Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
dan gawat darurat. kelengkapan fasilitas salah satunya Instalasi
Rawat Inap Ruangan Kebidanan RSUD Tobelo.
Ruangan Kebidanan RSUD Tobelo memiliki 3 kategori kelas
yaitu kelas I, II dan III masing-masing memiliki fasilitas berbeda-
beda tetapi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien
dilakukan secara merata. Ruangan Kebidanan merupakan
ruangan rawat inap pasien Kebidanan yang memberikan
pelayanan untuk kegiatan Persalinan, pre operasi, pasca operasi
maupun perawatan. Pelayanan Kebidanan merupakan proses
kegiatan natural dan berurutan yang dilakukan oleh Bidan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien. Kegiatan pelayanan
kebidanan dilakukan untuk meningkatkan upaya kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan dan
pemeliharaan kesehatan.
Bentuk kegiatan pelayanan kebidanan terdiri dari kegiatan
pelayanan kebidanan langsung dan kegiatan pelayanan kebidanan
tidak langsung. Kegiatan pelayanan kebidanan langsung
merupakan kegiatan pelayanan kebidanan yang langsung
berhubungan dengan pasien dalam rangka memenuhi kebutuhan
bio-psiko-sosial-spiritual sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan. Jenis pelayanan kebidanan langsung seperti
pengkajian data meliputi anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik,
dan membaca dokumentasi kebidanan, merumuskan diagnosa
kebidanan menyusun rencana pelayanan dan melakukan tindakan
kebidanan langsung.

1
Kegiatan pelayanan kebidanan tidak langsung adalah kegiatan
tidak langsung yang berhubungan dengan pasien tetapi ada
kaitannya dengan kegiatan pasien diruangan seperti: mengisi dan
melengkapi formulir pasien, membuat catatan asuhan kebidanan,
mengisi lembaran phlebitis , menyiapkan tempat tidur pasien
baru, koordinasi/ interaksi dengan sesama Bidan, dokter atau
bagian lain mengenai pasien, menyiapkan dan membersihkan alat.
Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo (RSUD) Kabupaten
Halamahera Utara adalah rumah sakit tipe C non pendidikan dan
menjadi Rumah sakit rujukan regional di Provinsi Maluku utara.
Rumah Sakit ini mempunyai visi ” Menjadi Rumah Sakit
Rujukan terakreditasi yang terdepan dalam pelayanan
kesehatan paripurna dan inovatif di Maluku Utara tahun 2026”
dalam menjalankan visi dan misinya Rumah Sakit ini selalu
mengoptimalkan pelayanan yang memenuhi indikator mutu
pelayanan di Rumah Sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) terletak di Jl. Landbouw,
Kecamatan Gamsungi, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi
Maluku Utara, Jam pelayanan 24 jam, melayani pasien umum dan
pasien dengan jaminan kesehatan. Untuk mewujudkan pelayanan
kebidanan yang bermutu di RSUD tobelo, maka di susunlah
pedoman pelayanan unit ruang kebidanan ini dengan harapan
dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan.

A. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya Ruangan Kebidanan sebagai instalasi rawat inap
yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi
kedokteran secara efektif dan efisien agar tercapai pelayanan
kesehatan yang optimal, serta dapat dijangkau oleh
masyarakat yang membutuhkan.

2
2. Tujuan Khusus.
1. Mengetahui standar ketenagaan di Instalasi Rawat Inap
Ruangan Kebidanan RSUD Tobelo
2. Mengetahui standar Fasilitas di Instalasi Rawat Inap
Ruangan Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo.
3. Mengetahui Tata Laksana pelayanan di Instalasi Rawat Inap
Ruangan Kebidanan RSUD Tobelo.
4. Mengetahui penyediaan logistik di Instalasi Rawat Inap
Ruangan Kebidanan RSUD Tobelo.
5. Mengetahui Keselamatan pasien dalam pelayanan di
Instalasi Rawat Inap Ruangan Kebidanan RSUD Tobelo.
6. Mengetahui pengendalian mutu pelayanan di Instalasi Rawat
Inap ruang kebidanan RSUD Tobelo.
A. RUANG LINGKUP PELAYANAN
1. Ruang Lingkup pelayanan instalasi rawat inap ruang
kebidanan yang berkaitan dengan profesi lainya terdiri dari :
a. Staf Medis
b. Staf Perawat/Bidan
c. Staf Farmasi
d. Staf Rehabilitasi Medis
e. Staf Gizi
1. Ruang lingkup unit kerja yang terkait pelayanan Ruangan
Kebidanan adalah :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Care Unit
d. Instalasi Bedah Sentral
e. Instalasi Rawat Inap kebidanan terdiri dari :
1. Ruang Tindakan
2. Ruang Perawatan Kebidanan
 Kls I ( 4 Ruang )
 Kls II ( 2 Ruang)

3
 Kls III ( 2 Ruang)
A. BATASAN OPERASIONAL
Instalasi Rawat Inap Ruangan Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah Tobelo buka selama 24 jam non stop yang menerima
pasien dari : Instalasi Gawat Darurat, Poliklinik, Instalasi Bedah
Sentral, ICU, dan Instalasi Rawat Inap lainnya.

