Anda di halaman 1dari 33

PEDOMAN PELAYANAN IMP

(INSTALASI MATERNAL PERINATOLOGI)


DI RSU ALLAM MEDICA BUMIAYU

RSU ALLAM MEDICA BUMIAYU


Jl.P.Diponegoro No 609 Jatisawit –Bumiayu 52273
Telp : (0289)430822 Email : allam.medica@yahoo.co.id
BAB I

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 1


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu
status kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan melalui pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi periode neonatal merupakan periode yang
paling klinis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi.
Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal dan pertiganya meninggal pada
minggu pertama, penyebab utama kematian pada minggu pertama kehidupan adalah
kompikasai pada kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis dan komplikasi
berat lahir rendah kurang lebih 98% kematian ini terjadi di negara berkembang dan
sebagian besar kematian ini dapat dicegah dengan pencegahan dini dan pengobatan
yang tepat.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dan pedoman dalam memberikan pelayanan di Instalasi Maternal
Perinatologi dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan yang sesuai dengan
perkembangan ilmu.
2. Tujuan Khusus
a. Menjadi acuan dan pedoman dalam memberikan asuhan atau pelayanan
maternal dan perinatologi di RSU Allam Medica
b. Meningkatkan mutu pelayanan maternal perinatologi sesuai dengan
perkembangan ilmu.
c. Berperan aktif dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi khususnya di
wilayah kabupaten Brebes.

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 2


Ruang lingkup pelayanan di instalasi maternal perinatologi yaitu di pimpin oleh
seorang kepala IMP yang memenuhi persyaratan kualifikasi, yang di koordinir oleh
seorang penanggung jawab maternal dan perinatologi, serta dilaksanakan oleh
seorang ketua tim dan bidan atau perawat pelaksana. Selain itu kepala IMP
bertanggug langsung kepada atasannya yaitu kepala bidang pelayanan.

D. Batasan Operasional
Batasan operasional pelayanan yang diberikan dalam Instalasi Maternal
Perinatal di RSU Allam Medica Bumiayu antara lain :
1. Batasan operasional maternal, yaitu
a. Pengelolaan dan pelayanan perawatan pasien kebidanan.
b. Menyediakan fasilitas dan peralatan kebidanan.
c. Membuat kebijakan dan standart prosedur pasien kebidanan.
d. Membuat pengendalian dan asuhan kebidanan pasien nifas
2. Batasan operasional perinatologi diklasifikasikan menjadi tiga level, yaitu
a. Pelayanan Keperawatan Neonatus level I merupakan perawatan neonatus
sehat yaitu pelayanan neonatus dasar dan bayi beresiko rendah yang
memerlukan asuhan keperawatan dasar minimal, dimana perawatan bayi
utamanya dilakukan oleh ibu. Dimana kriteria bayi baru lahir normal sehat
adalah sebagai berikut :
1) Bayi yang lahir dengan persalinan normal atau tindakan tanpa komplikasi
2) Bayi lahir dengan nilai APGAR selama 5 menit lebih dari 7
3) Bayi dengan Berat lahir 2500 gram – 4000 gram
4) Usia kehamilan 37 minggu – 41 minggu
5) Bayi tanpa kelainan congenital
6) Bayi tanpa resiko penyakit
7) Bayi yang di rawat gabung atau rawat bersama ibunya sampai pulang
b. Pelayanan Keperawatan Neonatus level II yaitu perawatan neonatus khusus
atau perawatan bayi sakit sedang dan diharapkan pulih secara cepat yang
memerlukan observasi dan pengobatan yang memiliki asuhan keperawatan
normal. Kriteria bayi sakit sedang antara lain :

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 3


1) BBLR < 1000 gram tanpa komplikasi
2) BBL > 4000 gram/makrosomia
3) Gangguan napas ringan sedang
4) Infeksi lokal/infeksi ringan sedang
5) Kelainan bawaan ringan sampai sedang yang bukan keadaan gawat
6) Penyakit komplikasi lain tanpa memerlukan perawatan intensive
7) Bayi di rawat di ruang Perinatologi
c. Pelayanan Keperawatan Neonatus level III yaitu perawatan intensive
neonatus yang memerlukan pengawasan yang terus menerus dari perawat,
dokter dan dukungan fasilitas berteknologi tinggi. Kriteria bayinya yaitu :
1) Berat badan lahir amat sangat rendah (< 1000 gram)
2) Nilai apgar 5/10 menit < 3
3) Gangguan napas berat
4) Infeksi berat
5) Meningitis
6) Kejang neonatus
7) Kelainan bawaan ringan dengan gawat darurat
8) Bayi baru lahir dengan komplikasi yang memerlukan ventilasi mekanik
9) Di rujuk ke RS yang lebih tinggi

E. Landasan Hukum
Yang menjadi landasan hukum pelaksanaan pelayanan kesehatan maternal dan
perinatologi adalah
1. Undang – Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
2. Undang – Undang No 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
3. Undang – Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
4. Undang – Undang No 44Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 4


7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701/Yan Med/RSKS/60/VII/1991
Tentang pelayanaan Gawat Darurat
8. Keputusan Menteri Kesehatan No 369/ Menkes /SK III 2007 tentang Standar
Profesi Bidan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar
pelayanan Minimal Rumah Sakit
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 604/Menkes/SK/VII/2008 tentang
Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit Umum Kelas B, Kelas C dan
Kelas D.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 5


