Daftar Isi
BAB I. Pendahuluan
BAB II StandarKetenagaan...................................................................................
Distribusi Ketenagaan....................................................................................
KUALIFIKASI
NO JABATAN IRNA JUMLAH
PENDIDIKAN PELATIHAN
1. Kepala Paviliun Melati S1 Keperawatan Managemen
atau
Instalasi Bangsal 1
D3 Keperawatan
dengan masa kerja BLS
minimal 10 Tahun
RATIO RSUD
NO
NAMA BARANG
PASIEN ALAT LAMADDUKKELLENG
1. Tensi meter 2 / ruangan 2/ruangan
2. Stetoskop 2 / ruangan 2/ruangan
3. Timbangan berat badan/tinggi badan 1 / ruangan 1/ruangan ada TB
4. Tabung oksigen + flowmeter 2 / ruangan Lebih dari 2
5. Suction 2 / ruangan 1/ruangan tidak
6. Vena Sectie set 2 / ruangan Tidak ada
7. Gunting verband 2 / ruangan Lebih dari 2
8. Korentang dan tempat 2 / ruangan 1/ruangan
9. Bak instrument besar 2 / ruangan 1
10. Bak instrument sedang 2 / ruangan 1
11. Bak instrument kecil 2 / ruangan Tidak ada
12. Bengkok 2 / ruangan Lebih dari 1
13. Pispot 1 : 1/2 Lebih dari 2
14. Urinal 1 : 1/2 1:1
15 Set angkat jahitan 1 : 1/2 Tidak ada
16 Set debridement 5/Ruangan Tidak ada
17 Termometer 5/Ruangan 1/ruangan
18 Standar infuse 1:1 1:1
19 Masker O2 2 /Ruangan 1:1
20 Nasal kateter 2 /Ruangan 1:1
21 Reflek hamer 1 /Ruangan 1/ruangan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Kamar Mayat
Kamar
Operasi
Loundry
IRI
Ruang Linen
Bersih Dokter, Perawat, / Farmasi
Petugas RS Rawat Inap
Rujuk
Ruang Rawat Inap
Pulang Aps
3 TISSU GULUNG 12
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1 Pengertian.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi penilaian resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan. Keselamatan pasien di ruang rawat inap merupakan
hal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada pasien,
mengingat perawatan pada pasien rawat inap membutuhkan perhatian yang
lebih & membutuhkan penanganan jangka panjang yang perlu keseriusan dari
tenaga kesehatan untuk menghindari terjadinya kesalahan penanganan dalam
praktiknya. Kejadian yang mengacu pada keselamatan pasiendi antaranya
pasien terjatuh dari tempat tidur, pasien diberi obat salah, tidak ada
obat/alatemergensi, tidak ada oksigen, tidak ada alat penyedot lendir, tidak
tersedia alat pemadam kebakaran, dan pemakaian obat.
6.2 Tujuan.
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di RS
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
6.3 Standar Patient Safety
1. Ketepatan identifikasi pasien
1) Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas
pasien.
2) Gelang identitas untuk pasien laki-laki berwarna biru muda & gelang
identitas untuk perempuan berwarna merah muda. Bila pasien ada resiko
jatuh di beri pin warna kuning pada gelang identitas & bila pasien ada
alergi di beri pin warna merah pada gelang identitas.
3) Ada 2 identitas yang digunakan, yaitu nama dan tanggal lahir yang
disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.
4) Identifikasi di gunakan sebelum pemberian obat, sebelum pemberian
transfusi,darah sebelum pengambilan sampel untuk pemeriksaan
laboratorium & pemeriksaan radiologi, sebelum dilakukan tindakan medis.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Menggunakan teknik SBAR (Situation, Background, Assesment,
Recommendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
(1) Situation
Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
(2) Background
Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
(3) Assesment
Hasil pengkajian kondisi pasien terkini.
(4) Recommendation
Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini
Dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan
dengan writeback,readback & reconfirm
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
1) Obat-obat high alert tidak disimpan di ruang rawat inap kecuali di IRI.
2) Obat-obat NORUM / LASA dapat ditemukan di daftar obat NORUM /
LASA.
3) Obat-obat emergensi disimpan dalam troli emergensi terkunci & dipastikan
selalu tersedia & harus diganti segera jika jenis & jumlahnya sudah tidak
sesuai lagi dengan daftar yang ditempel dalam troli emergensi.
Perbekalan farmasi & penguncian troli dikontrol oleh farmasi & kepala
instalasi.
