Anda di halaman 1dari 47

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT INAP

PAVILIUN MELATI RSUD LAMADDUKKELLENG


KABUPATEN WAJO

RSUD LAMADDUKKELLENG KAB. WAJO


Jl. Kartika Chandra Kirana No. 9 Telp. ( 0485 ) 21785 - 21818
SENGKANG
Halaman Judul

Daftar Isi

BAB I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang ...............................................................................................

1.2. Tujuan Pedoman .............................................................................................


1.3. Ruang Lingkup Pelayanan.............................................................................
1.4. Batasan Operasional ........................................................................
1.5. Landasan Hukum...........................................................................................

BAB II StandarKetenagaan...................................................................................

Kualifikasi Sumber Daya Manusia ................................................................

Distribusi Ketenagaan....................................................................................

Pengaturan Jaga .............................................................................................

BAB III. Standar Fasilitas.....................................................................................


Denah Ruang................................................................................................
Standar Fasilitas .............................................................................................
BAB IV. Tata Laksana Pelayanan

4.1. Alur kegiatan..................................................................................................

. 4.2. Alur dokter, perawat, petugas RS ...................................................................


Alur pasien ......................................................................................................
4.4. Konsep Pelayanan Secara Umum ...................................................................
4.5. Jenis Pelayanan ...............................................................................................
4.6. Prosedur Pelayanan .........................................................................................
BAB V. Logistik .............................................................................................................
BAB VI. Keselamatan Pasien .........................................................................................
6.1. Pengertian ........................................................................................................
6.2. Tujuan ..............................................................................................................
6.3. Standar Patient Safety ......................................................................................
BAB VII. Keselamatan Kerja .........................................................................................
7.1. Pengertian .........................................................................................................
7.2. Tujuan ...............................................................................................................
7.3. Tatalaksana Keselamatan Kerja........................................................................
BAB VIII. Pengendalian Mutu .......................................................................................
BAB IX.
Penutup ............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Usaha kesehatan mencakup usaha peningkatan (promotif)
pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif). Salah satu upaya penyembuhan pasien adalah melalui
pengobatan dan perawatan yang dilaksanakan melalui rawat inap.
Pelayanan rawat inap yang aman dan nyaman merupakan faktor penting
yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan pasien. Sesuai visi & misi
RSUD Lamaddukkelleng Kab. Wajo pelayanan rawat inap harus bisa
diberikan seoptimal mungkin dengan mengutamakan mutu & keselamatan
pasien tanpa membedakan status sosial, golongan, suku & agama.

1.2 Tujuan Pedoman.


Pedoman Pelayanan Rawat Inap ini bertujuan sebagai petunjuk
dalam memberikan pelayanan di rawat inap.

1.3 Ruang Lingkup Pelayanan Paviliun Melati


IRNA, ANAK, BEDAH , DALAM, OBGYN, & SYARAF
Pelayanan yang di berikan Meliputi :
 Anak
 Bedah
 Dalam
 Gynekologi
 Syaraf
 THT
 MATA

1.4 Batasan Operasional.


1. Ruang Pasien Rawat Inap Paviliun Melati
Ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan
keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam.
Di RSUD Lamaddukkelleng Kab.Wajo memiliki 10 Ruangan Pasien Rawat
Inap yang memiliki fasilitas yang sama yaitu :
Ruangan Melati 01 s/d Melati 10
 Ruang yang nyaman, tenang & mengutamakan privasi diharapkan
dapat mendukung proses pemulihan pasien. 1 kamar untuk 1 pasien.
 Fasilitas :
Tempat tidur pasien
Lemari pakaian
Sofa untuk keluarga yang bisa digunakan untuk istirahat
TV
AC
Lemari es
Kamar mandi dalam / wc

2. Ruang pos perawat / nurse station.


 Ruang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian asuhan dan
pelayanan keperawatan ( pre dan post conference , pengaturan tugas ) &
dokumentasi.
 Ruang untuk melakukan kegiatan administrasi seperti pendataan pasien,
penandatanganan surat pernyataan keluarga pasien ( informed consent ),
rekam medis pasien
3. Ruang Kepala Instalasi keperawatan & Ruang Perawat
 Ruang tempat Kepala Instalasi keperawatan melakukan managemen
asuhan & pelayanan keperawatan, diantaranya membuat program kerja &
pembinaan.
 Ruang perawat
Ruang ganti pakaian, menyimpan tas & untuk istirahat
4. Gudang memiliki fasilitas ruang :
 Ruang Linen Bersih
Ruang untuk menyimpan linen bersih yang akan digunakan di ruang rawat
 Ruang Linen Kotor
Ruang untuk menyimpan linen kotor yang sudah digunakan di ruang rawat
 Ruang Oksigen (O2)
Ruang Untuk menyimpan Persediaan Tabung Oksigen (O2) yang akan di
gunakan di ruang rawat
 Ruang Menyimpan Brankar & Kursi Roda
Ruang Untuk menyimpan tempat ambulasi pasien yang akan di gunakan
mengantar pasien untuk pemerikasaan penunjang medik ke Radiologi,
Fisioterapi, pindah rawat dan lain-lain.

1.5 Landasan Hukum.


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/
PER/XI/2009 Tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 340/Menkes/
PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tenang Izin Dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
164/MENKES/PER/X/2010 Tenang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tenang Registrasi Tenaga Kesehatan
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Rekam Medis.
11. Peraturan; Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/ VIII/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
13. Surat Keputusan Bupati Wajo No.821.23.052 tentang Penunjukan
Direktur RSUD Lamaddukkelleng Kab.Wajo;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Nomor 7 Tahun 2008 Tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia.