A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Instalasi Maternal Perinatologi
1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Instalasi Maternal
Jumlah
No Jabatan Pendidikan
Kebutuhan
1. Dokter Kebidanan Dr. Sp.OG 3 orang
2. Kepala Ruangan D3 Kebidanan 1 orang
Penanggung jawap D3 Kebidanan
3. 4 orang
shift
4. Bidan Pelaksana D3 Kebidanan 3 orang

2. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Perinatologi


Jumlah
No Jabatan Pendidikan
Kebutuhan
1. Dokter Anak Dr. Sp.A 1 orang
2. Kepala Ruangan D3 Kebidanan 1 orang
Penanggung Jawap D3 Kebidanan/
3. Shift Dan Merangkap Keperawatan 4 orang
Bidan Pelaksana

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan di Instalasi Maternal Perinatologi
1. Distribusi ketenagaan di Ruang Maternal adalah
a. Dokter spesialis obstetri ginekologi yang berjaga sesuai dengan jadwal dan
berifat on call apabila terjadi kegawat daruratan.
b. Dokter umum sebagai dokter jaga ruangan perawatan dalam satu shift.
c. Paramedis terbagi menjadi tiga shift yaitu
1) Untuk dinas pagi (Pukul 07.00 – 14.00 WIB)
Yang bertugas 3 orang yaitu 1 orang kepala ruangan dan 2 orang bidan
pelaksana
2) Untuk dinas sore (Pukul 14.00 – 21.00 WIB)

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 6


Yang bertugas 2 orang yaitu 1 orang penanggung jawab dan 1 orang
bidan pelaksana
3) Untuk dinas malam (Pukul 21.00 – 07.00 WIB)
Yang bertugas 2 orang yaitu 1 orang penanggung jawab dan 1 orang
bidan pelaksana.

2. Distribusi ketenagaan di Ruang Perinatologi adalah


a. Dokter spesialis anak yang berjaga sesuai dengan jadwal dan berifat on call
apabila terjadi kegawat daruratan.
b. Pelaksana yang terbagi dalam tiga shift yaitu dinas pagi yang bertugas ada 2
orang yaitu 1 kepala ruang dan 1 bidan/perawat pelaksana, dinas siang dan
dinas sore yang di laksanakan oleh 1 bidan atau perawat.

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 7


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Alur Pelayanan Maternal Dan Perinatal Di Rumah Sakit


Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan nomor 604/Menkes/SK/VII/2008 tentang
Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit Umum Kelas B, Kelas C dan Kelas
D, yang di dalamnya terdapat tentang alur pelayanan maternal dan perinatal di rumah
sakit yaitu :
LABORATORIUM
dr.OBGYN/
DOKTER/BIDAN

KAMAR TINDAKAN
Prosedur tindakan
PERINATAL INSTALASI/UNIT RAWAT INAP
GAWAT DARURAT
kassus sesuuai standar
& NIFAS
pelayanan kesehatan
MATERNAL
maternal dan perinatal

Kamar Operasi
Prosedu operasi
pada kasus rujukan

KAMAR BERSALIN BANGSAL


ADMINISTRASI
Prosedur persalinan PERINATOLOGI
KEUANGAN
normal kasus rujukan
sesuai standar
INSTALASI FARMASI pelayanan

BANK DARAH

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 8


B. Denah Ruang Maternal Perinatologi
1. Denah Ruang Maternal

a. Alur pasien masuk ruang maternal yaitu :


1) Pasien masuk ruang maternal dari IGD dan atau rawat jalan melalui
administrasi.
2) Pasien mendapatkan Nomor Rekam Medis.
3) Serah terima & orientasi di pos perawat (Nurse Station).
4) Pasien selanjutnya diawasi lebih lanjut di ruang maternal.
b. Pasien meninggalkan ruang maternal
1) Pasien pindah ke ruang nifas untuk perawatan nifas
2) Pasien dipindah ke ruang IBS untuk dilakukan tindakan operatif.
3) Pasien dirujuk ke Rumah Sakit yang lebih lengkap fasilitasnya
4) Pasien meninggal dikirim ke kamar jenazah

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 9


2. Denah Ruang Perinatologi

Ruang Jaga Ruang Infeksi Ruang Ganti

Ruang Rawat Non Infeksi

Wc
Ruang Tunggu

a. Alur dokter, bidan atau perawat dan staf yang akan bertugas
1) Dokter masuk ke ruang dokter untuk ganti pakaian
2) Paramedis masuk ke ruang perawat untuk ganti pakaian
3) Staf masuk ke ruang staf untuk ganti pakaian
4) Setelah selesai tugas dokter, paramedis, staf ke luar melalui alur yang
sama
b. Alur pasien masuk ruang perinatologi
1) Pasien masuk ruang perinatologi dari igd/rawat jalan/ruang operasi/ kamar
bersalin/ ruang nifas, melalui administrasi.
2) Pasien mendapatkan nomor rekam medis
3) Serah terima & orientasi di pos perawat (nurse station)
4) Pasien selanjutnya dirawat lebih lanjut di ruang perinatologi
c. Alur pasien meninggalkan ruang perinatologi
1) Pasien rawat gabung dengan ibunya di ruang nifas
2) Pasien pulang ke rumah setelah sehat
3) Pasien dibawa pulang oleh keluarganya tanpa persetujuan dari dokter /
pulang paksa
4) Pasien dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap fasilitasnya, atau
5) Pasien meninggal dikirim ke kamar jenazah