B. LANDASAN HUKUM
Sebagai dasar dikeluarkanya surat keputusan ini adalah
ketentuan dalam bidang kesehatan terutama yang menyangkut
hak pasien dan keluarga, serta kewajiban staf rumah sakit yang
terlibat dalam pelayanan pasien dalam memenuhi kebutuhan
pasien sebagai berikut :
1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Kepmenkes RI Nomor 1045 tahun 2006 tentang pedoman
organisasi Rumah Sakit
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga
kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
370/Menkes/SK/III/2207 Tentang Standar Profesi Ahli
Teknologi Instalasi Rawat Inap Kesehatan
6. Kepmenkes RI Nomor 1457/Menkes/SK/XII/2003 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten
atau Kota
7. Kepmenkes RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

N
Jmlah Tenag
o Nama Pendidika Sertifikas Ketera
Kebu a yang
Jabatan n i ngan
tuhan Ada
1 Kepala D IV 1 1 Cukup
Ruangan Kebidanan
2 Ketua D III 2 2 Cukup
Tim Kebidanan
3 Bidan D IV/ D III 25 25 Cukup
Pelaksan Kebidanan
a
4 Cleaning SMA 2 2 cukup
Service
Total 28 28 cukup

B. Distribusi Ketenagaan
Kepala ruangan Kebidanan, staf (Bidan pelaksana), administrasi
Ruangan Kebidanan.

C. Pengaturan Jaga
Ruangan Kebidanan dalam pengaturan jam dinas dibagi menjadi
3 shift dimana :
1. Shift I dinas mulai Jam 08.00 wit s/d jam 14.00 wit
2. Shift 2 dinas mulai Jam 14.00 wit s/d jam 20.00 wit
3. Shift 3 dinas mulai Jam 20.00 wit s/d jam 08.00 wit

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

1. Denah Ruang

Denah Ruang Rawatan Inap Kebidanan

2. Standar Fasilitas
Rawat inap ruang Kebidanan RSUD Tobelo terletak di tengah-
tengah bangunan gedung RSUD Tobelo. Rawat inap ruang Kebidanan
menempati luas bangunan 2.741,11 meter persegi, sebagai sarana
pendukung dalam memberikan informasi diagnostik Rawat inap
ruang Kebidanan juga dilengkapi dengan sarana prasarana alat medis
yang terstandar.

6
Tersedianya air bersih yang diperoleh dari Perusahan Daerah
Air Minum di monitor secara kontinue untuk memastikan kadar air
yang digunakan untuk pemeriksaan memenuhi syarat baku mutu air.
Listrik di suplai dari PLN dengan sumber listrik yang belum
stabil dan tegangan yang belum konstan sehingga masih terdapat
aliran listrik yang belum stabil sehingga perlu dibantu dengan
Generator UPS untuk menstabilkan aliran listrik. Hal ini diperlukan
supaya pemeriksaan tidak terhenti mengingat Ruangan Kebidanan
RSUD Tobelo memberikan pelayanan 24 jam. Pemantauan kestabilan
voltage secara kontinue dilakukan agar alat-alat yang ada di Ruangan
Kebidanan dapat digunakan dengan baik dan hasil yang dikeluarkan
juga akurat.
1. Fasilitas Sarana
Fasilitas batasan sarana Ruangan Perawatan Kebidanan dengan
bagian lain meliputi :
Bagian barat : berhadapan dengan Ruang Perawatan Bedah.
Bagian Utara : bersebelahan Ruangan VK/OK Isolasi, Melati II
Bagian Selatan: bersebelahan dengan Ruangan Perawatan
Internis
Bagian timur : berhadapan dengan Laboratorium

2.Fasilitas Prasarana Penunjang


Fasilitas Prasarana untuk menunjang kegiatan Instalasi Rawat
Inap Ruangan Perawatan Kebidanan meliputi;

NO RUANGAN FASILITAS JUMLAH

Lemari besi 1
Bangku Panjang 2
Meja kayu 3
AC 1
Kursi 4
1 Nursestation 1
Ruangan petugas Computer MIRSA 1
Troli 1
Dopler 3
Tensi clock 3