Pemberi layanan di ruang rawat inap Paviliun Melati RSUD Lamaddukkelleng
Kab. Wajo adalah sebagai berikut :
1) Dokter Spesialis sebagai dokter penanggung jawab pasien.
2) Dokter umum sebagai dokter jaga ruangan.
3) Dokter umum sebagai asisten dokter spesialis & case manager.
4) Perawat dengan pendidikan minimal D3 Keperawatan.
5) Petugas kesehatan lain yang mendukung pelayanan rawat inap :
(1) Ahli gizi dengan pendidikan minimal D3 Gizi
(2) Farmasist dengan pendidikan minimal D3 Farmasi
(3) Fisiotherapist dengan pendidikan minimal D3 Fisiotherapi
(4) Radiografer dengan pendidikan minimal D3 Radiologi
(5) Analis kesehatan dengan pendidikan minimal D3 Analis kesehatan

2.2 Distribusi Ketenagaan.

KUALIFIKASI
NO JABATAN IRNA JUMLAH
PENDIDIKAN PELATIHAN
1. Kepala Paviliun Melati S1 Keperawatan Managemen
atau
Instalasi Bangsal 1
D3 Keperawatan
dengan masa kerja BLS
minimal 10 Tahun

2. Perawat Paviliun Melati S1 Keperawatan BLS


atau
Pelaksana & (ANAK, BEDAH, 15
D3 Keperawatan
DALAM, SYARAF,
Perawat
OBGYN)
Muda
3. PPA Pavilium Melati S1 Keperawatan Manajemen rawat
(ANAK, BEDAH, atau D3 inap/ bangsal,
Keperawatan 3
DALAM, SYARAF, manajemen askep,
OBGYN) BLS, BTCLS

2.3 Pengaturan Jaga.


1) Dokter Spesialis
Dokter spesialis visite pasien satu kali sehari. Jam visite yang ditetapkan
07.00 – 14.00 WIB. Bila berhalangan datang akan di delegasikan ke sesama
dokter spesialis atau ke dokter umum ( asisten ).
2) Dokter umum
(1) Dokter umum sebagai dokter ruangan.
Keliling ruang rawat inap setiap hari. Bila berhalangan datang akan
didelegasikan ke sesama dokter umum. Daftar jaga dibuat oleh Wadir
Pelayanan.
(2) Dokter umum sebagai asisten dokter spesialis & case manager Visite pasien
bila dokter spesialis berhalangan datang & melengkapi dokumen rekam
medis
3) Perawat
(1) 5 hari kerja yang terbagi 3 shift, yaitu
 Shift Pagi : Jam 07.00 – 14.00 WITA
 Shift siang : Jam 14.00 – 21.00 WITA
 Shift Malam : Jam 21.00- 07.00 WITA

(2) Daftar jaga dibuat oleh Kepala Instalasi


BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1 Denah Ruang.


Ada pada lampiran

3.2 Standar Fasilitas.


1) Standar peralatan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Lamaddukkelleng
Kab.Wajo, Alat keperawatan diruang rawat inap dengan kapasitas 30 pasien

RATIO RSUD
NO
NAMA BARANG
PASIEN ALAT LAMADDUKKELLENG
1. Tensi meter 2 / ruangan 2/ruangan
2. Stetoskop 2 / ruangan 2/ruangan
3. Timbangan berat badan/tinggi badan 1 / ruangan 1/ruangan ada TB
4. Tabung oksigen + flowmeter 2 / ruangan Lebih dari 2
5. Suction 2 / ruangan 1/ruangan tidak
6. Vena Sectie set 2 / ruangan Tidak ada
7. Gunting verband 2 / ruangan Lebih dari 2
8. Korentang dan tempat 2 / ruangan 1/ruangan
9. Bak instrument besar 2 / ruangan 1
10. Bak instrument sedang 2 / ruangan 1
11. Bak instrument kecil 2 / ruangan Tidak ada
12. Bengkok 2 / ruangan Lebih dari 1
13. Pispot 1 : 1/2 Lebih dari 2
14. Urinal 1 : 1/2 1:1
15 Set angkat jahitan 1 : 1/2 Tidak ada
16 Set debridement 5/Ruangan Tidak ada
17 Termometer 5/Ruangan 1/ruangan
18 Standar infuse 1:1 1:1
19 Masker O2 2 /Ruangan 1:1
20 Nasal kateter 2 /Ruangan 1:1
21 Reflek hamer 1 /Ruangan 1/ruangan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 Alur Kegiatan


.