C. Standar Fasilitas Gedung

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 10


1. Standar Fasillitas Gedung Di Ruang Maternal
Nama Besar
No Fungsi Kebutuhan Fasilitas
Ruangan Ruangan/Luas
Ruang Stasi Ruang untuk 3-5 m2/perawat Meja, Kursi, lemari
Perawat melakukan (Ket:perhitungan arsip, lemari obat,
(Nurse perencanaan, 1 stasi perawat telepon/intercom
Station) pengorganisasian untuk melayani alat minitoring
asuhan dan maksimum 25 untuk pemantauan
pelayanan tempat tidur) terus menerus
1
keperawatan (pre fungsi-fungsi vital
dan post-confrence, pasien
pengatur jadwal),
dokumentasi sampai
dngan evaluasi
pasien
Ruang Ruang untuk Sesuai Meja, Kursi, lemari
Konsultasi melakukan kebutuhan arsip,
konsultasi oleh telepon/intercom,
2
profesi kesehatan peralatan kantor
kepada pasien dan lainnya
keluarganya
Ruang Ruangan untuk 12-20 m2 Lemari alat periksa
Tindakan melakukan tindakan & obat, tempat tidur
pada pasien baik periksa, tangga
3 berupa tindakan roolstool, wastafel,
invasive ringan lampu periksa, tiang
maupun non- infus dan
invasive kelengkapan lainnya
R. Dokter Ruang kerja dan Sesuai Tempat tidur, sofa,
4 Jaga kamar jaga dokter kebutuhan lemari, meja/kursi,
wastafel.

Ruang Ruang istirahat Sesuai Sofa, lemari,


5 Perawat perawat kebutuhan meja/kursi, wastafel

Ruang Loker Ruang ganti pakaian Sesuai Loker, dilengkapi


6 bagi petugas kebutuhan toilet (KM/WC)
instalasi rawat inap
Ruang Linen Tempat Min. 4 m2 Lemari
7 Bersih penyimpanan
bahan-bahan linen

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 11


steril/bersih

Ruang Linen Ruangan untuk Min. 4 m2 Bak penempungan


Kotor menyimpan bahan- linen kotor
bahan linen kotor
yang telah
8
digunakan di r.
Perawatan sebelum
dibawa ke r. Cuci
(Laundry)
Gudang Fasilitas untuk 4-6 m2 Kloset leher angsa,
Kotor membuang kotoran keran air bersih
(Spoolhoek/ bekas pelayanan (Sink) Ket: tinggi
Dirty Utility) pasien khususnya bibir kloset + 80-
yang berupa cairan. 100n dari
9
Spoolhoek berupa permukaan lantai
bak/kloset yang
dilengkapi dengan
leher angsa (water
seal)
KM/WC KM/WC @ KM/WC Kloset, wastafel,
(pasien, Pria/wanita luas bak air
10
petugas, 2 m² - 3 m²
pengunjung)

2. Standar Fasillitas Gedung Di Ruang Perinatologi


Besar Kebutuhan
No Nama Ruangan Fungsi
Ruangan/Luas Fasilitas
Ruang Perawatan Ruangan untuk Ukuran ruangan Inkubator, bok
Perinatologi pasien yang minimal 14 m x bayi, Infant
memerlukan asuhan 14 m radiant warmer,
dan pelayanan meja tindakan,
1.
keperawatan dan CPAP, Neo Puff,
pengobatan secara Bed side monitor,
berkesinambungan Suction,
lebih dari 24 jam Resusitasi kit
Ruang Stasi Ruang untuk 3-5 m2/perawat Meja, Kursi,
2.
Perawat (Nurse melakukan (Ket:perhitunga lemari arsip,

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 12


Station) perencanaan, n 1 stasi perawat lemari obat,
pengorganisasian untuk melayani telepon/intercom
asuhan dan maksimum 25 alat minitoring
pelayanan tempat tidur) untuk
keperawatan (pre pemantauan terus
dan post-confrence, menerus fungsi-
pengatur jadwal), fungsi vital
dokumentasi sampai pasien
dngan evaluasi
pasien
Ruang Konsultasi Ruang untuk Sesuai Meja, Kursi,
melakukan kebutuhan lemari arsip,
konsultasi oleh telepon/intercom,
3.
profesi kesehatan peralatan kantor
kepada pasien dan lainnya
keluarganya
Ruang Tindakan Ruangan untuk 12-20 m2 Lemari alat
melakukan tindakan periksa & obat,
pada pasien baik tempat tidur
berupa tindakan periksa, tangga
invasive ringan roolstool,
4.
maupun non- wastafel, lampu
invasive periksa, tiang
infus dan
kelengkapan
lainnya
Ruang Ruang tempat Sesuai Meja, kursi,
Pendidikan/ melaksanakan kebutuhan perangkat audio
5.
Diskusi kegiatan visual, dll
pendidikan/diskusi
Ruang Perawat Ruang istirahat Sesuai Sofa, lemari,
6. perawat kebutuhan meja/kursi,
wastafel