7
stetoskop 1
Tempat sampah infeksius 1
Tempat sampah non infeksius 1
Sofa bed 1
Tempat tidur 3
Kasur 3
2 VK Bantal 2
Kursi 3
Meja pasien 2
Lemari kaca 1
Troli 3
Partus set 3
Hekting set 2
Kuret set 2
Vakum set 1
Bengkok besar 3
Pis pot 2
Kom besar 2
Kom kecil 5
Alat resusitasi 1
Tromol kecil (t4 kapas) 1
Tromol sedang (t4 Kasa ) 3
Emergensi kit 1
Lampu sorot 1
AC 1
Tempat sampah infeksius 1
Tempat sampah non infeksius 1
sampiran 5

Tempat tidur 4
Kasur 4
Meja pasien 4
3 Kelas I Kursi 4
Sampiran 6
Kamar mandi 2
Tempat tidur 4
Kasur 4
Meja pasien 4
4 Kelas II Meja lipat 4
Kursi 4
sampiran 8

8
Kamar mandi 2
Tempat tidur 12
Kasur 12
Kelas III Meja pasien 12
Meja lipat 12
Tiang infus 12
Kursi 12
5
Bangku tunggu 2
sampiran 22
Kamar mandi 4

BAB IV

9
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PELAKSANAAN PENERIMAAN PASIEN


1. Pasien tiba diruang kebidanan diantar oleh petugas
perawat /bidan poliklinik/ perawat Instalasi Gawat Darurat.
2. Sampai diruang kebidanan, bidan melakukan verifikasi pasien
(nama, tanggal lahir dan No RM) sambil mencocokkan dengan
status pasien dan gelang pasien bila sudah terpasang .
3. Bidan melakukan asesmen awal pasien (berdasarkan kasus
pasien )
4. Bidan melakukan pengkajian awal yang terdiri dari keluhan
utama, tanda-tanda vital, pengkajian nyeri, pengkajian Riwayat
pasien jatuh jatuh, riwayat kesehatan lain, untuk kasus
ditambah riwayat kebidanan. Sedangkan pasien yang berasal
dari IGD/poli klinik maka Bidan meneruskan asesmen /
pengkajian awal dari pengkajian fisik sampai dengan masalah
kebidanan yang timbul dan didokumentasikan disertai dengan
tanda tangan dan nama lengkap Bidan yang mengkaji.
5. Bidan melakukan orientasi pada pasien dan keluarga tentang
petugas yang akan merawat, waktu konsultasi dan visite
dokter, hak dan kewajiban, dan fasilitas ruangan.
6. Dokter melakukan asesmen awal Medis di lembar anamnese
dan pemeriksaan fisik oleh dokter yang terdiri dari :
1) Subyek yang terdiri dari keluhan utama pasien, anamnesa
2) Objek yang terdiri dari pemeriksaan fisik head to toe ,tanda
tanda vital.
3) Assesman : diagnosis yang di dapatkan , diagnose banding
bila ada
4) Planning : tindakan /pengobatan yang diberikan.
7. Bidan melakukan pengkajian sesuai dengan masalah pasien.
8. Tentukan diagnose pasien, buat rencana pelayanan
berdasarkan skala prioritas (mulai dari keadaan umum pasien,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang ) kolaborasikan

10
dengan dokter penanggung jawab pasien (DPJP) yang merawat
untuk tindakan medis, pemberian terapi dan tindakan
pelayanan selanjutnya atau kolaborasikan dengan tim
kesehatan lain bila diperlukan.
9. Informasikan/berikan edukasi kepada keluarga/pasien untuk
ikut dalam pengambilan keputusan untuk pelayanan
selanjutnya dan didokumentasikan.

B. PELAKSANAAN ORIENTASI PASIEN


 Pasien dilakukan orientasi pada saat masuk dalam ruang
kebidanan yang meliputi :
a. Perkenalan terhadap bidan jaga
b. Memperkenalkan Ruang perawatan yang ditempati pasien
c. Menjelaskan dokter penanggung jawab pasien ( DPJP)
terhadap pasien
d. Menjelaskan cara penggunaaan peralatan seperti :
 Cara operasional tempat tidur
 Jam visite dokter
 Jam berkunjung
 Jam makan pasien
 Jam tindakan rutin
 Tanda resiko jatuh
 Kamar mandi

A. PELAKSANAAN PEMBERIAN ASUHAN PASIEN


1. Melakukan asesmen pasien baik asesmen medis dan asesmen
keperawatan atau asesmen lainya sesuai kebutuhan.
2. Melakukan penegakan diagnosa baik medis dan keperawatan
atau kebidanan
3. Membuat NCP ( Nursing Care Plant).
4. Melaksanakan tindakan baik tindakan dependen atau
independen.