Kamar Mayat

Kamar
Operasi
Loundry

IRI

Ruang Linen
Bersih Dokter, Perawat, / Farmasi
Petugas RS Rawat Inap

Instalasi Gizi Kas BRI


Ruang Perawat Rawat Inap &
IRJ

Gudang/Ruang Pos Perawat/


Linen Kotor
Nurse Station
Meninggal

Rujuk
Ruang Rawat Inap

Pulang Aps

Kas BRI INSTALASI RAWAT INAP


Pulang Atas
Rawat Inap INAP
Permintaaan
Dokter

IGD TP2RI/TP2RJ POLIKLINIK

Pasien+Pengantar Bagian Pendaftataran Pasien+Pengantar


4.2 Alur Dokter, Perawat, Petugas RS.
1) Akan dinas
(1) Dokter
Masuk ruang pos perawat / menemui perawat sebelum ke ruang pasien.
Untuk, dokter tamu setiap akan visite pasien, masuk lewat IGD untuk
mengambil kartu pengenal & dipakai untuk menunjukkan identitasnya.
(2) Perawat
Masuk ruang perawat untuk menyimpan tas & ganti baju bila perlu.
(3) Petugas RS
Masuk ruang pos perawat / menemui perawat sebelum mengerjakan
pekerjaannya.
2) Selesai dinas
(1) Dokter
Masuk ruang pos perawat / menemui perawat sebelum ke ruang pasien.
Untuk
dokter tamu setiap akan visite pasien, masuk lewat IGD untuk mengambil
kartu
pengenal & dipakai untuk menunjukkan identitasnya.
(2) Perawat
Masuk ruang perawat untuk menyimpan tas & ganti baju bila perlu.
(3) Petugas RS
Masuk ruang pos perawat / menemui perawat sebelum mengerjakan
pekerjaannya.

4.3 Alur Pasien


a) Pasien masuk ruang rawat inap
1) Ruang rawat inap tersedia :
(2) Pasien dari IRJ/IGD yang akan rawat inap mendaftar ke bagian
pendaftaran/TP2RI
(3) Petugas pendaftaran menjelaskan tentang fasilitas ruang rawat inap
beserta tarifnya.
(4) Keluarga memilih ruang rawat inap yang dikehendaki
(5) Petugas pendaftaran melihat daftar ruang rawat inap yang dikehendaki
pasien.
(6) Petugas pendaftaran telpon ruang rawat inap untuk daftar pasien MRS.
(7) Pasien mendapatkan nomor register rawat inap.
(8) Petugas pendaftaran menjelaskan peraturan & tata tertib RS saat
pasien di rawat inap
(9) Pasien diantar keruang rawat inap oleh perawat IRJ/IRD
(10) Pasien Masuk Kamar rawat Inap oleh perawat IRJ/IGD
(11) Serah terima di nurse station./Pos Perawat
(12) Perawat rawat inap ke kamar pasien untuk memberikan informasi &
orientasi ruangan ke pasien/ keluarga.
(13) Pasien selanjutnya di rawat lebih lanjut di ruang rawat inap.

