Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN PELAKSANAAN

PONEK 24 JAM

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia
masih tinggi diantara negara – negara ASEAN. Sedangkan penurunan angka tersebut
masih relatf lambat ( AKI dari 390/100.000 tahun 1994 menjadi 307/100.000 tahun
1997 dan AKN dari 282/1000 kelahiran hidup menjadi 21,8 pada tahun 1997),
Seharusnya sesuai dengan Rencana Strategis Depkes Tahun 2005 – 2009.elah
ditetapkan target penurunan angka kematian bayi dari 35 menjadi 26/1.000
kelahiran hidup dan angka kematian ibu dari 307 menjadi 226/100.000 kelahiran
idup pada tahun 2009.
Pada konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa –Bangsa pada tahun 2000
disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan Millenium(Millenium
Development Goal) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan tersebut mempunyai
sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak,yaitu :
a. Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar 2/3 dari AKB pada tahun
1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup
b. Mengurangi angka kematian ibu sebesar ¾ dari AKI pada tahun 1990 dari 307
menjadi 125/100.000 kelahran hidup
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan
pelayanaan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan
Obstetridan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit.

B. TUJUAN
1. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam
pelayanan PONEK
2. Terbentuknya Tim PONEK Rumah Sakit
3. Tercapainya kemampuan tehnis Tim PONEK sesuai standar
4. Memberikan acuan pelayanan pasien di rumah sakit

2
5. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan penanggung jawab
program pada tingkat kabupaten/kota, propinsi dan pusat dalam manajemen
program PONEK

C. RUANG LINGKUP
Kebijakan ini berlaku bagi semua staff rumah sakit , dokter, perawat, penunjang
medik dan staff lainnya yang memberikan pelayanan pada pasien

D. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


1. Direktur bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap kebijakan PONEK
2. Sekretaris bertanggung jawab memastikan kebijakan PONEK dilaksanakan
3. Kepala bidang pelayanan medik, bertanggung jawab untuk memastikan
kebijakan PONEK berjalan dengan tepat dan dimonitor.
4. Staf Medis Fungsional Kebidanan , staf Medik Fungsional Anak, Dokter Umum
dan Bidan bertanggung jawab untuk :
a. Menjalankan kebijakan PONEK
b. Memastikan pasienn mendapatkan perawatan sesuai dengan standar
c. Memastikan staf paham tentang isi kebijakan PONEK
d. Melakukan koordinasi dengan unit lain/multi disiplin terkait pelaksanaan
kebijakan PONEK program
e. Melakukan monitoring, evaluasi dan peninjauan secara regular
f. Semua staf bertanggung jawab untuk:
- Melaksanakan kebijakan PONEK dengan aman
- Melaporkan semua hal yang berpotensi terhadap ketidaksesuaian
terkait dengan pelaksanaan pelayanan pasien dalam hal PONEK

E. BATASAN OPERASIONAL
Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu sistem pembagian
wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh
masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat
sesuai standar. Regionalisasi menjamin agar sistem rujukan kesehatan berjalan
secara optimal

3
Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana
pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier
Rumah Sakit PONEK 24 jam adalah Rumah Sakit yang menyelenggarakan
pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi
24 jam
1. Pelayanan Kesehatan Maternal Fisiologis
a. Pelayanan Kehamilan
b. Pelayanan Persalinan normal dan Persalinan dengan tindakan operatif
c. Pelayanan Nifas
d. Klinik Laktasi
2. Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologis
a. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal (level I)
b. Inisiasi Menyusui Dini
c. Penggunaan ASI eksklusif
d. Imunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
3. Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi
a. Masa Antenatal
b. Masa Intranatal
c. Masa Postnatal
4. Pelayanan Kesehatan Neonatal Risiko Tinggi
Asuhan bayi baru lahir : Level III
5. Pelayanan Ginekologis
6. Perawatan Khusus / High Care Unit dan Transfusi Darah
7. Pelayanan Penunjang Medik
a. Pelayanan Darah
b. Perawatan Intermediate / Intensif
c. Pencitraan
1) Radiologi, termasuk rontgen portable
2) USG Ibu dan Neonatal
d. Laboratorium
e. Ruang BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)
f. Ruang Pencucian dan Penyimpanan alat steril yang sudah dibersihkan
g. Ruang Menyusui

