Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan salah satu organisasi pemberi jasa


pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang semakin dituntut untuk
bekerja secara profesional sesuai dengan standar pelayanan yang telah
ditentukan.
Mengacu pada visi dan misi dari Millenium development goal’s,
maka perlu disusun suatu rencana kerja, sehingga kegiatan dari bagian ini
menjadi lebih sistematis dan terorganisir. Program kerja akan menjadi
acuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan maternal-perinatal yang
komprehensif dalam periode satu tahun.
Di rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak pada tahun 2016
didapatkan data angka kematian Ibu yaitu 1/100.000 kelahiran hidup Dan
angka kematian neonatal 5 /1000 kelahiran hidup atau 0,7%. Penyebab
kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, eklamsia, partus lama. Dan
penyebab kematian neonatal yaitu prematur, infeksi, dan kelainan
kongenital. Saat ini rumah sakit dustira telah siap melayani kasus
komplikasi maternal dan neonatal. Dengan adanya pelayanan obstetri dan
neonatal secara komprehensif di rumah sakit diharapkan dapat
mempercepat penurunan AKI dan AKN serta meningkatkan kesehatan ibu.
Program menurunkan angka kematian neonatal dan meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi tersebut dapat diperoleh dengan dukungan faktor
keterampilan tenaga kesehatan khusus PONEK serta pelayanan kesehatan
ibu dan bayi yang berkualitas di rumah sakit,
B. TUJUAN
1. Sebagai pedoman bagi para pelaksana kesehatan di rumah sakit

2. Menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi khususnya pada bayi


premature

1 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI


C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

1. Kriteria dan persyaratan perawatan metode kangguru

2. Tatalaksana perawatan metode kangguru

D. BATASAN OPERASIONAL

Perawatan metode kangguru adalah pelayanan kesehatan bayi


dengan berat lahir rendah yang dapat bernafas spontan di rumah sakit yang
dilakukan oleh ibu dengan pengawasan dan bimbingan tenaga kesehatan

E. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437)sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
LembaranNegara Nomor 4844);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga


Kesehatan (Lembaran Negara Nomor 49 Tahun 1996, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3637);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian


Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Nomor 82
Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

2 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI


5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/ VIII/2010


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemeterian Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun
2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 741);

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/ Menkes/Per/XII/2005


tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1295/Menkes/Per/XII/2007;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/ Menkes/Per/IV/2007
tentang Izin Praktik danPelaksanaan Praktik Kedokteran

3 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI


BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

1. Perawat yang telah mendapatkan pelatihan perawatan metode kangguru

2. Bidan yang telah mendapatkan pelatihan perawatan metode kangguru

B. Distribusi ketenagaan

1. Ruang Nifas

2. Ruang Perinatal

C. Pengaturan Jaga

Pengaturan jadwal jaga tenaga perawat dan bidan dilakukan oleh


masing-masing kepala ruangan berdasarkan SPO yang ada di Rumah Sakit
umum yarsi pontianak . Pengaturan jadwal jaga tenaga dokter dilakukan oleh
komite medik Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak.

4 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI


BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Ruangan untuk pelayanan PMK

Bangunan fisik perlu diperhatikan yaitu dalam ukuran ruangan dan tata
ruangan karena berkaitan dengan pelaksanaan PMK. Secara garis umum yang
diperlukan adalah kecukupan ruang untuk menempatkan kursi yang dipakai
ibu agar bias duduk santai dalam melalukan PMK diruang bayi.

B. Standar Fasilitas

1. Kriteria umum ruangan

a. Struktur fisik

Lantai porselen dan dinding dicat atau dilapisi keramik agar mudah
dicuci

b. Kebersihan

Cat dan lantai berwarna terang dan sehingga kotoran terlihat dengan
mudah. Ruangan bersih bebas dari debu dan kotoran sampah atau
limbah rumah sakit.Hal ini berlaku pula untuk mebel, perlengkapan,
instrumen, pintu, jendela, steker listrik, dan langit-langit

c. Pencahayaan

Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan


semua lampu berfungsi baik dan kokoh. Pencahayaan terang dari
cahaya alami atau listrik

d. Ventilasi

Suhu ruangan dijaga 24-26 °c dan pendingin ruangan berfungsi


dengan baik

e. Pencucian tangan

5 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI


Wastafel dilengkapi dengan dispenser sabun, serta tissu untuk
mengeringkan tangan