2) Ruang rawat inap tidak tersedia


A. Penuh
(1) Pasien dari IRJ/IGD yang akan rawat inap mendaftar ke bagian
pendaftaran.
(2) Petugas pendaftaran menjelaskan tentang fasilitas ruang rawat inap
beserta tarifnya.
(3) Keluarga memilih ruang rawat inap yang dikehendaki
(4) Petugas pendaftaran melihat daftar ruang rawat inap yang
dikehendaki pasien. Bila ruang yang dikehendaki penuh, ditawarkan
memilih ruang lain.
(5) Petugas pendaftaran telpon ruang rawat inap untuk daftar pasien
MRS.
(6) Pasien mendapatkan nomor register rawat inap.
(7) Petugas pendaftaran menjelaskan peraturan & tata tertib RS saat
pasien di rawat inap
(8) Pasien diantar ke ruang rawat inap oleh perawat IRJ/IGD.
(9) Pasien diantar masuk kamar rawat inap oleh perawat IRJ/IGD &
perawat rawat inap.
(10) Pasien dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di kamar pasien
oleh perawat rawat inap dengan disaksikan oleh perawat IRJ/IGD.
(11) Serah terima di nurse station/Pos Perawat
(12) Perawat rawat inap ke kamar pasien untuk memberikan informasi &
orientasi ruangan ke pasien/ keluarga.
(13) Pasien selanjutnya di rawat lebih lanjut di ruang rawat inap.
B. Tunggu pasien pulang < 2 jam
(1) Pasien dari IGD/IRJ yang akan rawat inap mendaftar ke TP2RI/bagian
pendaftaran
(2) Petugas pendaftaran menjelaskan tentang fasilitas ruang rawat inap
beserta tarifnya.
(3) Keluarga memilih ruang rawat inap yang dikehendaki
(4) Petugas pendaftaran melihat daftar ruang rawat inap yang dikehendaki
pasien. Bila ruang yang di kehendaki ada tetapi masih ada pasien
yang akan pulang, keluarga di tawarkan apakah akan memilih ruang
lain atau tidak.Bila tidak memilih ruang lain, untuk sementara pasien
menunggu di IRJ/IGD.
(5) Petugas pendaftaran telpon ruang rawat inap untuk daftar pasien
MRS.
(6) Pasien mendapatkan nomor register rawat inap.
(7) Petugas pendaftaran menjelaskan peraturan & tata tertib RS saat
pasien di rawat inap
(8) Petugas pendaftaran telpon petugas IRJ / IGD kalau pasien menunggu
sampai ruangan siap.
(9) Pasien diantar ke ruang rawat inap oleh perawat IRJ/IGD bila ruangan
sudah siap.
(10) Pasien diantar masuk kamar rawat inap oleh perawat IRJ/IGD &
perawat rawat inap.
(11) Pasien dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di kamar pasien oleh
perawat rawat inap dengan disaksikan oleh perawat IRJ/IGD.
(12) Serah terima di nurse station.
(13) Perawat rawat inap ke kamar pasien untuk memberikan informasi
&orientasi ruangan ke pasien/ keluarga.
(14) Pasien selanjutnya di rawat lebih lanjut di ruang rawat inap.
C. Tunggu pasien pulang > 2 jam
(1) Pasien dari IRJ/IGD yang akan rawat Inap mendaftar ke TP2RI
/pendaftaran
(2) Petugas pendaftaran menjelaskan tentang fasilitas ruang rawat inap
beserta tarifnya.
(3) Keluarga memilih ruang rawat inap yang dikehendaki
(4) Petugas pendaftaran melihat daftar ruang rawat inap yang
dikehendaki pasien. Bila ruang yang di kehendaki ada tetapi masih
ada pasien yang rencana pulang, keluarga di tawarkan memilih ruang
lain & ruang yang dikehendaki bisa dipesan setelah pasiennya
pulang. Selama pasien belum mendapatkan ruang yang dipesan,
pasien dikenakan tarif sesuai ruang yang ditempati saat itu.
(5) Petugas pendaftaran telpon ruang rawat inap untuk daftar pasien
MRS.
(6) Pasien mendapatkan nomor register rawat inap.
(7) Petugas pendaftaran menjelaskan peraturan & tata tertib RS saat
pasien dirawat inap.
(8) Petugas pendaftaran telpon petugas IRJ / IGD kalau pasien
menunggu sampai ruangan siap.
(9) Pasien diantar ke ruang rawat inap oleh perawat IRJ/IGD bila
ruangan sudah siap.
(10) Pasien diantar masuk kamar rawat inap oleh perawat IRJ/IGD &
perawat rawat inap
(11) Pasien dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di kamar pasien oleh
perawat rawat inap dengan disaksikan oleh perawat IRJ/IGD.
(12) Serah terima di nurse station.
(13) Perawat rawat inap ke kamar pasien untuk memberikan informasi
&orientasi ruangan ke pasien/ keluarga.
(14) Pasien selanjutnya di rawat lebih lanjut di ruang rawat inap.
b) Pasien meninggalkan ruang rawat inap
1. Pulang atas permintaan dokter
(1) Dokter memeriksa pasien & dinyatakan boleh pulang
(2) Dokter mengerjakan status pasien
(3) Perawat mengerjakan status pasien
(4) Perawat memberikan informasi ke pasien/keluarga kapan harus ke
administrasi
(5) Petugas farmasi mengerjakan status pasien
(6) Petugas administrasi rawat inap mengerjakan status pasien
(7) Keluarga ke administrasi rawat inap
(8) Keluarga ke instalasi farmasi ambil obat (bila ada)
(9) Petugas farmasi menjelaskan tentang obat yang dibawa pulang
(10) Keluarga ke ruang pos perawat
(11) Perawat ruangan melihat bukti pembayaran & obat
(12) Perawat ruangan menjelaskan discharge planning & resume pasien
(bila perlu)
(13) Perawat melepas gelang identitas pasien
(14) Pasien diantar ke kendaraan (bila perlu)
2. Pulang atas permintaan sendiri
(1) Pasien/keluarga minta pulang
(2) Perawat telpon DPJP
(3) Perawat minta keluarga menulis & tanda tangan di lembar pulang atas
permintaan sendiri
(4) Perawat mengerjakan status pasien.
(5) Perawat memberikan informasi ke pasien/keluarga kapan harus ke
administrasi
(6) Petugas farmasi mengerjakan status pasien
(7) Petugas administrasi rawat inap mengerjakan status pasien
(8) Petugas administrasi rawat inap telpon ruangan kalau keluarga bisa
menyelesaikan administrasi
(9) Keluarga ke administrasi rawat inap
(10) Keluarga ke instalasi farmasi ambil obat (bila ada)
(11) Petugas farmasi menjelaskan tentang obat yang dibawa pulang
(12) Keluarga ke ruang pos perawat