4
F. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 tentang Pokok-pokok
Kesehatan
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4431)
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4431)
4. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan
5. Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 1991 tentang Penyusunan,
Penarapan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI 436/Menkes/SK/VI/1993 tanggal 3
Juni 1993 tentang Berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar
Pelayanan Medis di Indonesia
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tanggal 8
Desember 1999 tentang Penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit dan
Standar Pelayanan Medik
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem
Kesehatan Nasional, diatur Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.159b/Menkes/Per/II/1988
tentang Rumah Sakit
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik kedokteran
13. SK Dir.Jen.Yan.Med No : YM.00.03.2.6.7637/1993 tentang penetapan
berlakunya Standar Asuhan Keperawatan

5
G. KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL
EMERGENCY KOMPREHENSIF (PONEK)
a. Langkah langkah kebijakan Regionalisasi
1. Tentukan wilayah rujukan
2. Persiapkan sumber daya manusia (dokter, bidan dan perawat) pada
wilayah pelayanan primer (ada 4 puskesmas PONED) dan rumah sakit
3. Buatkan kebijakan (SK, Perda) yang mendukung pelayanan regional dan
dana dukungan
4. Pembentukan organisasi Tim PONEK Rumah Sakit (Dokter Sp.OG, Dokter
SpA, dokter umum UGD, bidan dan perawat) melalui SK Direktur Rumah
Sakit
5. Pelatihan bagi SDM agar kompeten sesuai standar prosedur
6. Meningkatkan fungsi pengawasan oleh Direktur Rumah Sakit dengan
melibatkan Tim Peristi untuk melakukan pengawasan dan evaluasi
kegiatan PONEK
7. Evaluasi kinerja
b. Terdapat dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi
baik secara umum maupun emergensi obstetrik – neonatal
c. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelaihan tim PONEK di rumah sakit
baik meliputi resusitasi neonatus
d. Mempunyai Standard Prosedur Operational (SPO) penerimaan dan
penanganan pasien kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
e. Tim di kamar operasi yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas
sewaktu waktu meskipun on call
f. Semua perlengkapan harus tersedia untuk memenuhi kebuuhan pelaksanaan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dalam keadaan bersih,
steril,berfungsi baik dan siap pakai.
g. Rumah sakit menyediakan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
h. Tersedianya pelayanan Rawat Gabung ibu dan bayi di rumah sakit
i. UPT RSUD Arifin Nu’mang Rappang memiliki program Rumah Sakit Sayang Ibu
& Bayi dan memfasilitasi serta mengupayakan Inisiasi Menyusui Dini dan ASI
Eksklusif
j. Rumah Sakit menerapkan perawatan Metode Kangguru pada BBLR

6
k. Pemindahan pasien di dalam rumah sakit:
• Pemindahan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan pemindahan pasien
• Pasien yang dipindahkan harus dillakukan stabilisasi terlebih dahulu
sebelum dipindahkan
l. Perpindahan keluar rumah sakit/rujukan :
• Stabllisasi terlebih dahulu sebelum dirujuk
• Rujukan ke rumah sakit ditujukan kepada individu secara spesifik
• Merujuk berdasarkan atas kondisi kesehatan dan kebutuhan akan
pelayanan berkelanjutan.
• Kerjasama yang resmi atau tiak resmi dibuat dengan rumah sakit penerima.