2. Kriteria khusus ruangan

a. Area cuci tangan di ruang obstetric dan neonates

Jarak antara tempat tidur dengan wastafel maksimal 6 meter

b. Area resusitasi dan stabilisasi di ruang obstetri dan neonatal/IGD

1) Kamar ponek di IGD terpisah dengan kamar gawat darurat lain


untuk menjaga privasi pasien

2) Incubator transport dan inkubator

3) Pemancar panas,lampu sorot

4) Mesin hisap, oksigen

5) Alat resusiasi bayi dan dewasa

6) Wastafel dan air mengalir

7) Nurse stasion dan lemari rekam medik

8) Troli emergensi

c. Ruangan maternal

Kamar bersalin

1) Lokasi 50 meter ke ruang operasi

2) Ruang bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang

3) Kamar bersalin sangat dekat dengan ruang perinatal

4) Ada fasilitas cuci tangan pada setiap ruangan

5) Ada ruangan tindakan operasi kecil seperti curet, penjahitan luka.

d. Ruangan neonatal

6 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI


1) Berada di samping ruang bersalin

2) Terdapat ruang observasi (isolasi) di area khusus

e. Area laktasi

Berada di ruangan perinatal dan terjaga privasinya

f. Ruangan penunjang

1) Ruang perawat/bidan

2) Toilet staf

3) Ruang loker staf

4) Ruang keluarga pasien

5) Ruang cuci

6) Gudang peralatan

7) Ruang dapur untuk pasien

g. Sarana dan prasarana penunjang

1) Unit transfusi darah


2) Laboratorium
3) Radiologi

7 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI


BAB IV

KRITERIA DAN PERYARATAN PERAWATAN METODE KANGGURU

A. Kriteria bayi
1. Berat lahir kurang dari 2500 gram
2. Grafik berat badan cenderung naik
3. Kondisi secara umum baik
4. Suhu tubuh stabil (36,5-37,5)
5. Mempunyai cukup kemampuan untuk menghisap dan menelan
6. Ibu atau pengganti berseia untuk melaksanakan pmk
7. Bayi sudah tidak memerlukan infus

B. Kriteria ibu
1. Bersedia dan mau melaksanakan pmk
2. Mempunyai kemampuan fisik dan mental
3. Siap pakaian (baju dan kancing depan)
4. Kain panjang untuk menahan bayi
5. Kuku harus bersih dan tidak menggunakan cat kuku

8 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI


BAB V

TATALAKSANA PERAWATAN METODE KANGGURU

1. Petugas menyampaikan informasi kepada ibu atau keluarga mengapa bayi


perlu dirawat dengan metode kangguru
2. Ibu atau pengganti membersihkan daerah dada dan perut dengan cara
mandi memakai sabun
3. Ibu atau pengganti memotong kuku dan mencuci tangan
4. Memasang penutup kepala dan popok bayi.
5. Bayi dilekatkan dalam posisi vertical letaknya dapat ditengah payudara
atau sedikt ke samping
6. Setelah bayi dimasukan ke dalam baju, ikat kain selendang disekeliling ibu
dan bayi
7. Mengajari ibu/pengganti tentang :
a. Perhatikan pernafasan bayi
b. Perhatikan tanda bayi sakit
c. Pemantauan tumbuh kembang
d. Imunisasi
e. Asi ekslusif

9 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI


BAB VI
LOGISTIK
1. Pelayanan obat dipusatkan di instalasi farmasi Rumah Sakit umum yarsi.
2. Pelayanan pencitraan dipusatkan di laboratorium Rumah Sakit umum yarsi
3. Pelayanan radiologi dipusatkan di instalasi radiologi / rontgen

10 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI


BAB VII
KESELAMATAN PASIEN

Mengacu pada sasaran keselamatan pasien di rumah sakit yaitu :


1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan resiko pasien cedera jatuh

11 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI


BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

Agar tidak terjadi infeksi silang maka dilakukan upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi melalui komponen kewaspadaan standar meliputi :
1. Cuci tangan
2. APD (sarung tangan, masker, pelindung mata dan wajah, gaun/apron)
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Penanganan linen
6. Penanganan limbah
7. Kesehatan karyawan
8. Penempatan pasien
9. Penyuntikan yang aman
10. Etika batuk
11. Prosedur lumbal pungsi

12 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI


BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

Ada pertemuan khusus secara formal antara pimpinan dan staf pelaksana
di lapangan. Mengenai rencana kegiatan, dan evaluasi, yang dilakukan setiap satu
bulan. Mutu dinilai dari penemuan kasus kemampuan menangani BBLR.

13 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI


BAB X

PENUTUP

Pedoman ini dibuat untuk memberikan arahan dalam tindakan perawatatan


metode kanguru di Rumah Sakit umum yarsi pontianak. Dengan demikian
pedoman ini harus dilaksanakan dengan disertai tekad dan kemauan yang kuat
guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit umum yarsi.

Ditetapkan : di Pontianak
Pada tanggal : 2017
Direktur Rumah Sakit Yarsi Pontianak

dr. H.Pendi T.Perdjaman,M.kes

14 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI


15 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI
16 | Pedoman Perawatan Metode Kangguru/MDG’s/RSU YARSI

Anda mungkin juga menyukai