(13) Perawat ruangan melihat bukti pembayaran & obat
(14) Perawat ruangan menjelaskan discharge planning
(15) Perawat melepas gelang identitas pasien
(16) Pasien diantar ke kendaraan (bila perlu)
3. Di rujuk ke RS lain
a. Dokter memeriksa pasien & dinyatakan rujuk
b. Dokter mengerjakan status pasien
c. Perawat telpon RS rujukan
d. Perawat telpon petugas supervisi kalo ada rujukan (petugas supervise
menyiapkan ambulans & tenaga )
e. Perawat mengerjakan status pasien
f. Perawat memberikan informasi ke pasien/keluarga kapan harus ke
administrasi
g. Petugas farmasi mengerjakan status pasien
h. Petugas administrasi rawat inap mengerjakan status pasien
i. Petugas administrasi rawat inap telpon ruangan kalau keluarga bisa
menyelesaikan administrasi
j. Keluarga ke administrasi rawat inap
k. Keluarga ke ruang pos perawat
l. Perawat ruangan melihat bukti pembayaran
m. Perawat ruangan menjelaskan discharge planning & resume pasien
(bila perlu)
n. Pasien diantar ke ambulans
o. Pasien diserahkan ke perawat yang merujuk
4. Meninggal
a. Dokter memeriksa pasien & dinyatakan meninggal
b. Perawat telpon petugas pastoral untuk pendampingan keluarga
c. Dokter mengerjakan status pasien
d. Perawat mengerjakan status pasien (perawat yang lain merawat
jenasah & selesai perawatan jenasah di bawa ke kamar jenasah oleh
petugas keamanan)
e. Perawat memberikan informasi ke pasien/keluarga kapan harus ke
administrasi
f. Petugas farmasi mengerjakan status pasien
g. Petugas administrasi rawat inap mengerjakan status pasien
h. Petugas administrasi rawat inap telpon ruangan kalau keluarga bisa
menyelesaikan administrasi
i. Keluarga ke administrasi rawat inap
j. Keluarga ke ruang pos perawat
k. Perawat ruangan melihat bukti pembayaran
l. Perawat menyerahkan surat kematian kepada keluarga.
m. Perawat telpon petugas keamanan kalau keluarga sudah
menyelesaikan administrasi
n. Petugas keamanan menyerahkan surat pengambilan jenasah yang
sebelumnya sudah ditandatangani oleh keluarga sebagai pengambil
jenasah & petugas keamanan sebagai petugas yang menyerahkan
jenasah.
o. Jenasah di masukkan kendaraan atau ambulans.
p. Petugas keamanan menyerahkan surat pengambilan jenasah ke
ruang perawatan.
q. Bila keluarga minta jenasah langsung dibawa tanpa masuk kamar
jenasah, tetap dikenakan administrasi pemakaian kamar jenasah
karena sesuai aturan bahwa setiap pasien yang meninggal harus
diobservasi selama 2 jam di RS. Jadi jenasah bisa di bawa pulang 2
jam setelah kematian.
4.4 Konsep Pelayanan Secara Umum.
1) Dilakukan secara kerjasama tim (teamwork).
2) Pelayanan dilakukan sesuai standar
3) Peralatan yang tersedia memenuhi ketentuan
4) Semua tindakan terdokumentasikan dengan baik
5) Harus ada sistem monitor dan evaluasi
4.5 Jenis Pelayanan
1) Pelayanan Bedah
Pelayanan Bedah Mencakup :
o Pemberian asuhan keperawatan pre op
o Pemberian asuhan keperawatan pada pasien post Op
2) Pelayanan Interna
Pelayanan Kasus Penyakit Dalam mencakup pemberian asuhan
keperawatan pada kasus Penyakit Dalam meliputi: Pengkajian, obsrevasi,
Intervensi, Kolaborasi, untuk pemberian terapi dan evaluasi,
3) Pelayanan Pediatri/Anak
Pelayanan anak – anak usia diatas 1 bulan hingga 13 tahun yang mengalami
berbagai penyakit, baik penyakit dalam,bedah maupun yang bersifat
keganasan.
4) Pelayanan Syaraf
Pelayanan Kasus Penyakit Syaraf mencakup pemberian asuhan
keperawatan pada kasus Penyakit Syaraf meliputi: Pengkajian, obsrevasi,
Intervensi, Kolaborasi,untuk pemberian terapi dan evaluasi
5) Pelayanan Obgyn / gynekologi
Melayani kesehatan yang menyeluruh dan paripurna bagi seorang wanita
yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya saat tidak hamil ataupun di
masa hamil, bersalin atau nifas. Baik yang bersifat preventif (pencegahan
terhadap penyakit), kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif
(perbaika kelainan yang timbul) pada alat reproduksinya.
4.6 Prosedur Pelayanan.
1) Selalu di lakukan identifikasi pasien dengan meminta pasien menyebutkan
nama& tanggal lahir pasien. Bila pasien tidak sadar dilakukan dengan
mencocokkan gelang identitas pasien
2) Pemeriksaan pasien dilakukan secara sisitematis meliputi anamnese dan
pemeriksaan fisik oleh tenaga kesehatan ( dokter & perawat ).
3) Perawatan pasien bisa kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain bila
diperlukan.
4) Jika pasien perlu dikonsulkan, DPJP menulis lembar konsultasi medik antar
bagian & dokter konsulen harus mengisi jawaban dokter konsulan di lembar
tersebut.
5) Apabila akan dilakukan tindakan/operasi maka pasien dan keluarga diberikan
informasi mengenai tindakan/operasi yang akan dilakukan oleh DPJP.
Kemudian pasien dan keluarga diberikan waktu untuk mengambil keputusan.
Bila setuju diberikan persetujuan tindakan medik & di tandatangani oleh
DPJP, pasien / keluarga. Bila menolak diberikan penolakan tindakan medik &
di tandatangani oleh DPJP, pasien / keluarga
6) Jika pasien dirawat bersama oleh beberapa spesialisasi maka harus ada
dokter penanggung jawab pasien (DPJP).
7) Apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan laboratorium,radiologi dan sebagainya.
8) Pelayanan yang diberikan meliputi preventif,promotif,kuratif dan rehabilitatif.
9) Pulang dan kunjungan ulang/kontrol
o Pasien dipulangkan setelah mendapat persetujuan dokter
o Pada saat pulang di berikan informasi & edukasi mengenai diet, jadwal
control, obat pulang,( sudah di jelaskan apoteker), perawatan dirumah,
syarat-syarat asuransi (bila ada).
BAB V
LOGISTIK
PERSEDIAAN JUMLAH JUMLAH
NO. NO PERSEDIAAN BARANG
BARANG BARANG BARANG