11
5. Melakukan evaluasi (SOAP).
6. Dan melakukan dokumentasi asuhan pada Rekam Medis
pasien

D. PELAKSANAAN PERAWATAN PASIEN


1. Observasi kondisi pasien setiap shiif atau sesuai kebutuhan
2. Pantau in take dan out put pasien
3. Berikan penjelasan kepada pasien atau keluarga tentang
kondisi maupun tindakan yang akan dilakukan
4. Identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan
5. Komunikasi efektif melalui metode S-BAR
6. Pengawasan penggunaan obat di ruangan
7. Pelaksanaan operasi sesuai prosedur
8. Mencegah infeksi nosokomial dengan cuci tangan sesuai
standar WHO
9. Mencegah pasien jatuh
10. Kolaborasi dengan dokter dan tim kesehatan yang lain

A. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


NO JUDUL PROSEDUR TETAP
1 Menerima pasien baru
2 Memasang infuse
3 Melepas infuse
4 Mengukur suhu badan
5 Menghitung nadi
6 Menghitung pernapasan
7 Mengukur tekanan darah
8 Memberikan obat Injeksi secara IV
9 Memberikan obat intra kutan
10 Memberikan obat Muskular
11 Pemberian obat oral
12 Memberikan obat-obatan sub kutan
13 Memotong kuku

12
14 Melepas/Mencabut dawer cateter
15 Memasang dawer cateter
16 Lima momen
17 Alur pelaporan luka tertusuk jarum
18 Etika batuk
19 Membersihkan ruang rawat inap biasa (non infeksius)
20 Penanganan tumpahan darah/cairan tubuh lainnya
21 Penatalaksanaan tertusuk jarum/benda tajam
22 Memberikan injeksi insulin
23 Mengganti alat tenun dengan pasien diatas tempat tidur
24 Mengganti Balut/Verban
25 Menjemput pasien pasca operasi di kamar operasi
26 Pemberian obat melalui vagina
27 Prosedur tetap kebersihan tangan
28 Pemberian O2
29

13
BAB V
LOGISTIK

A. PENGERTIAN
Manajemen Ruangan Perawatan Kebidanan dan unit pelayanan
lain yang terlibat dalam penggunaan asesmen pasien merupakan
penyelenggaraan pengurusan bahan habis pakai dan formulir-
formulir pendukung terhadap kebutuhan asesmen pasien dan
barang untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di rumah sakit secara
teratur dalam kurun waktu tertentu secara cermat dan tepat dengan
biaya seefisien mungkin.

A. TUJUAN
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material
dalam jumlah yang tepat dan kualitas yang baik pada waktu
yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional di atas
tercapai, dengan biaya yang rendah.
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh
gangguan yang menyebabkan hilang atau kurang, rusak,
pemborosan, penggunaan tanpa hak sehingga dapat
mempengaruhi pembukuan atau sistem akuntansi.

A. SYARAT MANAJEMEN LOGISTIK


1. Sirkulasi pengeluaran bahan atau barang berdasar metode
FIFO (First In First Out).
2. Fasilitas penyimpanan terstandar (bersih dan suhu sesuai).
3. Stok bahan atau barang tersedia dalam kurun waktu tertentu
4. Menjaga kualitas bahan tetap terjamin.
5. Adanya sistem pencatatan.
A. KEGIATAN LOGISTIK DI INSTALASI
Pemesanan bahan/barang bahan habis pakai secara periodik dan
sesuai dengan kebutuhan ruangan.

14
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

1. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah sistim yang sudah dijalankan dirumah
sakit untuk memberikan jaminan keselamatan pasien sehingga
kepercayaan pasien terhadap pelayanan di Instalasi Rawat Inap
meningkat. Keselamatan pasien termasuk asesmen resiko
pasien.Pelaporan setiap kali terjadi insident dianalisis dan ditindak
lanjuti dengan implementasi yang dapat berulangnya kembali
insident tersebut sehingga dapat meminimalkan resiko terhadap
pasien.

1. TUJUAN
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh tindakan pelayanan yang tidak seharusnya atau
seharusnya dikerjakan tidak dilaksanakan, Selain itu agar tercipta
budaya keselamatan pasien.

1. Tata Laksana Keselamatan Pasien di Ruang Kebidanan.


a. Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan
pasien harus diterapkan.
Standar tersebut sebagai berikut :
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien.
e. Peran bidan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
f. Mengikut sertakan bidan dalam pelatihan tentang
peningkatan keselamatan pasien.

