Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai profesi yang merupakan bagian dari masyarakat akan terus
berubah sejalan dengan masyarakat yang terus berkembang dan mengalami
perubahan. Keperawatan dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain keperawatan
sebagai bentuk asuhan profesional kepada masyarakat, keperawatans ebagai olmu
pengetahuan dan teknologi (iptek), serta keperawatan sebagai kelompok masyarakat
ilmuwan dan kelompok masyarakat profesional.Dengan terjadinya perubahan atau
pergeseran berbagai faktor yang mempengaruhi keperawatan akan berdampak pada
perubahan dalam pelayanan/asuhan keperawatan, perkembangan iptek keperawatan,
maupun perubahan masyarakat keperawatan, baik sebagai masyarakat ilmuwan
maupun sebagai masyarakat profesional.
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada era global akan
akan terus berubah karena masalah kesehatan yang dihaapi masyarakat juga terus
mengalami perubahan. Dengan berkembangnya masyarakat dan berbagai bentuk
pelayanan profesional serta kemungkinan adanya perubahan kebijakan dalam bidang
kesehatan, maka mungkin saja akan terjadi pergeseran peran keperawatan dalam
sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Era global, hendaknya oleh para penggiat keperawatan dipersiapkan secara
benar dan menyeluruh, mencakup seluruh aspek keadaan atau peristiwa yang telah ,
sedang, dan akan berlangsung pada era tersebut. Memasuki era globalisasi , kita
dihadapkan pada perkembangan iptek yang sangat cepat. Proses penyebaran iptek
juga disertai dengan percepatan penyebaran berbagai macam barang dan jasa yang
luar bisas banyak. Hal ini disebabkan pesatnya perkembanngan teknologi transportasi,
telekomunikasi, dan jenis teknologi lainnya. Semuanya ini mencerminkan terjadinya
proses globalisasi dengan ciri dan konsekuensinya.
Oleh karena itu, Bidang keperawatan RSIA Pratiwi Tangerang sebagai pengelola
profesi keperawatan, bertanggung jawab terhadap terciptanya pelayanan yang
berkualitas dengan terus menerus meningkatkan SDM Keperawatan yang profesional.
Untuk mendukung operasional kerja, bidang keperawatan menyusun Pedoman
Pelayanan Keperawatan sebagai acuan yang jelas baik secara konsep maupun teknis
pelaksanaan program-program bidang keperawatan, sehingga diharapkan dapat
mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan mampu memenuhi
kebutuhan serta harapan masyarakat pengguna jasa RSIA Pratiwi Tangerang.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 1


Terselenggaranya pelayanan keperawatan komprehensif dan profesional
berdasarkan standart dan etik profesi dengan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Tujuan khusus bidang keperawatan
 Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang berkualitas dan
berkesinambungan sesuai SAK dan SPO yang berlaku dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
 Terselenggaranya pencegahan dan pengendalian infeksi
b. Tujuan Khusus unit keperawatan
1) Tujuan IGD
Terlaksananya pelayanan keperawatan dengan memperhatikan respon
time untuk menurunkan angka kematian, angka kesakitan serta angka
kecatatan pada kondisi gawat darurat
2) Tujuan Ruang Operasi
Terlaksananya pelayanan keperawatan aman dan nyaman serta
menghindari komplikasi baik pre operasi, intra operasi dan pasca operasi.
3) Tujuan Ruang Perawatan Umum
Terlaksananya pelayanan keperawatan komprehensif kepada pasien
penyakit dalam, bedah, saraf, ortopedi, mata dan lain-lain pada pasien
dewasa sesuai SAK dan SPO dengan mengutamakan keselamatan pasien.
4) Tujuan Ruang Perawatan Anak
Terlaksananya pelayanan keperawatan komprehensif sesuai kebutuhan
tumbuh kembang anak , keterlibatan keluarga dengan memperhatikan
atraumatik care dan meminimalisasi dampak hospitalisasi.
5) Tujuan Ruang perinatologi
Terlaksananya pelayanan keperawatan neonatus sesuai dengan SAK dan
SPO dengan mengutamakan keselamatan pasien untuk menurunkan
angka kematian bayi
6) Tujuan Ruang Bersalin
Terlaksananya pelayanan keperawatan dan kebidanan dengan
kegawatdaruratan maternal neonatal secara cepat, tepat dan aman untuk
menurunkan angka kesakitan, angka kematian dan kecacatan pada ibu dan
bayi.