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 13


Ruang kepala Ruang tempat Sesuai Lemari,
instalasi rawat kepala ruangan kebutuhan meja/kursi, sofa,
inap melakukan komputer, printer
manajemen asuhan dan peralatan
dan pelayanan kantor lainnya
7.
keperawan
diantaranya
pembuatan
programam kerja
dan pembinaan
Ruang Loker Ruang ganti pakaian Sesuai Loker, dilengkapi
8. bagi petugas kebutuhan toilet (KM/WC)
instalasi rawat inap
Ruang Linen Tempat Min. 4 m2 Lemari
Bersih penyimpanan
9.
bahan-bahan linen
steril/bersih
KM/WC (pasien, KM/WC @ KM/WC Kloset, wastafel,
10. petugas, Pria/wanita luas bak air
pengunjung) 2 m² - 3 m²

D. STANDAR FASILITAS YANG HARUS ADA


1. Standar Fasilitas Di Ruang Maternal
a. Standar fasilitas di ruang maternal yang harus ada antara lain :
1) Akses langsung bagi pasien agar cepat dan mudah menuju ruang
perawatan
2) Lokasi kamar bersalin berdekatan dengan ruang operasi
3) Lokasi di ruang maternal berdekatan dengan ruang perinatologi dan ruang
nifas
4) Tersedia ruang penunggu pasien
5) Tata ruang maternal yaitu :
a) Tersedia area bayi baru lahir normal
b) Tersedia ruang tindakan/IGD kedaruratan
c) Tersdia ruang penyimpanan alat
d) Tersedia ruang pemeliharaan/mencuci alat

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 14


b. Struktur fisik di ruang maternal
1) Spesifikasi Ruangan
a) Setiap ruang tidak boleh kurang dari 15 – 20 meter
b) Lantai harus porselen atau plastic
c) Dinding harus di cat dengan bahan yang bisa dicuci atau dilapis
keramik
2) Kebersihan
Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah Rumah
Sakit
3) Pencahayaan
a) Ruangan harus terang dengan cahaya alam atau listrik
b) Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar serangga tidak bisa
masuk
c) Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker listrik tidak
membahayakan dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh
d) Tersedia lampu darurat
e) Harus ada tersedia ada cukup lampu untuk setiap neonatus
4) Ventilasi
a) Ventilasi, termasuk jendela harus cukup
b) Suhu ruangan harus di jaga 24 – 26 derajat
c) Pendingin ruangan harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri)
5) Wastafel
a) Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun, atau desinfektan
b) Kran dan dispenser harus di pasang pada ketinggian yang sesuai dari
lantai dan dinding
c) Tidak boleh ada saluran air yang terbuka
d) Sikat dan handuk steril harus digantung di meja steinles di sebelah
wastafel
e) Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang di
pasang kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak ada kawat yang
terbuka.

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 15


f) Harus ada anduk untuk mengeringkan tangan, berupa kain bersih,
kering atau tissue.
6) Mebel dan Perlengkapan
a) Semua mebel harus ada dalam jumlah minimal yang tertulis dengan
kondisinya.
b) Mebel harus bersih bebas debu, kotoran, bercak, cairan dan lain – lain.
c) Plastik/ kain harus utuh tidak ada lubang atau robekan.
d) Permukaan metal harus bebas karat atau bercak.
e) Mebel harus kokoh tidak ada bagian yang longgar atau tidak stabil.
f) Permukaan yang dicat harus utuh bebas dari goresan besar.
g) Roda mebel harus lengkap dan berfungsi baik
7) Bahan – bahan
Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan unit
8) Obat – obatan
Semua obat – obatan harus tersedia dalam jumlah cukup untuk memenuhi
kebutuhan unit

2. Standar Fasilitas Di Ruang Perinatologi


a. Standar fasilitas di ruang perinatologi yang harus ada antara lain :
1) Akses langsung bagi pasien agar cepat dan mudah menuju ruang
neonates.
2) Lokasi kamar bersalin berdekatan dengan ruang operasi
3) Lokasi ruang perinatal berdekatan dengan kamar bersalin dan ruang
ibu nifas.
4) Tersedia ruang penunggu pasien
5) Tata ruang perinatal:
a) Tersedia area bayi baru lahir normal
b) Tersedia ruang tindakan/IGD kedaruratan
c) Tersedia ruang isolasi
d) Tersedia ruang khusus keperawatan neonates

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 16


e) Tersedia ruang intensive keperawatan neonates
f) Tersedia ruang menyusui
g) Tersedia ruang persiapan pembuatan susu formula/ASI dan
sterilisator
h) Tersdia ruang penyimpanan alat
i) Tersedia ruang pemeliharaan/mencuci alat
b. Struktur fisik di ruang maternal
1) Spesifikasi Ruangan
a) Setiap ruang tidak boleh kurang dari 15-20 meter
b) Lantai harus porselen atau plastic
c) Dinding harus di cat dengan bahan yang bias dicuci atau dilapis
keramik
2) Kebersihan
Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah
Rumah Sakit
3) Pencahayaan
a) Ruangan harus terang dengan cahaya alam atau listrik
b) Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar serangga tidak
bisa masuk
c) Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker listrik tidak
membahayakan dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh
d) Tersedia lampu darurat
e) Harus ada tersedia ada cukup lampu untuk setiap neonatus
4) Ventilasi
a) Ventilasi, termasuk jendela harus cukup
b) Suhu ruangan harus di jaga 24 – 26 derajat
c) Pendingin ruangan harus dilengkapi filter (sebaiknya anti
bakteri)
5) Wastafel
a) Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun, atau
desinfektan yang dikendalikan dedngan siku atau kaki