7
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari:

• 1 dokter Spesialis kebidanan dan Kandungan


• 1 dokter spesialis anak
• 1 dokter di unit Gawat Darurat
• 3 orang bidan (1 koordinator dan 2 penyelia)
• 2 orang perawat

Tim PONEK ideal ditambah:

• 1 dokter spesialis anasthesi


• 6 Bidan pelaksana
• 10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat /bidan jaga)
• 1 petugas laboratorium
• 1 pekarya kesehatan
• 1 petugas administrasi

Tabel 1Daftar ketenagaan RS penyelenggara PONEK

N Jenis Tenaga Tugas Jumlah


O
1 Dokter spesialis Penanggung Jawab pelayanan kesehatan 1-2
maternal dan neonatal
2 Dokter spesialis Pelayanan kesehatan perinatal dan anak 1-2
anak
3 Dokter Spesialis Pelayanan anastesi 1
anastesi
4 Perawat anastesi Pelayanan anastesi 1-2
5 Dokter terlatih Penyelenggaraan pelayanan medik 2-4
6 Bidan koordinator Koordinator asuhan pelayanan kesehatan 1-2
7 Bidan penyelia Koordinasi tugas, sarana dan prasarana 2-4

8
8 Bidan pelaksana Pelayanan asuhan kebidanan 6-8
9 Perawat Asuhan keperawatan 1-2
koordinator
10 Perawat Asuhan keperawatan 8-11
pelaksana
11 Petugas Pelayanan pemeriksaan penunjang 1-2
laboratorium
12 Pekarya Membantu pelaksanaan pelayanan kesehatan 2-4
kesehatan
13 Petugas Administrasi dan keuangan 2-4
administrasi

9
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

IGD PONEK
BPJS VIP KLS KLS KLS KLS /KAMAR
IA IB II B II A BERSALIN

KLS PERINATOLOGI KAMAR


RR
III PETUGAS
R. NIFAS

10
B. STANDAR FASILITAS
1. Prasarana dan sarana
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan PONEK harus
dipenuhi hal-hal sebagai berikut:
• Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
• Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap
• Ruang poli/observasi pasca tindakan
• Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi
internal
a) Kriteria umum ruangan:
1) Struktur fisik : Dinding harus dicat dengan bahan yang bisa dicuci
atau dilapisi keramik
2) Kebersihan :
➢ Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran dapat
terlihat dengan mudah
➢ Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah dan limbah
rumah sakit
➢ Hal tersebut berlaku juga untuk lantai, mebel, perlengkapan,
instrumen, pintu, jendela, dinsing, steker listrik dan langit-langit
3) Pencahayaan
➢ Pencahayaan harus terang dan cahaya alami atau listrik
➢ Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar serangga tidak
masuk
➢ Listrik harus berfungsi baik, kebel dan steker tidak membahayakan
dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh
➢ Tersedia peralatan gawat darurat
➢ Harus ada cukup lampu untuk setiap neonatus
4) Ventilasi
➢ Ventilasi termasuk jendela harus cukup jika dibandingkan dengan
ukuran ruang
➢ Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik
➢ Suhu ruangan harus dijaga 24-26 derajat celcius
➢ Pendingin harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri)

11
5) Pencucian tangan
➢ Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau
disinfektan yang dikendalikan dengan siku atau kaki
➢ Wastafel, keran dan dispenser harus dipasang pada ketinggian
yang sesuai (dari lantai dan dinding)
➢ Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka
➢ Harus ada handuk (kain bersih) atau tissue untuk mengeringkan
tangan, diletakkan di sebelah westafel

12
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. ALUR PELAYANAN KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

PASIEN
DATANG

TRIASE

YA TIDAK
GAWAT
DARURA
T
RESUSITASI

KASUS KANDUNGAN KASUS KEBIDANAN Perlu Tidak


tindakan

LOKET KARTU
TINDAKAN

RUJUK KE RSU
KAMAR A.MAKKASAU
OPERASI PAREPARE

ICU
PULANG

RAWAT
INAP
INSTALASI
JENAZAH

13
B. ALUR PASIEN RAWAT JALAN OBGYN

PASIEN
DATANG

SKRENING PASIE N

UGD
GAWAT

BPJS
( RUJUKAN ) UMUM

POLIK OBGI N

PEMERIKSAA N PENUNJA NG (
YA / TIDAK )

