fasilitas serta peralatan yang memadai untuk menunjang
kegiatannya. Bidang Pelayanan menempati ruangan yang berada di lantai 5 dimana
ruang ditempatkan berdekatan dengan jajaran direksi sehingga koordinasi lebih cepat
dan tepat. Adapun letak ruang kepala seksi keperawatan dan kepala seksi pelayanan
medis ada di lantai 4. Kondisi ruangan memenuhi syarat kesehatan serta nyaman,
karena dilengkapi dengan AC dan alat penerangan yang memadai sesuai dengan luas
ruangan.

A. Denah Ruangan

1. Ruang Kepala bidang Pelayanan

C
A

Keterangan A : Meja, B : Kursi C : Rak Buku

2. Ruang Kepala Seksi Pelayanan

B. Standar Fasilitas

1. Kantor Kepala Bidang Pelayanan (lantai 5)

 Meja almari dan kursi

4
 1 set Komputer

 Rak Buku

 Telepon

 White board

2. Kantor Kepala Seksi keperawatan ( dilantai 4 )

 Meja almari dan kursi : 4 set

 1 Set Komputer :1

 Printer :1

 Telepon :1

 Almari Buku :3

 Almari excel :3

 Whiteboard :1

 Tempat arsip data karyawan :1

 Kursi sofa :1

 Patung Maria/ Theresia : 1/1

 Rak meja :1

 Pigura struktur organisasi :3

 Jam dinding :1

5
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

Bidang pelayanan dalam melakukan kegiatan dibantu oleh kepala seksi keperawatan
dan seksi pelayanan medis. adapun tatalaksana kegiatan sebagai berikut:

1. Konsep dasar pelayanan

a. Menyusun petunjuk teknis pelaksanan program atau kebijakan yang dibuat oleh
direktur untuk pelaksanaan pelayanan.

b. Menyusun standar pelayanan dan Standar Prosedur Operasional dalam


pelayanan terhadap pasien.

c. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dirumah sakit dengan


standar yang telah ditentukan.

d. Membuat program pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan


pelatihan baik secara internal maupun eksternal dengan bekerja sama bagian
diklat rumah sakit.

e. Menyelesaiakan permasalahan yang ada dalam pelayanan yang belum dapat


diselesaiakan ditingkat unit.

2. Monitoring dan Evaluasi


a. Melakuakan evaluasi terhadap kegiatan pelayanan dengan bantuan supervisi

b. Melakukan penilaian kinerja terhadap staf maupun tenaga yang ada


dibawahnya.

3. Pengembangan pelayanan
a. Bekerja sama dengan staf direksi untuk mengevaluasi pelayanan yang ada dan
membuat perencanaan pengembangan pelayanan.

b. Melakukan kerja sama dengan instansi diluar rumah sakit untuk


Pengembangan

4. Prosedur dasar dalam membantu teknis pelaksanaan di unit pelayanan meliputi unit:

a. IGD
b. Rawat Inap
c. Rawat jalan
d. ICU
e. Kamar bedah

6
BAB V

LOGISTIK

Pengelolaan alat tulis kantor meliputi pemesanan, pengambilan, penyimpanan dan


pencatatan.

Mekanisme pengadaan alat tulis kantor di bidang pelayanan adalah sebagai berikut :

1. Petugas dibidang pelayanan membuat pesanan alat tulis kantor yang diperlukan
dengan menulis di buku belanja.

2. Buku belanja dibawa kebagian gudang/logistik untuk dimintakan sesuai pesanan


dalam tulisan.

3. Petugas gudang/logistik segera menyiapkan permintaan tersebut dan petugas


membawa ke bagian bidang pelayanan, bila yang diminta tidak ada maka petugas
logistik akan mencatat di buku dan akan membelanjakan lebih dahulu, bila barang
sudah ada akan diberitahu.

Daftar logistik barang

NO PERSEDIAAN BARANG JUMLAH BARANG


1 Kertas HVS 1
2 Bolpoint 5
3 Cutter dan isinya 1
4 Stappler dan isinya 1
5 Spidol Whiteboard 1
6 Amplop 1

RUMAH TANGGA
1 Tissue 1
2 Sabun Cuci tangan 1

7
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Keselamatan pasien (patent safety) merupakan suatu sistem dimana Rumah Sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assesmen resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.

Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan


oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan.

B. Tujuan

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat

3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) dirumah sakit

4. Terlaksananya program program pencegahan sehingga tidak terjadi


pengulangan kejadian tidak diharapkan

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien

1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan


keperawatan.

2. Terdapat perawat yang memahami mengenai keselamatan pasien.

3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan


sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan (KTD).

4. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap baik berupa status maupun
gelang identitas.

5. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas,


tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.

6. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.

7. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan yaitu :

8
a. Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien

b. Insidens pasien jatuh

c. Insidens kesalahan pemberian obat

d. Insidens kesalahan persiapan operasi

e. Insidens Kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang

8. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien

9
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian

Keselamatan kerja merupakan suatu sistem yang membuat kerja/ aktifitas karyawan
di rumah sakit lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.

B. Tujuan

1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di Rumah Sakit Umum St. Elisabeth.

2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

3. Memeperoleh keserasian antara kerja, alat kerja, lingkungan,cara dan proses


kerjanya.

4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya


kecelakaannya menjadi lebih tinggi.

C. Tatalaksana Keselamatan Karyawan

1. Setiap petugas medis dan non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi
yaitu :

a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.

b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kaca mata, sepatu boot/alas


kaki tertutup, celemek, masker dll ) terutama bial terdapat kontak dengan
spesimen pasien yaitu urine, darah, muntah,sekret dll

c. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien sesuai


prosedur yang ada misal : memasang katheter, menyuntik, menjahit luka,
memasang infus.dll

d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani


pasien.

2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius

3. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :

a. Dekontaminasi dengan larutan klorin

b. Pencucian dengan sabun

10
c. Pengeringan

4. Menggunakan baju kerja yang bersih.

5. Melakukan upaya upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :

a. HIV/AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi )

b. Flu Burung. Kewaspadaan standar karyawan /petugas IGD dalam


menghadapi penderita dengan dugaan flu burung.

c. Hepatitis B/C (sesuai prinsip pencegahan infeksi )

11
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Mutu di bidang pelayanan dapat dilihat dari hasil kinerja staf medis dan keperawatan,
kebidanan yang mengutamakan keselamatan pasien. Indikator mutu untuk bidang
Pelayanan adalah :

1. Angka KTD yang diakibatkan oleh staf medis dan keperawatan kebidanan.

2. Kejadian pelanggaran etik dan disiplin yang dilakukan oleh staf medis dan
keperawatan kebidanan.

3. Kejadian pelanggaran yang dilakukan oleh staf medis dan keperawatan kebidanan
yang bekerja tidak sesuai peraturan/ kebijakan rumah sakit.

4. Kejadian tersebut akan dilaporkan dan dievaluasi oleh bidang pelayanan sebagai
laporan pertanggungjawaban tahunan.

12
BAB IX

PENUTUP

Keselamatan pasien dan pelayanan yang memuaskan sesuai dengan visi dan misi
rumah sakit merupakan tolak ukur dari kegiatan bidang Pelayanan. Kerja sama dan
koordinasi dengan semua unit perlu selalu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam bekerja juga sesuai dengan standar dan peraturan yang ada di rumah sakit.

Oleh karena itu dengan adanya buku pedoman ini diharapkan penyelenggaraan
pelayanan di Rumah Sakit Umum St. Elisabeth akan berjalan dengan baik dan lancar.

Semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.

13

Anda mungkin juga menyukai