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 17


b) Kran dan dispenser harus di pasang pada ketinggian yang sesuai
dari lantai dan dinding
c) Tidak boleh ada saluran air yang terbuka
d) Sikat dan handuk steril harus digantung di meja steinles di
sebelah wastafel
e) Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang
di pasang kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak ada
kawat yang terbuka.
f) Harus ada anduk untuk mengeringkan tangan, berupa kain
bersih, kering atau tissue.
6) Mebel dan Perlengkapan
a) Semua mebel harus ada dalam jumlah minimal yang tertulis
dengan kondisinya.
b) Mebel harus bersih bebas debu, kotoran, bercak, cairan dan lain –
lain.
c) Plastik/ kain harus utuh tidak ada lubang atau robekan.
d) Permukaan metal harus bebas karat atau bercak.
e) Mebel harus kokoh tidak ada bagian yang longgar atau tidak
stabil.
f) Permukaan yang dicat harus utuh bebas dari goresan besar.
g) Roda mebel harus lengkap dan berfungsi baik
7) Bahan – bahan
Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan unit
8) Obat – obatan
Semua obat – obatan harus tersedia dalam jumlah cukup untuk
memenuhi kebutuhan unit

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 18


E. PERSYARATAN KHUSUS
1. Persyaratan Khusus di Ruang Maternal
a. Perletakan ruangannya secara keseluruhan perlu adanya hubungan antar ruang
dengan skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat
berhubungan/membutuhkan.
b. Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan perancangan,
sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara linen/lurus
(memanjang).
c. Konsep Rawat Inap yang disarankan “Rawat Inap Terpadu (Integramated
Care)” untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang.
d. Apabila Ruang Rawat Inap tidak berada pada lantai dasar, maka harus ada
tangga landai (Ramp) atau Lift Khusus untuk mencapai ruangan tersebut
e. Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak pada tempat yang tenang (tidak
bising), aman dan nyaman tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibilitas dari
sarana penunjang rawat inap.
f. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan.
g. Alur petugas dan pengunjung dipisah.
h. Masing-masing ruang Rawat Inap 4 spesialis dasar mempunyai ruang isolasi
i. Lantai harus kuat dan rata tidak berongga, bahan penutup lantai, mudah
dibersihkan, bahan tidak mudah terbakar.
j. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan berbentuk lengkung agar
memudahkan pembersih dan tidak menjadi tempat sarang debu/kotoran
k. Plafon harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan
debu/kotoran lain.
l. Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan seperti:
1) Pasien yang menderita penyakit menular
2) Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti penyakit
tumor, genggramein, diabetes, dsb)
3) Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam ruangan)

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 19


4) Nurse Station perawat harus terletak di pusat blok yang dilayani agar
perawat dapat mengawasi pasiennya secara efektif, maksimum melayani
15 tempat tidur.

2. Persyaratan Khusus di Ruang Perinatologi


a. Perletakan ruangannya secara keseluruhan perlu adanya hubungan antar ruang
dengan skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat
berhubungan/membutuhkan.
b. Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan perancangan,
sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara linen/lurus
(memanjang).
c. Konsep Rawat Inap yang disarankan “Rawat Inap Terpadu (Integramated
Care)” untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang.
d. Apabila Ruang Rawat Inap tidak berada pada lantai dasar, maka harus ada
tangga landai (Ramp) atau Lift Khusus untuk mencapai ruangan tersebut
e. Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak pada tempat yang tenang (tidak
bising), aman dan nyaman tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibilitas dari
sarana penunjang rawat inap.
f. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan.
g. Alur petugas dan pengunjung dipisah.
h. Masing-masing ruang Rawat Inap 4 spesialis dasar mempunyai ruang isolasi
i. Lantai harus kuat dan rata tidak berongga, bahan penutup lantai, mudah
dibersihkan, bahan tidak mudah terbakar.
j. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan berbentuk lengkung agar
memudahkan pembersih dan tidak menjadi tempat sarang debu/kotoran
k. Plafon harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan
debu/kotoran lain

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 20


F. ALAT KEDOKTERAN
1. Alat Kedokteran di Maternal
No Nama Alat Satuan
1 Cateter metal 1 set
2 Setengah kocher 4 set
3 Gunting tali pusat 4 set
4 Gunting episiotomi 4 set
5 Pinset anatomis 2 set
6 Pinset chirurgis 2 set
7 Gunting benang 1 set
8 Arteriklem 8 set
9 Nald fouder 4 set
10 Tromol sedang 1 set
11 Bak instrumen besar 2set
12 Bak instrumen sedang 4set
13 Bak intrumen partus 4set
14 Bak intrumen implan 1set
15 Bak intrumen hecting 1set
16 Bak intrumen kecil 1set
17 Iud set 1set
18 Tensi meter 2 set
19 Stetoskop 2 set
20 Dopler bistos 2 set
21 Suction curretage 1 set
22 Standart infus 5 set
23 Alat vakum 1set
24 Infan warmer 1set