7) Tujuan Ruang Kebidanan


Terlaksananya pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai
dengan SAK dan SPO dengan mengutamakan keselamatan pasien pre,
intra dan post partum dan pasien obstetri ginekologi

C. STRATEGI
1. Mengatur, memantau dan mengawasi pelaksanaan pelayanan asuhan
keperawatan dan kebidanan di seluruh ruang perawatan.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 2


2. Berkoordinasi dengan bagian SDM untuk pemenuhan kebutuhan tenaga perawat
dan bidan di seluruh ruang perawatan.
3. Memperkirakan tuntutan kebutuhan pelayanan keperawatan dan mengusulkan
kebijakan dan prosedur untuk menjaga stabilitas kemampuan staf.
4. Menerapkan falsafah, tujuan, standar asuhan keperawatan dan kebidanan dan
standar operasional prosedur dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan yang
mengacu pada Visi Rumah Sakit Ibu dan Anak Pratiwi Tangerang.
5. Menetapkan dan mengoptimalkan fasilitas dan perlengkapan alat-alat yang
mendukung pelayanan keperawatan di seluruh ruang perawatan.
6. Mengembangkan sistem dan prosedur pencatatan dan pelaporan dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan.
7. Mengembangkan metode kerja bagi tenaga keperawatan sehingga dapat bekerja
sama dengan staf lain.
8. Menyusun perencanaan pelayanan keperawatan sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab bidang keperawatan.
9. Membimbing, membina, mengawasi dan mengevaluasi sikap, pengetahuan dan
keterampilan seluruh perawat di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pratiwi Tangerang.
10. Melaksanakan program orientasi, mobilisasi dan rotasi/ mutasi seluruh perawat di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Pratiwi Tangerang.
11. Melaksanakan program pengembangan dan pendidikan yang berkesinambungan
bagi tenaga keperawatan baik secara formal maupun non formal

D. RUANG LINGKUP
Pelayanan Keperawatan di seluruh Rumah Sakit yang terdiri dari :
1. Pelayanan Instalasi Rawat jalan
2. Pelayanan rawat inap.
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Ruang Bersalin
5. Pelayanan Perinatologi
6. Pelayanan Instalasi Kamar Operasi.

E. BATASAN OPERASIONAL
1. Informasi bidang keperawatan adalah pelayanan keperawatan yang tersedia di
Rumah Sakit.
2. Mutu dan etika merupakan bagian dari bidang keperawatan yang
mengembangkan mutu serta etika perawat
3. sarana dan prasarana keperawatan merupakan bagian dari keperawatan yang
menyediakan peralatan untuk menunjang mutu pelayanan keperawatan
4. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 3


5. Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman.

F. LANDASAN HUKUM
Bidang Keperawatan disuatu rumah sakit adalah merupakan bagian yang harus
terselenggara sesuai dengan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/XI/2009
Tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
8. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
10. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001
11. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001
12. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana
Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
15. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
16. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2005.
17. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2005.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 4


18. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan Puskesmas,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
19. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan Dan Perawat
Di RS, Departemen Kesehatan – IDAI 2004.
20. Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit Umum Kelas B (non
pendidikan), C dan D, Departemen Kesehatan 2006.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 5


BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM KEPERAWATAN


Kualifikasi SDM Keperawatan adalah sebagai berikut :

Kualifikasi Jml
Tersedi
No Nama Jabatan Pendidikan Masa Pendidikan non formal Persyaratan tambahan Kebutu Ket
a
Formal kerja /sertifikasi han
1 Manager S1 3-5 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Keperawatan Keperawatan sebagai 2. Pelatihan clinical instruktur 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Kepala 3. PPGD/ BTCLS standar
ruangan 4. BHD
5. Pasien safety
6. Service exelent
7. Penanganan bencana dan
evakuasi

2. Penanggung D3 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah


jawab IGD dan /S1keperawat sebagai 2. PPGD/BTCLS 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Poli an pelaksa 3. BHD standar
na 4. Pasien Safety
perawat 5. Penangana bencana dan
evakuasi
6. Pelatihan komunikasi efektif
7.
2 Penanggung D3/D4 2-3 th 1. Resusitasi neonatus 1. Mampu bekerja dalam 1 1 Sudah

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 6


jawab Ruangan Kebidanan sebagai 2. PONEK Tim sesuai
Kebidanan bidan 3.BHD 2. Sehat jasmani dan standar
pelaksa 4.PPI rohani
na 5.Pasien Safety
6.Penanganan Bencana dan
evakuasi
7.Pelatihan komunikasi efektif

3. Penanggung D3/D4 2-3 th 1. Resusitasi neonates 1. Mampu bekerja dalam 1 1 belum


jawab Ruangan Kebidanan sebagai 2. Pelatihan kamar bedah Tim sesuai
OK bidan/ 3. PONEK 2. Sehat jasmani dan standar
D3/S1 perawat 4. BHD rohani
keperawatan pelaksa 5. PPI
na 6. Pasien Safety
7. Penanganan Bencana dan
evakuasi
8. Pelatihan komunikasi efektif