ALAT KESEHATAN BARANG CETAK

1 ALKOHOL 12 1 LEMBAR INTEGRASI 2400

2 LEMBAR PERMINTAAN 600


2 PLESTER 36
DARAH

3 KAPAS GULUNG 24 3 LEMBAR RESEP OBAT 240

MASKER 4 LEMBAR PENEMPELAN EKG 600


4 4200
KERUDUNG

5 MASKER TALI 1800 5 LEMBAR PENGANTAR RO 1200

6 HANDSCOON 6000 6 LEMBAR RUJUKAN BPJS 1200

7 SAFETY BOX 6 7 LEMBAR RUJUKAN UMUM 600

8 THERMOMETER 6 8 LEMBAR HASIL IMAGING 600

9 BETADINE 240 ALAT TULIS KANTOR

10 KERTAS EKG 7 1 BUKU FOLIO 6 BUAH

MINOSIL HAND 10 2 KERTAS HUS 14 RIM


11
SCRUB JEREGEN

12 MINOSIL HAND RUB 36 3 AMLOP 12

13 KANULA 240 4 PELURU HECTER 14

14 JELLY EKG 5 5 KALKULATOR BESAR 2

15 TENSI METER 3 6 PENSIL WARNA 2


ALAT KEBERSIHAN RUMAH TANGGA

1 FARFUM RUANGAN 12 1 KRESEK HITAM 60

2 BAYGON SEMPROT - 2 KRESEK KUNING 60

3 TISSU GULUNG 12
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

6.1 Pengertian.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi penilaian resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan. Keselamatan pasien di ruang rawat inap merupakan
hal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada pasien,
mengingat perawatan pada pasien rawat inap membutuhkan perhatian yang
lebih & membutuhkan penanganan jangka panjang yang perlu keseriusan dari
tenaga kesehatan untuk menghindari terjadinya kesalahan penanganan dalam
praktiknya. Kejadian yang mengacu pada keselamatan pasiendi antaranya
pasien terjatuh dari tempat tidur, pasien diberi obat salah, tidak ada
obat/alatemergensi, tidak ada oksigen, tidak ada alat penyedot lendir, tidak
tersedia alat pemadam kebakaran, dan pemakaian obat.

6.2 Tujuan.
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di RS
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
6.3 Standar Patient Safety
1. Ketepatan identifikasi pasien
1) Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas
pasien.
2) Gelang identitas untuk pasien laki-laki berwarna biru muda & gelang
identitas untuk perempuan berwarna merah muda. Bila pasien ada resiko
jatuh di beri pin warna kuning pada gelang identitas & bila pasien ada
alergi di beri pin warna merah pada gelang identitas.
3) Ada 2 identitas yang digunakan, yaitu nama dan tanggal lahir yang
disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.
4) Identifikasi di gunakan sebelum pemberian obat, sebelum pemberian
transfusi,darah sebelum pengambilan sampel untuk pemeriksaan
laboratorium & pemeriksaan radiologi, sebelum dilakukan tindakan medis.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Menggunakan teknik SBAR (Situation, Background, Assesment,
Recommendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
(1) Situation
Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
(2) Background
Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
(3) Assesment
Hasil pengkajian kondisi pasien terkini.
(4) Recommendation
Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini
Dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan
dengan writeback,readback & reconfirm
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
1) Obat-obat high alert tidak disimpan di ruang rawat inap kecuali di IRI.
2) Obat-obat NORUM / LASA dapat ditemukan di daftar obat NORUM /
LASA.
3) Obat-obat emergensi disimpan dalam troli emergensi terkunci & dipastikan
selalu tersedia & harus diganti segera jika jenis & jumlahnya sudah tidak
sesuai lagi dengan daftar yang ditempel dalam troli emergensi.
Perbekalan farmasi & penguncian troli dikontrol oleh farmasi & kepala
instalasi.
4) Setiap pasien yang mendapatkan terapi (obat) harus disertai resep yang
ditulis oleh dokter pemberi terapi.
5) Penyediaan obat dilakukan oleh apoteker. Petugas farmasi menyediakan
obat setiap hari & dibedakan menurut jam pemberian obat sehingga
memudahkan perawat untuk memberikan obat ke pasien
6) Pemberian obat harus memperhatikan 7 benar : Benar pasien, Benar
Indikasi, Benar Obat, Benar Dosis, Benar cara pemberian, Benar waktu
pemberian & Benar dokumentasi.
7) Pembagian obat menggunakan troli obat (kecuali jumlah obat & pasien
sedikit karena jam pemberian obat yang berbeda dengan pasien lain bisa
memakai baki obat). Sebelum obat diberikan ke pasien, obat ditunjukkan
ke pasien dengan tujuan pasien tahu obat apa saja yang diberikan saat
itu.
8) Jam pemberian obat diseragamkan.

(1) injeksi (termasuk antibiotika & analgetik, )

1 dd 08.00 - - -

2 dd 08.00 20.00 - -
3 dd 08.00 16.00 24.00 -
4 dd 08.00 14.00 18.00 24.00
(2) Nebulizer

1 dd 06.00 - - -

2 dd 06.00 18.00 - -

3 dd 04.00 12.00 20.00 -

4 dd 04.00 10.00 16.00 22.00

(3) Suppositoria

1 dd 06.00 - - -
-
2 dd 06.00 18.00 - - -
3 dd 06.00 12.00 18.00 -
-

(4) Per Oral

Pagi 08.00 - - -

Siang 12.00 - - -

Sore 18.00 - - -

Malam 20.00 12.00 18.00 -


22.00

2 dd 08.00 20.00 - -

3 dd 08.00 12.00 18.00 -

 Pemberian obat di lakukan oleh perawat sesuai dengan uraian


tugasnya masing-masing. Perawat yang masih orientasi boleh
memberikan obat dengan pengawasan perawat senior, dan di
lakukan evaluasi untuk menentukan kapan perawat orientasi
boleh memberikan obat sendiri.
4. Kepastian tepat lokasi,tepat prosedur, tepat operasi penandaan lokasi oleh
dokter operator yang dilakukan di ruangan pasien sebelum di lakukan
operasi (untuk operasi rencana). Bila operasi di lakukan segera ( dari IGD ),
penandaan bisa dilakukan di kamar operasi.
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan Untuk mengurangi
resiko infeksi, semua petugas di rumah sakit melakukan kebersihan tangan
pada 5 momen yang telah ditentukan, yaitu :
1) Sesaat Sebelum kontak dengan pasien
2) Sesaat Sebelum melakukan tindakan
3) Sesaat Sesudah kontak dengan pasien
4) Sesaat Sesudah terkena cairan tubuh pasien
5) Sesaat Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Ada 2 cara cuci tangan yang digunakan
1) Handwash
 Dengan air mengalir
 Waktunya 40 – 60 detik
2) Hand rub
 Dengan air berbasis alcohol
 Waktunya 20 – 30 detik