15
g. Komunikasi yang merupakan kunci bagi bidan untuk
mencapai peningkatan keselamatan pasien.
1. Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit.
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
a. Identifikasi pasien (Patient Identification) adalah prosedur
pencatatan identitas diri pasien yang masuk ke Rumah Sakit
Umum Daerah Tobelo, termasuk bayi yang baru lahir.
b. Identifikasi pasien dewasa adalah pencatatan identifikasi diri
pasien dan pemberian tanda berupa gelang nama pada
tangan yang memuat minimal : nama pasien, nomor rekam
medis atau tempat tanggal lahir.
2. Peningkatan Komunikasi Efektif Antar Perawat Dan Tenaga
Kesehatan Lainnya
Komunikasi verbal antar perawat dan staf yang terkait lainnya,
yang mampu mengurangi kesalahan dan meningkatkan
keselamatan pasien selama dalam perawatan di rumah sakit
melalui pemberian informasi yang tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas dan dipahami oleh penerima pesan
3. Peningkatan Keamanan Obat Dengan Kewaspadaan Tinggi
(High Alert Medication)
Obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang secara
signifikasi berisiko membahayakan pasien bila digunakan
dengan salah atau pengelolaan yang kurang tepat.
4. Kepastian Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
Rumah sakit harus mempunyai metodologi identifikasi dan
verifikasi pemberian tanda pada lokasi operasi (Site Marking)
berdasarkan diagnosis dan tepat pasien.
5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Hand
Hygiene)
a. Cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu secara
mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah
mikroorganisme sementara.

16
b. Cuci tangan antiseptik/prosedural adalah proses
menghilangkan/ mematikan mikroorganisme transient.
c. Cuci tangan bedah adalah proses
menghilangkan/mematikan mikroorganisme transient dan
mengurangi flora resident.
6. Pengurangan Risiko Pasien Cidera Akibat Jatuh
 Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat
tidur ke lantai atau ke tempat lainnya yang lebih rendah
pada saat istiharat maupun pada saat terbangun yang
disebabkan oleh berbagai kondisi penyakit stroke, epilepsi,
kejang, penyakit kronis lainnya atau karena terlalu banyak
aktifitas atau akibat kelalaian perawat, pemberian obat-
obatan diuretik, laksatik, sedatif, psikotropik dan obat anti
depresan.

17
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

1. KESELAMATAN KERJA
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1
menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Rumah sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori
tersebut di atas, berarti wajib menerapkan upaya kesehatan dan
keselamatan kerja. Program kesehatan dan keselamatan kerja di tim
pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi karyawan dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah
sakit.
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2 (dua)
disebutkan bahwa “setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang
dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang
memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat,
bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat
hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian
integral dari perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini Instalasi RI
dan perlindungan terhadap rumah sakit. Pegawai adalah bagian
integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan
produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah sakit
adalah :.
1. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
dimaksudkan untuk menjamin :
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja
selalu berada dalam keadaan sehat dan selamat.

18
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan
secara tepat dan efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
1. Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja.
b. Kesadaran dan kualitas pekerja.
c. Peranan dan kualitas manajemen.
3. Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja,
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat terjadi bila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah
aus.
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut
tahapan proses produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai,
ruangan terlalu panas atau terlalu dingin.
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya
kebakaran dan lain-lain.
1. Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dan petugas
kesehatan
a. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus
mendapatkan pelatihan mengenai cara penularan dan
penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan pengendalian
infeksi yang sesuai dengan protokol jika terpajan.
b. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus
diberikan penjelasan umum mengenai penyakit tersebut.
c. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit
menular melalui udara harus menjaga fungsi saluran
pernafasan (tidak merokok, tidak minum dingin) dengan baik
dan menjaga kebersihan tangan.
1. Petunjuk pencegahan infeksi untuk petugas kesehatan.

19
a. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan
pelayanan kesehatan, petugas harus menggunakan APD yang
sesuai untuk kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi
(berdasarkan penularan secara kontak, droplet atau udara)
sesuai dengan penyebaran penyakit.
b. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan
tentang gejala penyakit menular yang sedang dihadapi.
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus
dievaluasi untuk memastikan agen penyebab. Dan ditentukan
apakah perlu dipindah tugaskan dari kontak langsung dengan
pasien, terutama mereka yang bertugas di instalasi perawatan
intensif, ruang rawat anak, ruang bayi.
d. Semua petugas harus menggunakan apron, penutup kepala
dan pelindung kaki (sandal/sepatu boot), sebelum masuk
ruangan yang berpenyakit menular. Termasuk harus harus
mengenakan APD tersebut hal ini bertujuan untuk mengurangi
kontaminasi atau penularan.
1. Prinsip keselamatan kerja karyawan dalam proses
penyelenggaraan pelayanan pasien.
a. Pengendalian teknis mencakup
 Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan
dan memenuhi syarat yang telah ditentukan.
 Perlengkapan alat kesehatan yang cukup disertai tempat
penyimpanan yang praktis.
 Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
 Tersedianya ruang istirahat untuk karyawan.
a. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung
jawab dan terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh
karyawan.
b. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan
kemampuan kerja dari karyawan.
c. Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja
yang telah ditetapkan.