7
APOTIK

RAWAT INAP OK

PULANG RUJUK

14
C. ALUR RUJUKAN PASIEN

UPT RSUD
ArifinNu’mangRappangKabupatenSidenr
engRappang

Bidan Praktek Puskesmas Dokter Praktek


Swasta/BPS Poned Swasta

Puskesmas Non Puskesmas


Perawatan Non
Poned Poned

Pustu / Poskesdes

MASYARAKAT

Posyandu Posyandu

15
BAB V
LOGISTIK

A. Obat-obatan Maternal Khusus PONEK


Keterangan
No Nama Obat
Ada Tidak
1 Ringer Asetat 
2 Dextrose 5% 
3 Dextran 40 / HES 
4 Saline 0,9% 
5 Adrenalin / Epinefrin 
6 Metronidazol 
7 Kadelex atau ampul KCL 
8 Larutan Ringer Laktat 
9 Kalsium Glukonat 10% 
10 Ampisilin 
11 Gentamisin 
12 Kortison / Dexametason 
13 Aminophyline 
14 Transamin 
15 Dopamin 
16 Dobutamin 
17 Sodium Bikarbonat 8,4% 
18 MgSO4 40% 
19 Nifedipin 

16
B. Obat-obatan Neonatal Khusus PONEK
Keterangan
No Nama Obat
Ada Tidak
1 Dextrose 10% 
2 Dextran 40 / HES 
3 N5 
4 KCL 
5 NaCl 0,9% 25ml 
6 NaCl 0,9% 500ml 
7 Kalsium Glukonat 10ml 
8 Dopamin 
9 Dobutamin 
10 Adrenalin / Epinefrin 
11 Morphin 
12 Sulfas Atropin 
13 Midazolam 
14 Phenobarbital Injeksi 
15 MgSO4 20% 

16 Sodium Bikarbonat 8,4% 


17 Ampisilin 
18 Gentamisin 

17
BAB VI

PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA

Pemantauan dan evaluasi kinerja ini bersifat:


Dapat dilakukan mandiri oleh tim PONEK UPT RSUD Arifin Nu’mang Rappang,
tidak tergantung pada siapa pun. Dilakukan setiap saat, berkesinambungan dan
terarah. AMP bukan hanya membicarakan berbagai kasus kematian ibu dan bayi
tetapi juga ditujukan bagi kasus yang NYARIS MATI. Hal ini perlu dilakukan agar tidak
terulang kejadian yang sama. Selain itu AMP juga membahas pencegahan
kesakitan/kematian ibu saat melahirkan, upaya perluasan cakupan peserta KB agar
mencapai 75%. Berbagai hal yang bersifat nonmedik sepertiyang tertera dibawah ini,
perlu juga dibahas, antara lain:
- Perlu tidaknya uang muka rumah sakit
- Siapa yang menanggung biaya transport pasien ke rumah sakit
- Kelambatan petugas
- Intensif untuk tenaga medis
- Persediaan obat dan lain-lain

18
BAB VII
PENUTUP

Pedoman ini dibuat untuk memberikan arahan tindakan di Unit PONEK 24 Jam
UPT RSUD Arifin Nu’mang Rappang . Dengan demikian pedoman Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) ini harus dilaksanakan dengan disertai
tekad dan kemauan yang kuat guna mengurangi dua per tiga (2/3) tingkat kematian
anak-anak usia dibawah 5 tahun, mengurangi tiga per empat (3/4) rasio kematian ibu
dalam proses melahirkan. Serta meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Unit
PONEK UPT RSUD Arifin Nu’mang Rappang.

19
BAB VIII
DOKUMENTASI

Bukti penyelenggaraan PONEK yaitu Audit Maternal Perinatal (AMP) tingkat


kabupaten, audit maternal perinatal intern UPT RSUD Arifin Nu’mang Rappang. Audit
nearmiss, penanganan kasus emergensi yang pencatatanya terdapat pada Kamar
bersalin dan IGD Maternal

20
Tim Penyusun :
Pokja Prognas

21

Anda mungkin juga menyukai