6. Pengurangan resiko pasien jatuh


1) Setiap tempat tidur di pasang pagar pengaman
2) Setiap pasien dilakukan penilaian resiko jatuh dengan menggunakan
metode Morse Fall Scale
3) Pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat & kemudian dapat
dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana
lebih lanjut
4) Perawat memasang pin kuning pada gelang identitas pasien & tanda resiko
pasien jatuh di tempat tidur bila pasien beresiko jatuh & memberitahu
pasien dan atau keluarga maksud pemasangan pin tersebut
5) Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala dua kali sehari
atau jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan
6) Jika a insiden keselamatan pasien da pasien jatuh dilakukan tatalaksana
pasien jatuh & membuat laporan

Bila terjadi insiden di ruang rawat inap, pelaku & yang mengetahui kejadian
membuat laporan insiden keselamatan pasien dalam waktu 2 x 24 jam. Selanjutnya
diserahkan komite keselamatan pasien rumah sakit untuk di proses serta mencari
solusi untuk mengurangi resiko.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

7.1 Pengertian.
Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan
aman baik itu bagi pekerjanya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan disekitar tempat kerja tersebut.

7.2 Tujuan.
1) Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSUD Lamaddukkelleng Kab.
Wajo.
2) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya
5) kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

7.3 Tatalaksana keselamatan kerja

Mengacu pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap petugas


rumah sakit dapat menerapkan sistem keselamatan kerja diantaranya

1) Petugas mengerti SPO penggunaan APD sehingga dapat menggunakan


APD sesuai prosedur.
2) Tersedianya APD yang memenuhi standar.
3) Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan non
4) infeksius serta terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum atau
pun spuit bekas
5) Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah dipakai ke
pasien.
6) Setiap pasien yang menular atau beresiko menular di rawat di ruang isolasi
7) Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu
(1) Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi
(2) Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu
boot/alas kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat
kontak dengan spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll
(3) Melakukan tindakan yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai
prosedur yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka,
memasang infus, dll
(4) Mencuci tangan dengan sabun antiseptik pada 5 momen.

8) Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius


9) Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu:
(1) Dekontaminasi dengan larutan klorin
(2) Pencucian dengan sabun
(3) Pengeringan
10) Menggunakan baju kerja yang bersih
11) Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus
(1) HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi).
(2) Flu burung
Kewaspadaan standar karyawan / petugas IRI dalam menghadapi penderita
dengan dugaan flu burung adalah :
(1) Cuci tangan
Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat
selama ± 5 menit, yaitu dengan menyikat selruh telapak tangan maupun
punggung tangan.
(2) Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita.
(3) Memakai masker N95 atau minimal masker badan
(4) Menggunakan pelindung wajah / kaca mata goggle (bila diperlukan)
(5) Menggunakan apron / gaun pelindung
(6) Menggunakan sarung tangan
(7) Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot)
12) Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, pelayanan rawat inap harus


mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu. Dalam kegiatan
peningkatan mutu pelayanan rawat
nap perlu ada suatu program yang terencana dan berkesinambungan sebagai
pedoman bagi pelayanan rawat inap dalam mengevaluasi dan membuat rencana
tindak lanjut sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan yang diharapkan.
Indikator yang digunakan adalah dengan menggunakan SPM ( Standar Pelayanan
Minimal ). Adapun Standar Pelayanan Minimal di rawat irna adalah :

1. Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap

Judul Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap

Dimensi Mutu Akses

Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat inap oleh tenaga spesialis yang


kompeten di rumah sakit sesuai dengan kelas rumah sakit
Definisi Ketersediaan pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan rawat jalan
Operasional spesialistis yang disediakan oleh rumah sakit sesuai dengan
klasifikasi rumah sakit.
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jenis-jenis pelayanan rawat inap yang tersedia di rumah sakit

Denominator Tidak ada

Sumber data Register rawat jalan poliklinik spesialis

Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit (Permenkes No 340/2010)


Judul Pemberi Pelayanan Di Rawat Inap

Dimensi Mutu Kompetensi tehnis

Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat inap oleh tenaga yang kompeten

Definisi Pemberi Pelayanan rawat inap adalah dokter dan tenaga perawat
Operasional yang kompeten (minimal D3)
Frekuensi 6 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 6 bulan

Numerator Jumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi pelayanan di ruang
rawat inap yang sesuai dengan ketentuan
Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang bertugas di rawat
Inap
Sumber data Kepegawaian

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap


pengumpul data
2. Pemberi Pelayanan Di Rawat Inap
2. Tempat Tidur Dengan Pengaman