20
d. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh
petugas instalasi pemeliharaan sarana sesuai jadwal.
e. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi karyawan.
f. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan
pertolongan pertama yang cukup.
2. Keselamatan Kerja di Ruangan Kebidanan:
a. Seluruh ruangan diRuangan Perawatan Kebidanan mudah
dibersihkan.
b. Permukaan meja kerja tidak tembus air. Juga tahan asam,
alkali larutan polytec dan panas yang sedang
c. Perabot yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat
d. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah
dibersihkan
e. Ada dinding pemisah antara ruang pasien dan Instalasi Rawat
Inap
f. Penerangan di Ruangan Perawatan Kebidanan sudah cukup
memenuhi standart
g. Permukaan dinding, langit-langit dan lantai harus rata agar
mudah dibersihkan, tidak tembus cairan serta tahan terhadap
desifektan.
h. Tersedianya wastafel dengan air mengalir dekat pintu keluar
i. Pintu Ruangan Perawatan Kebidanan dilengkapi pintu
otomatis dan diberi label BAHAYA INFEKSI
j. Denah Ruangan Perawatan Kebidanan yang lengkap
digantungkan ditempat yang mudah terlihat.
k. Tempat sampah dilengkapi dengan kantong Polytec
l. Tempat sampah dipisahkan antara sampah medis dan non
medis (sampah medis kantong Polytec warna kuning dan
sampeh non medis kantong Polytec warna hitam)

3. Koridor, gang dan lantai


a. Lantai Ruangan Perawatan Kebidanan harus bersih, kering dan
tidak licin

21
b. Koridor dan gang harus bebas dari halangan
c. Penerangan dikoridor dan gang cukup

4. Sistem Ventilasi
a. Ventilasi Ruangan Perawatan Kebidanan harus cukup
b. Udara diruangan Ruangan Perawatan Kebidanan dibuat
mengalir searah

10.Fasilitas Air dan Listrik


a. Tersedianya aliran listrik dan generator dengan kapasitas yang
memadai
b. Tersedianya fasilitas air PAM dengan kualitas air yang memadai
sesuai dengan kebutuhan Ruangan Kebidanan.

11.Peralatan keamanan kerja Ruangan kebidanan


a. APD
b. APAR

12. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan kegiatan Ruangan kebidanan
diperlukan dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi serta
pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan Instalasi
Rawat Inap. Adapun bentuk pencatatan dan pelaporan Ruangan
kebidanan RSUD Tobelo terangkum dalam daftar arsip sebagai
berikut :
1 Laporan harian:
a. Laporan kunjungan pasien ruang kebidanan
b. Laporan SDM ruang Kebidanan
c. Laporan keadaan sarana dan fasilitas ruang kebidanan
d. Laporan mutu pelayanan
2 Laporan bulanan:
a. Laporan kunjungan pasien ruang kebidanan yang
meliputi:

22
 Jumlah pasien ruang kebidanan berdasarkan kasus
 Jumlah pasien dengan pemeriksaan penunjang
 Jumlah pasien pulang hidup dan meninggal
b. Laporan SDM ruang kebidanan yang meliputi
 Jumlah tenaga dokter spesialis
 Jumlah tenaga bidan
c. Laporan keadaan sarana dan fasilitas ruang kebidanan
yang meliputi:
 Kelengkapan alat dan fasilitas
 Kondosi alat dan fasilitas
c. Laporan mutu pelayanan ruang kebidanan yang meliputi:
 Jam visite dokter spesialis
 Asesmen awal medis dalam 24 jam
 Ketepatan identifikasi pasien
 Kelengkapan pengisian form konsultasi melalui telepon
dengan TBAK
 Kelengkapan pengisian asesmen resiko jatuh
 Angka kejadian pasien phlebitis pada pemasangan infus
 Kepuasan pasien pada pelayanan rawat inap.
 Kematian ibu karena persalinan yang diakibatkan
preeclampsia/eklampsia
d. Laporan permintaan dan pemakaian bahan habis pakai
yang meliputi:
 BHP Apotik
 BHP gudang
 BHP ATK
5. Laporan tahunan :
 Laporan kunjungan pasien ruang kebidanan dan
evaluasi selama 1 tahun
 SDM/ ketenagaan di ruang kebidanan dan evaluasi
selama 1 tahun

23
 Laporan keadaan fasilitas dan sarana ruang kebidanan
dan evaluasi selama 1 tahun
 Laporan mutu pelayanan ruang kebidanan.