25 Suction portable 1 set


26 Tempat tidur ginekologi 2 set
27 Lampu sorot 1 set
28 Nierbekken 6 set
29 Timbangan dewasa 1 set
30 Timbangan bayi 1 set
31 Inkubator manual 1 set
32 Jackson ress set 2 set
33 Troli emergency 1 set
34 Oxymetri 1 set
35 Alat ressusitasi bayi 3 set

36 Alat ressusitasi dewasa 1 set


37 Inkubator 3 set
38 Box Bayi 1 set

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 21


39 Lampu Light Therapy 1 set
40 Tabung oksigen 5 set
41 Baby Safe 2 set
42 Oxirate Wilamed 1 set
43 Breast Pump 1 set

44 Stetoskop Bayi 1 set

2. Daftar Nama Obat


No Nama Obat Satuan
1 Gentamycin 5
2 Nipedipin 10mg 10
3 Buscopan 1
4 Abocat 18 5
5 Cat Gut Chromic 2/0 5
6 Cefotaxime 5
7 Dextrose 5% 5
8 Folley Chateer 10
9 Infus set makro 5
10 Dexamethasone 5
11 Lidocain 5
12 Magnesium Sulfat 40 % 2
13 Magnesium Sulfat 20 % 0
14 Meylon 40 % 25 ml 2
15 Blestop 10
16 Nacl 0,9 % 5
17 Neo K 5
18 Ringa Lactat 10
19 Aquabidest 5
20 Suction Chateter 5
21 Syntosinon 10
22 Plain gut 2-0 2
23 Spuit 3,5,10 20,20,20
24 Handscoen no6,5. 7.8 10,10,10

3. Alat Tenun
No Nama alat tenun Satuan
1 Sprei besar 10 set
2 Selimut 10 set
3 Sarung bantal 10 set
4 perlak 5 set

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 22


5 celemek 5 set
6 Duk 20 set

4. Alat rumah tangga


No Nama alat Satuan
1 Meja kerja 1 set
2 Meja memandikan bayi 1 set
3 Jam dinding 3 set
4 Troli tindakan 3 set
5 kursi 5 set
6 Rak sepatu 1 set
7 footstep 2 set
8 Lemari etalase penyimpanan 1 set
alat2 medis
9 Lemari loker bidan/arsip 1 set
10 Lemari es 1 set
11 Bak mandi bayi 1 set
12 Water hiter 1 set
13 Sepatu boot 3 set

14 google 3 set

15 Troli obat 1 set

16 Rak cuci 1set

17 Lampu sorot 3set

18 Ac dan remote 1 set

19 Bak 1 set

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 23


BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Admisi Pasien Instalasi Maternal Perinatologi


Pasien yang masuk ruang maternal dan pernatologi sebelum masuk ruangan oleh
tenaga keperawatan harus dilakukan serah terima pasien meliputi:
1. Identitas pasien
Identitas pasien merupakan hal yang sangat penting ditanyakan kepada petugas
yang mengoperkan dan mengklarifikasi kebenarannya kepada pasien dan keluarga
pasien itu sendiri, dengan tujuan memperoleh data awal dan sudah terjalin
komunikasi antara petugas dan pasien.
2. General consent
General consent perlu dilihat dalam status pasien dan ditanyakan kepada petugas
atas kelengkapan general consent, yaitu terdapat tanda tangan keluarga pasien
sebagai penanggungjawan serta bersedia dengan peraturan serta pelayanan yang
akan diberikan. General consent perlu juga di klarifikasi kepada pasien atau
keluarga pasien atas penandatangan yang sudah dilakukan oleh keluarga pasien
3. Kelanjutan therapy
Kelanjutan therapy yang yang harus kita perhatikan adalah terapy yang sudah
diberikan dan therapy apa saja yang akan dilakukan pada saat operan dilakukan
sehingga tidak memperburuk kondisi pasien saat masuk ruangan rawat inap.
4. Edukasi yang sudah dilakukan
Tindakan edukasi dapat dilihat dalam status pasien atas edukasi yang sudah
dilakukan oleh petugas sebelumnya dan dapat diklarifikasi kembali kepada
petugas yang mengoperkannya. Dengan tujuan agar petugas dapat merencanakan
kegiatan edukasi yang sifatnya pasien atau keluarga memahaminya
5. Analisa keselamatan pasien
Sebelum pasien masuk ruangan petugas diharuskan memeriksa gambaran umum
pasien, dimulai dari fisik apakah ada kelemahan, dari struktur anatomi sehingga
resiko pasien jatuh, dapat terhindarkan

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 24


6. Orentasi
Setiap pasien yang masuk rawat inap diharuskan mengenal kondisi ruangan ,
petugas yang bertanggung jawab pada saat jaga. Staf yang bertugas di anjurkan
mengorentasikan pasien atau keluarga pasien dengan menjelaskan tempat-tempat
pasien yang mesti diketahui dalam rangka kebutuhan dasar pasien selama
dirawat, seperti; toilet, tempat cuci tangan, bel bila terjadi kedaruratan, dan alat
yang terpasang pada pasien kegunaan dan hal yang harus dihindari, dst