Judul Tempat tidur dengan pengaman

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tidak terjadinya pasien jatuh dari tempat tidur


tidak jatuh dari tempat tidur
Definisi Operasional Pengaman adalah peralatan yang dipasang pada tempat tidur
pasien agar
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah tempat tidur rawat inap yang mempunyai pengaman

Denominator Jumlah seluruh tempat tidur rawat inap yang ada di rumah sakit

Sumber data Register rawat jalan poliklinik spesialis

Standar .100 %

Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap


pengumpul data

4. Kamar Mandi Dengan Pengaman


Judul Kamar Mandi Dengan Pengaman

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tidak terjadinya pasien jatuh di dalam kamar mandi

Definisi Operasional Pengaman adalah pegangan tangan yang dipasang di kamar mandi untuk
membantu pasien agar tidak jatuh di dalam kamar mandi
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah kamar mandi di ruang rawat inap yang mempunyai pengaman

Denominator Jumlah seluruh kamar mandi yang ada di ruang rawat inap yang ada di
rumah sakit
Sumber data Register rawat jalan poliklinik spesialis

Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap


5. Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat Inap

Judul Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat Inap

Dimensi Mutu Kompetensi tehnis, kesinambungan pelayanan

Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap yang terkoordinasi untuk menjamin


kesinambungan pelayanan
Definisi Operasional Penanggung jawab rawat inap adalah dokter yang mengkoordinasikan
kegiatan pelayanan rawat inap sesuai kebutuhan pasien
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai dokter sebagai
penanggung jawab
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan

Sumber data Rekam medik

\Standar 100 %

Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap


pengumpul data
6. Jam Visite Dokter Spesialis

Judul tanggungjawabnya,
Kejadian Infeksi Pasca yang dilakukan antara jam 08.00 sampai dengan
Operasi
14.00
Judul
Dimensi mutu Jam Visite Dokter
Keselamatan, Spesialis
kenyamanan
Frekuensi tiap bulan
Dimensi
Tujuan Mutu DataTergambarnya
Pengumpulan akses, kesinambungan pelayanan
pelaksanaan operasi dan perawatan pasca operasi yang
bersih sesuai standar
Periode Analisa
Tujuan tiap tiga bulan
Tegambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu
Definisi infeksi pascapelayanan
pemberian operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua
Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 sampai dengan 14.00
operasional kategori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di Rumah Sakit
Definisi Operasional Visite
yangdokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiap hari kerja
disurvei
dan ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan
sesuai dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien yang menjadi
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvei
(tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam
Sumber data
Frekuensi tiap Survei
bulan
pengumpulan data
Standar 100 %
Periode analisis tiap bulan
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap/Komite medik/Panitia mutu
Numerator
pengumpul data jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan

Denominator jumlah seluruh pasien yang dioperasi dalam satu bulan

7. Kejadian Infeksi Pasca Operasi


Sumber data rekam medis

Standar ≤1,5 %

Penanggung jawab ketua komide medik/komite mutu/tim mutu

8. Angka Kejadian Infeksi Nosokomial


Judul Angka Kejadian Infeksi Nosokomial

Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial rumahsakit

Definisi Operasional Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialami oleh pasien yang
diperoleh selama dirawat di rumahsakit yang meliputi dekubitus,
phlebitis, sepsis, dan infeksi luka operasi

Frekuensi tiap bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa tiap tiga bulan

Numerator Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial dalam satu
Bulan

Denominator Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan

Sumber data Survei, laporan infeksi nosokomial

Standar ≤9%

Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap/Komite medik/Panitia mutu


pengumpul data

9. Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh Yang Berakibat


Kecacatan/Kematian
Judul Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh Yang Berakibat
Kecacatan/Kematian
Dimensi mutu keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien
Definisi Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama di rawat baik
Operasional akibat jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi, dsb, yang berakibat
kecacatan atau kematian

Frekuensi tiap bulan


pengumpulan data

Periode analisis tiap bulan


Numerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah pasien
yang jatuh dan berakibat kecacatan atau kematian

Denominator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut


Sumber data rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap
12. Kejadian Pulang Paksa
Judul Kejadian Pulang Paksa
Dimensi mutu efektivitas, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektivitas pelayanan
Rumahsakit

Definisi pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga
Operasional pasien
sebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisis 3 bulan


Numerator jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan
Denominator jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan
Sumber data rekam medis
Standar ≤5 %
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
13. Kematian Pasien > 48 Jam

Judul Kematian Pasien > 48 Jam


Dimensi mutu keselamatan dan efektivitas
Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit yang aman
dan efektif
Definisi Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang terjadi sesudah periode
Operasional 48 jam setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 1 bulan
Numerator jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam dalam satu bulan
Denominator jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber data rekam medis
Standar ≤ 0,24 %
Pena Ketua komite mutu/tim mutu
nggu
14. Kepuasan Pelanggan Rawat Inap

Judul Kepuasan Pelanggan Rawat Inap


Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan rawat inap
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan rawat inap
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥90 %
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan rawat inap adalah bagian pelayanan dari RSUD Lamaddukkelleng


Kab. Wajo yang memberikan pelayanan dengan mengutamakan mutu &

keselamatan pasien. Dengan adanya pedoman pelayanan rawat inap diharapkan

dapat membantu dalam memberikan pelayanan khususnya di rawat inap. Sehingga

asuhan pelayanan pasien dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang

diharapkan yang berdampak terhadap peningkatan jumlah kunjungan pasien karena

kepercayaan masyarakat terhadap RSUD Lamaddukkelleng Kab. Wajo.

Anda mungkin juga menyukai