4. Penanggung D3 1-2 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 belum


jawab Perawat Keperawatan sebagai 2. Resusitasi neonates 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
perinatologi, pelaksa 3. Metode Kanguru standar
na 4. Dasar Intensif
5. BHD
6. PPI
7. Pasien Safety
8. Penanganan Bencana dan
evakuasi
9. Pelatihan komunikasi efektif

5 Perawat D3 - 1. Resusitasi neonates 1. Mampu bekerja dalam Tim 4 1 belum

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 7


Pelaksana Keperawatan/ 2. Metode Kanguru 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
perinatologi s1 3. Dasar Intensif standar
keperawatan 4. BHD
5. PPI
6. Pasien Safety
7. Penanganan Bencana dan
evakuasi
8. Pelatihan komunikasi efektif
6 Perawat D3 - 1. Resusitasi neonates 1. Mampu bekerja dalam Tim 4 1 belum
Pelaksana IGD Keperawatan/ 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
s1 3. PPI standar
keperawatan 4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana dan
evakuasi
6. Pelatihan komunikasi efektif
6 Perawat D3 - 1. BHD 6. Mampu bekerja dalam Tim 4 1 belum
pelaksana poli Keperawatan/ 2. PPI 7. Sehat jasmani dan rohani sesuai
s1 3. Pasien Safety standar
keperawatan 4. Penanganan Bencana dan
evakuasi
5. Pelatihan komunikasi efektif
7 Perawat ruang S1/D3 - 1. BHD 1. Mampu bekerja dalam Tim 8 6 belum
Perawatan Keperawatan 2. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
RPA,RPU 3. Pasien Safety standar
4. Penanganan bencana dan
evakuasi
5. Pelatihan komunikasi efektif
Pelaksana D3/D4 2-3 th 1. Resusitasi neonates 1. Mampu bekerja dalam 1 1 belum
Ruangan OK Kebidanan sebagai 2. Pelatihan kamar bedah Tim sesuai
bidan/ 3. PONEK 2. Sehat jasmani dan standar
D3/S1 perawat 4. BHD rohani
keperawatan pelaksa 5. PPI
na 6. Pasien Safety

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 8


7. Penanganan Bencana dan
evakuasi
8. Pelatihan komunikasi efektif

7 Perawat/Bidan D3/D4 - 1. PONEK/APN 1. Mampu bekerja dalam Tim 8 6 Belum


Perawatan Kebidanan 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Kebidanani 3. PPI standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana dan
evakuasi
6. Resusitasi neonates
7. Pekatihan dasar bedah

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 9


B. KEBIJAKAN KEWENANGAN STAF DAN PIMPINAN
Apabila pejabat struktural berhalangan hadir maka secara hirarki kewenangannya
dapat didelegasikan kepada pejabat struktural lainnya yang ada di lingkungan Bidang
Keperawatan dengan uraian sebagai berikut :
1. Apabila Manager Keperawatan berhalangan melaksanakan tugas, maka tugas
dan pekerjaannya didelegasikan kepada salah satu penanggung jawab ruangan
dibawahnya dengan urutan pendelegasian sebagai berikut :
a. Urutan Pertama penanggung jawab kebidanan
b. Urutan Kedua penanggung jawab keperawatan
c. Urutan ketiga penanggung jawab IGD
2. Apabila Perawat/bidan penanggung jawab berhalangan hadir maka tugas dan
pekerjaanya diserahkan kepada Ketua Tim sedangkan untuk pengambilan
keputusan kebijakan diserahkan kepada pejabat struktural diatasnya sesuai
dengan kewenangannya.
3. Apabila pelaksana berhalangan hadir maka tugas dan pekerjaanya diserahkan
kepada pelaksana lainya dengan tingkat kemampuan atau kompetensi yang
sama.

C. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi dan kebutuhan tenaga keperawatan dan bidan ditahun 2018 adalah sebagai
berikut :
Standart Pendidikan PERAWAT KLINIK
N Ruangan/Jenis
D3 D4 S1 S2 PRA PK PK PK PK PK
o Layanan
PK 1 2 3 4 5
1. Manager Kep 1 √ √
2. RPA, perawatan 5 √
√ √ √ √
kebidanan dan
perinatologi
3. vk dan kamar 5 √
√ √
operasi
4. IGD dan Poliklinik 5 √ √
TOTAL 16

D. PENGATURAN JAGA
1. Manajer Keperawatan
Non Shift
Senin s/d jumat bekerja pukul 08:00 s/d 16:00 WIB
Sabtu bekerja pukul 08:00 s/d 14:00 WIB

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 10


2. Penangung jawab ruangan
Non shift
Senin s/d sabtu bekerja pukul 07:00 s/d pukul 15:00 WIB

3. Pelaksana Fungsional
Pelaksana fungsional dibagi menjadi 3 shift, yaitu :
 Shift pagi bekerja dari ukul 07.00 s/d 14.00 WIB
 Shift siang bekerja dari pukul 14.00 s/d 21.00 WIB
 Shift malam bekerja dari pukul 21.00 s/d 07.00 WIB

4. Poliklinik pengaturan jaga dibagi menjadi 2 shift, yaitu :


 Shift pagi bekerja dari pukul 08.00 s/d 15.00 WIB
 Shift siang bekerja dari pukul 15.00 s/d 22.00 WIB
 Middle pagi bekerja dari pukul 10.00 s/d 17.00 WIB (sesuai kebutuhan
pelayanan)

5. Pengaturan jaga lainnya


 Oncall artinya karyawan dapat dihubungi kapan saja saat dibutuhkan (sesuai
kebutuhan)

BAB III
STANDART FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 11


Meja

Lemari
B. STANDART FASILITAS
1. Sarana Fisik
Ruang bidang keperawatan mempunyai sirkulasi udara yang baik. Luas ruangan
cukup untuk melakukan aktifitas dan menyimpan perlengkapan.
Ruangan dibidang keperawatan dapat dibagi menjadi :
a. Area Kerja
Area ini dilengkapi dengan meja dan kursi serta unit computer sesuai
jumlah tenaga di ruang Bidang Keperawatan
b. Area penyimpanan File
Area ini terletak bagian sudut ruangan. Tempat penyimpanan file ini berupa 1
lemari yang berisi file dokumen keperawatan.

2. Peralatan dan Perlengkapan Ruang Bidang Keperawatan


Jumla
No Nama Peralatan Kondisi Keterangan
h
Area Kerja
1 Meja kerja 1 baik
2 Kursi 3 baik
3 Dispenser 1 -
4 Laptop 1 baik
5 Printer 1 -
6. Dispenser 1 -
Area penyimpanan file
1 Rak ppenyimpanan file 1

Sedangkan untuk mendukung pelayanan keperawatan di seluruh ruang


perawatan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pratiwi Tangerang penyediaan fasilitas dan
sarana disesuaikan dengan kapasitas operasional tempat tidur, beban tugas dan
fungsi serta kemampuan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pratiwi Tangerang sebagai
bahan acuan di seluruh ruang perawatan, bidang perawatan menyusun pedoman

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 12


logistik keperawatan yang disusun berdasarkan jenis peralatan, jumlah
operasional TT, BOR, ratio kebutuhan, spek dan jumlah yang dibutuhkan.

Fasilitas yang ada di ruangan diupayakan sesuai dengan standar kebutuhan


yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan pelayanan, antara lain :
 Ruang Nurse Station
 Ruang Tindakan
 Ruang Spoelhock
 Ruang alat tenun

Sedangkan untuk peralatan yang mendukung operasional pelayanan


keperawatan di ruangan harus tersedia beberapa peralatan yang sesuai dengan
standar kebutuhan, diantaranya :
 Alat tenun
 Alat rumah tangga
 Alat Medis
 Alat perawatan
 Alat tulis kantor (ATK)

Untuk memenuhi kebutuhan fasilitas dan peralatan di atas harus dilakukan


perencanaan secara periodik tiap semester atau tahunan yang menyangkut
penambahan, pergantian dan pemeliharan.

Pengelolaan peralatan di ruangan diserahkan kepada ruangan masing-masing,


dimana kepala ruangan menunjuk salah satu perawat sebagai penanggung
jawab alat yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk membantu kepala
ruangan dalam hal :
 Pengecekan alat
 Merekap frekuensi pemakaian alat
 Membuat laporan inventarisasi alat
 Membuat program pemeliharaan

Seluruh perawat mempunyai tanggung jawab terhadap keberadaan fasilitas dan


peralatan di ruangan sehingga salah satu mekanisme yang dilaksanakan adalah
serah terima alat setiap pergantian shift.

C. Kebijakan Pengoperasian Fasilitas & Peralatan


Penggunaan fasilitas dan peralatan yang ada di lingkungan Bidang Keperawatan
disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja masing-masing dan sifat dari fasilitas dan

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 13


perlatan tersebut. Untuk fasilitas dan peralatan yang sifatnya umum dapat
dipergunakan secara bersama-sama oleh seluruh staf dan pimpinan di lingkungan
Bidang Keperawatan.