B. Penegakan Diagnosa
1. Setelah data diperoleh berupa data subyektif dan data obyektif
2. Lakukan pemeriksaan penunjang diagnosis dengan merujuk ke laboratorium dan
radiologi
3. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi lakukan sesuai dengan diagnose awal
(lihat PPK sesuai kasus yang ditangani)
4. Setiap mengirim spesemen lakukan dengan prosedur yang berlaku (lihat panduan
pelayanan yang terintergramasi)
5. Untuk tenaga perawat dapat ditegagkan diagnose asuhan dengan melihat respon
pasien yang terjadi pada saat itu dan resiko terjadi pada waktu yang akan datang (
lihat pada standar asuhan kasus pasien tersebut)
6. Untuk tenaga gizi dapat dilihat pada asuhan gizi dan
7. Tenaga farmasi dapat dilihat pada panduan viste apoteker
8. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat subyektif maupun
obyektif maka lakukan analisa sehingga diagnose dapat ditegagkan

C. Perencanaan
Dalam melakukan perencanaan lakukan dengan pola spesifik, mesureable, actual,
realita dan time ( SMART)
1. Medis
a. perencanaan pemberian therapi lakukan dengan mengacu pada PPK
b. Setiap perencanaan asuhan dokumentasikan dalam clinical pathway

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 25


c. Catat pula dalam dalam rekam medis yaitu catatan perkembangan yang
terintergramasi
d. Catatan Medis dalam bentuk SOAP (S; Data Subyektif, O; data Obyektf,A;
asesmen/ diagnose dan P; planning)
e. Pengisian SOAP dilakukan setiap visite
f. Minimal visite 1x24 jam sehingga dapat diketahui dan dimonitor
perkembangan pasien tersebut
2. Keperawatan
a. Perencanaan asuhan mengacu pada standar asuhan 10 penyakit terbanyak
b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan dengan melihat
respon pasien
c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada rekam medis master
perencanaan asuhan keperawatan sesuai diagnose yang ditemukan
d. Perencanaan dibuat untuk 1x24 jam yang disusun oleh kepala Tim, atau
tenaga keperawatan lain yang ditunjuk
3. Gizi
a. Perencanaan dibuat dalam lembaran catatan perkembangan yang terintergrasi
b. Menyusun perencanaan mengacu kepada permintaan atau intruksi dokter dan
hasil asesmen
4. Farmasi/Apoteker
a. Perencanaan apoteker didokumntasikan pada rekam medis catatan
perkembangan yang terintergramasi
b. Acuan perencanaan mengacu pada pemberian therapy/obat yang diajukan
dokter dan hasil visite

D. Implementasi
1. Medis
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga medis di ruangan rawat inap adalah
tindakan yang tidak dapat di limpahkan kepada tenaga perawat atau bidan, karena
belum memiliki sertifikat dalam tindakan tersebut atau implementasi yang

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 26


sifatnya memberikan bimbingan kepada tenaga perawat. Jenis tindakan yang
harus dilakukan oleh dokter :
a. Tindakan insisi vena untuk penanganan pemasangan kedaruratan cairan
b. Memberikan inform consent terkait tindakan operasi
c. Konsul kepada sub spesilis atau konsulen dalam bidang khusus
2. Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat dan bidan adalah tindakan yang
bersifat kolaborasi/pelimpahan wewenang maupun asuhan mandiri.
Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang yaitu :
a. Oksigenisasi
1) Pemasangan kanul oksigen
2) Pemasangan masker oksigen
3) Tindakan saction
b. Cairan dan elektrolit
1) Pemasangan infuse
2) Pemasangan tranfusi darah
c. Nutrisi
1) Pemasangan NGT
2) Suntik IM.IV,Subkutan
d. Eliminasi
1) Pemasangan Kateter
2) Huknah
Tindakan mandiri dalam keperawatan yaitu
a. Oksigenisasi
1) Membersihkan jalan napas dengan menggunakan lidi woten
2) Membantu batuk efektif
b. Cairan dan elektrolit
1) Mengobservasi intake dan output
2) Membantu member minum
c. Nutrisi
1) Membantu memberikan makan lewat mulu

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 27


2) Membantu meberikan makanan cair lewat NGT
d. Eliminasi
1) Membantu BAK di tempat tidur
2) Membantu BAB ditempat Tidur
3) Membantu mobilisi fisik ke toilet
e. Personal Hygine
1) Membantu memandikan di tempat tidur
2) Menseka
3) Membantu cuci rambut
4) Membantu Potong kuku
5) Membantu Oral higine
f. Perawatan luka
g. Pemberian edukasi
h. Gangguan rasa nyaman:nyeri
1) Mengalihkan nyeri melalui destraksi dan manipulasi nyeri lainnya
2) Mengkaji tingkat rank nyeri

3. Gizi
Implementasi yang harus dilakukan oleh tenaga Gizi adalah
a. Memberikan nutrisi
b. Mengobservasi makanan yang habis dan tidak habis
c. Memberikan konsultasi diit
4. Farmasi
Implemntasi tindakan asuhan klinik farmasi adalah
a. Memberikan obat yang sudah perdosis/shif
b. Memberikan konsultasi penggunaan obat
c. Memberikan saran kepada dokter terkait obat yang di resepkan