24
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. BENTUK-BENTUK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


Pencatatan dan pelaporan
a. Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Barang /alat habis pakai
atau alat kesehatan
1. Bon pemesanan barang/alat habis pakai
2. Pencatatan pemesanan barang/alat habis pakai atau alat
kesehatan diterima oleh bagian umum untuk di verifikasi
dan diserahkan ke bagian pengadaan.
3. Pencatatan barang/alat habis pakai atau alat kesehatan
yang belum terealisasi
a. Pencatatan dan Pelaporan Tentang pelayanan pasien
1. Dokumen rekam medis pasien.
2. Buku laporan kegiatan harian.
a. Pencatatan dan Pelaporan Tentang Perlengkapan Peralatan di
Unit pelayanan
1. Membuat inventaris peralatan di unit pelayanan
2. Dilaporkan kepada atasan langsung ( Kepala Ruangan)
a. Langkah-langkah Dalam Proses Pengendalian
Empat langkah dasar yang harus dilakukan :
1. Membuat standar untuk pelaksanaan yaitu:
a. Standar kualitas adalah suatu mutu dari bahan jadi dan
pelayanan serta jasa yang harus ditentukan atau dibuat
patokan (tolok ukur).
b. Standar kuantitas adalah ukuran berat, jumlah dan
volume yang diwujudkan dalam ukuran bentuk.
c. Standar biaya adalah harga taksiran dari suatu barang
atau jasa yang digunakan untuk mengukur biaya lain.
d. Standar prosedur adalah sebagai cara yang benar untuk
kegiatan sehari-hari dalam proses penyelenggaraan
pelayanan.

25
1. Melatih tenaga bidan untuk memahami dan melaksanakan
standar-standar yang telah ditetapkan.
2. Memonitor, melihat, mengukur, mengecek pelaksanaan yang
dilakukan kemudian membandingkan antara pelaksanaan
kegiatan yang benar-benar dilakukan dengan standar yang
telah dibuat sebelumnya.
1. Menetapkan tindakan perbaikan/koreksi untuk mengatasi
penyimpangan dengan melaksanakan cara-cara yang telah
disepakati berdasarkan data kegiatan terdahulu.

B. INDIKATOR KEBERHASILAN PELAYANAN


1. Terselenggaranya pelaksanaan indicator mutu klinis (IMK) di
unit pelayanan kebidanan meliputi :
1) Jam visite Dokter spesialis
2) Asesmen Awal pasien rawat inap.
3) Ketepatan Identifikasi Pasien
4) Kelengkapan pengisian form konsultasi melalui telepon
dengan TBAK
5) Ketepatan pengisian asesmen resiko jatuh
6) Angka kejadian pasien plebitis pada pemasangan infus
7) Kepuasan pasien pada pelayanan rawat inap
8) Kematian ibu karena persalinan yang di akibatkan
karena preeclampsia/eklampsia

1. Pengukuran indikator dan definisi operasional yang dilakukan:

26
1. Jam visite dokter spesialis
Judul Jam visite Dokter spesialis .
Dimensi Mutu Kenyamanan, cepat, tepat.
Tujuan Tergambarnya ketepatan waktu visite
Dokter spesialis dalam memberikan
pelayanan rawat di jam kerja.
Definisi Jumlah pasien yang mendapatkan visite
Operasional dokter spesialis di jam kerja di
bandingkan dengan jumlah pasien
sebesar ≥ 80%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang mendapat visite
dokter spesialis di jam kerja.
Denominator Jumlah pasien rawat inap yang di survey
dalam bulan tersebut.
Sumber Data Survey
Standar ≥ 80 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap dan kepala
ruang rawat inap.

27
2. Asesmen awal medis pasien baru dalam 24 jam
Judul Assesmen awal medis dalam 24 jam
pada pasien rawat inap
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan
dan efisien.
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab medis
dalam memeriksa dan membuat
asesmen awal pasien yang menjalani
rawat inap.
Definisi Jumlah pasien yang menjalani rawat
Operasional inap dan mendapatkan asesmen awal
medis dalam 24 jam ≥ 80%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang menjalani rawat
inap mendapatkan asesmen awal medis
dalam 24 jam.
Denominator Total pasien rawat inap dalam satu
bulan
Sumber Data Rekam Medik
Standar ≥80 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap.