Untuk fasilitas dan peralatan yang mendukung operasional pelayanan keperawatan


berada di ruangan masing-masing dibawah tanggung jawab kepala perawat dan
penanggung jawab unit, sehingga untuk pengadaan dan pemeliharaannya dibebankan
kepada unit masing-masing.

Untuk penggunaan fasilitas dan peralatan khusus dan canggih dilakukan oleh perawat
dengan kualifikasi mempunyai sertifikat pelatihan operasional alat tersebut.

Peminjaman peralatan dan perlengkapan antar unit kerja yang ada dalam lingkup
Bidang Keperawatan harus diketahui oleh Penanggung jawab Unit Kerja yang
bersangkutan secara tertulis sedangkan untuk peminjaman yang lintas bidang dan unit
harus diketahui oleh Penanggung Jawab Unit atau orang yang diberi wewenang oleh
Penanggung Jawab Unit.

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR


1. Kebijakan Bidang Keperawatan
Kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan atau ruang lingkup yang
berhubungan dengan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan dibuat oleh
bidang keperawatan, yang meliputi :
a. Ketenagaan
1) Rekruitmen
Yang menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan rekruitmen SDM
Keperawatan adalah :
 Jumlah operasional Tempat Tidur atau jumlah kunjungan
 BOR atau beban kerja ruangan

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 14


 Tingkat ketergantungan pasien
 Spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan yang disesuaikan dengan
ruang lingkup pelayanan di ruangan, diantaranya ruangan yang
memerlukan kualifikasi tertentu.
 Pengganti yang cuti melahirkan
 Estimasi Turn Over
 Perhitungan berdasarkan standar kebutuhan tenaga yang mengacu
pada standar perhitungan dari Depkes untuk tenaga fungsional.

Kegiatan rekruitmen dilaksanakan untuk mencukupi kebutuhan dan


pelaksanaannya berkoordinasi dengan Bagian HRD.
Kegiatan seleksi pada kegiatan rekruitmen SDM Keperawatan dilakukan
berdasarkan:
 Pendidikan
 Masa kerja
 Kompetensi
 Diklat yang pernah diikuti

Kebutuhan ruangan terhadap SDM Keperawatan dapat dipenuhi


berdasarkan kualifikasi tersebut sehingga tuntutan pekerjaan dengan
kualifikasi yang dimiliki perawat dan bidan akan sesuai.

2) Orientasi
Kegiatan orientasi dilakukan sebagai upaya untuk membantu perawat dalam
pengenalan terhadap lingkungan dan pekerjaan, melalui tahapan orientasi
umum yang dilakukan secara klasikal dan orientasi khusus dengan target
pencapaian kompetensi tertentu.Pelaksanaan kegiatan orientasi ini
dikoordinir oleh bagian HRD bekerjasama dengan Manager Keperawatan

3) Rotasi / Mutasi
Pelaksanaan rotasi / mutasi berlaku bagi seluruh perawat yang ada di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Pratiwi, baik perawat fungsional maupun
struktural, yang bersifat sementara maupun menetap dengan ketentuan
sebagai berikut :
a) Mutasi sementara
Dilakukan dalam rangka kebutuhan sementara tenaga keperawatan di
unit tertentu misalnya untuk mengatasi jumlah tenaga karena ada
perawat yang cuti melahirkan atau sakit dalam waktu yang belum bisa
dipastikan.
b) Mutasi tetap

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 15


Dilakukan bagi perawat ruangan dengan masa kerja lebih dari 2 tahun,
kecuali untuk ruangan khusus seperti UGD, OK dan HCU dilakukan
paling cepat setelah 3 tahun di ruangan tersebut.
c) Perbantuan
Pelaksanaan perbantuan dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga
di satu ruangan pada saat-saat tertentu apabila terjadi pelonjakan pasien
atau ada perawat yang tidak bisa berdinas karena sesuatu hal.

4) Promosi
Salah satu upaya untuk pengembangan perawat di RSIA Pratiwi Tangerang
adalah melalui pengkaderan, seleksi dan pendampingan untuk promosi baik
melaui jenjang fungsional maupun structural.

5) Ketentuan Cuti Tahunan


Ketentuan cuti bagi perawat mengacu pada pedoman karyawan secara
keseluruhan.Adapun untuk pengaturannya dilakukan oleh atasan langsung
berdasarkan kondisi ketenagaan.