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 28


E. Evaluasi
1. Medis
a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau evaluasi yang sifat
formatif (setelah tindakan)
b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien dan terutama pada
kolom Planing dicatata apakah therapy di stop atau dilanjutkan
2. Keperawatan
a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan atau evaluasi yang sifat
formatif (setelah tindakan/setelah shif)
b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan “E” evaluasi
3. Gizi
a. Dilakukan setelah pemberian nutrisi diperkirakan sudah 30 menit keatas
b. Catat hasil evaluasi dalam catatan perkembangan pada kolom” O” (obyektif)
4. Farmasi
a. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon setelah pemberian
obat atau edukasi
b. Catat dalam catatan perkembangan yang terintergramasi pada kolom “O”
(obyektif)

F. Pasien Pulang
1. Resume Pasien Pulang
a. Pasien pulang diperoleh setelah hasil evaluasi dokter tindakan therapy
diberhentikan dan perbolehkan pulang
b. Lakukan resemu pasien sebagai bahan untuk control dan keperluan riwayat
penyakit dalam pertimbangan therapy yang akan datang
2. Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut lakukan edukasi asuhan perawatan dirumah yang
berhubungan dengan asuhan:
a. Pemberian obat
b. Makanan yang diperbolehkan dan yang tidak boleh
c. Hidup sehat

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 29


d. Mobilisasi fisik dan
e. Asuhan yang bersifat khusus bagi pasien dengan kasus khusus
3. Pasien Meninggal
a. Bila pasien meninggal lakukan asuhan jenazah di ruangan perawatan (lihat
panduan asuhan pasien terminal)
1) Buka semua peralatan yang menempel di pasien
2) Buka baju pasien
3) Ikat tangan pasien tangan kanan memegang tangan kiri
4) Tutup hidung dan telingan dengan kapas
5) Tutup dengan laken
6) Tunggu 2 jam
7) Informasikan kebagian ambulan dan jenazah
b. Pasien dirujuk
Pasien dirujuk bila atas indikasi tidak dapat dilakukan di rumah sakit
dikarenakan sarana tidak lengkap, permintaan sendiri dari pasien adapun
persiapan yang harus dilakukan
1) Lakukan komunikasi dengan tempat yang akan menerima rujukan (lihat
panduan Komunikasi dan informasi )
2) Bila sudah tersedia ruangan maka hubungi ambulan dan minta formulir
kondisi ambulan saat ini
3) Setelah siap ambulan kondisikan tim yang akan merujuk sesuai dengan
kondisi pasien (lihat pada panduan transfer pasien)

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 30


BAB V
LOGISTIK

Minta panduannnya ke TKRS

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Ketepatan Identifikasi Pasien


Setiap memberikan pelayanan petugas harus memastikan ketepatan identitass pasien
yaitu meliputi nama, tempat tanggal lahir dan nomor rekam medis.

B. Komunikasi Efektif
Saat melaporkan hasil pemeriksaan,efek samping terapi/tindakan atau pemburukan
kondisi pasien melalui telepon kepada dokter penanggung jawab pasien
1. Melakukan Service Excellent pada saat :
a. Komunikasi antar perawat
b. Komunikasi perawat dengan dokter
c. Komunikasi antar petugas lainnya yang bertugas di Rumah Sakit Allam
Medica
2. Menggunakan komunikasi SBAR :
a. Saat Operan Dinas per shiff.
b. Saat terjadi perpindahan rawat pasien antar ruang..
c. Saat terjadi perubahan situasi atau kondisi pasien.

C. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai


1. Melaksanakan SPO Independent Double chek,Obat kewaspadaan tinggi pada
obat-obat yang termasuk dalam daftar obat HAM.
2. Memberikan obat sesuai dengan prinsip 6 BENAR.

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 31


D. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Dengan prosedur Cuci Tangan 6 langkah menurut WHO dan mentaati 5 momen Cuci
Tangan.
E. Pengurangan resiko pasien jatuh.
1. Melakukan pencegahan resiko pasien jatuh dengan assessment risiko dan tindak
lanjut kepada pasien yang dirawat dan keluarga.
2. Melaporkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang terjadi di ruangan
3. Melakukan analisa sederhana terhadap kejadian KTD yang terjadi di ruang
4. Melakukan sosialisasi hasil analisa KTD yang terjadi di ruang

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 32


BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan Kerja adalah sarana untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan


kematian akibat kerja baik yang mengakibatkan kerugian secara langsung maupun tidak
langsung.
A. Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Klasifikasi kecelakaan kerja di Instalasi rawat inap secara garis besar, diantaranya :
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
a. Terpapar zat kimia cair
b. Menghirup obat berbahaya ketika melakukan peracikan
c. Terjatuh
d. Tersandung benda
e. Terbentur alat
f.Terkena arus listrik dll
2. Klasifikasi menurut agen penyebabnya
a. Alat-alat keperawatan seperti tertusuk jarum suntik, terbentur, dll
b. Lingkungan kerja, seperti ruangan panas, pencahayaan kurang.
3. Klasifikasi menurut jenis luka dan cideranya
a. Efek terkena zat kimia
b. Efek terkena menghirup obat
c. Patah tulang
d. Keseleo/dislokasi/terkilir
e. Kenyerian otot dan kejang
f. Luka tergores
4. Klasifikasi menurut lokasi bagian tubuh yang terluka
a. Kepala, leher, badan, lengan, kaki dan berbagai bagian tubuh lainnya
b. Luka umum dsb

Pedoman Pelayanan Instalasi Maternal Perinatologi 33

Anda mungkin juga menyukai