3. Ketepatan identifikasi pasien

28
Judul Pasien terpasang gelang identitas
Dimensi Mutu keselamatan
Tujuan Untuk memastikan ketepatan
identifikasi pasien sehingga dapat
menghindari kesalahan dalam
memberikan pelayanan kesehatan
selama perawatan di rumah sakit.
Definisi Pasien rawat inap yang telah terpasang
Operasional gelang identias ( Nama dan NO RM )saat
sampai di ruang rawat inap, sejumlah
100%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang terpasang gelang
identitas di ruang rawat inap.
Denominator Jumlah seluruh pasien di ruang rawat
inap.
Sumber Data Survey
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap.

4. Kelengkapan pengisian form konsultasi melalui telepon


dengan TBAK
Judul indicator Kelengkapan pengisian form konsultasi

29
melalui telepon dengan TBAK
Dimensi Mutu Teliti, cepat, tepat dan bertanggung
jawab
Tujuan Mencegah kesalahan dalam
penyampaian informasi.
Definisi Dokter DPJP melakukan konfirmasi
Operasional tertulis pada pelaporan TBAK dalam
waktu maksimal 1 x 24 jam minimal ≥
80%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pelaporan TBAK yang di
konfirmasi tertulis oleh DPJP .
Denominator Total jumlah pelapor TBAK
Sumber Data Rekam Medik Rawat Inap
Standar ≥80 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap dan kepala
ruangan

1. Kelengkapan pengisian asesmen resiko jatuh.


Judul Kelengkapan pengisian asesmen resiko

30
jatuh
Dimensi Mutu Teliti, cepat dan tepat.
Tujuan Tergambarnya kepatuhan pengkajian
resiko jatuh dengan bukti pengisian
form asesmen resiko jatuh.
Definisi Operasional Pasien rawat inap dilakukan pengkajian
resiko jatuh dengan menggunakan form
asesmen resiko jatuh sebesar ≥85%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah form asesmen resiko jatuh yang
terisi lengkap dan benar.
Denominator Jumlah pasien yang dirawat inap dalam
bulan tersebut.
Sumber Data Rekam medis
Standar ≥85%
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap dan kepala
ruangan.

1. Angka Kejadian pasien phlebitis pada pemasangan infuse.

31
Judul Angka Kejadian pasien phlebitis pada
pemasangan infus.
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan
keselamatan
Tujuan Tergambarnya angka kejadian pasien
phlebitis pada pemasangan infuse.
Definisi Operasional Jumlah pasien diruang rawat inap yang
mengalami phlebitis setelah diinfus
sejumlah ≤ 30%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang
mengalami phlebitis setelah diinfus.
Denumerator Jumlah pasien di rawat inap yang
diinfus dalam 1 bulan.
Sumber Data Data PIC
Standar ≤ 30 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap.

1. Kepuasan pasien pada pelayanan rawat inap.

32
Judul Angka Kepuasan pasien pada pelayanan
rawat inap
Dimensi mutu Kenyamanan.
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat inap
yang mampu memuaskan para
pelanggan.
Definisi operasional Pernyataan tentang persepsi pelanggan
terhadap pelayanan yang diberikan oleh
karyawan rumah sakit dirawat inap.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif penilaian kepuasan
pasien rawat inap yang di survey.
Denomerator Jumlah seluruh pasien rawat inap yang
disurvey (minimal n= 50)
Sumber data Survey
Standar ≥80 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap.

8.kematian ibu karena persalinan yang diakibatkan


preeclampsia/eklampsia

33
Judul kematian ibu karena persalinan yang
diakibatkan preeclampsia/eklampsia
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya keselamatan dan mutu
pelayanan persalinan dan perinatalogi
dalam memberikan pelayan persalinan
pasien preeclampsia/eklampsia.
Definisi Operasional Jumlah pasien yang meninggal saat
melahirkan karena
preeclampsia/eklampsia adalah ≤ 5%
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang meninggal saat
melahirkan karena
preeclampsia/eklampsia.
Denominator Jumlah pasien saat melahirkan dengan
preeclampsia/eklampsia.
Sumber Data Rekam medis
Standar ≤ 5%
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap.

BAB IX
PENUTUP

34
Dengan tersusunnya Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap
di Ruangan kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo ini
diharapkan :
1. Dapat memberikan pemahaman kepada semua pihak yang
terkait.
2. Diharapkan dengan dukungan, kerjasama dan partisipasi dari
semua pihak yang terkait, pedoman ini dapat terlaksana sesuai
dengan apa yang diharapkan demi terwujudnya peningkatan
mutu pelayanan RSUD Tobelo sesuai dengan visi dan misi serta
untuk mewujudkan Program Peningkatan Mutu Rumah Sakit
Umum Daerah Tobelo.

35

Anda mungkin juga menyukai