6) Pendidikan dan Pelatihan


Pendidikan dan pelatihan bagi perawat dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan kualitas SDM keperawatan. Pendidikan formal keperawatan
dilaksanakan secara bertahap dan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan, serta mengacu pada rencana program jangka panjang dan
program tahunan. Sedangkan pelaksanaan pendidikan non formal
dilaksanakan secara in house trainning dan out trainning.

B. STANDART PROSEDUR OPERASIONAL


Untuk menunjang pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di ruangan, Bidang
Keperawatan menetapkan beberapa standar, yaitu :
1. Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan
Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan dibuat sebagai pedoman untuk
pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan, yang mengacu
kepada pedoman penyusunan Standart Asuhan Keperawatan berdasarkan NANDA
(American Nursing Diagnosis Asociation), NOC (Nursing Outcome Clasification) dan
NIC (Nursing Intervention Clasification).

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 16


2. Standar Prosedur Operasional Keperawatan
Standar Operasional Prosedur Keperawatan terdiri dari :

a. SPO Manajerial, yang berkaitan dengan sistem dan lingkup kerja di bidang
keperawatan, diantaranya SPO rekruitmen, SPO orientasi, SPO rotasi mutasi,
SPO seleksi pendidikan, dll.
b. SPO Pelayanan Keperawatan dibuat sebagai pedoman bagi perawat untuk
melakukan tindakan keperawatan (SPO terlampir)
c. SPO umum yang berkaitan dengan lintas unit, untuk menunjang pelaksanaan
pelayanan keperawatan

3. Standar Etika Profesi Keperawatan


Standar etika profesi keperawatan dibuat sebagai pedoman untuk mengatur
perilaku perawat dari sudut nilai moral dalam memberikan asuhan keperawatan dan
kebidanan di Rumah Sakit.
4. Standar Logistik Keperawatan
Untuk menunjang pelakasanaan asuhan keperawatan dan kebidanan di RSIA
PRATIWI Tangerang bidang keperawatan membuat standar logistik yang meliputi
standar alat tenun, standar alat rumah tangga dan standar alat habis pakai.
a. Perencanaan
Perencanaan pemenuhan logistik keperawatan di ruangan dibuat berdasarkan
ketentuan sebagai berikut :
1) Spesifikasi ruangan
2) Perkembangan dan pertumbuhan pelayanan rumah sakit dan penambahan
jumlah tempat tidur.
3) Pergantian alat atau barang yang rusak, hilang dan penghapusan karena
perkembangan teknologi.
b. Klasifikasi logistik keperawatan di ruangan terdiri dari :
1) Golongan barang habis pakai
2) Alat tenun, hal ini berkaitan dengan pengelolaan alat tenun yang dilakukan
oleh tenaga keperawatan.
3) Alat kesehatan
Alat kesehatan yang habis pakai disediakan di instalasi farmasi atas
permintaan ruangan dan pemenuhannya disesuaikan dengan kebutuhan
pasien di ruangan. Untuk pengelolaan alat kesehatan dilakukan oleh tenaga
keperawatan.
4) Pengadaan
Pengadaan alat / barang logistik yang menunjang terhadap pelayanan
keperawatan, pemenuhan kebutuhannya dikoordinir oleh Bagian Logistik
Rumah Sakit berdasarkan pengajuan dari ruangan dengan alur dan
prosedur yang telah ditetapkan.
5) Pemeliharaan

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 17


Pemeliharaan alat / barang logistik yang menunjang pelayanan keperawatan
dilakukan oleh ruangan yang meliputi : cara penyimpanan, perawatan /
kebersihan dan perbaikan , sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
6) Penyaluran
Penyaluran / pendistribusian barang logistik yang menunjang pelayanan
keperawatan yang harus dilakukan secara teratur dan sesuai dengan
kebutuhan serta terdokumentasikan baik di ruangan maupun di bidang
logistik.
7) Pencatatan dan Pelaporan
Dalam pengelolaan logistik di ruangan perlu adanya pencatatan dan
pelaporan inventaris secara rutin agar dapat diketahui kondisi barang / alat
tersebut serta selalu siap pakai.

Untuk mempermudah pencatatan dan pelaporan di ruangan telah disediakan buku


catatan yang terdiri dari :
a. Buku penerimaan barang / alat
b. Buku pemeliharaan
c. Buku pemakaian / frekuensi pemakaian alat
d. Buku peminjaman
e. Buku pengeluaran ( mutasi atau penghapusan )
f. Buku operan harian

Jika diketahui terdapat kerusakan, kehilangan dan penambahan barang / alat


diruangan harus tercatat dan terlaporkan secara teratur dan dapat
dipertanggungjawabkan.

C. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN


1. Rencana Pengembangan Staf
Untuk menunjang pencapaian visi RSIA Pratiwi Tangerang kualitas Sumber Daya
Manusia harus selalu ditingkatkan secara terus menerus dan berkesinambungan
melalui pengembangan staf dan program pendidikan formal maupun non formal.
Program pengembangan staf keperawatan yang berhubungan dengan jenjang
karir, di RSIA Pratiwi Tangerang dilakukan berdasarkan dua jalur yaitu jalur
fungsional dan struktural. Sedangkan Program Pendidikan staf keperawatan
diarahkan pada peningkatan profesional berdasarkan kompetensi yang meliputi
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan.
2. Program Pendidikan dan Pelatihan
Dengan semakin berkembangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan
kesehatan terutama pelayanan keperawatan serta persaingan usaha sejenis maka
perlu adanya peningkatan kualitas SDM khususnya di lingkungan keperawatan.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 18


Program pendidikan formal keperawatan dilaksanakan secara bertahap melalui
seleksi intern maupun ekstern, diantaranya :
a. Pendidikan S1 Keperawatan
Mulai dari penerimaan/ rekrutment memprioritaskan S1 Keperawatan, karena
3(tiga) tahun kedepan RSIA Pratiwi membuat program bebas dari D3
Keperawatan. Perawat yang sudah menjadi pegawai tetap diberi kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan kembali.
b. Pendidikan Pelatihan
Pendidikan non formal di lingkungan keperawatan dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan untuk peningkatan kompetensi melalui pelatihan in house trainning
dan pelatihan eksternal.
3. Kebijakan Pengelolaan Pendidikan & Pelatihan Intern/Ekstern
Dalam pelaksanaan program pendidikan di lingkungan keperawatan, Bidang
Keperawatan akan mengusulkan program dan mengadakan koordinasi dengan
Bidang Diklat agar dalam pelaksanaannya dapat direalisasikan sesuai dengan
rencana anggaran dan program Bidang Keperawatan.
Jenis program pendidikan dan pelatihan didasarkan atas kualifikasi kompetensi
yang harus dimiliki oleh masing-masing perawat dan bidan disesuaikan dengan
kebutuhan, dan pelaksanaannya dilakukan secara berkala berdasarkan kebutuhan
di lingkungan Keperawatan.
4. Kebijakan Orientasi Perawat dan Bidan
Pelaksanaan orientasi secara umum diberikan kepada perawat dan bidan baru
masuk, memasuki kontrak dan menjadi karyawan tetap. Orientasi terdiri dari
orientasi kelas dan orientasi lapangan, adapun untuk perawat baru dilakukan
pembimbingan selama 3 bulan dengan target pencapaian kompetensi yang telah
ditetapkan.

Bab V
LOGISTIK

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 19


Kebutuhan logistik, baik untuk operasional kegiatan bagian Keperawatan untuk
sarana keperawatan diadakan melalui proses permintaan barang sesuai SPO bagian
logistic rumah sakit. Logistik yang diperlukan keperawatan untuk melaksanakan
kegiatan operasional adalah sebagai berikut :

No Nama Barang Jumlah kondisi


1 Kertas A4 dan F4 70 gr
2 Tinta Canon Original Hitam
3 Tinta Canon Original Merah
4 Tinta Canon Original Biru
5 Tinta Canon Original Kuning
6 Pulpen
7 Spidol boardmaker
8 Isi staples besar
9 Isi staples kecil
10 Lakban Hitam
11 Isolasi
12 Buku folio besar/100
13 Map
14 Laptop
15 Printer
16 Isolasi double tip
17 Couter
18 Box File
19 Penggaris
20 Tipe X
21 Gunting
22 Kertas Concort

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 20


melaksanakan suatu tindakan atau idak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka upaya
pelaksanaan keselamatan pasien di RSIA Pratiwi Tangerang perlu dilakukan. Untuk
dapat meningkatkan mutu pelayanan RSIA Pratiwi Tangerang terutama di dalam
melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang jelas
sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan keperawatan.
2. Terdapat perawat yang memahami mengenai keselamatan pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan
sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan (KTD).
4. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun
gelang identitas.
5. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat,
tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
6. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
7. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :
 Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien.
 Insidens pasien jatuh.
 Insidens kejadian infus blong.
 Insidens kesalahan pemberian obat.
 Insidens kesalahan cara pemberian obat.
 Insidens kesalahan persiapan operasi.
 Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang
8. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 21


BAB VII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 22


produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Tenaga kesehatan yang perlu kita
perhatikan yaitu semua tenaga kesehatan yang merupakan suatu institusi dengan
jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan yang cukup besar. Kegiatan tenaga
atau petugas kesehatan mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomi
dan psikososial. Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan sarana dan prasarana
menentukan kesehatan dan keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK,
khususnya kemajuan teknologi sarana dan prasarana, maka risiko yang dihadapi
petugas tenaga kesehatan semakin meningkat.
Setiap unit harus mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dan
keselamatan kerja, termasuk unit dipelayanan. Karena sebagian besar unit
pelayanan ada hubunngan keterkaitan dengan tenaga keperawatan, maka peawat di
RSIA PRATIWI harus mampu mengidentifikasi kesehatan dan keselamatan kerja.

B. TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pratiwi.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN DI UNIT PELAYANAN


1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu :
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi.
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas
kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan
spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll.
c. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai
prosedur yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka,
memasang infus, dll.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 23


d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani
pasien
2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
3. Menggunakan baju kerja yang bersih.
4. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
a. HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
b. Flu burung. Kewaspadaan standar karyawan / petugas IGD dalam
menghadapi penderita dengan dugaan flu burung adalah :
 Cuci tangan
 Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita.
 Memakai masker N95 atau minimal masker badan
 Menggunakan pelindung wajah / kaca mata goggle (bila
diperlukan)
 Menggunakan apron / gaun pelindung
 Menggunakan sarung tangan
 Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot)
5. Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

A. Upaya Peningkatan Mutu Keperawatan


Upaya untuk menjamin mutu pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Pratiwi bidang keperawatan membuat Program Pengendalian
dan Peningkatan Mutu sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengendalian
dan peningkatan mutu tersebut.
Perumusan dan penyusunan kebijakan pengendalian dan peningkatan mutu
pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi melalui masukan dari

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 24


seluruh jajaran dan staf keperawatan yang terlibat dan berdasarkan hasil evaluasi
kinerja bidang keperawatan secara periodik yang kemudian ditindak lanjuti untuk
dilaporkan kepada Direksi.
Kegiatan dalam upaya pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan
keperawatan, dapat dilakukan melaui :
1. Audit Keperawatan
Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien. Hal ini cukup penting karena
kekurangan dalam pelayanan keperawatan dapat mengancam jiwa dan kehilangan
nyawa klien.
Langkah-langkah dalam melaksanakan audit keperawatan
a. Menentukan masalah tertentu untuk dipelajari dan diulas.
b. Menentukan kriteria atau standar profesi yang jelas, obyektif dan rinci
c. Mempelajari catatan keperawatan dan catatan medic
d. Para perawat mempelajari kasus yang tidak memenuhi kriteria, dianalisis,
didiskusikan kemungkinan penyebabnya.
e. Membuat rekomendasi penanganan kasus yang tidak memenuhi kriteria.
f. Membuka lagi topik yang sama di lain waktu, misalnya setelah 6 bulan
kemudian, untuk menilai dan meyakinkan bahwa kelemahan/ kekurangan yang
diidentifikasi telah diperbaiki dan tidak diulang kembali.
g. Perlu dipastikan bahwa audit keperawatan ini bukan acara pengadilan dari
kekurangan pelayanan yang ada tetapi bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Audit keperawatan paling tidak dilakukan sebulan sekali membahas tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pratiwi.

3. Survey Kepuasan Pasien.


Suatu kegiatan untuk mendapatkan masukan dari pasien atau keluarga mengenai
kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan
melalui pengisian angket oleh pasien atau keluarga pasien.

B. Monitoring dan Evaluasi Mutu Keperawatan


Monitoring terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan oleh seluruh pengelola
keperawatan.Upaya perbaikan yang berkaitan dengan mutu keperawatan akan
dilakukan secara terus menerus di unit pelayanan. Sedangkan evaluasi akan dilakukan
setahun sekali oleh Manager Keperawatan.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 25


BAB IX
PENUTUP

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat


memberikan kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara
mandiri maupun kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan
penyakit dan kecacatan, perawatan pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah
kondisi kesehatan yang optimal bagi individu, kelompok dan masyarakat.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntunan
dan harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan, maka
pelayanan keperawatan harus senantiasa dinamis dan selalu memperbaiki diri dari
waktu ke waktu, untuk memberikan kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna
jasa.
Untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas diperlukan
perbaikan secara terus menerus di area pelayanan keperawatan. Dengan adanya

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 26


pedoman pelayanan akan membantu perawat/bidan di RSIA Pratiwi Tangerang dalam
melakukan asuhan keperawatan menjadi lebih baik.
Masukan dan saran dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk peningkatan
kualitas yang lebih baik. Karena dengan masukan maka tim keperawatan akan
melakukan perbaikan dalam membaerikan pelayanan keperawatan.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 27

Anda mungkin juga menyukai