4) Setiap pasien yang mendapatkan terapi (obat) harus disertai resep yang
ditulis oleh dokter pemberi terapi.
5) Penyediaan obat dilakukan oleh apoteker. Petugas farmasi menyediakan
obat setiap hari & dibedakan menurut jam pemberian obat sehingga
memudahkan perawat untuk memberikan obat ke pasien
6) Pemberian obat harus memperhatikan 7 benar : Benar pasien, Benar
Indikasi, Benar Obat, Benar Dosis, Benar cara pemberian, Benar waktu
pemberian & Benar dokumentasi.
7) Pembagian obat menggunakan troli obat (kecuali jumlah obat & pasien
sedikit karena jam pemberian obat yang berbeda dengan pasien lain bisa
memakai baki obat). Sebelum obat diberikan ke pasien, obat ditunjukkan
ke pasien dengan tujuan pasien tahu obat apa saja yang diberikan saat
itu.
8) Jam pemberian obat diseragamkan.
1 dd 08.00 - - -
2 dd 08.00 20.00 - -
3 dd 08.00 16.00 24.00 -
4 dd 08.00 14.00 18.00 24.00
(2) Nebulizer
1 dd 06.00 - - -
2 dd 06.00 18.00 - -
(3) Suppositoria
1 dd 06.00 - - -
-
2 dd 06.00 18.00 - - -
3 dd 06.00 12.00 18.00 -
-
Pagi 08.00 - - -
Siang 12.00 - - -
Sore 18.00 - - -
2 dd 08.00 20.00 - -
Bila terjadi insiden di ruang rawat inap, pelaku & yang mengetahui kejadian
membuat laporan insiden keselamatan pasien dalam waktu 2 x 24 jam. Selanjutnya
diserahkan komite keselamatan pasien rumah sakit untuk di proses serta mencari
solusi untuk mengurangi resiko.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1 Pengertian.
Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan
aman baik itu bagi pekerjanya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan disekitar tempat kerja tersebut.
7.2 Tujuan.
1) Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSUD Lamaddukkelleng Kab.
Wajo.
2) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya
5) kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Definisi Pemberi Pelayanan rawat inap adalah dokter dan tenaga perawat
Operasional yang kompeten (minimal D3)
Frekuensi 6 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi pelayanan di ruang
rawat inap yang sesuai dengan ketentuan
Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang bertugas di rawat
Inap
Sumber data Kepegawaian
Standar 100 %
Denominator Jumlah seluruh tempat tidur rawat inap yang ada di rumah sakit
Standar .100 %
Definisi Operasional Pengaman adalah pegangan tangan yang dipasang di kamar mandi untuk
membantu pasien agar tidak jatuh di dalam kamar mandi
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kamar mandi di ruang rawat inap yang mempunyai pengaman
Denominator Jumlah seluruh kamar mandi yang ada di ruang rawat inap yang ada di
rumah sakit
Sumber data Register rawat jalan poliklinik spesialis
Standar 100 %
Numerator Jumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai dokter sebagai
penanggung jawab
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
\Standar 100 %
Judul tanggungjawabnya,
Kejadian Infeksi Pasca yang dilakukan antara jam 08.00 sampai dengan
Operasi
14.00
Judul
Dimensi mutu Jam Visite Dokter
Keselamatan, Spesialis
kenyamanan
Frekuensi tiap bulan
Dimensi
Tujuan Mutu DataTergambarnya
Pengumpulan akses, kesinambungan pelayanan
pelaksanaan operasi dan perawatan pasca operasi yang
bersih sesuai standar
Periode Analisa
Tujuan tiap tiga bulan
Tegambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu
Definisi infeksi pascapelayanan
pemberian operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua
Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 sampai dengan 14.00
operasional kategori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di Rumah Sakit
Definisi Operasional Visite
yangdokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiap hari kerja
disurvei
dan ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan
sesuai dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien yang menjadi
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvei
(tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam
Sumber data
Frekuensi tiap Survei
bulan
pengumpulan data
Standar 100 %
Periode analisis tiap bulan
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap/Komite medik/Panitia mutu
Numerator
pengumpul data jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan
Standar ≤1,5 %
Definisi Operasional Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialami oleh pasien yang
diperoleh selama dirawat di rumahsakit yang meliputi dekubitus,
phlebitis, sepsis, dan infeksi luka operasi
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial dalam satu
Bulan
Standar ≤9%
Definisi pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga
Operasional pasien
sebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
asuhan pelayanan pasien dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang